LAPORAN
SEMINAR NASIONAL
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH 2007
Pendahuluan Tanah, air, dan tumbuhan merupakan sumberdaya yang mendasar dimana manusia bergantung. Namun demikian, kebutuhan akan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, serat, minyak, dan vitamin untuk memenuhi kecukupan masyarakat banyak di tengah-tengah pengguna teknologi yang tidak tepat telah mengakibatkan eksploitasi yang sangat besar terhadap sumberdaya tersebut dan meningkatkan jumlah masyarakat yang melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak konsistensi dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Dampak
dari
kegiatan-kegiatan
yang
menggangu
ini
mengakibatkan beberapa masalah antara lain: kesuburan tanah yang menurun, kelangkaan atau kekurangan air, gangguan hama dan penyakit. Hal ini akan mengakibatkan
penurunan
hasil
produksi
tanaman
sehingga
menjadi
permasalahan ketahanan pangan masyarakat. Pada sisi petani walaupun jumlahnya banyak, namun secara politis masih lemah, demikian pula dari segi ekonomi. Olehnya itu maka pemberdayaannya perlu dilakukan baik secara politis maupun ekonomi dengan memperkuat posisi tawar mereka. Lemahnya posisi petani melahirkan banyak kebijakan yang kurang tepat, yang bukan saja merugikan petani, tetapi juga merugikan negara. Agar petani mempunyai posisi tawar yang baik, maka petani dan semua yang bergelut di bidang pertanian perlu diorganisir untuk dapat mencapai tujuan bersama, yaitu kemakmuran petani khususnya petani miskin yang hidup di lahan kering. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, dibutuhkan teknologi tepat guna serta keterampilan dan kemampuan staf dan petugas instansi terkait dalam membina dan mentransfer teknologi kepada pengguna.
Tujuan Seminar nasional ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dan pengkajian teknologi tepat guna spesifik lokasi dan tukar menukar (sharing) informasi inovasi teknologi baru antara peneliti, penyuluh, dan
1
pengambil kebijakan serta mempercepat adopsi hasil penelitian dan pengkajian guna mendorong percepatan dan peningkatan pendapatan usaha tani.
Keluaran Terlaksananya seminar nasional/workshop sebanyak satu kali.
Metode Pelaksanaan Tema Seminar “Pemasyarakatan teknologi tepat guna dan pemberdayaan petani mendukung peningkatan pendapatan rumah tangga di lahan merginal”
Waktu dan Tempat Seminar dilaksanakan di Silae Beach Convention Center pada 24 – 25 Juli 2007.
Peserta Seminar nasional ini dihadiri oleh penentu kebijakan, peneliti, penyuluh, dosen, petugas dinas/instansi terkait, kontak tani, pengusaha, dan mahasiswa.
Materi Materi yang dibahas dalam seminar ini terdiri dari makalah utama dan makalah penunjang yang berkaitan dengan tema seminar. HASI DAN PEMBAHASAN Seminar Nasional dengan tema “Pemasyarakatan Teknologi Tepat Guna dan Pemberdayaan Petani Mendukung Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga di Lahan Margina” dilaksanakan pada tanggal 24-25 Juli 2007 di Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah, bertujuan untuk menghimpun inovasi teknologi tepat gunadari berbagai sumber teknologi dalam bidang pertanian guna mendukung peningkatan pendapatan rumah tangga tani di lahan marginal. Seminar dilaksanakan selama 2 hari, dengan makalah terdiri dari makalah utama dan makalah penunjang. Makalah utama merupakan makalah kebijakan yang disampaikan oleh Badan Litbang
2
Pertanian, Universitas Tadulako dan Pemda Propinsi Sulawesi tengah. Makalah penunjang merupakan makalah ilmiah yang disampaikan oleh peneliti/penyuluh dari Badan Litbang Pertanian, Pemda Propinsi Sulawesi tengah dan Universitas serta praktisi lainnya. Peserta Jumlah peserta yang hadir sebanyak 111 orang terdiri dari peneliti; penyuluh; pengguna hasil penelitian/pengkajian; pengambil kebijakan dan pelaksana di lapangan, baik dari instansi pemerintah, asosiasi, organisasi profesi maupun swasta. Judul Makalah Makalah Utama Makalah utama sebanyak 6 buah dengan judul sebagai berikut : 1.
