LAPORAN PJBL KEPERAWATAN KESEHATAN ANAK DALAM KELUARGA (FAMILY CHILD HEALTH NURSING) Disusun untuk Memenuhi Tugas Blok Family Health Nursing
Disusun Oleh: KELOMPOK 4 PSIK REGULER I Ade Rumondang M
115070201111003
Asmawati Fitriana J
115070201111005
Dika Arini P
115070201111007
Rahmi Nurrosyid P
112070201111017
Affrida Nurlily Chintya W
115070201111009
Ni Wayan Asma Nira Y
115070201111011
Atika Dyah Setyoningati
115070201111013
Fitri Octavia Hadi Putri
115070201111015
Etri Nurhayati
115070201111019
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
1. LATAR BELAKANG Tugas utama keluarga adalah untuk menjaga anak-anak untuk menjadi orang dewasa yang sehat, bertanggung jawab dan kreatif. Orang tua sebagai pengasuh utama dari anak-anak mereka, harus menjaga agak anak-anaknya sehat dan merawatnya disaat sakit. Namun sebagian besar ibu dan ayah sedikit yang memiliki pendidikan formal untuk orangtua. Bahkan, kebanyakan orang tua mempelajari peran sebagai orang tua dengan mengandalkan pengalaman masa kecil dalam keluarga mereka. Perawat keluarga membantu keluarga untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit dan mengatasi penyakit. Pentingnya kesehatan dan penyakit anak-anak dalam keluarga sering tidak terlihat, hal ini dikarenakan rutinitas sehari-hari keluarga yang biasa dan tidak adanya kewaspadaan. Namun,
kehidupan
keluarga
mempengaruhi
promosi
kesehatan
dan
pengalaman penyakit pada anak-anak. Keluarga adalah kelompok dengan karakteristik yang unik, termasuk kenangan keluarga tertentu dan hubungan antar generasi, aturan dan rutinitas keluarga, cita-cita dan prestasi dalam keluarga, serta pola etnis dan budaya keluarga. Perubahan struktur dan hubungan dalam keluarga berhubungan dengan karakteristik keluarga tersebut. Tujuan kesehatan bagi anak-anak- misalnya peningkatan berat badan lahir 3x lipat saat anak berumur 1 tahun, atau berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi jika terdapat anak dengan diabetes- yang sebagian besar tidak tercaoai, hal ini dikarenakan interaksi dalam keluarga tidak berjalan dengan baik. Karakteristik keluarga yang berhubungan dengan penyakit sering tidak dibahas, tetapi hanya menekankan pada aktivitas sehari-hari. Perawat berkolaborasi dengan keluarga untuk mengevaluasi bagaimana karakteristik keluarga yang mempengaruhi kesehatan. Keperawatan Kesehatan Anak dalam Keluarga menggunakan tindakan keperawatan yang mempertimbangkan hubungan antara peran keluarga dan perawatan kesehatan serta pengaruhnya terhadap kesejahteraan keluarga dan kesehatan anak-anak. Perawat merawat anak-anak dalam konteks keluarga dan dengan melibatkan keluarga secara keseluruhan atau keluarga sebagai client. Dalam kedua pendekatan tersebut, keluarga berpengaruh dalam kesehatan
anak-anak mereka, sedangkan kesehatan anak-anak mempengaruhi kesehatan keluarga. Bab ini memberikan penjelasan singkat tentang perawatan anak-anak yang berfokus pada keluarga dan menyajikan sebuah model interaksi keluarga yang dapat digunakan untuk memandu praktek keperawatan keluarga dengan anak-anak. Bab ini membahas mengenai implikasi untuk praktek, penelitian, pendidikan dan aturan. 2. PERAWATAN FOKUS KELUARGA Family-centered care adalah sistem pendekatan untuk perawatan kesehatan anak. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa keluarga adalah sumber utama kekuatan dan dukungan anak-anak (Harticker, 1998; Lewandowski & Tesler, 2003; Stein & Perrin, 1998). Family-centered care lahir sebagai tanggapan terhadap meningkatnya tanggung jawab keluarga untuk perawatan kesehatan. Prinsip-prinsip yang berpusat pada perawatan keluarga meliputi: 1.
Mengenali keluarga sebagai "konstanta" di dalam kehidupan anak-anak, sedangkan system pelayanan dan personil pendukung bersifat fluktuasi
2.
Secara terbuka berbagi informasi tentang alternatif perawatan, masalah etika, dan ketidakpastian tentang perawatan kesehatan
3.
Membentuk kemitraan antara keluarga dan tenaga kesehatan profesional untuk memutuskan apa yang penting untuk keluarga
4.
Menghormati ras, etnis, budaya, dan keragaman sosial ekonomi keluarga dan coping
5.
Mendukung dan memperkuat kemampuan keluarga untuk tumbuh dan berkembang (Lash & Wertlieb, 1993)
ELEMEN The family is at the center
DEFINISI Keluarga adalah konstan dalam kehidupan
Family-professional collaboration
anak Kolaborasi meliputi perawatan anak, program pembangunan, dan pembentukan kebijakan di semua tingkat perawatan di rumah sakit,
Family-professional communication
rumah, dan masyarakat . Pertukaran informasi yang lengkap dan tidak
Cultural diversity of families
memihak dalam cara mendukung Menghormati keragaman (etnis, ras, spiritual,
sosial, ekonomi, pendidikan, dan geografis), Coping differences and support
kekuatan, dan individualitas dalam keluarga Mengakui dan menghormati koping keluarga, mendukung keluarga dengan pembangunan, pendidikan, emosional, spiritual, lingkungan, dan
sumber keuangan
untuk memenuhi
Family-centered peer support
kebutuhan yang beragam. Keluarga didorong untuk menjalin kerja sama
Specialized service and support
dan saling mendukung. Support systems bagi anak-anak dengan
systems
kesehatan khusus dan dalam perkembangan membutuhkan rumah sakit, rumah, dan bisa diakses
Holistic perspective of family centered care
masyarakat,
fleksibel,
dan
komprehensif. Keluarga dipandang sebagai keluarga dan anak-anak dipandang
sebagai
anak-anak
menyadari adanya kekuatan, kekhawatiran, emosi, dan aspirasi melampaui kebutuhan kesehatan mereka.
Misalnya, keluarga yang hidup dengan anaknya yang menderita penyakit kronis, mereka tidak hanya tahu tentang pola penyakit, obat-obatan, dan perawatan medis lainnya tetapi juga mengetahui respon anak dan anggota keluarga terkait faktor-faktor tersebut. Sering kali, tenaga kesehatan profesional gagal untuk mengenali keahlian keluarga yang didapatkan dari merawat anakanak mereka. (Gedaly Duff, Stoeger, & Shelton, 2000) Selain penyakit, perawat mempertimbangkan variasi nilai-nilai dan keyakinan tentang kesehatan dimana anak mereka ada yang sakit. Sebagai hasil dari keterlibatan mereka terus-menerus, keluarga belajar bahwa keputusan tenaga kesehatan profesional berbasis teori, penelitian, dan pengalaman klinis, tetapi tidak tahu secara pasti bagaimana anak mereka akan merespon hingga intervensi selesai. Dalam masyarakat Amerika yang menghormati keragaman pendapat, tim kesehatan yang meliputi keluarga lebih disukai untuk menjadi tim hirarkis
bersama dengan dokter yang ada di atas, perawat yang berada di tengah, dan keluarga yang dibawah. Perawatan berpusat pada keluarga memberikan perhatian kembali akan pentingnya keluarga dalam perawatan kesehatan. 3. PERSPEKTIF TEORI SECARA UMUM: MODEL INTERAKSI KELUARGA Perawat keluarga membutuhkan model teoritis untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan menentukan perawatan anak dan mengatasi situasi keluarga yang beragam. Perawat bekerja dengan keluarga ketika mereka sehat dan sakit, mereka melihat keluarga di rumah, klinik, dan rumah sakit. Model interaksi keluarga harus berlaku untuk semua situasi ini (GedalyDuff & Heims, 2001). Dengan menggunakan model interaksi keluarga ini, perawat membantu keluarga dalam memahami dan mempersiapkan diri untuk menhadapi berbagai situasi dalam
keluarganya
baik
dalam situasi normal maupun situasi
lainnya
yang
lebih
beragam. Model keluarga
interaksi berasal
teori interaksi dan teori
dari simbolik
perkembangan
(symbolic interaction theory and developmental theory). Berdasarkan interaksi
sosial
wawasan George
Herbert Mead (1934), model ini diasumsikan bahwa (1)makna dan tanggapan terhadap kesehatan, penyakit, dan keadeaan sakit diciptakan melalui interaksi antara anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat, dan (2)makna
keluarga dan respon yang
dipengaruhi oleh keluarga dan pengembangan individual. Dengan demikian, tidak hanya keluarga yang membentuk anggota mereka, tetapi juga anggota yang membentuk keluarga mereka. Sebagian besar waktu, sifat sehari-hari dalam kegiatan keluarga membuat makna yang tak terucapkan, dan perbedaan dalam anggota keluarga mungkin memiliki arti yang berbeda.
Teori
perkembangan
(developmental
theory)
menunjukkan
bahwa
keluarga dan individu berubah dari waktu ke waktu. Keluarga, yang terdiri orang dewasa dan anak-anak, berbagai pengalaman membangun mental anggota keluarga
mereka,
dan
juga
mempengaruhi
kemajuan
mereka
melalui
serangkaian tahap perkembangan keluarga. Model interaksi keluarga menggunakan tiga konsep untuk panduan asuhan keperawatan : (1)
Family career (karir keluarga), yang meliputi perkembangan dan pengalaman situasional suatu kehidupan keluarga yang dinamis dan unik yang gambarkan oleh tingkatan keluarga dan transisi keluarga.
(2)
Individual development (perkembangan individu) yang merupakan perubahan yang diharapkan dalam setiap anggota yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan, dan
(3) Patterns of health, disease, and illness (pola kesehatan, penyakit, dan keadaan sakit) yang merupakan perilaku yang diharapkan dalam situasi kesehatan. Family Career Proses dinamis perubahan yang terjadi selama masa hidup yang unik dalam kelompok
yang
disebut
keluarga. . Karir
keluarga
mirip
dengan
teori
perkembangan keluarga karena dalam hal ini terdapat pembagian tugas keluarga dan membesarkan anak-anak. Namun, teori perkembangan keluarga memandang keluarga dalam standar langkah yang berurutan maju dari kelahiran pertama
Anak,
membesarkan
dan
menunjukkan
anak
-
anak,
untuk
berpengalaman apabila terdapat kematian seorang figur orang tua di usia tua (Duvall & Miller, 1985). Perubahan tidak selalu terjadi secara linear. Sebgai contoh,
teori
pembangunan
keluarga
mengasumsikan
bahwa
keluarga meningkatkan lebih dari satu anak telah mengalami tahap persalinan dan mengakibatkan perkembangan tugas keluarga. Konsep karir keluarga dengan berguna mengingatkan kita tentang perkembangan keluargqa yang dinamis. Perawat yang bekerja dengan keluarga yang membesarkan anak perlu pengetahuan tentang karir keluarga, yang meliputi kedua tahap pembangunan keluarga dan transisi peristiwa dalam keluarga, karena ini mempengaruhi dinamika kesehatan keluarga.
Family Stages Delapan tahap perkembangan keluarga Duvall, berdasarkan anak tertua, menggambarkan
perubahan
yang
diharapkan
dalam
keluarga
yang
membesarkan anak-anak (Duvall & Miller, 1985).Pengetahuan tentang tahapan keluarga
membantu
perawat
mengantisipasi
reorganisasi
keluarga
dan
diperlukan untuk mengakomodasi pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga. Sebagai contoh, keluarga dengan anak usia sekolah mengharapkan anak-anak untuk dapat peduli terhadap kebersihan mereka sendiri, sedangkan keluarga dengan bayi diharapkan dapatr melakukan semua perawatan kebersihan.
Tugas Keluarga Di semua tahapan keluarga, ada tugas-tugas dasar keluarga yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan kontinuitas (Duvall &Miller, 1985): 1. menyediakan tempat tinggal yang aman, makanan, dan pakaian yang layak; 2. mengembangkan kesehatan individu secara emosional yang dapat mengelola krisis dan pengalaman nonmoneter 3. memastikan sosialisasi masing-masing individu (anggota keluarga) dalam sekolah, pekerjaan, spiritual (keagamnaan), dan kehidupan bermasyarakat, 4. berkontribusi ke generasi berikutnya, dengan melahirkan, mengadopsi anak, atau merawat anak angkat 5. meningkatkan kesehatan anggota keluarga dan merawatnya selama sakit. Tujuan dari perawat adalah untuk membantu keluarga mengembangkan caracara yang tepat untuk melaksanakan tugas yang diperlukan untuk mencegah atau menangani penyakit dan keadaan sakit, dan untuk meningkatkan kesehatan. Transisi Keluarga Peristiwa Transisi Keluarga yang mengorganisasikan peran dan tugas keluarga. Mungkin itu merupakan perkembangan mental atau situasional mereka
dalam
sebuah
keluarga. Transisi
adalah
pusat
untuk
praktik
keperawatan karena mereka memiliki kesehatan yang mendalam yang mempunyai dampak terhadap orang-orang (Meleis, Sawyer, Im,Hilfinger Messias, & Schumacher, 2000). Developmental transition
diprediksi sebagai
perubahan yang terjadi pada garis waktu kongruen dengan gerakan melalui delapan tahapan keluarga. Karena biasanya developmental transitions juga disebut normative transisition. Tidak semua keluarga mengalami setiap transisi situasional. Selanjutnya, mereka dapat terjadi terlepas dari waktu atau tahap perkembangan keluarga. Perawat harus melakukan screening transisi dalam sebuah keluarga karena transisi (Meleis et al., 2000), perkembangan mental dan situasional, adalah sinyal kepada perawat bahwa keluarga mungkin berisiko untuk mengalami masalah kesehatan. Sebuah contoh situasional adalah keluarga yang sudah menikah transisi ke keluarga bercerai. Orang tua harus berpikir tentang rutinitas baru untuk merawat anak-anak.
