LAPORAN TAHUNAN 2006 AMERICAN EXPRESS BANK LTD. INDONESIA DAFTAR ISI PENGANTAR
2
DEWAN KOMISARIS, DIREKSI DAN MANAJEMEN EKSEKUTIF
5
SUSUNAN MANAJEMEN DI INDONESIA
6
RINCIAN KEPEMILIKAN SAHAM
7
PERKEMBANGAN USAHA BANK
8
SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BANK
14
LAPORAN MANAJEMEN
17
LAPORAN KEUANGAN
25
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
26
INFORMASI LAIN LAIN
41
LAMPIRAN 1
48
LAMPIRAN 2
49
American Express Bank Ltd., cabang Indonesia
-1-
PENGANTAR Indikator perekonomian Indonesia menunjukkan perubahan positif selama tahun 2006. Nilai tukar Rupiah terhadap USD menguat, dan ditutup pada level Rp 9,003 untuk posisi pelaporan akhir tahun. Melalui mekanisme pasar, Bank Indonesia menurunkan suku bunga SBI dari tingkat bunga di atas 12% di awal tahun 2006 menjadi 9,75% di akhir tahun 2006.
Tahun 2006 merupakan tahun perubahan bagi Bank dengan telah diselesaikannya pemindahan unit kartu kepada Bank Danamon pada akhir bulan Agustus 2006 yang lalu. Untuk mendukung operasi Bank sehubungan dengan pemindahan unit kartu ke Bank Danamon ini dan untuk meningkatkan komitmen Bank di Indonesia, Bank telah mendapatkan persetujuan dari kantor pusat dan Bank Indonesia untuk menambah jumlah declared dana usaha sebesar USD5 juta, sehingga total dana usaha Bank sampai dengan pertengahan tahun 2008 mendatang meningkat dari USD21 juta menjadi USD26 juta.
Pemindahan unit kartu kepada Bank Danamon membawa perubahan yang penting dalam struktur usaha, operasi dan permodalan Bank. Walaupun Bank masih berperan sebagai clearing unit untuk memfasilitasi transaksi inbound dan outbound antara Bank Danamon dan kantor American Express di luar negeri sampai dengan bulan September 2007, Bank akan berfokus pada tiga unit bisnis yang dimilikinya di luar kartu yaitu unit bisnis Financial Insitution, Global Wealth Management, dan Global Financial Market.
Neraca dan Laba Rugi Bank di tahun 2006 dipengaruhi perubahan-perubahan penting yang terjadi di tahun 2006 seperti yang telah dipaparkan di atas. Angka kredit yang diberikan mengalami penurunan setelah pemindahan receivable kartu ke Bank Danamon walaupun unit bisnis Global Wealth Management memberikan kontribusi pertumbuhan kredit yang diberikan sebesar 13%, lebih tinggi dari target pertumbuhan sebesar 11%. Rasio LDR (Loan to Deposit) mengalami penurunan dari 74,79% untuk posisi tanggal 31 Desember 2005 menjadi 69,25% untuk posisi tanggal 31 Desember 2006. Laba Rugi Bank untuk tahun 2006 meningkat dibandingkan dengan tahun 2005. (Perlu dicatat bahwa untuk tahun 2006 terdapat kontribusi pendapatan dan biaya dari unit kartu selama 8 bulan sampai dengan tanggal 31 Augustus 2006, dan bahwa rugi tahun 2005 termasuk biaya resource aligment yang dilaksanakan di tahun tersebut). Sehubungan dengan pengalihan unit kartu,
Bank menerima
consideration yang dibukukan sebagai pendapatan non operasional, membayar dan membukukan exit American Express Bank Ltd., cabang Indonesia
-2-
cost yang sebagian besar merupakan biaya pemutusan hubungan kerja karyawan. Beban penghapusan aktiva produktif kartu di tahun 2006 antara lain disebabkan oleh diberlakukannya kenaikan pembayaran minimum kartu. Di sisi lain, upaya-upaya konsolidasi dan perubahan di tiga unit bisnis Bank yang lain (antara lain penggabungan manajemen unit FAS ini dengan Private Banking dalam satu wadah Global Wealth Management di awal tahun 2006 sebagai upaya lanjutan restrukturisasi unit FAS di tahun sebelumnya, tim Relationship Manager dan Customer Service Excutive yang handal, peningkatan fokus pada pengembangan segmen nasabah yang tepat, dan fokus kepada pertumbuhan kredit yang diberikan) membawa kontribusi positif terhadap profitabilitas dan efektifitas Bank.
Peningkatan angka kredit yang diberikan dan manajemen dana nasabah yang lebih terfokus memberikan kontribusi positif atas pendapatan bunga Bank di tahun 2006. Terdapat pula kontribusi positif terhadap pendapatan bunga Bank dari capital borrowing yang disebabkan oleh tingginya spread di suku bunga Rupiah selama tahun 2006 dengan masih tingginya tingkat suku bunga Rupiah, walaupun bersama dengan meningkatknya suku bunga USD, hal ini menyebabkan angka net spread revenue kartu mengalami tekanan.
Pendapatan operasional Bank dipengaruhi oleh adanya kontribusi kartu yang hanya 8 bulan di tahun 2006, penurunan komisi dari reksadana sejak penarikan besar-besaran yang terjadi di akhir kuartal ketiga tahun 2005 dan situasi yang belum sepenuhnya pulih di industri reksadana di Indonesia, penurunan dalam pendapatan transaksi valuta asing dengan ditetapkannya Net Open Position sepanjang hari dan dibatasinya aktivitas margin trading untuk transaksi yang melibatkan Rupiah. Di tahun 2006 Bank mendapatkan pembayaran dari kantor cabang New York dan Germany atas pemasaran produkproduk American Express dan fasilitasi trade line oleh unit Financial Institution dengan bank-bank nasional di Indonesia.
Beban operasional Bank tahun 2006 memuat elemen biaya exit cost sehubungan dengan dialihkannya unit kartu. Di luar elemen biaya ini, di tahun 2006 Bank mendapatkan manfaat dari upaya resource alignment yang dilakukan di tahun 2005 berupa turunnya beban operasi. Beban operasi adalah elemen penting yang menjadi perhatian Bank untuk senantiasa terjaganya efektivitas biaya operasi.
Dalam bagian-bagian berikut ini akan dipaparkan lebih lanjut mengenai perkembangan usaha Bank, sasaran, strategi dan kebijakan Bank, khususnya setelah diselesaikannya pemindahan unit kartu kepada Bank Danamon di bulan September 2006, di mana Bank memfokuskan usahanya pada pengembangan
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
-3-
tiga lini bisnis utama yaitu Financial Institution Group, Global Wealth Management and Global Financial Market.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
-4-
DEWAN KOMISARIS, DIREKSI dan MANAJEMEN EKSEKUTIF Board of Directors
Senior Management
John L. Adams Vice President, Trinity Industries
W.Richard Holmes Chairman and Chief Executive Officer
Christine Kneier Vice President, Comptroller
Ricki Tigert Helfer Independent Consultant
William J. Blomquist Vice Chairman and Head, Financial Institutions Group
Adam Rothschild Executive Director, Personal and Small Business Lending
W.Richard Holmes Chairman and Chief Executive Officer American Express Bank Ltd
Sergio J. Masvidal Vice Chairman and Head, Global Wealth Management
Gerald P. Seppey Vice President, Technologies
Douglas H. Daniels David L. Landsittel CPA and Independent Consultant Executive Director and On Auditing and Financial General Counsel Reporting Matters
Peter C.Sisti Executive Director, Treasurer
Stephen D. Quinn Corporate Director and Investor
Jill B. Freeman Executive Director and Head, Human Resources
James D. Stubbs Vice President, Chief Compliance and Ethics Officer
Robert M. Friedman Executive Director and Head, Global Investment Group
Robert D. Welch Executive Director Special Projects
Norman R. Gilchrist Executive Director and Head, Operations
Christina L. Wong Executive Director, Chief Financial Officer
Indonesia Executive Muliani Margono Senior Country Executive
Andrew J. Grant Executive Director and Head, Global Financial Markets John C. Hughes Executive Director and Head Global Credit
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
-5-
SUSUNAN MANAJEMEN DI INDONESIA (Daftar Riwayat Hidup) Muliani Margono Senior Country Executive & Head of Financial Institution Group
Jabatan terakhir :
Manager – Head of Private Banking for Indonesia, Credit Lyonnais Singapore
Bergabung dengan Bank : 1 Desember 1995
Warga negara : Pendidikan terakhir :
Indonesia Master of Science Degree in Information System Golden Gate University San Fransisco, California, USA
Tatan Ahmad Taufik Head of GFM/Country Treasurer
Jabatan terakhir :
Vice President Indonesia Treasury Funding JP Morgan Chase Bank
Bergabung dengan Bank : 16 Mei 2005
Warga negara : Pendidikan terakhir :
Indonesia Bachelor Degree in Economics Universitas Indonesia, Indonesia
Farina Kartasasmita Head of Global Wealth Management
Jabatan terakhir :
AVP-Head Corporate Advisor Bank of America N.A., Jakarta
Bergabung dengan Bank : 22 Juli 1996
Warga negara : Pendidikan terakhir :
Indonesia Bachelor of Science in Business Economics University of the Philippines, Diliman, Philipina
Hanna Tantani Country Controller
Jabatan terakhir :
Bergabung dengan Bank : 26 August 2004
Warga negara : Pendidikan terakhir :
Vice President Finance The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, Jakarta Indonesia Master of Business Administration, University of New South Wales, Australia
Ponky Pudijanto Country Compliance Officer
Jabatan terakhir :
Senior Vice President, Operation Head Bank Danamon
Bergabung dengan Bank : 22 Januari 2002
Warga negara : Pendidikan terakhir :
Indonesia Bachelor Degree in Economics
Universitas Indonesia, Indonesia
American Express Bank Ltd., cabang Indonesia
-6-
RINCIAN KEPEMILIKAN SAHAM American Express Bank Ltd. di Indonesia merupakan cabang dari American Express Bank Ltd. yang berkantor pusat di New York dan sepenuhnya dimiliki oleh American Express Company. Didirikan pada tahun 1850, American Express Company kini merupakan perusahaan penerbit kartu kredit, penyelenggara jasa perjalanan dan jasa keuangan terkemuka di dunia. Pada akhir tahun 2006, American Express Company tercatat memiliki aktiva lebih dari USD 127 milyar dan ekuitas sebesar lebih dari USD 10 milyar. Sebagai cabang, American Express Bank Ltd, Indonesia memiliki modal dasar sebesar USD 1 juta yang disajikan pada nilai historis Rupiah ekuivalen.
