LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH KEMAMPUAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI GURU TERHADAP JENJANG KARIER GURU SD DI KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL
OLEH: 1. DEWI AMALIAH NAFIATI, S.Pd., M.Si . 2. Dra. FARIDAH, M.Si. 3. NENI HENDARYATI, M.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2014
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN DOSEN MUDA 1. Judul Penelitian
: Pengaruh Kemampuan Guru dalam Proses Pembelajaran dan Motivasi Guru terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal 2. Ketua Peneliti : Nama Lengkap dan Gelar : Dewi Amaliah Nafiati, S.Pd, M.Si Jenis Kelamin : Perempuan Golongan/Pangkat/NIPY : IIIa/ 228512101978 Jabatan Fungsional : Asisten Ahli Jabatan Struktural : Ketua Program Studi Fakultas/Jurusan : FKIP/ Pendidikan Ekonomi 3. Alamat Ketua Peneliti : Alamat kantor/Telp/Fax/E-mail : Jl Halmahera KM 1/ telp. (0283) 351082 Alamat rumah/Telp/Fax/E-mail : Jl. KH. Zaenal Arifin No 46 Rt 05/004 Kelurahan Panggung Kota Tegal 4. Jumlah Anggota Peneliti : 2 orang Nama Anggota I : Dra. Faridah , M.Si. Nama Anggota II : Neni Hendaryati, M.Pd Lokasi Penelitian : Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal Kerjasama dengan institusi lain : Nama Institusi : Dikpora Kecamatan Kramat, Kab. Tegal Alamat : Jl. Garuda Kematran Kramat, Kab. Tegal Telepon/Fax/ E-mail :
[email protected] Lama Penelitian : 6 bulan Biaya yang diperlukan : Rp. 5.425.000,00 Tegal, 30 Oktober 2014 Mengetahui ; Dekan FKIP
Ketua Peneliti,
Dr. Yayat Hidayat Amir, M.Pd NIP/NIK. 8524051955
Dewi Amaliah Nafiati, S.Pd,M.Si NIP/NIK. 228512101978 Menyetujui, Kepala LPPM
Dr. Dino Rozano, M.Pd NIP. 195304041988031001 2
PENGARUH KEMAMPUAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI GURU TERHADAP JENJANG KARIR GURU SD DI KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL Dewi Amaliah Nafiati Neni Hendaryati ABSTRAK Kemampuan guru dalam proses pembelajaran atau seringkali disebut dengan profesionalisme guru merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh seseorang yang berprofesi sebagai seorang guru. Untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya, kemampuan guru dalam proses pembelajaran dapat di peroleh melalui pendidikan dan latihan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah kemampuan guru dalam proses pembelajaran (profesionalisme guru) dan motivasi guru berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap jenjang karir guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Populasi penelitian adalah guru SD yang berstatus pegawai negeri sipil dengan pangkat/ golongan IV/a berjumlah 166 orang guru dan IV/b yang berjumlah 2 orang guru. Sampel di ambil menggunakan teknik purposive sampling, sehingga di peroleh sampel sebesar 42 orang guru yaitu 40 orang dengan pangkat IV/a dan 2 orang dengan pangkat IV/b. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan alat statistik, yaitu uji F untuk mengetahui secara keseluruhan pengaruh dari semua variable independent secara simultan terhadap variable dependent. Hasil penelitian dapat di lihat dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 134,659 dengan tingkat probabilitas 0.000 (signifikansi). Nilai probabilitas yang jauh lebih kecil dari 0,01, maka model regresi dapat dikatakan bahwa independent variable yaitu Kemampuan Guru dalam Proses Pembelajaran (profesionalisme) dan Motivasi Guru secara simultan berpengaruh terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Kata kunci
: kemampuan guru, motivasi guru, jenjang karir
PRAKATA
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan petunjuk kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan laporan Penelitian Akademis. Judul dari Penelitian Akademis ini adalah “Pengaruh Profesionalisme dalam Proses Pembelajaran dan Motivasi Guru terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kabupaten Tegal “. Walaupun sederhana, namun besar harapan peneliti agar laporan akhir ini dapat dijadikan bahan kajian oleh sivitas akademika Universitas Pancasakti Tegal, untuk kepentingan penelitian lebih lanjut. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada : 1. Rektor
Universitas
Pancasakti
Tegal,
atas
keseluruhan
biaya
yang
dialokasikan untuk penelitian dan penyusunan laporan akhir ini. 2. Kepala Lembaga Penelitian Universitas Pancasakti Tegal, yang dalam kesibukannya senantiasa menyempatkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada peneliti baik selama proses penelitian berlangsung, maupun sepanjang penyusunan laporan akhir ini. 3. Dekan FKIP Universitas Pancasakti Tegal yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian. 4. Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. 5. Teman-teman Dosen yang telah membantu dan memberi masukan tentang pelaksanaan dan hasil penelitian ini.
3
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberi motivasi demi terlaksananya penelitian ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada peneliti. Amin Yarobbal Alamiin.
Tegal, Oktober 2014
4
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii PRAKATA.................................................................................................... iii ABSTRAK ................................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................ vi DAFTAR TABEL......................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang............................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 9 A. Profesionalisme Guru................................................................... 9 B. Motivasi Guru ........................................................................... 22 C. Jenjang Karier Guru......................................................................... 24 D. Kerangka Pemikiran............................................................................ 29 E. Hipotesis Penelitian .................................................................... 29 BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 31 A. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 31 B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 31 C. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. 32 D. Variabel Penelitian...................................................................... 32 E. Definisi Operasional Variabel......................................................... 34 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 36 G. Analisis Data .............................................................................. 37 H. Pengujian Hipotesis................................................................... 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 42 A. Deskripsi Hasil Penelitian.................................................................... 42 B. Pembahasan.................................................................................. 49 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... A. Kesimpulan................................................................................. B. Saran .......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
6
51 51 51 53
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang/usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Guru sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah sudah seharusnya memiliki kompetensi yang dibutuhkan, menjadi teladan dan memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya karena guru adalah tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Sebagai tenaga profesional, dalam Undang-Undang
telah
disebutkan
bahwa
bukti
keprofesionalan
guru
dinyatakan dalam sertifikat pendidik. Guru yang bersertifikat pendidik harus memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan serta diberikan kesempatan mengembangkan keprofesionalannya secara berkelanjutan. Mulyasa (2008) menerangkan pengertian pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widiaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya,
serta
berpartisipasi
dalam
menyelenggarakan
pendidikan. Adapun yang dimaksud pendidik dalam penelitian ini adalah guru. Guru sebagai ujung tombak pendidikan nasional diharapkan mampu memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan out put yang berkualitas. Profesionalisme guru untuk meningkatkan wawasan/
1
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan disebut dengan kompetensi. Profesionalisme guru bukan merupakan kata-kata yang asing dalam dunia pendidikan. Secara sederhana profesionalisme berasal dari kata profesi/ jabatan. Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah profesional berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yg merupakan ciri suatu profesi atau orang yg profesional. Orang yang profesional adalah orang yang mampu melaksanakan tugas jabatannya secara mumpuni, baik secara konseptual maupun aplikatif. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan mumpuni dalam melaksanakan tugas jabatan guru. Maka profesionalisme guru bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan. Sedangkan jenjang karir dalam penelitian ini lebih menekankan pada pengembangan profesi secara berkelanjutan. Menurut PANRB No 16 tahun 2009 pengembangan profesi berkelanjutan yaitu pengembangan kompetensi Guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Dalam arti sempit, pengembangan profesi guru berkaitan dengan kenaikan kepangkatan guru. Kenaikan pangkat seorang guru dinilai dari angka kredit yang harus dipenuhi.