Pemberdayaan Petani Mendukung Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga di Lahan Marginal
2.
Fungsi
dan
Peran
Balitbangda
dalam
Perencanaan
Penelitian
dan
Pengembangan Pertanian 3.
Pemberdayaan Petani dalam Rangka Peningkatan Pendapatan
4.
Implementasi Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung P4MI
5.
Umpan Balik dan Kinerja Penerapan Teknologi di P4MI
6.
Optimalisasi Pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Marginal
Makalah Penunjang Makalah Penunjang terdiri atas Makalah Oral dan Makalah Poster. Makalah Oral : a. Kelompok Budidaya dan Sumber Daya 1.
Perangkat Uji Tanah Kering Versus Analisis Tanah di Laboratorium untuk Rekomendasi Pemupukan Terhadap Jagung dan Kedelai di Sulawesi Tengah
2.
Optimasi Dosis dan Frekuensi Jamu Ayam Buras
3.
Evaluasi Ketahanan galur Padi Beras Merah Terhadap Penyakit Tungro
4.
Rehabilitasi
Tanaman
Kakao
:
Tinjauan
Potensi,
Permasalahan,
dan
Rehabilitasi Tanaman Kakao di Desa Primatani Tonggolobibi 5.
Review Hasil Penelitian Rehabilitasi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Pendukung Peningkatan Produktivitasdan Pendapatan Pekebun
6.
Irigasi Suplemen pada Lahan Kering
3
7.
Pengelolaan kesuburan Tanah untuk Bawang Merah di Kabupaten Donggala
8.
Evaluasi Cara Pemberian, Bentuk dan Formulasi Pupuk Anorganik pada Tanaman Jagung
9.
Teknik Budidaya Memproduksi Biomas Jagung untuk Pakan Ternak
10. Pengaruh Media Perkecambahan Terhadap Daya Berkecambah Benih 11. Pengendalian
Tikus
Berwawasan
Lingkungan
pada
Skala
Kelompok
Masyarakat Tani 12. Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi terhadap Produksi Padi Sawah di Kecamatan Uepai Kabupaten Konawe 13. Teknologi Pengelolaan Tanaman Belimbing di Jakarta Selatan 14. Pengaruh Tingkat Penyertaan Inokulum Terhadap Penyediaan Fosfor dari Pupuk Gabungan Batuan Fosfat dan Mikroba Pelarut Fosfat 15. Reaksi Galur Jagung QPM Kuning dan Putih Terhadap Infeksi Cendawan Aspergillus Flavus 16. Konstribusi Citra Satelit Untuk Mendukung Inventarisasi dan Karakterisasi Potensi Sumberdaya Lahan Lokasi PrimaTani (Studi Kasus : Desa Baya, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah) 17. Eksplorasi
Agensia
Hayati
Hama
Brontispa
logissima
(Coleoptera
:
Chrsomelidae) pada Pertanaman Kelapa di Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur. b. Kelompok Pasca Panen dan Sosek 1.
Teknologi Budidaya Garut pada Lahan Pekarangan untuk Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga di Lahan Marginal
2.
Identifikasi dan Strategi Penguatan Kelembagaan Masyarakat Petani di Desa Lambandia Kabupaten Kolaka Sulawesi tenggara (Kasus pada Lokasi Primatani Lahan Kering Dataran Rendah)
3.
Pemberdayaan Petani Melalui Introduksi Inovasi Teknologi Sistem Usahatani Ternak Kambing dalam Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi di Lotin
4.
Ketersediaan Teknologi dan Pendekatan Pengembangan Usaha Pertanian pada Lahan Marjinal di Propinsi Jambi.
5.
Arahan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Marginal Berwawasan Lingkungan di Perkotaan (Kasus Wilayah Kecamatan Cilincing Jakarta Utara)
4
6.
Teknologi Pemanfaatan Tepung Kacang Tunggak Sebagai Bahan Subtitutor Protein pada Tepung Komposit
7.
Adopsi Teknologi Jagung
8.
Profil Kemitraan Petani Padi Sawah pada Usaha Penggilingan Padi di Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara
9.
Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Tani Melalui Agroindustri Tepung Kasava
10. Konstribusi Penggunaan Faktor Produksi dan Analisis Produksi Terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah 11. Penghitungan Umur Simpan Sari Belimbing dalam Kemasan Botol Kaca 12. Penerapan Teknologi Alat Pengering Kakao di Tingkat Petani 13. Strategi dan Kebijakan Pengembangan Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu di Lahan Pasang Surut Sungai Kakap 14. Kajian Efek Penggunaan Rice Milling Unit (RMU) Stasioner dan Keliling Terhadap Kwalitas Beras di Kabupaten Bantul 15. Identifikasi dan Analisis Prospek Pengembangan Jagung Bermutu Tinggi Varietas Srikandi Kuning 16. Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) : Prospek dan Kendala Pengembangannya di Lahan Marginal 17. Alih Teknologi Pemeliharaan Kakao di Kabupaten Donggala Makalah Poster a. Kelompok Budidaya dan Sumberdaya 1.
Perangkat Uji Tanah Kering Versus Analisis Tanah Di Laboratorium Untuk Rekomendasi Pemupukan Padi Di Sulawesi Tengah
2.
Penampilan Calon Hibrida QPM Putih Dan Kuning Di Lahan Marginal Beriklim Kering
3.
Aktualisasi Teknologi Pengembangan Ternak Di Lahan Kering Melalui Pemanfaatan Jerami Vub Padi Sintanur
4.
Laju Pertumbuhan Intrinsik Predator Euborellia Annulata Fabricius Pada Jagung Giling Sebagai Pakan Alternatif
5.
Pengaruh Berbagai Dosis Pemupukan N Pada Lima Varietas Jagung Terhadap Intensitas Serangan Kumbang Bubuk Sitophilhus Zeamaes Motsch
5
6.
Ketahanan Genotipe Jagung QPM Kuning Dan Putih Terhadap Pengerek Batang Ostrinia Furnacalis Guenee
7.
Seleksi Ketahanan Pangan Galur-Galur Padi Tipe Baru (PTB) Terhadap Penyakit Tungro
8.
Keberadan Penyakit Utama Jagung dan Pengendaliannya pada Lahan Marginal
9.
Reaksi Genotipe Galur-Galur Plasma Nutfah Jagung Terhadap Infeksi Penyakit Hawar Upih Daun dan Busuk Tongkol Jagung
10. Perakitan Varietas Unggul Padi Sawah Spesifik Lokasi 11. Nematomoda Parasit pada Tanaman jagung : Suatu Kajian Bioteknologi 12. Introduksi varietas unggul Jagung di Dataran Tinggi Lore Tengah Kabupaten Poso Sulawesi tengah 13. Integrasi Tanaman Jagung dengan Ternak Sapi pada lahan Kering di Lembah Palu Sulawesi Tengah 14. Mengenal Jenis-Jenis Parasit Pengendali Hama Tanaman 15. Sagu Salah Satu Komoditi Andalan untuk Lahan Marginal 16. Peranan Data Penginderaan Jauh Untuk Mendukung Identifikasi Ketersediaan Air Irigasi Di Lokasi Primatani 17. Teknologi Pengolahan Permen dan Campuran Tepung Ubi Jalar-Susu Sebagai Alternatif Diversifikasi Pengolahan 18. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao (KBK) sebagai Pakan Tambahan Ternak Kambing 19. Pemeliharaan Kerbau dengan Sistem Semi Intensif di Dataran Tinggi Napu Sulawesi Tengah 20. Peningkatan Produksi dan Mutu Hasil Kakao Melalui Penggunaan Klon Unggul 21. Strategi Pengelolaan Penyakit Tungro di Sulawesi tengah 22. Sebarab Penyakit Tungro pada Enam Varietas Unggul Baru di Sulawesi Tengah 23. Kajian Teknologi Pengendalian Terpadu Tikus pada Tanaman Jagung 24. Pengelolaan Hama Kumbang Bubuk Melalui Pamanfaatan Varietas Unggul yang Tahan 25. Registrasi
Galur
Jagung
Hibrida
dalam
Cekaman
Penyakit
Bulai
(Peronoselerospora philippinensis)
6
26. Keberadaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Pada Hamparan Petani Binaan Penangkar Benih Jagung Komposit di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat b. Kelompok Pasca Panen dan Sosek 1.
