ISSN 2338-7033
Journal of Nursing and Public Health Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Volume 1, No. 1 Juli 2014
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi Setelah Diberikan Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Air Lais Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011
Suhardi, Asmawati & Nur Elly Hubungan Obesitas dengan Gangguan Konsep Diri pada Remaja Putri di SMKN 3 Kota Bengkulu TAHUN 2013
Dilfera Hermiati & Ni Nyoman P Perbandingan Pengaruh Stress dan Perilaku Kesehatan terhadap Keluhan Nyeri Post Operasi Sectio Cecarea antara Kelompok Menetap dan Berkurang Setelah di Berikan Teknik Relaksasi Nafas Dalam, Massage dan Terapi Musik Di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Bengkulu Tahun 2013
Murwati Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Klien Minum Obat pada Klien TB Paru di Ruang Poli Penyakit Dalam RSUD Kepahyang Ida Samidah, dkk Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Menjalani Diet Hipertensi pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Perawatan D6 Ketahun Tahun 2013 Mariza Afrianti Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dengan Produksi Asi Eksklusif pada Buteki di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad Tahun 2014 Berliana Kando Sianipar Pengaruh Dukungan Keluarga, Kualitas Pelayanan Kesehatan dan Motivasi Sehat terhadap Perilaku Pencegahan Kanker Payudara pada Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun 2013 Ravika Ramlis Hubungan Peran Keluarga dalam Penatalaksanaan Hipertensi terhadap Kejadian Hipertensi Berat di Ruang Poli Penyakit Dalam RSUD dr M. Yunus Bengkulu Tahun 2014 Danur Azissah
LPPM STIKes Dehasen Bengkulu
ISSN: 2338-7033
Journal of Nursing and Public Health Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat
PENANGGUNG JAWAB LPPM STIKes Dehasen Bengkulu PIMPINAN REDAKSI Ida Samidah SEKRETARIS PELAKSANA Dessy Sundari DEWAN REDAKSI Demsa Simbolon Susiwati Haidina Ali EDITOR Feny Martina Eli Diana Rita Prima Bendriyanti Bando Amin C Kader Dahrizal Dino Sumaryono Heru Sularsono Seftyanti merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dehasen Bengkulu sebanyak dua kali dalam satu tahun, yakni pada bulan Juli dan Desember. Jurnal ini menyajikan kajian analisis-kritis mengenai ilmu keperawatan dan kesehatan masyarakat. Artikel penelitian dapat dikirim ke divisi publikasi Jurnal Ilmu Keperawatan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dehasen Bengkulu, Jl.Merapi Raya No. 42 Kebun Tebeng Bengkulu. Telp. (0736) 21997 Fax.(0736) 22027. Email:
[email protected] Hak cipta dilindungi. Dilarang memperbanyak dan/atau mencetak-ulang seluruh atau sebagian isi dari ada izin resmi dari penerbit. CARA BERLANGGANAN Untuk berlangganan , pembayaran dapat dilakukan dengan cara berikut. Pembayaran langsung ke staff LPPM STIKES Dehasen Bengkulu: Eli Diana/ Feny Martina LPPM STIKES Dehasen Bengkulu, Jl. Jl.Merapi Raya No. 42 Kebun Tebeng Bengkulu. Pembayaran melalui transfer Bank: Bank BNI An. Stikes Dehasen No. rek 0216754498 LPPM STIKES Dehasen Bengkulu Press 2013 http: www.stikesdehasen.ac.id Penerbit: LPPM STIKES Dehasen Bengkulu Nomor ISSN : 2338-7068 Design cover oleh Feny Martina
tanpa
Journal of Nursing and Public Health
Volume 1, No. 1 Juli 2014
EDITORIAL
adalah jurnal yang diterbitkan oleh LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dehasen Bengkulu. Terbitan ini merupakan elemen penting dalam penyebarluasan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah yang berkaitan dengan isu-isu ilmu keperawatan dan kesehatan masyarakat, baik yang dilakukan oleh para penliti di lingkungan STIKES Dehasen maupun pihak-pihak yang terkait lainnya. Pada volume 1 no1 1 edisi Juli 2014, menyajikan sepuluh tulisan, dengan masingmasing judul: (1) Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian Prelakteal di Wilayah Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu Tahun 2013; (2) Gambaran Status Gizi pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu Tahun 2013; (3) Pengaruh Peran Suami dan Motivasi Diri terhadap Perilaku Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Bekerja di Puskesmas Sawah Lebar Bengkulu Tahun 2013; (4) Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Akseptor terhadap Pemilihan KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Ikan Kecamatan Teluk Segara Tahun 2013; (5) Hubungan Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Malaria pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun 2012; (6) Hubungan Pengetahuan, Pekerjaan dan Lama Kerja Kader Posyandu dengan Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun 2013; (7) Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea di Ruang C1; Kebidanan RSUD Dr. M.Yunus Kota Bengkulu Tahun 2012; (8) Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat Berdasarkan Karakteristik Ibu di Ruang Mawar RSUD dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2013; (9) Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi dalam Rahim pada Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu Tahun 2013; (10) Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Penggunaan Kartu Menuju Sehat Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2012. Saran dan kritik pembaca guna memperbaiki dan penyempurnaan isi kan. Sumbangan tulisan dari pembaca juga kami tunggu.