Individual Development (Pengembangan Diri) Konsep kedua dalam model interaksi keluarga. Karena tidak ada satu perspektif
menjelaskan
manusia
secara
memadai,
perawat
harus
mempertimbangkan berbagai dimensi perkembangan manusia. seorang perawat membantu keluarga dalam kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan pada anak-anak dan orang dewasa. Ada tiga dimensi dari perkembangan individu: sosial-emosional, kognitif, dan fisik (lihat Tabel 11-1). Tabel ini menjelaskan tentang tahap-tahap perkembangan secara kognitif pada anak, capaian lingkup perkembangan anak, kematangan secara fisik, tahap perkembangan lainnya, serta masalah yang dapat muncul dalam tahap perkembangan anak, tahap perkembangan sosial emosional, hubungan yang signifikan berhubungan dengan tahap perkembangan seseorang, stage tugas keluarga dalam memfasilitasi perkembangan seseorang, kebutuhan manusia serta orientasi nilai. Dimana semuanya bertahap sesuai dengan perkembangan usia seseorang. Tabel sebelumnya membahas tahap perkembangan anak mulai dari bayi hingga memasuki usia sekolah, kemudian di tabel 3 dilanjutkan dengan tahap perkembangan dari usia sekolah sampai dewasa akhir. Tabel tersebut dimaksudkan untuk menjadi panduan tetapi tidak semua inklusif. Beberapa item mungkin tidak mewakili semua budaya atau status sosial ekonomi. 12 indikator dari tabel tersebut adalah: a. Kolom yang pertama dan kedua, periode dan usia, yang berorientasi garis waktu. Kolom Periode mengidentifikasi delapan langkah-langkah dari masa kanak-kanak sampai dewasa, dan kolom umur dibagi menjadi tahun menurut urutan waktu dari kelahiran sampai 18 tahun, ditambah tahun dewasa luar atau lebih dari 18 tahun. b. Kolom
3, tahapan
memandang
sosial-emosional, mewakili
perkembangan
sosio-emosional
perspektif melintasi
Erikson, delapan
yang tahap
kehidupan manusia (Erikson, 1973). c. Kolom 4, radius hubungan yang signifikan, menunjukkan bagaimana individu mengembangkan diri, mereka bergerak di luar keluarga mereka.
d. Kolom 5, tahap sensitif tugas perkembangan keluarga, memberikan orientasi keluarga karena mereka menaikkan dan menunjukkan perkembangan anak (Duvall & Miller,1985). e. Kolom 6, kebutuhan manusia, hirarki persyaratan individual mulai dari kebutuhan dasar psikologi untuk kebutuhan aktualisasi diri (Maslow, 1970). f. Kolom 7, nilai-nilai orientasi, mencerminkan perkembangan moral pada setiap tahap yang berbeda. (Bukatko & Daehler, 2004; Kohlberg,1984). Anggota keluarga masing-masing memiliki nilai-nilai sendiri, tetapi nilai-nilai mereka juga berhubungan dengan nilai-nilai keluarga dan komunitas mereka. g. Kolom 8 menunjukkan tahap perkembvangan kognitif (Bukatko & Daehler, 2004; Piaget & Inhelder, 1969). h. Berbagai tempat perkembangan yang ditunjukkan pada kolom 9 adalah tonggak bahwa keluarga digunakan untuk mengukur kemajuan anak-anak mereka i. Kolom 10, kematangan fisik, menunjukkan tubuh perubahan sebagai tumbuh kembang anak-anak. j. Kolom 11 daftar langkah-langkah perkembagan dari pengalaman individu k. Kolom 12 menguraikan masalah perkembangan asosiasi dengan perubahan sepanjang rentang kehidupan.
Perawat dapat menggunakan tabel ini untuk mengidentifikasi perkembangan mental dan potensi yang menjadi perhatian untuk keluarga.
Patterns of Health, Disease, and Illness (Pola Kesehatan, Penyakit, dan
Penyakit) Konsep ketiga yang membentuk model interaksi keluarga adalah pola kesehatan,
penyakit,
dan
keadaan
sakit
yang
dialami
oleh
keluarga. Mempromosikan perilaku sehat dan optimalisasi kesejahteraan fisik dan sosial-emosional. Penyakit (disease) adalah patologi. Keadaan sakit (Illness) mewakili kegiatan keluarga yang berhubungan dengan pengelolaan penyakit. Health (Kesehatan) Dalam kegiatan sehari-hari, keluarga membuat pola kesehatan, yang mana jkeluarga dan anggota keluarga memahami dan berperilaku baik fisik, mental, maupun kesejahteraan social secara optimal.(Langford, 2004; Meister, 1991). Perilaku sehat di keluarga mencakup promosi dan perlindungan tindakan. Misalnya, orang tua dapat mempromosikan kepada anak-anaknya mengenai sekolah/
pertumbuhan ke arah aktualisasi diri melalui kegiatan setelah diluar
sekulah
yang
mendorong
kegiatan
sekolah
dan
kreativitas. Orangtua mencegah penyakit melalui imunisasi masa kanak-kanak, dan mereka menghindari cedera melalui upaya pencegahan racun. Perilaku keluarga 'normatif adalah mereka ikut nmempromosikan dan melindungi anggota keluarga mereka secara keseleruhan dari penyakit untuk menjaga kesehatan keluarga. (Disease)Penyakit Penyakit dan kondisi patologis abnormal merupakan pola fisik, sosialemosional, atau proses keluarga. Sebagai contoh, pola fisik yang abnormal adalah anemia sel sabit, penyakit genetik yang ditandai oleh sakit periodik dan vaso-oklusi jaringan seluler yang mempengaruhi keluarga dan kehidupan anak (Northington, 2000;Thomas & Westerdale, 1997). Pelecehan anak, suatu abnormalitas pola keluarga/ merupakan pola yang tidak pantas. Keluarga seharusnya belajar mengenali gejala dan tanda-tanda penyakit dalam rangka untuk mengobati dan merawat kesehatan anak-anak mereka. Misalnya, orang tua akan membawa anak mereka yang demam ke dokter atau klinik. Illness (keadaan sakit)
Berbeda dengan penyakit , yang merupakan kondisi patologis , pola penyakit adalah perilaku dan proses keluarga untuk mengelola suatu kondisi atau penyakit dan perawatan medis yang menjadi bagian dari kehidupan seharihari mereka ( Corbin & Strauss , 1988) . Penyakit dapat diklasifikasikan sebagai penyakit akut , kronis , mengancam jiwa , dan akhir kehidupan ( Rolland , 2005). Keluarga mereorganisasi diri untuk menangani penyakit. Mereka sementara mengubah rutinitas sehari-hari untuk menangani krisis penyakit akut dan cedera seperti penyakit menular , patah tulang , dan usus buntu . Setelah pengobatan penyakit untuk penyakit akut , keluarga biasanya kembali ke rutinitas keluarga yang berada di tempat sebelum penyakit dan bisa mereorganisasi rutinitas sehari-hari secara permanen untuk penyakit tak tersembuhkan. Karir keluarga terus berkembang , dan tugas-tugas keluarga masih perlu dilakukan sebagai saudara dan mempengaruhi anak-anak tumbuh dan berkembang. Ketika kematian tidak bisa dihindari , keluarga berduka dan berkabung. Ritual seperti pemakaman membantu keluarga mengingat dan melakukan transisi ke kehidupan yang sedang berlangsung saat mereka sembuh ( McGoldrick & Walsh , 2005). Sebagai pengasuh , keluarga meningkatkan kesehatan dan mengatasi penyakit akut , kronis , mengancam jiwa , dan akhir hidup pada anak-anak mereka . Masalah kesehatan untuk keluarga dengan anak-anak dipengaruhi oleh dinamika berinteraksi dari (1) karir keluarga, (2) pengembangan individu, dan (3) pola kesehatan , penyakit , dan kesakitan . Model interaksi keluarga memungkinkan