Potensi Kandungan Senyawa ß-Karoten Beberapa Komoditi Sebagai Sumber Vitamin A.
2.
Strategi Komunikasi Pembangunan Pertanian pada tiga Komunitas Masyarakat di Kalimantan Barat
3.
Faktor Pra Panen Berpengaruh Terhadap Mutu Pasca Panen Buah dan Sayuran
4.
Dampak Sosial Ekonomi
Pengelolaan Tanaman Terpadu
Mendukung
Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Petani Jagung di Lahan Sawah Tadah Hujan. 5.
Identifikasi dan Analisis Prospek Pengembangan Jagung Pulut Mendukung Industri Makanan
6.
Karakteristik Fisika-Kimia Es Krim dari Varietas Ubi Jalar Ungu
7.
Pelatihan sebagai Sarana Alih Teknologi dan Peningkatan Pengetahuan Petani terhadap Usahatani Kakao
8.
Profil Usahatani Jagung di Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah
9.
Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Usahatani Padi Sawah di Kecamatan sojol Kabupaten Donggala
10. Analisis Dan Alternatif Pemecahan Masalah Agribisnis Dalam System Usaha Tani Di Desa Baya Kecamatan Luwu Timur Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah 11. Penyususnan Rencana HACCP pada Produksi sari Belimbing 12. Analisis Pemberdayaan Petani Dalam Pengendalian Hama Sexava Dan Pokok Pemikiran Internalisasi Teknologi Primatani Di Kabupaten Talaud 13. Pengaruh Suhu Tinggi Terhadap Sensitivitas Pisang Berangan Pada Zat Pemacu Etilena 14. Upaya Perbaikan Manajemen Pemeliharaan ternak Sapi di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah 15. Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani sebagai Lembaga Pendukung Industri Pengolahan Hasil Skala Rumah Tangga (Kasus Kwt Beriuk Tinjal, Desa Labuhan Pandan, Kecamatan Sambelia, Lotim)
7
16. Kajian Pengembangan Usahatani Padi dengan cara Tanam Jajar Legowo 17. Perbaikan Sistem Penanganan Pasca panen dengan teknologi Perontokan Padi di Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 18. Potensi Pengembangan Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan ternak Ruminansia di Sulawesi tengah 19. Identifikasi Masalah Sistem Pemeliharaan sapi Potong di lokasi Rencana Kegiatan Primatani Kabupaten donggala 20. Perbaikan Budidaya Tanaman Kakao dan Penguatan Kelembagaan Petani di Dataran Menengah Palolo 21. Struktur Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Peternak di Sulawesi Tengah 22. Penerapan Beberapa Inovasi Teknologi Sistem Usaha ternak dalam Program Peningklatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi 23. Peran Pengumpil Dalam Rangka Penyaluran Produk Pertanian di Lahan Marginal di Kabupaten Donggala (Tinjauan Sosial Budaya) 24. Perbaikan Pendapatan Usahatani Petani Lahan Marginal Melalui Kegiatan Investasi Desa Pada Program P4MI 25. Kajian Sosial Ekonomi Sistem Usahatani Kakao Rakyat di Dua Desa Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi tengah 26. Dampak Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu Terhadap Penerapan Pengendalian Hama/Penyakit Tanaman Kakao di tingkat Petani di Sulawesi Tengah 27. Pengaruh Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu Terhadap Persepsi dan Teknik Pengendalian hama/Penyakit Tanaman Bawang Merah Lokal di Sulawesi tengah 28. Pengaruh Faktor Demografi Terhadap Preferensi Konsumen Dalam Menilai Jagung Marning Pulut 29. Pemanfaatan Kotoran Ternak Sebagai Sumber Energi di Dalam Keluarga Tani (Analisis Ekonomi) 30. Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Torue Sebelum Prima Tani 31. Efektivitas Radio Citra Pertanian Dalam Proses Alih Teknologi Pertanian 32. Aneka Olahan Sagu Secara Tradisional Mendukung Ketahanan Pangan Keluarga.
