LAPORAN PENELITIAN
PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA DINI MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA
Ketua
:
Anggota :
Dr. Susilahati, M.Si (NIDN : 0324106002) Dr. Oneng Nurul Bariyah, M.Ag (NIDN: 0310106803) Dr. Ir. Elfarisna, M.Si ( NIDN:0303106503) Ir. Helfi Gustia, M.Si (NIDN:0012086101)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013
PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA DINI MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA 1
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh mahalnya harga Alat Permainan Edukatif (APE) yang merupakan media belajar pada anak usia dini , sehingga lembaga PAUD yang ada kekurangan media pembelajaran APE. sementara saat ini jumlah PAUD terus meningkat seiring dengan peran serta masyarakat dalam merespon PAUD. Disatu sisi limbah rumah tangga nampak belum banyak termanfaatkan dengan baik . Fakta dilapangan menunjukkan terdapat PAUD yang kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai media pembelajaran anak usia dini. Salah satu lembaga yang memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi APE adalah RA Mesjid Istiqlal. Bagaimana APE berbasis limbah rumah tangga itu digunakan sebagai media pembelajaran, menjadi hal menarik untuk diteliti.Mengingat penyelenggaraan pendidikan di RA Istiqlal berbasis agama, sub fokus penelitian ini meliputi : bagaimana penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini diterapkan dengan menggunakan APE berbasis limbah rumah tangga. Metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa APE dapat dibuat dari limbah rumah tangga dan dapat digunakan sebagai media penanaman nilai-nilai religius pada pendidikan anak usia dini dengan melalui metode bermain di sentra-sentra. Output penelitian adalah modul penanaman nilai-nilai religius berbasis APE limbah rumah tangga.
Keywords: penanaman nilai, APE, limbah rumah tangga, anak usia dini, bermain.
2
3
4
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya akhirnya penelitian yang berjudul: Penanaman Nilai-Nilai Religius pada anak Usia Dini melalui APE berbasis Limbah Rumah Tangga dapat selesai. Penelitian ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam penyelesaian penelitian ini. Secara khusus pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar RA Istiqlal yang telah bersedia sebagai lokasi dan obyek penelitian. Juga kepada ditlitambas dikti kemendikbud yang telah mendanai penelitian ini serta rektor UMJ atas kesempatan yang diberikan dalam mengakses kegiatan penelitian ini. Terima kasih juga disampaikan kepada
tim LPPM UMJ yang telah membantu
tekhnis penelitian ini. Kiranya hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat memberi sumbangsih dalam penanaman nilai-nilai religius bagi anak usia dini dan bagi lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini
Jakarta,
Desember 2013
Ketua Tim Peneliti
Dr. Susilahati. M.Si 0324106002/20240
5
DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
i ii iii iv v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Perumusan Masalah D. Pembatasan Masalah E. Tujuan Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Keagamaan Anak Usia Dini B.Perkembangan Anak Usia Dini C.Pendidikan Anak Usia Dini D.Limbah Rumah Tangga.. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian. B. Metode Penelitian. C. Tahapan penelitian. D. Jadwal Penelitian. BAB IV TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi B. Penanaman nilai-nilai Religius. C. Penggunaan APE berbasis Limbah Rumah Tangga BAB IV Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan. B. Saran. DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran...
6
1
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk Tuhan yang dikarunia akal sebagai pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itu, hal yang sangat pantas apabila manusia berbakti kepada Tuhan sebagai wujud syukurnya. Semua manusia di segala zaman, mulai dari manusia primitif sampai modern. Hasrat mengabdikan diri pada Tuhan, diungkapkan dalam bentuk ritual yang berbeda-beda. Namun ada masalah yang menjadi perdebatan di kalangan ahli jiwa. Apakah hasrat mengabdi pada Tuhan itu timbul dalam diri manusia sebagai bawaan sejak lahir ataukah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain? Dalam masalah tersebut ada yang disebut dengan teori Monistik dan teori Fakulti (Faculty theory). Dalam teori monistik menyebutkan bahwa sumber kejiwaan agama adalah satu sumber kejiwaan. Tokoh-tokoh psikologi yang termasuk aliran Monistik antara lain Thomas van Aquino, Fredrick Hegel, Fredrickk Schleimacher, Rudolf Oto dan Sigmund Frued. Aquino berpendapat bahwa sumber kejiwaan agama itu adalah berfikir. Manusia bertuhan karena manusia menggunakan kemampuan berfikirnya. Sementara Fredrick Hegel menyatakan bahwa agama adalah suatu pengetahuan yang sungguh-sungguh benar dan tempat kebenaran abadi. Sementara itu Fredrick Schleimacher berpendapat bahwa sumber keagamaan adalah ketergantungan yang mutlak.1 Teori lain yaitu teori fakulti menyebutkan bahwa tingkah laku manusia itu tidak bersumber pada suatu faktor yang tunggal tetapi terdiri atas beberapa unsur yang dianggap penting yaitu fungsi cipta (reason), rasa (emotion), dan karsa (will). Cipta (reason) 1
Lihat: Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), Cet XIII, hlm 54-56
7
berperan mennetukan benar tidaknya ajaran suatu agama berdasarkan pertimbangan intelek seseorang. Rasa (emotion) menimbulkan sikap batin yang seimbang dan positif dalam menghayati kebenaran ajaran agama. Karsa (will) menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis.2 Pengalaman sebagai bentuk aplikasi agama pada diri manusia dapat terjadi melalui pendidikan yang diterima sejak lahir. Pendidikan pertama yang diterima seorang manusia adalah melalui keluarga. Sosok seorang ibu atau bapak memiliki pengaruh dalam keagamaan seorang anak. Walaupun dalam perkembangan selanjutnya, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi keagamaan seseorang apakah melalui berfikir lewat pendidikan yang dia terima ataupun karena lingkungan seperti melalui perkawinan. Anak usia dini berada pada masa keemasan ( golden age) bagi penanaman nilainilai religious, sehingga pada masa tersebut seorang anak harus dididik dengan baik. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan oleh para pendidik, termasuk upaya menanamkan nilai-nilai keagamaan pada diri anak sejak usia dini. Metode pengajaran dan alat yang digunakan oleh seorang pendidik dalam penanaman nilainilai keagamaan bagi anak usia dini disesuaikan dengan perkembangan jiwa mereka. Selain itu, masa kanak-kanak sebagai masa bermain tentu berpengaruh pada alat yang digunakan dalam penanaman nilai-nilai religius. Pada anak usia dini media pembelajaran yang efektif adalah dengan menggunakan APE, karena anak akan tertarik pada APE. Alat Pembuatan alat permainan edukatif bagi anak usia dini terkadang membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan mahal. Untuk itu, diperlukan strategi
2
Ibid . hlm 58
8
yang baik agar APE yang digunakan itu bersifat murah selain memberikan penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini. Alat permainan edukatif yang murah membutuhkan keterampilan khusus dari para pendidik. APE tersebut dapat dibuat dari limbah rumah tangga yang saat ini kian marak. Limbah yang berasal dari rumah tangga adalah penyumbang terbesar dari limbah yang ada saat ini. Bahkan, kini limbah yang berasal dari rumah tangga khususnya di kota-kota besar seperti Jawa Barat sudah mencapai 80%. Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai alat permainan edukatif yang digunakan sebagai media penanaman nilai-nilai religius anak usia dini ada faktorfaktor yang harus diperhatikan. Misalnya, jenis alat permainan apa yang dapat digunakan? Bagaimana metode pembelajaran yang dapat dilakukan dengan menggunakan APE limbah tersebut? Untuk menjawab permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa masalah dalam penelitian yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1.
Darimana alat permainan edukatif berbasis limbah dapat diperoleh?
2. Bagaimanakah uji kelayakan limbah yang dapat digunakan bagi alat permainan edukatif? 3.
Jenis limbah rumah tangga apa yang dapat dibuat sebagai alat permainan edukatif bagi penanaman nilai-nilai religius anak usia dini?
4. Bagaimanakah pengaruh penggunaan APE limbah rumah tangga bagi penanaman psikologi anak? 5. Bagaimana penanaman nilai nilai religius bagi anak usia dini? 9
6. Bagaimana pemanfaatan APE limbah rumah tangga dalam penanaman nilai nilai religius? C. Pembatasan Masalah Masalah penelitian dibatasi pada pemanfaatan APE berbasis limbah rumah tangga dalam penanaman nilai nilai religius pada anak usia dini.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini ? 2. APE berbasis limbah rumah tangga yang bagaimana yang dapat digunakan untuk anak usia dini ? 3. Bagaimana penanaman nilai nilai religius anak usia dini melalui APE berbasis limbah rumah tangga ? E. Tujuan Penelitian 1.Mendapatkan bentuk dan jenis serta manfaat APE berbasis limbah rumah tangga yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai religius 2.Mendapatkan model pembelajaran anak usia dini dalam menanamkan nilai-nilai religius. 3.Mendapatkan model pembelajaran anak usia dini dalam menanamkan nilai-nilai religius melalui APE berbasis limbah rumah tangga
10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Keagamaan Pada Anak Usia Dini. Hampir pada kebanyakan keluarga saat ini, telah disadari sepenuhnya bahwa pendidikan agama harus dimulai sejak usia dini. Di lembaga pendidikan anak usia dini, juga demikian. Institusi ini dengan sadar mempriorotaskan masalah nilai-nilai religi pada anak sebagai landasan tumbuh kembang anak pada periode berikutnya. 1.Pengertian Agama. Istilah agama menurut bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "a" artinya "tidak" dan "gama" artinya "kacau" atau “kocar-kacir” atau “tidak teratur”. Jadi istilah "agama menurut bahasa bermakna "tidak kacau". Adapun arti agama menurut Mahmud Syaltut yaitu "ketetapan ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup manusia." Sedangkan menurut Syaikh Muhammad Abdullah Badran dalam bukunya al-Madkhal ila al-Adyan, bahwa agama sama artinya dengan "din" yaitu hubungan antara dua pihak dimana yang pertama mmemiliki kedudukan lebih tinggi daripada yang kedua. Kata "din" yang terdiri dari huruf dal, ya dan nun sama dengan dain yang berarti utang atau dana yadinu yang berarti menghukum atau taat, dsb. Semua itu menggambarkan adanya dua pihak yang melakukan interaksi . Dengan demikian "agama" itu adalah "hubungan antara makhluk dengan Khalik-Nya." Dalam bahasa Inggris kata "agama" sama dengan "religion" atau "religi". Menurut kamus The Hold Intermediate Dictionary of American English, religi yaitu:"Belief in and Worship of God or the Super Natural" (Kepercayaan dan penyembahan kepada Tuhan atau kepada Yang Maha Mengetahui). Dalam kamus
The Edvanced Learner's Dictionary of Current
English , Religion: Belief in the existence of supernatural rulling power, the creator and
11
controller of the universe, who has given to man a spiritual nature which continues to exist after the death of body (agama adalah mempercayai adanya kekuatan kodrat Yang Maha Mengatasi, Menguasai, Menciptakan dan Mengawasi alam semesta dan yang telah menganugerahkan kepada manusia suatu watak rohani, supaya manusia dapat hidup terus menerus setelah mati tubuhnya."3 2. Perkembangan Agama Anak
Kata pertumbuhan sering dikaitkan dengan kata perkembangan sehingga ada istilah tumbuh kembang. Ada pendapat yang mengatakan bahwa pertumbuhan merupakan bagian dari perkembangan. Namun sebenarnya pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh, misalnya bertambah berat badan, bertambah tinggi badan, bertambah lingkaran kepala, bertambah lingkar lengan, tumbuh gigi susu, dan perubahan tubuh yang lainnya yang biasa disebut pertumbuhan fisik. Pertumbuhan dapat dengan mudah diamati melalui penimbangan berat badan atau pengukuran tinggi badan anak. Pemantauan pertumbuhan anak dilakukan secara terus menerus dan teratur. Adapun perkembangan adalah perubahan mental yang berlangsung secara bertahap dan dalam waktu tertentu, dari kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang lebih sulit, misalnya kecerdasan, sikap, tingkah laku, dan sebagainya. Proses perubahan mental ini juga melalui tahap pematangan terlebih dahulu. Bila saat kematangan belum tiba maka anak sebaiknya tidak dipaksa untuk meningkat ke tahap berikutnya misalnya kemampuan duduk atau berdiri. Pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat, tergantung faktor bakat (genetik), lingkungan (gizi dan cara perawatan kesehatan), dan konvergensi (perpaduan antara 3
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, dan Agama (Surabaya: Bina Ilmu, 1983), hlm 122; Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1995), hlm 209
12
bakat dan lingkungan). Oleh sebab itu perlakuan terhadap anak tidak dapat disamaratakan, sebaiknya dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak (Diktentis Diklusepa, 2003:8). Berdasarkan hasil penelitian Ernest Harms bahwa perkembangan agama pada anak melalui beberapa fase. Demikian disebutkan dalam bukunya the Development of Religious of Children bahwa perkembangan agama pada anak melalui tiga tingkatan, yaitu: 1. The Early Tale Stage (Tingkat Dongeng) Pada tingkatan ini pengetahuan tentang konsep Tuhan banyak dipengaruhi
oleh
fantasi dan emosi 2. The Realistice Stage (Tingkat Kenyataan) Tingkat ini dimulai pada anak usia Sekolah Dasar hingga usia remaja (adolesense). Pada masa ini, ide ke-Tuhanan anak sudah menemukan konsep-konsep yang berdasarkan kepada penyataan. Konsep ini timbul mellaui lembaga-lembaga keagamaan dan pengajaran agama dari orang dewasa. 3. The individual Stage (tingkat individu) Pada tingkat ini anak telah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka.Dalam pandangan Islam keagamaan anak sudah ada sejak lahir. Artinya anak sudah memiliki naluri ketuhanan 4 . Namun, potensi keagamaan yang ada pada anak dapat dipengaruhi oleh orang tua. Maka peran orang tua di sini sangat besar dalam upaya membina dan menanamkan keagamaan anak.
4
Lihat: Al-Qur‟an surat al-A‟raf ayat 1762 yang artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
13
Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini di Indonesia, mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yang telah disepakati seluruh bangsa. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5 . Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda ”setiap bayi yang dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitrah (suci), maka tergantung orang tuanya yang akan menjadikan ia menjadi Yahudi, Nashrani atau Majuzi. 6 Konsekuensi dari landasan yuridis dan filosofis diatas adalah bahwa dalam pendidikan anak usia dini, nilai-nilai agama harus sudah dikenalkan dan ditanamkan. Prof Dr.Zakiah Darajat, ahli jiwa menyatakan bahwa : Anak-anak mulai mengenal Allah SWT, melalui bahasa.Yaitu dari kata-kata orang tua dan lingkungan keluarganya. Sebelum anak dapat bicara, dia telah dapat melihat dan mendengar kata-kata, yang barangkali belum mempunyai arti apa-apa baginya, namun pertumbuhan agama telah mulai ketika itu.7 Ini berarti dalam pembelajaran anak usia dini, harus sudah termasuk bagaimana agama dipahami dan diaplikasikan dalam tindakan serta perilaku dalam kehidupan sehar-hari. Sabda Rasulullah SAW “Apabila anak-anakmu mulai dapat berbicara, maka ajarilah, laa ilaha illallah.” Islam mengajarkan nilai-nilai keislaman ditanamkan kepada anak melalui cara pembiasaan seperti pendapat al-Ghazali dalam “Ihya Ulumudidin.” Anak-anak adalah amanat bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci ibarat permata bergharga yang masih bersahaja, belum digosok dan dibentuk. Hati ini reseptif bagi berbagai pengaruh dan cenderung meniru segala yang dekat kepadanya. Oleh karena itu, apabila hati dibiasakan dan diajarkan untuk selalu berbuat baik, niscaya ia kan tumbuh di atas kebaikan, serta akan bahagia di dunia dan akhirat. Maka kedua orang tuanya pun akan mendapatkan pahala, begitu pula guru dan pendidiknya. Tetapi jika anak dibiasakan untuk berbuat buruk dan dibiarkan bertingkah laku seperti binatang, 5
Depdiknas RI: 2003. loc.cit. Imam Musbikin. Kudidik Anakku dengan Bahagia. (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003). p.4. 7 Ibid 6
14
niscaya ia akan sengsara dan binasa. Maka orang-orang bertanggung jawab dalam mendidiknya akan menerima dosanya.8 Karakteristik pembelajaran pada anak usia dini, dilakukan melalui
pembiasaan
ucapan dan perbuatan yang berdasarkan nilai-nilai agama. Pembiasaan ini dapat dilakukan disaat anak-anak berinteraksi sosial dengan teman-teman sebayanya mulai sejak dini. Menurut Sujiono, pelaksanaan interaksi yang berpijak pada landasan iman dan taqwa, akan mewujudkan perangai akhlak dan interaksi yang sangat baik sebagai insan shaleh, cerdas, bijak dan dinamis.9 B. Perkembangan Anak Usia Dini. 1.Anak Usia Dini. Anak usia dini adalah sebuah periode usia bagi anak yang berada diawal-awal kehidupannya dan anak berada pada kondisi serba belajar dan mencoba melakukan sesuatu . Jauh sebelum dikenal istilah ini, dikenal istilah balita, yaitu anak berusia dibawah lima tahun. Ada banyak pendapat yang menjelaskan tentang anak usia dini. Diantaranya pendapat dari National Association for The Education of Young Children (NAEYC), yang menjelaskan bahwa kategori anak usia dini adalah mereka yang usianya antara 0-8 tahun. Sementara di Indonesia anak usia dini memiliki rentang usia 0-6 tahun. Hal ini dapat dilihat pada Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional pasal 28 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.”
10
Ini berarti pengakuan
negara akan siapa yang dimaksud anak usia dini adalah mereka yang berusia 0-6 tahun. 2.Perkembangan Anak Usia Dini.
8
Ibid., p.8 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Indeks, 2009). p. 217 10 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Depdiknas: 2003) 9
15
Pada dasarnya perkembangan anak usia dini merupakan masa usia emas bagi seorang anak atau dikenal pula dengan istilah golden age. Bloom mengemukakan bahwa pengembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia empat tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, dan 20% pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Ini berarti bahwa pengembangan yang terjadi pada usia 0-4 tahun sama besarnya dengan pengembangan yang terjadi pada usia 4 tahun hingga 15-20 tahun. Pengembangan yang terjadi pada usia 4-8 tahun lebih besar dari pada pengembangan yang terjadi pada usia 8 tahun hingga 15-20 tahun. Dalam kaitan ini Bloom mengatakan bahwa 4 tahun pertama merupakan kurun waktu yang sangat peka terhadap kaya miskinnya lingkungan akan stimulasi. Dalam kurun waktu tersebut perbedaan kecerdasan pada anak yang lingkungannya kaya akan stimulasi dengan anak yang berada di lingkungan yang miskin stimulasi mencapai sekitar 10 unit IQ. Selanjutnya perbedaan sekitar enam unit IQ terjadi pada usia 4-8 tahun.11 Dalam perjalanan waktu, setiap potensi yang dibawa oleh anak akan mengalami dua hal yaitu tumbuh dan berkembang secara optimal atau sebaliknya akan berkembang minimal. Menurut Gutama, pengembangan potensi pada diri anak bisa dikatagorikan menjadi tiga, pertama berkembangnya secara alamiah kalau stimulasinya kurang (natural development), kedua berkembang secara optimal jika stimulasi maksimal (nurture development). Dan ketiga terlambat memberikan stimulasi, potensi tidak berkembang secara optimal.12 Perkembangan anak usia dini dapat pula dilihat dari teori perkembangan kognitif, seperti yang dinyatakan Jean Piaget. Perkembangan kognitif ini akan melibatkan
11
National Early Childhood Development Forum. Early Childhood Care and Development in Indonesia. (Jakarta: Forum PADU, 2004). p. 21 12 Ibid.
16
pikiran dan perasaan, inteligensi dan bahasa
13
.Peaget
mengemukakan bahwa
perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya. Dalam pandangan ini, organisme aktif mengadakan hubungan dengan lingkungan. Ada penahapan dalam perkembangan ini yang dicapai oleh anak pada waktu yang tidak sama, tetapi urutannya selalu tetap, tidak bervariasi. Adanya perbedaan dalam waktu seseorang anak mencapai suatu tahap perkembangan tertentu, menyebabkan Piaget tidak terlalu memperhatikan penahapan atas dasar umur. Inilah sebabnya uraiannya tentang umur terkesan kurang jelas, kurang ajeg. Tahap-tahap perkembangan kognitif oleh J. Piaget pada masa usia dini disebut sebagai masa pra-operasional yang berada pada rentang waktu 2-7 tahun. Pada masa ini anak telah mempergunakan fungsi simbolik. Fungsi simbolik, yakni kemampuan untuk mewakilkan sesuatu yang tidak ada, tidak terlihat dengan sesuatu yang lain atau sebaliknya sesuatu hal mewakili sesuatu yang tidak ada. Fungsi simbolik ini bisa nyata atau abstrak. Misalnya pisau yang terbuat dari plastik adalah sesuatu yang nyata, mewakili pisau yang sesungguhnya. Kata pisau sendiri bisa mewakili sesuatu yang abstrak seperti misalnya bentuknya atau tajamnya. Pada masa pra-operasional ini, anak bisa menemukan objek-objek yang tertutup atau tersembunyi. Untuk bisa melakukan ini, anak harus bisa melakukan simbolisasi terhadap objek yang tidak ada atau tidak diketahuinya ketika terjadi pemindahan objek. Anak juga sudah bisa melalkukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku.
13
Barry J. Wadsworth. 1984. Piaget’s Theory of Cognitive and Affective Development. New York & London. Longman Inc.
17
Perkembangan mensimbolisasi sesuatu ini terlihat pula pada permainan yang dilakukan anak-anak, misalnya kursi yang “dijadikan” kereta api, pinsil yang dianggap pistol dan bermacam-macam lagi.
Selain itu, penggunaan kata-kata merupakan
rangkaian simbol-simbol yang tersusun, untuk mengungkapkan sesuatu baik mengenai sesuatu yang tidak terlihat dan tidak dapat langsung diamati, seperti kata kemarin, nanti atau besok. Pada masa ini, anak mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu, mula-mula dengan satu dimensi, misalnya mengelompokkan benda atas dasar warnanya atau
ukurannya
dan
bentuknya
saja.
Semakin
lama
semakin
mampu
memperkembangkan kemampuan mengelompokkan ini atas dasar dua, tiga dimensi dan seterusnya. Piaget mengatakan anak-anak pada masa pra-operasional belum bisa memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara serempak. Pada masa ini anak belum bisa menyusun benda-benda dalam urutan-urutan sesuai dengan ukurannya. Jadi pada masa praoperasional ini anak berada pada tahap perkembangan penggunaan simbol dan penyusunan tanggapan internal seperti dalam permainan bahasa dan peniruan. Menurut Berk pada dasarnya terdapat lima tahap perkembangan yaitu periode prenatal, periode infancy and toddlerhood, early childhood, middle childhood, dan adolescence. Tahap early childhood adalah ketika tubuh menjadi lebih panjang dan besar, skill motorik lebih bagus, dan anak-anak menjadi lebih bisa mengontrol dirinya sendiri. Pemikiran dan bahasa menjadi lebih luas, perasaan akan moral menjadi lebih nyata, dan anak-anak mulai memiliki ikatan dengan teman sebayanya.
18
C. Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan pada periode usia dini merupakan periode kondusif untuk menumbuh kembangkan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat, kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosio-emosional dan spiritual yang menentukan tingkat keberhasilan pada pendidikan selanjutnya yang penuh tantangan bagi setiap anak. Pendidikan pada periode kondusif ini disebut dengan Pendidikan Anak Usia Dini. 1.Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini. Di Indonesia, pengertian pendidikan anak usia dini telah jelas dirumuskan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab I pasal 1 butir 14 yang mencantumkan bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.14 Upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun ini merupakan pendidikan yang menyiapkan anak mampu memasuki pendidikan sekolah dasar dan seterusnya. mengutamakan
pemberian
Pembinaan yang dilakukan kepada anak usia dini
rangsangan
atau
stimulus
sesuai
dengan
masa
perkembangannya. 2.Pendekatan pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini melibatkan berbagai program yang melayani anakanak mulai dari lahir hingga berusia 8 tahun yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan anak-anak dari sisi
intelektual, sosial, emosional, bahasa, dan
perkembangan fisik dan pembelajaran (Bredekamp & Copple,). Dari program
14
Depdiknas RI: 2003. loc.cit.
19
tersebut, sebenarnya pendekatan pendidikan anak usia dini dapat dikelompokan menjadi dua seperti yang dinyatakan dalam Children Resources International
yaitu
bahwa dalam bidang pendidikan anak usia dini, terdapat dua pendekatan yang mendasar untuk mengajar anak-anak yang berusia antara tiga sampai enam tahun yaitu:
pendidikan
perilaku
dan
pendekatan
perkembangan.
15
Pendekatan
perkembangan memberikan kerangka untuk memahami dan menghargai pertumbuhan alami anak-anak usia dini. Pendekatan ini menganggap bahwa anak-anak usia dini: 1. Adalah pembelajar aktif yang secara terus-menerus mendapatkan informasi mengenai dunia lewat permainan. 2. Mengalami kemajuan melalui tahapan-tahapan perkembangan yang dapat diperkirakan. 3. Bergantung pada orang lain berkenaan dengan pertumbuhan emosi dan kognitif melalui interaksi sosial. 4. Adalah individu yang unik yang tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda. 3.Pembelajaran Anak Usia Dini. Proses pembelajaran adalah bagian penting dari pendidikan. Secara umum pembelajaran memiliki pengertian sebagai pengaturan lingkungan belajar agar terjadi proses belajar yang kondusif pada siswa atau anak. Pembelajaran adalah suatu integrasi dari seperangkat prinsip yang menjelaskan tentang pedoman untuk mengatur kondisi-kondiri belajar dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. (Snelbecker,1974). Sedangkan Kemp mengemukakan bahwa pembelajaran adalah merupakan proses yang kompleks terdiri dari fungsi dan bagian-bagian yang saling
15
Children Resources International, Inc. Menciptakan Bahan Ajar Yang Berpusat Pada Anak Menciptakan Kelas yang Berpusat Pada Anak. (Jakarta. CRI Indonesia. 2000). p. 6-8
20
berhubungan satu dengan yang lainnya serta diselenggarakan secara logis untuk mencapai keberhasilan dan belajar.16 Sejalan dengan hal tersebut, teori Piaget menekankan menekankan bagaimana anak memperoleh pengetahuan dan mengembangkan inteleknya secara jelas adalah relevan dengan pendidikan. Teori Piaget merupakan salah satu gambaran yang merefleksi apa yang dapat digunakan sebagai alat pendidik dalam memahami anak dan mengapa mereka belajar atau tidak belajar di sekolah. Piaget memandang bahwa memori (ingatan) bukan hal yang utama dalam belajar karena hal itu tidak melibatkan asimilasi dan komperhensi, yang berbeda dengan teori behaviorsime yang memandang hafalan (memori) sebagai bentuk belajar. Piaget berpendapat bahwa belajar selalu terkait dengan konstruksi dan komperhensif. Piaget juga menekankan pentingnya transformasi pengajaran berdasarkan tingkat perkembangan anak tertentu. Pendidik harus dapat berapresiasi secara luas agar minat anak dan model belajar dari waktu ke waktu berbeda17 Teori Piaget menganjurkan bahwa metode dan materi pengajaran harus konsisten dengan tingkat perkembangan konsep anak. Keaktifan interaksi fisik dan interaksi anak dengan lingkungan yang konstrukif adalah faktor yang sangat penting dalam perkembangan kognitif di sekolah. Jadi dalam teori Piaget ini menekankan bahwa reorganisasi kognitif bisa berlangsung jika ada aktivitas tindakan pisik dan kognitif. Menurut Piaget , asimilasi dan akomodasi tindakan adalah selalu di bawah kontrol internal (equilibration), dan reorganisasi struktur kognitif dalam cara tertentu tidak pernah dapat dipastikan oleh organisasi eksternal pengalaman. Jadi menurut teori Piaget bahwa belajar pada anak bukan sepenuhnya tergantung pada pendidik (sebagaimana ditekankan oleh tokoh-tokoh teori belajar pada aliran behaviorisme yang memandang perkembangan anak sebagai pribadi yang mekanistis) melainkan harus keluar dari anak itu sendiri. 16
Yamin dan Sanan. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta: GP Press, 2010) .
17
William Crain. Theories of Development (Concepts and Aplications). New Jersey. Prentice Hall. 1992.p.124 21
4.Belajar sambil bermain. Secara epistomologis, pembelajaran pada anak usia dini haruslah menggunakan konsep belajar sambil bermain (learning by playing), belajar sambil berbuat (learning by doing) dan belajar melalui stimulus (learning by stimulating). 18 Untuk mencapai ini semua dibutuhkan suasana belajar, strategi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak, agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Hurlock mengartikan bermain adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. 19 McConkey secara lebih jelas lagi menyampaikan akan esensi bermain bagi anak, yaitu: Bermain itu diinisiasi oleh anak itu sendiri, adalah dirinya yang memilih apa yang dimainkan dan bagaimana memainkannya. Tak seperti bekerja, bermain dilakukan untuk kepentingannya, bukan karena kepentingan akan hasil ataupun penghargaan. Maknabermain adalah penghargaannya sendiri. Di dalam bermain, anak-anak merasa bebas dari tekanan dan ia bisa memuaskan dirinya sendiri. Dia bisa bereksperimen tanpa resiko kesalahan, karena dia yang membuat peraturannya sendiri.Bermain juga merupakan suatu hal yang mencegah munculnya rasa frustasi. Kita sering berbicara kepada anak untuk melepaskan beban dalam bermain.Dalam bermain, seorang anak seperti mengisi kembali baterainya dan menemukan energi baru yang segar.20 5. Jenis Permainan Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan bahan, anak lain dan perhatian orang dewasa menolong anak-anak berkembang secara fisik, emosi, kognisi dan sosial. Lingkungan bermain yang bermutu tinggi untuk anak usia dini mendukung tiga jenis bermain yang dikenal dalam penelitian anak usia dini (Wikart, Rodgers, & Adcock. 1971) dan teori dari Erik Erikson, Jean Piaget, Lev Vygotsky, dan Anna Freud 21 :
18
Sujiono. op.cit. Elizabeth Hurlock. op.cit. p. 320 20 Jeffrey, McConkey. Let Me Play. (London. Souvenir Press. 1994) p.15. 21 CCRT. loc.cit. p.1-10 19
22
1. Main sensorimotorik atau fungsional Menurut Piaget dan Smilansky, anak usia dini belajar melalui panca inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Kebutuhan sensorimotor anak didukung ketika mereka disediakan kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam-macam bahan dan alat permainan, baik di dalam maupun di luar ruangan. Kebutuhan sensorimotor anak didukung ketika mereka diberi kesempatan untuk bergerak secara bebas, bermain di halaman atau di lantai atau di meja dan di kursi. Kebutuhan bermain sensorimotor anak didukung bila lingkungan baik di dalam maupun di luar ruangan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan banyak tekstur dan berbagai jenis bahan bermain yang berbeda yang mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak. 2. Main pembangunan: Sifat cair/bahan alam dan terstruktur Piaget menyatakan bahwa kesempatanmain pembangunan membantu anak untuk mengembangkan keterampilan yang akan mendukung keberhasilan sekolahnya dikemudian hari. Balok unit, lego, balok berongga, dan bahan lainnya dengan bentuk yang sudah ditentukan sebelumnya, yang mengarahkan bagaimana anak meletakkan bahan-bahan tersebut bersama menjadi sebuah karya, dianggap sebagai bahan main pembangunan yang terstruktur.22 3. Main peran mikro dan makro Manusia membangun kemampuan untuk menghadapi pengalaman dengan membuat suatu keadaan yang semestinya dan menguasai kenyataan melalui uji coba dan perencanaan didalamnya. Menurut Erikson, anak menyusun hal ini melaluii kegiatan bermain. Dalam keadaan yang ia buat sendiri, anak memperbaiki kesalahannya dan memperkuat harapanharapannya. Anak mengantisipasi keadaan-keadaan masa depan melalui ujicoba-ujicoba.
22
Ibid. p.7
23
Erikson menjelaskan dua jenis main peran yaitu main peran mikro dan main peran makro. Main peran mikro terdiri dari bahan main berukuran kecil, contoh : Rumah boneka dengan perabot dan orang-orangan, kebun binatang dengan binatang-binatang liar. Sedangkan main peran makro terdiri dari alat-alat berukuran sesungguhnya dan anak-anak dapat menggunakannya untuk menciptakan dan memainkan peran-peran. Contoh: dokter, perawat, polisi dan pemadam kebakaran, penjual barang kelontong.23 4. Waktu bermain yang dibutuhkan anak Anak harus memiliki waktu untuk bermain, tempat, peralatan, dan pijakan dari pendidik ketika dibutuhkan. Dalam lingkungan anak usia dini harus ditekankan untuk menyediakan tiga jenis main, intensitas dan densitas dari pengalaman bermain. a. Konsep Intensitas Intensitas adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk pengalaman dalam tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun. Konsep ini menekankan pada jumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk berpindah melalui tahap perkembangan kognisi, sosial, emosi, dan fisik yang dibutuhkan agar dapat berperan serta dalam keberhasilan sekolah di kemudian hari. b. Konsep Densitas Densitas adalah berbagai macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak. Konsep ini menekankan pada kegiatan yang berbeda yang disediakan untuk anak oleh orang dewasa dilingkungan anak usia dini. Kegiatan-kegiatan ini harus memperkaya kesempatan pengalaman anak melalui tiga jenis main dan dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan perkembangan anak. c. Lingkungan main 23
Ibid.
24
Pada umumnya, anak-anak usia dini mempunyai kesulitan dalam menemukan urutan kejadian, benda-benda dan orang di lingkungan mereka. Teori dan penelitian telah membuktikan bahwa anak membutuhkan lingkungan yang dapat diperkirakan dan ditata, baik di rumah maupun di sekolah. Warna, penataan ruang dan bahan yang direncanakan dapat memberi pengaruh positif atau negatif pada anak usia dini (Torelli & Durrentt, 1998). 24 Yang menyarankan bahwa tempat main dimana anak dapat bergerak dengan bebas dan memilih kegiatan seharusnya berukuran dua setengah (2,5) tempat main setiap anak. Penelitian yang lain yang dilakukan oleh Phelps (1986) dan Stannard (2002) menyarankan tiga tempat main setiap anak untuk perkembangan anak usia dua, tiga, dan empat tahun. Jika satu ruang kelas mempunyai 20 anak yang akan bergerak di sekitar ruangan untuk memilih kegiatan, di situ harus ada enam puluh tempat yang direncanakan untuk bermain.25. Montessori merealisasikan bahwa anak-anak memiliki motivasi sejak lahir untuk belajar. Orang lain tidak dapat menghalangi aktivitas belajar atau bekerja anak. Hal ini merupakan dukungan bagaimana pengembangan sikap positif terhadap sesuatu yang anak harapkan bagi kepentingan belajar pada jenjang pendidikan yang berbeda yang dimulai dari jenjang pendidikan anak usia dini baik dalam bentuk TPA, TK maupun kelompok bermain. Menurut Montesori ada enam periode sensitif yaitu: 1) sensitivitas memerintah, 2) sensitivitas berbahasa, 3) sensitivitas berjalan, 4) sensitivitas aspek kehidupan sosial, 5) sensitivitas objek-objek kecil, dan 6) sensitivitas belajar26. 6.Peran guru anak usia dini dalam bermain.
24
Ibid., p.3 Ibid., p.4 26 Lesley Britton. Montessori Play & Learn: A Parent’s Guide to Purposeful Play from Two to Six. (New York: Crown Publishers,Inc.1992). p.17 25
25
Keberhasilan kegiatan bermain pada pendidikan anak usia dini sangat ditentukan oleh peran guru. Pada anak usia dini tidak mungkin diceramahi atau ditransfer pengetahuan. Karena itu peran guru
dalam memfasilitasi, memediasi, memotivasi, menginformasikan
sesuatu, membimbing, mengevaluasi pada kegiatan bermain menjadi hal yang sangat penting agar bermain menjadi bermakna bagi anak. Hal ini seperti dinyatakan oleh Yamin bahwa peran guru anak usia dini adalah sebagai fasilitator, mediator, motivator, informator, evaluator, dan pembimbing.27 D.
Limbah Rumah Tangga Limbah adalah sisa suatu usaha dan / atau kegiatan. 28 Setiap upaya atau kegiatan
memang dapat menghasilkan limbah yakni sisa sumber daya yang tidak sesuai dengan makna yang dituju semula. Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan oleh rumah tangga, perkantoran, perdagangan, dan industri yang dianggap tidak punya nilai ekonomi. Limbah dapat dibagi menjadi limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat pada umumnya disebut sampah. Apabila dikaitkan dengan bidang usaha, maka dapat dipilahkan menjadi limbah industri, pertanian, peternakan, dan pertambangan. Limbah padat yang berupa sampah dapat berupa sampah kota, sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah jalanan. Limbah dapat berupa barang bekas. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh ....... bahwa limbah adalah Limbah adalah benda yang dibuang, baik berasal dari alam ataupun dari hasil proses teknologi. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran.
Limbah dapat dikelompokan menjadi dua golongan besar, (Nusa Idaman Said, 2011) yaitu , 1. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain. 27
Yamin. op.cit. Anonim. UU RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pasal1 ayat 20. p.3.
28
26
2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami (nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya plastic, kaca, kaleng, dan sampah sejenisnya. Berdasarkan wujudnya ( Ign Suharto, 2011) limbah dibedakan menjadi tiga, yaitu: limbah dalam wujud padat,gas, dan cair. 1. Limbah padat, limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam 2. Limbah cair, limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya. 3. Limbah gas, limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan. Berdasarkan sumbernya menurut A. K. Haghi, 2011, salah satu jenis limbah adalah Limbah rumah tangga, limbah rumah tangga disebut juga limbah domestik. Jika dilihat arti limbah adalah juga termasuk barang-barang bekas, maka barang bekas rumah tangga seperti botol , perlengkapan dari plastik, kardus, kertas yang tidak terpakai termasuk kategoro limbah rumah tangga.
BAB III. 27
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di RA Istiqlal, Jl. Taman Wijaya Kusumah, Jalarta Pusat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – November 2013. Penelitian dilakukan di sentra persiapan, sentra bahan alam, sentra ibadah, sentra main peran dan sentra balok usia anak yang mengikuti kegiatan ini adalah RA kelompok A yang berumur 3-4 tahun. Kategorinya dalam PAUD adalah masuk dalam katagori kelompok bermain.
B. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif yang mengacu kepada paradigma naturalistik yaitu paradigma alamiah yang bersumber pada pandangan fenomenologis. 29 Pandangan ini bersandar pada gejala-gejala yang menampakkan diri, dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya dalam situasi tertentu dari perilaku seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan dengan APE berbasis limbah rumah tangga di RA Istiqlal. Dalam penelitian kualitatif ini peneliti terlibat langsung di lapangan untuk melihat, mendengarkan dan ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk mendapatkan kebenaran empiris secara langsung dengan APE berbasis limbah rumah tangga di RA Istiqlal. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhajir bahwa keterlibatan subyek peneliti di lapangan dan menghayatinya merupakan salah satu ciri utama penelitian phenomenologik. 30 Moleong menjelaskan lebih lanjut bahwa dari cara penelitian tersebut akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat
29 30
Lexy J. Moleong M.A. Loc.Cit., p.51 Noeng Muhajir., Medologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin 2000).p. 19
28
diamati. 31 Melalui data empiris yang terkumpul diyakini akan dapat memberi jawaban terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Dasar pemilihan metode kualitatif diharapkan dapat memberikan jawaban secara rinci, untuk mengetahui dan menemukan keunikan APE berbasis limbah rumah tangga. Straus dan Corbin menyatakan bahwa metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkapkan dan memahami apa yang menjadi latar belakang sebuah fenomena, dapat memberikan data secara terinci dari sebuah fenomena yang mungkin sulit diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari metode-metode kuantitatif lainnya.32 . Lingkup diatas dibuat sebagai sebuah arah bahwa penelitian ini lebih banyak melihat proses dari pada hasilnya.33 2. Prosedur pengumpulan data : Data penelitian ini didapat
dari informan kunci yaitu guru, kepala sekolah,
Pengumpulan data didapat melalui pengamatan, wawancara terbuka dan dokumentasi seperti yang dianjurkan oleh penelitian kualitatif bahwa: pengumpulan data didapat melalui pengamatan, wawancara terbuka dan dokumentasi.34 Mengawali penelitian ini, peneliti datang untuk menjajaki lokasi penelitian, untuk melihat apakah memang RA Istiqlal menerapkan APE berbasis limbah rumah tangga. Untuk melihat kebenarannya lalu peneliti meminta waktu kepada kepala tata usaha untuk diizinkan melihat sekilas sarana prasarana APE berbasis limbah rumah tangga dan proses mengajar
31
Lexy J. Moleong M.A. Loc.Cit., p 11
32
Anselm Strauss dan Juliet Corbin,Dasar-dasar Penelitian Kualitatif Prosedur, Teknik dan Teori Grounded (Surabaya: PT.Bina Ilmu,2007) p 11 33 Lexy J. Moleong M.A.,Loc.Cit., p.11 34 Robert C.Bogdan &Sari Knopp Biklen, Qualitative Research For Education An Introduction to Theories and Methods (Amerika,2007)
29
sekilas. Setelah yakin bahwa Istiqlal menerapkan pendekatan ini, peneliti menyampaikan surat permohonan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Pengamatan Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan sesuai dengan tahapan-tahapan yang dijelaskan oleh Basrowi dan Suwandi yaitu: (a) pengamatan deskriptif, (b) pengamatan terfokus, dan (c) pengamatan terpilih.
35
Tahap-tahap yang dilakukan antara lain: 1)
Pengamatan umum untuk memperoleh gambaran secara umum tentang kondisi fisik RA Istiqlal, unsur personal yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, pelaksanaan pembelajaran secara umum, interaksi di antara siswa, dan setting lingkungan sentra bermain. Pengamatan umum ini dilakukan sambil bersilaturahmi dengan informan kunci dan melihat dari dekat secara keseluruhan apa yang dilaksanakan dalam program pembelajaran. 2) Pengamatan terfokus dimaksudkan untuk mengamati penanaman nilai-nilai religius dengan penerapan APE berbasis limbah rumah tangga. Pengamatan difokuskan kepada karakteristik penanaman nilia-nilia religius melalui APE berbasis limbah rumah tangga, bagaimana peran pendidik dalam menanamkan nilai-nilai religius; 3) Pengamatan terpilih dilakukan untuk mengamati secara intensif penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE berbasis limbah rumah tangga
b. Wawancara Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara berstruktur dan tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keterangan secara umum mengenai pelaksanaan penanaman nilai-nili religius di RA Istiqlal melalui APE berbasis limbah rumah tangga. Hasil wawancara tak berstruktur ini diharapkan dapat diperoleh dari informasi untuk menyusun pertanyaan lebih terperinci yang 35
Basrowi. & Suwandi.. Memahami Penelitian Kualitatif.Rineka Cipta: Jakarta 2008.p 98
30
akan dituangkan dalam wawancara berstruktur. Sedangkan wawancara berstruktur dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai berbagai komponen data yang diperlukan, yang belum didapat dari pendalaman informasinya saat melukaukan observasi. c.