perawat
untuk
menganalisis
poin
proses
ini
dan
mengembangkan intervensi yang membantu keluarga untuk merawat kesehatan anak-anak. 4. PRAKTEK DAN INTERVENSI KESEHATAN ANAK DALAM KELUARGA Praktek dan intervensi untuk kesehatan anak pada empat bidang: promosi kesehatan, penyakit akut, penyakit kronis, dan penyakit yang mengancam nyawa. Studi kasus berikut dibuat untuk menggambarkan penggunaan model interaksi keluarga. a. Promosi Kesehatan
Kegiatan/aktivitas sehari-hari dipengaruhi oleh
kesehatan fisik,
kesehatan mental dan kesehatan anak-anak sosialseperti halnya kesehatan keluarga dirinya sendiri( Denham, 2002 ). Pola dari keluarga yang sehat dapat tejadi jika ada keseimbangan antara kebutuhan individu dan keluarga dengan sumber daya serta pilihanpilihan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.Sehingga perawat dapat membantu keluarga untuk mengintegrasikan antara kesehatan fisik, sosioemosional,
dan
kognitif
kesehariannya.Karena
sebagai
adanya
upaya
hubungan
promosi antara
kesehatan tingkah
laku
dalam pada
kesehatan, sakit dan kematian, maka peningkatan terhadap promosi kesehatan dan pencegahan sakit pada tingkah laku sosio-emosional anak dan keluarga sangat diperukan.Serta perawat dapat menurunkan risiko injuri dan kesakitan keluarga dengan membentuk aktifitas rutin, kegiatan dan lingkungan untuk mengoptimalkan perilaku sehat.Selain itu, perawat juga dapat mengkaji, mengidentifikasi dan menyediakan intervensi untuk mengurangi faktor risiko yang dapat mengakibatkankesakitan dan kematian. •
Fisik Penyebab kematian antar anak-anak dan anak muda, berbagai umur 1 - 24 tahun, adalah kecelakaan, luka-luka yang tak disengaja. Pada tahun 2001, banyaknya kematian dari luka ataukerugian tak disengaja
untukanak-anak umur 1 - 14 adalah 4503 (17.9/100,000)
(Komposisi musik untuk solis& Tukang besi, 2003). Suatu tambahan 13,871 ( 34.7/ 100,000) orang-orang muda, umur 15 – 24 meninggal disebabkan karena kecelakaan, dimana 10,259 ( 25.7/100,000) adalah dengan sarana motor ( Komposisi musik untuk solis& Tukang besi, 2003). Anak dari keluarga pelayanan kesehatan terutama perawat dapat mengajarkan dan mendukung keluarga-keluarga dalam pencegahan kecelakaan. Sebagai contoh, pengajaran yang sesuai childproofing rumah melindungi anak kecil yang baru belajar jalan dari peracunan dan dari saluran elektrik yang terbuka bisa terbakar. Selain itu, perawat memperkecil trauma kepala dari kecelakaan sepeda dengan pengajaran arti penting tentang menggunakan helm
saat mengendarai motor dan menempatkan sumber daya untuk keluarga-keluarga dengan keuangan terbatas untuk membeli helm. Perawat juga campurtangan untuk mengenali kejahatan dari permasalahan kesehatan umum. Dalam 2000, 15 persen anak-anak dan anak remaja di Amerika Serikat adalah kelebihan berat, suatu peningkatan 4 persen dari 1994 ( Pemerintah pusat Forum Antar jawatan/agen pada [atas] Anak Dan Statistik Keluarga, 2003). Sebab kegendutan masa kanak-kanak dihubungkan dengan kondisi-kondisi kesehatan, pencegahan dan perawatan adalah rumit kepada kesehatan anak.
Walaupun
genetika
adalah
suatu
faktor
pengembangan
kegendutan, lingkungan dan perilaku keluarga adalah juga penting mempengaruhi pada anak. Sebagai contoh, kepercayaan keluarga, yang ditengahi oleh latar belakang budaya, mempengaruhi maternal yang memberi perilaku makan ( Baughcum, Burklow, Deeks, Kuasa-Kuasa,& Whitaker, 1998; Bruss, Morris,& Dannison, 2003). Intervensi Keluarga untuk mencegah kegendutan masa kanak-kanak meliputi membantu caregivers untuk mengidentifikasi nilai-nilai mengenai berat atau beban dan makanan, mendidik orangtua untuk percaya bahwa anak-anak akan makan jumlah makanan yang mereka perlukan, mengajarkan orangtua untuk membatasi penggunaan makanan ketika memberi penghargaan untuk mengendalikan perilaku, dan menekankan pentingnya aktivitas fisik kepada kesehatan anak
( Baughcum et Al., 1998;
Hodges, 2003). Di Amerika Serikat, 71 persen kematian untuk umur muda 15 - 24 pada tahun 2001 yang diakibatkan oleh empat kasus yaitu kecelakaan saat mengendarai motor 32 %, luka-luka/kerugian tak disengaja 11 %, pembunuhan16 %, dan bunuh diri 12 %. ( Komposisi musik untuk solis& Tukang besi, 2003). •
Mental Kesehatan perilaku yang berperan untuk meningkatkan angka kematiandan keadaan tidak sehat meliputi penggunaan ganja, narkoba, minum alkohol,kurangnya pengetahuan tentang gizi, gaya hidup yang
tidak sehat, kekerasan menggunakan senjata api, perilaku seksual yang mendorong kearah kehamilan dan mengakibatkan penyakit menular seksual ( Grunbaum et Al., 2002). Pada tahun 2001 laporan YRBS menunjukkan bahwa kaum muda bertaut dalam perilaku berhubungan dengan keadaan tidak sehat dan menyebabkan angka kematian. Sepanjang 30 hari survei yang terdahulu, 47 % yang yang telah mabuk atau minum alkohol, 31 %yang telah mengendarai motor dengan keadaanmabuk alkohol, 14.1 % jarang mengenakan atau belum pernah mengenakan suatu ikat pinggang di pesawat, dan 24 % yang yang telah menggunakan ganja. Sekitar sepertiga dari semua anak remaja di sekolah yang sekarang ini menggunakan
narkoba.45
%
para
siswa
SMP
mempunyai
pergaulan/hubungan seksual, dan 42 % dilaporkan disurvei itu semua bukan penggunaan suatu kondom pada akhirnya mengakibatkan penyakit menular seksual ( Grunbaum et Al., 2002). Di Amerika Serikat pada tahun 1998, lebih dari 20,000 anak-anak telah
dibunuh
atau
terluka
dengan
menggunakan
senjata
api
( Fingerhut& Christoffel, 2002). Akademi Ilmu kesehatan anak anak Amerika menyatakan bahwa yang paling efektif untuk mencegah kekerasan menggunakan senjata api adalah untuk memindahkan meriam dari rumah dan
masyarakat
( Akademi Ilmu kesehatan anak anak Amerika, 2004). Walaupun intervensi untuk mencegah kekerasansenapan memerlukan broadbased dan meliputi legislatif dan strategi masyarkat, perawat dapat menilai
untuk
kehadiran
meriam
di
rumah
dan
menyediakan