PENGURUS DAN PEMILIK BANK AMERICAN EXPRESS BANK, LTD., INDONESIA
PENGURUS BANK
PEMILIK BANK
HEAD OFFICE - NEW YORK Chairman and & Chief Executive Officer : W.Richard Holmes American Express Co. 100%
JAKARTA BRANCH Senior Country Executive : Ms. Muliani Margono
American Express Bank Ltd., cabang Indonesia
-7-
PERKEMBANGAN USAHA BANK (Dalam jutaan rupiah, kecuali nilai tukar valuta asing)
2006
2005
144.715
191.904
20.937 12.227 49.876 83.040
13.454 22.218 30.221 65.893
28.573
42.362
UNTUK PERIODE SATU TAHUN
Pendapatan bunga bersih Pendapatan provisi,komisi,fee Pendapatan transaksi valuta asing Pendapatan lainnya Jumlah pendapatan operasional lainnya
Beban (pendapatan) penghapusan aktiva produktif Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Beban operasional lainnya Laba (rugi) Operasional
(328)
(900)
235.652 (36.142)
224.443 (8.108)
Pendapatan (Beban) non operasional Laba (Rugi) sebelum pajak penghasilan Taksiran Pajak Penghasilan
49.179 13.037 (12.324)
(271) (8.379) (13.376)
713
(21.755)
Kas Penempatan pada BI Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Tagihan Derivatif Kredit yang diberikan Aktiva pajak tangguhan Aktiva Tetap ( nett ) Aktiva lain-lain Jumlah Aktiva
13.518 780.522 10.027 351.516 16.855 1.477.938 11.288 11.493 101.397 2.774.554
13.780 316.977 16.558 681.201 39.229 1.714.242 10.445 17.651 22.780 2.832.863
Giro Tabungan Simpanan Berjangka Simpanan dari bank lain Kewajiban Derivatif Kewajiban lain-lain Ekuitas - Modal dasar - Tambahan Investasi - Saldo laba (rugi) Jumlah Pasiva
265.544 36.613 1.846.203 209.448 17.799 345.573
463.197 61.457 1.831.216 49.000 45.099 330.233
349 952.435 (899.410) 2.774.554
349 952.435 (900.123) 2.832.863
9.003
9.830
Laba (Rugi) tahun berjalan PER AKHIR TAHUN
Nilai tukar USD/IDR
American Express Bank Ltd., cabang Indonesia
-8-
PERKEMBANGAN USAHA BANK (Dalam jutaan rupiah, kecuali untuk rasio keuangan)
2006
2005
Aktiva Produktif
2.561.124
4.343.343
Dana Pihak Ketiga
2.148.360
2.355.870
Simpanan dari Bank Lain
209.448
49.000
Total Biaya Dana
141.499
89.310
Modal
286.022
260.216
63,79%
23,07%
60,17%
22,75%
17,69% 0,00% 0,54% 330,01% 0,00% 0,00% 0,47% 0,29% 5,53% 109,79% 69,25% 7,09% 4,67% -
21,47% 2,08% 1,27% 109,87% 5,13% 3,25% (0,30%) (8,73%) 7,09% 102,34% 74,79% 7,85% 2,88% -
RASIO KEUANGAN 1. CAR dengan memperhitungkan risiko kredit 2. CAR dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar 3. Aktiva Tetap terhadap Modal 4. Aktiva Produktif bermasalah 5. PPA terhadap Aktiva Produktif 6. Pemenuhan PPA Produktif 7. Non Performing Loan – Gross 8. Non Performing Loan – Netto 9. ROA 10. ROE 11. NIM 12. BOPO* 13. LDR 14. GWM Rupiah 15. PDN 16. Pelampauan BMPK-Terkait 17. Pelampauan BMPK- Tidak Terkait
* Beban operasional termasuk beban pemutusan hubungan kerja sehubungan dengan pengalihan kartu
a. Modal Modal Bank untuk posisi tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp286.022 juta, lebih tinggi dari angka modal untuk posisi tanggal 31 Desember 2005 sebesar Rp260.216 juta.
Angka Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk posisi tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp475.387 juta, lebih rendah dibandingkan dengan angka ATMR untuk posisi 31 Desember 2005 sebesar Rp1.144.030 juta, yang disebabkan oleh dipindahkannya angka receivable kartu kepada Bank
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
-9-
PERKEMBANGAN USAHA BANK Danamon, lebih rendahnya angka penempatan pada bank lain dan turunnya angka kelonggaran tarik dengan tidak adanya kelonggaran tarik untuk kredit di unit bisnis Global Wealth Management sesuai dengan struktur dan perjanjian yang mendasari kredit yang diberikan tersebut.
Angka declared dana usaha Bank naik sebesar USD5 juta dengan disetujuinya penambahan modal Bank oleh kantor pusat dan dengan disetujuinya penambahan declared commercial fund yang diberikan oleh Bank Indonesia. Bersama dengan kontribusi Laba positif di tahun 2006, rasio kecukupan modal (CAR) Bank untuk posisi 31 Desember 2006 meningkat menjadi 63,79%, di atas angka CAR untuk posisi setahun sebelumnya (23.07%).
b. Kualitas Aset Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan kualitas aktiva produktif untuk posisi tanggal 31 Desember 2005 dan 2006:
Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Total
Perkembangan Kualitas Aktiva Produktif (Jutaan Rupiah) 31-Dec-05 31-Dec-06 2,561,079 2.479.818 26 130.055 0 56.673 0 14.778 19 16.897 2,561,124 2,698,221
Mayoritas komposisi aktiva produktif Bank adalah kredit yang diberikan kepada nasabah Global Wealth Management yang dijamin sepenuhnya oleh agunan tunai dan SBLC yang dikeluarkan oleh prime bank. Komponen lainnya adalah penanaman dalam Surat Berharga Bank Indonesia, penempatan antar bank dan kredit yang diberikan kepada karyawan.
Aktivitas perkreditan Bank dijalankan dengan mendasarkan pada peraturan Bank Indonesia dan kebijakan serta prosedur internal. Aktivitas penempatan pada bank lain dibatasi oleh limit-limit yang disetujui oleh Kantor Pusat.
Kegiatan perkreditan dibatasi oleh country limit yang kemudian
dialokasikan pada tiap-tiap unit kerja. Kaji ulang terhadap limit yang sudah diberikan dilakukan secara berkala. Limit ini dimonitor oleh support unit yang merupakan unit kerja yang independen dari unit bisnis.
Persetujuan kredit (credit approval) dituangkan secara elektronik.
Dokumentasi kredit
tersimpan dengan baik di bawah kontrol unit kerja Operasi.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 10 -
PERKEMBANGAN USAHA BANK Dengan telah dipindahkannya unit kartu ke Bank Danamon, rasio NPL Bank adalah sangat kecil. Rasio NPL untuk posisi tanggal 31 Desember 2006 adalah hampir 0% dibandingkan dengan rasio NPL netto Bank untuk posisi 31 Desember 2005 sebesar 3,25%. c. Profitabilitas Berikut ini disajikan tabel perbandingan antara profitabilitas tahun 2005 dan tahun 2006: Perkembangan Profitabilitas (Jutaan Rupiah)
Perkembangan Naik/(turun) 2005
2006
Pendapatan bunga bersih
191.904
144.715
Rp -47.189
% -25
Pendapatan operasional lainnya Total pendapatan
65.893
83.040
17.147
26
257.797
227.755
-30.042
-12
42.362
28.573
-13.789
-33
-900
-328
572
-64
224.443
235.652
11.209
5
Laba (rugi) operasional
-8.108
-36.142
-28.034
346
Pendapatan non operasional Beban non operasional
573
49.538
48.965
8.545
844
359
-485
-57
Beban (pendapatan) penghapusan aktiva produktif Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen & kontinjensi Beban operasional lainnya
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan Taksiran pajak penghasilan
-8.379
13.037
21.416
-256
-13.376
-12.324
1.052
-8
Laba/rugi tahun berjalan
-21.755
713
22.468
-103
Bank membukukan Laba tahun berjalan sebesar Rp 713 juta di tahun 2006. Bila dibandingkan dengan Laba/Rugi Tahun Berjalan tahun 2005, Laba/Rugi Tahun Berjalan tahun 2006 mengalami kenaikan yang signifikan. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan kenaikan ini, yang akan dijelaskan dalam paragraf-paragraf berikut ini.
Bisnis unit kartu memberikan kontribusi pendapatan dan biaya terhadap Laba tahun 2006 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2006 (sebelum unit kartu secara efektif dipindahkan kepada Bank
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 11 -
PERKEMBANGAN USAHA BANK Danamon). Sehubungan dengan pemindahan unit kartu kepada Bank Danamon, Bank menerima consideration sebesar USD5.450.000 yang dibukukan sebagai Pendapatan Non Operasional. Bank juga membukukan exit cost yang dikeluarkan sehubungan dengan transaksi ini, di mana sebagian besar merupakan biaya pemutusan hubungan kerja karyawan unit kartu yang dilaporkan dalam pos Beban Personalia. Hal ini menjelaskan kenaikan Beban Personalia di tahun 2006 bila dibandingkan dengan tahun 2005, di mana biaya pemutusan hubungan kerja karyawan sejumlah hampir Rp30 milyar dioffset oleh penurunan beban personalia di unit-unit yang melakukan restrukturisasi di tahun sebelumnya. Biaya-biaya exit cost yang lain adalah antara lain biaya penghapusan aktiva tetap di antaranya adalah untuk mesin ATM dan penghapusan beberapa biaya dibayar di muka. Adapun komponen utama lainnya dari unit kartu adalah beban penghapusan aktiva produktif yang antara lain merupakan kontribusi dari diberlakukannya minimum pembayaran kartu sejak awal tahun 2006.