Dokumentasi Sebagai kelengkapan data tentang penanaman nilai-nilai religius
melalui APE
berbasis limbah rumah tangga, peneliti juga melihat berbagai dokumen yang tersedia seperti buku persiapan pengajaran, buku persiapan penciptaan setting sentra-sentra bermain, tematema dalam kurikulum. Untuk meyakinkan penanaman nilai-nilai religius melalui
APE
berbasis limbah rumah tangga, peneliti juga meminjam buku catatan dan buku-buku lain yang berisi perkembangan nilai-nilai religius. Dalam menggunakan dokumentasi sebagai pelengkap data, sebelumnya peneliti menelaah isi dokumen dengan mengecek: (1) keaslian dokumen, (2) d. Perekaman Data Data pengamatan dicatat dalam bentuk inti-inti yang berkaitan dengan fokus, dilengkapi dengan merekam menggunakan handycam Hasil rekaman ditelaah secara mendalam dihubungkan dengan catatan tertulis saat di lapangan. Data hasil pengamatan dari handycam dibuatkan transkipnya dalam bentuk kata-kata. Rekaman berikutnya difokuskan kepada hal-hal unik yang muncul saat penanaman nilai-nilai religius. Pada rekaman wawancara, digunakan voice recorder. Dengan menggunakan alat bantu, data langsung diketik dalam bentuk catatan diskripsi. Lalu data dikelompokkan sesuai tema yang ditanyakan. 3. Pengorganisasian pengumpulan data Raudhatul Athfaal Istiqlal mempunyai sepuluh sentra bermain yaitu: sentra ibadah, sentra main peran makro, sentra main peran mikro, sentra bahan alam, sentra balok, sentra
31
persiapan, sentra kreatifitas, sentra bahan alam, sentra musik, dan sentra olah tubuh. Sentra yang diteliti adalah sentra ibadah, sentra main peran, sentra bahan alam, sentra balok, dan sentra persiapan. Dasar pemilihan sentra tersebut karena ke lima sentra ini merupakan standar yang dapat diterapkan secara umum di lembaga penyelenggara pendidikan usia dini lainnya yang ada di masyarakat. 4.
Keabsahan Data. Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan
(credibility), keteralihan (transfereability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).36 Secara lebih praktis. dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah ketekunan pengamatan, triangulasi dan auditing yaitu sebagai berikut:37 a. Ketekunan Pengamatan Pengamatan dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan agar menemukan ciriciri atau unsur-unsur dalam situasi yang sesuai, sehingga peneliti mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan jelas dari berbagai aplikasi APE berbasis limbah rumah tangga. Untuk mempermudah kegiatan pengamatan, peneliti menggunakan alat bantu handycam. Pengaturan catatan jadwal digital dalam handycam mempermudah untuk mengetahui keabsahan data karena dapat dibandingkan secara periodic. .
Dengan demikian waktu yang dipergunakan sudah cukup guna kepentingan
penelitian ini dengan
mengamati secara berulang peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan pelaksanaan penanaman nilai-nilai religius dengan pendekatan APE berbasis limbah rumah tangga. b. Triangulasi 36 37
Djam”an Satori,MA & Aan Komariah,M.Pd. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung,2009) p.164. Lexy J. Moleong M.A. Loc.Cit., p.324
32
Cara yang ditempuh dalam trianggulasi adalah melakukan pengecekan data (cek, cek ulang, dan cek silang) kepada dua atau lebih sumber informasi, antara lain mengecek ulang dengan proses wawancara secara berulang dengan mengajukan pertanyaan yang sama kepada informan yang sama dalam waktu yang berlainan, dan mengecek silang dengan cara mewawancarai guru dan anak serta melakukan pengecekan terhadap sumber informasi data. Peneliti juga melakukan pengecekan dengan mencocokkan hasil wawancara dan hasil pengamatan di lapangan serta dokumentasi yang terkumpul. C. Tahapan Penelitian 1.
Garis Besar Penelitian Tahun 1. Kegiatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi ke RA Istiqlal untuk melihat APE berbasis limbah yang digunakan dan penanaman nilai-nilai religius yang diterapkan. b. Wawancara dengan informan, dan pengambilan dokumentasi. c. Analisis data. d. FGD e. Membuat dan merumuskan draft model.
2. Garis besar penelitian tahun ke 2. Pada tahun ke 2 ini penelitian yang dilakukan dengan merepakan modul yang telah dirumuskan dengan langkah a.
Pemilihan TK Aisyiyah yang akan menerapkan draft model.
b. Uji coba draft model. c. Pelatihan guru d. Analisis uji coba. e. Workshop f.
Revisi model
g. Terbitnya buku
model penanaman nilai–nilai religius berbasis APE limbah rumah
tangga.
33
6
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi.PenelitianTindakan Kelas. Jakarta. PT. Bumi aksara, cetqakan kedelapan .2009), h.74 7 Suharsimi Arikunto.prosedur Peneltian suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi V (Jakarta PT. Rineka Cipta, 2002), h.84
BAGAN ALIR PENELITIAN
Latar Belakang Masalah
Dasar Teori
Identifikasi masalah dan rumusan masalah
Pendahuluan
Tahun 1
Pengumpulan data
Observasi, wawancara dan dokumentasi Analisis data Merumuskan draft model pe nanaman nilai nilai religius melalui APE berbasis limbah rumah tangga
FGD
Draft model
Penelitian tindakan kelas Tahun 2 P
Pemilihan PAUD Pemulung yang akan menerapkan draft model
Uji Coba modl
Pelatihan Guru
Analisis uji coba
34
Workshop
Revisi model
D. Jadwal Penelitian
BUKU MODEL
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahun I dan tahun II. 1. Jadwal Tahun 1 No
Kegiatan Penelitian
1
Persiapan penelitian, persiapan ke lapangan, urus perizinan/ permohonan, membuat instrumen, dan (skedul kegiatan secara teknis)
2
Pengumpulan data
3
Analisis data
4
Penulisan laporan hasil kemajuan penelitian.
Juni Juli
Agus
Sep
Okt
Nop
Des
1. Monev internal UMJ kemajuan penelitian 2. Perbaikan hasil monev 3. Monev dari dikti 5
FGD
6.
Draft model
3. Jadwal Tahun 2 No. Uraian Pemilih 1. Pemilihan PAUD Pemulung yang akan mene- rapkan draft model PAUD Pemulung yang akan menerapkan draft model 2. Uji coba draft model 35
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3. 4. 5. 6. 7.
Pelatihan guru Analisis uji coba Workshop Revisi model Buku Model
36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum RA Istiqlal 1. Lokasi . Raudhatul Athfaal (RA) Istiqlal berlokasi di Jln. Taman Wijaya Kusumah Masjid Istiqlal Jakarta Pusat dengan kode Kode Pos: 10710, Telepon: 021-3500711, fax: 021-3459525. RA yang terletak
di kompleks Masjid Istiqlal ini
merupakan cerminan dari PAUD
yang
berorientasi pada penanaman nilai-nilai religius. 2. Falsafah. Falsafah Raudhatul Athfaal (RA) Istiqlal adalah mengintegrasikan iman dan taqwa sesuai perkembangan anak. Sistem pendidikannya adalah mendukung perkembangan anak dan memberikan pilihan permainan dengan media yang dirancang untuk membantu mengembangkan imajinasi. Anak-anak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-temannya dengan tidak membedakan kemampuan, suku, bangsa, budaya dan status ekonomi. 3. Visi dan Misi Visi RA
Istiqlal adalah memfasilitasi dan mengoptimalkan perkembangan potensi
peserta didik sejak usia dini agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Misinya adalah terlaksananya ajaran
Islam
dalam
kehidupan
sehari-hari
anak
sesuai
dengan
kemampuan
dan
perkembangannya. 4. Tujuan RA Istiqlal. Tujuan RA Istiqlal adalah menyiapkan generasi masa depan berkualitas sejak dini dan meningkatkan sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional, mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya dan
37
meletakkan dasar-dasar pengembangan keimanan dan ketakwaan, akhlakul karimah serta seluruh aspek kepribadian yang dimiliki dan dibutuhkan anak didik. 5. Fungsi. RA Istiqlal berfungsi sebagai sebuah pusat informasi dan contoh bagi penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan anak usia dini tingkat nasional melalui sistem bermain sambil belajar terintegrasi imtaq. RA Istiqlal juga memfungsikan dirinya sebagai pusat informasi dan contoh dalam penyediaan Alat Pendidikan Edukatif yang bernuansa agama dalam menunjang perkembangan anak usia dini. Selain itu juga berfungsi sebagai tempat pelatihan dan observasi bagi para guru dan atau pengelola kelompok bermain serta tempat penelitian bagi para mahasiswa dan tempat konsultasi bagi masyarakat tentang pendidikan anak usia dini Alat Permainan Edukatif yang bernuansa agama ini, mempunyai ciri khas dalam menggunakan limbah atau barang-barang bekas seperti botol-botol plastik, kaleng susu, kartun bekas dus, kompor, panci dan lain sebagainya. 6. Metode Pembelajaran. . Terdapat 10 (sepuluh ) sentra bermain yaitu: sentra ibadah, sentra main peran makro, sentra main peran mikro, sentra bahan alam, sentra balok, sentra persiapan, sentra kreatifitas, sentra seni, sentra olah tubuh, sentra memasak. Metode pembelajaran yang digunakan RA Istiqlal adalah bermain sambil belajar yang diintegrasikan dengan pendidikan keimanan dan ketaqwaan melalui sentra-sentra bermain 7. Program. Program RA Istiqlal
adalah menciptakan, mengembangkan dan menyebarluaskan
metode bermain sambil belajar terintegrasi imtaq . Hal ini dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah, seminar, pelatihan, dan penataran pendidikan serta demontrasi model Alat Pendidikan Edukatif yang tepat untuk mendukung pendidikan serta penyediaan Pusat Sumber Belajar. 38
8.Jadwal Kegiatan Harian. Kegiatan belajar terbagi dalam dua kegiatan besar yaitu materi pagi dan bermain di sentra. Materi pagi untuk pembahasan tema, dan bermain disentra untuk menggunakan APE yang sesuai dengan tema yang telah dibahas. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Satu Hari di RA Istiqlal
No.
Waktu
Kegiatan
1.
07.00-07.30
Morning Al-Quran dan Jurnal Pagi
2.
07.30-08.15
Toilet training, Ikrar dan main bebas
3.
08.15-08.40
RA Bertadarus (surat-surat pendek dan doa)
4.
08.40-09.15
Materi Pagi (Pembahasan Tema)
5.
09.15-12.15
Bermain di sentra
5.
11.45-12.15
Sholat Dzuhur
6.
12.15-12.45
Tilawati PAUD
7.
12.45-12.55
Recalling
8.
12.55-13.00
Doa dan Pulang
9.Hasil yang diharapkan. Hasil yang diharapkan oleh Istiqlal adalah tercapainya peserta didik yang mampu: mengenal diri dan mengagumi alam sekitarnya sebagai mahluk ciptaan Allah, mengetahui dan dapat menirukan sifat-sifat Allah (asmaul husna), melakukan gerakan shalat dan menghapal bacaan shalat, ikrar, do‟a harian, kalimat thayyibah; dapat mensyukuri rahmat dan nikmat Allah SWT; mengenal bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang;
meningkatkan keimanan,
ketaqwaan, dan berakhlak mulia serta memperoleh pengetahuan dan mengenal
teknologi;
meningkat daya kreasi sebagai anugerah dari Allah SWT, mencintai ilmu dan ingin belajar terus menerus. 39
10. Dewan guru Guru yang mengajar di RA Istiqlal seluruhnya berjumlah 20 orang. Latar belakang pendidikannya bervariasi : S1 lulusan Pendidikan Anak Usia Dini baru 10 orang, lulusan Pendidikan Guru TK berjumlah 2 orang, dan selebihnya adalah lulusan S1 dari berbagai latar belakang. Proses pembelajaran juga dibantu oleh staf sekretariat dan tenaga keamanan. Mulau dari Ketua TU sampai tenaga administrasi keuangan, akademik dan lainnya. Setiap guru mempunyai tugas rangkap berdasarkan jenis kegiatan. Tugas guru yang dilakukan bergantian setiap hari adalah kegiatan jurnal, membaca ikrar, variasi bermain, bermain bebas dan guru tema. Sedangkan tugas tetap adalah sebagai wali kelas materi pagi, guru bermain di sentra, dan guru keluarga makan. B. Penanaman Nilai – Nilai Religius. Penanaman nilai-nilai religius dilakukan disetiap kegiatan, mulai dari anak datang disekolah sampai pulang. Dalam penanaman nilai-nilai religius, dikelompokkan dalam dua kegiatan besar yaitu saat sebelum menggunakan APE dan pada saat digunakannya APE. Dua kegiatan ini dilaksanakan di sentra bermain. 1.Penanaman nilai sebelum menggunakan APE. Menanamkan nilai-nilai religius dengan menggunakan APE, tidak dapat dilakukan dengan mengajak anak langsung bersentuhan dengan APE. Banyak proses yang harus dilalui anak, jauh sebelum anak menyentuh APE. Di KB Istiqlal, kegiatan bermain dengan menggunakan APE dilakukan di sentra bermain. Jika dilihat pada jadwal kegiatan satu hari, kegiatan di sentra dilakukan pada siang hari sekitar jam 10.00, sementara kegiatan sudah dimulai sejak anak datang di sekolah. Dari hasil wawancara dengan guru, kegiatan penanaman nilainilai sebelum penggunaan APE tersebut, memiliki berbagai aspek diantaranya adalah :
40
a.Tujuan penanaman nilai sebelum menggunakan APE. 1).Untuk menetralisir emosi anak dari rumah agar siap menerima pelajaran 2). Adanya jurnal dapat mengapresisasi ide-ide anak . Jurnal pagi yang dilakukan dengan menggambar, karena anak akan dapat mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya yang dituangkan dalam gambar. Dengan demikian akan memudahkan bagi guru dalam menanamkan nilai-nilai Islam melalui APE Bentuk-bentuk jurnal pagi dilakukan secara bervariatif misalnya menggambar, mengabsen, menulis, simbol. Melalui kegiatan menggambar sebenarnya mengandung tiga unsur yaitu : pembangunan, peran dan sesor motorik. 3).Adanya jurnal pagi juga memberikan manfaat untuk mempererat silaturrahmi antar anak serta guru. Hafalan surat-surat pendek pad amateri pagi dapat menjadi pengantar bagi penanaman nilai-nilai Islam. Karena, dengan menghafal surat-surat pendek anak menjadi senang, dan dapat memudahkan guru ketika akan menyampaikan nilai-nilai Islam. Misalnya, anak menghafal surat al-Lahab. Guru menyebutkan sifat dan karakter Abu Lahab. Dengan penjelasan itu, guru menyampaikan agar anak tidak meniru sifat Abu Lahab. Penyampaian materi membaca disampaikan melalui permainan suku kata. Hal ini dilakukan agar anak merasa senang dan tidak monoton dalam belajar membaca. Permainan suku kata dilakukan untuk memperkenalkan huruf kepada anak. Biasanya dimulai dari huruf vokal seperti a, i, u, e, dan o. Dari huruf-huruf itu, anak-anak dirangsang untuk menyebutkan nama-nama binatang yang diawali dengan huruf vokal atau konsonan. Guru memanggil anak-anak dengan sebutan teman. Hal ini bertujuan agar anak merasa nyaman. Karena mereka berteman dengan bu guru akan menghilangkan rasa sungkan. Biasanya anak sungkan untuk bertanya atau menyampaikan sesuatu yang ada dalam fikirannya kepada guru, tetapi kalau dengan teman anak mudah menyampaikan keinginannya. 41
b.Tema. Penyusunan tema disusun untuk satu tahun kemudian dijabarkan dalam semester, lalu dijabarkan dalam kegiatan harian. Pada prinsipnya adanya tema dimulai dari yang bersifat global kemudian terurai secara rinci. Tujuannya agar anak dapat berfikir sistematis yaitu berfikir global kemudian berfikir hal-hal secara rinci. c. Kegiatan penanaman nilai-nilai religius sebelum menggunakan APE. Menanamkan nilai-nilai religius dengan menggunakan APE, tidak dapat dilakukan dengan mengajak anak langsung bersentuhan dengan APE. Banyak proses yang harus dilalui anak, jauh sebelum anak menyentuh APE. Di KB Istiqlal, kegiatan
bermain dengan
menggunakan APE dilakukan di sentra bermain. Jika dilihat pada jadwal kegiatan satu hari, kegiatan di sentra dilakukan pada siang hari sekitar jam 10.00, sementara kegiatan sudah dimulai sejak anak datang di sekolah. Sesuai dengan hasil pengamatan , wawancara dan telaah dokumen, kegiatan penunjang penanaman nilai-nilai religius yang dilakukan sebelum menggunakan APE,dilakukan dengan melalui : 1).Jurnal pagi. Kegiatan awal yang diberikan kepada anak adalah kegiatan jurnal pagi. Disini anak sudah disuasanakan dengan al Quran. Anak boleh menggambar apa saja, guru selalu memberi recalling setelah anak menggambar. Guru bertanya kepada anak tentang hal yang digambar oleh anak. Jika anak sulit menjawab, guru memancing agar anak dapat berpendapat tentang apa yang digambarnya. Saat anak menjawab pertanyaan, guru menyisipkan nilai-nilai religius dengan menggunakan kalimat thayibah. Fungsi menggambar diawal kegiatan ini adalah agar anak diberi kesempatan colling down, sebelum anak mengikuti kegiatan yang perlu fokus.
42
2).Membaca ikrar. Saat jam menunjukan hampir 7.30, guru memberi kesempatan kepada anak-anak untuk ke toilet. Guru mempersiapkan anak-anak menuju ruang membaca ikrar.. Menjelang membaca ikrar, anak-anak bernyanyi sesuai tema, lalu mempersilahkan anak yang bertugas sebagai pemimpin , untuk memimpin baca ikrar yang diikuti oleh teman-temannya seperti berikut:
Kotak 1. Pembacaan ikrar. Pemimpin Murid-murid dan Pemimpin Murid-murid dan Pemimpin Murid-murid dan Pemimpin Murid-murid dan Pemimpin Murid-murid dan Pemimpin
guru guru guru guru guru
Murid-murid dan bu guru Pemimpin Murid-muriddan bu guru Pemimpin Murid-murid dan bu guru Pemimpin Murid-murid dan bu guru Pemimpin Murid-murid dan bu guru Pemimpin Murid-murid dan bu guru Pemimpin Murid-murid dan bu guru Pemimpin Murid-murid dan bu guru Pemimpin Murid-murid dan bu guru Pemimpin Murid-murid dan bu guru Pemimpin warasullah Murid-muriddan bu guru
: Bismillahir rahmaanir rahim : Bismillahir rahmaanir rahim : Asyhadu al laa ilaaha illallaah : Asyhadu al laa ilaaha illallaah : Aku bersaksi : aku bersaksi : bahwa tiada Tuhan : bahwa tiada Tuhan : melainkan Allah : melainkan Allah : wa asyhadu anna muhammadan ‟abduhu wa rasuuluh : wa asyhadu anna muhammadan ‟abduhu wa rasuuluh : dan aku bersaksi : dan aku bersaksi : bahwa nabi Muhammad itu : bahwa nabi Muhammad itu : Rasul utusan Allah : Rasul utusan Allah : Robbitubillahi robbah : Robbitubillahi robbah : aku rela : aku rela : bertuhan Allah : bertuhan Allah : wabil islami dina : wabil islami dina : dan aku rela : dan aku rela : beragama Islam : beragama islam : wabil muhammadi nabi ya : wabil muhammadi nabi ya 43
warasullah Pemimpin : dan aku rela Murid-murid dan bu guru : dan aku rela. Pemimpin : bernabi muhammad. Murid-murid dan bu guru : bernabi muhammad. Pemimpin : Wabil qurani imama wa hukma Murid-murid dan bu guru : Wabil qurani imama wa hukma Pemimpin : dan aku rela Murid-muriddan bu guru : dan aku rela Pemimpin : berkitab suci al qur‟an Murid-murid dan bu guru : berkitab suci al qur‟an Pemimpin : Angkat kedua tangannya. Murid-murid dan bu guru, lalu mengangkat kedua tangannya Pemimpin : Robbi Murid-murid dan bu guru : Robbi Pemimpin : ya Allah Murid-murid dan bu guru : ya Allah Pemimpin : zidnii ‟ilmaaS Murid-murid dan bu guru : zidnii ‟ilmaa Pemimpin : tambahilah ilmuku Murid-murid dan bu guru : tambahilah ilmuku Pemimpin : wa zukni fahman Murid-murid dan bu guru : wa zukni fahman Pemimpin : dan pertingikanlah kecerdasanku Murid-murid dan bu guru : dan pertingikanlah kecerdasanku Pemimpin : amin Murid-murid dan bu guru : amin Pemimpin : ya Allah Murid-murid dan bu guru : ya Allah Pemimpin : Kabulkanlah permohonanku ini Murid-murid dan bu guru : Kabulkanlah permohonanku ini Semua menyanyikanlagu TK Istiqlal: : “Senangnya senangnya di pagi hari. Kamilah murid TK Istiqlal. Tempatnya di jalan wijaya kusuma Ayo kita bergembira. Selamat pagi bu Selamat pagi pak Selamat pagi semua Selamat pagi bu Selamat pagi pak Selamat pagi merdeka , merdeka ! Merdeka. Merdeka !!! Merdeka !!! ujar sang pemimpin melanjutkan dengan ucapan : Allah hu Akbar!! Allahu Akbar.......