Bengkulu,
masih
diharap-
Juli 2014
Dr. Ida Samidah, S.Kp, M.Kes
Volume 1 No. 1 (Juli 2014) © The Author(s) 2014
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi Setelah Diberikan Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Air Lais Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011 The Differences of Levels of Knowledge of Hypertensive Patients Regarding Hypertension After Counseling on Health Education through Audiovisual Media Was Given in Public Health Center Air Lais North Bengkulu 2011 Suhardi1, Asmawati2, Nur Elly3
[email protected] ABSTRAK
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah dari normal yang dapat menimbulkan kesakitan dan disability. Prevalensi hipertensi meningkat setiap tahun dan menjadi perhatian di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah penderita hipertensi mencapai 15 juta orang dan 10.800.000 merupakan hipertensi yang tidak terkontrol. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan penderita hipertensi setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi melalui media audiovisual. Desain penelitian menggunakan pre-experiment one group pre and post test. Sampel adalah penderita hipertensi yang berusia diatas 20 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas AirLais berjumlah 30 orang dan diambil secara acak. Hasil penelitian menunjukkan rerata skor pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan adalah 25,73 dan rerata skor pengetahuan setelah penyuluhan adalah 46,20. Terdapat perbedaan signifikan reratapengetahuan penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan sebesar 20,47(p = 0.00 < α=0,05). Diharapkan petugas kesehatan terutama perawat di fasilitas pelayanan kesehatan harus memberikan edukasi kesehatan melalui berbagai metode pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi. Kata kunci : hipertensi, pengetahuan, penyuluhan ABSTRACT
Hypertension is an increase in blood pressure which can cause pain and disability. The prevalence of hypertension is increasing every year and a concern in developing countries. In Indonesia, the number of people with hypertension has reached 15 million people and 10.8 million are categorized as uncontrolled hypertension. The purpose of this study is to determine the differences in knowledge that hypertensive patients might have after counseling on health education about hypertension through audiovisual media was given. The research design used pre-experimental one group pre and post test. The samples were hypertensive patients aged over 20 years in Puskesmes Air Lais. They were, in this case, consisted of 30 people and were selected randomly. The results revealed that the mean score of the patients’ knowledge regarding hypertension before the counseling was 25.73, yet after the counseling it was 46.20. The results indicated that there were significant differences found between the mean scores of the hypertensive patients both before and after the counseling, which consisted of 20.47 (p=0.00, <α = 0.05). It is expected that health workers, especially nurses in health care facilities should provide health education through a variety of learning methods in order to improve people knowledge about hypertension. Keywords: hypertension, knowledge, counseling
1 Suhardi adalah perawat Puskesmas Air Lais Bengkulu Utara ; 2 Asmawati adalah dosen Prodi D IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu ; 3 Nur Elly adalah dosen Prodi D IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
1
Suhardi, Asmawati, Nur Elly Perbedaan Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi Setelah Diberikan Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Air Lais Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011
PENDAHULUAN Hipertensi merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dari normal. Prevalensi hipertensi meningkat setiap tahun dan menjadi perhatian dinegara berkembang termasuk Indonesia. Peningkatan prevalensi penyakit ini, mencerminkan bahwa kematian penduduk akan meningkat akibat penyakit kardiovasculer di negara berkembang (Maher, 2010). WHO (2010) mengestimasi tahun 2000 terdapat 972 juta orang penderita hipertensi dan 65 % terjadi di negara berkembang. Estimasi global diperkirakan 3,45 milyar hipertensi terjadi pada orang dewasa berusia diatas 20 tahun (WHO,2005). Di negara Indonesia, menurut data Depkes RI (2010), jumlah penderita hipertensi mencapai 15 juta orang dan 10.800.000 merupakan hipertensi yang tidak terkontrol. Hipertensi sering mengakibatkan keadaan yang berbahaya karena sering tidak disadari dan sering tidak menimbulkan keluhan berarti sampai suatu saat terjadi komplikasi ke beberapa organ vital (Depkes RI, 2007). Hipertensi yang tidak ditangani dapat merusak organ seperti jantung, otak, ginjal dan mata, dapat