2
Aturan yang baru mengenai jabatan fungsional guru merupakan penyempurnaan dari aturan sebelumnya. Di antaranya bahwa kenaikan jabatan dan pangkat bagi guru harus terpisah, kenaikan jabatan terlebih dahulu kemudian baru ditindaklanjuti dengan kenaikan pangkat. Selain itu terdapat pengurangan Jabatan Fungsional Guru, dimana aturan sebelumnya membagi guru ke dalam 13 jenjang jabatan, sementara aturan yang baru hanya menyisakan 4 jenjang jabatan. Empat jenjang jabatan itu adalah Guru Pertama (Golongan III/a dan Golongan III/b), Guru Muda (Golongan III/c dan Golongn III/d), Guru Madya (Golongan IV/a, Golongan IV/b dan Golongan IV/c) serta Guru Utama (Golongan IV/d dan Golongan IV/e). Aturan baru kenaikan pangkat/ jabatan fungsional guru yang mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2013 adalah sebagai berikut: 1. III/a ke III/b wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit. 2. III/b ke III/c wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 4 angka kredit. 3. III/c ke III/d wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 6 angka kredit.
3
4. III/d ke IV/a wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 8 angka kredit. 5. IV/a ke IV/b wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 12 angka kredit. 6. IV/b ke IV/c wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 12 angka kredit (dan harus presentasi di depan tim penilai). 7. IV/c ke IV/d wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah dengan 14 angka kredit. 8. IV/d ke IV/e wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 20 angka kredit. Dari syarat kenaikan pangkat tersebut dapat diambil simpulan bahwa publikasi ilmiah dan karya inovatif merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi guru untuk kenaikan pangkatnya. Idealnya, seorang guru mengajukan
4
kenaikan pangkat secara berkesinambungan dan berkala. Jika pembuatan karya inovatif dilakukan setiap tahun, kenaikan pangkat bisa diusulkan mulai 2 sampai 4 tahun sekali. Kegiatan pengembangan diri bagi guru sebagaimana telah diatur dalam PANRB No 16 tahun 2009 pasal 20 bisa dilakukan secara berkelompok sehingga mempermudah guru dalam membuat karya tulis ilmiah. Jika kegiatan tersebut dilakukan bersama, pembuatan karya tulis ilmiah bukanlah sesuatu hal yang memberatkan, sehingga tidak ada hambatan yang berarti bagi guru mengajukan kenaikan pangkatnya tepat waktu. Pada kenyataannya, berdasarkan data guru SD Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal yang diperoleh dari UPTD Dikpora Kecamatan Kramat, tidak ada guru SD yang berstatus pegawai negeri sipil di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal yang menduduki golongan IV/b. Jumlah guru SD yang berstatus pegawai negeri di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal berjumlah 285 orang dari 48 Sekolah Dasar. Kualifikasi pendidikan guru negeri pada seluruh SD negeri hampir 100% berpendidikan S1, seperti syarat yang diamanatkan dalam undang-undang. Ternyata, kualifikasi pendidikan guru SD negeri tidak sebanding dengan tingginya minat guru untuk mengembangkan profesionalisme berkelanjutannya dalam hal ini publikasi ilmiah atau pembuatan karya inovatif. Perubahan aturan mengenai angka kredit menjadikan guru SD berstatus pagawai negeri di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal tertunda kenaikan pangkatnya terutama bagi para PNS dengan pangkat IV/a tidak beranjak ke IV/b. Rata-rata guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal terhenti
5
kepangkatannya pada golongan IV/a. Tertundanya kepangkatan guru menuju IV/b inilah yang menjadi dasar pemikiran kami melakukan penelitian sampai sejauh mana pengaruh profesionalisme dalam proses pembelajaran dan motivasi guru terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal dan melakukan analisis yang mendalam terhadap faktor tersebut.
B. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah yang disampaikan di atas menunjukkan banyaknya guru SD yang “tertunda kepangkatannya pada golongan IV/b”. Masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh profesionalisme guru dalam proses pembelajaran terhadap jenjang karir guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal? 2. Seberapa besar pengaruh motivasi guru terhadap jenjang karir guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal? 3. Seberapa besar pengaruh profesionalisme dalam proses pembelajaran dan motivasi guru secara bersama-sama terhadap jenjang karir guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah :
6
1. Mengetahui besarnya pengaruh profesionalisme guru dalam proses pembelajaran terhadap jenjang karir guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. 2. Mengetahui besarnya pengaruh motivasi guru terhadap jenjang karir guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. 3. Mengetahui besarnya pengaruh profsionalisme dalam proses pembelajaran dan motivasi guru secara bersama-sama terhadap jenjang karir guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Pembangunan dan pengembangan ilmu pengetahuan, antara lain: a. Memperkaya konsep atau teori mengenai aturan kepangkatan guru, faktor-faktor yang mempengaruhi tertundanya kepangkatan serta solusi yang diperoleh melalui penelitian ini. b. Sebagai sarana diagnosis ketika mencari penyebab suatu kegagalan dan masalah yang dihadapi pada saat pelaksanaan pendidikan agar bisa dicari penyelesaiannya. 2. Pengembangan institusi a. Bagi dinas terkait, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun suatu kebijakan termasuk strategi dalam pengembangan pendidikan terutama pembinaan bagi guru yang tertunda kepangkatannya.
7
b. Sebagai masukan yang dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan dalam peralatan, pembiayaan, perbekalan dan tenaga kerja yang memiliki peran dalam keberhasilan pendidikan. c. Bagi perguruan tinggi, penelitian ini diharapkan dapat mendorong minat meneliti bagi dosen muda lain untuk peka terhadap masalah-masalah yang muncul di masyarakat 3. Potensi masyarakat Bagi masyarakat terutama para guru, penelitian ini diharapkan mampu menggugah keinginan untuk memaksimalkan kepangkatan yang dimiliki dengan mengembangkan profesionalisme guru sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Profesionalisme Guru 1. Pengertian Profesionalisme Guru Profesionalisme adalah suatu pandangan bahwa keahlian tertentu diperlukan dalam pekerjaan yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan. Adapun yang dimaksud profesionalisme guru adalah kemampuan guru dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam lapangan pendidikan yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan di lembaga. Moore dalam Yamin, Martinis (2006) mengidentifikasikan profesi menurut ciri-ciri berikut: a. Seseorang profesional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan pekerjaannya. b. Ia terikat oleh panggilan hidup, dan dalam hal ini memperlakukan pekerjaannya sebagai seperangkat norma kepatuhan dan perilaku. c. Ia anggota organisasi profesional yang formal. d. Ia menguasai pengetahuan yang berguna dan keterampilan atas dasar latihan spesialisasi atau pendidikan yang khusus. e. Ia terikat dengan syarat-syarat kompetensi, kesadaran prestasi, dan pengabdian.
9
f.
