BidangKesehatan KKesehatan
Laporan Penelitian Dosen Judul:
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pegawai Universitas Muhammadiyah Magelang dalam Menghadapi Menopause Oleh : 1. Heni Setyowati ER, S.Kep.,M.Kes NIS 937108060/FIKES 2. Kartika Wijayanti, S.Kep.,NsNIS 207608163/FIKES 3. Rohmayanti, S.Kep.,Ns NIS 058006016 / FIKES
Dibiayai Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang Tahun Anggaran 2011/2012
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2012
1
2
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji syukur tiada henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya bahwa rangkaian kegiatan penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pegawai Universitas Muhammadiyah Magelang dalam Menghadapi Menopause telah selesai dilakukan sesuai dengan rancangan yang telah disusun. Dengan berbagai tingkat kesulitan yang dihadapi peneliti selama proses, pada akhirnya dapat diatasi dengan baik meskipun banyak ketidaksempurnaan di dalamnya. Adapun semua tahap penelitian sudah dilaksanakan dari persiapan, penggalian data, pengolahan data dan pembahasan sampai dengan saran dan kesimpulan. Akhir kata, tiada gading yang tak retak. Kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT semata, sehingga saran dan perbaikan akan sangat diperlukan untuk penyempurnaan penelitian ke depan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Magelang,
April 2012
Ketua Peneliti
Heni Setyowati ER,S.Kp.,M.Kes
3
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………. …….............i HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………... ...........ii ABSTRAK…………………………………………………………..............iii KATA PENGANTAR………………………………………………............iv DAFTAR ISI…………………………………………………………............v DAFTAR TABEL……………………………………………………..........vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………..............1 B. Perumusan Masalah…………………………………………..................................3 C. Tujuan Penelitian....................................................................................3 D. Kontribusi Penelitian..............................................................................4 E. Manfaat Hasil Penelitian……………………………………................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Sikap, Pengetahuan, Perilaku a. Konsep Pengetahuan……………………………………………. ........5 b. Konsep Sikap………………………………….....................................6 c. Konsep perilaku………………………………….................................7 2. Menopause a. Pengertian………………………….. . ...................................................8 b. Faktor yang mempengaruhi usia memasuki menopause...................................................9 c. Gejala menjelang menopause........................................................... .... 10 d. Strategi menghadapi menopause...................................................... .... 12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………………………………………………............13 B. Subjek Penelitian............................................................................ ....13 C. Lokasi Penelitian.............................................................................. ..13 D. Ukuran sampel dan teknik sampling................................................. .13 E. Variabel penelitian...............................................................................13 F. Definisi Operasional……………………………………..... ..............15 G. Instrumen Penelitian........................................................................... 15 H. Etika Penelitian....................................................................................16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian…………………………………………..... ..............17 B. Pembahasan…………………………………………….....................18 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………………... .......... ..22 B. Saran…………………………………………………….….. ............22 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
4
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karalteristik responden penelitian…………………………………17 Tabel 4.2 Hubungan antara pengetahuan,sikap dan perilaku menghadapi menopause………………………………………………………...…18
5
Abstrak Masa menopause bagi sebagian perempuan merupakan hal yang menakutkan karena fungsi untuk menghasilkan keturunan terhenti dan terjadi banyak perubahan baik fisik maupun emosi.Dari survey pendahuluan terhadap pegawai UMM bahwa 33% 20% memiliki sikap negatif terhadap menopause dan 60% belum melakukan tindakan-tindakan untuk mempersiapkan menopause. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis ada tidaknya hubungan antara sikap dan perilaku pegawai terhadap kesiapan dalam menghadapi menopause padapegawai Universitas Muhammadiyah Magelang. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai wanita di Universitas Muhammadiyah Magelang sebanyak 100 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap menghadapi menopause dengan p value 0.001. Terdapat hubungan antara perilaku terhadap menopause dengan kesiapan menghadapi menopause dengan p value 0.02. Dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku yang positif terhadap menopause akan berdampak pada kesiapan wanita dalam menghadapi menopause dengan segala permasalahannya.Oleh karena itu, disarankan agar dilakukan peningkatan dalam mendapatkan informasi dari pihak institusi dengan cara diskusi-diskusi yang dapat dilakukan pada saat kegiatan rutin serta pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk sarana konsultasi masalah kesehatan wanita,termasuk diantaranya mengenai menopause. Kata Kunci: persepsi,sikap, kesiapan menghadapi menopause.
6
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rata-rata usia menopause wanita Emirat Arab adalah 48.4 3.3. Pada wanita Shiraz 47.8 3.78 dan 46.7 5.44 pada wanita Alexandria (Hidayet, et al.1997;Kazerooni, et al. 2000;Bener, et al. 2000). Sedangkan pada wanita Indonesia rata-rata usia menopause adalah 49 (Krisnadi, 2005). Namun perkembangan akhirakhir ini menopause tidak hanya terjadi pada wanita lima puluh tahun tetapi wanita berusia 35 tahun juga bisa mengalami menopause atau dikenal dengan istilah menopause dini (Depkes, 2005). Gejala-gejala menopause antara lain adalah hot flushes yakni rasa panas yang sering menyerang tiba-tiba pada daerah dada sampai ke muka, berkeringat, sulit tidur, perasaan cemas berlebihan, depresi, mudah tersinggung, sakit kepala, berdebar-debar dan lainnya yang sebenarnya dapat diatasi dengan baik dengan meningkatkan pengetahuan, konseling, support keluarga atau pemberian obat-obatan (Krisnadi, 2005). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keluhan-keluhan menopause terutama adalah kesiapan diri kita untuk menerimanya sebagai tahapan kehidupan. Bahkan untuk sebagian wanita menopause merupakan karunia karena tidak ada lagi hambatan untuk beribadah. Faktor lain adalah keturunan, pola hidup dan pemakaian obat-obatan. Bila ibu dari wanita tersebut melalui masa menopausenya dengan baik, biasanya anaknya pun demikian. Demikian pula bila ibu dari wanita tersebut mengalami menopause dini (di bawah usia 40 tahun), kemungkinan anaknya pun dapat mengalami hal yang sama. Wanita yang banyak mengkonsumsi makanan dari kacang-kacangan terutama kedelai (misalnya tempe, tahu, susu kedelai) sering tidak mengalami gejala-gejala menopause yang mengganggu. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan seperti kortikosteroid dalam jangka waktu lama meningkatkan kejadian keropos tulang. Sedangkan wanita
7
yang mengkonsumsi vitamin dapat mengurangi cepatnya keriput kulit, penyakit jantung, kekeringan vagina, tulang keropos dan gejala menopause lainnya (Krisnadi, 2005) Dari hasil wawancara dapat kita ketahui bahwa
pengetahuan tentang
menopause masih sangat kurang terbukti dengan ungkapan menopause dianggap sebagai suatu hal yang sangat menyakitkan. Pada hal menopause merupakan proses fisiologis yang harus dijalani oleh seorang wanita (Reeder, 1997). Apabila pengetahuan tentang menopause kurang maka bisa mempengaruhi kesiapan dan perilaku seorang wanita dalam menghadapi menopause (Krisnadi, 2005). Supriyadi (1993) mendefinisikan pengetahuan sebagai sekumpulan informasi yang dipahami, yang diperoleh dari proses belajar selama hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungannya. Pengetahuan individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, pengalaman dan tinggi rendahnya mobilitas materi informasi tentang sesuatu tersebut di lingkungannya, termasuk pengetahuan wanita tentang menopause. Menurut Simon et al. (1995), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada tindakan yang tidak didasari pengetahuan. Sikap merupakan kecenderungan untuk merespon (positif atau negatif) terhadap organisme, objek atau situasi tertentu (Sarwono, 1993). Sikap merupakan respon evaluatif berdasarkan pada proses evaluasi diri, yang disimpulkan berupa penilaian positif atau negatif yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek (Zimbardo & Leippe, 1991). Selanjutnya Mar’at (1984) mengatakan manusia tidak dilahirkan dengan sikap pandangan atau perasaan tertentu, tetapi sikap tadi dibentuk sepanjang perkembangannya. Adanya sikap akan menyebabkan manusia bertindak secara khas terhadap objek-objeknya. Termasuk sikap wanita
8
terhadap menopause juga akan mempengaruhi perilaku
dalam mempersiapkan
menopause. Sikap dan perilaku ibu mempersiapkan menopause terlihat dari hasil survei pendahuluan terhadap 20 orang pegawai di Universitas Muhammadiyah Magelang pada bulan November2011 menunjukkan bahwa 20% memiliki pengetahuan yang rendah mengenai menopause, 15% memiliki sikap negatif terhadap menopause dan 65% belum melakukan tindakan-tindakan untuk mempersiapkan menopause. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin meneliti lebih mendalam apakah ada hubungan antara sikap dan perilaku pegawai Universitas Muhammadiyah Magelang mengenai
menopause hubungannya kesiapan dalam mempersiapkan
menopause.
B. Perumusan Masalah Menopause merupakan suatu masa dimana indung telur atau ovarium mengalami penurunan fungsi sehingga kadar hormon estrogen sebagai hormon utama pada wanita menjadi rendah, ditandai dengan berhentinya menstruasi (minimal 1 tahun)(Krisnadi, 2005). Rata-rata usia menopause wanita Emirat Arab adalah 48.4 3.3. Pada wanita Shiraz 47.8 3.78 dan 46.7 5.44 pada wanita Alexandria (Hidayet, et al.1997;Kazerooni, et al. 2000;Bener, et al. 2000). Sedangkan pada wanita Indonesia rata-rata usia menopause adalah 49 (Krisnadi, 2005). Namun perkembangan akhir-akhir ini menopause tidak hanya terjadi pada wanita lima puluh tahun tetapi wanita berusia 35 tahun juga bisa mengalami menopause atau dikenal dengan istilah menopause dini (Depkes, 2005). Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan dan sikap tentang menopause hubungannya dengan perilaku mempersiapkan menopause pada pegawai di Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM).
9
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umun: Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap tentang menopause hubungannya dengan perilaku dalam menghadapi menopause pada pegawai di Universitas Muhammadiyah Magelang. 2. Tujuan Khusus: a. Untuk menggambarkan sikap pegawai UMM terhadap menopause. b. Untuk menggambarkan perilaku pegawai UMM dalam mempersiapkan menopause. c. Untuk menganalisa hubungan sikap dan perilaku pegawai UMM terhadap kesiapan menghadapi menopause.
D. Kontribusi Penelitian Diharapkan penelitian ini akan menghasilkan luaran berupa: a. Artikel ilmiah tentang Sikap dan Perilaku Pegawai dalam menghadapi menopause. b. Pengabdian masyarakat terutama untuk
masyarakat tentang strategi
menghadapi menopause. c. Pengembangan tri dharma Perguruan Tinggi yaitu penelitian tentang menopause yang berkelanjutan.
E. Manfaat Penelitian a. Bagi Universitas Muhammadiyah Magelang, sebagai data dasar tentang pengetahuan dan sikap mengenai menopause hubungannya dengan perilaku menghadapi menopause sehingga dapat dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan, memperbaiki sikap dan perilaku dalam menghadapi
menopause
sehingga
para
pegawai
di
Muhammadiyah Magelang dapat melalui menopause dengan baik.
10
Universitas
b. Bagi peneliti,sebagai pengalaman dan untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dalam melaksanakan penelitian. c. Sebagai sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, juga semoga dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk kegiatan penelitian sejenis di kemudian hari.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap dan Perilaku 1. Konsep Sikap Sikap merupakan kecenderungan untuk merespon (positif atau negatif) terhadap organisme, objek atau situasi tertentu (Sarwono, 1993). Sikap merupakan respon evaluatif berdasarkan pada proses evaluasi diri, yang disimpulkan berupa penilaian positif atau negatif yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek (Zimbardo & Leippe, 1991). Selanjutnya Mar’at (1984) mengatakan manusia tidak dilahirkan dengan sikap pandangan atau perasaan tertentu, tetapi sikap tadi dibentuk sepanjang perkembangannya. Adanya sikap akan menyebabkan manusia bertindak secara khas terhadap objek-objeknya. Azwar (2003) mengemukakan bahwa sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadp suatu objek yang dapat berupa perasaan mendukung atau memihak (favourable) dan perasaan tidak mendukung (unfavourable) terhadap objek. Termasuk sikap wanita terhadap menopause juga akan mempengaruhi perilaku dalam menghadapi menopause. Wanita yang memiliki sikap netral atau positif terhadap menopause akan lebih siap mengalami menopause dan siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi (Kaufert, P. et al. 1997). Sikap negatif terhadap menopause berhubungan dengan munculnya gejala-gejala saat menopause (Avis, N.E. 1991).
12
2. Konsep Perilaku Menurut Fishbein & Ajzen (1990), keikutsertaan individu dalam suatu aktivitas berkaitan erat dengan pengetahuan, sikap, dan niatnya. Ada tidaknya niat untuk melakukan tindakan yang dianjurkan tergantung pada nilai sikap (positif atau negatif), keyakinan, dan norma subyektif tentang perilaku tersebut. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Terbentuknya suatu perilaku baru, dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terhadap stimulus berupa materi atau objek sehingga menimbulkan perilaku baru, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahuinya. Rangsangan tersebut akan menimbulkan respon berupa tindakan. Menurut Roger (1974) sitasi dari Katz dan Nare (2002), proses adopsi perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam dirinya, terjadi proses yang berurutan yaitu: awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari atau mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus. Evaluation, menimbang baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Sebelum seseorang
13
mengadopsi perilaku baru harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya. Wanita akan melakukan tindakan-tindakan dalam menghadapi menopause apabila wanita tahu apa tujuan dan manfaat bagi dirinya. 3. Menopause a. Pengertian Menopause merupakan suatu masa dimana indung telur atau ovarium mengalami penurunan fungsi sehingga kadar hormon estrogen sebagai hormon utama pada wanita menjadi rendah, ditandai dengan berhentinya menstruasi (minimal 1 tahun)(Krisnasi, 2005). Menurut Yatim (2001) menyatakan bahwa menopause merupakan fase terakhir dimana perdarahan haid seorang wanita berhenti sama sekali. Fase ini terjadi secara berangsur-angsur yang semakin hari semakin jelas penurunan fungsi kelenjar indung telurnya (ovarium). Selama masa peralihan dari siklus haid yang rutin setiap bulan ke masa menopause, terjadi perubahan-perubahan fisik dan juga kejiwaan pada seorang wanita. Pada masa menjelang menopause, estrogen yang dihasilkan semakin turun sampai masa menopause tiba. Untuk menentukan batasan dan mengelompokkan gejala serta tanda-tanda menopause secara medis dengan tepat memang sulit. Misalnya mengartikan menopause dengan berhentinya haid, padahal menopause bukan hanya ditandai oleh berhentinya haid tetapi sejak bertahun-tahun sebelumnya sudah ditandai oleh keluhan-keluhan fisik dan psikis. Tetapi pada menopause yang terjadi spontan, karena pengaruh hormon indung telur akibat operasi atau pengobatan tidak didahului dengan proses peralihan gejala-gejala fisik dan psikis (Yatim, 2001). Rata-rata usia menopause wanita Emirat Arab adalah 48.4 3.3. Pada wanita Shiraz 47.8 3.78 dan 46.7 5.44 pada wanita Alexandria (Hidayet,
14
et al.1997;Kazerooni, et al. 2000;Bener, et al. 2000). Wanita ras Asia adalah usia 44 tahun (Yatim, 2001). Sedangkan pada wanita Indonesia rata-rata usia menopause adalah 49 (Krisnadi, 2005). Namun perkembangan akhir-akhir ini menopause tidak hanya terjadi pada wanita lima puluh tahun tetapi wanita berusia 35 tahun juga bisa mengalami menopause atau dikenal dengan istilah menopause dini (Depkes, 2005). b. Faktor-faktor yang mempengaruhi usia memasuki menopause i. Usia sewaktu mendapat haid pertama (menarch) Beberapa penelitian menemukan hubungan antara usia pertama mendapat haid pertama dengan usia sewaktu menopause. Semakin muda usia sewaktu mendapat haid pertama kali, semakin tua usia memasuki usia menopause. ii. Kondisi pekerjaan dan kejiwaan Terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa wanita yang tidak menikah dan bekerja, usia memasuki menopause lebih muda dibanding dengan wanita sebaya yang tidak bekerja dan menikah. iii. Jumlah anak Meskipun kenyataan ini masih kontroversial, ada peneliti yang menemukan, makin sering melahirkan, makin tua baru memasuki usia menopause. Kenyataan ini terjadi pada golongan ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan masyarakat ekonomi kurang mampu. iv.
Penggunaan obat-obat keluarga berencana Karena obat-obat KB memang menekan fungsi hormon dari indung telur, maka wanita yang menggunakan pil KB lebih lama baru memasuki usia menopause. Keadaan ini dipengaruhi juga oleh kelainan-kelainan klinis lain, dan masalah status ekonomi wanita yang bersangkutan. v. Merokok
15
Wanita yang merokok akan lebih muda memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. vi. Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut Wanita yang tinggal di ketinggian lebih dari 2000-3000 meter dari permukaan laut lebih cepat 1-2 tahun memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita yang tinggal di ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. vii. Sosio-ekonomi Seperti juga usia pertama kali mendapat haid, menopause juga dipengaruhi oleh faktor sosio-ekonomi, di samping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosio-ekonomi (Yatim, 2001). c. Gejala-gejala masa menjelang menopause Gejala-gejala ini muncul pada tahun-tahun menjelang berhentinya haid secara total yaitu berlangsung selama 2-3 tahun. Banyak wanita mengeluh pada tahun-tahun menjelang berhentinya haid gejala-gejala sebagai berikut: i.
Perubahan emosi a) Rasa tegang dan cemas b) Rasa tertekan, tanpa harapan (hopeless) c) Mudah tersinggung d) Rasa bermusuhan e) Sedih tidak menentu f) Pemarah g) Emosi berubah-ubah
ii. Perubahan dalam perilaku 1. Menghindari hubungan sosial, mengasingkan diri 2. Pembicaraan menghiba dan cenderung menangis
16
3. Ingin bepergian 4. Perubahan gairah seksual bisa meningkat atau berkurang 5. Kurang motivasi terhadap penyelesaian beberap persoalan 6. Kurang kontrol dalam berbagai tingkah laku iii.
iv.
Gangguan dalam hubungan sosial 1.
Kurang konsentrasi
2.
Curiga berlebihan
3.
Tidak mampu memberikan keputusan, dan bisa bertendensi bunuh diri.
Keluhan fisik 1.
Perasan muka panas (hot flushes)
2.
Sakit punggung
3.
Sakit kepala
4.
Payudara bengkak dan mengeras
5.
Rasa letih
6.
Malas
7.
Otot-otot pegal
8.
Mual-mual
v. Gejala-gejala pada syaraf vegetatif 1.
Perubahan gairah seks
2.
Banyak tidur
3.
Rasa letih berkepanjangan
4.
Malas yang berlebihan
5.
Kemungkinan timbul gerakan-gearakan otot di luar kesadaran dan tidak terkontrol
vi. Perubahan dalam kebiasaan makan 1. Rindu mengkonsumsi makanan tertentu 2. Menghindari
makanan
tertentu yang biasanya dikonsumsi tanpa
komentar
17
3. Tidak ada nafsu makan sama sekali vii. Perubahan dalam keseimbangan air dan mineral 1. Perut membengkak 2. Berat badan meningkat 3. Edema di beberapa tempat viii. Gangguan motorik 1. Perubahan dalam koordinasi pembicaraan maupun gerakan 2. Canggung dalam menghadapi berbagai suasana 3. Merasa pusing tujuh keliling (vertigo) 4. Gemetar (tremor) 5. Merasa kesemutan 6. Baal di ujung jari tangan dan kaki ix. Gejala-gejala persyarafan otonom 1. Mual-mual 2. Sering diare 3. Banyak keringat 4. Mengeluh berdebar-debar x. Lain-lain 1.
Jerawatan
2.
Rambut mulai memudar dan kering
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keluhan-keluhan menopause adalah kesipan diri wanita untuk menerima menopause sebagai tahapan kehidupan, faktor keturunan artinya apabila ibu dari wanita tersebut dapat melalui masa menopause dengan baik maka anaknya pun demikian. Faktor lain adalah pola hidup, wanita yang banyak mengkonsumsi makanan dari kacang-kacangan terutama kedelai sering tidak mengalami gejala menopause yang mengganggu. Di samping itu
18
adalah pemakaian obat-obatan. Wanita yang lama mengkonsumsi kortikosteroid meningkatkan kejadian keropos tulang (Krisnadi, 2005).
d. Strategi Menghadapi Masa Menopause Agar tidak banyak muncul keluhan dan gejala menopause sehingga dapat melalui menopause dengan menyenangkan maka berbagai pola hidup yang perlu dikerjakan adalah: i.
Menjaga pola
makan yang teratur dengan gizi seimbang. Asupan
vitamin
mineral
dan
yang cukup
sangat
baik untuk mencegah
osteoporosis dan kulit keriput yang mungkin mempengaruhi aktifitaskeseharian. ii.
Memperbanyak konsumsi
kedelai
dan bahan olahannya misalnya
tempe, tahu, susu kedelai. Sebaiknya juga mengkonsumsi tauco, kacang tunggak, bengkuang, hingga biji-bijian seperti gandum, biji bunga matahari dan wijen. iii.
Olah raga teratur sesuai kemampuan fisik setidaknya jalan kaki Manfaatkan sinar matahari pagi antara pukul 07.30 – 08.30 dan sore antara pukul 16.30 – 17.30. Sinar matahari mengandung ultraviolet yang dapat meningkatkan formasi tulang dan mempertahankan remodeling tulang agar tetap sehat.
iv.
Menghentikan atau menghindari kebiasaan buruk misalnya merokok atau mengkonsumsi alkohol.
v.
Berpikir positif dan jangan panik atas perubahan pada tubuh. Semua itu Normal terjadi pada perempuan. Percayalah kalau anda tetap bisa tampil bugar, cantik, dan bergairah termasuk dalam menikmati kehidupan seksual.
vi.
Berkonsultasi dengan petugas kesehatan dalam hal ini dokter jika Menderita penyakit tertentu, supaya mendapat pengobatan yang tepat dan aman. Juga bila anda memutuskan untuk terapi hormon supaya mendapat dosis sesuai dengan kebutuhan (Handita, 2004). 19
BAB III METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional. Seluruh variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat diukur pada waktu bersamaan. Pegawai Universitas Muhammadiyah Magelang dianjurkan mengisi kuesioner tentang pengetahuan dan sikap mengenai menopause dan perilaku mempersiapkan menopause. 2. Subjek Penelitian Sebagai populasi penelitian ini adalah semua pegawai wanita
di
Universitas Muhammadiyah Magelang baik dosen maupun karyawan administrasi dengan kriteria inklusi pegawai wanita yang bersedia ikut dalam penelitian dengan bukti persetujuan (informed consent) dan belum mengalami menopause. Sedangkan kriteria eksklusi adalah pegawai wanita yang telah mengalami pengangkatan indung telur. 4. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian ini di Universitas Muhammadiyah Magelang. Adapun dasar pemilihan lokasi ini adalah masih kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku mempersiapkan menopause. 5. Ukuran Sampel dan Teknik Sampling Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh dosen dan karyawan wanita di Universitas Muhammadiyah Magelang sejumlah 100 orang dengan teknik total sampling. 6. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap pegawai mengenai menopause. Variabel terikatnya adalah perilaku pegawai
20
wanita dalam mempersiapkan menopause. Sedangkan varibel kontrolnya adalah tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga.
7. Definisi operasional penelitian Definisi operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut : Jenis
Nama variabel
Definisi operasional
Skala Pengukuran
Bebas
Pengetahuan
Kemampuan pegawai menjawab pertanyaan tentang menopause meliputi pengertian, gejala dan tanda awal terjadinya menopause serta kiat-kiat menghadapi menopause.
interval
Sikap
Terikat
Pandangan
Perilaku Menopause
pegawai terhadap menopause
Upaya atau tindakan yang dilakukan mempersiapkan oleh pegawai dalam mempersiapkan menopause seperti gizi seimbang, olah raga secara teratur,menghindari kebiasaan buruk seperti merokok, alkohol.
interval
interval
8. Cara pengumpulan data Setelah dilakukan pengambilan sampel, maka
masing-masing
responden diberi kuesioner untuk diisi. Setelah itu dikumpulkan oleh tim peneliti. 9. Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan mempersiapkan menopause.
21
pengetahuan, sikap dan perilaku
10. Kisi-kisi instrumen Penelitian
Variabel
Indikator
Pengetahuan
a. Pengertian menopause b. Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause c. Gejala-gejala awal menopause d. Upaya mempersiapkan menopause Pandangan terhadap menopause Perilaku mempersiapkan menopause Meliputi olah raga, diit seimbang dan mengkon – sumsi makanan yang kaya fitoestrogen. Pendidikan terakhir pegawai. Pendapatan pegawai per bulan.
Sikap Perilaku
Pendidikan Pendapatan
11. Jalannya Penelitian
a.
Persiapan penelitian
Sebelum pelaksanaan penelitian, diperlukan beberapa persiapan penelitian sebagai berikut : 1) Mengumpulkan dan menelaah bahan-bahan literature yang berkaitan dengan masalah penelitian, baik text book, jurnal, hasil penelitian terdahulu yang di perpustakaan maupun di internet. 2) Survey pendahuluan ke lapangan yaitu ke Universitas Muhammadiyah Magelang, menanyakan kemungkinan diadakannya penelitian di instansi tersebut. 3) Penyelesaian administrasi dan perijinan penelitian, yang dalam hal ini secara prosedural permohonan ijin secara prosedural permohonan ijin dilaksanakan dengan koordinasi dengan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Magelang. 4) Mempersiapkan instrumen, melakukan uji coba kuesioner, melakukan analisis validitas dan reliabilitas instrumen. Kemudian menggandakan
22
instrumen penelitian untuk mengumpulkan data yang relevan dalam rangka menjawab problematika penelitian. b.
Pelaksanaan penelitian Kegiatan pada tahap pelaksanaan penelitian ini meliputi langkahlangkah sebagai berikut : 1)
Menentukan responden penelitian Responden
penelitian
adalah
pegawai
wanita
Universitas
Muhammadiyah Magelang yang berjumlah 100 orang dan yang memenuhi kriteria inklusi. Setelah itu diberi penjelasan mengenai jalannya penelitian dan
segala
sesuatu
yang berkaitan dengan
penelitian,
responden
menandatangani bukti persetujuan (informed consent). 2) Mengumpulkan Data Setelah responden penelitian ditentukan dan menandatangani informed consent, maka responden diberi angket/kuesioner. Setelah kuesioner terisi, peneliti melakukan validasi kelengkapan data. Jika belum lengkap,
maka
kuesioner
dikembalikan
kepada
responden
untuk
dilengkapi.
11.
Strategi analisis a.
Analisis Univariabel digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden dengan distribusi frekuensi. Karakteristik responden terdiri dari pendidikan, pendapatan, pengetahuan dan sikap tentang menopause serta perilaku dalam menghadapi menopause. Karena data berdistribusi normal maka ukuran sentral yang dipakai adalah nilai mean.
b.
Bivariabel digunakan dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan.Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku dalam menghadapi menopause digunakan uji statistik Pearson. Demikian juga untuk mengetahui hubungan antara sikap dan
23
perilaku dalam menghadapi menopause digunakan uji statistik Pearson. 12. Etika penelitian Setelah proses administrasi dan perijinan penelitian selesai, subjek penelitian diberi informasi tentang berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian. Setelah subyek setuju kemudian dianjurkan untuk menandatangani lembar inform consent.
24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL 1. Analisa Univariat Dari tabel 1 tentang karakteristik responden didapatkan bahwa jumlah responden adalah 50 orang dan dianalisis semua karena tidak terdapat data yang mising. Rata-rata usia responden adalah 35,9 tahun, pendidikan reponden sebagian besar (88%) berpendidikan tinggi yaitu lebih dari SMA. Rata-rata pendapatan perbulan responden adalah Rp 1.719.320,-.
Pengetahuan responden tentang
menopause adalah 19,22, yang artinya memiliki penegetahuan rendah terhadap menopause. Sikap responden terhadap menopause adalah 21 yang artinya sebagian besar memiliki sikap negatif terhadap menopause. Sedangkan perilaku responden dalam menghadapi menopause adalah 14,92 artinya sebagian besar responden belum mempersiapkan menopause. Tabel 1. Karakteristik responden penelitian Karakteristik Usia
Mean/jumlah
Std. Deviation/%
35,88
9,189
6
12%
44
88%
Rp.1.719.320,00
2.76
Sikap responden tentang menopause
19,22
1,25
Perilaku responden thd menopause
17,56
1,39
Kesiapan responden dlm menghadapi menopause
14,92
2,50
Pendidikan terakhir Kurang dari sama dgn SMA Lebih tinggi dari SMA Pendapatan responden setiap bulan
25
2.
Analisis Bivariate Sebelum dilakukan analisis bivariate untuk mengetahui hubungan satu
variabel dengan variabel yang lain, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data untuk data pengetahuan responden tentang menopause. Sikap responden terhadap menopause dan perilaku responden dalam menghadapi menopause. Karena jumlah responden ada 50 orang, maka uji normalitas yang dilakukan menggunakan uji Saphiro Wilk. Berdasarkan hasil tes normalitas data, maka didapatkan bahwa pengetahuan responden tentang menopause, sikap terhadap menopause dan perilaku menghadapi menopause memiliki berhubungan nilai signifikansi lebih dari 0,05 artinya H0 gagal ditolak, berarti data berdistribusi normal. Karena data memiliki skala numerik dan berdistribusi normal, maka untuk menguji korelasi atau hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan dan sikap terhadap menopause dengan variabel terikat yaitu perilaku menghadapi menopause, maka digunakan uji statistik korelasi Pearson. Tabel 2. Hubungan antara sikap dan perilaku terhadap kesiapan menghadapi menopuse
Sikap responden tentang menopause
Pearson Correlation
Perilaku responden thd menopause
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Kesiapan responden dlm menghadapi menopause
Sig. (2-tailed) N
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
26
kesiapan responden dlm menghadapi menopause ,431 ** ,002
sikap responden tentang menopause 1
perilaku responden thd menopause -,072 ,617
50 -,072
50 1
50 -,293 *
,617 50
50
,039 50
,431 ** ,002
-,293 * ,039
1
50
50
50
Dari tabel 2 di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang menopause dengan perilaku mempersiapkan menopause dengan p value 0.002 dan kekuatan korelasi sebesar 0.431. Terdapat hubungan antara sikap terhadap menopause dengan perilaku mempersiapkan menopause dengan p value 0.039 dan kekuatan korelasi sebesar -0,293.
B. PEMBAHASAN Dari hasil analisa bivariate didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang menopause dengan perilaku menghadapi menopause. Hal ini sesuai dengan pendapat Roger (1974) sitasi dari Katz dan Nare (2002), proses adopsi perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam dirinya, terjadi proses yang berurutan yaitu: awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari atau mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus. Evaluation, menimbang baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya. Wanita akan melakukan tindakan-tindakan dalam menghadapi menopause apabila wanita tahu apa tujuan dan manfaat bagi dirinya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahmayanti, E (2005) bahwa tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang klimakterium akan mempengaruhi tindakan preventif wanita menjelang menopause. Penyuluhan seputar klimakterium dan diskusi-diskusi tentang menopause yang
27
dipandu oleh petugas kesehatan akan sangat baik jika dilakukan. Demikian pula hasil penelitian yang dilakukan oleh
Halimah (2006) bahwa pendidikan wanita
merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku pada masa premenopause. Menurut Notoatmodjo (2003) konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang merupakan perubahan perilaku. Yatim (2001) berpendapat sama bahwa pendidikan mempengaruhi wanita dalam menghadapi menopause, hal ini dikaitkan dalam kemampuan mendapatkan informasi. Hasil penelitian orang Amerika Afrika adalah bahwa sumber informasi wanita tentang menopause berasal dari buku sebanyak 41%, dari dokter sebagai tenaga kesehatan sebanyak 24%, dan sisanya dari internet serta sumber lainnya. Disini disebutkan bahwa sumber informasi tidak berhubungan signifikan dengan pendidikan. Ini berarti bahwa pengetahuan sangat berpengaruh terhadap kesiapan menghadapi menopause, meskipun tingkat pendidikan responden berbeda namun kemampuan mendapatkan sumber informasi yang relefan menjadi sangat penting untuk mendapatkan pengetahuan yang baik tentang menopause itu sendiri. Menurut Notoatmodjo (2003) cara lain untuk menambah pengetahuan adalah dengan cara diskusi, karena diskusi merupakan salah satu cara yang baik untuk menyampaikan pesan dan informasi kesehatan. Pengetahuan merupakan salah satu cara untuk mendorong mengubah perilaku atau mengadopsi perilaku baru. Pengetahuan seseorang tentang menopause merupakan faktor yang menentukan seseorang tersebut dapat menerima terjadinya menopause sebagai sesuatu yang wajar yang akan dialami oleh seorang wanita dan tidak perlu dilakukan pengobatan. Dari analisa bivariate juga didapatkan terdapat hubungan antara sikap terhadap menopause dengan perilaku menghadapi menopause. Sikap merupakan kecenderungan untuk merespon (positif atau negatif) terhadap organisme, objek atau situasi tertentu (Sarwono, 1993). Sikap merupakan respon evaluatif berdasarkan pada proses evaluasi diri, yang disimpulkan berupa penilaian positif atau negatif yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek (Zimbardo & Leippe,
28
1991). Selanjutnya Mar’at (1984) mengatakan manusia tidak dilahirkan dengan sikap pandangan
atau
perasaan
tertentu,
tetapi
sikap
tadi
dibentuk
sepanjang
perkembangannya. Adanya sikap akan menyebabkan manusia bertindak secara khas terhadap objek-objeknya. Azwar (2003) mengemukakan bahwa sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap suatu objek yang dapat berupa perasaan mendukung atau memihak (favourable) dan perasaan tidak mendukung (unfavourable) terhadap objek. Wanita yang memiliki sikap netral atau positif terhadap menopause akan lebih siap mengalami menopause dan siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi (Kaufert, P. et al. 1997). Sikap negatif terhadap menopause berhubungan dengan munculnya gejala-gejala saat menopause (Avis, N.E. 1991). Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa seorang wanita dapat memiliki persepsi negatif tentang menopause karena berkaitan dengan pandangan bahwa menopause merupakan suatu penyakit dimana keluhan-keluhan yang timbul akibat menurunnya kadar hormon estrogen ini perlu mendapatkan pengobatan. Sehingga semakin tinggi informasi yang diterima seseorang, maka semakin positif persepsinya yang akan mengakibatkan semakin baik pula sikapnya dalam menghadapi menopause. Kesiapan akan membuat responden bersikap positif, hal ini selaras dengan hasil penelitian dari Astini (2007) yang menyatakan bahwa semakin positif persepsi dukungan sosial, maka akan semakin rendah tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause. Maka dukungan sosial ini dapat diperoleh seorang wanita dari pasangannya yaitu suami dan keluarga yang lain. Peran suami yang besar dalam menghadapi menopause juga akan semakin menambah positif persepsi atau sikap seorang wanita dan menambah kesiapan dalam menghadapi menopause.