44
Pada naskah pembacaan ikrar, nuansa agama sudah cukup kental, dan ini dibaca setiap hari dengan dipimpin seorang murid yang bertugas secara bergantian setiap harinya dengan didampingi guru yang bertugas. 3).Kegiatan variasi bermain. Variasi bermain adalah kegiatan bermain yang dilakukan tanpa menggunakan APE. Penanaman nilai-nilai religius dilakukan saat anak-anak akan memulai bermain dan mengakhiri bermain yaitu dengan membaca doa bismillah dan hamdallah. Pemimpin akan mengajak semua anak mengucapkan : ” Bismillahir rahmaanir rahiim...” dan “Alhamdulillahirobbil alamin. “ . Anak-anak diberi kesempatan sebebasnya untuk tertawa, teriak, berlari, agar ekspresi anak tersalurkan. Saat ada yang anak yang menang dalam permainan ini, guru menanamkan ucapan “ Alhamdulillah”..Subhanullah “ dan pada kelompok anak yang kalah, guru menanamkan ucapan “ bersabar dan ikhlas “ 4).Kegiatan transisi menuju materi pagi Penanaman nilai religius dilakukan saat anak-anak tidak bersabar dan tidak tertib. Ucapan kata sabar menjadi nilai religius yang ditanamkan. Ditemukan bahwa TK Istiqlal meyakini akan perlunya masa transisi bagi setiap anak, saat
nilai-nilai religius akan
ditanamkan. 5).Materi pagi Penanaman nilai-nilai religius dilakukan saat kegiatan materi pagi dengan cara menghafal doa sehari-hari dan surat-surat pendek. Penanaman nilai-nilai religius ini dilakukan dengan mempersilahkan pemimpin yang memilih kan doa sehari-hari dan bacaan surat-surat pendek. Penanaman nilai-nilai religius , dilakukan saat terdapat anak 45
yang tidak tertib atau konflik dengan temannya dengan ungkapan kata “ Allah Maha Tahu, kejujuran, ikhlas. Hal lain yang berkaitan dengan penanaman niali-nilai religius adalah tentang latihan melakukan gerakan shalat yang diikuti dengan bacaan doa masuk kamar mandi, doa berwudhu dan doa selesai wudhu atau keluar kamar mandi. Penanaman nilai-nilai religius juga dilakukaan saat kegiatan membaca buku cerita dengan menyediadakan buku-buku yang berkaitan dengan tema dan saat mendampingi membaca , guru akan melakukan penanaman nilai-nilai religius melalui ungkapanungkapan islami. 2.Penanaman nilai-nilai religius menggunakan APE. Tujuan memberikan selamat datang kepada anak-anak saat mereka memasuki sentra adalah agar anak memiliki sikap ramah terhadap orang yang datang. Ucapan assalamu‟alaikum sebagai bentuk penghormatan bagi tamu yang datang akan menanamkan sikap empati dan hormat. Hal ini akan berdampak secara psikologis terhadap kenyamanan anak dalam menggunakan APE. Materi permainan selalu disampaikan sejak awal kepada anak, hal ini merupakan pijakan awal agar anak tertib dalam bermain. Dalam menggunakan APE guru selalu menyampaikan aturan main dalam bermain. Hal demikian dilakukan agar anak memiliki sikap disiplin, saling menghormati dan menghargai dengan teman, dapat berbagi waktu, tepa selira, dan tertib. Aturan main memiliki hubungan erat dengan penanaman nilai Islam, yaitu sikap saling menghargai dan mneghormati serta kesabaran dan menerima. Aturan main terkadang dimunculkan dari anak, tujuannya agar anak memiliki kretaivitas, dapat menyampaikan pendapat, serta menumbuhkan keberanian. Setiap anak dibolehkan memilih teman bermain, tujuannya agar terjalin hubungan silaturrahim. Anak tidak boleh main sendiri karen ahal tersebut dapat menimbulkan perasaan menyendiri dan merasa
46
disiishkan atau bahkan merasa lebih dari yang lain. Pada intinya memilih teman bermain berpengaruh pada psikologi anak. Penanaman nilai-nilai religius di RA Istiqlal diterapkan dengan menggunakan sentra bermain, bukan sudut atau area. Menurut RA Istiqlal, istilah sentra lebih tepat digunakan karena istilah sentra begitu dekat dengan Allah jika dibandingkan dengan menggunakan konsep sudut. Penerapan konsep sudut dirasa kurang pas, karena secara harfiah sudut itu artinya pojok. namun pada kenyataannya sudut diletakkan di tengah bukan disudut sesuai maksudnya. Penggunaan istilah sudut yang berbeda maknanya secara harfiah dikhawatirkan dapat membingungkan murid. Maka dalam penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini, digunakan istilah sentra bermain . RA Istiqlal menggunakan bagan persegi delapan yang di tengah-tengahnya ada Allah sebagai sentranya. RA Istiqlal meyakini bahwa konsep dan istilah sentra dalam kegiatan bermain sesuai dengan pandangan Islam bahwa Allah adalah sentra dari seluruh proses pembelajaran. Konsepsi ini dapat dilihat seperti bagan yang dibuat oleh RA Istiqlal dan filosofinya tercantum dalam dokumen gambar di bawah ini . Filosofi setiap sentra bermain di Istiqlal, bersumber dari ayat-ayat suci Al – Quran yang sesuai dengan sentra dimaksud. Dalam bagan nampak nama-nama sentra seperti sentra balok, sentra persiapan, sentra ibadah, sentra seni dan kreativitas, sentra olah tubuh dan sentra makro. Masing-masing sentra berdasar pada ayat suci Al Quran yang disinari oleh adanya Allah dipusat seperti dalam gambar bagan tersebut.
47
Gambar 1 . Penanaman nilai-nilai religius menggunakan model Sentra. Penanaman nilai-nilai religius dengan cara konvensional pada pendidikan anak usia dini dilakukan dengan cara-cara menghafal dan memahami tentang agama dan nilai-nilai religinya tanpa menggunakan APE. Di RA Istiqlal, penanaman nilai-nilai religius dilakukan dengan media bantu APE. Pada kegiatan ini , desain bermain sesuai tema diemplementasikan selama 90 menit. Kegiatan ini dinamakan kegiatan bermain di sentra. Kegiatan di sentra bermain dibagi menjadi tiga yaitu sebelum main, saat main dan setelah main. Penggunaan sentra bermain dalam menanamkan nilai-nilai religius, didasarkan pada filosofi yang terdapat dalam Al Qur‟an, kerangka pemikiran dan tujuan sentra seperti berikut : a.Sentra bahan alam : Sentra bahan alam, memiliki falsafah dari Q.S.Yunus 24 yang artinya “ ”Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanamantanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak”
48
Sentra bahan alam, memiliki kerangka pemikiran sebagai berikut : 1) Allah yang maha pencipta telah menciptakan dan menyiapkan sumber-sumber bahan alam di bumi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup makhluk-Nya yang ada di bumi. 2) Salah satu kebutuhan anak adalah bermain yang berfungsi untuk mengaplikasikan dan mengaktualisasikan dirinya: bermain yang berkualitas dengan menstimulasi seluruh kecerdasan, diantaranya memfasilitasi bermain sensorimotor. 3) Allah memberi akal dan kekuatan pada manusia untuk mengolah, memanfaatkan dan melestarikan sumber-sumber bahan alam dengan cara yang diridhoi-Nya. 4) Kemampuan serta kepedulian anak terhadap kelestarian sumber-sumber bahan alam perlu dilatih dan dibiasakan dari sejak dini melalui aktifitas bermain. 5) Sentra bahan alam disiapkan sebagai tempat anak melakukan kegiatan bermain sambil belajar dengan menggunakan bahan-bahan alam baik yang kering maupun yang basah untuk membantu proses perkembangan keimanan dan ketakwaan, bahasa, daya pikir, daya cipta/kreatifitas, ketrampilan dan jasmani. Tujuan dibuatnya sentra bahan alam adalah : 1) Mengenalkan bahwa Allah yang telah menciptakan alam beserta isinya, sebagai bukti adanya Allah. 2) Mengenalkan bahwa Allah maha pandai yang telah menciptakan alam beserta isinya untuk diolah, dipelajari dan disyukuri oleh manusia 3) Melalui kegiatan ilmiah yang ada di sentra bahan alam dapat mengaktifkan kemampuan psikomotorik, berfikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban yang tepat), divergen (proses berfikir yang menghasilkan banyak ide-ide mencari penyelesaian masalah) dan berfikir evaluatif
49
4) Mengembangkan aspek-aspek perkembangan, sehingga mengembangkan konsep diri yang positif, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. 5) Memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan minat yang diberikan Allah untuk eksperimen dan eksplorasi terhadap alam dan lingkungan sekitarnya sesuai dengan kemampuan dan tahap perkembangan anak. 6) Mengembangkan pemahaman anak tentang alam sekitar ciptaan Allah dan bagaimana mengolah dengan baik sesuai dengan aturan Allah. 7) Anak dapat memahami hubungan manusia dengan benda alam karunia Allah. 8) Memahami fungsi anggota badan sendiri termasuk panca indera serta perasaan dan pemeliharaannya menurut aturan Allah. 9) Dengan bimbingan Allah anak belajar membuat keputusan yang akhirnya mengarah ada kemandirian. 10) Belajar berakhlak dan berprilaku yang benar menurut nilai agama dan budaya lingkungannya. 11) Berbagai macam kegiatan yang mengfungsikan kontrol motorik halus karunia Allah adalah mempersiapkan anak untuk persiapan menulis. b.Sentra ibadah. Falsafah sentra ibadah, berdasar pada Q. S. Al-Baqarah 177; al-A‟Raaf : 172 ; al-Imran :19, 85; al-Maidah Bukanlah Menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajukan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikatmalaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat dan memuniakan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaaan dan dalam peperangan. Mereka ituah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (al-Baqarah 177) 50
Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka : “Bukankah Aku ini Tuhan mu”?. Mereka menjawab : “Betul, kami bersaksi.” Agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini” (al-A‟Raaf : 172). Sentra ibadah disusun berdasarkan kerangka pemikirian berikut : 1) Untuk menumbuhkan potensi fitrah (rasa keagamaan) itu, Allah membekali setiap bayi yang lahir ke dunia dengan pendengaran dan penglihatan. Jika bekal tersebut di stimulus dengan bahasa dan perilaku yang sesuai dengan agama, maka akan menjadi bagian kepribadian dari anak. 2) Mengenalkan kehidupan beragama mempunyai tiga landasan pokok yang saling terkait satu sama lain yang tak bisa dipisah-pisahkan rukun Islam, iman dan ihsan. 3) Keimanan yang tertanam dalam jiwa anak menumbuhkan nilai-nilai ibadah yang dicontohkan oleh nabi muhammad sebagai utusan Allah. Ibadah yang dilakukan dengan kesadaran iman (keikhlasan melaksanakan perintah Allah dengan konsisten) sangat berperan dalam karakter, watak dan adap perilaku sehari-hari yang akan membawa kebaikan (Ihsan) bagi diri dan lingkungannya. Ihsan dalam segala aktifitas (amalan) baik hubungan dengan Allah (Habluminallah) hubungan dengan manusia (habluminnaas) maupun dengan lingkungannya, sebagai aplikasi dari kehidupan beragama. 4) Proses mengenalkan kehidupan beragama sejak usia dini memerlukan ilmu, keahlian yang spesifik, sistem dan pengelolaan yang bak dan tepat, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga potensi fitrah dapat berkembang secara optimal. 5) Proses mengenalkan kehidupan beragama yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak adalah melalui dunia anak itu sendiri yaitu dengan bermain sambil belajar pada pusat kegiatan (sentra). Sebagai salah satu pusat kegiatan yang
51
menggunakan sistem bermain sambil belajar integrasi pendidikan agama, sentra ibadah adalah sentral dari semua sentra yang memfasilitasi dan memotivasi anak dengan alat bermain (APE), cara bermain dan komunikasi yang tepat sehingga dapat mengembangkan semua aspek perkembangan (potensi) yang diberikan Allah. Sentra ibadah dilaksanaka dengan tujuan : 1) Mengenalkan Allah kepada anak sebagai pencipta seluruh alam melalui sifat-sifat dan ciptaan-Nya 2) Menanamkan kecintaan anak kepada Allah melalui pembiasaan, senang melakukan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya sesuai dengan kemampuan anak. 3) Membentuk perilaku akhlak anak sebagai sumber daya manusia yang berkualitas (beriman dan bertakwa). 4) Mengembangkan akhlakul karimah dan ihsan kepada anak. 5) Mengembangkan ke-6 Aspek rukun iman 6) Mengembangkan ke-5 Aspek rukun islam 7) Mengembangkan aspek-aspek perkembangan c. Sentra Main Peran. Falsafah Sentra main peran, Q.S. At-Taubah 105 : “Dan katakanlah bekerjalah kamu, maka Allah dan Rosul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” Kerangka pemikiran Sentra main peran adalah
52
1) Bermain peran merupakan salah satu potensi dasar (fitrah islam) yang diberikan oleh Allah kepada setiap manusia. Orang tua, pendidik dan lingkungan yang akan membentuk kepribadian anak yang paripurna atau tujuan hidup mencari ridho Allah. 2) Main peran adalah salah satu cara bagi anak untuk dapat mengembangkan pengendalian diri, perolehan pengetahuan, ketrampilan kognisi, sosial emosi, bahasa, daya cipta, rangkaian ingatan, konsep-konsep hubungan kekeluargaan. Penerimaan kosa kata, ketrampilan pengambilan sudut pandang spasial dan ketrampilan sudut pandang afeksi (Gown, 1995) yang dibutuhkan anak di kehidupan selanjutnya. 3) Main peran disebut juga main pura-pura, main khayalan, main fantasi, make believe, atau simbolik. 4) Dengan main peran anak dapat belajar dan bekerja dengan orang lain, mereka bermain peran sesuai dengan pengalaman yang dimiliki. Jika anak memiliki hanya sedikit pengalamanmaka akan kesulitan untuk mendapatkan pengalaman main peran. 5) Main peran adalah simulasi anak dalam kegiatan kehidupan nyata dan membolehkan anak untuk membayangkan dirinya ke masa depan sekarang dan menciptakan kembali kondisi masa lalunya. Sentra main peran bertujuan : 1) Dapat mengenal dan mengaplikasikan rukun iman, rukun islam dan Ihsan dalam kehidupan beragama sesuai kemampuan anak. 2) Dapat mengenal tata cara kehidupan beragama 3) Dapat mengenal berbagai profesi halal. 4) Dapat Mengenal makanan dan minuman halal
53
5) Dapat Mengenal dan mengaplikasikan akhlak Nabi Muhammad saw dalam kehidupan sehari-hari. 6) Dapat Mengenal dan mengaplikasikan kosa kata bernuansa Imtaq dan Iptek. 7) .Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam berbahasa Imtaq dan Iptek. 8) .Memiliki strategi dalam pemecahan masalah dengan bimbingan Allah. 9) Senang dan ikhlas bermain, bekerja sama dengan alat dan orang lain. 10) Senang berkarya sebagai Ibadah (mengabdi kepada Allah). 11) Memiliki rasa empati yang lebih dalam, hidayah dari Allah. 12) Aktif dan kreatif dalam berimajinasi, hidayah dari Allah. 13) Memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi, kepandaian dari Allah 14) Mengenal dan mengaplikasikan Asmaulhusna yang terdekat dengan perkembangan an d.Sentra Balok Falsafah Sentra balok, adalah Q. S. Al-Baqarah 127 : “Dan ingatlah ketika Ibrahim dan Ismail meninggikan pondasi-pondasi Baitullah, sambil berkata “Wahai Tuhan kami, terimalah amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui“; Q.S. Ali Imran (96) “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia adalah Baitullah yang Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” Kerangka pemikiran sentra balok adalah 1) Anak adalah ilmuan-ilmuan kecil yang ditakdirkan Allah untuk berkembang sesuai tahap perkembangannya yang ingin sekali menjelajah dunia yang telah digambarkan Allah melalui pengamatan-pengamatan dan keinginan-keinginan mereka 2) Pemain-pemain drama yang memerankan pengalaman-pengalamnnya. Pengalaman-pengalaman yang menarik dapat dituangkan anak-anak secara kreatif
54
dalam membangun balok-balok tersebut, apalagi dengan dorongan /arahan guru dan orang tua. 3) Sentra balok dijadikan sasaran untuk mengembangkan proses keimanan dan ketakwaan, kognitif, motorik, bahasa dan seni kreativitas melalui bermain balok dan alat pelengkap lainnya. Tujuan sentra balok adalah 1) Melatih anak untuk menemukan konsep bahwa Allah yang memberi kemampuan /kepandaian kepada anak untuk bermain balok. 2) Mengenalkan kepada anak untuk bersyukur kepada Allah, karena Allah telah menciptakan kayu untuk digunakan bermain balok. 3) Pengenalan kemampuan matematika (menghitung, membedakan dan mengelompokan) Bimbingan Allah 4) Menggunakan kosakata untuk berkomunikasi dengan teman sebaya hidayah Allah. 5) Mengembangkan hubungan sosial yang islami dengan perilaku yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. 6) Mengembangkan kemampauan dari Allah dalam mengidentifikasi dan memberi nama. 7) Melatih koordinasi mata, tangan dan pikiran bantuan Allah. 8) Melatih bersikap baik seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya. 9) Mendidik anak untuk mampu mengambil keputusan pengetahuan dari Allah tentang apa dan bagaimana yang mereka sukai. 10) Melatih anak untuk belajar memecahkan masalah petunjuk dari Allah dengan bahan-bahan yang mereka temui. 55
11) Mendidik sikap bekerja sama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam bermain dengan teman sebaya dan orang lain (guru). 12) Mengembangkan perhatian anak pada bentuk-bentuk yang ain hidayah dari Allah 13) Memberikan pemahaman atas izin Allah tentang bentuk dan ukuran 14) Mengembangkan kemampuan anak untuk mengekspresikan diri secara kreatif pertolongan dari Allah. 15) Melatih anak untuk disiplin dalam mengambil, mengembalikan dan merapikan balok sesuai tempat dan bentuk bimbingan dari Allah. 16) Mengembangkan aspek-aspek bidang perkembangan e.Sentra Persiapan. .Falsafah Sentra Persiapan, adalah Q. S. Al-Alaq: 1-5: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Maha Mulia. Yang telah mengajarkan (manusia) dengan qalam. Mengajarkan manusia dari apa yang mereka tidak ketahui” Kerangka Pemikiran sentra persiaoan 1) Salah satu kebutuhan anak adalah bermain yang berkualitas dengan menstimulasi seluruh kecerdasan. Diantaranya bermain keaksaraan. 2) Sentra persiapan memfasilitasi anak dengan alat permainan edukatif yang memperluas pengalaman keaksaraan (membaca, menulis, dan matematika) melalui kegiatan bermain yang berkualitas dan menyenangkan. Tujuan sentra persiapan 1) Melatih dan menumbuhkan kecintaan anak kepada Allah sebagai sumber segala ilmu dan Allah yang telah memberikan kepandaian.
56
2) Mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak karunia Allah 3) Menumbuhkan minat membaca, menulis dan matematika kepandaian dari Allah 4) Memberian kesempatan kepada anak menikmati mas bermainnya sebagai sarana belajar yang menyenangkan. 5) Mengenalkan peraturan kepada anak sehingga menumbuhkan rasa disiplin pada diri anak. 6) Mengembangkan sosialisasi anak sejak usia dini agar terbiasa untuk salaing bekerjasama dengan temannya, saling menghargai, menyayangi, meniru akhlak Nabi Muhammad SAW, dll. 7) Mempersiapkan anak untuk masuk pendidikan selanjutnya kepandaian dari Allah. Penanaman nilai dengan menggunakan APE ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya yang tidak menggunakan APE libah rumah tangga. Pada penanaman nilai sebelumnya APE yang digunakan adalah tubuh anak itu sendiri. Menurut salah seorang guru, mainan yang ada disekitar anak dapat berfungsi sebagai APE. Jadi segala yang dimainkan anak, termasuk tubuhnya adalah juga termasuk APE. Kegiatan yang dilakukan pada saat sebelum bermain disentra merupakan pemanasan agar anak siap bermain dengan menggunakan APE. Pada saat pemanasanpun nilai-nilai religius sudah ditanamkan. Penanaman nilai-nilai religius saat bermian di sentrapun dilakukan sama dengan sebelumnya, hanya bedanya dengan menggunakan APE. Nilainilai religius yang ditanamkan melalui APE
didahului dengan kegiatan-kegiatan
penanaman nilai-nilai dengan tidak menggunakan APE .Menurut salah seorang guru, penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE, tidak dapat dilakukan langsung menyentuh APE nya, tetapi harus didahului dengan kegiatan penduhuluan yang juga sarat dengan kegiatan penanaman nilai-nilai religius.
