LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
IbM KELOMPOK PENYAMAKAN KULIT IKAN
Oleh: I Nyoman Dodik Prasetia, S.Si., M.Si
NIDN 0009067702
Ketua Tim Pengusul
I Gede Agus Pertama Yudantara, SE
NIDN 0026088201
Anggota Tim Pengusul
Ratna Artha Windari, SH.,M.H
NIDN 0015128302
Anggota Tim Pengusul
Dibiayai oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat nomor: 044/SP2H/KPM/DIT.LITABMAS/V/2013 tanggal 13 Mei 2013
JURUSAN BUDIDAYA KELAUTAN LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2013
RINGKASAN Indonesia sebagai negara tropis dengan perairan yang cukup luas memiliki potensi pengembangan produksi kulit hewan perairan khususnya ikan yang sangat besar. Keuntungan kedua adalah pandangan tentang kulit ikan yang masih dianggap sebagai limbah, sehingga kurang mendapatkan perhatian di dalam penanganan dan pengawetan untuk mempertahankan kesegarannya. Kelompok penyamakan kulit ikan Yeh Pasih berdiri Tahun 2010 dengan lokasi di Jalan Gajah Mada Gang X No 3F Banjar Jawa Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali (8011) Kelompok Yeh Pasih terdiri dari 25 anggota dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Terbentuknya kelompok Yeh Pasih tidak terlepas dari upaya masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik dan berusaha memanfaatkan limbah kulit ikan menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Kegiatan IbM Kelompok Penyamakan Kulit Ikan menyasar pilar-pilar pokok sebuah industri penyamakan kulit ikan sehingga dapat memiliki pondasi yang kuat meskipun dijalankan dengan skala rumah tangga. Adapun ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditrasfer adalah: 1) proses produksi penyamakan kulit ikan sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan berkuantitas tinggi secara ekonomis; 2) tata kelola manajemen produksi penyamakan kulit ikan, sehingga menjadi sebuah produksi yang berkelanjutan; dan 3) tata cara dan pengurusan hak paten terhadap proses, peralatan, dan produk penyamakan kulit ikan, sehingga kelompok dapat terlindungi secara hukum. Keseluruhan proses transfer iptek yang telah dilaksanakan dengan pola pendidikan dan pelatihan serta pendampingan yang meliputi: produksi penyamakan kulit ikan, manajemen produksi, pengurusan hak paten terhadap proses dan produk penyamakan kulit ikan.
PRAKATA Puji syukur dan segala hormat dihatur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih Setia-Nya yang tidak pernah berkesudahan memberkati hidup kami, sehingga pada saat ini laporan akhir program pengabdian kepada masyarakat dengan judul “IbM Kelompok Penyamakan Kulit Ikan” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pada kesempatan yang berbahagian ini ijinkan kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terhadap Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mempercayai program ini untuk dibiayai dan Kelompok Yeh Pasih yang telah menjadi mitra yang sangat baik bagi terlaksananya program ini. Dan semua pihak yang telah membatu pelaksanaan program ini. Adapun laporan ini sangatlah kurang sempurna secara tata penulisan yang kemungkinan besar belum dapat mewakili apa yang telah kami lakukan dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat di Kelompok Yeh Pasih, besar harapan kami adanya saran dan masukan membangun bagi kesempurnaan laporan ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ...............................................................................................
i
Halaman Lembaran Pengesahan..................................................................
ii
Ringkasan .......................................................................................................
iii
Prakata ............................................................................................................
v
Daftar Isi .........................................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
1.1. Analisis Situasi......................................................................................
1
1.2. Permasalahan Mitra ..............................................................................
2
BAB II TARGET DAN LUARAN................................................................
4
2.1. Target ....................................................................................................
4
2.2. Luaran ...................................................................................................
4
BAB III METODE PELAKSANAAN .........................................................
5
3.1. Waktu dan Tempat ................................................................................
5
3.2. Metode Pelaksanaan .............................................................................
6
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ......................................
8
4.1. Kualifikasi Tim Pelaksana Kegiatan .....................................................
8
4.2. Pembagian Tugas Tim Pelaksana Kegiatan ..........................................
9
BAB IV HASIL YANG DICAPAI................................................................
10
5.1. Pendidikan dan Pelatihan Produksi Penyamakan Kulit Ikan ................
11
5.2. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Produksi ...................................
11
5.3. Pendidikan dan Pelatihan Hak Paten Produk ........................................
12
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
14
LAMPIRAN....................................................................................................
17
DAFTAR LAMPIRAN Halaman DOKUMENTASI KEGIATAN ....................................................................
16
MATERI PELATIHAN ................................................................................
