LAPORAN PERSEN PWH
NAMA
: JONIGIUS DONUATA
NIM
: 132 385 018
MK
: KETEKNIKAN KEHUTANAN
KELAS
:A
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG KUPANG 2015
PERSEN PWH
A. TUJUAN Bisa dapat menghitung nilai presentasi PWH (E) dengan menggunakan tabel persen PWH yang telah disajikan.
B. DASAR TEORI Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) adalah kegiatan penyediaan prasarana wilayah bagi kegiata produksi kayu, pembinaan hutan, perlindungan hutan, inspeksi kerja, transportasi sarana kerja, dan komunikasi antar pusat kegiatan. PWH diwujudkan oleh penyediaan jaringan angkutan, barak kerja, dan penimbunan kayu. Jalan hutan adalah jalan angkutan yang diperlukan untuk mengangkut kayu/ hasil hutan ke tempat pengumpulan hasil hutan (TPn/ TPK) atau ke tempat pengolahan hasil hutan. Jalan induk adalah jalan hutan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan pengusahaan hutan selama jangka waktu pengusahaan hutan (Dephut 1993). Parameter PWH digunakan untuk mengetahui baik tidaknya kualitas jaringan jalan hutan yang sudah dibuat maupun yang akan direncanakan. Parameter PWH terdiri atas kerapatan jalan (WD), spasi jalan (WA), persen PWH (E), jarak sarad rata-rata (RE), faktor koreksi PWH (KG), dan keterbukaan tegakan akibat pembukaan wilayah hutan. Kerapatan jalan merupakan panjang jalan rata-rata dalam satuan meter per hektar (m/ha). Tingkat kerapatan jalan akan menentukan banyaknya hasil hutan yang diangkut melalui jalan tersebut. Pada potensi produksi yang sama, makin besar tingkat kerapatan yang dibuat maka hasil hutan yang diangkut melalui jalan tersebut makin kecil (Dulsalam 1994). Kemiringan maksimum memanjang jalan di lapangan tidak boleh melebihi 10% untuk jalan koridor, 15% untuk jalan utama, dan 18% untuk jalan cabang dan jalan ranting. Jari-jari belokan minimum jalan hutan adalah 25 m (Elias 2008). Kerusakan tegakan akibat PWH merupakan perkalian antara panjang jalan dan lebar jalan yang telah dibuka dibagi dengan luas petak tebangan dalam bentuk persen. Kerapatan jalan adalah perbandingan antara panjang jalan (m) dengan luas areal unit kerja produksi (ha) dengan satuan m/ha (Dephut 1993).
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil No
Blok
Luas (ha)
Tebangan
Luas daerah
System
terbuka (ha)
penyeradan
RS (m)
E (%)
1
IA
20000
4000
Dua arah
75
20
2
IIA
21000
5000
Satu arah
65
23.8
3
IIIA
12000
2500
Satu arah
60
20.8
4
IVA
15000
5000
Dua arah
70
33.3
5
VA
14000
4000
Satu arah
85
28.6
6
VIA
12500
3400
Dua arah
65
27.2
7
VIIA
14200
4000
Satu arah
45
28.2
8
VIIIA
17000
4200
Dua arah
70
24.7
9
IXA
17300
3200
Satu arah
76
18.5
10
XA
12500
4000
Dua arah
77
32
11
IB
15000
3400
Dua arah
78
22.7
12
IIB
16000
5250
Dua arah
79
32.8
13
IIIB
12500
5210
Satu arah
80
41.7
14
IV
14200
4000
Dua arah
69
28.2
15
VB
15000
7100
Satu arah
68
47.3
16
VIB
16500
5430
Satu arah
67
32.9
17
VIIB
12500
4520
Dua arah
66
36.2
18
VIIIB
15000
4000
Satu arah
65
26.7
19
IXB
14200
3200
Satu arah
65
22.5
20
XB
12500
2360
Dua arah
64
18.9
21
IC
15000
4000
Satu arah
65
26.7
22
IIC
18000
3210
Satu arah
63
17.8
23
IIIC
12500
4000
Dua arah
62
32
24
IVC
15000
4700
Satu arah
62
31.3
25
VC
18500
8510
Dua arah
60
46
26
VIC
12500
2100
Satu arah
70
16.8
27
VIIC
12500
7310
Satu arah
79
58.5
28
VIIIC
12500
3270
Dua arah
78
26.2
29
IXC
15000
4530
Satu arah
77
30.2
30
XC
15500
5410