57
C.Penggunaan APE Limbah rumah tangga . 1. Penataan lingkungan main. Sebelum APE digunakan, penataan lingkungan penting dilakukan. Masing-masing sentra memiliki penataan yang berbeda dengan sentra lain. Pada pentaan lingkungan main, perlu diperhatian APE yang digunakan yang berasal dari limbah rumah tangga. APE limbah rumah tangga digunakan pada saat anak-anak berada di sentra. Penggunaan APE di sentra, dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebelum, saat dan setelah menggunakan APE. Namun sebelum hal ini diterapkan, guru membuat daftar lingkungan main dan pijakan yang harus disiapkan. Penataan lingkungan main, dipilih dan diterapkan sesuai dengan tema yang digunakan. Dipilih dengan pertimbangan satu anak memiliki tiga kesempatan main, sehingga dimungkinkan setiap sentra mempunyai 27 jenis permainan. a. Sentra Ibadah.
Kabah dan masjid terbuat dari kardus bekas
58
Penataan lingkungan main di sentra ibadah dilakukan dengan memberikan nama kegiatan bermain, penataan tempat dan jenis permainan, alat dan bahan yang akan digunakan dan tujuan permainan yang dikaitkan dengan nilai-nilai religius yang ditanamkan. Penataan lingkungan bermain di sentra ibadah adalah seperti dalam tabel berikut. Tabel 3. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Ibadah Nama Kegiatan
Sebelum Anak Datang
9 – 10 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif). Mengenal 2 – 3 tempat yang huruf-huruf mendukung interaksi sosial: hijaiyah main sendiri (solitary) dalam Almain berdampingan Qur‟an (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif). Bermain 2 – 3 tempat yang puzzle mendukung interaksi sosial: bernuansa main sendiri (solitary) agama main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif). Bermain 2 – 3 tempat yang maket mendukung interaksi sosial: masjid main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama Shalat berjamaah
59
Alat dan bahan main yang akan digunakan ka‟bah, perlengkapan shalat (sarung, mukena, peci, sajadah, dll)
Tujuan Mendukung main pembangunan terstruktur atau sensorimotorik
kartu huruf hijaiyah batu/biji-bijian spidol
Mendukung main pembangunan terstruktur atau sensorimotorik
berbagai macam puzzle (shalat, wudhu, kalimat thayyibah, Alqur‟an, masjid, ka‟bah, masjidil haram, manasik haji, dll.)
Mendukung main pembangunan terstruktur atau sensorimotorik
maket masjid/ka‟bah boneka kecil muslim/muslima h boneka kecil gerakan shalat boneka kecil
Mendukung main pembangunan terstruktur main peran mikro atau sensorimotorik
Bermain balok kubus hijaiyah
Bermain kartu wudhu
Kegiatan praktek berwudhu
Latihan manasik haji
Kartu huruf/angka Arab
Maze (mencari jejak) bernuansa agama
(kooperatif). gerakan wudhu. 2 – 3 tempat yang balok kubus mendukung interaksi sosial: hijaiyah main sendiri (solitary) kartu angka. main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif). 2 – 3 tempat yang kartu wudhu mendukung interaksi sosial: kartu angka main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) 9 - 10 tempat yang Praktek langsung mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif). 9 - 10 tempat yang Praktek langsung mendukung interaksi sosial: maket kegiatan main sendiri (solitary) manasik haji main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif). 2 tempat yang mendukung kartu angka arab interaksi sosial: batu main sendiri (solitary) biji-bijian main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) 2 - 3 tempat yang spidol mendukung interaksi sosial: maze main sendiri (solitary) bernuansa/dinua nsakan islam main berdampingan (paralel) main bersama 60
Mendukung main pembangunan terstruktur, main peran mikro atau sensorimotorik
Mendukung main pembangunan terstruktur, atau sensorimotorik
Mendukung main peran makro atau sensorimotorik
Mendukung main peran makro atau sensorimotorik
Mendukung main pembangunan terstruktur atau sensorimotorik
Mendukung main pembangunan terstruktur atau sensorimotorik
(assosiatif) Menggam- 2 - 4 tempat yang bar bebas mendukung interaksi sosial: bernuansa main sendiri (solitary) agama main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) Menyusun 2 - 3 tempat yang huruf semendukung interaksi sosial: suai kata/ main sendiri (solitary) kalimat main berdampingan thayyibah (paralel) yang dimain bersama inginkan. (assosiatif) Bermain 2 - 3 tempat yang kartu mendukung interaksi sosial: nama-nama main sendiri (solitary) malaikat main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) Menarik 2 - 3 tempat yang garis bernu mendukung interaksi sosial: ansa agama main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) Menjahit 2 - 3 tempat yang bentuk mendukung interaksi sosial: bernuansa main sendiri (solitary) agama main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) Menga2 - 3 tempat yang nyam ben- mendukung interaksi sosial: tuk bernumain sendiri (solitary) ansa agama main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) Menjiplak 2 - 3 tempat yang bentuk mendukung interaksi sosial: gambarmain sendiri (solitary) gambar main berdampingan bernuansa 61
spidol kertas krayon
Mendukung main pembangunan sifat cair atau sensorimotorik
kartu kata kartu kalimat thayyibah huruf/abjad.
mendukung main pembangunan terstruktur atau main sensorimotor.
kartu nama malaikat puzzle nama malaikat spidol kertas.
mendukung main pembangunan terstruktur atau main sensorimotor.
kartu huruf hijaiyah kartu kalimat thayyibah kartu asma‟ul husna
mendukung main pembangunan sifat cair atau main sensorimotor.
bentuk ka‟bah bentuk masjid bentuk pakaian muslim bentuk huruf hijaiyah bentuk kalimat thayyibah, dll. bentuk bentuk perlengkapan shalat bentuk masjid bentuk ka‟bah.
mendukung main pembangunan sifat cair atau main sensorimotor.
kartu asma‟ul husna huruf hijaiyah angka arab.
mendukung main pembangunan sifat cair atau main sensorimotor.
mendukung main pembangunan sifat cair atau main sensorimotor.
agama
Mencipta suatu bentuk dari kepingankepingan bentuk geo metris men jadi bentuk lain terintegrasi aga ma
(paralel) main bersama (assosiatif) 2 - 3 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif)
kartu bentukbentuk geometri kertas Krayon Gunting kata asma‟ul husna/kalimat thayyibah.
mendukung main pembangunan sifat cair atau main sensorimotor.
b. Sentra Main Peran.
Tabel 4. Penataan Lingkungan Main Sentra Main Peran Setting Ruang Keluarga Nama Sebelum Anak Alat dan bahan main Kegiatan Datang yang akan igunakan Tujuan Bertamu
4 tempat yang dapat mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama
1 meja 4 kursi 1 taplak meja 1 vas bunga Majalah/koran dll
62
Dapat berbicara lancar dengan kalimat sederhana, kepandaian dari Allah Mengenal dan mengaplikasikan akhlaq perilaku nabi Muhammad saw dalam kehidupan seharihari Mengembangkan aspek-
Shalat Berjamaah
Nama Kegiatan Makan bersama
Menyetrika Pakaian
(assosiatif) main kerjasama (kooperatif). sejumlah tempat dapat mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif).
aspek perkembangan, petunjuk dari Allah Sajadah Mukena Sarung Peci sesuai dengan jumlah anak dalam kelompok yang ada
Tabel 5. Setting Ruang Makan Alat dan bahan main Sebelum Anak Datang yang akan digunakan 7 tempat yang dapat 7 kursi mendukung interaksi Meja sosial: Sendok main sendiri Garpu (solitary) Piring main berdampingan Gelas (paralel) Buah-buahan main bersama Sayur-sayuran (assosiatif) Ikan-ikanan main kerjasama Teko berisi air (kooperatif). Bakul nasi kecil dll 2 tempat dapat mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama
2 papan triskaan mini 2 triska Beberapa kain/baju.
63
Mengenal perlengkapan sholat Mengenal bacaan sholat Mengenal urutan gerakan dalam sholat Mengenal tatacara sholat Mengenal azan sebagai tanda masuk waktu sholat Mengenal iqomah sebagai tanda akan dimulai sholat Senang dan ikhlas sholat berjamaah Khusyu‟ sholat berjamaah Mengenal jumlah rakaat dalam sholat wajib dan sunah Mengenal nama-nama sholat wajib dan sunah
Tujuan Mengenal „konsep‟ makanan dan minuman halal. Mengenal bahwa Allah sumber/ pemberi rizki Mengenal dan mengaplikasikan bahasa Imtaq dan iptek Mengenal akhlaq prilaku dalam kegiatan makan Mengenal nutrisi pada makanan dan minuman halal Mengembangkan aspekaspek perkembangan, petunjuk dari Allah Dapat mengetahui bahwa Allah yang memberi kekuatan dan ketrampilan dalam menyetrika Mengenal warna-warna ciptaan Allah Mengenal urutan bilangan, kepandaian dari Allah
(assosiatif)
Nama Kegiatan Memasak
Mencuci Piring
Nama Kegiatan Memasak
Mengembangkan apek-aspek bidang pengembangan, petunjuk dari Allah
Tabel 6. Setting Ruang Dapur Alat dan bahan main Sebelum Anak Datang yang akan digunakan 2 tempat yang dapat 2 kompor yang mendukung interaksi sudah dilengkapi sosial: dengan perlengkapan dapur main sendiri seperti : (solitary) panci main berdampingan (paralel) sodet main bersama wajan/penggoren (assosiatif) gan main kerjasama sayuran dan (kooperatif). buah-buahan plastik 2 tempat dapat mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif).
2 baskom berisi air 2 mangkok berisi spons dan sabun Piring Gelas Alat dapur lainnya
Tujuan Mengembangkan daya cipta berkreasi membuat makanan dan minuman hidayah dari Allah. Melatih koordinasi tangan dan mata dengan bimbingan Allah Dapat mengenal urutan bilangan kepandaian dari Allah Mengembangkan aspekaspek perkembangan, kepandaian dari Allah. Menstimulasi fine motor, bimbingan dari Allah Mengenal bahwa Allah yang menciptakan air Mengenal jumlah bilangan, hidayah dari Allah Mengenal dan mengaplikasikan bahasa Imtaq dan iptek Dapat mengkelompokkan benda, bimbingan dari Allah Mengenal bentuk geometri, kepandaian dari Allah Mengembangkan aspekaspek bidang pengembangan, petunjuk dari Allah
Tabel 7. Setting Ruang Belakang Alat dan bahan Sebelum Anak Datang main yang akan Tujuan digunakan 2 tempat yang dapat 2 bak bayi berisi Mengenal tatacara mendukung interaksi air membersihkan diri, sosial: kepandaian dari Allah. 2 sabun mandi main sendiri Mengenalkan bahwa Allah 2 boneka (solitary) sayang anak yang bersih 64
main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif). Mencuci Pakaian
Nama Kegiatan Berbelanja
2 tempat dapat mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif).
2 handuk
2 papan penggilesan 2 baskom berisi air 2 buah sikat cuci 2 buah sabun cuci jemuran
Mengenal bahwa Allah yang menciptakan air Menstimulasi fine motor, bimbingan dari Allah. Mengembangkan aspekaspek perkembangan, petunjuk dari Allah Menstimulasi fine motor, bimbingan dari Allah Mengenalkan bahwa Allah sayang anak yang bersih Mengenal jumlah bilangan (pakaian yang dicuci) kepandaian dari Allah Mengenal bahwa Allah yang memberi kekuatan dan ketrampilan dalam mencuci pakaian Mengembangkan aspekaspek perkembangan, petunjuk dari Allah
Tabel 8. Setting Mini Market Sebelum Anak Datang Alat dan bahan main Tujuan yang akan digunakan 3 tempat yang dapat 1 meja dan mesin Mengenal transaksi jual beli mendukung interaksi kasir mencari ridha Allah. sosial: Uang mainan Mengenal dan main bersama mengaplikasikan bahasa Botol (assosiatif) Imtaq dan iptek Dus bekas main kerjasama Mengenal konsep Kantong plastik (kooperatif). matematika, pengurangan, belanja penambahan, kepandaian dari Sayuran dan Allah. buah-buahan Dapat mengklasifikasikan plastik benda, petunjuk dari Allah. Mengembangkan aspekaspek perkembangan, kepandaian dari Allah
65
Alat-alat kosmetik tak terpakai
komputer tak terpakai
66
c. Sentra balok.
Tabel 9. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Balok
Nama Kegiatan Bermain Balok
Sebelum Anak Datang Tempat luas untuk membangun dan bergerak Menyusun alat bermain balok disertai pelengkap dan memberi label di setiap tempat
Alat dan bahan main yang akan digunakan 100 potong balok (200 lebih baik) Alat pelengkap main balok Alat mikro disimpan ditempat 67
Tujuan Ketrampilan hubungan dengan teman sebaya. Kemampuan berkomunikasi Kekuatan dan koordinasi motorik halus dan kasar
penyimpanan. Balok-balok yang tersusun rapi dan diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan ukuran untuk memudahkan anak saat mengambil dan mengembalikan balok pada tempatnya serta merupakan pengalaman penjajaran pengamatan
yang lebih diberi nama dan gambar
Konsep matematika dan geometri. Pemikiran simbolik. Pengetahuan pemetaan Ketrampilan membedakan penglihatan
Berbagai bahan berbentuk balok yang dibuat dari limbah d.
Sentra persiapan Tabel 10. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Persiapan Nama Alat dan bahan main Kegiatan Sebelum Anak yang akan Tujuan Datang digunakan
Bermain angka kepandaian
4 tempat yang mendukung interaksi sosial:
angka berbagai macammacam buah68
dapat mengklasifikasikan warna, bentuk, ukuran hidayah Allah
dari Allah
main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif)
Bermain huruf kepandaian dari Allah
2 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif)
Bermain kartu kepandaian dari Allah
2 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif) 2 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) 2 tempat yang
Bermain tutup botol dengan berbagi cara kepandaian dari Allah
Bermain
buahan batu kerikil kerang sekop botol ranting lidi biji lengkeng penjepit kue dll
berbagai macam huruf potonganpotongan kata papan alas
berbagai macam kartu seperti; kartu buah, kartu binatang, kartu profesi, kartu huruf dan angka, dll.
tutup botol
berbagai macam 69
melatih motorik halus anak yang telah dibekali oleh Allah dengan mengambil mainan menggunakan penjepit kue dapat menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan kepandaian dari Allah mengenalkan konsep sama, tidak sama dari jumlah benda-benda kepndaian dari Allah. Mengenalkan tentang huruf dan bentuknya Mengenalkan macam-macam huruf dan pengucapannya. Memotivasi untuk menambah kosa kata.
Anak memahami gambar, bentuk dan warna ilham dari Allah. Menambah kosakata dan kemampuan berbahsa bimbingan Allah Melatih kecermatan dan pemahaman melihat suatu objek.
melatih motorik halus anak yang dibekali oleh Allah yaitu membuka dan menutup tutup botol.
Dapat menyusun kembali
berbagai macam Puzzle Kepandaian dari Allah
mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif)
Bermain kartu angka kepandaian Allah
2 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif) 2 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) 4 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif)
Bermain perabaan angka dan huruf hidayah dari Allah
Menggambar Ilham dari Allah
Puzzle seperti; puzzle huruf, angka, dll.
penjepit baju kartu angka
bentuk huruf dan angka yang terbuat dari amplas.
buku krayon spidol penggaris
70
kepingan puzzle menjadi bentuk semula kepandaian dari Allah Menambah kosakata dan melatih kemampuan berbahasa Melatih motorik halus Melatih koordinasi mata – tangan.
melatih motorik halus anak yang dibekali oleh Allah dengan memegang penjepit. Mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan.
Anak mengenal entuk angka dan huruf dengan benar ilham dari Allah. Mengenal tekstur hidayah Allah.
menuangkan ekspresi dan imajinasi serta mengembangkan informasi melalui goresan atau gambar ilham dari Allah melatih anak mau dan mampu menceritakan perasaan atau imajinasinya dengan bahsa yang dikuasainya kemampuan dari Allah. Mengenal berbagai macam warna dan media petunjuk dari Allah. Mempersiapkan motorik
Menulis kepandaian dari Allah
5 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif)
buku spidol pensil penghapus
Bermain congklak
2 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif)
kartu penjumlahan biji congklak berbagai macam media yang dapat dihitung
Bermain meneruskan pola kepandaian dari Allah
2 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif)
pola yang sudah dibuat dan media yang mendukung (tutup botol, kerikil, ranting)
Bermain mengelompo kkan bendabenda kepandaian dari Allah
2 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan
batu-batu kerikil biji-bijian kerang aneka buah kecil dari kayu tutup botol berbagai macam 71
halus untuk menulis. menanamkan pemahaman pada anak tentang kemampuan mengenal huruf serta menulis kepandaian dari Allah. Melatih anak menulis sesuai dengan kemampuannya. Melatih kecermatan anak dalam menulis bimbingan Allah Melatih hasil motorik halusnya melalui tulisan bimbingan Allah Mengenalkan serta memantapkan konsep dan lambang bilangan dan huruf petunjuk Allah. Mengenalkan dan memantapkan konsep lambang bilangan Memantapkan konsep penjumlahan dan pengurangan dengan bendabenda hidayah Allah. Menambah kosa kata dan melatih kemampuan berbahasa anak kepandaian dari Allah menanamkan pemahaman pada anak bahwa Allah yang menciptakan bahan-bahan alam seperti; kerikil, ranting). Melatih kecermatan meniru pola dan membaca gambar. Melatih koordinasi mata, otak, dan tangan. Mengenal dan memahami bentuk-bentuk pola. Mengenal dan mematangkan konsep warna dan bentuk kepandaian dari Allah. menanamkan pemahaman bahwa Allah swt yang maha pencipta telah menciptakan alam sekitar untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya. Mengenalkan dan
(paralel) main bersama (assosiatif)
jepit
Menjiplak kemampuan dari Allah
2 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif)
huruf-huruf dan angka yang akan dijiplak spidol kertas
Penjumlahan dan pengurangan kepan daian dari Allah
4 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif)
kartu penjumlahan dan pengurangan berbagai macam media alat tulis
APE Sentra persiapan terbuat dari limbah.
72
memantapkan konsep bilangan dngan benda-benda Melatih fine motor anak dengan menggengga, menjepit, memindah dan mengelompokkan bendabenda. Menambah kosa kata dan melatih kemamampuan berbahasa anak menanamkan pemahaman pada anak tentang kemampuan mengenal huruf serta menulis melatih anak menulis sesuai dengan kemampuannya. Melatih kecermatan anak dalam menulis. Mengenalkan serta memantapkan konsep lambang bilangan dan huruf. Melatih motorik halusnya melalui tulisan menanamkan pemahaman pada anak tentang kemampuan mengenal penjumlahan dan pengurangan melatih anak menulis sesuai dengan kemampuannya. Melatih kecermatan anak dalam menulis. Mengenalkan serta memantapkan konsep bilangan dan lambang bilangan.
e.
Sentra Bahan Alam. Tabel 11. Penataan Lingkungan Bermain Sentra Bahan Alam Sebelum Anak Nama Alat dan bahan main Datang Tujuan Kegiatan yang akan digunakan Menakar air ciptaan Allah
2 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif)
1 bak besar air yang sudah diberi warna sesuai dengan tema 2 dari setiap ukuran botol 2 dari setiap jenis ukuran gelas plastik dengan berbagai macam ukuran 2 dari setiap ukuran canting
Menangkap ikan ciptaan Allah
4 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif).
1 bak air besar Berbagai jenis ikanikanan 4 alat pancingan 4 saringan
Mengocok sa bun kemam puan dari Allah
4 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary)
2 wadah air sabun yang sudah diberi warna sesuai tema 2 alat kocokan telur 73
Mengenalkan bahwa Allah maha pencipta, maha pandai, maha kaya, maha pemurah yang telah menciptakan air untuk kehidupan makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) Mengenalkan bahwa Allah maha pencipta, maha pandai menjadikan air dapat mengalir ke tempat yang lebih rendah dan selalu mengikuti bentuk wadahnya (bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempatnya) Anak mengenal volume air Mengembangkan aspek-aspek perkembangan. Mengenalkan bahwa Allah yang maha berkehendak (qudrah) telah menciptakan jenis hewan air dengan kehidupannya (habitatnya). Mengenalkan kepada Anak tentang hewan air dan kehidupannya Mengembangkan kemampuan berbahasa anak Mengembangkan aspek-aspek perkembangan.
Mengenalkan bahwa Allah maha pencipta, maha pandai, maha kaya, maha pemurah yang telah menciptakan air untuk kehidupan makhluk
main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif) main kerjasama (kooperatif). Menyikat lan tai kekuatan dari Allah
4 tempat yang mendukung interaksi sosial: main sendiri (solitary) main berdampingan (paralel) main bersama (assosiatif)
2 dari setiap jenis sendok 2 dari setiap jenis ukuran gelas 2 buah sedotan
4buah dari setiap jenis sikat lantai
hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) Mengenalkan bahwa Allah maha pandai menjadikan sabun yang bila dikocok akan mengeluarkan busa yang banyak Mengembangkan aspek-aspek perkembangan. Mengenalkan bahwa Allah menyukai orang muslim yang dapat menjaga kebersihan Mengembangkan aspek-aspek perkembangan.
