Bidang Kajian: Ekonomi
LAPORAN PENELITIAN DOSEN
PERSEPSI ETIS MAHASISWA AKUNTANSI YANG SUDAH MENGAMBIL MATAKULIAH AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA
Oleh: 1. Andi Triyanto, SEI. 2. Siti Noor Khikmah, M.Si.
058106017 997308155
Fakultas Agama Islam Fakultas Ekonomi
Dibiayai LP3M Universitas Muhammadiyah Magelang Tahun Anggaran 2013/2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2015
PENGESAHAN PENELITIAN
1. a. Judul Penelitian
:
Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Yang Sudah Mengambil Matakuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Terhadap Praktik Manajemen Laba b. Bidang Kajian : Ekonomi 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Andi Triyanto, SEI. b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. Pangkat/Golongan/NIS : III A/ 058106017 d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli e. Jabatan Struktural :f. Fakultas/Program Studi : Agama Islam/Muamalat 3. Alamat Ketua Peneliti a. Alamat kantor/telp/fax/email : Jl. Tidar No. 21 Magelang/0293 362082 b. Alamat Rumah/telp/fax/email : Karanglo Rt.05/02, Tegalrejo, Magelang/ 081578042004/
[email protected] 4. Jumlah Anggota Peneliti : 1 orang Nama anggota/fakultas/prodi : Siti Noor Khikmah, Msi./FE/Akuntansi 5. Lokasi Penelitian 6. Kerjasama dengan institusi lain a. Nama institusi b. Alamat c. Telp/Fax/Email 7. Lama penelitian 8. Biaya yang diperlukan a. LP3M UMM b. Sumber lain
: Magelang : : Tidak ada ::: 2 bulan : Rp. 3.000.000,: Tidak ada
Magelang, Maret 2015
3
ABSTRAK Tujuan ideal semua bentuk pendidikan selain mengarah pada penguasaan materi guna membentuk profesionalisme di bidangnya adalah mengikatnya dengan nilainilai etika, termasuk pendidikan di bidang akuntansi. Salah satu aktivitas yang sering terjadi dalam proses penyusunan laporan keuangan dan menimbulkan dilema etika bagi para akuntan adalah praktik manajemen laba (earnings managements) yang dengan tujuan tertentu dijadikan dasar untuk tidak menyampaikan informasi sebenarnya. Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan pendidikan akuntansi yang menyatukan profesionalisme dan etika. Perkembangan dalam pendidikan akuntansi adalah munculnya pembelajaran akuntansi berbasis syariah yang tentu sangat erat kaitannya dengan pendidikan etika, karena salah satu sumber pengetahuan etika adalah agama. Penelitian ini ingin mengetahui persepsi mahasiswa yang pernah belajar akuntansi berbasis syariah terhadap praktik manajemen laba menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian mengenai kebijakan menunda pemeliharaan peralatan untuk mencapai target laba perusahaan menunjukkan bahwa mahasiswa berpendapat menolak tidak terlalu kuat sebanyak 34 mahasiwa (60,71%), mendukung tidak terlalu kuat 7 mahasiswa (12,5%), menolak dengan tegas 6 mahasiswa (10,71%), netral 3 mahasiswa (5,36%), mendukung kuat 2 mahasiswa (3,57%), anonim masing-masing 1 mahasiswa (1,78%) mendukung kuat, netral, menolak tegas, menolak tidak terlalu kuat. Berbagai argumen yang dikemukakan merupakan jawaban profesional seorang akuntan dan tidak merepresentasikan aspek spiritualitas maupun religiusitas.
Kata kunci: persepsi mahasiswa, manajemen laba, akuntansi syariah
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad Shalallaahualaihi wassalam, keluarga, sahabat dan para pengikut yang meniti sunnahnya hingga hari kiamat. Penelitian ini dapat selesai tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Pimpinan Universitas Muhammadiyah Magelang yang selalu mendorong semangat dan memberi kesempatan untuk melakukan penelitian bagi seluruh dosen, salah satu kewajiban tri dharma pendidikan. 2. Dr. Suliswiyadi, MAg. Kepala LP3M UMM, yang selalu motivasi untuk selalu melakukan penelitian bagi para dosen di lingkungan UMM. 3. Kanthi Pamungkassari, M.Pd. Ketua Pusat Penelitian, Pengembangan Pendidikan LP3M UMM, yang telah memberikan kepercayaan untuk melakukan penelitian ini. 4. Bapak dan Ibu dosen rekan kerja di Fakultas Agama Islam dan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Magelang yang telah berbagi wawasan, ide, pemikiran yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu bagi peneliti. 5. Mahasiswa FE UMM semester 6 tahun ajaran 2014/2015 yang berkenan menjadi partisipan. 6. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan yang telah diperbuat dengan kebaikan yang berlimpah dan mendapat pahala di Akhirat, insyaAllah. Magelang,
Peneliti
5
Maret 2015
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii HALAMAN ABSTRAK.............................................................................................iii HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................................iv HALAMAN DAFTAR ISI...........................................................................................v BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. LATAR BELAKANG......................................................................................... 1 B. PERUMUSAN MASALAH ................................................................................ 3 C. TUJUAN PENELITIAN...................................................................................... 3 D. KONTRIBUSI PENELITIAN............................................................................. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 5 A. PERSEPSI MAHASISWA.................................................................................. 5 B. MANAJEMEN LABA ........................................................................................ 6 C. AKUNTANSI SYARIAH ................................................................................... 7 BAB III METODE PENELITIAN............................................................................... 