keselamatan senapan berkenaan dengan orangtua yang menasihati, dengan jelas mengidentifikasi untuk orangtua yang anak-anaknya ada resiko untuk terkena kekerasan senjata api apabila senjata api tetap bertahan di dalam rumah ( Tabah, 2002). •
Kesehatan anak – anak sosial Pada tahun 2001 YRBS melaporkan bahwa 19 % para siswa sekolah menengah yang telah merasakan sangat sedih atau sia-sia untuk lebih dari 2 minggu mereka menghentikan melakukan aktivitas umum, 14.8 %
mempunyai suatu rencana bunuh diri, dan 8.8 % benar-benar mencoba bunuh diri ( Grunbaum Et Al., 2002). Masalah dari promosi kesehatan ini adalah keluarga-keluarga dengan sumber daya keuangan terbatas dan yang tidak mempunyai asuransi kesehatan mempunyai kesulitan dengan promosi kesehatan dibanding keluarga-keluarga dengan asuransi. Anak-anak hitam adalah hampir bisa dipastikan untuk mempunyai kepedulian kesehatan masyarakat pemenuhan ( 31.7 % ), yang diikuti oleh Hispanics ( 29.4 %) dan orang kulit putih ( 11.2 % ) ( Holahan et Al., 2003). Lagipula, antar anak-anak dengan kebutuhan kebutuhan khusus pelayanan kesehatan dan cacat, keturunan dari kelompok minoritas lebih mungkin tak diasuransikan dan ke laporan menjadi tidak mampu untuk mendapat/kan perawatan medik diperlukan ( Newacheck, Menggantung,& Wright, 2002). Keluargakadang mengalami konflik
antara tugas keluarga dan
kebutuhan keluarga tiap individu anggota, dan mereka harus mencoba untuk menyeimbangkan ini. Sering, penyeimbangan tugas ini suatu cara sukses adalah kritis untuk lebih baik keluarga dan kesehatan anak. Sebagai contoh, bekerja orangtua dari suatu bayi harus memutuskan jika dan ketika mereka perlukah menempatkan anak mereka dalam kepedulian anak. Bekerja tentang orang tua dan anak-anak usia sekolah anak remaja harus memutuskan jika anak-anak dapat di rumah tanpa pengawasan orang dewasa sepanjang after-school sebelum periode orangtua kembali ke rumah dari pekerjaan. Dalam situasi kedua-duanya, tugas keluarga adalah untuk menyediakan sumber daya ekonomi untuk tempat perlindungan dan makanan, dan kebutuhan anak adalah untuk suatu yang dapat dipercayai dan lingkungan aman. Keluarga-keluarga mengatasi konflik ini dengan cara yang berbeda. Perawat dapat membantu keluarga-keluarga memecahkan isu melalui bimbingan mengantisipasi, yang melibatkan menyediakan informasi tentang apa yang harus diharapkan dalam berbagai situasi dan bagaimana cara berhadapan dengan pengembangan yang dikehendaki permasalahan dan merubah hidup (Petersen,& Pridham, 2003; Pridham, 1993).
Keluarga adalah faktor penentu yang utama untuk kesejahteraan/ kesehatan anak. Perawat dan tenaga kesehatan yang profesional perlu bekerja samadengan orangtua, yang tidak memandang orangtua sebagai sekunder ke perawat ( Bruns& Mccollum, 2002). Juga sering di masa lalu, para profesional memutuskan apa [yang]
terbaik untuk anak-anak
( Darbyshire, 1993). Hari ini, perawat sedang menyelidiki orangtua’ persepsi dan definisi kesehatan untuk kembang;kan lebih [] relevan rencana pelayanan kesehatan. Sekarang program kesehatan di Amerika lebih mengutamakan perawatan anak dalam keluarga di bandingkan oleh perawatan tenaga profesional. Promosi Kesehatan untuk anak-anak dibedakan menjadi 3 yaitu: a. Orangtua dan Promosi Kesehatan Keluarga-Keluarga dengan anak-anak mempromosikan kesehatan dengan praktek perilaku yang membantu fisik mereka sendiri, mental, dan kesejahteraan/ kesehatan sosial dan itu anak-anak mereka. Sehari-hari
orangtua
melakukan
pemeliharaan
aktivitas
dan
memasyarakatkan anak-anak untuk orang dewasa yang bertanggung jawab sehat.Bagaimanapun, orangtua kadang-kadang tidak peduli atau tidak menggunakan pengembangan prinsip. Sebagai contoh, satu studi menemukan orangtua itu status ekonomi-sosial ( SES) adalah lebih tinggi yang diterangkan mereka perilaku anak dengan pengembangan pemahaman fleksibel oleh orangtua mereka, hanyalah orangtua lebih rendah SES menggunakan lebih sedikit penjelasan pengembangan dan mengharapkan anak-anak mereka untuk menyesuaikan diri ( Sameroff& Feil, 1985). Perawat
mungkin
menyimpulkan
bahwa
orangtua
dengan
pemahaman pengembangan yang fleksibel adalah orangtua yang“ lebih baik” orangtua; bagaimanapun, orangtua ini adalah juga sering terlalu cemas dan keraguan sekitar segalanya. Orangtua yang mengharapkan penyesuaian
anak-anak
mereka
sering
mempunyai
diri
mereka
mengalami suatu lingkungan dengan sedikit aneka pilihan. Peneliti berspekulasi bahwa .seperti orangtua mungkin menyiapkan anak-anak mereka untuk survive suatu lingkungan kasar ( Pinderhughes, Alasan, Marah, Pettit,& Zelli, 2000; Sameroff& Feil, 1985). Oleh karena asosiasi
tentang faktor ini dengan kesehatan, perawat harus belajar lebih banyak tentang
efek
kemiskinan
dan
kelas
pada
kehidupan
keluarga
atas( Hines, 1999; Nelson, 2002). Sebab pemahamanorangtua tentang peran mereka dan pengembangan anak bertukar-tukar, adalah penting bagi perawat untuk menyelidiki kepercayaan orang tua dalam rangka menjahit kesehatan aktivitas promosi ke keluarga-keluarga. Disiplin anak-anak adalah suatu bagian dari
hidup penting
keluarga.Melibatkan menetapkan aturan dan petunjuk maka anak-anak itu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka. Orangtua boleh menyiksa anak-anak mereka yang tak mengindahkan aturanitu. Jenis sesuai hukuman meliputi time-outs dan pembatasan pada perlakuan khusus. Perawat sering membantu keluarga-keluarga dengan promosi kesehatan dengan strategi promosi yang sehat orangtua. Mereka boleh mengajar orangtua kelas untuk orangtua dan caregivers anak-anak dalam berbagai kelompok umur. Perawat boleh berkembang dan menyediakan program yang mengarah pada mencegah yang lukaluka/kerugian yang dihubungkan dengan berbagai berbagai zaman, seperti keselamatan phisik kelas untuk anak-anak usia sekolah dengan defisit perhatian hyperactivas kekacauan ( ADHD) ( Bentson-Royal, 1999). Sebagai tambahan, perawat dapat menyaring keluarga-keluarga atau orangtua yang berbahaya dalam situasi seperti penyalahgunaan anak dan kekerasan keluarga dengan pertanyaan. Keluarga-Keluarga itu ditekankan sering akan mencari bantuan jika diberi kesempatan untuk bercerita tentang situasi mereka. Penggunaan ini menyaring pertanyaan, suatu perawat dapat menilai keluarga dan anak untuk situasi berbahaya, mengajar keselamatan, dan buatan suatu penyerahan sebagaimana diperlukan. b. Grandparenting and Health Promotion Promosi kesehatan pada pengasuhan anak dalam suatu keluarga juga dipengaruhi oleh peran serta dari Kakek-nenek, meskipun mereka mungkin tidak mengerti secara jelas bagaimana promosi kesehan tersebut. Pengaruh kakek-nenek ini berasal dari nilai-nilai pengasuhan adapun pengaruh kakek-nenek pada promosi kesehatan yaitu pada