19
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi Industri perkulitan dalam beberapa waktu ini memiliki peningkatan nilai ekspor, dimana dalam periode tahun 2003 – 2005 saja terjadi peningkatan yaitu dari US$ 71,857,324 menjadi US$ 103,400,194 pada tahun 2005 (BPS, 2007). Industri perkulitan merupakan sumber devisa dan menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup luas. Untuk saat ini di Indonesia usaha penyamakan masih terbatas usaha penyamakan kulit hewan darat, sedangkan kulit hewan perairan masih sangat sulit ditemukan. Indonesia sebagai negara tropis dengan perairan yang cukup luas memiliki potensi pengembangan produksi kulit hewan perairan khususnya ikan yang sangat besar. Keuntungan kedua adalah pandangan tentang kulit ikan yang masih dianggap sebagai limbah, sehingga kurang mendapatkan perhatian di dalam penanganan dan pengawetan untuk mempertahankan kesegarannya. Bahan baku kulit ikan mentah di Daerah Bali pada saat ini berasal dari 23 industri fillet ikan di Kawasan Benoa, Bali. Setiap industri rata-rata menghasilkan sekitar 15 – 20 kg limbah kulit ikan setiap harinya, sehingga setiap hari akan terdapat 345 kg atau setara dengan 690 – 920 lembar limbah kulit ikan yang dapat diolah dalam produksi penyamakan (Prasetia, 2012). Sebuah potensi sumberdaya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan dengan produksi penyamakan kulit ikan. Peningkatan nilai tambah dari hasil pengelolaan kulit ikan tersamak dapat mencapai 30 – 60%, sebagai contoh harga kulit ikan kakap dan kerapu berukuran lebar 12 – 15 cm yang sudah disamak mencapai Rp. 25.000,-. Sedangkan harga tas dan sepatu kulit ikan yang diproduksi oleh pengerajin Tanggulangin, Sidoarjo dan Semarang adalah Rp. 150.000,sampai Rp. 300.000,- (Irianto, dkk, 2007) Kelompok penyamakan kulit ikan Yeh Pasih berdiri Tahun 2010 dengan lokasi di Jalan Gajah Mada Gang X No 3F Banjar Jawa Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali (8011) Kelompok Yeh Pasih terdiri dari 25 anggota dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Terbentuknya kelompok Yeh Pasih tidak terlepas dari upaya masyarakat untuk
meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik dan berusaha memanfaatkan limbah kulit ikan menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Kelompok Yeh Pasih didirikan oleh Bapak Nyoman Adi Aryana yang beralamat di Jl. Gajah Mada Gang X No 3B, Singaraja yang merupakan mitra yang akan diajak bekerjasama dalam program IbM Kelompok Penyamakan Kulit Ikan.
Bapak Nyoman Adi Arnyana
merupakan sosok yang kreatif dan inovatif serta jeli melihat besarnya peluang usaha di penyamakan kulit ikan ini. Kemampuan beliau dalam penyamakan kulit ikan diperoleh secara otodidak dan mempelajari sumber-sumber belajar secara online. Namun pada saat ini Kelompok Yeh Pasih hanya mampu memproduksi penyamakan kulit ikan berskala kecil. Produksi dilakukan dengan standar minim pengetahuan yang dimiliki sehingga produk yang dihasilkan masih sangat terbatas dari segi kuantitas. Sasaran mitra yang kedua adalah Putu Ary Dharmayanti, merupakan sosok anak muda yang kreatif yang mampu menuangkan ide-idenya dalam sebuah produk bernilai ekonomis tinggi. Semangat muda Putu Ary Dharmayanti diharapkan mampu menjadi motivasi dan semangat baru bagi kelompok dalam mengembangkan usaha penyamakan kulit ikan, khususnya dalam bidang manajemen produksi. Karena secara manajemen usaha Kelompok Yeh Pasih menerapkan sistem kerja yang dilakukan secara sederhana. Tidak ada pembukuan yang jelas tentang berapa alat dan bahan yang sudah dihabiskan untuk produksi, serta berapa keuntungan yang sudah didapatkan. Manajemen kelompok ini hanya berdasarkan perkiraan belaka tanpa memperhitungkan aspek – aspek pembiayaan produksi yang berkelanjutan.
1.2. Permasalahan Mitra Permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok Yeh Pasih adalah masalah produksi dan manajemen usaha dalam penyamakan kulit ikan, meliputi: 1. Dalam proses produksi Kelompok Yeh Pasih masih menggunakan teknologi dan alat produksi secara manual sehingga kuantitas produksi sangatlah minimal. Produksi secara manual juga berakibat pada waktu proses pengerjaan yang lama, banyaknya kerusakan bahan, kualitas produk yang tidak seragam, dan biaya produksi yang tinggi. 2. Secara manajemen Kelompok Yeh Pasih mengalami beberapa kendala seperti: pembukuan produksi yang tidak tertata dengan baik, sehingga kelompok terkadang tidak mengetahui keuntungan atau kerugian dari produk yang dibuatnya. Sistem
produksi made to order (produksi berdasarkan pesanan) yang diterapkan kelompok memberikan kelemahan kurangnya kuantitas hasil produksi yang dihasilkan dan konsumen tidak dapat melihat langsung produk-produk yang diinginkan. 3. Secara perlindungan terhadap kekayaan akan hak intelektual Kelompok Yeh Pasih masih sangat awam, sehingga kelompok tidak mengetahui apa yang menjadi hak-hak mereka terhadap paten: proses produksi, alat-alat produksi, sampai kepada hasil produksi yang dihasilkan.
BAB II TARGET DAN LUARAN 2.1. Target Target pengabdian pada masyarakat adalah Kelompok Yeh Pasih didirikan oleh Bapak Nyoman Adi Aryana yang beralamat di Jl. Gajah Mada Gang X No 3B, Singaraja yang merupakan mitra yang akan diajak bekerjasama dalam program IbM Kelompok Penyamakan Kulit Ikan. Adapun mitra pengabdian adalah Bapak Nyoman Adi Arnyana merupakan sosok yang kreatif dan inovatif serta jeli melihat besarnya peluang usaha di penyamakan kulit ikan ini. Sasaran mitra yang kedua adalah Putu Ary Dharmayanti, merupakan sosok anak muda yang kreatif yang mampu menuangkan ide-idenya dalam sebuah produk bernilai ekonomis tinggi. Semangat muda Putu Ary Dharmayanti diharapkan mampu menjadi motivasi dan semangat baru bagi kelompok dalam mengembangkan usaha penyamakan kulit ikan, khususnya dalam bidang manajemen produksi.