Ia memperoleh otonomi berdasarkan spesialisasi teknis yang tinggi sekali. Jadi yang dimaksud profesionalisme adalah keahlian (kemahiran)
yang dipersyaratkan (dituntut) untuk dapat melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan secara efisien dan efektif dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam mencapai tujuan pekerjaan tersebut. Untuk mencapai keahlian itu seseorang harus melalui pendidikan spesialisasi tertentu (pada jenjang pendidikan tinggi). Pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. 2. Tugas, Peran dan Tanggung jawab Guru Guru merupakan profesi yang menuntut keahlian khusus. Tidak semua orang bisa menjadi guru meskipun bisa mengajar, karena guru dituntut untuk bisa mentransfer ilmu sekaligus mendidik kepada siswanya bukan sekedar menyampaikan ilmu. Mentransfer ilmu yang dimaksud, peserta didik dapat mengerti, memahami dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari seorang guru dalam kehidupan sehari-hari. Jika hanya menyampaikan ilmu, peserta didik cukup tahu saja mengenai pengetahuan yang diberikan oleh guru tanpa ada implementasi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Maka tugas guru sangat berat, di samping transfer of knowledge guru juga diharapkan mampu mendidik siswanya agar menjadi manusia yang
10
memiliki akhlak mulia, sikap yang baik, menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku di masyarakat. Mulyasa (2008) mendefinisikan guru sebagai pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Sedangkan menurut UU Guru dan Dosen pasal 1 menyebutkan definisi guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Di Indonesia terdapat beberapa jenis guru beserta pembiayaannya, pertama adalah guru honorer atau guru tidak tetap, yaitu guru yang tidak digaji sebagai guru tetap tetapi berdasarkan jumlah jam pelajaran yang diberikan. Kedua, guru tetap yaitu guru yang telah memiliki status minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, dan telah ditugaskan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya. Selaku guru di sekolah swasta, guru tersebut dinyatakan guru tetap jika telah memiliki kewewenangan khusus yang tetap untuk mengajar di suatu yayasan tertentu yang telah diakreditasi oleh pihak yang berwenang di kepemerintahan Indonesia. Namun apa pun jenisnya, guru tetaplah guru, mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab yang sama dalam mencerdaskan bangsa dan meningkatkan mutu pendidikan Tidak heran dalam bahasa sansekerta guru memiliki arti harfiah “berat”. Beratnya tugas guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan,
11
mengubah paradigma, sikap dan perilaku siswa ke arah yang lebih baik, menuntut guru untuk memiliki kemampuan lebih dibanding profesi lainnya. Tugas guru tidak cukup dengan mencerdaskan bangsa, tetapi perlu mananamkan rasa tanggung jawab dan nasionalisme tinggi yang dikenal dengan istilah pendidikan karakter. Terdapat tiga tugas guru dalam meningkatkan mutu pendidikan: a. Tugas profesional Tugas profesional ini disesuaikan dengan UU No 14 tahun 2005 Guru dan Dosen yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. b. Tugas manusiawi Maksud dari tugas manusiawi adalah guru harus dapat merealisasikan dirinya secara optimal terhadap peserta didiknya. Guru adalah orang tua kedua di sekolah, maka tugas melindungi, mengajarkan sikap yang baik dan memiliki rasa hormat merupakan tugas guru di sekolah. c. Tugas kemasyarakatan Guru merupakan anggota masyarakat biasa yang hidup berbaur dengan masyarakat lainnya, menjalin hubungan baik dan terlibat kegiatan kemasyarakatan adalah salah satu tugas guru di tengah-tengah lingkungan masyarakat.
12
Syukir, Asmuni (2012) menyatakan ada tiga macam tugas profesi guru yang tidak dielakkan, yaitu tugas profesional, tugas sosial, dan tugas personal. Berikut penjelasan tentang tiga tugas tersebut: a. Tugas profesional Tugas
profesional
guru
meliputi
mendidik,
mengajar
dan
melatih/membimbing, serta meneliti (riset). Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih/membimbing berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan peserta didik, dan meneliti adalah untuk pengembangan kependidikan. b. Tugas sosial Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan, yaitu “pemanusiaan manusia” dalam artian transformasi diri dan auto-identifikasi peserta didik manusia dewasa yang utuh. Oleh karena itu di sekolah guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai “orang tua kedua” bagi peserta didik, dan di masyarakat sebagai figur panutan “digugu dan ditiru”. c. Tugas personal Tugas personal menyangkut pribadi dan kepribadian guru. Itulah sebabnya setiap guru perlu menatap dirinya dan memahami konsep dirinya. Tugas guru seperti disebutkan di atas tidak terlepas dari peran guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru tidak hanya berperan sebagai
13
pengajar saja, tetapi guru sebagai ujung tombak pendidikan, harus mampu berperan ganda. Bagaimana seharusnya peran guru? Mulyasa (2008) menyatakan bahwa peran guru dalam pembelajaran antara lain: (1) Guru sebagai pendidik, (2) guru sebagai pengajar, (3) guru sebagai pembimbing, (4) guru sebagai pelatih, (5) guru sebagai penasehat, (6) guru sebagai pembaharu (inovator), (7) guru sebagai model dan teladan, (8) guru sebagai pribadi, (9) guru sebagai peneliti, (10) guru sebagai pendorong kreativitas, (11) guru sebagai pembangkit pandangan, (12) guru sebagai pekerja rutin, (13) guru sebagai pemindah kemah, (14) guru sebagai pembawa cerita, (15) guru sebagai aktor, (16) guru sebagai emansipator, (17) guru sebagai evaluator, (18) guru sebagai pengawet. Guru adalah orang yang bertanggunga jawab mencerdaskan kehidupan siswa. Pribadi yang baik adalah yang diharapkan ada pada setiap siswa. Dengan sabar dan bijaksana seorang guru memberikan nasehat mengenai bagaimana cara bertingkah laku yang sopan pada orang lain. Mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik adalah suatu hal yang dinilai mudah, tetapi untuk membentuk jiwa serta sikap perilaku yang baik siswa merupakan tantangan tersendiri bagi seorang guru. Hal ini dikarenakan siswa yang dihadapi adalah makhluk yang berakal serta memiliki potensi yang perlu dipengaruhi dengan sejumlah nilai dan norma yang sesuai dengan ideologi dan agama. Tanggung jawab guru adalah menunjukkan aturan nilai dan norma yang berlaku agar siswa dapat memahami perbuatan atau tingkah laku mana
14
yang boleh dan tidak untuk dilakukan, perbuatan yang susila dan asusila serta perbuatan yang moral dan amoral. Semua itu harus tercermin dalam tingkah laku seorang guru karena siswa lebih banyak menilai dari apa yang ditampilkan guru dari pada apa yang guru katakan. Peranan guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal, Uzer (2002) mengemukakan peranan guru yang paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut: a. Guru sebagai demonstator Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecture, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena sangat menentukan hasil belajar siswa. b. Guru sebagai pengelola kelas Guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar terarah kepada tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. c. Guru sebagai mediator dan fasilitator Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi yang mengefektifkan
15
proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru perlu mengalami latihanlatihan prantik secara kontinyu dan sistematis. d. Guru sebagai evaluator Guru melakukan penilaian untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Di samping itu dengan melakukan penilaian guru dapat mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya. e. Guru sebagai supervisor Guru melakukan pengawasan pelaksanaan proses pendidikan dan lainnya dengan memantau, memeriksa, dan mengendalikan setiap kegiatan dan tindakan pada setiap tahap proses pendidikan dalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki situasi belajar mengajar di dalam kelas. Jika guru dapat menjalankan perannya dengan baik, maka paradigma pendidikan yang terjadi di sekolah-sekolah akan berubah dengan sendirinya. Pendidikan akan berubah ke arah yang lebih baik, karakter peserta didik dapat terbentuk sehingga peningkatan mutu pendidikan sebagai tujuan akhir dapat tercapai. Selain tugas yang diemban, peran yang melekat, tentunya tanggung jawab seorang guru pun tidaklah ringan. Guru dengan segala keterbatasan harus mampu menjadi teladan yang baik bagi peserta didik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Terdapat sepuluh tanggung jawab guru menurut Hamalik (2004) yaitu, (1) guru harus menuntut murid-murid
16
belajar, (2) turut serta membina kurikulum sekolah, (3) melakukan pembinaan terhadap diri siswa, (4) memberi bimbingan kepada murid, (5) melakukan diagnosis kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar, (6) menyelenggarakan penelitian, (7) mengenal masyarakat dan ikut serta aktif, (8) menghayati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila, (9) turut serta membantu perdamaian dunia, (10) turut serta mensukseskan pembangunan. Tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru semakin berat seiring bertambah
pesatnya
kemajuan
teknologi,
semakin
kompleksnya
permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan dan kemajemukan struktur masyarakatnya. Seperti apa yang dikatakan oleh Sagala (2009) bahwa hampir tidak ada guru yang tidak menginginkan kesuksesan anak muridnya atau menjadi sampah masyarakat. Pendidikan yang benar, guru selalu mendorong peserta didiknya untuk lebih maju dan siap menghadapi hidup di kemudian hari. Maka dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang mempunyai keahlian menyampaikan ilmu pengetahuan, bertanggung jawab terhadap diri, peserta didik dan lingkungannya serta mampu mengembangkan profesionalitas diri demi peningkatan mutu pendidikan.