APE sentra bahan alam terbuat dari limbah.botol minuman.
2.
Pijakan Bermain. Penataan lingkungan main, dipilih dengan mempertimbangkan tema . Hal ini berkaitan
dengan APE yang akan digunakan. Apapun tema dan APE yang digunakan, penting untuk diperhatikan adalah penerapan pijakan main. Keberhasilan pijakan sangat bermakna pada efektif tidaknya sebuah hasil kegiatan bermain. Setiap bermain disentra diberi pijakan yang
74
sesuai dengan sentra masing-masing. Pijakan tersebut dapat dicermati seperti pijakan berikut :a. Sentra Ibadah. 1) Pijakan Lingkungan Main a) Mengelola awal lingkungan main dengann bahan-bahan yang cukup (3 tempat untuk setiap anak). b) Merencanakan intensitas dan densitas pengalaman. c) Memiliki berbagai bahan (bernuansa atau dinuansakan agama) yang mendukung tiga jenis main; sensorimotor, pembangunan, main peran. d) Memiliki berbagai bahan (bernuansa atau dinuansakan agama) yang mendukung hubungan sosial yang positif dalam kehidupan beragama. 2) Pijakan Pengalaman Awal a) Membaca doa dengan khusyu‟ dan ikhlas sebelum memulai kegiatan pengalaman main. b) Membaca buku bernuansa atau dinuansakan agama yang berkaitan dengan pengalaman atau mendatangkan narasumber. c) Menggabungkan kosa kata baru (agama dan ilmiah) dan menunjukkan konsep yang mendukung perolehan ketrampilan kerja (standar kerja). d) Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan main. e) Mendiskusikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan main. f) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main. g) Menjelaskan rangkaian waktu main. h) Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial dalam kehidupan beragama i) Merancang dan menerapkan urutan transisi main. 3) Pijakan Pengalaman Main setiap Anak (Individual)
75
a) Memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman spiritual mereka. b) Mencontohkan komunikasi yang tepat. c) Memperkuat dan memperluas bahasa agama dan ilmiah anak. d) Meningkatkan kesempatan sosialisasi dalam kehidupan beragama melalui dukungan pada hubungan teman sebaya. e) Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak. 4) Pijakan Pengalaman setelah Main a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman spiritualnya. b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat. c) Mengucapkan do‟a dengan khusyu‟ dan ikhlas setelah bermain sebagi rasa syukur.
b. Sentra main peran. 1) Pijakan Lingkungan Main a) Mengelola awal lingkungan main peran dengan mennghitung tempat main (3 tempat untuk setiap anak). b) Merencanakan pengalaman
intensitas (waktu) dan pengalaman densitas
(alat/bahan) main peran. c) Memiliki
berbagai
alat-alat
APE
(dicari,
dibuat
atu
dibeli
dengan
murah)bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung tiga jenis main; sensorimotor, main peran makro dan mikro, pembangunan sifat cair dan terstruktur
76
d) Memiliki bahan keaksaraan (bernuansa atau dinuansakan agama) yang tersedia seperti; buku, kertas, alat tulis, dll e) Menata lingkungan main peran untuk mendukkung keberhasilan hubungan sosial yang positif dalam kehidupan beragama. 2) Pijakan Pengalaman sebelum main a) Membaca doa dengan khusyu‟ dan ikhlas sebelum memulai kegiatan pengalaman main. b) Membaca buku (bernuansa atau dinuansakan agama) yang terkait
dengan
pengalaman atau mendatangkan narasumber. c) Mengenalkan kosa kata baru (imtaq dan iptek) dan peran-peran. d) Menjelaskan urutan kegiatan main peran. e) Menjelaskan cara menggunakan alat. f) Mendiskusikan semua gagasan. g) Menyediakan kesempatan bagi anak mencapai keberhasilan hubungan sosial yang positif dalam kehidupan beragama h) Merancang dan menerapkan urutan transisi main peran 3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual) a) Memberikan anak waktu untuk; -
Merumuskan gagasan mereka
-
Mengajak pemain lainnya
-
Menetapkan peran yang akan dimainkan
-
Menyetujui jalan cerita untuk dimainkan
-
Menetapkan objek main
b) Memperkuat dan memperluas bahasa (imtaq dan iptek) anak. c) Mencontohkan komunikasi yang tepat.
77
d) Memberi pijakan hubungan sosial yang positifdalam kehidupan beragama 4) Pijakan Pengalaman sesudah Main a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman main peran. b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat. e) Mengucapkan do‟a dengan khusyu‟ dan ikhlas setelah bermain sebagi tanda syukur kepada Allah SWT.
c. Sentra Balok. 1) Pijakan Lingkungan a) Membaca doa sebelum main dengan khusyu‟ dan ikhlas b) Membaca sebuah buku yang bernuansa atau dinuansakan agama. c) Pengelolaan awal lingkungan pembangunan dengan tempat bangunan yang dipilih. d) Merencanakan untuk intensitas dan pengalaman densitas pembangunan. e) Menata lingkungan pembangunan untuk mendukung hubungan sosial yang positif dalam kehidupan islami. f) Membolehkan menggunakan paling sedikit 100 (200 lebih baik) unit balok unit tanpa warna untuk tiap anak dalam kelompoknya. g) Memiliki
berbagai ragam alat-alat main peran mikro yang bernuansa atau
dinuansakan agama yang tersedia untuk memperluas pengalaman pembangunan ke main peran. Tambahkan bahan-bahan seperti potongan-potongan; karpet, pohon-pohonan, perabotan rambu-rambu lalu lintas, dll.
78
h) Memiliki bahan-bahan bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung keaksaraan seperti buku bergambar, meja, buku anak-anak, kertas, pensil, spidol, dll i) Memiliki set balok yang mewakili budaya Islam dan nasional yang berbeda untuk anak prasekolah dan pemain usia sekolah dasar. 2) Pijakan Pengalaman sebelum main a) Membaca doa sebelum main dengan khusyu‟ dan ikhlas b) Membaca sebuah buku yang sesuai dengan pengalaman membangun. c) Mendiskusikan gagasan untuk pengalaman main pembangunan. d) Menyediakan
kesempatan-kesempatan
kepada
anak
untuk
keberhasilan
hubungan sosial yang islami dan tepat dengan cara penempatan bahan-bahan dan tempat yang cukup. e) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main pembangunan. f) Merancang dan menerapkan urutan transisi main. 3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual) a) Memberikan setiap anak waktu yang cukup (paling sedikit 60 menit) untuk membantu dan main peran dengan hasil karya, tempat main yang cukup dan bahan-bahan bermain yang cukup untuk melengkapi pembangunan. b) Memperkuat dan memperluas bahasa (imtaq dan iptek) mereka dengan menanyakan dan mendiskusikan tentang pembangunan mereka. c) Meningkatkan kesempatan hubungan sosial yang islami dan tepat
melalui
banyaknya hubungan sosial diantara anak-anak d) Mengamati
dan
mendokkumentasikan
pembangunan anak-anak. 4) Pijakan Setelah Main
79
perkembangan
dan
kemajuan
a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya (recalling) b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat.
d. Sentra Persiapan. 1) Pijakan Lingkungan Main a) Pengelolaan
lingkungan
keaksaraan, merencanakan pengalaman untuk
intensitas dan densitas b) Memiliki berbagai bahan bernuansa / dinuansakan agama yang mendukung 3 jenis main dan keaksaraan. c) Pra-organisasi lingkungan munculnya keaksaraan. d) Punya bermacam-macam bahan yang mendukung ketrampilan keaksaraan. e) Contohnya penggunaan bahan secara tepat. f) Buat harapan guru yang ringkas dan jelas. g) Izinkan anak memilih tempat kerjanya. h) Tata tempat untuk dua anak atau lebih agar mereka dapat kerja dan saling belajar satu sama lain dengan teman sebayanya. i) Hindari penataan tempat kerja yang diarahkan langsung oleh guru sehingga membuat guru tidak bebas melakukan percakapan satu-satu dengan anak-anak. j) Menata kesempatan main mendukung hubungan sosial yang positif dalam kehidupan beragama. k) Pilih bahan yang dapat digunakan untuk rentang yang luas dari tingkat ketrampilan anak.
80
l) Beri anak waktu untuk memilih dan menyelesaikan bermacam-macam kegiatan kerja. m) Punya bermacam-macam kegiatan yang memungkinkan anak untuk berlatih perkembangan motorik halus. n) Buku, buku, buku !!! o) Punya bermacam-macam bahan menulis dan tempat yang tersedia p) Pastikan ada cukup tempat untuk anak dapat memilih. 2) Pijakan Pengalaman Sebelum Main a)
Contohkan penggunaan bahan yang tepat.
b)
Membaca doa sebelum memulai kegiatan.
c)
Mulai setiap waktu sentra dengan sebuah buku untuk mengawali diskusi dan gagasan untuk menulis/menggambar.
d)
Contohkan beberapa cara untuk menggunakan bahan-bahan secara tepat.
e)
Menyampaikan aturan secara jelas dan ringkas.
f)
Merancang dan menerapkan urutan transisi main.
g)
Bolehkan anak untuk memilih di mana mereka akan mulai dan dengan siapa mereka suka untuk kerja.
h)
Siap untuk menolong anak dalam tulisan mereka
i)
Bantu anak di tahapan yang mereka perlukan.
j)
Misalnya; jika anak ingin tahu bagaimana kata itu dieja, guru mungkin menulis di kertas lain untuk ditru atau anak ingin guru menulis kata itu dengan stabilo untuk dijiplak di atasnya atau anak ingin guru menulis kata tersebut.
k)
Punya bermacam-macam buku yang disediakan untuk membantu anak dalam menulis (kamus, daftar kata-kata, resep, kartu kata dari kosa kata mereke sendiri).
81
l)
Buat lingkungan yang menerima untuk semua usaha menulis sehingga anak mau mengambil resiko untuk mencoba banyak hal.
m) Ada waktu sesudah sentra selesai, sehingga anak dapat berbagi apa yang mereka telah berhasil lakukan. n)
Turut bergembira pada semua usaha keaksaraan.
3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual) a)
Beri setiap anak kesempatan keaksaraan sepanjang hari dalam setiap pengalaman main.
b)
Beri setiap anak interaksi yang langsung dan tetap dengan buku, bahasa, dan pengalaman motorik halus dan kasar.
c)
Buat setiap pengalaman keaksaraan itu menyenangkan.
d)
Meningkatkan dan mengembangkan bahasa (agama dan ilmiah) mereka melalui pertanyaan dan diskusi.
e)
Contohkan komunikasi yang tepat melalui percakapan individual.
f)
Menambah kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman sebaya.
g)
Amati dan buat dokumentasi dari perkembangan dan peningkatan keaksaraan anak.
h)
Turut bergembira dalam setiap usaha keaksaraan.
4) Pijakan Setelah Main a)
Mengingat dan mengulas kembali pengalaman main keaksaraan hidayah dari Allah.
b)
Manfaatkan waktu bersih-bersih sebagai pengalaman main yang positif.
c)
Membaca do‟a setelah kegiatan.
82
e. Sentra Bahan Alam.
1) Pijakan Lingkungan Main a)
Mengelola awal lingkungan main peran dengan bahan-bahan yang cukup (3 tempat main untuk setiap anak).
b)
Merencanakan intensitas dan pengalaman densitas pengalaman.
c)
Memiliki berbagai bahan bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung tiga jenis main;( sensorimotor, main peran, pembangunan)
d)
Memiliki berbagai bahan bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung pengalaman keaksaraan
e)
Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial yang positif dalam kehidupan beragama.
2) Pijakan Pengalaman sebelum main a) Membaca doa dengan khusyu‟ dan ikhlas sebelum memulai kegiatan bermain. b) Membaca buku (bernuansa atau dinuansakan agama) yang berrkaitan dengan pengalaman atau mendatangkan narasumber. c) Mengenalkan kosa kata baru (imtaq dan iptek) dan menunjukkan konsep yang mendukung perolehan ketrampilan kerja (standar kinerja) d) Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan e) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main. f) Menjelaskan rangkaian waktu main g) Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial. h) Merancang dan menerapkan urutan transisi main. 3) Pijakan Pengalaman Main untuk setiap Anak (Individual) a) Memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman main.
83
b) Memperkuat dan memperluas bahasa (imtaq dan iptek) anak. c) Mencontohkan komunikasi yang tepat. d) Meningkatkan kesempatan sosialisasi (dalam kehidupan beragama) melalui dukungan pada hubungan teman sebaya) e) Mengamati dan mendokkumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak. 4) Pijakan Pengalaman sesudah Main a) Mendukung anak untuk mengingat kembali dan menceritakan pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya (recalling) b) Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar yang positif melalui pengelompokan, urutan dan penataan lingkungan main secara tepat. c) Mengucapkan do‟a dengan khusyu‟ dan ikhlas setelah kegiatan bermain .
D.Penanaman Nilai-nilai Religius Berbasis APE Limbah Rumah Tangga. Pada kegiatan penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE. Dilakukan di sentra bermain. Disinilai kegiatan inti bermain anak, langsung bersentuhan dengan APE. Namun demikian tetap akan ada kegiatan yang bertahap yaitu kegiatan sebelum bermain, saat bermain dan setelah bermain. Dari setiap tahapan kegiatan ini slalu diorientasikan kepada penanaman nilai-nilai religius. 1.Tahapan penanaman nilai-nilai religius. Nilai religius ditanamkan sebelum, saat dan setelah anak bersentuhan dengan APE. Nilainilai yang ditanamkan pada ketiga tahap tersebut, adalah : 1.
Sebelum Main
a.
Setting duduk melingkar. Posisi duduk melingkar memiliki keunikan yang bercirikan murid laki-laki duduk
berdekatan dengan murid laki-laki dan murid perempuan duduk berdekatan dengan murid
84
perempuan. Hal ini mencerminkan penanaman tentang perbedaan laki-laki dan perempuan sehingga anak tahu konsep muslim-muslimah. b. Guru memberi ucapan salam : Setiap akan memulai kegiatan bermain di sentra, guru menyapa anak-anak dengan ucapan Assalamu‟alaikum wa rahmatullaahi Wabarakatuh”. c. Guru memberi ucapan selamat datang. Selamat datang di sentra karunia Allah, 1) Ucapan syukur berkat karunia dan izin Allah.Alhamdulillah, 2) Kita bertemu kembali di sentra main pern berkat karunia Allah. 3) Alhamdulillah, hari ini Allah izinkan teman-teman bermain kembali di sentra balok. d. Mengabsen murid. Dilakukan dengan menanyakan kabar pada anak, juga dijadikan media untuk menanamkan nilai-nilai religi pada anak. Jika anak-anak terlihat senang, guru slalu mengucapkan alhamdulillah... jika semua anak hadir, guru akan mengucapkan alhamdulillah, jika ada yang tidak masuk guru mengajak anak-anak mendoakannya. e. Mengajak pemimpin, untuk memimpin doa. Setiap anak, mendapat tugas pemimpin sesuai jatuhnya hari. Saat akan memulai kegiatan di sentra, guru meminta pemimpin yang bertugas, untuk membuka kegiatan dengan doa. Pemimpin diminta sebeluimnya untuk menertibkan teman-temanmnya.Setelah dapat dipastikan bahwa anak-anak telah focus perhatiannya, guru menyilahkan pemimpin untuk memimpin doa. f. Guru membacakan buku /kartu/gambar yang terkait dengan tema. Guru membacakan buku atau memperlihatkan gambar yang terkait dengan tema berbasis nilai-nilai religius: “aku adalah satu pemandangan ciptaan Allah”.
85
”wah subhanallah banyak sekali ya...ada apa lagi ya?” g. Menjelaskan cara bermain. 1) Menggali. 2) Memancing. 3) Mempersilahkan bermain. 2. Saat Bermain. a. Memfasilitasi bantuan. Membantu memfasilitasi kebutuhan anak-anak, jika anak membutuhkannya. Saat terdapat masalah saat anak bermain, seperti misalnya bersenggolan, berebut mainan, melanggar peraturan main, anak menangis, emosional, pada kondisi inilah kalimat tahyibbah diluncurkan oleh guru bersama sifat-sifat Allah, dan perilaku nabi. Contoh yang ditemukan : 1) Nabi muhammad mau berbagi kepada temannya. 2) Malaikat Rokib, melihat siapa yang suka berbagi kepada temannya. 3) Alhamdulillah, terima kasih mau berbagi. 4) “Astaghfirullah adzim…”sebaiknya berbagi ya sama teman. bisa menepati janji seperti nabi Muhammad, bisa..oke b. Memberi dukungan Kalimat thoyyibah, nilai-nilai islam, iman dapat diutarakan oleh guru, digunakaan saat anak membutuhkan dukungan. Contoh kalimatnya: Alhamdulillah, butuh bantuan ? c. Mendorong Anak didorong untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki pengalaman main yang kaya., termasuk mendisiplinkan jumlah anak bermain : d.
Mencatat. Mencatat yang dilakukan anak (jenis main, tahap perkembangan, tahap sosial).
g.
Mengumpulkan dan mencatat.
86
Mengumpulkan hasil kerja anak, hasil kerja anak. mencatat nama dan tanggal di lembar kerja anak. h.
Mengajak shalat di sentra ibadah. Hal ini terdapat di sentra main peran dan sentra ibadah. Guru mengumandangkan
suara azan : Allahu Akbar Allahu Akbar...Asyhadu ‟alla illa ha Ilalah wa Asyhadu anna Muhammada Rasululllah hayya ‟alla sholah hayya ‟alla falah qodqomati sholah qodqomati sholah Allahu Akbar Allahu Akbar la..illa ha Ilallah. Anak-anak belajar berwudhu, membaca doa masuk kamar mandi dan keluar kamar mani, shalawat setelah shalat. Disini anak-anak disediakan mukena dan sarang, meski baru pada gerakan shalat. i. Mengajak bersih-bersih. Allah maha tahu. 3.
Pengalaman Setelah Main. Bila waktu main habis, guru memberitahukan saatnya membereskan alat dan bahan
yang sudah digunakan dengan melibatkan anak-anak. Guru sering memotivasi dengan mengajak berzikir : la illaha ila llah la illaha ila llah” banyak cara dilakukan guru dalam menanamkan niali-nilai religius, disaat menggali pengalaman bermain anak, bertumpu kepada nilai islam, ikhsan dan iman dengan cara : a. Memfokuskan kembali perhatian anak-anak : b. Recalling. c. Menutup dengan doa. 3. Strategi Penanaman Nilai-nilai Religius 1.
Menggunakan celetukan.