2.2. Luaran Luaran dari pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat kelompok penyamakan kulit ikan Yeh Pasih adalah: 1. Peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produk penyamakan kulit ikan dengan menggunakan teknologi dan alat penyamakan kulit yang lebih baik. 2. Peningkatan pengetahuan dan daya kelola sebuah usaha produksi penyamakan kulit ikan dengan tatanan manajemen yang baik dan benar. 3. Adanya pengakuan intelektual terhadap proses dan hasil karya seni produk – produk penyamakan kulit ikan berupa hak paten merk dan produk.
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, dimulai dari 20 Mei sampai dengan 30 Nopember 2013. Tempat pelaksanaan kegiatan di Kelompok Yeh Pasih yang beralamat di Jl. Gajah Mada Gang X No 3B, Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
PETA DESA PANTAI KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG
DE SA PENARUK AN
Lokasi P2M Banjar Jawa
DE SA KAMP UNG BARU DE SA KAMP UNG BUG IS DE SA KAMP UNG ANYAR DE SA KALIUNTU
DESA BANYUNING
DE SA BANYUA SRI
KECAMATAN BULELENG DE SA BAK TISERAG A DE SA PEMA RON
DE SA TUK AD MUNG G A
DE SA ANT URA N
DE SA KALIBUBUK
N
1
0
1 Kilometer s
Gambar 1. Lokasi Pengabdian Masyarakat
3.2. Metode Pelaksanaan Solusi yang ditawarkan dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini adalah pendekatan secara produksi dan manajemen. Kegiatan ini akan terbagi menjadi: 1. Secara produksi hal yang akan ditransfer berupa peningkatan pengetahuan tentang proses produksi penyamakan kulit ikan sehingga terdapat peningkatan proses produksi menjadi lebih baik. Transfer pengetahuan ini akan dilaksanakan dengan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tentang penyamakan kulit ikan dan penyempurnaan alat produksi. 2. Secara manajemen produksi akan dilaksanakan pelatihan dan pendampingan dalam pengelolaan manajemen produksi sehingga terwujud sebuah tatanan pengelolaan produksi penyamakan ikan yang baik. 3. Dalam rangka peningkatan daya saing produk penyamakan kulit ikan dan melindungi kelompok dari unsur – unsur plagiatisme, kelompok akan dibekali dengan pelatihan dan pendampingan dalam hak paten produk. Dengan ini diharapkan ada penghargaan terhadap produk – produk yang diciptakan. Untuk dapat memenuhi target solusi yang ditawarkan maka dalam program IbM Kelompok Penyamakan Kulit Ikan disasar pilar-pilar pokok sebuah industri penyamakan kulit ikan sehingga nantinya dapat memiliki pondasi yang kuat meskipun dijalankan dengan skala rumah tangga. Adapun ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditrasfer adalah: 1) proses produksi penyamakan kulit ikan sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan berkuantitas tinggi secara ekonomis; 2) tata kelola manajemen produksi penyamakan kulit ikan, sehingga menjadi sebuah produksi yang berkelanjutan; dan 3) tata cara dan pengurusan hak paten terhadap proses, peralatan, dan produk penyamakan kulit ikan, sehingga kelompok dapat terlindungi secara hukum.
Diklat dan Pendampingan Teknologi Penyamakan Kulit Ikan kepada Bapak Nyoman Arnaya
Persiapan Produksi Penyamakan Kulit Ikan Kelompok Yeh Pasih
Diklat dan Pendampingan Hak Paten terhadap Proses, Peralatan dan Hasil Produk
Proses Produksi Penyamakan Kulit Ikan Teknologi dan Manajemen Tepat
Hasil Produk dengan Kualitas dan Kuantitas Tinggi serta Berkekuatan Hukum
Diklat dan Pendampingan Manajemen Penyamakan Kulit Ikan kepada Putu Ary Dharmayanti
Bagan 1. Transfer IbM Kelompok Penyamakan Kulit Ikan Keseluruhan proses transfer iptek ini dilaksanakan dengan pola pendidikan dan pelatihan yang meliputi: produksi penyamakan kulit ikan, manajemen produksi, pengurusan hak paten terhadap proses dan produk penyamakan kulit ikan.
Pendidikan dan pelatihan ini juga
disertai dengan pendampingan terhadap proses produksi dan manajemen produk, sehingga diharapkan kegiatan kelompok penyamakan kulit ikan Yeh Pasih ini dapat berjalan secara berkesinambungan dan meningkatkan perekonomian anggotanya.
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1. Kualifikasi Tim Pelaksana Kegiatan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) memiliki motivasi kuat dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat melalui berbagai pusat layanan yang dimilikinya, antara lain Pusat Layanan Pendidikan Sekolah dan Masyarakat, Pusat Layanan Penerapan IPTEK dan Dampak Lingkungan, Pusat Layanan KKN dan KKL, dan Pusat Layanan Kewirausahaan dan Konsultasi Bisnis. Jumlah kegiatan P2M dosen UNDIKSHA dalam kurun waktu 3 tahun terakhir meliputi 230 judul yang didanai oleh PT sendiri, 15 dari Kemendiknas/Kementrian terkait, dan 8 judul dibiayai institusi dalam negeri di luar Kemendiknas. Jumlah dosen yang terlibat PKM dalam kurun waktu 3 tahun terakhir 700 orang dari PT sendiri, 49 dari Kemendiknas, dan 24 dari institusi dalam negeri di luar Kemendiknas. Selama kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir, LPM telah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan pengabdian dengan memberdayakan potensi stakeholder dan masyarakat sekitar. Berdasarkan data base LPM tahun 2011, terdapat 57 kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah berhasil dilaksanakan baik dengan pendanaan dari DIPA lembaga maupun dari DP2M Dikti dengan besaran dana Rp.5.000.000,- sampai dengan Rp. 100.000.000,-. Berdasarkan capaian yang diperoleh LPM Undiksha dapat dikategorikan sebagai bentuk kinerja yang sangat membanggakan dan akan semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerja LPM kedepannya. Tim pelaksana program pengabdian pada masyarakat kelompok penyamakan kulit ikan Yeh Pasih merupakan staf dosen di Universitas Pendidikan Ganesha yang benar-benar sudah memahami secara teoritis dan maupun praktis tentang proses pasca panen produk penyamakan kulit ikan, manajemen produksi, dan pendampingan hukum terhadap hak paten suatu produk kekayaan intelektual. Hal ini dapat dilihat dari pendidikan formal dan bidang tugas yang diemban saat ini secara langsung menyentuh persoalan-persoalan yang akan diatasi dalam pendampingan kelompok Yeh Pasih.