3. Kewajiban dan Hak Guru Menjadi guru bukan sekedar wahana penyaluran hobi atau pekerjaan sambilan yang bisa dikerjakan sambil lalu. Sebagai pekerjaan yang
17
menuntut profesionalisme kerja, guru tentunya memiliki kewajiban dan hak yang harus dipenuhi. Kewajiban guru sesuai pasal 20 UU Guru dan Dosen antara lain: a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. b. Meningkatkan
dan
mengembangkan
kualifikasi
akademik
dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. c. Bertindak objektif dan tidak deskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika. e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Selain yang telah disebutkan di atas, secara rinci kewajiban guru dapat diuraikan sebagai berikut: a. Membuat perangkat pembelajaran, silabus, program tahunan, program semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS. b. Menyusun dan melaksanakan program remidial dan pengayaan. c. Mengisi daftar nilai siswa. d. Melaksanakan kegiatan membimbing kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar. e. Membuat alat peraga atau media pembelajaran.
18
f.
Melaksanakan tugas tertentu di sekolah seperti: piket, wali kelas, wakasek, staf wakasek, panita ujian, dll.
g. Mengembangkan program pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. h. Membuat catatan tentang hasil belajar siswa. i.
Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pengajaran.
j.
Mengatur petugas kebersihan ruang kelas, sekolah atau ruang praktikum.
k. Mengumpulkan
dan
menghitung
angka
kredit
untuk
kenaikan
pangkatnya. Kewajiban guru tersebut harus dipenuhi agar terjadi keteraturan dalam sistem pendidikan, karena tuntutan masyarakat yang semakin berkembang dan beragam. Tuntutan yang semakin tinggi menjadikan guru harus melakukan riset/penelitian demi pengembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Guru tidak boleh stagnan dalam kondisi tertentu, peningkatan kemampuan diri dan pengembangan profesi berkelanjutan perlu dilakukan. Dalam proses pembelajaran guru terlebih dahulu memahami karakteristik peserta didik sehingga dapat diberikan perlakuan yang sesuai. Perlakuan yang diberikan kepada peserta didik, tentunya tidak terlepas dari undangundang yang berlaku dan kode etik guru. Setelah
melaksanakan
kewajiban
dalam
melaksanakan
tugas
keprofesionalannya, guru berhak meminta haknya. Hak guru tertuang dalam pasal 14 UU Guru dan Dosen, antara lain:
19
a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual. d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi. e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan. f.
Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru dan peraturan perundangundangan.
g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas. h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi. i.
Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
j.
Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi.
k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi di bidangnya.
20
4. Pengukuran Profesionalisme Guru Profesionalisme guru sebagai salah satu point penting dalam penelitian ini diterjemahkan dalam beberapa pengukuran. Adapun pengukuran profesionalisme guru dalam penelitian ini diukur dengan: a. Kemampuan membuat karya tulis ilmiah Karya tulis ilmiah sangat penting dikembangkan oleh guru dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan inovasi pembelajaran. Karya ilmiah didefinisikan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Depdiknas (2008), adalah suatu produk kegiatan ilmiah yang membahas permasalahan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh memalui suatu penelitian dengan menggunakan metode ilmiah yang sistematis. b. Kemampuan membuat alat peraga Alat peraga pendidikan merupakan elemen penting dalam proses pembelajaran. Ada beberapa defini alat peraga di bawah ini: 1) Sudjana (2009), alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien. 2) Faizal (2010), alat peraga sebagai instrumen audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi. c. Kemampuan membuat alat pelajaran
21
Alat pelajaran berbeda dengan alat peraga. Alat pelajaran bisa didefinisikan sama dengan media pembelajaran. Berikut beberapa definisi
alat
pelajaran
yang
dikutip
dari
http://blog.umy.ac.id/nawawi/2012/01/16/sumber-sumber bahan-ajar dan alat-
pelajaran. 1) Wijaya dan Rusyan, alat pelajaran adalah media pendidikan yang berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar. 2) Sumad, alat pelajaran adalah alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera. d. Kemampuan menghasilkan karya teknologi/ seni, merupakan proses perefleksian nilai-nilai dan gagasan manusia yang diekspresikan secara estetika dalam berbagai medium, seperti rupa, gerak, bunyi, dan kata yang mampu memberi makna trasendental baik spiritual maupun intelektual.
B. Motivasi Guru Ada berbagai macam motivasi dalam diri manusia yang tergantung kepada kebutuhan mana yang akan diutamakan. Winardi (2001) menyatakan motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang ada pada diri seseorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya sekitar imbalan moneter, dan
22
imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Motivasi bukan timbul dari dalam diri manusia saja melainkan juga dari kekuatan lingkungan yang mempengaruhi individu untuk melakukan sesuatu berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dicapai. Dorongan tersebut dapat berdampak positif maupun negatif bagi individu kalau tidak diarahkan, baik oleh diri sendiri maupun orang lain yang juga mengetahui potensi yang dimiliki oleh individu tertentu. Motivasi kerja guru adalah faktor penting dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu para guru diharapkan dapat meningkatkan motivasi kerjanya untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka sehingga dapat meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran. Ada beberapa definisi motivasi guru, di antaranya: a. Uno (2007), motivasi diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan denagn adanya hasrat dan minat dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita penghargaan dan penghormatan. b. Robin dan Judge (2007), mendifinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai tujuan.
23
C. Jenjang Karier Guru 1. Kepangkatan Guru dan Aturannya Guru yang mengajar dari sekolah dasar sampai sekolah menengah harus memiliki kualifikasi akademik yang telah dipersyaratkan dalam undang-undang. Kualifikasi akademik guru di peroleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat, menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi guru merupakan unsur terpenting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru bertanggung jawab membimbing peserta didik dengan tujuan, belajar mengenal, memahami, menghadapi dunia ilmu pengetahuan, dunia iman, dunia karya, dan dunia sosial budaya. Pengaturan kenaikan pangkat guru telah mengalami tiga fase. Fase pertama adalah kenaikan pangkat otomatis, yaitu dalam kurun 4 tahun sekali. Hal ini mirip dengan kenaikan pangkat pada jenjang struktural. Kenaikan pangkat tersebut kemudian diganti pemerintah dengan sistem perhitungan angka kredit karena apabila tetap diberlakukan, maka banyak guru yang akan dengan mudah pensiun pada golongan IV/e. Fase selanjutnya adalah kenaikan pangkat yang menggunakan angka kredit kumulatif
(sesuai
dengan
PERMENPAN
Nomor
84/1993
dan
PERMENDIKNAS Nomor 025 tahun 1995). Kenaikan pangkat ini lebih bersifat administratif karena
besarnya poin angkat kredit lebih banyak
24
ditunjukkan oleh prestasi kuantitas administrasi yang dihasilkannya, mulai dari kegiatan utama seorang guru seperti menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran, melaksanakan evaluasi belajar, dan seterusnya. Terakhir, yang telah di berlakukan mulai 1 Januari 2013 adalah PANRB No 16 tahun 2009. Adanya kualifikasi guru yang harus sarjana, maka proses rekrutmen guru sekarang ini tidak ada lagi yang berlatar belakang pendidikan diploma dua. Keputusan Menteri PAN Nomor 84/1993, tanggal 24 Desember 1993, guru dapat naik menjadi Guru Pembina Tk I (IV/b) adalah harus memenuhi jumlah angka kredit kumulatif yang disyaratkan juga harus memenuhi 12 angka kredit dari unsur pengembangan profesi. Unsur pengembangan profesi terdiri atas 5 sub unsur yang tersebut dalam SK Menpan tersebut , yaitu : a. Melaksanakan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan. b. Menemukan teknologi tepat guna. c. Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan. d. Menciptakan karya seni. e. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum. Khusus untuk sub unsur “melaksanakan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan”, terdiri atas 9 butir, yaitu : a. Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey dan atau evaluasi di bidang pendidikan yang dipublikasikan.
25
b. Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey dan atau evaluasi di bidang pendidikan yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah. c. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan yang dipublikasikan. d. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah. e. Tulisan ilmiah popular di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media massa. f.
Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah dalam pertemuan ilmiah.
g. Menyusun buku pelajara`n atau modul. h. Menyusun diktat pelajaran. i.
Mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan. Menpan No 84 Tahun 1993 tidak berlaku lagi setelah disahkannya
peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Dalam PANRB No. 16 tahun 2009 aturan kepangkatan berubah menjadi sebagai berikut: a. III/a ke III/b wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit.
26
b. III/b ke III/c wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 4 angka kredit. c. III/c ke III/d wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 6 angka kredit. d. III/d ke IV/a wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 8 angka kredit. e. IV/a ke IV/b wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 12 angka kredit. f.
IV/b ke IV/c wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 12 angka kredit (dan harus presentasi di depan tim penilai).
27
g. IV/c ke IV/d wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah dengan 14 angka kredit. h. IV/d ke IV/e wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 20 angka kredit. Kenaikan angka kredit menurut PANRB Nomor 16 tahun 2009 menggunakan sistem Penilaian Kinerja Guru (PKG). Aturan kepangkataan ini di dasarkan pada pemikiran bahwa guru tidak sekedar sebagai guru “Oemar Bakri” atau mengajar saja, tetapi guru sekarang harus lebih mengembangkan profesinya untuk kemajuan pendidikan. Dengan menulis karya ilmiah, guru dapat menganalisis permasalahan yang dihadapi peserta didik untuk di cari solusinya. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui adalah istilah yang tepat digunakan, karena sambil mengajar guru dapat melakukan penelitian, mungkin tentang kesulitan belajar, minat belajar, prestasi peserta didik dan lain-lain.
2. Kepangkatan Guru Kepangkatan Guru adalah kedudukan yang menunjukkan tingkatan seseorang pegawai negeri sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. (Badan Kepegawaian Negara, 2010)
28
D. Kerangka Pemikiran Berdasarkan telaah teoretis di atas maka model penelitian atau kerangka pemikiran teoretis yang dibangun adalah terdapat dalam gambar di bawah ini :
Karya tulis ilmiah Alat peraga
Profesionalisme guru
Alat pelajaran Menghasilkan karya teknologi/ seni
Jenjang karir guru Motivasi guru
Bagan 1. Kerangka Pemikiran Teoritis
E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka selanjutnya hipotesis yang dibangun adalah sebagai berikut : Ho1: Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan profesionalisme dan motivasi guru secara bersama-sama terhadap jenjang karir guru SD Negeri di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Ho2: Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan profesionalisme guru terhadap jenjang karir guru SD Negeri di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal Ho3: Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi guru terhadap jenjang karir guru SD Negeri di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. .
29
Ha1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan profesionalisme dan motivasi guru secara bersama-sama terhadap jenjang karir guru SD Negeri di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Ha2: Terdapat pengaruh positif dan signifikan profesionalisme guru terhadap jenjang karir guru SD Negeri di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal Ha3: Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi guru terhadap jenjang karir guru SD Negeri di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
30
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional asosiatif karena data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari jawaban responden terhadap serangkaian pertanyaan yang di ajukan peneliti. Responden yang menjawab daftar pertanyaan tersebut adalah guru SD yang berstatus pegawai negeri sipil dengan golongan IV/a. Data sekunder di peroleh secara langsung oleh peneliti diperoleh ari literatur, studi pustaka, jurnal penelitian terdahulu yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat ex post facto, artinya sesudah fakta, sehingga penelitian ini tidak memerlukan perlakuan khusus seperti pada penelitian komparasi. Pada penelitian ex post facto, peneliti ingin menganalisis dampak variabel bebas kepada variabel terikat, dan data tentang variabel bebas dan variabel terikat sudah tersedia.
B. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah guru-guru SD yang berstatus pegawai negeri sipil yang berjumlah 285 orang dari 48 Sekolah Dasar. (sumber Dikpora Kecamatan Kramat Kab. Tegal, 2014) Banyaknya elemen populasi dalam penelitian ini membuat kami menentukan sampel yang dapat mewakili keseluruhan guru sebagai responden. Pada penelitian ini teknik pengambilan
31
sampel menggunalan purposive kuota random sampling, artinya sampel dipilih dengan kriteria tertentu, dengan jumlah yang ditentukan dan dipilih secara acak. Adapun kriteria untuk populasi yang terpilih adalah guru SD pegawai negeri sipil yang kepangkatannya terhenti pada golongan IV/a sudah tertunda lebih dari 10 tahun tidak naik ke golongan IV/b berjumlah 166 guru dan guru yang memiliki kepangkatan IV/b ada 2 orang. Populasi dengan jumlah lebih dari 100 maka sampel penelitian dapat ditentukan sebesar 25% sesuai dengan ketentuan yang disampaikan oleh Arikunto, 2010. Oleh karena itu sampel penelitian diperoleh 42 orang guru.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini melibatkan guru-guru SD berstatus pegawai negeri sipil yang berada pada wilayah kerja Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal dengan lama penelitian 3 bulan.