8
Makalah yang telah disajikan baik oral maupun poster dipublikasikan dalam bentuk prosiding
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemaparan makalah dan diskusi yang dilakukan oleh para peserta selama pelaksanaan seminar maka keluaran yang dapat dirumuskan dari adalah sebagai berikut : 1.
Sebagian besar petani di lahan marginal masih berada pada taraf hidup atau tingkat kesejahteraan yang berada dekat dengan batas garis kemiskinan, agar mereka dapat “Memenuhi Kelangsungan Hidup” dan “Membuat Kehidupannya Yang Lebih Baik”, maka upaya pemberdayaan perlu terus digalakkan. Pemberdayaan yang dilakukan hendaknya bertolak dari realitas dimensi kesadaran dan dimensi kemampuan petani yang ada saat ini dan secara perlahan tapi berkelanjutan bergerak merubah dimensi kesadaran dan dimensi kemampuan mereka yang bermuara pada kegiatan usahatani yang semakin produktif.
2.
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah sebagai salah satu intitusi penelitian mempunyai tugas pokok dan fungsi yang sangat strategis dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang penelitian dan pengembangan. Untuk lebih mengefektifkan penelitian dan pengembangan di wilayah Sulawesi Tengah maka peningkatan kordinasi dengan intitusi penelitian lainnya perlu lebih ditingkatkan agar hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Sulawesi Tengah akan lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam meningkatkan pendapatan petani khususnya di lahan marginal.
3.
Ketertinggalan pembangunan pertanian di daerah marginal hampir dijumpai di semua sektor, baik biofisik, infrastruktur, kelembagaan usahatani maupun akses informasi untuk petani miskin yang kurang mendapat perhatian. Untuk itu maka kegiatan seperti yang dilakukan oleh P4MI masih perlu terus digalakkkan guna memacu percepatan pembangunan pertanian di daerah khususnya pada lahan marginal.
4.
Pemberdayaan dan pengembangan kapasitas petani, pada dasarnya untuk membantu mengembangkan kemandirian petani melalui perubahan pola pikir dan
wawasan.
Rasa
ketidakberdayaan,
ketidakmampuan,
maupun
9
keputuasaan yang sebelumnya membelenggu petani, sekarang telah berangsur berubah menjadi lebih percaya diri, antusias serta optimis akan kemampuan sendiri didalam menyongsong masa depan yang lebih baik sebagai dampak adanya kegiatan P4MI yang dilakukan di lahan Marginal. 5.
Pengembangan inovasi teknologi pertanian di wilayah P4MI yang disinergikan dengan pemberdayaan petani ditujukan untuk mendukung pemanfaatan sumberdaya secara optimal dengan tetap memperhatikan lingkungan
nyata
pelestarian
meningkatkan pendapatan petani secara berkelanjutan,
seperti ditunjukkan dari hasil kajian dampak awal, dimana investasi desa yang berkaitan dengan pengembangan pertanian telah mampu meningkatkan luas lahan garapan, produktivitas, dan produksi, serta pendapatan, seperti ditunjukkan pada 42 desa yang telah melaksanakan kegiatan ini. 6.
Optimalisasi pemanfaatan lahan kering khususnya diwilayah P4MI, dapat dilakukan dengan mengatur sistem Pertanaman antara tanaman tahunan dan tanaman semusim. yang bernilai ekonomi tinggi serta sesuai dengan arahan komoditi setiap lokasi, atau dengan system integrasi antara tanaman dengan Ternak: Beberapa paket teknologi yang telah terdiseminasi dengan baik melalui kegiatan-kegiatan gelar teknologi, temu informasi, pengembangan media dan bentuk lain yang dilaksanakan oleh BPTP, dan telah diimplementasikan melalui kegiatan pemberdayaan petani diterapkan di tingkat petani memberikan hasil yang cukup memadai diantaranya : a)
Teknologi
pemeliharaan
domba
ekor
gemuk
(DEG)
yang
dapat
meningkatkan pendapatan petani dengan RC 1,7. b)
Teknologi integrasi kakao dan ternak kambing dapat meningkatkan pendapatan petani 2 kali lipat.
c)
Teknologi PTT padi sawah dapat meningkatkan produksi padi di Desa Limboro dari 4 ton menjadi 7 ton 1 ha GKP.
d)
Teknologi
pengolahan
kelapa
secara
terpadu
meliputi
teknologi
pengolahan minyak berkualitas, VCO dan Nata Decoco, telah menjadi usaha home industri di desa P4MI. 7.
Pendampingan oleh LSM terhadap inovasi teknologi yang diprakarsai oleh BPTP Sulawesi Tengah dan pendampingan penerapan teknologi oleh PPL dan SLK dan P4MI. Ini dapat dikatakan sudah cukup baik dan secara ekonomi cukup menguntungkan, namun tidak dapat dipungkiri, bahwa terdapat berbagai
10
permasalahan, kendala atau hambatan yang ditemui. karena sebagian besar petani dilahan marginal masih peasan (subsisten) yang bertani hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok, dan hanya sebagian kecil petani yang berorientasi komersil. 8.
Keterbatasan ekonomi petani di lahan kering marginal menyebabkan kurang kemampuan untuk mencoba dan menerapkan teknologi khususnya teknologi yang membutuhkan biaya tinggi. Untuk itu paket teknologi tepat guna, terjangkau dan sesuai dengan kondisi sosial budaya merupakan paket teknologi yang sesuai untuk dikembangkan di lahan marginal.
9.
Berbagai paket teknologi yang disampaikan dalam seminar ini mulai dari paket teknologi yang siap kaji terap sampai kepada paket teknologi yang siap untuk diterapkan oleh
petani, bahkan ada komoditi baru yaitu tanaman Garut
(Marantha arundinacea. L.) yang sangat sesuai dikembangkan pada lahan kering
yang dapat memberikan keuntungan usahatani yang cukup memadai
yang perlu mendapat perhatian dan uji coba di lahan marginal. 10. Lahan marjinal yang secara alami mempunyai keterbatasan daya dukung dapat diperbaiki dan ditingkatkan produktivitasnya melalui peningkatan kandungan Corganik tanah dan mempertahankannya pada tingkat 2,5 – 3 % C dapat menggunakan penambahan kotoran ternak, mulsa sisa tanaman, dan pergiliran tanaman pangan dengan tanaman legum penghasil bahan hijauan seperti benguk (Mucuna sp), komak (Delicius lablab). 11. Penerapan teknologi pengelolaan air dan hara terpadu pada pertanaman bawang merah dapat meningkatkan produktivitas tanah dan biaya instalasi irgasi sprinkler dapat mencapai titik impas setelah 2 musim tanam bawang merah jika produksi mencapai 7 ton/ha dan harga jual umbi Rp. 7.000,12. Berbagai peralatan praktis, biopestisida dan
musuh alami yang dapat
digunakan dalam mendukung pengembangan pertanian khususnya pada lahan marginal seperti adanya Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), alat perangkap tikus,
Sex
fromonoid
dan
penggunaan
burung
hantu,
selain
dapat
mempermudah dalam mengidentifikasi permasalahan, mempermudah dalam pengendalian, juga akan menekan biaya usahatani serta ramah lingkungan, sehingga perlu dipertimbangkan dalam penerapannya dilahan Marginal. 13. Untuk mendukung percepatan pembangunan pertanian di Wilayah Sulawesi Tengah
maka
diperlukan
Suatu
Rumusan
Kebijakan
tentang
arah
11
pembangunan pertanian khususnya yang berkaitan dengan Komoditi Unggulan Spesifik Sulawesi Tengah yang melibatkan berbagai pihak terkait (Akademisi, Scientis, pengambil kebijakan, tokoh masyarakat, pengusaha dan Stakeholder lainnya ), sehingga pengembangan pertanian kedepan akan lebih terarah dan mendapat dukungan dari semua pihak sehingga
pembangunan pertanian
dapat lebih cepat dirasakan oleh berbagai lapisan Masyarakat.
12