LAPORAN TAHUNAN 2013
Menjadi Kebanggaan Indonesia
daftar isi 06
KILAS KINERJA 2013 8 Ikhtisar Kinerja 2013 10 Ikhtisar Keuangan
14 Perkembangan Kinerja Keuangan 18 Strategi Bisnis 2013
19 Kontribusi Kepada Negara 21 Tindakan Korporasi Tahun 2013
22
LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 24 Laporan Dewan Komisaris
30 Laporan Direksi
40
PROFIL PERUSAHAAN 42 Identitas Perusahaan
64 Profil Dewan Komisaris
44 Riwayat Perusahaan
67 Profil Direksi
48 Bidang Usaha
70 Pejabat Senior
49 Jejak Langkah
71 Struktur Pemegang Saham
52 Testimoni
72 Komposisi Pemegang Saham
55 Peristiwa Penting 2013
74 Ikhtisar Obligasi dan Medium Term Notes
59 Peringkat Perusahaan 60 Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan 62 Struktur Organisasi 63 Struktur Grup Perusahaan
75 Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi 75 Kepemilikan Saham Masyarakat
75 Entitas Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi atau Perusahaan Publik 75 Kronologis Pencatatan Saham 76 Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek 80 Nama dan Alamat Perusahaan Pemeringkat Efek 80 Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal 81 Sumber Daya Manusia 91 Penghargaan dan Sertifikasi
92
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN 94 Tinjauan Industri 101 Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha 104 Analisis dan Pembahasan Kinerja Keuangan 104 Laporan Posisi Keuangan 112 Laporan Laba Rugi 116 Laporan Arus Kas 120 Likuiditas Dan Solvabilitas 121 Tingkat Rasio Kolektibilitas Piutang Perusahaan 122 Struktur Modal Perusahaan Dan Kebijakan Manajemen Atas Struktur Modal 125 Ikatan Material Untuk Investasi Barang Modal 125 Perubahan Material Atas Pendapatan 125 Dampak Perubahan Harga Terhadap Pendapatan Usaha Atau Pendapatan Bersih 125 Informasi Dan Fakta Material Setelah Tanggal Pelaporan 126 Prospek usaha
127 Perbandingan Target Dan Realisasi
145 Investasi neto dalam sewa pembiayaan
129 Proyeksi 2014
146 Cadangan kerugian penurunan nilai
129 Rencana Jangka Panjang 130 Aspek Pemasaran 133 Kebijakan Dividen 134 Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum 134 Informasi Material Perusahaan 135 Transaksi Afiliasi Dan Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan 138 Perubahan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Perusahaan Dan Dampak Terhadap Laporan Keuangan 138 Ikhtisar Kebijakan Akuntasi Yang Signifikan 138 Aset dan Liabilitas Keuangan 143 Penjabaran mata uang asing 144 Kas dan setara kas 144 Piutang Pembiayaan Konsumen
146 Beban dibayar dimuka 146 Aset tetap dan penyusutan 148 Perpajakan 149 Imbalan kerja 150 Saham 150 Dividen 150 Laba Per saham 150 Surat berharga yang diterbitkan 150 Transaksi dengan pihakpihak berelasi 151 Transaksi dengan pihakpihak berelasi (lanjutan) 152 Pengakuan pendapatan dan beban 152 Segmen Operasi 153 Kebijakan Akuntansi Yang Berhubungan Dengan Imbalan Kerja
1 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
94 Tinjauan Ekonomi
156
TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
2
158 Implementasi Tata Kelola Perusahaan 160 Kebijakan Tata Kelola Perusahaan 162 Struktur Tata Kelola Perusahaan 162 Rapat Umum Pemegang Saham 166 Informasi Pemegang Saham Dan Pengendali Utama 167 Dewan Komisaris 177 Komite Dibawah Dewan Komisaris (Komite Audit) 184 Komite Nominasi Dan Remunerasi 185 Direksi 199 Komite di bawah Direksi 202 Sekretaris Perusahaan 205 Penyerahan Laporan Keuangan Berkala 206 Publikasi Informasi Perusahaan 207 Audit Internal
215 Pengadaan Barang Dan Jasa 215 Prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasa 218 Manajemen Risiko 221 Pengelolaan Risiko Melalui Aktifitas Operasional 226 Sistem Pengendalian Intern 226 Pengendalian Keuangan dan Operasional 226 Evaluasi Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal 227 Perkara Penting yang dihadapi Perusahaan 233 Informasi Sanksi Adminstratif 233 Akuntan Eksternal 234 Kode Etik Dan Pakta Integritas 237 Uraian Tentang Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan Atau Manajemen 237 Sistem Pelaporan Pelanggaran
239 Ketaatan Sebagai Perusahaan Pembiayaan 240 Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer) Dan Pencegahan Praktik Pencucian Uang 243 Keanggotaan Organisasi 243 Media Informasi 246 Praktik Bad Corporate Governance 247 Kepatuhan Pajak 247 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 249 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Perlindungan Konsumen 250 Teknologi Informasi
260
JARINGAN KANTOR CABANG
PETA JARINGAN KANTOR CABANG 268
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2013 PT Mandiri Tunas Finance 270
LAPORAN KEUANGAN 273
Referensi Isi Laporan Tahunan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
3 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
266
Menjadi Kebanggaan Indonesia PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
4
Meningkatnya pertumbuhan industri pembiayaan dan otomotif turut memberikan kontribusi kepada peningkatan jumlah pembiayaan baru Perseroan pada tahun 2013. Berbagai inisiatif strategis telah dijalankan oleh Mandiri Tunas Finance guna mencapai kinerja yang maksimal. Hal ini dilakukan dengan memberikan pelayanan prima dan memuaskan bagi masyarakat luas maupun bangsa. Dengan memberikan kualitas kredit yang baik kepada konsumen, Mandiri Tunas Finance yakin dapat meraih 3 besar perusahaan multifinance terbesar di Indonesia. Salah satu Misi Perseroan yang utama adalah ikut berkontribusi positif dalam perekonomian nasional. Sejalan dengan Misi tersebut, Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya selama tahun 2013 juga berperan aktif dalam memberikan kontribusi kepada Negara untuk mengembangkan perekonomian nasional yang diwujudkan dalam kontribusi pembayaran pajak, pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta pembukaan lapangan kerja baru. Dengan peran tersebut, Perseroan telah mengambil satu langkah maju untuk menjadi kebanggaan Indonesia.
Pendapatan Usaha
1,17T Laba Komprehensif Tahun Berjalan
176M Total Aset
5,64T
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
5
kilas kinerja 2013
Ikhtisar Kinerja 2013
Pembiayaan Baru
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
8
Pembiayaan baru tahun 2013 mencapai Rp11,6 triliun meningkat Rp3,2 triliun atau 39% dari tahun 2012 sebesar Rp8,3 triliun.
Piutang Pembiayaan Konsumen Bersih yang dikelola
39%
11,6
triliun
Piutang Pembiayaan Konsumen Bersih yang dikelola di tahun 2013 mencapai Rp15,0 triliun meningkat Rp3,9 triliun atau 35% dari tahun 2012 sebesar Rp11,1 triliun.
35%
15,0
triliun
Total Pendapatan Total Pendapatan tahun 2013 mencapai Rp1,2 triliun meningkat Rp325 miliar atau 39% dari tahun 2012 sebesar Rp841 miliar.
39%
1,2
triliun
Investasi Neto dalam Sewa Pembiayaan yang dikelola
Pendapatan lain-lain Pendapatan lain-lain di tahun 2013 mencapai Rp239,4 miliar atau naik sebesar 33% dari tahun 2012 sebesar Rp180,1 miliar
239,4
33%
miliar
Investasi Neto dalam Sewa Pembiayaan yang dikelola tahun 2013 mencapai Rp619,7 miliar meningkat Rp290,2 miliar atau 88% dari tahun 2012 sebesar Rp329,5 miliar.
619,7
88%
miliar
Ikhtisar Kinerja 2013
Jumlah Konsumen
Jumlah Jaringan Kantor Cabang
23%
Jaringan Kantor Cabang di tahun 2013 sebanyak 77 cabang, meningkat 13% dari tahun 2012 sebanyak 68 cabang.
204.448
77
Imbal Hasil Ekuitas
Nilai Pembiayaan
konsumen
Imbal Hasil Ekuitas tahun 2013 meningkat 16,3% dari 25,1% di tahun 2012 menjadi 29,1%
29,1
13%
kantor cabang
Mobil Baru
16%
%
keterangan: jika dihitung berdasarkan saldo ekuitas awal tahun ditambah akhir tahun dibagi dua, kenaikan yang diperoleh sebesar 17,1% dari 24,8% di tahun
Pembiayaan mobil baru tahun 2013 mencapai Rp10,1 triliun meningkat Rp3,6 triliun atau 56% dari tahun 2012 sebesar Rp6,5 triliun.
56%
10,1
triliun
2012 menjadi 28,9% di tahun 2013
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Imbal Hasil Aset Imbal Hasil Aset di tahun 2013 mencapai 4,5% atau meningkat sebesar 4% dari tahun 2012 sebesar 4,3%.
4,5%
4%
Laba Komprehensif Tahun Berjalan tahun 2013 mencapai Rp176 miliar meningkat Rp59 miliar atau 51% dari tahun 2012 sebesar Rp117 miliar.
176
miliar
51%
9 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Jumlah konsumen tumbuh 23% dari 166.068 konsumen di tahun 2012 menjadi 204.448 konsumen di tahun 2013.
Ikhtisar Keuangan Ikhtisar keuangan tahun 2013 dan 2012 dibawah ini diambil dan atau dihitung dari laporan keuangan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited). Sedangkan ikhtisar keuangan tahun 2011 diambil dan atau dihitung dari laporan keuangan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (a member firm of PwC Global Network).
Laporan Posisi Keuangan Uraian
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
10
Dalam jutaan Rupiah
2013
2012
2011
ASET Kas dan setara kas
191.239
165.770
235.375
4.511.545
3.717.616
3.053.700
612.154
327.680
38.786
26.733
10.505
8.632
223.185
111.373
140.004
-
1.926
1.926
7.737
4.570
1.901
Aset tetap
44.006
27.861
20.914
Aset lain-lain
22.863
20.825
15.127
TOTAL ASET
5.639.462
4.388.126
3.516.365
260.798
292.264
114.533
27.532
19.960
16.186
134.905
46.550
27.054
Utang pajak kini
15.833
15.745
8.169
Beban yang masih harus dibayar
65.711
38.288
35.534
Pinjaman bank
3.241.063
2.690.000
1.775.837
Surat berharga yang diterbitkan
1.196.735
749.800
1.122.411
9.091
6.554
4.224
4.951.668
3.859.161
3.103.948
Piutang pembiayaan konsumen Investasi neto dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Tagihan kelebihan pajak Aset pajak tangguhan
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Utang usaha Pihak ketiga Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi
Liabilitas imbalan kerja karyawan TOTAL LIABILITAS
Ikhtisar Keuangan
Dalam jutaan Rupiah
2013
2012
2011
Dalam jutaan Rupiah
11
EKUITAS Modal Disetor
250.000
250.000
250.000
Sudah ditentukan penggunaannya
50.000
50.000
37.500
Belum ditentukan penggunaannya
387.794
228.965
124.917
687.794
528.965
412.417
5.639.462
4.388.126
3.516.365
Saldo laba
TOTAL EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Laporan Laba Rugi Komprehensif Uraian
Dalam jutaan Rupiah
2013
2012
2011
859.887
637.822
543.146
59.897
16.514
2.798
7.026
6.626
7.263
239.386
180.107
124.771
1.166.196
841.069
677.978
Beban keuangan
(443.492)
(312.904)
(298.780)
Gaji dan tunjangan
(179.317)
(138.568)
(98.024)
Beban umum dan administrasi
(149.541)
(112.577)
(77.836)
Penyisihan kerugian penurunan nilai
(156.743)
(121.471)
(112.506)
TOTAL BEBAN
(929.093)
(685.520)
(587.146)
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK
237.103
155.549
90.832
BEBAN PAJAK
(60.791)
(39.001)
(25.059)
LABA TAHUN BERJALAN
176.312
116.548
65.773
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
176.312
116.548
65.773
71
47
26
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Bunga Lain-lain neto TOTAL PENDAPATAN BEBAN
LABA PER SAHAM DASAR (Rupiah penuh)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Uraian
Ikhtisar Keuangan
Rasio-Rasio Keuangan Utama Uraian
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
12
2013
2012
2011
PROFITABILITAS Imbal Hasil Aset
3,52%
2,95%
2,28%
Imbal Hasil Aset*
4,73%
3,94%
3,15%
Imbal Hasil rata-rata Aset*
4,45%
4,27%
2,83%
Imbal Hasil Ekuitas
28,98%
24,76%
16,86%
Imbal Hasil rata-rata Ekuitas
29,14%
25,05%
16,92%
Jumlah Pendapatan / Jumlah Aset
20,68%
19,17%
19,28%
Piutang Pembiayaan Bersih Kelolaan**
15.627.805
11.443.236
8.321.236
Piutang Pembiayaan-Pembiayaan Bersama**
10.363.212
7.194.643
5.073.079
1,16%
1,23%
1,09%
Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset (kali)
0,88
0,88
0,88
Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas (kali)
7,20
7,30
7,53
Utang yang Berbunga / Jumlah Ekuitas*** (Kali)
6,45
6,50
7,03
Pertumbuhan Pendapatan
38,66%
24,06%
57,53%
Pertumbuhan Laba Tahun Berjalan
51,28%
77,20%
(6,46%)
Pertumbuhan Aset
28,52%
24,79%
55,84%
Pertumbuhan Liabilitas
28,31%
24,33%
64,35%
Pertumbuhan Ekuitas
30,03%
28,26%
12,15%
Laba Sebelum Pajak Penghasilan / Pendapatan
20,33%
18,49%
13,40%
Laba Komprehensif Tahun Berjalan/ Pendapatan
15,11%
13,86%
9,70%
Rasio Efisiensi Biaya
45,48%
45,73%
46,51%
ASET PRODUKTIF
Piutang Bermasalah Kelolaan LIKUIDITAS
PERTUMBUHAN
RASIO LAINNYA
Keterangan: * menggunakan perhitungan laba sebelum pajak. ** dalam Jutaan Rupiah. *** Gearing Ratio.
Ikhtisar Keuangan
Informasi Lainnya 2013
2012
2011
PEMBIAYAAN BARU (Dalam Unit) Mobil Baru
71.498
45.073
36.313
Mobil Bekas
13.267
17.599
15.053
Sepeda Motor
17.961
16.550
29.556
102.726
79.222
80.922
Mobil Baru
10.069.172
6.457.154
5.332.085
Mobil Bekas
1.238.611
1.656.494
1.426.923
282.261
237.280
379.396
11.590.044
8.350.928
7.138.403
PEMBIAYAAN BARU DENGAN KONTRAK PEMBIAYAAN KONSUMEN (Dalam Unit)
101.699
78.662
80.856
PEMBIAYAAN BARU DENGAN KONTRAK PEMBIAYAAN KONSUMEN (Dalam Jutaan Rupiah)
11.075.234
8.004.897
7.092.319
PEMBIAYAAN BARU DENGAN KONTRAK SEWA PEMBIAYAAN (Dalam Unit)
1.027
560
66
PEMBIAYAAN BARU DENGAN KONTRAK SEWA PEMBIAYAAN (Dalam Jutaan Rupiah)
514.810
346.031
46.085
JUMLAH KONSUMEN
204.448
166.068
134.715
JUMLAH KARYAWAN
2.793
2.371
1.972
77
68
68
JUMLAH PEMBIAYAAN BARU PEMBIAYAAN BARU (Dalam Jutaan Rupiah)
Sepeda Motor JUMLAH PEMBIAYAAN BARU
JUMLAH JARINGAN USAHA
13 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Uraian
Perkembangan Kinerja Keuangan
Total Pembiayaan Baru
Pembiayaan Mobil Baru Rp Juta
Rp Juta
90.000
Unit
6.000.000
60.000
4.500.000
45.000
4.000.000
40.000
3.000.000
30.000
20.000
1.500.000
2.000.000 0
0
2011
2012
0
2013
15.000 0
2011
2012
Jumlah (Rp Juta)
Jumlah (Rp Juta)
Unit
Unit
Pembiayaan Mobil Bekas
71.498
60.000
10.069.172
6.000.000
45.073
80.000
6.457.154
8.000.000
36.313
75.000
5.332.085
7.500.000
102,726
100.000
11,590,044
10.000.000
79.222
90.000
8.350.928
9.000.000
80.922
120.000
7.138.403
12.000.000
2013
Pembiayaan Sepeda Motor
Rp Juta
Unit
Rp Juta
Unit
250.000
25.000
1.000.000
10.000
200.000
20.000
5.000
150.000
15.000
2.000
100.000
13.267
1.238.611
17.599
1.656.494
200.000
15.053
500.000
0
0
2011
2012
2013
17.961
15.000
282.261
1.500.000
16.550
30.000
237.280
300.000
29.556
20.000
379.396
2.000.000
1.426.923
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
14
Unit
10.000.000
0
10.000 0
2011
2012
Jumlah (Rp Juta)
Jumlah (Rp Juta)
Unit
Unit
2013
Perkembangan Kinerja Keuangan
Jumlah Liabilitas
Jumlah Aset Rp Juta
Rp Juta 5.639.462
5.000.000
5.000.000
4.951.668
4.388.126
4.000000
3.516.365
3.000.000
3.000.000
2.000.000
2.000.000
1.000.000
1.000.000
0
3.859.161
15
3.103.948
0
2011
2012
2011
2013
2012
2013
Jumlah Pendapatan
Jumlah Ekuitas Rp Juta
Rp Juta 687.794
600.000
1.000.000 528.965
500.000 400.000
700.000
412.417
841.069
1.166.196
677.978
500.000
300.000
300.000
200.000
100.000
0
0
2011
2012
2011
2013
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
2012
2013
Jumlah Konsumen
Rp miliar 176
150.000
125.000
166.068
150.000
117
134.715
100.000 75.000
204.448
200.000
100.000 75.000
66
50.000
50.000
0
0
2011
2012
2013
2011
2012
2013
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
4.000.000
Perkembangan Kinerja Keuangan
Jumlah Karyawan
Piutang Pembiayaan Bermasalah
2.793
2.500
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
16
2.000
1.40%
2.371
1,23%
1.20%
1.972
1.500
1.00%
1.000
0.80%
500
0.60%
0
1,16%
1,09%
0
2011
2012
2013
2011
Imbal Hasil Rata-rata Aset dan Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas
2012
2013
Pendapatan Lain-lain Rp Juta
4,50%
4,45
35,00%
300.000
30,00%
250.000
25,00%
200.000
20,00%
150.000
15,00%
100.000
10,00%
50.000
4,27
4,00%
29,14 25,05
3,50% 3,00% 2.50%
180.107
124.771
16,92 2,83
2,00% 0
0
2011
239.386
2012
2013
Imbal Hasil Rata-rata Aset* (%) Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas (%) *menggunakan perhitungan laba sebelum pajak
0
2011
2012
2013
Perkembangan Kinerja Keuangan
Likuiditas dan Solvabilitas
Rasio Efisiensi Biaya
9,00
50,00%
8,00
40,00%
7,00
30,00%
0,83
6,00
20,00%
0,80
5,00
10,00%
46,51
0,88
0,88
0,88 7,53
0,88 7,30
0,85
7,20
45,73
45,59
17 29,86
28,20
25,94
0
0
2011
2012
0
2011
2013
2012
2013
Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset (kali)
Rasio Efisiensi Biaya (%)
Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas (kali)
Rasio Biaya Overhead Dibandingkan dengan pendapatan (%)
Jumlah Jaringan Usaha 77 75
Jumlah Piutang Pembiayaan Kelolaan
68
68
50 35
Rp Juta 15.627.804
20
15.000.000 0 12.500.000
2011
2012
2013
11.443.236
10.000.000
Hasil Pemeringkatan*
8.321.235
7.500.000
AA
5.000.000
AA
id
id
2012
2013
A
id
2.500.000 0
2011
2012
2013
2011
Keterangan: * berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT Pefindo
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
0,90
Strategi Bisnis 2013
1. Meningkatkan portofolio bisnis pembiayaan mobil baru, dimana pada tahun 2013 nilai pembiayaan mobil baru Perseroan mencapai 87% dari total pembiayaan baru Perseroan;
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
18
2. Memperluas jaringan kantor cabang dengan membuka 9 (sembilan) kantor cabang baru di tahun 2013 yang sebagian besar terletak di Daerah Tingkat II di Pulau Sumatera, sehingga pada akhir tahun 2013 jumlah jaringan cabang Perseroan sebanyak 77 kantor cabang; 3. Menjalin dan memperluas kerjasama dengan hampir seluruh Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor, main dealer dan showroom di seluruh Kantor Cabang Perseroan untuk meningkatkan kontribusi pembiayaan; 4. Meningkatkan porsi pembiayaan dalam skala besar (fleet financing) khususnya dengan menggarap customer based Bank Mandiri baik dari segmen corporate maupun commercial banking terutama nasabah-nasabah anchor client dan value chain-nya; 5. Selektif dalam memberikan pembiayaan alat-alat berat, saat ini Perseroan lebih memfokuskan pembiayaan alat berat bagi industri transportasi dan infrastruktur yang memenuhi kriteria tertentu; 6. Meningkatkan sinergi dan aliansi strategis baik dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sesama Perusahaan Anak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maupun dengan jaringan dealer PT Tunas Ridean Tbk untuk mengoptimalkan dukungan pendanaan, ketersediaan unit kendaraan, akuisisi konsumen baru maupun pemanfaatan infrastruktur khususnya dalam pemasaran produk-produk pembiayaan Perseroan; 7. Mengembangkan program-program customer loyalty yang memberikan benefit atau keuntungan bagi konsumen Perseroan.
Kontribusi Kepada Negara
Salah satu Misi Perseroan yang utama adalah ikut berkontribusi positif dalam perekonomian nasional. Sejalan dengan Misi tersebut, Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya selama tahun 2013 juga berperan aktif dalam memberikan kontribusi kepada Negara untuk mengembangkan perekonomian nasional, yang antara lain diwujudkan dalam : 19
1. Kontribusi dalam pembayaran pajak. Rp107.793.073.744,- yang terdiri dari : Kantor
Asal Pajak
PUSAT
Jumlah (Rp)
PPh Badan
62.553.500.250
PPN DAERAH
295.740.930
PPh Witholding
44.910.751.859
PBB
33.080.705
Total
107.793.073.744
2. Turut mengembangkan segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sepanjang tahun 2013, Perseroan telah menyalurkan pembiayaan kendaraan niaga kepada konsumen UMKM sebanyak 30.876 unit kendaraan jenis Pick Up atau 85% dari total jumlah unit kendaraan niaga yang telah dibiayai oleh Perseroan sepanjang tahun 2013. Dengan menyalurkan pembiayaan kendaraan jenis Pick Up tersebut, dapat lebih menunjang transportasi dan operasional dari bisnis UMKM yang dimiliki oleh konsumen Perseroan dan diharapkan dapat mengembangkan bisnis UMKM tersebut.
0,09%
4,36%
10,99% Pick Up - 30,876 Unit
2013
Light Commercial Vehicle - 4,013 Unit Heavy Commercial Vehicle - 1,592 Unit Heavy Equipment - 32 Unit
84,56%
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Selama tahun 2013, kontribusi pembayaran pajak oleh Perseroan kepada Negara sebesar
Kontribusi Kepada Negara
3. Membuka lapangan kerja baru. Pada tahun 2013, Perseroan telah membuka 9 kantor cabang baru yang sebagian besar terletak di Daerah Tingkat II atau Kabupaten. Dengan dibukanya kantor-kantor cabang baru tersebut serta seiring dengan peningkatan volume bisnis pembiayaan Perseroan, jumlah sumber daya
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
20
manusia yang dimiliki Perseroan meningkat sebanyak 422 orang dari 2.371 orang di tahun 2012 menjadi 2.793 orang di tahun 2013. Ekspansi bisnis Perseroan tersebut telah membuka lapangan kerja baru khususnya disekitar lokasi kantor cabang baru Perseroan.
Jumlah Karyawan
3.000 2.793
2.500
2.371
2.000 1.500 1.000 500
0
2012
2013
Tindakan Korporasi Tahun 2013
21 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Pada tanggal 16 Mei 2013, Perseroan mengadakan RUPS Tahunan yang dihadiri oleh seluruh pemegang saham dengan hasil keputusan antara lain yaitu menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2012 untuk pembagian dividen tunai sebesar 15% (lima belas persen) dan untuk laba ditahan sebesar 85% (delapan puluh lima persen), menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) untuk mengaudit Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2013, pemberian tantieme kepada Dewan Komisaris dan Direksi, memberikan wewenang kepada pemegang saham mayoritas untuk menetapkan besarnya gaji dan honorarium bagi Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2013 serta memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan pemegang saham mayoritas untuk menetapkan besarnya fasilitas dan tunjangan bagi Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2013, dan persetujuan untuk mengalihkan dan/atau menjaminkan lebih dari 50% (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan sebagai jaminan utang untuk mendapat pendanaan baru. 2. Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 Pada tanggal 28 Mei 2013, Perseroan telah mendapat surat efektif dari Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance tahap I Tahun 2013 dengan nilai pokok obligasi sebesar Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar Rupiah) yang terbagi atas Seri A sebesar Rp425.000.000.000,- (empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah) dengan tenor 3 tahun dan Seri B sebesar Rp75.000.000.000,(tujuh puluh lima miliar Rupiah) dengan tenor 4 tahun. Dalam menerbitkan Obligasi Berkelanjutan ini, Perseroan telah mendapat hasil pemeringkatan idAA (Double A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). 3. Surat Keputusan Sirkulasi Pemegang Saham Pemegang saham Perseroan melalui Surat Keputusan Sirkulasi Pemegang Saham telah mengambil keputusan yang antara lain memutuskan untuk memberikan persetujuan dan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan untuk melaksanakan penambahan asset pada tahun 2013 sebesar Rp400.000.000.000,- (empat ratus miliar Rupiah) sebagai tambahan jaminan hutang atas nama Perseroan guna mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber perbankan. Keputusan pemegang saham tersebut dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No. 35 tanggal 19 Desember 2013, dibuat oleh Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di Jakarta. 4. Pelunasan Obligasi VI Seri B Tahun 2011 Perseroan melakukan pelunasan Obligasi VI Seri B Tahun 2011 sebesar Rp52.000.000.000,- (lima puluh dua miliar Rupiah) pada saat jatuh tempo yaitu tanggal 19 Mei 2013.
laporan dewan komisaris dan direksi
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Laporan Dewan Komisaris
24
Anton Setiawan
Komisaris Utama
Laporan Dewan Komisaris
Para Pemangku Kepentingan dan Pemegang Saham yang terhormat, Perekonomian global selama tahun 2013 yang cenderung melambat dan terjadi volatilitas di pasar modal maupun pasar uang tercermin juga pada kinerja makro domestik dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,78% melambat dibandingkan tahun 2012 yang tumbuh 6,23%. Inflasi meningkat menjadi 8,38% akibat pengurangan Bahan Bakar Minyak bersubsidi, kenaikan Upah Minimum Propinsi serta Tarif Dasar Listrik. Nilai tukar Rupiah juga terdepresiasi sangat tajam hingga ke posisi diatas Rp12.000,-. Tekanan inflasi dan pelemahan Rupiah mendorong peningkatan BI Rate hingga 175 bps sepanjang tahun 2013 menuju level 7,5% yang pada akhirnya mendorong kenaikan suku bunga kredit perusahaan pembiayaan. Ditengah kondisi ekonomi yang belum kondusif tersebut, manajemen Perseroan terus berupaya untuk mencapai pertumbuhan kinerja sesuai dengan yang telah ditargetkan di awal tahun.
Penilaian Kinerja Manajemen Dengan berbagai tantangan kondisi ekonomi tersebut, Perseroan berhasil membukukan beberapa pencapaian penting. Pertumbuhan laba bersih Perseroan tahun 2013 mencapai 51% menjadi Rp176 miliar. Total new disbursement tahun 2013 mencapai Rp11,59 triliun atau 97% dari total target new disbursement tahun 2013. Piutang pembiayaan yang dikelola oleh Perseroan sepanjang tahun 2013 mencapai Rp15,6 triliun meningkat 37% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp11,4 triliun. Selain itu, total fee based income meningkat 32% di tahun 2013 menjadi Rp238 miliar dibandingkan tahun sebelumnya seiring dengan peningkatan aktivitas transaksi jasa pembiayaan. Perseroan juga mencatat peningkatan rasio keuangan utama seperti rasio imbal hasil rata-rata ekuitas yang mencapai 29,14%, rasio imbal hasil rata-rata aktiva yang telah mencapai 4,45% dan rasio efisiensi biaya yang semakin membaik menjadi 45,59%.
25 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Dewan Komisaris senantiasa melakukan pengawasan secara disiplin terhadap parameter-parameter yang telah ditetapkan oleh manajemen. Proses pengawasan dilakukan secara proaktif dengan berlandaskan prinsip good corporate governance.
Laporan Dewan Komisaris
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
26
Di tengah pengembangan bisnis dan jaringan pemasaran, manajemen tetap dapat fokus menjaga tingkat piutang pembiayaan bermasalah (Non Performing Loan), dimana Perseroan berhasil menjaga tingkat NPL dalam nilai yang wajar yaitu di level 1,16%, lebih baik dari tahun 2012 sebesar 1,22%. Selain itu, Debt Equity Ratio (DER) Perseroan dapat dipertahankan di level 6,45 kali di tengah ketatnya likuiditas perbankan sepanjang tahun 2013. Dalam meningkatkan kinerja di tahun 2013, manajemen juga senantiasa memperbaiki business process, pengembangan organisasi, memperluas jaringan pemasaran baru serta meningkatkan fasilitas, benefit dan pelayanan bagi konsumen untuk menjaga loyalitas konsumen Perseroan. Dewan Komisaris memandang manajemen Perseroan telah melakukan berbagai improvement di semua unit kerja, meliputi keuangan, operasional, collection, marketing dan kredit. Dengan berbagai pencapaian dan langkah-langkah yang telah dilakukan manajemen di tahun 2013, Dewan Komisaris meyakini pertumbuhan bisnis dan laba yang dihasilkan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Terkait dengan pencapaian dan perbaikan business process tersebut, Dewan Komisaris senantiasa melakukan pengawasan secara disiplin terhadap parameter-parameter yang telah ditetapkan oleh manajemen. Proses pengawasan dilakukan secara proaktif dengan berlandaskan prinsip good corporate governance yang difokuskan pada pengendalian internal, penguatan risk management, dan peningkatan kinerja keuangan. Dewan Komisaris terus mengarahkan agar manajemen senantiasa melakukan berbagai perbaikan dengan melihat perkembangan industri pembiayaan. Dewan Komisaris juga menegaskan kepada manajemen untuk selalu mengutamakan kualitas kredit dan proses kredit harus dijalankan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dalam rangka melaksanakan pengawasan, maka sepanjang tahun 2013 Dewan Komisaris telah melakukan pertemuan berkala setiap bulan dan pertemuan gabungan dengan Direksi maupun Komite Audit untuk membahas perkembangan kinerja operasional maupun kebijakan strategis yang telah atau akan dijalankan oleh Perseroan. Komite Audit telah berperan penting dalam membantu tugas-tugas pengawasan Dewan Komisaris terutama dalam penelaahan laporan keuangan dan pengendalian internal yang dilakukan oleh Perseroan. Sejalan dengan volume transaksi pembiayaan yang semakin meningkat setiap tahun, Dewan Komisaris telah memberikan arahan kepada manajemen untuk mengoptimalkan proses pengendalian risiko secara sentralisasi yang melibatkan 3 lini pertahanan (three lines of defense) yaitu masing-masing unit kerja sebagai first line of defense, unit kerja Risk Management dan Compliance sebagai second line of defense dan unit kerja Internal Audit sebagai third line of defense. Hal ini untuk mencegah terjadinya fraud di semua unit kerja. Guna menjaga kualitas kredit yang sehat serta mematuhi peraturan perundangundangan, Dewan Komisaris senantiasa menyarankan manajemen untuk memastikan pelaksanaan system manajemen risiko serta pengendalian internal dengan baik dan harus semakin ditingkatkan.
Laporan Dewan Komisaris
Pandangan atas Prospek Usaha yang disusun Manajemen Tahun 2014 merupakan tahun krusial secara ekonomi dan politik dengan berbagai tantangan eksternal dan internal yang harus dihadapi seiring dengan di tahun 2014 akan berlangsung pemilihan umum legislatif dan pemilihan Presiden. Volatilitas pasar uang dan pasar modal diperkirakan masih akan mempengaruhi kondisi ekonomi dalam negeri. Likuiditas di perbankan masih akan ketat dan penyesuaian BI Rate masih mungkin terjadi. Beberapa regulasi baru baik yang telah diberlakukan maupun yang akan diberlakukan oleh regulator perlu diantisipasi lebih dini dampaknya oleh manajemen. Oleh sebab itu, terhadap prospek usaha dan rencana bisnis yang akan dijalankan oleh manajemen ditahun 2014, Dewan Komisaris berkomitmen untuk terus memperkuat fungsi pengawasan dan tindakan antisipatif terhadap potensi penurunan kualitas kredit dalam rangka mencapai target perolehan laba dan pengembangan bisnis yang berkelanjutan (sustainable). Dewan Komisaris percaya bahwa business plan 2014 yang telah disusun oleh manajemen secara optimis telah mempertimbangkan kondisi makro ekonomi, pertumbuhan industri otomotif, kapasitas yang dimiliki oleh Perseroan, dan tetap mengutamakan kualitas pencairan kredit yang baik. Dewan Komisaris berharap penguatan risk management, good corporate governance, optimalisasi internal control serta pengembangan potensi sumber daya manusia yang berkualitas dilakukan secara berkelanjutan agar menjadi pondasi yang kuat bagi Perseroan dalam mencapai target 3 besar perusahaan pembiayaan di Indonesia pada tahun 2014. Dengan adanya komitmen yang kuat dari manajemen untuk penyempurnaan kualitas sumber daya manusia, kualitas pelayanan konsumen, penerapan good corporate governance, implementasi budaya kerja Perwira serta pengendalian biaya yang efektif dapat meningkatkan daya saing Perseroan di bisnis pembiayaan kendaraan bermotor. Beberapa hal yang tetap harus diperhatikan dan secara terus menerus dilakukan dalam masa yang akan datang antara lain adalah : 1. Melakukan penyaluran pembiayaan dengan tetap berhati-hati (prudent financing) dengan mempertimbangkan risiko yang terukur, sehingga kualitas portfolio dapat terjaga dengan baik. 2. Meningkatkan dan memperluas kerjasama dengan jaringan dealer dan Agen Pemegang Merek kendaraan bermotor. 3. Senantiasa meninjau dan menyempurnakan kebijakan atas pengelolaan operasional Perseroan.
27 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Dengan melihat pertumbuhan kinerja keuangan Perseroan selama tahun 2013 serta pengelolaan perusahaan oleh manajemen, Dewan Komisaris menilai bahwa manajemen Perseroan telah mencapai target-target yang telah ditetapkan sebagaimana ditentukan dalam business plan tahun 2013 yang telah disetujui oleh para pemegang saham yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk.
Laporan Dewan Komisaris
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
28
Disamping itu, dengan kinerja yang selalu tumbuh setiap tahun, Perseroan telah menjadi salah satu Perusahaan Anak Bank Mandiri yang sangat diharapkan berperan penting dalam memberikan kontribusi pertumbuhan grup usaha Bank Mandiri dan juga menjadi leading multifinance di Indonesia. Dengan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan, Perseroan dapat menciptakan nilai tambah bagi kesejahteraan karyawannya serta para pemangku kepentingan lainnya.
Perubahan Komposisi Anggota Dewan Komisaris Selama tahun 2013, komposisi anggota Dewan Komisaris Perseroan tidak mengalami perubahan sesuai dengan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diadakan pada tanggal 16 Mei 2013.
Apresiasi Dewan Komisaris menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh karyawan Perseroan dan juga kepada konsumen serta mitra kerja Perseroan atas loyalitasnya dan kerjasamanya yang baik selama ini. Apresiasi juga disampaikan kepada Direksi atas pencapaian yang diraih di tahun 2013. Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya juga disampaikan kepada para pemegang saham yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan kepada Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan atas kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Direksi Perseroan. Dewan Komisaris berkeyakinan Perseroan dapat meraih kesuksesan yang lebih baik di masa mendatang.
Jakarta, 17 Maret 2014
Dewan Komisaris
Anton Setiawan Komisaris Utama
Sarastri Baskoro Komisaris
Hanifah Purnama Komisaris Independen
Laporan Dewan Komisaris
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
29
Anton Setiawan
Sarastri Baskoro
Hanifah Purnama
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Laporan Direksi
30
Ignatius Susatyo Wijoyo
Direktur Utama
Laporan Direksi
Dewan Komisaris dan Pemegang Saham yang Terhormat, Perekonomian Indonesia di tahun 2013 menghadapi tantangan yang tidak ringan akibat dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Perekonomian negara-negara maju melambat dan diikuti koreksi pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging markets. Pertumbuhan ekonomi global yang melambat tersebut pada gilirannya mendorong menurunnya permintaan atas produk komoditas yang berpengaruh pada stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kenaikan harga BBM bersubsidi, penyesuaian suku bunga Bank Indonesia, dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meskipun demikian, dengan kondisi ekonomi yang masih belum stabil, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2013 masih mampu tumbuh sebesar 5,78% dan tertinggi diantara negara-negara ASEAN. Dalam menghadapi kondisi perekonomian yang cukup sulit tersebut, Direksi tetap optimis kinerja Perseroan di tahun 2013 dapat lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Berbagai inisiatif strategis telah dijalankan untuk mencapai target-target bisnis yang telah ditetapkan di awal tahun 2013. Kualitas kredit yang baik tetap menjadi perhatian utama di tahun 2013 dalam proses pencairan kredit kepada konsumen. Adapun perkembangan kinerja Perseroan selama tahun 2013 dapat kami laporkan sebagai berikut :
31 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Meningkatnya pertumbuhan industri pembiayaan dan otomotif tersebut secara langsung turut memberikan kontribusi kepada peningkatan jumlah pembiayaan baru Perseroan di tahun 2013 yang pencapaiannya didukung dengan beberapa langkah inisiatif penting sebagai bagian dari strategi usaha dan kebijakan strategis Perseroan.
Laporan Direksi
Kinerja Perseroan Tahun 2013
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
32
Pertumbuhan piutang industri pembiayaan di tahun 2013 mencapai 15% dari Rp302 triliun di tahun 2012 menjadi Rp348 triliun di tahun 2013. Peningkatan piutang pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan konsumen yang mencapai 64%, sewa guna usaha sebesar 34%, sedangkan sisanya sebesar 2% berasal dari anjak piutang dan kartu kredit. Pertumbuhan industri pembiayaan ini juga didukung oleh pertumbuhan industri otomotif, khususnya penjualan mobil baru dimana pada tahun 2013 penjualan mobil baru mencatat rekor tertinggi penjualan sebanyak 1.229.901 unit (Gaikindo, Desember 2013) atau meningkat 10% dibandingkan penjualan mobil baru di tahun 2012 sebanyak 1.116.230 unit. Meningkatnya pertumbuhan industri pembiayaan dan otomotif tersebut secara langsung turut memberikan kontribusi kepada peningkatan jumlah pembiayaan baru Perseroan di tahun 2013 yang pencapaiannya didukung dengan beberapa langkah inisiatif penting sebagai bagian dari strategi usaha dan kebijakan strategis Perseroan, yang meliputi: 1. Meningkatkan portofolio bisnis pembiayaan mobil baru, dimana pada tahun 2013 nilai pembiayaan mobil baru Perseroan mencapai 87% dari total pembiayaan baru Perseroan; 2. Memperluas jaringan kantor cabang dengan membuka 9 (sembilan) kantor cabang baru di tahun 2013 yang sebagian besar terletak di Daerah Tingkat II di Pulau Sumatera, sehingga pada akhir tahun 2013 jumlah jaringan cabang Perseroan sebanyak 77 kantor cabang; 3. Menjalin dan memperluas kerjasama dengan hampir seluruh Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor, main dealer dan showroom di seluruh Kantor Cabang Perseroan untuk meningkatkan kontribusi pembiayaan; 4. Meningkatkan porsi pembiayaan dalam skala besar (fleet financing) khususnya dengan menggarap customer based Bank Mandiri baik dari segmen corporate maupun commercial banking terutama nasabah-nasabah anchor client dan value chain-nya; 5. Selektif dalam memberikan pembiayaan alat-alat berat, saat ini Perseroan lebih memfokuskan pembiayaan alat berat bagi industri transportasi dan infrastruktur yang memenuhi kriteria tertentu;
Laporan Direksi
Dengan penerapan strategi dan kebijakan strategis tersebut, kinerja keuangan Perseroan terus tumbuh dan meningkat secara signifikan. Beberapa indikator pertumbuhan kinerja Perseroan di tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Perseroan menyalurkan pembiayaan baru sepanjang tahun 2013 sebesar Rp11,59 triliun, meningkat 39% dibandingkan pembiayaan baru di tahun 2012 sebesar Rp8,35 triliun. Pembiayaan baru tersebut mencapai 97% dari target pembiayaan baru yang ditetapkan di tahun 2013 yaitu sebesar Rp12 triliun. Belum tercapainya target pembiayaan tersebut disebabkan antara lain karena semakin ketatnya persaingan bisnis diantara perusahaan pembiayaan dan dipengaruhi juga oleh faktor kenaikan suku bunga Bank Indonesia. 2. Piutang pembiayaan yang dikelola oleh Perseroan di tahun 2013 mencapai sebesar Rp15,6 triliun, meningkat 37% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp11,4 triliun. Peningkatan tersebut dikarenakan adanya peningkatan volume pembiayaan di tahun 2013. Piutang pembiayaan yang dikelola tersebut mencapai 96% dari target piutang pembiayaan yang dikelola di tahun 2013 sebesar Rp16,3 triliun. 3. Perseroan meraih total pendapatan di tahun 2013 sebesar Rp1,17 triliun, meningkat 39% dibandingkan total pendapatan di tahun 2012 sebesar Rp841 miliar. Total pendapatan tersebut mencapai 114% dari target total pendapatan di tahun 2013 sebesar Rp1,02 triliun. Dari total pendapatan tersebut, pendapatan dari pembiayaan konsumen di tahun 2013 memberikan kontribusi pendapatan terbesar yaitu sebesar Rp860 miliar atau meningkat 35% dibandingkan pendapatan pembiayaan konsumen di tahun 2012 sebesar Rp638 miliar, diikuti sewa guna usaha (sewa pembiayaan) sebesar Rp60 miliar atau meningkat signifikan 263% dibandingkan pendapatan sewa guna usaha (sewa pembiayaan) di tahun 2012 sebesar Rp17 miliar, dan sisanya berasal dari pendapatan bunga dan lain-lain.
33 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
6. Meningkatkan sinergi dan aliansi strategis baik dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sesama Perusahaan Anak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk maupun dengan jaringan dealer PT Tunas Ridean Tbk untuk mengoptimalkan dukungan pendanaan, ketersediaan unit kendaraan, akuisisi konsumen baru maupun pemanfaatan infrastruktur khususnya dalam pemasaran produk-produk pembiayaan Perseroan; 7. Mengembangkan program-program customer loyalty yang memberikan benefit atau keuntungan bagi konsumen Perseroan.
Laporan Direksi
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
34
4. Di tahun 2013, Perseroan juga berhasil mencatatkan perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp176,3 miliar, melebihi dari target laba tahun berjalan yang ditetapkan di awal tahun sebesar Rp150 miliar atau 118%. Pencapaian laba tahun berjalan ini tumbuh 51% dibandingkan laba tahun berjalan tahun 2012 sebesar Rp116,5 miliar. Peningkatan laba tahun berjalan ini seiring dengan peningkatan pendapatan baik pendapatan pembiayaan konsumen maupun pendapatan sewa pembiayaan. 5. Total aset Perseroan di tahun 2013 mencapai Rp5,6 triliun, atau tumbuh 29% dari tahun 2012 sebesar Rp4,3 triliun. Pertumbuhan ini berhasil melampaui dari target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp4,4 triliun atau 128%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan portofolio piutang pembiayaan konsumen seiring dengan peningkatan volume pembiayaan konsumen. 6. Tingkat piutang pembiayaan bermasalah (Non Performing Loan) Perseroan tahun 2013 dapat dijaga di tingkat yang wajar di level 1,16%, menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar 1,23%. Tingkat pencapaian NPL ini 94% dari target NPL tahun 2013 sebesar 1,09%. Penurunan NPL ini sejalan dengan penerapan manajemen risiko yang komprehensif dan proses penagihan piutang bermasalah yang cukup baik. Disamping itu, di tahun 2013 Perseroan juga telah berhasil mencapai seluruh target-target strategis atau Key Initiatives yang telah ditentukan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai induk perusahaan bagi masing-masing perusahaan anaknya, yaitu pencapaian target profitabilitas dan target piutang pembiayaan yang dikelola. Selain itu, dengan key initiatives yang telah dilaksanakan oleh Perseroan selama tahun 2013 antara lain perluasan jaringan pemasaran dan peningkatan penetrasi kepada existing dealer maupun meningkatkan coverage dealer, Perseroan pada akhir tahun 2013 dapat mencapai market share di segmen mobil baru sebesar 10% melebihi target yang ditetapkan sebesar 7%. Perseroan juga mencapai peningkatan pencairan kredit kepada konsumen fleet yang menjadi nasabah Bank Mandiri sebesar Rp385 miliar pada akhir tahun 2013. Pencapaian kinerja Perseroan tersebut tidak terlepas dari kendala dan tantangan yang terjadi tahun 2013. Kendala dan tantangan usaha yang dihadapi oleh Perseroan selama tahun 2013 antara lain adalah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) dimana selama tahun 2013 Bank Indonesia telah menaikkan 5 (lima) kali suku bunga acuan mulai dari 5,75% hingga menjadi 7,50% serta adanya fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang mencapai Rp12.189,- pada akhir tahun 2013.
Laporan Direksi
Sumber Daya Manusia Selain faktor sumber pendanaan dan ketersediaan unit kendaraan, faktor penting lainnya bagi perusahaan pembiayaan adalah kualitas sumber daya manusia. Di tahun 2013, Perseroan terus meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki. Pengembangan kompetensi sumber daya manusia dilakukan baik melalui pelatihan-pelatihan internal maupun eksternal secara intensif dan berkelanjutan. Salah satunya dengan melaksanakan program strategis yaitu Managers Development Program (MDP) yang di tahun 2013 ini adalah merupakan tahun ke 2 sejak pertama kalinya dijalankan di tahun 2012. Program MDP tersebut bertujuan untuk kaderisasi caloncalon manager profesional yang pesertanya diseleksi dari internal pegawai Perseroan untuk mengikuti masa pendidikan dalam jangka waktu tertentu sehingga pada akhirnya diharapkan mampu mendukung perkembangan dan kinerja Perseroan ditahun-tahun mendatang. Direksi berkomitmen untuk melaksanakan Program MDP ini setiap tahun agar kompetensi sumber daya manusia dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan untuk menghasilkan insan-insan Perseroan yang berkualitas, profesional dan berdedikasi tinggi untuk memberikan kontribusi yang terbaik kepada Perseroan.
Prospek Usaha Berdasarkan asumsi data penjualan mobil oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) diperkirakan tahun 2014 penjualan mobil mencapai 1,2 juta – 1,3 juta unit atau relatif stagnan dibandingkan dengan tahun 2013. Asumsi tersebut sangat di pengaruhi antara lain oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang belum stabil, tingkat inflasi, fluktuasi nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah dan kenaikan suku
35 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Kondisi-kondisi tersebut antara lain menyebabkan ketatnya likuiditas yang memaksa perusahaan pembiayaan harus menyesuaikan selling rate dengan kenaikan BI Rate dan juga menyebabkan kenaikan harga komponen kendaraan bermotor yang pada akhirnya meningkatkan harga jual beberapa merek kendaraan bermotor. Namun demikian, kondisi tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sumber pendanaan Perseroan karena sumber pendanaan Perseroan sebagian besar berasal dari joint financing dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Selain itu untuk menghadapi kendala dan tantangan tersebut, Perseroan telah memiliki kebijakan-kebijakan strategis agar kinerja Perseroan dapat terus tumbuh.
Laporan Direksi
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
36
bunga Bank Indonesia. Meskipun demikian, Perseroan tetap optimis dan berkeyakinan bahwa di tahun 2014, peluang bisnis Perseroan akan tumbuh diatas rata-rata pertumbuhan industri. Optimisme Perseroan ini didukung antara lain oleh masih akan tetap meningkatnya daya beli masyarakat seiring makin bertambahnya populasi keluarga kelas menengah yang juga didukung dengan banyaknya produksi varian kendaraan baru dengan harga yang kompetitif, adanya program marketing dealer yang menarik serta mulai dipasarkannya berbagai mobil jenis Low Cost Green Car (LCGC) dengan harga yang terjangkau. Kondisi transportasi umum baik di kota besar maupun di daerah-daerah yang belum memadai juga menjadi salah satu faktor yang akan meningkatkan permintaan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia. Selain itu, sektor industri transportasi dan infrastruktur yang terus berkembang akan menjadi potensi market bagi Perseroan dalam mengembangkan bisnis fleet dan alat berat. Di tahun 2014, Perseroan menargetkan pembiayaan baru sebesar Rp16 triliun atau meningkat 38% dibandingkan pencapaian pembiayaan baru tahun 2013 sebesar Rp11,59 triliun. Perseroan telah mencanangkan target untuk menjadi 3 besar perusahaan pembiayaan di Indonesia pada tahun 2014 dari sisi total pembiayaan baru. Dengan dukungan sumber pendanaan yang berkelanjutan, jaringan kantor cabang yang semakin luas, hubungan yang baik dengan jaringan dealer nasional dan SDM yang berkualitas, manajemen berkeyakinan mampu mencapai target tersebut. Untuk memanfaatkan peluang bisnis di tahun 2014 serta meningkatkan kinerja Perseroan untuk tumbuh secara berkelanjutan, Perseroan antara lain akan melakukan beberapa strategi bisnis sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan penetrasi market di segmen premium car (harga mobil diatas Rp600 juta) maupun premium motorcycle (sepeda motor diatas 1.000 cc); 2. Memperluas basis pasar retail dengan membuka 11 jaringan kantor pemasaran baru di tahun 2014 dengan lokasi sebagian besar di pulau Jawa. 3. Mengoptimalkan sinergi dan aliansi dengan grup Bank Mandiri untuk melakukan penetrasi market kepada anchor clients Bank Mandiri. 4. Memperluas kerjasama dengan jaringan dealer-dealer baru atau Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor untuk meningkatkan market share Perseroan di mobil baru. 5. Menyempurnakan proses kerja di bidang marketing dengan inovasi mobile survey dan di bidang collection dengan inovasi mobile collection.
Laporan Direksi
Dengan berbagai strategi bisnis yang akan dilakukan manajemen di tahun 2014, diharapkan dapat mendukung visi Bank Mandiri menjadi Lembaga Keuangan Paling Dikagumi dan Progresif di Indonesia pada tahun 2014.
Di tahun 2013, Manajemen dan seluruh karyawan Perseroan telah berkomitmen untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap menjalankan aktivitas bisnisnya. Implementasi GCG tersebut diterapkan melalui organorgan dalam Perseroan baik organ utama maupun organ pendukung serta system dan kebijakan yang terkait GCG. Manajemen meyakini bahwa pencapaian kinerja yang baik dapat terus dipertahankan secara berkelanjutan dalam jangka panjang dan mencapai berbagai prospek bisnis yang hendak diraih jika Perseroan dapat melaksanakan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dengan baik dan benar. Implementasi GCG di Perseroan untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas pengelolaan perusahaan kepada publik serta menciptakan nilai tambah bagi perusahaan secara maksimal. Untuk mengoptimalkan check and balance, selama tahun 2013 manajemen melakukan pertemuan berkala dengan Dewan Komisaris dan Komite Audit. Wujud implementasi GCG yang telah dilakukan Perseroan, antara lain, dengan menetapkan pedoman GCG Charter, kebijakan Corporate Code of Conduct, penerapan Pakta Integritas bagi setiap karyawan, pengkinian terhadap Standard Operating Procedure yang jelas dan transparan, penerapan kebijakan anti gratifikasi, optimalisasi sistem whistleblowing, meningkatkan pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility, dan proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab. Di tahun mendatang, Perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas implementasi GCG dengan melakukan konsolidasi penerapan GCG dengan induk Perseroan yaitu Bank Mandiri sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan nilai-nilai Perseroan.
37 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Laporan Direksi
Perubahan Komposisi Direksi Pada periode tahun 2013, susunan anggota Direksi Perseroan tidak mengalami perubahan sesuai dengan hasil Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang telah diadakan pada tanggal 16 Mei 2013.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
38
Apresiasi Sebagai rangkaian kata penutup, seluruh jajaran Direksi mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Dewan Komisaris atas segala arahan yang diberikan kepada Direksi. Penghargaan yang sama juga disampaikan kepada Pemegang Saham, pelanggan dan mitra bisnis, atas dukungan, kepercayaan dan kerjasamanya yang telah terjalin dengan baik selama ini. Direksi juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh karyawan yang telah berkarya dengan penuh dedikasi dan kecintaan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing serta mendukung upaya untuk mewujudkan Visi, Misi dan Tujuan Perseroan secara bahu membahu tanpa mengenal lelah sehingga Perseroan dapat mencapai berbagai target peningkatan usaha dan pertumbuhan kinerja Perseroan secara berkelanjutan.
Jakarta, 17 Maret 2014
Direksi
Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama
Anton Herdianto Direktur
Harjanto Tjitohardjojo Direktur
Laporan Direksi
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
39
Ignatius Susatyo Wijoyo
Anton Herdianto
Harjanto Tjitohardjojo
Direktur Utama
Direktur
Direktur
profil perusahaan
Identitas Perusahaan
Identitas Perusahaan Nama perusahaan
PT Mandiri Tunas Finance Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, kegiatan usaha Perseroan bergerak dalam bidang lembaga pembiayaan, dimana untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut
42
Bidang Usaha
Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha pembiayaan konsumen, sewa guna
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
usaha, anjak piutang dan usaha kartu kredit. Saat ini, Perseroan hanya melaksanakan kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha. Produk dan Jasa
Pembiayaan kendaraan bermotor kepada retail dan perusahaan meliputi: mobil baru, mobil bekas, sepeda motor, kendaraan niaga dan alat-alat berat.
Status Perusahaan
Anak Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk.
Tanggal Pendirian
17 Mei 1989 dengan nama PT Tunas Financindo Corporation. • Akta Pendirian No. 262 Tanggal 17 Mei 1989 dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, S.H, Notaris di Jakarta.
Akte Pendirian
• Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia C2-4868.HT’89 tanggal 1 Juni 1989. • Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tanggal 18 Juli 1989, Tambahan No. 1369.
Modal Dasar dan
Modal Dasar : Rp1.000.000.000.000
Modal Disetor
Modal Disetor : Rp 250.000.000.000
Kepemilikan Jumlah Karyawan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 51% PT Tunas Ridean Tbk 49% 2.793 orang Graha Mandiri Lt. 3A Jl. Imam Bonjol No. 61 Jakarta 10310 – Indonesia
Alamat Kantor
Telepon : (62-21) 230 5608 Fax : (62-21) 230 5618 Email :
[email protected] Website : www.mtf.co.id 77 kantor cabang tersebar di kota-kota: Banda Aceh, Medan, Rantau Prapat, Padang, Bukittinggi, Batam, Pekanbaru, Duri, Jambi, Baturaja, LubukLinggau, Muara Bungo, Bengkulu, Palembang, Lampung (7 Cabang), Pangkal Pinang, Cilegon, Serang,
Jumlah Kantor Cabang
Tangerang (3 Cabang), Jakarta (8 Cabang), Bogor, Depok, Bekasi (2 Cabang), Sukabumi, Karawang, Bandung (2 Cabang), Tasikmalaya, Cirebon, Semarang, Tegal, Solo, Yogyakarta, Purwokerto, Magelang, Kudus, Surabaya (2 Cabang), Malang, Kediri, Jember, Madiun, Tuban, Denpasar (2 Cabang), Mataram, Pontianak,Balikpapan, Palangkaraya, Samarinda, Banjarmasin, Tanjung, Makassar, Parepare, Kendari, Tarakan, Manado, Palu, dan Gorontalo.
Identitas Perusahaan
Identitas Perusahaan
Saham Bursa Pencatatan Obligasi Kode Efek
Tanggal Pencatatan Obligasi
Rating Obligasi dan Rating Perusahaan
Rp 100,- per saham
Bursa Efek Indonesia TUFI
Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 : 20 Mei 2011 Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 : 7 Juni 2013
PT Pefindo • Rating Obligasi : idAA (Double A) • Rating Perusahaan (Nasional) : idAA (Double A; Stable Outlook) PT Fitch Ratings Indonesia • Rating Perusahaan (Nasional) : AA(idn); Stable Outlook.
Hengki Heriandono Graha Mandiri Lt. 3A Jl. Imam Bonjol No. 61 Sekretaris
Jakarta 10310 – Indonesia
Perusahaan
Telepon : (62-21) 230 5608 Fax : (62-21) 230 5618 Email :
[email protected] [email protected]
Pelayanan Pelanggan dan Waktu Pelayanan
Email :
[email protected] Telepon (Care Center) : (62-21) 230 1825 Senin – Jumat : 08.30 – 17.30 WIB Facebook fanpage : MTFAutoLoan
Jaringan Media Sosial
Twitter :@MTF_AutoLoan Youtube : MTFAutoLoan
43 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Harga Nominal
Riwayat Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
44
Perseroan secara berkelanjutan terus meningkatkan dan memperluas kerjasama dengan seluruh Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor dan jaringan dealer serta showroom di seluruh wilayah kantor pemasaran Perseroan untuk meningkatkan pangsa pasar.
A
wal didirikan pada tahun 1989 dengan nama PT Tunas Financindo Corporation yang bergerak dibidang usaha pemberian fasilitas pembiayaan kendaraan bermotor khususnya bagi konsumen dari jaringan dealer mobil yang dimiliki oleh Grup Tunas Ridean. Pada tahun 2000, nama perusahaan diubah menjadi PT Tunas Financindo Sarana. Semenjak tahun pendirian hingga tahun 2009, seluruh saham Perseroan dimiliki oleh Grup PT Tunas Ridean Tbk, yang saat ini merupakan grup otomotif independen terbesar dengan lebih dari 100 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam perkembangannya, untuk lebih memperluas bisnis pembiayaan serta meningkatkan kinerjanya, pada tanggal 6 Februari 2009 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melakukan akuisisi 51% saham Perseroan dari Grup Tunas Ridean dan mengubah nama PT Tunas Financindo Sarana menjadi PT Mandiri Tunas Finance yang juga diikuti dengan perubahan logo perusahaan. Sisa saham 49% tetap dimiliki oleh PT Tunas Ridean Tbk. Sebagai bagian dari Perusahaan Anak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Perseroan dituntut untuk selalu tumbuh secara berkelanjutan dan menjadi perusahaan pembiayaan yang terbaik, terbesar dan terpercaya di Indonesia. Saat ini Perseroan melayani jenis pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha (leasing). Pembiayaan yang diberikan oleh Perseroan meliputi pembiayaan mobil baru, mobil bekas, sepeda motor termasuk motor besar, kendaraan niaga dan alat berat. Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, jaringan kantor cabang Perseroan semakin berkembang luas dari 33 kantor cabang menjadi 77 kantor cabang yang saat ini tersebar di 27 propinsi di Indonesia.
Riwayat Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
45
Mulai tahun 2003, Perseroan telah menerbitkan dan mencatatkan Obligasi I di PT Bursa Efek Surabaya yang saat ini bernama Bursa Efek Indonesia, hingga pada tahun 2011, Perseroan juga telah mencatatkan Obligasi VI di PT Bursa Efek Indonesia. Kemudian Perseroan juga telah melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013. Hasil pemeringkatan Perseroan juga selalu meningkat sejalan dengan kinerja Perseroan yang semakin tumbuh. Pada tahun 2003, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idBBB+ (triple B plus) hingga menjadi idAA (double A) pada tahun 2012, yang kemudian Pefindo menetapkan kembali rating idAA (double A) pada tahun 2013. Rating efek yang semakin baik ini diyakini dapat menekan beban biaya bunga yang dikeluarkan dengan lebih efisien sehingga dapat memacu kinerja Perseroan lebih optimal. Di tahun 2013, Perseroan juga telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp11,59 triliun dengan jumlah piutang pembiayaan yang dikelola sebesar Rp15,6 triliun. Perseroan telah menguasai 10% market share untuk mobil baru di tahun 2013. Tagline yang diusung Perseroan yaitu Fast and Easy juga menjadi andalan Perusahaan, sebagai pemacu untuk
Riwayat Perusahaan
tetap memberikan solusi terbaik bagi konsumen yang ingin memiliki kendaraan bermotor dengan proses yang cepat dan mudah.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
46
Dengan memberikan fasilitas serta solusi pembiayaan mudah, inovatif dan kompetitif bagi para konsumen dalam membantu mewujudkan impian memiliki mobil (baru dan bekas), sepeda motor (khusus daerah tertentu) dan kendaraan niaga baik perorangan maupun korporasi dalam bentuk pembiayaan maupun sewa guna usaha, Perseroan tetap menomorsatukan pelayanan terhadap konsumen dalam hal memberi kemudahan apalagi didukung oleh kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan sumber daya manusia yang berkualitas serta fasilitas infrastruktur yang memadai. Di tahun 2014, Perseroan berencana untuk terus mengembangkan jaringan usaha dengan membuka 11 kantor cabang baru di daerah-daerah tingkat II yang potensial untuk meningkatkan penetrasi market dan meningkatkan market share. Hal ini seiring dengan target peningkatan pembiayaan baru sebesar 40% di tahun 2014. Selain itu, untuk memacu pertumbuhan kinerja, Perseroan mengusung tema di tahun 2014 adalah “Raih 3 besar di 2014, jadilah kebanggaan Indonesia”.
Perusahaan Pembiayaan Otomotif Terbaik, Terbesar, dan Terpercaya PT Mandiri Tunas Finace telah mampu menunjukkan kemampuannya sebagai perusahaan pembiayaan otomotif terbaik, terbesar dan terpercaya. Hal ini didukung oleh komitmen serta konsep dan strategis Perseroan dalam mengembangkan perusahaan untuk selalu lebih maju dan lebih baik di setiap tahunnya.
Kinerja Terbaik Peningkatan kualitas dan profesionalisme sumber daya manusia menjadi kunci dalam mencapai target kinerja terbaik. Untuk itu Perseroan melakukan langkah-langkah untuk mewujudkan dan membentuk Sumber Daya Manusia terbaik antara lain dengan menyelenggarakan program Management Development Program (MDP) batch 2 di tahun 2013 dimana program ini merupakan program pendidikan dan pelatihan untuk menjaring kandidat terbaik di internal Perseroan serta meningkatkan kompentensi Sumber Daya Manusia untuk menjadi Future Leaders Perseroan yang memiliki loyalitas tinggi serta kapabilitas yang diharapkan. Selain itu, Perseroan juga melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan sistem serta prosedur operasional, menjunjung tinggi budaya Perwira Perseroan, meningkatkan kualitas kredit untuk menurunkan Non Performing Loan (NPL) serta melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir fraud.
Riwayat Perusahaan
Kinerja Terbesar dan Terpercaya
Perseroan juga terus menambah dan mengembangkan jaringan kantor pemasaran baru setiap tahun khususnya di Daerah Tingkat II demi mengoptimalkan potensi pasar yang ada di daerah tersebut serta untuk lebih mendekatkan diri kepada konsumen Perseroan. Dengan adanya dukungan penuh dari seluruh cabang Bank Mandiri di seluruh Indonesia dan program aliansi strategis yang dijalankan dengan group Bank Mandiri, diharapkan target Perseroan menjadi yang terbesar di industri pembiayaan dapat segera diwujudkan dalam beberapa tahun ke depan. Perseroan mengutamakan prinsip kepuasan dan kepercayaan konsumen serta dealer sebagai prioritas kerja. Untuk itu, Perseroan senantiasa meningkatkan pelayanan baik kepada konsumen maupun mitra kerja khususnya jaringan dealer dan showroom agar dapat terus bersaing dan memiliki competitive advantage yang lebih dari para kompetitor. Pemberian kemudahan-kemudahan dan benefit kepada konsumen dalam produk pembiayaan serta kecepatan dalam setiap penyelesaian keluhan konsumen menjadi perhatian serius Perseroan. Selalu membina hubungan baik dengan mitra dealer dan showroom juga menjadi fokus utama Perseroan. Hal ini semua dilakukan agar Perseroan menjadi perusahaan pembiayaan yang terpercaya bagi konsumen maupun mitra dealer dan showroom.
47 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Perseroan secara berkelanjutan terus meningkatkan dan memperluas kerjasama dengan seluruh Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor dan jaringan dealer serta showroom di seluruh wilayah kantor pemasaran Perseroan untuk meningkatkan pangsa pasar. Saat ini, Perseroan telah bekerjasama dengan hampir seluruh APM sehingga Perseroan dapat membiayai seluruh merek kendaraan yang dibutuhkan oleh konsumen. Hal ini membuktikan tingkat kepercayaan APM dan dealer yang tinggi kepada Perseroan. Dengan adanya kerjasama tersebut, Perseroan dapat lebih banyak memberikan berbagai pilihan jenis kendaraan bermotor kepada konsumen serta mempermudah penetrasi pasar di berbagai wilayah kantor pemasaran Perseroan.
Bidang Usaha
Kegiatan Usaha dan Jasa Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
48
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 3, kegiatan usaha Perseroan bergerak dalam bidang lembaga pembiayaan, dimana untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha pembiayaan konsumen, sewa guna usaha, anjak piutang, dan usaha kartu kredit. Namun untuk saat ini Perseroan hanya melaksanakan kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha. Dalam menjalankan usahanya, Perseroan telah memperoleh ijin untuk melakukan kegiatan usaha di bidang pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.1021/KMK.13/1989 tanggal 7 September 1989 yang kemudian diperbaharui oleh Surat Keputusan No. 54/KMK-013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001 dan terakhir diubah dengan No. KEP-352/KM.10/2009 tanggal 29 September 2009.
Produk dan Jasa Produk atau jasa yang dihasilkan berupa pembiayaan kendaraan bermotor baik kepada konsumen retail maupun perusahaan dalam bentuk pembiayaan konsumen maupun sewa guna usaha. Jenis kendaraan yang dibiayai meliputi mobil baru, mobil bekas, sepeda motor, kendaraan niaga, dan alat berat.
Jejak Langkah
1995
1997
Pendirian Perseroan dengan nama PT Tunas Financindo Corporation
Perseroan membuka 2 (dua) Kantor Cabang yaitu Bandung dan Bogor
Perseroan membuka 5 (lima) Kantor Cabang baru yaitu Bekasi, Tangerang, Surabaya, Depok, dan Semarang
2004
2006
2007
Perseroan membuka 8 (delapan) Kantor Cabang baru yaitu di Kelapa Gading (Jakarta Utara), Tasikmalaya, Medan, Tanjung Duren (Jakarta Barat), Surabaya I, Balikpapan, Samarinda, dan Makassar
Perseroan membuka 9 (sembilan) Kantor Cabang baru yaitu Metro (Lampung), Tulang Bawang (Lampung), Tanggamus (Lampung), Palembang, Pekanbaru, Fatmawati (Jakarta Selatan), Matraman (Jakarta Timur), Purwokerto, dan Banjarmasin
2008
Perseroan membuka 1 (satu) Kantor Cabang baru yaitu di Jambi
Perseroan membuka 2 (dua) Kantor Cabang baru yaitu Kotabumi (Lampung) dan Kalianda (Lampung)
Perseroan memperoleh Investor Awards sebagai Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2008 untuk kategori Aset diatas Rp2 triliun – Rp4 triliun
49 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
1989
Jejak Langkah
2009 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
50
Pengambilalihan 51%
Perubahan nama
Perpindahan Kantor
saham Perseroan oleh Bank
Perseroan menjadi PT
Pusat Perseroan ke
Mandiri (Persero) Tbk.
Mandiri Tunas Finance
Graha Mandiri Lantai 3A, Jl. Imam Bonjol No. 61, Jakarta 10310
2010
Perseroan membuka 13 (tiga belas) Kantor Cabang baru yaitu bumi Serpong Damai (Tangerang), Pecenongan (Jakarta Pusat), Denpasar, Pontianak, Kendari, Palangkaraya, Parepare (Sulawesi Selatan), Karawang, Tarakan (Kalimantan Timur), Kediri, Tegal, Bengkulu, dan Manado)
2011
Perseroan membuka 22 (dua puluh dua) Kantor Cabang baru yaitu Rantau Prapat (Sumatera Utara), Muara Bungo (Jambi), Padang, Pangkal Pinang, Banda Aceh, Sukabumi, Serang, Pondok Gede, Mampang Prapatan (Jakarta Selatan), Kebon Jeruk (Jakarta Barat), Tuban, Tanjung (Kalimantan Selatan), Palu, Madium, Jember, Gianyar, Kudus, Magelang, Mataram, Gorontalo, Bandung 2, dan WTC Mangga Dua (Jakarta Utara) Perseroan menerima penghargaan peringkat III Digital Multifinance Brand dari majalah Infobank dalam acara Infobank Digital Brand of The year 2011
Jejak Langkah
PT Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan peringkat Perseroan dengan peringkat AA (idn); Stable Outlook PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) telah menaikkan peringkat Perseroan beserta surat utang Obligasi VI Seri B, Seri C, dan Seri D Tahun 2011 yang semula peringkat idA+
(Single A Plus; Stable Outlook) menjadi idAA (Double A; Stable Outlook) Perseroan berhasil mencapai seluruh strategi inisiatif sebagaimana yang dipersyaratkan oleh pemegang saham mayoritas yaitu pencapaian target-target market share, pendapatan, dan laba bersih
2013
Perseroan membuka 9 (sembilan) Kantor Cabang baru yaitu di Batam (Kepulauan Riau), Bukittinggi (Sumatera Barat), Duri (Riau), Baturaja (Sumatera Selatan), Lubuklinggau (Sumatera Selatan), Cibubur (Jawa Barat), Bandarjaya (Lampung), Banjarbaru (Kalimantan Selatan) dan Tangerang 2 (Banten) Perseroan menerima penghargaan Indonesia Multifinance Award 2013 sebagai “The Best of Good Corporate Governance for Multifinance Indonesia 2013” dari Majalah Business Review Perseroan menerima penghargaan Anugerah Business Review 2013 dari Majalah Business Review sebagai : • The 3rd Best Non Listed Company of the Year 2013 • The 3rd Best Finance Performance of the Year 2013 • The 4th Best Human Capital of the Year • The 5th Best Corporation for Risk Management of the Year 2013
51 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
2012
Testimoni Testimoni Konsumen Sigit Priyono, Pemilik Usaha Bengkel, Lampung Selama mengambil kredit via MTF, saya merasa puas dengan pelayanannya. Prosesnya cepat dan mudah, serta marketingnya sangat responsive dan kooperatif. Saya berencana untuk menambah unit baru juga via MTF. Terima kasih MTF.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
52
Endang Sudrajat, S. Ag MM (PNS), Bogor Pelayannya sangat baik sesuai dengan aturan dan dalam survei tidak dipersulit. Saya mengambil dua kali, persyaratannya sangat mudah dan pelayanan yang ramah. Mudah-mudahan kedepannya MTF lebih maju lagi dan lebih banyak nasabahnya.
Mulyono, Pedagang Mie Ayam dan Es Buah, Bogor Semenjak pengambilan kredit mobil yang pertama sampai dengan yang ke-5 yang saat ini masih berjalan, MTF selalu memberikan pelayanan yang terbaik serta prosesnya mudah dan cepat. Silaturahmi dengan marketing MTF masih terjalin dengan baik. Pokoknya MTF Mantap. Terima kasih MTF atas pelayanannya.
Anang Khosim, Wiraswasta bangunan dan penjual Melamin, Tangerang Pelayanan yang MTF berikan selama saya mengambil kredit sangat bagus. MTF sangat responsif dan selalu menawarkan solusi apabila saya ada kesulitan. Ketika pengajuan kredit pun sangat mudah dan cepat prosesnya, serta tidak ribet. Ini sudah yang kedua kalinya saya mengambil kredit di MTF. Insya Allah kalau sudah lunas, saya ingin mengambil kredit lagi via MTF. Terima kasih MTF. Krisna Hidayat - Direktur Utama PT Hiba Utama Selama bekerjasama dengan MTF saya merasa sangat puas. Produknya bagus serta karyawannya sangat komunikatif. Proses pengajuan kredit juga cepat. Sukses terus untuk MTF. Semoga kedepannya MTF dapat menjadi partner andalan bagi pelaku usaha di Indonesia.
Testimoni
Testimoni Dealer
yang MTF berikan. Terimakasih MTF.
Nita Hasanto, Sales Head Sun Motor – Authorized Dealer Suzuki Tangerang Selama bermitra dengan MTF, saya tidak merasa kesulitan sama sekali. Justru saya merasa terbantu dengan service yang diberikan MTF. Saya merasa tenang, karena MTF sangat responsive, proses pembayarannya cepat serta persyaratannya mudah. Terima kasih atas supportnya selama ini. MTF Mantap.
Evugo Bambang, General Manager PT Mercindo Autorama Kerjasama antara MTF dan Mercindo Autorama telah berlangsung cukup lama dan kami mendapat kesan yang sangat baik, dimana kesan ini kami dapatkan tidak hanya dari karyawan kami yang sering berhubungan dengan MTF namun juga dari konsumen kami. Pelayanan MTF dipuji oleh konsumen kami karena sangat cepat dan persyaratannya sangat mudah, semoga MTF semakin sukses dan jaya kedepannya. Bravo MTF.
53 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Panut, Owner Danang Motor– Used Car Showroom Tangerang Saya sangat terkesan dengan pelayanan dari MTF. Prosesnya sangat mudah dan cepat, sesuai dengan taglinenya fast and easy. Marketingnya juga selalu support dan responsive jika kami ada kesulitan, setiap masalah pasti dicarikan solusi oleh MTF. Dari tahun 2005 sampai sekarang, saya merasa puas dengan pelayanan
Testimoni
Agustus Sani Nugroho, Direktur Utama Ducati Indonesia Ducati Indonesia selama bekerjasama dengan MTF merasa puas karena MTF telah memberikan service yang sangat baik. Salah satu kekuatan MTF adalah servicenya yang sangat cepat kepada konsumenkonsumen Ducati. Kami berharap MTF dapat meningkatkan kualitasnya dan bahkan lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang. Sukses terus untuk MTF.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
54
Testimoni Mitra Bisnis Albertus Wiroyo, Direktur Utama Mandiri AXA General Insurance Saya kagum dengan semangat kerjasama yang luar biasa dan team work yang sangat kompak dari rekan-rekan MTF. Saya mewakili MAGI menyampaikan terima kasih atas dukungan MTF kepada MAGI sehingga MAGI bisa tumbuh. Maju terus buat MTF.
Sahata L. Tobing, Direktur Operasional PT Asuransi Jasindo (Persero) Kami dari PT Asuransi Jasindo (Persero) sebagai mitra usaha dari Mandiri Tunas Finance sangat bangga dengan pencapaian prestasi MTF yang telah menorehkan sejarah dengan menjadi top 5 perusahaan pembiayaan di Indonesia. Prestasi yang telah berhasil diraih ini dibangun diatas team work yang sangat bagus, dan semangat yang bergelora serta tentu saja pencapaian kinerja yang sangat baik. Kami yakin kemajuan MTF ditopang oleh kebersamaan yang telah dibangun cukup lama. Kami bangga bekerjasama dengan MTF.
Peristiwa Penting 2013
Penyerahan Hadiah Mobil Kepada Pemenang Semarak point Rewards 1 Februari 2013
BUSINESS GATHERING PT MANDIRI TUNAS FINANCE & PT MANDIRI AXA GENERAL INSURANCE 2 Maret 2013 Sebagai ajang aliansi stretegis antar dua anak perusahaan Group Bank Mandiri yang sedang tumbuh dan berkembang dan sebagai bentuk sinergi dalam pencapaian bisnis profit antar keduanya, Mandiri Tunas Finance (MTF) dan Mandiri AXA General Insurance (MAGI) menggelar Business Gathering perdana dengan tema “Bersatu, Bersinergi, dan Tumbuh Bersama” di Ballroom Graha Mandiri Jakarta.
Kunjungan Bisnis Ke Dealer Mini Cooper 4 April 2013 Dalam rangka mengembangkan dan menggali potensi bisnis bersama PT. Maxindo Internasional selaku Exclusive Partner of MINI Vehicles and Parts, pada hari Kamis 4 April 2013 Mandiri Tunas Finance bersama dengan Bank Mandiri Prioritas, Bank Mandiri Kartu Kredit, dan Mandiri AXA General Insurance, mengadakan kunjungan bisnis ke dealer Mini Cooper di Jl. Sultan Iskandar Muda No.99 (Arteri Pondok Indah) Jakarta Selatan.
55 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Jumat, 1 Februari 2013, bertempat di Bandung, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menyerahkan hadiah utama Undian Semarak Point Rewards kepada Dedi Muslim Nurdin, salah satu konsumen yang beruntung yang mendapatkan hadiah 1 unit Daihatsu All New Xenia.
Peristiwa Penting 2013
Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 1 Mei 2013
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
56
Pada hari Rabu tanggal 1 Mei 2013, PT Mandiri Tunas Finance mengadakan Paparan Publik dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 yang diselenggarakan di Mutiara Ballroom 1 Hotel Gran Melia Kuningan Jakarta.
RUPS Tahunan 16 Mei 2013 Tanggal 16 Mei 2013, bertempat di Ruang Bintan Plaza Mandiri Lantai 2, Mandiri Tunas Finance menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2012.
MTF meraih penghargaan The Best of "GCG" for Multifinance Indonesia 2013 15 Mei 2013 Mandiri Tunas Finance mendapatkan prestasi gemilang di tahun 2013 dengan meraih penghargaan The Best of “GCG” for Multifinance Indonesia 2013 dalam acara Indonesia Multifinance Award 2013 (IMA).
Peristiwa Penting 2013
Mandiri Tunas Finance berpartisipasi dalam ajang Pesta Otomotif Mobil Suzuki 2013 25-26 Mei 2013
Peresmian Kantor MTF Cabang Batam dan Dealer Gathering. 5 September 2013 Dalam rangka memperluas jaringan bisnisnya, Mandiri Tunas Finance kembali membuka kantor cabang baru di Batam. Pembukaan kantor cabang baru ini disertai dengan acara Dealer Gathering dengan pemilik Dealer se-kota Batam.
MANDIRI TUNAS FINANCE MERIAHKAN HARI PELANGGAN NASIONAL 2013 4 September 2013 Sebagai bentuk apresiasi Mandiri Tunas Finance memberikan suvenir kepada para pelanggannya untuk memeriahkan Hari Pelanggan Nasional, 4 September 2013. Pelaksanaan kegiatan ini dipusatkan di kantor cabang Mampang Prapatan dan Lampung.