D. Variabel Penelitian Variabel berfungsi sebagai pembeda agar jelas setiap item yang diteliti dan juga sekaligus berfungsi untuk menggambarkan adanya saling keterkaitan atau memiliki hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya serta memberi gambaran hubungan keterkaitan yang erat dengan teori yang digunakan. Dalam hal ini adalah tentang syarat kenaikan pangkat/penilaian
32
angka kredit terhadap tertundanya kepangkatan guru SD di wilayah Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Variabel-variabel dalam penelitian ini dirumuskan sebagai sebuah variabel laten, atau disebut sebagai faktor atau konstruk, yaitu variabel yang dibentuk melalui dimensi-dimensi yang diamati atau indikatorindikator
yang
diamati.
Pengamatan
ini
dilakukan
dengan
menggunakan kuesioner atau angket yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme guru dalam proses pembelajaran dan motivasi guru terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Pada penelitian ini, variabel yang digunakan sebagai titik perhatian adalah: 1. Variabel terikat/dependent variable Variabel terikat/dependent variable penelitian adalah jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal (Y) a. Variabel bebas/independent variable Variabel bebas/independent variable dalam penelitian ini adalah profesionalisme guru (X1) dan motivasi guru (X2). Pengukuran masing-masing variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan skala likert dengan lima tingkatan seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2: Skala likert pengukuran intensitas variabel Skala Intensitas 1 Tidak pernah sama sekali 2 Pernah 3 Kadang-kadang 4 Sering
33
5
Selalu
E. Definisi Operasional Variabel 1. Profesionalisme guru dalam Menulis Karya Ilmiah Kemampuan menulis karya ilmiah dalam penelitian ini adalah suatu variabel yang berpengaruh terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Karya ilmiah merupakan kegiatan ilmiah yang membahas permasalahan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh memalui suatu penelitian dengan menggunakan metode ilmiah yang sistematis. Jika guru SD memiliki kemampuan menulis karya ilmiah
terutama
tentang
pengembangan
model
pembelajaran
dan
publikasinya maka terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal tidak akan tertunda. 2. Profesionalisme guru dalam Pembuatan Alat Peraga Kemampuan pembuatan alat peraga adalah suatu variabel yang berpengaruh terhadap terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Alat peraga merupakan suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien. Jika guru SD memiliki kemampuan membuat alat peraga pembelajaran maka terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal tidak akan tertunda. 3. Profesionalisme guru dalam Membuat Alat Pelajaran
34
Kemampuan membuat alat pelajaran adalah variabel yang berpengaruh terhadap terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Jika guru SD memiliki kemampuan membuat alat pelajaran yang mendukung proses pembelajaran maka terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal tidak akan tertunda. 4. Profesionalisme guru dalam menghasilkan karya teknologi/ seni Kemampuan menghasilkan karya teknologi/ seni adalah variabel yang berpengaruh terhadap terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Jika guru SD memiliki kemampuan menghasilkan karya teknologi/ seni maka terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal tidak akan tertunda. 5. Motivasi Guru Motivasi guru merupakan dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan denagn adanya hasrat dan minat dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita penghargaan dan penghormatan. 6. Jenjang Karier Guru Jenjang karier guru merupakan kedudukan yang menunjukkan tingkatan seseorang pegawai negeri sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. 7. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang akan diisi oleh guru-guru yang telah mencapai pangkat/golongan IV/a.
35
Dalam instrumen penelitian ini memuat beberapa hal antara lain: (a) data demografi responden, seperti nama, asal SD, jenis kelamin, status perkawinan. (b) data kepegawaian yang berisi 32 pertanyaan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Responden cukup memberi tanda rumput pada lima skala yang disediakan dengan yaitu skala satu untuk jawaban tidak pernah sama sekali, skala dua untuk jawaban pernah, skala tiga untuk jawaban kadang-kadang, skala empat jawaban sering, dan skala lima untuk jawaban selalu. Sebelum terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang sesungguhnya, terlebih dulu instrumen yang telah selesai disusun harus
diujicobakan
supaya
dapat
diketahui
keabsahan
dan
keandalannya (validitas dan reliabilitas). Sebuah instrument memiliki validitas tinggi apabila butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen tersebut. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi product
moment.
Suatu butir kuesioner dapat dianggap valid jika syarat
minimal diperoleh nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel. Analisis reliabilitas (mengukur keandalan kuesioner) dilakukan dengan menggunakan koefisien reliabilitaas alpha cronbach (r-alpha).
Keandalan item pernyataan dianggap cukup jika koefisien yang diperoleh lebih besar dari 0,5.
F. Teknik Pengumpulan Data
36
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode angket, yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner terstruktur. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui pendapat guru tentang aturan baru kenaikan pangkat dan syarat yang harus dipenuhi. Dengan angket ini pula dapat di ketahui berbagai faktor yang mengakibatkan tertundanya kenaikan pangkat. Data yang dikumpulkan melalui angket dalam penelitian ini merupakan data ordinal. 2. Teknik wawancara adalah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh informasi mengenai isu yang diteliti dengan melakukan wawancara langsung kepada responden. Wawancara bisa dilakukan secara terstruktur, dengan cara tatap muka, dan melalui telepon. 3. Studi dokumentasi, yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data statistik dari objek yang diteliti dan kegiatan yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi di sini adalah data guru SD se-Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal dengan pangkat golongannya.
G. Analisis Data Data penelitian dianalisis dengan menggunakan alat statistik, yaitu statistic deskriptif tentang gambaran kondisi demografi responden penelitian (umur, pendidikan, jenis kelamin) dan deskripsi tentang variabel-variabel penelitian. Selain itu, metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
37
adalah SPSS. Dalam penelitian ini analisis regresi yang digunakan sebagai model untuk memprediksi hubungan antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Selanjutnya dengan Uji F untuk mengetahui secara keseluruhan pengaruh dari semua faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya. Model persamaan regresi adalah sebagai berikut :
Y = a + β1X1 + β2X2 + e Keterangan : Y
= Jenjang karier guru SD
X1
= Profesionalisme guru dalam Proses Pembelajaran
X2
= Motivasi Guru
e
= Error
H. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian terhadap hipotesis ketiga Untuk mengetahui profesionalisme guru dalam proses pembelajaran terkait menulis karya ilmiah, kemampuan pembuatan alat peraga, kemampuan pembuatan alat pelajaran, dan kemampuan menghasilkan karya teknologi/ seni bersama-sama dengan motivasi guru berpengaruh positif secara simultan terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal digunakan uji F. 2. Pengujian terhadap hipotesis kesatu
38
Untuk mengetahui signifikan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran (termasuk di dalamnya penulisan karya ilmiah, pembuatan alat peraga dan alat pembelajaran serta menghasilkan karya inovatif) berpengaruh terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal secara parsial digunakan uji t.
a. Merumuskan hipotesis Ho : β1 = 0
Profesionalisme guru proses pembelajaran dalam secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
Ha : β1 ≠ 0
Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran secara parsial berpengaruh signifikan terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
b. Menentukan level of significant Tingkat signifikansi dalam penelitian ini sebesar 95 persen atau α = 0,05 serta derajat kebebasan (df) = (n-k-1). c. Menentukan kriteria pengujian: Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Ho diterima jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel Ho ditolak jika thitung > ttabel atau t hitung < -ttabel d. Mencari nilai t
39
Rumus yang digunakan adalah:
t=
b1 Sb1
Keterangan : t
= besarnya t hitung parsial
b1
= koefisien regresi variabel ke-1
Sb1
= standar error variabel ke-1
e. Menarik kesimpulan mengenai diterima atau tidaknya hipotesis
3. Pengujian terhadap hipotesis kedua Untuk mengetahui signifikan motivasi guru berpengaruh terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal secara parsial digunakan uji t. a. Merumuskan hipotesis Ho : β2 = 0
motivasi guru secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
Ha : β2 ≠ 0
motivasi guru secara parsial berpengaruh signifikan terhadap jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
b. Menentukan level of significant Tingkat signifikansi dalam penelitian ini sebesar 95 persen atau α = 0,05 serta derajat kebebasan (df) = (n-k-1).
40
c. Menentukan kriteria pengujian: Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Ho diterima jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel Ho ditolak jika thitung > ttabel atau t hitung < -ttabel d. Mencari nilai t Rumus yang digunakan adalah:
t=
b2 Sb2
Keterangan : t
= besarnya t hitung parsial
b2
= koefisien regresi variabel ke-2
Sb2
= standar error variabel ke-2
Menarik kesimpulan mengenai diterima atau tidaknya hipotesis
41
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru SD pegawai negeri sipil yang kepangkatannya terhenti pada golongan IV/a sudah tertunda lebih dari 10 tahun dan tidak naik ke golongan IV/b berjumlah 42 guru. Penyajian data diskriptif penelitian bertujuan agar dapat dilihat profil dari data penelitian tersebut dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut (Toni Wijaya, 2009). Data deskriptif yang menggambarkan keadaan/kondisi responden merupakan informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Dalam sub bab ini akan disajikan data deskriptif demografi responden dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Statistik Dekriptif Responden
42
Statistik deskriptif mengenai karakteristik responden yaitu demografi responden yang berpartisipasi pada penelitian ini. Demografi responden ini menggambarkan, jenis kelamin dan usia. Gambaran karakteristik responden pada penelitian ini tercantum pada tabel berikut: Tabel 3. Statistik Deskriptif: Karakteristik Responden Karakteristik Responden Frekuensi Ukuran Sampel 42 Jenis Pria 28 Kelamin Wanita 14
Persentase 100 66,67 33,33
Umur
40 - 45 th 7 16,67 46 - 50 th 9 21,43 26 61,9 50 th Jumlah keseluruhan kuesioner yang disebar adalah 42 kuesioner
dengan tingkat pengembalian sebesar 42 (100%) kuesioner yang kembali. Jumlah responden pria sebesar 66,67% dan jumlah responden wanita 33,33%. Sedangkan jika responden dilihat dari tingkat umur, yang berumur antara 40 - 45 tahun sejumlah 16,67%, berumur antara 46 - 50 tahun berjumlah 21,43%, dan yang berumur 50 tahun berjumlah 61,9%. 2. Statistik Deskriptif Variabel Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian (Profesionalisme Guru (X1) dan Motivasi Guru (X2) serta Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal (Y)) digunakan tabel frekuensi absolut yang menunjukkan kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya, angka rata-rata dan standar deviasi yang disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4. Statistik Deskriptif Variabel Variabel Rata-rata Profesionalisme Guru 36,48 Motivasi Guru 7,81 Jenjang Karier Guru 1,05
43
Deviasi Standar 6,122 1,642 0,216
Sumber : Data yang diolah Berdasarkan deskriptif data penelitian pada tabel 4, dapat diketahui bahwa jawaban responden untuk variabel Profesionalisme Guru mempunyai rata-rata jawaban sebesar 36,48. Standar deviasi sebesar 6,122 menunjukkan terdapat perbedaan jawaban responden yang satu dengan responden yang lainnya. Variabel Motivasi Guru mempunyai rata-rata jawaban untuk variabel Motivasi Guru sebesar 7,81. Standar deviasi variabel Motivasi Guru sebesar 1,642 menunjukkan perbedaan jawaban responden. Sedangkan variabel Jenjang Karier Guru mempunyai rata-rata jawaban sebesar 1,05. Standar deviasi sebesar 0,216 menunjukkan terdapat perbedaan jawaban responden yang satu dengan responden yang lainnya.
3. Uji Kualitas Data Kualitas data yang diperoleh dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievalusi melalui uji reliabilitas dan validitas (Toni Wijaya, 2009). Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi derajat ketergantungan dan stabilitas dari alat ukur. Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan program statistik SPSS 17.0, bahwa suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach lebih besar dari 0.60 (Sekaran, 2006). Sedangkan uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu instrumen pengukuran variabel dalam
44
kuesioner. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor dengan menggunakan nilai Kaiser MSA di atas 0,50 (Kaiser dan Rice, 1974). Adapun ringkasan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5 Ringkasan Hasil Perhitungan Reliabilitas dan Analisis Faktor Hasil Perhitungan Reliabilitas Variabel Alpha Cronbach Profesionalisme Guru 0. 698 Motivasi Guru
0. 653
Sumber : Data yang diolah Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan alpha cronbach diketahui bahwa variabel Profesionalisme Guru memiliki nilai alpha sebesar 0,698. Untuk variabel Motivasi Guru memiliki alpha sebesar 0,653. Menurut Sekaran (2006) sebuah variabel dikatakan reliabel apabila alpha 0,6. Dengan demikian semua variabel dalam penelitian ini reliabel. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan analisis faktor diketahui bahwa semua item pada masing-masing variabel valid.
4. Analisis Regresi Linier Berikut ini hasil analisis regresi linier berganda analisis faktor-faktor yang mempengaruhi jenjang karier guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal:
45
Tabel 6. Ringkasan Analisis Regresi Linier Berganda Model Summary
Model 1
R ,935(a)
R Square ,874
Adjusted R Square ,867
Std. Error of the Estimate ,079
a Predictors: (Constant), PROFESIONALISME, MOTIVASI
Dari tabel tersebut, nilai R sebesar 0,935 menunjukkan korelasi ganda (Profesionalisme Guru dan Motivasi Guru) dengan Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,867 menunjukkan besarnya peran atau kontribusi variabel Profesionalisme Guru dan Motivasi Guru mampu menjelaskan variabel Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal sebesar 86,7%.
5. Pengujian Hipotesis a. Hasil Pengujian Hipotesis 1 Hipotesis 1 adalah variabel Profesionalisme Guru dan Motivasi Guru secara simultan berpengaruh terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal diterima. Rangkuman hasil uji hipotesis 1 disajikan dalam tabel berikut : Tabel 7. Uji Signifikansi Simultan ANOVA(b)
Model 1
Regression
Sum of Squares 1,664
Df 2
Mean Square 0,832 0,006
Residual
0,241
39
Total
1,905
41
a Predictors: (Constant), PROFESIONALISME, MOTIVASI b Dependent Variable: JENJANG KARIR
46
F 134,659
Sig. ,000(a)
Analisis berdasarkan uji F atau uji signifikansi simultan menjawab hipotesis pertama, Profesionalisme Guru dan Motivasi Guru secara simultan berpengaruh terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal diterima. Nilai probabilitas F (F-hitung) dalam regresi linear berganda 0,000 0,01 menjelaskan bahwa hipotesis (Ha) yang diajukan diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Profesionalisme Guru dan Motivasi Guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Tabel 8. Uji t Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
Standardized Coefficients
B -,186
Std. Error ,077
Motivasi Guru
,055
,009
Profesionalisme Guru
,022
,002
(Constant)
T
Sig.