Tim pengabdian pada masyarakat kelompok penyamakan kulit ikan Yeh Pasih terdiri dari: a. Ketua Tim Pelaksana Nama
: I Nyoman Dodik Prasetia, S.Si.,M.Si
Ijazah S-1
: Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Udayana
Ijazah S-2
: Konsentrasi Biologi Laut dan Perikanan, Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Udayana
b. Anggota Tim Pelaksana Nama
: Agus Pertama, SE
Ijazah S-1
: Jurusan Ekonomi, FE, Universitas Brawijaya Malang
c. Anggota Tim Pelaksana Nama
: Ratna Artha Windari, SH, MH
Ijazah S-1
: Jurusan Hukum, FH, Universitas Brawijaya Malang
Ijazah S-2
: Ilmu Hukum, Magister Hukum, Universitas Udayana
4.2. Pembagian Tugas Tim Pelaksana Kegiatan Dalam rangka kelancaran dan kesuksesan kegiatan pengabdian pada masyarakat kelompok Yeh Pasih, maka dilaksanakanlah pembagian tugas sebagai berikut: 1. Ketua Tim Pelaksana secara umum akan bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan seluruh tahapan kegiatan mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pelaporan hasil pengabdian pada masyarakat. Dalam pelaksanaan diklat proses produksi penyamakan kulit sebagai ahli dalam bidang pasca panen I Nyoman Dodik Prasetia, S.Si.,M.Si, akan memberikan materi dan pendampingan dalam proses produksi. 2. Anggota tim pelaksana Agus Pertama, SE sebagai ahli manajemen akan bertanggung jawab memberikan materi dan pendampingan terhadap kelompok Yeh Pasih dalam pengelolaan manajemen produksi yang baik dan benar. 3. Ratna Artha Windari, SH.,MH sebagai anggota tim pelaksana bertanggung jawab memberikan materi dan pendampingan terhadap kelompok Yeh Pasih berkaitan dengan hak paten produk
BAB V HASIL YANG DICAPAI Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat “IbM Kelompok Penyamakan Kulit Ikan” pada Kelompok Yeh Pasih yang telah dilaksanakan program yaitu: pendidikan dan pelatihan produksi penyamakan kulit ikan, manajemen produksi, dan pengurusan hak paten produk kerajinan kulit ikan. Hal yang masih berlangsung sampai saat ini adalah pendampingan kelompok dalam hal manajemen produksi dan pengurusan hak paten produk. Pada tahap awal pelaksanaan program dilaksanakan kegiatan berupa perancangan disain dan kegiatan diklat, persiapan tutor, persiapan alat dan bahan, dan sosialisasi dan koordinasi dengan peserta. Perancangan disain dan kegiatan diklat dilaksanakan bersama tim pengusul didasari oleh analisi situasi yang dibuat berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok yeh pasih. Perancangan ini dilaksanakan pada akhir bulan Mei dan awal Juni 2013 yang juga melibatkan peran serta aktif peserta program pengabdian kepada masyarakat untuk membuat skala prioritas program yang dilaksanakan. Perencanaan ini berjalan dengan sangat baik berkat peranan aktif tim pelaksana dan peserta yang menjadi mitra program. Persiapan tutor dan instruktur dilaksanakan pada awal kegiatan untuk mematangkan kembali program – program yang akan dilaksanakan kepada mitra, sehingga terjadi sinergi yang baik dalam kegiatan ini. Persiapan tutor dan instruktur ini meliputi: mencetak materi pelatihan untuk diklat penyamakan kulit ikan, manajemen produksi, dan pengurusan hak paten produk. Persiapan yang dilaksanakan berikutnya berupa persiapan alat dan bahan yang dilaksanakan dengan pembelian: peralatan pelatihan penyamakan kulit ikan, bahan pelatihan penyamakan kulit ikan, bahan pelatihan manajemen produksi, dan bahan pelatihan hak paten produk penyamakan kulit ikan. Dalam rangka penyamaan persepsi dan waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di kelompok penyamakan kulit ikan Yeh Pasih, maka dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan koordinasi dengan peserta. Hal ini dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan waktu dalam pelaksanaan program, sangat disyukuri peserta kegiatan sangat antusias dalam menerima sosialisasi program sehingga tidak ada halangan yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan ini.
5.1. Pendidikan dan Pelatihan Produksi Penyamakan Kulit Ikan Pada dasarnya pendidikan dan pelatihan produksi penyamakan kulit ikan yang diberikan kepada Bapak Ir. Nyoman Adi Arnaya dari Kelompok Yeh Pasih bersifat sharing informasi dan teknologi karena apa yang sudah dilaksanakan beliau selama ini sudah sangat bagus tetapi terkadang masih menggunakan peralatan manual. Semangat dan kreatifitas dari Bapak Nyoman membuahkan banyak ide-ide inovatif baru dalam pelatihan ini, sehingga diharapkan di masa mendatang usaha penyamakan kulit ikan yang dikelola beliau semakin berkembang. Pendidikan dan pelatihan produksi penyamakan kulit ikan yag dilaksanakan pada saat ini masih menitik beratkan pada produksi bahan setengah jadi, dalam artian kulit ikan diolah dengan teknik penyamakan sampai siap dipakai sebagai bahan baku industri kreatif selanjutnya.
Meskipun dalam perjalanan program dicoba dilakukan pengolahan bahan
setegah jadi ini menjadi produk – produk kreatif seperti sepatu, dompet, ikat pinggang, dan produk kreatif lainnya. Pendidikan dan pelatihan penyamakan kulit ikan ini dilaksanakan pada tanggal 14, 15, dan 16 Juni 2013, bertempat di sekretariat Kelompok Penyamakan Kulit Ikan Yeh Pasih, Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali. Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan melalui metode praktek langsung pengolahan bahan baku kulit ikan sehingga siap menjadi bahan dasar produk kreatif selanjutnya. Dalam pelaksanaan diklat ini tidak ditemukan kendala yang berarti karena respon yang sangat bagus dari Bapak Nyoman Adi Arnaya dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan ini.
5.2. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Produksi Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 Juni 2013, dengan peserta Putu Ary Dharmayanti dari Kelompok Yeh Pasih yang diberikan oleh Bapak
I Gede Agus Pertama
Yudantara, SE. Kegiatan berjalan dengan baik dan lancar karena respon yang bagu dari peserta terhadap materi yang diberikan. Hal positif yang lain adalah ada beberapa anggota dari Kelompok Yeh Pasih yang ikut dalam diklat ini, sehingga diharapkan dengan materi
yang di dapatkan ini mampu memperbaiki sisi manajemen produksi khususnya administrasi bagi kelompok.
5.3. Pendidikan dan Pelatihan Hak Paten Produk Pendidikan dan Pelatihan Hak Paten Produk dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2013 bertempat di sekretariat kelompok Yeh Pasir yang diikuti oleh anggota kelompok dengan pemateri Ibu Ratna Artha Windari, SH.,MH. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anggota kelompok tentang pentingnya melindungi karya – karya yang dihasilkan, sehingga terhindar dari klaim pihak lain akan karya yang dibuat. Pelaksanaan diklat berjalan dengan lancar dan baik terlihat dari besarnya perhatian dari anggota kelompok dalam menyimak serta memperhatikan materi-materi yang disampaikan. Sesuai hasil kesepakatan dengan anggota kelompok pendampingan selanjutnya yang akan dilaksanakan adalah pengurusan hak paten produk yang dalam hal ini akan dipatenkan berupa merk dagang YEH PASIH, supaya dapat berkekuatan hukum dan menjadi hak kekayaan intelektual bagi kelompok. Hal ini dilakukan untuk melindungi produk-produk kreatif yang akan dihasilkan oleh kelompok dikemudian hari.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat “IbM Kelompok Penyamakan Kulit Ikan” di Kelompok Yeh Pasih, Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, adalah: 1. Tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra program pengabdian kepada masyarakat memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat dari diklat produksi penyamakan kulit ikan, manajemen produksi, dan hak paten produk dapat berjalan dengan baik 2. Pelaksanaan program mampu menghasilakan luaran-luaran yang diharapkan oleh program pengabdian kepada masyarakat ini, kecuali pengurusan hak paten merk dagang “Yeh Pasih” masih harus melalui proses pendaftaran.
6.2. Saran Tingginya kreatifitas kelompok penyamak kulit ikan dalam memproduksi produkproduk kreatif diharapkan mendapatkan perhatian khusus, sehingga menjadi keberlanjutan program dari kegiatan “IbM Kelompok Penyamakan Kulit Ikan” yang saat ini hanya sampai pada produksi bahan setengah jadi produk olahan dari bahan dasar kulit ikan
DAFTAR PUSTAKA Irianto,Hari Eko., Nur Retnowati, Nurul Hak. 2007. Prospek Pengembangan Penyamakan Kulit Ikan. Squalen Vol. 2 No 1 Juni 2007. Jakarta Tambunan, P. R. 2002. Penyamakan Kulit Ikan Kakap dan Ikan –Ikan Sejenis. Pusat Riset Pengolahan Produk an Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Lampiran 1
Gambar 1. Kelompok Penyamakan Kulit Ikan “Yeh Pasih”
Gambar 2. Pembangunan Loka Penyamakan Kulit Ikan
Gambar 3. Mesin Penyamakan Kulit Ikan
Gambar 4. Produk Penyamakan Kulit Ikan
Gambar 5. Produk Kreatif Berbahan Kulit Ikan
Gambar 6. Produk Kreatif Berbahan Kulit Ikan
Lampiran 2. Materi Proses Penyamakan Kulit Ikan Proses Penyamakan Kulit Ikan dibagi dalam beberapa tahapan proses yaitu : 1. Tahap Persiapan Tahapan persiapan meliputi beberapa kegiatan berikut 1.1. Pengawetan dengan penggaraman Bahan baku yang digunakan adalah kulit ikan mentah limbah industri fillet yang terdapat di sentra industri fillet ikan pelabuhan Tanjung Benoa Bali. Tanjung Benoa Bali berlokasi kurang lebih 120 km dari lokasi produksi yaitu Banjar Jawa Singaraja Buleleng Bali. Karena lokasi produksi yang berjauhan dengan sumber bahan baku, maka diperlukan pengawetan bahan baku selama perjalanan agar tidak terjadi kerusakan bahan baku yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Pengawetan dilakukan dengan cara penggaraman, teknik pengawetan ini dipilih karena merupakan teknik yang paling murah, mudah, sederhana, dan efektif. Penggunaan garam sangat efektif untuk mengurangi aktifitas mikrobia pembusuk sehingga dapat menjaga kualitas kulit bahkan tanpa penyimpanan dalam pendingin. Penggaraman dilakukan langsung di lokasi pengambilan bahan baku, diikuti dengan pengemasan bahan baku menggunakan box stereo foam. 1.2. Transportasi Transportasi bahan baku dilakukan dari pelabuhan Tanjung Benoa Bali ke lokasi produksi dengan menggunakan mobil bak. Sarana yang dimanfaatkan adalah agen jasa pengiriman barang dari Denpasar ke Singaraja. Waktu perjalanan untuk 120 km adalah sekitar 3 jam perjalanan. Bahan baku diambil pada pagi hari (pembuangan limbah pertama) untuk langsung diproses setelah sampai ke lokasi produksi. 1.3. Sortasi Sortasi dilakukan setelah bahan sampai di lokasi produksi. Kulit ikan yang digunakan bersumber dari berbagai macam ikan yang memiliki karakter yang sangat spesifik dan bervariasi dikarenakan perbedaan jenis ikan. Proses penyamakan berlangsung dalam larutan yang homogen, bila kualitas bahan baku memiliki tingkat keragaman yang tinggi, kualitas produk yang dihasilkan akan beragam. Untuk memperoleh kualitas produk yang seragam, sangat diperlukan seleksi bahan baku. Bahan baku yang masuk dalam satu batch proses penyamakan diusahakan memiliki kualitas seseragam mungkin untuk memperoleh output dengan kualitas yang seragam. Pemisahan atau seleksi dilakukan terutama berdasarkan jenis ikan (kulit
kakap, kulit tuna, kulit ikan mahi-mahi), ukuran kulit, dan tingkat kecacatan kulit (adanya pengapalan, busuk, robek, rajah yang rusak, berlubang, dan sebagainya). Sortasi selain untuk memisahkan bahan berdasarkan karakteristiknya, juga dilakukan untuk memisahkan bahan yang akan diproses dan bahan yang akan disimpan. 1.4. Fleshing (Pemisahan daging) Fleshing adalah proses penghilangan daging. Daging disini yang dimaksud adalah potongan daging berukuran besar yang menempel pada kulit. Daging yang berukuran besar ini dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi proses produksi karena menambah massa bahan baku sehingga kebutuhan bahan pembantu (bahan kimia) menjadi lebih besar dan menghambat masuknya bahan-bahan penyamak kedalam serat kulit. Proses penghilangan daging dalam hal ini dilakukan secara hatihati dengan menggunakan pisau tumpul dan alas karet agar tidak terjadi kerusakan kulit. Potongan daging yang masih melekat dalam ukuran kecil yang sulit dihilangkan akan dihilangkan setelah proses liming atau pengapuran. Daging yang berukuran besar juga dapat diolah menjadi produk samping misalnya untuk bahan baku abon ikan atau kecap ikan, karena kondisi bahan yang masih segar dan kualitas ikan yang baik (kualitas ikan fillet ekspor) maka daging ini layak dikonsumsi. 1.5. Pengawetan dan Penyimpanan Pengawetan bahan baku perlu dilakukan sebelum penyimpanan. Pengawetan bahan dilakukan dengan menggunakan garam sebagai bahan pengawet. Kulit ikan dengan penggaraman yang cukup dapat bertahan sampai 3 bulan tanpa penyimpanan dalam ruang pendingin. Pengawetan ini dipilih karena sangat efektif, ramah lingkungan, murah, dan tidak merusak bahan. 1.6. Penimbangan Penimbangan dilakukan setelah semua bahan diseleksi dan dikelompokkan. Satu kelompok akan diproses bersamaan dalam satu batch proses. Penimbangan bahan baku yang dikelompokkan dalam 1 batch proses sangat penting dilakukan untuk menentukan komposisi bahan kimia (bahan pembantu) yang dilakukan dalam proses penyamakan yang didefinisikan dalam persen dari berat bahan baku. Berat bahan baku awal ini akan digunakan untuk menentukan formula bahan kimia yang digunakan dari awal sampai akhir produksi.
2. Proses Pengerjaan Basah (Beam House) Proses produksi penyamakan kulit dilakukan dengan bahan baku kulit ikan mentah dan bahan kumia penyamakan sebagai bahan pembantu. Prinsip penyamakan kulit adalah menghilangkan bagian kulit mentah yang bukan kolagen, lalu mereaksikan kolagen yang tersisa dengan bahan penyamak, kemudian untuk meningkatkan kenyamanan pakai ditambahkan bahan pembantu lain seperti minyak, pewarna dan pengisi. Setiap tahapan dalam proses berkaitan satu sama lainnya. Kualitas output dari suatu tahapan proses sangat ditentukan oleh output dari tahapan proses yang sebelumnya sehingga untuk memperoleh hasil dengan kualitas yang tinggi, kualitas proses produksi di setiap tahapan proses harus diperhatikan. Tahap pretaning intinya adalah untuk menyiapkan kulit menuju proses selanjutnya yaitu proses penyamakan. Tahapan-tahapan pada Pretanning adalah : 2. 1. Proses Perendaman (Soaking) Proses perendaman ditujukan untuk mengembalikan air kulit yang hilang selama proses pengawetan, sehingga kadar air kulit mendekati atau sama dengan kadar air kulit segar (green state). Disamping itu juga dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran lain yang melekat, misalnya darah, kotoran hewan, tanah dan lain-lain. Maksud dari proses perendaman adalah untuk menyiapkan kulit untuk menerima pelaksanaan proses berikutnya. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut : Air 300-500% Garam 8-10% untuk menghasilkan larutan garam 70-100Be Larutan diputar dalam drum selama 3 menit kemudian ditambahkan 5gr Soda Ash per liter air 0,3% Surfactant 0,5% Kaporit Diputar 1 menit setiap 1 jam selama 3 kali kemudian didiamkan semalam (overnight), dan dibilas 2. 2. Proses Pengapuran (Liming) Proses pengapuran ditujukan untuk menghilangkan zat-zat kulit yang tidak diperlukan, menghilangkan atau mempermudah melepasnya lapisan subkutis dari kutisnya. Pada proses pengapuran pada umumnya menggunakan kapur, Na2S, NaSH beberapa garam amine seperti dimetil amin, enzyme dan lain-lain serta
bahan pembantu mempercepat pembekakan kulit seperti NaOH, Na2CO3 ataupun ammonia. Teknik pengapuran yang dilakukan adalah teknik pengapuran dengan menggunakan drum. Formulanya adalah sebagai berikut : 400 – 500%
air
0,3gr
caustic soda/liter air
Putar 1 menit setiap ½ jam, setelah 4 jam tambah 0,3 gr
caustic soda /liter larutan
Putar 1 menit setiap ½
jam, selama 4 jam. Biarkan kulit terendam dalam larutan
semalaman (overnight), besok pagi, tambahkan 0,6
gr caustis soda /liter larutan
Putar beberapa saat, setelah 1 – 2 jam bilas dan bersihkan sisik-sisik kulit ikan 2. 3. Proses Pelunturan (Bleaching) Proses Bleaching hanya dilakukan jika pada kulit terdapat bintik-bintik atau pigmen yang ingin dihilangkan, atau bila kulit akan diwarnai dengan bahan pewarna sehingga menghasilkan warna yang berbeda. Jika diinginkan warna alami (natural/tanpa pewarnaan), tahapan ini dapat dihilangkan. 2. 4. Proses Buang Lemak (Degreasing) Proses buang lemak ditujukan untuk menghilangkan lemak alami kulit karena lemak tersebut dapat menghalangi membukanya kolagen dan masuknya bahan kimia kedalam kulit. Selain itu lemak juga dapat mengurangi daya adhesi larutan finishing sehingga sulit menempel ataupun tidak rata cat tutupnya. Metode degreasing dilakukan secara saponifikasi. Saponifikasi pada umumnya menggunakan alkali, sehingga lemak akan terhidrolisa menjadi gliserin dan asam lemak, lalu asam lemak akan tersabunkan. Bahan dan proses degreasing: Air
: 100-200 %
Eusaphon OD, (surfaktan)
: 0,5-1 %
Common salt, NaCl
: 30%
Kulit ikan dimasukkan dalam larutan diatas dan didiamkan selama 60 menit. 2. 5. Proses Pengasaman (Pickling) Proses pengasaman bertujuan untuk mempersiapkan kulit agar siap menerima proses selanjutnya, yaitu dengan menyesuaikan pH kulit dengan pH
bahan penyamak yang akan digunakan, disamping itu untuk menghentikan kerja enzim dari proses bating, mencegah timbulnya bakteri pembusuk dan menghilangkan flek-flek pada kulit. Bahan dan proses plicing : Air
: 100 %
Common salt, NaCl
: 10 %
Putar 10 menit Pickle OIL
: 0,5 %
Putar 30 menit Acetic Acid (asam asetat), CH3COOH : 1 % Ditambahkan secara bertahap 3x dengan selang waktu 15 menit, diputar terus sampai pH 3-3,5 penampang melintang (Ø) berwarna kuning dengan BCG. 3. Tahap Tanning (Vegetable-SynTan) Inti dari proses tanning adalah memasukkan bahan penyamak ke dalam serat kulit Penyamakan adalah suatu proses merubah kulit mentah yang tidak stabil terhadap pengaruh luar menjadi kulit tersamak yang stabil atau tahan terhadap pengaruh luar seperti adanya bakteri, aksi zat kimia dan perlakuan fisis seperti tarikan, gesekan, tekukan, panas dan lain-lain. Bahan kimia yang biasa digunakan adalah bahan penyamak mineral, nabati, sintetik, aldehid, resin dan minyak. Dari keenam jenis bahan penyamak ini yang akan kami gunakan dalam proses penyamakan adalah kombinasi antara bahan penyamak nabati dan sintetis. Adapun formulanya adalah sebagai berikut : Sebelum penyamakan kulit direndam selama 30 menit dalam drum yang berisikan: Air 100%, Basintan DLX (sintetic Tanning agent) 4%, setelah 30 menit kemudian dilakukan penyamakan ulang (retanning) dengan komposisis bahan penyamak sebagai berikut : Air 50%, Vegetable tanning agent 20% , Basintan DLX (sintetic Tanning agent) 20%. Kemudian dicuci bersih dan di lakukan penyamakan lagi menggunakan 3 porsi bahan penyamak diatas dengan waktu jeda 1 jam. Dibiarkan semalaman kemudian dibilas pagi harinnya, dan seterusnya sampai 2 hari. Dalam penyamakan nabati (vegetable), bahan penyamak (tanning agent) yang digunakan dalam tahapan proses tanning (penyamakan) berbeda-beda tergantung warna produk yang diinginkan karena masing-masing bahan penyamak nabati membawa zat warna alami tersendiri.