penenerapan nilai pengasuhan anak pada orangtua dari sang anak. Selain itu kakek-nenek juga berperan sebagai penghubung antara keluarga inti dengan keluarga besar (paman, bibi dan saudara sepupu).Selama sakit, kakek-nenek juga dapat berperan sebagai tenaga tambahan, pengawas, penengah dan penstabil tekanan yang dirasa oleh anak-anak maupun keluarga. Perawat yang memahami peran kakek-nenek pada pengasuhan anak dapat memasukkan kakek-nenek dalam intervensi mereka, misalkan pada orangtua yang bekerja dapat menitipkan anak mereka pada Kakek-nenek (Burton, Dilworth-Anderson, & Merriwether-deVries, 1995).Selain itu kakek-nenek dapat menjadi promotor kesehatan pada kondisi-kondisi tertentu misalkan pemberi dukungan fisik dan emosional pada anak dan orangtua yang bercerai atau pada orangtua yang membawa anak mereka pada keluarga barunya (menikah lagi) (Smith & Drew, 2002; Thomas, Sperry, & Yarbrough, 2000).Kakek-nenek dapat memiliki pengaruh yang besar terutama dalam hal pengasuhan cucucucu mereka jika orangtuanya melanjutkan kuliahnya atau pada orangtua tunggal. Misalkan kejadian pada tahun 1997, 3.9 juta anak (5.5% anak usia<18 th) tinggal bersama kakek-nenek mereka (Bryson & Casper, 1999). Pada kasus seperti ini perawat harus mengajarkan pada kakek-nenek mengenai rencana-rencana promosi kesehatan dan managemen stress untuk cucu-cucu mereka (Smith & Drew, 2002; Thomas et al., 2000). b. Penyakit Akut Penyakit akut, kronik, dan penyakit yang mengancam nyawa timbul secara tumpang tindih, hal ini merupakan suatu tantangan bagi seorang perawat keluarga. Meskipun pengalaman anggota keluarga di Amerika mengatasi kondisi sakit lebih dari 85% namun 15%nya masih tetap mengalami kondisi sakit (National Center for Health Statistics, 1993). Dari seluruh penyakit yang pernah diderita oleh keluarga-keluarga di Amerika, asma merupakan penyakit yang sering muncul. Asma merupakan penyebab utama masuknya anak-anak ke rumah sakit, dan merupakan penyakit kronik utama pada anak-anak dibawah 15 tahun (Gallagher, 2002).
Umumnya keluarga cukup berpengalaman dengan penyakit aut dan injuri pada anak-anak. Penyakit akut pada anak-anak memuliki karakteristik yaitu onset tanda dan gejala yang tiba-tiba, sehingga biasanya pengobatan dapat mengembalikan kondisi anak pada saat sebelum sakit, misalnya chickenpox, appendicitis, dan injuri (patah tulang. 49% dari pengguna obat jalan (71,550) yaitu anak-anak dibawah 15 tahun dengan masalah penyakit akut, 15% dengan kondisi kronik dan 30% perawatan preventive (Cherry, Burt, & Woodwell, 2003). The American health care system memberikan protocol dasar pada pelayanan
kesehatan
untuk
kondisi
akut
dan
kronik
yaitu
lebih
mengutamakan pada penanganan perawatan kondisi anak pada keluarga dibandingkan tenaga professional (Liben & Goldman, 1998).
Anak-anak
yang dirawat oleh anggot keluarganya sendiri, biasanya anak-anak yang telah melakukan prosedur adenoidectomy atau tonsillectomy. Perawatan ini juga menyebabkan adanya perubahan rutinitas seharihari. Sebagai conto yaitu penyusunan ulang jadwal kerja orang tua, terutama ibu yang harus mengambil waktu libur untuk merawat anaknya. Beberapa ibu mengatakan mengalami gangguan tidur akibat dari perawatan penyakit akut yang diderita anaknya. Selain itu, saudara kandung dari pasien juga akan lebih perhatian, cemas, atau misbehaving untuk memberikan perhatian yang lebih pada saudara mereka yang sakit. Pada kondisi-kondisi seperti ini, orang tua akan berusaha melindungi saudara yang lainnya dengan tidak mengikut sertakan mereka dan berusaha untuk berlaku seperti biasanya, namun yang tidak diketahui orangtua yaitu saudara dari pasien ini mengerti akan kondisi yang ada namun tidak tahu harus berbuat apa. Oleh karena hal tersebut, sebagai tugas perawat yaitu mengajarkan pada keluarga tentang kondisi sakit pasien dan apa yang dapat saudara pasien lakukan untuk menolong. Sebagai tindakan pembinaan, perawat harus mengetahui bagaimana riwayat dan pengetahuan keluarga terhadap penyakit,
perawat
juga
harus
memperingatka
keluarga
mengenai
kemungkinan adanya gangguan hubungan antara orangtua dan saudara pasien. Selanjutnya perawat dapat merencanakan dengan keluarga bagaimana cara untuk merubah rutinitas, dan ajarkan keluarga mengenai tanda-tanda perkembangan penyakit pasien, misalkan bagaimana cara
menggunakan
metode
yang
sesuai
dengan
usia
untuk
mengatasi
nyeri.perawat juga dapat mengajarkan keluarga untuk menyadari komplikasi penyakit. Sebagai pengganti waktu yang telah hilang, keluarga tidak disarankan untuk memperkerjakan guru pengganti, sebab keluarga harus berfokus pada kesembuhan pasien dan rencana pemulangan. Pada fase pemulangan, perawat dapat melakukan follow-up kesehatan untuk mengkaji status kesehatan pasien dan mengajarkan pada keluarga mengenai tindakan yang dapat dilakukan di rumah. c.
Penyakit Kronis Kondisi kesehatan yang (1) membatasi aktivitas setiap hari pada anak seperti bermain dan pergi ke sekolah, (2) yang jangka panjang, dan (3) tidak dapat disembuhkan atau membutuhkan khusus bantuan dalam fungsi dianggap kronis. Meskipun sebagian besar keluarga membesarkan anak yang mengalami penyakit akut, keluarga tidak mengantisipasi bahwa anak-anak mereka mungkin
memiliki
penyakit
kronis,
dan
mereka
tidak
siap
untuk
ketidakpastian dari perjalanan penyakit, efek pada perkembangan anak, dan efek pada setiap anggota keluarga serta kehidupan keluarga. Awalnya, keluarga dapat mengalami ketidakpercayaan karena mereka telah mengasumsikan bahwa anak akan sehat dan tumbuh secara mandiri. Terkadang keluarga harus mengalami tanda dan gejala yang berlanjutan sebelum mereka percaya bahwa penyakit tidak sembuh. Keluarga kemudian menemukan cara yang konsisten dalam pemberian obat dan perawatan untuk anak mereka. Perawat dalam hal ini mendukung keluarga dalam mengembangkan pemahaman terkait penyakit baru anak mereka (penyakit kronis). Keluarga biasanya menggunakan strategi untuk membiasakan pengalaman
sakit
dan
mengatasi
penyakit
kronisnya.