29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapatdisimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sikap pegawai UMM terhadap menopause 17.56 artinya pegawai UMM mempunyai sikap negatif terhadap menopause. 2. Perilaku pegawai UMM dalam menghadapi menopause adalah 14.92, artinya rata-rata pegawai UMM belum mempersiapkan diri dalam menghadapi menopause. 3. Terhadap hubungan antara perilaku menghadapi menopause p= 0.022. 4. Terdapat
hubungan
antara
sikap
terhadap
menopause
dengan
kesiapanmenghadapi menopause dengan p=0.039.
b. Saran Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut: Selain itu, juga perlu peningkatan manfaat poliklinik sebagai sarana konsultasi masalah kesehatan wanita, salah satunya mengenai persoalan menopause. 1. Bagi Universitas Muhammadiyah Magelang perlu kiranya dibuat sebuah kebijakan dari pimpinan institusi untuk memberi wadah tersendiri sebagai sarana kajian wanita dan masalahnya, salah satunya adalah mengenai menopause dalam forum diskusi bersama 2. Perlu peningkatan manfaat poliklinik sebagai sarana konsultasi masalah kesehatan wanita, salah satunya mengenai persoalan menopause. 3. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah variabel lain seperti tingkat penghasilan,tingkat pendidikan dengan memperhatikan
faktor-faktor
lain
dapat
mempersiapkan menopause.
30
mempengaruhi
perilaku
dalam
DAFTAR PUSTAKA Avis, N.E. and Kinlay, S.M. 1991. A Longitudinal Analysis Of Women’s Attitudes Toward The Menopause Results From The Massachusetts Women’s Health Study. Maturitas;13(1):65-79. Azwar, S. (2003). Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya (2nd ed.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bener, A., Rizk, D.E., Shaheen, H., Micallef, R., osman, N., dunn, E.V., 2000. Measurement Specific Quality Of Life Satisfaction During The Menopause In An Arabian Gulf Country. Climacterium;3(1):43-9. Fishbein, M. and Ajzen, I. 1990. Belief, Attitude, Intention and Behavior : anIntroduction to Theory and Research. Addison-Wesley Publishing Company, Massachussetts. Green, LW. 2000. Health Education Planning: A Diagnostic Approach. Mayfield Publishing Company, California. Hidayet, N.M., Sharaf, S.A., Aref, S.R., Tawfik, T.A., Moubarak, I.I. 1999. Correlates of Age At Natural Menopause: a Community-Based Study in Alexandria. Eastern Mediterranean Health Journal; 5(2):307-319. Katz, & Nare. (2002). Reproductive Health Knowledge and Use of Services Among Young Adults in Dakar, Senegal. Combridge University Press. Printed in the United Kindom. Journal Biosocial Science.34: 215-231. Kaufert, P., Boggs, P.P., Ettinger, B., Woods, N.F., Utian W.H. 1998. Women and Menopause: Beliefs, Attitudes and Behaviors. Winter;5(4):197-202 Kazerooni, T., Talei, A.R., Arasteh M.M., Saalabian, J. 2000. Reproductive behavior in women in Shiraz. Eastern mediterranean health journal ;6(2/3):517-521. Krisnadi, S.R. 2005. Menopause. Pustaka Populer Obor. Jakarta. Machfudz, S. (2002). Sumber informasi masalah reproduksi. Berita Kedokteran Masyarakat. Program Pendidikan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta. Mar’at. 1982. Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya. Ghalia Indonesia, Jakarta.
31
Sarwono, S. 1993. Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep dan Aplikasinya. Andi Offset, Yogyakarta. Simon, B.G., Morton, G.W.H., Gottlieb, N.H. 1995. Introduction to Health Education and Health Promotion. Waveland Press, Inc, Illinois. Sukidjo, Notoatmodjo.2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Prilaku.Yogyakarta. Andi Offset. Supriyadi. 1993. Pendekatan Psikologi dalam Pengukuran BidangKesehatan. Sosiomedika, I(03): 12-19.
KAP di
Widodo,A., Wilopo, S.A., Prabandari, Y.S. 2003. Pengetahuan dan Sikap Pasangan Suami Istri Mengenai Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan Hubungannya dengan Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana. Berita Kedokteran Masyarakat XIX (2). Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Yatim, F. 2001. Haid Tidak Wajar Dan Menopause. Pustaka populer Obor. Jakarta. Zimbardo, PG.. and Leippe, MR. 1991. The Psychology of Attitude Change and Social Influence. Mc Graw-Hill Inc., New York. ---------, Tips Mempersiapkan Menopause. Depkes RI.
32
33