Beta -2,430
,020
,421
6,011
,000
,625
8,919
,000
a Dependent Variable: Jenjang karier
b. Hasil Pengujian Hipotesis 2 Hasil output SPSS dalam tabel 8
menunjukkan koefisien beta
untuk profesionalisme guru adalah 0,625 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi sebesar 0,000 ini lebih kecil 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu profesionalisme guru berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu jenjang karier guru SD Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Dengan demikian, hipotesis yang
47
menyatakan profesionalisme guru berpengaruh terhadap jenjang karier guru SD Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal diterima atau benar. c. Hasil Pengujian Hipotesis 3 Hasil output SPSS dalam tabel 8 menunjukkan koefisien beta motivasi guru sebesar 0,421 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yaitu motivasi guru berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu karier guru SD Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan motivasi guru berpengaruh terhadap jenjang karier guru SD Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal diterima atau benar. Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi pengaruh Profesionalisme guru dan Motivasi Guru terhadap Jenjang Karier Guru SD Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal sebagai berikut: Y = 0,625X1 + 0,421X2 Dari persamaan regresi tersebut, jika tidak terdapat Profesionalisme guru dan Motivasi Guru terhadap Jenjang Karier Guru SD Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal 0. Keterangan: Y
= Jenjang Karier Guru SD Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal
X1
= Profesionalisme guru
X2
= Motivasi Guru
48
Untuk memudahkan menganalisis hasil pengujian hipotesis yang dibangun berikut ini yang terdapat dalam tabel 9 memuat kesimpulan hasil pengujian hipotesis penelitian. Tabel 9. Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Hipotesis H1
H2 H3
Hasil Pengujian Profesionalisme Guru dan Motivasi Guru Diterima berpengaruh terhadap terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal Profesionalisme Guru berpengaruh terhadap Diterima Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal Motivasi Guru berpengaruh terhadap Jenjang Diterima Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal Bunyi Hipotesis
B. Pembahasan Analisis berikut merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diformulasikan dalam hipotesis sebagai berikut: 1. Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung sebesar 134,659 dengan tingkat probabilitas 0.000 (signifikansi). Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,01, maka model regresi dapat dikatakan bahwa independent variable yaitu Profesionalisme Guru dan Motivasi Guru secara simultan berpengaruh terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal, dengan demikian hipotesis 1 dapat diterima dan signifikan. 2. Berdasarkan hasil output SPSS dalam tabel 8 menunjukkan bahwa variabel independen yaitu Profesionalisme Guru berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat
49
Kabupaten Tegal. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan Profesionalisme Guru berpengaruh terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal diterima atau benar. Apabila Profesionalisme Guru mahasiswa baik maka mempengaruhi dan menekan Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Profesionalisme Guru merupakan faktor penting yang mempengaruhi Jenjang Karier Guru sehingga mempengaruhi Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal 3. Berdasarkan hasil output SPSS dalam tabel 8 menunjukkan bahwa variabel independen yaitu Motivasi Guru berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan Motivasi Guru berpengaruh terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal diterima atau benar. Apabila Motivasi Guru mahasiswa baik maka mempengaruhi Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
50
BAB V KESIMPULAN HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan 1. Pengujian secara bersama-sama menunjukkan hasil yang signifikan. Dengan demikian Profesionalisme Guru dan Motivasi Guru secara simultan berpengaruh terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. 2. Profesionalisme Guru berpengaruh positif terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Pengujian ini menunjukkan hasil yang signifikan dan berarti dapat disimpulkan bahwa Profesionalisme Guru dapat menunjang Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal 3. Motivasi Guru berpengaruh positif terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Pengujian ini menunjukkan hasil
51
yang signifikan berarti dapat disimpulkan bahwa Motivasi Guru menunjang Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal
B. Saran Berdasarkan temuan hasil penelitian, peneliti mengajukan saran kepada UPTD Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal, hendaknya selalu memotivasi dalam rangka tertib administrasi, pengembangan sikap profesionalisme guru sehingga guru termotivasi untuk mengembangkan jenjang kariernya dengan baik. Demikian juga hendaknya dapat mensinergikan faktor-faktor yang telah terbukti berpengaruh positif dan signifikan (Profesionalisme Guru dan Motivasi Guru) terhadap Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Kepada para akademisi dan peneliti, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan populasi yang lebih luas dan melibatkan faktorfaktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi Jenjang Karier Guru SD di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal.
52
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Ika M P(2005), Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa Akuntansi Terhadap Stres Kuliah, Skripsi Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran”, Yogyakarta. Badan Kepegawaian Negara, 2010 Bulo, William (2002), Pengaruh Tingkat Pendidikan Tinggi Terhadap Kecerdasan Emosional, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Cooper, R.K. dan Sawaf A (1998), Executive EQ: Kecerdasan emosional dalam Kepemimpinan Organisasi, (Terjemahan T. Hermaya), Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Depdiknas, (2008), Penelitian Pengembangan dan Penelitian Tindakan kelas, Jakarta: Depdiknas Goleman, Daniel (2000), Working With Emotional Intelegence, (Terjemahan Alex Tri Kantjono W) Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Handoko, T. Hani (2000), Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi 2, Yogyakarta: BPFE.
53
Hanifah, Syukriy Abdullah (2001), Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Volume 1, No. 3, 63-86. Hamalik, Oemar, 2004, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara. Hardjana, Agus (1994), Stres Tanpa Distres, Yogyakarta: Kanisius. Juliana (2004), Pengaruh Kecerdasan Emotional Terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi, Skripsi Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran”, Yogyakarta. Keputusan Menteri PAN Nomor 84/1993, tanggal 24 Desember 1993 Mulyasa, E (2008), Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya. PERMENPAN Nomor 84/1993 PERMENDIKNAS Nomor 025 tahun 1995 PANRB No 16 tahun 2009 Sagala, Syaeful. (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: CV Alfabeta. Singgih, Santoso (2001), SPSS Versi 10.0 Mengelola Data Statistik Secara Profesional, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono (1991), Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta. Sudjana, (2009), Berbagai Media Gambar sebagai Alat Peraga, Jakarta: Pustaka Suryaningsum, Sri, Sucahyo Heriningsih dan Afifah Afuwah (2004), Pengaruh Pendidikan Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional Mahasiswa, SNA VII, Denpasar Bali. Suryaningsum, Sri, Sucahyo Heriningsih (2005) Kajian Empiris Atas Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa Akuntansi Terhadap Stres Kuliah, Siposium Nasional Mahasiswa Dan Alumni Pascasarjana Ilmu-Ilmu Ekonomi, MM UGM. Sutrisno, Hadi (1991), Statistika, Edisi ke 6, Jilid ke 2, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
54
Suwardjono (1991), Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi, Jurnal Akuntansi, edisi Maret, Yogyakarta: STIE YKPN. Syukir, Asmuni. (2012), Blended Learning untuk mata kuliah profesi kependidikan di STKIP PGRI Jombang. Trisnawati, Eka Indah. Suryaningsum, Sri. (2003), Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, SNA VI, Surabaya. Undang-Undang No. 14 Tahun 2015, Guru dan Dosen. Uno, Hamzah. (2007), Teori Mptivasi dan Pengukurannya, Jilid 1. Jakarta; PT. Bumi Aksara. Usman, Uzer. Moh. (2002), Menjadi guru profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya. Yulianti (2002), Kecerdasan Emosional dan Stres Kerja, Tesis. Pascasarjana. MM UGM. Yamin, Martinis. (2006), Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Gaung Persada Press, Ciputat. http://blog.umy.ac.id/nawawi/2012/01/16/sumber-sumber bahan-ajar dan alatpelajaran. Winardi, (2001), Motivasi dan Pemotivasian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
55