Berikut ini adalah table bahan penyamak nabati dan warna yang dihasilkan : Warna yang dihasilkan dari Penyamakan Nabati Bahan Penyamak Warna yang dihasilkan Mimosa (Akasia) Kuning s/d Merah Valonia (Oak) Pale Brown Quebraco Merah s/d Coklat Sumach (Cecilia) Pale Greenis s/d Yellow Chesnut Medium Brown Selain bahan-bahan tersebut, warna alami juga dapat diperoleh dari bahan teh (coklat muda sampai tua), gambir (burgundy), sabut kelapa, buah pinang, dan manggis. 4. Tahap Post tanning Proses ini meliputi netralisasi, pengecatan dasar, peminyakan dan pemeraman, adapun urutan prosesnya adalah sebagai berikut : 4. 1.
Netralisasi Proses ini ditujukan untuk mengontrol afinitas kulit dengan bahan anionik, terutama dyestuff dan emulsi minyak, anionik dengan mengatur muatan elektrostatiknya. Disamping itu juga bertujuan untuk menetralkan asam bebas baik yang berasal dari proses pengasaman maupun dari hidrolisis bahan penyamak. Bahan dan proses netralisasi : Air
: 200 %
Na-Formiat
: 1 % diputar 30 menit
Soda
: 1,5 %
diputar 60 menit pH 5-6,5 dicek penampang melintangnya (Ø) berwarna biru dengan BCG Indikator. 4. 2.
Pewarnanan (dyeing) Pengecatan dasar betujuan unutk memberikan warna pada kulit agar menjadi lebih menarik. Cat yang digunakan adalah cat alam (berasal dari tumbuhtumbuhan). Bahan dan proses dyeing : Air hangat (45 0C) :100 % Auxiliary dyestuff : 2 % putar 15 menit Cat asam
: 2 % diputar 60 menit cek penampang melintangnya (Ø) warna
tembus HCOOH (1:10)
: 0,5 % diputar 30 menit
4. 3.
Top dyes
: 1 % diputar 30 menit
HCOOHs
: 0,5-1 % diputar 30 menit
Perminyakan (fatliquoring) Perminyakan bertujuan untuk memberikan pelican pada jaringan kulit sehingga kulit menjadi tahan terhadap tarikan dan elastic, menambah daya tahan kulit tehadap air, dan menjaga agar serat-serat kulit tidak lengket satu dengan lainya, sehingga kulit menjadi lunak dan mudah ditekuk. Bahan dan proses fatliquoring: Air ( 40 °C )
: 100 %
Lipoderm Liquor PN
: 2-4%
Kulit dimasukkan dalam drum yang berisikan campuran bahan diatas dan didiamkan selama 45 menit. 4. 4.
Pemeraman (aging) Pemeraman dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi-reaksi yang terjadi dalam kulit setelah beberapa perlakuan proses kimiawi, pada umumnya kulit hanya ditumpuk selama satu malam.
4. 5.
Pengeringan (drying) Pengeringan bertujuan unutk mengurangi kadar air bebas dalam kulit, cara pengeringan dapat dilakukan seperti dengan penjemuran sinar matahari, pengeringan dengan oven maupun dikering anginkan saja.
4. 6.
Pelemasan ( staking ) dan pementangan ( toggling ) Akibat dari proses pengeringan, kulit akan menjadi kaku, maka perlu dilakukan pelemasan dengan menggosokan dan menarik ujung-ujung kulit pada bagian pipih berkali-kali hingga kulit menjadi lemas. Penggosokan dilakukan pada bagian daging kulit agar bagian rajah kulit tidak rusak oleh gosokan. Pelemasan menggunkan mesin pelemas, kemudian kulit dipentang menggunakan papan pentang selama minimal 2 jam, dan kulit siap di finish.
5. Tahap Finishing Proses penyelesaian kulit merupakan tahapan akhir dari seluruh proses pengolahan kulit, oleh karenanya proses ini sangat penting dan menentukan mutu kulit jadinya. Unsur utama larutan finishing dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu :
5. 1.
Film forming material, bisa disebut binder berfungsi sebagai perekat dan pembentuk lapisan film pada kulit. Dalam penggunaan pada umumnya campuran dari casein binder, resin akrilik, poliuretan dan nitrosellulosa.
5. 2.
Pewarna, digunakan pada larutan penyelesaian dengan maksud meningkatkan ketajaman warna, meningkatkan kerataan warna sehingga penampilan lenbih menarik
5. 3.
Pelarut, digunakan unutk melarutkan semua bahan finishing yang digunakan. Digunakan dua macam pelarut yaitu pelarut air dan pelarut organic.
5. 4.
Additive atau bahan pembantu, ditambahkan dalam proses penyelesaian karena menginginkan sifat khusus dari lapisan finishing tersebut, misalnya filler unutk meningkatkan pengisian atau menyamarkan loose grain, wax untuk keenakan pegangan, penetrator unutk meningkatkan daya tembus lapisan finishing, slip agent untuk menambah kelicinan kulit dan lain-lain.
Proses finishing kulit pada umumnya melalui tiga tahapan lapisan (coating), yaitu: 1. Base Coat, berfungsi sebagai pengikat larutan finishing dengan kulit 2. Intermediate Coat, dilakukan sampai pewarnaan rata dan ketajaman warnanya sesuai yang diinginkan. 3. Top coat, lapisan top coat akan memberikan efek mengkilap atau tidak mengkilap sesuai yang diinginkan, fungsi utama lapisan top coat adalah memberikan tingkat kekerasan pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tahan gores, tahan gosok basah maupun kering dan tahan terhadap bahan kimia. Bahan dan proses : Binder soft
200%
Binder medium
100%
Pigmen
100%
Wax
50%
Filler
100%
Penetrator
50%
Air
400%
Semua bahan dicampur diaduk rata kemudian dilapiskan ke kulit sampai warna rata Top coat : 1 bagian lack 3 bagian pelarut, bahan dicampur, diaduk rata kemudian diaplikasikan ke kulit sampai rata.