Pendapatan Operasional tahun 2006 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar Rp17.147 juta. Kenaikan pendapatan operasional ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya antara lain disebabkan oleh diterimanya komisi atas imbalan jasa unit Financial Institution kepada cabang New York dan Germany. Pendapatan komisi dari mutual fund mengalami penurunan setelah penarikan dana besar-besaran di kuartal ketiga tahun 2005. Pendapatan dari transaksi valuta asing mengalami penurunan dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh di tahun 2005 yang antara lain disebabkan oleh dibatasinya margin trading yang mulai diberlakukan di tahun 2005 dan diberlakukannya Net Open Position sepanjang hari. Pendapatan bunga mengalami penurunan sebesar 25% dibandingkan tahun sebelumnya, disebabkan oleh kontribusi dari unit kartu selama 8 bulan di tahun 2006 dibandingkan dengan 12 bulan di tahun 2005 dan juga oleh menurunnya angka receivable kartu dibandingkan dengan saldo akhir tahun 2005. Untuk unit-unit usaha Bank lainnya, pendapatan bunga bersih mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang antara lain dikarenakan oleh penempatan dana commercial funds, meningkatnya kredit yang diberikan kepada nasabah Global Wealth Management, dan float dari settlement funds antara Bank Danamon dan kantor American Express lainnya.
Perkembangan angka Laba/Rugi Bank untuk tahun 2006 mempengaruhi angka-angka rasio Bank, seperti yang dipaparkan pada tabel berikut ini:
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 12 -
PERKEMBANGAN USAHA BANK Perkembangan Rasio Profitabilitas
31-Des-05
31-Des-06
Perkembangan Naik/(turun)
Return on Asset ( ROA)
-0,30%
0,47%
0,77%
Return on Equity (ROE) Net nterest Margin (NIM)
-8,73%
0.29%
9,02%
7,09%
5,53%
-1,56%
102.34%
109,79%
7,45%
BOPO
Dengan angka laba tahun 2006 yang lebih baik dari tahun 2005, rasio Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) untuk posisi tanggal 31 Desember 2006 mengalami deviasi positif bila dibandingkan dengan rasio yang sama untuk posisi tahun sebelumnya. Net Interest Margin mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2005 dengan adanya kontribusi kartu hanya selama 8 bulan di tahun 2006 sebelum pengalihan kepada Bank Danamon. Rasio BOPO untuk tahun 2006 adalah 109,79%, lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2005 (102,34%) yang disebabkan oleh adanya exit cost yang dibukukan sehubungan dengan dipindahkannya unit kartu ke Bank Danamon.
d. Likuiditas Mayoritas Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank berasal dari simpanan berjangka dan giro. Sebagian kecil berasal dari tabungan. Mayoritas simpanan berjangka berada dalam rentang waktu satu bulan yang kemudian diperpanjang pada saat jatuh tempo. Perkembangan Rasio Likuiditas (Jutaan Rupiah) 31-Dec-05 Loan to Deposit Ratio (LDR) Giro Wajib Minimum (GWM) - Rupiah - Valas Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar
31-Dec-06
74,79%
69,25%
7,85% 3,05% 106,25%
7,09% 3,03% 112,86%
Angka Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk posisi tanggal 31 Desember 2006 adalah 69,25%, lebih rendah daripada rasio yang sama untuk posisi setahun sebelumnya sebesar 74,79%. Hal ini terutama disebabkan oleh pemindahan unit kartu ke Bank Danamon. Giro Wajib Minimum selalu dipelihara dari waktu ke waktu agar memenuhi ketentuan minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 13 -
SASARAN, STRATEGI dan KEBIJAKAN BANK Dalam menjalankan usahanya, Bank berpatokan pada pokok-pokok kebijakan manajemen yang ditetapkan dengan tujuan untuk mempertahankan praktek-praktek manajemen risiko yang sehat dalam aktivitas yang dijalankan oleh setiap unit bisnis di setiap jenjang dalam organisasi.
Strategi-strategi
bisnis yang ditetapkan harus tetap mengacu kepada pokok-pokok kebijakan ini, yaitu: -
Country limit menjadi patokan untuk pengalokasian limit kepada unit-unit kerja. Country limit dikaji ulang secara berkala dan setiap adanya antisipasi dari unit bisnis untuk perubahan besarnya country limit untuk cabang di Indonesia.
-
Kegiatan pemberian kredit kepada nasabah Global Wealth Management berpatokan pada klasifikasi kredit Class I yang sepenuhnya dijamin oleh agunan tunai atau Standby L/C yang dikeluarkan oleh prime bank sejalan dengan peraturan Bank Indonesia PBI 7/2/PBI/2005 tentang Aktiva Produktif.
-
Kredit dengan kategori Class III dan Class IV diberikan sesuai dengan limit-limit yang sudah ditetapkan. Pemantauan risiko kredit maupun risiko pasar (mencakup risiko nilai tukar dan risiko suku bunga) harus memastikan tidak adanya pelanggaran terhadap limit-limit yang sudah ditetapkan.
-
Dalam menjalankan kegiatan-kegiatan usaha, unit-unit kerja harus berpatokan pada prinsipprinsip good corporate governance, KYC (Know Your Customer), Anti Money Laundering dan prinsip-prinsip lain yang sudah ditetapkan di dalam kebijakan dan prosedur Bank.
-
Dalam menjalankan kegiatan-kegiatan usaha, unit-unit kerja harus memperhatikan unsur-unsur risiko dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengurangi eksposur risiko.
-
Bank memiliki kebijakan (policy) dan prosedur untuk setiap aktivitas Bank, yang mengatur secara detil dan komprehensif kebijakan dan prosedur internal Bank yang harus ditaati oleh setiap personil Bank. Kebijakan dan prosedur ini dimuat dalam Amex Web yang dapat diakses oleh setiap karyawan Bank.
a. Strategi Bisnis Dengan terlaksananya pemindahan unit kartu ke Bank Danamon pada tanggal 1 September 2006, Bank berfokus kepada tiga unit usaha inti sebagai berikut: -
Financial Institutions
-
Global Wealth Managament, yang terdiri dari unit o Private Banking
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 14 -
o FAS (Financial Advisory Services) -
Global Financial Market
(1) Unit bisnis Financial Institution: Fokus strategi yang ditempuh oleh unit bisnis Financial Institution di tahun 2006 adalah sebagai berikut: •
Global Payments: mengembangkan jaringan untuk meningkatkan pemakaian Euro Accounts dan produk-produk payment lainnya.
•
Trade Finance: mengembangkan Global Trade Finance melalui bank koresponden.
•
Financial Market Services: bersama-sama dengan Global Financial Market/Treasury mengembangkan volume transaksi mata uang dengan nasabah-nasabah perbankan.
•
Interactive
Technology:
memakai
kekuatan
inti
di
back-end
processing
dan
menghubungkannya dengan teknologi interaktif di front end. a. Pengembangan dan penambahan nasabah secara selektif. b. Memperkuat pelayanan kepada nasabah. c. Meningkatkan jumlah direct memberships di semua clearing centre. d. Memperkuat support marketing kepada semua clearing centre dan memakai platform infrastruktur yang sama.
Dalam tahun 2006, unit bisnis Financial Institution berhasil meningkatkan volume payment sebesar 26%, volume Letter of Credit (LC) sebesar 28%, menyalurkan trade loan hingga total outstanding mencapai USD100 juta. Prestasi ini adalah merupakan hasil dari strategi-strategi yang dijalankan selama tahun 2006, dengan fokus pada usaha meningkatkan jumlah transaksi, memperkuat dan mengembangkan hubungan dengan nasabah antara lain dengan menambah jumlah relationship manager, menyelenggarakan seminar di dalam dan di luar negeri yang diikuti oleh bank-bank nasional dan mengadakan berbagai pelatihan untuk karyawan-karyawan termasuk di dalamnya pengadaan program training untuk karyawan dari kantor cabang di Indonesia di kantor-kantor cabang American Express di luar negeri.
(2) Unit bisnis Global Wealth Management: Berikut ini adalah fokus strategi unit bisnis Global Wealth Management di tahun 2006: •
Meningkatkan jumlah kredit yang diberikan.
Target pertumbuhan kredit Private Banking
adalah 11% untuk tahun 2006. American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 15 -
•
Fokus pada nasabah dari segmen medium dan high income dengan menetapkan saldo minimum yang baru.
•
Meluncurkan produk-produk reksa dana baru. Bank memiliki kriteria dalam melakukan seleksi atas Fund Manager dan reksa dana yang dikelola. Customer suitability dan Risk Disclosure merupakan dua hal penting yang senantiasa diperhatikan dan dilaksanakan oleh Bank.
Unit bisnis Global Wealth Management tumbuh dengan baik di tahun 2006 sebagai hasil dari upaya konsolidasi unit FAS dan Private Banking, kaji ulang segmen nasabah unit bisnit FAS, implementasi saldo minimum yang baru, perolehan SBLC dari dua prime bank, pertumbuhan kredit yang diberikan, peluncuran dan penjualan produk-produk investasi melalui reksadana pihak ketiga, peningkatan cross sell produk-produk Bank seperti produk-produk structured deposit dan options, peningkatan dan pengembangan hubungan dengan nasabah dan berbagai upaya pembinaan, pelatihan dan retensi para relationship manager dan tenaga Customer Service Executive.
(3) Unit bisnis Global Financial Market/Treasury: Strategi unit bisnis Global Financial Market/Treasury adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan volume transaksi dari produk-produk yang ada. b. Mengembangkan hubungan untuk meningkatkan transaksi dengan nasabah perbankan, lembaga keuangan dan perusahaan multinasional lainnya. c. Meluncurkan produk-produk baru.
Sampai pertengahan tahun 2006 Bank telah
meluncurkan produk Dual Currency Deposit dan FX Range Deposit.
Dalam tahun 2006 unit bisnis Global Financial Market telah berhasil mereaktivasi hubungan trading antara Bank dengan Bank Indonesia, dan meluncurkan produk-produk local currency structured deposit (yaitu FX Convertible Deposit, FX Range Deposit, Digital Eagle Deposit) termasuk dengan nasabah Financial Institution.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 16 -
LAPORAN MANAJEMEN a. Struktur Organisasi Struktur organisasi American Express Bank Ltd., cabang Indonesia terdapat pada Lampiran 1. Tim manajemen di Indonesia dipimpin oleh Senior Country Executive yaitu Ms. Muliani Margono.
b. Aktivitas Utama American Express Bank Ltd., cabang Indonesia bergerak di bidang jasa keuangan. Sejak diselesaikannya pemindahan unit kartu ke Bank Danamon di bulan September 2006, Bank berfokus pada tiga unit bisnisnya yaitu Financial Institution, Global Wealth Management dan Global Financial Market. Produk, layanan dan target pasar Bank disajikan secara ringkas di tabel berikut ini: Unit Bisnis Financial Institution
Global Wealth Management
Global Financial Management
Produk/Distribusi
Target Pasar
Produk: • International Payments (Commercial, FX, Treasury, SWIFT checks) • Trade (L/C, Export/Import, Acceptances, Collection & Export bills) • Cash Management (TC dan CommercialCheck clearing) Produk: • Reksa Dana Pihak Ketiga • Pinjaman • Giro, tabungan dan Deposito berjangka IDR & USD • Foreign Exchange • Layanan Nasabah Saluran Distribusi: • Referensi
Institusi Keuangan
Produk: • Spot, Forward, Swap dengan kolateral • Fixed Income • Fixed Deposit • SBI • Derivative
Institusi Keuangan, Nasabah-nasabah Bank
Nasabah segmen menengah dan high income
c. Teknologi Informasi Aplikasi utama untuk operasi Bank sehari-hari yaitu untuk modul teller, deposito berjangka, tabungan, giro dan transaksi valuta asing, Bank menggunakan sistem iwealthview.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 17 -
Informasi Perangkat Keras yang digunakan : Merk & Model Mesin
Operating System
VM
Mainframe : Amdahl 1100A Mikro(PC/Stand Alone) : HP Unix 9000 Micro(PC/LAN) : Jaringan 1 : - Windows NT4 (server), Compac Proliant 5000 - Novell 4.11 (server), Compac Proliant 2000 Jaringan 2 : - Windows NT4, Compac Proliant 5000
Network Telecomm. Software RSCS
Unix
Win NT
Ethernet
Win XP
Ethernet
Win NT
Ethernet
Informasi Perangkat Lunak yang digunakan : Jenis dan merek perangkat lunak yang digunakan setelah pemindahan unit kartu meliputi : Nama SBS-FAS GMS iWB OPICS Hyperion Loan Monitoring System Walker
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
Deskripsi Sistem GL Global Messaging System i WealthView Banking Sistem Treasury Sistem pelaporan Kantor Pusat Sistem administrasi kredit Sistem GL
- 18 -
d. Jenis produk dan jasa yang ditawarkan Untuk jenis produk dan jasa yang ditawarkan dapat dilihat pada point b di atas.
e. Tingkat suku bunga Tingkat suku bunga untuk Giro, Tabungan dan Simpanan berjangka adalah sebagai berikut :
Tingkat suku bunga rata-rata tertimbang per tahun : 2006
2005
1. Giro - Rupiah - Valuta Asing
1,96% 0,60%
3,89% 0,96%
2. Tabungan - Rupiah - Valuta Asing
1,87% 1,15%
3,95% -
3. Deposito Berjangka - Rupiah - Valuta Asing
10,54% 4,42%
7.36% 2,48%
f. Perkembangan perekonomian dan target pasar Perkembangan perekonomian dapat dilihat dalam bahasan Perkembangan Usaha Bank serta Sasaran, Strategi dan Kebijakan Bank. Sedangkan untuk target pasar dapat dilihat pada Laporan Manajemen. g. Jaringan kerja dan mitra usaha baik di dalam/luar negeri American Express Bank Ltd. beroperasi di 45 negara. Nasabah-nasabah American Express Bank Ltd. dapat menggunakan jaringan dan kapabilitas Bank dan American Express Company secara global. h. Jumlah, jenis dan lokasi kantor Saat ini American Express Bank Ltd., di Indonesia berkantor pusat di Graha Aktiva, Jalan HR Rasuna Said Kav. 3 Blok X-1, Jakarta 12950. Bank juga memiliki kantor pemasaran di Surabaya yang beralamat di Hyatt Regency Surabaya, Jalan Basuki Rahmat 106-128 Surabaya 60271. i. Kepemilikan Direksi, Komisaris dan pemegang saham lain dalam grup/perusahaan terafiliasi
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 19 -
Tidak berlaku bagi American Express Bank Ltd., cabang Indonesia.
j. Perubahan-perubahan yang terjadi di Bank pada tahun 2006 Pada tanggal 1 September 2006, Bank telah menyelesaikan pemindahan unit bisnis kartu ke Bank Danamon.
k. Hal-hal penting yang diperkirakan akan terjadi di masa yang akan datang Selepas pemindahan bisnis unit kartu ke Bank Danamon, Bank memfokuskan pada tiga lini bisnis utamanya seperti yang telah dikemukan di bagian terdahulu. l. Sumber Daya Manusia Jumlah tenaga kerja Bank pada akhir tahun 2006 adalah 86 pegawai tetap. Adapun Struktur Pendidikan karyawan adalah lulusan SMA(2%), lulusan D2(2%), D3(18%), S1 (65%) dan lulusan S2 (13%). Selain strategi-strategi dan tujuan bisnis di atas, Bank tetap memfokuskan pada usaha pengembangan sumber daya manusia. Sumberdaya manusia selalu mendapatkan perhatian yang sangat besar dari Bank. Upaya pelatihan terus ditingkatkan dan diperbaharui baik dari segi kualitas maupun kuantitas sebagai upaya pengembangan pengetahuan dan pengalaman karyawan Bank.
Pendidikan di American Express Bank mencakup pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh karyawan di luar Bank maupun di dalam Bank, dan mencakup pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh pihak ketiga maupun internal.
American Express sangat menekankan akan
pentingnya pendidikan, pelatihan, pengembangan diri dan kepemimpinan secara kontinu dan intensif.
Bank menyediakan berbagai sarana, sistem
dan struktur yang komprehensif untuk
mendukung karyawan di setiap jenjang di dalam organisasi untuk senantiasa meningkatkan kompetensi teknik (technical competency) maupun kepemimpinan (leadership).
Bank
menggunakan jasa pelatihan dari pihak ketiga yang kompeten dalam bidangnya untuk bidangbidang pelatihan tertentu, sedangkan dalam bidang-bidang di mana American Express menilai bahwa pelatihan paling optimum diberikan oleh subject matter expert yang dimiliki oleh perusahaan (baik direktur, manager, team leader, di American Express Bank di Indonesia maupun dari cabang-cabang American Express di luar negeri) Bank menggunakan resource internal untuk mengembangkan materi pelatihan dan menyampaikan materi pelatihan tersebut kepada karyawan. American Express juga memberikan perhatian yang sangat besar untuk pengembangan Amex Web
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 20 -
yang memuat bahan-bahan pelatihan dan merupakan fasilitas kepada karyawan untuk melakukan self-study. Salah satu contoh adalah Finance Virtual University di mana karyawan dapat memilih subyek yang akan dipelajari, menempuh ujian secara on-line dan memperoleh sertifikasi atas hasil yang dicapai. Adalah merupakan tanggung jawab pemimpin di setiap jenjang organisasi untuk pelatihan dan pengembangan karyawan dalam tim yang dipimpin. Setiap karyawan juga dituntut untuk senantiasa mengembangkan diri dengan memanfaatkan sarana pelatihan dan pengembangan diri yang disediakan oleh Bank.
Pelatihan-pelatihan yang telah diikuti karyawan selama tahun 2006 adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Pelatihan Earthquake Training Fundamentals of Wealth Management Windows Application Career Continuation Workshops Preparation for Risk Management Certification Level 1 Preparation for Risk Management Certification Level 2 Customer Service Training Computer Programming Microsoft Excel Advanced Technical Analysis PB and FAS RMs Indonesia Sales Skill Training Reksa Dana One Day Seminar Leadership Conversations with Ken Chenault&The Office of the Ombudspersons Briefing of NPWP Sales Champion 2006 Foreign Corrupt Practice Act SQL Foreign Currency Conversion US GAAP Training FAS 5 & SAB 99 Business Knowledge Card Economics Revenue Recognition - Contra Revenue & Signing Bonuses, & FAS 5 System Control Requirements Policy (AEMP 16) Dual Currency Deposit & FX Range New Mutual Fund Product Internal Control Introduction Security Awareness Training Lalu Lintas Devisa Discount Revenue Setting Communication Business Knowledge - Treasury Business Impact Analysis
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 21 -
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
Emac Training Business English Course New CDD Policy FKDKP Workshop Compliance Presentation BSMR Ergonomics Awareness IMPACT Compliance Overview - Refresher Financial Statement BIA Workshop Associations of Certified Anti Money Laundering Specialist (ACAMS) Microsoft Access FX Options Training GFM Compliance & TID Compliance & TID Training Delivering Premium Value Service Training Code of Conduct Portfolio Strategies Socratic Selling Collaterised Trading Product (CTP) Asset Allocation Training Singapore GFM Product Knowledge (CTP, DCC, ELI) Sales Motivation and Team Building Sales Skill Workshop Private Bank Product FIG Team Leader Rotational Assignment Tokyo Yen Seminar Training in Product and Service China Payment RM Orientation (NY) Revised CDD Policy Training FX Convertible Deposit & Dual Currency Deposit Loan Monitoring System for CSEs CDD Training Source of Wealth Permal Investment Training and Market Update FMS Training Re. FX Structure Bloomberg Seminar Private Wealth Management Training Mandarin Language Class Evacuation Training Product Training Online Training : Emergency Procedurs PB RM Road Map Training LLD Training for CSE Health and Safety Training Ergonomics Introduction Training
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 22 -
81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127
Regional Offside Meeting SFAS 5 (Accounting for Contingencies) and SAB 99 (Materiality) 2006 BCP CSI Exercise Criteria Review SOX from an Internal Audit Perspective Effective Enterprise Risk Management Understanding Internal Control Theory the COSO model BCP Life Cycle Account Review (part 1) Account Review (part 2) Reconciliation Policy and Manual Journal Entries Policy Training Account Review (part 3) Business Knowledge - Membership Rewards PCAOB AS2 & SOX FCO Internal Control Review Report Template GFM Product Training - FX Range Deposit Advance Power Point Core Internal Control Listening Skills (FVU session) Prevention and Detecting Corruption (AEMP06) Treasury Accounting Presentation Skill Motivational Training Carrier Continuation FX Range Depo Recs Gen II Policy Training Cross training with Loan Dept Acceleration Sales BCP Avian Flu CPP Awareness SID PMP Workshop Exhibit Reconciliation Data Security (Compliance) Handle with care (Compliance) Too Hot To Handle (Compliance) Brand Training Business Presence Assets Quality Rating Sales Incentive Program EWOC Investment and Product Services WAPERD Statement Analysis Emergency Evacuation New Reconciliation Policy Customer Data Privacy Training Structured Notes Product
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 23 -
128 129 130 131
Digital Eagle Deposit Risk Management Patenting at American Express Financial Planning Basics for Individuals
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 24 -
LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari & Rekan – PricewaterhouseCoopers (penanggung jawab: Drs Haryanto Sahari), terlampir dan mencakup hal-hal sebagai berikut:
Neraca
Laporan Laba Rugi
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas
Catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi menegenai Komitmen dan Kontijensi
Opini Akuntan Publik
Laporan Keuangan tersebut diatas telah memenuhi seluruh aspek penggungkapan (disclosure) sebagaimana ditetapkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan PAPI yang berlaku. Laporan Keuangan yang tersebut diatas dapat dilihat pada halaman lampiran 2.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 25 -
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Bank memiliki kebijakan manajemen risiko yang baik. Dalam menjalankan usahanya, aspek-aspek manajemen risiko selalu menjadi salah satu perhatian utama. Wewenang dan tanggung jawab untuk mengendalikan risiko ditetapkan di setiap jenjang jabatan di dalam organisasi Bank. Manajemen Risiko juga mendapatkan perhatian yang sangat besar dari Kantor Pusat. Setiap kantor cabang diwajibkan membentuk Komite Manajemen Risiko, melakukan penilaian dan identifikasi risiko, memastikan adanya risk ownership untuk setiap risiko yang diidentifikasi dan melakukan penilaian terhadap kesesuaian tingkat risiko yang diambil dengan keadaan Bank.