57 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Mandiri Tunas Finance ikut berpartisipasi dalam gelaran akbar Pesta Otomotif Mobil Suzuki 2013 (POMS 2013) yang diselenggarakan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 25 – 26 Mei 2013 di parkir timur senayan-Jakarta.
Peristiwa Penting 2013
MANDIRI TUNAS FINANCE RAIH 4 PENGHARGAAN DALAM ANUGERAH BUSINESS REVIEW 2013 24 September 2013
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
58
Mandiri Tunas Finance berhasil meraih 4 penghargaan dalam Anugerah Business Review 2013 yang dilaksanakan pada hari Selasa 24 September 2013 di Ballroom The Ritz Carlton Hotel – Mega Kuningan, Jakarta. Penghargaan tersebut yaitu The Best Finance Performance Of The Year 2013 (3rd), The Best Corporation for Risk Management Of The Year 2013 (5th), The Best Human Capital of The Year 2013 (4th), The Best Non Listed Company of The Year 2013 (3rd).
Mandiri AXA dan Mandiri Tunas Finance Tingkatkan Sinergi Hadirkan Perlindungan Atas Nilai Awal Aset Kendaraan 19 November 2013 Kerjasama antara Mandiri AXA General Insurance (Mandiri AXA) dengan Mandiri Tunas Finance (MTF) kini semakin erat dengan terus menghadirkan inovasi perlindungan kendaraan bermotor bagi nasabah. Sinergi antar dua anak perusahaan Grup Bank Mandiri tersebut diumumkan di Jakarta melalui peluncuran program Guaranteed Auto Protection yang dihadiri oleh Direktur Penjualan dan Distribusi Mandiri AXA Syah Amondaris, Sales & Marketing Director Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo, serta Regional Head AXA Creditor Asia Phillipe Demangeat.
Mandiri Tunas Finance luncurkan MTF Member Card 22 November 2013 Pada hari Jumat, 22 November 2013 bertempat di auditorium 11 Blitzmegaplex Grand Indonesia Mandiri Tunas Finance bekerja sama dengan PT El John Metropolitan Wisata meluncurkan MTF Member Card yang merupakan kartu keanggotaan yang diberikan sebagai benefit kepada konsumen Mandiri Tunas Finance.
Peringkat Perusahaan
1. PT Fitch Ratings Indonesia melalui suratnya No. RC115/DIR/X/2013 tanggal 9 Oktober 2013 perihal Peringkat PT Mandiri Tunas Finance, telah menegaskan peringkat nasional jangka panjang di AA(idn); Prospek Stabil.
3. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya No. 529/PEF-Dir/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 perihal Sertifikat Pemantauan Pemeringkatan atas Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas Finance Periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014, telah memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double A) terhadap Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas Finance senilai maksimum Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar Rupiah) untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014. Kemudian pada tanggal 5 Maret 2014, melalui surat Pefindo No. No. 360/PEF-Dir/III/2014 perihal Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas Finance periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double AA). 4. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya No. 530/PEF-Dir/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 perihal Sertifikat Pemantauan Pemeringkatan atas PT Mandiri Tunas Finance Periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014, telah memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double A; Stable Outlook) terhadap PT Mandiri Tunas Finance untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014. Kemudian pada tanggal 5 Maret 2014, melalui surat Pefindo No. 362/PEF-Dir/III/2014 perihal Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas PT Mandiri Tunas Finance periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double AA; Stable Outlook).
59 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
2. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melalui suratnya No. 528/PEF-Dir/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 perihal Sertifikat Pemeringkatan atas Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance Periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014, telah memutuskan memberikan peringkat idAA (Double A) terhadap Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance senilai maksimum Rp1.250.000.000.000,- (satu triliun dua ratus lima puluh miliar Rupiah) untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014. Kemudian pada tanggal 5 Maret 2014, melalui surat Pefindo No. 359/ PEF-Dir/III/2014 perihal Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double AA).
Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
Visi PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
60
Menjadi Perusahaan Pembiayaan Otomotif Terbaik, Terbesar dan Terpercaya di Indonesia pada tahun 2014
Misi • Berorientasi kepada Pemenuhan Kebutuhan Pasar dengan Service Excellent • Ikut berkontribusi positif dalam perekonomian nasional • Mengembangkan Sumber Daya Manusia Profesional • Memberi keuntungan maksimal bagi stakeholders
Visi dan Misi tersebut telah mendapat persetujuan Direksi dan Dewan Komisaris melalui rapat internal tentang tujuan Perseroan.
Visi,Misi dan Nilai Perusahaan
Nilai Perusahaan
Setiap karyawan wajib menjujung tinggi nilai-nilai :
KePERcayaan
•
Jujur dan dapat dipercaya
•
Bertanggung Jawab
•
Berkomitmen
Setiap karyawan wajib mempunyai :
KeWIrausahaan
•
Rasa Memiliki
•
Profesionalisme
•
Fokus Kepada Pelanggan
Setiap karyawan harus bekerja :
KegembiRAan
•
Antusias, ulet, dan pantang menyerah
•
Bersinergi
•
Gembira
Perseroan senantiasa menekankan kepada setiap karyawan untuk konsisten dalam memegang teguh dan mengimplementasikan budaya Perusahaan yaitu budaya kerja PERWIRA dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari. Budaya kerja PERWIRA pada awalnya dirumuskan sendiri oleh karyawan dan kemudian diterima oleh Perseroan sebagai budaya kerja yang menjadi pedoman berpikir dan berperilaku bagi setiap karyawan.
Struktur Organisasi Per tanggal 1 Januari 2014
61 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Budaya Kerja Perseroan yang selalu dijunjung tinggi oleh seluruh karyawan adalah PERWIRA, yang merupakan singkatan dari Kepercayaan, Kewirausahaan dan Kegembiraan yang merupakan 3 (tiga) nilai-nilai dasar yang didalamnya mengandung 9 (sembilan) perilaku utama yang harus diimplementasikan secara konsisten dan berkelanjutan oleh setiap karyawan.
Struktur Organisasi DEWAN KOMISARIS Anton Setiawan Sarastri Baskoro Hanifah Purnama
KOMITE AUDIT
Hanifah Purnama Rodion Wikanto N Sunardi Edirianto
DIREKTUR UTAMA
Ignatius Susatyo Wijoyo
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
62
Divisi Internal Audit Saiful Huda
Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah (UKPN)
DIREKTUR Anton Herdianto
DIREKTUR Harjanto Tjitohardjojo
Divisi Finance & Accounting Dicky
Divisi Corporate Secretary Hengki Heriandono
Divisi Marketing & Product Development Albertus Hendi
Divisi Credit Management Ivan Ferdinand Thanta
Divisi Risk Management Arief Wijaksono
Divisi COP & Fleet Business Erick Tandayu
Divisi Information Technology William Francis
Divisi AR Management Perana Citra Ketaren
Kepala Wilayah 1 (Sumatera Bagian Utara) Andre Tigor
Divisi Operation Dadan Suhendar
Divisi Legal & Compliance Isti Dyah Kusumawati
Kepala Wilayah 2 (Sumatera Bagian Selatan) Bragent Tambunan
Divisi Human Resources Development Nenny Lasmanawati Divisi General Affair & Procurement Tan Rina
Kepala Wilayah 3 & 4 (DKI Jakarta & Sekitarnya) Ramdhan Safitri
Kepala Wilayah 5 & 6 (Jawa Barat & Jawa Tengah) Sukandar
Kepala Wilayah 7 (Jawa Timur, Bali dan NTB) Imron
Struktur Organisasi Perusahaan per tanggal 1 Januari 2014
Kepala Wilayah 8 & 9 (Sulawesi & Kalimantan) Julius Subagyo
Struktur Grup Perusahaan
51,00%
49,00%
PT Tunas Ridean Tbk
PT Mandiri Tunas Finance
99,99%
100,00%
PT Bank Syariah Mandiri (BSM)
PT Tunas Dwipa Matra
100,00%
Bank Mandiri Europe Limited London (BMEL)
PT Tunas Mobilindo Parama
100,00%
PT Tunas Mobilindo Perkasa
100,00%
PT Surya Mobil Megahtama
100,00%
PT Tunas Asset Sarana
100,00%
PT Rahardja Eka Lancar
100,00%
99,99%
PT Mandiri Sekuritas
93,23%
PT Bank Sinar Harapan Bali (BSHB)
100,00%
51,00%
60,00%
63
Mandiri International Remittance Sendirian Berhad (MIR)
PT AXA Mandiri Financial Services
PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI)
PT Surya Sudeco
100,00%
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Profil Dewan Komisaris
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
64
Anton Setiawan Komisaris Utama
Anton Setiawan dilahirkan di Jakarta pada tanggal 23 Februari 1946, 67 tahun. Alumni Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Perusahaan Universitas Nusantara di Jakarta pada tahun 1970. Kemampuan kepemimpinannya terlihat dari berbagai macam pengalamannya dalam mendirikan kelompok Tunas Ridean antara lain PT Tunas Mobilindo Parama, Tunas Ridean Tbk dan Perseroan. Berpengalaman di berbagai perusahaan sebagai Komisaris dan Komisaris Utama. Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2010 sampai saat ini. Sebelumnya sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2009 sampai tahun 2010. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Rahardja Ekalancar (2012-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Ridean Tbk (2010-sekarang). Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Tunas Ridean Tbk sejak tahun 1994 sampai Mei 2010. Selanjutnya saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Independen PT Metropolitan Kentjana Tbk (2009-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Dwipa Matra (2005 sekarang), Komisaris Utama PT Surya Sudeco
(2005-sekarang), Komisaris Utama PT Surya Mobil Megahtama (2005-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Asset Sarana (2002-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Mobilindo Parama (1997-sekarang), Komisaris Utama PT Tunas Mobilindo Perkasa (1997-sekarang). Pada tahun 2006 menerima penghargaan Ernst & Young Indonesia Entrepreneur of The Year 2006 untuk Kategori Lifetime Achievement Award. Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris Utama Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59 tanggal 29 Juni 2010 yang dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan tanggal 6 Februari 2012 dan diangkat kembali sebagai Komisaris Utama Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2017.
Profil Dewan Komisaris
Sarastri Baskoro Komisaris
Sarastri Baskoro, lahir di Jakarta pada tanggal 14 September 1960, 53 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 di York University, Canada, pada tahun 1983 dan Post Graduate Banking & Finance di Monash University, Australia, pada tahun 1995. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2010 sampai saat ini. Sebelumnya sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2009 hingga tahun 2010. Selain itu juga menjabat sebagai Executive Vice President of Consumer Loans Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sejak tahun 2000 hingga saat ini. Pernah menjabat sebagai Consumer Banking Director PT Bank Papan Sejahtera (1996-1998), Direktur PT Asia Partnership Indonesia (19941996) dan Assistant Vice President Credit Cycle Head Citibank Card Centre (1983-1991).
Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59 tanggal 29 Juni 2010 yang dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan tanggal 6 Februari 2012 dan diangkat kembali sebagai Komisaris Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2017.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
65
Profil Dewan Komisaris
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
66
Hanifah Purnama Komisaris Independen
Hanifah Purnama dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1961, 52 tahun. Menyelesaikan pendidikan di University of Southern California, Los Angeles, dengan gelar Bachelor of Science in Electrical Engineering, pada tahun 1984 dan Master of Business Administration di California State Polytechnic University, Pomona, pada tahun 1987, keduanya di Amerika Serikat. Menjabat sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit Perseroan sejak tahun 2009 hingga saat ini. Pernah menjabat sebagai General Manager PT International Master Plan Development (2009 - 2011), Komisaris Independen PT Tunas Financindo Sarana (2005 - 2008), Vice President of Treasury Operations HSBC Indonesia Management Office (2002 - 2003), Operations and Credit Manager PT HSBC Securities Indonesia (2000 - 2001), Direktur Operasi dan Keuangan PT Kharisma Bank (1991 - 1998), General Manager
PT Tritunggal Duta Perkasa (1990), Cost Analyst Electronic Plating Service, Inc. (1988 - 1989), di Gardena, Amerika Serikat. Memulai karir sebagai Credit Analyst Wells Fargo Bank N.A Commercial Banking Group (1987 - 1988), di Los Angeles, Amerika Serikat. Beliau diangkat pertama kali sebagai Komisaris Independen Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara No.5 tanggal 23 Desember 2004, kemudian diangkat kembali sebagai Komisaris Independen dimana pengangkatan terakhir adalah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2017.
Profil Direksi
Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama
Ignatius Susatyo Wijoyo dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 23 Maret 1969, 44 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi, jurusan Manajemen, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada tahun 1993 dan S2 Manajemen Internasional di Prasetya Mulya pada tahun 2006.
Representative Office Head Tangerang PT Astra Sedaya Finance (1997), Treasury Assistant Manager PT Astra Sedaya Finance (1995-1996), Finance Officer PT Astra International (1994) dan memulai karir sebagai Management Trainee di PT Toyota Astra Motor (1993).
Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2010 hingga saat ini. Bergabung dengan Perseroan sebagai Direktur Perseroan (2009-2010). Pernah menjabat sebagai Senior General Manager Recovery Asset Management Division & Recovery Division di PT Adira Dinamika Multifinance (2006-2009), Operation Division Head PT Astra Sedaya Finance (2005), Collection & Remedial Division Head PT Astra Sedaya Finance (2004-2005), Manager Collection Area Jawa PT Astra Sedaya Finance (2004), Branch Manager Kelapa Gading PT Astra Sedaya Finance (2002-2003), Service And Collection Head Fleet PT Astra Sedaya Finance (2000-2001), Collection Head Cabang Surabaya PT Astra Sedaya Finance (1998- 1999),
Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur Utama Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59 tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan tanggal 6 Februari 2012 dan diangkat kembali sebagai Direktur Utama Perseroan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perseroan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No.01 tanggal 6 Februari 2012, yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2017.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
67
Profil Direksi
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
68
Anton Herdianto Direktur
Anton Herdianto dilahirkan di Bandung pada tanggal 23 Agustus 1969, 44 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Padjajaran, Bandung pada tahun 1993 dan S2 Magister Akuntansi, Universitas Indonesia, Jakarta, pada tahun 2001. Bergabung dengan Perseroan pada tahun 2010 dengan jabatan Direktur Perseroan. Beliau pernah menjabat di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai Vice President Change Management Office Directorate-Non Organic Growth Project (20072010), Vice President Change Management Office Directorate-Loan Disposal Project (2007), Assistant Vice President Corporate Development GroupTransaction & Execution Department (2005- 2006)
dan Senior Manager Internal Audit Group (19992005). Selain itu pernah mejabat sebagai Senior Auditor PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (1995-1999). Beliau memulai karir sebagai Auditor KPMG Akuntan Publik (1993-1994). Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59 tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2015.
Profil Direksi
Harjanto Tjitohardjojo Direktur
Harjanto Tjitohardjojo dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 Juni 1968, 45 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Krida Wacana, Jakarta pada tahun 1991. Bergabung dengan Perseroan pada tahun 2010 sebagai Direktur Perseroan. Beliau pernah menjabat sebagai Vice President Tunas Toyota (2006-2010), Operation Director Tunas Toyota (20042006), Operation Manager Tunas Toyota (2000-2004), Kepala Cabang beberapa dealer Tunas Toyota (1995-2000) dan
Sales Manager Toyota Astra International (1994-1995). Memulai karir sebagai Sales Supervisor Auto 2000 (1993- 1994). Beliau diangkat pertama kali sebagai Direktur Perseroan, berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan No.59 tanggal 29 Juni 2010, yang dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan masa jabatan sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2015.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
69
Pejabat Senior
DEWAN KOMISARIS Anton Setiawan Sarastri Baskoro Hanifah Purnama
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
70
Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
KOMITE AUDIT Hanifah Purnama Ketua Rodion Wikanto Njotowidjojo Anggota Sunardi Edirianto Anggota DIREKSI Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama Anton Herdianto Direktur Harjanto Tjitohardjojo Direktur KEPALA WILAYAH & KEPALA DIVISI Andre Tigor Kepala Wilayah 1 Bragent Tambunan Kepala Wilayah 2 Ramdhan Safitri Kepala Wilayah 3 & 4 Sukandar Kepala Wilayah 5 & 6 Imron Kepala Wilayah 7 Julius Subagyo Kepala Wilayah 8 & 9 Saiful Huda Kepala Divisi Internal Audit Hengki Heriandono Kepala Divisi Corporate Secretary Tan Rina Kepala Divisi General Affair & Procurement Arief Wijaksono Kepala Divisi Risk Management Erick Tandayu Kepala Divisi COP & Fleet Business Dicky Kepala Divisi Finance & Accounting Ivan Ferdinand Thanta Kepala Divisi Credit Management William Francis Indra Kepala Divisi Technology Information Nenny Lasmanawati Kepala Divisi Human Resources Development Isti Dyah Kusumawati Kepala Divisi Legal & Compliance Albertus Hendi Kepala Divisi Marketing & Product Development Perana Citra Ketaren Kepala Divisi AR Management Dadan Suhendar Kepala Divisi Operation
Struktur Pemegang Saham
Public
Public
17%
44%
56%
Jardine Strategic Holdings Ltd
Ny. Suliawati Tjokro 84%
73%
Anton Setiawan
83%
Jardine Matheson Holdings Limited Bermuda
Christian Milko Setiawan
Public
8%
27%
8%
Negara Republik Indonesia
Public
PT Tunas Andalan Pratama
Jardine Cycle & Carriage, Ltd
60%
40%
43,8%
43,8%
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Tunas Ridean Tbk
51%
49%
PT Mandiri Tunas Finance
Public
12,4%
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
71
Komposisi Pemegang Saham
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
72
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.8 tanggal 6 Februari 2009 yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, akta mana telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Data Perseroan No.AHU-AH.01.10-01575 tanggal 11 Maret 2009, dan didaftarkan pada Daftar Perseroan No.AHU-0008560.AH.01.09.Tahun 2009, tanggal 11 Maret 2009, para pemegang saham Perseroan menyetujui penjualan saham-saham kepunyaan dan atau milik PT Tunas Mobilindo Parama sebanyak 625.000.000 (enam ratus dua puluh lima juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp62.500.000.000,00 (enam puluh dua miliar lima ratus juta Rupiah) dan saham-saham milik PT Tunas Ridean Tbk sebanyak 650.000.000 (enam ratus lima puluh juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp65.000.000.000,00 (enam puluh lima miliar Rupiah) kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan nilai transaksi sebesar nilai nominal tersebut di atas, sebagaimana telah dituangkan dalam Akta Jual Beli Saham Dalam Rangka Pengambilalihan Perusahaan No.4 tanggal 6 Februari 2009, yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, sehingga dengan adanya jual beli saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan berubah menjadi sebagai berikut: Tabel Struktur Kepemilikan Saham Perseroan tahun 2009 – sekarang Nilai Nominal Rp 100 per saham Keterangan
Modal Dasar
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
Persentase (%)
10.000.000.000
1.000.000.000.000
1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
1.275.000.000
127.500.000.000
51,00
2. PT Tunas Ridean Tbk
1.225.000.000
122.500.000.000
49,00
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
2.500.000.000
250.000.000.000
100,00
Saham Dalam Portepel
7.500.000.000
750.000.000.000
Pemegang Saham
Profil Singkat Pemegang Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berdiri pada tanggal 2 Okober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi Perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu: Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank
Komposisi Pemegang Saham
PT Tunas Ridean Tbk PT Tunas Ridean Tbk berawal dari perusahaan keluarga dengan nama Tunas Indonesia Motor yang berdiri pada tahun 1967, kini telah menjadi grup otomotif independen terbesar yang memiliki 124 outlets yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun 1980, grup mengintegrasikan seluruh bisnis unit ke dalam satu perusahaan induk PT Tunas Ridean. Kemudian PT Tunas Ridean mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1995. PT Tunas Andalan Pratama dan Jardine Cycle & Carriage Ltd saat ini adalah pemegang saham utama dari PT Tunas Ridean Tbk masing-masing dengan 43,8% dari jumlah saham yang beredar. Tabel Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sejak Perseroan didirikan sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan adalah sebagai berikut :
Periode Tahun
Pendirian (1989) - 1993 1993 - 1995
Modal Dasar
10.000.000.000 10.000.000.000
Modal Disetor (Rp)
5.000.000.000 5.000.000.000
1995 - 1997
100.000.000.000
25.000.000.000
1997 - 2002
250.000.000.000
65.000.000.000
2002 - 2007
250.000.000.000
65.000.000.000
2007 - 2009
1.000.000.000.000
250.000.000.000
2009 – Saat Ini
1.000.000.000.000
250.000.000.000
Pemegang Saham Nama
% Jumlah Saham
• PT Tunas Ridean Tbk
2.500
50
• PT Kharisma Setia Utama
2.500
50
• PT Tunas Ridean Tbk
2.500
50
• PT Tunas Mobilindo Parama
2.500
50
22.500
90
2.500
10
• PT Tunas Ridean Tbk • PT Tunas Mobilindo Parama • PT Tunas Ridean Tbk
117.000.000
90
• PT Tunas Mobilindo Parama
13.000.000
10
• PT Tunas Ridean Tbk
97.500.000
75
• PT Tunas Mobilindo Parama
32.500.000
25
1.875.000.000
75
625.000.000
25
• PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
1.275.000.000
51
• PT Tunas Ridean Tbk
1.225.000.000
49
• PT Tunas Ridean Tbk • PT Tunas Mobilindo Parama
Seluruh perubahan struktur permodalan dan pemegang saham tersebut diatas telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan dan UndangUndang tentang Perseroan Terbatas yang berlaku.
73 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan memiliki bidang usaha perbankan dan jasa keuangan. Pemegang Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terdiri dari Pemerintah Republik Indonesia (60%) dan Publik (40%).
Ikhtisar Obligasi dan Medium Term Notes
Ikhtisar Obligasi Tahun Nama Obligasi Penerbitan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
74
Seri
Peringkat (*)
2003
Obligasi Tunas Financindo Sarana I Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap
-
id
2004
Obligasi Tunas Financindo Sarana II Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap
-
id
2005
Obligasi Tunas Financindo Sarana III Tahun 2005 dengan Tingkat Bunga Tetap
2007
2008
Obligasi Tunas Financindo Sarana IV Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap
Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap
Jumlah (Rp)
Tingkat Bunga
Frekuensi Pembayaran Bunga
Tanggal Penerbitan
Tanggal Jatuh Tempo
Keterangan
BBB+
500.000.000.000
14,5% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
4 Juni 2003
29 Mei 2006
Lunas
BBB+
350.000.000.000
10,00% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
15 Juni 2004
22 Juli 2005
Lunas
A-
150.000.000.000
10,625% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
1 Juli 2005
18 Juli 2006
Lunas
A-
100.000.000.000
12,825% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
1 Juli 2005
8 Juli 2007
Lunas
A-
100.000.000.000
13,250% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
1 Juli 2005
8 Juli 2008
Lunas
A
id
B
id
C
id
350.000.000.000 A-
150.000.000.000
10,00% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
14 Februari 2007
27 Februari 2008
Lunas
A-
100.000.000.000
10,4% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
14 Februari 2007
22 Februari 2009
Lunas
A-
350.000.000.000
11,00% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
14 Februari 2007
22 Februari 2010
Lunas
A
id
B
id
C
id
600.000.000.000 A-
350.000.000.000
10,00% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
12 Februari 2008
27 Februari 2009
Lunas
A-
25.000.000.000
10,50% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
12 Februari 2008
20 Februari 2010
Lunas
A-
50.000.000.000
11,00% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
12 Februari 2008
20 Februari 2011
Lunas
A-
175.000.000.000
11,25% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
12 Februari 2008
20 Februari 2012
Lunas
A
id
B
id
C
id
D
id
600.000.000.000
2011
2013
Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013
A
id
A+
48.000.000.000
8,60% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
10 Mei 2011
23 Mei 2012
Lunas
B
A+ id
52.000.000.000
9,60% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
10 Mei 2011
19 Mei 2013
Lunas
C
id
A+
350.000.000.000
10,00% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
10 Mei 2011
19 Mei 2014
-
D
id
150.000.000.000
10,70% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
10 Mei 2011
19 Mei 2015
-
A+
600.000.000.000 AA
425.000.000.000
7.75% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
5 Juni 2013
5 Juni 2016
-
AA
75.000.000.000
8.80% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
5 Juni 2013
5 Juni 2017
-
A
id
B
id
500.000.000.000 Jumlah Obligasi Terhutang Sampai Dengan 31 Desember 2013
Rp1.000.000.000.000
(*) Berdasarkan pemeringkatan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada saat penerbitan Obligasi.
Ikhtisar Obligasi dan Medium Term Notes
Ikhtisar Medium Term Notes Nama MTN
Jumlah (Rp)
2009
Medium Term Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance I Tahun 2009
250.000.000.000
2010
Medium Term Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance II Tahun 2010
350.000.000.000
2012
Medium Term Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance III Tahun 2012
200.000.000.000
Peringkat (*)
Tingkat Bunga
Frekwensi Pembayaran Bunga
Tanggal Penerbitan
18 Nopember 2009
Tanggal Jatuh Tempo
18 Nopember 2011
Lunas
A+
11,60% p.a
setiap bulan
A+
11,60% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
15 Februari 2010 15 Februari 2012
-
9,95% p.a
setiap 3 (tiga) bulan
2 Februari 2012
id
id
Keterangan
2 Februari 2015
Jumlah MTN Terhutang Sampai Dengan 31 Desember 2013
200.000.000.000
(*) Berdasarkan pemeringkatan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada saat penerbitan MTN.
Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan tidak memiliki kepemilikan saham di Perseroan.
Kepemilikan Saham Masyarakat
Perseroan adalah perusahaan tertutup sehingga saham Perseroan tidak dimiliki oleh masyarakat umum.
Entitas Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi atau Perusahaan Publik
Perseroan tidak memiliki Anak Perusahaan, Perusahaan Asosiasi atau Perusahaan Publik lainnya, sehingga informasi terkait hal ini belum dapat disajikan.
Kronologis Pencatatan Saham
Perseroan tidak melakukan penawaran umum saham sehingga tidak tersedia informasi kronologis pencatatan saham.
Lunas
75 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Tahun Penerbitan
Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
76
Perseroan telah beberapa kali menerbitkan obligasi dan medium term notes yang dananya digunakan seluruhnya oleh Perseroan untuk kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor. Walaupun Perseroan mendapatkan dukungan penuh atas fasilitas pendanaan terutama Joint Financing dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, namun Perseroan tetap melakukan diversifikasi pendanaan untuk menunjang kinerja usaha Perseroan. Penerbitan Obligasi dan medium term notes antara lain bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan investor serta mempertahankan eksistensi Perseroan di Pasar Modal. Adapun kronologis pencatatan obligasi dan medium term notes Perseroan yang sampai saat ini masih beredar dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Pada tanggal 10 Mei 2011, Perseroan menerbitkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 dengan tingkat bunga tetap dengan jumlah pokok sejumlah Rp600.000.000.000,- (enam ratus miliar Rupiah), dengan jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun, yang terdiri dari: Seri A: Dengan jumlah pokok sebesar Rp48.000.000.000,- (empat puluh delapan miliar Rupiah), berjangka waktu 370 (tiga ratus tujuh puluh) hari dengan bunga 8,60% per tahun (jatuh tempo 23 Mei 2012). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh telah dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri A. Seri B: Dengan jumlah pokok sebesar Rp52.000.000.000,- (lima puluh dua miliar Rupiah), berjangka waktu 2 (dua) tahun dengan bunga 9,60% per tahun (jatuh tempo 19 Mei 2013). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh telah dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri B. Seri C: Dengan jumlah pokok sebesar Rp350.000.000.000,- (tiga ratus lima puluh miliar Rupiah), berjangka waktu 3 (tiga) tahun dengan bunga 10,00% per tahun (jatuh tempo 19 Mei 2014). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri C. Seri D: Dengan jumlah pokok sebesar Rp150.000.000.000,- (seratus lima puluh miliar Rupiah), berjangka waktu 4 (empat) tahun dengan bunga 10,70% per tahun (jatuh tempo 19 Mei 2015). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri D.
Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek
Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dengan peringkat : idA+ (Single A plus; Stable Outlook) dan telah dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Mei 2011. Dana hasil Obligasi ini telah digunakan 100% untuk menambah modal kerja dalam rangka pembiayaan kendaraan bermotor oleh Perseroan. Laporan realisasi penggunaan seluruh dana telah disampaikan kepada Bapepam dan LK melalui surat No. 084/MTF-CSC/VII/2011 tanggal 7 Juli 2011. Penawaran Umum atas Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang pasar modal, yaitu: Wali Amanat : PT Bank Mega Tbk Akuntan Publik : KAP Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (a member firm of Pricewaterhouse Coopers Global Network) Notaris : Fathiah Helmi, SH Konsultan Hukum : BM & Partners Law Office Pemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) Pada tanggal 2 Nopember 2012, PT Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan peringkat Perseroan (Corporate Rating) dengan peringkat AA(idn) (Double AA; Stable Outlook). Pada tanggal 12 Nopember 2012, PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) telah menaikkan peringkat Perseroan (Corporate Rating) beserta surat utang Obligasi VI Seri B, Seri C dan Seri D Tahun 2011 yang semula dengan peringkat idA+ (Single A plus; Stable Outlook) menjadi idAA (Double A; Stable Outlook). Kemudian pada tanggal 5 Maret 2014, melalui surat PEFINDO No. No. 360/PEF-Dir/III/2014 perihal Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 PT Mandiri Tunas Finance periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, yang memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double A).
77 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Obligasi ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang performing sekurangkurangnya sebesar 80% dari nilai pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan dimana pembayaran bunga obligasi pertama kali pada tanggal 19 Agustus 2011, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir akan dilakukan pada tanggal 19 Mei 2015.
Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek
2. Pada tanggal 30 Mei 2013, Perseroan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 dengan tingkat bunga tetap dengan jumlah pokok sejumlah Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar Rupiah), dengan jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun, yang terdiri dari:
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
78
Seri A: Dengan jumlah pokok sebesar Rp425.000.000.000,- (empat ratus dua puluh lima miliar Rupiah), berjangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dengan bunga 7,75% per tahun (jatuh tempo 5 Juni 2016). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri A. Seri B: Dengan jumlah pokok sebesar Rp75.000.000.000,- (tujuh puluh lima miliar Rupiah), berjangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan dengan bunga 7,80% per tahun (jatuh tempo 5 Juni 2017). Pembayaran pokok Obligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh tempo Obligasi Seri B. Obligasi ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang performing sekurangkurangnya sebesar 60% dari nilai pokok obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan dimana pembayaran bunga obligasi pertama kali pada tanggal 5 September 2013, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir akan dilakukan pada tanggal 5 Juni 2017. Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dengan peringkat : idAA (Double A) untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014 dan telah dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Juni 2013. Kemudian pada tanggal 5 Maret 2014, melalui surat PEFINDO No. 359/PEF-Dir/III/2014 perihal Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance periode 5 Maret 2014 sampai dengan 1 Maret 2015, yang memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double A). Dana hasil Obligasi ini telah digunakan 100% untuk menambah modal kerja dalam rangka pembiayaan kendaraan bermotor oleh Perseroan. Laporan realisasi penggunaan seluruh dana telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No. 091/MTF-CSC/VII/2013 tanggal 8 Juli 2013.
Kronologis Pencatatan Efek Lainnya dan Peringkat Efek
Informasi Penerbitan Medium Term Notes Pada tanggal 2 Februari 2012, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (MTN) Mandiri Tunas Finance III Tahun 2012 dengan nilai nominal sebesar Rp200.000.000.000,- (dua ratus miliar Rupiah), berjangka waktu 3 (tiga) tahun (jatuh tempo 2 Februari 2015) dan dengan tingkat bunga sebesar 9,95% per tahun. Seluruh dana yang diperoleh dari MTN ini telah digunakan 100% untuk menambah modal kerja Perseroan. Penerbitan MTN III dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang pasar modal, yaitu : Agen Pemantau : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Notaris : Lenny Janis Ishak, SH KonsultanHukum : BM & Partners Law Office Pemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) Agen Pembayaran : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
79 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 dibantu oleh lembaga dan profesi penunjang pasar modal, yaitu: Wali Amanat : PT Bank Mega Tbk Akuntan Publik : KAP Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) Notaris : Fathiah Helmi, SH Konsultan Hukum : BM & Partners Law Office Pemeringkat Efek : PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)
Nama dan Alamat Perusahaan Pemeringkat Efek Lembaga Pemeringkat Efek PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) Panin Tower Senayan City Lt.17 Jl. Asia Afrika Lot.19 - Jakarta 10270 Telepon : +6221 7278 2380 Faksimile : +6221 7278 2370 Website : http://www.pefindo.com
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
80
PT Fitch Ratings Indonesia DBS Bank Tower, 24th Floor, Suite 2403 Jl. Prof. Dr. Satrio Kav 3-5, Jakarta 12940 Telepon : +6221 2988 6800 Faksimile : +6221 2988 6822 Website : http://www.fitchratings.co.id
Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal Akuntan Publik Purwantono, Suherman, & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) Indonesia Stock Exchange Building Tower 2, 7th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190, Indonesia Telepon : +6221 5289 5000 Faksimile : +6221 5289 4100 Website : www.ey.com/id Jasa : Pemeriksaan (Audit) laporan keuangan per 31 Desember 2012 dan jasa professional lainnya Biaya : Rp368.280.000,Periode Penugasan : Juni 2012 – Juni 2013 Notaris Fathiah Helmi, SH Graha Irama Lantai 6C Jl. HR. Rasuna SAid Blok X-1 Kav 1-2, Kuningan - Jakarta 12950 Telepon : +6221 5290 7304 - 5290 7305-6 Faksimile : +6221 5261 136 Jasa : Pembuatan akta-akta dalam rangka penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 dan Pendaftaran Fidusia Biaya : Rp74.000.000,Periode Penugasan : Januari s/d Juni 2013 Konsultan Hukum BM & Partners Law Office Wisma Aldiron Lt. Dasar Suite 15B Jl. Gatot Subroto Kav.72 - Jakarta 12780 Telepon : +6221 798 1292 Faksimile : +6221 790 2539 Jasa : Melakukan pemeriksaan segi hukum atas Perseroan dalam rangka penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013. Biaya : Rp245.000.000,Periode Penugasan : Januari s/d Juni 2013
Agen Pemantau PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Plaza Mandiri Lt 22 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 - Jakarta 12190 Telepon : +6221 52913212 Faksimile : +6221 5263428 Jasa : Melakukan monitoring terhadap Perseroan berdasarkan perjanjian agen montoring MTN III. Biaya : Rp 35.000.000,-/tahun Periode Penugasan : Februari 2012 s/d Februari 2015
Wali Amanat PT Bank Mega Tbk Menara Bank Mega lantai 16 Jl. Kapten Tendean Kav 12-14A - Jakarta 12790 Telepon : +6221 7917 5000 Faksimile : +6221 7918 7100 Jasa : Mewakili kepentingan pemegang obligasi dalam rangka penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013. Biaya : Rp50.000.000,-/tahun Periode Penugasan : Juni 2013 s/d Juni 2017
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang esensial dalam menunjang kinerja dan menjadi aset yang sangat penting Perseroan. SDM profesional, terpercaya, dan kompeten adalah kunci untuk mencapai visi Perseroan sebagai Perusahaan pembiayaan otomotif terbaik, terbesar dan terpercaya. Selama tahun 2013, Perseroan telah menjalankan program rekrutmen dan pengembangan SDM yang dilakukan guna meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM dalam meraih kesuksesan, dan menjadi kunci dalam memelihara kinerja Perseroan. Kompetensi SDM yang memadai dan sesuai kebutuhan bisnis Perseroan akan memungkinkan akselerasi, ekspansi, dan transformasi bisnis Perseroan berjalan dengan baik.
Rekrutmen Sebagai perusahaan pembiayaan terkemuka di Indonesia, Perseroan senantiasa melakukan akselerasi, ekspansi, dan transformasi bisnis guna menghadapi dinamika bisnis jasa pembiayaan yang semakin kompetitif. Untuk mendukung seluruh kegiatan usaha Perseroan tersebut diperlukan SDM yang baik sejalan dengan bisnis Perseroan. Proses rekrutmen dilakukan melalui beberapa tahap antara lain penyeleksian, dan perekrutan, sesuai dengan Manpower Planning (MPP). Proses rekrutmen Perseroan mengedepankan asas-asas keterbukaan, kewajaran dan kesetaraan berdasarkan kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki oleh calon karyawan. Kandidat yang memenuhi standar administrasi dijaring melalui situs perusahaan, iklan, job fair, serta referensi. Untuk posisi-posisi tertentu yang membutuhkan kompetensi serta keahlian khusus, Perseroan memprioritaskan aspek pemahaman dan pengalaman calon karyawan terkait jabatan tersebut.
81 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Selama tahun 2013, Perseroan telah menjalankan program rekrutmen dan pengembangan SDM yang dilakukan guna meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM dalam meraih kesuksesan, dan menjadi kunci dalam memelihara kinerja Perseroan.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
82
Perseroan menerapkan metode rekrutmen dan seleksi yang tepat dan cepat dalam menjaring SDM yang berkualitas dan kompeten di bidangnya. Perseroan mengkualifikasi kompetensi SDM yang dibutuhkan perusahaan yang mengacu pada rencana bisnis unit kerja berdasarkan MPP. MPP berisi persyaratan-persyaratan kompetensi SDM yang dipilih melalui proses seleksi yang transparan, obyektif, dan profesional, yang disusun berdasarkan rencana kerja tahunan (Business Plan) Perseroan sesuai dengan keputusan dari Manajemen. Perhitungan mengenai jumlah MPP bersumber dari: 1. Masukan masing-masing Kepala Divisi terhadap target yang telah ditetapkan Manajemen dan mengacu kepada evaluasi produktivitas masing-masing divisi/unit kerja. 2. Keputusan budget MPP yang telah disetujui oleh Manajemen.
Sumber Daya Manusia
Proses rekrutmen dan seleksi yang diselenggarakan Perseroan dalam menjaring SDM yang berkualitas dan berkompeten dalam bisnis jasa pembiayaan meliputi identifikasi kebutuhan penambahan karyawan, strategi pencarian kandidat, seleksi calon karyawan, rekomendasi penerimaan karyawan, dan yang terakhir penerimaan dan penempatan karyawan.
Komposisi Di tahun 2013, Perseroan memiliki karyawan sebanyak 2.793 orang yang tersebar di seluruh kantor cabang di Indonesia. Jumlah karyawan Perseroan tersebut telah sesuai dengan kebutuhan untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin terbuka, interaksi yang semakin kompleks, serta tuntutan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan. Secara rincian komposisi karyawan Perseroan yang diklasifikasikan berdasarkan jenjang jabatan, pendidikan, dan usia serta presentase peningkatannya adalah sebagai berikut: Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Jabatan Jabatan Staf
2011
2012
2013
1.435
1.768
2.100
Supervisor
399
446
528
Manager
132
151
159
6
6
6
1.972
2.371
2.793
Dewan Komisaris dan Direksi Jumlah
83 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Di tahun 2013, Perseroan menyelenggarakan rekrutmen dan seleksi dengan beberapa cara antara lain: 1. Internal Perusahaan: dilakukan dengan seleksi karyawan internal untuk mengisi lowongan jabatan pada suatu unit kerja sesuai dengan kebutuhan organisasi dan terbuka bagi karyawan dari unit kerja lain dalam perusahaan. 2. Eksternal Perusahaan: mencari calon karyawan dari eksternal Perusahaan melalui iklan di media, internet/website/mailing list, poster/flyer di tempat umum yang representatif, campus hiring, buku wisuda, referensi karyawan, direct sourcing, partisipasi bursa tenaga kerja (job fair/career day) dan walk in interview.
Sumber Daya Manusia
Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Pendidikan Pendidikan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
84
2011
2012
2013
SLTP dan sederajat
1
1
1
SLTA dan Sederajat
412
418
530
Akademi
417
518
684
Sarjana
1.142
1.434
1.578
Total
1.972
2.371
2.793
Tabel Komposisi Karyawan berdasarkan Usia Usia <20 Tahun
2011
2012
2013
3
3
4
20-29 Tahun
856
1.139
1.270
20-39 Tahun
970
1.083
1.328
40-49 Tahun
137
140
177
6
6
14
1.972
2.371
2.793
>50 Tahun Jumlah
Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Perseroan menyadari bahwa pendidikan, pelatihan, dan pengembangan kompetensi SDM merupakan aspek penting yang harus dilakukan agar kinerja Perseroan dapat sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembiayaan konsumen, kebutuhan SDM yang profesional adalah mutlak. Oleh karena itu, Perseroan mengembangkan kompetensi SDM sebagai salah satu landasan Perseroan dalam meraih kesuksesan. Perseroan mengemas kebutuhan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan SDM melalui training yang bekerja sama dengan lembagalembaga pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Perseroan menjalankan pelatihan untuk karyawan dengan berbagai jenis pelatihan seperti internal, eksternal, dan Management Development Program (MDP). Pelatihan internal terdiri dari peningkatan soft skill dan hard skill karyawan. Untuk pendidikan dan pelatihan yang sifatnya soft skill, Perseroan menjalankannya berdasarkan matriks pelatihan yang sudah disiapkan untuk tiap posisi, baik itu untuk level staf, supervisor dan manajer. Matriks pelatihan antara lain :
Sumber Daya Manusia
Untuk pelatihan yang sifatnya hard skill atau technical skill, secara reguler masing-masing organisasi fungsional Perseroan juga mengadakan pelatihan dan pendidikan sesuai dengan fungsinya masing-masing, contohnya: • Basic Knowledge : Induction Training • Sales Knowledge : Basic Sales Officer Training, Commercial Analysis • Credit Knowledge : Credit Analysis for Sales Officer, Analisa Laporan Keuangan untuk Supervisor maupun Manager, Standar Penginputan Data Kredit, Credit dalam perspektif hukum, SOP • Operations Knowledge : Operations Excellence, BPKB dan Insurance • AR Management Knowledge : Basic AR Management, Risk Management, Lelang dan Hak Tanggungan • Support : Budget Opex, Ketentuan Perpajakan, Ketentuan Ketenagakerjaan, KYC Dalam pelaksanaan pelatihan eksternal selama tahun 2013, hampir setiap unit kerja atau divisi telah mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti pelatihan eksternal dalam rangka untuk lebih membuka wawasan, menambah pengetahuan dan ketrampilan serta meningkatkan profesionalisme. Adapun peserta pelatihan terdiri dari karyawan-karyawan dari unit kerja/ divisi-divisi sebagai berikut: • Credit Management • Internal Audit • Risk & AR Management • Legal & Compliance • Marketing & Product Development • Human Resources Development • Finance & Accounting • Corporate Secretary • Information Technology • General Affair & Procurement
85 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
• Level staf antara lain Impact Communications dan Service Excellence. • Level supervisor antara lain Effective Supervisory dan Accelerate Culture Transformation (ACT). • Level manajer antara lain Trainee for Trainer, Service Excellence, Coaching Technique & Mentoring Program, Accelerate Culture Transformation (ACT), Marketing.
Sumber Daya Manusia
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
86
Untuk Management Development Program (MDP), materi yang diberikan kepada peserta pelatihan antara lain meliputi: A. Organization Knowledge • Company Profile • Corporate Culture • Service Excellence dan Standar Pelayanan • Fungsi, Peran dan KPI B. Multifinance Basic Knowledge • Usaha Jasa Pembiayaan • Marketing • Perkreditan • Risk Management • Pendanaan • Hukum • AR Management C. Managerial Development • Leadership Effectiveness • Coaching for Perfomance • Impactful Business Presentation • Problem Solving & Decision Making D. Character Building E. Business Strategy Perseroan • Marketing • Kredit • Operations • Risk & AR Management • Perfomance Management • Budgeting & Profit • Legal • Fraud & Internal Audit • HR for Non HR
Sumber Daya Manusia
Tabel Jenis Pelatihan Tahun 2013 Jenis Pelatihan
Jumlah Peserta 1.884
Pelatihan Eksternal
65
Management Development Program (MDP)
18
Jumlah
1.967
Sedangkan jumlah peserta training dari tahun ke tahun dapat terlihat melalui grafik berikut:
2.500 2.000 1.500
Jumlah Peserta
1.000 500 0
2010
2011
2012
2013
Total biaya pelatihan yang dikeluarkan pada tahun 2013 mencapai Rp2,75 miliar, meningkat lebih besar 45% dibandingkan dengan biaya pelatihan pada tahun 2012 sebesar Rp1,23 miliar. Biaya pelatihan yang dikeluarkan Perseroan telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan SDM yang berkompeten dan berkualitas guna menghadapi dinamika bisnis jasa pembiayaan di Indonesia. Pada tahun 2013 Perseroan memfokuskan pelatihan pada empat program utama, yaitu: 1. Change Agent, program dimana diberikan pelatihan kepada perwakilan setiap supervisor unit kerja (sales, credit, operation dan AR management) pada cabang terpilih dari masing-masing Regional, dan peserta training menjadi perwakilan Wilayah dalam membagikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan kepada setiap unit kerjanya masing-masing. 2. ACT (Accelerated Transformation Culture), program khusus untuk membantu Karyawan agar lebih mudah beradaptasi, memposisikan diri, menyikap serta menjawab tantangan perubahan yang ada khususnya dalam hal Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
87 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Pelatihan Internal
Sumber Daya Manusia
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
88
3. Excellent Coach, program pembekalan bagi Pemimpin Unit Kerja agar mampu melakukan coaching dan mentoring yang baik terhadap bawahannya sehingga secara tidak langsung akan mampu meningkatkan produktivitas Unit Kerja dalam rangka pencapaian target perusahaan 4. MDP (Manager Development Program) Batch I, program kaderisasi kepemimpinan yang bertujuan untuk mempersiapkan calon-calon manager professional dan kompeten yang dipilih dari internal pegawai MTF yang memiliki nilai budaya perusahaan dan mempunyai kepribadian yang gigih dan tangguh untuk mau maju dan berkembang bersama MTF dalam mencapai visi dan misi perusahaan.
Kesejahteraan Karyawan Perseroan telah memenuhi ketentuan Upah Minimum Regional (UMR) dalam pembayaran upah dan gaji karyawan sesuai dengan ketentuan pembayaran upah minimum yang berlaku di lokasi-lokasi kegiatan usaha Perseroan. Perseroan senantiasa memberikan perhatian yang besar terhadap kesejahteraan karyawan melalui penyediaan berbagai fasilitas seperti: a. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) yang mencakup Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian serta Jaminan Hari Tua, b. Tunjangan makan dan transportasi, c. Program kepemilikan kendaraan, d. Tunjangan Hari Raya dan Bonus, e. Asuransi kesehatan, f. Fasilitas Pinjaman Karyawan. g. Kesempatan mendapatkan pelatihan internal maupun eksternal, h. Program pendidikan Manager Development Program (MDP), dan i. Mengikutsertakan dalam Program Dana Pensiun.
Penilaian Kinerja Karyawan Perseroan melakukan penilaian atas kinerja karyawan yang dilakukan dua kali dalam setahun untuk mengevaluasi tugas dan tanggung jawab dari setiap karyawan. Penilaian dilakukan pertama kali oleh karyawan masing-masing, kemudian dilakukan oleh atasan karyawan melalui konseling yang selanjutnya akan dilakukan penilaian akhir terhadap karyawan tersebut. Para Penilai akan memberikan pengarahan kepada karyawan yang dinilai mengenai kinerja yang telah dilakukannya dan memberikan evaluasi guna meningkatkan kinerja karyawan tersebut menjadi lebih baik. Penilaian kinerja tersebut menjadi dasar pemberian pelatihan, pengembangan karir, serta peningkatan gaji karyawan oleh Divisi Human Resources Development.
Sumber Daya Manusia
Reward and Punishment
Perseroan juga memberikan punishment kepada karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Perusahaan, Standard Operation Procedure (SOP), dan Kode Etik Pegawai. Perseroan memberikan surat teguran dan pembinaan kedisiplinan terhadap karyawan yang menyalahi aturan kepegawaian dan pelanggaran SOP. Sanksi berat berupa pemutusan hubungan kerja diberikan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran berat atau pelanggaran ringan yang berulang. Tabel Pemberian Sanksi Tahun 2011-2013 Jenis Sanksi
Karyawan Yang DIberikan Sanksi (Orang) 2011
2012
2013
Surat Teguran
33
29
16
Surat Peringatan I
81
55
19
Surat Peringatan II
48
25
40
Surat Peringatan III
22
31
42
Pemutusan Hubungan Kerja
18
10
8
Jumlah
202
151
125
89 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Perseroan senantiasa memberikan penghargaan atau reward kepada karyawan berupa kebijakan peningkatan remunerasi yang disesuaikan dengan kondisi keuangan Perseroan berdasarkan tingkat inflasi, pasar industri pembiayaan, dan hasil penilaian terhadap indikator kerja masing unit kerja. Pemberian reward bertujuan untuk memacu produktivitas karyawan yang akan terus ditingkatkan secara berkala. Reward yang diberikan kepada karyawan bervariasi, mulai dari insentif hingga reward trip yang direncanakan setiap tahun.
Sumber Daya Manusia
Pengembangan Karir
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
90
Di tahun 2013, Perseroan telah mulai mengembangkan konsep karir dengan menggunakan sistem Management Development Program (MDP) yang telah menjaring sebanyak 18 karyawan. MDP merupakan program pelatihan yang pesertanya berasal dari internal Perseroan yang dipilih melalui proses seleksi yang cukup ketat. Materi yang diberikan meliputi in-house training, on the job training, project assignment dan outbond training untuk mengembangkan keterampilan bisnis manajemen konseptual dan praktis. Di masa mendatang, Perseroan akan menyelenggarakan MDP setiap tahun dengan senantiasa meningkatkan penyempurnaan materi pelatihan agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang profesional, berintegritas, serta berdedikasi tinggi untuk menunjang kinerja Perseroan.
Penghargaan dan Sertifikasi
Indonesia Multifinance Award 2013 Perseroan memperoleh penghargaan The Best of Good Corporate For Multifinance Indonesia 2013 dalam acara Indonesia Multifinance Award 2013 (IMA) yang diadakan oleh Majalah Business Review.
Anugerah Business Review 2013 Perseroan memperoleh 4 penghargaan dalam Anugerah Business Review 2013 yang diadakan oleh Majalah Business Review yaitu: • The 3rd Best Non Listed Company of the Year 2013 • The 3rd Best Finance Performance of the Year 2013 • The 4th Best Human Capital of the Year 2013 • The 5th Best Corporation for Risk Management of the Year 2013
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
91
analisis dan pembahasan manajemen
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
94
Pertumbuhan industri pembiayaan didukung oleh pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang kuat. Pertumbuhan industri pembiayaan di Indonesia selama ini masih mengandalkan pembiayaan konsumen (pembiayaan mobil dan sepeda motor) dan sewa guna usaha (leasing) dengan kontribusi mencapai 95% dari total pembiayaan. Tinjauan Ekonomi Tahun 2013 adalah tahun yang penuh dengan tantangan. Indikator-indikator ekonomi makro dalam negeri tidak sebaik tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2012 dari 6,23% menjadi 5,78%. Inflasi meningkat menjadi 8,38% akibat pengurangan Bahan Bakar Minyak bersubsidi, kenaikan Upah Minimum Propinsi serta Tarif Dasar Listrik. Nilai tukar Rupiah juga terdepresiasi sangat tajam hingga ke posisi diatas Rp12.000,-. Tekanan inflasi dan pelemahan Rupiah mendorong peningkatan BI Rate hingga 175 bps sepanjang tahun 2013 menuju level 7,5% yang pada akhirnya mendorong kenaikan suku bunga kredit perusahaan pembiayaan. Ditengah kondisi ekonomi yang belum kondusif tersebut, manajemen Perseroan terus berupaya untuk mencapai pertumbuhan kinerja sesuai dengan yang telah ditargetkan di awal tahun.
TINJAUAN INDUSTRI Daya beli masyarakat yang semakin kuat terbukti tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ekonomi global yang saat ini menunjukkan tren menurun. Pertumbuhan pesat yang terjadi pada industri otomotif pada beberapa tahun terakhir mendorong banyak perusahaan pembiayaan yang fokus pada pasar otomotif. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang semakin mengalami peningkatan serta banyaknya permintaan kendaraan merupakan potensi yang sangat besar bagi perusahaan pembiayaan. Pertumbuhan industri pembiayaan didukung oleh pertumbuhan ekonomi di dalam negeri yang kuat. Pertumbuhan industri pembiayaan di Indonesia selama ini masih mengandalkan pembiayaan konsumen (pembiayaan mobil dan sepeda motor) dan sewa guna usaha (leasing) dengan kontribusi mencapai 95% dari total pembiayaan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Perusahaan multifinance tetap bisa eksis dan mencatat pertumbuhan kinerja yang signifikan meski menghadapi aturan ketat dan kondisi perekonomian yang melemah. Ini bukti bahwa prospek bisnis ini tak akan sepi. Industri ini memang terus menerus mencatat pertumbuhan fantastis sejak sektor jasa keuangan Indonesia resmi keluar dari kubangan krisis moneter 1997/1998. Industri pembiayaan, karena itu menjadi salah satu industri dengan prospek yang menarik di Indonesia. Industri ini terbukti mampu bertahan dari gejolak krisis ekonomi. Bahkan aset industri pembiayaan kendaraan tumbuh rata-rata 24,47% per tahun dalam 10 tahun terakhir. Daya tarik industri pembiayaan tidak lepas dari beberapa faktor diantaranya adalah skema bisnisnya yang didasarkan pada underlying asset sehingga relatif aman, kedekatan jaringan industri pembiayaan dengan industri manufaktur, serta posisinya yang seringkali merangkap sebagai distributor dan pemegang merek tunggal yang memudahkan dan mempercepat pelayanan. Hal tersebut tak pelak membuat industri pembiayaan menjadi lebih dekat dengan nasabah dibandingkan pemberi kredit lainnya. Daya tarik kian bertambah lagi terutama bagi investor karena pada saat perekonomian global melambat yang juga berdampak ke sektor keuangan nasional, industri ini tetap tumbuh positif.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
95
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Perkembangan Industri Mobil Baru di Indonesia Ribuan Unit 1.500 1.200 900
Ribuan Unit 894
1.116
1.230
600
2011
2012
2013
300
0
Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)
Walaupun pertumbuhan penjualan nasional mobil baru melambat, namun penjualan mobil baru di Indonesia tetap menunjukkan tren peningkatan sejak tahun 2009 seiring dengan meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat. Penjualan di tahun 2013 ini telah melebihi target penjualan yang ditetapkan oleh GAIKINDO yang menargetkan penjualan mobil nasional sama dengan penjualan di tahun 2012 sebanyak 1.116 juta unit Penjualan Bulanan Nasional Mobil Baru Tahun 2012 - 2013 Pertumbuhan
27% 19%
17%
14% 4%
9%
9%
5%
2%
2%
8%
9%
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Sumber : Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)
Juli
Agustus
September
Oktober
November
89.456
2012 97.691
103.703
111.841
106.754
112.039
102.100
115.974
76.445
77.964
112.178
102.511
104.268
101.746
95.541
99.697
87.144
102.257
87.917
95.996
86.486
103.278
96.718
Ribuan Unit
76.427
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
96
Perkembangan Industri Mobil Baru di Indonesia Penjualan nasional mobil baru di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 1.229.910 unit atau hanya mengalami pertumbuhan 10% dibandingkan penjualan nasional mobil baru di tahun 2012 yang mencapai 1.116.230 unit. Pertumbuhan tersebut jauh menurun dibandingkan pertumbuhan penjualan nasional mobil baru tahun 2012 yang mencapai 25%. Perlambatan pertumbuhan ini antara lain disebabkan dengan kenaikan bahan bakar minyak, kenaikan BI Rate dan melemahnya nilai tukar rupiah beberapa waktu yang lalu.
Desember
2013
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Selama tahun 2013, 10 merek mobil baru yang paling banyak terjual, adalah sebagai berikut : Unit
Toyota Avanza
213,458
Daihatsu Xenia
64,611
Toyota Kijang Innova
64,539
Suzuki Ertiga
63,317
Daihatsu Grand Max Pikap
48,012
Suzuki Carry Pikap
46,208
Nissan Grand Livina
35,422
Toyota Rush
35,004
Mitsubishi T-120 SS Mini Pikap
29,662
Honda Jazz
27,803
Sumber : www.detik.com Perkembangan Industri Sepeda Motor di Indonesia Penjualan sepeda motor di pasar domestik sepanjang tahun 2013 mengalami kenaikan 8,81% menjadi 7.771.014 unit dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 7.141.586 unit. Pencapaian peningkatan penjualan sepeda motor ini jauh lebih baik dari pada penurunan yang terjadi pada penjualan sepeda motor di tahun 2012 sebesar 11%. Peningkatan penjualan sepeda motor ini dipengaruhi antara lain oleh daya beli masyarakat yang menguat dan sarana transportasi yang belum memadai. Perkembangan Industri Sepeda Motor di Indonesia Ribuan Unit 10.000 8.000 6.000
Ribuan Unit 7.142
7.771
2.000
8.004
4.000
2011
2012
2013
0
Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)
97 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Tahun
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Sepanjang tahun 2013, 10 jenis sepeda motor yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah : Tahun
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
98
Unit
Honda beat
1,856,637
Honda Vario
1,314,685
Yamaha Mio Series
1,129,217
Yamaha V-Ixion
470,025
Honda Supra
418,796
Yamaha Jupiter Series
367,057
Honda Revo series
338,761
Suzuki Satria
258,051
Honda Scoopy
200,421
Honda CB150 R
182,942
Sumber : www.detik.com
Perkembangan Industri Perusahaan Pembiayaan Pertumbuhan piutang industri pembiayaan di tahun 2013 mencapai 15% dari Rp302 triliun di tahun 2012 menjadi Rp348 triliun di tahun 2013 dengan total aset. Peningkatan piutang pembiayaan tersebut didominasi oleh pembiayaan konsumen yang mencapai 64%, sewa guna usaha sebesar 34%, sedangkan sisanya sebesar 2% berasal dari anjak piutang dan kartu kredit. Pertumbuhan industri pembiayaan ini juga didukung oleh pertumbuhan industri otomotif, khususnya penjualan mobil baru dimana pada tahun 2013 penjualan mobil baru mencatat rekor tertinggi penjualan sebanyak 1.229.901 unit atau meningkat 10% dibandingkan penjualan mobil baru di tahun 2012 sebanyak 1.116.230 unit. Tabel Perkembangan Perusahaan Pembiayaan 2009 - 2013 Keterangan (Rp triliun)
2009
2010
2011
2012
2013
Aset
174
230
291
342
400
Total Pembiayaan
143
186
245
302
348
Sumber : Bank Indonesia
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Berikut ini data pembiayaan baru yang dicapai Perseroan dalam 3 tahun terakhir : Tahun
Unit
Jumlah (Rp Juta)
2011
80.922
7.138.404
2012
79.222
8.350.928
2013
102.726
11.590.044
Volume penjualan sangat dipengaruhi oleh tingkat harga (suku bunga) dan kecepatan serta kualitas pelayanan karena harga sangat berpengaruh dalam industri pembiayaan otomotif. Konsumen cenderung mencari alternatif pembiayaan dengan suku bunga yang terjangkau sedangkan untuk dapat memberikan pembiayaan suku bunga yang kompetitif maka Perseroan harus mendapatkan dukungan dana pembiayaan dari bank maupun kreditur dengan suku bunga pinjaman yang lebih kompetitif juga. Untuk itu Perseroan senantiasa mencari alternatif pendanaan yang terbaik salah satunya adalah penerbitan surat utang agar tetap dapat berkompetisi di industri pembiayaan. Selain itu Perseroan juga dituntut untuk menjaga profesionalisme dan efisiensi perusahaan dengan meningkatkan profesionalisme dan produktivitas karyawan. Semakin banyak variasi produk baru dari otomotif maka minat konsumen untuk memiliki produk tersebut juga makin besar sehingga kebutuhan akan pembiayaan oleh konsumen juga makin tinggi. Dengan
99 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Perkembangan Industri Pembiayaan Mobil dan Sepeda Motor Perseroan Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha dan kondisi keuangan Perseroan antara lain kondisi perekonomian, kompetisi dalam industri pembiayaan dan otomotif, tingkat suku bunga dan variasi produk baru dari bidang otomotif. Perseroan berupaya untuk senantiasa dekat dengan konsumen dan penjual (Dealer) dengan prinsip bahwa kepuasan konsumen dan Dealer adalah misi utama Perseroan. Adapun cara yang Perseroan lakukan adalah menambah jaringan operasional agar lebih dekat dengan konsumen dan Dealer, peningkatan pelayanan jasa pembiayaan misalnya kecepatan proses kredit, dan melatih tenaga frontliner yang profesional. Kompetisi yang ketat dalam industri pembiayaan dan otomotif membuat kompetitor selalu mengeluarkan berbagai program untuk menarik konsumen dan dealer. Sehingga Perseroan dituntut untuk lebih profesional, kreatif dan efisien dalam mengelola Perseroan agar tetap memiliki competitive advantage yang lebih dari para kompetitor.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
100
demikian tercipta pasar pembiayaan yang makin besar untuk mendorong Perseroan menciptakan berbagai paket program pembiayaan yang menarik bagi konsumen. Perseroan berkeyakinan peluang usaha dimana Perseroan beroperasi akan ikut membaik seiring dengan adanya peningkatan daya beli masyarakat yang disebabkan membaiknya perekonomian Indonesia. Berikut ini data pembiayaan mobil baru, mobil bekas, dan sepeda motor yang dicapai oleh Perseroan dalam 3 tahun terakhir. Tabel Pembiayaan Mobil Baru Tahun
Unit
Jumlah (Rp Juta)
2011
36.313
5.332.085
2012
45.073
6.457.154
2013
71.498
10.069.172
Tabel Pembiayaan Mobil Bekas Tahun
Unit
Jumlah (Rp Juta)
2011
15.053
1.426.923
2012
17.599
1.656.494
2013
13.267
1.238.611
Tabel Pembiayaan Sepeda Motor Tahun
Unit
Jumlah (Rp Juta)
2011
29.556
379.396
2012
16.550
237.280
2013
17.961
282.261
Analisis dan Pembahasan Manajemen
TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHA Perseroan didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 1989. Pada saat ini Perseroan fokus dalam bidang pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha. Dalam menjalankan usahanya Perseroan memberikan kredit konsumen untuk pembelian berbagai merek kendaraan bermotor serta alat berat. Perseroan memfokuskan usaha pada kegiatan pembiayaan mobil baru yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang terkendali yaitu terutama merek-merek Toyota, Daihatsu, Honda, Nissan, Mitsubishi dan Suzuki yang sudah menguasai lebih dari 80% pangsa pasar otomotif. Jasa Pembiayaan Konsumen Semakin banyak variasi produk baru dari otomotif maka minat konsumen untuk memiliki produk tersebut juga makin besar sehingga kebutuhan jasa pembiayaan kendaraan bermotor oleh konsumen juga semakin meningkat. Dengan demikian, tercipta pasar pembiayaan yang makin besar serta mendorong Perseroan untuk menciptakan berbagai paket program pembiayaan yang menarik bagi konsumen. Kegiatan pembiayaan diberikan dalam bentuk kredit
101 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Perseroan memfokuskan usaha pada kegiatan pembiayaan mobil baru yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang terkendali
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
102
pemilikan kendaraan bermotor dengan ketentuan pembayaran kembali secara angsuran tetap setiap bulannya. Perseroan mengklasifikasikan fasilitas pembiayaannya ke dalam 3 jenis, yaitu mobil baru, mobil bekas dan sepeda motor. Perseroan juga menetapkan persyaratan kredit yang berbeda untuk ke 3 jenis usaha tersebut. Secara umum, jangka waktu pembiayaan ditetapkan 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan jangka waktu pembiayaan terbanyak adalah selama 3 (tiga) tahun. Sebagai agunan untuk kredit tersebut adalah berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) asli yang di simpan oleh Peseroan. Dokumen tersebut akan diserahkan kepada konsumen apabila seluruh kewajibannya kepada Perseroan telah dilunasi. Kegiatan usaha Perseroan yang bergerak dalam bisnis jasa pembiayaan kendaran bermotor semakin menunjukan kinerja yang memuaskan. Dari segmen usaha Jasa Pembiayaan Konsumen, Perseroan meraih pendapatan sebesar Rp859,88 miliar naik 34,82% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp637,82 miliar. Hal ini disebabkan oleh realisasi pembiayaan konsumen dan aset kelolaan Perseroan mengalami peningkatan di tahun 2013. Realisasi pembiayaan baru untuk tahun 2013 adalah sebesar Rp11,1 triliun atau meningkat sebesar Rp3,1 triliun atau 38,36% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp8 triliun. Adapun total aset kelolaan Perseroan tahun 2013 adalah sebesar Rp15 triliun mengalami kenaikan sebesar Rp3,8 triliun atau 35% dari tahun 2012. Selain itu kenaikan pendapatan pembiayaan konsumen juga disebabkan oleh peningkatan dari pembiayaan konsumen yang didanai melalui skema pembiayaan bersama (Joint Financing) without recourse yang mendominasi total pembiayaan baru selama tahun 2013 (66,31% dari total pembiayaan baru pembiayaan konsumen tahun 2013). Sewa Guna Usaha Perseroan menawarkan pembiayaan leasing bagi perusahaan untuk memperoleh barangbarang modal untuk operasional dengan mudah dan cepat. Kegiatan usaha Perseroan dalam bidang sewa guna usaha (leasing) mencatatkan pendapatan sebesar Rp59,90 miliar naik dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp16,51 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan realisasi pembiayaan baru sebesar Rp168,78 miliar atau 48,78% selama tahun 2013 dari sebesar Rp346,03 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp 514,81 miliar pada tahun 2013. Perseroan yakin bahwa di masa mendatang, peluang usaha dari jasa pembiayaan kendaraaan bermotor dan sewa guna usaha akan tetap tinggi. Hal ini didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat yang disebabkan iklim ekonomi yang semakin baik di Indonesia.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
a) Rasio Imbal Hasil Rata-rata Aset dan Rasio Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rasio imbal hasil rata-rata aset Perseroan tercatat sebesar 4,45% dan 4,27%. Imbal hasil rata-rata aset tahun 2013 naik jika dibandingkan dengan tahun 2012 karena kenaikan realisasi pendapatan pembiayaan konsumen yang berkontribusi pada kenaikan laba tahun berjalan sebelum pajak sebagai pengembalian atas total aset yang dikelola Perseroan.
Rasio imbal hasil modal sendiri dipergunakan untuk mengetahui kemampuan Perseroan meraih laba dari modal yang ditanamkan dan dicerminkan dari perbandingan antara Laba Tahun Berjalan (Laba Bersih) dengan modal sendiri. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rasio imbal hasil modal sendiri adalah sebesar 29,14% dan 25,05%. Imbal hasil modal sendiri tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2012 karena kenaikan realisasi pendapatan pembiayaan konsumen mengalami peningkatan yang berkontribusi terhadap kenaikan Laba Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan.
b) Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset Di tahun 2013, jumlah pendapatan/jumlah aset sedikit mengalami kenaikan dari tahun 2012 yang tercatat sebesar 19,17% menjadi 20,68% pada tahun 2013. Hal ini disebabkan karena rasio pertumbuhan pendapatan Perusahaan lebih besar dibandingkan dengan rasio pertumbuhan asetnya. Perseroan untuk berusaha meraih pasar yang lebih besar untuk mencapai target menjadi 3 (tiga) besar perusahaan pembiayaan di indonesia.
103 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Profitabilitas Di tahun 2013, Perseroan mencatat profitabilitas yang secara umum mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seperti: • Imbal Hasil Rata-rata Aset sebesar 4,45% meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,27%. • Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas sebesar 29,14% meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 25,05%. • Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset sebesar 20,68% relatif stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 19,17%.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Grafik Imbal Hasil Rata-rata Aset dan Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas
Imbal Hasil Rata-rata Aset dan Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas 4,50%
104
4,00%
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
35,00%
4,45 4,27 29,14 25,05
3,50%
25,00%
3,00% 2.50%
30,00%
16,92 2,83
2,00%
Imbal Hasil Rata-rata Aset* (%)
20,00%
Imbal Hasil Rata-rata Ekuitas (%)
15,00%
*menggunakan perhitungan laba sebelum pajak
10,00%
0
0
2011
2012
2013
ANALISIS DAN PEMBAHASAN KINERJA KEUANGAN Analisis kinerja keuangan berikut disusun berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan tanggal 31 Desember 2012. 1. L aporan Posisi Keuangan Aset Posisi tanggal 31 Desember 2013, jumlah aset Perseroan mencapai Rp5,6 triliun naik 28,52% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp4,4 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan portofolio piutang pembiayaan konsumen seiring dengan peningkatan volume pembiayaan konsumen.
Perseroan di dalam usahanya yang bergerak dalam pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha sesuai dengan PSAK No. 1 (revisi 2009 tentang penyajian Laporan Keuangan yang berlaku secara retrospektif efektif sejak 1 Januari 2011) tidak menyajikan klasifikasi aset ke dalam kategori aset lancar dan aset tidak lancar.
a. Kas dan Setara Kas Di tahun 2013, saldo kas dan setara kas Perseroan tercatat sebesar Rp191,24 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp25,47 miliar atau sebesar 15,36% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp165,77 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan kas yang
Analisis dan Pembahasan Manajemen
ditempatkan pada bank dari Rp96,79 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp128,29 miliar pada tahun 2013. Peningkatan tersebut dikarenakan kebijakan Perseroan yang akan membayar kewajiban obligasi yang jatuh tempo dibulan Mei 2014. Tabel Kas dan Setara Kas (dalam juta Rupiah) 2012
2013
105
Perubahan
Kas
18.960
12.929
-31,81%
Kas pada Bank
96.789
128.290
32,55%
Deposito Berjangka
50.021
50.021
0,00%
165.770
191.239
15,36%
Jumlah Kas dan Setara Kas
b. Piutang Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen Perseroan di tahun 2013 tercatat sebesar Rp4,5 triliun mengalami peningkatan sebesar Rp793,93 miliar atau sebesar 21,36% dibandingkan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen Perseroan di tahun 2012 sebesar Rp3,7 triliun. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan realisasi pembiayaan baru. Realisasi pembiayaan baru untuk tahun 2013 adalah sebesar Rp11,1 triliun atau meningkat sebesar Rp3,1 triliun atau 38,36% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp8 triliun. Piutang pokok pembiayaan bersama (joint financing) meningkat 41,86% dari tahun sebelumnya seiring dengan peningkatan lending baru joint financing sebesar Rp2 triliun atau 33,64% dari tahun 2012 sebesar Rp5,9 triliun menjadi sebesar Rp7,9 triliun pada tahun 2013. Diikuti piutang pokok pembiayaan sendiri (non joint financing) meningkat 21,96% dari tahun sebelumnya seiring dengan peningkatan lending baru non joint financing sebesar Rp1,2 triliun atau 51,14% dari tahun 2012 sebesar Rp2,5 triliun menjadi sebesar Rp3,7 triliun pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan lending baru Perseroan meningkat cukup baik yang mana didukung dengan perkembangan industri otomotif yang sangat prospektif.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Uraian
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tabel Piutang Pembiayaan Konsumen (dalam juta Rupiah, kecuali*) Piutang Pembiayaan Konsumen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
106
2012
2013
Perubahan
Piutang Pembiayaan Bersama
8.321.347
11.858.993
42,51%
Piutang Pembiayaan Sendiri
4.812.892
5.991.417
24,49%
13.134.239
17.850.410
35,91%
7.305.396
10.363.212
41,86%
11.113.789
15.008.114
35,04%
(90.777)
(133.356)
46,91%
3.717.616
4.511.545
21,36%
1,23%
1,08%
12,20%
Total Piutang Pembiayaan Kelolaan Pokok Piutang Pembiayaan Bersama Total Pokok Piutang Pembiayaan Kelolaan Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Piutang Pembiayaan Bersih Piutang Bermasalah *
c. Investasi Bersih Dalam Sewa Pembiayaan Sejak tahun 2011, Perseroan sudah memulai untuk melakukan transaksi sewa pembiayaan atau financial lease. Transaksi ini dikelola oleh Divisi COP and Fleet untuk pembiayaan kendaraan komersial Perusahaan dan alat berat. Pada tahun 2013, dengan dukungan dari Commercial dan Corporate Banking Bank Mandiri, Divisi COP and Fleet meningkatkan fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat khususnya kendaraan penumpang (passenger) karyawan Perusahaan, dan kendaraan heavy truck untuk industri infrastruktur, distribusi dan transportasi. Sehingga pada tahun 2013 ini, Perseroan mengalami peningkatan investasi neto dalam sewa pembiayaan sebesar Rp328,02 miliar menjadi Rp713,33 miliar pada tahun 2013 dibandingkan dengan saldo investasi neto dalam sewa pembiayaan tahun lalu yang hanya sebesar Rp385,32 miliar. Tabel Investasi Bersih dalam Sewa Pembiayaan (dalam juta Rupiah) Investasi Bersih Dalam Sewa Pembiayaan Piutang Sewa Pembiayaan Bruto
2012
2013
Perubahan
385.316
713.332
85,13%
81.789
173.118
111,66%
Pendapatan Sewa Pembiayaan yang ditangguhkan
(55.869)
(93.641)
67,61%
Simpanan Jaminan
(81.789)
(173.118)
111,66%
(1.767)
(7.537)
326,54%
327.680
612.154
86,81%
Nilai Sisa yang Terjamin
Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Jumlah Investasi Bersih dalam Sewa Pembiayaan - Bersih
Analisis dan Pembahasan Manajemen
e. Aset Tetap Saldo aset tetap Perseroan pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp44,06 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp16,15 miliar atau sebesar 57,95% dibandingkan dengan saldo aset tetap Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp27,86 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh penambahan aset berupa tanah, gedung, perlengkapan dan peralatan kantor serta renovasi bangunan sewa sejalan dengan ekspansi usaha Perseroan. Penambahan aset berupa pembelian tanah dan gedung yang berlokasi di jalan Jatinegara Timur 37 RT. 08 / Rw. 04 Balimester, Jatinegara, Jakarta Timur senilai Rp3,07 miliar, pembelian perabot dan peralatan kantor senilai Rp9,80 miliar, renovasi bangunan senilai Rp4,21 miliar dan bangunan dalam pengerjaan yang senilai Rp5,58 miliar yang berlokasi di jalan Duren Tiga Raya No. 29A - B Rt. 05 / Rw. 05, Pancoran, Jakarta Selatan. f. Tagihan Kelebihan pajak Pada tahun 2013, Perseroan tidak memiliki saldo tagihan kelebihan pajak, sedangkan pada tahun 2012 saldo tagihan kelebihan pajak Perseroan sebesar Rp1,93 miliar. Penurunan tersebut disebabkan karena Perseroan menerima surat restitusi pajak perihal pengurangan denda untuk tahun pajak 2006 tertanggal 22 Agutus 2013 dan menerima pembayaran dari kantor pajak sebesar Rp1,93 miliar.
107 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
d. Piutang lain-lain Komposisi saldo piutang lain-lain Perseroan terdiri dari pihak ketiga dan pihak yang berelasi. Piutang lain-lain pihak ketiga sebagian besar merupakan tagihan kepada konsumen sehubungan dengan penutupan asuransi pembiayaan konsumen, sedangkan piutang lain-lain pihak yang berelasi adalah transaksi dengan PT Tunas Ridean Tbk sehubungan operasional Perseroan. Saldo piutang lain-lain dari pihak ketiga Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp249,92 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp128,04 miliar dibandingkan dengan saldo piutang Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp121,88 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan piutang asuransi dan kenaikan pengakuan piutang Joint Financing pada akhir bulan Desember 2013. Saldo piutang asuransi tahun 2013 tercatat Rp19,28 miliar meningkat sebesar Rp10,38 miliar dibandingkan tahun 2012 atau meningkat sebesar 117%.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
108
g. Aset Pajak Tangguhan Di tahun 2013, saldo aset pajak tangguhan Perseroan tercatat sebesar Rp7,74 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp3,17 miliar atau sebesar 69,31% dibandingkan dengan saldo aset pajak tangguhan Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp4,57 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pajak tangguhan atas penambahan koreksi fiskal atas perbedaan temporer untuk beban penyusutan aset tetap, imbalan kerja karyawan dan pencadangan bonus karyawan. h. Aset Lain-lain Saldo aset lain-lain Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp22,86 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp2,04 miliar atau sebesar 9,79% dibandingkan dengan saldo aset lain-lain operasi Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp20,83 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan setoran dalam perjalanan Perseroan (pembayaran angsuran pembiayaan konsumen melalui kantor pos) sebesar Rp1,27 miliar seiring bertambahnya aset kelolaan Perseroan dan kenaikan sewa gedung dimuka sebesar Rp4,92 miliar seiring dengan ekspansi Perseroan.
LIABILITAS Di tahun 2013, utang jangka pendek Perseroan tercatat sebesar Rp2,5 triliun meningkat sebesar 31,20% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp1,9 triliun, sedangkan utang jangka panjang Perseroan tercatat sebesar Rp2,4 triliun meningkat sebesar 25,52% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp1,9 triliun. Total utang Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp5 triliun. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 28,31% dibandingkan dengan tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp3,9 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pencairan fasilitas pinjaman bank baru untuk mendukung pertumbuhan pembiayaan konsumen Perseroan. Perseroan di dalam usahanya yang bergerak dalam pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha sesuai dengan PSAK No. 1 (revisi 2009 tentang penyajian Laporan Keuangan yang berlaku secara retrospektif efektif sejak 1 Januari 2011) tidak menyajikan klasifikasi utang kedalam kategori utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
b. Utang Lain-lain Utang lain-lain Perseroan terdiri dari utang kepada pihak ketiga dan utang kepada pihak berelasi. Pada tahun 2013, jumlah utang lain-lain kepada pihak ketiga Perseroan sebesar Rp27,53 miliar atau meningkat sebesar Rp7,58 miliar atau sebesar 37,94% dibandingkan dengan jumlah utang lain-lain kepada pihak ketiga pada tahun 2012 sebesar Rp19,96 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pengakuan kewajiban kepada pihak ketiga terkait transaksi non operasional Perseroan. Pada tahun 2013, jumlah utang lain-lain kepada pihak berelasi Perseroan sebesar Rp134,91 miliar atau meningkat sebesar Rp88,36 miliar atau sebesar 189,82% dibandingkan dengan jumlah utang lain-lain kepada pihak berelasi sebesar Rp46,55 miliar pada tahun 2012. Peningkatan tersebut disebabkan oleh penerimaan angsuran di akhir tahun yang belum disetor dengan mekanisme joint financing seiring dengan kenaikan jumlah aset kelolaan Perseroan. c. Utang Pajak Kini Pada tahun 2013, jumlah utang pajak Perseroan sebesar Rp15,83 miliar atau meningkat sebesar Rp0,88 miliar atau sebesar 0,56% dibandingkan dengan jumlah utang pajak Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp15,75 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan utang pajak badan Perseroan seiring dengan kenaikan laba Perseroan. d. Beban yang Masih Harus Dibayar Pada tahun 2013, jumlah beban yang masih harus dibayar Perseroan sebesar Rp65,71 miliar atau meningkat sebesar Rp27,42 miliar atau sebesar 71,61% dibandingkan dengan jumlah beban yang masih harus dibayar Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp38,29 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan kenaikan pencadangan beban gaji dan tunjangan Perseroan di tahun 2013.
109 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
a. Utang Usaha Di tahun 2013, jumlah utang usaha Perseroan yang terdiri dari utang kepada pihak ketiga, baik utang kendaraan maupun utang asuransi tercatat sebesar Rp260,80 miliar turun 10,77% atau sebesar Rp31,46 miliar dibandingkan dengan jumlah liabilitas usaha kepada pihak ketiga pada tahun 2012 sebesar Rp292,26 miliar. Penurunan tersebut disebabkan karena meningkatnya jumlah pembayaran dan percepatan waktu pembayaran pembiayaan kepada dealer pada tahun 2013 dibandingkan pada tahun 2012.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
110
e. Pinjaman Bank Di tahun 2013, jumlah pinjaman bank Perseroan sebesar Rp3,2 triliun naik sebesar Rp551,06 miliar atau 20,49% dibandingkan dengan jumlah pinjaman bank Perseroan tahun 2012 sebesar Rp2,7 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan realisasi pembiayaan baru yang didanai dari pinjaman bank seiring pertumbuhan usaha Perseroan. f. Surat Berharga yang Diterbitkan Pada tahun 2013, jumlah surat berharga yang diterbitkan Perseroan sebesar Rp1,2 triliun naik sebesar Rp446,94 miliar atau sebesar 59,61% dibandingkan dengan jumlah surat berharga yang diterbitkan Perseroan pada tahun 2012 sebesar Rp749,80 miliar. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh penerbitan Obligasi Berkelanjutan I sebesar Rp500 miliar oleh Perseroan. g. Liabilitas Imbalan Kerja Pada tahun 2013, jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan Perseroan sebesar Rp9,09 miliar atau meningkat sebesar Rp2,54 miliar atau sebesar 38,71% dibandingkan dengan jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan pada tahun 2012 sebesar Rp6,55 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan total benefit yang diterima karyawan dan jumlah pegawai tetap Perseroan. Tabel Liabilitas (dalam juta Rupiah) Liabilitas Utang Usaha
2012
2013
Perubahan
292.264
260.798
-10,77%
Utang Lain-lain
66.150
162.437
144,23%
Utang Pajak Kini
15.745
15.833
0,56%
Beban yang Masih Harus Dibayar
38.288
65.711
71,62%
1.690.000
3.241.063
20,49%
749.800
1.196.735
59,61%
6.554
9.091
38,71%
3.859.161
4.951.668
28,31%
Pinjaman Bank Surat Berharga yang Diterbitkan Liabilitas Imbalan Kerja Jumlah Liabilitas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
EKUITAS
Tabel Ekuitas (dalam juta Rupiah) Ekuitas Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
2012
2013
Perubahan
250.000
250.000
0,00%
Saldo Laba -
Sudah Ditentukan Penggunaannya
50.000
50.000
0,00%
-
Belum Ditentukan Penggunaannya
228.965
387.794
69,37%
528.965
687.794
30,03%
Jumlah Ekuitas
Tabel Posisi Keuangan tahun 2013 dan 2012 (dalam juta Rupiah) Posisi Keuangan
2012
2013
Perubahan
Aset Kas dan setara kas
165.770
191.239
15,36%
3.828.369
4.511.545
21,36%
327.680
612.154
86,81%
11.125
249.918
105,06%
Tagihan Kelebihan Pajak
1.926
-
-100,00%
Aset Pajak Tangguhan
4.570
7.737
69,31%
Aset tetap – Bersih
27.861
44.006
57,95%
Aset lainnya
20.825
22.863
9,79%
Jumlah aset
4.388.126
5.639.462
28,52%
2.690.000
3.241.063
20,49%
Surat Berharga yang Diterbitkan
749.800
1.196.735
59,61%
Kewajiban lainnya
419.361
513.870
22,54%
Jumlah Liabilitas
3.859.161
4.951.668
28,31%
528.965
687.794
30,03%
4.388.126
5.639.462
28,52%
Piutang pembiayaan konsumen Investasi neto dalam Sewa Pembiayaan Piutang lain-lain
Liabilitas dan Ekuitas Pinjaman bank
Jumlah Ekuitas Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
111 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Di tahun 2013, Perseroan mencatat ekuitas sebesar Rp687,79 miliar naik 30% dari tahun 2012 sebesar Rp528,96 miliar atau mengalami kenaikan Rp158,83 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
112
2. Laporan Laba Rugi Pendapatan a. Pendapatan Pembiayaan Konsumen Di tahun 2013, pendapatan pembiayaan konsumen untuk tahun 2013 adalah sebesar Rp859,87 miliar meningkat 34,82% atau sebesar Rp222,06 miliar dibandingkan dengan pendapatan pembiayaan konsumen di tahun 2012 yang mencapai Rp637,82 miliar. Peningkatan ini disebabkan realisasi pembiayaan baru mengalami peningkatan di tahun 2013. Realisasi pembiayaan baru untuk tahun 2013 adalah sebesar Rp11,1 triliun naik sebesar Rp3,1 triliun atau 38,36% dari realisasi tahun 2012 sebesar Rp8 triliun. b. Pendapatan Sewa Pembiayaan Pendapatan sewa pembiayaan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp59,90 miliar atau meningkat 262,70% atau sebesar Rp43,38 miliar dibandingkan dengan pendapatan sewa pembiayaan pada tahun 2012 yang sebesar Rp16,51 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan realisasi pembiayaan baru sebesar Rp514,81 miliar pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp346,03 miliar atau naik 48,78% sebesar Rp168,78 miliar. c. Pendapatan Bunga Pendapatan bunga pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp7,03 miliar. Pendapatan bunga pada tahun 2013 naik 6,05% atau sebesar Rp400 juta dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2012 yang mencapai Rp6,63 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan karena kebijakan Perseroan yang menempatkan dana pada bank lebih besar dibandingkan tahun 2012 guna membayar kewajiban obligasi yang jatuh tempo pada Mei 2014. d. Pendapatan Lain-lain neto Perseroan mencatat Pendapatan lain-lain neto di tahun 2013 sebesar Rp239,87 miliar meningkat sebesar 32,91% atau sebesar Rp59,28 miliar jika dibandingkan dengan pendapatan lain-lain pada tahun 2012 sebesar Rp180,11 miliar. Kenaikan ini disebabkan meningkatnya fee based income seiring dengan peningkatan pembiayaan baru Perseroan. Pendapatan tersebut 72,56% berasal dari diskon asuransi, 15,09% berasal dari pendapatan penalti, 9,20% berasal dari pendapatan penagihan, dan lain-lain sebesar 3,15% seiring dengan pertumbuhan pembiayaan Perseroan yang meningkat.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tabel Laba Rugi Komprehensif (dalam juta Rupiah) Laporan Laba Rugi Komprehensif
2012
2013
Perubahan
Pendapatan 637.822
859.887
34,82%
Pembiayaan Sendiri
428.989
541.983
26,34%
Pembiayaan Bersama
208.833
317.904
52,23%
16.514
59.897
262,70%
6.626
7.027
6,05%
Lain-Lain Bersih
180.107
239.386
32,91%
Jumlah Pendapatan
841.069
1.166.196
38,66%
Beban Keuangan
(321.904)
(443.492)
41,73%
Gaji dan Tunjangan
(138.568)
(179.317)
29,41%
Beban Umum dan Administrasi
(112.577)
(149.541)
32,83%
Biaya Penyisihan Piutang Ragu-agu
(121.471)
(156.473)
29,04%
Jumlah Beban
(685.520)
(929.093)
35,53%
Laba Sebelum Pajak
155.549
237.103
52,43%
Beban Pajak Penghasilan
(39.001)
(60.791)
55,87%
Laba Setelah Pajak
116.548
176.312
51,28%
47
71
51,06%
Sewa Pembiayaan Bunga
Beban
Laba per saham dasar (Rupiah penuh)
Beban a. Beban Keuangan Di tahun 2013, beban keuangan Perseroan tercatat sebesar Rp443,49 miliar meningkat 41,73% atau sebesar Rp130,59 miliar dibandingkan dengan beban pada tahun 2012 yang mencapai Rp312,90 miliar. Kenaikan beban ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah pinjaman bank sebesar Rp551,06 miliar atau sebesar 20,49% dibandingkan dengan tahun 2012 dalam rangka mendukung pencapaian target pembiayaan konsumen Perseroan yang dibiayai sendiri.
113 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Pendapatan Pembiayaan Konsumen
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
114
b. Beban Gaji dan Tunjangan Beban gaji dan tunjangan tahun 2013 sebesar Rp179,32 miliar meningkat sebesar Rp40,75 miliar atau sebesar 29,41% dari beban gaji dan tunjangan pada tahun 2012 sebesar Rp138,57 miliar. Kenaikan tersebut dikarenakan pertambahan jumlah karyawan dari 2,371 karyawan pada tahun 2012 menjadi 2.793 karyawan pada tahun 2013 serta adanya penyesuaian gaji dan tunjangan serta imbalan pasca kerja disetiap tahunnya. c. Beban Umum dan Administrasi Beban umum dan administrasi Perseroan di tahun 2013 sebesar Rp149,54 miliar atau meningkat 32,83% atau sebesar Rp36,96 miliar dari tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp112,58 miliar. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan biaya operasional dan pemeliharaan infrastruktur kantor cabang selama tahun 2013 untuk menunjang target pembiayaan konsumen baru. Biaya operasional meliputi biaya sewa, gedung, pemeliharaan, utilitas kantor, perjalanan dinas dan pengelolaan aset (penagihan) kantor cabang untuk menunjang pencapaian target pembiayaan baru. Tabel Beban Umum dan Administrasi (dalam juta Rupiah) Beban Umum dan Administrasi
2012
2013
Perubahan
Biaya Penagihan
49.027
59.179
20,71%
Sewa
14.827
17.505
18,06%
Jasa Komunikasi
7.904
10.254
29,73%
Penyusutan Aset Tetap
6.695
11.002
64,34%
Perjalanan Dinas
6.181
7.417
20,00%
Keamanan
4.866
6.081
24,97%
Jasa Pihak Ketiga
3.867
5.186
34,12%
Alat Tulis dan Cetakan
3.943
4.337
10,00%
Perbaikan dan Pemeliharaan
3.394
5.268
55,21%
Listrik dan Air
2.968
3.763
26,78%
Jasa Profesional
1.799
1.805
0,35%
Jamuan Bisnis
1.963
2.906
48,03%
Rekruitmen dan Pelatihan
1.359
3.777
177,90%
Lain-lain
3.784
11.061
192,30%
112.577
149.541
32,83%
Total Beban Umum dan Administrasi
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih) Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp176,31 miliar atau meningkat sebesar 51,28% jika dibandingkan dengan Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih) Perseroan pada tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp116,55 miliar. Kenaikan Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Laba Bersih) disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: • Peningkatan pendapatan dari kegiatan utama Perseroan yaitu pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan di tahun 2013 yaitu masing-masing sebesar Rp222,07 miliar dan Rp43,38 miliar seiring pertumbuhan usaha Perseroan. • Peningkatan pendapatan dari fee based Perseroan di tahun 2013 sebesar Rp59,28 miliar terutama dari pendapatan asuransi, penalti dan pendapatan penagihan seiring dengan pertumbuhan usaha dan diversifikasi produk yang dilakukan Perseroan. Secara umum kenaikan pendapatan di tahun 2013 adalah sebesar 38,66%, lebih tinggi kenaikannya dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan beban di tahun 2013 sebesar 35,53%.
115 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Beban Penyisihan Kerugian Nilai Perseroan memiliki beban penyisihan kerugian penurunan nilai tahun 2013 tercatat sebesar Rp156,74 miliar meningkat 29,04% atau sebesar Rp35,27 miliar dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai Rp121,47 miliar. Peningkatan beban ini terutama disebabkan karena meningkatnya penyisihan kerugian penurunan nilai (CKPN) dari pembiayaan konsumen sebesar Rp30,04 miliar atau sebesar 25%, dari Rp120,12 miliar di tahun 2012 menjadi Rp150,15 miliar di tahun 2013. Peningkatan penyisihan kerugian penurunan nilai dari pembiayaan konsumen lebih disebabkan kenaikan saldo piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp836,51 miliar atau sebesar 21,96% dari sebesar Rp3,8 triliun per bulan Desember 2012 menjadi Rp4,6 triliun. Secara umum pada tahun 2013 terdapat peningkatan kualitas piutang pembiayaan konsumen, namun demikian Perseroan lebih menjaga rasio kecukupan (coverage) CKPN Perseroan untuk pembiayaan konsumen dengan menambah coverage CKPN dari 2,18% pada bulan Desember 2012 menjadi 2,68% pada bulan Desember 2013 dimana peningkatan tersebut disebabkan Perseroan telah menerapkan metode perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai yang lebih konservatif.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tabel Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi Pendapatan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
116
2012
2013
Perubahan
841.069
1.166.196
38,66%
(685.520)
(929.093)
35,53%
Laba sebelum pajak
155.549
237.103
52,43%
Beban pajak
(39,001)
(60.791)
55,87%
Laba Tahun Berjalan
116.548
176.312
51,28%
Beban
3. Laporan Arus Kas Arus Kas a. Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi di tahun 2013 sebesar Rp926,13 miliar, naik 54,50% dari tahun 2012 sebesar Rp599,44 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kenaikan penerimaan pendapatan dari pembiayaan konsumen sebesar Rp2,9 triliun yang dikompensasi dengan kenaikan pembayaran kepada penyalur kendaraan sebesar Rp3,6 triliun. Kenaikan kas yang digunakan tersebut dikontribusi juga oleh peningkatan pembayaran kepada perusahaan asuransi sebesar Rp140,93 miliar atau 51,12%. b. Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi Di tahun 2013, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi sebesar Rp26,98 miliar naik 101,04% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp13,42 miliar. Kas bersih ini digunakan untuk aktivitas investasi terutama untuk perolehan aset tetap sehubungan dengan penambahan jaringan usaha baru terutama pada prasarana, kendaraan, perabotan dan peralatan kantor dan komputer. c. Kas Bersih Diperoleh dari/Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan Di tahun 2013, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp978,59 miliar naik sebesar 80,13% dari tahun 2012 sebesar Rp543,25 miliar. Kenaikan ini ini disebabkan oleh adanya kenaikan penerimaan utang obligasi Rp500 miliar dimana tahun 2012 Perseroan tidak menerbitkan utang obligasi. Peningkatan penerimaan utang obligasi tersebut dikompensasi oleh pembayaran dividen kas sebesar Rp17,49 miliar pada tahun 2013.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tabel Arus Kas (dalam juta Rupiah) 2012
2013
Perubahan
Arus Kas Bersih yang dihasilkan dari/(digunakan) untuk aktivitas operasi
(599.436)
(926.133)
54,51%
Arus Kas Bersih yang dihasilkan dari/(digunakan) untuk aktivitas investasi
(13.422)
(26.984)
101,04%
Arus Kas Bersih yang dihasilkan dari/(digunakan) untuk aktivitas pendanaan
543.253
978.586
80,13%
117
Rasio Keuangan a. Profitabilitas Rasio imbal hasil rata-rata aset dipergunakan untuk mengetahui kemampuan Perseroan meraih laba dari seluruh aset yang diinvestasikan. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rasio imbal hasil rata-rata aset adalah sebesar 4,45% dan 4,27%.
Jumlah pendapatan/jumlah aset tahun 2013 relatif stabil dari sebesar 19,17% pada tahun 2012 menjadi 20,68% pada tahun 2013.
b. Aset Produktif Aset produktif Perseroan terdiri dari Piutang Pembiayaan Konsumen Kelolaan, Piutang Bermasalah (Non Performing Loan), Likuiditas dan Solvabilitas, serta informasi keuangan lainnya. Secara rinci, perolehan aset produktif adalah sebagai berikut: • Komposisi piutang yang tergolong lancar terhadap total piutang per 31 Desember 2013 adalah sebesar 93,41%, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 92,35%. Perseroan senantiasa menjaga kualitas piutang dan melakukan seleksi yang ketat terhadap pembiayaan yang ada. Perseroan konsisten melakukan penanganan dalam pembiayaan yang bermasalah dengan lebih menitikberatkan prinsip kehati-hatian atau prudent dan menjaga ketaatan konsumennya untuk melakukan pembayaran tepat waktu dengan cara mengingatkan, menagih, dan mitigasi risiko.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Arus Kas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
118
Berikut ini adalah tabel perkembangan piutang pembiayaan konsumen berdasarkan jumlah piutang Perseroan.
Tabel Perkembangan Umur Piutang Pembiayaan Konsumen berdasarkan Jumlah Angsuran Piutang Perseroan (dalam juta Rupiah) Umur Piutang Lancar
2012
%
2013
%
12.130.107
92,35%
16.763.300
93,91%
Tunggakan 1-30 hari
587.168
4,47%
649.287
3,64%
Tunggakan 31-60 hari
180.126
1,37%
176.341
0,99%
Tunggakan 61-90 hari
75.834
0,58%
68.060
0,38%
161.004
1,23%
193.422
1,08%
13.134.239
100,00%
17.850.410
100,00%
Tunggakan >90 hari Total Piutang
• Perbandingan antara jumlah kewajiban dengan modal sendiri pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar 6,45x, dan 6,50x. Perbandingan antara jumlah kewajiban dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar 0,88x. Rasio ini relatif stabil untuk tahun 2013 dan 2012. Informasi Keuangan Lainnya : a. Rasio efisiensi biaya Di tahun 2013, Cost Effiency Ratio (CER) tercatat sebesar 45,5% atau mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 yang tercatat sebesar 45,7%. Hal ini disebabkan pertumbuhan pendapatan melebihi pertumbuhan biaya terutama terkait SDM, pengelolaan aset Perseroan dan biaya infrastruktur (sewa,dll) sehubungan dengan ekspansi Perseroan di tahun 2013. Tabel Rasio Efisiensi Biaya Rasio Efisiensi Biaya Rasio Efisiensi Biaya Rasio Biaya Overhead dibandingkan dengan pendapatan
2012
2013
Perubahan
45,7%
45,5%
-0,2%
29,86%
28,17%
5,56%
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tabel Komposisi Beban Pembiayaan (dalam juta Rupiah) Komposisi Beban Pembiayaan Surat Berharga Bank Loan Administrasi dan Provisi Bank Amortisasi Biaya Emisi Surat Berharga Lain-lain Jumlah Beban Keuangan
2012
2013
Perubahan
83.101
94.951
14,26%
206.621
315.523
52,71%
20.883
29.822
42,81%
1.837
2.559
39,30%
462
637
37,88%
312.904
443.492
41,73%
c. Laba per saham Perseroan mencatat laba per saham dari Rp47 per lembar saham pada tahun 2012 menjadi Rp71 per lembar saham pada tahun 2013. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya laba komprehensif tahun berjalan (Laba Bersih) Perseroan sebesar Rp176,31 miliar pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 yang hanya sebesar Rp116,55 miliar atau mengalami kenaikan 51,28% atau sebesar Rp59,76 miliar. Tabel Rasio Keuangan 3 tahun terakhir Rasio Keuangan
2013
2012
2011
PROFITABILITAS Imbal Hasil Aset
3,52%
2,95%
2,28%
Imbal Hasil Aset*
4,73%
3,94%
3,15%
Imbal Hasil rata-rata Aset*
4,45%
4,27%
2,83%
Imbal Hasil Ekuitas
28,98%
24,76%
16,86%
Imbal Hasil rata-rata Ekuitas
29,13%
25.05%
16,92%
Jumlah Pendapatan/Jumlah Aset
20,68 %
19,17%
19,28%
Piutang Pembiayaan Bersih Kelolaan**
15.627.805
11.443.236
8.321.236
Piutang Pembiayaan-Pembiayaan Bersama **
10.363.212
7.194.643
5.073.079
ASET PRODUKTIF
Piutang Bermasalah Kelolaan
1,16%
1,23%
1,09%
119 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
b. Komposisi Beban Pembiayaan Beban keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp443,49 miliar naik 41,73% atau meningkat sebesar Rp130,59 miliar dibandingkan dengan beban keuangan Perseroan pada tahun 2012 yang mencapai Rp312,90 miliar. Hal ini menunjukkan dengan peningkatan pembiayaan sendiri, Perseroan tetap melakukan efisiensi dalam pengelolaan beban keuangan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Rasio Keuangan
2013
2012
2011
LIKUIDITAS
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
120
Jumlah Liabilitas/Jumlah Aset (kali)
0,88
0,88
0,88
Jumlah Liabilitas/Jumlah Ekuitas (kali)
7,20
7,30
7,53
Utang yang Berbunga/Jumlah Ekuitas*** (kali)
6,45
6,50
7,03
38,66%
24,06%
57,53%
PERTUMBUHAN Pertumbuhan Pendapatan Pertumbuhan Laba Tahun Berjalan
51,28%
77,20%
(6,46%)
Pertumbuhan Aset
28,52%
24,79%
55,84%
Pertumbuhan Liabilitas
28,31%
24,33%
64,35%
Pertumbuhan Ekuitas
30,03%
28,26%
12,15%
Laba Sebelum Pajak Penghasilan/Pendapatan
20,33%
18,49%
13,40%
Laba Komprehensif Tahun Berjalan/ Pendapatan
15,11%
13,86%
9,70%
Rasio Efisiensi Biaya
45,48%
45,73%
46,51%
RASIO LAINNYA
Keterangan : * menggunakan perhitungan laba sebelum pajak ** dalam Jutaan Rupiah *** Gearing Ratios
LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS Likuiditas Perseroan merupakan kemampuan Perseroan untuk memenuhi liabilitas jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar (current ratio), yaitu perbandingan antara aset lancar dengan liabilitas lancar. Aset lancar terdiri dari aset yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Di tahun 2013, likuiditas Perseroan tercatat sebesar 1 kali. Secara rinci, perhitungan likuiditas tersebut adalah: Aset Lancar Liabilitas Lancar
x 100%
=
Rp2,5 triliun Rp2,5 triliun
x 100% = 1 kali
Sedangkan di tahun 2012 likuiditas Perseroan tercatat sebesar 1,08 kali. Perseroan berhasil menjaga likuiditas Perseroan yang tercermin dalam rasio lancar selama dua tahun terakhir. Hal ini menunjukan Perseroan berhasil menerapkan konsep miss match antara jangka waktu pembiayaan dengan jangka waktu sumber pendanaan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tabel Perkembangan Likuiditas dan Solvabilitas Likuiditas dan Solvabilitas
2012
2013
Perubahan
Rasio lancar
1,08x
1,00x
7,41%
Rasio liabilitas terhadap ekuitas
6,50x
6,45x
0,77%
TINGKAT RASIO KOLEKTIBILITAS PIUTANG PERUSAHAAN Perseroan berhasil meningkatkan piutang lancar dari 92,35% di tahun 2012 menjadi 93,91% di tahun 2013. Sedangkan kolektibilitas Perseroan tercatat sebesar 1,16% di tahun 2013. Secara rinci, perhitungan kolektibilitas tersebut adalah : Tunggakan > 90 hari Total Piutang Pokok Kelolaan
x 100%
=
Rp180,7 miliar Rp15,6 triliun
x 100%
= 1,16%
Perseroan konsisten melakukan penanganan dalam pembiayaan yang bermasalah dengan lebih menitikberatkan prinsip kehati-hatian atau (prudent) dan menjaga ketaatan konsumennya untuk melakukan pembayaran tepat waktu dengan cara mengingatkan, menagih, dan menarik kendaraan. Perusahaan juga mempunyai divisi penyelamatan kredit yang dinamakan Account Receivable Management Division yang dipimpin oleh seorang Account Receivable Division Head yang membawahi beberapa orang Account Receivable Department Head dan setiap Account Receivable Head akan membawahi beberapa Remedial Head dan Collection Head.
121 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Solvabilitas Perseroan merupakan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendek dan jangka panjangnya yang tercermin dari perbandingan antara jumlah liabilitas yang mengandung beban bunga dengan modal sendiri dan juga perbandingan antara jumlah liabilitas yang mengandung beban bunga dengan total aset. Perbandingan antara jumlah liabilitas yang mengandung beban bunga dengan modal sendiri pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar 6,45 kali dan 6,50 kali. Penurunan rasio tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 disebabkan kemampuan Perseroan mengelola aset yang dimiliki dan memperoleh sumber pendanaan yang lebih efisien untuk mendanai ekspansi dalam pembiayaan konsumen yang dilakukan Perseroan tahun 2013.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN ATAS STRUKTUR MODAL
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
122
Struktur Modal Struktur modal merupakan kombinasi dari modal sendiri (ekuitas) dan utang (liabilitas). Kombinasi Struktur modal yang optimal akan memaksimalkan nilai perusahaan. Kondisi struktur modal optimal dicapai dengan modal rata–rata tertimbang Weighted Average Cost of Capital - WACC yang minimal. Dengan bertambahnya penggunaan utang, akan meminimalkan WACC karena biaya utang (cost of debt) lebih murah dari biaya modal sendiri (cost of equity). Struktur modal Perseroan adalah sebagai berikut (dalam juta Rupiah): Struktur Modal
2012
%
2013
%
Total Aset Lancar
2.107.231
48,03
2.472.703
43,85
Total Aset Tidak Lancar
2.280.895
51,97
3.166.759
56,15
Total Aset
4.388.126
100
5.639.462
100
Total Liabilitas Lancar
1.896.065
49,14
2.469.908
49,88
Total Liabilitas Tidak Lancar
1.963.096
50,86
2.481.760
50,12
Total Liabilitas
3.859.161
100
4.951.668
100
Total Liabilitas
3.859.161
87,95
5.951.668
87,80
528.965
12,05
687.794
12,20
4.388.126
100
5.639.462
100
Total Ekuitas Total Liabilitas dan Ekuitas
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Komposisi Pendanaan antara pinjaman dan permodalan Perseroan:
2012
2013
Pinjaman Bank - 61,3%
Pinjaman Bank - 57,5%
Surat berharga yang diterbitkan - 17,1%
Surat berharga yang diterbitkan - 21,2%
Kewajiban lainnya - 9,6%
Kewajiban lainnya - 9,1%
Ekuitas - 12,1%
Ekuitas - 12,2%
Komposisi Pendanaan Perseroan di tahun 2013 sebesar 88% dan 12% adalah berasal dari Ekuitas dan Modal Sendiri. Komposisi ini relatif sama dengan tahun 2012, namun komposisi pinjaman yang berasal dari bank menurun 3,8% dibandingkan tahun sebelumnya dikompensasi dengan surat berharga yang diterbitkan, meningkat 4,1% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan Perseroan melakukan Diversifikasi pendanaan melalui penerbitan Obligasi berkelanjutan I tahap I tahun 2013. Kewajiban lainnya menurun 0,4% di tahun 2013 dibanding dengan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan kemampuan Perseroan untuk lebih mempercepat melakukan pembayaran pinjaman lain dibanding tahun sebelumnya. Saldo ekuitas di tahun 2013 sebesar 687,8 miliar atau naik sebesar 30% dibanding tahun 2012. Namun secara komposisi terhadap total liabilitas dan ekuitas relatif stabil sebesar 12%. Hal ini menunjukan dengan komposisi pinjaman dan ekuitas yang relatif sama Perseroan dapat meningkatkan imbal hasil sebesar 29,13% atau naik sebesar 4% dibandingkan tahun lalu dan peningkatan laba komprehensif tahun berjalan sebesar 51%. Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya adalah menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya, dan memelihara optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya modal (cost of capital).
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
123
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru untuk mengurangi pinjaman.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
124
Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari nilai bersih pinjaman (termasuk obligasi dan mediumterm notes) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan. Kebijakan Manajemen atas Struktur Modal Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006 tentang Entitas Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10 kali dari total modal. Tabel perhitungan gearing ratio Perseroan (dalam juta rupiah). Pinjaman
2012
2013
2.690.000
3.241.063
Obligasi
549.800
996.735
Medium-Term Notes
200.000
200.000
3.439.800
4.437.798
528.965
687.794
6,50
6,45
Pinjaman Pinjaman yang diterima - neto
Total Pinjaman Jumlah Modal Gearing Ratio (kali)
Perseroan melakukan Penempatan deposito pada PT Bank Sinar Harapan Bali sebesar Rp50 miliar adalah penempatan atas dana hasil usaha yang berasal dari laba neto Perseroan seperti yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang No. 40 pasal 70 tentang “Perseroan terbatas” yaitu kewajiban Perseroan untuk melakukan pencadangan atas jumlah tertentu dari laba neto setiap tahun. Perseroan memiliki kebijakan Dividen yang tertuang pada Akta Perjanjian Pemegang Saham No. 5 tanggal 6 Februari 2009, Pasal 14 ayat 1 yang menyatakan bahwa pembagian dividen dapat dilakukan jika terdapat saldo laba positif dan sepanjang kondisi keuangan Perseroan telah memperhitungkan nilai pencadangan sesuai kebijakan pemegang saham dan telah mencapai target profit tahunan, dengan besarnya dividen berkisar antara 35% 40% dari jumlah Laba Bersih TFS (Perseroan) kecuali ditentukan lain dalam RUPS.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
IKATAN MATERIAL UNTUK INVESTASI BARANG MODAL
Pada tahun 2013, pembelian aset tetap adalah sebesar Rp27,38 miliar naik 96,54% atau sebesar Rp13,45 miliar dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar Rp13,93 miliar. Pada tahun 2012, pembelian aset tetap adalah sebesar Rp13,93 miliar naik 22,19% atau sebesar Rp2,53 miliar dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar Rp11,40 miliar.
PERUBAHAN MATERIAL ATAS PENDAPATAN Total Pendapatan Perseroan di tahun 2013 mencapai Rp1,2 triliun meningkat Rp325 miliar atai 39% dari tahun 2012 sebesar Rp841 miliar. Besaran peningkatan atas pendapatan tersebut merupakan realisasi pembiayaan baru tahun 2013 yang mencapai Rp11,6 triliun meningkat Rp3,2 triliun atau 39% dari tahun 2012 sebesar Rp8,3 triliun.
DAMPAK PERUBAHAN HARGA TERHADAP PENDAPATAN USAHA ATAU PENDAPATAN BERSIH Selama tahun 2013 Bank Indonesia telah melakukan beberapa kali kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang memicu terjadinya kenaikan suku bunga pendanaan dari perbankan. Hal ini mengakibatkan Perseroan menyesuaikan suku bunga jual pembiayaan baru kepada konsumen. Namun demikian, penyesuaian suku bunga jual ini berdampak terhadap pendapatan bunga bersih Perseroan dimana pendapatan bunga bersih Perseroan hanya mencapai 98% dari bussiness plan 2013.
INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL SETELAH TANGGAL PELAPORAN Tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal pelaporan yang berdampak pada kinerja keuangan Perseroan.
125 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Di tahun 2013, Perseroan memiliki ikatan material yang digunakan untuk membeli aset-aset Perseroan berupa hak atas tanah, bangunan & prasarana, peralatan kantor, perabotan dan kendaraan terutama yang berhubungan dengan keperluan pembukaan cabang-cabang baru. Sumber pendanaan tersebut diperoleh dari hasil usaha Perseroan yang seluruhnya dalam mata uang Rupiah.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PROSPEK USAHA
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
126
Penjualan mobil nasional sepanjang tahun 2013 mengalami perlambatan, program mobil murah dan ramah lingkungan (Low Cost and Green Car/LCGC) tidak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan penjualan mobil. Total penjualan mobil tercatat tumbuh sebesar 10% dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 1,23 juta unit. Namun tingkat pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dari penjualan 2012 yang mencapai 25% (Gaikindo, Desember 2012). Meski demikian, Grup Astra tercatat masih menjadi penguasa pasar otomotif nasional. Pada kendaraan roda empat ke atas, grup Astra menguasai 53 persen dari total penjualan. Adapun yang terbesar berasal dari merek Toyota sebanyak 434.854 unit, kemudian Daihatsu sebabnya 185.942 unit. Sedangkan di luar grup Astra, seperti Suzuki penjualannya mencapai 164.006 unit, kemudian Mitsubishi (157.353 unit). Sementara pada penjualan sepeda motor pada 2013 tercatat naik 10% dibandingkan 2012 menjadi 7,74 juta unit. Kenaikan tersebut belum mengkompensasi penjualan pada 2012 yang turun 12%. Penguasaan pasar pada penjualan sepeda motor didominasi oleh grup Astra sebesar 61 persen dari total penjualan. Penjualan Honda yang di bawah Astra mencapai 4,69 juta unit, kemudian diikuti Yamaha sebanyak 2,49 juta unit, dan Suzuki 393.803 unit. Pada tahun 2014, industri otomotif diperkirakan memasuki masa tidak menentu. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan sebesar 6%, meningkat tipis dibandingkan pertumbuhan tahun 2013 yang mencapai 5,7% Kemudian, tingkat suku bunga perbankan yang tinggi juga akan menjadi tantangan bagi sektor industri ini. Bank Indonesia sejak pertengahan tahun lalu sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin menjadi 7,5%. Kalangan analis memperkirakan tingkat suku bunga masih akan naik jika defisit neraca perdagangan dan pelemahan rupiah tidak teratasi. Selain itu kebijakan LCGC yang diperkenalkan pada akhir tahun 2013 diperkirakan tidak terlalu mendongkrak penjualan. Hal ini ditambah dengan upaya Pemerintah dalam mengubah kebijakan terkait mobil murah tersebut seiring maraknya kritik. Mobil yang tadinya diperuntukkan bagi kota-kota besar di luar Pulau Jawa menjadi angkutan pedesaan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Oleh karena itu, Perseroan secara berkesinambungan menjadikan hal ini sebagai tantangan dan peluang untuk bersaing lebih ketat dalam meningkatkan pemberian kredit otomotif. Hal ini didukung oleh volume pembayaran yang baik serta kondisi ekonomi yang stabil yang mampu meningkatkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan kendaraan bermotor. Pada tahun 2014, Perseroan menargetkan pembiayaan baru sebesar Rp16 triliun atau meningkat 38% dibandingkan pencapaian pembiayaan baru tahun 2013 sebesar Rp11,59 triliun. Perseroan telah mencanangkan target untuk menjadi 3 besar perusahaan pembiayaan di Indonesia pada tahun 2014 dari sisi total pembiayaan baru. Dengan dukungan sumber pendanaan yang berkelanjutan, jaringan kantor cabang yang semakin luas, hubungan yang baik dengan jaringan dealer nasional dan SDM yang berkualitas, manajemen berkeyakinan mampu mencapai target tersebut. Untuk memanfaatkan peluang bisnis di tahun 2014, Perseroan akan melakukan strategi bisnis guna meningkatkan kinerja Perseroan untuk tumbuh secara berkelanjutan seperti yang tercantum dalam pembahasan strategi bisnis dalam aspek pemasaran.
PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI Di tahun 2013, Perseroan menargetkan perolehan komponen substansial dan penting sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja Perseroan. Adapun perbandingan antara target dan realisasi adalah sebagai berikut: • Pendapatan Perseroan menargetkan pendapatan usaha di tahun 2013 adalah sebesar Rp1,02 triliun, sedangkan realisasi pendapatan usaha yang berhasil dicapai Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp1,2 triliun atau mencapai 114% dari target yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan kenaikan realisasi pendapatan bunga dan fee based income Perseroan.
127 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Meski demikian, Perseroan optimis ruang pertumbuhan bagi industri kendaraan bermotor, khususnya mobil penumpang, pada masa mendatang diperkirakan masih bertumbuh. Indonesia diyakini masih menjadi pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi tahun 2014 penjualan mobil akan mencapai 1,25 juta unit (detik.com).
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
128
• Laba Komprehensif Tahun Berjalan Di tahun 2013, Perseroan menargetkan Laba Komprehensif Tahun Berjalan sebesar Rp150,03 miliar, sedangkan realisasi Laba Komprehensif Tahun Berjalan yang berhasil dibukukan oleh Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp176,31 miliar atau mencapai 118% dari target yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan peningkatan pendapatan baik pendapatan pembiayaan konsumen maupun pendapatan sewa pembiayaan serta peningkatan dari fee based income Perseroan. • Pembiayaan Baru Perseroan telah menetapkan target pembiayaan baru di tahun 2013 mencapai Rp12 triliun, sedangkan realisasi pembiayaan baru yang berhasil di capai oleh Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp11,6 triliun, atau hanya mencapai 97% dari target yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan semakin ketatnya persaingan industri pembiayaan seiring dengan peningkatan suku bunga pendanaan dari perbankan. • Total Piutang Pembiayaan yang Dikelola Perseroan telah menetapkan target total piutang pembiayaan yang dikelola di tahun 2013 mencapai Rp16,29 triliun, sedangkan realisasi total piutang pembiayaan yang dikelola yang berhasil di capai oleh Perseroan di tahun 2012 adalah sebesar Rp15,63 triliun, atau hanya mencapai 96% dari target yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan semakin ketatnya persaingan yang mempengaruhi pencapaian target pembiayaan Perseroan yang ditetapkan. • Total Aset Perseroan telah menetapkan target total aset di tahun 2013 mencapai Rp4,4 triliun, sedangkan realisasi total aset yang berhasil di capai oleh Perseroan di tahun 2013 adalah sebesar Rp5,6 triliun, atau berhasil mencapai 128% dari target yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan piutang pembiayaan Perseroan baik dari pembiayaan konsumen maupun dari sewa pembiayaan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Secara rinci, perbandingan antara target dengan realisasi dapat terlihat dari tabel berikut: Tabel Target dan Realisasi Tahun 2013 Target 2013
Realisasi 2013
Persentase Pencapaian %
129
Pendapatan (Rp triliun)
1,02
1,16
114
Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Rp miliar)
150
176
118
12
11,6
97
16,29
15,62
96
4,4
5,6
128
Pembiayaan Baru (Rp triliun) Total Piutang Pembiayaan yang Dikelola (Rp triliun) Total Aset (Rp triliun)
PROYEKSI 2014 Perseroan memiliki beberapa target/proyeksi yang akan dicapai di tahun 2014, target/ proyeksi tersebut meliputi: Tabel Target dan Proyeksi Tahun 2014 Target dan Proyeksi
Realisasi 2013
Pembiayaan Baru (Rp triliun)
Target/Proyeksi 2014
Target Pertumbuhan (%)
11,59
16,00
38
Pendapatan (Rp triliun)
1,16
1,5
29
Laba Komprehensif Tahun Berjalan (Rp miliar)
176
223
27
RENCANA JANGKA PANJANG Perseroan memiliki rencana jangka panjang untuk menjadi Perusahaan Pembiayaan otomotif Terbaik, Terbesar dan Terpercaya di Indonesia di tahun 2014, sejalan dengan Visi Perseroan.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Target dan Realisasi
Analisis dan Pembahasan Manajemen
ASPEK PEMASARAN
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
130
Strategi Pemasaran Cakupan wilayah pemasaran bisnis pembiayaan Perseroan meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tengara Barat. Pada tahun 2014, Perseroan berencana untuk mengembangkan jaringan pemasaran baru yang sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Jawa. Di masa datang, Perseroan memfokuskan pada wilayah yang sama dengan intensitas pembiayaan yang lebih besar. Di tahun 2014, Perseroan menargetkan pembiayaan baru sebesar Rp16 triliun atau meningkat 38% dibandingkan pencapaian pembiayaan baru tahun 2013 sebesar Rp11,59 triliun. Perseroan telah mencanangkan target untuk menjadi 3 besar perusahaan pembiayaan di Indonesia pada tahun 2014 dari sisi total pembiayaan baru. Dengan dukungan sumber pendanaan yang berkelanjutan, jaringan kantor cabang yang semakin luas, hubungan yang baik dengan jaringan dealer nasional dan SDM yang berkualitas, manajemen berkeyakinan mampu mencapai target tersebut. Untuk memanfaatkan peluang bisnis di tahun 2014 serta meningkatkan kinerja Perseroan untuk tumbuh secara berkelanjutan, Perseroan antara lain akan melakukan beberapa strategi bisnis sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan penetrasi market di segmen premium car (harga mobil diatas Rp600 juta) maupun premium motorcycle (sepeda motor diatas 1.000 cc); 2. Memperluas basis pasar retail dengan membuka 11 jaringan kantor pemasaran baru di tahun 2014 dengan lokasi sebagian besar di pulau Jawa. 3. Mengoptimalkan sinergi dan aliansi dengan grup Bank Mandiri untuk melakukan penetrasi market kepada anchor clients Bank Mandiri. 4. Memperluas kerjasama dengan jaringan dealer-dealer baru atau Agen Pemegang Merek (APM) kendaraan bermotor untuk meningkatkan market share Perseroan di mobil baru. 5. Menyempurnakan proses kerja di bidang marketing dengan inovasi mobile survey dan di bidang collection dengan inovasi mobile collection. Perseroan berkeyakinan dengan memberikan layanan yang selalu mengutamakan kepuasan pelanggan merupakan langkah pemasaran yang paling efektif. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pemesanan kembali (repeat order) yang diterima Perseroan dari pelanggan yang telah ada, yang telah merasakan baiknya pelayanan yang diberikan Perseroan. Selain pendekatan tersebut di atas, Perseroan juga melakukan pemasaran dengan melakukan komunikasi dan kunjungan langsung kepada para calon pelanggan korporasi yang dianggap potensial.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Strategi lainnya, yang dilakukan Perseroan pada tahun 2013 meliputi pembuatan MTF Member Card, peluncuran produk Asuransi GAP (Guaranteed Auto Protection), Program Aliansi Mandiri Tunas Finance dengan Bank Mandiri, MTF Mobile Service, serta MAZDA Dealer Financing.
MTF Member Card adalah kartu keanggotaan yang diberikan kepada seluruh customer Perseroan dengan masa penggunaan adalah 1 tahun yang dapat berfungsi sebagai : a. Kartu Identitas Customer Perseroan. b. Media untuk memberikan berbagai benefit tambahan kepada customer Perseroan. Tujuan MTF Member Card adalah 1. Mengoptimalkan pelaksanaan Customer Relationship Management (CRM) dan meningkatkan retention/keloyalan customer terhadap Perseroan. 2. Meningkatkan posisi Perseroan dalam pemilihan pembiayaan dengan memberikan additional benefit kepada customer Perseroan. 3. Meningkatkan personal touch kepada end customer Perseroan sehingga memberikan kepuasaan terhadap customer Perseroan. Benefit dari MTF Member Card adalah berbagai fasilitas diskon, gratis, buy 1 get 1, dan lain-lain dari merchant-merchant rekanan El John. Adapun merchant tersebut antara lain: 1. El John Lounge 2. Sidney Cafe 3. Jaringan Parai Hotel 4. Snowbay 5. Blitz Megaplex 6. Inul Vista 7. Marcopolo Waterpark 8. Layanan reservasi hotel dll. Asuransi GAP (Guaranteed Auto Protection) Program pemberian additional benefit berupa perlindungan dalam bentuk garansi nilai aset kembali ke nilai faktur pembelian kendaraan.
131 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
MTF Member Card Sebagai bentuk peningkatan pelayanan Perseroan kepada customer, dan untuk menjaga loyalitas customer terhadap Perseroan, maka Perseroan bekerjasama dengan PT El John Metropolitan Wisata Travel Care, menerbitkan Kartu Keangotaan kepada customer Perseroan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
132
Produk ini memberikan jaminan terhadap selisih antara jumlah penggantian yang diterima dari polis asuransi kendaraan bermotor jika terjadi kerugian total, sebagaimana didefinisikan dalam polis, termasuk kerusakan, kebakaran atau pencurian, dengan harga faktur asli kendaraan pada tanggal dimulainya asuransi ini sampai dengan Harga Pertanggungan di dalam ikhtisar polis. Untuk saat ini produk asuransi ini hanya berlaku untuk kendaraan mobil baru passenger. Produk ini merupakan produk perluasan dari asuransi unit dan baru pertama kali dipasarkan di indonesia. Dalam Program ini Perseroan bekerjasama dengan Mandiri Axa General Insurance. Program Aliansi Perseroan dengan Bank Mandiri Bersama Bank Mandiri selaku induk perusahaan, Perseroan beraliansi untuk dapat mengembangkan penetrasi produk Perseroan melalui Program Jasa Keagenan, dimana setiap pegawai Bank Mandiri merupakan agen bagi Perseroan, sehingga dapat mereferensikan nasabahnya untuk mengambil pembiayaan kendaraan di Perseroan. Program ini sejalan juga dengan program penggarapan Anchor Client Bank Mandiri, dimana terjadi aliansi Bank Mandiri dan anak perusahaan termasuk Perseroan dalam menggarap anchor-anchor client yang dimiliki oleh Bank Mandiri. MTF Mobile Service Adalah bentuk pelayanan Perseroan kepada customer melalui channel SMS, dimana customer dapat dengan mudah memperoleh informasi terkait pembiayaan kendaraan hanya melalui SMS ke 9333. Adapun informasi yang dapat diperoleh adalah: a. Nilai Angsuran dan tanggal jatuh tempo. b. Nilai Total Sisa Angsuran. c. Nilai Total Sisa Angsuran dan Denda d. Status pembayaran terakhir. e. Informasi cabang Perseroan terdekat. MAZDA Dealer Financing Perseroan menjadi perusahaan pembiayaan resmi untuk MAZDA dan Bank Mandiri juga secara resmi memberikan pendanaan untuk dealer dealer MAZDA. Hal ini membuka peluang baru bagi Perseroan untuk melakukan pembiayaan MAZDA secara captive market dan meningkatkan pembiayaan baru.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Perseroan berpendapat bahwa pangsa pasar di Indonesia dalam industri pembiayaan sangat baik dan potensial. Dalam rangka meraih pangsa pasar, Perseroan terus menjalin kerja sama dengan hampir seluruh Agen Pemegang merek (APM) yang ada di Indonesia dan memperluas jaringan usaha Perseroan. Selain mobil baru, Perseroan juga melayani pembiayaan mobil bekas dan sepeda motor termasuk motor besar seperti Harley Davidson dan Ducati dengan paket kredit yang menarik dan kompetitif.
KEBIJAKAN DIVIDEN Berdasarkan Akta Perjanjian Pemegang Saham no. 5 tanggal 6 Februari 2009, Pasal 14 ayat 1 yang menyatakan bahwa pembagian dividen dapat dilakukan jika terdapat saldo laba positif dan sepanjang kondisi keuangan Perseroan telah memperhitungkan nilai pencadangan sesuai kebijakan pemegang saham dan telah mencapai target profit tahunan, dengan besarnya dividen berkisar antara 35% - 40% dari jumlah Laba Bersih TFS (Perseroan) kecuali ditentukan lain dalam RUPS. Perseroan merencanakan untuk membayarkan dividen sekurang-kurangnya sekali dalam setahun yang dikaitkan dengan kondisi keuangan Perseroan dalam tahun buku yang bersangkutan. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, jumlah dividen yang dibayarkan ditetapkan oleh hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan.
133 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Pangsa Pasar Berdasarkan data Registrasi Nomor Polisi nasional (Police Registration) per 31 Desember 2013 sebanyak 1.111.495 unit, dengan asumsi market share terhadap mobil baru dihitung 70% dari Police Registration, maka Perseroan memiliki market share mobil share di tahun 2013 di level 10%. Di tahun 2014, Perseroan menargetkan mencapai market share sebesar 11%.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Jumlah dividen yang dibayarkan selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah sebagai berikut: Keterangan Laba Bersih (Juta Rp)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
134
Jumlah Dividen Tunai (Rp Juta) Persentase Jumlah Dividen Tunai Terhadap Laba Bersih (%) Jumlah Saham (Juta)
Tahun Buku 2012
2011
2010
116.548
65.733
70.314
17.482
0
21.094
15%
0%
30%
2.500
2.500
2.500
Dividen Per Saham (Rp)
6,99
0
8,44
Tanggal RUPS Tahunan
16 Mei 2013
21 Juni 2012
21 Juni 2011
Tanggal Pembayaran Dividen
12 Juni 2013
-
27 Juni 2011
Pada tahun buku 2011 Perseroan tidak membagikan dividen dikarenakan laba bersih digunakan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan.
REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM Penggunaan Dana Seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi dan MTN setelah dikurangi biaya-biaya Emisi, seluruhnya telah dipergunakan sebagai modal kerja untuk pembiayaan kendaraan bermotor Perseroan. Laporan seluruh penggunaan dana hasil penawaran umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I tahun 2013 telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 8 Juli 2013. Perseroan menggunakan dana hasil penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Tahap I tahun 2013 sesuai dengan rencana penggunaan dana sebagaimana tercantum dalam prospektus. Realisasi penggunaan dana tersebut juga akan dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan pada tahun 2014 . Perubahan Penggunaan Dana Perseroan tidak melakukan perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum Obligasi dan MTN. Seluruh dana yang diperoleh dipergunakan sesuai dengan rencana penggunaan dana yang tercantum dalam prospektus maupun memorandum informasi.
INFORMASI MATERIAL PERUSAHAAN Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/Peleburan Usaha, Akuisisi, Restrukturisasi Utang/Modal Perseroan tidak memiliki aksi korporasi berupa investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi dan restrukturisasi utang atau modal yang terjadi di tahun 2013.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
TRANSAKSI AFILIASI DAN TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN Dalam tahun 2013 Perseroan memiliki transaksi dengan pihak terafiliasi atau pihak berelasi sebagai berikut: 135
1.
Pihak Terafiliasi
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Sifat Terafiliasi Istimewa
Kewajaran Transaksi
Pemegang Saham Mayoritas
Bank Mandiri menyediakan fasilitas pembiayaan bersama (Joint Financing), kredit modal kerja dan kerjasama dalam memasarkan produkproduk Bank Mandiri dan Perseroan
2.
PT Tunas Ridean Tbk
Pemegang Saham Minoritas
PT Tunas Ridena Tbk mengadakan kerjasama pengadaan kendaraan melalui fasilitas pembiayaan konsumen bagi para karyawan dari Perseroan
3.
PT Bumi Daya Plaza
Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bumi Daya Plaza sebagai pemberi sewa kepada Perseroan
PT Bank Sinar Harapan Bali
Dimiliki sebagian besar oleh pemegang saham mayoritas
PT Bank Sinar Harapan Bali menyediakan fasilitas penempatan deposito atas cadangan laba Perseroan
PT AXA Mandiri
Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT AXA Mandiri menyediakan produk asuransi perlindungan nasabah Perseroan
Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Mandiri AXA General Insurance menyediakan produk asuransi perlindungan unit yang dibiayakan oleh Perseroan
4.
5.
6.
PT Mandiri AXA General Insurance
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
No
Analisis dan Pembahasan Manajemen
No
7.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
8.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
136 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Pihak Terafiliasi
9.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
10.
PT Asuransi Kesehatan Indonesia
11.
12.
PT Indra Karya
PT Kertas Letjes
Sifat Terafiliasi Istimewa
Kewajaran Transaksi
Badan Usaha Milik Negara
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menyediakan fasilitas rekening giro kepada Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menyediakan fasilitas kredit kepada Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyediakan fasilitas rekening giro kepada Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Asuransi Kesehatan Indonesia menyediakan produk asuransi kesehatan bagi Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Indra Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Kertas Letjes mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Nindya Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
13.
PT Nindya Karya
14.
PT Tambang Batubara Bukit Asam
Badan Usaha Milik Negara
PT Tambang Batubara Bukit Asam mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
15.
Perum PPD
Badan Usaha Milik Negara
Perum PPD mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
Perum Perhutani mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
16.
Perum Perhutani
Analisis dan Pembahasan Manajemen
17.
18.
19.
20.
Pihak Terafiliasi
PT Jasindo
PT Reasuransi Internasional Indonesia
PT Perikanan Nusantara
PT Perusahaan Perdagangan Nusantara
21.
PT Pindad (Persero)
22.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
23.
24.
25.
26.
PT Bank DKI
PT Asuransi Kesehatan Indonesia
PT Adhi Karya
PT Jamsostek
Sifat Terafiliasi Istimewa
Badan Usaha Milik Negara
Kewajaran Transaksi PT Jasindo menyediakan produk asuransi perlindungan unit yang dibiayakan oleh Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Reasuransi Internasional Indonesia menyediakan produk asuransi bagi Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Perikanan Nusantara mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Perusahaan Perdagangan Nusantara mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Pindad (Persero) mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Menyediakan fasilitas kredit bagi Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Bank Pembangunan DKI Jakarta menyediakan fasilitas kredit kepada Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Asuransi Kesehatan Indonesia sebagai pemegang surat berharga yang diterbitkan oleh Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Adhi Karya mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Perseroan
Badan Usaha Milik Negara
PT Jamsostek menyediakan fasilitas asuransi tenaga kerja kepada Perseroan
137 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
No
Analisis dan Pembahasan Manajemen
No
27.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
138
Pihak Terafiliasi
Personil manajemen kunci Grup
Sifat Terafiliasi Istimewa
Personil manajemen kunci Grup Bank Mandiri
Kewajaran Transaksi Personil manajemen kunci Grup mendapatkan fasilitas pembiayaan konsumen oleh Perseroan
Transaksi tersebut diatas dilakukan dengan ketentuan yang wajar dan transparan.
PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP PERUSAHAAN DAN DAMPAK TERHADAP LAPORAN KEUANGAN Selama tahun 2013, tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh terhadap proses bisnis dan kinerja Perseroan.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTASI YANG SIGNIFIKAN Laporan keuangan pada tanggal dan tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang "Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perseroan Publik" yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. Kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Aset dan liabilitas keuangan Aset Keuangan Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan hanya memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi aset keuangan di luar pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diungkapkan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan pendapatan administrasi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi piutang pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan, uang muka dan piutang lain-lain. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai ”Pendapatan pembiayaan konsumen” dan ”Pendapatan sewa pembiayaan”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, cadangan kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “penyisihan kerugian penurunan nilai”. Pengakuan Perseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak reguler ketika mencatat transaksi aset keuangan.
139 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: • yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; • yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau; • dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial, kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
140
Penurunan nilai dari aset keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut. Perseroan menentukan penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual, penentuan penurunan nilai dilakukan secara kolektif. Jika Perseroan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perseroan memasukkan aset keuangan tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas asetaset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini. Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam “cadangan kerugian penurunan nilai”.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan, dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai. Liabilitas keuangan Perseroan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi ini tidak diungkapkan. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain utang usaha, utang lain-lain, beban bunga yang masih harus dibayar, pinjaman bank dan surat berharga yang diterbitkan. Penghentian pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
141 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat piutang debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
142
Penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah dihapusbukukan. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan. Piutang pembiayaan konsumen dapat diselesaikan dengan menjual kendaraan yang dibiayai Perseroan. Perseroan menerima kendaraan dari konsumen dan membantu untuk menjual kendaraan tersebut sehingga konsumen dapat melunasi utang pembiayaan konsumennya. Konsumen memberi kuasa kepada Perseroan untuk menjual kendaraan ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Jaminan kendaraan milik konsumen untuk pelunasan piutang pembiayaan konsumen, dinyatakan sebesar nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau realisasi neto dari jaminan kendaraan milik konsumen tersebut. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi neto piutang dicatat sebagai cadangan kerugian penurunan nilai dan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Saling hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perseroan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standard akuntansi. Klasifikasi instrumen keuangan Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Golongan (ditentukan oleh Perseroan)
Subgolongan
Kas dan setara kas - Kas- Kas pada bank - Deposito berjangka Piutang pembiayaan konsumen Investasi neto dalam sewa pembiayaan Aset keuangan
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Piutang lain-lain Aset lain-lain - Piutang karyawan - Piutang bunga - Setoran dalam perjalanan - Uang muka Utang usaha - Utang kendaraan - Utang asuransi
Liabilitas keuangan
Utang lain-lain - Kantor pendaftaran fidusia Liabilitas keuangan yang - Premi asuransi diukur dengan biaya - Pembiayaan bersama perolehan diamortisasi - Lain-lain Beban bunga yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan
Penjabaran mata uang asing Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
143 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK No. 55 (Revisi 2011)
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kurs nilai tukar yang digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp12.189 (nilai penuh) (2012: Rp9.670 (nilai penuh)) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS”).
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
144
Kas dan setara kas Kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya, tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan. Piutang pembiayaan konsumen Piutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah biayabiaya transaksi dan dikurangi yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif. Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan cara pengalihan kredit, melanjutkan kredit, mengangsur kembali, merubah jatuh tempo, merubah tenor dan/atau menambah down payment. Pembiayaan bersama Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”. Investasi neto dalam sewa pembiayaan Investasi neto dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan di laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif. Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan. Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Investasi neto dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
145 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masingmasing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi komprehensif.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Cadangan kerugian penurunan nilai Perseroan melakukan perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dengan menggunakan metode “incurred losses”.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
146
Beban dibayar dimuka Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. Aset tetap dan penyusutan ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomik tanah. Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap. Tanah tidak disusutkan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap di gunakan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut: Golongan
Masa manfaat (tahun)
Bangunan
20
Perabotan dan peralatan kantor
5
Kendaraan
5
Renovasi bangunan sewa
3-5
Aset tetap kecuali tanah dan bangunan dalam pengerjaan disusutkan sampai dengan nilai sisanya. Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi. Nilai residu dan umur manfaat aset ditelaah dan disesuaikan, setiap tanggal laporan posisi keuangan jika diperlukan. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari penjualan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
147
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
148
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsiasumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur masa manfaatnya. Perpajakan Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perseroan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak. Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Imbalan kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Karena UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan pasti. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi. Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi Perseroan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan. Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun. Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
149 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).
Analisis dan Pembahasan Manajemen
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
150
Pesangon pemutusan hubungan kerja Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perseroan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perseroan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini. Saham Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas. Dividen Pembagian dividen final diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan pada tanggal dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. Laba per saham Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan. Surat berharga yang diterbitkan Surat berharga yang diterbitkan meliputi Medium Term Notes dan utang obligasi. Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan surat berharga dikurangkan dari jumlah surat berharga yang diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi Perseroan mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang dipakai adalah sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak Berelasi”.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
151 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perseroan jika: a. Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (iii) merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor. b. suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya). (ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). (iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. (iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. (v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). (vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan serta beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
152
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perseroan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup biaya transaksi dan pendapatan administrasi. Pendapatan bunga bank dan denda keterlambatan pembayaran diakui pada saat terjadinya. Pendapatan bunga bank disajikan secara bruto pada laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya, menggunakan dasar akrual. Segmen Operasi Sebuah segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); ii. hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan,
Analisis dan Pembahasan Manajemen
iii. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Perseroan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perseroan adalah Direksi.
KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN IMBALAN KERJA Jumlah yang diakui pada tanggal laporan posisi keuangan ditentukan sebagai berikut (dalam juta Rupiah): 2013
2012
Nilai kini liabilitas
11.829
12.767
Kerugian aktuarial yang belum diakui
(2.467)
(5.917)
Biaya jasa lalu yang belum diakui
(271)
(296)
Liabilitas pada laporan posisi keuangan
9.091
6.554
Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut (dalam juta Rupiah): 2013
2012
1.936
2.108
Biaya bunga
817
651
Biaya jasa lalu yang diakui langsung - vested
25
25
Amortisasi kerugian aktuarial
201
77
2.979
2.861
313
313
3.292
3.174
Biaya jasa kini
Biaya pesangon pemutusan hubungan kerja Jumlah
153 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Segmen operasi Perseroan disajikan berdasarkan segmen usaha yang terdiri dari: fleet dan retail.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut (dalam juta Rupiah):
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
154
2013
2012
Saldo awal, 1 Januari
6.554
4.224
Penyisihan tahun berjalan
3.292
3.174
Pembayaran tahun berjalan
(755)
(844)
Saldo akhir
9.091
6.554
Liabilitas imbalan kerja karyawan dihitung oleh aktuaris independen PT Ricky Leonard Jasatama (dahulu: PT Rileos Pratama) dengan menggunakan metode projected unit credit dalam laporan aktuarianya tanggal 13 Januari 2014 (2012: 8 Januari 2013). Asumsi-asumsi dasar yang digunakan aktuaris independen adalah sebagai berikut: 2013
2012
Tingkat diskonto
9% per tahun
6,5% per tahun
Tingkat kenaikan gaji
7% per tahun
7,0% pertahun
TMI 3
TMI 2
10% dari
10% dari
Tingkat kematian Tingkat cacat
Tingkat pengunduran diri
7% per tahun pada usia 7% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun usia 55 tahun
Tingkat pensiun
100,00% usia pensiun normal
100,00% usia pensiun normal
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan biaya jasa kini dan biaya bunga pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012: (dalam juta Rupiah) 2013 Liabilitas imbalan kerja karyawan
Biaya jasa kini biaya bunga
Kenaikan suku bunga dalam 100 basis poin
(99)
(11)
Penurunan suku bunga dalam 100 basis poin
99
13
(dalam juta Rupiah) 2012 Liabilitas imbalan kerja karyawan
Biaya jasa kini biaya bunga
Kenaikan suku bunga dalam 100 basis poin
(304)
(305)
Penurunan suku bunga dalam 100 basis poin
357
356
Karyawan Perseroan juga diikutsertakan dalam program iuran pasti sejak bulan Agustus 2012. Kontribusi Perseroan pada program ini yang dilaporkan dalam laba rugi komprehensif tahun berjalan adalah sebesar Rp513 juta dan Rp182 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Pengelolaan program pensiun iuran pasti dilakukan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
155
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
tata kelola perusahaan
156
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
157
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
158
Pelaksanaan semua kegiatan Perseroan senantiasa selaras dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance "GCG") yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Lebih lanjut lagi manajemen dan karyawan telah mewujudkan komitmen penerapan GCG melalui penetapan kebijakan tata kelola perusahaan yang baik (GCG Charter) sebagai pedoman dasar kegiatan bisnis Perseroan.
IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN Perseroan menyadari sepenuhnya penerapan GCG dalam seluruh kegiatan Perseroan adalah suatu hal yang sangat penting. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban dan pengelolaan risiko bisnis Perusahaan, implementasi GCG juga diarahkan sebagai pedoman bagi manajemen dan karyawan untuk memberikan nilai tambah kepada seluruh pemakai jasa dan pemangku kepentingan. Sebagai perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perusahaan Terbuka, Perseroan selalu berusaha menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap operasional dan kegiatan Perseroan. Implementasi tata kelola perusahan yang baik telah menjadi komitmen dari segenap manajemen dan karyawan Perseroan untuk melaksanakan praktek penyelenggaraan bisnis yang sehat, beretika, dan bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan. Manajemen berkeyakinan bahwa implementasi tata kelola perusahaan yang baik akan mendukung pencapaian sasaran bisnis dalam jangka panjang dan memberikan keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan. Adapun tujuan Perseroan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik antara lain untuk : 1. Memberikan nilai tambah bagi Perseroan maupun pemegang saham; 2. Memaksimalkan nilai Perseroan agar memiliki daya saing yang kuat; 3. Meningkatkan kepatuhan terhadap regulator; 4. Mendorong pengelolaan Perseroan secara profesional, transparan dan efisien serta memberdayakan fungsi Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Internal Audit dan Sekretaris Perusahaan;
Tata Kelola Perusahaan
5. Mendorong agar setiap pengambilan keputusan atau kebijakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku; 6. Melindungi Dewan Komisaris dan Direksi dari kemungkinan adanya tuntutan hukum. Perseroan senantiasa berusaha memberikan yang terbaik baik pemegang saham dan stakeholder lainnya agar mampu mencapai hasil yang maksimal. Pelaksanaan semua kegiatan Perseroan senantiasa selaras dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance "GCG") yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran. Lebih lanjut lagi manajemen dan karyawan telah mewujudkan komitmen penerapan GCG melalui penetapan kebijakan tata kelola perusahaan yang baik (GCG Charter) sebagai pedoman dasar kegiatan bisnis Perseroan: a. Transparansi, yaitu menyelenggarakan komunikasi dengan pihak yang berkepentingan secara akurat, tepat waktu, jelas, dan konsisten, termasuk mengungkapkan informasi material yang relevan kepada seluruh stakeholders. b. Akuntabilitas, yaitu menuntut agar masing-masing pihak bertindak sesuai hak, kewajiban dan wewenang yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya prinsip akuntabilitas ini maka ada kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang dan tangggung jawab antara pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi maupun di setiap bagian dalam Perseroan.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
159
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
160
c. Responsibilitas, yaitu mematuhi Standar Prosedur Operasional dan aturan Perusahaan serta ketentuan perundangan yang berlaku dengan etika yang baik dan melaksanakan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan. d. Independensi, yaitu bertindak secara mandiri dan obyektif tanpa mengabaikan kerjasama yang baik semata-mata untuk kepentingan Perseroan. e. Kewajaran, yaitu selalu mengutamakan keadilan. Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari Perseroan. Pemberlakuan prinsip ini di Perusahaan dengan sendirinya melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan orang dalam yang merugikan pihak lain. Perseroan selalu menjaga hubungan baik dengan karyawan dan menghindari praktek diskriminasi serta menghormati hak-hak karyawan. Untuk menjamin konsisten implementasi GCG, Perseroan telah mengadakan rangkaian kegiatan perbaikan pedoman Tata Kelola, board manual, pedoman etika & perilaku usaha, pedoman pelaporam pelanggaran serta penyempurnaan organ GCG guna menunjang implementasi GCG di masa yang akan datang.
KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN Perseroan telah menetapkan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG Charter) pada tanggal 11 Maret 2013 sebagai pedoman dasar pelaksanaan aktifitas/kegiatan bisnis Perseroan dalam bentuk kebijakan yang berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh Karyawan tetap, kontrak dan alihdaya. Komitmen penerapan tata kelola perusahaan merupakan hal mutlak bagi Perseroan. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan infrastruktur yang dimiliki dan secara berkesinambungan meningkatkan sistem dan prosedur untuk mendukung efektivitas pelaksanaan GCG di lingkungan Perseroan. Selain itu, Perseroan beserta seluruh jajarannya berkomitmen penuh untuk melaksanakan praktik GCG dalam setiap pengelolaan Perseroan. Implementasi terus dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi dan internalisasi prinsip-prinsip GCG di antara semua anggota Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan Perseroan sehingga menjadi suatu tradisi yang harus diimplementasikan dalam setiap aktivitas bisnis sehari-hari. Selain meyetujui Pakta Integritas Karyawan, setiap karyawan Perseroan diwajibkan menandatangani Surat Pernyataan Kode Etik agar karyawan mengetahui, memahami serta menjalankan ketentuan-ketentuan yang berlaku di Perseroan dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Perseroan sehingga diharapkan dapat meningkatkan integritas setiap karyawan. Praktik penerapan GCG Perseroan diukur melalui bentuk pengukuran berdasarkan standar penilaian dari perusahaan pengendali. Kriteria penilaian antara lain mencakup aspek tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, kelengkapan tugas dan
Tata Kelola Perusahaan
komite, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi kepatuhan, penerapan fungsi audit internal dan eksternal, penerapan fungsi manajemen risiko, penyediaan dana kepada pihak terkait, transparansi kondisi keuangan, serta rencana strategis Perseroan.
Kebijakan lain yang dilakukan Perseroan dalam upayanya melaksanakan budaya GCG adalah membuat pengumuman kepada seluruh karyawan untuk tidak meminta, memberikan atau menerima hadiah dalam segala bentuk baik langsung maupun tidak langsung kepada karyawan Perseroan. Dukungan transparansi kerjasama di antara para pihak dibutuhkan dalam mewujudkan komitmen Perseroan untuk terus meningkatkan implementasi prinsip GCG dalam berbagai program kerja. Hal tersebut dilakukan antara lain dengan meningkatkan efektivitas kerja Komite Audit dan Divisi Internal Audit serta optimalisasi fungsi Divisi Corporate Secretary. Penerapan GCG bukan sekedar untuk memenuhi peraturan perundang-undangan, namun juga Perseroan berkeyakinan bahwa implementasi tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten dan berkesinambungan dapat meningkatkan reputasi dan nilai Perseroan dimata pemangku kepentingan sebagai tindak nyata pengembangan potensi bisnis Perseroan.
161 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
GCG Charter Perseroan telah disusun berdasarkan ketentuan Peraturan dan Perundangundangan yang berlaku, Pedoman Umum GCG, GCG Charter Pemegang Saham Pengendali, Anggaran Dasar Perusahaan, serta Peraturan Perusahaan 2012-2014. Penerapan GCG Charter bertujuan untuk: • Menjamin tercapainya tujuan Perusahaan; • Mencapai pertumbuhan dan imbal hasil yang maksimal; • Mewujudkan nilai pemilik modal dalam jangka panjang tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders lainnya; • Mengendalikan dan mengarahkan hubungan yang baik antara shareholders, Dewan Komisaris, Direksi, dan Stakeholders lainnya; • Mendukung aktivitas pengendalian internal dan pengembangan Perseroan; • Mengelola sumber daya secara lebih efektif dan efisien; • Memperbaiki budaya kerja Perseroan; • Menjadikan Perseroan bernilai tambah yaitu meningkatkan kesejahteraan seluruh jajaran berikut peningkatan kemanfaatan bagi stakeholders Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan
STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
162
Struktur tata kelola Perseroan terdiri atas organ Perusahaan yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Organ Perseroan tersebut memainkan peranan masing-masing dalam keberhasilan pelaksanaan GCG. Fungsi dari Organ Perseroan dijalankan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan lainnya yang didasari prinsip bahwa masing-masing organ mempunyai independensi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya untuk kepentingan Perseroan. Dengan demikian RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi dapat saling memahami tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing sesuai peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan.
Transparency
Accountability
Responsibility
Independency
Fairness
ORGAN UTAMA
RUPS Dewan Komisaris Sekertaris Dewan Komisaris
Check & Balances
Direksi Corporate Secretary
ORGAN PENDUKUNG
Komite Audit
Risk Management
Internal Audit
Legal & Compliance
Komite Kredit
Komite Personalia Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organ tata kelola Perseroan yang memiliki wewenang dan tidak diberikan kepada Dewan Komisaris maupun Direksi. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Sesuai dengan kewenangannya, RUPS dapat mengambil keputusan-keputusan
Tata Kelola Perusahaan
Keputusan RUPS Perseroan menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS dan 1 (satu) kali Pengambilan Keputusan Pemegang Saham Sirkulasi. Berikut ini hasil-hasil keputusan RUPS dan pengambilan keputusan Pemegang Saham Sirkulasi di tahun 2013. Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan telah mengadakan RUPS Tahunan pada tanggal 16 Mei 2013 di Jakarta yang dihadiri oleh seluruh Pemegang Saham Perseroan dengan hasil keputusan sebagai berikut: Keputusan Agenda ke 1 Menyetujui dan menerima Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, serta mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) dengan opini wajar tanpa pengecualian sesuai dengan laporan nomor RPC-3232/PSS/2013 tertanggal 20 Februari 2013, yang kemudian untuk kepentingan penyesuaian penyajian sesuai ketentuan Bapepam dan LK dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Perseroan Tahap I Tahun 2013, telah diterbitkan kembali Laporan Keuangan Tahunan oleh Kantor Akuntan Publik yang sama dengan opini wajar tanpa pengecualian, sesuai dengan laporannnya nomor RPC-3699/ PSS/2013 tertanggal 15 April 2013, dengan demikian memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et decharge) kepada Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan, dan kepada Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan dan pelaksanaan kewenangan yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, sejauh tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana dan tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
163 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
antara lain pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris, perubahan Anggaran Dasar Perseroan, mengesahkan kinerja tahunan Direksi, serta pengambilan keputusan strategis lainnya yang akan dijalankan oleh Direksi Perseroan. RUPS diadakan setiap tahunnya sesuai dengan UUPT, dimana RUPS Tahunan Perseroan diadakan sebelum batas waktu yang ditentukan oleh UUPT.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
164
Keputusan Agenda ke-2 Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Bersih Perseroan tahun buku 2012 sebesar Rp116.548.047.121,56,- (seratus enam belas miliar lima ratus empat puluh delapan juta empat puluh tujuh ribu seratus dua puluh satu Rupiah dan lima puluh enam sen) sebagai berikut : a. Membagikan dividen final sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah laba bersih Perseroan yang akan dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Saham Perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp17.482.207.068,23 (tujuh belas miliar empat ratus delapan puluh dua juta dua ratus tujuh ribu enam puluh delapan Rupiah dan dua puluh tiga sen) atau Rp6,99 (enam koma sembilan sembilan Rupiah) per lembar saham yang akan dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas Ridean Tbk. b. Sisa laba bersih tahun 2012 sebesar Rp99.065.840.053,33,- (sembilan puluh sembilan miliar enam puluh lima juta delapan ratus empat puluh ribu lima puluh tiga Rupiah dan tiga puluh tiga sen) atau sebesar 85% (delapan puluh lima persen) dari jumlah laba bersih akan dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan (retained earning) yang akan digunakan untuk memperkuat permodalan Perseroan. Keputusan Agenda ke-3 1. Menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. 2. Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi Kantor Akuntan Publik tersebut, serta menetapkan Kantor Akuntan Publik pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) karena sebab apapun tidak dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Keputusan Agenda ke-4 Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya tantieme yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun 2013.
Tata Kelola Perusahaan
Keputusan Agenda ke-6 Menyetujui dan memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan, sejak penutupan Rapat ini untuk mengalihkan dan/atau menjadikan lebih dari 50% (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan sebagai jaminan utang atas nama Perseroan guna mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber perbankan dan penerbitan obligasi atau surat berharga, dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, sebesar Rp3.500.000.000.000,- (tiga triliun lima ratus miliar Rupiah) untuk tahun buku 2014. Dimana untuk setiap pengalihan dana atau penjaminan kekayaan bersih Perseroan dengan kelipatan sebesar Rp1.000.00.000.000,- (satu triliun Rupiah), Direksi diwajibkan membuat laporan tertulis kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan tersebut. Hasil Keputusan Pemegang Saham Perseroan secara Sirkulasi Pemegang saham Perseroan telah mengambil keputusan yang mengikat di luar Rapat Umum Pemegang Saham yaitu melalui keputusan pemegang saham secara sirkulasi yang dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance No. 35 tanggal 19 Desember 2013, dibuat dihadapan Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di Jakarta, dengan hasil keputusan sebagai berikut : 1. Memberikan persetujuan dan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan untuk melaksanakan penambahan aset pada tahun 2013 sebesar Rp400.000.000.000,- (empat ratus miliar Rupiah), sebagai tambahan jaminan hutang atas nama Perseroan guna mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber perbankan, sehingga total persetujuan untuk penjaminan aset untuk tahun 2013 adalah menjadi sebesar Rp3,1 triliun (tiga koma satu triliun Rupiah) . 2. Memberikan persetujuan kepada Direksi Perseroan untuk melakukan tindakantindakan hukum yang diperlukan termasuk tetapi tidak terbatas pada menandatangani dokumen-dokumen yang diperlukan dalam rangka menjalankan Keputusan tersebut.
165 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Keputusan Agenda ke-5 1. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya gaji dan honorarium bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013. 2. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya fasilitas dan/atau tunjangan-tunjangan komunikasi, tunjangan transportasi, dan tunjangan utilities bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
166
3. Memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk menyatakan seluruh atau sebagian Keputusan tersebut dalam suata akta Notaris tersendiri, apabila diperlukan dan untuk itu menghadap dimana perlu, membuat, suruh membuat dan menandatangani akta dan surat-surat diperlukan, singkatnya melakukan apapun juga untuk mencapai maksud tersebut tidak ada yang dikecualikan. 4. Keputusan tersebut mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Keputusan tersebut secara lengkap, yaitu tanggal 17 Desember 2013.
INFORMASI PEMEGANG SAHAM DAN PENGENDALI UTAMA
Public
Public
17%
44%
56%
Jardine Strategic Holdings Ltd
Ny. Suliawati Tjokro 84%
73%
Anton Setiawan
83%
Jardine Matheson Holdings Limited Bermuda
Christian Milko Setiawan
Public
8%
27%
8%
Negara Republik Indonesia
Public
PT Tunas Andalan Pratama
Jardine Cycle & Carriage, Ltd
60%
40%
43,8%
43,8%
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Tunas Ridean Tbk
51%
49%
PT Mandiri Tunas Finance
Public
12,4%
Tata Kelola Perusahaan
Dengan memperhatikan hak Pemegang Saham tersebut, kerangka penerapan GCG di lingkungan Perseroan telah memberikan perlakuan yang setara dari semua pemegang saham. Selain itu, seluruh pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk memperoleh ganti rugi apabila terjadi pelanggaran atas hak-hak mereka.
DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris merupakan Organ Perusahaan yang bertugas untuk melaksanakan fungsi pengawasan dan pemberi nasihat terkait dengan pengelolaan Perusahaan yang dilaksanakan oleh Direksi khususnya terkait strategi usaha, tata kelola perusahaan, implementasi pengendalian internal dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas dan Tanggung Jawab • Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi terkait pengurusan Perseroan yang dilakukan Direksi. • Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris sebagai bagian tidak terpisahkan dari RKAP. • Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun yang baru lampau kepada RUPS. • Menjalankan fungsi sebagai majelis dimana setiap anggota dari Dewan Komisaris tidak dapat bertindak secara individual melainkan berdasarkan keputusan kolektif Dewan Komisaris. • Menyampaikan laporan Triwulan perkembangan realisasi indikator pencapaian kinerja kepada pemegang saham.
167 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Perlindungan Pemegang Saham Implementasi GCG di lingkungan Perseroan senantiasa melindungi hak-hak pemegang saham dan memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang saham. Bagi Perseroan, hakhak dasar Pemegang Saham yang dijunjung tinggi meliputi hak untuk: 1) mendapatkan metode pendaftaran kepemilikan; 2) mengalihkan atau memindahkan saham; 3) mendapatkan informasi yang relevan dan material tentang korporasi secara tepat waktu dan teratur; 4) berpartisipasi dan memberikan suara dalam RUPS; 5) mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Dewan Komisaris; dan 6) mendapatkan bagian dalam keuntungan bisnis Perusahaan.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
168
• Mengajukan calon Auditor Eksternal yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan untuk ditetapkan dalam RUPS serta menyampaikan alasan pencalonan Auditor Eksternal termasuk besarnya imbal jasa yang diusulkan. • Memastikan bahwa Auditor Eksternal, Auditor Internal, Komite Audit serta Komite lainnya memiliki akses terhadap catatan akuntansi, data penunjang dan informasi yang diperlukan mengenai Perusahaan untuk melaksanakan tugasnya. • Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, menjalankan keputusan-keputusan RUPS Tahunan dan/atau RUPS Luar Biasa serta peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pada akhir tahun 2013 Dewan Komisaris melaporkan kepada pemegang saham atas pertanggungjawaban tugasnya sebagai pengawas serta pengelolaan Perseroan oleh Direksi dalam bentuk Laporan Dewan Komisaris di Laporan Tahunan yang dimintakan persetujuan dalam RUPS Tahunan yang diadakan setelah tutup buku. Persyaratan Dewan Komisaris Anggota Dewan Komisaris Perusahaan wajib memenuhi seluruh persyaratan kemampuan dan kepatutan, sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 4/POJK.5/2013 tanggal 21 November 2013 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak Utama pada Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan Penjaminan (POJK No.4). Penilaian Kemampuan dan Kepatutan yang akan dilakukan oleh OJK terhadap Dewan Komisaris meliputi Kompetensi, Integritas dan Reputasi Keuangan. Penilaian faktor kompetesi meliputi kriteria: a. Pengetahuan yang memadai dan relevan dengan jabatannya; b. Pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di bidang perusahaan pembiayaan dan peraturan perundang-undangan lain yang berhubungan dengan perusahaan pembiayaan; c. Pengalaman dan keahlian di bidang perusahaan pembiayaan dan/atau bidang lain yang relevan dengan jabatannya; dan d. kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan usaha perusahaan pembiayaan yang sehat.
Tata Kelola Perusahaan
Penilaian faktor reputasi Keuangan meliputi kriteria: a. Tidak memliki kredit macet; b. Tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi Pemegang Saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perusahaan dinyatakan pailit berdasarakan putusan Pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum penilaian kemampuan dan kepatutan; dan c. Tidak pernah terlibat dalam tindak pidana pencucian uang.
169 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Penilaian faktor integritas meliputi kriteria: a. Tidak pernah melakukan perbuatan tindak pidana dibidang jasa keuangan dan/atau perekonomian; b. Tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun sebelum penilaian kemampuan dan kepatutan; c. Tidak pernah melanggar komitmen yang telah disepakati dengan instansi pembina dan pengawas usaha jasa keuangan; d. Tidak pernah melakukan perbuatan yang memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada Pemegang Saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pegawai dan/ atau pihak lain yang dapat merugikan Konsumen; e. Tidak pernah melanggar prinsip kehati-hatian dibidang usaha jasa keuangan; f. Tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) di sektor Perbankan; g. Tidak pernah melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan kewenangannya atau diluar kewenangannya; h. Tidak pernah dinyatakan tidak mampu menjalankan kewenangannya; dan i. Tidak pernah melanggar peraturan perundang-undangan dibidang Industri Keuangan Non Bank (IKNB).
Tata Kelola Perusahaan
Status kelulusan uji kemampuan dan kepatutan anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: Nama Komisaris
Tanggal Lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
170
Keterangan
Saat ini sedang dalam proses pengajuan Anton Setiawan
-
penilaian kemampuan dan kepatutan berdasarkan POJK No.4.
Sarastri Baskoro
17 Desember 2008
Berdasarkan Surat Keputusan ketua BAPEPAM dan LK No. KEP-529/BL/2008 Saat ini sedang dalam proses pengajuan
Hanifah Purnama
-
penilaian kemampuan dan kepatutan berdasarkan POJK No.4.
Masa Jabatan Dewan Komisaris Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, masa jabatan Dewan Komisaris adalah sejak RUPS yang mengangkatnya sampai dengan RUPS Tahunan yang ke 5 (lima) dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk sewaktu-waktu dapat memberhentikan para anggota Dewan Komisaris sebelum masa jabatannya berakhir dengan menyebutkan alasannya. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS. Prosedur, Penetapan, dan Remunerasi Anggota Dewan Komisaris Pemberian remunerasi kepada Dewan Komisaris Perseroan ditentukan dalam RUPS dengan didasarkan pada pertimbangan lingkup pekerjaan, kondisi Perseroan serta tanggung jawab masing-masing Dewan Komisaris. Jumlah remunerasi yang diterima Dewan Komisaris selama tahun 2013 adalah sebesar Rp2,58 miliar.
Tata Kelola Perusahaan
Jumlah remunerasi aktual Dewan Komisaris Perseroan dari tahun 2011-2013 adalah sebagai berikut: Jenis Remunerasi
Jumlah Remunerasi (Rp Juta)
2013
2012
2011
Honorium
3
3
3
1.270
1.197
1.041
Tantiem
3
3
3
484
106
500
Tunjangan lainnya
3
3
3
829
629
714
2.582
1.932
2.255
Jumlah
2013
2012
2011
Struktur dan Komposisi Dewan Komisaris Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS. Dewan Komisaris Perseroan terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu 1 (satu) orang Komisaris Utama, 1 (satu) orang Komisaris dan 1 (satu) orang Komisaris Independen. Komisaris Utama bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan berbagai kegiatan Dewan Komisaris. Semua tindakan Dewan Komisaris adalah berdasarkan keputusan yang disepakati bersama-sama sebagai suatu dewan. Dewan Komisaris Perseroan yang menjabat pada tahun 2013 adalah Dewan Komisaris yang diangkat berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham No. 01 tanggal 6 Februari 2012, dibuat oleh Emi Susilowati, SH, Notaris di Jakarta, dengan komposisi sebagai berikut:
Nama
Anton Setiawan
Jabatan
Komisaris Utama
Tanggal Pengangkatan
Tanggal Akhir Masa Jabatan
Jabatan Lain yang Terafiliasi dengan Perseroan
6 Februari 2012
RUPST 2017
Presiden Komisaris PT Tunas Ridean Tbk*
Sarastri Baskoro
Komisaris
6 Februari 2012
RUPST 2017
EVP Consumer Loans Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk*
Hanifah Purnama
Komisaris Independen
6 Februari 2012
RUPST 2017
-
*PT Tunas Ridean Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah pemegang saham utama Perseroan.
171 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Jumlah Anggota Dewan Komisaris
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
172
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, anggota Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan dilarang menjadi anggota Dewan Komisaris di lebih dari 2 perusahaan pembiayaan lainnya atau menjadi anggota Direksi di lebih dari 1 perusahaan pembiayaan lainnya. Seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan tidak memiliki hubungan kepengurusan dan atau kepemilikan di perusahaan pembiayaan lain. Independensi Dewan Komisaris Untuk lebih memberdayakan fungsi pengawasan Dewan Komisaris, keberadaan Komisaris Independen adalah sangat diperlukan dan menjadi sangat penting. Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak terafiliasi dengan Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan Perseroan. Keberadaan Komisaris Independen di Perseroan adalah untuk mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) di dalam Perseroan melalui optimalisasi Dewan Komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah bagi Perseroan. Komposisi jumlah Komisaris Independen Perseroan sebesar 33% (tiga puluh tiga persen), telah memenuhi jumlah minimal yang disyaratkan dalam Peraturan Pencatatan Efek dari PT Bursa Efek Indonesia yaitu minimal 30% (tiga puluh persen) dari jumlah keseluruhan anggota Dewan Komisaris. Tugas dan Tanggung Jawab Komisaris Independen: 1. Menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan Perseroan. 2. Memastikan perlakuan yang adil terhadap stakeholder. 3. Memastikan diungkapkannya transaksi yang mengandung benturan kepentingan secara wajar dan adil. 4. Memastikan kepatuhan perusahaan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Menjamin akuntabilitas organ-organ Perseroan. Persyaratan Komisaris Independen Komisaris Independen yang dimiliki oleh Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep. 643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, dimana Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Tata Kelola Perusahaan
Kebijakan dan Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris Sesuai ketentuan dalam anggaran dasar, penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu: • Oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; • Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau • Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersamasama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapat tanda terima paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat. Panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, dan tempat Rapat. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha Perseroan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dan dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan, yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Komisaris yang dipilih oleh dan dari antara anggota Komisaris yang hadir. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota Komisaris lainnya berdasarkan Surat Kuasa.
173 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Komite Audit, dimana Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir; 2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Perseroan; 3. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perseroan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Perseroan; dan 4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
174
Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari ½ (satu perdua) dari jumlah anggota Komisaris hadir atau diwakili dalam Rapat. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari ½ (satu perdua) dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, Ketua Rapat Dewan Komisaris yang akan menentukan. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada rasa keberatan dari yang hadir. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris. Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan dan setiap saat jika diminta seseorang atau lebih anggota Dewan Komisaris. Kuorum Rapat Dewan Komisaris tercapai jika lebih dari setengah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakilkan dengan kuasa kepada Komisaris lain. Keputusan rapat membahas hal-hal yang bersifat strategis dan atau memerlukan keputusan untuk dibahas dan diselenggarakan dengan cara musyawarah untuk mufakat. Jika mufakat tidak terjadi, maka dilaksanakan voting di antara anggota Dewan Komisaris yang hadir atau diwakilkan rapat dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari setengah jumlah suara yang sah. Jika jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama, maka usulan yang disampaikan ditolak, kecuali mengenai diri orang akan diputuskan oleh Ketua Rapat.
Tata Kelola Perusahaan
Tahun 2013, Dewan Komisaris telah melaksanakan Rapat Dewan Komisaris sebanyak 19 (sembilan belas) kali dengan frekuensi kehadiran sebagaimana tersaji pada tabel : Jabatan
Jumlah
Rapat
Kehadiran
Tingkat Kehadiran (%)
Anton Setiawan
Komisaris Utama
19
19
100%
Sarastri Baskoro
Komisaris
19
19
100%
19
19
100%
Hanifah Purnama
Komisaris Independen
Keputusan-Keputusan Dewan Komisaris pada tahun 2013 No
Tanggal
Nomor
Perihal Surat Persetujuan Dewan Komisaris atas pemberian Jaminan Fasilitas Kredit Pinjaman Tetap VIII kepada Bank Panin
1
15 Februari 2013
001/MTF-DEKOM/ II/2013
2
22 Februari 2013
002/MTF-DEKOM/ II/2013
Surat Persetujuan Dewan Komisaris atas Penawaran Umum Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance
3
10 April 2013
003/MTF-DEKOM/ IV/2013
Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari CBC Otomotif Bank Mandiri sebesar Rp150 miliar.
4
10 April 2013
004/MTF-DEKOM/ IV/2013
Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari CBC Otomotif Bank Mandiri sebesar Rp400 miliar.
5
10 April 2013
004/MTF-DEKOM/ IV/2013
Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank DKI sebesar Rp100 miliar.
6
24 April 2013
005/MTF-DEKOM/ IV/2013
Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank Panin sebesar Rp300 miliar.
7
4 Juli 2013
006/MTF-DEKOM/ VII/2013
Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank BCA sebesar Rp500 miliar.
8
16 September 2013
007/MTF-DEKOM/ IX/2013
Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank DKI sebesar Rp125 miliar.
9
16 September 2013
008/MTF-DEKOM/ IX/2013
Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank OCBC NISP sebesar Rp150 miliar.
175 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Nama
Jumlah
Tata Kelola Perusahaan
No
Tanggal
Perihal Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank of China sebesar Rp150 miliar.
10
23 Oktober 2013
009/MTFDEKOM/X/2013
11
11 November 2013
010/MTF-DEKOM/ XI/2013
Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari Bank Panin sebesar Rp300 miliar.
12
23 Desember 2013
011/MTF-DEKOM/ XI/2013
Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari CBC Otomotif Bank Mandiri sebesar Rp500 miliar.
13
23 Desember 2013
012/MTF-DEKOM/ XI/2013
Surat Persetujuan Dewan Komisaris dalam rangka penerimaan fasilitas kredit dari CBC Otomotif Bank Mandiri sebesar Rp300 miliar.
176 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Nomor
Program Pelatihan Dewan Komisaris Tahun 2013 Nama
Jenis Seminar International Financial Inclusion Forum Mandiri New Horizon Workshop
Waktu
Penyelenggara
26 February 2013
Bank Mandiri
2-3 September 2013
Bank Mandiri
16 September 2013
Bank Mandiri
27 September 2013
Bank Mandiri
3 Oktober 2013
Bank Mandiri
Workshop Marketing Sarastri Baskoro
Communication “Know Your Customer” Diskusi Panel “How to Become a Leader in Financial Industry in the Midst of Uncertainties” Training Marketing Update for Consumer Finance
Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris Dalam rangka pencapaian kinerja Perseroan yang lebih baik, Dewan Komisaris selama tahun 2013 telah menyampaikan rekomendasi kepada Direksi antara lain : 1. Melakukan pembiayaan dengan berhati-hati (prudent) dengan mempertimbangkan risiko bisnis yang terukur. 2. Optimalisasi pencapaian target pembiayaan dengan tetap menjaga kualitas pembiayaan yang baik. 3. Memperluas jaringan usaha pada daerah-daerah yang potensial dan dengan perhitungan nilai investasi yang cermat.
Tata Kelola Perusahaan
4. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian internal serta mengutamakan kualitas sumber daya manusia. 5. Meningkatkan efektifitas penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris mengacu pada peraturan perundang-undangan, yang berlaku, Anggaran Dasar serta GCG Charter Perseroan.
KOMITE DIBAWAH DEWAN KOMISARIS Komite Audit
Selama tahun 2013, susunan keanggotaan Komite Audit Perseroan tidak mengalami perubahan dengan tahun 2012. Adapun komposisinya sebagai berikut: Nama Komite Audit
Jabatan
Bidang Keahlian
Hanifah Purnama
Ketua Komite Audit
Keuangan dan Perbankan
Rodian Wikanto Njotowidjojo
Anggota
Keuangan dan Perbankan
Sunardi Edirianto
Anggota
Internal Kontrol dan Perbankan
Susunan, komposisi, keahlian, integritas dan kriteria independensi dari Komite Audit tersebut telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan OJK yang berlaku.
177 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Pedoman dan Tata Tertib Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertanggungjawab untuk memberikan saran dan masukan yang dibutuhkan kepada Direksi dalam penyusunan dan pencapaian visi, misi, rencana jangka panjang serta rencana kerja dan anggaran Perusahaan. Disamping itu, Dewan Komisaris juga bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan Perusahaan.
Tata Kelola Perusahaan
Profil Komite Audit Hanifah Purnama *Profil Hanifah Purnama telah disajikan dalam profil Dewan Komisaris.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
178
Rodion Wikanto Njotowidjojo, 52 Tahun Rodion Wikanto Njotowidjojo dilahirkan di Jakarta pada tanggal 25 Januari 1961. Memiliki latar belakang pendidikan teknik mesin dari Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI), Solo pada tahun 1984 dan memperoleh gelar Master of Business Administration dari IPWI Jakarta pada tahun 1992. Menjabat sebagai anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun 2009 hingga saat ini. Saat ini beliau juga menjabat sebagai anggota Komite Audit di berbagai perusahaan, yaitu PT Indo Kordsa Tbk sejak tahun 2007, PT Tunas Ridean Tbk sejak tahun 2007, dan PT Sierad Produce Tbk sejak tahun 2009 serta sebagai Komisaris di PT BD Agriculture Indonesia sejak tahun 2008. Pernah menjabat sebagai Manufacturing Director pada PT United Can Company (2003-2006). Pada ADR Group of Companies (1992 – 2003), beliau menjabat beberapa posisi penting, diantaranya sebagai President Director pada PT Bank Eksekutif Internasional (1993 – 1998) dan President Director PT Adrindo Executive Finance (1998 – 1999), sebagai Vice President pada PT Selamat Sempurna Tbk (1998 – 2001), sebagai Operation Director pada PT Prapat Tunggal Cipta (1998- 2002), dan sebagai Independent Commissioner & Head of Audit Committee pada PT Andhi Chandra Automotive Product Tbk (2001 – 2003). Sebagai Bussiness Development Manager pada PT Inti Putramodern (1988-1992), Sebagai Assistant Production Director pada PT Matahari Alka (1987- 1988). Memulai karirnya di PT Cakung Utama Indonesia sebagai Assistant Factory Manager (19841987).
Tata Kelola Perusahaan
Sunardi Edirianto dilahirkan di Kuningan pada tanggal 25 Januari 1953. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana jurusan Manajemen Keuangan pada tahun 1984 dan menyandang gelar Magister Ilmu Hukum dari Universitas Diponegoro pada tahun 2008. Bergabung dengan Perseroan sebagai anggota Komite Audit sejak tahun 2009 hingga saat ini. Pernah menjabat sebagai Regional Internal Control Manager - Assistant Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kanwil VII Semarang (2006 – 2009), Pjs. Deputy Regional Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kanwil VII Semarang (20072008), Senior Team Leader Audit Credit Department Internal Audit Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2005- 2006), Senior Team Leader Audit Retail, Risk Management, Finance & Support Department Internal Audit Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (2000- 2004) Senior Relationship Manager Bank Bumi Daya Cabang Jakarta Duta Merlin (1998 – 2000), Internal Control Bank Bumi Daya Cabang Jakarta Duta Merlin (1997 – 1998), Relationship Manager Bank Bumi Daya Cabang Kudus (1992 – 1997), Kepala Bagian Kas - Dana Jasa Rupiah & Valas Bank Bumi Daya Cabang Mataram Lombok – NTB (1986 – 1992). Memulai karirnya di Bank Bumi Daya Kantor Pusat Urusan Kontrol Kredit sebagai Auditor (1976-1985).
Dasar Hukum Penunjukan dan Periode Masa Jabatan Anggota Komite Audit Anggota Komite Audit Perseroan memiliki masa jabatan mulai tanggal 12 Maret 2012 hingga masa jabatan Dewan Komisaris berakhir pada tahun 2017, dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk sewaktu-waktu mengganti anggota Komite Audit. Komite Audit yang saat ini menjabat diangkat pertama kali berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Mandiri Tunas Finance Nomor : Kep.Kom/002/2009 tanggal 15 Oktober 2009, yang selanjutnya seluruhnya diangkat kembali berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Mandiri Tunas Finance Nomor: KEP.KOM/001/2012 tanggal 12 Maret 2012.
179 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Sunardi Edirianto, 60 Tahun
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
180
Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat Komite Audit mengadakan pertemuan berkala untuk mengevaluasi dan menelaah secara transparan berbagai aktivitas kegiatan Perseroan dan kinerja laporan keuangan berkala Perseroan untuk selanjutnya melaporkannya kepada Dewan Komisaris Perseroan secara obyektif dan independen. Selama tahun 2013, Komite Audit melaksanakan 11 (sebelas) kali Rapat dengan Dewan Komisaris dan Direksi serta 1 (satu) kali rapat dengan eksternal auditor. Adapun tingkat kehadiran masing-masing anggota dalam rapat-rapat Komite Audit adalah sebagai berikut:
Nama Komite Audit
Hanifah Purnama Rodion Wikanto Njotowidjojo
Rapat Gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi Jabatan
Rapat Gabungan dengan Dewan Komisaris, Direksi, Eksternal Auditor
Jumlah Rapat
Kehadiran
Persentase
Jumlah Rapat
Kehadiran
Persentase
11
11
100%
1
1
100%
11
11
100%
1
1
100%
11
11
100%
1
1
100%
Ketua Komite Audit Anggota Komite Audit Anggota
Sunardi Edirianto
Komite Audit
Kegiatan Komite Audit Dalam melaksanakan fungsi kepengawasan pengelolaan Perseroan, Komite Audit berperan untuk menunjang kinerja Dewan Komisaris. Oleh sebab itu dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 1. Melakukan evaluasi atas laporan keuangan Perseroan berdasarkan peraturan dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. 2. Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasikan hal-hal yang perlu mendapat perhatian dari Dewan Komisaris. 3. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi. 4. Menelaah atas lingkup dan kesesuaian audit eksternal, honorarium audit eksternal serta independensi dan objektifitas audit eksternal.
Tata Kelola Perusahaan
Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit berpedoman kepada Peraturan Bapepam No. IX.I.5 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep. 643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit serta Piagam Komite Audit Perseroan. Independensi Komite Audit Seluruh anggota Komite Audit merupakan anggota yang profesional dan independen dalam menjalankan tugas dan kewajibannya tanpa campur tangan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Anggota Komite Audit juga tidak terkait dengan Direksi, Dewan Komisaris, maupun pemegang saham. Komite Audit berasal dari luar perusahaan yang tidak memiliki kepentingan/latar kaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatif dan benturan kepentingan (Conflict of Interest) dengan Perseroan. Komite Audit dalam melaksanakan tugasnya tunduk pada ketentuan/ hukum dan perundang-undangan yang berlaku di PT Mandiri Tunas Finance. Rencana Pelaksanaan Rapat Komite Audit Tahun 2014 Pada tahun 2014, Komite Audit merencanakan untuk mengadakan 11 (sebelas) kali rapat dengan jadwal sebagai berikut: No.
Hari
Tanggal
1
Rabu
15 Januari
2
Rabu
12 Februari
3
Rabu
12 Maret
4
Rabu
23 April
5
Rabu
14 Mei
6
Rabu
18 Juni
7
Rabu
23 Juli
8
Rabu
20 Agustus
9
Rabu
17 September
10
Rabu
22 Oktober
11
Rabu
19 November
181 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
5. Melakukan penelaahan atas implementasi dan efektifitas pengendalian internal Perseroan. 6. Menelaah tingkat kepatuhan Perseroan terhadap Peraturan Pasar Modal dan peraturan lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Perseroan. 7. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris, seperti melakukan kunjungan ke kantor-kantor cabang Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan
Remunerasi Komite Audit Perincian Remunerasi yang dibayarkan kepada Komite Audit pada tahun 2011-2013 adalah sebagai berikut : Jumlah Anggota Komite Audit
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
182
Jumlah Remunerasi (Rp Juta)
Jenis Remunerasi 2013
2012
2011
2013
2012
2011
Honorium
2
2
2
144
120
102
Tantiem
2
2
2
-
-
-
Tunjangan lainnya
2
2
2
5
4
3
149
124
105
Jumlah
Remunerasi Komite Audit tersebut di atas tidak termasuk anggota Komite Audit yang merangkap sebagai Dewan Komisaris. Laporan Komite Audit Tahun 2013 Komite Audit menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan Piagam Komite Audit (Audite Committe Charter) yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 25 September 2013. Piagam Komite Audit disusun berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam LK no. KEP-643/BL/2012 tertanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Berdasakan Piagam Komite Audit, Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan peran pengawasan terhadap Perseroan. Oleh karenanya, Komite Audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Selama menjalankan fungsi pengawasan di tahun 2013, Komite Audit telah melakukan berbagai kegiatan antara lain: 1. Melakukan pertemuan dengan Eksternal Auditor untuk mendiskusikan hasil pemeriksaan laporan keuangan tahunan serta kualitas laporan keuangan tahunan secara keseluruhan. 2. Menelaah laporan keuangan triwulanan sebelum dipublikasikan. 3. Melakukan evaluasi bersama manajemen terhadap efektivitas pengendalian internal. 4. Secara berkala setiap bulan sekali, membahas temuan-temuan Internal Audit bersama Divisi Internal Audit, Direksi dan Dewan komisaris. 5. Melakukan kunjungan kerja, bersama direksi ke cabang Mandiri Tunas Finance 6. Menyampaikan rekomendasi dan saran-saran perbaikan kepada Direksi Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan
Dari hasil pertemuan-pertemuan tersebut, maka Komite Audit selama menjalankan fungsi pengawasannya di tahun 2013 berpandangan sebagai berikut: 1. Manajemen telah mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Internal dan Eksternal Auditor telah bekerja secara independen dan obyektif dalam melaksanakan tugas audit. 3. Tidak terdapat kesalahan yang material terhadap penyajian laporan keuangan Perusahaan. 4. Manajemen diharapkan di tahun 2014 lebih prudent dalam ekspansi pembiayaan konsumen, sehingga dapat meminimalisir peningkatan jumlah debitur pembiayaan macet dan penghapusan debitur macet serta meminimalisir peningkatan jumlah biaya penagihan. 5. Dalam sistem pengawas internal Perusahaan, manajemen diharapkan secara berkelanjutan membenahi sistem dan prosedur sesuai dengan pertumbuhan cabang Perusahaan. Demikian Laporan Komite Audit ini dibuat dan ditandatangani oleh seluruh Anggota Komite Audit. Jakarta, 12 Februari 2013
HANIFAH PURNAMA RODION WIKANTO NJOTOWIDJOJO SUNARDI EDIRIANTO Ketua Anggota Anggota
183 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Sepanjang tahun 2013, Komite Audit Perseroan telah mengadakan pertemuan gabungan sebanyak 11 (sebelas) kali bersama Dewan Komisaris, Direksi, Divisi Internal Audit dan 4 (empat) kali pertemuan dengan Retail Audit Group Bank Mandiri dalam review Laporan Keuangan triwulanan / tahunan serta 1 (satu) kali pertemuan exit meeting dengan Eksternal Auditor dan melakukan kunjungan kerja, bersama Direksi ke 1 (satu) Cabang Mandiri Tunas Finance.
Tata Kelola Perusahaan
Pelatihan Komite Audit 2013 Beberapa pelatihan yang diikuti anggota Komite Audit selama tahun 2013, antara lain: No
Nama Komite Audit
Jenis Pelatihan
Waktu
Penyelenggara
Biaya (Rp)
Rodion Wikanto Sunardi Edirianto
Diskusi Panel "Kiat Sukses Penyusunan Laporan Tahunan yang Komprehensif, Memenuhi Aspek Kepatuhan dan Meraih Penghargaaan dari Otoritas"
14 Februari 2013
Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
1.800.000
Sunardi Edirianto
Diskusi Panel "Peran Komite Audit Dalam Koordinasi Asurans dan Three Lines Of Defense“
22 Mei 2013
Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
900.000
3
Rodion Wikanto
Consumer Protection on Investment Fraud
Mei 2013
Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
-
4
Rodion Wikanto
Annual Capital Market Finance Forum
Mei 2013
Asosiasi Emiten Indonesia (AEI)
-
Rodion Wikanto
Internalizing GCG Principles & Professionalizing the Practice of Directorship
Juni 2013
IFC & CRMS
-
6
Rodion Wikanto
Guidelines of Audit Committee OJK No. IX.I.5
Agustus 2013
Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)
-
7
Rodion Wikanto
Risk Governance & Control Environment, Training of Trainers
Oktober 2013
IFC & CRMS
-
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
184
1
2
5
KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI Dewan Komisaris sampai saat ini belum membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi. Prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi selama ini ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Tata Kelola Perusahaan
DIREKSI
Secara khusus, Direksi terus melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dalam upaya mencapai visi dan misi perusahaan serta memastikan agar seluruh komponen Perseroan bekerja dalam koridor nilai-nilai perusahaan secara konsisten. Direksi senantiasa menjalankan tugas kepengurusan Perseroan dengan memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak terkait dengan aktivitas bisnis Perseroan. Peran ini dan tanggung jawab Direksi Perseroan dijabarkan dalam Anggaran Dasar dan dirinci lebih lanjut dalam Pembagian Tugas dan Wewenang serta Tata Tertib Direksi sesuai dengan Keputusan Direksi No.021/SK-DIR/MTF/X/2011 tanggal 20 Oktober 2011. Direksi wajib tunduk kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar serta keputusan RUPS. Persyaratan Direksi Direksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas terlaksananya GCG sebagai bagian dari pengelolaan Perseroan yang konsisten dan berkesinambungan. Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dilakukan melalui RUPS. Setiap anggota Direksi yang akan diangkat wajib memenuhi seluruh persyaratan Kemampuan dan kepatutan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 4/POJK.5/2013 tanggal 21 November 2013 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak Utama pada Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, dan Perusahaan Penjaminan (POJK No.4). Penilaian Kemampuan dan Kepatutan yang akan dilakukan oleh OJK terhadap Direksi meliputi Kompetensi, Integritas dan Reputasi Keuangan.
185 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Secara umum, Direksi bertanggungjawab untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas pengelolaan Perseroan seperti operasional, keuangan, hal lain-lain berjalan secara efisien dan efektif serta sesuai prinsip-prinsip GCG. Direksi senantiasa melaksanakan pengelolaan usaha sekaligus mengelola dan melindungi kekayaan perusahaan, strategi, dan rencana anggaran secara teratur serta merupakan representasi dari perusahaan baik secara internal maupun eksternal.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
186
Penilaian faktor kompetesi meliputi kriteria: a. Pengetahuan yang memadai dan relevan dengan jabatannya; b. Pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di bidang perusahaan pembiayaan dan peraturan perundang-undangan lain yang berhubungan dengan perusahaan pembiayaan; c. Pengalaman dan keahlian di bidang perusahaan pembiayaan dan/atau bidang lain yang relevan dengan jabatannya; dan d. kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan usaha perusahaan pembiayaan yang sehat. Penilaian faktor integritas meliputi kriteria: a. Tidak pernah melakukan perbuatan tindak pidana dibidang jasa keuangan dan/atau perekonomian; b. tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun sebelum penilaian kemampuan dan kepatutan; c. Tidak pernah melanggar komitmen yang telah disepakati dengan instansi pembina dan pengawas usaha jasa keuangan; d. Tidak pernah melakukan perbuatan yang memberikan keuntungan secara tidak wajar kepada Pemegang Saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, Pegawai dan/ atau pihak lain yang dapat merugikan Konsumen; e. Tidak pernah melanggar prinsip kehati-hatian dibidang usaha jasa keuangan; f. Tidak tercantum dalam Daftar Tidak Lulus (DTL) di sektor Perbankan; g. Tidak pernah melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan kewenangannya atau diluar kewenangannya; h. Tidak pernah dinyatakan tidak mampu menjalankan kewenangannya; dan i. Tidak pernah melanggar peraturan perundang-undangan dibidang Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Penilaian faktor reputasi Keuangan meliputi kriterian: a. Tidak memliki kredit macet; b. Tidak pernah dinyatakan pailit dan tidak pernah menjadi Pemegang Saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perusahaan dinyatakan pailit berdasarakan putusan Pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum penilaian kemampuan dan kepatutan; dan c. Tidak pernah terlibat dalam tindak pidana pencucian uang.
Tata Kelola Perusahaan
Anggota Direksi Perusahaan Pembiayaan wajib memenuhi seluruh persyaratan kemampuan dan kepatutan, sesuai dengan POJK No.4. Seluruh anggota Direksi Perseroan telah memenuhi kelulusan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan yang diadakan oleh Bapepam dan LK, sebagai berikut : Keputusan Bapepam dan LK Nomor
Ignatius Susatyo Wijoyo
23 Juni 2009
Kep-162/BL/2009
Anton Herdianto
22 Juni 2010
Kep-237/BL/2010
5 Juli 2010
Kep-273/BL/2010
Harjanto Tjitohardjojo
Struktur dan Komposisi Direksi Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan melalui keputusan RUPS. Masa jabatan masing-masing anggota Direksi berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang kelima sejak tanggal pengangkatan, tanpa mengurangi hak dari RUPS untuk memberhentikan para anggota Direksi sebelum masa jabatannya berakhirnya dengan menyebutkan alasannya. Di tahun 2013 tidak terjadi perubahan Direksi. Direksi yang menjabat adalah Direksi yang diangkat berdasarkan hasil RUPS Tahunan pada tanggal 29 Juni 2010 dan Keputusan Pemegang Saham PT Mandiri Tunas Finance Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 6 Februari 2012. Susunan Direksi Perseroan saat ini adalah sebagai berikut: Nama Direksi
Jabatan
Ignatius Susatyo Wijoyo
Direktur Utama
Anton Herdianto Harjanto Tjitohardjojo
Tanggal Pengangkatan
Tanggal Ahir Masa Jabatan
6 Februari 2012
RUPS Tahunan Tahun 2017
Direktur
29 Juni 2010
RUPS Tahunan Tahun 2015
Direktur
29 Juni 2010
RUPS Tahunan Tahun 2015
Seluruh Direksi Perseroan saat ini menetap di Indonesia dan tidak merangkap jabatan sebagai Direksi pada perusahan pembiayaan lain ataupun merangkap sebagai anggota Dewan Komisaris pada perusahaan pembiayaan lainnya sesuai Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.
187 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Tanggal Lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan
Nama Direksi
Tata Kelola Perusahaan
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, anggota Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab khusus yang telah ditetapkan dalam Rapat Direksi, yaitu:
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
188
• Ignatius Susatyo Wijoyo sebagai Direktur Utama 1. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengurusan Perseroan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan keputusan RUPS Perseroan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Mengarahkan proses perubahan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan persaingan bisnis dengan mendorong bisnis unit membuat produk dengan lebih dinamis dan kompetitif. 3. Mengkoordinasikan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas yang berhubungan dengan Business Unit dan Supporting Unit agar berjalan lancar, efektif dan efisien. 4. Mengarahkan dan mengontrol divisi-divisi yang berada dibawahnya yaitu Divisi Corporate Secretary, Divisi Risk Management, Divisi Account Receivable Management, Divisi Internal Audit, dan Divisi Legal and Compliance. 5. Meningkatkan citra Perseroan dengan membina hubungan baik dengan semua stakeholder. 6. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan. 7. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial Perseroan serta mendorong penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam Perseroan. 8. Bertanggung jawab secara pribadi apabila bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan. 9. Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan dan berhak mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya atau kepada mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu sebagaimana diatur dalam Surat Kuasa. 10. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dari Direksi lainnya. • Anton Herdianto sebagai Direktur Keuangan 1. Memimpin dan mengarahkan strategi bisnis, tujuan dan target finansial jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek Perseroan secara komprehensif. 2. Memimpin dan mengarahkan aktifitas pembukuan dan pelaporan agar memiliki sistem keuangan dengan pengawasan, kebijaksanaan dan prosedur yang tepat untuk dapat menghasilkan informasi keuangan yang tepat waktu, lengkap, konsisten, handal dan terukur.
Tata Kelola Perusahaan
• Harjanto Tjitohardjojo, sebagai Direktur Sales dan Marketing 1. Memimpin, mengarahkan dan mengkoordinasikan seluruh bisnis unit dalam mengembangkan dan memasarkan produk dan aliansi sehingga lebih marketable dan profitable 2. Mengarahkan dan mensupervisi divisi-divisi yang berada dibawahnya yaitu Divisi Marketing & Product Development, Divisi COP & Fleet Business, dan mengkoordinasikan seluruh fungsi kerja di Regional 1 sampai dengan Regional 9 yang membawahi Kantor-Kantor cabang. 3. Memimpin dan mengarahkan kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan kegiatan bisnis dan pemasaran untuk jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. 4. Membantu Direktur Utama dalam mengarahkan proses-proses perubahan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan persaingan bisnis dengan mendorong bisnis unit membuat produk supaya lebih dinamis dan kompetitif. 5. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan. 6. Bertanggung jawab secara pribadi apabila bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan. 7. Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan oleh pihak ketiga.
189 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
3. Mengarahkan dan mensupervisi divisi-divisi yang berada dibawahnya yaitu Divisi Finance & Accounting, Divisi Credit Management, Divisi Operation, Divisi Information Technology, Divisi General Affair and Procurment, dan Divisi Human Resources Development. 4. Mengarahkan kebijakan Sumber Daya Manusia termasuk mengusulkan rekruitmen, promosi, mutasi, pembinaan dan pelatihan melalui Divisi Human Resources Development. 5. Membantu Direktur Utama dalam mengarahkan proses-proses perubahan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan persaingan bisnis dengan mendorong bisnis unit membuat produk dengan lebih dinamis dan kompetitif. 6. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan. 7. Bertanggung jawab secara pribadi apabila bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan. 8. Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan oleh pihak ketiga.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
190
Pedoman dan Tata Tertib Direksi Dalam rangka untuk menjamin kelancaran tugas-tugas Direksi serta tata tertib kerja Direksi dan pembagian tugas masing-masing, Direksi telah menetapkan Keputusan Direksi No.021/SKDIR/MTF/X/2011 tanggal 20 Oktober 2011 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang serta Tata Tertib Direksi Perseroan. Didalam Keputusan Direksi tersebut telah ditetapkan antara lain: pembidangan tugas masing-masing Direksi, tanggung jawab dan kewenangan Direksi, Etika dan waktu kerja, dan Tata Tertib Rapat Direksi. Prosedur dan Penetapan Remunerasi Direksi Sesuai dengan ketentuan Pasal 96 ayat 1 Undang-undang Nomor : 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, jumlah remunerasi para anggota Direksi, yang mencakup gaji dan tunjangan lainnya ditetapkan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Keputusan Remunerasi didasarkan pada pertimbangan lingkup Perseroan, pencapaian Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan pada awal tahun serta tanggung jawab masing-masing Direksi. Adapun prosedur penetapan remunerasi bagi Direksi adalah sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi Direksi kepada RUPS. 2. RUPS menetapkan remunerasi bagi Direksi atau RUPS memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan Remunerasi bagi Direksi dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pemegang Saham Mayoritas. Prosedur Remunerasi Direksi dalam tahun 2013 ditetapkan dalam RUPS Tahunan yang diadakan pada tanggal 16 Mei 2013 sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Rapat Umum Para Pemegang Saham Tahunan PT Mandiri Tunas Finance No.25 tanggal 16 Mei 2013, dimana pemegang saham telah menyetujui untuk memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besaran gaji dan honorium bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013. Pemberian remunerasi untuk tahun 2013 kepada Direksi memperhatikan realisasi pencapaian Key Performance Indicator (KPI) pada tahun 2012. Selama tahun 2013, Direksi Perseroan menerima remunerasi sebesar Rp7,09 miliar.
Tata Kelola Perusahaan
Jumlah aktual remunerasi Direksi Perseroan dari tahun 2011 – 2013 adalah sebagai berikut: Jumlah Remunerasi (Rp Juta)
Jenis Remunerasi 2013
2012
2011
2013
Honorium
3
3
3
3.293
3.016
1.622
Tantiem
3
3
3
1.210
822
1.250
Tunjangan lainnya
3
3
3
2.595
2.901
2.028
7.098
6.740
5.900
Jumlah
2012
2011
Remunerasi per orang Anggota Dewan Komisaris Direksi dan Komite Audit Jumlah Remunerasi per
Jumlah Dewan
Jumlah Direksi
Jumlah Komite
orang dalam 1 tahun
Komisaris (Orang)
(Orang)
Audit (Orang)
Diatas Rp2 miliar
-
-
-
Diatas Rp1 miliar s/d 2 miliar
-
3
-
3
-
-
-
-
2
Diatas Rp500 juta s/d Rp1 miliar Dibawah Rp500 juta
Perseroan menilai bahwa kebijakan remunerasi terhadap Direksi telah sejalan dengan pencapaian kinerja yang diberikan di tahun 2013. Hubungan Remunerasi Dengan Kinerja Perusahaan Keputusan remunerasi didasarkan pada pertimbangan lingkup pekerjaan, pencapaian Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan pada awal tahun serta tanggung jawab masing-masing Direksi. Dalam penerapannya, Dewan Komisaris menentukan dasar penetapan remunerasi bagi Direksi yang berbasiskan pada metode balance scorecard dengan menggunakan parameter yang telah ditentukan.
191 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Jumlah Anggota Direksi
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
192
Rapat Direksi Rapat Direksi dilakukan oleh seorang atau lebih anggota Direksi dengan berdasarkan atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Direksi atau permintaan tertulis dari pemegang saham yang bersama-sama mewakili sepersepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Panggilan Rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima paling lambat tiga hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat. Panggilan rapat harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, dan tempat Rapat. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama namun apabila berhalangan untuk hadir dan tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga atas ketidakhadirannya, maka Rapat Direksi dapat dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari anggota Direksi yang hadir. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan Surat Kuasa. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari setengah jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili dalam Rapat. Keputusan Rapat Direksi diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari setengah dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, Ketua Rapat Direksi yang akan menentukan. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan satu suara dan tambahan satu suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada rasa keberatan dari yang hadir. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan. Direksi dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan sudah adanya pemberitahuan secara tertulis pada semua anggota Direksi dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.
Tata Kelola Perusahaan
Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat Selama tahun 2013, Direksi secara berkala telah melakukan pertemuan sebanyak 12 (dua belas) kali pertemuan . Berikut data rapat-rapat Direksi beserta kehadirannya: Jabatan
Jumlah
Jumlah
Rapat
Kehadiran
Persentase
Ignatius Susatyo Wijoyo
Direktur Utama
12
12
100%
Anton Herdianto
Direktur
12
12
100%
Harjanto Tjitohardjojo
Direktur
12
11
92%
Rapat Direksi yang sudah dilakukan tersebut menghasilkan berbagai keputusan dan kebijakan yang telah dibahas dan diputuskan bersama dalam Rapat Direksi, antara lain: 1. Evaluasi kinerja operasional dan keuangan setiap bulan. 2. Pengembangan paket-paket produk pembiayaan. 3. Optimalisasi strategi pemasaran terutama untuk mengoptimalkan captive market yang tersedia. 4. Penyempurnaan kebijakan dan proses kredit. 5. Pengembangan sumber daya manusia dengan melaksanakan program penilaian karyawan secara berkala dan pelaksanaan program Managers Development Program (MDP) untuk meningkatkan potensi dan kompetensi karyawan Perseroan. 6. Pembahasan hasil temuan-temuan Divisi Internal Audit. 7. Penyempurnaan kebijakan dan prosedur pengelolaan manajemen risiko. 8. Penyesuaian struktur organisasi sesuai perkembangan bisnis Perseroan.
193 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Nama Direksi
Tata Kelola Perusahaan
Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi Ditahun 2013, Dewan Komisaris mengadakan rapat gabungan dengan Direksi sebanyak 15 (lima belas) kali rapat dengan tingkat kehadiran sebagai berikut: Nama Dewan Komisaris 194 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Jabatan
& Direksi
Jumlah
Jumlah
Rapat
Kehadiran
Persentase
Anton Setiawan
Komisaris Utama
15
14
93%
Sarastri Baskoro
Komisaris
15
14
93%
Hanifah Purnama
Komisaris Independen
15
15
100%
Ignatius Susatyo Wijoyo
Direktur Utama
15
15
100%
Anton Herdianto
Direktur
15
13
87%
Harjanto Tjitohardjojo
Direktur
15
15
100%
Rapat Gabungan Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit Di tahun 2013, Perseroan mengadakan rapat gabungan yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite Audit sebanyak 11 (sebelas) kali rapat. Secara rinci, dapat disajikan melalui table berikut: Nama
Jabatan
Jumlah
Jumlah
Rapat
Kehadiran
Persentase
Anton Setiawan
Komisaris Utama
11
8
73%
Sarastri Baskoro
Komisaris
11
7
64%
Hanifah Purnama
Komisaris Independen
11
11
100%
Direktur Utama
11
10
91%
Anton Herdianto
Direktur
11
9
82%
Harjanto Tjitohardjojo
Direktur
11
10
91%
Anggota Komite Audit
11
11
100%
Anggota Komite Audit
11
11
100%
Ignatius Susatyo Wijoyo
Rodion Wikanto Njotowidjojo Sunardi Edirianto
Tata Kelola Perusahaan
Program Pelatihan Direksi 2013 Dalam rangka meningkatkan kompetensi, Direksi Perseroan telah mengikuti beberapa pelatihan sebagai berikut: Jenis Pelatihan
Waktu
Penyelenggara
10 Januari 2013
Otoritas Jasa Keuangan
22 April 2013
Bank Mandiri
2 – 5 Mei 2013
Bank Mandiri
2013 Ernst & Young Thought Leadership Forum : Awareness Session of IFRS 9 and IFRS 13
28 Mei 2013
Ernst & Young
Leadership Forum for Senior Leaders
28 Agustus 2013
Bank Mandiri
International Seminar on Financial Literacy
2–3 Desember 2013
Otoritas Jasa Keuangan dan The World Bank
Sosialisasi Pengawasan Industri Pasar Modal oleh OJK
18 Januari 2013
Otoritas Jasa Keuangan
Seminar Economic Outlook
22 Agustus 2013
Bank OCBC NISP
Sosialisasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan
30 Agustus 2013
Otoritas Jasa Keuangan
Workshop Insurance
21 November 2013
Mandiri AXA General Insurance
3 Desember 2013
Komite Ekonomi Nasional
5–6 November 2013
AXA Creditor Services Asia, Singapore
Financial Executive Gathering 2013 Mandiri CFO Forum Leadership Forum VI Tahun 2013 Ignatius Susatyo Wijoyo
Anton Herdianto
Anton Herdianto Harjanto Tjitohardjojo
Prospek Ekonomi Indonesia 2014
Harjanto Tjitohardjojo
AXA Credit & Lifestyle Protection Seminar 2013
Indikator Kinerja Penilaian kinerja Direksi selama tahun 2013 dilakukan berdasarkan metode balance score card dengan menggunakan parameter sebagai berikut : 1. Pencapaian kinerja sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yaitu meliputi pencapaian target angka-angka keuangan seperti volume pembiayaan, profitabilitas, pembiayaan joint financing, cost efficiency ratio, cost of credit dan piutang pembiayaan bermasalah. 2. Penyempurnaan dan pengembangan proses bisnis pembiayaan, meliputi antara lain proses kredit, proses operasional, proses pemasaran, dan proses collection.
195 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Nama
Tata Kelola Perusahaan
3. Perluasan jaringan usaha dan peningkatan kerjasama aliansi strategis dengan Group serta pengembangan kerjasama dengan dealer dan showroom. 4. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan corporate branding.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
196
Penilaian kinerja Direksi secara keseluruhan dilakukan oleh Dewan Komisaris dan menjadi dasar dalam menentukan remunerasi Direksi. Pelaksanaan Keputusan RUPS Tahunan Tahun Buku 2013 oleh Direksi Direksi telah melaksanakan seluruh keputusan yang telah diambil dalam RUPS Tahunan yang diadakan pada tanggal 16 Mei 2013. HASIL KEPUTUSAN RUPS TAHUNAN TAHUN BUKU 2012 DAN REALISASINYA Agenda
Hasil Keputusan RUPST
Realisasi
Menyetujui dan menerima Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, serta mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) dengan opini wajar tanpa pengecualian sesuai dengan laporan nomor RPC-3232/PSS/2013 tertanggal 20 Februari 2013, yang kemudian untuk kepentingan penyesuaian penyajian sesuai ketentuan Bapepam dan LK dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Perseroan Tahap I Tahun 2013, telah diterbitkan kembali Pertama
Laporan Keuangan Tahunan oleh Kantor Akuntan Publik yang sama dengan opini wajar tanpa pengecualian, sesuai dengan laporannya nomor RPC-3699/PSS/2013 tertanggal 15 April 2013, dengan demikian memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et decharge) kepada Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan, dan kepada Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan dan pelaksanaan kewenangan yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Dersember 2012, sejauh tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana dan tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
Terealisasi
Tata Kelola Perusahaan
Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba Bersih Perseroan tahun buku 2012 sebesar Rp116.548.047.121,56,(seratus enam belas miliar lima ratus empat puluh delapan juta empat puluh tujuh ribu seratus dua puluh satu Rupiah dan lima puluh enam sen) sebagai berikut : persen) dari jumlah laba bersih Perseroan yang akan dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Saham Perseroan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp17.482.207.068,23 (tujuh belas miliar empat ratus delapan puluh dua juta dua Kedua
ratus tujuh ribu enam puluh delapan Rupiah dan dua puluh tiga sen) atau Rp6,99 (enam koma sembilan sembilan Rupiah) per lembar saham yang akan dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Tunas RideanTbk. • Sisa laba bersih tahun 2012 sebesar Rp99.065.840.053,33,(sembilan puluh sembilan miliar enam puluh lima juta delapan ratus empat puluh ribu lima puluh tiga Rupiah dan tiga puluh tiga sen) atau sebesar 85% (delapan puluh lima persen) dari jumlah laba bersih akan dibukukan sebagai laba ditahan Perseroan (retained earning) yang akan digunakan untuk memperkuat permodalan Perseroan.
Terealisasi
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
197
• Membagikan dividen final sebesar 15% (lima belas
Tata Kelola Perusahaan
1. Menetapkan
Kantor
Akuntan
Publik
Purwantono,
Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember
198 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
2013. 2. Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk Ketiga
menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi Terealisasi Kantor Akuntan Publik tersebut, serta menetapkan Kantor Akuntan Publik pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) karena sebab apa pun tidak dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang
Keempat
Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya tantieme Terealisasi yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun 2013. 1. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang
Saham
Mayoritas
untuk
menetapkan
besarnya gaji dan honorarium bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013. Kelima
2. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Terealisasi Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Mayoritas untuk menetapkan besarnya fasilitas
dan/atau
tunjangan-tunjangan
komunikasi,
tunjangan transportasi, dan tunjangan utilities bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2013.
Tata Kelola Perusahaan
Menyetujui dan memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perseroan, sejak penutupan Rapat ini untuk mengalihkan dan/atau menjadikan lebih dari 50% (lima puluh persen) nama Perseroan guna mendapatkan pendanaan baru yang berasal dari sumber perbankan dan penerbitan obligasi Keenam
atau surat berharga, dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, Terealisasi baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, sebesar Rp3.500.000.000.000,- (tiga triliun lima ratus miliar Rupiah) untuk tahun buku 2014. Dimana untuk setiap pengalihan dan atau penjaminan kekayaan bersih Perseroan dengan kelipatan sebesar Rp1.000.00.000.000,- (satu triliun Rupiah), Direksi diwajibkan membuat laporan tertulis kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan tersebut.
Komite di bawah Direksi Direksi telah membentuk Komite Personalia berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: 001/SK-DIR/MTF/I/2012 tanggal 2 Januari 2012 tentang Komite Personalia. Tugas Komite Personalia 1. Menyusun kebijakan Human Resources; 2. Menetapkan status pegawai : promosi, demosi, mutasi, dan lain-lain; 3. Menetapkan kebijakan Human Resources : pembuatan Buku Pedoman Perusahaan, Surat Keputusan, dan lain-lain; 4. Menetapkan reward dan penalty untuk pegawai; 5. Membentuk kode etik perusahaan, memastikan terjadinya sosialiasi kode etik serta pengambilan keputusan terhadap penyimpangan etika kerja. Keanggotaan dan Struktur Organisasi • Komite Personalia terdiri dari Anggota Tetap dan Anggota Tidak Tetap. • Anggota Tetap, adalah anggota yang wajib hadir dalam setiap rapat komite kecuali dengan ijin Ketua Komite Personalia. • Anggota Tidak Tetap adalah peserta undangan pada rapat Komite Personalia.
199 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
kekayaan bersih Perseroan sebagai jaminan utang atas
Tata Kelola Perusahaan
Struktur organisasi Komite Personalia terdiri dari : Ketua (Komite Member) : - Direktur Utama (merangkap anggota komite)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
200
Anggota Tetap (Voting Member) : - Direktur Sekretaris/Anggota Tetap (Non Voting Member) : - Kepala Divisi Human Resources Development Anggota Tidak Tetap (Non Voting Member) : 1. Kepala Divisi/Unit Kerja/Kepala Wilayah 2. Pegawai lainnya Rapat Komite Personalia diadakan secara berkala, setiap 2 (dua) bulan sekali pada minggu pertama atau atas permintaan Ketua Komite/salah satu anggota Komite Personalia jika ada sesuatu hal yang mendesak. Rapat dinyatakan korum bila dihadiri oleh minimal 2 (dua) Anggota Tetap dan Ketua Komite. Keputusan rapat berupa kebijakan yang bersifat individual tentang status kepegawaian akan disampaikan oleh Sekretaris Komite Personalia kepada atasan langsung pegawai yang bersangkutan untuk dilaksanakan. Sedangkan keputusan rapat yang berupa kebijakan yang bersifat umum akan ditindaklanjuti oleh Sekretaris Komite Personalia. Keputusan-keputusan Komite Personalia selama tahun 2013 meliputi : 1. Pembahasan untuk Kebijakan/Ketentuan Cash, Benefit dan Fasilitas Kepegawaian a. Surat Keputusan Direksi No. 007/SK-DIR/MTF/IV/2013 tentang Addendum atas Surat Keputusan Direksi No. 021 th 2012 tentang Fasilitas Kesehatan Pegawai, Bantuan Biaya Melahirkan dan Bantuan Biaya Kacamata. b. Surat Keputusan Direksi No. 008/SK-DIR/MTF/V/2013 tentang Pemberian Tunjangan untuk Fasilitas Kepemilikan Kendaraan Bermotor Roda Dua (Motor Allowance Program/MAP). c. Surat Edaran No. 059/SE/MTF/X/2013 tentang Corporate Credit Card PT Mandiri Tunas Finance. 2. Pembahasan tentang Performance, Penugasan, Penempatan dan Mutasi Pegawai a. Surat Keputusan Direksi No.003/SK-DIR/MTF/I/2013 tentang Kebijakan Mutasi, Promosi dan Demosi.
Tata Kelola Perusahaan
3. Pembahasan tentang Struktur Organisasi dan Kegiatan Perusahaan a. Surat Keputusan Direksi No. 005/SK-DIR/MTF/III/2013 tentang Perubahan atas Surat Keputusan Direksi No. 007 tahun 2012 tentang Struktur Organisasi Perusahaan. b. Surat Keputusan Direksi No. 015/SK-DIR/MTF/VIII/2013 tentang Struktur Organisasi Kantor Wilayah I menjadi IA dan IB. c. Surat Edaran No. 022/SE/MTF/IV/2013 tentang Standarisasi Kegiatan Induction Training.
201 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
b. Surat Edaran No. 044/SE/MTF/VII/2013 tentang Penilaian Pegawai PT MTF periode Penilaian Januari - Juni 2013. c. Surat Edaran No. 042/SE/MTF/VII/2013 tentang Perhitungan Reward Branch Manager. d. Surat Edaran No. 006/SE/MTF/I/2013 tentang Penilaian Pegawai PT MTF periode Penilaian Juli - Desember 2012.
Tata Kelola Perusahaan
SEKRETARIS PERUSAHAAN
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
202
Fungsi komunikasi dibawah Direksi menjadi peranan bagi Sekretaris Perusahaan atau Corporate Secretary untuk dapat menjalankan fungsi komunikasi baik secara internal maupun eksternal serta memastikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dijalankan sebagaimana mestinya. Pelaksanaan program-program kegiatan Perseroan baik kegiatan bisnis maupun kegiatan untuk memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat juga menjadi fokus kegiatan dari Corporate Secretary. Disisi lain, Corporate Secretary menjadi government relation yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara goodwill Perseroan di mata regulator sesuai koridor kepatutan dan etika bisnis. Corporate Secretary di Perseroan membawahi Departemen Corporate and Marketing Communication dan unit kerja Customer Service. Melalui keberadaan Corporate Secretary, Perseroan dapat memastikan penyampaian informasi dilakukan secara secara akurat, transparan dan tepat waktu kepada instansi yang terkait, Pemegang Saham Perseroan maupun kepada pemangku kepentingan lainnya. Sekretaris Perusahaan Perseroan dibentuk sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep.63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan. Profil Sekretaris Perusahaan Hengki Heriandono, 42 Tahun Hengki Heriandono dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Juni 1971. Memulai karir di PT BDNI Securities sebagai Corporate Finance pada tahun 1995-1996. Pada tahun 1996-1998 bekerja di PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk sebagai Assistant Corporate Legal Manager. Kemudian menjabat sebagai Corporate Secretary dan Corporate Legal Manager PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk pada tahun 1998-2009. Diangkat sebagai Kepala Divisi Corporate Secretary sejak Januari 2010 hingga sekarang. Beliau memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia pada tahun 1995.
Beberapa pelatihan yang diikuti selama 2013, antara lain : Waktu
Penyelenggara
Biaya (Rp)
203
Diskusi Panel "Kiat Sukses Penyusunan Laporan Tahunan yang Komprehensif, Memenuhi Aspek Kepatuhan dan Meraih Penghargaaan dari Otoritas"
14 Februari 2013
Workshop “Peran Sekretaris Perusahaan Dalam Surat Berharga Korporasi”
21 Maret 2013
Indonesia Corporate Secretary Association
Sosialisasi “Peraturan Pencatatan Efek Bersifat Utang dan Pelatihan IDXNet”
16 Mei 2013
Bursa Efek Indonesia
-
Annual Capital Market Finance Forum
22 Mei 2013
Asosiasi Emiten Indonesia
-
Sosialisasi “Peraturan No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Peraturan No. IX.C.11 tentang Pemeringkatan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, serta Surat Nomor: S-30/PM.2/2013 tanggal 7 Februari 2013 tentang Penyampaian Laporan Hutang Valas oleh Emiten/Perusahaan Publik”
28 Mei 2013
Otoritas Jasa Keuangan
-
Sosialisasi “Kebijakan Buy Back Saham & Economic Up Date”
5 September 2013
Asosiasi Emiten Indonesia
-
Workshop “Kasus dan Implementasi Know Your Customer di Multifinance”
26 November 2013
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia
Ikatan Komite Audit Indonesia
1.100.000,-
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Jenis Pelatihan
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
204
Dasar Hukum Penunjukan Sekretaris Perusahaan Direksi Perseroan telah menunjuk dan mengangkat Hengki Heriandono sebagai Sekretaris Perusahaan Perseroan terhitung sejak tanggal 24 April 2010 sebagaimana termaktub dalam Surat Penunjukan No. 0263/SK-TTP/HRD/IV/2010 tanggal 24 April 2010. Berikut ini adalah informasi tentang Sekretaris Perusahaan Perseroan: Nama : Hengki Heriandono Alamat : Graha Mandiri Lt.3A, Jl. Imam Bonjol 61, Jakarta 10310 Telpon : (62-21) 2305608 Faks : (62-21) 2305618 E-mail :
[email protected] ;
[email protected] Struktur Sekretaris Perusahaan DEWAN KOMISARIS
KOMITE AUDIT
DIREKTUR UTAMA
KEPALA DIVISI Corporate Secretary
KEPAla departemen corporate & marketing communication
Ket :
Koordinasi Supervisi/Pembinaan
Tugas Sekretaris Perusahaan Selama tahun 2013, Corporate Secretary telah menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep.63/ PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, antara lain sebagai berikut: 1. Mengkoordinasikan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Corporate Action seperti Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Perseroan Tahap I tahun 2013. 2. Mengikuti Rapat-Rapat Direksi serta membuat berita acara Rapat-Rapat Direksi tersebut.
Tata Kelola Perusahaan
Penyerahan Laporan Keuangan Berkala Sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik serta Peraturan Bapepam Nomor X.K.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten Atau Perusahaan Publik, pada tahun 2013 Perseroan telah menyampaikan Laporan Keuangan berkala secara tepat waktu kepada regulator sebagai berikut:
Tanggal Penyampaian Kepada Jenis Laporan Keuangan Berkala
Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2012 (Audited) Laporan Keuangan Triwulan per 31 Maret 2013 (Unaudited) Laporan Tahunan (Annual Report) 2012
Otoritas Jasa Keuangan
Bursa Efek Indonesia
11 Maret 2013
8 Maret 2013
29 April 2013
29 April 2013
29 April 2013
29 April 2013
205 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
3. Mengikuti perkembangan regulasi khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal dengan mengikuti berbagai seminar, workshop dan pertemuan yang diadakan oleh OJK, PT Bursa Efek Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Asosiasi Emiten Indonesia serta lembaga lainnya. 4. Mempersiapkan Laporan Tahunan dan publikasi laporan keuangan maupun hasil pemeringkatan surat utang di surat kabar. 5. Menyampaikan laporan keuangan berkala kepada regulator. 6. Memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan yang berlaku antara lain Undang-Undang Pasar Modal, Undang-Undang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya. 7. Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan pihak ketiga lainnya seperti Pemegang Saham, media massa, Bapepam dan Lembaga Keuangan, PT Bursa Efek Indonesia, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dan otoritas Pasar Modal lainnya. 8. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang diadakan oleh Perseroan. 9. Memastikan bahwa laporan-laporan yang wajib dilaporkan oleh Perseroan kepada instansi-instansi yang berwenang dilakukan secara benar dan tepat waktu.
Tata Kelola Perusahaan
Laporan Keuangan Tengah Tahunan per 30 Juni 2013 (Unaudited) Laporan Keuangan Triwulan per 30 September 2013 (Unaudited)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
206
Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2013 (Audited)
29 Juli 2013
30 Juli 2013
31 Oktober 2013
31 Oktober 2013
19 Februari 2014
18 Februari 2014
Selain laporan keuangan berkala tersebut, Perseroan juga menyampaikan laporan-laporan yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, antara lain laporan keuangan bulanan perusahaan pembiayaan dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia
Publikasi Informasi Perusahaan Informasi mengenai laporan keuangan berkala, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan hasil pemeringkatan melalui media massa dilakukan Perseroan dalam rangka keterbukaan informasi serta penyebarluasan informasi sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan yang berlaku. Publikasi informasi yang telah dilakukan Perseroan selama tahun 2013, adalah: 1. Pemberitahuan hasil Pemantauan Kesiapan Pembayaran Obligasi VI Seri B Tahun 2011 dan Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas Obligasi VI seri C dan Seri D Tahun 2011 dengan hasil peringkat idAA (Double A) oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal 11 Februari 2013. 2. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2013 (Audited), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal 7 Maret 2013. 3. Pengumuman hasil Pemeringkatan atas Obligasi Berkelanjutan I PT Mandiri Tunas Finance dengan hasil peringkat idAA (Double A) dan hasil Pemantauan Pemeringkatan atas Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 yang memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (Double A), dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal 26 Maret 2013. 4. Pengumuman Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2013, yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily dan Media Indonesia pada tanggal 20 Mei 2013. 5. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tengah Tahunan Perseroan per 30 Juni 2013 (Unaudited), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal 26 Juli 2013.
Tata Kelola Perusahaan
6. Pengumuman Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif atas Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2014 (Audited), yang dimuat di Surat Kabar Harian Investor Daily pada tanggal 17 Februari 2014.
Tanggung jawab Direksi Perseroan disamping menyusun laporan keuangan dan mengatur proses pelaporannya, juga bertanggung jawab terhadap efektivitas sistem pengendalian internal dalam proses pelaporan keuangan yang mencakup seluruh mekanisme yang tercantum dalam prosedur operasi standar (standard operating procedures) dan praktek terbaik di industri keuangan. Dalam rangka mengelola Perseroan secara efektif dan efisien serta sebagai dasar kegiatan operasional yang sehat dan aman, Perseroan telah menyusun Sistem Pengendalian Intern (SPI). Penerapan SPI oleh seluruh fungsi dan unit kerja di Perseroan dinilai secara periodik oleh Divisi Audit Internal. Divisi Audit Internal merupakan unit independen yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Dalam pelaksanaan tugasnya, divisi ini secara fungsional juga melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit. Secara umum, fungsi dari Divisi Audit Internal dibagi menjadi 2, yaitu fungsi assurance dan consulting. Dalam melaksanakan fungsi assurance, Divisi Audit Internal melakukan evaluasi periodik atas efektivitas sistem pengendalian internal unit kerja di Kantor Pusat maupun jaringan kantor cabang melalui metode audit berbasis risiko atau Risk Based Audit. Dalam metode tersebut, penentuan unit kerja yang akan diaudit dilakukan berdasarkan evaluasi risiko yang dilakukan secara periodik. Selama tahun 2013, Divisi Audit Internal telah melaksanakan 46 (empat puluh enam) penugasan audit umum (general audit) di Kantor Cabang dan 6 (enam) penugasan audit khusus (special audit) di Kantor Cabang maupun Kantor Pusat. Penugasan dimaksud merupakan pelaksanaan fungsi assurance dari Divisi Audit Internal yang bertujuan untuk memastikan bahwa pengendalian internal, manajemen risiko dan governance telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis di Perseroan maupun peraturan eksternal. Hasil penilaian tersebut dilaporkan oleh Divisi Audit Internal secara berkala kepada Direksi Perseroan dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit. Dalam melaksanakan fungsi consulting, Divisi Audit Internal berperan sebagai Strategic Business Partner melalui kerja sama dengan unit kerja lain dalam memperbaiki operasional Perseroan. Dalam pelaksanaan fungsi tersebut, cakupan kegiatan yang dilakukan oleh Divisi Audit Internal meliputi evaluasi atas kegiatan pembiayaan dan kegiatan operasional pendukungnya mulai dari evaluasi kecukupan kontrol dalam proses kerjasama dengan
207 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
AUDIT INTERNAL
Tata Kelola Perusahaan
dealer, kecukupan formulir supervisi sebagai alat kontrol proses kredit, pengelolaan dokumen jaminan, pemulihan kredit bermasalah, proses akuntansi angsuran sampai dengan sistem dokumentasi berkas kredit.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
208
Setiap penugasan audit dilaporkan kepada Manajemen Perseroan dan pihak yang diaudit dilengkapi dengan rencana tindakan perbaikan, termasuk sanksi apabila diperlukan. Kemajuan tindakan perbaikan harus dilaporkan oleh pihak yang diaudit kepada Divisi Audit lnternal secara periodic untuk memastikan bahwa setiap pihak yang diaudit selalu berupaya melakukan penyempurnaan atau perbaikan. Selain penugasan audit umum yang dilakukan secara periodik, Divisi Audit Audit Internal juga melakukan penugasan audit khusus seperti fraud audit atau special audit untuk fokus permasalahan tertentu. Keseluruhan peran Audit Internal ini adalah untuk mendukung terselenggaranya tata kelola perusahaan yang baik. Dari hasil audit selama tahun 2013, secara umum terdapat perbaikan kualitas pengendalian internal dari tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari kenaikan rata-rata audit rating dari seluruh cabang yang diaudit selama tahun 2012 sebesar 66,09 menjadi 67,92 pada tahun 2013. Namun demikian, masih diperlukan adanya peningkatan disiplin pelaksanaan prosedur dan optimalisasi kontrolnya, serta peran dari unit Supervisi di level Area dan Wilayah sebagai 2nd lines of defense. Selain itu, terdapat penurunankejadian fraud yang diaudit oleh Divisi Internal Audit pada tahun 2013 dibanding tahun 2012. Jumlah Kasus Fraud yang dilakukan oleh
Internal Fraud dalam Tahun 2012 dan 2013
Pengurus
Karyawan Tetap
Karyawan Tidak Tetap
2012
2013
2012
2013
2012
2013
Total Fraud
0
0
20
17
0
0
Telah Diselesaikan
0
0
20
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Dalam proses penyelesaian di internal perusahaan Belum diperoleh penyelesaian Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum
Tata Kelola Perusahaan
Struktur Organisasi & Kedudukan Divisi Audit Internal: Untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Bapepam - LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal yang juga diatur dalam Surat Keputusan Ketua BAPEPAM – LK No. KEP-496/BL/2008 tertanggal 28 Nopember 2008, Perseroan telah membentuk Piagam Unit Audit Internal yang telah disahkan oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris terakhir pada tanggal 1 Juni 2012. Di dalam Pedoman Unit Audit Internal Perseroan disebutkan bahwa kedudukan Audit Internal adalah : 1. Audit Internal adalah unit kerja dalam organisasi Perseroan, yang membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit untuk menjalankan fungsi pengawasan dalam mewujudkan visi dan misi Perseroan.
209 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Di tahun 2014, fokus audit diarahkan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal terhadap risiko utama bisnis yang dihadapi oleh Perseroan sebagai salah satu upaya mitigasi yang harus dilakukan. Dalam proses prioritisasi risiko-risiko utama yang akan dievaluasi mitigasinya, Divisi Audit Internal telah mendapat masukan dari unit kerja terkait dan arahan dari Manajemen Perseroan. Masukan dan arahan tersebut mencakup risiko utama pada proses bisnis dan proses pendukungnya, khususnya yang ada di jaringan kantor cabang untuk mendukung terciptanya pemberian kredit yang berkualitas dan penurunan AR Loss sesuai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Metode audit yang akan dipergunakan pada tahun 2014 mencakup : a. General Audit mempertimbangkan 2 risiko utama yang dapat dimonitor secara terus menerus melalui system yaitu risiko kredit dengan indikator-indikator seperti jumlah new lending dan baki debet, Early Payment Default (EPD), Over Due (OD) dan Write Off (WO); dan risiko operasional dengan indikator-indikator seperti pengelolaan BPKB, rekening Suspend, biaya penarikan kendaraan, produktivitas pegawai, MPP dan sebagainya. Dari metode ini, akan diaudit sebanyak 60% unit kerja di jaringan kantor cabang dan Kantor Pusat. b. Special Audit Dilakukan untuk menindaklanjuti issue terkini dan arahan dari Manajemen Perseroan atas kejadian khusus. c. Continuous Monitoring Divisi Audit Internal akan menyusun dashboard untuk memonitor risiko-risiko terkini dari unit kerja untuk keperluan risk based audit. Hasil monitoring dari dashboard tersebut dikomunikasikan kepada pihak terkait untuk mendapat tanggapan dana akan menentukan metode audit yang akan dilakukan (on site audit atau off site audit)
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
210
2. Divisi Audit Internal dipimpin oleh Kepala Divisi yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris. 3. Kepala Divisi Audit Internal bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama dan melakukan kordinasi dengan Komite Audit. 4. Seluruh Auditor dan unit kerja yang berada dalam Divisi Audit Internal bertanggungjawab kepada Kepala Divisi Audit Internal. Struktur Internal Audit DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
KOMITE AUDIT
KEPALA DIVISI
INTERNAL AUDIT
AUDIT DEVELOPMENT &
OPERATION AUDIT
SPECIAL PROJECT AUDIT &
ANALYSIS DEPT. HEAD
DEPT. HEAD
INVESTIGATION DEPT. HEAD
Ket :
Koordinasi
Supervisi/Pembinaan
Tugas dan Tanggung Jawab Audit Internal : 1. Audit Internal bertanggungjawab untuk merencanakan, melaksanakan, mengatur dan mengarahkan audit dengan penekanan pada bidang/aktivitas yang mempunyai risiko tinggi serta mengevaluasi prosedur/control system yang ada untuk memperoleh keyakinan bahwa tujuan dan sasaran Perseroan dapat dicapai secara optimal dan berkesinambungan. 2. Menyusun Rencana Kerja Pemeriksaan Tahunan (RKPT) berikut anggarannya, baik pemeriksaan manajemen operasional yang bersifat rutin maupun audit khusus (tematik), yang dilakukan di cabang, unit kerja tertentu atau divisi tertentu di Kantor Pusat. 3. Memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi yang objective tentang kegiatan yang diperiksa kepada manajemen serta tindakan yang perlu diambil sebagai penanganan atas hasil pemeriksaan terbatas pada pelaporan dan pengungkapan. 4. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut secara berkala kepada Direktur Utama dan secara triwulanan kepada Dewan Komisaris dan Komite Audit.
Tata Kelola Perusahaan
Kewenangan Audit Internal Perseroan 1. Melakukan penugasan audit terhadap kegiatan semua unit kerja dan cabang dalam organisasi Perseroan. 2. Mendapat akses terhadap semua data dan dokumen dalam bentuk hardcopy maupun softcopy serta informasi obyek audit termasuk di dalamnya catatan karyawan dan sumber daya serta hal-hal lain yang dianggap perlu untuk menunjang kegiatan audit. 3. Melakukan penelusuran terhadap indikasi kasus/masalah pada setiap aspek dan unsur kegiatan baik berupa penipuan, pemalsuan, penggelapan, pencurian, atau hal-hal lainnya yang dapat menimbulkan kerugian material maupun immaterial bagi perusahaan. Penelusuran terhadap suatu kasus/masalah terbatas pada pengungkapan dan pelaporan kepada manajemen. 4. Melakukan komunikasi secara berkala dengan anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit. 5. Dalam hal komunikasi secara berkala dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit dimungkinkan untuk mengundang pihak lainnya, seperti Audit Internal Pemegang Saham (PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan/atau PT Tunas Ridean Tbk) maupun pihak ketiga lainnya. 6. Melakukan komunikasi perbaikan dengan Divisi lain di Kantor Pusat untuk mendapatkan tindak lanjut permasalahan yang disampaikan dalam Laporan Hasil Audit. 7. Dalam hal terdapat kejadian/peristiwa yang berdampak material dan atau significant bagi Perseroan, maka Kepala Audit Internal berwenang mengadakan rapat secara insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit. 8. Dalam hal dilakukan pemeriksaan oleh auditor eksternal terhadap Perseroan, audit Internal melakukan koordinasi kegiatannya dengan auditor eksternal.
211 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
5. Melakukan perbaikan-perbaikan untuk peningkatan kualitas audit serta melakukan pengembangan teknik audit untuk memperkuat pengendalian intern Perseroan. 6. Atas rekomendasi yang diberikan, Audit Internal bertanggungjawab memantau, menganalisis, dan melaporkan pelaksanaan tindaklanjut perbaikan yang telah disarankan dari auditee kepada manajemen. Dalam hal auditee tidak menindaklanjuti temuan sebagaimana rekomendasi audit, maka hal tersebut akan turut dilaporkan kepada manajemen dan mempengaruhi audit rating berikutnya. 7. Mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan pemeriksa ekstern sehingga dapat dicapai hasil audit yang optimal. 8. Melaksanakan investigasi terhadap hal-hal yang diduga atau terindikasi fraud, dan melaporkannya kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris melalui Komite Audit.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
212
Kode Etik merupakan dasar profesionalisme auditor internal dalam pelaksanaan audit. Profesionalisme dari seorang auditor internal tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan independen. Kode Etik Auditor Internal mengacu pada prinsip-prinsip yang relevan dengan profesi dan kegiatan audit sesuai dengan standar perilaku The Institute of Internal Auditors (IIA). Kode Etik mengatur prinsip dasar perilaku Auditor Internal, yang dalam pelaksanaannya memerlukan pertimbangan yang seksama dari masing-masing Auditor Internal. Pelanggaran terhadap Kode Etik merupakan pelanggaran terhadap disiplin Perseroan yang dapat mengakibatkan Auditor Internal diberi peringatan, diberhentikan dari tugas di lingkungan Audit Internal dan atau dikenakan hukuman disiplin sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Para Auditor Internal harus memegang teguh dan mematuhi Kode Etik – Standar Perilaku, yaitu sebagai berikut: 1. Berperilaku dan bersikap jujur, obyektif, cermat dan sungguh-sungguh serta selalu mempergunakan kemahiran jabatan (Due Professional Care) dalam melaksanakan tugas. 2. Memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap profesi, Perseroan dan Unit Audit Internal. 3. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, Auditor Internal senantiasa harus mempertahankan sikap bebas (Independent). 4. Menghindari kegiatan atau perbuatan yang merugikan atau patut diduga dapat merugikan profesi Audit Internal atau Perusahaan. 5. Menghindari aktivitas yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan (Conflict Of Interest) atau yang mengakibatkan tidak dapat melakukan tugas kewajiban secara obyektif. 6. Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dan dari siapapun, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk dari obyek penugasan, klien, customer, pemasok, rekanan dan atau pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang menggangu atau patut diduga dapat mengganggu pertimbangan profesional auditor. 7. Mematuhi sepenuhnya standar profesional Audit Internal, kebijakan perusahaan dan peraturan perundangan. 8. Memelihara dan mempertahankan moral, dan martabat Auditor Internal. 9. Tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan atau keuntungan pribadi atau hal lain dengan alasan yang dapat menimbulkan atau patut diduga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan baik dari sisi financial maupun dari sisi citra Perusahaan.
Tata Kelola Perusahaan
Penanggung jawab utama dari penerapan Sistem Pengendalian lnternal Perusahaan adalah Direksi, khususnya Direktur Utama, yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh Divisi Audit lnternal dalam memonitor efektivitasnya. Profil Kepala Divisi Internal Audit Saiful Huda, 42 Tahun Kepala Divisi Audit Internal saat ini dijabat oleh Saiful Huda. Beliau dilahirkan di Semarang pada tanggal 22 Oktober 1971 dan diangkat sebagai Kepala Divisi Audit Internal sejak tanggal 26 Maret 2013. Sebelum menjabat sebagai Kepala Divisi Audit Internal Perseroan, beliau menjabat sebagai Assistant Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Pusat dengan pengalaman di bidang audit operasional dan Perkreditan (Kredit Konsumer, Kredit Komersial, dan Kredit Korporasi) selama 15 tahun. Terakhir menjabat sebagai Team Leader, Retail Audit Group, Direktorat Internal Audit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Saiful Huda memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada tahun 1996 dan Master of Business Administration (MBA) pada tahun 2010, keduanya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Di bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko, Saiful Huda memperoleh sertifikasi Qualified Internal Auditor(QIA) pada tahun 1998 dan Certificationin Risk Management Assurance (CRMA) pada tahun 2013. Saifu Huda juga aktif di beberapa asopsiasi profesi Audit Internal antara lain di Forum Komunikasi Satuan Pengawas Intern (FKSPI) sejak tahun 2007 sebagai staf Ketua Umum FKSPI periode 2007 – 2010, dilanjutkan sebagai Wakil Sekretaris pada periode kepengurusan 2010 – 2013 dan terakhir sebagai Ketua Umum FKSPI periode 2013 – 2016. Selain di FKSPI, Saiful Huda juga aktif di asosiasi profesi auditor internal perbankan yaitu Ikatan Auditor Intern Bank (IAIB) sebagai Wakil Sekretaris Jenderal pada periode kepengurusan 2008 – 2011 dan periode 2011 – 2014.
213 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
10. Tidak dibenarkan mengungkapkan informasi apapun yang dikertahuinya karena menjalankan tugas Audit Internal kepada siapapun, kecuali melalui ketentuan/ prosedur yang berlaku. 11. Melaporkan semua hasil penugasan yang material dengan mengungkapkan kebenaran sesuai fakta yang ada dan tidak menyembunyikan hal yang dapat merugikan Perusahaan dan atau dapat merupakan pelanggaran hukum.
Tata Kelola Perusahaan
Jumlah Pegawai Divisi Internal Audit Sampai dengan akhir Desember 2013, jumlah pegawai Divisi Audit Internal berjumlah 21 orang, dengan komposisi sebagai berikut : Jabatan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
214
Jumlah (orang)
Kepala Divisi
1
Kepala Departmen
2
Supervisor
6
Staf
12
Total
21
Jumlah pegawai tersebut merupakan hasil dari identifikasi dan kajian atas pengelolaan sistem pengendalian internal dan efektivitas pengawasannya yang dilakukan oleh Manajemen Perseroan. Adapun rincian pejabat di Divisi Audit Internal adalah sebagai berikut : 1. Kepala Divisi 2. Kepala Departmen
: :
Saiful Huda 1. Benny Anoraga 2. Suharti
Untuk menjaga kualitas proses audit, pejabat di Divisi Audit Internal telah memiliki sertifikasi Qualified Internal Audit (QIA) sebanyak 2 orang. Kepala Divisi Audit Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direksi. Oleh karena itu, dalam setiap pelaksanaan kegiatannya, Kepala Divisi Audit Internal bertanggungjawab kepada Direksi. Prinsip Kegiatan Audit Internal Pelaksanaan audit Perseroan berdasarkan kepada kode etik profesionalisme yang tercermin pada sikap dapat dipercaya, memiliki integritas, dapat menjaga kerahasiaan dan berpendirian serta memiliki kompetensi. Kode Etik Auditor Internal mengacu pada prinsip-prinsip yang relevan dengan profesi dan kegiatan audit sesuai dengan standar perilaku The Institute of Internal Auditors. Dalam pelaksanaannya, kegiatan internal audit
Tata Kelola Perusahaan
PENGADAAN BARANG DAN JASA Prosedur dan Tata Cara Pengadaan barang Setiap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa harus dilakukan oleh pihak yang berwenang memproses pengadaan mulai dari perencanaan, pengadaan, pemilihan/ seleksi penyedia Barang dan Jasa, serta pengawasan pelaksanaan pengadaan dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : 1. Efisien, berarti pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat - singkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan. 2. Efektif, berarti pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. 3. Terbuka dan Bersaing, berarti pengadaan Barang/Jasa harus terbuka bagi penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi syarat/criteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan. 4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/ jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/ jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya. 5. Adil / Tidak Diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alas an apapun. 6. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa. Prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasa Dalam melaksanaan pengadaan barang dan jasa, Perseroan telah menerapkan prosedur sebagai berikut :
215 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
memiliki prinsip, sebagai berikut: 1. Independensi auditor (mandiri dan tidak berpihak) tidak melakukan audit pada area yang bukan tanggung jawabnya. 2. Bukti obyektif sebagai dasar membuat kesimpulan audit, dapat diverifikasi dan sample audit yang diambil cukup mewakili. 3. Terencana secara sistematik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
216
a. Pelaksana Pengadaan Terdapat 3 kelompok pelaksana pengadaan yang dapat memproses pengadaan barang dan jasa perusahaan, yaitu : - Departemen Procurement dan General Affair; - Tim pengadaan yang terdiri dari Departemen procurement dan General Affair ditambah dengan unit kerja lain yang terkait serta; - Panitia pengadaan yang terdiri dari Departemen Procurement dan General Affair dan/atau Divisi terkait dan Legal untuk melaksanakan proses pengadaan Barang dan Jasa yang pada dasarnya dilaksanakan secara Pelelangan Umum/Pelelangan Terbatas atau Seleksi Umum/Seleksi Terbatas. b. Dokumen pengadaan: Setiap pelaksanaan Pengadaan barang dan jasa wajib didokumentasikan untuk digunakan sebagai bukti otentik pengadaan Barang dan Jasa. c. Daftar Penyedia barang dan jasa : penyedia barang dan jasa harus memenuhi kulaifikasi yang ditetapkan sehingga pengadaan barang dan jasa sesuain dengan spesifikasi yang ditetapkan. d. Sistem Penyampaian penawaran : Cara penyampaian penawaran dapat memilih salah satu dari ketiga sistem yang telah ditetapkan sebelumnya didalam dokumen pengadaan yaitu : - Sistem satu sampul : sistem ini diberlakukan untuk pengadaan barang dan jasa yang sifatnya sederhana serta volume, spesifikasi teknis, metode kerjanya dan/ atau produknya dapat dibuat dengan jelas dan pasti. - Sistem dua sampul : Sistem ini diberlakukan untuk barang dan jasa tertentu yang memiliki range (koridor) spesifikasi untuk setiap aspek teknisnya sehingga diperlukan evaluasi teknis yang mendalam untuk menjamin kualitas barang dan jasa tersebut sebelum dilaksanakan proses evaluasi harga. - Sistem bertahap : sistem ini hanya diberlakukan untuk pemgadaan barang dan jasa yang sifatnya kompleks, berteknologi tinggi, dan nilai pengadaannyan relative besar serta memerlukan penyesuaian kriteria teknis/ kinerja/desain untuk menyetarakan spesifikasi teknis diantara penyedia barang dan jasa sebagai mana yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan. e. Sistem evaluasi penawaran : dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : - Sistem evaluasi penawaran untuk pengadaan barang dan jasa yang terdiri dari sistem gugur, sistem nilai, sistem penilaian biaya selama umur ekonomis - Sistem evaluasi penawaran untuk pengadaan jasa konsultasi yang dibagi menjadi Sistem evaluasi kualitas, sistem evaluasi kualitas dan biaya, sistem evaluasi biaya terendah. f. Bentuk dan jenis ikatan kerja : - Bentuk ikatan kerja terdiri dari : bukti pembelian barang, SPK, Kontrak kerja.