87
Celetukan adalah respon dan komentar guru, saat anak-anak perlu dimotivasi agar fokus kepada pra, saat maupun setelah bermain. Celetukan ini menggunakan kata-kata yang islami baik ungkapan yang terdapat dalam rukun islam, rukun iman maupun ikhsan. Celetukan dilakukan untuk menyelesaikan masalah, seperti misalnya allah maha Tahu, bersabar seperti nabi Muhammad . Ungkapkan seperti itu, untuk melihat siapa yang meniru
seperti Nabi Muhammad,
terkadang anak
lihat
karakter anak sampai tatap matanya, karena
nunduk saja. Celetukan dikeluarkan dengan maksud agar anak mudah
mengerti dari mendengar. Celetukan dilakukan dimanapun, tetapi pada saat waktunya berlangsung. :Misalnya pada saat anak menggambar, dia membawa buku gambarnya saat itu dia diberi pujian. Kalau di recalling main,
anak-anak diberi rewartd dengan bahasa
celetukan. Maksudnya sama dengan memberikan ucapan selamat, tetapi dengan menuansakan Islam. Anak kan bisa lebih mengerti dari mendengar-mendengar a. Celetukan menggunakan rukun iman. 1) Iman kepada Allah Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta‟ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang NabiNya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya. Pada celetukan yang menggunakan rukun iman, terlihat kata “Allah” , sangat sering digunakan oleh guru. Sumber yang digunakan guru adalah dari Al-Asma‟ul Husna. Diantara yang sering digunaka adalah :
88
a) Allah-Al-Haliq, Allah maha pencipta. Celetukan ini, digunakan oleg guru pada saat : (1) Anak-anak perlu dikuatkan saat motivasi dan fokus menurun. Temuannya : (a) Menggunakan kata tanya. Kira-kira ide dari Allah, apa ya ? Sebaiknya bagaimana kepada Allah? (b) Menggunakan pernyataan : Allah maha pemberi, memberi tangan, mulut, kaki. Allah maha tahu, maha melihat. Al-Bashiir. Allah maha tahu. Kuatkanlah tali silaturahmi kami ya Allah mendengar teman-teman yang khusyu” Allah melihat yang tidak sujud.( Al Bashiir ) (2) Anak-anak yang berhasil tertib dan berhasil dalam bermaindiberi reward : Temuannya : (a) Menggunakan kata tanya. Siapa yang menciptakan ? Siapa yang memberi ? Siapa yang memberi kekuatan? Siapa yang memberi waktu bermain? Sebaiknya bagaimana kepada Allah ? (b) Menggunakan pernyataan. Ya Allah terima kasih, Engkau beri beri kami kepandaian. Yang diberi kepandaian oleh Allah. 89
Diberi hidayah oleh Allah. Profesi halal yang disukai Allah. Bersyukur kepada Allah, mengucapkan Alhamdulillah. Mudah-mudahan hari ini agar ditambahkan kepandaiannya. Selamat datang disentra karunia Allah. Atas izin Allah. Diberkahi oleh Allah. Allah maha pencipta. Celetukan Asmaul Husna lainnya, yang sering digunakan adalah Ar Rahmaan, Allah yang Maha Pemurah, Al-Khaliq, Allah Maha Pencipta, Al-Mushowwir, yang maha memberi bentuk, Al-Hgoffar, yang maha pengampun.Al-Qohhaar, yang perkasa.Al-Wahhaan, yang maha pemberi rizki.Ar Rozzaq, yang memberi rizki.Al-Baasith, yang melapangkan rizki.Al Bashiir, yang maha Melihat.Al_Ghofuur, yang maha pengampun.AsySyakuur, yang maha berterimakasih.Al-hafiidz, yang maha memelihara.AlKariim, yang maha pemurah dan maha mulia,Ar rooqiib yang maha mengawasi, Al waduud yg maha mengasihi. 2) Iman kepada malaikat. Mengimani adanya setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka. Ungkapan dengan menggunakan
nama-nama malaikat dengan masing-
masing tugasnya, menjadi salah satu cara mengenalkan nama malaikat tidak melalui cara menghafal. Nama-nama malaikat berikut tugasnya, semakin dihayati anak-anak karena sering digunakan oleh guru disaat sebelum, tengah dan selesai bermain. Ungkapan nama malaikat ini ternyata berfungsi ganda, yaitu
selain lebih
mengenalkan nama malaikat dan tugasnya, ternyata sekaligus dapat merupakan cara 90
untuk memfokuskan perhatian anak-anak, serta memotivasi anak-anak untuk mau berkarya lebih lagi melalui bermain. Anak-anak mau mengeksplore pengalaman mainnya. Dari 10 (sepuluh) nama malaikat, yang sering digunakan adalah malaikat Raqib yang tuganya adalah mencatat segala amal baik manusia ketika hidup, dan malaikat Atid yang tugasnya adalah mencatat segala perbuatan buruk/ jahat manusia. Demikian pula malaikat Ridwan yang tugasnya menjaga pintu surga dan Malik yang tugasnya menjaga pintu neraka. Diungkapkannya nama malaikat setiap hari ditanamkan saat guru melihat anakanak belum tertib, belum fokus dan masih bercanda terus bersama teman-temannya, baik sebelum, saat atau setelah bermain dalam menggunakan APE. Beberapa temuan yang digunakan oleh guru dalam menggunakan ungkapan nama malaikat adalah ; Tugas Malaikat Raqib sebagai ungkapan penghargaan akan upaya anak-anak, memuji, mendorong anak-anak agar mau fokus dalam menggunakan APE dan menyegerakan laporannya catatannya kepada malaikat Ridwan sebagai penjaga pinti syurga. Pada anak-anak yang sulit untuk dikendalikan, guru menginformasikan bahwa kondisi anak-anak saat itu akan dicatat oleh malaikat Atid dan akan menyampaikan laporan tulisannya kepada malaikat Malik. Dari pengamatyan, nampak jurus ini cukup ampuh dalam menanamkan nilai-nilai religius sekaligus upaya agar anak-anak terdorong untuk menggunakan APE dengan baik saat bermain. Malaikat lainnya seperti Mikail yang menurunkan hujan dan rizki, sering digunakan sebagai pijakan tema. Malaikat izrail sebagai pencabut nyawa, dimunculkan saat ada anak yang keluarganya mendapat musibah kematian, atau ada anak yang melihat hal ini dalam perjalanan pulang sekolah. Ungkapan tersebut, diantarnya adalah : a) Saat ada anak membutuhkan motivasi :
91
Kami tidak ingin dicatat oleh malaikat Atid ya Allah.. Malaikat Ridwan sedang menyediakan mainan di syurga buat teman-teman yang khusyu baca doanya, yang tidak garuk-garuk kakinya, kalau tidak memain-mainkan celana temannya.. Malaikat Atid mencatat teman-teman yang tidak khusu berdoa, catatannya tidak dilaporkan kepada malaikat Ridwan. Silahkan bermain sendiri pintu syurganya tertutup. Sudah ada yang mengawasi malaikat Roqib dan Atib Yang tidak menjawab salam dan doa, pintu syurganya sama malaikat Ridwan ditutup Ditempat yang tidak enak tidak ada makanan yang enak. b. Saat anak perlu diapresiasi atas keberhasilannya. Malaikat Rakib sibuk mencatat yang doanya khusyu. Catatannya diberikan kepada malaikat Ridwan. Malaikat Ridwan menghitung dan menyediakan mainan yang banyak di syurga. Malaikat Roqib akan menulis untuk orang-orang yang mau Istighfar yang ingat kepada aturannya”. Malaikat Roqib kita lihat kita lihat siapa yang berbagi kepada teman seperti nabi Muhammad siapa yang mau berbagi kepada teman siapa ya kira-kira…wah ada yang mau bersabar. 3)
Iman kepada Kitab-kitab Allah. Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya.
karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya. Pada penanaman iman kepada kitab-kitab Allah, ditanamkan saat pra 92
penggunaan APE, yaitu pada materi pagi, terdapat bacaan surat-surat pendek yang dilantunkan setiap hari. Dipimpin oleh anak yang bertugas sebagai pemimpin , yang diberi kesempatan untuk memilih dan menyebut surat-surat pendeknya dan doa sehari-hari. Disaat anak akan bermain menggunakan APE maupun saat bermain serta selesai bermain, pemimpin membaca doa basmallah dan hamdallah, serta doa keluar ruangan sentra. 4) Iman kepada Rasul-Rasul Allah Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta‟ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta‟ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya. Pada penanaman nilai-nilai, yang paling dominan ditanamkan adalah sifat-sifat nabi. Atau pada peringatan seperti berhaji dengan nabi ibrahim. Penanaman nilai-nilai pribadi nabi Muhammad . Dalam mengenalkan sifat-sifat nabi Muhammad, juga digunakan celetukan. Seperti : Bersabar seperti nabi Muhammad. Ikhlas seperti nabi Muhammad. Bicara secukupnya, seperti nabi Muhammad. Makan dihabiskan, seperti nabi Muhammad. Mengambil makanan yang terdekat, seperti nabi Muhammad. Bersabar seperti nabi Muhammad. c. Celetukan kalimat thayibah.. 1) Istigfar. 93
Celetukan “Astaghfirullahaazim “
digunakan dalam kegiatan pembelajaran
sehari-hari. Biasanya ungkapan ini digunakan pada saat anak-anak sulit dikendalikan perilakunya atau kesiapannya untuk fokus belajar, mengganggu temannya, tidak bisa fokus dan tertib, berebutan mainan, memukul temannya, tertawa tak mau henti, dan sebagainya. Temuan celetukan guru, seperti ; Astaghfirullahaazim..beri petunjuk teman-teman ya Allah, Astaghfirullahaazim, suaranya dipelankan. Mengajak seluruh anak untuk mengucap istiqfar, saat situasi sulit dikendalikan. Buktikan sikapnya sambil beristighfar .Allah hanya memaafkan orang yang mau beristighfar”. 2) Subhanullah. Ditanamkan saat memuji hasil kerja anak-anak, saat menyenangkan, berdecak kagum, pengantar kebesaran Allah, memuji keberhasilan anak-anak saat recalling, banyaknya mainan, beragamnya mainan, memuji gambar anak-anak, perasaan senang, memuja keindahan, memberi acungan jempol, karena anak-anak telah fokus dan tertib, memuji keberhasilan anak-anak dalam bermain, menyatakan kehebatan anak. 3) Masya Allah. Ditanamkan
saat situasi anak-anak mengagumi sesuatu atau tengah merasa
nyaman, tapi agak terganggu karena sesuatu pula. Hal ini banyak terjadi biasanya saat anak-anak sedang menikmati pelajaran, dan gru harus segera mengakhirnya, terucaplah kata Masya Allah..
94
Bab V Kesimpulan dan Saran A.Kesimpulan. 1. Penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini dilakukan melalui dua tahap kegiatan yaitu penanaman yang dilakukan pada saat tanpa menggunakan APE dan penanaman dilakukaan Pada saat akan, sedang dan selesai menggunakan APE di sentra. Penanaman nilai-nilai religius pada anak usia dini, dilakukan dengan bermain disertakan penggunaan APE. Terpenting dalam temuan ini adalah penanaman nilai religius pada pendidikan anak usia dini dilakukan dengan memberi kesempatan terlebih dahulu pada anak untuk persiapan diri anak dengan sebaik-baiknya
menggunakan separuh waktu dalam sehari
dengan difasilitasi guru, baru dilakukan penanaman nilai-nilai pada tahap kegiatan kedua dengan menggunakan APE di sentra bermain. Ungkapan Asmaul khusna menjadi andalan dalam penanaman nilai-nilai religius ini , agar anak-anak dapat mengenal sifat Allah dengan baik. Nilai-nilai yang ditanamkan adalah nilai Islam,Iman dan Ikhsan. 2. Penggunaan APE dalam menanamkan nilai-nilai religius, dapat menggunakan APE yang berasal dari barang limbah rumah tangga seperti botol bekas, kardus bekas kue, baju bekas ayah dan ibu yang berbentuk baju profesi, seperti baju korpri, baju polisi, dokter, dll. Sandal dan sepatu orang dewasa yang bekas pakai dan peralatan dapur rumah tangga yang sudah tidak terpakai. Sepeda yang sudah tidak terpakai, ban sepeda, pompa, wajan, kuali, panci, kompor , telepon , hp bekas dan barang bekas lainnya dapat digunakan. Semua barang bekas rumah tangga ini dapat dijadikan APE yang digunakan untuk
95
penanaman nilai-nilai religius. Setting nmenggunakan pijakan main dengan berbagai desain permainan. 3. Penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE limbah rumah tangga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sentra bermain. APE digunakan sebagai media penanaman nilai-nilai religius. Guru menuansakan APE yang tidak bernuansa islam dengan menggunakan bahasa Islami. APE dari limbah dengan kreativitas guru dapat dibuat bernuansa Islam. Misalnya membuat masjid dari kardus bekas, membuat mike dari kardus bekas untuk mengumandangkan azan atau sebagai alat pengeras suara saat membaca suratsurat pendek. B.Saran. 1. Pemahaman guru terhadap nilai-nilai religius perlu terus ditingkatkan terutama dalam pemahaman nilai-nilai Iman, Islam dan Ihsan. Harapan dari saran ini adalah agar apa yang dipahami dan diyakini anak sejak dini yang telah terinternalisasi dengan baik adalah sesuatu yang benar sesuai dengan nilai-nilai iman, islam dan iman yang sebenar-benarnya. 2. Variasi jenis dan bentuk APE yang terbuat dari limbah, perlu diperbanyak. Perlu dibuat sebuah bengkel (workshop) pembuatan APE dari limbah rumah tangga yang bernuansa Islam. Harapan saran ini adalah bertambahnya inovasi dan variasi jenis APE dari bahan limbah rumah tangga yang digunakan serta sebagai media penyaluran kreativitas guru dalam menciptaka APE rumah tangga. 3. Penanaman nilai-nilai religius dengan menggunakan APE berbasis limbah rumah tangga perlu disosialisasikan. Penggunaan APE berbasis limbah rumah tangga yang cukup murah ini dapat terjangkau untuk penyelenggara PAUD lainnya sebagai model alternatif mahalnya APE yang ada di pasaran.
96
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Depertemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003. ………... UU RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Arikunto,S, Suharjono, dan Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Dianne Miller Nielson. Mengelola kelas Untuk Guru TK. Indeks, jakarta, 2012. Docket, Sue and Marilyn Fleer. Play and Pedagogy in Early Childhood : Bending the Rules. Sidney : Harcourt, 2000. Gredler, Margaret. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta. Rajawali, 1991. Hurlock, Elizabeth. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga, 1978. Idris, Izul. Limbah. Jakarta: Sinarbaya, 2007. Jamal Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah, Irsyad Baitus Salam, Bandung, 2005 Jamaris Martini. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. UNJ.2003 Jeffrey, McConkey. Let Me Play. London : Souvenir Press. 1994. Kemmiis, S, dan Wilf Caar dalam H.E. Mulyasa. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Koshy, Valsa, Action Research for Improving Practice : A Practical Guide, London Paul Chapman Publishing,2006 Madya, S. Teori dan Praktek Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta,2007. Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Rieneka Cipta, Mulyasa, H.E. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Musbikin, Imam. Kudidik Anakku dengan Bahagia. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2003. -------------, Buku Pintar Paud Dalam Perspektif Islami, Laksana, Jogjakarta, 2010. Nurani Sujiono Menu Pembelajaran Anak Usia Dini yayasan Citra pendidikan Indonesia, Jakarta,2005. Outerbridge, Thomas. Limbah Padat di Indonesia: Masalah atau Sumber Daya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 1991 Paul, Suparno. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta, Kanisius, 1997 Roopnarine dan Johnson James, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam berbagai Pendekatan, Edisi Kelima, Kencana Prenada Media group, Jakarta,2011. Santoso, Suogeng. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta; Citra Pendidikan, 2002. ----------. Riset Tindakan Untuk Pendidikan. Jakarta: Gramedia, 2008. Sue, Docket and Fleer Marilyn. Play and Pedagogy in Early Childhood : Bending the Rules. Australia : Harcourt, 2000 97
Tedjasaputra Maykes, Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Din Grasindo, Jakarta, 2001. Yamin dan Sanan. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : GP Press, 2010.
98
LAMPIRAN
CATATAN HARIAN PENELITIAN/LOG BOOK PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA DINI MELALUI APE BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI RA ISTIQLAL) No
Tanggal Pelaksanaan
1.
10 Juni 2013
2.
13 Juni 2013
3. 4.
19 Juni 2013 26 Juni 2013
5.
26 Juni 2013
6.
26 dan 28 Juni 2013
7.
28 Juli 2013
8.
29 Juli 2013
9.
23 Agustus 2013
10.
28 Agustus 2013
11.
4 September 2013
12 13.
4, 5, dan 11 September 2013 14 September 2013
14
16 September 2013
15. 16.
18 September 2013 20 September 2013
17
21 September 2013 22-24 September
Kegiatan
Dokumen Pendukung (Capaian) Survey lokasi TK Menetapkan TK Istiqlal sebagai lokasi Istiqlal penelitian Pembelian HD Tersedianya HD untuk penyimpanan data eksternal dan dokumentasi Pembelian tinta printer Tersedianya tinta printer untuk penelitian Pembuatan surat izin Surat permohonan izin penelitian penelitian (terlampir) Mengantarkan surat 1. RA Istiqlal izin penelitian 2. Dokumentasi pertemuan dengan Kepsek. RA Istiqlal dan TU Istiqlal Observasi ke RA Dokumentasi Istiqlal Foto copy buku bahan Tersedianya bahan referensi untuk penelt referensi Pembelian buku Tersedianya bahan referensi untuk penelt referensi Penyiapan pedoman 1. Pedoman wawancara wawancara 2. Daftar hadir peneliti Pembelian buku Tersedianya bahan referensi untuk penelt referensi Menyewa hadycam Tersedianya alat dokumentasi selama dan operator kegiatan penelitian Observasi lapangan Dokumentasi Pembahasan transkrip observasi Pembekalan petugas wawancara
Wawancara Penyeleksian data dari hasil observasi dan wawancara Pengolahan data Penyusunan 99
1. Transkrip observasi lapang 2. Daftar hadir 1. Petugas wawancara siap ke lapangan 2. Pedoman wawancara 3. Daftar hadir Terkumpulnya data primer Memperoleh data yang penting untuk dianalisis Tersedia data hasil penelitian sementara Laporan tersusun 60 %
2013
laporan kemajuan
18
November 2013
FGD
19
Desember 2013
Penyusunan modul dan draf buku
100
Laporan Penelitian Rencana tindak lanjut Memastikan kebenaran dan ketepatan modul yang dibuat Penerbitan buku.
DRAFT OUT LINE BUKU PENANAMAN NILAI NILAI RELIGIUS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS LIMBAH RUMAH TANGGA
I.
PENDAHULUAN 1. Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini 2. Urgensi Penanaman Nilai nilai Religius pada Anak Usia Dini 3. Uregnsi Bermain Pendidikan Anak Usia Dini 4. Mahal dan Langkanya Alat Permainan Edukatif 5. Tidak Termanfaatkan Limbah Rumah Tangga
II.
HAKEKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1. Pendidikan Anak Usia Dini 2. Metode Pembelajaran 3. Penanaman Nilai Nilai Religius 4. Bermain 5. Alat Permainan Edukatif 6. Limbah Rumah Tangga
III.
ORIENTASI KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Falsafah Visi dan Misi Tujuan Fungsi Peran Guru Sarana Prasarana Sumber Daya Manusia Program Kegiatan Kegiatan Harian
IV. PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS. 1. Strategi Penanaman Nilai Nilai Religius 2. Tahap tahap Penanaman Nilai Religius 3. Kegiatan Penanaman Nilai Nilai Religius 4. Nilai Niiai yang Ditanamkan 5. Alat Permaian Edukatif a. Jenis Limbah Rumah Tangga b. Bentuk Alat Permaian Edukatif Limbah Rumah Tangga
101
Lampiran . Pedoman wawancara PEDOMAN WAWANCARA
IDENTITAS: Nama
:
Umur
:
Pendidikan
:
Guru sentra
:
A. PRA PENGGUNAAN APE: 1. Mengapa menerapkan kegiatan Jurnal dan materi pagi bagi penanaman nilai nilai Islam dalam penggunaan APE? 2. Jelaskan manfaat kegiatan jurnal dan materi pagi bagi penanaman nilai nilai Islam dalam penggunaan APE! 3. Apa saja bentuk bentuk jurnal dan materi pagi yang berhubungan dengan penanaman nilai nilai Islam? 4. Bagaimana cara menyusun tema dalam satu tahun akademik yang berkaitan dengan nilai-nilai Islam 5. Mengapa dan apa manfaat di materi pagi sudah dimunculkan tema? 6. Mengapa ada hafalan surat surat pendek pada materi pagi dan apa hubungannya dengan penanaman nilai nilai Islam? 7. Mengapa dalam materi pagi ada permainan suku kata dan bagaimana hubungannya dengan penanaman nilai nilai Islam di sentra bermain? 8. Mengapa dalam materi pagi selalu diterapkan pengenalan doa harian dan surat pendek, dan apakah ada hubungannya dengan penanaman nilai agama Islam dalam penggunaan APE? 9. Mengapa guru memanggil anak-anak dengan sebutan teman-teman, apa kaitannya dengan penanaman nilai-nilai Islam ?
B. PENGGUNAAN APE: 1. PERSIAPAN PENGGUNAAN APE:
102
a. Apa tujuan pengucapan selamat datang pada anak-anak di sentra, dan hubungannya dengan penanaman nilai-nilai Islam dalam APE ? b. Mengapa sebelum mulai menggunakan APE selalu dijelaskan materi permainan dan apa hubungannya dengan penanaman nilai nilai Islam? c. Apa tujuan membuat aturan main dalam APE ini dan apa hubungannya dengan penanaman nilai nilai Islam? d. Apa tujuan membuat aturan main dalam APE ini dan apa hubungannya dengan penanaman nilai nilai Islam? e. Mengapa aturan main dimunculkan dari anak dan hubungannya dengan nilai-nilai Islam ? f. Apa tujuan memilih teman bagi anak dalam penggunaan APE dan apa kaitannya dalam penanaman nilai nilai Islam ? g. APE apa yang paling dominan dalam menanamkan nilai nilai Islam pada sentra bahan alam? h. Bahan limbah rumah tangga apa yang dapat digunakan sebagai APE pada sentra bahan alam? i. Bagaimana cara pembuatan APE limbah rumah tangga pada sentra bahan alam? j. Bagaimanakah cara menggunakan APE tersebut dalam menanamkan nilai-nilai Islam? k. Bagaimana peran guru pada saat sebelum anak menggunakan APE untuk penanaman nilainilai Islam ?
2. SAAT PENGGUNAAN APE: a. Bagaimanakah cara mengatur anak dalam menggunakan APE agar penanaman nilai-nilai Islam dapat tercapai? b. Berapa lama waktu yang dapat dialokasikan untuk setiap anak menggunakan APE ? c. Bagaimana peran guru pada saat anak menggunakan APE dalam penanaman nilai-nilai Islam? d. Bagaimanakah cara guru apabila ada anak yang melanggar aturan main yang sudah disepakati anak sebelum bermain APE? e. Bagaimana cara pengaturan peran guru dalam setiap kegiatan f. Bagaimana pendapat guru tentang pengaturan tugas yang sedang berjalan saat ini
3. SETELAH PENGGUNAAN APE:
103
a. Apa peran guru setelah anak-anak selesai menggunakan APE agar tertanam nilai-nilai Islam pada anak? b. Apa yang dilakukan anak setelah anak selesai menggunakan APE agar nilai-nilai Islam tertanam pada anak ? c. Bagaimanakah cara guru menanamkan nilai-nilai Islam pada saat anak membereskan APE? d. Bagaimanakah cara guru apabila ada anak yang melanggar aturan main pada saat APE selesai digunakan ?