Sejak diberlakukannya peraturan Bank Indonesia nomor 5/8/PBI/2003, Bank telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyesuaikan kebijakan dan langkah-langkah manajemen risikonya.
Berikut ini Bank menyampaikan faktor-faktor risiko, kinerja Manajemen Risiko selama tahun 2006, profil risiko dan penilaian risiko komposit dari Bank untuk posisi tanggal 31 Desember 2006. a. Faktor-faktor Risiko (Risk Factors) a.1. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko ini berasal dari beberapa aktivitas fungsional Bank, yaitu pemberian kredit (termasuk akseptasi, komitmen, garansi), investasi, pembiayaan perdagangan, penempatan di bank lain, risiko kredit dari kegiatan treasury. Bank memiliki prosedur penilaian kredit yang ketat serta memegang teguh prinsip pengenalan nasabah dalam proses pemberian kredit sehingga risiko kredit bisa diminimalisir. Untuk kredit Global Wealth Management, kebijakan Bank adalah pemberikan kredit yang dijamin dengan cash atau SBLC.
a.2. Risiko Pasar Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank (adverse movement). Risiko ini berasal dari aktivitas Bank menerima dan memberikan pinjaman dalam berbagai macam mata uang dan jatuh tempo. Kegiatan-kegiatan unit bisnis Global Financial Market/Treasury dalam transaksi nilai tukar
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 26 -
dan suku bunga seperti spot, forward, option juga menghadapkan Bank pada risiko pasar. Bank mengendalikan risiko suku bunga serta nilai tukar dengan cara memonitor secara seksama setiap perkembangan yang terjadi di pasar, menjaga posisi NOP serta melaksanakan aktivitas dealing room dengan berpedoman pada prosedur dan limit-limit yang telah ditentukan.
a.3. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Aktivitas fungsional yang mengandung risiko likuiditas yaitu kredit yang diberikan, penempatan pada surat berharga, penempatan pada bank lain. Bank melakukan pemantauan terhadap aktiva dan kewajiban yang jatuh tempo, off-balance sheet serta komitmen dan kontinjensi yang timbul dari aktivitas pendanaan. Untuk aktivitas investasi, Bank perlu melakukan pemantauan open position dari counterparty serta pergerakan dua variabel pasar (nilai tukar dan tingkat bunga).
a.4. Risiko Operasional Risiko operasional melekat pada setiap aktivitas fungsional Bank, yang antara lain disebabkan oleh empat faktor utama berikut ini: (a) Proses, yang mencakup antara lain: -
Ketidaklayakan desain bisnis/transaksi, proses yang tidak direncanakan dengan baik
-
Ketidakjelasan prosedur untuk proses-proses yang dilakukan dalam tiap aktivitas bisnis
(b) Sumber daya manusia dan struktur organisasi, yang mencakup antara lain: -
Ketidakcakapan dan kurang kompetennya karyawan
-
Outsourcing
-
Kecurangan karyawan yang disebabkan oleh kelemahan struktur organisasi
-
Turnover karyawan kunci
-
Deskripsi mengenai peranan dan tanggung jawab masing-masing karyawan tidak dijabarkan dan dikomunikasikan dengan jelas
-
Kelemahan
daam
rancangan
struktur
organisasi
dan
manajemen
untuk
mengendalikan/memonitor kegiatan operasional sehari-hari dan kinerja karyawan -
Kurang layaknya lingkungan kerja
-
Pelanggaran karyawan terhadap integritas dan kode etik yang tertuang dalam Code of Conduct
(c) Sistem teknologi informasi, yang mencakup antara lain: -
Gangguan sistem yang menyebabkan terganggunya proses bisnis
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 27 -
-
Kurang layaknya integritas system teknologi informasi
-
Kurang layaknya infrastruktur yang mendukung aktivitas bisnis
-
Sistem informasi yang tidak mampu menyediakan data secara akurat dan tepat waktu
-
Kurang cukupnya keamanan akses data sehingga menyebabkan penyalahgunaan informasi data
(d) Lingkungan eksternal, yang mencakup antara lain: -
Perubahan Undang-undang dan peraturan
-
Perubahan kondisi ekonomi dan politik
-
Stakeholder seperti pemasok, partner relasi kerja, dan nasabah
-
Gangguan bencana alam.
Bank memiliki mekanisme pelaporan “Transaction in Difficulty” (TID) yang dipakai sebagai loss event database. TID adalah kejadian atau transaksi di luar kegiatan bisnis secara normal yang telah mengakibatkan atau memungkinkan akan mengakibatkan, dimasa yang akan datang, eksposur finansial atau risiko reputasi terhadap Bank.
a.5. Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan. Bank memiliki Legal Officer yang bertugas mereview seluruh dokumen legal serta seluruh perjanjian dan memastikan bahwa dokumen-dokumen tersebut memiliki kekuatan hukum. Saat ini tidak ada masalah hukum yang sedang dihadapi oleh Bank.
a.6. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Faktor yang mempengaruhi risiko reputasi adalah adanya publikasi negatif serta persepsi negatif terhadap Bank. Bank memiliki budaya kendali yang sangat baik serta selalu beroperasi berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan sehingga risiko reputasi dapat dijaga. Saat ini, tidak ada masalah reputasi yang sedang dihadapi oleh Bank.
a.7. Risiko Strategis Risiko strategis adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 28 -
terhadap perubahan eksternal. Setiap bisnis unit memiliki strategi bisnis yang dipersiapkan dengan matang seperti yang dijabarkan pada bagian terdahulu tentang sasaran, strategi dan kebijakan Bank.
a.8. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Bank memiliki Direktur kepatuhan yang bertanggungjawab untuk memonitor serta mengkomunikasikan seluruh peraturan – peraturan baru serta memastikan bahwa Bank telah mengambil tindakan yang dibutuhkan agar dapat memenuhi semua peraturan yang ada.
b. Proses Manajemen Risiko Mandat untuk implementasi Manajemen Risiko di Bank adalah untuk memastikan bahwa semua risiko yang ada di tiap negara telah diidentifikasi, dimiliki serta dilaporkan secara transparan. Bank menekankan pentingnya konsep “Risk Ownership” pada tiap-tiap unit bisnis dan unit pendukung.
Landasan Penerapan Manajemen Risiko: -
Risk Assessment Document yang berdasarkan pada COSO Framework (yang menyediakan media bagi pimpinan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) untuk mengevaluasi risiko proses-proses Bank yang signifikan berdasarkan 6 faktor, yaitu: Control Environment, Change, Process Risk, External Factors, Information & Communication, dan Monitoring yang kemudian dikalikan dengan Impact Multiplier).
-
Program Audit yang berbasis risiko.
-
Internal Control Evaluation Process (ICEP) merupakan self assessment dan evaluasi yang terus menerus dari pihak management American Express Bank terhadap: keseluruhan internal control environment, efektifitas dari proses pelaporan keuangan serta efektifitas dari kontrol-kontrol operasional.
-
Matrix Risiko yang mengakomodasi 8 jenis tipe risiko berdasarkan Bank Indonesia (penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada bagian C mengenai Profil Risiko).
-
Risk Management Standard Guidelines, dokumen yang digunakan sebagai panduan dalam penerapan Risk Management yang menjabarkan struktur organisasi, Risk Management Organization, kebijakan dan prosedur dan penetapan limit, proses risk management serta fungsi internal kontrol dalam penerapan manajemen risiko.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 29 -
-
Kebijakan dan prosedur yang berlaku secara global, seperti Business Operation Manual (BOM), American Express Management Policy (AEMP), American Express Finance Policy (AEFP), AEB Treasury Manual dan lain-lain.
-
Area Headquater Circular (AHC), merupakan kebijakan dan prosedur lokal yang dikeluarkan untuk mengatur hal-hal tertentu di dalam kebijakan global secara lebih rinci.
-
Desk Instruction, merupakan dokumen yang menjelaskan prosedur dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu proses.
-
Temuan-temuan audit sebagai feedback bagi risk owners dan RMO.
-
Sistem-sistem terotomatisasi yang mendukung operasi bisnis sehari-hari, seperti iWealthView, OPICS, FAS general ledger, Loan Monitoring System (LMS) dan lain-lain.
-
External Regulations (Bank Indonesia/ BAPEPAM/Departement Keuangan dan lain-lain)
Pelatihan yang berkaitan dengan proses Manajemen Risiko: -
Risk Management Officer telah lulus dalam ujian Sertifikasi manajemen risiko level 1 yang diadakan pada tanggal 12 Agustus 2006 dan level 2 yang diadakan pada tanggal 23 Desember 2006.