Tata Kelola Perusahaan
Jenis Ikatan kerja terdiri dari : Ikatan Lumpsum, Ikatan harga satuan dengan volume, ikatan gabungan lumpsum dan unit price, ikatan terima jadi, ikatan harga satuan tanpa volume pemesanan pasti, ikatan penyerahan bertahap dengan batas volume maksimal, ikatan cost plus fee, ikatan presentase. g. Jaminan dalam pengadaan barang dan jasa : dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa harus disadari adanya resiko-resiko yang mungkin Timbul, diantaranya pengunduran diri dari penyedia barang dan jasa, wan prestasi, resiko penarikan uang muka, dan resiko lainnya. Jenis-jenis pelelangan : a. Pelelangan Umum, Pelelangan Terbatas Pelaksanaan metode ini dilaksanakan apabila nilai tender diperkirakan lebih dari 5 milyar Rupiah dengan ketentuan pelaksanaan sebagai berikut : - Pengumuman Prakualifikasi - Pemasukan dokumen prakualifikasi - Evaluasi dokumen prakualifikasi - Penetapan pengumuman prakualifikasi - Undangan pengambilan dokumen pengadaaan - Penjelasan lelang - Pemasukan dan pembukaan penawaran - Evaluasi penawaran - Pembuatan berita acara hasil pelelangan - Penetapan pemenang lelang - Pengumuman pemenang lelang - Sanggahan peserta lelang - Penandatanganan kontrak - Pembayaran uang muka b. Pemilihan Langsung Tata cara pengadaan barang dan jasa dengan metode pemilihan langsung dilaksanakan dengan proses sebagai berikut : - Undangan kepada penyedia barang dan jasa - Pemberian penjelasan dokumen pengadaan - Penyampaian penawaran - Pembukaan penawaran - Evaluasi penawaran - Klarifikasi teknis dan negosiasi - Penetapan penyedia barang dan jasa terpilih - Penunjukkan penyedia barang dan jasa - Penandatanganan kontrak -
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
217
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
218
c. Penunjukkan langsung Tata cara pengadaan barang dan jasa dengan metode ini sesuai dengan urutan proses sebagai berikut : - Undangan kepada penyedia barang dan jasa - Pemberian penjelasan dokumen pengadaan - Penyampaian penawaran - Klarifikasi dan negosiasi - Penetapan dan penunjukkan penyedia barang dan jasa - Penandatanganan kontrak
MANAJEMEN RISIKO
Prinsip Penerapan Manajemen Risiko Pengelolaan risiko pada Perseroan dilaksanakan berprinsip pada azas proaktif early detection yang ditujukan untuk mendukung pertumbuhan Perseroan yang cepat, sehat dan berkesinambungan serta memelihara tingkat risiko dan imbal balik pada tingkat yang optimal. Pendekatan manajemen risiko dilakukan oleh Perseroan secara komprehensif untuk mengidentifikasi, mengukur, memprioritasikan, mengelola dan memantau risikorisiko yang berdampak pada bisnis, operasional dan organisasi. Manajemen risiko di Perseroan ditujukan untuk menjaga modal Perseroan, meningkatkan nilai Perseroan, mengoptimalkan profil risk-return, mendukung proses pengambilan keputusan serta melindungi reputasi Perseroan. Perseroan sebagai Perusahaan Anak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah melakukan Konsolidasi Risiko dengan Perusahaan induk dimana aktivitas ini merupakan bukti kepatuhan kepada Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tertanggal 30 Januari 2006, yang mana penerapan manajemen risiko Perseroan merupakan pendekatan terpadu dan konsisten dalam melakukan penelaahan, pengukuran, pemantauan dan pengelolaan risiko terhadap seluruh komponen kelompok Perseroan. Perkembangan konsolidasi ini secara berkala telah dikomunikasikan Bank Mandiri kepada Bank Indonesia dalam forum diskusi profil risiko ataupun Risk Based Bank Rating. Konsep konsolidasi manajemen risiko dengan Perusahaan Induk dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu : 1. First Line, yang berkaitan dengan pemenuhan ketentuan PBI nomor 8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen Risiko Secara Konsolidasi Bagi Bank Yang Melakukan Pengendalian Terhadap Perusahaan Anak. 2. Second Line, yang lebih merupakan pendekatan kebutuhan internal Perseroan secara keseluruhan yang mencakup perangkat (tools), kesadaran risiko (awareness), tata kelola perusahaan (governance), dan system informasi manajemen risiko (system)
Tata Kelola Perusahaan
Dalam implentasi manajemen risiko di Perseroan, Perseroan bertumpu pada 4 (empat) pilar yang diuraikan sebagai berikut :
Penerapan Manajemen Risiko
Pilar 1
Pilar 2
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris
Pilar 3
Pilar 4
Kebijakan
Identifikasi,
Pengendalian
dan
Pengukuran,
Internal
Penerapan
Pengawasan
Batasan
dan System Informasi Manajemen
219 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Berbagai bentuk aktivitas yang dilakukan dalam rangka konsolidasi risiko antara lain : • Annual Risk Consolidation Conference (ARCC) antara Perusahaan Induk dan seluruh Perusahaan Anak; • Forum Enterprise Risk Management (FERMA) yang dilakukan bersama Bank Mandiri setiap triwulan untuk membahas perkembangan Profil Risiko Perseroan; • Risk Awarness Survey (RAWS) setiap tahun untuk mengetahui perkembangan risk awareness pegawai dari tahun ke tahun; • Penetapan profil risiko Perseroan dengan menggunakan tools Risk Profile Extended (RPX) yang dapat diakses secara online oleh responden; • Penetapan dan pemantauan top 10 Operational Risk di MTF melalui tools Risk Control & Self Assesment (RCSA); • Pengumpulan events yang menyebabkan Risks & Losses dengan tools Perseroan Loss Database (MLED); • Monitoring kondisi likuidas Perseroan secara mingguan yang juga dilaporkan kepada Perusahaan Induk sebagai bentuk konsolidasi risiko; • Pelaksanaan Early Detection System untuk sebagai bentuk quality assurance proses kerja Perseroan; • Stress Testing kualitas portofolio sebagai bentuk antisipasi aksi Perseroan pada kondisi lingkungan bisnis yang buruk; • Perhitungan Expected Loss/Risk Premium yang meliputi Probalility of Default, Exposure at Default (EAD) dan Loss Given Default.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
220
Pilar 1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis melalui : • Penetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala; • Evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala; • Terdapatnya Komite Audit, Unit Kerja Compliance serta Divisi Manajemen Risiko sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya. Pilar 2. Kebijakan dan Penerapan Batasan Perseroan menyusun kebijakan-kebijakan terkait manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Standart Operational Procedure dan Surat Edaran yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perseroan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan/otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit. Kebijakan pencadangan kerugian piutang Perseroan juga sejalan dengan kebijakan pencadangan pada Perusahaan Induk yang sesuai dan patuh terhadap Peraturan Bank Indonesia (selaku regulator Perusahaan Induk). Pilar 3. Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan System Informasi Manajemen Perseroan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko 8 (delapan) risiko Utama di Perseroan dengan menggunakan system Risk Profile Extended (RPX) secara berkala setiap triwulan. 8 (delapan) Area Risiko Utama MTF tersebut antara lain Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategic. Pilar 4. Pengendalian Internal Perseroan memiliki Unit Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama. Akuntabilitas dari Unit Audit Internal mencakup: • Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari semua proses yang ada di dalam Perseroan; • Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitas-aktivitas didalam Perseroan termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan • Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan, hukum dan audit eksternal.
Tata Kelola Perusahaan
Kebijakan Kredit Penjabaran kebijakan kredit secara operasional dituangkan dalam bentuk Standart Operational Procedure (SOP). Proses pengelolaan kredit diawali dengan penetapan target market, melakukan risk assessment dan monitoring atas pemberian kredit. Perusahaan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit, dimana fungsi analisa kredit dilakukan oleh unit bisnis dan unit risiko kredit yang independen, fungsi persetujuan kredit dilakukan secara “4 eyes principle”. Persetujuan Kredit Dalam menilai aplikasi kredit, Perseroan senantiasa mengacu pada regulasi dan prinsip kehati-hatian diantaranya berdasarkan faktor penilaian kemampuan membayar, prospek usaha dan kinerja debitur. Proses kredit dan pengelolaan risiko kredit segmen retail dilakukan melalui proses end-to-end yang terintegrasi dalam system e-Star. Proses pengambilan keputusan pada segmen corporate atau fleet dilakukan melalui Rapat Komite Kredit (RKK). Sedangkan pada segmen retail dilakukan melalui sistem credit scoring. Model credit scoring secara berkala dilakukan validasi untuk memastikan keakuratannya. Untuk mempercepat proses pengambilan keputusan kredit, Perseroan telah memberikan kewenangan memutus kredit kepada pejabat yang ditunjuk berdasarkan kualifikasi tertentu. Monitoring Kredit Monitoring kredit pada segmen corporate atau fleet dilakukan dengan menggunakan metode Watch List. Watch List merupakan suatu metode standard, terstruktur dan komprehensif dalam memantau kinerja debitur, sehingga dapat segera dilakukan penanganan dini untuk mencegah penurunan kualitas kredit debitur. Monitoring dilakukan secara harian dengan adanya fungsi kerja khusus penanganan account bermasalah/berpotensi bermasalah di unit kerja fleet.
221 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Pengelolaan Risiko Melalui Aktifitas Operasional Pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional utamanya ditujukan untuk pengelolaan risiko kredit dan risiko operasional pada level yang dapat diterima. 1. Pengelolaan Risiko Kredit Risiko kredit berasal dari aktivitas pemberian kredit. Pengelolaan risiko kredit bertujuan untuk mengukur, mengantisipasi, dan meminimalisir kerugian akibat kegagalan debitur dalam memenuhi kewajibannya.
Tata Kelola Perusahaan
Monitoring untuk kredit retail dilakukan pada tingkat portofolio melalui analisa portofolio dari berbagai aspek (kualitas dan kuantitas portofolio dari berbagai sudut analisa) yang dituangkan dalam monthly portfolio review.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
222
Perseroan juga melakukan monitoring secara berkala terhadap pejabat pemegang kewenangan memutus kredit untuk memantau kualitas keputusan. Sebagai langkah antisipatif (early warning signal), dilakukan proses simulasi dan stress testing terhadap portofolio secara berkala untuk mengetahui perubahan kualitas portofolio terhadap perubahan makro ekonomi. Hasil simulasi memberikan panduan bagi Perseroan untuk memonitor secara lebih ketat sektor-sektor atau debitur-debitur yang berpotensi mengalami penuruan kualitas serta untuk menetapkan langkah-langkah antisipatif guna mencegah terjadinya dampak yang buruk. Credit Collection dan Recovery Perseroan secara khusus menjalankan kebijakan penanganan collection dan recovery yang dibuat secara lebih terfokus, sistematis, agresif dan terintegrasi berdasarkan jenis produk dan masing-masing bucket collection. Kebijakan tersebut didukung oleh Automatic Collection System yang sifatnya end-to-end dan dilengkapi dengan collection reports. 2. Pengelolaan Risiko Operasional Risiko operasional dapat disebabkan karena ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya factor eksternal yang mempengaruhi operasional Perseroan. Pengelolaan risiko operasional yang efektif dapat menekan kerugian akibat risiko operasional. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengelolaan risiko operasional, Perseroan melakukan hal seperti penyelarasan metodologi Risk Based Audit melalui sinkronisasi risk library; menyediakan media komunikasi dengan Direktur Utama yang dinamakan “letter to CEO” sebagai Whistle Blowing System; dan melakukan implementasi perangkat yang dinamakan Operational Risk Management Tools (ORM Tools). ORM Tools yang dipergunakan untuk pelaksanaan ORM adalah sebagai berikut : a. Risk & Control Self Assesment (RCSA) RCSA dipergunakan untuk identifikasi dan menilai risiko yang melekat pada aktivitas, dan menilai kualitas kontrol.
Tata Kelola Perusahaan
Dalam hal pengelolaan risiko operasional, unit kerja Risk Management berperan sebagai second line of defense dan Internal Audit sebagai third line of defense. Sedangkan unit kerja bisnis sebagai risk owner merupakan first line of defense yang bertanggung terhadap pengelolaan risiko operasional pada unit kerja masingmasing. Business Continuity Management Selain tools tersebut di atas, untuk menjamin kelangsungan operasional Perseroan dalam kondisi darurat, Perseroan memiliki suatu rencana komprehensif yang berisi langkah-langkah yang harus diambil sebelum, selama dan setelah terjadinya suatu keadaan darurat. Kebijakan Perseroan dalam menjamin kelangsungan operasional bisnis diatur dalam Business Continuity Plan (BCP). Pada saat ini, Perseroan sedang mengembangkan BCP menjadi Business Continuity Management (BCM) yang mencakup Business Continuity Plan (BCP), Disaster Recovery Plan (DRP) dan Emergency Response Procedure (ERP). DRP merupakan proses Information Technology untuk menduplikasi database pada saat yang bersamaan di dua lokasi yang berbeda. 3. Pengelolaan Risiko Likuiditas Risiko likuiditas dapat terjadi apabila Perseroan gagal menyediakan likuiditas dengan harga yang wajar dan nyaman secara bisnis. Perseroan telah mengikat perjanjian dengan Bank Mandiri dalam hal Pembiayaan Bersama (Joint Financing) sehingga dihasilkan komitmen penyediaan pendanaan dari Bank Mandiri
223 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
b. MTF Loss Events Database (MLED) MLED merupakan form yang digunakan untuk mencatat seluruh kerugian akibat risiko operasional yang terjadi pada unit kerja. Pencatatan dilakukan oleh setiap unit kerja setiap bulan secara online/web based. c. Pool Informasi Debitur (PID) PID merupakan pengumpulan data bersama oleh Bank Mandiri dan seluruh Perusahaan Anak terkait: 100 Debitur terbesar pada masing-masing perusahaan, Debitur-debitur yang pernah ditolak pada proses akuisisi kredit, debitur-debitur Non Performing Loan dan debitur-debitur yang pernah direstrukturisasi. d. Risk Profile Extended (RPX) RPX Merupakan tools yang digunakan untuk membuat profile risiko Perseroan dengan menilai tingkat risiko di masing masing area risiko. Up date profil risiko ini dilakukan setiap kuartal dan dibahas secara khusus dengan Perseroan induk melalui Forum FERMA.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
224
sepanjang tahun. Selain pembiayaan bersama, Perseroan juga telah mendapatkan komitment pinjaman dari beberapa bank lokal maupun swasta internasional dengan jangka waktu yang cukup panjang dan mengcover tenor pinjaman debitur. Dengan demikian, baik pendanaan maupun pembiayaan dilakukan dalam suku bunga fix dengan tenor fix. Hal ini dilakukan sebagai strategy gapping atau miss match likuiditas. Seluruh pinjaman diberlakukan pada suku bunga fix dalam denominasi rupiah sehingga Perusahaan tidak terpapar pada risiko pasar. 4. Risiko Lain Disamping risiko-risiko utama, Perseroan juga menaruh perhatian pada risikorisiko lain yang harus dikelola, antara lain: risiko kepatuhan, hukum, reputasi, strategic, teknologi informasi, kompetitor, human resources, dan risiko business interruption. Setiap triwulan keseluruhan risiko tersebut bersama risiko-risiko utama dinilai dan diukur oleh senior management melalui system Risk Profile Extended (RPX). Dalam hal risiko hukum, Perseroan terus berusaha meningkatkan pengendalian risiko hukum, antara lain dengan melengkapi personil legal & compliance group untuk memastikan setiap kegiatan/transaksi telah mendapatkan kajian dari sisi hukum, dan setiap proses persidangan dapat ditangani dengan optimal. Hingga saat ini, Perseroan belum pernah mengalami kekalahan dalam proses persidangan. Dalam hal risiko strategis, Perseroan melakukan review kinerja dan evaluasi kebijakan penyusunan target bisnis dan melakukan langkah-langkah perbaikan dalam rencana strategi dan target bisnis dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal, apabila diperlukan. Dalam hal risiko kepatuhan, Perseroan memiliki code of conduct sebagai pedoman berperilaku dan merupakan bagian budaya perusahaan (corporate culture). Dalam tahap perencanaan strategis, Perseroan selalu menilai kecukupan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal risiko reputasi, Perseroan telah memiliki unit kerja customer care yang khusus memfokuskan diri pada penanganan pengaduan debitur. Perusahaan juga memiliki Contact Centre melalui berbagai contact points seperti telepon, website dan media sosial sehingga debitur dapat langsung menyampaikan keluhan dan inquiry mengenai produk dan layanan Perusahaan. Perusahaan juga secara aktif melakukan kegiatan Corporate Social Responsibity yang dilaksanakan di bidang
Tata Kelola Perusahaan
pendidikan, kesehatan, olahraga, lingkungan hidup dan bantuan korban bencana alam.
5,32 % 7,24 %
JABODETABEK, Banten Jawa, Bali, NTB Sumatera
21,33 %
44,27 %
Kalimantan Sulawesi
21,84 %
Distribusi Pekerjaan Debitur Perseroan tahun 2013
0,06 % 0,08 % 0,23 % 0,63 % 0,66 %
0,05 % 0,04 %
Wiraswasta Pegawai Swasta
8,03 %
Pegawai negeri TNI/POLRI
17,15 %
Profesional 55,92 %
Lain-lain Pendidikan Pengacara/Jaksa/Hukum
17,14 %
Fokus Dan Inisiatif Pengendalian Risiko Tahun 2013 Fokus dan inisiatif pengendalian risiko Perseroan tahun 2013 adalah Risiko Kredit dan Risiko Operasional. Risiko kredit dilakukan dengan penerapan AR Management yang terkendali dan terawasi. Fokus pada Risiko Operasional dilakukan dengan minimalisasi fraud dengan pembentukan tim quality assurance, pemutahiran system teknologi dengan upgrade system TI dan pengadaan backup data untuk Disaster Recovery Plan (DRP).
225 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Data Profil Konsumen Berdasarkan Demografi & Jenis Pekerjaan Distribusi Debitur Perseroan tahun 2013
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
226
Fokus Dan Inisiatif Manajemen Risiko Tahun 2014 Fokus dan inisiatif manajemen risiko tahun 2014 masih tetap pada Risiko Kredit dan Risiko Operasional. Hal ini terlihat dalam KPI Perseroan yang sebagian besar fokus pada kualitas portofolio kelolaan. Dari sisi Risiko Operasional, tahun 2014 merupakan tahun pencanangan implementasi Business Continuity Management (BCM). Selain itu terdapat inisiatif mobile collection untuk memudahkan proses penagihan.
SISTEM PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Keuangan dan Operasional Perseroan memiliki sistem pengendalian intern yang berfungsi sebagai pencegah terjadinya kecurangan di dalam setiap kegiatan bisnis. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan dan memperkuat lingkup pengendalian internal melalui pengujian kecukupan, efisien, dan efektivitas, sistem pengendalian yang diterapkan Perseroan merupakan proses penyatuan tindakan serta kegiatan secara berkesinambungan baik oleh manajemen maupun pegawai untuk memberikan kenyakinan atas tercapainya tujuan melalui kinerja yang efektif dan efisien, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset, serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Berkaitan dengan sistem pengendalian operasional dan keuangan, Perseroan senantiasa mengindentifikasi aktivitas kinerja operasional serta aspek penting keuangan sejalan dengan kebijakan, tujuan, dan sasaran bisnis. Perseroan merencanakan hal tersebut, termasuk pemeliharaannya, dengan pengawasan menyeluruh bahwa kegiatan bisnis berjalan dibawah kondisi yang ditetapkan. Hal ini dilakukan dengan cara membuat dan memelihara prosedur yang terdokumentasi. Evaluasi Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Perseroan telah melakukan evaluasi terhadap efektivitas sistem pengendalian internal atas laporan keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013. Dalam melakukan penilaian, Perseroan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh Internal Control – Integrated Framework yang telah dikeluarkan oleh Committee of Sponsoring Organization of the Tradeway Commission (COSO). Berdasarkan penilaian ini, Dewan Komisaris dan Direksi menyimpulkan bahwa hingga tanggal 31 Desember 2013, sistem pengendalian internal Perseroan atas laporan keuangan telah berjalan dengan efektif. Evaluasi yang telah dilakukan menjadi salah satu fondasi bagi Perseroan untuk terus melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan sistem pengendalian yang dapat meningkatkan pertumbuhan Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan
PERKARA PENTING YANG DIHADAPI PERUSAHAAN
Dampak Perkara/Gugatan Terhadap Kinerja Perseroan Secara umum, Perseroan meyakini bahwa perkara-perkara di tahun 2013 tersebut tidak berdampak material terhadap kegiatan usaha dan kondisi keuangan Perseroan dan sampai saat ini tidak ada perkara perdata ataupun pidana yang dihadapi anggota Dewan Komisaris maupun Direksi Perseroan yang dapat menghalangi kelangsungan usaha Perseroan. Daftar Kasus Posisi Perkara Perdata Bulan Desember 2013 NO
1
2
3
4
CABANG
NOMOR REGISTRASI PERKARA DI PENGADILAN
Palembang
154/Pdt.G/2011/ PN.PLG. Pengadilan Negeri Palembang
Lampung
89/Pdt.G/2012/ PN.TK., Pengadilan Negeri Tanjung Karang
Padang
56/Pdt.G/ BPSK/2013/ PN.PDG., Pengadilan Negeri Padang
Padang
140/Pdt.G/ BPSK/2013/ PN.Pdg. Pengadilan Negeri Padang
TANGGAL PERKARA
1 November 2011
23 Juli 2012
27 Maret 2013
29 Agustus 2013
POSISI PERSEROAN
Tergugat II / Penggugat Rekonpensi
Tergugat
Pemohon Keberatan
Pemohon Keberatan
PIHAK LAWAN
MATERI PERKARA
PUTUSAN PADA PENGADILAN TINGKAT SEBELUMNYA
STATUS PERKARA
MTF menang pada Tingkat Banding. Putusan tersebut belum Inkracht karena masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum (Kasasi) dari pihak lawan.
Djuanda Adi Patria
Wanprestasi
Perseroan menang pada Pengadilan Negeri Palembang, kemudian Djuanda Adi Patria (Penggugat) mengajukan Banding.
Tonny Suhendra
Perbuatan Melawan Hukum
Perseroan menang pada Pengadilan Negeri Tanjung Karang, kemudian Tonny Suhendra (Penggugat) tidak mengajukan Banding.
Case Closed Februari 2013
Permohonan Keberatan
Perseroan menang pada Pengadilan Negeri Padang, kemudian Muhammad Amin (Termohon Keberatan) tidak mengajukan Banding.
Case Closed Agustus 2013
Perseroan Kalah pada BPSK Padang, kemudian Perseroan mengajukan keberatan ke PN Padang.
MTF menang pada Tingkat Pengadilan Negeri Padang. Putusan tersebut belum Inkracht karena masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum (Kasasi) dari pihak lawan.
Muhammad Amin
Romi Putra
Permohonan Keberatan
227 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Perkara Hukum selama tahun 2013 Sepanjang tahun 2013, Perseroan menghadapi 30 (tiga puluh) perkara perdata yang 15 diantaranya telah memiliki kekuatan hukum yang tetap dan dianggap selesai oleh Perseroan, Sedangkan 15 perkara lainnya masih dalam proses hukum, antara lain 7 perkara pada tingkat Kasasi, 4 perkara di tingkat Banding, 3 perkara di tingkat Pengadilan Negeri dan 1 perkara pada BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen). Gugatan dalam perkara-perkara tersebut terjadi karena adanya sengketa antara Perseroan dengan konsumen terkait dengan pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen. Jumlah dari masing-masing nilai gugatan-gugatan tersebut tidak material dibandingkan dengan nilai aset Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan
NO
5
CABANG
Purwokerto
58/Pdt.G/2012/ PN.PWT., Pengadilan Negeri Purwokerto
Matraman
335/Pdt.G/2011/ PN.JKT.TIM. Pengadilan Negeri Jakarta Timur
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
228
6
NOMOR REGISTRASI PERKARA DI PENGADILAN
TANGGAL PERKARA
29 November 2012
8 Juni 2011
Fatmawati
533/Pdt.G/2011/ PN.Jkt.Sel. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
4 Oktober 2011
Yogyakarta
18/Pdt.G/2011/ PN.Pwr. Pengadilan Negeri Purworejo
4 November 2011
Yogyakarta
179/Pdt.G/2011/ PN.Slmn. Pengadilan Negeri Sleman
28 November 2011
10
Tasikmalaya
55/Pdt.G/2011/ PN.Tsm. Pengadilan Negeri Tasikmalaya
11
Bandung 1
83/Pdt.G/2013/ PN.Jkt.Pst. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Purwokerto
13/Pdt.G/2013/ PN.Clp. Pengadilan Negeri Cilacap
7
8
9
12
13
Tasikmalaya
051/Pdt.G/2013/ PN.TSM, Pengadilan Negeri Tasikmalaya
POSISI PERSEROAN
PUTUSAN PADA PENGADILAN TINGKAT SEBELUMNYA
STATUS PERKARA
Perbuatan Melawan Hukum
Perseroan Menang pada Pengadilan Negeri Purwokerto, Kemudian Rujita Harun (Penggugat) tidak mengajukan Banding.
Case Closed Maret 2013
Wanprestasi
Perseroan Menang pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kemudian Rahmat S.A.H. (Tergugat) mengajukan Banding.
Masih dalam proses pemeriksaan Banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Ong Tik Gie
Perbuatan Melawan Hukum
Perseroan Kalah pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemudian Perseroan (Tergugat) mengajukan Banding.
Perseroan menang pada Tingkat Banding. Putusan tersebut belum Inkracht karena masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum (Kasasi) dari pihak lawan.
Sunardi, Spd
Perbuatan Melawan Hukum
Perseroan Kalah pada BPSK Yogyakarta, Perseroan Kalah pada Pengadilan Negeri Purworejo, Perseroan Kalah pada Kasasi.
Salinan Putusan Kasasi telah diterima.
Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung.
PIHAK LAWAN
Tergugat
Rujita Harun
Penggugat
1. Rahmat Sori. A. Harahap (Konsumen/ Tergugat 1) 2. Solahudin (Tergugat II)
Tergugat
Tergugat
MATERI PERKARA
Tergugat
Ari Murdowo
Perbuatan Melawan Hukum
Perseroan Menang Pada Pengadilan Negeri Sleman dan Pengadilan Tinggi Yogyakarta, kemudian Ari Murdowo (Penggugat) mengajukan Kasasi.
5 Desember 2011
Tergugat
1) Irma Fitriana; 2) Asep Saepul Hidayat
Perbuatan Melawan Hukum
Perseroan Menang pada Pengadilan Negeri Tasikmalaya dan Pengadilan Tinggi Jawa Barat, kemudian Irma (Penggugat) mengajukan Kasasi.
Masih dalam proses pemeriksaan Kasasi di Mahkamah Agung.
25 Februari 2013
Tergugat I
Iwan Setiawan
Pembatalan Perjanjian dan Jadwal Ulang Pembayaran Sisa Hutang
-
Tahap Penyampaian BuktiBukti tertulis dari Penggugat.
Perbuatan Melawan Hukum
Perseroan menang pada Pengadilan Negeri Purwokerto (Eksepsi diterima), dibacakan pada tanggal 26 November 2013.
Putusan tersebut belum Inkracht karena masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum (Banding) dari pihak lawan.
Permohonan Keberatan ke Pengadilan Negeri Tasikmalaya atas Putusan BPSK Kota Tasikmalaya (atas nama Pengadu Deviani)
Pengaduan Pengadu dikabulkan sebagian oleh BPSK Kota Tasikmalaya, yaitu memerintahkan kepada Pengadu untuk membayar sisa hutang secara tunai sebesar Rp 78.331.060,kepada Teradu dan Memerintahkan kepada Teradu untuk segera menyerahkan kendaraan segera setelah Pengadu memenuhi kewajibannya dengan kondisi kendaraan sama seperti pada saat penyerahan dari Pengadu kepada Teradu.
Perseroan menang pada Tingkat Pengadilan Negeri Tasikmalaya. Putusan tersebut belum Inkracht karena masih dalam tenggang waktu untuk mengajukan upaya hukum (Kasasi) dari pihak lawan.
28 Februari 2013
19 November 2013
Tergugat
Pemohon Keberatan
Drs. Karim
Deviani
Tata Kelola Perusahaan
CABANG
NOMOR REGISTRASI PERKARA DI PENGADILAN
TANGGAL PERKARA
POSISI PERSEROAN
PIHAK LAWAN
MATERI PERKARA
PUTUSAN PADA PENGADILAN TINGKAT SEBELUMNYA
STATUS PERKARA
14
Surabaya
164/Pdt.G/2012/ PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya
27 Februari 2012
Tergugat
Yanius
Perbuatan Melawan Hukum
Perseroan Menang Pada Pengadilan Negeri Surabaya, kemudian Yanius (Penggugat) mengajukan Banding.
Masih dalam proses pemeriksaan Banding di Pengadilan Tinggi Jawa Timur.
15
Surabaya
52/PDT.g/2012/ PN. Sby
2012
Tergugat
Arik Murdiawati
-
-
Case Closed Februari 2013.
Banjarmasin
111/Pdt.G/2012/ PN.BJM., Pengadilan Negeri Banjarmasin
3 Desember 2012
Nasrullah
Perbuatan Melawan Hukum
Bahwa perkara tersebut telah dicabut oleh Nasrullah (Penggugat) pada tanggal 1 Juli 2013 di Pengadilan Negeri Banjarmasin.
Case Closed Agustus 2013.
Kediri
70/Pdt.G/2012/ PN.Kdr. Pengadilan Negeri Kediri
5 November 2012
Ahmad Farid
Pembatalan Perjanjian
Perseroan Menang Pada Pengadilan Negeri Kediri, kemudian Ahmad Farid (Penggugat) mengajukan Banding.
Masih dalam proses pemeriksaan Banding di Pengadilan Tinggi Jawa Timur.
18
Surabaya 1
528/Pdt. G/2013/PN.Sby. Pengadilan Negeri Surabaya
Tergugat
Ngatminah
Perbuatan Melawan Hukum atas Pencantuman Klausula Baku
-
Tahap Pembacaan Gugatan.
19
Padang
96/P3K/2013 BPSK Kota Padang
21 Desember 2012
Teradu
Muhammad Amin
Pengaduan Konsumen di BPSK
Perseroan Kalah pada BPSK Padang.
Case Closed Maret 2013.
20
Bogor
BPSK Kota Bogor
Maret 2013
Teradu
Adi
Pengaduan Konsumen di BPSK
-
Case Closed Juni 2013.
21
Malang
BPSK Kota Malang
April 2013
Teradu
Hariono
Pengaduan Konsumen di BPSK
-
Case Closed Juni 2013.
Endang Rosihan Anwar
Pengaduan Konsumen di BPSK
Endang Rosihan Anwar (Pengadu) telah sepakat untuk berdamai dengan Perseroan (Teradu) sebagaimana telah tertuang dalam Akta Perdamaian tertanggal 16 Mei 2013.
Case Closed Mei 2013.
Romulus (Pengadu) telah sepakat untuk berdamai dengan Perseroan (Teradu) sebagaimana telah tertuang dalam Akta Perdamaian tertanggal 1 Juli 2013.
Case Closed Juli 2013.
16
17
Karawang
16/REG/BPSKKRW/V/2013 BPSK Kota Karawang
23
Bandung 2
28/P3K/V/2013., BPSK Kabupaten Bandung
24
Padang
25
22
26 Juni 2013
14 Mei 2013
Tergugat
Tergugat I
Teradu
Mei 2013
Teradu
Romulus
Pengaduan Konsumen di BPSK
47/P3K/V/2013 BPSK Kota Padang
14 Mei 2013
Teradu
Romi Putra
Pengaduan Konsumen di BPSK
Perseroan Kalah pada BPSK Padang.
Case Closed September 2013.
Padang
48/P3K/2013 BPSK Kota Padang
22 Mei 2013
Teradu
Zakariah Ismail
Pengaduan Konsumen di BPSK
Perseroan kalah pada BPSK Kota Padang
Case Closed September 2013.
26
Palembang
14/Pdt. G/2013/ PN.Bkl. Pengadilan Negeri Bengkulu
Turut Tergugat I
PT Kencana Indah Mandiri
Perbuatan Melawan Hukum
-
Tahap Pembacaan Gugatan.
27
Tasikmalaya
31/PK-004/ BPSK/IX/2013 BPSK Kota Tasikmalaya
2 Oktober 2013
Teradu
Deviani
Pengaduan Konsumen di BPSK
Perseroan kalah pada BPSK Kota Tasikmalaya.
Case Closed November 2013.
28
Tasikmalaya
30/PK-004/ BPSK/IX/2013 BPSK Kota Tasikmalaya
2 Oktober 2013
Teradu
Hj. Ayi Mulia
Pengaduan Konsumen di BPSK
Perseroan kalah pada BPSK Kota Tasikmalaya.
Case Closed November 2013.
15 Juli 2013
229 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
NO
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
230
NOMOR REGISTRASI PERKARA DI PENGADILAN
TANGGAL PERKARA
POSISI PERSEROAN
PIHAK LAWAN
MATERI PERKARA
PUTUSAN PADA PENGADILAN TINGKAT SEBELUMNYA
NO
CABANG
STATUS PERKARA
29
Kelapa Gading
029/REG/BPSKKRW/X/2013., BPSK Kota Karawang
2 Oktober 2013
Teradu
Tonny
Pengaduan Konsumen di BPSK
Perseroan menang pada BPSK Kota Karawang.
Case Closed Oktober 2013.
30
Magelang
38/FP/XI/2013, BPSK Kota Magelang
6 November 2013
Teradu
Sumarwanto
Pengaduan Konsumen di BPSK
Proses persidangan di BPSK Kota Magelang masih berjalan.
BPSK memutuskan agar Konsumen membayar kepada Perseroan sebesar Rp. 105 Juta.
Kepatuhan Pada awal tahun 2013 yang lalu, wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB) telah berganti dari Kementrian Keuangan dan BAPEPAM-LK ke Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) berdasarkan Pasal 55 ayat 1 UU No. 21 Tahun 2011 tentang OJK. Sebagai salah satu pelaku usaha perusahaan pembiayaan, adanya lembaga regulator ini diharapkan dapat memenuhi harapan pelaku industri perusahaan pembiayaan terutama dalam hal peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Perusahaan Pembiayaan, yang sampai saat ini masih seperti "anak tiri" di sektor jasa keuangan akibat “umbrella law”/”payung hukum” untuk perusahaan pembiayaan yang hanya setingkat peraturan menteri keuangan (PMK No. 84 Tahun 2006) jika dibandingkan dengan sektor jasa keuangan lain yang sudah memiliki payung hukum berbentuk undang-undang tersendiri. Beralihnya fungsi pengaturan dan pengawasan IKNB dari BAPEPAM ke OJK membuat aspek regulasi dan manajemen risiko di sektor pembiayaan mendapat perhatian yang sangat intens sepanjang tahun 2013. Hal ini tercermin dengan diterbitkannya beberapa draft regulasi Peraturan OJK maupun Surat Edaran OJK sesuai daftar dibawah ini. Draft Peraturan OJK yang terbit di tahun 2013 : 1. Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan; 2. Pemeriksaaan Langsung LJKNB; 3. Penilaian Tingkat Risiko IKNB; 4. Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa; 5. Laporan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank; 6. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Pengurus LJKNB; 7. Tata Cara Penagihan Sanksi Administratif Denda Sektor Jasa Keuangan. Draft Surat Edaran OJK yang terbit di tahun 2013 : 1. Pelayanan dan Penyelesaian Pengaduan Konsumen 2. Edukasi Literasi Keuangan 3. Kerahasiaan Data Dan Informasi 4. Perjanjian Baku 5. Pemasaran Yang Bertanggung Jawab
Tata Kelola Perusahaan
b. Peraturan OJK No. 3 Tahun 2013 tentang Laporan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non Bank (“POJK No. 3 Tahun 2013”).
POJK No. 3 Tahun 2013 mengatur tentang kewajiban IKNB untuk melaporkan Laporan Bulanan Perusahaan Pembiayaan (LBPP) secara lengkap, benar dan tepat waktu. Untuk regulator lainnya yang terkait dengan bisnis perusahaan pembiayaan seperti Kementrian Hukum dan HAM, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Kementrian Keuangan – Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, terdapat beberapa regulasi baru yang terbit sepanjang tahun 2013, yaitu regulasi terkait fidusia online, Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain (outsourcing company), dan amandemen petunjuk pelaksanaan lelang.
Penerbitan regulasi yang ada diharapkan dapat mendukung kegiatan operasional diperusahaan pembiayaan menjadi lebih baik dan teratur serta tentunya mendukung proses bisnis internal agar dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Kepatuhan Internal Selama tahun 2013, aktivitas internal Perseroan yang terkait dengan kepatuhan terhadap regulasi adalah: 1. Pembukaan Kantor Cabang dan Pelaporan Kegiatan Usaha; Selama tahun 2013, Perseroan melakukan pengembangan wilayah usaha di 9 kota besar yang ada di 8 Propinsi di Indonesia, yaitu: - Cabang Batam - Cabang Bukit Tinggi (Agam) - Cabang Duri
231 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Regulasi yang diterbitkan oleh OJK pada tahun 2013 antara lain: a. Peraturan OJK No. 1 Tahun 2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan (“POJK No. 1 Tahun 2013”) POJK ini bertujuan untuk melindungi konsumen yang beritikad baik dari kecurangan, penyimpangan dan penyesatan, serta pengaburan informasi yang dilakukan pelaku usaha jasa keuangan dengan berlandaskan prinsip transparansi, perlakuan yang adil, keandalan, kerahasiaan dan keamanan data/informasi konsumen. Selain itu, perlindungan konsumen juga menerapkan prinsip penanganan pengaduan serta penyelesaian sengketa konsumen secara sederhana, cepat dan biaya terjangkau. Dalam POJK ini juga diatur mengenai pemberian sanksi tegas kepada pelaku usaha jasa keuangan apabila melanggar aturan tersebut. Sanksi yang tersebut dalam POJK ini berupa peringatan tertulis, denda sampai pembekuan dan pencabutan izin kegiatan usaha.
Tata Kelola Perusahaan
- - - - - -
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
232
Cabang Baturaja Cabang Lubuklinggau Cabang Cibubur Cabang Bandarjaya Cabang Banjarbaru Cabang Tangerang II
Dengan adanya penambahan jaringan pemasaran baru tersebut, maka jumlah seluruh kantor jaringan pemasaran Perseroan adalah 77 Kantor Cabang yang tersebar di 27 Propinsi di Indonesia.
2. Pemindahan Alamat Kantor Cabang; Selama 2013, beberapa kantor cabang Perseroan melakukan pemindahan lokasi kantor ke lokasi yang baru untuk mendukung kinerja yang lebih baik dan mudah dijangkau oleh nasabah. Perseroan telah memenuhi kepatuhan regulasi dengan melaporkan pemindahan alamat kantor telah kepada OJK sesuai batas waktu yang ditetapkan. Kantor-kantor cabang Perseroan yang melakukan pemindahan alamat selama tahun 2013 adalah sebagai berikut: • Cabang Muara bungo • Cabang Bengkulu • Cabang Batam • Cabang Serang • Cabang Serpong BSD • Cabang Matraman • Cabang Karawang • Cabang Pontianak • Cabang Denpasar • Cabang Solo • Cabang Balikpapan • Cabang Tarakan • Cabang Palangkaraya • Cabang Banjarmasin • Cabang Pare-Pare 3. Pelaporan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan (LBPP); LBPP merupakan salah satu regulatory reporting yang diatur oleh OJK untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan suatu perusahaan dan salah satu bentuk offsite supervision yang dilakukan OJK dan BEI (terkait kedudukan Perseroan sebagai emiten obligasi) kepada IKNB. Selama tahun 2013, Perseroan telah memenuhi seluruh
Tata Kelola Perusahaan
kewajiban pelaporan laporan keuangan bulanan (laporan keuangan dan laporan kewajiban hutang valas), triwulanan, semesteran, maupun kewajiban penyampaian laporan keuangan tahunan 2012 kepada regulator dan seluruh stakeholders Perseroan. Pada bulan Februari 2013, Perseroan menerima Surat Peringatan Pertama dari OJK karena terlambat menyampaikan LBPP periode Januari 2013. Legal & Compliance Division menindaklanjuti dengan memberikan action plan perbaikan kepada OJK atas LBPP periode Februrari sampai dengan akhir tahun 2013 dan hasilnya tidak terdapat teguran, sanksi, maupun denda terkait kepatuhan Perseroan dalam melaporkan dan menjalankan kegiatan usahanya dari OJK.
Action plan ini dijalankan dengan prinsip kepatuhan dengan berkoordinasi kepada unit kerja terkait untuk senantiasa meningkatkan awareness dan memperhatikan pengaturan waktu pelaporan LBPP yang jatuh tempo setiap tanggal 10 setiap periode bulan pelaporannya.
Pemenuhan kewajiban pelaporan dan tindakan korektif yang telah dilakukan merupakan salah satu komitmen Perseroan dalam menjalankan prinsip akuntabilitas dan transparansi sebagai bagian implementasi good corporate governance dilingkungan Perseroan.
INFORMASI SANKSI ADMINSTRATIF Selama tahun 2013, Perseroan tidak memiliki sanksi administratif yang dikeluarkan oleh lembaga berwenang.
AKUNTAN EKSTERNAL Untuk menyajikan laporan keuangan kepada pemegang saham, Perseroan menggunakan jasa auditor eksternal yang independen yang pemilihannya dilakukan melalui suatu proses seleksi pengadaan jasa Auditor Independen untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan per 31 Desember 2013. Proses seleksi dilakukan oleh suatu tim yang anggotanya terdiri dari Divisi GA & Procurement, Divisi Finance & Accounting, Divisi Internal Audit, Divisi Risk & AR Management, Divisi Legal & Compliance, Divisi Operation dan Divisi Corporate Secretary. Tahapan pengadaan dimulai dari mengundang 5 (lima) Kantor Akuntan Publik (KAP), penyampaian proposal jasa audit, presentasi masing-masing KAP dan negosiasi biaya dan selanjutnya hasil proses akhir seleksi berupa penilaian yang dibuat oleh tim pengadaan diajukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan dan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Perseroan.
233 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
234
Pada RUPS Tahunan Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 16 Mei 2013, pemegang saham Perseroan telah menetapkan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst &Young Global Limited) untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 serta memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium Akuntan Publik dan persyaratan lainnya bagi Kantor Akuntan Publik dan Auditor tersebut serta menetapkan Kantor Akuntan Publik pengganti dalam hal Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst and Young Global Limited) karena sebab apapun tidak dapat menyelesaikan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013. Pertimbangan Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) adalah selain pernah mengaudit untuk tahun buku 2012, Perseroan menilai kemampuan teknis dari Kantor Akuntan Publik tersebut telah sesuai dengan yang diharapkan oleh Perseroan dan telah memenuhi ketentuan Peraturan Bapepam Nomor VIII.A.2 tentang Independensi Akuntan Yang Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal. Adapun biaya untuk jasa audit professional untuk tahun buku 2013 tersebut adalah sebesar Rp390.500.000. Akuntan Publik yang mewakili pelaksanaan audit laporan keuangan tahun buku 2013 (Signing Partner) adalah Peter Surja, CPA. Selama tahun 2013, Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) selain memberikan jasa audit laporan keuangan tahunan per 31Desember 2013 juga sebagai salah satu Profesi Penunjang Pasar Modal sebagai Akuntan Publik dalam Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Perseroan Tahap I Tahun 2013.
KODE ETIK DAN PAKTA INTEGRITAS Perseroan telah memiliki panduan Kode Etik Corporate Code of Conduct yang berlaku bagi karyawan dan manajemen Perseroan. Kode Etik Karyawan tersebut dicantumkan di lampiran buku Peraturan Perusahaan periode 2012-2014 yang dibagikan kepada seluruh karyawan Perseroan agar dapat dipahami dan diimplementasikan dalam aktifitas kerja sehari-hari. Corporate Code of Conduct merupakan salah satu penerapan tata kelola perusahaan yang mengatur sekumpulan komitmen etika Pemangku Kepentingan lainnya yang disusun dan digunakan sebagai pedoman untuk membentuk, mengatur, dan melakukan tingkah laku yang konsisten berdasarkan prinsip-prinsip Pengungkapan dan Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban dan Kewajaran.
Tata Kelola Perusahaan
Isi Kode Etik Pokok-pokok kode etik Perseroan sebagaimana yang tercantum dalam Corporate Code of Conduct memuat kebijakan dalam etika bisnis dan etika kerja sebagai berikut :
Adapun etika bisnis Perseroan yang menjadi sikap dasar Perseroan adalah sebagai berikut: • Aktivitas Perseroan sepenuhnya berlandaskan prinsip-prinsip GCG. • Melaksanakan dengan sepenuhnya prinsip-prinsip integritas Perseroan yang terkandung dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. • Perseroan mengutamakan mutu layanan dan produk. • Menghargai kinerja dan prestasi karyawan. • Tidak melakukan bisnis ilegal dan menghindari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. b. Etika Kerja Kinerja dan citra Perseroan sangat berkaitan dengan perilaku individu. Individu sebagai penggeraka utama Perseroan memiliki peran utama dalam kinerja dan mewujudkan citra Perseroan yang baik. Agar kinerja yang tinggi dan citra yang baik dapat diperoleh, diperlukan etika kerja yang mengatur hubungan antar individu baik di dalam Perseroan maupun di luar Perseroan. Corporate Code of Conduct mengatur etka kerja dengan memuat dan mengatur sebagai berikut: • Sikap dasar individu – perilaku utama PERWIRA • Perilaku individu di dalama dan di luar Perseroan • Perilaku sebagai atasan • Perilaku sebagai bawahan • Komitmen atas hal-hal khusus meliputi pengelolaan catata, dokumen, dan informasi; kewajiban pengamanan harta perusahaan; citra dan reputasi Perseroan; informasi perdagangan oleh orang dalam (insider trading); benturan kepentingan; kegiatan politik; penerimaan dan pemberian uang, hadiah/cinderamata; larangan kepemilikan dan penyalahgunaan alkohol dan/atau narkoba, psikotropika dan zat aditif (napza); serta penggunaan media sosial.
235 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
a. Etika Bisnis Etika bisnis merupakan sikap dasar Perseroan dalam berbisnis dengan seluruh stakeholders. Perseroan mengembangkan etika bisnis dengan standar yang tinggi yang memperhatikan kepentingan stakeholders termasuk kriteria kepuasannya. Komitmen dalam berinteraksi dengan stakeholders menjadi perhatian utama Perseroan, sehingga komitmen tersebut menjadi bagian dari etika bisnis Perusahaan dan menciptakan nilai tambah (value creation) tidak saja bagi Perseroan tetapi juga bagi stakeholders.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
236
Setiap karyawan harus menandatangani Surat Pernyataan Kode Etik Pegawai pada saat menerima buku Peraturan Perusahaan dan menyerahkannya kepada Divisi Human Resources Development. Setiap karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik Pegawai akan diberikan sanksi sesuai dengan Peraturan Perusahaan mulai dari surat teguran sampai dengan pemutusan hubungan kerja. Setiap karyawan Perseroan juga diharuskan menandatangani Pakta Integritas yang berisi antara lain setiap karyawan harus selalu menjunjung tinggi nilai integritas (kualitas moral dan akhlak) yang baik dan jujur, tidak akan melakukan penyalahgunaan wewenang dan mematuhi segala ketentuan peraturan perusahaan atau kebijakan perusahaan yang telah atau akan ditetapkan. Jika terjadi pelanggaran atas Pakta Integritas ini, karyawan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Sosialisasi dan Universalitas Kode Etik Kode Etik berlaku secara universal kepada seluruh jajaran Dewan Komisaris, Direksi, dan karyawan Perseroan. Sosialisasi Kode Etik dilakukan dengan mencantumkan pada lampiran buku Peraturan Perusahaan periode 2012-2014 yang dibagikan kepada seluruh karyawan Perseroan agar dapat dipahami dan diimplementasikan dalam aktivitas kerja sehari-hari. Selain itu internalisasi Kode Etik dilakukan melalui poster-poster, Email Blast, Induction Program, dan dalam setiap pertemuan-pertemuan yang diadakan secara berlaku. Pada saat menerima buku Peraturan Perusahaan, setiap karyawan harus menandatangani Surat Pernyataan Kode Etik karyawan dan menyerahkan kepad Divisi Human Resources Development. Berlaku sanksi bagi setiap pelanggaran Kode Etik Karyawan yang dilakukan Karyawan. Sanksi sesuai dengan Peraturan Perusahaan mulai dari surat teguran sampai dengan pemutusan hubungan kerja. Untuk menegakkan implementasi kode etik karyawan, Perseroan telah menyediakan sarana Whitleblowing System sebagai fasilitas untuk melaporkan atau mengadukan adanya dugaan pelanggaran kode etik. Budaya Kerja Perseroan yang selalu dijunjung tinggi oleh seluruh karyawan adalah PERWIRA, yang merupakan singkatan dari Kepercayaan, Kewirausahaan dan Kegembiraan yang merupakan 3 (tiga) nilai-nilai dasar yang didalamnya mengandung 9 (sembilan) perilaku utama yang harus diimplementasikan secara konsisten dan berkelanjutan oleh setiap karyawan.
Tata Kelola Perusahaan
Setiap karyawan wajib menjujung tinggi nilai-nilai : •
Jujur dan dapat dipercaya
•
Bertanggung Jawab
•
Berkomitmen
Setiap karyawan wajib mempunyai :
KeWIrausahaan
•
Rasa Memiliki
•
Profesionalisme
•
Fokus Kepada Pelanggan
Setiap karyawan harus bekerja :
KegembiRAan
•
Antusias, ulet, dan pantang menyerah
•
Bersinergi
•
Gembira
Perseroan senantiasa menekankan kepada setiap karyawan untuk konsisten dalam memegang teguh dan mengimplementasikan budaya Perusahaan yaitu budaya kerja PERWIRA dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari. Budaya kerja PERWIRA pada awalnya dirumuskan sendiri oleh karyawan dan kemudian diterima oleh Perseroan sebagai budaya kerja yang menjadi pedoman berpikir dan berperilaku bagi setiap karyawan.
URAIAN TENTANG PROGRAM KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN ATAU MANAJEMEN Di tahun 2013, saham Perseroan tidak dimiliki oleh karyawan atau manajemen.
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN Perseroan telah memiliki dan menerapkan Whistleblowing System berdasarkan Surat Direksi Nomor : 063/MTF-DIR/ VII/2011 tanggal 20 Juli 2011. Penerapan Whsitleblowing System ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, mendeteksi dan mengantisipasi terjadinya kecurangan atau pelanggaran dalam Perseroan. Mekanisme Whistleblowing System diterapkan bagi seluruh stakeholder untuk mengawasi dan menyampaikan tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik perusahaan dan menyimpang dari prinsip GCG. Secara internal, Whistleblowing System digunakan pula
237 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
KePERcayaan
Tata Kelola Perusahaan
sebagai media untuk menyampaikan saran-saran ataupun ide-ide yang konstruktif dari karyawan untuk kemajuan dan perkembangan Perseroan kedepannya.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
238
Tata Cara Penyampaian dan Pengelolaan Laporan Mekanisme penyampaian pelaporan maupun penyampaian saran-saran dapat dilakukan melalui SMS atau telepon melalui nomor: 0817 0919 103, melalui alamat email :
[email protected], melalui alamat surat ke kantor pusat Perseroan ataupun dapat menyampaikan secara langsung kepada manajemen. Perseroan telah menunjuk Kepala Divisi Internal Audit dan Kepala Divisi Corporate Secretary untuk mengelola dan menangani pengaduan yang masuk melalui Whistleblowing System. Setiap hasil proses penanganan pengaduan disampaikan kepada Direksi Perseroan. Selama tahun 2013, Whistleblowing System telah dimanfaatkan oleh karyawan Perseroan untuk menyampaikan pelaporan adanya dugaan pelanggaran kode etik pegawai dan menyampaikan ide-ide perbaikan terkait operasional Perseroan. Pelaporan yang masuk telah ditindaklanjuti melalui Divisi Internal Audit maupun divisi terkait lainnya. Perlindungan Dan Penanganan Pengaduan Perseroan akan menjaga penuh kerahasiaan setiap pelapor yang menyampaikan pelaporannya agar hal ini dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap pelapor. Hasil Laporan Pengaduan Selama tahun 2013, Whistleblowing System telah dimanfaatkan oleh karyawan Perseroan untuk menyampaikan pelaporan adanya dugaan pelanggaran kode etik karyawan dan menyampaikan ide-ide perbaikan terkait operasional Perseroan. Pelaporan yang masuk telah ditindaklanjuti melalui Divisi Internal Audit maupun divisi terkait lainnya. Berikut rincian pelaporan pelanggaran kecurangan dan penyampaian ide perbaikan: Jenis Penyampaian
Jumlah
Telah Diseleseikan/ Ditindaklanjuti
Masih Dalam Proses
Dugaan Kecurangan
4
4
-
Keluhan, Saran, Usul
4
4
-
Tata Kelola Perusahaan
KETAATAN SEBAGAI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan tersebut, diantaranya sebagai berikut : No
Keterangan
Regulasi
Status
Catatan
Modal disetor 1
Modal Disetor
Minimal
Memenuhi
Rp100 Miliar.
ketentuan
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp250 miliar. Modal Sendiri
2
Modal Sendiri
Minimal 50% dari
Memenuhi
modal disetor.
ketentuan
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah Rp688 miliar. Berdasarkan data Perseroan
Pembatasan 3
jabatan untuk Direktur
selama tahun 2013
Tidak merangkap jabatan di
Memenuhi
perusahaan
ketentuan
pembiayaan lain.
tidak ada Direksi Perseroan yang merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lainnya. Berdasarkan data Perseroan selama
Pembatasan 4
jabatan untuk Komisaris
tahun 2013 tidak
Tidak merangkap jabatan di lebih dari
Memenuhi
3 (tiga) perusahaan
ketentuan
pembiayaan lain.
ada Komisaris Perseroan yang merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lainnya.
239 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Sebagai Perusahaan pembiayaan yang telah berdiri sejak tahun 1989, Perusahaan senantiasa taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan saat ini diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.84/PMK.012/2006 tanggal 19 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.
Tata Kelola Perusahaan
Jumlah piutang pembiayaan Perseroan pada 5
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
240
Jumlah minimum
Minimal 40% dari
Memenuhi
tanggal 31
Piutang Pembiayaan
jumlah Aset.
ketentuan
Desember 2013 adalah sebesar 90,85% dari jumlah aset. Jumlah Pinjaman yang dimiliki
Jumlah pinjaman 6
dibanding modal sendiri
Maksimal 10 kali.
Memenuhi ketentuan
Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah 6,45 kali dari modal sendiri.
PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER) DAN PENCEGAHAN PRAKTIK PENCUCIAN UANG Agar lebih mengenal profil konsumen, Perseroan menerapkan Pedoman Prinsip Mengenal Nasabah yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/ PMK.010/2010 tanggal 9 Februari 2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank. Hal ini dilakukan pula untuk mencegah terjadinya praktik pencucian uang (money laundering) melalui jasa perusahaan pembiayaan. Untuk itu, Perseroan juga telah mencatatkan Pedoman Prinsip Mengenal Nasabah sebagai bentuk administrasi ke Bapepam. Perseroan membentuk Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah (UKPN) yang berkedudukan di Kantor Pusat dan Petugas Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) yang ada disetiap kantor cabang Perseroan. Ketua UKPN saat ini dijabat oleh Kepala Divisi Corporate Secretary dan dibantu oleh Kepala Divisi Internal Audit dan Unit Kerja Compliance. Sementara PMN di kantor-kantor cabang dijabat oleh Operation Head yang bertanggungjawab kepada UKPN dalam melaporkan transaksi-transaksi keuangan yang mencurigakan.
Tata Kelola Perusahaan
Struktur Organisasi UKPN
DEWAN KOMISARIS
KOMITE AUDIT
DIREKTUR UTAMA
DIV. INTERNAL AUDIT
UKPN
PMN
DIREKTUR
PMN
DIREKTUR
Tugas dan Wewenang Unit Kerja Prinsip Pengenalan Nasabah (UKPN) : a. Tugas • Menyusun dan memelihara Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN). • Memastikan adanya sistem informasi dan prosedur identifikasi Nasabah yang memadai, termasuk memastikan bahwa formulir yang berkaitan dengan Nasabah telah mengakomodasi data yang diperlukan dalam pelaksanaan PMN. • Memantau Rekening dan pelaksanaan transaksi Nasabah. • Melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan dan analisis transaksi nasabah untuk memastikan ada tidaknya Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM) dan/ atau Transaksi Keuangan Tunai (TKT). • Menatausahakan hasil pemantauan dan evaluasi. • Memantau pengkinian data dan profil Nasabah. • Menerima dan melakukan analisis atas laporan TKM dan/ atau laporan TKT yang disampaikan oleh unit-unit kerja yang ditugaskan. • Menyusun laporan TKM dan/atau laporan TKT yang akan dilaporkan kepada PPTAK.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
241
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
242
b. Wewenang • Memperoleh akses terhadap informasi yang dibutuhkan yang ada di seluruh unit organisasi. • Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan PMN yang terafiliasi atau memiliki kepentingan atas suatu TKM dengan Direksi atau Dewan Komisaris. • Mengusulkan kepala cabang dan/atau staf pada unit kerja terkait untuk membantu pelaksanaan PMN. c. Tanggung Jawab • Memastikan seluruh kegiatan dalam rangka penerapan PMN di Perusahaan Pembiayaan terlaksana. • Menyusun laporan TKM dan/atau laporan TKT yang akan disampaikan kepada PPATK. • Memantau, menganalisis, dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan tentang PMN bagi para pejabat dan karyawan Perusahaan Pembiayaan. • Menjaga kerahasiaan data Nasabah. Kegiatan UKPN Dalam rangka memenuhi ketentuan dalam Pasal 33 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 30/PMK.010/2010 tanggal 9 Pebruari 2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, selama tahun 2013 UKPN Perseroan telah melakukan 5 (lima) kali sosialisasi maupun program pelatihan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dan Transaksi Keuangan Yang Mencurigakan kepada sejumlah karyawan Perseroan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kehati-hatian karyawan terhadap kemungkinan adanya transaksi keuangan yang mencurigakan. Berikut kegiatan sosialisasi maupun program pelatihan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dan Transaksi Keuangan Yang Mencurigakan selama tahun 2013.
Tanggal
08 Maret 2013
Tempat
Kantor Cabang Surabaya 2, Jl. Raya Jemursari No. 218, Surabaya
Materi Pelatihan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah di Lembaga Keuangan Non Bank.
Peserta
Credit Head & Area Manager Regional 3, sejumlah 15 orang.
Pemberi Training
Rafi Wisesa (Compliance Dept. Head)
Tata Kelola Perusahaan
Operation Implementasi Head Regional KYC for 1, sejumlah 24 Operation Head. orang.
19 September 2013
Hotel Batam Center - Batam
03 Oktober 2013
Kantor Pusat Know Your Graha Mandiri Lt. Customer (KYC) 3A, Jl. Imam Bonjol For COP & Fleet 61, Jakarta
26 November 2013
Managers Development Program Batch II, sejumlah 18 orang.
Kasus & Hotel Gran Implementasi Mahakam - Jakarta KYC di Multifinance.
Rafi Wisesa (Compliance Dept. Head) 243
Hengki Heriandono (Ka. UKPN*)
Divisi COP & Fleet, sejumlah 30 orang
Rafi Wisesa (Compliance Dept. Head)
Rafi Wisesa Hengki Heriandono
− Subintoro (Direktur Analisis Transaksi PPATK) − Mahendra Gautama (BCA Finance)
Selama tahun 2013, UKPN Perseroan menemukan adanya 2 (dua) transaksi keuangan yang mencurigakan yang harus dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan oleh Perseroan. Temuan-temuan transaksi keuangan mencurigakan tersebut telah dilaporkan kepada PPATK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
KEANGGOTAAN ORGANISASI Sebagai unit usaha pembiayaan yang aktif, Perseroan aktif dalam keikutsertaan sebagai anggota Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Selain itu Perseroan juga menjadi anggota Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) serta aktif berpartisipasi dalam kegiatankegiatan yang diadakan oleh lembaga-lembaga tersebut, seperti seminar, pelatihan dan dalam bidang olah raga.
MEDIA INFORMASI Untuk dapat mengetahui informasi mengenai Perseroan maupun produk-produk pembiayaan Perseroan, konsumen atau masyarakat dapat mengunjungi situs Perseroan dengan alamat situs www.mtf.co.id. Di dalam situs tersebut, Perseroan menyediakan informasi antara lain mengenai informasi keuangan, berita- berita kegiatan Perseroan, simulasi kredit, daftar alamat kantor cabang, serta kanal untuk menyampaikan keluhan konsumen ataupun meminta informasi mengenai produk pembiayaan yang diberikan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
27 Maret 2013
Penerapan Prinsip Kantor Pusat Mengenal Graha Mandiri Lt. Nasabah di 3A, Jl. Imam Bonjol Lembaga 61, Jakarta Keuangan Non Bank
Tata Kelola Perusahaan
oleh Perseroan. Melalui situs ini diharapkan dapat dilakukan penyebaran informasi secara luas berkaitan dengan operasional Perseroan maupun informasi lainnya secara lebih komprehensif.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
244
Berdasarkan data dari Google Analytics, jumlah pengunjung situs Perseroan selama tahun 2013 meningkat 26% dibandingkan tahun 2012. Data pengunjung situs Perseroan selama tahun 2012 dan 2013 adalah sebagai berikut : Keterangan
2012
2013
Perubahan
New Visitor
55.638
71.480
28%
Returning Visitor
20.589
24.699
20%
Total Visitor
76.227
96.179
26%
Sumber : Google Analytics
Perseroan senantiasa melakukan pengkinian data situs Perseroan maupun melakukan pengembangan atas situs tersebut agar informasi yang disajikan melalui situs Perseroan dapat lebih lengkap dan terkini serta mudah diakses oleh para pemangku kepentingan. Selain melalui situs tersebut, Perseroan juga memiliki jaringan social media yaitu facebook fanpage dengan account MTF AutoLoan, Twitter dengan account @MTF_Autoloan serta Youtube dengan alamat www.youtube.com/MTFAutoLoan. Dengan adanya sosial media ini diharapkan dapat lebih meningkatkan hubungan antara Perseroan dengan konsumennya maupun stakeholders lainnya. Berikut beberapa media informasi Perseroan yang dapat diakses oleh konsumen atau masyarakat luas. Jenis Media
Keterangan
Website
www.mtf.co.id
Facebook Fanpage
MTFAutoloan
Twitter Youtube Email Care Center SMS Request on Demand Yahoo Messenger
@MTF_AutoLoan www.youtube.com/MTFAutoLoan
[email protected] 021-230 1825 9333
[email protected]
Tata Kelola Perusahaan
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Perseroan di tahun 2013 dalam rangka meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara Perseroan dengan media massa adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan acara Jumpa Pers (Press Conference) pada tanggal 1 Mei 2013 dengan media cetak maupun media online dalam rangka memberikan informasi terkait corporate action Penawaran Umum Berkelanjutan I Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013. 2. Mengadakan Media Gathering pada tanggal 29 Oktober 2013 untuk menyampaikan informasi kepada media cetak, media online maupun media elektronik terkait kinerja usaha Perseroan kuartal ke 3 tahun 2013. 3. Mengadakan Media Visit ke Redaksi Media Investor Daily dan Berita Satu pada tanggal 28 November 2013 dalam rangka meningkatkan kerjasama yang selama ini telah terjalin dengan baik antara Perseroan dengan jaringan grup media Berita Satu. Dalam setiap kegiatan maupun dalam rangka promosi produk pembiayaan, Perseroan selalu melibatkan media massa baik media cetak, media online maupun media elektronik. Selama tahun 2013, kerjasama peliputan maupun penyajian berita mengenai Perseroan dilakukan melalui berbagai media, antara lain sebagai berikut : Jenis Media
Nama Media
Media Cetak
Kompas, Bisnis Indonesia, Investor Daily, Indonesia Finance Today, Kontan, Media Indonesia, Business Review, Lion Mag, Garuda Inflight Magazine, Tribun Lampung, Majalah Multifinance APPI, Majalah Harley Davidson
Media Online
Sindonews.com, tribunnews.com, okezone.com, ift.com, liputan6.com, infobanknews.com, Kontan Online dan Bisnis Indonesia Online
Media Elektronik
Bloomberg TV
245 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Hubungan dengan Media Massa Sebagai salah satu stakeholders, media massa mempunyai peranan penting dalam perkembangan usaha Perseroan. Oleh sebab itu, Perseroan senantiasa menjaga hubungan baik dengan media massa dengan selalu menjalin komunikasi yang intensif dan memberikan informasi yang terkini mengenai Perseroan khususnya mengenai perkembangan kinerja Perseroan dari waktu ke waktu. Peningkatan hubungan baik dengan media massa tidak hanya dilakukan di Jakarta namun juga dengan media massa di daerah-daerah dimana lokasi cabang Perseroan berada. Penyampaian informasi terkini Perseroan kepada media massa disampaikan melalui Corporate Secretary ataupun dapat langsung oleh Direksi Perseroan dalam kesempatan-kesempatan tertentu.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
246
Perkembangan Media Sosial Perseroan Tahun 2013 Guna lebih mendekatkan diri kepada konsumen dan masyarakat luas serta sebagai sarana dan media promosi dan informasi, Perseroan telah meluncurkan jejaring media sosial yaitu facebook fanpage dan twitter yang kemudian diikuti dengan membuat akun Youtube. Jumlah pengakses jejaring media sosial facebook likes dan Twitter Perseroan yang diberi nama MTF Auto Loan menunjukkan peningkatan tiap bulannya sampai dengan akhir tahun 2013, demikian pula dengan akun Youtube dengan nama yang sama MTF Auto Loan menunjukkan angka peningkatan jumlah viewer setiap bulannya. Sampai dengan akhir Desember 2013, total pengakses facebook likes Perseroan sebanyak 5.019 orang, twitter sebanyak 5882 follower dan penonton Youtube sebanyak 184 viewer. Jejaring media sosial facebook likes dan Twitter MTF Auto Loan tahun 2013 mengunggah 343 artikel yang dibagi menjadi 6 kategori yaitu: 1. Safety Riding dengan total 48 artikel (14%) 2 Quote Motivasi dengan total 52 quote artikel motivasi (15%) 3. Tips otomotif dengan total 95 artikel (28%) 4. MTF News dengan total 64 artikel berita (19%) 5. Iklan MTF, dengan total 13 Iklan (4%) 6. Lain Lain, seperti peringatan hari besar dan tips umum dengan total 71 artikel (21%) Untuk saluran Youtube MTF Auto Loan selama tahun 2013 telah mengunggah 7 video yaitu video Company Profile Mandiri Tunas Finance, New Company Profile Video Mandiri Tunas Finance, Aku dan Dirimu – Ari Lasso feat MTF Idol Pipit Yunita, Mandiri Tunas Finance Peduli Keselamatan Berkendara, MTF Amazing Track Singapore 2012, 5 Tahun Mandiri Tunas Finance, Aksi Donor Darah Mandiri Tunas Finance, MTF Member Card dengan total 1581 kali penayangan dengan estimasi waktu tonton selama 4639 menit dan rata rata durasi penayangan yang ditonton selama 2 menit 56 detik. Tayangan video disaksikan melalui halaman youtube sebanyak 56%, telepon seluler sebanyak 23%, ditautkan di website lain yang di sambungkan dengan youtube sebanyak 21%, dan halaman Youtube lainnya 0,6%.
PRAKTIK BAD CORPORATE GOVERNANCE Selama tahun 2013, Perseroan tidak melakukan segala hal yang berkaitan dengan praktik-praktik bad corporate governance. Praktik ini cenderung akan merusak sitem tata kelola yang telah dibangun Perseroan. Adapun informasi yang dapat dihimpun Perseroan mengenai hal ini adalah sebagai berikut :
Tata Kelola Perusahaan
No
1
Keterangan Adanya laporan sebagai Perusahaan yang mencemari lingkungan
Praktik
Nihil 247
Perkara penting yang sedang dihadapi 2
dan/atau Anggota Dewan Komisaris yang
Nihil
sedang menjabat yang tidak diungkapkan dalam laporan tahunan 3 4
Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan Ketidakpastian penyajian laporan keuangan dengan PSAK
Nihil Nihil
KEPATUHAN PAJAK Perseroan senantiasa memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai kontribusi dan kepatuhan terhadap negara. Hal ini sejalan dengan semangat Pemerintah untuk meningkatkan pembangunan ekonomi melalui optimalisasi penerimaan pajak.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Kebijakan Dalam menjalankan bisnis, Perseroan senantiasa menyelaraskan kegiatan-kegiatan sosial Perseroan terhadap kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekitar. Kegiatan sosial ini sebagai bagian dari tanggung jawab sosial Perseroan (Corporate Social Responsibilities) sebagai wujud kepedulian terhadap sesama dan dalam rangka membantu program Pemerintah untuk meringankan beban masyarakat yang kurang mampu atau yang sedang tertimpa musibah. Bentuk Kegiatan Selama tahun 2013, program CSR yang telah dijalankan olehPerseroan meliputi : Bidang Sosial • Aksi Donor Darah sebanyak 4 kali dengan jumlah pendonor seluruhnya sebanyak 494 orang. • Pemberian sumbangan dana untuk korban gempa di Aceh • Pemberian bantuan dana dan kebutuhan bahan pokok kepada Panti Asuhan di Jakarta dan Lampung.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Perusahaan, entitas anak, Anggota Direksi
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
248
Bidang Keagamaan • Acara bagi-bagi takjil sebanyak 500 paket untuk pengendara kendaraan bermotor yang ada di seputaran kantor cabang Cilegon dan Bandung • Kunjungan ke Kidzania bersama anak-anak panti asuhan Dorkas dalam rangka merayakan semangat Natal Bidang Lingkungan • Pemberian bantuan pemeliharaan lingkungan disekitar kantor-kantor cabang Perseroan. Bidang Pendidikan dan Ketenagakerjaan • Pelaksanaan Program Magang bagi siswa SMU dan Universitas untuk memberi kesempatan kepada mereka menggali pengalaman bekerja di Perseroan. • Pemberian Program Beasiswa bagi anak karyawan Perseroan yang berprestasi dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Umum. • Sumbangan buku pengetahuan untuk membantu pendidikan anak-anak jalanan yang berada di bawah naungan Yayasan Annur Muhiyyam Jakarta. • Pelaksanaan kuliah umum di Fakultas ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul dalam program Direksi Mengajar dengan menghadirkan pembicara dari jajaran manajemen Perseroan. Bidang Kepedulian Konsumen • Mengadakan kegiatan soalialisasi Safety Riding di Lampung bekerjasama dengan Dealer sepeda Motor Honda, Kepolisian dan Pelajar • Mendukung setiap aksi sosial yang diadakan oleh mitra bisnis (dealer), seperti pemberian sumbangan untuk korban bencana alam, dll. Selain aktivitas tersebut diatas, Perseroan dan karyawan Perseroan juga turut memberikan bantuan donasi bagi karyawan atau keluarga karyawan yang sedang mengalami sakit atau kedukaan sebagai wujud solidaritas serta agar dapat membantu meringankan beban karyawan dan keluarganya. Dampak Kegiatan Sepanjang tahun 2013, biaya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan untuk pelaksanaan aktivitas berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebesar Rp232.122.050. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan 2 (dua) tahun terakhir, sebagai berikut:
Tata Kelola Perusahaan
2012
2013
Rp85.000.000
Rp157.000.000
Rp232.122.050
Di tahun 2014 Perseroan akan lebih meningkatkan program tanggung jawab sosial perusahaan agar dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat dengan melakukan berbagai aktivitas sosial.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Perlindungan Konsumen Kebijakan Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembiayaan konsumen, Perseroan senantiasa menjadikan konsumen sebagai bagian terpenting dari mata rantai usaha Perseroan. Perseroan senantiasa berupaya memperbaiki standarisasi pelayanan kepada konsumen agar dapat memberikan pelayanan yang prima kepada seluruh konsumen dan juga meningkatkan kesadaran semua karyawan untuk memberikan pelayanan yang ramah dan sopan kepada setiap konsumen. Kebutuhan informasi konsumen dan calon konsumen menjadi priotitas bagi Perseroan. Untuk itu, kebutuhan informasi maupun setiap keluhan konsumen yang disampaikan akan diproses secara cepat dan tepat dalam rangka memberikan kelengkapan informasi maupun solusi penyelesaian keluhan. Bentuk Kegiatan Perseroan memberi kemudahan dan perlindungan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan informasi maupun pelayanan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: Setiap karyawan atau unit kerja terkait harus memberikan informasi yang jelas dan lengkap terkait proses kredit kepada setiap calon konsumen. 1. Mencantumkan nomor telepon pusat pelayanan (care centre) maupun alamat situs Perseroan dalam setiap media promosi produk pembiayaan kendaraan bermotor. 2. Menyediakan pusat pelayanan konsumen dengan nomor (021) 2301825 atau dapat melalui alamat situs www.mtf. co.id pada menu hubungi kami, atau dapat melalui email
[email protected].
249 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Biaya CSR
2011
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
250
Perseroan senantiasa memperhatikan setiap keluhan konsumennya. Penanganan dan penyelesaian keluhan konsumen dilakukan melalui unit kerja customer service di Kantor Pusat maupun kantor cabang dengan koordinasi unit kerja terkait. Konsumen dapat menyampaikan keluhannya melalui berbagai media yang telah disediakan oleh Perseroan untuk mempercepat dan mempermudah konsumen dalam menyampaikan keluhannya. Selama tahun 2013, jumlah keluhan konsumen yang diterima oleh Perseroan sebanyak 299 keluhan, meningkat hampir 3 kali lipat dibandingkan tahun 2012 sebanyak 77 keluhan. Peningkatan keluhan tersebut didominasi akibat adanya kegagalan pembayaran angsuran konsumen melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebanyak 58% dikarenakan adanya perubahan system pembayaran melalui ATM. Seluruh keluhan di tahun 2013 telah diselesaikan seluruhnya dengan baik oleh Perseroan. Dari total keluhan konsumen di tahun 2013, 65% diantaranya disampaikan melalui layanan telepon care center, 18% melalui website, dan sisanya melalui email dan sosial media. Keluhan yang telah disampaikan oleh konsumen menjadi masukan bagi Perseroan dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk dapat lebih memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya. Dampak Kegiatan Komitmen Perseroan dalam melindungi hak konsumen telah memberi dampak yang besar bagi perkembangan bisnis Perseroan. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Perseroan semakin meningkat. Bagi Perseroan, pelanggan merupakan yang utama. Sehingga hak konsumen yang terdiri atas hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam penggunaan jasa Perseroan; hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan penggantian, dan lainnya, senantiasa dipenuhi oleh Perseroan.
TEKNOLOGI INFORMASI Teknologi Informasi merupakan faktor yang penting dalam kegiatan Perseroan. Dukungan teknologi informasi dalam Perseroan menghasilkan data dan analisa akurat yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan-keputusan strategis demi kepentingan Perseroan. Sejak awal berdiri hingga kini Perseroan terus melakukan investasi dan pengembangan yang dianggap perlu guna menggembangkan teknologi informasi. Divisi Teknologi Informasi dibentuk untuk memberikan dukungan penuh pada kegiatan bisnis Perseroan dengan cara menyediakan solusi dalam bentuk hardware ataupun
Tata Kelola Perusahaan
Untuk memberikan kemudahan kepada konsumen dalam melakukan pembayaran, Perseroan mengembangkan metode pembayaran dengan cara melakukan debet langsung ke rekening konsumen. Divisi Teknologi Informasi mengimplementasikan modul yang terintegrasi dengan bank untuk memberikan perintah pendebetan langsung rekening konsumen yang sudah diperjanjikan pada awal penandatanganan kontrak. Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat mengurangi aktifitas manual pembayaran di kasir dan penginputan data serta mengurangi resiko adanya uang tunai di kantor cabang Perseroan. Semakin berkembangnya bisnis membuat Perseroan memiliki ketergantungan yang tinggi akan kelangsungan dan ketersediaan teknologi informasi. Untuk menjaga kelangsungan operasional, Divisi Teknologi Informasi melakukan desain dan implementasi Pusat Pemulihan Data atau yang dikenal sebagai Data Recovery Center. Pusat Pemulihan Data dibangun dan dikembangkan dengan kondisi serta area yang dianalisa dan diputuskan berdasarkan beberapa variabel yang umum digunakan. Pusat Pemulihan data dibangun dan telah diimplementasikan sejak tahun 2007, terdiri dari serangkaian server dan peralatan jaringan yang mampu di operasikan pada saat terjadi kegagalan fungsi pada server dan peralatan jaringan utama. Secara rutin dalam periode tertentu dilakukan uji coba yang mensimulasikan kemungkinan terburuk yang terjadi.