Keluarga
mengupayakan manajemen penyakit dengan kebiasaan anak untuk meningkatkan kesehatan tercapai. Sehingga untuk intervensi yang dapat digunakan adalah promosi kesehatan karena keluarga menyadari bahwa itu tangguh dan kuat. Perawat dan keluarga bersama-sama membuat rutinitas baru untuk mengakomodasi penyakit dan melanjutkan hidup bersama keluarga mereka. Penelitian mengatakan bahwa anak-anak yang memiliki penyakit kronis
akan memiliki rasa percaya diri yang lebih baik ketika keluarga memberikan kebebasan dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan. Rawat Inap Rawat inap mempengaruhi dalam kondisi anak-anak, khususnya secara mental. Anak-anak tersebut merasa stress dan cemas. Namun tidak hanya anak-anak yang merasa demikian. Para orang tua dan keluarga merasa stress dan cemas mengenai keadaan anak mereka. Dalam perawatan anak mereka, keluarga ingin berpartisipasi, tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan mereka merasa sering dikesampingkan dalam pengambilan keputusan tentang kesehatan anak mereka. Keluarga mengalami situasi yang sulit ketika anak mereka menderita penyakit kronis dan
dirawat dirumah sakit. Keluarga telah menjadi
pengasuh utama di rumah, tapi ketika dalam kondisi ini mereka dikesampingkan, seolah-olah mereka tidak memahami penyakit anak mereka. Perawat yang telah bekerja dengan keluarga tahu bahwa keluarga memiliki pengetahuan tentang bagaimana anak-anak mereka menanggapi penyakit dan tentang kemampuan perkembangan mereka. Untuk membantu keluarga merawat anak dengan penyakit kronis, perawat dapat melakukan hal berikut: 1. Pelajari bagaimana pengalaman masa lalu keluarga dan penyakitnya dan penyakit yang mempengaruhi penyakit saat ini 2. Tentukan bagaimana keluarga menangapi kondisi baru atau sudah berpengalaman dalam merawat penyakit kronis anak mereka 3. Membantu keluarga meningkatkan kesehatan meskipun penyakit terus berkembang dalam anggota keluarga 4. Membantu keluarga mengakomodasi keterbatasan perkembangan anak
yang berkaitan dengan kondisi penyakit Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut,
perawat
harus
mempertimbangkan karakteristik khusus dan manifestasi dari penyakit, tahap perkembangan keluarga, dan disebabkan akan kebutuhan hubungan. TINGKATAN, TUGAS, DAN KEBUTUHAN SITUASIONAL KELUARGA TERHADAP ANAK-ANAK DENGAN KETERBATASAN DAN KONDISI KRONIS
NO
FAMILY STAGE
1
Awal
DEVELOPMENTAL
TASKS keluarga: a. Membangun
Pasangan menikah
SITUATIONAL NEEDS THAT
ALTER TRANSITIONS hubungan a. Tidak siap dengan kelahiran
saling memuaskan tanpa b. Berhubungan
anak-anak.
anak-anak
dengan
kerabat.
cacat,
penyandang
pengujian
prenatal
atau
c. Rencana keluarga
anomali terlihat pada saat proses melahirkan b. Di Amerika Serikat, orang tua biasanya ingin tahu diagnosis bayi
2
sedini mungkin. bayi a. Pelajari arti dari perilaku bayi,
Awal melahirkan: a. Mengintegrasikan Kelahiran
baru ke dalam keluarga.
pertama, hingga b. Menyesuaikan kebutuhan
perkembangan
bertentangan
30 bulan
anggota keluarga.
yang antara
jika
anak-anak
tidak
mampu
orang tua.
tua,
ataupun
upaya
(misalnya,
pasangan
menikah.
tidak tersenyum c. Mencari
hubungan
perawatan
kesehatan yang memadai.
dengan keluarga besar, d. Menetapkan menambahkan
peran
kakek, bibi, dan paman Keluarga dengan
a.
anak prasekolah: Anak pertama di
b.
usia perkembangan dari
2,5
–
c.
5
untuk
berinteraksi dengan mereka
d. Mengakomodasi
3
merespon
orang
c. Mengembangkan peran
e. Memperluas
gejala, dan perawatan. b. Peran orang tua terhambat
usia
perubahan
mereka
Pengembangan
intervensi
dini
(misalnya,
berbicara dan terapi fisik, pendidikan khusus). a. Pendidikan formal anak-anak
mengasuh anak.
cacat
Membuat
Keluarga
privasi
program
dimulai
saat
lahir.
mungkin
orangtua
tidak menemukan program
Meningkatkan
yang memadai sampai tahun-
kompetensi anak.
tahun prasekolah.
tahun
d.
Sosialisasi anak.
b. Gagal
untuk
e.
Menjaga hubungan
perkembangan yang penting
pasangan.
(misalnya: belajar ke toilet, makan
mencapai
sendiri,
menyebabkan
berbicara) duka
yang
kronis c.
Keluarga mencoba untuk membentuk
rutinitas
untuk
diri mereka sendiri dan anak4
Keluarga dengan anak
usia
sekolah:
usia
anak mereka. a. Biarkan anak-anak a. Pindah dari pergi kebutuhan
6-13
orangtua
tahun.
(terlama)
masyarakat
b. Menyeimbangkan
perkembangan
keluarga
ke
untuk
menciptakan
rutinitas
dan
hubungan baru dengan b. "Terjun
kebutuhan anak c. Tingkatkan prestasi
anak
ke
masyarakat"
menjelaskan kepada orang lain. c. Negosiasi
akan
layanan
sekolah
yang
tepat
dan kurikulumnya. d. Masalah
perilaku
dapat
mengisolasi keluarga. 5
Keluarga dengan remaja: Anak
a. Longgarkan ikatan a. Ketergantungan
keluarga.
tertua
di
hubungan
perkembangan
pasangan.
dari
usia
berkelanjutan dapat berarti
b. Memperkuat
usia
anak-anak
c. Mempertegas
untuk melanjutkan kehidupan
komunikasi
keluarga
meninggalkan
orangtua-remaja.
meningkatkan
rumah.
d. Menjaga moral dan
Launching center
a. Meningkatkan
anak
kemandirian
pernah
b. Keluarga meneliti bagaimana
13 tahun hingga
family:
tidak
meninggalkan rumah.
etika keluarga 6
yang
fisik
tetapi
dengan pertumbuhan ketergantungan
anak –anak berkelanjutan keuangan tidak
a. Biaya
anak
menurun karena anak masih
terakhir
untuk
meninggalkan
menjaga hubungan.
rumah
tetap
harus
tergantung
pada
perawatan.
b. Membangun
kehidupan
baru
bersama-sama. c. Mengatasi
perkembangan krisis
usia
paruh
baya 7
Families
in
a. Mendefinisikan
middle
kegiatan
Years: pensiun
tujuan.
a. Hubungan dengan anak yang dan
sudah
dewasa
dan anak dengan kebutuhan
b. Menyediakan
lingkungan
kesehatan yang
khusus
harus
didefinisikan ulang.
sehat c. Mengembangkan
hubungan
yang
bermakna dengan
penuaan
orang tua. d. Memperkuat
hubungan pasangan. 8
Pensiun usia tua: kematian kedua orang tua
a. Menghadapai
kehilangan b. Mencari
tempat
tinggal c. Beradaptasi
a. " Living trust" dibuat untuk anak-anak
dengan
kebutuhan
perawatan
kesehatan
khusus.
Perencanaan dimulai untuk
dengan perubahan
perawatan
peran.
orang
d. Menyesuaikan
tua
anak
setelah
dan
saudara
menjadi
tidak
mampu
dengan
merawat
anggota
dewasa
pendapatan
dengan
kebutuhan
kurang.
perawatan
kesehatan
e. Mengontrol
khusus.
penyakit kronis. f.
Menyesuaikan kerugian pasangan.
g. Menyadari
kematian. h. Meninjau
ulang
kehidupan d.