-
Market Compliance Officer telah lulus dalam program Eksekutif Manajemen Risiko di bulan September 2006.
-
Pimpinan SKAI telah mengikuti ”Core Internal Control Training” yang diadakan di Inggris.
-
Pimpinan SKAI telah mengikuti “Enterprise Risk Management” seminar yang diselenggarakan oleh pihak ketiga.
-
Pimpinan SKAI dan RMO telah mengadakan berbagai training guna meningkatkan Risk Awareness dari para pegawai, diantaranya:
Risk Management Introduction Training untuk departemen Finance.
Internal Control Introduction Training.
Training Business Operation manual D-5 mengenai Critical Spreadsheet.
Business Impact Analysis Training.
Business Contingency Plan V2.4.
Hasil penerapan manajemen risiko pada Bank selama periode tahun 2006: -
Satuan Kerja Audit Internal telah menyusun program kerja audit untuk proses yang diaudit pada tahun 2006 menggunakan pendekatan basis risiko.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 30 -
-
Satuan Kerja Audit Internal telah menyusun Risk Assessment dan rencana Audit 2007 berdasarkan pendekatan basis risiko.
-
Bank telah menyusun time table beserta daftar para pejabat bank yang akan mengikuti ujian Sertifikasi Manajemen Risiko.
-
Dalam rangka implementasi Good Corporate Governance, Bank telah menyampaikan laporan hasil Self Assessment GCG kepada Bank Indonesia pada tanggal 29 September 2006.
-
Bank telah menyelesaikan proses peralihan bisnis kartu dengan baik.
-
Bank telah menyusun Disaster Recovery Plan (DRP) untuk RTGS, SSSS, LMS, aplikasi Bank Indonesia seperti: LBBUK, ULN, LHBU, LLD, SID dan STPK-N.
-
Bank telah menyusun strategi Business Contingency untuk skenario Avian Flu.
-
Bank sedang dalam proses menyempurnakan kebijakan dan prosedur lokal (Area Headquarters Circular/AHC)
-
Business Contingency Plan test telah diadakan dua kali di tahun 2006 yaitu pada tanggal 29 April 2006 dan 25 November 2006.
c. Profil Risiko Bank menekankan pada prinsip “Risk Ownership” pada masing-masing unit bisnis dan unit pendukung. Setiap unit mengidentifikasi risiko – risiko yang mereka hadapi dan menjabarkannya didalam Matrik Risiko.
Mekanisme penilaian Profil risiko: 1. Masing-masing manajer unit melakukan self assessment terhadap profil risiko unit mereka dan meng-update Matrik Risiko serta mengisi Laporan Profil Risiko Triwulanan. 2. Faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan saat menentukan tingkat dan trend risiko: Tipe produk yang dijual, tingkat pengetahuan karyawan mengenai risiko, TID, temuan-temuan audit, pelanggaran limit, kesalahan-kesalahan, komplain nasabah. 3. Kriteria untuk Risiko Kredit/ Pasar/ Likuiditas/ Strategis: •
Rendah:
Keberadaan risiko berdampak minimum terhadap laba rugi Bank
•
Sedang:
Keberadaan risiko berdampak sedang terhadap laba rugi Bank
•
Tinggi :
Keberadaan risiko berdampak tinggi terhadap laba rugi Bank
4. Kriteria untuk Risiko Operasional/Hukum/Reputasi/Kepatuhan: •
Rendah : Terdapat TID, temuan audit, pelanggaran limit, kesalahan serta komplain nasabah yang berdampak rendah terhadap laba rugi bank dalam satu tahun terakhir.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 31 -
•
Sedang :
Terdapat TID, temuan audit, pelanggaran limit, kesalahan serta komplain
nasabah yang berdampak sedang terhadap laba rugi bank dalam satu tahun terakhir. •
Tinggi :
Terdapat TID, temuan audit, pelanggaran limit, kesalahan serta komplain
nasabah yang berdampak tinggi terhadap laba rugi bank dalam satu tahun terakhir. 5. Risk Management Officer mengkaji Laporan Profil Risiko Triwulanan dari masing-masing divisi kemudian menggabungkannya serta mengisi Composite Risk Report. 6. Laporan Profil Risiko Triwulanan dan Matrik Risiko Komposit dipresentasikan kepada Risk Management Committee untuk difinalisasi dan kemudian dikirimkan kepada Bank Indonesia.
Berdasarkan metode penilaian risiko yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, Bank menilai bahwa tingkat risiko Bank saat ini secara keseluruhan maupun masing-masing risiko adalah rendah. Demikian halnya dengan tren profil risiko hingga akhir tahun 2006.
Berikut ini adalah penilaian untuk masing-masing jenis risiko:
c.1. Risiko Kredit Risiko Inheren Profil risiko inheren kredit adalah rendah. Kredit yang diberikan oleh unit bisnis Global Wealth Management sepenuhnya dijamin oleh agunan tunai atau Standby LC yang dikeluarkan oleh prime bank. Risiko kredit terhadap nasabah bank adalah rendah, counterparty limit harus mendapatkan persetujuan dari kantor pusat.
Sistem Pengendalian Risiko Sistem pengendalian risiko untuk risiko kredit dinilai strong, karena hal-hal berikut ini: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi: Direksi melakukan pengawasan risiko kredit yang memadai terhadap limit kredit per debitur maupun kelompok debitur dan persetujuan kredit yang mengacu pada ketentuan yang berlaku, country limit, dan credit rating. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit: Kebijakan, prosedur dan penetapan limit telah mencukupi, yang diantaranya meliputi: -
Penetapan jumlah limit country exposure.
-
Fasilitas, limit dan persetujuan kredit.
-
Langkah-langkah permohonan fasilitas kredit hingga persetujuan dan pengawasannya.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 32 -
-
Subtansi dan penyimpanan dokumentasi kredit yang memadai.
-
Proses permohonan kartu kredit termasuk peningkatan limit kredit.
Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi Manajemen Risiko: Identifikasi, pengukuran dan pemantuan risiko kredit dilakukan dengan mengacu pada prosedur dan ketentuan yang berlaku. Pelaporan risiko kredit kepada pejabat yang terkait telah dilakukan dengan memadai dan tepat waktu. Bank menggunakan sistem yang dapat mengidentifikasi bila ada kredit dengan nilai lebih tinggi dari nilai agunan. Sistem Pengendalian Intern: Sesuai pendekatan berbasis risiko, SKAI melakukan pemeriksaan dari waktu ke waktu terhadap implementasi manajemen risiko kredit, yang meliputi credit rating, persetujuan kredit, limit dan agunan kredit, dan pengendalian internal pada aktivitas fungsional Global Financial Market/Treasury, Operation – Middle Office, Global Wealth Management dan Operation Loan Administration.
c.2. Risiko Pasar Risiko Inheren Profil risiko pasar inheren adalah rendah dikarenakan risiko kerugian akibat fluktuasi nilai tukar dan perubahan tingkat suku bunga tergolong rendah dan adanya kecukupan modal Bank untuk menutup kemungkinan risiko kerugian.
Sistem Pengendalian Risiko Sistem Pengendalian Risiko untuk risiko pasar dinilai strong, karena hal-hal berikut ini: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi: Country Treasurer melakukan pengawasan untuk mengendalikan risiko pasar dengan menetapkan limit seperti yang tertuang dalam Treasury Trading Program kepada semua dealer. Country Treasurer memonitor pelaksanaan Treasury Trading Program serta mengevaluasi perkembangan tingkat suku bunga pasar dan nilai tukar mata uang secara harian. Country Treasurer akan melaporkan secara berkala aktivitas trading kepada Global Risk Management yang memberikan support dan melakukan supervisi dari waktu ke waktu. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit: Kebijakan, prosedur dan limit yang tertuang dalam AEB Treasury Manual dikeluarkan oleh Global Risk Management merupakan minimum kontrol dan prosedur yang harus dipenuhi oleh Mid-Office dan Risk Management untuk memonitor risiko pasar. Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi Manajemen Risiko:
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 33 -
Identifikasi risiko pasar dilakukan oleh Global Financial Market/Treasury terhadap transaksi retail (retail transaction) dan semua aktivitas bank. Mid-Office melakukan pengukuran risiko suku bunga dan nilai tukar dengan menggunakan Value at Risk (VAR) dan Earning at Risk (EAR). Mid-Office juga melakukan pengukuran mark-to-market untuk semua produk trading dengan menggunakan sumber eksternal yang independen. Pemantauan aktivitas Global Financial Market/Treasury juga dilakukan oleh Mid-Office dengan laporan dan pengkajian (review) yang dilakukan secara berkala. Country Treasurer berkewajiban memonitor pergerakan pasar dan melaporkannya dalam rapat kerja ALCO (Asset & Liabilities Committee). Sistem Pengendalian Intern: Sistem pengendalian intern untuk risiko pasar cukup memadai dengan adanya pemisahan tugas antara fungsi yang melakukan transaksi dengan yang melakukan pemantauan. SKAI melakukan audit terhadap aktivitas Global Financial Market/Treasury dan Operations untuk Mid-Office dan Back Office dari waktu ke waktu menggunakan pendekatan berbasis risiko.
c.3. Risiko Likuiditas Risiko Inheren Profil risiko inheren adalah rendah karena pemeliharaan instrumen likuid Bank berupa primary dan secondary reserve yang mencukupi. Selain itu, tidak terdapat default dalam pembayaran kewajiban bunga yang dapat menyebabkan rush.
Sistem Pengendalian Risiko Sistem Pengendalian Risiko untuk risiko likuiditas dinilai strong, karena hal-hal berikut ini: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi: Country Treasurer dan ALCO bertanggung jawab atas penetapan kebijakan, prosedur dan limit yang sesuai untuk memonitor risiko likuiditas. Risiko likuiditas diidentifikasi, diukur dan dimonitor oleh Country Treasurer dan dibahas di dalam setiap rapat ALCO. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit: Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit untuk risiko likuiditas tertuang dalam AEB Treasury Manual.
Kebijakan penanaman dana secara umum telah ditetapkan dalam RKAT, sedangkan
kebijakan yang bersifat taktis ditetapkan melalui rapat kerja ALCO yang diselenggarakan sebulan sekali. Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi Manajemen Risiko:
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 34 -
Bank telah memiliki kebijakan yang memadai untuk mengukur risiko likuiditas untuk aktivitas fungsional Global Financial Market/Treasury. Sistem Informasi Manajemen Risiko likuiditas telah memadai dengan adanya laporan dan review yang dilakukan secara berkala oleh Mid-Office dan Country Treasurer. Sistem Pengendalian Intern: Sistem pengendalian intern untuk risiko likuiditas cukup memadai dengan adanya monitor secara berkala yang dilakukan oleh Mid-Office serta ALCO.
c.4. Risiko Operasional Risiko Inheren Risiko inheren untuk risiko operasional adalah moderate karena banyak proses manual walaupun tidak terdapat kerugian material yang dialami oleh Bank akibat kegagalan sistem, human error, accounting error dan fraud.
Sistem Pengendalian Risiko Sistem Pengendalian Risiko untuk risiko operasional adalah baik, hal ini dikarenakan oleh hal-hal berikut ini: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi: Pimpinan
unit
kerja
bertanggung
jawab
untuk
mengembangkan,
mendistribusikan
dan
menginformasikan kepada unit kerja dibawahnya semua kebijakan dan prosedur serta untuk mengimplementasikannya.
Secara berkala, pimpinan unit kerja akan mengevaluasi implementasi
prosedur dan kebijakan agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan perbankan yang berlaku. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit: Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit untuk operasional telah dijelaskan dalam beberapa manual sebagai berikut: -
Bank Operation Manual.
-
Credit Policy Manual.
-
Finance Policies.
-
American Express Management Policies.
-
Know Your Client atau Client Due Diligence Manual.
Secara umum, prosedur operasional yang dimiliki Bank telah memperhatikan aspek-aspek pengawasan yang melekat. Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi Manajemen Risiko:
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 35 -
Untuk mengidentifikasi risiko operasional, Bank telah memiliki ICEP (Internal Control Evaluation Process) yang merupakan self-assessment review terhadap pengendalian intern tiap unit kerja. Untuk mengukur risiko operasional, Bank telah menyusun data historis mengenai kerugian akibat risiko operasional dan dampak finansial-nya. Sistem Pengendalian Intern: Adanya pemisahan tugas dilakukan dimana tidak ada satu orang pun, apapun pangkatnya, yang dapat menjalankan satu transaksi dari awal sampai akhir, untuk memastikan berjalannya proses pengendalian intern.
Hal ini memastikan terjadinya review untuk memastikan keabsahan dan kelayakan transaksi
yang hendak dijalankan. Selain itu, departemen SKAI akan melakukan pemeriksaan dari waktu ke waktu untuk risiko operasional terhadap semua unit kerja sesuai pendekatan berbasis risiko.
c.5. Risiko Hukum Risiko Inheren Risiko Inheren adalah rendah karena potensi kerugian akibat lemahnya aspek hukum adalah rendah.
Sistem Pengendalian Risiko Sistem Pengendalian Risiko adalah strong karena hal-hal berikut ini: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi: Direksi dan pimpinan unit kerja bertanggungjawab untuk memonitor seluruh aktivitas unit kerjanya terhadap aspek hukum dan melakukan antisipasi atas masalah hukum yang timbul. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit: Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit telah memberikan perlindungan hukum yang memadai. Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi Manajemen Risiko: Setiap unit kerja mengidentifikasi adanya risiko hukum yang muncul dari kegiatan operasionalnya. Pemantauan risiko hukum dilakukan oleh satuan kerja legal dan dibantuk oleh kantor regional. Sistem Pengendalian Intern: Satuan kerja legal memonitor standardisasi perjanjian kredit dan aspek-aspek dalam perjanjian yang dapat menimbulkan risiko hukum. Departemen SKAI memonitor pelaksanaan kebijakan pengendalian risiko hukum pada seluruh aktivitas fungsional dari waktu ke waktu sesuai pendekatan berbasis risiko.
c.6. Risiko Reputasi Risiko Inheren Risiko Inheren adalah rendah karena seluruh publikasi negatif ditangani dengan baik.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 36 -
Sistem Pengendalian Risiko Sistem Pengendalian Risiko adalah strong dikarenakan: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi: Manajemen mengantisipasi dan merespon dengan baik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi risiko reputasi. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit: Manajemen memiliki kebijakan dan prosedur dalam rangka mengendalikan risiko reputasi. Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi Manajemen Risiko: Bank memiliki mekanisme pelaporan “Transaction in Difficulty” (TID) yang dipakai sebagai loss event database. TID adalah kejadian atau transaksi di luar kegiatan bisnis secara normal yang telah mengakibatkan atau memungkinkan akan mengakibatkan, dimasa yang akan datang, eksposur finansial atau risiko reputasi terhadap Bank. Di samping itu, Manajemen mengantisipasi dan merespons dengan baik keluhan nasabah termasuk pemberitaan negatif mengenai produk Bank. Sistem Pengendalian Intern: Bila dirasakan perlu, Bank dapat meminta dukungan unit kerja Public Affair and Communication (PAC) dan General Counsel Office (GCO) di kantor regional untuk menangani kasus publikasi negatif, pengaduan nasabah, maupun komunikasi dengan karyawan.
c.7. Risiko Strategis Risiko Inheren Risiko inheren adalah rendah karena rencana strategis yang dilakukan harus mendapat persetujuan dari kantor regional dan kantor pusat.
Sistem Pengendalian Risiko Sistem Pengendalian Risiko adalah strong, dikarenakan: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi: Pimpinan unit kerja telah menjabarkan risiko strategis dengan menetapkan target-target yang akan dicapai dalam business plan serta dilakukan monitoring terhadap pencapaiannya. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit: Kebijakan yang diambil telah mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal. Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi Manajemen Risiko:
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 37 -
Pemantauan rencana strategis dilakukan dengan memonitor hasil pencapaian dan rencana target yang disusun. Sistem Pengendalian Intern: Sistem pengendalian intern dilakukan dengan adanya proses “one-up approval”, dan semua rencana strategis harus mendapat persetujuan dari kantor regional dan kantor pusat.
c.8. Risiko Compliance Risiko Inheren Risiko inheren adalah low karena tidak terdapat pelanggaran yang signifikan terhadap prinsip kehati-hatian.
Sistem Pengendalian Risiko Sistem Pengendalian Risiko adalah strong dikarenakan: Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi: Pengawasan yang efektif oleh Departemen Compliance kepada semua unit kerja atas risiko kepatuhan terhadap peraturan dan undang-undang yang berlaku. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit: Kebijakan untuk mengendalikan risiko kepatuhan telah memadai, yang tertuang dalam: -
Code of Conduct Manual.
-
Human Resources Manual.
-
Policies & Procedures for Compliance with US Sanctions.
-
AEB Client Due Diligence Policy.
-
Bank Operations Manual.
Selain itu, departemen Compliance membuat Local Law Inventory untuk memonitor implementasi manajemen risiko kepatuhan oleh semua unit kerja. Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Sistem Informasi Manajemen Risiko: Identifikasi risiko kepatuhan dilakukan dengan self-assessment. Pemantauan risiko kepatuhan dilakukan oleh departemen SKAI sesuai pendekatan berbasis risiko. Sistem Pengendalian Intern: Sistem Pengendalian Intern dilakukan dengan adanya garis pelaporan yang independen pada departemen Compliance.
Berikut ini kami sajikan Profil Risiko Triwulanan posisi Desember 2006 dan Matrik Risiko Komposit:
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 38 -
RINGKASAN PENILAIAN PROFIL RISIKO TRIWULAN AMERICAN EXPRESS BANK Posisi: 31 Desember 2006
No
Penilaian Per Posisi
Jenis Resiko
Tingkat Risiko 1
2
3
4
5
6
7
8
Kredit
Pasar
Likuiditas
Operasional
Hukum
Reputasi
Strategik
Kepatuhan
Predikat Risiko Bank secara keseluruhan
Rendah Moderat Tinggi Rendah Moderat Tinggi Rendah Moderat Tinggi Rendah Moderat Tinggi Rendah Moderat Tinggi Rendah Moderat Tinggi Rendah Moderat Tinggi Rendah Moderat Tinggi Rendah Moderat Tinggi
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
Penilaian Posisi Sebelumnya
Trend
Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat
Tingkat Risiko
Rendah Moderat Tinggi
Rendah Moderat Tinggi
Rendah Moderat Tinggi Rendah
Moderat Tinggi
Rendah Moderat Tinggi
Rendah Moderat Tinggi
Rendah Moderat Tinggi
Rendah Moderat Tinggi
Rendah Moderat Tinggi
- 39 -
Trend
Menurun Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat Menurun
Stabil/Tetap Meningkat
MATRIKS KRITERIA KUALITATIF UNTUK PENILAIAN RISIKO KOMPOSIT PADA LAPORAN PROFIL RISIKO Posisi: 31 Desember 2006
Hasil Penilaian Predikat Risiko Komposit
Low
Moderate
High
Low to Moderate
Moderate to High
High
Acceptable
Low
Moderate
High
Strong
Low
Moderate to Low
High to Moderate
Weak Sistem Pengendalian Risiko
Risiko Inheren
American Express Bank Ltd., cabang Indonesia - 40 -
INFORMASI LAIN LAIN Corporate Governance American Express Company telah memiliki budaya perusahaan yang menekankan pada integritas dan kejujuran pada seluruh tingkat dalam organisasi.
Sebagai anak perusahaan American Express Company, American Express Bank, Ltd memiliki kebijakan dan prosedur yang telah lama ada untuk memastikan perusahaan dikelola dengan integritas yang tinggi dan senantiasa mengedepankan kepentingan para stake holders.
Bank memiliki komitmen untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip dari corporate governance dan mematuhi seluruh peraturan dan hukum, baik hukum yang berlaku di Amerika Serikat, maupun perundangan dan peraturan yang berlaku di negara-negara dimana bank beroperasi.
Dalam rangka implementasi Good Corporate Governance (GCG) sesuai Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate governance bagi Bank Umum, bank telah melakukan self assessment pelaksanaan GCG yang hasilnya telah disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 29 September 2006.
Dewan Komisaris Dewan Komisaris berkedudukan di New York dan dijalankan sesuai dengan Corporate Governance Principles (yang telah diperbaharui dan diterbitkan pada tanggal 22 Maret 2006).