251 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
software yang tepat guna sebagai media kerja proses bisnis Perseroan. Dukungan Divisi Teknologi Informasi adalah dalam rangka memastikan pelaksanaan hal-hal sebagai berikut: 1. Penyediaan pelayanan komputer dan jaringan yang tanpa interupsi/gangguan kepada unit kerja Perseroan. 2. Kemampuan untuk memulihkan kembali secara efektif dan efisien dari kejadian yang mengganggu (troubleshooting). 3. Pemeliharaan kerahasiaan, kehandalan, ketersediaan dan integritas sumber daya informasi Perseroan. 4. Perlindungan aset-aset teknologi informasi Perseroan termasuk data, piranti lunak dan perangkat keras dari kemungkinan kerusakan atau kewajiban yang disebabkan penggunaan fasilitas untuk tujuan yang bertentangan dengan kebijakan teknologi informasi Perseroan. 5. Penyediaan mekanisme yang efektif untuk merespon keluhan dan pertanyaan dari pihak internal dan pihak lain mengenai kemungkinan kejadian penggunaan fasilitas Teknologi Informasi yang tidak semestinya. 6. Pertanggungjawaban atas perawatan dan pengimplementasian petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan Perseroan.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
252
Pada periode tahun 1990-an Perseroan mengerti akan pentingnya teknologi informasi dalam menunjang kegiatan operasional, dimulai dengan pembuatan sistem yang sederhana yang terus dikembangkan menjadi sistem yang cukup kompleks, mampu membantu Perseroan dalam menjalankan operasional secara baik. Ujian awal Divisi Teknologi Informasi adalah mengimplementasikan sistem yang digunakan secara online di beberapa cabang yang ada. Dengan keterbatasan teknologi jaringan yang ada pada masa itu Divisi Teknologi Informasi bekerja sama dengan beberapa penyedia jasa telekomunikasi menghubungkan cabang-cabang dengan kantor pusat. Cabang-cabang yang berhasil dihubungkan dengan kantor pusat adalah cabang Surabaya, Semarang, Bandung, Bogor dan Samanhudi. Krisis Moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun 90-an mengakibatkan terhentinya perkembangan teknologi informasi. Divisi Teknologi Informasi harus melakukan inovasiinovasi yang tidak membebankan Perseroan dari sisi keuangan. Pada tahun 1999, Divisi Teknologi Informasi kembali dihadapkan pada tantangan yang besar yaitu bahaya ancaman yang dikenal dengan Millenium Bug. Bersama dengan manajemen dan operasional membuat Businness Contigency Plan sebagai rencana pemulihan apabila terjadi masalah terutama pada sistem ketika terjadi peralihan tahun dari 1999 ke tahun 2000. Di dalam internal Divisi Teknologi Informasi bekerja keras untuk melakukan review terhadap semua kode program untuk mengantisipasi Millenium Bug, melakukan perubahan yang dirasa perlu dan mencatat perubahan yang dilakukan. Semua kerja keras yang dilakukan berbulan-bulan terbayar, ketika memasuki 1 Januari 2000, semua sistem mampu beroperasi secara normal dan sempurna tanpa mengalami kendala yang berarti. Divisi Teknologi Informasi pada awal milenium baru menyadari bahwa sistem yang digunakan saat itu sudah tidak mampu lagi dikembangkan secara maksimal karena keterbatasan teknologi. Divisi Teknologi Informasi mulai mencari solusi teknologi baru yang dianggap bisa menggantikan peran dan fungsi sistem yang ada saat itu. Sejak akhir tahun 2002 Divisi Teknologi Informasi bekerja sama dengan penyedia jasa pembuatan sistem melakukan pemuktahiran sistem menggunakan teknologi berbasiskan Web yang digunakan untuk menunjang bisnis Perseroan mulai dari akuisisi account, kustodian hingga ke collection. Dibuat berdasarkan cetak biru bisnis proses multi finance yang lengkap, sehingga dapat memimalisasi aktifitas manual, meningkatkan produktifitas, memastikan konsistensi data secara aman dan akurat serta menghasilkan laporan-laporan, termasuk di dalamnya proses persetujuan diproses secara otomasi terintegrasi ke dalam sistem. Aplikasi yang dinamakan e-loan ini telah diimplementasikan sejak akhir 2003 dan hingga kini tetap dikembangkan mengikuti proses bisnis Perseroan yang dinamis.
Tata Kelola Perusahaan
Pada tahun 2004 seluruh kantor cabang telah terhubung dengan kantor pusat melalui media komunikasi yang disediakan oleh pengelola jasa komunikasi dengan media yang bervariasi. Hal ini membuat aplikasi yang dikembangkan dapat diimplementasikan di seluruh kantor cabang guna menunjang kegiatan operasional secara terpusat.
Melanjutkan pengembangan dan perbaikan Teknologi Informasi, pada tahun 2006 Divisi Teknologi Informasi melakukan pembuatan dan implementasi modul yang mengintegrasikan aplikasi Perseroan dengan Cash Management System yang disediakan oleh Bank Mandiri. Modul ini menghilangkan aktifitas manual pembayaran kepada Dealer dan Showroom yang bekerja sama dengan Perseroan. Dengan dikembangkan dan diimplementasikannya modul ini proses pembayaran kepada rekan kerja Perseroan menjadi lebih cepat, terintegrasi serta meminimalisasi kemungkinan terjadinya kesalahan proses dan input data, sehingga komitmen Perseroan dalam melakukan pembayaran dapat dijaga dengan baik. Semakin berkembangnya bisnis membuat Perseroan memiliki ketergantungan yang tinggi akan kelangsungan dan ketersediaan Teknologi informasi. Untuk menjaga kelangsungan operasional, Divisi Teknologi Informasi melakukan desain dan implementasi Pusat Pemulihan Data atau yang dikenal sebagai Data Recovery Center. Pusat Pemulihan Data dibangun dan dikembangkan dengan kondisi serta area yang dianalisa dan diputuskan berdasarkan beberapa variabelyang umum digunakan. Pusat Pemulihan data dibangun dan diimplementasikan pada tahun 2007, terdiri dari serangkaian server dan peralatan jaringan yang mampu di operasikan pada saat terjadi kegagalan fungsi pada server dan peralatan jaringan utama. Secara rutin dalam periode tertentu dilakukan uji coba yang mensimulasikan kemungkinan terburuk yang terjadi.
253 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Perbaikan dan perkembangan secara terus menerus diperlukan guna memperlancar dan mempermudah operasional Perseroan. Salah satunya diwujudkan dengan pengembangan kerja sama dengan salah satu bank terkemuka pada awal tahun 2005. Untuk memberikan kemudahan kepada konsumen dalam melakukan pembayaran. Perseroan mengembangkan metode pembayaran dengan cara melakukan debet langsung ke rekening konsumen. Divisi Teknologi Informasi mengimplementasikan modul yang terintegrasi dengan bank untuk memberikan perintah pendebetan langsung rekening konsumen yang sudah diperjanjikan pada awal penandatangan kontrak. Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat mengurangi aktifitas manual pembayaran di kasir dan penginputan data serta mengurangi resiko adanya uang tunai di kantor cabang Perseroan. Modul ini diimplementasikan secara terpusat.
Tata Kelola Perusahaan
Kebutuhan atas sumber dana yang beragam untuk membiayai kredit konsumen, membuat Perseroan mulai melirik skema pembiayaan bersama (joint financing). Pembiayaan bersama antara Perseroan dan Bank, membutuhkan perubahan yang cukup signifikan di dalam aplikasi yang dikelola Divisi Teknologi Informasi.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
254
Pada tahun 2008, Perseroan mulai menjajaki pembiayaan bersama dengan beberapa Bank. Divisi Teknologi Informasi turut aktif dengan memperlajari dan melakukan sistem desain yang akan digunakan. Dari informasi yang dikumpulkan mulai didapatkan benang merah bisnis proses pembiayaan bersama. Berdasarkan informasi yang sudah dikumpulkan, Divisi Teknologi Informasi bekerja sama dengan unit kerja terkait secara intensif melakukan perubahan dan pengetesan pada sistem yang dibuat. Modul baru ini diselesaikan pada akhir 2008 yang kemudian diimplementasikan pada skema pembiayaan bersama Perseroan dengan Bank Mandiri pada awal 2009. Pengambilalihan 51% saham Perseroan oleh Bank Mandiri pada awal 2009, mengubah struktur Divisi Informasi Teknologi yang sebelumnya dikelola bersama dengan Divisi Teknologi Informasi PT Tunas Ridean Tbk. Divisi Teknologi Informasi Mandiri Tunas Finance di bentuk dengan struktur organisasi yang sederhana dipimpin oleh satu orang Kepala Divisi dan dibagi menjadi 2 seksi yaitu Software dan Hardware. Tugas Divisi yang baru berdiri ini dalam waktu yang singkat harus membuat Divisi Teknologi Informasi berdiri sendiri dan independent sehingga bisa mengelola segala hal yang berkaitan dengan Teknologi Informasi Perseroan, tugas-tugas tersebut meliputi: 1. Pembangunan pusat data di kantor pusat yang baru 2. Pembuatan Pusat pemulihan data yang baru 3. Pembuatan jaringan komputer di kantor pusat yangbaru 4. Independensi fungsi Divisi Teknologi Informasi, dan 5. Implementasi modul pembiayaan bersama dengan Bank Mandiri Dengan dukungan penuh dari managemen Perseroan, Divisi Teknologi Informasi dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan hasil yang memuaskan, sehingga pada akhir tahun 2009 Divisi Teknologi Informasi sudah dapat beroperasi secara independent terlepas dari induk Perseroan. Tahun 2010 merupakan tahun dengan target yang tinggi dan tuntutan kerja yang tinggi bagi Divisi Teknologi Informasi, karena pada tahun ini Perseroan melakukan pengembangan jaringan kantor cabang yang cukup signifikan guna menunjang target menjualan yang meningkat lebih dari 100%. Menjalani tugas dengan target yang tinggi diawali dengan pengembangan Divisi Teknologi Informasi yang awalnya terdiri dari 2 seksi, menjadi 2 departemen dengan fungsi yang dibagi secara garis besar berdasarkan pembagian besar
Tata Kelola Perusahaan
255 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
hardware dan software masing-masing departemen dipimpin oleh kepala departemen yang bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi. Pada tahun 2010 Divisi Teknologi Informasi telah menyelesaikan beberapa hal antara lain: 1. Standard Operating Procedure (SOP). Untuk mengatur tugas dan tanggung jawab semua personel, Divisi Teknologi Informasi mengembangkan dan membuat SOP yang merupakan petunjuk dan standar yang digunakan dalam operasional seharihari divisi Teknologi Informasi. 2. Budget Control System merupakan suatu aplikasi pendukung yang terintegrasi dengan e-loan sebagai aplikasi inti. Aplikasi ini membantu Perseroan dalam melakukan kontrol terhadap penggunaan biaya-biaya yang sudah direncakan. Semua pengeluaran Perseroan diproses secara sistematis dari mulai permintaan awal, persetujuan sampai dengan pembayaran. 3. Procurement System dikembangkan untuk membantu Departemen General Affairs dalam melakukan kontrol dan proses pembelian yang sudah direncanakan Perseroan. Proses dimulai dari permintaan pembelian sampai dengan persetujuan pembayaran, modul ini diintegrasikan dengan modul Fixed Asset pada buku besar. Sehingga semua aset Perseroan dapatdikeloladenganbaik. 4. PSAK 50/55 Rev 2006 merupakan regulasi internal yang mengharuskan Perseroan keuangan melakukan perubahan dalam hal penyajian laporan keuangan, dibantu oleh auditor eksternal dan akuntansi. Divisi Teknologi Informasi mengembangkan modul yang dapat melakukan proses data dari e-loan menghasilkan journal dan laporan yang sudah disesuaikan. Perubahan yang dilakukan meliputi Amortisasi Transaction Cost dan perubahan metode perhitungan penyisihan dengan menghitung faktor resiko berdasarkan kerugian yang sudah terjadi. Modul ini berhasil diimplementasikan pada awal 2010, sehingga laporan keuangan Perseroan pada Januari 2010 sudah sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. 5. Insurance Paperless dikembangkan berdasarkan kebutuhan Perseroan, dengan tingkat transaksi yang semakin tinggi, maka aktifitas manual menjadi tidak efisien lagi. Modul ini dikembangkan dengan bekerja sama dengan Divisi Operation dan Perseroan asuransi rekanan sehingga proses asuransi dari mulai melakukan cover asuransi, penerimaan polis, penagihan dapat dilakukan dengan terpusat dan terintegrasi meminimalisasi kesalahan yang mungkin terjadi. 6. Floor Financing, bekerja sama dengan Bank Mandiri dalam pemberian modal kerja kepada rekanan Showroom. Divisi Teknologi informasi mengembangkan aplikasi yang melakukan pencatatan jaminan terhadap pinjaman modal kerja yang diberikan Bank Mandiri kepada Showroom. Perseroan melakukan kontrol dan verifikasi atas jaminan yang diberikan berupa BPKB.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
256
7. SMS Center dikembangkan menjadi SMS interaktif yang dapat memberikan informasi singkat kepada manajemen tentang kondisi operasional Perseroan. Dengan teknologi sederhana dan biaya yang relatif terjangkau, SMS Center telah mampu menyajikan kebutuhan manajemen akan informasi akurat yang real time secara cepat, antara lain kondisi penjualan dan kondisi kualitas AR. Di masa yang akan datang SMS Center akan dikembangkan untuk memaksimalkan fungsi-fungsi yang dianggap perlu sebagai media yang paling mudah dan cepat dalam penyampaian informasi. 8. GL System menggunakan SUN GL, bekerja sama dengan MII sebagai pemenenang tender pengadaan GL System, implementasi dilakukan dengan cepat karena tidak banyak perubahaan yang dilakukan mengingat sebelumnya Perseroan sudah menggunakan SUN GL milik PT Tunas Ridean Tbk. Selesai diimplementasikan pada laporan keuangan November 2010. 9. Divisi Teknologi Informasi berhasil menjaga uptime semua jaringan dan server sesuai dengan KPI yang ditetapkan pada awal tahun 2010. 10. High Availability diperlukan agar kelangsung perangkat-perangkat teknologi informasi berada pada taraf yang wajar dan dapat terus mendukung bisnis Perseroan. Pada akhir 2010 Divisi Teknologi Informasi membangun perangkat-perangkat yang handal dengan sistem clustering yang mampu berjalan pada saat terjadi gangguan dan tidak dapat berfungsi dengan baik. 11. Secara rutin melakukan evaluasi terhadap keamanan infrastruktur teknologi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengurangi resiko kelemahan dan kerawanan terhadap keamanan infrastruktur teknologi informasi. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi informasi yang cepat dan akurat antar cabang, Perseroan saat ini telah mengimplementasikan sistem Teknologi Informasi dengan berbasis internet web yang andal untuk keperluan proses kredit dan proses transaksi lainnya secara online dengan konsep single platform. Dengan adanya sistem tersebut semua transaksi termasuk untuk keperluan pengambilan keputusan oleh manajemen Perseroan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, tepat dan aman. Selain itu Perseroan telah mempunyai Disaster Recovery Center yang berlokasi di Bandung, untuk mengantisipasi adanya gangguan yang disebabkan oleh bencana alam. Tahun 2011 merupakan tahun dengan target yang lebih tinggi bagi Divisi Teknologi Informasi, karena Perseroan melakukan lanjutan pengembangan jaringan kantor cabang dan sekaligus menambah kapasitas Disaster Recovery Center menjadi 100%.
Tata Kelola Perusahaan
Di tahun 2012, Divisi Teknologi Informasi melakukan pembenahan di sisi manajemen. Pengembangan di sisi manajemen ini dilakukan untuk mendukung optimalisasi kebijakan IT yang sudah berlaku di perseroan. Berikut ini adalah pekerjaan yang telah diselesaikan Divisi Teknologi Informasi di Tahun 2013: 1. Desktop Management, Divisi Teknologi Informasi melakukan pemasangan perangkat yang mampu mengontrol terhadap semua komputer yang tersambung dalam jaringan. Perangkat ini membantu agar semua komputer di Perseroan dalam keadaan prima secara software sehingga meminimalisir gangguan yang mempengaruhi pekerjaan operasional. 2. Bandwidth Management, Divisi Teknologi Informasi melakukan pembenahan dalam memaksimalkan penggunaan bandwidth untuk seluruh Kantor Pusat dan Kantor Cabang. Pemakaian bandwidth diprioritaskan kepada hal-hal yang penting, sehingga tidak terjadi gangguan yang mempengaruhi kinerja sistem secara signifikan.
257 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Pada tahun 2011 Divisi Teknologi Informasi telah menyelesaikan beberapa pekerjaan antara lain: 1. Pengkinian Standard Operating Procedure (SOP). Beberapa hal teknis seperti Proses Backup dan pengkinian bentuk Form agar lebih efektif membantu Perseroan dalam menjalankan operasional. 2. Divisi Teknologi Informasi berhasil menambah kapasitas Disaster Recovery Center menjadi 100% sesuai denganyang ditetapkan di awal tahun 2011. 3. Pembuatan Adequate Data Warehouse, merupakan suatu sistem yang mengarsipkan dan menganalis data historis seperti data penjualan, tunggakan, dan informasi lainnya dari operasi harian. Sistem ini akan menghasilkan suatu bentuk data yang ditujukan guna kepentingan report management. 4. Upgrade Backoffice System, Divisi Teknologi Informasi berhasil mengupgrade Backoffice System menggunakan teknologi terbaru dengan tujuan memperkecil lubang keamanan yang muncul di system lama. 5. Data Recovery Test, Divisi Teknologi Informasi secara rutin melakukan Data Recovery Test dari lokasi DRC di Bandung dengan hasil yang baik. 6. Printed Matter Inventory, bekerjasama dengan Departemen General Affair dalam melakukan inventarisbarang cetakan. 7. Secara rutin melakukan evaluasi terhadap keamanan infrastruktur teknologi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengurangi resiko kelemahan dan kerawanan terhadap keamanan infrastruktur teknologi informasi.
Tata Kelola Perusahaan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
258
3. Email Management, Divisi Teknologi Informasi melakukan pemasangan perangkat yang mampu melakukan filter atas semua konten dan email yang tidak diinginkan. Tujuannya adalah agar penggunaan Email sebagai penunjang komunikasi kerja menjadi maksimal. 4. HRIS, Divisi Teknologi Informasi bekerjasama dengan Divisi HR mengimplementasikan system yang mampu menjalankan beberapa aspek pekerjaan di Divisi HR. Tujuannya adalah untuk membantu Divisi HR dalam menerapkan Employee Self Service System. Di tahun 2013, dengan target perusahaan yang naik dalam angka yang besar dibandingkan dengan tahun 2012, Divisi Teknologi Informasi mengembangkan dukungan bisnis dengan mengadopsi teknologi nirkabel (wireless technology) dan juga meng-upgrade kapasitas dari system Utama yaitu e-loan dan juga mengupdate teknologi yang digunakan agar bisa mendukung bisnis dengan baik. Beberapa pekerjaan yang telah dilakukan di tahun 2013 adalah 1. Koneksi Nirkabel di Cabang (Wireless Branch Connectivity), Divisi Teknologi Infornasi telah melakukan penggantian model jaringan komputer yang ada di cabang dari teknologi kabel menjadi teknologi nirkabel. Selain menekan biaya implementasi, teknologi nirkabel juga efektif dalam mengurangi troubleshoot jaringan komputer di cabang. Hal ini masih berlangsung hingga 2014 untuk cabang-cabang yang akan dibuka. 2. Video Conference, Divisi Teknologi Informasi telah berhasil mengembangkan dukungan bisnis dengan cara membantu komunikasi antara Head Office – Cabang dengan menggunakan aplikasi video conference dimana antara Head Office dan cabang dapat berkumunikasi tatap muka. Tujuannya untuk menambah kualitas komunikasi, dan juga membantu efisiensi dalam biaya perjalanan dinas. 3. Upgrade Infrastruktur, Divisi Teknologi Informasi melakukan beberapa upgrade infrastruktur yaitu a. Aplikasi inti e-loan mobile, Divisi Teknologi Informasi telah berhasil melakukan mengembangkan aplikasi inti pada Mobile Phone. Dengan ini penggunaan aplikasi inti semakin optomal untuk mendukung perkembangan bisnis perusahaan yang semakin besar. b. Upgrade infrastruktur jalur komunikasi cabang – Head Office yang bertujuan mendukung reliabilitas performansi aplikasi. c. Upgrade perangkat server yang bertujuan menambah performansi layanan dan juga mengganti server yang sudah berumur 5 tahun.
Tata Kelola Perusahaan
259 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Ditahun 2014, Divisi Teknologi Informasi berinisiatif mengembangkan dukungan bisnis dengan teknologi berbasis mobile dan juga berbasis web yang difokuskan untuk sistem kolaborasi. Beberapa pekerjaan yang akan dilakukan pada tahun 2014 adalah : 1. Mobile Application, Divisi Teknologi Informasi mengembangkan aplikasi yang dipadukan dengan teknologi mobile phone, geo tagging dan juga EDC (Electronic Data Capture). Ada 3 (tiga) modul utama yang akan dimplementasi di tahun 2014 yaitu Mobile Collection, Mobile Survey dan juga Mobile Marketing. Mobile Collection akan memadukan teknologi smartphone dan EDC untuk menerima pembayaran baik melalui cash maupun secara debit. Sedangkan mobile survey dan mobile marketing akan digunakan oleh Divisi Marketing dan Credit untuk melakukan entry data melalui smartphone yang tujuannya untuk mempercepat proses bisnis Perseroan. Juga dengan Mobile Application ini, aplikasi inti perusahaan dapat digunakan kapanpun dan dimanapun. 2. Sistem Pengelolaan Dokumen (Document Management System), Divisi Teknologi Informasi mengembangkan teknologi berbasis web yang membantu dalam pengelolaan dokumen untuk peningkatan produktifitas dan efisiensi pengelolaan dokumen, sehingga membantu perusahaan memiliki pengelolaan dokumen yang terorganisasi dengan baik. 3. Upgrade Reporting Services, Divisi Teknologi melakukan upgrade pada Reporting Services yang bertujuan meningkatkan performansi penyediakan data report yang lebih baik dan lebih cepat untuk analisa data dan pengambilan keputusan. 4. Upgrade Infrasuktur, Divisi Teknologi Informasi melakukan beberapa upgrade pada infrastruktur yakni : a. Upgrade perangkat Network, bertujuan untuk meningkatkan performansi aplikasi inti. b. Penambahan kapasitas perangkat Disaster Recovery Center yakni melakukan penambahan beberapa server aplikasi inti dan perangkat jaringan Inti. Tujuannya agar DRC yang dimiliki cukup memadai dan siap untuk mengoperasikan sistem informasi perusahaan jika bencana terjadi atau kerusakan pada Data Center. c. Virtualisasi Server, cara untuk melakukan efektifitas pekerjaan dan efisiensi budget, Divisi Teknologi Informasi akan melakukan virtualisasi untuk beberapa server pada Data Center maupun DRC. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pengembangan sistem serta efektifitas penggunaan sumber data dan efisiensi penggunaan budget serta penggunaan listrik.
Jaringan Kantor Cabang
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
260
Nangroe Aceh Darussalam Banda Aceh Jl. Prof. Dr. Muhammad Hasan, Desa Blang Cut, Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh Tel : (0651) 635689, 635685 Fax : (0651) 635668 Sumatera Utara Medan Jl. Iskandar Muda No. 75 Kel. Babura, Medan Baru, Medan Tel : (061) 4565895 Fax. (061) 4538781 Rantau Prapat Jl. Jend. A. Yani No 38, Rantau Prapat, Sumatera Utara Tel : (0624) 24008 – 23511 Fax : (0624) 23546 Sumatera Barat Padang JL S Parman No 236 A, Kel. Ulak Karang Barat, Kec. Padang Utara, Padang Tel : (0751) 4488970 Fax : (0751) 4488972 Bukit Tinggi Jl. Raya Bukit Tinggi - Padang Km 5 Ruko Samping Showroom Elang Perkasa Motor Kec. Banu Hampu, Kab. Agam, Sumatera Barat Tel : (0752) - 7839132 / 7839214 Fax : (0752) 7839133 Riau Pekan Baru Jl. Arifin Ahmad No 25-26 RT 003 RW 011, Komplek Platinum Bisnis Center Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru – Riau 28294 Tel : 0761-63442
Duri Jl. Hang Tuah No. 386 Kel. Balai Makam Kec. Mandau Kab. Bengkalis Riau Tel : (0765) 595155 / 082883038595 Fax : (0765) 9207 Kepulauan Riau Batam Komplek Ruko Trikarsa Ekualita Blok A Nomor 38, Kel. Sungai Panas, Kec Batam Kota. Tel : (0778) 464352 / 464354 Fax : (0778) 464356 Jambi Jambi Jl. Hayam Wuruk No.1A Rt.19 Rw.05 Kel. Jelutung, Kec. Jelutung, Jambi Tel : (0741) 7550022, 7550023, 7550024 Fax : (0741) 7550025 Muara Bungo Jl.Lintas Sudirman Rt.14 Rw.05 Kel. Batang Bungo Kec. Pasar Muara Bungo, Kab. Bungo Muara Bungo, Jambi Tel : (0747) 323782 – 23 Fax : (021) 323779 Bengkulu Bengkulu Jl. Pangeran Natadirja KM. 6,5 No. 29 RT. 02 RW. 01 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Bengkulu Tel : (0736) 347710 Fax : (0736) 347575 Sumatera Selatan Palembang Jl. Veteran Kompleks Ruko Rajawali No. 931-932 Kel. 9 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Palembang 30113 Tel : (0711) 378476, 363999, 377234 Fax : (0711) 370777
Jaringan Kantor Cabang
Lubuk Linggau Jl. Yos Sudarso RT 006 Kel. Majapahit Kec. Lubuk Linggau Timur I Lubuk Lingggau Tel : (0733) 7329631 Fax : (0733) 7329633 Lampung Bandar Lampung Jl. Pangeran Antasari No.91ABC, Kel. Kedamaian, Tanjung Karang, Lampung 35122 Tel : (0721) (0721) 772486 / 773557 / 773614 Fax : (0721) 773556 / 772487 Metro Jl. AH. Nasution No.123B Rt.25 Rw.07, Yosorejo Metro Timur, Kota Metro Lampung Tel : (0725) 7851001 / 7851002 / 7850488 Fax : (0725) 7851603 Kalianda Jl. Kesuma Bangsa No.127 Kel. Way Urang, Kec. Kalianda Tel : (0727) 322487, 323220 Fax : (0727) 322386 Tulang Bawang Jl. Lintas Timur Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya, Kec. Banjar Agung, Tulang Bawang Tel : (0726) 750570 Fax : (0726) 750647 Kotabumi Jl. Jend. Sudirman No.88-A, Kel. Tanjung Aman, Kec. Kotabumi, Lampung Utara Tel : (0724) 327947 Fax : (0724) 126124
Tanggamus Jl. A. Yani No.46A (depan BCA) Kel. PringsewuTimur Kec. Pringsewu Kab. Pringsewu, Lampung 35373 Tel : (0729) 23826 / 0828 8000 6969 / 0828 8006 6969 Fax : (0729) 22431 Bandar Jaya Jl. Proklamator RT 15 RW 06 Lingkungan III, Kelurahan Yukum Jaya, Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah Tel : (0725) 529691 Fax : (0725) 529690 Kepulauan Bangka Belitung Pangkal Pinang Jl Soekarno hatta,Ruko BB Tower Block No.7A, Kel. Bukit Besar, Kec. Girimaya Tel : (0717) 4256832, 4256830, 4256804 Fax : (0717) 4256834 Banten Cilegon Ruko Cilegon Indah Jaya Blok A II No. 5-6, Jl. Raya Cilegon-Serang, kel. Kedaleman, Kec. Cibeber Tel : (0254) 374909 / 082818931572 Fax : (0254) 397413 Serang Ruko Serang City Square Blok A No. 07, Jl. Raya Serang-Cilegon KM.3, Kel. Drangong, Kec. Taktakan Tel : 082818931561 s/d 1570 Fax : (0254) 210945 Serpong (BSD) Ruko Golden Boulevard 2 Blok W2 No. 30, Jl. Pahlawan Seribu, Kel. Lengkong Karya, kec. Serpong, Tangerang Tel : (021) 53163542 Fax : (021) 53163543
261 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Baturaja Jl. Dr Moch Matta No. 589 E Kel. Sukaraya Kec. Baturaja Timur Kab. Ogan Komering Ulu Tel : (0735) 322024 / 322026 Fax : (0735) 323717
Jaringan Kantor Cabang
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
262
Tangerang II JL. Graha Boulevard Timur, Ruko Graha Boulevard Blok D no. 19 , Sek-Graha Gading Serpong, Desa Curugsangereng, Kecamatan Kelapa Dua Tel : (021) 29418978 Fax : (021) 29418971
Kebon Jeruk Jl. Lapangan Bola Nomor 34 E, Kel. Kebon Jeruk, Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Barat Tel : (021) 53679054 / 53 Fax : (021) 53654815
DKI Jakarta Pecenongan Jl. Sukardjo Wirjo Pranoto No.2/6, Kel. Kebon Kelapa, Kec. Gambir Jakarta Pusat Tel : (021) 3847288 Fax : (021) 3808939
Duren Tiga Jl.Duren Tiga , Nomor 29 A-B, RT 005 / RW 001, Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran Tel : (021) 79195795 / 79195796
Kelapa Gading Jl. Boulevard Barat Raya, Ruko Inkopal Blok C No.63A, Kel. Kelapa Gading Barat, Kec. Kelapa Gading Telp : (021) 45859263-65 / 45851153 Fax : (0721) 45851157 Matraman Jl. Jatinegara Timur No. 37 RT 008 RW 04, Kelurahan Balimester, Kecamatan Jatinegara. Jakarta Timur Tel : (021) 85917920/21/22/23 Fax : (021) 8519721 Tanjung Duren Jl. Tanjung Duren Utara I Blok B No. 7, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan Jakarta Barat Tel : (021) 55791847/55791561 Fax : (021) 55791562 Fatmawati Jl. RS. Fatmawati, Komplek Pertokoan Duta Mas Blok A1/43, Kel. Cipete Utara, Kec. Kebayoran Baru Jakarta Selatan Tel : (021) 72780653 / 72796880 Fax : (021) 72780656 / 72780657
Mangga Dua Gedung WTC Mangga Dua Lantai 4 Blok AL 001 s/d Blok AL003, Jl. Mangga Dua Raya Nomor 8 Tel : (021) 29986250/51/52 Fax : (021) 29986253 Jawa Barat Cibubur Ruko Cibubur Time Square Jl. Transyogi Alternatif Cibubur Blok B4 No. 21 Jatikarya, Jati Sampurna Kota Bekasi, Jawa Barat Tel : (021) 84300687 Fax : (021) 84300667 Bekasi Jl. Ahmad Yani, Sentra Niaga Kalimalang, Ruko Mutiara Bekasi, Blok B No. 20-21, Kel. Kayuringin Jaya Tel : (021) 88961122 / 88961110 Fax : (021) 88964896 Pondok Gede Pondok Gede Plaza Blok A Nomor 34, Jatiwaringin, Kecamatan Pondok Gede Bekasi Tel : (021) 84978710 / 84978731 Fax : (021) 84978733
Jaringan Kantor Cabang
Depok Jl Margonda Raya No.88 Rukan Depok Mall Blok B No.50, Kemirimuka Beji Depok Tel : (021) 7756733 / 7758948 / 7759144 Fax : (021) 7756762 Bogor JL. Siliwangi No.60B - 1 Bogor 16720 Tel : (0251) 8371118 / 8370195 Fax : (0251) 8332874 Sukabumi Jl. Otto Iskandar Dinata Nomor 80, Kelurahan Citamiang, Kecamatan Citamiang Tel : (0266) 6247458 – 62449541 Fax : (0266) 6249245 Bandung 1 Kopo Plaza Kav. C10 – 11 Jl. Peta Lingkar Selatan Bandung 40232 Tel : (022) 6040119, 6040120 Fax : (022) 6074550 Bandung 2 Jl. Karapitan Nomor 106 B, Kel. Cikawao, Kec. Lengkong Tel : (022) 4219029, 4219039 Fax : (022) 4209829 Tasikmalaya Ruko Tasik Indah Plaza No.29 Jl.H.Z.Mustofa Tasikmalaya 46115 Tel : (0265) 344905, 344906 Fax : (0265) 344844
Cirebon Ruko Kesambi Regency No. 4, Jl. Raya Kesambi, Kel. Kesambi, Kec. Kesambi, Cirebon 45134 Tel : (0231) 210285 Fax : (0231) 210280 Jawa Tengah Tegal Ruko Komp. Nirmala Square Blok D/2, Jl. Yos Sudarso Tel : (0283) 324066 Fax : (0283) 340113 Purwokerto Ruko Eks IAIN Jl. M.T. Haryono Nomor 3A-4A Pasar Wage, Purwokerto Tel : (0281) 642645 Fax : (0281) 642646 Semarang Ruko Mataram Plaza Blok E No.1 JL. MT. Haryono No.427-429 Semarang, Jawa Tengah Tel : (024) 3589007 / 3589008 Fax : (024) 3587168 Solo Ruko Adi Sucipto Jl. Adi Sucipto 67, RT 003 / RW 11 Kel. Kerten, Kec. Laweyan, Solo Tel : (0271) 738989 / 723557 Fax : (0271) 735038 Kudus Jl. Raden Agil Kusumadya No. 32, Ruko No.8 RT/RW 002/001, Desa Jati Kulon, Kec. Jati Tel : (0291) 4252070 / 4252037 / 4252072 Fax : (0291) 4252071
263 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Karawang Ruko Arcadia Blok XII-A, Kavling D 2-3, Galuh Mas, Kel. Sukaharja, Kec. Telukjambe Tel : (0267) 8457294 Fax : (0267) 8457295
Jaringan Kantor Cabang
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
264
Magelang Ruko Grand Viko No. 12A, Jl Soekarno Hatta, Kel. Rejowinangun utara, Kec. Magelang Tengah, Magelang - Jawa Tengah Tel : (0293) 312406 / 3218686 Fax : (0293) 310536
Madiun Jl Mayjend Panjaitan Blok A2, Perum Gading Indah, Kel. Pandean, Kec. Taman Tel : (0351) 473176, 476198, 476298 / 08283010067 Fax : (0351) 473123
Daerah Istimewa Yogyakarta Ruko Permai Monjali No. 4, Jl. Monjali No.132, Kel. Sinduadi, Kec. Mlati Tel : (0274) 6415667 / 6415701 Fax : (0274) 6415702
Tuban Jl. Diponegoro No. 34 C, Kel. Latsari, Kec. Tuban, Tel : (0356) 326381 Fax : (0356) 325289
Jawa Timur Surabaya 1 Jl. Karimun Jawa Kav.09 Ruko Permata Gubeng, Surabaya 60281 Tel : (031) 5038000 Fax : (031) 5039000
Bali Denpasar JJl. Buluh Indah No. 53 kav. 1, Kel. Pemecutan Kaja, Kec. Denpasar Utara, Bali 80118 Tel : (0361) 8469898 / 93-96
Surabaya 2 Ruko Raya Jemursari No.218-218A, Kel. Sidoresmo, Kec. Wonocolo Tel : (031) 8497227, 8419242, 8418775 Fax : (031) 8414448 Malang Jl. Letjen Soetoyo No. 55 Tel : (0341) 486432 Fax : (0341) 486429 Kediri Jl. Kawi, Ruko Mojoroto Indah Kav. 20, Kel. Mojoroto, Kec. Mojoroto Tel : (0354) 779239 Fax : (0354) 780911 Jember Ruko Gajah Mada Square A9, Jl. Gajah Mada No.187, Kel. Kaliwates, Kec. Kaliwates Tel : (0331) 425959, 426969 Fax : (0331) 483939
Gianyar Jl. Airlangga No.15 C, Kel. Gianyar, Kec. Gianyar Tel : (0361) 944478 / 944480 / 944488 Fax : (0361) 941055 Nusa Tenggara Barat Mataram Jl. Panca Usaha No 9X Kel. Cilinaya Kec. Cakranegara Tel : (0370) 645277, 637100 Fax : (0370) 645177 Kalimantan Barat Pontianak Komplek Sentra Bisnis Ahmad Yani Mega Mall Blok B No. 23, Kel. Benua Melayu Darat, Kec. Pontianak selatan Tel : (0561) 6655718 Fax : (0561) 761195
Jaringan Kantor Cabang
Sulawesi Selatan Makassar Jl. Veteran Selatan No. 311 (135B), Kel. Mamajang Dalam, Kec. Mamajang Tel : (0411) 832789 / 832567 Fax : (0411) 832678
Tanjung Jl. Jaksa Agung Suprapto No.74, RT 15, depan Rutan Tanjung, Kel. Tanjung, Kec. Tajung
Parepare Jl. Sultan Hasanuddin No. 16 A, Kelurahan Ujung Sabang, Kecamatan Ujung Tel : (0421) 28622 / 28623 / 28652 Fax : (0421) 28607
Banjarbaru Jl. Jend. A.Yani KM.35 Ruko Fortuna No.48 RT 005/RW 001, Kel. Gunung Paikat, Kec. Banjarbaru Selatan Tel : (0511) 4772067 Fax : (0511) 4772063 Kalimantan Tengah Palangkaraya Jl. Cilik Riwut Km. 3, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya Tel : (0536) 3224277 / 085246600022 / 087858566000 Kalimantan Timur Samarinda Jl. Wahid Hasyim No. 26 C RT. 011 Kel. Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara Balikpapan Jl. RUhui Rahayu RT.101 No.140 Ringroad Balikpapan Tel : (0542) 8860743 / 8860744 Tarakan Jl Yos sudarso Rt. 14 no 5 Kel selumit pantai Tarakan Tel : (0551) 2029620 / 2029621 / 2029625
Sulawesi Tenggara Kendari Kompleks Senapati Land Blok A8 No. 14, Jl. Brigjend M. Yunus By Pass Kendari, Kel. Bende, Kec. Kadia Tel : (0401) 3135093 / 3135094 Fax : 0401 – 3135085 Sulawesi Utara Menado Jl. Pierre Tendean Boulevard, Komp. Ruko Marina M. Walk Blok RB No. 49, Kel. Titiwungen Selatan, Kec. Sario Tel : (0431) 8820200 / 8880364 Sulawesi Tengah Palu Jl. Emmy Saelan Nomor 38, Kel. Tatura Utara, Kec. Palu Selatan Tel : (0451) 454139 / 0454129 Fax : (0451) 454806 Gorontalo Gorontalo Jl. Nani Wartabone, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kecamatan Kota Timur No. 131 Tel : (0435) 822314 / 822315 Fax : (0435) 822315
265 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Kalimantan Selatan Banjarmasin Jl Simpang sultan adam , komp ruko STIHSA no 3, Sungai Andai, Banjarmasin Tel : (0511) 4315662 Fax : (0511) 4315663
Peta Jaringan Kantor Cabang
266 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Banda Aceh
Medan
Tarakan
Rantau Prapat Duri
Batam
Pontianak
Samarinda Balikpapan
Pekanbaru Bukittinggi Padang
Jambi Pangkal Pinang
Muara Bungo Lubuklinggau Palangkarya
Bengkulu Palembang Baturaja Bandar Jaya Lampung Serang
Cilegon Tanjung Tangerang Tasikmalaya Banjarmasin Jakarta Madiun Bekasi Cirebon Semarang TubanSurabaya
Depok Bogor Tegal Sukabumi Bandung
Jember
Gianyar
Solo Yogyakarta Magelang Kudus Malang Purwokerto Denpasar Kediri Mataram
Peta Jaringan Kantor Cabang
Palu
Gorontalo Manado
Kendari
Makassar
Parepare
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
267
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2013 PT Mandiri Tunas Finance Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Mandiri Tunas Finance tahun 2013 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan. Demikian penyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Dewan Komisaris
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
268
Anton Setiawan Komisaris Utama
Sarastri Baskoro
Hanifah Purnama
Komisaris
Komisaris Independen
Direksi
Ignatius Susatyo Wijoyo Direktur Utama
Anton Herdianto Direktur
Harjanto Tjitohardjojo Direktur
Halaman ini sengaja dikosongkan PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
269
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Laporan Keuangan
270
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
271
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013 272
Halaman ini sengaja dikosongkan
PT Mandiri Tunas Finance Laporan keuangan beserta laporan auditor independen tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 3 1 Desember 2 0 1 3 dan 2 0 1 2 / Financial statements with independent auditors’ report years ended 31 December 2013 and 2012
The original financial statements included herein are in Indonesian language
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN KEUANGAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
PT MANDIRI TUNAS FINANCE FINANCIAL STATEMENTS WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT YEARS ENDED 31 DECEMBER 2013 AND 2012
Daftar Isi
Table of Contents Halaman/ Page
Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Posisi Keuangan..............................................
1-2
.................................. Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif .................................
3
......................... Statements of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas ..........................................
4
.................................. Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas ..........................................................
5-6
............................................ Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan ...................................
7-89
............................... Notes to the Financial Statements
**************************
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 December 2013, 2012 and 1 January 2012/31 December 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2013
1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ December 2011
2012
ASET Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Pihak ketiga Pihak berelasi Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
ASSETS 2c,2d,2e,2q, 4,24a,25,26
191.239
165.770
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
Tagihan kelebihan pajak Aset pajak tangguhan Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp35.858, Rp25.727 dan Rp21.701 pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 1 Januari 2012) Aset lain-lain TOTAL ASET
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Third parties Related parties
2c,2f,5,25, 26,27,31 2q,5,24a
2h
4.639.163 5.738
3.803.196 5.197
3.110.816 5.876
4.644.901
3.808.393
3.116.692
(133.356)
(90.777)
4.511.545 Investasi neto dalam sewa pembiayaan Pihak ketiga
235.375
3.717.616
(62.992) 3.053.700
2c,2g,6, 25,26 619.691 2h
329.447
(7.537)
(1.767)
38.983 (197)
612.154
327.680
38.786
27.546 223.185
11.484 111.373
9.827 140.004
250.731
122.857
149.831
2c,7,25,26 2q,7,24a,31
2h
(813)
(1.195)
Net investment in financial leases Third parties Less: allowance for impairment losses
Other receivables Third parties Related parties Less: allowance for impairment losses
249.918
121.878
148.636
-
1.926
1.926
Claim for tax refund
7.737
4.570
1.901
Deferred tax assets
8a 2k,8d
(979)
Less: allowance for impairment losses
2j,9
44.006
27.861
20.914
Fixed assets (net of accumulated depreciation of Rp35,858, Rp25,727 and Rp21,701 as of 31 December 2013, 2012 and 1 January 2012)
2c,2i,2q,10, 24a,25,26
22.863
20.825
15.127
Other assets
5.639.462
4.388.126
3.516.365
TOTAL ASSETS
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements taken as a whole. 1
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 31 Desember 2013 dan 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued) 31 December 2013 and 2012 and 1 January 2012/31 December 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2013
1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ December 2011
2012
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
Utang usaha
2c,11,25,26
260.798
292.264
114.533
Trade payables
Utang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi
2c,12,25,26 2q,12,24b,26
27.532 134.905
19.960 46.550
16.186 27.054
Other payables Third parties Related parties
Utang pajak kini
2k,8b
15.833
15.745
8.169
Current tax liabilities
2c,13,25,26
65.711
38.288
35.534
Accrued expenses
1.937.305 1.318.522
1.680.501 1.023.635
1.357.177 429.257
Bank loans Third parties Related parties
3.255.827 (14.764)
2.704.136 (14.136)
1.786.434 (10.597)
3.241.063
2.690.000
1.775.837
839.000 361.000
597.000 155.000
1.017.000 108.000
1.200.000 (3.265)
752.000 (2.200)
1.125.000 (2.589)
1.196.735
749.800
1.122.411
9.091
6.554
4.224
Employee benefits obligation
4.951.668
3.859.161
3.103.948
TOTAL LIABILITIES
Beban yang masih harus dibayar Pinjaman bank Pihak ketiga Pihak berelasi
2c,14, 25,26,27 2q,14,24b
Biaya provisi yang belum diamortisasi
Surat berharga yang diterbitkan Pihak ketiga Pihak berelasi
2c,2p, 15,25,26 2q,15,24b
Beban emisi yang belum diamortisasi
Liabilitas imbalan kerja karyawan
2l,16
TOTAL LIABILITAS EKUITAS
Saldo laba Sudah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya TOTAL EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Securities issued Third parties Related parties Unamortized issuance cost
EQUITY
Modal saham Modal dasar - 10.000.000.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp100 (nilai penuh) per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 2.500.000.000 lembar saham
Unamortized provision cost
2m,17
250.000
250.000
250.000
Share capital Authorized capital 10,000,000,000 ordinary shares with a par value of Rp100 (full amount) per share Issued and fully paid up capital - 2,500,000,000 ordinary shares
18
50.000 387.794
50.000 228.965
37.500 124.917
Retained earnings Appropriated Unappropriated
687.794
528.965
412.417
TOTAL EQUITY
5.639.462
4.388.126
3.516.365
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements taken as a whole. 2
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Bunga Lain-lain - neto
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2013
2r 2q,19a,24c 19b 2q,19c,24c 19d
Total pendapatan
2012
859.887 59.897 7.026 239.386
637.822 16.514 6.626 180.107
REVENUE Consumer financing Financial leases Interest Others - net
1.166.196
841.069
Total revenue
BEBAN Beban keuangan Gaji dan tunjangan
2r 2q,20,24d 2q,21,24d
(443.492) (179.317)
(312.904) (138.568)
Beban umum dan administrasi Penyisihan kerugian penurunan nilai: Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Piutang lain-lain
2q,22,24d
(149.541)
(112.577)
2c,2h,5 2c,2h,6 2c,2h,7
(150.153) (6.756) 166
(120.117) (1.570) 216
EXPENSES Financial Charges Salaries and benefits General and administration expenses Provision for impairment losses: Consumer financing Financial leases Other receivables
(929.093)
(685.520)
Total expenses
237.103
155.549
(60.791)
(39.001)
176.312
116.548
INCOME FOR THE YEAR
-
-
Other comprehensive Income
176.312
116.548
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
71
47
BASIC EARNINGS PER SHARE (Full amount)
Total beban
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK BEBAN PAJAK
2k,8c
LABA TAHUN BERJALAN Pendapatan komprehensif lain
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
LABA PER SAHAM DASAR (Rupiah penuh)
2o,23
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
INCOME BEFORE TAX EXPENSE TAX EXPENSE
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements taken as a whole. 3
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes Saldo 1 Januari 2012 Total laba komprehensif tahun berjalan Penyisihan untuk cadangan wajib
18
Saldo 31 Desember 2012 Total laba komprehensif tahun berjalan Pembayaran dividen kas Saldo 31 Desember 2013
2n,18
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya/ Appropriated retained earnings
Modal saham/ Share capital
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya/ Unappropriated retained earnings
Total Ekuitas/ Total Equity
250.000
37.500
124.917
412.417
-
-
116.548
116.548
-
12.500
(12.500)
250.000
50.000
-
-
250.000
50.000
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Balance 1 January 2012
-
Total comprehensive income for the year Appropriation for general reserve
228.965
528.965
Balance 31 December 2012
176.312 (17.483)
176.312 (17.483)
387.794
687.794
Total comprehensive income for the year Payment of cash dividends Balance 31 December 2013
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements taken as a whole. 4
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN ARUS KAS Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF CASH FLOWS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2013
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari konsumen: Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Bunga Pendapatan penalti Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan Premi asuransi Penerimaan atas restitusi pajak Penerimaan piutang pihak berelasi Pengeluaran kas untuk: Pembayaran fasilitas pembiayaan bersama dan penyaluran pemberian kredit without recourse Pembayaran kepada penyalur kendaraan
2012
14.434.264 282.978 6.981 36.127
11.559.023 29.614 6.451 15.360
27.790 1.058.100 1.926
25.292 613.958 -
-
1.985
Cash disbursements for: Repayments of joint financing and channeling without recourse facilities
(3.567.449)
(3.628.871)
(11.996.221)
(8.361.713)
(439.567)
(320.904)
(63.871)
(36.104)
(167.111)
(128.144)
(123.460)
(99.690)
(416.620)
(275.693)
Payments for income tax Payments for salaries and allowances Payments for general and administrative expenses Payments to insurance companies
(926.133)
(599.436)
Net cash used in operating activities
398 (27.382)
510 (13.932)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sales of fixed assets Purchases of fixed assets
(26.984)
(13.422)
Net cash used in investing activities
Pembayaran beban keuangan Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran gaji dan tunjangan Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran kepada perusahaan asuransi Kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aset tetap Pembelian aset tetap
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash received from customers: Consumer financing Financial leases Interest Late payment penalties Recovery from written-off receivables Insurance premiums Receipt from tax refund Collection of receivable from related parties
9
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Payments to car dealers Payments for financial charges
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements taken as a whole. 5
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN ARUS KAS (lanjutan) Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank Penerimaan utang obligasi Pembayaran pinjaman bank Pembayaran utang obligasi dan Medium-Term Notes Penerimaan dari Medium-Term Notes Pembayaran beban emisi surat berharga Pembayaran dividen kas
PT MANDIRI TUNAS FINANCE STATEMENTS OF CASH FLOWS (continued) Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2013
2012
5.817.487 500.000 (5.265.794)
3.823.727 (2.906.026)
(52.000)
(573.000)
18
(3.624) (17.483)
200.000 (1.448) -
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from bank loans Proceeds from bonds payable Repayment of bank loans Repayment of bonds issued and Medium-Term Notes Proceeds from Medium-Term Notes Payment of securities issuance costs Payment of cash dividends
Kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
978.586
543.253
Kenaikan/(penurunan) neto kas dan setara kas
25.469
(69.605)
Kas dan setara kas pada awal tahun
165.770
235.375
Cash and cash equivalents at begining of year
Kas dan setara kas pada akhir tahun
191.239
165.770
Cash and cash equivalents at end of year
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Net cash provided by financing activities Net increase/(decrease) in cash and cash equivalents
The accompanying notes to the Financial Statements form an integral part of these financial statements taken as a whole. 6
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM
1.
PT Mandiri Tunas Finance (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Tunas Financindo Corporation pada tanggal 17 Mei 1989 berdasarkan Akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta, No. 262. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4868.HT.01.01.TH’89 tanggal 1 Juni 1989 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989. Pada tanggal 18 Agustus 2000, Perseroan melakukan perubahan nama menjadi PT Tunas Financindo Sarana berdasarkan Akta Notaris Adam Kasdarmadji S.H., M.H., Notaris di Jakarta No. 49. Akta perubahan ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-Undangan melalui Surat Keputusan No. C-21195HT.01.04.TH2000 tanggal 22 September 2000. Pada tanggal 30 November 2007, Perseroan melakukan penyesuaian Anggaran Dasar terhadap Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Notaris Herawati, S.H., Notaris di Jakarta, No. 94. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-06708.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 12 Februari 2008. Pada tanggal 26 Juni 2009, Perseroan mengubah nama Perseroan menjadi PT Mandiri Tunas Finance berdasarkan perubahan Anggaran Dasar sesuai dengan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi., Notaris di Jakarta, No. 181. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dengan Akta, No. 38 tanggal 21 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan penghapusan satu ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Perubahan ini telah diterima dan dicatatkan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-24971 tanggal 3 Agustus 2011. Perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang terakhir dilakukan pada tanggal 6 Februari 2012, sebagaimana ternyata dalam Akta No. 01 yang dibuat oleh Emi Susilowati, S.H., Notaris di Jakarta, yang penerimaan pemberitahuan perubahan data Perseroannya telah diterima dan dicatat di dalam database sistem administrasi Badan Hukum di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-20323 tanggal 6 Juni 2012.
GENERAL INFORMATION PT Mandiri Tunas Finance (the “Company”) was incorporated with the name of PT Tunas Financindo Corporation on 17 May 1989 based on Notarial Deed of Misahardi Wilamarta, S.H., Notary in Jakarta, No. 262. The Company’s Articles of Association were approved by the Ministry of Justice in its Decision Letter No. C2-4868.HT.01.01.TH’89 dated 1 June 1989 and were published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 57, Supplement No. 1369 dated 18 July 1989. On 18 August 2000, the Company changed its name to PT Tunas Financindo Sarana based on Notarial Deed of Adam Kasdarmadji S.H., M.H., Notary in Jakarta No. 49. This deed was approved by the Minister of Law and Regulation in its Decision Letter No. C21195HT.01.04.TH2000 dated 22 September 2000. On 30 November 2007, The Company complied its Articles of Association to The Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Company based on Notarial Deed Herawati, S.H., Notary in Jakarta, No. 94. This Deed approved by Minister of Law and Human Rights in Decision Letter No. AHU-06708.AH.01.02.Tahun 2008 dated 12 Februari 2008. On 26 June 2009, the Company changed its name to PT Mandiri Tunas Finance based on the amendment of the Articles of Association by the Notarial Deed of Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi., Notary in Jakarta, No. 181. The Articles of Association have been amended from time to time, the latest amendment by the Deed of No. 38 dated 21 June 2011 made before Emi Susilowati S.H., Notary in Jakarta, concerning the removal of one clause in the Company’s Articles of Association. This deed was approved by the Minister of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-AH.01.10-24971 dated 3 August 2011. The latest change in the composition of the Board of Commissioners and Directors as stated on the Deed No. 01 dated 6 February 2012, was made before Emi Susilowati, S.H., Notary in Jakarta, which the notification receipt of the change in corporate data has been received and recorded in the database administration system of legal entity in the Ministry of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-20323 dated 6 June 2012.
7
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
1.
GENERAL INFORMATION (continued)
Kegiatan komersial Perseroan dimulai pada tahun 1989. Perseroan memperoleh ijin usaha sebagai Perseroan pembiayaan dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. 1021/KMK.013/1989 tanggal 7 September 1989, sebagaimana diubah dengan Surat Keputusan No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001 dan terakhir diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP352/KM.10/2009 tanggal 29 September 2009. Saat ini, Perseroan bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha.
The Company commenced commercial activities in 1989. The Company obtained a business license to operate in leasing, factoring and consumer financing from the Ministry of Finance in its Decision Letter No. 1021/KMK.013/1989 dated 7 September 1989, as amended by the Decision Letter No. 54/KMK.013/1992 dated 15 January 1992 and No. 19/KMK.017/2001 dated 19 January 2001 and the latest amendment by the Ministry of Finance Decision Letter No. KEP-352/KM.10/2009 dated 29 September 2009. Currently, the Company is engaged in consumer financing activities and finance lease.
Perseroan berdomisili di Jakarta Pusat dan mempunyai 77 kantor cabang yang berlokasi di beberapa tempat di Indonesia.
The Company is domiciled in Central Jakarta and has 77 branches throughout Indonesia.
Pada tanggal 6 Februari 2009, PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama mengalihkan kepemilikan sahamnya di Perseroan sejumlah masing-masing 650.000.000 lembar saham dan 625.000.000 lembar saham atau sebesar 51% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M., No. 8 tanggal 6 Februari 2009.
On 6 February 2009, PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama have transferred their ownership in the Company amounting to 650,000,000 shares and 625,000,000 shares, respectively, representing 51% of total issued and fully paid-up shares, to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. by the Notarial Deed of Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M., No. 8 dated 6 February 2009.
Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance ke Bursa Efek Indonesia sebagai berikut:
The Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds on the Indonesian Stock Exchange as follows:
Obligasi/Bonds
Tanggal terbit/Issue date
Nilai nominal/Nominal value
I II III IV V VI Berkelanjutan I tahap I/ Continuing Bonds I Phase I
29 Mei/May 2003 22 Juni/June 2004 8 JuliJuly 2005 22 Februari/February 2007 20 Februari/February 2008 6 Mei/May 2011
500.000 350.000 350.000 600.000 600.000 600.000
5 Juni/June 2013
500.000
Pada tanggal 20 Mei 2011, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI tahun 2011 (“Obligasi VI”) ke Bursa Efek Indonesia. Penerbitan Obligasi VI tahun 2011 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 29 tanggal 25 Februari 2011 jo. Add.1 No. 7 tanggal 5 April 2011, jo. Add II No. 16 tanggal 11 April 2011, jo. Add III No. 1 tanggal 2 Mei 2011 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi VI.
On 20 May 2011, the Company issued and registered Bonds Mandiri Tunas Finance VI (“Bonds VI”) on Indonesia Stock Exchange. The issuance of Bonds VI 2011 and Trusteeship Agreements No. 29 dated 25 February 2011 jo. Add.1 No. 7 dated 5 April 2011, jo. Add II No. 16 dated 11 April 2011, jo. Add III No. 1 dated 2 Mei 2011 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Bonds VI holders.
8
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
1.
GENERAL INFORMATION (continued)
Pada tanggal 7 Juni 2013, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2013 (”Obligasi Berkelanjutan”) ke Bursa Efek Indonesia. Penerbitan Obligasi Berkelanjutan ini serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan No. 29 tanggal 22 Maret 2013, jo. Addendum I No. 61 tanggal 17 April 2013, jo Addendum II No. 47 tanggal 20 Mei 2013 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi Berkelanjutan.
On 7 June 2013, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013 (“Continuing Bonds I”) on the Indonesia Stock Exchange. The issuance of Bonds VI 2011 and Trusteeship Agreements No. 29 dated 22 March 2013 jo. Add. I No. 61 dated 17 April 2013, jo. Add II No. 47 dated 20 May 2013 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Continuing Bonds.
Lihat Catatan 15a untuk rincian utang obligasi.
Refer to Note 15a for details of bonds payable.
Pada tanggal 18 November 2009, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Penerbitan MTN Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 13 tanggal 18 November 2009 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang MTN.
On 18 November 2009, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance I 2009 on Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). The issuance of MTN Mandiri Tunas Finance I 2009 and Trusteeship Agreement No. 13 dated 18 November 2009 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the Trustee for the MTN holders.
Pada tanggal 16 Februari 2010, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance II tahun 2010 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Penerbitan MTN MTF II tahun 2010 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 05 tanggal 16 Februari 2010 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang MTN.
On 16 February 2010, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance II 2010 in Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). The issuance of MTN MTF II 2010 and Trusteeship Agreements No. 05 dated 16 February 2010 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the Trustee for the MTN holders.
Pada tanggal 24 Januari 2012, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III tahun 2012 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Penerbitan MTN MTF III tahun 2012 serta Penunjukan agen pemantau dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 09 tanggal 24 Januari 2012 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku agen pemantau pemegang MTN pertama.
On 24 Januari 2012, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III 2012 in Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). The issuance of MTN MTF III 2012 and the appointment of monitoring agent No. 09 dated 24 Januari 2012 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the monitoring agent for the first MTN holders.
Lihat Catatan 15b untuk rincian MTN.
Refer to Note 15b for details of the MTN.
9
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INFORMASI UMUM (lanjutan)
1.
Susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The members of the Company`s Board of Commissioners, Directors and Audit Committee as of 31 December 2013 and 2012 are as follows:
2013 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
GENERAL INFORMATION (continued)
2012
Anton Setiawan Sarastri Baskoro Hanifah Purnama
Anton Setiawan Sarastri Baskoro Hanifah Purnama
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Komite Audit Ketua Anggota Anggota
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Independent Commissioner Directors
Ignatius Susatyo Ignatius Susatyo Wijoyo Wijoyo Anton Herdianto Anton Herdianto Harjanto Tjitohardjojo Harjanto Tjitohardjojo Hanifah Purnama Sunardi Edirianto Rodion Wikanto Njotowidjojo
Hanifah Purnama Sunardi Edirianto Rodion Wikanto Njotowidjojo
President Director Director Director Audit Committee Chairman Member Member
Pembentukan Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.5.
Establishment of the Company’s Audit Committe in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.5.
Sekretaris Perusahaan Perseroan dan Kepala Divisi Audit Internal Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The Company’s Corporate Secretary and the Head of Internal Audit Division as of 31 December 2013 and 2012 are as follows:
2013 Sekretaris Perusahaan Kepala Divisi Audit Internal
2012
Hengki Heriandono Saiful Huda
Hengki Heriandono Pandji Satrijo Dewandaru
Corporate Secretary Head of Internal Audit Division
Pembentukan Sekretaris Perusahaan Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.
Establishment of the Company’s Corporate Secretary is in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.4 Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-63/PM/1996 dated 17 January 1996.
Pembentukan Divisi Audit Internal Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008.
Establishment of the Company’s Internal Audit Division is in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.7 Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-496/BL/2008 dated 28 November 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perseroan memiliki 2.793 karyawan (2012: 2.371 karyawan) (tidak diaudit).
As of 31 December 2013, the Company has 2,793 employees (2012: 2,371 employees) (unaudited).
Entitas induk langsung dan entitas induk terakhir Perseroan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.
The direct and ultimate holding entity of the Company is PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, stateowned company owned by the Government of the Republic of Indonesia.
10
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI
2.
ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan akuntansi yang signifikan, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perseroan pada tanggal dan tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The significant accounting policies, applied in the preparation of the Company’s financial statements as of and years ended 31 December 2013 and 2012 were as follows:
a.
a. Statement of Compliance
Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan pada tanggal dan tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang ”Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perseroan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.
b.
The financial statements as of and years ended 31 December 2013 and 2012 have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants and the Bapepam-LK Regulation No. VIII.G.7 regarding “Emiten or Public Company’s Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated 25 June 2012.
Dasar penyusunan laporan keuangan
b. Basis of preparation of the statements
financial
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan menggunakan konsep biaya historis kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan.
The financial statements have been prepared on the accrual basis, except for the statements of cash flows, and using the historical cost concept of accounting, except as disclosed in the relevant notes herein.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman atau dibatasi penggunaannya.
The statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purposes of the statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings or restricted.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
The preparation of financial statements in conformity with Indonesian financial accounting standards requires the use of estimates and assumptions that affects: the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and the reported amounts of revenues and expenses during the reported period.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
11
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
c.
Dasar penyusunan (lanjutan)
laporan
2. keuangan
ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Basis of preparation of the statements (continued)
financial
Mata uang penyajian yang digunakan pada laporan keuangan adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional.
The presentation currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain.
Amounts in the financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah unless otherwise stated.
Aset dan liabilitas keuangan
c. Financial assets and liabilities
Aset Keuangan
Financial Assets
Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
The Company classifies its financial assets in the following categories of (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity financial assets, and (iv) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan hanya memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi aset keuangan di luar pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diungkapkan.
During the years and at the date of statement of financial position, the Company only has financial assets classified as loans and receivables. Therefore, the accounting policies related to classifications other than loans and receivables are not disclosed.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
•
yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
•
those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
•
yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
•
those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or
•
dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial, kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
•
those for which the Company may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration and receivables.
12
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
2.
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) c. Financial assets and liabilities (continued)
Aset Keuangan (lanjutan)
Financial Assets (continued)
Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan)
Loans and receivables (continued)
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan pendapatan administrasi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Loans and receivables are initially recognized at fair value plus transaction costs and administration income and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi piutang pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan, uang muka dan piutang lain-lain.
Loans and receivables consist of consumer financing receivables, net investment in finance leases, advances and other receivables.
Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai ”Pendapatan pembiayaan konsumen” dan ”Pendapatan sewa pembiayaan”.
Income from financial assets classified as loans and receivables is included in the statement of comprehensive income and is reported as “Consumer financing income” and “Financial leases income”.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, cadangan kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “penyisihan kerugian penurunan nilai”.
In the case of impairment, allowance for impairment losses is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of comprehensive income as “provision for impairment losses”.
Pengakuan
Recognition
Perseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak reguler ketika mencatat transaksi aset keuangan.
The Company uses settlement date accounting for regular way contracts when recording financial assets transactions.
Penurunan nilai dari aset keuangan
Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. Impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occured after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
13
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
2.
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) c. Financial assets and liabilities (continued)
Aset Keuangan (lanjutan)
Financial Assets (continued)
Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Impairment of financial assets (continued)
Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.
Significant financial difficulties of the debtors, probability that the debtors will enter bankruptcy and default or delinquency in payments are considered as indicators that the financial assets are impaired.
Perseroan menentukan penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual, penentuan penurunan nilai dilakukan secara kolektif.
The Company assesses impairment of financial assets individually for financial assets that are individually significant, and collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perseroan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perseroan memasukkan aset keuangan tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for individually assessed financial assets, it includes the financial assets in a group of financial assets with similar credit risk characteristic and collectively assesses them for impairment. Financial assets that are individually assessed for impairment are not included in a collective assessment of impairment.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Company. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam “cadangan kerugian penurunan nilai”.
When a receivable is uncollectible, it is written off against the related allowance for impairment losses. Such receivables are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment charges relating to loans and receivables are classified into “allowance for impairment losses".
14
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
2.
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) c. Financial assets and liabilities (continued)
Aset Keuangan (lanjutan)
Financial Assets (continued)
Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Impairment of financial assets (continued)
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat piutang debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized (such as an improvement in the debtor’s receivable rating), the previously recognized impairment loss is reversed by adjusting theallowance for impairment losses. The amount of the impairment reversal is recognized in the statement of comprehensive income.
Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan, dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai.
Subsequent recoveries of receivable written off are credited to the allowance for impairment losses.
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Perseroan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company classifies its financial liabilities in the category of (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities measured at amortized cost.
Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi ini tidak diungkapkan.
During the years and at the date of statement of financial position, the Company does not have financial liabilities at fair value through profit or loss. Therefore, the accounting policies related to this classification are not disclosed.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Financial liabilities measured at amortized cost
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.
Financial liabilities at amortized cost are initially recognized at fair value plus transaction costs.
Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain utang usaha, utang lain-lain, beban bunga yang masih harus dibayar, pinjaman bank dan surat berharga yang diterbitkan.
Financial liabilities measured at amortized cost are trade payables, other payables, accrued interest expenses, bank loans and securities issued.
15
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
2.
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) c. Financial assets and liabilities (continued)
Penghentian pengakuan
Derecognition
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (if substantially all the risk and rewards were not transferred, the Company tests control to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognition). Financial liabilities are derecognized when they have been redeemed or otherwise extinguished.
Penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah dihapusbukukan. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan. Piutang pembiayaan konsumen dapat diselesaikan dengan menjual kendaraan yang dibiayai Perseroan.
Consumer financing receivables are derecognized when the receivables have been written-off. Doubtful accounts are written off when they have been overdue for more than 180 days or determined to be not collectible. The write offs of doubtful accounts do not eliminate the right to collect and hence are still to be pursued for collection continuously. Consumer financing receivables could be settled by selling their motor vehicle that financed by Company.
Perseroan menerima kendaraan dari konsumen dan membantu untuk menjual kendaraan tersebut sehingga konsumen dapat melunasi utang pembiayaan konsumennya.
The Company receives motor vehicles from customers and assist them in selling their motor vehicles so that the customers are able to settle their consumer financing payables.
Konsumen memberi kuasa kepada Perseroan untuk menjual kendaraan ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang pembiayaan konsumen bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Konsumen berhak atas selisih lebih antara nilai penjualan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen. Jika terjadi selisih kurang, kerugian yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
The customers give the right to the Company to sell the motor vehicles or take any other actions to settle the outstanding consumer financing receivables in the events of default. Customers are entitled to the positive difference between the proceeds from sale of the motor vehicles and the outstanding consumer financing receivables. If difference is negative, the resulting loss is charged to the current year statement of comprehensive income.
Jaminan kendaraan milik konsumen untuk pelunasan piutang pembiayaan konsumen, dinyatakan sebesar nilai terendah antara nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen terkait atau realisasi neto dari jaminan kendaraan milik konsumen tersebut. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi neto piutang dicatat sebagai cadangan kerugian penurunan nilai dan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Motor vehicle collaterals owned by customers for settlement of their consumer financing receivables, presented at the lower of carrying value of the related consumer financing receivables or the net realizable value of motor vehicle collaterals. The difference between the carrying value and the net realizable value of receivables is recorded as allowance for impairment losses and charged to the current year statement of comprehensive income. 16
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
2.
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) c. Financial assets and liabilities (continued)
Saling hapus
Offsetting
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perseroan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Financial assets and financial liabilities shall be offset and the net amount is presented in the statement of financial position when and only when, the Company has a legal enforceable right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or to realize the asset and settle the liability simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standard akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
Klasifikasi instrumen keuangan
Classification of financial instruments
Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
The Company classifies the financial instruments into classes that reflects the nature of information and take into account the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK No. 55 (Revisi 2011)/ Category as defined by SFAS No. 55 (Revised 2011)
Aset keuangan/ Financial assets
Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables
Golongan (ditentukan oleh Perseroan)/ Class Subgolongan/ (as determined by the Company) Subclasses Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents - Kas/Cash on hand - Kas pada bank/Cash in banks - Deposito berjangka/Time deposit Piutang pembiayaan konsumen/Consumer financing receivables Investasi neto dalam sewa pembiayaan/Net investment in financial lease Piutang lain-lain/Other receivables Aset lain-lain/Other assets - Piutang karyawan/Employee receivables - Piutang bunga/Interest receivables - Setoran dalam perjalanan/Deposit in transit - Uang muka/Advance payment
Liabilitas keuangan/ Financial liabilities
Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/Financial liabilities at amortized cost
Utang usaha/Trade payables - Utang kendaraan/Vehicle payables - Utang asuransi/Insurance payables Utang lain-lain/Other payables - Kantor pendaftaran fidusia/Fiduciary register office - Premi asuransi/Insurance premium - Pembiayaan bersama/Joint financing - Lain-lain/Others Beban bunga yang masih harus dibayar/Accrued interest expenses Pinjaman bank/Bank loans Surat berharga yang diterbitkan/Securities issued
17
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d.
e.
2.
Penjabaran mata uang asing
ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Foreign currency translation
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.
Transactions denominated in a foreign currency are translated into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. At the date of statement of financial position, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated at the exchange rates prevailing at that date.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the statements of comprehensive income.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kurs nilai tukar yang digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp12.189 (nilai penuh) (2012: Rp9.670 (nilai penuh)) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS”).
As of 31 December 2013 and 2012, the exchange rates used are the Bank Indonesia middle rate of Rp12,189 (full amount) (2012: Rp9,670 (full amount)) for 1 United States Dollar (“US Dollar”).
Kas dan setara kas
e. Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya, tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan. f.
Cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, which are not restricted and are not pledged as collateral for any borrowing and that are readily convertible to known amounts of cash which are subject to insignificant risk of changes in value.
Piutang pembiayaan konsumen
f.
Consumer financing receivables
Piutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah biayabiaya transaksi dan dikurangi yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Consumer financing receivables are recognized initially at fair value, added with directly attributable transactions costs and deducted by yield enhancing income, and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. Refer to Note 2c for the accounting policy for loans and receivables.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income at the transaction date.
18
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
2.
Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Consumer (continued)
financing
receivables
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif.
Unearned consumer financing income is the difference between total installments to be received from customers and the total financing which is recognized as income over the term of the contract using the effective interest rate.
Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan cara pengalihan kredit, melanjutkan kredit, mengangsur kembali, merubah jatuh tempo, merubah tenor dan/atau menambah down payment.
Credit restructuring can be done by over contract, asset replacement, repay back, change the due date, change the tenor and/or increase the down payment.
Pembiayaan bersama
Joint financing
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masingmasing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi komprehensif.
Joint financing receivables where the Company and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the statement of financial position. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are also presented on a net basis in the statement of comprehensive income.
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.
For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customers than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognized as the Company’s revenue and disclosed as “Consumer Financing Income”.
19
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g.
h.
2.
Investasi neto dalam sewa pembiayaan
ACCOUNTING POLICIES (continued) g. Net investment in financial leases
Investasi neto dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan di laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif.
Net investment in finance leases represent lease receivables plus the residual value at the end of the lease period and stated net of unearned lease income, security deposits and allowances for impairment losses. The difference between the gross lease receivable and the present value of the lease receivable is recognized as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to current year statement of comprehensive income based on a constant rate of return on the net investment using effective interest rates.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.
The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income.
Investasi neto dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Net investment in finance leases are classified as loans and receivables. Refer to Note 2c for the accounting policy of loans and receivables.
Cadangan kerugian penurunan nilai
h. Allowance for impairment losses
Perseroan melakukan perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai dengan menggunakan metode “incurred losses”. Lihat Catatan 2c. i.
The Company calculates the allowance for impairment losses using the incurred losses methodology. Refer to Note 2c.
Beban dibayar dimuka
i.
Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid expenses Prepaid expenses are amortized over the periods benefited using the straight-line method.
20
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
2.
Aset tetap dan penyusutan
ACCOUNTING POLICIES (continued) j.
Fixed assets and depreciation
ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomik tanah.
IFAS No. 25 prescribes that the legal cost of land rights in the form of Business Usage Rights (“Hak Guna Usaha” or “HGU”), Building Usage Right (Hak Guna Bangunan or “HGB”) and Usage Rights (“Hak Pakai” or “HP”) when the land was acquired initially are recognized as part of the cost of the land under the “Fixed Assets” account and not amortized. Meanwhile the extension or the legal renewal costs of land rights in the form of HGU, HGB and HP were recognized as part of “Deferred Charges, Net” account in the statements of financial position and were amortized over the shorter of the rights' legal life and land's economic life.
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Fixed assets are stated accumulated depreciation.
Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.
Acquisition cost covers all expenditure that is directly attributable to the acquisition of the items.
Tanah tidak disusutkan.
Land is not depreciated.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap di gunakan.
Construction in progress is stated at cost and transferred to the respective fixed asset account when completed and ready to use.
Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:
Depreciation on fixed assets other than land is calculated using the straight-line method over their estimated useful lives as follows:
Golongan
Masa manfaat (tahun)/ Useful life (years)
Bangunan Perabotan dan peralatan kantor Kendaraan Renovasi bangunan sewa
20 5 5 3-5
Aset tetap kecuali tanah dan bangunan dalam pengerjaan disusutkan sampai dengan nilai sisanya.
at
cost
less
Classsification Buildings Furniture and office equipment Vehicles Leasehold improvement
Fixed assets except land and construction in progress are depreciated to their residual value.
21
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
2.
Aset tetap dan penyusutan (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) j.
Fixed assets and depreciation (continued)
Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.
Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognized as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Company and the cost of the item can be measured reliably. Amounts in respect of replaced parts are derecognized. All other repairs and maintenance are charged to the statement of comprehensive income during the period in which they are incurred.
Nilai residu dan umur manfaat aset ditelaah dan disesuaikan, setiap tanggal laporan posisi keuangan jika diperlukan.
The assets’ residual values and useful lives are reviewed, and adjusted if appropriate, at each date of statement of financial position.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari penjualan aset tetap diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements and the resulting gain or loss on the disposal of fixed assets is recognized in the statement of comprehensive income.
Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down immediately to its recoverable amount.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
An assessment is made at each reporting period as to whether there is any incication that previously recognized impairment losses recognized may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment losess is reversed ony if there has been a change in the assumptions used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount.
Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur masa manfaatnya.
Reversal of an impairment loss is recognized in the statements of comprehensive income. After such a reversal, the depreciation charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the asset’s revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis over its remaining useful life.
22
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k.
l.
2.
Perpajakan
ACCOUNTING POLICIES (continued) k. Taxation
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognized in the statements of comprehensive income.
Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perseroan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak.
Management periodically evaluates the positions taken in tax returns with respect to situation in which applicable tax regulation is subject to interpretation. It establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities.
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is determined using the balance sheet liability method, for all temporary differences arises between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.
Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deferred tax assets arising from temporary differences can be utilized.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal have been decided.
Imbalan kerja
l.
Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Short-term employee benefits are recognized when they accrue to the employees.
Imbalan pasca-kerja
Post-employment benefits
Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).
Post-employment employee benefits, such as pensions, severance pay, service pay, and other benefits are provided in accordance with the Company’s Regulations and Labor Law No. 13/2003 (“Law 13/2003”).
23
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
2.
Imbalan kerja (lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Employee benefits (continued)
Imbalan pasca-kerja (lanjutan)
Post-employment benefits (continued)
Karena UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan pasti. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.
Since Law 13/2003 sets the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance pension plans under this Law 13/2003 represent defined benefit plans. A defined benefit plan is a pension plan that defines an amount of pension benefit to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service or compensation.
Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit.
The liability recognized in the statement of financial position in respect of defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the date of statement of financial position, together with adjustments for unrecognized actuarial gains or losses and past service cost. The present value of defined benefit obligation is calculated annually by an independent actuary using the projected unit credit method.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi Perseroan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of high quality corporate bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.
Actuarial gains and losses arise from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Past-service costs are recognized immediately in the statement of comprehensive income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortized on a straight-line method over the vesting period.
24
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
2.
Imbalan kerja (lanjutan)
l.
Termination benefits
Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perseroan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perseroan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.
Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company recognizes termination benefits when it is demonstrably committed to terminate the employment of current employment of current employees according to a detailed formal plan and the possibility to withdraw the plan is low. Benefits falling due more than 12 months after statements of financial position’s date are discounted to reflect its present value. m. Share capital
Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Ordinary shares are classified as equity.
Dividen
n. Dividends
Pembagian dividen final diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan pada tanggal dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. o.
Final dividend distributions are recognized as a liability in the financial statements at the date when the dividends are approved in the Company’s General Meeting of Shareholders.
Laba per saham
o. Earnings per share
Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. p.
Employee benefits (continued)
Pesangon pemutusan hubungan kerja
m. Saham
n.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
Earnings per share is calculated by dividing income for the year by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
Surat berharga yang diterbitkan
p. Securities issued
Surat berharga yang diterbitkan meliputi Medium Term Notes dan utang obligasi. Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan surat berharga dikurangkan dari jumlah surat berharga yang diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Securities issued consist of Medium-Term Notes and bonds payable. Securities issued are classified as financial liabilities at amortized cost. Incremental costs directly attributable to the issuance of securities are deducted from the amount of securities issued and amortized over the period of the securities issued using the effective interest rate method. Refer to Note 2c for the accounting policy of financial liabilities at amortized cost.
25
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q.
2.
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
ACCOUNTING POLICIES (continued) q. Transactions with related parties
Perseroan mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang dipakai adalah sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak Berelasi”.
The Company has transactions with related parties. The definition of related parties used is in accordance with SFAS No. 7 (Revised 2010) “Related Party Disclosures”.
Suatu pihak Perseroan jika:
The Company considers the following as its related parties:
a.
b.
dianggap
berelasi
dengan
Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (iii) merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
a.
suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya). (ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). (iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. (iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. (v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). (vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
b.
a person or a close member of that person's family is related to a reporting entity if that person: (i) has control or joint control of the reporting entity; (ii)
has significant influence over the reporting entity; or (iii) is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity. an entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: (i)
(ii)
the entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others). one entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).
(iii) Both entities are joint ventures of the same third party. (iv) one entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity. (v)
the entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.
(vi) the entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a). (vii) a person identified in (a)(i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity). 26
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q.
Transaksi (lanjutan)
dengan
pihak-pihak
2. berelasi
ACCOUNTING POLICIES (continued) q. Transactions (continued)
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan di catatan atas laporan keuangan. r.
with
related
parties
All transactions with related parties are disclosed in the notes to the financial statements.
Pengakuan pendapatan dan beban
r.
Income and expense recognition
Pendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan serta beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.