menimbulkan kematian prematur (4,5 %), menyebabkan ketidakmampuan seumur hidup dalam melakukan aktifitas (WHO,2005).Penataksanaan hipertensi diperlukan untuk mencegah keberlangsungan kerusakan organ target dalam waktu lama sehingga menurunkan kesakitan dan kematian. Berbagai studi merekomendasikan bahwa hipertensi dapat diturunkan dengan melakukan modifikasi gaya hidup, mengontrol berat badan, tekanan darah, latihan/olah raga, diet sehat, menurunkan konsumsi alcohol dan rokok (CDC, 2006). Akhir-akhir ini direkomendasikan penekananpencegahan, deteksi dini, evaluasi dan penatalaksanaan penyakit hipertensi harus dilakukan melalui promosi kesehatan dan modifikasi gaya hidup sehat (Joint National Committee, 2003). Tindakan promosi kesehatan terbukti signifikan menurunkan tekanan darah dan cocok untuk segmen populasi yang luas (Doran, 2003). Peran perawat dalam promosi kesehatan tidak
hanya terbukti mampu dalam penatalaksanaan penyakit tetapi memiliki kontribusi luas untuk pengembangan ilmu keperawatan (Hong, 2010). Promosi kesehatan yang dilakukan perawat efektif dalam memanajemen penyakit kronis seperti hipertensi karena perawat menggunakan pengetahuan dan skill yang dimiliki untuk memberikan asuhan proses perawatan (Yura & Walsh, 1983 dalam Hong 20,10). Tindakan promosi kesehatan yang biasanya dilakukan yaitu edukasi pada klien. Pendekatan melalui edukasi merupakan salah satu cara terbaik untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya pada masyarakat dan membantu individu mengembangkan kemampuan membuat keputusan dan memberikan pencitraan pada masyarakat untuk menggali dan mengembangkan sikap yang semestinya (Kozier & Erb, 2008: Naidono & Wills, 2000). Hal ini dikarenakan sikap dan pengetahuan masyarakat akan mempengaruhi perilaku kesehatan. Edukasi kesehatan merupakan hal penting dalam meningkatkan status kesehatan.Salah satu factor penghambat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengontrol tekanan darah dan menurunkan kepatuhan penderita meminum obat hipertensi aantara lain rendahnya tingkat pengetahuan, pengaruh budaya dan sedikitnya informasi kesehatan yang dimiliki. Pendidikan kesehatan dinilai dapat meningkatkan pengetahuan penderita tentang hipertensi dan penatalaksanaan perawatan sehingga perlu dilakukan peneltitian tentang “pengaruh penyuluhan kesehatanterhadap peningkatan pengetahuan penderita tentang hipertensi. Rumusan penelitian adalah 1) apakah penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan penderita tentang hipertensi di Puskesmas Air Lais? Tujuan penelitian adalah 1) mengetahui karakteristik penderita hipertensi 2) mengidentifikasi pengetahuan penderita sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan 3) menganalisis perbedaan rerata pengetahuan setelah diberikan intervensi penyuluhan. BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini 2
Volume 1 No. 1 (Juli 2014) © The Author(s) 2014
adalah pre experiment one group pre and post test. Populasi adalah semua penderita yang terdiagnosis hipertensi yang ada diwilayah kerja Puskesmas Air Lais Bengkulu Utara. Sampel adalah penderita hipertensi yang berusia > 20 tahun dan bisa baca tulis .Teknik pengambilan diambil dengan teknik acak sistematis.Jumlah sampel sebanyak 30 orang. Variabel penelitian adalah pengetahuan penderita tentang hipertensi. Data dikumpulkan melalui pengisian lembar quisioner tertutup yang berisi 15 item pertanyaan. Pengukuran pengetahuan dilakukan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan.Analisis data menggunakan uji T Paired dengan bantuan computer. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Hasil anasisi data univariat dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik diwilayah Puskesmas Air Lais tahun 2011
1
2 3
4
5
Variabel Umur 20-39 tahun 40-60 tahun > 60 tahun Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan Dasar (SD,SMP) Menengah (SMA) Tinggi (DIII/S1) Pekerjaan PNS Pedagang Swasta Petani Hipertensi Ringan Sedang Berat Jumlah
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan penderita hipertensi sebelum dan setelah penyuluhan di wilayah Kerja Puskesmas Air Lais tahun 2011 (n=30) Variabel
Mean (SD)
Mean (SD)
Pengetahu an
25,73 (0,71)
46,20 (14,26)
Sig (p value) 0,000*
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan penderita hipertensi sebelum diberi penyuluhan adalah 25,73 dan setelah diberikan penyuluhan menjadi 46,20. Terdapat perbedaan signifikan rerata pengetahuan sebesar 20.53. PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
No
Dari hasil didapatkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia dewasa pertengahan (60 %), jenis kelamin perempuan (76,7 %), pendidikan dasar (63,3 %) dan bekerja sebagai petani (53,3 %), hampir setengah responden (42,67 %) mengalami hipertensi ringan.
f
%
9 18 3
30 60 10
7 23
23,3 76,7
19 10 1
63,3 33,3 3,4
2 9 3 16
6,7 30 10 53,3
14 11 5 30
42,6 36,7 16,7 100
Hasil penelitian menunjukkan penderita hipertensi terbanyak usia 40-60 tahun dan lebih banyak pada perempuan. Shumate dalam Black & Jacobs (1997) menyatakan bahwa penyakit kardiovaskuler tidak hanya menyerang pada usia lanjut tetapi dapat menyerang dibawah usia 60 tahun tidak hanya pada laki-laki tetapi juga perempuan, lebih dari setengah kematian terjadi pada perempuan. Prevalensi tertinggi penyakit hipertensi di Ghana pada perempuan yaitu sebesar 29,5 % dibanding laki-laki sebesar 27,6 %, dinegara berkembang, lebih dari 500 ribu perempuan yang berada pada rentang usia 19-49 tahun diestimasi meninggal akibat hipertensi (Kofi, 2012). Hasil penelitian menemukan derajat hipertensi sebagian besar hipertensi ringan hingga sedang yakni sebesar 79,3 %. Kondisi ini sejalan dengan temuan penelitian Sumiatin, Yanariah dan Christiawan (2012) di Desa Sumurgung Palang bahwa tingkat hipertensi dimasyarakat terbanyak adalah hipertensi ringan hingga sedang sebesar 85 %. Hipertensi merupakan penyakit gangguan system kardiovasculer yang sering terjadi pada usia 20-50 tahun. Penyakit ini dipenga-
3
Suhardi, Asmawati, Nur Elly Perbedaan Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi Setelah Diberikan Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Air Lais Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011
ruhi oleh berbagai factor seperti usia, genetic, riwayat keluarga, diet, gaya hidup dan lainnya (Kofi, 2011). Pengetahuan tentang hipertensi masih tergolong rendah dikalangan penderita. Dalam penelitian ini terbukti rerata pengetahuan tentang hipertensi sebelum diberikan penyuluhan sebesar 25,73. Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakatdan istilah untuk menggambarkan kondisi yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah systole melebih 140 mmHg dan tekanan diastole diatas 90 mmHg. Penyakit ini disebut sebagai silent killer karena biasanya tanpa gejala. Mendiagnosis hipertensi membutuhkan waktu lama dan menjadi penyebab utama masalah kesehatan seperti stroke dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Efek jangka panjang akibat hipertensi adalah kerusakan organ seperti otak, hati, ginjal dan lainnya (Cunha, 2011 dalam Shaik, 2011). Rendahnya pengetahuan penderita tentang hipertensi dalam penelitian ini dapat disebabkan karena tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah pendidikan SD dan SMP. Menurut Nursalam (1997) bahwa factor pendidikan berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dalam menerima informasi. Makin tinggi pendidikan maka makin mudah seseorang dalam menerima informasi sehingga akan banyak pengetahuan yang akan diperoleh. Perbedaan pengetahuan antar responden dipengaruhi oleh sumber informasi yang didapat tentang tekanan darah tinggi. Penelitian Kofi (2011) menemukan 82 % responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang hipertensi, 38 % reponden dapat mengidentifikasi pre-hipertensi dan tekanan darah normal tetapi 11 % yang tidak tau tentang tekanan darah tinggi.Hal ini disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan sumber informasi yang didapat. Didukung Shaikh (2011), pengetahuan tentang hipertensi lebih baik pada responden yang mendapat informasi tentang hipertensi dibandingkan orang yang pendidikan rendah, artinya walaupun orang dengan pendidikan rendah dengan mendapatinformasi lebih banyak akan memiliki pengetahuan lebih tentang hipertensi. Studi Shaik
(2010) menemukan 10 % informasi tentang tekanan darah tinggi didapat dari dokter atau tenaga kesehatan lain, 6 % dari televise, majalah, radio dan 30 % informasi didapat dari keluarga dekat. Perbedaan rerata pengetahuan tentang hipertensi setelah diberikan penyuluhan kesehatan sebesar 20,47, artinya penyuluhan kesehatan singkat dapat menambah pengetahuan masyarakat. Pendidikan kesehatan adalah salah satu bentuk promosi kesehatandan merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan kesempatan pada individu untuk belajar dengan berbagai bentuk komunikasi yang didesain untuk mengembangkan pengetahuan tentang kesehatan dan mengembangkan keterampilan (skill) yang kondusif untuk kesehatan individu dan komunitas (WHO, 2012). Pendidikan kesehatan tidak hanya sebatas penyebaran informasi kesehatan tetapi juga membangkitkan motivasi, skill dan rasa percaya diri seseorangdalam mengambil tindakan untuk peningkatan kesehatan (WHO, 2012). Sejalan dengan teori HL Bloom dalam Nasrul Efendi (1998), pendidikan kesehatan merupakan suatu penerapan konsep pendidikan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Hasil yang ingin dicapai adalah bentuk perilaku yang menguntungkan kesehatan baik dalam bentuk pemahaman atau diikuti oleh kesadaran dan sikap positif terhadap kesehatan. Sacova et al (2009) meneliti pandangan anak remaja tentang hipertensi danmenemukan bahwa pengetahuan anak remaja masih rendah tentang factor risiko hipertensi. Anak remaja memiliki pandangan yang sama tentang penyebab hipertensidan upaya untuk mengetahui lebih jauh tentang hipertensi. Sebanyak 43 % responden menyebutkan bahwa edukaasi kesehatan lebih efektif dan dibutuhkan untuk mengetahui hipertensi.Pengembangan pengetahuan dapat dilakukan oleh dosen, guru, profesi kesehatan, melalui testimoni dari orang yang mengalami, melalui video, melalui seminar masyarakat, acara seri televisi atau program lainnya.
4
Volume 1 No. 1 (Juli 2014) © The Author(s) 2014
SIMPULAN DAN SARAN cess: Assessing, Planning, Implement ing, Evaluating. Norwalk,CT: Appleton -Century-Crofts. Sumiatin,Yunariyah & Cgristiawan (2013). Hubungan tingkat hipertensi dengan tingkat kecemasan. Jurnal keperawatan Vol. VI pg: 19-21
Hasil penelitian didapatkan pengetahuan penderita sebelum penyuluhan 25,73 dan ada perbedaan peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan sebesar 20,47. Diharapkan petugas kesehatan melakukan upaya promosi kesehatan melalui penyuluhan dan lainnya guna meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI (2010). Angka kejadian hipertensi di Indonesia.http://www.depkes.go.id.di akses 17 april 2011 Hong (2010). Evidence Based Nursing Practice for health promotion in adults with hypertension : literature review. Aslan Nursing Research Journal Vo. 4 (4) pg : 227-243 Doran, D. M. (2003).Nursing-sensitive outcomes: State ofthe science. Boston Kofi (2012 ). Prevention and Management of hypertention : a study on knowledge and attitudes of childbearing. Thesis; Univ. Applied Science of Ostrobothnia. JNC (2003).The seventh report of the Joint National Committeeon Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment ofHigh Blood Pressure.Washington. Department of Health andHuman Services. Retrieved February 20, 2007, Sarcova et al (2009). View of hypertensioan among young Africa americans who vary in their risk of developing hypertension .Ethnicity and Desease Journal Vol.19’pg : 28-35 Shaik, Yakta, Kumar (2012). Hipertension knowledge, attitude, and Practice in Adult hypertensive patien at LUMPH. Journal LUMPH Vol.11 (2); pg : 113 -117 WHO (2005).Updated projects ofglobal mortality and burden of disease, 2002–2030: Retrieved October 15,2007,from ttp://www.who.int/healthinfo/ statistics/ bodprojections2030/en/index.html WHO (2012).Health education : concept, effective strategic and core competence. Estearn Mediteranian. Yura, H., & Walsh, M. B. (1983).The nursing proc5