Dewan Komisaris di Kantor Pusat ini memiliki beberapa komite tetap, yaitu: -
The Enterprise Risk Management Committee
-
The Audit Committee
-
The Compensation and Benefits Committee
-
The Executive Committee
-
The Nominating and Governance Committee
American Express Bank Ltd., cabang Indonesia
- 41 -
INFORMASI LAIN LAIN Dewan Direksi American Express Bank, Ltd. beroperasi di 45 negara dipimpin oleh Dewan Direksi yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat. Dalam menjalankan tanggung jawabnya, Dewan Direksi menunjuk pejabat-pejabat eksekutif ditingkat regional sebagai Regional Team Executives. Untuk American Express Bank, Ltd. cabang Jakarta, kantor regional yang memimpin dan mengawasi pelaksanaan usaha adalah kantor regional American Express Bank di Singapura.
Country Executive Team Ditingkat cabang, pimpinan American Express Bank, Ltd. Jakarta diketuai oleh seorang Senior Country Executive yang dibantu oleh pejabat eksekutif lainnya yang dinamakan sebagai Country Executive Team.
American Express Bank memiliki Company Values yang dipakai sebagai panduan perilaku di dalam bekerja mulai dari karyawan hingga manajemen tingkat atas, yaitu: -
Customer Commitment
-
Quality
-
Integrity
-
Teamwork
-
Respect for People
-
Good Citizenship
-
A Will to Win
-
Personal Accountability
Komite - Komite
Komite Audit -
Komite Audit bertempat di kantor pusat di New York dan beranggotakan 4 anggota yang independen terhadap operasional perusahaan dan memiliki keahlian di bidang keuangan dan audit.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 42 -
INFORMASI LAIN LAIN -
Tujuan, organisasi, tanggung jawab dan pelaksanaan tugas Komite Audit tertuang dalam Audit Committee Charter.
-
Komite Audit memiliki hak tunggal untuk menunjuk dan mengganti Akuntan Publik. Akuntan Publik melapor langsung kepada Komite Audit.
-
Pada tingkat kantor cabang, review atas pelaksanaan tugas SKAI dilakukan oleh Akuntan Publik.
Komite Pemantau Risiko -
Di tingkat kantor pusat, Komite Pemantau Risiko disebut Enterprise Risk Management Committee yang merupakan komite yang mengukur dan memantau tingkat risiko yang diambil perusahaan. Anggota ERM Committee memiliki keahlian yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
Pada tingkat kantor cabang, Bank memiliki beberapa komite yaitu: 1. Asset & Liability Committee (ALCO) 2. Risk Management Committee (RMC) 3. Product Approval Committee 4. Local Control Committee (LCC)
Komite Remunerasi dan Nominasi -
Komite Remunerasi dan Nominasi bertempat di kantor pusat di New York dan antara lain bertanggung jawab untuk menerima pencalonan anggota Direksi serta penetapan gaji untuk Direksi dan Pejabat Eksekutif.
-
Prosedur pemilihan dan penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi diatur dalam American Express Company Corporate Governance Principles.
-
Pada tingkat kantor dabang, kebijakan remunerasi mengikuti kebijakan dari kantor pusat, dimana setiap tahun Bank dibantu oleh konsultan eksternal melakukan survey penggajian dan menetapkan Market Reference Zone (MRZ) untuk setiap posisi dalam Bank sesuai dengan hasil survey tersebut.
Fungsi Kepatuhan Bank American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 43 -
INFORMASI LAIN LAIN -
Bank selalu mematuhi peraturan Amerika Serikat dan negara dimana Bank beroperasi.
-
Satuan kerja Kepatuhan independen terhadap satuan unit operasional.
-
Direktur Kepatuhan ditunjuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan telah lulus uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper).
-
Kebijakan untuk mematuhi seluruh peraturan yang berlaku tertuang dalam dokumen Code of Conduct perusahaan dan Compliance Policy.
-
Laporan Direktur Kepatuhan disampaikan kepada Regional Compliance Director dan kepada Bank Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Fungsi Audit Intern -
Kedudukan pimpinana SKAI (Satuan Kerja Audit Internal) adalah langsung dibawah Country Manager dan secara matrix adalah langsung dibawah Head of Global Internal Control yang berkedudukan di Inggris.
-
SKAI telah menyusun Risk Assessment dan rencana Audit 2007 berdasarkan pendekatan basis risiko dan menggunakan Internal Control Framework: The COSO Approach.
-
SKAI telah menyusun program kerja audit untuk proses yang diaudit berdasarkan pendekatan basis risiko.
-
Dilakukan review eksternal secara berkala (setiap 3 tahun) atas efektifitas pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap SPFAIB.
Fungsi Audit Ekstern -
Penunjukan Kantor Akuntan Publik ditentukan oleh kantor pusat.
-
Bank menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Bank Indonesia. Untuk pemeriksaan tahun 2005 dan 2006, Bank telah menunjuk salah satu Kantor Akuntan yang terpercaya, yaitu Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari dan Rekan (PwC).
-
Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 44 -
INFORMASI LAIN LAIN -
Bank memiliki Risk Management Committee (RMC) sebagaimana telah dijabarkan dalam bagian Komite Pemantau Risiko.
-
Pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko dilakukan melalui prosedur pengendalian internal dan Quarterly Risk Management Committee Meeting.
-
Bank memiliki kebijakan dan prosedur, diantaranya Risk Management Standard Guidelines dan penetapan limit risiko, antara lain Country Limit Exposure yang ditetapkan
oleh
kantor pusat,
trading limit di bagian Global
Financial
Market/Treasury. -
Proses pengidentifikasian, pengukuran dan pemantauan risiko dilakukan melalui berbagai alat bantu, diantaranya Risk Matrix dan Internal Control Evaluation Process (ICEP).
-
Bank telah menunjuk seorang Risk Management Officer.
-
Bank telah mengikutsertakan Risk Management Officer dalam Risk management Certification tingkat satu dan dua, serta Controller dan Compliance Director telah lulus ujian sertifikasi kelas eksekutif.
-
Bank telah merencanakan time table bagi para pegawainya untuk mengikuti Risk Management Certification ini secara bertahap.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan -
Bank telah menyusun dan menyajikan laporan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang transparansi kondisi keuangan bank dan disampaikan tepat pada waktunya.
-
Bank telah menerapkan transparansi informasi produk sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah.
-
Bank memiliki prosedur pelaporan dan pemantauan laporan keuangan dan elemenelemen laporan keuangan setiap bulan dan setiap kuartal, di mana aging setiap akun diukur, dilaporkan dan dikaji ulang oleh kantor regional.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 45 -
INFORMASI LAIN LAIN -
Bank menjalankan Corporate Governance sesuai azas-azas pengelolaan perusahaan yang baik. Hal ini tercermin dari budaya perusahaan yang telah terbentuk, serta pelaporan-pelaporan yang disampaikan baik ke kantor regional, ke kantor pusat, maupun kepada pihak Bank Indonesia sebagai otoritas pengawas perbankan di Indonesia.
Benturan Kepentingan -
Di dalam American Express Code of Conduct, disyaratkan setiap keadaan yang dapat menimbulkan conflict of interest, baik secara “in fact” maupun “in appearance” harus dilaporkan kepada Corporate Secretary untuk ditindaklanjuti.
-
Di tingkat cabang, masalah yang berkaitan dengan conflict of interest ditangani oleh Compliance Director sebagai bagian dari penerapan kode etik perusahaan.
Corporate Social Responsibility -
American Express Bank memiliki jiwa sosial yang tinggi. Hal ini tercermin dalam Corporate Philanthropy yang dikerjakan oleh para staf professional.
-
Program Philanthropic adalah memberikan bantuan dan kontribusi secara langsung kepada organisasi non profit atas nama American Express Company dan American Express Bank sesuai dengan prinsip-prinsip Philanthropic .
-
Misi dari Corporate Philanthropy adalah mendukung objektif dari bisnis American Express dengan menggunakan sumberdaya Philanthropy guna meningkatkan reputasi Bank dengan nasabah, nasabah potential, rekan bisnis, pemerintah dan pegawai serta mendukung nilai perusahaan yaitu menjadi warga negara yang baik dalam komunitas di tempat di mana Bank tinggal dan bekerja.
-
Moto dari American Express 2006 Good citizenship adalah: Making a difference in the communities where we live and work, AEB Employees around the world reach out.
-
Pada tingkat kantor cabang, Bank telah melakukan berbagai kegiatan sosial, diantaranya sumbangan untuk bencana alam gempa bumi di Yogyakarta yang terjadi pada bulan Mei 2006. Selain daripada itu, secara berkala Bank telah berkesempatan untuk mendatangkan tenaga ahli ekonomi dari luar negeri untuk berdiskusi dan
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 46 -
INFORMASI LAIN LAIN berbagi ilmu serta pengetahuan dengan para nasabah, kolega bankir di Indonesia, serta pihak regulator.
Ombudsperson -
Peranan dari Ombudsperson adalah sebagai pihak yang netral, yang menyediakan kerahasiaan dan bantuan informal kepada para pegawai untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang ada di tempat kerja.
-
Ombudsperson mendukung Code of Conduct, yang menjabarkan prinsip dasar dari etika bisnis dan persyaratan hukum yang berlaku bagi seluruh pegawai American Express Bank.
-
Ombudsperson memberikan akses kepada setiap karyawan untuk menyuarakan keluhan mereka tanpa merasa khawatir mendapatkan perlakuan balas dendam dari pihak yang dilaporkan.
American Express Bank Ltd., Cabang Indonesia
- 47 -
LAMPIRAN 1 AMERICAN EXPRESS BANK, Ltd. – INDONESIA DECEMBER 2006
Annie Margono Senior Country Executive & Head of FIG
Tatan A.Taufik Head of Global Financial Markets/ Country Treasurer
Farina Kartasasmita Head of Global Wealth Management
Hanna Tantani Country Controller
American Express Bank Ltd., cabang Indonesia
Ponky Pudijanto Country Compliance Officer
Cherly Pangaribuan Manager – AEB Operations
Tina Sentoso Manager – Internal Control
Tuty Wahyono Relationship Manager Human Resources
- 48 -
LAMPIRAN 2
American Express Bank Ltd., cabang Indonesia
- 49 -