Income from consumer financing and finance leases and expense for all interest bearing financial instruments are recognized over the term of the respective contracts using the effective interest rate method.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
The effective interest method is a method of calculating the amortized cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability.
Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perseroan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup biaya transaksi dan pendapatan administrasi.
When calculating the effective interest rate, the Company estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but does not consider future credit losses. These calculations include transaction costs and administration income.
Pendapatan bunga bank dan denda keterlambatan pembayaran diakui pada saat terjadinya. Pendapatan bunga bank disajikan secara bruto pada laporan laba rugi komprehensif.
Interest income and late payment penalties are recognized upon receipt. Interest income is presented on a gross basis in the statements of comprehensive income.
Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya, menggunakan dasar akrual.
Income and expense are recognized as incurred on an accrual basis.
27
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) s.
2.
Segmen Operasi Sebuah segmen operasi komponen dari entitas:
s. Operating Segment adalah
suatu
An operating segment is a component of entity which:
i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); ii. hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan, iii. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
3.
ACCOUNTING POLICIES (continued)
i.
ii.
iii.
involves with business activities to generate income and expenses (including income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity); operation result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; and, separate financial information is available.
Perseroan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perseroan adalah Direksi.
The Company presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is the Board of Directors.
Segmen operasi Perseroan disajikan berdasarkan segmen usaha yang terdiri dari: fleet dan retail (lihat Catatan 28).
The Company discloses the operating segment based on business segment that consists of fleet and retail (refer to Note 28).
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING
3.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS
ESTIMATES
AND
Penyusunan laporan keuangan Perseroan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan.
The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period.
Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.
Pertimbangan
Judgments
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perseroan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:
The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:
28
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)
3.
CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS (continued)
ESTIMATES
AND
Pertimbangan (lanjutan)
Judgments (continued)
Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan
Classification of Financial Assets and Financial Liabilities
Perseroan menetapkan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perseroan seperti diungkapkan pada Catatan 2c.
The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2c.
Sumber utama ketidakpastian estimasi
Source of uncertainty in estimates
a.
a.
b.
Cadangan kerugian penurunan nilai
Allowance for impairment losses
Perseroan melakukan review atas piutang yang diberikan pada setiap tanggal laporan untuk melakukan penilaian atas cadangan penurunan nilai yang telah dicatat. Justifikasi manajemen diperlukan dalam menentukan tingkat cadangan yang dibutuhkan.
The Company reviews its receivables at reporting date to evaluate the allowance for impairment losses. Management’s judgment is applied in the estimation when determining the level of allowance required.
Perseroan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan, dimana evaluasi dilakukan berdasarkan data kerugian historis (lihat Catatan 2c).
The Company estimates the collective impairment allowance for its consumer financing receivables and net investment in financial leases based on historical loss experience (refer to Note 2c).
Imbalan pasca kerja
b.
Imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial. Perhitungan aktuaria menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat liabilitas imbalan pasca kerja (lihat Catatan 2l).
Post-employment benefits Post-employment benefits are determined based on actuarial valuation. The actuarial valuation involves making assumptions about discount rate, expected rate of return, on investments, future salary increases, mortality rate, resignation rate and others. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of post-employment benefits obligations (refer to Note 2l).
29
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS
4. 2013
2012
12.929
Kas
CASH AND CASH EQUIVALENTS
18.960
Kas pada bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Mega Tbk. The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank UOB Indonesia PT Bank Commonwealth Indonesia Bank of China Limited PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank Bukopin Tbk. Standard Chartered Bank, Jakarta
Dolar AS Standard Chartered Bank, Jakarta Pihak berelasi Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank DKI PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Cash in banks
9.083 1.468
37.558 1.639
816 149
506 95
64 45 31 26 22 21 14 11 -
57 37 23 2.485 42 11 1
11.750
42.454
50
42
64.845 50.127
49.258 100
876
4.215
549 48
669 30
44
21
116.489
54.293
Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah PT Bank Mega Tbk. Pihak Berelasi Rupiah PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Cash on hand
Third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Mega Tbk. The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank UOB Indonesia Bank Commonwealth Indonesia Bank of China Limited PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank Bukopin Tbk. Standard Chartered Bank, Jakarta
US Dollars Standard Chartered Bank, Jakarta Related parties Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank DKI PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Time deposit
18
18
50.000
50.000
3
3
50.003
50.003
191.239
165.770
30
Third parties Rupiah PT Bank Mega Tbk. Related Parties Rupiah PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
4.
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
Tingkat suku bunga deposito berjangka dan giro dalam mata uang Rupiah untuk tahun 2013 dan 2012 berkisar sebagai berikut:
The interest rates for time deposits and current accounts for the years ended 2013 and 2012 were as follows:
2013 Deposito Giro
5.
2012
4,25% - 9,25% 0,00% - 6,25%
4,25% - 7,00% 0,00% - 5,00%
Time deposits Current accounts
Penempatan deposito pada PT Bank Sinar Harapan Bali sebesar Rp50.000 adalah penempatan atas dana hasil usaha yang berasal dari laba neto perseroan seperti yang dipersyaratkan oleh UndangUndang No. 40 pasal 70 tentang “Perseroan terbatas” yaitu kewajiban perseroan untuk melakukan pencadangan atas jumlah tertentu dari laba neto setiap tahun.
Placement of time deposit at PT Bank Sinar Harapan Bali amounting to Rp50,000 represent the placement of the funds derived from the Company’s net income as required by Law No. 40 article. 70 concerning “Limited Liability companies” whereby the Company shall make a provision for a certain amount of the net income each year.
Lihat Catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 24a for details of balances and transaction with related parties.
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
2013 Piutang pembiayaan konsumen bruto:
17.850.410
5.
2012 13.134.239
CONSUMER FINANCING RECEIVABLES 1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ December 2011 9.975.883
Dikurangi: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan penyaluran pemberian kredit without recourse - bruto: Rupiah Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang pembiayaan konsumen bruto: Pembiayaan sendiri
Less: Joint financing and channeling without recourse - gross:
(11.858.993)
5.991.417
(8.321.347)
4.812.892
(295) (6.077.326)
3.898.262
Dikurangi: Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui: Rupiah Pihak ketiga
Rupiah Third parties Related parties Consumer financing receivables - gross: Direct financing Less: Unearned income on consumer financing:
(2.842.296)
(2.020.450)
(1.654.648)
Dikurangi: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan penyaluran pemberian kredit without recourse - bruto: Rupiah Pihak ketiga Pihak berelasi
Consumer financing receivables - gross:
Rupiah Third parties Less: Joint financing and channeling without recourse - gross:
1.495.780
1.015.951
31
17 873.061
Rupiah Third parties Related parties
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
2013 Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui: Pembiayaan sendiri Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Neto
5.
FINANCING
RECEIVABLES
1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ December 2011
2012
(1.346.516)
CONSUMER (continued)
(1.004.499)
(781.570)
Unearned income on consumer financing: Direct financing Less:
(133.356) 4.511.545
(90.777) 3.717.616
(62.992) 3.053.700
Allowance for impairment losses Net
Seluruh kontrak pembiayaan yang disalurkan Perseroan adalah untuk kendaraan bermotor.
All consumer financing contracts provided by Company are for motor vehicles.
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 60 bulan.
The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 60 months.
Angsuran dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto per 31 Desember 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 yang akan diterima dari konsumen berdasarkan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:
Installments of consumer financing receivables gross balance as of 31 December 2013, 2012 and 1 January 2012/31 December 2011 which will be received from customers based on the maturity dates are as follows:
2013 Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 dan sesudahnya
1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ December 2011
2012
7.868.722 5.640.765 3.067.720 1.273.203
6.043.192 4.348.173 2.145.918 554.038 42.918
4.351.273 3.373.532 1.769.795 445.742 35.541 -
17.850.410
13.134.239
9.975.883
Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun 2013, 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2013 Mobil Sepeda Motor
Year 2012 2013 2014 2015 2016 2017 and later
Average effective interest rates charged to customers for the years ended 2013, 2012 and 2011 were as follows: 1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ December 2011
2012 13% 24%
14% 25%
32
15% 25%
Car Motorcycle
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
5.
Analisa umur piutang pembiayaan konsumen - bruto adalah sebagai berikut:
2013
CONSUMER (continued)
FINANCING
RECEIVABLES
The aging analysis of consumer receivables - gross are as follows:
financing
1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ December 2011
2012
Belum jatuh tempo
16.763.300
12.130.107
9.226.187
Current
Lewat jatuh tempo: 1 - 90 hari 91 - 120 hari 121 - 180 hari > 180 hari
893.688 73.280 102.920 17.222
843.128 63.505 86.004 11.495
640.636 46.298 57.332 5.430
Overdue: 1 - 90 days 91 - 120 days 121 - 180 days > 180 days
17.850.410
13.134.239
9.975.883
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
2013 Saldo awal Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan piutang ragu-ragu Pemulihan kembali piutang yang telah dihapusbukukan Saldo akhir
The movements in the allowance for impairment losses are as follows: 1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ December 2011
2012
90.777 150.153 (134.864)
62.992 120.117 (117.624)
40.769 113.084 (107.599)
27.290
25.292
16.738
Beginning balance Provision made during the year Receivables written-off Recovery from receivables written-off
133.356
90.777
62.992
Ending balance
Seluruh piutang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 dievaluasi secara kolektif terhadap penurunan nilai dan Perseroan telah mencadangkan cadangan kerugian penuruan nilai.
All consumer financing receivables as of 31 December 2013, 2012 and 1 January 2012/31 December 2011 are collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.
Piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar 0,0189% dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto (2012: 0,0197%, 2011: 0,00013%).
The balance of restructured consumer financing receivables as of 31 December 2013 was 0.0189% of the consumer financing receivables balance gross (2012: 0.0197%, 2011: 0.00013%).
Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan utang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 14 dan 15 adalah sejumlah Rp3.997.095 (2012: Rp3.384.732 and 2011: Rp2.625.779).
As of 31 December 2013, total consumer financing receivables pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 14 and 15 amounted to Rp3,997,095 (2012: Rp3,384,732 and 2011: Rp2,625,779).
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang pembiayaan konsumen pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
Based on a review of the status of consumer financing receivables at the end of the year, the management is of the opinion that the allowance for impairment losses is sufficient to cover any possible losses from uncollectible consumer financing receivables.
33
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INVESTASI NETO DALAM SEWA PEMBIAYAAN
6.
2013 Investasi neto dalam sewa pembiayaan Pihak ketiga Rupiah Piutang sewa pembiayaan bruto Nilai sisa yang terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan Simpanan Jaminan Piutang sewa pembiayaan Cadangan kerugian penurunan nilai Neto
NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES 2012 Net investment in financial leases Third parties Rupiah Finance lease receivable - gross Guaranteed residual value
713.332 173.118
385.316 81.789
(93.641) (173.118)
(55.869) (81.789)
Unearned leased income Security Deposit
619.691
329.447
Finance lease receivable
(7.537) 612.154
(1.767)
Allowance for impairments losses
327.680
Net
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 36 bulan.
The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 36 months.
Piutang sewa pembiayaan bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya:
Finance leases receivable-gross following settlement agreement:
2013 Tahun 2013 2014 2015 2016 dan sesudahnya
368.706 267.864 76.762
174.270 135.638 68.781 6.627
713.332
385.316
2012
1.767 6.756 (1.486)
197 1.570 -
Beginning balance Provision made during the year Receivables written-off
500
-
Recovery of written-off receivable
7.537
1.767
Ending balance
Rata-rata suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen untuk tahun 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Average effective interest rates charged to customers for the years ended 2013 and 2012 were as follows:
2013 Mobil Alat berat
Year 2013 2014 2015 2016
The movements in the allowance for impairment losses are as follows:
2013
Saldo akhir
the
2012
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Saldo awal Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan piutang Pemulihan kembali piutang yang telah dihapusbukukan
have
2012
12,3% 12,3%
34
10% 12,5%
Car Heavy Equipment
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INVESTASI NETO DALAM SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
6.
NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES (continued)
Analisa umur piutang pembiayaan investasi neto dalam sewa pembiayaan - bruto adalah sebagai berikut:
The aging analysis of net investment in financial leases - gross are as follows:
2013
7.
2012
Belum jatuh tempo
664.369
361.725
Current
Lewat jatuh tempo: 1 - 90 hari 91 - 120 hari 121 - 180 hari > 180 hari
33.347 3.723 1.453 10.440
23.591 -
Overdue: 1 - 90 days 91 - 120 days 121 - 180 days > 180 days
713.332
385.316
Pada saat transaksi sewa pembiayaan ditandatangani, penyewa pembiayaan memberikan uang jaminan yang akan diperhitungkan dengan nilai jual aset sewa pembiayaan pada saat transaksi berakhir bila penyewa pembiayaan menggunakan hak opsinya untuk membeli aset sewa pembiayaan tersebut. Jika penyewa tidak menggunakan hak opsinya, jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan.
At the signing of lease contracts, the lessee is required to pay a security deposit, which will be applied against the selling price of the leased asset at the end of the lease term if the lessee exercises his option to purchase the leased asset. Otherwise, the security deposit will be refunded to the lessee.
Pada tanggal 31 Desember 2013, investasi neto dalam sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan utang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 14 dan 15 adalah sejumlah Rp100.488. Tidak ada investasi neto dalam sewa pembiayaan yang dijadikan jaminan pada tanggal 31 Desember 2012.
As of 31 December 2013, total net investment in financial lease pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 14 and 15 amounted to Rp100,488. There were no net investments on financial leases pledged as collateral as of 31 December 2012.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.
Management believes that the existing allowance for impairment losses is adequate to cover possible losses arising from uncollectible finance lease receivable.
PIUTANG LAIN-LAIN
7.
2013 Pihak ketiga Piutang asuransi Piutang penjualan kendaraan jaminan Piutang koperasi Lain-lain
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
OTHER RECEIVABLES 1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ December 2011
2012 19.279
8.898
7.551
3.014 152 5.101
622 318 1.646
622 469 1.185
27.546
11.484
9.827
(813)
(979)
26.733
10.505
35
(1.195) 8.632
Third parties Insurance receivables Receivables from sales of collateral vehicle Receivables from “koperasi” Others
Less: Allowance for impairment losses
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)
7.
2013 Pihak berelasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Tunas Ridean Tbk
1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ December 2011
2012
222.565 620
110.753 620
131.464 8.540
223.185
111.373
140.004
249.918
121.878
148.636
Related parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Tunas Ridean Tbk
Lihat catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 24a for details of balances and transactions with related parties.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The movements in the allowance for impairment losses are as follows:
2013 Saldo awal Pembalikan selama tahun berjalan Saldo akhir
1 Januari/ January 2012/ 31 Desember/ December 2011
2012 979 (166)
1.195 (216)
1.970 (775)
813
979
1.195
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang lain-lain pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang. 8.
OTHER RECEIVABLES (continued)
8.
Tagihan kelebihan pajak 2013
b.
Claim for tax refund
2012 -
1.926
-
1.926
Utang pajak kini
b. 2013
Pajak penghasilan badan (lihat Catatan 8c) Pasal 25
TAXATION a.
Pajak pertambahan nilai - 2006
Ending balance
Based on a review of the status of other receivables at the end of the year, management is of the opinion that the allowance for impairment losses is sufficient to cover any possible losses from uncollectible receivables.
PERPAJAKAN a.
Beginning balance Reversal made during the year
Value added tax 2006 -
Current tax liabilities
2012
10.656 5.177
12.578 3.167
15.833
15.745
36
Corporate income tax (refer to Note 8c) Article 25
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
8.
Beban pajak
c. 2013
Kini - final Kini - non final Tangguhan (lihat Catatan 8d)
TAXATION (continued) Tax expense
2012
1.405 62.553 (3.167)
1.325 40.345 (2.669)
60.791
39.001
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s income before tax expense is as follows:
2013 Laba sebelum beban pajak Pajak dihitung pada tarif pajak Penghasilan bunga dikenakan pajak final Beban yang tidak dapat dikurangkan Pajak penghasilan pasal 4 (2) - final Penyesuaian pajak tangguhan Beban pajak
2012
237.103 59.276
155.549 38.887
(1.757)
(1.656)
1.867
472
1.405 -
1.325 (27)
60.791
39.001
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:
Beda tetap Beban yang tidak dapat dikurangkan Penghasilan bunga dikenakan pajak final Penghasilan kena pajak Beban pajak Dikurangi: Pajak dibayar dimuka Pasal 23 Pasal 25 Utang pajak penghasilan badan
Non-deductible expenses Income tax article 4 (2) - final Adjustment on deferred tax Tax expense
2012
237.103
155.549
Koreksi fiskal: Beda temporer Penyisihan kerugian penurunan nilai Selisih antara nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Penyisihan imbalan kerja karyawan Penyisihan bonus
Income before tax expense Tax calculated at tax rates Interest income subject to final tax
Reconciliation between income before tax expense, as shown in the statements of comprehensive income, and estimated taxable income is as follows:
2013 Laba sebelum beban pajak
Current - final Current - non final Deferred (refer to Note 8d)
Income before tax expense Fiscal corrections: Temporary differences
(166) 1.842 2.536 8.458
(216) (545) 2.330 9.000
Provision for impairment losses Difference in net book value between commercial and fiscal Provision for employee benefits Provision for bonus
12.670
10.569
7.467 (7.026)
1.888 (6.626)
Permanent differences Non-deductible expenses Interest income subject to final tax
441 250.214
(4.738) 161.380
Taxable income
62.553
40.345
(205) (51.692)
(14) (27.753)
10.656
12.578
37
Tax expense Less: Prepaid taxes Article 23 Article 25 Corporate income tax payable
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
8.
Beban pajak (lanjutan)
TAXATION (continued) c.
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: (lanjutan)
The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s income before tax expense is as follows: (continued)
2013 Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final Pajak penghasilan pasal 4 (2) - final Dikurangi: Pajak dibayar di muka
Tax expense (continued)
2012
7.026
6.626
1.405
1.325
(1.405)
(1.325)
-
The corporate income tax calculation for year 2013 and 2012 becomes a basis when the Company file its Annual Corporate Income Tax Return year 2013 and 2012.
Aset/(liabilitas) pajak tangguhan - neto
1 Januari/ January 2013 Cadangan kerugian penurunan nilai Selisih antara nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Penyisihan imbalan kerja karyawan Penyisihan bonus
Deferred tax assets/(liabilities) - net
Penyesuaian/ Adjustment
31 Desember/ December 2013
245
(42)
-
203
(63)
460
-
397
1.638 2.750
635 2.114
-
2.273 4.864
4.570
3.167
-
7.737
1 Januari/ January 2012 Cadangan kerugian penurunan nilai Selisih antara nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Penyisihan imbalan kerja karyawan Penyisihan bonus
d.
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Statement of Comprehensive income
Income tax article 4 (2) - final Less: Prepaid tax
-
Perhitungan pajak penghasilan badan tahun 2013 dan 2012 menjadi dasar pada saat Perseroan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan tahun 2013 dan 2012. d.
Interest income subject to final tax
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) to Statement of Comprehensive income
Penyesuaian/ Adjustment
31 Desember/ December 2012
299
(54)
-
46
(136)
27
245 (63)
1.056 500
582 2.250
-
1.638 2.750
1.901
2.642
27
4.570
38
Allowance for impairment losses Difference in net book value of fixed assets between commercial and fiscal Provision for employee benefits Provision for bonus
Allowance for impairment losses Difference in net book value of fixed assets between commercial and fiscal Provision for employee benefits Provision for bonus
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) e.
8.
Surat ketetapan pajak
TAXATION (continued) e.
Tax Assessment letter
Tahun pajak 2006
Fiscal year 2006
Pada bulan September 2008, Perseroan menerima surat ketetapan pajak yang menyatakan lebih bayar atas pajak penghasilan (PPh) Badan untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp6.588 dari sejumlah Rp6.574 yang diklaim oleh Perseroan dan ketetapan kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh 23 dan PPh 21 sebesar Rp16.026. Perseroan membayarkan sejumlah Rp9.438 setelah mengurangkan dengan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan pada bulan Oktober 2008. Perseroan tidak menyetujui SKPKB PPN tahun pajak 2006 dan mengajukan keberatan atas sebagian ketetapan ini sebesar Rp16.012 pada tanggal 10 Desember 2008.
In September 2008, the Company received a tax assessment letter for fiscal year 2006 confirming an overpayment of corporate income tax amounting to Rp6,588 out of Rp6,574 claimed by the Company and underpayment of VAT, income tax article 23 and 21 amounting to Rp16,026. The Company paid the amount of Rp9,438 after offsetting with overpayment of corporate income tax in October 2008. The Company did not agree with the tax underpayment of VAT for fiscal year 2006 and submitted an objection against part of these assessments amounting to Rp16,012 on 10 December 2008.
Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp15.
On 2 October 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the reduction in 2006 VAT administration sanction of Rp15.
Pada tanggal 21 Oktober 2009, Kantor Pajak menolak semua sisa keberatan Perseroan. Perseroan mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 29 Oktober 2009. Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 dan PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 tanggal 15 Maret 2011 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan dan diskon asuransi, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan dan diskon asuransi bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 9 Mei 2011 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp14.071 dan bunga sebesar Rp6.754.
On 21 October 2009, the Tax Office rejected all of the Company’s remaining objections. The Company submitted an appeal to the tax court on 29 October 2009. The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 and PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 dated 15 March 2011 which cancelled the Tax Office’s assessment concerning VAT on sale of repossessed collateral and insurance discount, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral and insurance discount were not subject to VAT. The Company obtained a tax refund letter dated 9 May 2011 and then received the tax refund from the Tax Office amounting Rp14,071 and interest of Rp6,754.
Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 30 Juni 2011. Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Kantor Pajak tersebut dengan surat putusan No. 749/B/PK/PJK/2011 tanggal 2 Agustus 2012.
The Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 30 June 2011. The Supreme Court has rejected the appeal for Judicial Review from the Tax Office with its decision letters No. 749/B/PK/PJK/2011 dated 2 August 2012.
Perseroan memperoleh surat restitusi pajak perihal pengurangan denda untuk tahun pajak 2006 tertanggal 22 Agustus 2013 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp1.930.
The Company obtained a tax refund letter regarding deduction of tax penalty for fiscal year 2006 dated 22 August 2013 and then received the tax refund from the Tax Office to a total amount of Rp1,930. 39
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) e.
8.
Surat ketetapan pajak (lanjutan)
TAXATION (continued) e.
Tax Assessment letter (continued)
Tahun pajak 2005
Fiscal year 2005
Pada tahun 2007, Perseroan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas berbagai macam pajak yang menghasilkan jumlah kurang bayar sebesar Rp4.037 dibandingkan Rp1.633 pajak lebih bayar yang diklaim sebelumnya oleh Perseroan. Perseroan tidak menyetujui ketetapan kurang bayar sebesar Rp5.670 dan telah mengajukan surat keberatan ke Kantor Pajak pada bulan Juni 2007.
In 2007, the Company received an underpayment tax assessment letter on various taxes which resulted in net tax underpayment of Rp4,037 compared to overpayment of Rp1,633 previously claimed by the Company. The Company disagreed with the underpayment assessment amounting to Rp5,670 and submitted an objection letter to the Tax Office in June 2007.
Pada bulan Juni 2007, Perseroan juga telah menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atas pajak penghasilan badan sebesar Rp893 untuk tahun pajak 2005 dibandingkan Rp4.019 yang diklaim sebelumnya oleh Perseroan. Perseroan tidak menyetujui ketetapan lebih bayar sebesar Rp3.116 dan juga telah mengajukan surat keberatan ke Kantor Pajak pada bulan Juni 2007.
In June 2007, the Company also received a tax assessment letter confirming a corporate income tax overpayment amounting to Rp893 for fiscal year 2005 compared to overpayment of Rp4,019 previously claimed by the Company. The Company disagreed with the assessment amounting to Rp3,116 and submitted an objection letter to the Tax Office in June 2007.
Perseroan telah membayar seluruh kurang bayar tersebut setelah dikurangi dengan penerimaan restitusi pajak penghasilan badan sebesar Rp3.144 pada tanggal 23 April 2008. Jumlah sebesar Rp4.393 telah dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun 2007.
The Company paid all tax underpayment after deduction of the corporate income tax overpayment amounting to Rp3,144 on 23 April 2008. Total tax expenses of Rp4,393 were charged to the 2007 statement of comprehensive income.
Pada bulan Juni 2008, Kantor Pajak memutuskan hanya menerima keberatan Perseroan sebesar Rp133 atas PPh badan dan PPh Pasal 21 untuk tahun fiskal 2005. Pada tanggal 3 September 2008, Perseroan tidak setuju atas hasil tersebut dan telah mengajukan banding ke Pengadilan Pajak.
In June 2008, the Tax Authority decided to only accept Rp133 of the Company’s objection on the net overpayment of corporate income tax and income tax article 21 for fiscal year 2005. On 3 September 2008, the Company disagreed with this result and submitted an appeal to the Tax Court.
Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. 19118/PP/M/XVII/16/2009 dan 19119/PP/M/XVII tanggal 28 Juli 2009 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai karena penyerahan aset terjadi dari konsumen kepada pemilik baru. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 19 Agustus 2009 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp9.715 (termasuk bunga sebesar Rp1.628). Pada tanggal 9 November 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2005 sejumlah Rp523. Sehingga, secara keseluruhan pada tahun 2009 Perseroan telah menerima restitusi pajak sejumlah Rp10.238 untuk tahun pajak 2005.
The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. 19118/PP/M/XVII/16/2009 and 19119/PP/M/XVII dated 28 July 2009 which cancelled the Tax Office’s assessment concerning VAT on sale of repossessed collateral, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral was not subject to VAT due to the transfer of assets being from the consumer (debtor) to new owner. The Company obtained a tax refund letter dated 19 August 2009 and then received the tax refund from the Tax Office to a total amount of Rp9,715 (including Rp1,628 interest). In addition, on 9 November 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the deduction of administration sanction for VAT fiscal year 2005 amounting to Rp523. Therefore, the Company received a tax refund amounting to Rp10,238 for fiscal year 2005.
40
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) e.
f.
8.
Surat ketetapan pajak (lanjutan)
TAXATION (continued) e.
Tahun pajak 2005 (lanjutan)
Fiscal year 2005 (continued)
Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 17 November 2009. Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Kantor Pajak tersebut dengan surat putusan No. 124/B/PK/PJK/2010 tanggal 7 Juni 2011 dan No. 126/B/PK/PJK/2010 tanggal 22 September 2011.
The Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 17 November 2009. The Supreme Court has rejected the appeal for Judicial Review from the Tax Office with its decision letter No. 124/B/PK/PJK/2010 dated 7 June, 2011 and decision letter No. 126/B/PK/PJK/2010 dated 22 September 2011.
Administrasi
f.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah sepuluh tahun sejak saat terutangnya pajak tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun pajak 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah lima tahun sejak saat terutangnya pajak. g.
Tax Assessment letter (continued)
Administration Under the Taxation Laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Taxes ("DGT") may assess or amend taxes within a certain period. For the fiscal years of 2007 and before, this period is within ten years from the time the tax becomes due, but no later than 2013, while for fiscal years of 2008 and onwards, the period is within five years from the time the tax becomes due.
Revisi Surat Pemberitahuan Tahunan untuk tahun fiskal 2008 dan 2010
g.
Revision of Annual Corporate Tax Return for fiscal years 2008 and 2010
2010 Pada tanggal 16 Desember 2011, Perseroan melaporkan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk pajak penghasilan badan tahun fiskal 2010 sesuai dengan surat dari Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar I No. S-8221/WPJ.19/KP.01/2010 tanggal 4 Oktober 2011. Berkaitan dengan pembetulan SPT ini, Perseroan telah melakukan pembayaran kekurangan pajak sebesar Rp1.476 pada tanggal 16 Desember 2011.
2010 On 16 December 2011, the Company filed a revision of its annual corporate income tax return for fiscal year 2010 in accordance with a letter from the Tax Office Wajib Pajak Besar I No. S-8221/WPJ.19/KP.01/2010 dated 4 October 2011. With regard to this revision, the Company has paid a tax underpayment amounting to Rp1,476 on 16 December 2011.
2008 Pada tanggal 29 Desember 2011, Perseroan melaporkan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk pajak penghasilan badan tahun fiskal 2008 sesuai dengan surat dari kantor pajak No. S-8222/WPJ.19/KP.01/2010 tanggal 4 Oktober 2011. Berkaitan dengan pembetulan SPT ini, Perseroan telah melakukan pembayaran kekurangan pajak sebesar Rp3.622 pada tanggal 16 Desember 2011.
2008 On 29 December 2011, the Company filed a revision of annual corporate income tax return for fiscal year 2008 in accordance with a letter from the Tax Office No. S-8222/WPJ.19/KP.01/2010 dated 4 October 2011. With regard to this revision, the Company has paid the tax underpayment amounting to Rp3,622 on 16 December 2011.
41
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
PERPAJAKAN (lanjutan) g.
9.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 8.
Revisi Surat Pemberitahuan Tahunan untuk tahun fiskal 2008 dan 2010 (lanjutan)
TAXATION (continued) g.
Revision of Annual Corporate Tax Return for fiscal years 2008 and 2010 (continued)
Perseroan juga diharuskan membayar bunga atas kekurangan pajak di atas sebesar masingmasing Rp2.318 dan Rp236 untuk tahun fiskal 2008 dan 2010 berdasarkan surat tagihan pajak yang diterima Perseroan pada bulan Februari 2012.
The Company is also required to pay the interest on this tax underpayment amounting to Rp2,318 and Rp236 for fiscal years 2008 and 2010, respectively, based on tax collection letters received by the Company in February 2012.
Perseroan telah membebankan kekurangan pembayaran pajak beserta bunganya sehubungan dengan pembetulan SPT tahun fiskal 2008 dan 2010 tersebut sebesar Rp7.652 dalam laporan laba rugi komprehensif tahun 2011.
The Company has charged the tax underpayments and related interest relating to revision of the above corporate income tax for fiscal year 2008 and 2010 amounting to Rp7,652 to the statement of comprehensive income for year 2011.
ASET TETAP
9.
FIXED ASSETS
2013 1 Januari/ 1 January Aset tetap Kepemilikan langsung Harga perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Perabotan dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa Bangunan dalam pengerjaan
Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Perabot dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa
(Pengurangan)/ (Deductions)
3.190 3.470 480 34.689 8.722 3.037
3.947 9.803 4.207 9.425
(95) (480) (531) -
53.588
27.382
(1.106)
(1.560) (304) (19.684) (4.179)
(306) (6.023) (4.673) (11.002)
(25.727) Nilai buku neto
Penambahan/ Additions
Reklasifikasi/ Reclassifications
3.071 771 (3.842)
31 Desember/ 31 December
6.261 8.093 43.961 12.929 8.620
-
79.864
36 304 531 -
-
(1.830) (25.176) (8.852)
871
-
(35.858)
27.861
44.006
Fixed assets Direct ownership Cost Land Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement Construction in progress building
Accumulated depreciation Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement
Net book value
2012 1 Januari/ 1 January Aset tetap Kepemilikan langsung Harga perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Perabotan dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa Bangunan dalam pengerjaan
Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Perabot dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa
Nilai buku neto
Penambahan/ Additions
(Pengurangan)/ (Deductions)
Reklasifikasi/ Reclassifications
31 Desember/ 31 December
92 2.070 1.450 31.210 7.793 -
3.098 1.400 5.468 929 3.037
(970) (1.989) -
-
3.190 3.470 480 34.689 8.722 3.037
42.615
13.932
(2.959)
-
53.588
(1.445) (733) (17.179) (2.344)
(115) (258) (4.487) (1.835)
687 1.982 -
-
(1.560) (304) (19.684) (4.179)
(21.701)
(6.695)
2.669
-
(25.727)
20.914
27.861
42
Fixed assets Direct ownership Cost Land Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement Construction in progress building
Accumulated depreciation Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement
Net book value
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
9.
Rincian bangunan dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
FIXED ASSETS (continued) Details of construction in progress building as of 31 December 2013 and 2012 were as follows:
31 Desember/December 2013 Estimasi tahun penyelesaian/ Estimated year of completion
Jumlah/ Amount Renovasi dalam penyelesaian untuk pembukaan jaringan usaha baru
8.620
Persentase penyelesaian/ Percentage of completion
2014
75% - 95%
Renovation in progress for new business networks
8.620
31 Desember/December 2012 Estimasi tahun penyelesaian/ Estimated year of completion
Jumlah/ Amount Renovasi dalam penyelesaian untuk pembukaan jaringan usaha baru
3.037
Persentase penyelesaian/ Percentage of completion
2013
75% - 95%
Renovation in progress for new business networks
3.037
Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan pihak ketiga, PT Asuransi Adira Dinamika dengan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp73.680 pada 31 Desember 2013 (2012: Rp49.655) yang menurut manajemen cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran, huru-hara dan gempa bumi.
Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with a third party, PT Asuransi Adira Dinamika, for a sum insured of Rp73,680 as of 31 December 2013 (2012: Rp49,655) which according to the management is sufficient to cover possible losses due to fire, flood, public disorder/riots and earthquake.
Tanah Perseroan berupa sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang mempunyai masa manfaat selama 20 sampai dengan 30 tahun yang akan jatuh tempo antara 21 Oktober 2017 sampai dengan 24 September 2027. Manajemen berpendapat bahwa Hak Guna Bangunan tersebut dapat diperbaharui atau diperpanjang pada saat jatuh tempo.
Land is held in the form of certificates of Hak Guna Bangunan (“HGB”) which have useful lives of 20 to 30 years, which will be due ranging from 21 October 2017 to 24 September 2027. Management believes that the HGB can be renewed or extended upon expiration.
Rincian keuntungan atas pelepasan aset tetap adalah sebagai berikut:
Details of gain on disposal of fixed assets were as follows:
2013 Hasil pelepasan aset tetap Nilai buku aset tetap Laba atas pelepasan aset tetap
2012 398 (235)
510 (283)
163
227
Keuntungan atas pelepasan aset tetap diakui sebagai bagian dari “pendapatan lain-lain pada laporan laba rugi komprehensif.
Proceed from disposal of fixed assets Book Value Gain on disposal of fixed assets
Gain on disposal of fixed assets is recognized as part of “other income” in the statement of comprehensive income. 43
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
9.
FIXED ASSETS (continued)
Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Management believes that there is no impairment of Company’s assets as of 31 December 2013 and 2012.
Tidak ada aset tetap yang dijadikan jaminan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
There were no fixed assets pledged as collateral as of 31 December 2013 and 2012.
10. ASET LAIN-LAIN
10. OTHER ASSETS 2013
Pihak ketiga Sewa dibayar dimuka Setoran dalam perjalanan Perbaikan dan pemeliharaan dibayar dimuka Piutang Bunga Piutang karyawan Asuransi dibayar di muka Lain-lain
2012
11.069 4.989 282 220 135 102 5.624
6.147 6.256 476 175 256 3.292 3.806
22.421
20.408
442
417
22.863
20.825
Pihak berelasi Sewa dibayar dimuka
Third parties Prepaid rent Deposit in transit Prepaid service and maintenance Interest Receiveable Employee receivables Prepaid insurance Others Related parties Prepaid rent
Akun lain-lain merupakan persediaan materai Perseroan dan uang jaminan untuk penggunaan listrik, air dan telepon yang berkaitan dengan sewa gedung.
Others account mainly represents the Company’s stamp duty and security deposits for electricity, water and telephone usage related to building rent.
Lihat Catatan 24a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 24a for details of balances and transactions with related parties.
11. UTANG USAHA
11. TRADE PAYABLES 2013
Pihak ketiga Utang kendaraan Utang asuransi
2012
197.815 62.983
249.456 42.808
260.798
292.264
Utang usaha merupakan utang kepada pemasok atas pembiayaan kendaraan bermotor dan utang kepada perusahaan asuransi yang berkaitan dengan pembiayaan kendaraan bermotor.
Third parties Vehicle payables Insurance payables
Trade payables represent payables to suppliers for motor vehicle financing and payables to insurance companies in relation to motor vehicle financing.
44
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. UTANG LAIN-LAIN
12. OTHER PAYABLES 2013
Pihak ketiga Titipan konsumen Liabilitas pajak Pasal 21 Pasal 23 PPh Final PPN keluaran Lain-lain
Pihak berelasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
2012
13.565
9.843
7.243 1.498 21 2 5.203
4.777 1.107 15 4.218
27.532
19.960
134.665 240
46.310 240
134.905
46.550
162.437
66.510
Third parties Customer deposits Tax liabilities Article 21 Article 23 Final Tax VAT out Others
Related parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
Titipan konsumen terutama berhubungan dengan cicilan pembayaran piutang pembiayaan konsumen yang masih dalam proses identifikasi.
Customer deposits represent installment of consumer financing receivables which are still in identification process.
Lain-lain terutama terdiri dari utang kepada pihak ketiga yang berkaitan dengan biaya notaris, fidusia, dan pembelian aset tetap.
Others mainly consist of payables to third parties related to notary fee, fiduciary, and purchasing of fixed assets.
Lihat Catatan 24b untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.
Refer to Note 24b for details of balances and transactions with related parties.
13. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
13. ACCRUED EXPENSES 2013
Pihak ketiga Gaji dan tunjangan Bunga yang masih harus dibayar Promosi Telepon Perbaikan dan pemeliharaan Lain-lain
2012
21.624 20.320 16.419 1.166 538 5.644
11.955 18.325 2.276 1.025 470 4.237
65.711
38.288
14. PINJAMAN BANK
14. BANK LOANS 2013
Revolving Non revolving
Biaya provisi yang belum diamortisasi
Third parties Salaries and allowances Accrued interest Promotion Telephone Repairs and maintenance Others
2012
652.976 2.602.851
843.865 1.860.271
3.255.827
2.704.136
(14.764) 3.241.063
45
(14.136) 2.690.000
Revolving Non revolving
Unamortized provision cost
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued) Jumlah fasilitas yang ditarik/ Withdrawn facility amount 2013
Revolving Rupiah Pihak ketiga/Third parties PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Jumlah pinjaman/ Loan amount
2012
2013
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility
2012
2013
2012
100.000
100.000
-
-
Juni/ June 2014
-
150.000
-
25.000
-
-
30.000
-
6.666
-
Juni/ June 2013 Juni/ June 2013 Agustus/ August 2013 November/ November 2013 Februari/ February 2014 Juli/ July 2014 Juli/ July 2014
-
38.000
-
11.611
22.500
22.500
1.250
8.750
15.000
15.000
2.917
7.917
13.500
13.500
2.625
7.125
Februari/ February 2014 Juli/ July 2014 Juli/ July 2014
150.000
150.000
-
-
Juli/ July 2014
November/ November 2013
50.000
50.000
-
-
Desember/ December 2013*)
Maret/ March 2013
PT Bank Panin Tbk.
300.000
300.000
-
15.000
Mei/ May 2014
Mei/ May2013
PT Bank Central Asia Tbk.
100.000
100.000
-
5.000
Maret/ March 2013 Maret/ March 2013
The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) PT Bank Chinatrust Indonesia
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Pihak berelasi/Related parties PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
*)
55.000
55.000
-
-
250.000
-
229.167
-
155.000
-
142.083
-
128.750
-
-
-
Maret/ March 2014 Maret/ March 2014 September/ September 2016 September September 2016 Juli/ July 2014
100.000
-
-
-
Juni/ June 2014
1.439.750
1.024.000
378.042
87.069
4.174
4.174
640
2.322
-
4.565
-
1.296
1.054
1.054
161
573
-
789
-
175
65.599
65.599
17.566
38.890
-
4.223
-
1.681
478
478
92
276
242
242
20
116
-
714
-
201
17.980
17.980
4.977
11.875
3.646
3.646
15
1.121
Oktober/ October 2014 Desember/ December 2014 Desember/ December 2014 Desember/ December 2014 Desember/ December 2014 Januari/ January 2015 Januari/ January 2014
-
820
-
39
557
557
150
358
Februari/ February 2015
-
7.246
-
1.004
-
Sedang dalam proses perpanjangan
*)
46
In process of renewal
-
Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2013 Desember/ December 2014 Desember/ December 2013 Desember/ December 2014 Desember/ December 2013 Desember/ December 2014 Desember/ December 2014 Desember/ December 2013 Januari/ January 2015 Januari/ January 2014 Januari/ January 2013 Februari/ February 2015 Februari/ February 2013
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued) Jumlah fasilitas yang ditarik/ Withdrawn facility amount 2013
Revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (lanjutan/continued)
*)
Jumlah pinjaman/ Loan amount
2012
2013
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility
2012
3.415
2013
12.576
12.576
8.623
5.499
5.499
184
2.332
3.305
3.305
1.014
2.321
13.024
13.024
1.109
7.240
11.139
11.139
1.499
7.302
2.848
2.848
1.049
1.920
724
724
63
430
-
3.069
-
931
2.496
2.496
894
2.046
8.287
8.287
3.487
6.870
1.654
1.654
771
1.343
1.174
1.174
184
884
4.913
4.913
1.280
4.094
17.244
17.244
7.197
14.631
4.101
4.101
1.958
3.599
27.227
27.227
14.275
24.298
8.878
8.878
4.673
7.925
685
685
285
613
22.657
22.657
12.688
20.967
13.360
13.360
7.595
12.368
16.256
16.256
8.940
15.055
24.774
24.774
13.322
23.363
20.262
20.262
11.327
18.700
3.848
3.848
1.744
3.564
6.937
6.937
4.342
6.594
10.007
10.007
6.282
9.761
51.635
51.635
30.720
50.081
5.529
-
3.844
-
10.337
-
8.349
-
1.115
-
823
-
123.066
-
-
-
100.000
-
-
-
Sedang dalam proses perpanjangan
*)
47
In process of renewal
Maret/ March 2015 Maret/ March 2014 Maret/ March 2015 Maret/ March 2014 April/ April 2014 April/ April 2015 April/ April 2014 Mei/ May 2015 Juni/ June 2015 Juni/ June 2015 Juni/ June 2014 Juni/ June 2015 Juli/ July 2015 Juli/ July 2015 Agustus/ August 2015 Agustus/ August 2015 Agustus/ August 2015 September/ September 2015 September/ September 2015 September/ September 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2015 November/ November 2015 November/ November 2015 April/ April 2016 Mei/ May 2016 Juni/ June 2016 Agustus/ August 2013*) Agustus/ August 2013*)
2012
Maret/ March 2015 Maret/ March 2014 Maret/ March 2015 Maret/ March 2014 April/ April 2014 April/ April 2015 April/ April 2014 April/ April 2013 Mei/ May 2015 Juni/ June 2015 Juni/ June 2015 Juni/ June 2014 Juni/ June 2015 Juli/ July 2015 Juli/ July 2015 Agustus/ August 2015 Agustus/ August 2015 Agustus/ August 2015 September/ September 2015 September/ September 2015 September/ September 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2015 November/ November 2015 November/ November 2015 -
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued) Jumlah fasilitas yang ditarik/ Withdrawn facility amount 2013
Jumlah pinjaman/ Loan amount
2012
2013
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility
2012
2013
2012
Revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.*)
-
25.000
-
9.218
-
-
25.000
-
9.218
-
-
25.000
-
9.944
-
-
25.000
-
9.944
-
-
25.000
-
9.944
-
-
25.000
-
9.944
-
-
25.000
-
9.944
-
-
15.000
-
5.966
-
-
12.000
-
5.800
-
-
14.500
-
8.217
-
-
11.500
-
7.142
-
-
10.000
-
7.529
-
-
10.000
-
8.271
-
-
8.500
-
7.031
-
-
11.000
-
10.467
-
-
11.000
-
10.463
-
-
3.000
-
2.768
-
-
4.000
-
3.691
-
-
6.000
-
5.707
-
-
6.000
-
5.033
-
-
1.000
-
923
-
-
70.000
-
66.585
-
-
28.000
-
27.320
-
-
6.000
-
5.769
-
-
8.000
-
7.692
-
-
4.600
-
4.423
-
-
22.500
-
21.953
-
-
6.500
-
5.978
-
-
7.000
-
6.830
-
-
3.300
-
3.300
-
-
10.800
-
10.800
-
-
64.000
-
64.000
-
-
4.000
-
4.000
-
-
6.000
-
6.000
-
-
17.300
-
17.300
-
-
4.900
-
4.900
-
-
4.096
-
-
-
.
*)
Pada tanggal 10 April 2013, diadakan perubahan tipe fasilitas dari fasilitas revolving menjadi fasilitas non revolving.
*)
48
Desember/ December 2013 Desember/ December 2013 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 April/ April 2014 Juli/ July 2014 September/ September 2014 Februari/ February 2015 Mei/ May 2015 Mei/ May 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2013 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2015 November/ November 2015 November/ November 2014 November/ November 2014 November/ November 2014 November/ November 2015 November/ November 2013 November/ November 2015 Desember/ December 2013 Desember/ December 2014 Desember/ December 2015 Desember/ December 2013 Desember/ December 2014 Desember/ December 2015 Desember/ December 2015 Maret/ March 2014
On 10 April 2013, the type of facilities has been amended from revolving facility to non revolving facility.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued) Jumlah fasilitas yang ditarik/ Withdrawn facility amount 2013
Revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (lanjutan/continued)
Jumlah/Total revolving
Jumlah pinjaman/ Loan amount
2012
2013
98.000
-
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility
2012
98.000
2013
-
2012
Desember/ December 2016 Desember/ December 2014 Desember/ December 2014
402.000
-
-
-
300.000
50.000
-
25.000
1.429.287
1.026.162
274.934
756.796
2.869.037
2.050.162
652.976
843.865
-
100.000
-
13.889
-
-
30.000
-
6.667
-
-
30.000
-
7.500
-
-
40.000
-
11.111
25.000
25.000
2.778
11.111
40.000
40.000
5.556
18.889
25.000
25.000
3.472
11.806
50.000
50.000
6.944
23.611
30.000
30.000
5.000
15.000
40.000
40.000
6.667
20.000
20.000
20.000
3.333
10.000
20.000
20.000
3.333
10.000
64.000
64.000
32.000
53.333
30.000
30.000
15.000
25.000
25.000
25.000
13.194
21.528
20.000
20.000
10.556
17.222
31.000
31.000
16.361
26.694
50.000
50.000
27.778
44.444
15.000
15.000
8.750
13.750
15.000
15.000
9.167
14.167
April/ April 2014 Mei/ May 2014 Mei/ May 2014 Mei/ May 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2015 Juni/ June 2015 Juli/ July 2015 Juli/ July 2015 Juli/ July 2015 Agustus/ August 2015 September/ September 2015 Oktober/ October 2015
-
300.000
-
-
75.000
-
52.083
-
25.000
-
17.361
-
75.000
-
54.167
-
50.000
-
37.500
-
75.000
-
56.250
-
April/ April 2013
Non revolving Rupiah Pihak ketiga/Third parties PT Bank Central Asia Tbk.
49
Januari/ January 2016 Januari/ January 2016 Februari/ February 2016 Maret/ March 2016 Maret/ March 2016
Mei/ May 2013 Agustus/ August 2013 September/ September 2013 Oktober/ October 2013 April/ April 2014 Mei/ May 2014 Mei/ May 2014 Mei/ May 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2015 Juni/ June 2015 Juli/ July 2015 Juli/ July 2015 Juli/ July 2015 Agustus/ August 2015 September/ September 2015 Oktober/ October 2015 Desember/ December 2015 -
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued) Jumlah fasilitas yang ditarik/ Withdrawn facility amount 2013
Jumlah pinjaman/ Loan amount
2012
2013
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility
2012
2013
2012
Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak ketiga (lanjutan)/ Third parties (continued) PT Bank Commonwealth
PT Bank UOB Indonesia
PT Bank Panin Tbk.
30.000
-
22.500
-
35.000
-
26.250
-
65.000
-
50.555
-
50.000
50.000
-
15.278
25.000
25.000
-
8.333
75.000
75.000
-
26.471
100.000
100.000
5.555
38.889
50.000
50.000
2.778
19.444
75.000
75.000
6.250
31.250
25.000
25.000
2.083
10.417
25.000
25.000
2.083
10.417
50.000
50.000
5.556
22.222
75.000
75.000
8.333
33.333
25.000
25.000
5.556
13.889
20.000
20.000
4.444
11.111
55.000
55.000
12.222
30.556
Maret/ March 2016 Maret/ March 2016 April/ April 2016
-
Desember/ December 2013 Desember/ December 2013 Desember/ December 2013
Desember/ December 2013 Desember/ December 2013 Desember/ December 2013 Februari/ February 2014 Februari/ February 2014 Maret/ March 2014 Maret/ March 2014 Maret/ March 2014 April/ April 2014 April/ April 2014 Agustus/ August 2014 Agustus/ August 2014 Agustus/ August 2014 Oktober/ October 2014 November/ November 2014 Februari/ February 2015 Maret/ March 2015 April/ April 2015 Mei/ May 2015 Februari/ February 2013 Maret/ March 2013 Maret/ March 2013 Mei/ May 2013 Juni/ June 2013 Agustus/ August 2013 September/ September 2013 September/ September 2013 September/ September 2013 Oktober/ October 2013 Oktober/ October 2013 November/ November 2013 Agustus/ August 2014 September/ September 2014 September/ September 2014 September/ September 2014
50.000
50.000
13.889
30.556
150.000
150.000
45.833
95.833
97.000
97.000
37.722
70.056
30.000
30.000
12.500
22.500
20.000
20.000
8.889
15.555
53.000
53.000
25.028
42.694
Februari/ February 2014 Februari/ February 2014 Maret/ March 2014 Maret/ March 2014 Maret/ March 2014 April/ April 2014 April/ April 2014 Agustus/ August 2014 Agustus/ August 2014 Agustus/ August 2014 Oktober/ October 2014 November/ November 2014 Februari/ February 2015 Maret/ March 2015 April/ April 2015 Mei/ May 2015
-
17.000
-
2.833
-
-
15.000
-
3.750
-
-
20.000
-
5.000
-
-
48.000
-
20.000
-
-
20.000
-
10.000
-
-
31.500
-
21.000
-
-
15.000
-
11.250
-
-
9.000
-
6.750
-
-
10.000
-
7.500
-
-
12.000
-
10.000
-
-
12.000
-
10.000
-
-
10.500
-
9.625
38.600
38.600
12.867
32.167
21.000
21.000
7.875
18.375
13.000
13.000
4.875
11.375
13.000
13.000
4.875
11.375
Agustus/ August 2014 September/ September 2014 September/ September 2014 September/ September 2014
50
-
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued) Jumlah fasilitas yang ditarik/ Withdrawn facility amount 2013
Jumlah pinjaman/ Loan amount
2012
2013
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility
2012
2013
2012
Oktober/ October 2014 September/ September 2015 September/ September 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2015 November/ November 2015 Desember/ December 2015 Desember/ December 2015 Desember/ December 2015 Desember/ December 2015 Desember/ December 2016
Oktober/ October 2014 September/ September 2015 September/ September 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2015 November/ November 2015 Desember/ December 2015 Desember/ December 2015 Desember/ December 2015 Desember/ December 2015 Desember/ December 2016 Maret/ March 2013
Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak ketiga (lanjutan)/ Third parties (continued) PT Bank Panin Tbk. (lanjutan)
PT Bank OCBC NISP Tbk.
Bank of China Limited
16.000
16.000
6.667
14.667
50.000
50.000
29.167
45.833
60.000
60.000
35.000
55.000
60.000
60.000
36.667
56.667
28.400
28.400
17.355
26.822
19.000
19.000
12.139
18.472
27.000
27.000
18.000
27.000
45.000
45.000
30.000
45.000
70.000
70.000
46.667
70.000
11.500
11.500
7.667
11.500
20.000
20.000
15.000
20.000
-
107.500
-
-
60.000
-
41.667
-
25.000
-
17.361
-
22.500
-
15.625
-
56.000
-
42.000
-
50.000
-
40.625
-
15.000
-
3.750
-
85.000
-
63.750
-
59.000
-
44.250
-
15.000
-
3.750
-
20.000
-
8.333
-
10.000
-
8.333
-
50.000
-
41.667
-
40.000
-
33.333
-
125.000
-
111.111
-
75.000
-
66.667
-
10.000
-
10.000
-
490.000
-
-
-
50.000
50.000
8.333
25.000
30.000
30.000
5.833
15.833
20.000
20.000
3.889
10.556
10.000
10.000
3.333
6.667
40.000
40.000
15.556
150.000
-
3.980.000
3.020.000
51
Januari/ January 2016 Januari/ January 2016 Januari/ January 2016 Maret/ March 2016 Maret/ March 2017 Maret/ March 2014 Maret/ March 2016 Maret/ March 2016 Maret/ March 2014 Mei/ May 2014 Juni/ June 2016 Juni/ June 2016 Juni/ June 2016 Agustus/ August 2016 Agustus/ August 2016 Desember/ December 2016 Maret/ March 2014
-
28.889
Juni/ June 2014 Juli/ July 2014 Juli/ July 2014 Desember/ December 2014 Februari/ February 2015
Juni/ June 2014 Juli/ July 2014 Juli/ July 2014 Desember/ December 2014 Februari/ February 2015
-
-
Mei/ May 2014
-
1.559.263
1.593.432
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued) Jumlah fasilitas yang ditarik/ Withdrawn facility amount 2013
Jumlah pinjaman/ Loan amount
2012
2013
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility
2012
2013
2012
Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
25.000
-
806
-
25.000
-
806
-
25.000
-
806
-
25.000
-
806
-
25.000
-
806
-
15.000
-
483
-
12.000
-
1.527
-
14.500
-
3.186
-
11.500
-
3.221
-
10.000
-
4.265
-
10.000
-
5.076
-
8.500
-
4.315
-
11.000
-
7.089
-
11.000
-
7.070
-
3.000
-
1.310
-
4.000
-
1.747
-
6.000
-
3.856
-
1.000
-
437
-
70.000
-
44.990
-
28.000
-
18.746
-
6.000
-
2.873
-
8.000
-
3.830
-
4.600
-
2.202
-
22.500
-
15.063
-
7.000
-
4.686
-
10.800
-
5.622
-
64.000
-
44.548
-
6.000
-
3.123
-
17.300
-
12.042
-
4.900
-
3.411
-
10.000
-
7.225
-
16.000
-
4.120
-
60.000
-
48.025
-
30.000
-
20.543
-
10.000
-
3.422
-
23.000
-
18.999
-
28.000
-
20.303
-
9.000
-
3.837
-
40.000
-
33.041
-
52
Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 April/ April 2014 Juli/ July 2014 September/ September 2014 Februari/ February 2015 Mei/ May 2015 Mei/ May 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2015 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2015 November/ November 2015 November/ November 2014 November/ November 2014 November/ November 2014 November/ November 2015 November/ November 2015 Desember/ December 2014 Desember/ December 2015 December/ December 2014 Desember/ December 2015 Desember/ December 2015 Januari/ January 2016 Maret/ March 2014 April/ April 2016 April/ April 2015 April/ April 2014 Mei/ May 2016 Mei/ May 2015 Mei/ May 2014 Mei/ May 2016
-
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued) Jumlah fasilitas yang ditarik/ Withdrawn facility amount 2013
Non revolving (lanjutan/continued) Rupiah (lanjutan/continued) Pihak berelasi (lanjutan)/ Related parties (continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (lanjutan/continued)
PT Bank DKI
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Jumlah/Total non-revolving
Jumlah pinjaman/ Loan amount
2012
2013
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility
2012
2013
100.000
-
85.144
-
50.000
-
42.572
-
60.000
-
52.600
-
22.500
-
20.304
-
25.000
25.000
2.396
11.376
25.000
25.000
2.396
11.376
25.000
25.000
3.180
12.083
25.000
25.000
3.180
12.083
25.000
25.000
3.958
12.783
50.000
50.000
16.972
33.724
5.000
5.000
1.844
3.504
22.000
22.000
11.209
18.221
23.000
23.000
12.315
19.605
35.000
35.000
21.582
32.439
5.000
5.000
3.484
5.000
20.000
20.000
13.928
20.000
30.000
30.000
21.683
-
10.000
-
8.514
-
50.000
-
43.854
-
40.000
-
35.083
-
100.000
-
92.863
-
25.000
-
-
-
20.000
20.000
5.882
12.941
20.000
20.000
6.667
14.667
20.000
20.000
6.897
15.172
20.000
20.000
7.143
15.714
5.000
5.000
1.786
3.929
15.000
15.000
5.556
12.222
-
200.000
-
-
30.000
-
20.909
-
35.000
-
24.394
-
35.000
-
25.156
-
50.000
-
35.937
-
20.000
-
14.375
-
30.000
-
21.562
-
1.790.100
615.000
1.043.588
266.839
5.770.100
3.635.000
2.602.851
1.860.271
8.639.137
5.685.162
3.255.827
2.704.136
53
Juni/ June 2016 Juni/ June 2016 Juli/ July 2016 Agustus/ August 2016
2012
-
Maret/ March 2014 Maret/ March 2014 April/ April 2014 April/ April 2014 Mei/ May 2014 November/ November 2014 Desember/ December 2014 Mei/ May 2015 Juni/ June 2015 September/ September 2015 Desember/ December 2015 Desember/ December 2015 Januari/ January 2016 Juni/ June 2016 Juli/ July 2016 Juli/ July 2016 September/ September 2016 Maret/ March 2014
Maret/ March 2014 Maret/ March 2014 April/ April 2014 April/ April 2014 Mei/ May 2014 November/ November 2014 Desember/ December 2014 Mei/ May 2015 Juni/ June 2015 September/ September 2015 Desember/ December 2015 Desember/ December 2015 Maret/ March 2013
Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014
Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014 Oktober/ October 2014 Mei/ May 2013
November/ November 2015 November/ November 2015 November/ November 2015 November/ November 2015 November/ November 2015 November/ November 2015
-
-
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. PINJAMAN BANK (lanjutan)
14. BANK LOANS (continued)
Cicilan pinjaman bank sesuai dengan tanggal jatuh temponya.
Bank loans have the following settlement aging profile.
2013 Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 dan sesudahnya
2012
1.693.163 1.174.240 385.299 3.125
1.480.741 858.234 360.161 5.000 -
3.255.827
2.704.136
Year 2013 2014 2015 2016 2017 and there after
Pinjaman bank dalam Rupiah di atas dikenakan bunga antara 7,80% - 11,25% per tahun (2012: 6,80%-10,50% per tahun).
The bank loans denominated in Rupiah bear interest at rates ranging between 7.80% - 11.25% per annum (2012: 6.80%-10.50% per annum).
Selama tahun 2013 dan 2012, Perseroan telah melakukan pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman sesuai jadwal yang ditetapkan.
During 2013 and 2012 the Company has paid the loan principal and interests installments on schedule.
Pinjaman-pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp3.097.095 pada tanggal 31 Desember 2013 (2012: Rp2.743.132) dan piutang investasi neto dalam sewa pembiayaan sejumlah Rp100.488 pada tanggal 31 Desember 2013 (2012: RpNil).
These loans are secured by consumer financing receivables amounting to Rp3,097,095 as of 31 December 2013 (2012: Rp2,743,132) and net investment in financial leases receivables amounting to Rp100,488 as of 31 December 2013 (2012: RpNil).
Fasilitas pinjaman dari beberapa bank tersebut mensyaratkan Perseroan untuk memberikan pemberitahuan tertulis dalam hal pembagian dividen, perubahan modal dan pemegang saham, perubahan susunan direksi dan komisaris, perubahan bisnis utama, investasi dan perolehan pinjaman baru dari bank lain. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, Perseroan juga diwajibkan untuk memenuhi persyaratan keuangan seperti rasio jumlah utang bunga terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1 dan kewajiban penyampaian laporan lainnya. Perseroan telah memenuhi persyaratanpersyaratan di atas.
The loan facilities from those banks require the Company to provide a written notice in respect of dividend payments, changes of capital and shareholders, changes of directors and commissioners, changes of main business, investment and obtaining new loan facilities from other banks. Under the loan agreements, the Company is also obliged to comply with financial covenants such as gearing ratio not exceeding 10:1 and other reporting obligations.The Company has complied with the above requirements.
Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha Perseroan.
The loan facilities are used for the Company’s working capital.
Lihat Catatan 27 untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama dan penyaluran pemberian kredit.
Refer to Note 27 for joint financing and credit channeling cooperation agreements.
54
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
15. SECURITIES ISSUED 2013
Obligasi VI Medium Term Note III Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Dikurangi: Beban emisi yang belum diamortisasi: Saldo awal Penambahan Amortisasi (lihat Catatan 20)
Jumlah
2012
500.000 200.000 500.000
552.000 200.000 -
1.200.000
752.000
2.200 3.624 (2.559)
2.589 1.448 (1.837)
3.265
2.200
1.196.735
749.800
Surat berharga yang diterbitkan sesuai dengan jatuh temponya:
a.
Less: Unamortized issuance costs: Beginning balance Additions Amortization (refer to Note 20)
Total
Securities issued have the following maturity profile:
2013 Tahun 2013 2014 2015 2016 dan sesudahnya
Bonds VI Medium-term Notes III Continuing Bonds I Phase I
2012
350.000 350.000 500.000
52.000 350.000 350.000 -
1.200.000
752.000
Utang obligasi
a.
Year 2013 2014 2015 2016 and there after
Bonds payable
Obligasi VI
Bonds VI
Pada tanggal 20 Mei 2011, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 (“Obligasi VI“) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp600.000 yang terdiri atas empat seri:
On 20 May 2011, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds VI 2011 (“Bonds VI”) on the Indonesia Stock Exchange with a nominal value of Rp600,000 which consist of four series:
Obligasi/ Bonds
Nilai nominal/ Nominal value
Tingkat bunga tetap per tahun/ Fixed interest rate per annum
Seri/Series A
48.000
8,60%
Seri/Series B
52.000
9,60%
Seri/Series C
350.000
10,00%
Seri/Series D
150.000
10,70%
55
Jatuh tempo/ Due date 23 Mei/ May 2012 19 Mei/ May 2013 19 Mei/ May 2014 19 Mei / May 2015
Cicilan pokok Obligasi/ Bonds principal instalment Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. SURAT BERHARGA (lanjutan) a.
YANG
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DITERBITKAN
15. SECURITIES ISSUED (continued)
Utang obligasi (lanjutan)
a.
Bonds payable (continued)
Obligasi VI (lanjutan)
Bonds VI (continued)
Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimum 80% untuk Obligasi VI dari pokok obligasi terutang. Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp400.000 (2012: Rp441.600) (lihat Catatan 5). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi VI.
These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 80% of the nominal value of Bonds VI. As of 31 December 2013, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp400,000 (2012: Rp441,600) (refer to Note 5). If the amount of consumer financing receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Bonds VI.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perseroan tidak menempatkan kas pada rekening penampungan dikarenakan jaminan yang ada cukup untuk menutupi utang obligasi.
As of 31 December 2013 and 2012 the Company did not place cash into the escrow account as the security was sufficient to cover the outstanding bonds payable.
Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.
The Company has complied with covenants on the trustee agreements.
Sesuai dengan laporan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) No. 253/PEFDIR/II/2011 dan No. 254/PEF-DIR/II/2011 tanggal 25 Februari 2011, peringkat obligasi VI adalah idA+ stable outlook.
Based on report No. 253/PEF-DIR/II/2011 and No. 254/PEF-DIR/II/2011 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) dated 25 February 2011. Bonds VI have been rated idA+ stable outlook.
Dalam pemantauan tahunan atas Obligasi VI, PT Pefindo dalam suratnya No. 164/PEFDir/I/2012 tanggal 30 Januari 2012 telah menetapkan kembali peringkat idA+ (Single A Plus) terhadap Obligasi VI untuk periode 30 Januari 2012 sampai dengan 1 Februari 2013.
In the annual monitoring for Bonds VI, PT Pefindo, in its letter, No. 164/PEFDir/I/2012 dated 30 January 2012 has rated idA+ (Single A Plus) the Bonds VI for period from 30 January 2012 until 1 February 2013.
Dalam Pemantauan Khusus (Special Review), PT Pefindo melalui suratnya No. 1832/PEFDir/XI/2012 tanggal 12 Nopember 2012 telah meningkatkan peringkat atas Obligasi VI Seri B, Seri C dan Seri D Tahun 2011 dari idA+ (Single A Plus) menjadi idAA (Double A) untuk periode 12 Nopember 2012 sampai dengan 1 Februari 2013.
In the Special Monitoring (Special Review), PT Pefindo in its letter No. 1832/PEFDir/XI/2012 November 12, 2012 has increased the rank VI Bonds Series B, Series C and Series D in 2011 from idA (Single A Plus) to id AA (Double A) for the period 12 November 2012 to 1 February 2013.
Kemudian dalam Pemantauan Tahunan, PT Pefindo melalui suratnya No. 206/PEFDir/II/2013 tanggal 4 Februari 2013 telah menetapkan kembali peringkat Obligasi VI Seri C dan Seri D Tahun 2011 dengan peringkat idAA (Double A) untuk periode 1 Februari 2013 sampai dengan 1 Februari 2014.
Then in the Annual Monitoring, PT Pefindo through letter No. 206/PEF-Dir/II/2013 dated February 4, 2013 has rated id AA (double A) the Bonds VI Bonds Series C and Series D in 2011 for the period February 1, 2013 until February 1, 2014.
56
the
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. SURAT BERHARGA (lanjutan) a.
YANG
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DITERBITKAN
15. SECURITIES ISSUED (continued)
Utang obligasi (lanjutan)
a.
Bonds payable (continued)
Obligasi VI (lanjutan)
Bonds VI (continued)
Dalam pemantauan kesiapan pembayaran Obligasi VI Seri B Tahun 2011, PT Pefindo melalui suratnya No. 208/PEF-Dir/II/2013 tanggal 4 Februari 2013 telah menetapkan kembali peringkat idAA (Double A) terhadap Obligasi VI Seri B Tahun 2011 untuk periode 1 Februari 2013 sampai dengan 19 Mei 2013.
In the monitoring of payment readiness for Series B Bonds VI in 2011, PT Pefindo in its letter No. 208/PEF-Dir/II/2013 dated February 4, 2013 has rated idAA (Double A) the Series B Bonds VI in 2011 for the period 1 February 2013 until 19 May 2013.
Dalam pemantauan tahunan atas Obligasi VI,PT Pefindo dalam suratnya No 529/PEFDir/III/2013 telah memutuskan menetapkan kembali peringkat idAA (double A) terhadap obligasi VI Seri C dan Seri D untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014.
In the annual monitoring annualy, PT Pefindo in its letter No 529/PEF-Dir/III/2013 has rated idAA (double A) the Bonds VI series C and D for the period 18 March 2013 until 1 March 2014.
Perseroan telah melunasi Utang Obligasi VI seri A dan B masing-masing sebesar Rp48.000 dan Rp 52.000 pada tanggal 23 Mei 2012 dan 17 Mei 2013.
The Company has settled Bonds VI Series A and B amounting to Rp48,000 and Rp52,000 on 23 May 2012 and 17 May 2013, respectively.
Obligasi Berkelanjutan I
Continuing Bonds I
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013
Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013
Pada Tanggal 28 Mei 2013, Perseroan telah memperoleh persyaratan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No S144/O.04/2013 dalam rangka penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 (”Obligasi Berkelanjutan I”) dengan nilai nominal Rp500.000 yang terdiri atas dua seri:
On 28 May 2013, the Company received the effective notification from the Financial Services Authority through its letter No S144/O.04/2013 in conjunction with continuing public offering of Mandiri Tunas Finance continuing Bonds I Phase I Year 2013 (“continuing Bonds I”) with a nominal value of Rp500,000 which consist of two series:
Obligasi/ Bonds
Nilai nominal/ Nominal value
Tingkat bunga tetap per tahun/ Fixed interest rate per annum
Jatuh tempo/ Due date
Cicilan pokok Obligasi/ Bonds principal instalment
Seri/Series A
425.000
7,75%
5 Juni/June 2016
Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
Seri/Series B
75.000
7,80%
5 Juni/June 2017
Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
57
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. SURAT BERHARGA (lanjutan) a.
YANG
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DITERBITKAN
15. SECURITIES ISSUED (continued)
Utang obligasi (lanjutan)
a.
Bonds payable (continued)
Obligasi Berkelanjutan I (lanjutan)
Continuing Bonds I (continued)
Obligasi Berkelanjutan I Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2013 (lanjutan)
Mandiri Tunas Finance Continuing Bonds I Phase I Year 2013 (continued)
Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimum 60% untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I dari pokok obligasi terutang. Pada tanggal 31 Desember 2013, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp300.000 (lihat Catatan 5). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap I.
These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 60% of the nominal value of Continuing Bonds I Phase I. As of 31 December 2013, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp300,000 (refer to Note 5). If the amount of consumer financing receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Continuing Bonds I Phase I.
Dalam perjanjian perwaliamanatan juga diatur beberapa pembatasan yang harus dipenuhi oleh Perseroan, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan rasio jumlah pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1. Selain itu, selama pokok obligasi belum dilunasi, Perseroan tidak diperkenankan, antara lain melakukan penggabungan usaha kecuali dilakukan pada bidang usaha yang sama serta menjual atau mengalihkan lebih dari 50% aset Perseroan kecuali untuk kegiatan usaha Perseroan sehari-hari.
The trustee agreement provides several negative covenants to the Company, among others, collateral with fiduciary transfer of consumer financing receivables and debt to equity ratio not to exceed 10:1. Moreover, during the year that the bonds principals are still outstanding, the Company is not allowed to, among others, merge unless performed on the same business and to sell or assign more than 50% of the Company’s asset, except for Company’s normal business transactions.
Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.
The Company has complied with covenants on the trustee agreements.
PT Pefindo telah menetapkan peringkat idAA (Double A) terhadap obligasi berkelanjutan sesuai suratnya No. 528/PEF-Dir/III/2013 tanggal 19 Maret 2013 untuk periode 18 Maret 2013 sampai dengan 1 Maret 2014.
PT Pefindo has rated idAA the Continuing Bonds based on its report No. 258/PEFDir/III/2013 dated 19 March 2013 for period 18 March 2013 until 1 March 2014.
58
the
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. SURAT BERHARGA (lanjutan) b.
YANG
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DITERBITKAN
15. SECURITIES ISSUED (continued)
Medium-Term Notes (MTN)
b.
Medium-Term Notes (MTN)
Pada tanggal 24 Januari 2012, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III tahun 2012 dengan tingkat bunga tetap 9,95% sebesar Rp200.000 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Penerbitan MTN MTF III tahun 2012 serta Penunjukan agen pemantau dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 09 tanggal 24 Januari 2012 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku agen pemantau pemegang MTN III.
On 24 January 2012, the Company issued and registered Medium-Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance III 2012 with a 9.95% fixed interest rate, in a principal amount of Rp200,000 in Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). The issuance of MTN MTF III 2012 and the appointment of monitoring agent No. 09 dated 24 January 2012 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the monitoring agent for MTN III holders.
MTN III tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen perseroan sebesar 100%. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah Rp200.000.
These MTN III are secured by 100% consumer financing receivables. As of 31 December 2013 and 2012, consumer finance receivables pledged as collateral amounted to Rp200,000.
Selama MTN III belum dilunasi, Perseroan tidak diperkenankan antara lain, membayar, membuat atau menyatakan deviden atau distribusi pembayaran lain selama Perseroan lalai dalam melakukan pembayaran jumlah terutang, mentranfer atau mengalihkan harta kekayaan sebesar 50% atau lebih dari aset Perseroan (kecuali untuk kegiatan usaha sehari-hari), perubahan bisnis utama, penurunan modal dasar atau modal ditempatkan dan disetor, penggabungan, konsolidasi atau peleburan, memberikan pinjaman dimana keseluruhan pinjaman melebihi Rp120.000 dan melakukan investasi secara langsung dalam bentuk portofolio saham dari perusahaan lain.
During the period that MTN III is still outstanding, the Company is not allowed to, among others, pay, make or declare any dividends or other distribution payments during the Company fails to make payment of the amount owed, or transferring or diverting assets by 50% or more of the assets of the Company (except for normal business transactions), changes in core business, decrease in authorized capital or issued and paid-up capital, merger, consolidation or amalgamation, making loans with amount greater than Rp120.000 and making direct investment in shares portfolio of other companies.
Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.
The Company has complied with covenants on the trustee agreements.
16. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
16. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION
Jumlah yang diakui pada tanggal laporan posisi keuangan ditentukan sebagai berikut:
The amounts recognized in the statement of financial position are determined as follows:
2013 Nilai kini liabilitas Kerugian aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui Liabilitas pada laporan posisi keuangan
the
2012
11.829 (2.467) (271)
12.767 (5.917) (296)
9.091
6.554
59
Present value of obligations Unrecognized actuarial losses Unrecognized past service costs Liability in the statement of financial position
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. LIABILITAS (lanjutan)
IMBALAN
KERJA
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KARYAWAN
16. EMPLOYEE (continued)
Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut:
2012
1.936 817
2.108 651
Current service costs Interest costs
25 201
25 77
Past service costs - vested Amortization of actuarial losses
2.979
2.861
313
313
Termination
3.292
3.174
Total
Biaya pesangon pemutusan hubungan kerja Jumlah
Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
The movements in employee benefits obligation in the statements of financial position are as follows:
2013
2012
Saldo awal, 1 Januari Penyisihan tahun berjalan Pembayaran tahun berjalan
6.554 3.292 (755)
4.224 3.174 (844)
Saldo akhir
9.091
6.554
Liabilitas imbalan kerja karyawan dihitung oleh aktuaris independen PT Ricky Leonard Jasatama (dahulu: PT Rileos Pratama) dengan menggunakan metode projected unit credit dalam laporan aktuarianya tanggal 13 Januari 2014 (2012: 8 Januari 2013). Asumsi-asumsi dasar yang digunakan aktuaris independen adalah sebagai berikut:
Tingkat pensiun
Beginning balance, 1 January Provisions made during the year Payment during the year Ending balance
The liability for employee benefits is calculated by independent actuary PT Ricky Leonard Jasatama (formerly: PT Rileos Pratama) which used the projected unit credit method in its report dated 13 January 2014 (2012: 8 January 2013). The principal actuarial assumptions used by the independent actuary were as follows:
2013 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri
OBLIGATION
The amounts recognized in the statement of comprehensive income are as follows:
2013 Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu yang diakui langsung - vested Amortisasi kerugian aktuarial
BENEFITS
2012
9% per tahun/per annum 7% per tahun/per annum TMI 3 10% dari/from TMI 3 7% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun/ 7% per annum up to 40 years old and decrease linearly up to 0,00% at 55 years old 100,00% usia pensiun normal/ 100,00% at normal retirement age
60
6,5% per tahun/per annum 7,0% per tahun/per annum TMI 2 10% dari/from TMI 2 7% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun/ 7% per annum up to 40 years old and decrease linearly up to 0,00% at 55 years old 100,00% usia pensiun normal/ 100,00% at normal retirement age
Discount rate Salary increment rate Rate of mortality Rate of disability Rate of resignations
Rate of retirements
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. LIABILITAS (lanjutan)
IMBALAN
KERJA
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KARYAWAN
16. EMPLOYEE (continued)
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan biaya jasa kini dan biaya bunga pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
BENEFITS
OBLIGATION
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in discount rates, with all other variables held constant, of the employee benefits obligation and current service cost and interest cost as of 31 December 2013 and 2012: 2013
Liabilitas Biaya jasa kini imbalan kerja dan biaya bunga/ karyawan/ Current service Employee benefits cost and obligation interest cost Kenaikan suku bunga dalam 100 basis poin Penurunan suku bunga dalam 100 basis poin
(297)
(297)
347
347
Increase in interest rate in 100 basis point Decrease in interest rate in 100 basis point
2012 Liabilitas Biaya jasa kini imbalan kerja dan biaya bunga/ karyawan/ Current service Employee benefits cost and obligation interest cost Kenaikan suku bunga dalam 100 basis poin Penurunan suku bunga dalam 100 basis poin
(304)
(305)
357
356
Karyawan Perseroan juga diikutsertakan dalam program iuran pasti sejak bulan Agustus 2012. Kontribusi Perseroan pada program ini yang dilaporkan dalam laba rugi komprehensif tahun berjalan adalah sebesar Rp513 dan Rp182 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Pengelolaan program pensiun iuran pasti dilakukan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
The employees of the Company are also included in the defined contribution pension plan which was effective in August 2012. The Company’s contribution to the plan which is reported in statement of comprehensive income amounted to Rp513 and Rp182 for the years ended 31 December 2013 and 2012. This pension plan is managed by Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
17. MODAL SAHAM
17. SHARE CAPITAL
Komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Pemegang saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
Increase in interest rate in 100 basis point Decrease in interest rate in 100 basis point
Jumlah saham/ Number of shares
The composition of the Company’s shareholders as of 31 December 2013 and 2012 are as follows:
Nilai/ Value
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership (%)
1.275.000.000 1.225.000.000
127.500 122.500
51,00 49,00
2.500.000.000
250.000
100,00
61
Shareholders PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PENGGUNAAN LABA
18. PROFIT DISTRIBUTIONS
Cadangan wajib telah dibentuk sesuai dengan Undang-undang No. 40/2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perseroan Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan wajib untuk ditentukan penggunaannya sebesar sekurangkurangnya 20,00% dari jumlah modal Perseroan yang ditempatkan dan disetor penuh. Undangundang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk mencapai cadangan wajib minimum tersebut. Saldo cadangan wajib pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah Rp50.000.
A general reserve has been established in accordance with the Indonesian Limited Company Law No. 40/2007 which requires Indonesian Companies to set up a general reserve amounting to at least 20.00% of the Company’s issued and paid up share capital. There is no set period of time over which this amount should be accumulated. The balance of the general reserve as of 31 December 2013 and 2012 is Rp50,000.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 16 Mei 2013 memutuskan hal-hal sebagai berikut: Menyetujui pembagian dividen final tahun 2012 sejumlah Rp17.483 dari laba neto tahun 2012
The Annual General Shareholders Meeting on 16 May 2013 resolved the following: Approval of the declaration of 2012 final dividends amounting to Rp17,483 from the 2012 net income.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 21 Juni 2012 memutuskan hal-hal sebagai berikut: Menyisihkan untuk cadangan wajib sejumlah Rp12.500 dari laba neto tahun 2011.
The Annual General Shareholders Meeting on 21 June 2012 resolved the following: Allocation of Rp12,500 from the 2011 net income to the general reserve.
19. PENDAPATAN a.
19. REVENUE
Pembiayaan konsumen
a. 2013
Pihak ketiga Realisasi pendapatan pembiayaan konsumen Amortisasi biaya transaksi dan yield enhancing income Pendapatan yang masih harus diterima dari piutang yang mengalami penurunan nilai Pendapatan dari pembiayaan bersama without recourse
2012
559.019
486.354
(20.882)
(60.768)
2.927
2.804
317.904
208.833
858.968
637.223
Pihak berelasi Realisasi pendapatan pembiayaan konsumen
b.
919
599
859.887
637.822
Sewa Pembiayaan
b. 2013
Pihak ketiga Realisasi pendapatan pembiayaan konsumen Amortisasi biaya transaksi dan yield enhancing income
Consumer financing
Third parties Realized consumer financing income Amortization of transaction cost and yield enhancing income Accrued income on impaired asset Income from without recourse joint financing
Related parties Realized consumer financing income
Financial Lease
2012
60.304 (407) 59.897
62
16.441 73 16.514
Third parties Realized consumer financing income Amortization of transaction cost and yield enhancing income
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. PENDAPATAN (lanjutan) c.
19. REVENUE (continued)
Bunga
c. 2013
Pihak ketiga Deposito berjangka dan rekening koran Pihak berelasi Deposito berjangka dan rekening koran
Interest
2012
2.163
Third parties Time deposits and current accounts
4.973
4.463
Related parties Time deposits and current accounts
7.026
6.626
2.053
Lihat Catatan 24c untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi. d.
Refer to Note 24c for details of balances and transactions with related parties.
Lain-lain - neto
d. 2013
Diskon asuransi Pendapatan penalti Pendapatan penagihan Keuntungan penjualan aset tetap Lain-lain
Others - net
2012
173.705 36.127 22.029 163 7.362
127.632 28.989 18.719 226 4.541
239.386
180.107
Diskon asuransi merupakan pendapatan premi asuransi yang diterima oleh Perseroan sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen. Utang kepada perusahaan asuransi dicatat sebagai utang usaha di laporan posisi keuangan (lihat Catatan 11).
Insurance discount represents insurance premiums income received by the Company in relation to consumer financing activities. The related payables to insurance companies are recorded as trade payables in the statement of financial position (refer to Note 11).
20. BEBAN KEUANGAN
20. FINANCIAL CHARGES 2013
Pihak ketiga Bunga pinjaman bank Bunga surat berharga yang diterbitkan Medium-Term Notes Utang obligasi Administrasi dan provisi bank Amortisasi biaya emisi surat berharga yang diterbitkan: Medium-Term Notes Utang obligasi Lain-lain Pihak berelasi Bunga pinjaman bank
Insurance discount Penalty income Collection income Gains on sales of fixed asset Others
2012
198.632
146.657
19.900 75.051 29.822
22.642 60.459 20.883
405 2.154 637
310 1.527 462
326.601
252.940
116.891
59.964
443.492
312.904
Lihat Catatan 24d untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.
Third parties Interest on bank loans Securities issued interest: Medium-Term Notes Bonds payable Administration and bank provisions Amortization of securities issuance cost: Medium-Term Notes Bonds payable Others Related parties Interest on bank loans
Refer to Note 24d for details of balances and transactions with related parties. 63
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
21. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN
21. SALARIES AND BENEFITS EXPENSES 2013
Pihak ketiga Gaji dan tunjangan Imbalan pasca kerja karyawan Biaya pesangon Pihak berelasi Gaji dan tunjangan Tantiem
2012
166.003 2.536 857
126.517 2.330 844
169.396
129.691
8.227 1.694
7.949 928
9.921
8.877
179.317
138.568
Lihat Catatan 24d untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.
22. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2013
Pihak berelasi Sewa
2012
59.179 14.646 11.002 10.254 8.185 6.081 5.268 5.186 4.337 3.777 3.763 2.906 1.805 10.293
49.027 12.281 6.695 7.904 6.181 4.866 3.394 3.867 3.943 1.359 2.968 1.963 1.799 3.784
146.682
110.031
2.859
2.546
149.541
112.577
Lain-lain merupakan beban legal, perijinan, piknik perayaan, iklan, asuransi, sumbangan, parkir, koran dan majalah.
Laba per saham dasar (nilai penuh)
Related parties Rent
23. EARNINGS PER SHARE 2013
Jumlah saham biasa yang beredar (dalam ribuan) (lihat Catatan 17)
Third parties Collection fee Rent Depreciation of fixed assets (Note 9) Communications Travelling Security Repairs and maintenance Third parties service Stationaries and printings Recruitment and training Utilities Corporate entertainment Professional fees Others
Others represents legal, corporate event, advertising, insurance expenses, donation, parking, newspaper and magazine.
23. LABA PER SAHAM
Laba tahun berjalan
Related parties Salaries and allowances Tantiem
Refer to Note 24d for details of balances and transactions with related parties.
22. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Pihak ketiga Biaya penagihan Sewa Penyusutan aset tetap (Catatan 9) Komunikasi Perjalanan dinas Keamanan Perbaikan dan pemeliharaan Jasa pihak ketiga Alat tulis dan cetakan Rekrutmen dan pelatihan Listrik dan air Jamuan bisnis Jasa profesional Lain-lain
Third parties Salaries and allowances Post employment benefits Termination
2012
176.312
116.548
Income for the year
2.500.000
2.500.000
Number of ordinary shares outstanding (in thousands) (refer to Note 17)
71
47
Basic earnings per share (full amount)
64
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI
24. BALANCES AND RELATED PARTIES
TRANSACTIONS
WITH
Sifat hubungan dengan pihak berelasi
The nature of relationships with related parties
Sifat hubungan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
The nature of relationships with related parties are as follows: Sifat hubungan dengan pihak berelasi/ Nature of relationship with the related parties
Pihak berelasi/Related parties
Pemegang saham mayoritas/Controlling shareholder Pemegang saham minoritas/Minority shareholder Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company Personil manajemen kunci Group Bank Mandiri/ Key management personnel of Bank Mandiri Group
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk. PT Bumi Daya Plaza PT Bank Sinar Harapan Bali PT AXA Mandiri PT Mandiri AXA General Insurance PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Asuransi Kesehatan Indonesia PT Adhi Karya PT Indra Karya PT Jamsostek PT Kertas Letjes PT Nindya Karya PT Tambang Batubara Bukit Asam Perum PPD Perum Perhutani PT Jasindo PT Asuransi Jasa Raharja Putra PT Reasuransi Internasional Indonesia PT Perikanan Nusantara PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) PT Pindad (Persero) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank DKI PT Bank Jatim Personil manajemen kunci Grup/Group’s Key management personnel Dalam kegiatan normal usaha, Perseroan melakukan transaksi dengan pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Transaksi dengan pihak berelasi tersebut dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak tidak berelasi.
In normal course of business, the Company enters into certain transactions with parties which are related to the management and/or owned by the same ultimate shareholder. Transactions with related parties were conducted under terms and conditions similar to those granted to third parties.
65
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)
24. BALANCES AND TRANSACTIONS RELATED PARTIES (continued)
WITH
Saldo dan transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Balances and transactions with related parties are as follows:
a.
a.
Aset 2013 Kas dan setara kas Kas pada bank (lihat Catatan 4) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank DKI PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Deposito berjangka PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Piutang pembiayaan konsumen Personel manajemen kunci Grup PT Perusahaan Perdagangan Indonesia PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Perikanan Nusantara PT PINDAD (Persero)
Piutang lain-lain (lihat Catatan 7) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
Sewa dibayar di muka (lihat Catatan 10) PT Bumi Daya Plaza Jumlah aset kepada pihak berelasi Persentase terhadap total aset
Assets
2012
64.845 50.127
49.258 100
876
4.215
549 48
669 30
44
21
116.489
54.293
50.000
50.000
3
3
50.003
50.003
5.425
5.097
169 100 32 12
100 -
5.738
5.197
Cash and cash equivalents Cash in banks (refer to Note 4) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk. PT Bank DKI PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Time deposit PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Consumer financing receivable Group’s key management personnel PT Perusahaan Perdagangan Indonesia PT Adhi Karya (Persero) Tbk PT Perikanan Nusantara PT PINDAD (Persero)
Other receivables (refer to Note 7) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
222.565 620
110.753 620
223.185
111.373
442
417
Prepaid rent (refer to Note 10) PT Bumi Daya Plaza
395.857
221.283
Total assets associated with related parties
7,02%
5,04%
Percentage to total assets
Piutang lain-lain kepada pihak berelasi kepada PT Tunas Ridean Tbk. terutama berhubungan dengan transaksi usaha.
Other receivables from related party to PT Tunas Ridean Tbk. are in respect of trade activities.
Piutang lain-lain kepada pihak berelasi kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. merupakan pembayaran ke dealer untuk porsi pembiayaan Mandiri yang dibayarkan terlebih dahulu oleh Perseroan.
Other receivables from related party to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. represents payment to dealers for Mandiri’s financing portion which was paid in advance by the Company. 66
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan) b.
24. BALANCES AND TRANSACTIONS RELATED PARTIES (continued)
Liabilitas
b. 2013
Utang lain-lain (lihat Catatan 12) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
Pinjaman bank (lihat Catatan 14) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank DKI (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Surat berharga yang diterbitkan PT Jamsostek PT Dana Pensiun Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Jatim PT Taspen (Persero) PT AXA Mandiri PT Asuransi Kesehatan Indonesia PT Jasindo PT Bumi Daya Plaza PT Asuransi Jasa Raharja Putra PT Mandiri AXA General Insurance PT Reasuransi Internasional Indonesia
Jumlah liabilitas kepada pihak berelasi Persentase terhadap total liabilitas
Liabilities
2012 46.310 240
134.905
46.550
666.883
439.014
298.441 176.934
192.194 317.782
176.264
74.645
1.318.522
1.023.635
123.000
98.000
65.000 60.000 60.000 20.000 15.000 5.000 5.000 3.000 3.000
34.000 15.000 3.000 3.000 -
2.000
2.000
361.000
155.000
1.814.427
1.225.185
Total liabilities associated with related parties
36,64%
31,75%
Percentage to total liabilities
Bank loans (refer to Note 14) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia PT Bank DKI (Persero)Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Securities issued PT Jamsostek PT Dana Pensiun Bank Mandiri (persero) Tbk. PT Bank Jatim PT Taspen (Persero) PT AXA Mandiri PT Asuransi Kesehatan Indonesia PT Jasindo PT Bumi Daya Plaza PT Asuransi Jasa Raharja Putra PT Mandiri AXA General Insurance PT Reasuransi International Indonesia
In 2013 and 2012 other payables to related parties are mainly in respect of payables related with installments including interest to joint financing principals providers.
Pendapatan
c. 2013
Pembiayaan konsumen (lihat Catatan 19a) Personil manajemen kunci Grup PT Perikanan Nusantara PT Adhi Karya (Persero) Tbk PINDAD (Persero) PT Perusahaan Perdagangan Indonesia
Other payables (refer to Note 12) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
134.665 240
Pada tahun 2013 dan 2012 utang lain-lain kepada pihak berelasi terutama berhubungan dengan utang angsuran pokok termasuk bunga kepada pemberi pembiayaan bersama. c.
WITH
Revenue
2012
890 10 10 7
599 -
2
-
919
599
67
Consumer financing (refer to Note 19a) Group’s key management personnel PT Perikanan Nusantara PT Adhi Karya (Persero) Tbk PINDAD (Persero) PT Perusahaan Perdagangan Indonesia
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan) c.
24. BALANCES AND TRANSACTIONS RELATED PARTIES (continued)
Pendapatan (lanjutan)
c. 2013
Bunga (lihat Catatan 19c) PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank DKI
Revenue (continued)
2012 Interest (refer to Note 19c) PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank DKI
3.827 1.094
3.360 562
20
54
13
480
10 9
3 4
4.973
4.463
Jumlah pendapatan dari pihak berelasi
5.892
5.062
Total revenue associated with related parties
Persentase terhadap total pendapatan
0,51%
0,60%
Percentage to total revenue
Pendapatan bunga berkaitan dengan penempatan dana kepada pihak berelasi dengan tingkat bunga 0,00% - 9,75% (2012: 0,00% - 7,50%). d.
WITH
Interest income relates to funds placement to related parties with interest rate from 0.00% 9.75% (2012: 0.00% - 7.50%).
Beban
d. 2013
Beban umum dan administrasi Beban sewa gedung PT Bumi Daya Plaza Beban gaji dan tunjangan Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris Imbalan kerja jangka pendek: Gaji dan tunjangan Tantiem Direksi Imbalan kerja jangka pendek: Gaji dan tunjangan Tantiem
Expenses
2012
2.859
2.546
General and administrative expenses Building rental expense PT Bumi Daya Plaza Salaries and benefits Boards of Commisioners and Directors compensation Board of Commissioners Short-term employee benefits: Salaries and allowances Tantiem Directors Short-term employee benefits: Salaries and allowances Tantiem
2.247 484
1.950 106
5.980 1.210
5.999 822
9.921
8.877
51.403
19.744
23.788 23.338
17.929 16.328
18.362
5.963
116.891
59.964
Jumlah beban kepada pihak berelasi
129.671
71.387
Total expenses associated with related parties
Persentase terhadap total beban
13,96%
10,41%
Percentage to total expenses
Beban keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank DKI PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
68
Financial charges PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank DKI PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Pendahuluan dan gambaran umum
Introduction and overview
Perseroan memiliki eksposur terhadap risiko-risiko atas instrumen keuangan sebagai berikut: • Risiko pasar • Risiko kredit • Risiko likuiditas • Risiko operasional
The Company has exposure to the following risks from financial instruments: • Market risk • Credit risk • Liquidity risk • Operational risk
Kerangka manajemen risiko
Risk management framework
Konsep manajemen risiko perseroan adalah mengacu dari konsep Enterprise Risk Manajemen (ERM) yang di gunakan oleh induk entitas perseroan yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan operasional Perseroan. ERM adalah sebuah proses pengelolaan risiko yang melekat dalam proses bisnis Bank, artinya pengelolaan risiko menjadi bagian yang menyatu dalam pengambilan keputusan bisnis perseroan sehari-hari. Dengan ERM, Perseroan akan memiliki kerangka kerja pengelolaan risiko yang sistematis dan menyeluruh (risiko kredit, risiko pasar & risiko operasional) dengan menghubungkan pengelolaan modal dan proses bisnis dengan risiko yang dihadapi secara utuh. Tahun ini merupakan kelanjutan dari tahuntahun sebelumnya terkait dengan “Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Entitas Anak”, yang dilaksanakan Perseroan dalam kapasitasnya sebagai Entitas Anak dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., pemegang saham pengendali Perseroan. Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential principle dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan pengendalian risiko) pada semua level organisasi.
The concept of risk management of the Company refers to Enterprise Risk Management (ERM) implemented by PT Bank Mandiri (persero) Tbk. (parent company) which were adopted to the needs of business and operational of the Company. ERM is an inherent business risk management process in the Company’s business process, which means, risk management becomes part of daily business decision making. By using ERM, the Company will have systematic and comprehensive framework for risk management (credit risk, market risk and operational risk) by connecting management capital and bussines risk encountered as whole. This year is a continuation from previous years in term of “Implementation Of Consolidated Risk Management For Bank’s controlling Subsidiary Companies”, which is implemented by the Company in its capacity as the Subsidiary of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, the controlling shareholder of the Company. The Bank’s risk management framework refers to Bank Indonesia regulation (PBI) No 5/8/PBI/2003 dated 19 May 2003 concerning the application of risk management for commercial bank as amended by PBI No 11/25/PBI/2009 dated on 1 July 2009 concerning the amendment on Bank Indonesia regulation No 5/8/PBI/2003 concerning the application of risk management for commercial bank. This framework is included in the Risk Management policy of Bank Mandiri (KMRBM) in line with the plan to appy Basel II Accord gradually in Indonesia. Within this Risk Management framework, the Company set up a range of policies in order for risk management to function as a business enabler so that bussines can still grow within the corridor of “Prudential Principle” by applying the ideal risk management proceses (risk identification - measurement - monitoring management risk) at all level of organization.
69
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Kerangka manajemen risiko (lanjutan)
Risk management framework (continued)
Lebih lanjut, kemitraan antara Perseroan dengan Entitas Induk merupakan hal yang sangat penting, mengingat keduanya menghadapi tantangan regional dan global yang sama dalam mengelola pertumbuhan bisnis yang cepat dan dalam suasana kompetisi yang ketat, namun pada saat yang bersamaan Perseroan harus tetap mampu menyelenggarakan praktik bisnis tersebut berdasarkan dan mengacu kepada prinsip kehatihatian.
Further, the partnership between the Company and the parent company is a very important thing considering both have to faced the same regional and global challenge in managing fast business growth and strict competition, but at the same time the Company must implement such of business practices based on “Prudent Principle”.
Sebagai Perseroan yang bergerak di bidang pembiayaan, Manajemen Perseroan memiliki komitmen penuh untuk menerapkan manajemen risiko secara komprehensif yang secara esensi mencakup kecukupan kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Perseroan tetap dapat terarah dan terkendali pada batasan risiko yang dapat diterima, serta tetap menguntungkan Perseroan. Direktorat Manajemen Risiko yang berperan secara aktif dalam mengkoordinasikan tindakan-tindakan pencegahan, proaktif dan responsif dengan seluruh karyawan dari berbagai tingkatan yang ada di dalam Perseroan untuk mendukung penerapan manajemen risiko ini, karena semua bagian di dalam Perseroan masingmasing akan memainkan peranan penting.
As a company engages in financing activities, the Company’s Management is fully committed to implement risk management comprehensively, which essentially covers the adequacy of policies, procedures and risk management methodology; hence, the Company's business activities could remain be directed and controlled at an acceptable risk limit, at the same time the Company can still be profitable. Risk Management Directorate is playing an active role in coordinating preventive, proactive and responsive actions with all employees from various levels within the Company in order to support the implementation of risk management, because all divisions of the Company will play their respective important roles.
Dalam penerapan manajemen risiko, Perseroan menyadari pentingnya untuk memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan. Perseroan memiliki suatu mekanisme yang bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, which could be described as follows:
Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Pillar 1: Active Supervision by Boards of Commissioners and Directors
Pengawasan aktif tersebut tercermin sejak perencanaan bisnis tahunan, yang mencakup: • Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala; • Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau Direksi; • Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portofolio secara berkala;
Active supervision is reflected since annual business planning, which includes: • Approving and evaluating risk management policies on a regular basis; • Evaluating and approving activities that require approval from the Board of Commissioners or Board of Directors; • Establishing risk management policies and strategies, which include determining the authorization in limits and reviewing the quality of portfolio on a regular basis;
70
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Kerangka manajemen risiko (lanjutan)
Risk management framework (continued)
Pilar 1: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi (lanjutan)
Pillar 1: Active Supervision by Boards of Commissioners and Directors (continued)
•
Terdapatnya Komite Audit dan sebagai organ Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasannya; dan melalui Surat Edaran No. 030/SE/MTF/VI/2012 membentuk Forum Enterprise Risk Management dengan dikoordinir oleh Direktorat Risk Management PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sebagai bentuk konsolidasi Manajemen Risiko.
•
The presence of the Audit Committee as an organ of the Board of Commissioners in carrying out their supervisory functions; and through Circular Letter No. 030/SE/MTF/VI/2012 established Enterprised Risk Management Forum coordinated by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Risk Management Directorate in term of Implementation Of Consolidated Risk Management.
Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk dibentuk dengan menempatkan wakil dari Entitas Induk sebagai Kepala Divisi yang membawahi fungsi Manajemen Risiko Perseroan. Kerangka tersebut juga dilaksanakan melalui pemeriksaan kinerja secara berkala oleh Entitas Induk terhadap Perseroan, menyangkut kinerja keuangan, pengawasan sistem informasi akuntansi, serta tingkat kesehatan dan profil risiko dari piutang pembiayaan konsumen.
The consolidated risk management framework with Parent Company is established through assigning representatives from Parent Company as Division Head of Risk Management. The framework is also implemented through regular performance assessment by the Parent Company on the Company, concerning the financial performance, monitoring on accounting information system, as well as the level of soundness and risk profile of the Company’s consumer financing receivables.
Pilar 2: Kebijakan dan Penerapan Batasan
Pillar 2: Policy and Implementation of Limits
Perseroan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan keadaan usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar dan Memo Internal yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perseroan juga memiliki kebijakan-kebijakan mengenai batasan persetujuan/ otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit.
The Company develops policies related to risk management, which are assessed periodically and aligned constantly to fit the most recent business situation. The policy is translated into Standard Operating Procedures and Internal Memo, which are being socialized to all employees. The Company also has policies regarding limitation on approval/ authorization for both credit and noncredit transactions.
Salah satu contoh kemitraan dalam pengelolaan manajemen risiko antara Perseroan dan Entitas Induk adalah perjanjian kerjasama pemberian kredit without recourse dimana Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi berdasarkan batasan produk ataupun kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh Entitas Induk. Kebijakan penyisihan kerugian penurunan nilai piutang Perseroan juga mengikuti kebijakan penyisihan pada Entitas Induk yang sejalan dan patuh terhadap Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
An example of partnership between the Company and Parent Company in managing risk is joint financing without recourse agreement where the Company acts as an agent to underwrite, collect and administer consumer financing based on limitation of product or pre-determined criteria established by Parent Company. The Company’s policy in relation with allowance for impairment losses on receivables also comply with the Parent Company's policy, which is in line and in compliance with Indonesian Financial Accounting Standards.
71
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Kerangka manajemen risiko (lanjutan)
Risk management framework (continued)
Pilar 3: Identifikasi, Pengukuran, Pengawasan dan Sistem Informasi Manajemen
Pillar 3: Monitoring System
Perseroan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko terutama risiko kredit dan risiko operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistem informasi manajemen yang ada serta melalui pertemuan berkala Forum Enterprise Risk Management (FERMA) dengan Entitas induk. Selain itu, sistem teknologi informasi utama Perseroan mampu menyediakan data/informasi secara cepat dan akurat kepada pihak manajemen, Entitas Induk atau pihak ketiga yang terkait lainnya.
The Company has a set of tools to identify, measure and monitor risks, especially credit risk and operational risk through the existing reporting and management information system mechanism, as well as through the regular meetings of the Company’s Enterprise Risk Management Forum (FERMA) with Parent Company. In addition, the Company’s major information technology system is capable of providing instant and accurate data/information to the management, Parent Company or other related third parties.
Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk terlaksana melalui penyampaian paparan risiko Perseroan yang ada secara berkala kepada Komite Manajemen Risiko Entitas Induk, termasuk penyampaian laporan berkala terkait aspek kepatuhan, hukum dan lainnya kepada Entitas Induk.
The consolidated risk management framework with Parent Company is conducted through the reporting of the Company's risk exposure periodically to Parent Company’s Risk Management Committee, including the periodic reporting in relation to the compliance, legal and other aspects to the Parent Company.
Pilar 4: Pengendalian Internal
Pillar 4: Internal Control
Perseroan memiliki Divisi Audit Internal yang secara independen melaporkan proses dan hasil pemeriksaannya kepada Direktur Utama dan melakukan koordinasi dengan Komite Audit secara rutin setiap bulan. Akuntabilitas dari Divisi Audit Internal mencakup: • Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektivitas dari semua proses yang ada di dalam Perseroan; • Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian aktivitasaktivitas di dalam Perseroan, termasuk perbaikan yang potensial terhadap proses-proses tersebut; dan • Koordinasi dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, kepatuhan,hukum dan audit eksternal).
The Company has an Internal Audit Division which independently reports on the process and assessment result to the President Director and regularly coordinate with Audit Committee monthly. The accountability of the Internal Audit Division includes: • Providing assessment on the adequacy and effectiveness of all existing processes within the Company; • Reporting on important issues related to the control process of activities within the Company, including potential improvements to these processes; and
Kerangka konsolidasi manajemen risiko dengan Entitas Induk juga dicerminkan dengan dilaksanakannya audit reguler/audit Teknologi Informasi/audit terintegrasi atas unit-unit di Perseroan oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) Entitas Induk.
The consolidated risk management framework with Parent Company is also reflected in the mplementation of regular audit/Information Technology audit/integrated audit on the business units in the Company by Parent Company’s Internal Audit Unit (SKAI).
Identification, Measurement, and Management Information
• Coordinating with other controlling and supervisory functions (risk management, compliance, legal and external audit).
72
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Kerangka manajemen risiko (lanjutan)
Risk management framework (continued)
Pilar 4: Pengendalian Internal (lanjutan)
Pillar 4: Internal Control (continued)
Guna penguatan Internal Control dan proses konsolidasi antara Entitas Induk dengan Entitas Anak, Kepala Divisi Internal Audit perseroan diseleksi dan ditetapkan oleh entitas induk sebelum ditempatkan di Perseroan.
For the purpose of strengthening Internal Control and consolidation process between Parent Company and Subsidiary Company, Head of Internal Audit Division is selected and determined by Parent Company before being assigned in the Company.
Risiko pasar
Market risk
Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat membawa risiko bagi Perseroan. Dalam perencanaan usaha Perseroan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perseroan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga.
Market risk is the risk which is primarily caused by the changes in interest rates, exchange rate of Rupiah currency, commodity prices and the price of capital or loans, which could expose to the Company. In the Company's business planning, market risk with direct impact to the Company is in terms of interest rates management.
Perubahan tingkat bunga acuan akan menjadi risiko pada saat perubahannya, terutama ketika tingkat bunga dinaikkan, yang menyebabkan kerugian bagi Perseroan sehingga dapat menyebabkan risiko kredit Perseroan meningkat. Untuk itu, Perseroan menerapkan pengelolaan tingkat bunga tetap secara konsisten dengan menyesuaikan tingkat bunga kredit terhadap tingkat bunga pinjaman dan beban dana.
Changes in interest rates would become a risk at the point of change, especially when the interest rate is raised, which would cause losses to the Company, hence resulting in increased Company's credit risk. Therefore, the Company consistently implements fixed interest rate management by doing adjustment on lending interest rate and cost of funds.
Sumber pendanaan Perseroan yang terbesar berasal dari skema pembiayaan bersama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan tingkat bunga tetap dan jangka waktu yang sama dengan piutang pembiayaan konsumen.
The largest source of funding for the Company comes from a joint financing scheme with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. with fixed interest rate and same period with the consumer financing receivables.
Perseroan juga menerbitkan obligasi dan mediumterm notes yang sebagian besar mempunyai jangka waktu yang panjang, yaitu 3 (tiga) tahun dengan tingkat bunga tetap serta sejumlah kecil pinjaman dari bank swasta nasional dengan tingkat bunga mengambang.
The Company’s funding source is also from the issuance of bonds and medium-term notes mostly for long-term, i.e. for 3 (three) years, with fixed interest rates and as well as a small number of loans from the national private banks with floating interest rates.
Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perseroan saat ini, risiko pasar Perseroan adalah minimal. Perseroan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dalam mata uang asing.
With the pattern of business activity currently operated by the Company, the market risk of the Company is minimal. The Company does not have consumer financing business in foreign currency.
73
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pasar (lanjutan)
Market risk (continued)
Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perseroan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga:
The following table summarizes the Company’s financial assets and liabilities at carrying amounts, categorized by the earlier of contractual repricing or maturity dates to see the impact of changes in interest rates: 2013 Tingkat bunga tetap/Fixed rate
Bunga mengambang <3 bulan/ Float Rate < 3 months
Lebih dari 3 bulan sampai 1 tahun/Over 3 months to 1 year
Kurang dari 1 Lebih dari 1 bulan bulan/Less sampai 3 bulan/ than Over 1 month 1 month to 3 months
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun/ Over 1 year to 2 years
Lebih dari 2 tahun/ Over 2 years
Tidak dikenakan bunga/ No interest rate charges
Jumlah/ Total
Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi neto dalam sewa pembiayaan Piutang lain lain Aset lain-lain
178.310
-
-
-
-
-
12.929
191.239
-
155.548
309.232
1.303.460
1.522.976
1.353.685
-
4.644.901
-
26.846 -
55.598 -
221.144 -
242.864 -
73.239 -
250.731 6.180
619.691 250.731 6.180
Financial assets Cash and cash equivalents Consumer financing receivable Net investment in financial leases Other receivables Other assets
Jumlah aset keuangan
178.310
182.394
364.830
1.524.604
1.765.840
1.426.924
269.840
5.712.742
Total financial assets
Utang usaha Utang lain-lain Beban bunga yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan
-
-
-
-
-
-
260.798 153.673
260.798 153.673
-
20.320 169.382
326.069
1.189.951
1.168.996
386.665
-
20.320 3.241.063
Trade payables Other payables Accrued interest expenses Bank loans
-
-
-
349.715
349.277
497.743
-
1.196.735
Securities issued
Jumlah liabilitas keuangan
-
189.702
326.069
1.539.666
1.518.273
884.408
414.471
4.872.589
Total financial liabilities
Jumlah selisih penilaian bunga
178.310
38.761
(15.062)
247.567
542.516
(144.631)
840.153
Total interest repricing gap
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
(7.308)
2012 Tingkat bunga tetap/Fixed rate
Bunga mengambang <3 bulan/ Float Rate < 3 months
Lebih dari 3 bulan sampai 1 tahun/Over 3 months to 1 year
Kurang dari 1 Lebih dari 1 bulan bulan/Less sampai 3 bulan/ than Over 1 month 1 month to 3 months
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun/ Over 1 year to 2 years
Lebih dari 2 tahun/ Over 2 years
Tidak dikenakan bunga/ No interest rate charges
Jumlah/ Total
Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi neto dalam sewa pembiayaan Piutang lain lain Aset lain-lain
146.810
-
-
-
-
-
18.960
165.770
-
153.669
306.432
1.249.423
1.204.427
894.442
-
3.808.393
-
11.247 -
22.849 -
106.048 -
118.715 -
70.588 -
122.857 7.009
329.447 122.857 7.009
Financial assets Cash and cash equivalents Consumer financing receivable Net investment in financial leases Other receivables Other assets
Jumlah aset keuangan
146.810
164.916
329.281
1.355.471
1.323.142
965.030
148.826
4.433.476
Total financial assets
Utang usaha Utang lain-lain Beban bunga yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan
-
-
-
-
-
-
292.264 60.611
292.264 60.611
-
18.325 175.294
262.560
1.035.069
853.763
363.314
-
18.325 2.690.000
-
-
-
51.943
349.134
348.723
-
749.800
Securities issued
Jumlah liabilitas keuangan
-
193.619
262.560
1.087.012
1.202.897
712.037
352.875
3.811.000
Total financial liabilities
Jumlah selisih penilaian bunga
146.810
(28.703)
66.721
268.459
120.245
252.993
(204.049)
622.476
Total interest repricing gap
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
74
Trade payables Other payables Accrued interest expenses Bank loans
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit
Credit risk
Pengelolaan risiko kredit perseroan diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal untuk memperoleh return yang optimal. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses survey dan analisa kredit sebelum disetujui oleh Komite Kredit. Perseroan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perseroan Pembiayaan. Tahun 2012, Perseroan juga telah menjalankan aturan uang muka kendaraan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 43/PMK.010/2012 tentang “Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Pembiayaan” serta Surat Edaran BI No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor yang diberlakukan sejak 15 Juni 2012.
The Company’s credit risk management is directed to improve the balance between healthy credit expansion with a prudent credit management to avoid from the decline in the quality or being Non Performing Loan. It starts from the process of receiving credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process before being approved by the Credit Committee. The Company also implemented the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 30/PMK.010/2010 regarding the Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions and the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) Regulation No. PER-05/BL/2011 regarding the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles for Multifinance Companies. In 2012, the Company also has implemented down payment regulation as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 43/PMK.010/2012 concerning “Down Payment for Consumer Financing”, and Bank Indonesia Cirrcular Letter No.14/10/DPNP dated 15 March 2012 concerning The Application of Bank’s Risk Management on Mortgages and Motor Vehicle Credit effective 15 June 2012.
Untuk setiap kategori aset keuangan, Perseroan harus mengungkapkan eksposur maksimum terhadap risiko kredit dan analisa konsentrasi risiko kredit.
For each financial asset category, the Company should disclose maximum exposure to credit risk and concentration of credit risk analysis.
i.
i.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit Eksposur Perseroan terhadap risiko kredit hampir seluruhnya berasal dari piutang pembiayan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan, dimana eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat.
ii.
Maximum exposure to credit risk The Company’s exposure to credit risk mainly comes from the consumer financing receivables and net investments in financial leases, of which the maximum exposure to credit risk equals to the carrying amount.
Analisis konsentrasi risiko kredit
ii.
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah pelanggan bergerak dalam aktivitas usaha yang sama atau aktivitas dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika mereka memiliki karakteristik yang sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya sama-sama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau yang lainnya.
Concentration of credit risk analysis Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
75
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
ii.
ii.
Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan)
Concentration (continued)
of
credit
risk
analysis
Perseroan bergerak di bidang usaha pembiayaan konsumen yang pelanggannya kebanyakan adalah individu dan tidak terkonsentrasi pada wilayah geografis tertentu.
The Company is currently engaged in consumer financing business in which the customers are mainly individuals and they are not concentrated in the specific geographic region.
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko aset keuangan konsumen yang dimiliki Perseroan:
The following table sets out the total credit risk and risk concentration of financial assets of the Company:
a.
a.
Sektor geografis
Geographical sector
2013 Jawa Bali Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen: perorangan Investasi neto dalam sewa pembiayaan: korporasi Piutang lain-lain Aset lain-lain
Sumatera
Kalimantan
Lainnya/ Others
Sulawesi
Jumlah/ Total
177.710
401
118
81
-
178.310
2.783.608
1.292.806
329.595
238.892
-
4.644.901
11 93
59.232 81 41
-
619.691 250.731 6.180
329.817
298.327
-
5.699.813
559.942 250.411 6.728 3.778.399
517 228 (682 ) 1.293.270
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables: individual Net investment in financial leases: corporate Other receivables Other assets
2012 Jawa Bali Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen: perorangan Investasi neto dalam sewa pembiayaan: korporasi Piutang lain-lain Aset lain-lain
Kalimantan
Lainnya/ Others
Sulawesi
Jumlah/ Total
143.479
2.081
1.029
221
-
146.810
2.189.140
1.143.654
316.854
158.745
-
3.808.393
-
329.447 122.857 7.009
-
4.414.516
312.671 122.681 7.715 2.775.686
b.
Sumatera
791 164 (722 ) 1.145.968
11 29
15.985 1 (13 )
317.923
174.939
Sektor industry
b.
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables: individual Net investment in financial leases: corporate Other receivables Other assets
Industry sector
2013 Lembaga Keuangan/ Financial Institution Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen: perorangan Investasi neto dalam sewa pembiayaan: korporasi Piutang lain-lain Aset lain-lain
Konsumen/ Customers
Lain-lain/ Others
Jumlah/ Total
178.310
-
-
178.310
-
4.644.901
-
4.644.901
222.565 -
619.691 -
28.166 6.180
619.691 250.731 6.180
400.875
5.264.592
34.346
5.699.813
76
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables: individual Net investment in financial leases: corporate Other receivables Other assets
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
ii.
ii.
Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) b.
Concentration (continued)
Sektor industri (lanjutan)
b.
of
credit
risk
analysis
Industry sector (continued)
2012 Lembaga Keuangan/ Financial Institution Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen: perorangan Investasi neto dalam sewa pembiayaan: korporasi Piutang lain-lain Aset lain-lain
c.
Konsumen/ Customers
Lain-lain/ Others
Jumlah/ Total
146.810
-
-
146.810
-
3.808.393
-
3.808.393
110.753 -
329.447 -
12.104 7.009
329.447 122.857 7.009
257.563
4.137.840
19.113
4.414.516
Berdasarkan kualitas kredit dari aset keuangan
c.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables: individual Net investment in financial leases: corporate Other receivables Other assets
Based on quality of financial assets As of 31 December 2013 and 2012 credit risk exposure of financial asset is divided into:
2013 Jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/Past due nor impaired
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired High grade Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen: perorangan Investasi neto dalam sewa pembiayaan: korporasi Piutang lain-lain Aset lain-lain
Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
Jumlah/ Total
Standard grade
178.310
-
-
-
-
178.310
2.080.847
2.180.820
306.429
76.805
(133.356 )
4.511.545
399.827 249.918 6.180
176.568 -
29.361 -
13.935 813 -
(7.537) (813) -
612.154 249.918 6.180
2.915.082
2.357.388
335.790
91.553
(141.706 )
5.558.107
Cash and cash equivalent Consumer financing receivables: individual Net investment in financial leases: corporate Other receivables Other assets
2012 Jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/Past due nor impaired
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired High grade Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen: perorangan Investasi neto dalam sewa pembiayaan: korporasi Piutang lain-lain Aset lain-lain
Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
Jumlah/ Total
Standard grade
146.810
-
-
-
1.533.699
1.933.494
283.478
57.722
(90.777)
3.717.616
172.502 121.878 7.009
136.401 -
20.544 -
979 -
(1.767) (979) -
327.680 121.878 7.009
1.981.898
2.069.895
304.022
58.701
(93.523)
4.320.993
77
-
146.810
Cash and cash equivalent Consumer financing receivables: individual Net investment in financial leases: corporate Other receivables Other assets
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
ii.
ii.
Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) c.
Berdasarkan kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan)
Concentration (continued) c.
of
credit
risk
analysis
Based on quality of financial assets (continued)
Penjelasan pembagian kualitas kredit yang diberikan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai: High grade, yaitu tidak terdapat keraguan atas pengembalian aset keuangan. Standard grade, yaitu terdapat pertimbangan tertentu terkait dengan kemampuan nasabah dalam melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Namun sampai saat ini belum terdapat keterlambatan dalam pembayaran cicilan pokok dan bunga pada saat jatuh tempo.
The explanation of loan under quality”neither past due nor impaired” were as follows: High grade, which is no - doubt over the repayment of financial asset.
Piutang pembiayaan konsumen dan investasi sewa pembiayaan yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 hari diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang mengalami penurunan nilai.
Consumer financing and financing lease receivables which installments are overdue for more than 90 days are classified as impaired financial assets.
Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Perseroan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (“BPKB”) atas kendaraan bermotor yang dibiayai Perseroan.
As collateral to the consumer financing receivables, the Company receives the Certificates of Ownership (“BPKB”) of the motor vehicles financed by the Company.
Tabel berikut menunjukkan aging analysis terhadap piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto dalam sewa pembiayaan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai.
The following table summarizes the aging analysis of consumer financing receivables and net investment in financial leases which are past due but not impaired.
-
Standard grade, which is there is certain consideration related to the ability of the customer in making payment at maturity date, however until now there has not been any delay in payment of principal and interest at maturity date.
2013 1-30 hari/days Piutang pembiayaan konsumen: perorangan Investasi neto dalam sewa pembiayaan: korporasi
215.377
31-60 hari/days
65.433
61-90 hari/days
25.619
Jumlah/ Total
306.429
24.892
538
3.931
29.361
240.269
65.971
29.550
335.790
78
Consumer financing receivables: individual Net investment in financial leases: corporate
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
ii.
ii.
Analisis konsentrasi risiko kredit (lanjutan) c.
Concentration (continued)
Berdasarkan kualitas kredit dari aset keuangan (lanjutan)
c.
of
credit
risk
analysis
Based on quality of financial assets (continued)
2012 1-30 hari/days Piutang pembiayaan konsumen: perorangan Investasi neto dalam sewa pembiayaan: korporasi
Jumlah/ Total
31-60 hari/days
61-90 hari/days
194.335
64.425
24.718
283.478
20.544
-
-
20.544
214.879
64.425
24.718
304.022
Consumer financing receivables: individual Net investment in financial leases: corporate
Risiko likuiditas
Liquidity risk
Risiko likuiditas merupakan risiko, yang mana Perseroan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Mengingat Perseroan memperoleh dukungan keuangan yang kuat dari Entitas Induk melalui skema pembiayaan bersama, maka risiko ini dapat dikelola dengan baik.
Liquidity risk is the risk, whereby the Company does not have sufficient financial resources to discharge its matured liabilities. As the Company receives strong financial support from Parent Company through joint financing scheme, this risk could be managed properly.
Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The following table summarizes the maturity gap profile of the Company’s financial assets and liabilities as of 31 December 2013 and 2012: 2013
Kurang dari satu bulan/ Less than one month
1-6 bulan/ months
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/No contractual maturity
Lebih dari 1 tahun/ Over than 1 year
6-12 bulan/ months
Nilai tercatat/ Carrying value
ASET Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi neto dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain
178.310
-
-
-
12.929
191.239
155.548
755.249
857.443
2.876.661
-
4.644.901
26.846 222.565 -
130.000 -
146.742 -
316.103 -
28.166 6.180
619.691 250.731 6.180
ASSETS Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net investment in financial leases Other receivables Other assets
Total aset
583.269
885.249
1.004.185
3.192.764
47.275
5.712.742
Total assets
260.798 153.673
-
-
-
-
260.798 153.673
20.320 169.382
761.076
754.944
1.555.661
-
20.320 3.241.063
LIABILITIES Trade payables Other payables Accrued interest expenses Bank loans
LIABILITAS Utang usaha Utang lain-lain Beban bunga yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan
-
349.715
-
847.020
-
1.196.735
Securities issued
Total liabilitas
604.173
1.110.791
754.944
2.402.681
-
4.872.589
Total liabilities
Total perbedaan jatuh tempo
(20.904 )
249.241
790.083
47.275
840.153
Total maturity gap
(225.542 )
79
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuiditas (lanjutan)
Liquidity risk (continued) 2012
Kurang dari satu bulan/ Less than one month ASET Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi neto dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain Total aset LIABILITAS Utang usaha Utang lain-lain Beban bunga yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan Total liabilitas Total perbedaan jatuh tempo
1-6 bulan/ months
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/No contractual maturity
Lebih dari 1 tahun/ Over than 1 year
6-12 bulan/ months
Nilai tercatat/ Carrying value
146.810
-
-
-
18.960
165.770
153.669
747.951
807.904
2.098.869
-
3.808.393
11.247 110.753 -
58.033 -
70.864 -
189.303 -
12.104 7.009
329.447 122.857 7.009
422.479
805.984
878.768
2.288.172
38.073
4.433.476
ASSETS Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net investment in financial leases Other receivables Other assets Total assets
292.264 60.611
-
-
-
-
292.264 60.611
18.325 175.294
638.942
658.686
1.217.078
-
18.325 2.690.000
LIABILITIES Trade payables Other payables Accrued interest expenses Bank loans
-
-
51.943
697.857
-
749.800
Securities issued
546.494
638.942
710.629
1.914.935
-
3.811.000
Total liabilities
(124.015 )
167.042
168.139
373.237
38.073
622.476
Total maturity gap
Risiko operasional
Operational risk
Perseroan juga sangat peduli terhadap risiko operasional, karena permasalahan yang timbul sehubungan dengan risiko ini dapat berdampak dan berpengaruh luas terhadap kinerja Perseroan secara keseluruhan. Secara umum, risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan karena kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan system ataupun permasalahan-permasalahan yang berdampak pada operasi Perseroan. Penanganan risiko operasional dalam Perseroan dilakukan dengan 3 (tiga) langkah, yaitu: Pengidentifikasian risiko Pengukuran risiko Manajemen, pengawasan dan pengendalian risiko
The Company is also very concerned about the operational risk, because the problems arised in relation with this risk could bring significant impact and affect to the overall Company’s performance. In general, operational risk is the risk caused by shortcomings and failures of internal processes, human errors, system failures or problems that could bring impact to the Company's operations. The operational risks in the Company are handled through 3 (three) steps as follows:
Ketiga langkah di atas merupakan satu kesatuan proses yang tidak terpisahkan. Langkah di atas telah diterjemahkan Perseroan dalam mekanisme manajemen risiko operasional sebagai berikut:
The three steps above are inseparable unified process. The steps above have been converted to the Company's operational risk management mechanism as follows:
Operational Risk Management System (ORMS)
Operational Risk Management System (ORMS)
ORMS merupakan implementasi dari kewajiban Perseroan sebagai Perseroan Anak dari PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. untuk melakukan pengendalian risiko operasional dengan cara melakukan pencatatan kejadian berisiko pada saat terjadinya kejadian berisiko tersebut, seperti yang diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tertanggal 30 Januari 2006 perihal “Penerapan Manajemen Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian terhadap Perseroan Anak”.
ORMS is an implementation of the obligation of the Company as a Subsidiary of PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. to carry out operational risk control by recording risk event at the time this risk event occurred, as regulated in Bank Indonesia Regulation No. 8/6/PBI/2006 dated 30 January 2006 regarding "Implementation of Consolidated Risk Management for Banks Performing Control on Subsidiary Companies".
-
80
Risk identification Risk measurement Risk management, supervision and control
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko operasional (lanjutan)
Operational risk (continued)
Operational Risk Management System (ORMS) (lanjutan)
Operational Risk Management System (ORMS) (continued)
ORMS adalah sebuah aplikasi intranet berbasis web yang digunakan sebagai alat bantu pengelola risiko operasional yang dirancang agar pencatatan kejadian berisiko dapat dilakukan pada saat terjadinya kejadian berisiko tersebut dan direkam ke dalam database. Laporan yang terekam melalui menu laporan tersebut kemudian akan dipindahkan ke dalam aplikasi ORMS Entitas Induk sebagai bentuk dari perwujudan konsolidasi Laporan Risiko Operasional Bank.
ORMS is a web-based intranet application that is used as an operational risk management tool and is designed for recording the operational risk event at the time of occurrence of this risk event and stored into database. The report stored through the reporting menu would then be transferred to Parent Company’s ORMS application as the form of the consolidated Bank’s Operational Risk Report.
Manajemen permodalan
Capital management
Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya adalah menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya, dan memelihara optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya modal (cost of capital).
The Company’s objectives when managing capital are to safeguard the Company’s ability to continue as a going concern in order to provide returns for shareholders and benefits for other stakeholders and to maintain an optimal capital structure to reduce the cost of capital.
Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru untuk mengurangi pinjaman.
In order to maintain or adjust the capital structure, the Company may adjust the amount of dividends paid to shareholders, return capital to shareholders or issue new shares to reduce debt.
Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari nilai bersih pinjaman (termasuk obligasi dan medium-term notes) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan.
Consistent with other players in the industry, the Company monitors capital on the basis of the gearing ratio. This ratio is calculated as net debt (including bonds payable and medium-term notes) divided by total capital. Total capital is calculated as ‘equity’ as shown in the statements of financial position.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006 tentang Entitas Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10 kali dari total modal.
Based on Minister of Finance of the Republic of Indonesia Regulation No. 84/PMK.012/2006 dated 26 September 2006 regarding multi finance company, the maximum gearing ratio is 10 times from total capital.
2013
2012
Pinjaman Pinjaman yang diterima - neto Obligasi Medium-Term Notes
3.241.063 996.735 200.000
2.690.000 549.800 200.000
Debt Borrowings - net Bonds Payable Medium-Term Notes
Total Pinjaman
4.437.798
3.439.800
Total Debt
Jumlah Modal
687.794
528.965
Total Capital
Gearing Ratio
6,45
6,50
Gearing Ratio
81
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
25. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Manajemen permodalan
Capital management
Perseroan senantiasa menjaga jumlah maksimum gearing ratio lebih kecil dari ketentuan yang ditetapkan melalui analisa alternatif pembiayaan baik melalui pinjaman bank, penerbitan obligasi ataupun optimalisasi dana joint financing. Perseroan juga menghitung biaya dana dari alternatif pembiayaan yang dipilih untuk memastikan biaya dana tersebut dapat menghasilkan pendapatan maksimum bagi Perseroan.
The Company always maintains the maximum amount of gearing ratio at smaller level than the applicable regulation by performing an analysis to determine financing alternative whether through the bank loans, bonds issuance or joint financing fund optimization. The Company also calculates the cost of fund of each financing alternative selected by the Company to ensure it could generate a maximum income for the Company.
26. NILAI WAJAR KEUANGAN
ASET
DAN
LIABILITAS
26. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar dari instrumen keuangan Perseroan:
The following table sets out the carrying amounts and fair values of the Company’s financial instruments: 2013
Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/ Other amortized cost
Nilai tercatat/ Carrying value
Nilai wajar/ Fair value
ASET KEUANGAN Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi neto dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain Total aset keuangan
FINANCIAL ASSETS 191.239
-
191.239
191.239
4.644.901
-
4.644.901
4.906.010
619.691 250.731 6.180
-
619.691 250.731 6.180
617.005 250.731 6.180
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net investment in financial leases Other receivables Other assets
5.712.742
-
5.712.742
5.971.165
Total financial assets
-
260.798 153.673 3.241.063
260.798 153.673 3.241.063
260.798 153.673 3.201.969
LIABILITIES Trade payables Other payables Bank loans
-
20.320
20.320
20.320
Accrued interest expenses
LIABILITAS Utang usaha Utang lain-lain Pinjaman bank Beban bunga yang masih harus dibayar Surat berharga yang diterbitkan
-
1.196.735
1.196.735
1.095.317
Securities issued
Total liabilitas
-
4.872.589
4.872.589
4.732.077
Total liabilities
82
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 26. NILAI WAJAR ASET KEUANGAN (lanjutan)
DAN
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
LIABILITAS
26. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued) 2012
Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/ Other amortized cost
Nilai tercatat/ Carrying value
Nilai wajar/ Fair value
ASET KEUANGAN Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi neto dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain Total aset keuangan
FINANCIAL ASSETS 165.770
-
165.770
165.770
3.808.393
-
3.808.393
3.994.589
329.447 122.857 7.009
-
329.447 122.857 7.009
329.889 122.857 7.009
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net investment in financial leases Other receivables Other assets
4.433.476
-
4.433.476
4.620.114
Total financial assets
292.264 60.611 2.690.000
292.264 60.611 2.690.000
292.264 60.611 2.686.107
LIABILITIES Trade payables Other payables Bank loans
LIABILITAS Utang usaha Utang lain-lain Pinjaman bank Beban bunga yang masih harus dibayar Surat berharga yang diterbitkan
-
18.325
18.325
18.325
Accrued interest expenses
-
749.800
749.800
645.321
Securities issued
Total liabilitas
-
3.811.000
3.811.000
3.702.628
Total liabilities
-
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:
The following methods and assumptions are used to estimate the fair values:
Nilai wajar kas dan setara kas, piutang lain-lain, aset lain-lain, utang usaha, beban bunga yang masih harus dibayar dan utang lain-lain mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
The fair value of cash and cash equivalents, other receivables, other assets, trade payables, accrued interest expenses and other payables approximate their carrying amounts largerly due to short-term maturities of these instruments.
Nilai wajar piutang pembiayaan konsumen, investasi neto dalam sewa pembiayaan, pinjaman yang diterima dan surat berharga yang diterbitkan dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The fair value of consumer financing receivables, net investment in financial leases, borrowing and securities issued are determined by discounting cash flows using market interest rate as of 31 December 2013 and 2012.
Perseroan mengukur nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar dengan menggunakan tingkat hirarki berikut ini: - Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar yang aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis, - Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi, - Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi.
The Company measures fair value for financial instrument recognized at fair values using the following hierarchy level: Level 1: Quoted market price in an active market for an identical instrument, Level 2: Valuation techniques based on observable inputs, Level 3: Valuation techniques using significant unobservable inputs.
83
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. PERJANJIAN KERJASAMA
27. COOPERATION AGREEMENTS
Pembiayaan bersama
Joint financing
Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama pembiayaan bersama without recourse dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi dan mendapatkan pendapatan atas selisih marjin yang diterima dari konsumen dan yang dibayarkan ke pemberi pembiayaan bersama.
The Company entered into a joint financing without recourse agreement with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The Company acts as an agent to underwrite, collect and administer consumer financing and earns the spread between the margin received from customers and the interest paid to the joint financing provider.
Dalam perjanjian kerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masingmasing pihak adalah minimal 5,00% dari Perseroan dan maksimal 95,00% dari pemberi pembiayaan bersama. Sejak tanggal 20 Desember 2013, porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masing-masing pihak adalah minimal 1,00% dari Perseroan dan maksimal 99,% dari pemberi pembiayaan bersama.
Based on the agreements with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 5.00% from the Company and a maximum of 99.00% from joint financing providers. Since 20 December 2013, the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 1.00% from the Company and a maximum of 99.00% from joint financing providers.
Pada tanggal 6 Februari 2009, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan total fasilitas pembiayaan bersama sebesar Rp2.000.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir melalui amandemen Perjanjian Kerjasama Kendaraan Bermotor antara PT Mandiri Tunas Finance dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tertanggal 29 Agustus 2013, yang menaikkan fasilitas pembiayaan bersama menjadi sebesar Rp12.200.000 dan tanggal 27 Desember 2013, yang menaikkan porsi fasilitas pembiayaan bersama menjadi sebesar minimal 1,00% dari Perseroan dan maksimal 99,% dari pemberi pembiayaan bersama.
On 6 February 2009, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. signed a Joint Financing Agreement with the total joint financing facility in the amount of Rp2,000,000, whereby the Company bears the credit risk in accordance with its financing portion (without recourse). The agreement was amended several times, the latest by the amendment of the Joint Financing agreement between PT Mandiri Tunas Finance and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dated 29 August 2013, which increase the total joint financing facility to Rp12,200,000 and dated 27 December 2013, which increase the portion of joint financing facility to minimum of 1.00% from the Company and a maximum of 99.00% from joint financing providers.
Pada tanggal 29 Agustus 2013, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani Perjanjian Kerjasama Pengambilalihan Piutang Pembiayaan dengan total fasilitas pembiayaan sebesar Rp1.100.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Jangka waktu fasilitas dimulai sejak tanggal 29 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 28 Februari 2014.
On 29 August 2013, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. signed a Consumer Asset Purchase Agreement with the total facility in the amount of Rp1,100,000, whereby the Company bears the credit risk in accordance with its financing portion (without recourse). The periods of facility started on 29 August 2013 up to 28 February 2014.
Jumlah pembiayaan bersama dengan Bank Mandiri yang dikelola oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Total joint financing amount with Bank Mandiri managed by the Company as of 31 December 2013 and 2012 are as follows:
2013 Jumlah pembiayaan Rata - rata jangka pembiayaan (tahun)
2012
10.363.213
7.305.396
Amount financed
3
3
Average of financing period (years)
84
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan)
27. COOPERATION AGREEMENTS (continued)
Asuransi
Insurance
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan bekerja sama dengan PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna dan PT Asuransi Mandiri Axa General Insurance (MAGI), PT Jasindo Life dan PT Asuransi Raksa Pratikara.
In the course of business, the Company entered into insurance agreements with PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna, PT Asuransi Mandiri Axa General Insurance (MAGI), PT Jasindo Life and PT Asuransi Raksa Pratikara.
Sewa gedung
Building rental
Pada tanggal 31 Agustus 2009, Perseroan menandatangani perjanjian sewa ruangan kantor dengan PT Bumi Daya Plaza yang tidak dapat dibatalkan untuk periode lima tahun. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tahun 2014 dengan ketentuan pembayaran di muka sebesar Rp507 untuk setiap jangka waktu 3 bulan dan akan ditinjau kembali setiap satu tahun sekali dengan kenaikan tarif maksimal sebesar 5,00% per tahun. Selama tahun 2013, Perseroan mencatat beban sewa sebesar Rp2.859 (2012: Rp2.546) dari sewa ruangan kantor ini.
On 31 August 2009, the Company signed an office space rental agreement with PT Bumi Daya Plaza which is non-cancellable for the period of five years and will expire in 2014. The Company is required to pay in advance of Rp507 for each quarter. The tariff will be reviewed on annual basis with a maximum tarif increase of 5.00% per annum. During 2013, the Company recorded rental expense of Rp2,859 (2012: Rp2,546) from this office space rental.
28. SEGMEN OPERASI
28. OPERATING SEGMENT
Segmen operasi Perseroan dibagi berdasarkan kelompok nasabah utama dan produk, sebagai berikut: Fleet dan Retail. Dalam menentukan hasil segmen, beberapa akun aset dan liabilitas serta pendapatan dan biaya yang terkait diatribusikan ke masing-masing segmen berdasarkan kebijakan pelaporan internal manajemen.
The Company’s operating segments represent the key customer and product groups, as follows: Fleet and Retail. In determining the segment results, certain assets and liabilities items and related revenues and expenses are attributed to each segment based on internal management reporting policies.
Ringkasan berikut menjelaskan operasi masingmasing segmen dalam pelaporan segmen Perseroan: Fleet Termasuk dalam pelaporan segmen fleet adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatribusikan sebagai bagian dari pembiayaan untuk nasabah korporasi. Retail Termasuk dalam pelaporan segmen retail adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatribusikan sebagai bagian dari pembiayaan konsumen untuk nasabah individu. Lain-lain Termasuk dalam pelaporan segmen lain-lain adalah informasi pelaporan segmen operasi terkait dengan aktivitas treasuri dan kantor pusat seperti pendapatan bunga bank dan beban umum dan administrasi yang tidak dapat dialokasikan.
The following summary describes the operations in each of the Company’s reportable segments:
85
-
Fleet Included in the fleet segment reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as part of financing to corporate customers.
-
Retail Included in the retail segment reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as part of consumer financing to individual customers.
-
Others Included in the other segment reporting is reporting segment information associated with treasury and head office activities such as bank interest income and general and administrative expenses that can’t be allocated.
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
28. OPERATING SEGMENT (continued)
Informasi mengenai hasil dari masing-masing bisnis segmen disajikan di bawah ini. Kinerja diukur berdasarkan laba segmen sebelum pajak penghasilan, sebagaimana dilaporkan dalam laporan internal manajemen yang direview oleh manajemen Perseroan. Keuntungan segmen digunakan untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan bahwa informasi tersebut paling relevan dalam mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas lain yang beroperasi dalam industri tersebut.
Information regarding the results of each reportable segment is included below. Performance is measured based on segment profit before income tax, as included in the internal management reports that are reviewed by the Company’s Management. Segment profit is used to measure performance of that business segment as management believes that such information is the most relevant in evaluating the results of those segments relative to other entities that operate within these industries. 2013
Retail Informasi segmen usaha
Mobil/ Car
Fleet Motor/ Motorcycle
Mobil/ Car
Motor/ Motorcycle
Lain/ Other
Jumlah/ Total
Information by business segments
Pendapatan Pembiayaan konsumen Sewa Pembiayaan Bunga Lain-lain - neto
736.465 6.281 20 210.305
73.039 5 13.081
49.033 53.616 15.855
1.350 145
7.001 -
859.887 59.897 7.026 239.386
Revenue Consumer financing Financial Lease Interest Others - net
Total pendapatan
953.071
86.125
118.504
1.495
7.001
1.166.196
Total revenue
Beban Beban keuangan Beban gaji dan tunjangan
(351.844) (97.809)
(27.222) (15.332)
(63.835) (4.318)
(591) -
(61.858)
(443.492) (179.317)
Beban umum dan administrasi Penyisihan kerugian penurunan nilai
(105.075)
(11.482)
(2.156)
-
(30.828)
(149.541)
(123.116)
(24.327)
(9.294)
(6)
-
(156.743)
Expenses Financial charges Salaries and benefits General and administration expenses Provision for impairment losses
Total beban
(677.844)
(78.363)
(79.603)
(597)
(92.686)
(929.093)
Total expenses
275.227
7.762
38.901
898
(85.685)
237.103
Income before tax expense
Laba sebelum beban pajak Total aset
4.212.315
325.279
852.153
8.468
241.247
5.639.462
Total assets
Total liabilitas
3.711.822
299.156
724.505
7.511
208.674
4.951.668
Total liabilities
2012 Retail Informasi segmen usaha
Mobil/ Car
Fleet Motor/ Motorcycle
Mobil/ Car
Motor/ Motorcycle
Lain/ Other
Jumlah/ Total
Information by business segments
Pendapatan Pembiayaan konsumen Sewa Pembiayaan Bunga Lain-lain - neto
514.195 256 15 155.716
85.514 4 10.571
36.947 16.258 11.064
1.166 110
6.607 2.646
637.822 16.514 6.626 180.107
Revenue Consumer financing Financial Lease Interest Others - net
Total pendapatan
670.182
96.089
64.269
1.276
9.253
841.069
Total revenue
(246.678) (70.027)
(35.063) (13.526)
(30.700) (2.941)
(463) -
(52.074)
(312.904) (138.568)
Beban Beban keuangan Beban gaji dan tunjangan
(80.467)
(12.184)
(614)
-
(19.312)
(112.577)
(82.917)
(35.722)
(1.644)
(3)
(1.185)
(121.471)
Expenses Financial charges Salaries and benefits General and administration expenses Provision for impairment losses
(480.089)
(96.495)
(35.899)
(466)
(72.571)
(685.520)
Total expenses
190.093
(406)
28.370
810
(63.318)
155.549
Income before tax expense
Total aset
3.328.793
325.038
552.665
1.171
180.459
4.388.126
Total assets
Total liabilitas
3.221.117
311.126
223.031
6.243
97.644
3.859.161
Total liabilities
Beban umum dan administrasi Penyisihan kerugian penurunan nilai Total beban Laba sebelum beban pajak
86
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
28. OPERATING SEGMENT (continued)
Informasi wilayah geografis adalah sebagai berikut:
Geographical information is as follows:
2013 Pendapatan Regional I (Sumatra) Regional II (Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, Bekasi, Banten, Karawang) Regional III (Jatim. Bali, Nusa Tenggara Barat) Regional IV (Jabar, Jateng) Regional V (Kalimantan, Sulawesi) Fleet Lainnya Total pendapatan Beban Regional I (Sumatra) Regional II (Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, Bekasi, Banten, Karawang) Regional III (Jatim, Bali, Nusa Tenggara barat) Regional IV (Jabar, Jateng) Regional V (Kalimantan, Sulawesi) Fleet Lainnya Total beban Laba sebelum beban pajak
2012
310.395
245.725
349.729
259.633
77.676 155.367 146.030 119.998 7.001
60.886 98.443 101.584 65.545 9.253
Revenue Region I (Sumatra) Region II (Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, Bekasi, Banten, Karawang) Region III (Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat) Region IV (Jabar, Jateng) Region V (Kalimantan, Sulawesi) Fleet Others
1.166.196
841.069
Total revenue
(265.855)
211.319
(229.732)
167.208
(51.292) (106.524) (102.804) (80.200) (92.686)
49.122 74.909 74.026 36.365 72.571
Expenses Region I (Sumatra) Region II (Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, Bekasi, Banten, Karawang) Region III (Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat) Region IV (Jabar, Jateng) Region V (Kalimantan, Sulawesi) Fleet Others
(929.093)
685.520
Total expenses
237.103
155.549
Income before tax expenses
2013 Aset Regional I (Sumatra) Regional II (Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, Bekasi, Banten, Karawang) Regional III (Jatim, Bali, Mataram, Nusa Tenggara Barat) Regional IV (Jabar. Jateng) Regional V (Kalimantan.Sulawesi) Fleet Lainnya Total aset Liabilitas Regional I (Sumatra) Regional II (Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, Bekasi, Banten, Karawang) Regional III (Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat) Regional IV (Jabar, Jateng) Regional V (Kalimantan.Sulawesi) Fleet Lainnya Total liabilitas
2012
1.322.177
1.145.472
1.582.857
1.221.744
326.539 657.898 648.123 860.621 241.247
263.403 516.137 507.075 553.836 180.459
Assets Region I (Sumatra) Region II (Jakarta, Bogor, Depok. Tangerang, Bekasi, Banten, Karawang) Region III (Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat) Region IV (Jabar, Jateng) Region V (Kalimantan, Sulawesi) Fleet Others
5.639.462
4.388.126
Total assets
1.183.017
1.105.188
1.387.545
1.184.860
285.027 576.280 579.109 732.016 208.674
247.746 505.608 488.841 229.275 97.643
Liabilities Region I (Sumatra) Region II (Jakarta. Bogor. Depok. Tangerang, Bekasi, Banten.Karawang) Region III (Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat) Region IV (Jabar, Jateng) Region V (Kalimantan.Sulawesi) Fleet Others
4.951.668
3.859.161
Total liabilities
87
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. LIABILITAS KONTINJENSI
29. CONTINGENT LIABILITIES
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Perseroan tidak mempunyai liabilitas kontinjensi yang signifikan. 30. PERNYATAAN STANDAR KEUANGAN YANG DIREVISI
The Company does not have any significant contingent liabilities as of 31 December 2013 and 2012.
AKUNTANSI
30. REVISED STATEMENTS OF ACCOUNTING STANDARDS
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perseroan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2013: •
The following are several accounting standards issued by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK) that are considered relevant to the financial reporting of the Company but not yet effective for 2013 financial statements:
PSAK No. 1 (Revisi 2013): Penyajian Laporan Keuangan, yang diadopsi dari IAS 1, berlaku efektif 1 Januari 2015.
•
PSAK ini mengubah penyajian kelompok pospos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. •
SFAS No. 1 (Revised 2013): Presentation of Financial Statements, adopted from IAS 1, effective January 1, 2015. This SFAS change the grouping of items presented in Other Comprehensive Income. Items that could be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified.
PSAK No. 24 (Revisi 2013): Imbalan Kerja, yang diadopsi dari IAS 19, berlaku efektif 1 Januari 2015.
•
PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan. •
FINANCIAL
SFAS No. 24 (Revised 2013): Employee Benefits, adopted from IAS 19, effective January 1, 2015. This SFAS, among other, removes the corridor mechanism and contingent liability disclosures to simple clarifications and disclosures.
PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS 13, berlaku efektif 1 Januari 2015.
•
SFAS No. 68: Fair Value Measurement, adopted from IFRS 13, effective January 1, 2015.
PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.
This SFAS provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted.
Perseroan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan Perseoran.
The Company is presently evaluating and has not yet determined the effects of these accounting standards on its financial statements.
88
The original financial statements included herein are in Indonesian language.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS Years ended 31 December 2013 and 2012 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. REKLASIFIKASI AKUN
31. RECLASSIFICATIONS OF ACCOUNTS
Akun tertentu dalam laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 1 januari 2012/31 Desember 2011 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian akun-akun pada laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 sebagai berikut: Dilaporkan sebelumnya/ As previously Reported 31 Desember 2012 Aset Piutang pembiayaan konsumen - net Piutang lain-lain - net 1 Januari 2012 Aset Piutang pembiayaan konsumen - net Piutang lain-lain - net
Certain accounts in the financial statements as of 31 December 2012 and 1 January 2012/31 December 2011 had been reclassified to conform with the presentation of accounts in the financial statements as of 31 December 2013 as follows:
Reklasifikasi/ Reclassification
3.828.369 11.125
3.185.164 17.172
(110.753) 110.753
(131.464) 131.464
32. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
Dilaporkan saat ini/ As currently reported
3.717.616 121.878
31 December 2012 Asset Consumer financing receivables - net Other receivables - net
3.053.700 148.636
1 January 2012 Asset Consumer financing receivables - net Other receivables - net
32. COMPLETION STATEMENTS
Manajemen Perseroan bertanggung jawab penuh atas penyusunan laporan keuangan yang disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 24 Januari 2014.
OF
THE
FINANCIAL
The management of the Company is responsible for the preparation of these financial statements which were authorized for issued on 24 January 2014.
89
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
273
Referensi Isi Laporan Tahunan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
REFERENSI Otoritas Jasa Keuangan (OJK) KRITERIA
PENJELASAN
HALAMAN
I. Umum Laporan tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris.
√
Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca. Laporan tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas.
√ Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan di: 1. Sampul muka; 2. Samping; 3. Sampul belakang; 4. Setiap halaman
√
Laporan tahunan ditampilkan di website perusahaan √
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
274
II. Ikhtisar Data Keuangan Penting Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha 2. Laba (rugi) 3. Total laba (rugi) komprehensif 4. Laba (rugi) per saham
Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
Informasi memuat antara lain: 1. Modal kerja bersih 2. Jumlah investasi pada entitas asosiasi dan/atau joint venture 3. Jumlah aset 4. Jumlah liabilitas 5. Jumlah ekuitas
Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun.
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan.
Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik.
Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat: 1. Jumlah saham yang beredar; 2. Kapitalisasi pasar; 3. Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan; dan 4. Volume perdagangan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada).
Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konversi yang masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.
11
10-11
12
Informasi memuat: 1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar (outstanding) 2. Tingkat bunga/imbalan 3. Tanggal jatuh tempo 4. Peringkat obligasi/sukuk
N.A
21
III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi Laporan Dewan Komisaris
Laporan Direksi
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian atas kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi. 3. Perubahan komposisi Dewan Komisaris dan alasan perubahannya (jika ada) Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Analisis atas kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan 2. Gambaran tentang prospek usaha 3. Penerapan tata kelola perusahaan 4. Perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan perubahannya (jika ada)
25-28
31-38
REFERENSI Otoritas Jasa Keuangan (OJK) KRITERIA Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
PENJELASAN
HALAMAN
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri 2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan. 3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau: penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan
274-281
IV. Profil Perusahaan
Riwayat singkat perusahaan Bidang usaha
Struktur organisasi
Visi dan misi perusahaan
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi
Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)
Komposisi pemegang saham
Daftar entitas anak dan/atau entitas asosiasi
Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email, dan website Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada). Uraian mengenai antara lain: 1. Kegiatan usaha perusahaan menurut anggaran dasar terakhir; dan 2. Penjelasan mengenai produk dan/atau jasa yang dihasilkan Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah direksi Mencakup: 1. visi perusahaan; 2. misi perusahaan; dan 3. keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui oleh Direksi/Dewan Komisaris Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja 6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja 6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Direksi Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan 3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan 4. Biaya yang telah dikeluarkan
Mencakup antara lain: 1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham 2. Nama direktur dan komisaris yang memiliki saham 3. Kelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing kurang dari 5%,dan persentase kepemilikannya
42
275 44-47
48
62
60
64-67
67-69
13,16,20,83-84
72-73
Informasi memuat antara lain : 1. Nama entitas anak dan/atau asosiasi 2. Persentase kepemilikan saham 3. Keterangan tentang bidang usaha entitas anak dan/atau entitas asosiasi 4. Keterangan status operasi entitas anak dan/atau entitas asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi)
N.A
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Nama dan alamat lengkap perusahaan
REFERENSI Otoritas Jasa Keuangan (OJK) KRITERIA Struktur grup perusahaan
Kronologis pencatatan saham
Kronologis pencatatan efek lainnya;
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
276 Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal
Penghargaan dan/atau sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional
PENJELASAN Struktur grup perusahaan yang menggambarkan entitas anak, entitas asosiasi, joint venture, dan special purpose vehicle (SPV), atau pernyataan tidak memiliki grup Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan saham 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku 4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan efek lainnya 2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku 4. Nama Bursa dimana efek lainnya dicatatkan 5. Peringkat efek Informasi memuat antara lain: 1. Nama dan alamat BAE 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik 3. Nama dan alamat Perusahaan Pemeringkat Efek Informasi memuat antara lain: 1. Nama penghargaan dan/atau sertifikasi 2. Tahun perolehan 3. Badan pemberi penghargaan dan/atau sertifikasi 4. Masa berlaku (untuk sertifikasi)
Nama dan alamat entitas anak dan/atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada)
HALAMAN
63
75
80
80
91
260-265
V. Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan / Managament Discussion and Analysis Tinjauan operasi per segmen usaha
Uraian atas kinerja keuangan perusahaan
Memuat uraian mengenai: 1. Produksi/kegiatan usaha; 2. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi; 3. Penjualan/pendapatan usaha; 4. Profitabilitas; untuk masing-masing segmen usaha yang diungkapkan dalam laporan keuangan (jika ada) Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan total aset 2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang dan total liabilitas 3. Ekuitas 4. Penjualan/pendapatan usaha, beban dan laba (rugi), pendapatan komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif 5. Arus kas
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan, dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevan
Penjelasan tentang : 1. Kemampuan membayar hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang 2. Tingkat kolektibilitas piutang
Bahasan tentang struktur modal (capital structure), dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy)
Penjelasan atas: 1. Struktur modal (capital structure), dan 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policies)
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal
Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut 3. Mata uang yang menjadi denominasi 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan
101-103
104-111
120-121
122-124
125
REFERENSI Otoritas Jasa Keuangan (OJK) PENJELASAN
Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan/pendapatan bersih, maka berikan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan/atau adanya produk atau jasa baru.
Penjelasan mengenai: 1. Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan bersih 2. Faktor penyebab peningkatan/penurunan material dari penjualan atau pendapatan bersih yang dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan/atau adanya produk atau jasa baru.
Informasi perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), dan target atau proyeksi yang ingin dicapai untuk satu tahun mendatang mengenai pendapatan, laba, struktur permodalan, atau lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan
Informasi memuat antara lain: 1. perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi) 2. target atau proyeksi yang ingin dicapai dalam satu tahun mendatang
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang. Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan
Uraian tentang prospek usaha perusahaan
Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya
Uraian tentang aspek pemasaran
Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar
Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir
Memuat uraian mengenai: 1. Jumlah dividen kas 2. Jumlah dividen kas per saham 3. Payout ratio untuk masing-masing tahun
HALAMAN
125
127-129
125
126
130-132
133
Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana)
Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/peleburan usaha, akuisisi atau restrukturisasi utang/modal.
Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana, 2. Rencana penggunaan dana, 3. Rincian penggunaan dana, 4. Saldo dana, dan 5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada) Memuat uraian mengenai: 1. Tujuan dilakukannya transaksi; 2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi; 3. Sumber dana.
134
134
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi.
Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi; 2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi; 3. Alasan dilakukannya transaksi; 4. Realisasi transaksi pada periode berjalan; 5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas transaksi; 6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait
135
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan
Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundangundangan dan dampaknya terhadap perusahaan Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan
Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi
138
Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan Catatan: apabila tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi, agar diungkapkan
138
277 PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
KRITERIA
REFERENSI Otoritas Jasa Keuangan (OJK) KRITERIA
PENJELASAN
HALAMAN
VI. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Uraian Dewan Komisaris
Uraian memuat antara lain: 1. Uraian tanggung jawab Dewan Komisaris 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 3. Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per komponen untuk setiap anggota Dewan Komisarisrja Dewan Komisaris) 4. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan 5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris 6. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib Dewan Komisaris
Uraian Direksi
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
278
Assessment terhadap anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi
Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi 2. Frekuensi pertemuan 3. Tingkat kehadiran anggota direksi dalam pertemuan 4. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi direksi 5. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib kerja Direksi)
185-198
Mencakup antara lain: 1. Proses pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi 2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi 3. Pihak yang melakukan assessment
Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Direksi
167-176
Mencakup antara lain: 1. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 2. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan jangka pendek, pasca kerja, dan/atau jangka panjang lainnya untuk setiap anggota Direksi
N.A
190-191
3. Pengungkapan indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi
Informasi mengenai Pemegang Saham Utama dan Pengendali, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu
Dalam bentuk skema atau diagram
Pengungkapan hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali
Mencakup antara lain: 1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi lainnya 2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris 3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali 4. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lainnya 5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali
166
173
Catatan: apabila tidak mempunyai hubungan afiliasi dimaksud, agar diungkapkan Komite Audit
Mencakup antara lain: 1. Nama dan jabatan anggota komite audit 2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota komite audit 3. Independensi anggota komite audit 4. Uraian tugas dan tanggung jawab 5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit 6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit
Komite Nominasi dan Remunerasi
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite nominasi dan/atau remunerasi 2. Independensi anggota komite nominasi dan/atau remunerasi 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite nominasi dan/atau remunerasi 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite nominasi dan/atau remunerasi
177-183
184
REFERENSI Otoritas Jasa Keuangan (OJK) KRITERIA Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan
PENJELASAN Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain 2. Independensi anggota komite lain 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain
HALAMAN
N.A
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain
Uraian mengenai unit audit internal
Akuntan Perseroan
Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan
202-204
Mencakup antara lain: 1. Nama ketua unit audit internal 2. Jumlah pegawai (auditor internal) pada unit audit internal 3. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit internal 4. Kedudukan unit audit internal dalam struktur perusahaan 5. Uraian pelaksanaan tugas 6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit audit internal
207-214
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan keuangan tahunan 2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit laporan keuangan tahunan 3. Besarnya fee untuk masing-masing jenis jasa yang diberikan oleh akuntan publik 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa audit laporan keuangan tahunan
279
233
Catatan: apabila tidak ada jasa lain dimaksud, agar diungkapkan Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan
Uraian mengenai sistem pengendalian intern
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja
Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan
Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem manajemen risiko 3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan 4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut Mencakup antara lain: 1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian intern, antara lain mencakup pengendalian keuangan dan operasional 2. Penjelasan kesesuaian sistem pengendalian intern dengan kerangka yang diakui secara internasional/COSO (control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring activities) 3. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait program lingkungan hidup yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, dan lain-lain 4. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, dan lain-lain Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain.
218-225
226
247-248
N.A
247-248
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan
REFERENSI Otoritas Jasa Keuangan (OJK) KRITERIA Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
280
PENJELASAN Mencakup antara lain: 1. Kebijakan, 2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Dampak keuangan dari kegiatan terkait tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain
Mencakup antara lain: 1. pokok perkara/gugatan 2. status penyelesaian perkara/gugatan 3. pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan 4. sanksi administrasi yang dikenakan kepada entitas, anggota Direksi dan Dewan Komisaris, oleh otoritas terkait (pasar modal, perbankan dan lainnya) pada tahun buku terakhir (atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi)
HALAMAN
249
227-232
Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan Akses informasi dan data perusahaan
Bahasan mengenai kode etik
Pengungkapan mengenai whistleblowing system
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya
Memuat uraian antara lain: 1. Isi kode etik 2. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level organisasi 3. Upaya dalam penerapan dan penegakannya 4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain: 1. Penyampaian laporan pelanggaran 2. Perlindungan bagi whistleblower 3. Penanganan pengaduan 4. Pihak yang mengelola pengaduan 5. Hasil dari penanganan pengaduan
250-255
234-236
237-238
VII. Informasi Keuangan pernyataan direksi dan/atau dewan komisaris tentang tanggung jawab atas laporan keuangan
Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang tanggung jawab atas laporan keuangan
Opini auditor independen atas laporan keuangan
Deskripsi auditor independen di opini
Laporan keuangan yang lengkap
Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Konsolidasi
Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan 2. Tanggal Laporan Audit 3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: 1. Laporan posisi keuangan (neraca) 2. Laporan laba rugi komprehensif 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan 6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika relevan)
Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya
Ada atau tidak ada pengungkapan sesuai dengan PSAK
Perbandingan tingkat profitabilitas
Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
REFERENSI Otoritas Jasa Keuangan (OJK) KRITERIA Laporan arus kas
Ikhtisar kebijakan akuntansi
PENJELASAN Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi, dan pendanaan 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi 3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan/atau pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan 4. Pengungkapan transaksi non kas harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK 2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan 3. Pengakuan pendapatan dan beban 4. Aset Tetap 5. Instrumen Keuangan
HALAMAN
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan
Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan pihak berelasi; 2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan dan beban terkait; dan 3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau liabilitas.
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini; 2. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi; 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan; 4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan; dan 5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak.
Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap
Kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan imbalan kerja
Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan
Penerbitan laporan keuangan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Metode penyusutan yang digunakan; 2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model revaluasi dan model biaya; 3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (untuk model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (untuk model biaya); dan 4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Jenis imbalan kerja yang diberikan kepada karyawan; 2. Deskripsi umum mengenai jenis program imbalan pascakerja yang diselenggarakan oleh perusahaan; 3. Kebijakan akuntansi perusahaan dalam mengakui keuntungan dan kerugian aktuarial; dan 4. Pengakuan keuntungan dan kerugian untuk kurtailmen dan penyelesaian.
Laporan Keuangan Konsolidasi
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap kelompok instrumen keuangan; 2. Klasifikasi instrumen keuangan; 3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan; 4. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko; 5. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; dan 6. Analisis risiko yang terkait dengan instrumen keuangan secara kuantitatif.
Laporan Keuangan Konsolidasi
Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan 2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan
Laporan Keuangan Konsolidasi
PT MANDIRI TUNAS FINANCE • LAPORAN TAHUNAN 2013
281 Pengungkapan transaksi pihak berelasi
laporan tahunan PT Mandiri Tunas Finance
2013
Menjadi Kebanggaan Indonesia
www.mtf.co.id
laporan tahunan 2013
PT Mandiri Tunas Finance Graha Mandiri Lt. 3A Jl. Imam Bonjol No. 61 Jakarta 10310 Tel. (62-21) 2305608 Fax. (62-21) 2305618