Dua arah
76
34.9
31
ID
15000
4310
Satu arah
75
28.7
32
IID
12500
6540
Satu arah
74
52.3
33
IIID
16000
9810
Dua arah
73
61.3
34
IVD
15000
7520
Satu arah
72
50.1
35
VD
12500
5430
Dua arah
71
43.4
36
VID
16000
1765
Satu arah
70
11.0
37
VIID
16500
6520
Satu arah
69
39.5
38
VIIID
16700
8720
Dua arah
68
52.2
39
IXD
12500
8610
Satu arah
67
68.9
40
XD
18000
9810
Satu arah
66
54.5
41
IE
12500
6715
Dua arah
65
53.7
42
IIE
17000
8910
Satu arah
64
52.4
43
IIIE
15000
7619
Dua arah
63
50.8
44
IVE
15500
7810
Satu arah
62
50.4
45
VE
12500
7190
Dua arah
62
57.5
46
VIE
14500
1830
Satau arah
62
12.6
47
VIIE
15000
8760
Dua arah
62
58.4
48
VIIIE
14500
6515
Satu arah
61
44.9
49
IXE
12500
8715
Dua arah
60
69.7
50
XE
15000
8850
Dua arah
79
59
Contoh perhitungan:
E = (F/A) x 100%
Untuk nomer 46 1830
𝐸 = 14500 x 1OO% 𝐸 = 12,6
Untuk nomer 50 8850
𝐸 = 15000 x 1OO% 𝐸 = 59
2. Pembahasan Pada praktikum keteknikan kehutanan kali ini mengenai perhitungan persen PWH (E), Persen PWH termasuk dalam Parameter PWH. Persen PWH digunakan untuk mengetahui kualitas PWH dari suatu jaringan jalan hutan yang telah dibuat. Semakin besar nilai persen PWH maka kualitas PWH-nya semakin baik, tetapi jika persen PWH lebih dari 100%, maka jaringan jalan hutan yang telah dibuat bisa dikatakan terlalu berlebihan pembuatannya untuk luasan tertentu. PWH dikatakan baik, jika nilai persen PWH-nya > 70%, tetapi dilihat dari nilai persen PWH yang terdapat pada tabel di atas persen PWH-nya <70% maka kualitas PWH-nya dinyatakan kurang baik. Pada blok tebangan VIE dengan luas wilayah yang dibuka sebesar 1830 meter dari total wilayah keseluruhannya sebesar 14500 maka demikian luas total yang dinyatakan dalam persen sebesar 12,6%, dari nilai presentasi ini dinyatakan bahwa luasan wilayah yang di buka belum cukup untuk melayani kegiatan pemanenan atau penyediaan prasarananya kurang baik, karena diketahui bahwa nilai presentasi dari 12,6%
ini
mengungkapkan adanya areal hutan yang belum dijangkau dalam hal ini jaringan jalan. Tetapi pada blok tebangan XE nilai persen PWH-nya sebesar 59% dari total wilayah keseluruhannya seluas 15000, dari nilai presentasi ini sudah dinyatakan bahwa luasan wilayah yang di buka / jaringan jalan yang telah di buat bisa dikatakan sudah baik, karena jaringan jalan yang di buat sudah >50% atau setengah dari luas wilayah keseluruhan.
D. KESIMPULAN Persen PWH digunakan untuk mengetahui kualitas PWH dari suatu jaringan jalan hutan yang telah dibuat Semakin besar nilai persen PWH maka kualitas PWH-nya semakin baik, tetapi jika persen PWH lebih dari 100%, maka jaringan jalan hutan yang telah dibuat bisa dikatakan terlalu berlebihan pembuatannya untuk luasan tertentu. E. Rumus yang di pakai dalam mencari nilai presentasi PWH yaitu E = (F/A) x 100%
F.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1996. Laporan Teknis penentuan Kelas kesesuaian Lahan Hutan. Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Kehutanan. Jakarta. Elias, 2007. Modul 2. Pelatihan Pembukaan Wilayah Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor Sukirman, Silvia, 1999. Dasar – Dasar Perencanaan Geometrik Jalan.
Penerbit Nova,
Bandung. Sukirman, Silvia, 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Penerbit Nova, Bandung. Sutanto, 2006. Pedoman Drainase Jalan Raya. Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta.