LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Upaya meningkatkan ketrampilan membaca siswa dengan penggunaan media kartu kata pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN 1 Tlogolele Selo tahun 2009/2010 Disusun oleh : NAMA
:
Biyanto
NIM
:
X.8906503
KELAS
:
VI B / BOYOLALI
PROGRAM STUDI PJJ S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2009
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASSROOM ACTION RESEARCH ) 1.Judul Penelitian 2. a. Mata Pelajaran b. Bidang Kajian 3. Peneliti a. Nama b. NIM c. Program Study d. Jurusan e. Fakultas f.Universitas g. Alamat Rumah Nomor Telepon E-mail 4.Lama Penelitian 5. Biaya yang diperlukan a. Sumber dari Ditjen Dikti b. Sumber lain Jumlah
Penerapan Media Kartu Kata Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pada Siswa Kelas III Bahasa Indonesia Membaca Permulaan Biyanto X8906503 PJJ S-1 PGSD Ilmu Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Blumbangsari Rt 22 / Rw 04 0813 9218 1745
[email protected] 6 bulan dari bulan Juli sampai bulan Desember Rp.500.000,00 Rp.250.000,00 Rp.750.000,00 ( tujuh ratus lima puluh ribu rupiah )
Kepala Sekolah
Peneliti
Suwadi,S.Pd
Biyanto
NIP.19690218 199803 1 005
NIM. X8906503 a.n Dekan
Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan,M.Si NIP.19660415 199103 1 002
ii
Usulan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS III SDN 1 TLOGOLELE Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Guru Pendamping /Supervisor
Drs. Dakir,M.Pd
Sukan,S.Pd
NIP.19491106 197603 1 001
NIP. 19640402 199102 1 001
iii
ABSTRAK Kemampuan membaca permulaan siswa kelas III SDN 1 Tlogolele Kecamatan Selo,Kabupaten Boyolali belum optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah konsep pembelajaran yang kurang menarik karena guru kurang tepat dalam memilih dan menerapkan metode membaca yang efektif. Media yang digunakan juga belum bervariasi. Selama ini guru hanya menggunakan metode mengeja dan kartu huruf sebagai media pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa kelas III SDN 1 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali dengan menggunakan media kartu kata.. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, yaitu (1) siklus I tema lingkungan, pembelajaran membaca menggunakan media kartu kata, dan pembelajaran dilaksanakan secara klasikal. (2) siklus II tema budi pekerti, pembelajaran membaca menggunakan media kartu kata dengan pembelajaran dilaksanakan dengan pengorganisasian siswa dalam kelompok kecil (teman sebangku).. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 1 Tlogolele,Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 22 anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: penggunaan media kartu kata terbukti dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas III SDN 1 Tlogolele Kecamatan Selo kabupaten Boyolali, yaitu nilai siswa meningkat dari nilai rata-rata 5,60 menjadi 86,23 yakni meningkat 15%. Sesuai dengan kriteria yang ditentukan maka peningkatan ini tergolong baik. Penggunaan media kartu kata yang didukung media pembelajaran yang relevan juga berdampak pada peningkatan aktivitas dan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran. Saran pada penelitian ini adalah guru hendaknya pandai memilih metode yang tepat dan efektif dalam melaksanakan pembelajaran membaca permulaan. Guru hendaknya menggunakan media kartu kata karena dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa.
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan proposal Penelitian Tindakan Kelas ini tepat pada waktunya.Proposal ini disusun sebagai tugas akhir mata kuliah Penelitian Tindakan Kelassemester VI Program Studi S1 Pendidikan GURU Sekolah Dasar ( PGSD ) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam proses penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini penulis mengambil judu penelitian “ PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS III SDN 1 TLOGOLELE SELO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010” penulis memilih judul ini dikarenakan banyaknya siswa yang belum bisa membaca di Kelas III pada SD Negeri 1 Tlogolele Selo Boyolali,dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan proposal Penelitian Tindakan Kelas ini,khususnya kepada: 1. Bapak Drs.Dakir,M.Pd selaku Dosen Pembimbing. 2. Bapak Drs.Amir,M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik. 3. Bapak Sukan,S.Pd selaku guru pembimbing di SD Negeri 1 Tlogolele Selo Boyolali. 4. Keluarga yang telah membantu dan memberikan semangat . 5. Semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan penulisan PTK ini Dalam penulisan ini penulis telah berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan proposal ini,tetapi penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal ini ,maka dari itu penulis
v mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang budiman untuk kemajuan dalam penulisan proposal dikemudian harinya,akhir kata penulis mengharap penulisan proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca yang budiman dan bagi dunia pendidikan untuk kemajuan dunia pendidikan di Indonesia dimasa depan.sekian terimakasih Surakarta, Desember 2009 Penulis
vi DAFTAR ISI Halaman Judul ...................................................................................................
i
Halaman Persetujuan ......................................................................................... ii Halaman Pengesahan ........................................................................................ iii Abstrak ............................................................................................................... iv Kata Pengantar ...................................................................................................
v
Daftar Isi ............................................................................................................ vi BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya .....................................…2
BAB II
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
3
D. Manfaat Hasil Penelitian...........................................................
3
KAJIAN PUSTAKA ......................................................................
5
A. Kajian Teori ..............................................................................…5 B. Temuan Hasil yang Relevan .................................................... 10 C. Kerangka Pemikiran ................................................................. 16 D. Hipotesis Masalah ..................................................................... 17 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN.................................................. 18 A. Lokasi dan Waktu Penelitian (Setting) ..................................... 18 B. Subjek Penelitian ...................................................................... 18 C. Prosedur Penelitian .................................................................. 18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 24 A. Hasil Penelitian ........................................................................ 24 B. Pembahasan .............................................................................. 35
vii BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 38 A. Kesimpulan ................................................................................ 38 B. Saran .......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 40 JADWAL PENELITIAN................................................................................... 53 PERSONALIA PENELITIAN……………………………………………….
55
KURIKULUM VITAE……………………………………………………….
56
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Model Pakem Siklus I ……………………………….41 Lampiran 2 RPP Model Pakem Siklus II ………………………………..46 Lampiran 3 Lembar Observasi aktivitas siswa…………………………..53 Lampiran 4 Lembar Observasi kegiatan Belajar Siswa …………………56 Lampiran 5 instrumen penilaian RPP ……………………………………..57 Lampiran 6 Instrumen Penilaian Praktik Pembelajaran ……………………59
ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting saat ini bagi setiap orang,dan setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan haknya untuk memperoleh pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhannya,maka dari itu sekarang pentingnya peran seorang guru untuk melaksanakan pendidikan bagi masyarakat di desa maupun di kota,kaya maupun miskin. Maka dari itu guru bertugas untuk mewujudkan pendidikan yang adil dan merata serta mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efisien,sehingga materi pembelajaran yang disampaikan dapat dengan mudah diserap oleh peserta didik serta tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dengan mudah dicapai.Dengan pengembangan strategi pembelajaran ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan keadaan yang dapat memberi pengaruh terhadap kehidupan siswa sehingga siswa mampu berprestasi dengan memuaskan ,maka dari itu kegiatan pembelajaran memerlukan kesungguhan guru ( Mulyani Sumantri dan Permana 2001;1 ) Hendaknya guru dalam mengajar tidak hanya menggunakan metode yang mereka sukai saja,diharapkan agar menggunakan media yang cocok dengan materi yang disampaikan agar pembelajaran menarik serta dalam mengunakan media agar bisa mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran bukan lagi pembelajaran yang konvensional. Sekolah merupakan pusat semua sumber belajar yang berfungsi guna mempersiapkan siswa sehingga dapat terjun dalam kehidupan bermasyarakat dalam hal ini guru hanya merupakan fasilitator bagi siswa.Di sekolah inilah pendidikan diberikan oleh seorang guru terhadap para siswanya.Di dalam perkembangan pembelajaran yang dilaksanakan saat ini banyak ditemukan masalah-masalah tentang kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,sehingga tujuan pembelajaran yang seharusnya tercapai dan dikuasai siswa banyak yang tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan pada indikator pembelajaran.Pada semua mata pelajaran siswa selalu dituntut untuk menguasai baik teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari selalu diawali dengan ketrampilan membaca.Tetapi kenyataannya tidak semua yang diharapkan oleh kurikulum dapat tercapai hal ini disebabkan oleh masih adanya beberapa anak Kelas III ( tiga )di SD Negeri 1 Tlogolele Kecamatan Selo
1 2 Kabupaten Boyolali yang belum terampil membaca,hal ini disebabkan di dalam pemberian materi pelajaran terutama pelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional dan masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah. Akibat dari pembelajaran yang monoton dan kurangnya penggunaan metode dan media pembelajaran membuat siswa merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran.Maka dari itu diperlukan metode dan media pembelajaran yang inofatif.Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran utamanya pada pelajaran dalam membaca permulaan di SD Negeri 1 Tlogolele Selo Boyolali. B.Pembatasan Masalah Penelitian ini mengenai penggunaan media kartu kata pada pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar,mengingat terlalu banyaknya masalah yang ada,maka penulis perlu mengadakan pembatasan masalah yang di bahas sehingga permasalahan menjadi jelas.Hal ini untuk memberikan ruang lingkup kajian penelitian.Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Media yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada penelitian ini terbatas pada penggunaan media kartu kata. 2. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas III SD Negeri 1 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009/2010
C.Rumusan Masalah dan Pemecahannya Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas ,maka rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan ketrampilan membaca siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia?
2. Apakah penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia?
3 Pemecahannya Dengan menggunakan media kartu kata diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca pada siswa Kelas III di SD Ngeri 1 Tlogolele Kecamatan Selo sehingga prestasi belajar siswa kan lebih meningkat terutama pada pelajaran Bhasa Indonesia. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui keberhasilan penggunaan kartu kata dalam meningkatkan ketrampilan membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD Negeri 1 Tlogolele Selo Boyolali.. 2. Meningkatkan efektifitas pembelajaran Bahasa Indonesia 3. Meningkatkan prestasi belajar anak terutama pada pelajaran Bahasa Indonesia.
E. Manfaat Penelitian Secara Teoritis Dapat meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri 1 Tlogolele Selo Boyolali. Secara Praktis 1). Bagi Guru a. Diperolehnya media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran Bahasa Indonesia. b. Diperolehnya kemudahan bagi pembelajaran Bahasa Indonesia.
guru dalam menanamkan konsep
c. Memberikan pertimbangan dalam menggunakan metode atau media pembeljaran yang sesuai 2). Bagi Siswa a) Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran. b) Meningkatnya kreatifitas siswa. 4 c) Meningkatnya keaktifan siswa dalam pembelajaran utamanya Pembelajaran Bahasa Indonesia c). Bagi Sekolah a) Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. b) Tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Berdasar pengamatan yang dilakukan oleh peneliti maka peneliti menemukan satu masalah yang terjadi di SD Negeri 1 Tlogolele yaitu masih banyaknya siswa Kelas III yang belum bisa membaca kata-kata maupun kalimat.Para siswa masih banyak yang baru mengenal huruf dan belum bisa mengucapkan dalam bentuk kata.Sedangkan kita tau bahwa membaca adalah merupakan kunci dari segala pelajaran. Berdasar penemuan masalah di atas maka peneliti akan menggunakan media kartu kata dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada Membaca Permulaan.Hal ini diharapkan agar para siswa lebih tertarik terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia sehingga keterampilan membaca bisa cepat dikuasai. A. KAJIAN TOERI 1. Pengertian Media Media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi para siswa supaya terjadi proses belajar” ( Lesle J.Briggs ) sedangkan mengenai efektifitas media, Brown ( 1970 ) mengatakan bahwa media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar. Berdasar pendapat di atas ,dapat dikembangkan beberapa pemahaman tentang posisi media serta peran dan kontribusinya dalam kegiatan pembelajaran.pemahaman itu antara lain : 1. media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. 2. Aplikasi media pembelajaran berpijak pada kaidah ilmukomunikasi,yang antara lain dikatakan Lasswel ( 1982 )menguraikan secara rinci antara lain :
·
Siapa yang menyatakan ? (semua yang berfungsi sebagai pengirim pesan)
·
Pesan atau ide /gagasan apa yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran ini berarti bahan ajar atau materi .
·
Dengan media apa pesan itu disampaikan.
·
kepada siapa pesan itu disampaikan? ( sasaran,siswa,peserta didik)
·
Apa dampak dan hasilnya?
5 6 Dari unsur –unsur di atas tampaklah yang menjadi target ( gola ) dari suatu kegiatan pembelajaran adalah dampak atau hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.dalam kajian pendidikan istilah itu dikenal dengan nama “ meaningful learning experience”yaitu suatu pengalaman belajar yang bermakna sebagai hasil dari suatu kegiatan pembelajaran. 2. Pengertian Membaca Permulaan Tim Dosen Mata Kuliah Peningkatan Keterampilan Berbahasa IKIP Negeri Semarang ( 1997: 17 ) mendefinisikan “membaca permulaan adalah membaca dengan tujuan mampu melafalkan huruf dengan benar sedang memperoleh informasi adalah tujuan yang kedua. Supriyadi dkk ( 1992 : 180 ) yaitu pengajaran membaca permulaan bertujuan agar siswa mempunyai pengetahuan dasar yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membaca bahasa Indonesia. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pelajaran membaca permulaan adalah pembelajaran membaca pada tahap permulaan yang merupakan kegiatan memahami kalimat ,kata ataupun huruf yang diberikan kepada siswa SD yang berada di Kelas I atau II namun di SD Negeri 1 Tlogolele ini saya lakukan di Kelas III agar siswa memiliki pengetahuan dasar membaca yang digunakan pada kelas berikutnya. 3.Pengertian Prestasi Belajar
Winkel ( 1996:226 ) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Winkel ( 1996 : 162 ) prestasi belajar adalah sesuatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. S.Nasution ( 1996 : 17 ) prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir ,merasa dan berbuat.Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : kognitif,affektif,dan psykomotor,sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
7 Arif Gunarso ( 1993 : 77 ) mengemukakan bahwa pretasi belajar adalah usaha maksimal yang telah dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Dari pengertian tersebur di atas dapat di simpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seorang siswa setelah menerima informasi dalam proses belajar mengajar.Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah dilaksanakan evaluasi. 4. Pentingnya Media Dalam Pembelajaran Media pembelajaran diartikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan isi/pesan pelajaran ,merangsang pikiran,perasaan,perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar.Pada tahun 50-an media disebut juga alat bantu audio visual karena pada masa itu peranan media memang semata-mata untuk membantu guru dalam mengajar.Tetapi populer denganmedia pengajaran.
Dalam memilih media perlu diperhatikan hal-hal sebgai berikut: jenis kemampuan yang akan dicapai ,kegunaan dari berbagai jenis media,kemampuan guru menggunakannya,fleksibilitas penggunaan,kesesuaian
dengan lokasi dan lain-lainnya.Adapun hal-hal yang ingin dicapai dari penggunaan media pengajaran: ·
memberikan kemudahan kepada siswa konsep,prinsip,sikap,dan keterampilan.
·
memberikan pengalaman belajar yang berbedadan bervariasi.
·
menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi
·
menciptakan situasi belajar yang tidak dilupakan siswa.
untuk
lebih
memahami
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahanbahan instruktural dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran.
8 5. Tujuan Pelajaran Membaca Permulaan I.G.A.K Wardani ( 1995 : 56 ) menyatakan bahwa tujuan utama membaca permulaan adalah agar anak dapat mengenalkan tulisan sebagai lambang / simbol bahasa sehingga anak dapat menyuarakan tulisan tersebut. Menurut Ag.Soejono ( 1983;19) tujuan membaca permulaan secara singkat adalah: ·
mengenalkan huruf-huruf dalam abjad sebagai tanda suara pada anak.
·
melatih keterampilan siswa untuk mengubah huruf-huruf dalam kata menjadi suara.
·
Pengetahuan huruf-huruf dalam abjaddan keterampilan menyuarakan wajib dalam waktu singkat dapat dipraktikan dalam membaca lanjut.
Pengajaran membaca permulaan berfungsi sebagai sarana bidang study bahasa .Menurut Ag Soejono ( 1983 : 19 ) pengajaran membaca permulaan wajib diselesaikan dalam waktu singkat agar lekas digunakan untuk membaca lanjut sebagai aspek dalam bidang study bahasa. 6. Pentingnya membaca permulaan
Kemamapuan membaca yang diperolah pada membaca permulaan sangat berpengaruh pada kemampuan membaca lanjut.Sebagai kemampuan yang menadasari kemampuian berikutnya. Kemampuan membaca permulaan memerlukan perhatian guru sebab jika dasarnya tidak kuat,tahap berikutnya akan mengalami kesulitan.Kemampuan membaca oleh setiap orang yang ingin memperluas pengetahuan dan pengalaman,mempertinggi daya pikir,mempertajam penalaran untuk mencapai kemajuan dan peningkatan diri.Oleh karenanya bagaimanapun guru Kelas I dan II harus sunguh-sungguh agar pada kelas III tidak menemukan permasalahan yang seharusnya terjadi sehingga anak masuk KelaS III anak mempunyai kemampuan dasar membaca yang memadai.Untuk melaksanakan dengan baik perlu perencanaan seperti: materi,metode,ataupun pengembangan. 7.Kesulitan Belajar Membaca Permulaan Pada Siswa Guru perlu memahami perilaku kesulita belajar yang biasanya tampak di dalam kelas bahkan dia menampakkan perilaku di dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya.Salah satu kesulitan memahami perilaku berkesulitan 9 adalah karena perilaku tersebut tampil dalamperilaku menghindar dari situasi yang menimbulkan ketegangan ,yang dalam psikologidisebut mekanisme mempertahankan diri yang disebabkan siswa menghadapai kecemasan dan kecemasan itu dia tidak mampu menghadapi. Perilaku mekanisme mempertahankan diri menurut Sri Mulyani ( 2004 ) adalah : ·
Rasionalisasi : Penjelasan yang dilakukan,yang dilakukan bukan penyebab nyata dan bermaksud menyembuntikan masalah nyata.
·
Sikap Bermusuhan : menyerang,mengganggu,bersaing dan mengancam lingkungan.
·
Menghukum diri sendiri : Mencela diri sendiri sebagai penyebab utama kesalahan.
·
Represi : menyembunyikan dan penyebab sebenarnya keluar dari kesadaran
·
Konfirmasi : menyelamatkan diri terhadap harapan orang lain.
·
Sinis : Ketidakberdayaan individu untuk berbuat .
8. Pemecahan Kesulitan Belajar Membaca Permulaan Proses pembelajaran tidak akan berjalan secara kondusif jika ada hambatanhambatan ketidakberhasilan proses pembelajaran ssiswa dalam mencapai ketuntasan pembelajaran tidak hanya dipusatkan pada satu faktor akan tetapi banyak faktor yang terlibat di dalamnya. Kesulitan belajar membaca secara garis besar ada dua macam pendekatan dalam belajar membaca permulaan,yaitu pendekatan berdasar simbol ( code emphasis ) dan pendekatan makna ( meaning emphasis ).Tujuan akhirnya untuk mengucapkan bunyi yang tertulis meskipun tidak berupa kata .Pendekatan berdasarkan makna lebih ditekankan kemampuan mengenal dan membaca katakata yang bermakna.Keteraturan kaitan antara huruf dan bunyi tidak diperhatikan .Program pengajaran membaca denagn kartu kata dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf dan bunyinya ,dan menggabungkan kata menjadi satu kalimatmisal anak mengenal kata : saya kamu membeli membawa bercerita membaca
tas pensil meja buku dengan bunyinya kemudian digabung menjadi : saya membaca buku , saya membawa tas. 10 Mengajar membaca dengan menggunakan kata-kata yang sering dipakai tanpa melihat tingkat kesukaran.Asumsinya bahwa kata-kata yang sering dipakai pasti lebih dikenal sehingga lebih mudah untuk mempelajar.Anak didorong agar belajar membaca lewat berbagai sarana dan alat bantu .Kata-kata yang digunakan misalnya ibu,bapak,adik,.salah satu media ( alat bantu ) yang digunakan adalah kartu kata. 9. Kajian tentang media kartu kata Media kartu kata merupakan salah satu alternatif pendidik untuk mengatasi masalah membaca permulaan.Untuk menarik perhatian kartu kata dibuat beraneka warna.agar dapat membedakan dan mengingat dengan mudah.Misal kata saya ,ayah,( kata ganti orang dengan warna merah ,kata kerja dengan warna kuning,dan kata benda dengan warna biru ). Kita bisa mengunakan langkah seperti di bawah ini : ·
guru menunjuk benda kemudian anak mengucapkan nama benda tersebut.
·
kita menunjukkan kartu kata kepada siswa.anak membaca kartu kata tersebut.
·
anak mengulang beberapa kali sambil menulis kata yang diucapkan.
·
anak menggabungkan kata-kata menjadi kalimat.
Kata demi kata dikuasai anak kemudian anak menggabungkan menjadi kalimatkalimat sederhana. prosedur : mengulang mengucapkan kalimat. mengucapkan kata-kata. menulis kata-kata membaca kata-kata. B.TEMUAN HASIL YANG RELEVAN
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. oLeh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
11 Empat Aspek Keterampilan Berbahasa dalam Dua kelompok kemampuan 1. ketrampilan yang bersifat menerima (reseptif) yang meliputi ketrampilan membaca dan menyimak, 2. ketrampilan yang bersifat mengungkap (produktif) yang meliputi ketrampilan menulis dan berbicara (Muchlisoh, 1992: 119). Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis, baik dalam situasi resmi non resmi, kpd siapa, kapan, dimana, untuk tujuan apa. bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan.
Tujuan membaca permulaan di kelas I adalah agar “Siswa dapat membaca katakata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat (Depdikbud, 1994/1995: 4). Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku. 1. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat, 2. Pembelajaran membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran. Bagaimana Pembelajaran Bahasa pada Kelas Awal? Anak di kelas permulaan (usia 6 – 8 tahun) berada pada fase bermain. Dengan bermain anak akan senang belajar, semakin senang anak semakin banyak yang diperolehnya. Permainan memiliki peranan penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak (Dworetzky, 1990). Karena dalam bermain guru mendukung anak belajar dan mengembangkannya (Wood, 1996). MEMBACA PERMULAAN 1. Membaca permulaan merupakan suatu proses ketrampilan dan kognitif. Proses ketrampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat. 2. Pembelajaran memabaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read). Sedangkan… 12 Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut sebagai membaca untuk belajar (reading to learn). PERMAINAN BAHASA Permainan bahasa merupakan perminan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Apabila suatu permainan menimbulkan kesenangan tetapi tidak memperoleh ketrampilan berbahasa tertentu, maka permainan tersebut bukan permainan
bahasa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan melatih ketrampilan bahasa tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan disebut permainan bahasa. Sebuah permainan disebut permainan bahasa, apabila suatu aktivitas mengandung kedua unsur kesenangan dan melatih ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). Setiap permainan bahasa yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran harus secara langsung dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Anakanak pada usia 6 – 8 tahun masih memerlukan dunia permainan untuk membantu menumbuhkan pemahaman terhadap diri mereka. Aktivitas permainan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan. Menurut Dewey (dalam Polito, 1994) bahwa interaksi antara permainan dengan pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar yang sangat penting bagi anak-anak. Permainan Bahasa Permainan dapat menjadi kekuatan yang memberikan konteks pembelajaran dan perkembangan masa kanak-kanak awal. Untuk itu perlu, diperhatikan struktur dan isi kurikulum sehingga guru dapat membangun kerangka pedagogis bagi permainan. Struktur kurikulum terdiri atas a. perencanaan yang mencakup penetapan sasaran dan tujuan, b. pengorganisasian, dengan mempertimbangkan ruang, sumber, waktu dan peran orang dewasa, c. pelaksanaan, yang mencakup aktivitas dan perencanaan, pembelajaran yang diinginkan, dan d. assesmen dan evaluasi yang meliputi alur umpan balik pada perencanaan (Wood, 1996:87). Media Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat melakukan simulasi 13 pembelajaran dengan menggunakan kartu berseri (flash card). Kartu-kartu berseri tersebut dapat berupa kartu bergambar. Kartu huruf, kartu kata, kartu kalimat. Strategi Dalam pembelajaran membaca permulaan guru dapat menggunakan strategi bermain dengan memanfaatkan kartu-kartu huruf. Kartu-kartu huruf tersebut digunakan sebagai media dalam permainan menemukan kata. Siswa diajak bermain dengan menyusun huruf-huruf menjadi sebuah kata yang berdasarkan
teka-teki atau soal-soal yang dibuat oleh guru. Titik berat latihan menyusun huruf ini adalah ketrampilan mengeja suatu kata (Rose and Roe, 1990). Teknik Dalam pembelajaran membaca teknis menurut Mackey (dalam Rofi’uddin, 2003:44) guru dapat menggunakan strategi permainan membaca, misalnya: cocokkan kartu, ucapkan kata itu, temukan kata itu, kontes ucapan, temukan kalimat itu, baca dan berbuat dan sebagainya. Kartu-kartu kata maupun kalimat digunakan sebagai media dalam permainan kontes ucapan (mengucapkan atau melafalkan). Pelafalan kata-kata tersebut dapat diperluas dalam bentuk pelafalan kalimat bahasa Indonesia. Yang dipentingkan dalam latihan ini adalah melatih siswa mengucapkan bunyi-bunyi bahasa (vokal, konsonan, dialog, dan cluster) sesuai dengan daerah artikulasinya Permainan Kata Permainan kata dan huruf dapat memberikan suatu situasi belajar yang santai dan menyenangkan. Siswa dengan aktif dilibatkan dan dituntut untuk memberikan tanggapan dan keputusan. Dalam memainkan suatu permainan, siswa dapat melihat sejumlah kata berkalikali, namun tidak dengan cara yang membosankan. Guru perlu banyak memberikan sanjungan dan semangat. Hindari kesan bahwa siswa melakukan kegagalan. Jika permainan sukar dilakukan oleh siswa, maka guru perlu membantu agar siswa merasa senang dan berhasil dalam belajar.
14 Memilih Kata Cara membuat Pada kartu yang panjang ditempeli sebuah gambar sederhana. Di samping gambar ditulis suatu pilihan tiga kata, satu yang sesuai dengan gambar dan dua yang mirip dengan gambar. Pada punggung kartu warnai suatu ruang untuk menyatakan kata yang benar. Kemudian disediakan jepit kertas. CaraBermain
Dua orang siswa memutuskan kata mana yang sepadan dengan gambar, kemudian menaruh jepit di samping kartu kata itu. Untuk mengecek baliklah kartu. Melengkapi kalimat Pada kartu yang panjang tertulis kalimat dengan satu kata hilang. Pada kartu tersebut diberi celah untuk kata-kata yang hilang. Kemudian membuat kartu gambar yang cocok dengan celah itu. Cara membuat Sebuah kalimat ditulis diatas kartu panjang dengan satu kata dihilangkan. Pada kata yang dihilangkan tersebut dilubangi untuk menyelipkan kartu yang cocok untuk melengkapi kalimat. Kemudian membuat kartu-kartu kata yang salah satunya cocok untuk celah pada kartu kalimat. Cara Bermain Satu atau dua orang membaca kalimat dan mencocokkan kartu-kartu gambar dalam spasi yang kosong. Kemudian siswa menyelipkan kartu kata yang cocok pada celah kartu kalimat. Batu Loncatan Cara Membuat Karton atau kertas digunting menjadi sejumlah bundaran. Pada bundaran tersebut ditulis nama anggota keluarga atau teman-teman. Kertas dapat bermacam-macam warna. Cara Bermain Guru melakukan suatu perintah, misalnya “Loncat ke Ayah”. Siswa harus menemukan bundaran yang benar dan melompat disitu sambil menunggu perintah selanjutnya. Dapat juga diubah menjadi sebuah permainan pembentukan kalimat. Dengan memasukkan kata kerja dan bagian-bagian lain dari bahasa lisan. Siswa harus melompat ke bundaran-bundaran itu dalam urutan yang benar agar tersusun sebuah kalimat. True or false Pada permainan true or false, pengajar membagikan kartu kepada siswa yang berisi tentang berbagai macam bentuk kalimat tanya. 15 Siswa harus menentukan apakah kalimat yang ada dalam kartu tersebut benar atau salah. Selanjutnya mereka mereka berbaris di sisi kiri dan kanan sesuai dengan jawaban yang mereka berikan (misalnya: jawaban benar di sebelah kanan, jawaban salah di sebelah kiri). Mereka pun diminta memberikan alasan mengapa mereka menjawab benar atau
salah. Dalam prosesnya, siswa bisa pindah barisan, jika dia berubah pikiran. Permainan ini digunakan untuk melatih materi tentang struktur kalimat tanya. Card Sort Melatih kosa kata siswa .Guru menempelkan beberapa kartu di papan yang berisi tentang beberapa istilah umum seperti manusia, alam, binatang. Siswa pun sudah mendapatkan kartu berisi kosa kata yang berhubungan dengan suara yang diperdengarkan oleh manusia, binatang, dan alam. Misalnya: mengerang, berhembus, mengembik, dan lain sebagainya. Agar tidak ribut, siswa diminta memasang kartu-kartu mereka di papan tanpa bicara. Index card match adalah permainan untuk melatih pengetahuan tentang lawan kata (antonim). Misalnya: gelap – terang, tinggi – rendah, dan lain-lain. Cara bermain sbb: Siswa harus mencari rekannya yang memiliki kartu dengan kata yang berlawanan dengan kata pada kartu miliknya. Selanjutnya mereka harus duduk atau berdiri berdekatan. Permainan ini juga bisa dilakukan tanpa mengeluarkan suara sehingga ekspresi yang muncul akan lebih menarik, suasana kelas pun tidak terlalu ribut (karena walaupun tanpa suara, bunyi-bunyi yang dikeluarkan pun tetap saja lucu). Menyusun cerita Adalah alternatif permainan yang dilakukan untuk melatih kemampuan siswa menyusun satu paragraf yang logis. Caranya sbb, kartu-kartu ditempelkan di dinding, dan para siswa diminta menyusun kartu-kartu tersebut menjadi satu jalinan cerita yang utuh dan bermakna. Pada permainan tunjuk abjad, siswa diminta mengumpulkan sebanyak mungkin kosa kata yang berawalan abjad tertentu. Guru bisa memodifikasi permainan ini dengan menentukan kosa kata untuk kelas kata tertentu, misalnya kata kerja dari abjad S, atau kata sifat dari abjad T, dan lain sebagainya.
16 Pemerolehan dan kompetensi bahasa yang meliputi tataran fonologis (bunyi), morfologis (kata), sintaksis (kalimat), dan semantis (makna) harus diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran.
Permainan-permainan yang telah disebutkan di atas pun disesuaikan dengan tataran kebahasaan tersebut. Permainan true or false misalnya digunakan untuk melatih tataran sintaksis, card sort untuk tataran semantis, dan lain-lain. Seperti pemerolehan pengetahuan yang lain, pemerolehan bahasa pun sebaiknya dilakukan bertahap dari tataran fonologis kemudian meningkat sampai ke tataran semantis, karena secara kognitif, manusia (dalam hal ini khususnya anak) mempelajari dan memproduksi bahasa dari bunyi yang dia dengar kemudian ditiru dan diucapkan, kemudian membentuk kata, menyusun kata menjadi kalimat, berlanjut menuju memaknai kata atau kalimat. Kompetensi mendengar, berbicara, membaca, dan menulis harus terintegrasi dalam pengajaran bahasa.
C.KERANGKA PIKIR Pembelajaran yang kurang tepat dalam kelas kadang dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar.Hasil dari pembelajaran tersebut terbagi menjadi dua : yaitu siswa yang tidak mempunyai masalah dalam belajar dan siswa yang mempunyai masalah. Hasil belajar / prestasi belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor : dari dalam individu itu sendiri dari luar individu itu sendiri Dari kedua faktor tersebut guru dapat mengetahui penyebab anak yang mempunyai masalah belajar.Setelah penyebab diketahui dari masalah belajar anak di kelas dapat diambil tindakan penanganan yang tepat untuk mengurangi kesulitan yang dialami anak sedini mungkin,agar tidak menyebabkan timbulnya masalah yang lain. Dari hasil penanganan tersebut diharapkan masalah belajar anak dapat diatasi sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Secara toeritik yang dapat disajikan kerangka berfikir ,dalam penelitian ini dapat di gambarkan :
17
Kesulitan
penanganan
belajar membaca permulaan
dengan menggunakan
pada siswa
metode kartu kata
Prestasi belajar optimal
D.HIPOTESIS Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang telah diteliti dan masih dibuktikan kebenaranya Dalam penulisan ini peneliti mengajukan perumusan hipotesis : 1.
Penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan ketrampilan membaca siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
2.
Penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.Objek Penelitian ini adalah siswa Kelas III SD Negeri 1 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.Adapun alasan penelitian ini adalah : ·
Banyaknya siswa Kelas III yang mengalami kesulitan belajar membaca permulaan
·
Hasil belajar menurun ( karena membaca merupakan kunci pada setiap Mata Pelajaran ).
·
Membuat anak lebih tertarik belajar membaca permulaan
2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian direncanakan dan akan dilaksanakan pada semester gasal ( satu ) tahun pelajaran 2009 / 2010. B. Subjek Penelitian Subjek dan objek penelitian ini adalah penggunaan media kartu kata untuk memudahkan siswa belajar membaca permulaan kelas III SD Negeri 1 Tlogolele karena pada dasarnya guru sulit menerangkan konsep membaca permulaan sehingga hasil belajar kurang optimal. C. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode bentuk Penelitian Tindakan Kelas khusus untuk mengetahui dan menangani masalah belajar membaca permulaan.Penelitian ini mempunyai arti suatu penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kelas / sekolah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Strategi yang digunakan adalah latihan,dengan latihan berulang-ulang membaca akan cepat lancar.Rancangan penelitian ini adalah : ·
Perencanaan
·
Tindakan
·
Observasi
·
Refleksi
1. Sumber Data Data penelitian dikumpulkan sehingga diperoleh data kualitatif .Adapun data tersebut diperoleh dari :
18 19 ·
Nara Sumber: Siswa dan Guru SD Negeri 1 Tlogolele
·
Arsip nilai
·
Hasil observasi
·
Hasil belajar Bahasa Indonesia.