104
LAMPIRAN UMUM
LAMPIRAN 1. FORMAT BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI 1.Ketua : Dr.Susilahati.M.Si. A. Identitas Diri: 1 Nama Lengkap 2 Jabatan Fungsional 3 Jabatan Struktural 4 NIP 5 NIDN 6 Tempat dan Tangal Lahir 7 Alamat Rumah
Dr. Susilahati, M.Si Lektor Ketua LPPM Universitas Muhammadiyah Jakarta 20204 0324106002 Karawang, 24 Oktober 1960 Sarana Indah Permai BLK B.9/1A Rt. 06/08 Kedaung Pamulang Tangerang Selatan 08129589185 Jln. KH. Ahmad Dahlan, Ciputat – Jakarta Selatan 15419 021.7401894, 021.7942862/021.7430756
[email protected]
8 9
Nomor Telepon/Faks/HP Alamat Kantor
10 11
Nomor Telepon/Faks Alamat e-mail
12
Lulusan yang Telah Dihasilkan
14. Mata Kuliah yg diampuh
1. 2. 3. 4.
Pengantar kesejahteraan sosial Administrasi dan organisasi kesejahteraan sosial Dinamika Kelompok Perubahan Sosial Budaya
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/Thesis/Desertasi
S-1 Univ Muhammadiyah Jakarta Kesejahteraan Sosial 1981 - 1987
S-2 Universitas Indonesia Kesejahteraan Sosial 1995 - 2000
Peranan panti latihan karya negeri dalam meningkatkan kemampuan dan ketrampilan warga masyarakat putus sekolah sebagai landasan kesejahteraan sosialnya di meruya ilir jakarta barat. 105
Dukungan ibu terhadap penanaman nilai-nilai moral anak pra sekolah. ( studi di TK Islam Al Azhar kebayoran Baru jakarta selatan )
S-3 Universitas Negeri Jakarta Pendidikan Anak Usia Dini 2004-2012 Aplikasi Beyond Centers And Circle Time Di Kelompok Bermain Istiqlal Jakarta Pusat (Studi kasus)
Nama Pembimbing/Promotor
Drs.Rohiman Notowidagdo
Prof. Dr. Soegeng Santoso,M.Pd Prof .Dr.Mulyono Abdurrahman
Dra.Candra Sekar Amalia. Msi.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun
Judul Penelitian
1
2011
Prevalensi Hak Layanan PAUD di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
2
2010
Survey Kepuasan Pelanggan PDAM Tirta Kerta Raharja Kab. Tangerang Banten
3.
2012
Kajian Rehabilitasi Eks Korban Penyalahgunaan Narkotika Perempuan
4.
2012
Efektifitas pengembangan Model Stimulasi , Deteksi Dan Intervensi Dini DINI melalui layanan Kesehatan dasar Posyandu
Pendanaan Sumber* Jml (juta Rp) DIKTI melalui kementrian Rp. 45.000,Hukum dan Ham PDAM Rp. 50.000,Tangerang Dinas Sosial Pemprov DKI Jakarta Dikti Kemendikbud
Rp.200.000,-
Rp.65.000,-
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir No.
1
Tahun
2009
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Recovery korban Bencana Situ Gintung
Pendanaan Sumber* Jml (juta Rp) UMJ Rp.100.000 Kemendiknas
Rp.50.000
Kemensos
Rp.25.000
Program Pengembangan Posyandu berbasis PAUD (kerjasama LPPMUMJ dengan PT. General Elektrik)
PT Ge
Rp.50.000
Pendampingan PKBM di Tangerang Selatan
Direktorat jendral PAUDNI
Rp.35.000
2
2010
Pesantren Ramadhan 1430 H Bagi Anak Korban Bencana Situ Gintung
3
2010
Sosialisasi Penyalahgunaan Narkoba bagi Mahasiswa UMJ (kerjasama LPPM-UMJ dan LIK NAPZA SOBAT MUTIARA)
4
2010
5.
2011
106
5.
2012
Pemberdayaan keluarga melalui KKN Posdaya di Tangerang Selatan
kemendiknas Yayasan damandiriUMJ
6.
2013
World Friends Volunteer Students Program antara mahasiswa Universitas Muhammadiyah jakarta dengan Jeonrabukdo Volunteering Center, Sunchon National University, Korea Selatan
LSM Asiana – UMJSunchon National
Dari UMJ. Rp.25.000
6.
2013
Penanggulangan Korban Bencana Banjir di Grogol
PP Aisyiyah
Rp.20.000
7.
2013
Pendampingan Keluarga Miskin pada kegiatan KKN Unsera dn UMT di prov Banten
Yayasan Damandir
Rp.20.000
Rp.60 juta
E. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir No 1.
2.
3.
4.
Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Seminar Pendidikan Himpunan Mahasiswa Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka
Judul Artikel Ilmiah Pengaruh Eksploitasi Anak Terhadap perkembangan Dunia perkembangan Dunia pendidikan
Waktu dan Tempat
Sosialisasi Perlindungan Anak Bagi Pengurus dan Snggota Dharma Wanita Persatuan di Lingkungan Dinas Dikmenti Provinsi DKI Jakarta
Perlindungan Anak Dalam Perspektif Undang-
Selasa, 25 Maret 2008. Gedung kantor Dinas Dikmenti Jl.Gatot Subroto, 40-41 Jakarta
Seminar Peran Ormas perempppuan
Peran Organisasi Perempuan Dalam Mengembangkan Program Pemberdayaan Keluarga dan Perempuan
Pelatihan Pendidik Anak Usia Dini Se-Kota Administrasi Jakarta Barat
Pembelajaran Anak Usia Dini
107
Rabu, 6 Mei 2008 , Kampus Uhamka, Pasar Rebo jakarta
Jakarta, April 2010
Pada Tanggal 14, 2011 di Universitas Mercu Buana
5.
Kegiatan pembinaan pendidikan formal dan informal di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. 20 September 2011
Pendidikan Formal dan Informal Dalam Perspektif Perlindungan Anak
Pelatihan Bagi Penyelenggara dan Guru PAUD se Jakarta barat
Kompetensi Tenaga Pendidik PAUD dalam Pengembangan Potensi Anak Usia 0-6 Tahun Melalui Kognitif dan Motorik Advokasi Perlindungan Anak Di Tangerang Selatan
April, 2011, Hotel Pitagiri Palmerah Jakarta barat, 2011
6.
7. Seminar Diseminasi HAM “ HAK ANAK”
8.
9.
Diskusi Rutin Bulanan Dosen FISIP UMJ Observasi Study Tour dan Pelatihan Posdaya SKPD Prov NTB,Kab Gorontalo Utara dan Kab Bandung, Prov UMJ Bali
10. Pembekalan Dosen Pendamping Lapangan FIP
Hotel Naratas, 10-13 Desember 2012
Tangerang Selatan, kantor BPMPPKB 28 Juli 2011
Masalah Sosial 14 Desember 2012. Anak balita dan Kampus FISP UMJ penanggulangannya. Strategi Pendampingan Haryono Suyono Posdaya Center, pendampingan pangadegan Posdaya Oleh Kalibata Jakarta perguruan Tinggi. 10-13 Desember 2012 Peran Dosen Pebruari 2013, Kampus pendamping FIP UMJ lapangan dalam pendampingan
108
F. Pengalaman Merumuskan Kebijakan/Rekayasa Sosial Lainnya 5 Tahun Terahir No
1.
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Tahun Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan Menyusun instrumen 2011-2012 akreditasi bagi lembaga pelayanan kesejahteraan sosial
Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
Jogjakarat, bandung, jakarta, cianjur
G. Penghargaan yang pernah Diraih dalam 10 Tahun Terkhir (Dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No 1.
Jenis Penghargaan Anugrah Pekerja Sosial Profesional Indonesia
Isntitusi Pemberi Penghargaan Ikatan Pekerja Sosial Profesional indonesia
Tahun 2004
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga.
Jakarta, Desember 2013 Ketua Peneliti,
(Dr. Susilahati, M.Si)
109
Lampiran 1. Format Biodata Anggota. Biodata Anggota A. Identitas Diri 1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13
14.
Nama Lengkap (dengan gelar)
Dr. Oneng Nurul B., M.Ag L/P Jabatan Fungsional Lektor Jabatan Struktural NIP 196810102008012030 NIDN 310106803 Tempat dan Tanggal Lahir Tasikmalaya, 10 Oktober 1968 Alamat Rumah Jl. Aria Putra Gg. Swadaya RT/RW. 09/10 Kedaung Pamulang Tangerang 15415 Nomor HP 081310844775 Alamat Kantor Jl. KH. Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat Jaksel 15419 Nomor Telepon/Faks (021) 7441887 / (021) 74709269 Alamat e-mail
[email protected] Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= diatas 100 orang; S-2= diatas 20 Orang; S-3= - Orang 1 Al-Qur‟an Hadis 2 Fikih Mata Kuliah yg Diampu 3 Materi Quran Hadis SLTP 4 Materi Fikih SMP
B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus
JudulSkripsi/Thesis/ Disertasi
Nama Pembimbing/Promot or
S-1 IAIN SGD Bandung Syari'ah 1988-1992 Perbandingan Kewarisan Zhawil Arham Antara Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi‟i
S-2 IAIN Syahid Jakarta Syari‟ah 1997-2000 Udzur Shalat Jamak Menurut Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Syafi‟i
Drs. Mudhar Effendi Drs.Ahmad Daeroby
Prof.DR.Said Agil Husin Al Munawwar,M A 110
S-3 UIN Syahid Jakarta Studi Islam 2007-2010 Kontekstualisasi total quality management dalam lembaga pengelola zakat untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat (Prinsip dan Praktik) Prof.DR.Fathurra hman Jamil,MA Prof.DR.Abdul Hamid
Dr.Masykuri Abdullah,MA
C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan No.
Tahun
2010 1
2
3
2010
2010
4
2012
5
2012
6
2012
Judul Penelitian
Sumber
Peningkatan Kemampuan Networking Berbasis Responsif Gender bagi dosen dan Karyawan di Lingkungan UMJ Kebutuhan Keagamaan Masyarakat Tangsel Penelitian Prevalensi Hak Layanan Pendidikan Anak Usia Dini di Daerah Khusus Ibukota Jakarta Eksistensi grassroot microfinance syariah Dalam pemberdayaan perempuan (Studi Penelitian DPU Daarut Tauhid Bandung) Nilai-nilai mashlahah Dalam millennium development goals (Kajian Maqashid al-Syari‟ah) Model pengembangan ekonomi islamsebagai solusi pembangunan wilayah (Studi Pertanian dan Perdagangan)
Depag RI./Balai Penelitian dan Pengmb Agama Jkt TA. 2010 Kemenag RI Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendiknas
Jml (Juta Rp) 20.000.000, -
20.000.000, 65.000.000, -
Kemendiknas
17.500.000, -
Kemendiknas
32.500.000
SPS
5.000.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Tahun
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
111
Pendanaan Jml (Juta Sumber Rp)
2008 1 2008 2 2009 3 4
2010
Pendidikan Layanan Khusus AnakAnak Petani Putus Sekolah di Sangiang Sepatan Tangerang Pendidikan Layanan Khusus Bagi Anak Jalanan Di Penjaringan Muara Angke Jakarta Utara Pendidikan Layanan Khusus Bagi Anak Korban Bencana Situ Gintung Ciputat Tangerang Selatan Pendidikan Layanan Khusus Anak Jalanan di Kecamatan Ciputat
PLS Kemendiknas
25.000.000, -
Kemendiknas
50.000.000, -
PLS Kemendiknas
50.000.000, -
Kemendiknas
50.000.000, -
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir No.
1
2
3
4
Judul Artikel Ilmiah Zakat dan Transformasi Sosial
Pengembangan Perbankan Syari‟ah di Indonesia
Volume/ Nomor/Tahun
Nama Jurnal
Vol 5 No 2 Jul-Des Al-Mishbah Jurnal Ilmu STAIN Dakwah dan Datokarama Palu Komunikasi 2009 Vol 15 No 1 Juni 2009
Misykat FAI UMJ
2008
Jurnal Ilmu-Ilmu alQuran, Hadis dan Syari‟ah Pascasarjana IIQ Jakarta
Pengembangan Perbankan Syari‟ah di Indonesia
2009
Misykat Vol 15 No 1 Juni 2009 FAI UMJ
Zakat dan Transformasi Sosial
2009
Al-Mishbah Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi Vol 5 No 2 Jul-Des STAIN Datokarama Palu
Syari‟ah dan Kedudukan Wanita
5
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir
112
No
Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1
PSW UMJKemendiknas
Studi Gender Sebagai Ilmu Dalam Ilmu dan Kurikulum Studi Keislaman
2010
2
Seminar LPPM UMJ
Peningkatan Kapasitas Gender Dalam Pendidikan
2010
3
IMM
Peran Perempuan Dalam Islam
2009
4
PDA Bekasi
Peran Komunikasi Dalam Keluarga
2009
PWA Bengkulu
Pelatihan Motivator ‟Aisyiyah Tingkat Kota Bengkulu Dalam Pengembangan Desa Siaga Qaryah Thayyibah bidang Kesehatan
2009
5
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No
Judul Buku
Tahun
Jumlah Halaman
Penerbit
1
Narkoba dan Rokok Haram Agama Menggugat (Tim Penulis)
2012
108
KOWANI
2
Materi Hadits Tentang Islam, Hukum, Ekonomi, Sosial dan Lingkungan
2007
250
Kalam Mulia Jakarta
3
Ilmu Hadis
2011
147
CV.Tunas Ilmu
4
Total Quality Management Zakat Prinsip dan Pemberdayaan Ekonomi
2012
235
Wahana Kardofa
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga. Jakarta, Desember 2013 Anggota Peneliti.
Dr. N. Oneng Nurul Bariyah, M.Ag 113
Biodata Anggota : A. Identitas Diri 1
Nama Lengkap (dengan gelar)
Dr. Ir. Elfarisna, M.Si
2
Jabatan Fungsional
Lektor Kepala
3
Jabatan Struktural
-
4
NIP/NIK/Identitaslainnya
20 348
5
NIDN
0303106503
6
Tempat dan Tanggal Lahir
Sijunjung, 3 Oktober 1965
7
Alamat Rumah
Parung Villa Blok C/217 Waru Jaya Parung Bogor 16330
8
Nomor Telepon/Faks/ HP
081316318695
9
Alamat Kantor
Jl. KHA Dahlan Cireundeu Ciputat
10
Nomor Telepon/Faks
021-7430689
11
Alamat e-mail
[email protected]
12
Lulusan yang Telah Dihasilkan S1: 30 orang 1. Dasar Dasar Ilmu Tanah
13
Mata Kuliah yang Diampu
2. Nutrisi Tanaman 3. Pengelolaan Air 4.Fisiologi Pasca Panen
B. RiwayatPendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/Thesis/Disertasi
S.1 Universitas Andalas Padang Ilmu Tanah 1984 - 1989 Hubungan Kedalaman Muka Air Tanah dengan Ketersediaan Air di Daerah Perakaran Tanaman terhadap Pertumbuhan dan
S.2 IPB Bogor Agronomi 1997-2000 Adaptasi Kedelai terhadap Naungan : Studi Morfologi dan Anatomi
114
S.3 Universitas Negeri Jakarta PKLH 2008 - 2012 Pengaruh Metode Pelatihan dan Pengetahuan tentang Limbah Organik terhadap Keterampilan
Produksi Kedelai pada Tanah Bertekstur Liat
Petani Membuat Pupuk Organik Nama 1.Dr. Ir.Yuzirwan 1.Prof.Dr.Didy 1.Prof.Dr. I Pembimbing/Promotor Rasyd, MS Sopandie,M.Agr Made 2.Dr.Ir.Amrizal 2.Prof.Dr.M.Ahmad Putrawan Saidi, MS Chozin, M.Agr 2.Prof.Dr. 3.Prof.Dr.Wahju Lysna Lubis, Q.Mugnisjah,M.Agr M.Pd Mengikuti Program Sandwich-like ke Ohio State University di Columbus Amerika Serikat dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011 dengan Advisor Prof.Dr. Karen Mancl
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) No.
Tahun
Pendanaan Sumber * Jml (Juta Rp)
Judul Penelitian
1 * Tuliskan sumber pendanaan: PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing, Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas, atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 TahunTerakhir No.
Tahun
1
2011
2
2007
Judul Pengabdian Pada Masyarakat Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di Desa Bojong Indah Parung dan Desa Cihowe Ciseeng Kabupaten Bogor Pendidikan Layanan Khusus Anak Petani di Desa Sangiang Tangerang
Pendanaan Sumber * Jml (JutaRp) Sendiri 2 juta
Direktorat 15 Juta Pendidikan Luar Biasa Kemendiknas * Tuliskan sumber pendanaan: Penerapan Ipteks, Vucer, Vucer Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber lainnya.
115
F. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir No.
Judul Artikel Ilmiah
1
Pengaruh beberapa Jenis Pupuk Cair terhadap Pertumbuhan Vegetatif Adenium
2
Pertumbuhan Planlet Galur Mutan pada Media VW dengan Penamabahan BAP
3
Krisis Air
4
Pengelolaan Sumberdaya di Indonesia
Volume/ Nomor/Tahun Vol. 16 no. 3. September 2010 Vol. 16 no. 3. September 2010 Vol. 15 no 2 November 2010 Vol. 15 no 2 November 2010
Nama Jurnal Jurnal Penelitian UMJ Jurnal Penelitian UMJ Jurnal Kajian Ilmiah DIRASA UMJ Jurnal Kajian Ilmiah DIRASA UMJ
G. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir No. 1
Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Seminar Sandwich-like 2010
Judul Artikel Ilmiah Sandwich Report in Ohio State University
Waktu dan Tempat 15 Oktober 2011 di Hotel Millenium Sirih Jakarta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga.
Jakarta, Desember 2013 Anggota Peneliti.
( Dr. Ir. Elfarisna, M.Si)
116
Lampiran 1. Format Biodata A. Identitas Diri 1
Nama Lengkap (dengan
Ir. Helfi Gustia, M.Si
gelar) 2
Jabatan Fungsional
Lektor Kepala
3
Jabatan Struktural
4
NIP/NIK/Identitas lainnya
19610812 198903 2 003
5
NIDN
0012086101
6
Tempat dan Tanggal Lahir
Padang, 12 Agustus 1961
7
Alamat Rumah
Perumahan Pondok Benda Indah Blok N1/21, Pamulang-15416
8
Nomor Telepon/Faks/HP
7496443/08129989896
9
Alamat Kantor
Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cireunde, Ciputat-15419
10
Nomor Telepon/Faks
7424950/7430756
11
Alamat e-mail
[email protected]
12
Lulusan yang Telah
S1= 14 orang
Dihasilkan 13. Mata Kuliah yang Diampu
1. Pembiakan Vegetatif 2. Hortikultura 3. Tanaman Rempah dan Obat 4. Tanaman Penghasil Bioenergi
117
B. Riwayat Pendidikan S-1 Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk Judul Skripsi/Thesis/Disertasi
Nama Pembimbing/Promotor
S-2
S-3
Univ. Andalas Padang
Univ. Muhamamdiyah Jakarta Agronomi Ilmu Administrasi 1981 2006 Pengaruh Penggunaan Pelayanan Prima Pasien Beberapa Jenis Rawat Inap Kelas III di Herbisida terhadap RSUP Persahabatan Populasi Gulma serta Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) 1. Prof. Dr. H. Nitza Dra. Retnowati WD Tuti, Arbi M.Si 2. Dr. Gazali Ismal
5. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) No
Tahu n
Judul Penelitian
Pendanaan Sumber*
1.
2006
2.
2006
3.
2008
4.
2008
5.
2008
Pengujian Fungisida Botanis Minyak Kayu Manis terhadap Penyakit Kanker Batang (Phytopthora cimmamommi. (Anggota) Efektifitas Insektisida Botanis Ekstrak Daun Catharanthus roseus G, Don terhadap Serangga Aspidomorpha milliaris dan Epilachna varivestis. (Anggota) Uji Kemampuan Biofungisida Cirtonelal Minyak Serai wangi terhadap Antracno pada Tanaman Cabe. (Anggota) Telaah Kebijakan Tentang Anak Terlantar (Studi kasus: Jakarta Selatan, Bandung dan Tangerang). (Anggota) Pengaruh Waktu Perempelan Tunas Air terhadap Pertum buh an dan Produksi Tanaman Cabe dalam Polibag 118
Jml (Juta Rp)
Mandiri
Mandiri
Mandiri
(KPAI)
Mandiri
97
6.
2009
7.
2009
8.
2010
9.
2010
10.
2010
No
Tahu
Studi Awal Penanganan Situ Kota Tangerang Selatan. (Anggota) Pengaruh Pemberian Bokashi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabe var. Inko 99 Pengaruh Pemberian Bokashi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabe Var. TM999 Prevalensi Hak Layanan PAUD di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (Anggota) Survey Kepuasan Pelanggan PDAM Tirta Kerta Raharja Kab. Tangerang Banten (Anggota)
Judul Pengabdian kepada Masyarakat
n
BPLHD Tangsel Mandiri
25
Kopertis III DP2M Dikti PDAM TK Raharja Tangeran g
8.564 65
Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp)
2011
2011
2011
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dan Limbah Rumah Tangga di Kelompok Tani Karya Mukti, Desa Cihowe, Kec. Ciseeng, Kab. Bogor Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di Kelompok Tani Karya Bersatu Pulo Sawah, Desa Bojong Indah, Kec. Parung Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati (Campuran dari Berbagai Jenis Tumbuhan di Kelompok Tani Karya Mukti, Desa Cihowe, Kec. Ciseeng, Kab. Bogor
Mandiri
Mandiri
Mandiri
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi kelengkapan laporan akhir penelitian Penanaman Nilai-Nilai Religius Pada Anak Usia Dini melalui Alat Permaianan Edukatif Berbasis Rumah Tangga. Jakarta, Desember 2013 Anggota Peneliti.
(Ir. Helfi Gustia, M.Si) 119
120