Penyakit yang mengancam kehidupan dan akhir kehidupan Keluarga mengetahui bahwa penyakit kronis dapat mengancam jiwa. Namun kematian anak merupakan pengalaman yang langka dan sangat mengejutkan bagi mereka. Penyakit serius dapat mengancam jiwa. Sebagian besar mungkin dapat disembuhkan seperti penyakit akut. Namun, apabila fungsi tubuh anak terus memburuk, maka anak dan keluarga akan memasuki fase akhir kehidupan. Dalam fase ini peran perawat adalah dengan mendukung dan membimbing keluarga dalam melewati masa-masa sulit ini. Keluarga juga perlu dipandu dalam bagaimana berbicara dengan anak-anak mereka serta bagaimana menjawab pertanyaan dari anak-anak mereka mengenai penyakit yang mengancam jiwa mereka. Perawat
dapat
menggunakan
model
interaksi
keluarga
dalam
mendukung keluarga dalam fase ini. Yaitu : a. Perawat mengkaji pengalaman terakhir keluarga mengenai kematian anak b. Perawat
membantu
keluarga
dalam
memahami
anak-anak
dan
mengatasi penyakit yang mengancam Perawat dapat memfasilitasi kedukaan keluarga dengan cara diskusi mengenai kebutuhan masing-masing dan interpretasi dari perilaku setiap anggota keluarga 5. IMPLIKASI KEPERAWATAN Perawat keluarga berinteraksi dengan keluarga dan profesional kesehatan lainnya dan menggunakan perspektif keluarga untuk membimbing: (1)
penyediaan layanan kesehatan dan praktek,
(2)
pendidikan, baik untuk keluarga maupun untuk penyedia perawatan kesehatan lainnya
(3)
penelitian, untuk mengeksplorasi secara sistematis anak keluarga perawatan kesehatan, dan
(4)
proposal dan evaluasi kebijakan kesehatan.
Praktek Keperawatan kesehatan anak keluarga harus dipraktekkan dalam kolaborasi dan kerjasama dengan keluarga serta dengan profesional kesehatan lainnya. Dalam perawatan berpusat pada keluarga, perawat bekerja dengan keluarga untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, dan mengatasi akut, kronis, dan penyakit mengancam jiwa. Kerjasama berarti berbicara "dengan" bukan "ke" keluarga tentang memecahkan masalah dan mencapai tujuan kesehatan, seperti memperoleh imunisasi bagi anggota keluarga. Hal ini juga diketahui bahwa mengantisipasi masalah kesehatan dapat mencegah
kejadiannya
atau
meminimalkan
dampaknya.
Dengan kontak dekat dan kerap sering terjadi mereka dengan keluarga dan anaknya, perawat berada dalam posisi untuk membentuk kemitraan dengan keluarga untuk promosi kesehatan. Perawat dapat bekerja sama dengan klien untuk membantu mereka dalam mengambil tanggung jawab perawatan diri sesuai dengan kemampuan mereka dan tingkat perkembangan. Sebagai contoh, seorang anak usia sekolah diperkirakan untuk berpakaian, menyiapkan sarapan, dan bersiap-siap untuk sekolah. Seorang perawat akan menemukan bahwa orang tua memberikan seorang anak yang diabetes injeksi insulin pagi nya. Dalam situasi ini, perawat akan merekomendasikan bahwa orangtua mulai mempersiapkan anak untuk melakukan hal ini sendiri dalam rangka untuk membantunya mencapai kemandiriannya dalam perawatan diri. Laporan terbaru menunjukkan bahwa angka kesakitan dan kematian pada anakanak dan remaja sering karena perilaku dan gaya hidup dan oleh karena itu dapat
dicegah.
Perawat
yang
sadar
akan
faktor-faktor
risiko
dapat
mengintervensi dengan anak-anak dan keluarga untuk membantu mencegah atau setidaknya meminimalkan masalah situasional dan perkembangannya yang berhubungan.
Perawat dapat mengidentifikasi masalah kesehatan atau risiko untuk keluarga dan anggotanya dengan mengembangkan pengkajian terhadap anak-anak. Perawat yang mengeksplorasi situasi keluarga komprehensif akan mendeteksi para anggota individu yang beresiko. Penelitian Perawat keluarga perlu mengeksplorasi cara-cara di mana pendekatan interaksional keluarga dapat diimplementasikan dan dievaluasi. Sebagai contoh, pendekatan kolaboratif untuk bimbingan antisipatif, strategi intervensi belum dieksplorasi umum digunakan, dapat diuji, karena mungkin intervensi jangka panjang untuk mencapai hasil kesehatan yang positif bagi anak-anak yang hidup dalam kemiskinan. Penelitian juga dapat mengidentifikasi faktor risiko untuk keluarga, untuk membantu perawat dan penyedia perawatan kesehatan lainnya untuk fokus interaksi mereka dengan klien. Menggunakan pendekatan interaksional, perawat kesehatan anak keluarga bisa mengidentifikasi faktor-faktor dalam keluarga dan anak kesehatan yang tidak terlihat ketika para individunya merupakan fokus. Pendekatan yang berpusat pada keluarga yang komprehensif mungkin memfasilitasi skrining dini dan intervensi, yang bisa menghasilkan strategi yang efisien dan hemat biaya. Pendidikan Penggunaan model interaksi keluarga harus didasarkan pada pengetahuan mendalam tentang pembangunan keluarga dan pola kesehatan, penyakit, dan penyakit. Perawatan keluarga yang berfokus pada yang menyeimbangkan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan manajemen penyakit perlu ditekankan dalam pengaturan formal dan informal, serta program-program akademik dan masyarakat. Kurikulum pendidikan harus mencakup kesempatan untuk diskusi dan analisis kasus sebagai perawat belajar dan / atau merumuskan perspektif mereka terhadap kesehatan anak berpusat pada keluarga. Keperawatan kesehatan anak keluarga melibatkan banyak bidang pengetahuan dan keahlian. Oleh karena itu, banyak interaksi pendidikan mungkin diperlukan agar perubahan dalam praktek untuk berkembang. Berlatih perawat, serta mereka yang menerima pendidikan keperawatan awal mereka, perlu interaksi di mana untuk mengeksplorasi kerangka kerja yang komprehensif untuk membangun pendekatan yang efektif untuk keluarga kesehatan anak.
Kebijaksanaan/Kebijakan Kebijakan yang dibuat di instansi, tingkat institusional, regional, negara bagian, dan nasional mempengaruhi kesehatan keluarga dalam berbagai dan beragam cara. Sebagai contoh, kebijakan publik sering menempatkan keluarga orang tua tunggal dalam keadaan yang saling bertentangan. Orang tua dapat mencari pekerjaan tapi membuat terlalu banyak uang untuk memenuhi syarat untuk asuransi kesehatan negara yang dibantu dan tidak memiliki cukup untuk membayar untuk jenis lain asuransi kesehatan. Perawat keluarga dapat mempengaruhi pengembangan kebijakan publik melalui organisasi profesi mereka serta melalui upaya masing-masing. Sebuah organisasi profesional seperti American Nurses Association mengembangkan standar praktek dan menyediakan kertas posisi untuk pegawai negeri mengembangkan kebijakan kesehatan dan undang-undang. Oleh karena itu analisis kebijakan adalah tugas dari setiap perawat. 6. REFERENSI Friedman, M. 2003. Family Nursing: Research, Theory & Practice. Philadelphis : Prentice Hall