2. Rencana Penelitian a. Persiapan ·
Menyiapkan semua data yang diperlukan seperti : lembar observasi siswa,lembar penilaian,menentukan Standar Kompetesi,menyiapkan lembar penilaian
·
Menyiapkan media yang akan digunakan dalam penelitian yaitu “ kartu kata “
b. Rencana Tindakan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti rencanakan berlangsung dua siklus dan setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan.:
Siklus I Rencana Tindakan Dalam rencana ini peneliti menyiapkan :
·
Membuat rencana pembelajaran dengan media kartu kata.
·
Daftar nilai
·
Menyiapkan LKS untuk materi Bahasa Indonesia.
·
Menyiapkan lembar penelitian.
·
Menyiapkan media kartu kata
Pelaksanaan Tindakan 10 menit orientasi ·
Guru menjelaskan kegunaan dan keuntungan membaca kemudian anak mencari nama buah yang dimulai dengan huruf a,d,s 25 menit
·
Guru menunjukkan kartu kata kepada anak,anak membaca dan menulisnya 25 menit
20 ·
Anak mencari nama nama benda yang terdiri dari 2 suku kata 10 menit
·
Guru memberi tugas kepada anak untuk menuliskan nama-nama benda sebanyak 50 kata..
Observasi Tindakan Kegiatan ini dilakukan untuk mengadakan pengamatan : ·
Kegiatan anak dalam proses belajar
·
Perkembangan keterampilan anak dalam membaca kalimat
·
Cara guru menyampaikan materi Bahasa Indonesia ( membaca permulaan )
·
Cara guru memberikan penilaian Bahasa Indonesia Kelas III
·
Cara guru mengatasi siswa yang kesulitan membaca permulaan
Refleksi Refleksi ini kita dapatkan dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I sehingga dapat kita gunakan sebagai pijakan untuk mengadakan pembealajaran pada siklus berikutnya. Apabila pada siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan yang seknifikan dari hasil tes pra siklus maka kita tidak perlu mengadakan tindakan pada siklus II.Tetapi apabila pada siklus I belum menunjukkan peningkatan yang seknifikan maka kita perlu mengadakan tindakan siklus II meliputi rencana tindakan,pelaksana tindakan ,observasi tindakan,dan refleksi apabila sampai pada siklus II juga belum menunjukkan peningkatan pembelajaran yang seknifikan maka perlu dilanjutkan siklus III dan seterusnya sampai terlihat peningkatan keterampilan membaca yang seknifikan.
21 Siklus II Perencanaan ulang Berdasar siklus I perencanaan ulang dilakukan pada hal-hal yang meliputi : ·
Membuat rencana pembelajaran dengan media kartu kata.
·
Daftar nilai
·
Menyiapkan LKS untuk materi Bahasa Indonesia.
·
Menyiapkan lembar penelitian.
·
Menyiapkan media kartu kata yang lebih menarik
Pelaksana Tindakan 10 menit ( observasi ) ·
Guru menjelaskan kegunaan dan keuntungan membaca.anak mencari nama buah yang dimulai dengan huruf a,m,s 25 meit
·
Guru menunjukkan kartu kata kepada anak,anak membaca dan menulisnya 25 menit
·
Anak mencari nama nama benda yang terdiri dari 2 suku kata.dilanjutkan mencari kata-kata yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari 10 menit
·
Guru memberi tugas kepada anak untuk menuliskan nama-nama benda sebanyak 30 kata.Kemudian anak meragkai menjadi sepuluh buah kalimat yang didapat dari kata- kata yang telah mereka kumpulkan
22 Observasi
·
Kegiatan anak dalam proses belajar
·
Perkembangan keterampilan anak dalam membaca kalimat
·
Cara guru menyampaikan materi Bahasa Indonesia ( membaca permulaan )
·
Cara guru memberikan penilaian Bahasa Indonesia Kelas III
·
Cara guru mengatasi siswa yang kesulitan membaca permulaan
Refleksi Dari data-data yang kita peroleh melalui pengamatan kita kumpulkan kemudian kita analisa dan kita bandingkan dengan hasil pada tindakan prasiklus dan dengan tindakan pada siklus I. Dapat kita lihat hasil evaluasi pada siklus II telah menunjukkan peningkatn keterampilan membaca pada anak didik maka dengan demikian kita tidak perlu mengadakan tindakan pada siklus III.
Siklus yang digunakan
TINDAKAN
RENCANA
SIKLUS I KONSEP/TEORI
REFLEKSI
OBSERVASI
23
TINDAKAN
RENCANA
SIKLUS II
OBSERVASI
REFLEKSI
1. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini penulis menumpulkan data ilmiah melalui observasi dan wawancara.Tiap teknik tersebut ada kekurangan namun dapat ditunjang teknik yang lain,sehingga dapat saling melengkapi. Observasi Menurut Kasihan Hasbulloh E.S ( 1990 : 9 ) adalah kegiatan untuk mengenali,merekam dan mendokumentasi tiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai baik yang timbul oleh tindakan terencana atau akibat sampingnya. Wawancara Wwancara merupakan teknik mengumpulkan informasi lewat komunikasi langsung dengan responden ( guru,siswa,orang lain yang dimintai keterangan ). 2.
Analisa Data
Data dianalisa dengan baik ( teknik diskriptif ) kemudian dari hasil analisis dilakukan tindakan untuk : ·
Menggunakan media pembelajaran yang tepat agar dapat mengatasi kesulitan belajar membaca permulaan.
·
Mendiskripsikan cara menggunakan media kartu kata.
·
Menyelesaikan hambatan-hambatan penggunaan media kartu kata.
·
Mengutamakan proses evaluasi proses dalam pembelajaran.
yang
ditemukan
dalam
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Diskripsi Kondisi Awal Dengan kemajuan teknologi pada saat ini, perkembangan dan kemajuan jaman yang semakin meningkat, maka siswa banyak yang melupakan belajarnya, sehingga prestasi yang diperoleh semakin merosot. Dalam hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan setiap Mata Pelajaran pada khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mereka menganggap enteng karena hanya merupakan hafalan belaka. Padahal, kalau kita kaji dari ilmu kebahasaan
banyak sekali ilmu yang membutuhkan ketrampilan
membaca Mereka tidak sadar akan hal itu. Sehingga sampai sekarang prestasi hasil ulangan yang diperoleh pada saat ini hanya berkisar antara 40 sampai 50 saja. Padahal nilai yang sekian ini termasuk kriteria nilai kurang. Dengan ini dirasa perlu sekali adanya upaya tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca pada anak agar mereka dapat meraih prestasi yang gemilang. Kami yakin, dengan adanya upaya tersebut akan dapat mencapai prestasi yang lebih memuaskan.
Agar terlihat upaya tindakan yang dilakukan oleh guru maka saya mencoba menjajaki prestasi siswa Kelas III. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan KKM 78 24 25
NO
NAMA
NILAI YANG DIPEROLEH PADA TES PRASIKLUS
1
IKA SETIANA
53
2
WIRANTO
58
3
AFFAN IBNU NUDIKA
60
4
SULISTIYO
60
5
FAROZI
65
6
RIYANI
70
7
WARNO
51
8
ALDI WINARNO
100
9
ROHMAD DANURI
61
10
GENTA PERDANA P
70
11
GUNAWAN KRISTANTO
75
12
MAHFUD AFRIANTO
64
13
MAVIANTO
60
14
NUR ARIFIN
80
15
RINA
60
16
RUSMANTO
60
17
SETIANI
60
18
SUSANTO
60
19
SRI WAHYU ANISA
70
20
SARBANI
60
21
TUPAN
57
22
SURANTI
60
NILAI RATA-RATA
64,27
Diskripsi Hasil evaluasi prasiklus 1. Perencanaan Dari uraian yang kami sajikan pada kondisi awal siswa Kelas III SD Negeri 1 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, kami bermaksud untuk mengadakan upaya peningkatan keterampilan membaca kata demi kata yang kemudian dirangkai menjadi kalimat dengan kompetensi Dasar sesauai dengan kurikulum yang ada. . 2. Pelaksanaan Tindakan Setelah kami mengadakan tindakan dengan evaluasi prasiklus maka dapat saya simpulkan bahwa memang masih rendah keterampilan membaca yang dimiliki oleh para siswa kelas III. Maka dari itu saya mengadakan tindakan sesuai dengan kenyataan yang ada di Kelas III yaitu mengadakan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media kartu kata untuk meningkatkan keterampilan membaca pada siswa Kelas III.
3. Hasil pengamatan Dari hasil penilaian pada prasiklus ini ternyata, siswa yang benar-benar belum mempunyai keterampilan membaca masih di bawah rata-rata atau masih di bawah target yang diharapkan ( nilai KKM adalah 78 ) 27 4. Refleksi Dari data yang terlampir pada tabel di atas, ternyata siswa yang belum mempunyai keterampilan membaca
masih sangat tinggi.dengan demikian
maka perlu adanya Upaya tindakan agar keterampilan membaca pada siswa Kelas III meningkat yaitu dengan tindakan siklus I. Dari data nilai Prasiklus di atas dapat kita buat grafik sebagai berikut:
28 Diskripsi hasil siklus I 1. Perencanaan Setelah peneliti merencanakan kegiatan yang dilakukan pada siklus I yaitu dengan mempersiapkan Rencana Pembelajaran yang menggunakan media kartu kata, lembar kerja ,lembar penilaian dengan harapan agar keterampilan membaca siswa meningkatsehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Pelaksanaan siklus I direncanakan pada bulan September 2009. 2. Pelaksanaan tindakan a. Tindakan guru kepada siswa Pertama-tama
guru
selalu
memberikan
gambaran
tentang
pentingnya pendidikan bagi siswa kelas III, dan memberikan, hukuman yang bersifat mendidik, misalnya menulis kata-kata sebanyak 30 kali, menulis kalimat sebanyak 25 kali, dan sebagainya. Memberikan pujian kepada anak yang dapat menjawab dengan betul, memberikan kesempatan kepada siswa yang telah mempunyai
keterampilan membaca untuk memberi bimbingan kepada temantemannya sehingga dapat mencapai prestasi yang baik seperti dirinya. b. Tindakan guru kepada orang tua siswa Mengadakan pertemuan wali murid dan menghimbau agar para wali murid memberi kesempatan kepada anak-anaknya untuk
29 belajar membaca sehingga bisa mencapai prestasi sesuai yang diharapkan 3. Hasil Pengamatan Dari beberapa macam usaha guru dirasa ada peningkatan untuk siswa, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Namun dalam bidang akademik ternyata belum dapat memenuhi harapan seperti yang tercantum dalam indikator, karena sesuai dengan hasil pengamatan guru kepada siswa, mereka belum sepenuhnya mempunyai ketrampilan membaca sesuai dengan standar yang diberikan, Hasil ulangan siswa pada siklus I sebagai berikut.
NO
NAMA
NILAI YANG DIPEROLEH PADA SIKLUS I
1
IKA SETIANA
65
2
WIRANTO
65
3
AFFAN IBNU NUDIKA
80
4
SULISTIYO
70
5
FAROZI
80
6
RIYANI
80
7
WARNO
70
8
ALDI WINARNO
100
9
ROHMAD DANURI
76
10
GENTA PERDANA P
75
11
GUNAWAN KRISTANTO
90
12
MAHFUD AFRIANTO
75
13
MAVIANTO
75
14
NUR ARIFIN
85
15
RINA
75
16
RUSMANTO
65
17
SETIANI
65
18
SUSANTO
70
19
SRI WAHYU ANISA
70
20
SARBANI
68
21
TUPAN
75
22
SURANTI
65
NILAI RATA-RATA
4. Refleksi
74,645
Dari hasil ulangan yang telah disajikan dalam bentuk tabel di atas, walaupun masih jauh dengan indikator yang peneliti harapkan, namun sudah ada peningkangkatan dari tingkat keberhasilan 9,09 % pada siklus I tingkat keberhasilannya sudah mencapai 27,27 % sekecil apapun upaya yang dilakukan oleh guru sangat bermanfaat dalam meraih prestasi yang lebih baik. Dengan bertolak pada hal tersebut, maka perlu usaha yang sangat keras bagi guru untuk menggunakan media yang ada serta menggunakan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan 31 untuk
meningkatkan
keterampilanmembaca
yang
akhirnya
dapat
meningkatkan prestasi belajar. Perolehan nilai pada siklus I dapat kita tunjukkan dalam grafik sebagai berikut:
32 Diskripsi hasil siklus II 1. Perencanaan Setelah melihat hasil evaluasi pada siklus I dan hasil observasi yang telah peneliti lakukan maka peneliti memutuskan untuk mengadakan tindakan
penelitian pada siklus II.pada siklus II peneliti merencanakan penggunaan media yang lebih menarik yaitu dengan menggunakan media kartu kat yang berwarna –warni hal ini diharapkan agar pembelajaran lebih menarik sehingga keterampilan embaca pada siswa kelas III akanlebih meningkat bila dibandingkan dengan tindakan pada siklus I. 2. Pelaksanaan tindakan Guru melakasanakan kegiatan pembelajaran sesuaidengan Rencana Kegiatan Pembealajaran yang telah disusun yaitu dengan mengunakan media kartu kata.Guru memberikan tugas kepada para siswa untuk mencatat nama-nama benda yang sering mereka jumpai dalam kehidupan baik di sekolah maupun di rumah sebanyak 30 buah.kemudian siswa berkelompok kecil untuk memadukan kata-kata tersebut menjadi kalimat dengan pola belajar kelompok kecil.satu kelompok terdiri dari 3 siswa. 3. Hasil Pengamatan Dari beberapa macam usaha yang dilakukan guru ternyata ada peningkatan untuk siswa, terutama
di bidang akademik. Dan dapat
memenuhi harapan seperti yang tercantum dalam indikator, bahkan melebihi meskipun amat sedikit. Hal ini peneliti mengamati dari hasil 33 evaluasi pada siklus II ternyata para siswa sudah menunjukkan peningkatan yang sangat seknifikan tingkat keberhasilannya sudah mencapai 77,27 %
Hasil pada siklus II tanggal 11 November 2009:
NO
NAMA
NILAI YANG DIPEROLEH PADA SIKLUS II
1
IKA SETIANA
70
2
WIRANTO
84
3
AFFAN IBNU NUDIKA
80
4
SULISTIYO
76
5
FAROZI
89
6
RIYANI
80
7
WARNO
75
8
ALDI WINARNO
89
9
ROHMAD DANURI
86
10
GENTA PERDANA P
82
11
GUNAWAN KRISTANTO
88
12
MAHFUD AFRIANTO
84
13
MAVIANTO
85
14
NUR ARIFIN
86
15
RINA
79
16
RUSMANTO
96
17
SETIANI
74
18
SUSANTO
85
19
SRI WAHYU ANISA
90
20
SARBANI
83
21
TUPAN
63
22
SURANTI
87
NILAI RATA-RATA
82,31
4. Refleksi Dari hasil ulangan yang telah disajikan dalam bentuk tabel di atas, maka dapat kami nyatakan bahwa siwa Kelas III secara umum telah mempunyai keterampilan membaca dengan baik.
35 B. Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus 1. Pembahasan tiap Siklus a. Prasiklus
Pada prasiklus sebagian besar siswa
belum mempunyai
keterampilan membaca sehingga prestasi belajar mereka sangat rendah b. Siklus pertama Pada siklus pertama sebagian siswa telah memiliki ketrampilan membaca sehingga prestasi belajar mereka telah mengalami peningkatan walaupun masih sangat rendah. c. Siklus kedua Dengan menggunakan media kartu kata dapat kita lihat bahwa peningkatan keterampilan membaca pada siswa dari prasiklus sampai siklus ke dua sangat terlihat dengan demikian media kartu kata sangat bermanfaat dalam upaya meningktkan keterampilan membaca pada siswa Kelas III SD Negeri 1 Tlogolele,Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. 2. Pembahasan Antar Siklus Diperhatikan dari penyajian tabel hasil ulangan Harian pada prasiklus , siklus I, dan siklus II, di setiap siklus ada peningkatan. Maka setiap langkah usaha yang dilakukan ternyata ada hasil yang dapat dipetik 36 dari hasil usaha tersebut. Dari tindakan prasiklus ke siklus I peningkatan amat kecil, karena media yang digunakan masih sangat sederhana Namun dengan siklus I ke siklus II ternyata sangat drastis kenaikan prestasi siswa.
Karena penggunaan media da metodepun sudah sangat sesuai dan menarik bagi para siswa.. Sehingga pada siklus yang kedua ini para siswa benarbenar telah memiliki Keterampilan membaca sesuai dengan indikator yang dfiharapkan oleh guru. DAFTAR NILAI TES PADA TIAP SIKLUS NO
NAMA
1 IKA SETIANA 2 WIRANTO 3 AFFAN IBNU NUDIKA 4 SULISTIYO 5 FAROZI 6 RIYANI 7 WARNO 8 ALDI WINARNO 9 ROHMAD DANURI 10 GENTA PERDANA P 11 GUNAWAN KRISTANTO 12 MAHFUD AFRIANTO 13 MAVIANTO 14 NUR ARIFIN 15 RINA 16 RUSMANTO 17 SETIANI 18 SUSANTO 19 SRI WAHYU ANISA 20 SARBANI 21 TUPAN 22 SURANTI Rata-rata Ketuntasan
PRASIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
53 58 60 60 65 70 51 100 61 70 75 64 60 80 60 60 60 60 70 60 57 60 64,27 9,09 %
65 65 80 70 80 80 70 100 76 75 90 75 75 85 75 65 65 70 70 68 75 65 74,65 27,27%
70 84 80 76 89 80 75 96 86 82 88 84 85 86 79 96 74 85 90 83 63 87 82,31 77,78% 37
GRAFIK KETUNTASAN BELAJAR DARI SETIAP SIKLUS
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori dari berbagai sumber yang dapat peneliti kumpulkan dan setelah mengadakan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis data dalam bentuk persentase (%) maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kesimpulan Teoritis Media dan metode yang digunakan guru mempunyai pengaruh yang amat besar atau dan sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia khususnya siswa Kelas III (tiga) SD Negeri 1 Tlogolele Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali pada tahun pelajaran 2009 / 2010.
2. Kesimpulan Empiris Berdasarkan analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang berbunyi : Penggunaan media kartu kata pada pelajaran Bahas Indonesia dapat meningkatkan ketrampilan membaca siswa Kelas III SD Negeri 1 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten boyolali Penggunaan media kartu kata pada pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas III SD Negeri 1 Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan nilai rata-rata 82,31 dari siswa yang berjumlah 22.
38
39 B.
Saran – saran Sesuai dengan temuan kenyataan di lapangan, maka peneliti memberikan saran – saran sebagai berikut: 1. Guru hendaknya memilih metode dan media yang tepat dan cocok dengan materi pelajaran yang sedang disampaikan sehingga materi pelajaran akan lebih mudah diterima parasiswa. 2. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Khususnya membaca Permulaan , agar guru selalu memberikan latihan – latihan membaca kepada anak didiknya supaya mereka bisa memahami bacaan dan dalam mengerjakan soal mereka benar-benar faham terhadap pertanyaan yang diberikan. 3. Guru hendaknya memiliki kesabaran yang tinggi dalam setiap menyampaikan materi pelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia sehingga siswa merasa senang dan bersemangat belajar .
40 DAFTAR PUSTAKA Damiyati Zuchri dan Budi Asih 2001 Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas rendah Yogyakarta. Kasihan Kasibolah ,ES 1998/1990 Penelitian Tindakan Kelas.Depdikbud Dirjen Dikti proyek PGSD Tim Dosen mata kuliah Peningkatan Ketrampilan berbahasa Indonesia ikip Semarang 1997.Peningkatan keterampilan Berbahasa Indonesia Semarang. M Jauhar siddiq 2008 Pengembangan Bahan Pembelajaran SD Deni Darmawan 2007 Komputer dan Media Pembelajaran di SD H.B Sutopo 1996.Metodologi Penelitian Kualitatif.Surakarta: UNS Press Pengertian prestasi belajar http: // (www.google.com ) 7 Agustus 2009