9 A. JENIS PENELITIAN DAN PENDEKATAN..................................................... 9 B. LOKASI DAN INFORMAN PENELITIAN .................................................... 10 C. TEKNIK PENENTUAN INFORMAN ............................................................. 10 D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ................................................................. 11 E. KEABSAHAN DATA....................................................................................... 11 F. TEKNIK ANALISIS DATA.............................................................................. 13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 15 A. DATA PENELITIAN........................................................................................ 15 B. PEMBAHASAN................................................................................................ 22 BAB V PENUTUP..................................................................................................... 25 A. SIMPULAN....................................................................................................... 25 B. SARAN.............................................................................................................. 25
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan ideal semua bentuk pendidikan selain mengarah pada penguasaan materi guna membentuk profesionalisme di bidangnya adalah mengikatnya dengan nilai-nilai etika, termasuk pendidikan di bidang akuntansi. Salah satu tujuan pendidikan akuntansi adalah memperkenalkan etika dan nilai-nilai profesi akuntan, termasuk di Indonesia, karena lingkungan pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seorang akuntan. Profesi akuntan memiliki posisi strategis dalam sebuah organisasi baik bisnis maupun non-bisnis dengan kemampuannya menyajikan laporan keuangan organisasi. Laporan keuangan tersebut menjadi acuan berbagai kepentingan dari berbagai kalangan, lebih dominan untuk mengambil keputusan ekonomi/(s). Salah satu aktivitas yang sering terjadi dalam proses penyusunan laporan keuangan adalah manajemen laba (earnings managements) yang dengan tujuan tertentu dijadikan dasar untuk tidak menyampaikan informasi sebenarnya. Penyampaian informasi yang tidak sesuai kondisi sebenarnya menyangkut etika dan perilaku yang erat kaitannya dengan persepsi yang dipengaruhi oleh informasi yang dimiliki terhadap obyek tersebut (Ben Othman dan Zeghal, 2006) (McEnroe, 2007) (Rachmawati dan Fuad, 2013), lingkungan (Agarwal, 2007), (Baharudin dan Satyanugraha, 2008), Purnomo (2009), Ningsaptiti (2010), (Aerts dan Zhang, 2014), maupun karakter seseorang (Chen A, 2012), (Hussain Alkdai dan Hanefah, 2012) bahkan budaya bangsa (Geiger, dkk, 2006). Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan pendidikan akuntansi yang menyatukan profesionalisme dan etika. Banyak kemudian dilakukan penelitian mengenai persepsi mahasiswa terhadap praktik manajemen laba, seperti (Arti, 2012) yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan mengenai manajemen laba, misstate, disclosure, cost-benefit, dan responsibility antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir dalam etika penyusunan laporan keuangan, tidak terdapat 1
perbedaan persepsi yang signifikan mengenai disclosure, dan responsibility antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam etika penyusunan laporan keuangan, dan terdapat perbedaan persepsi yang signifikan mengenai manajemen laba, misstate, dan cost-benefit antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dalam etika penyusunan laporan keuangan. Abdullah (2003) menyebutkan ada perbedaan signifikan antara persepsi akuntan publik dan mahasiswa tentang penerimaan etika terhadap praktik manajemen laba, akuntan publik memiliki kecenderungan tidak menerima praktik manajemen laba secara etika dibandingkan dengan mahasiswa. Adapun sesama mahasiswa yang berbeda disiplin ilmu tidak memiliki persepsi yang berbeda secara signifikan, mahasiswa magister manajemen lebih tidak menerima praktik manajemen laba secara etika dibandingkan mahasiswa magister akuntansi. Kawedar (2005) meneliti dengan subyek akuntan dan pengguna jasa akuntan, ada perbedaan sikap etis dalam hal konsep namun tidak ada perbedaan dalam hal praktik manajemen laba. Penelitian lain menyebut tidak ada perbedaan persepsi terhadap etika penyusunan laporan keuangan dengan latar belakang dosen maupun mahasiswa dengan pendekatan gender (Fitriani, 2009) begitu juga dengan Inggarwati dan Komala (2010) dalam hal manajemen laba. Namun terdapat hasil berbeda mengenai persepsi dengan latar belakang profesi akademisi dan praktisi, dalam hal manipulasi akuntansi kalangan akademisi cenderung lebih menerima praktik manajemen laba sedangkan dalam hal manipulasi keputusan operasi kalangan praktisi cenderung lebih menerima praktik manajemen laba (Inggarwati dan Komala, 2010). Tidak ada perbedaan signifikan antara dosen dengan mahasiswa menunjukkan peran strategis dosen sebagai role model bagi mahasiswa. Meskipun kemudian ada perubahan ketika mahasiswa sudah bekerja, karena terdapat perbedaan persepsi mahasiswa yang sudah bekerja dan belum bekerja terhadap manajemen laba (Astuti, dkk; 2011). Perkembangan selanjutnya dalam pendidikan akuntansi adalah pengajaran akuntansi berbasis syariah, yang muncul seiring perkembangan ekonomi Islam di dunia termasuk di Indonesia. Pembelajaran bidang ilmu berbasis syariah tentu sangat erat kaitannya dengan pendidikan etika, karena salah satu sumber pengetahuan etika adalah agama, religion convictions (McPhail dan Walters, 2009: 70). Penelitian 2
mengenai pengaruh agama dalam manajemen laba dan struktur modal (Bin Abdul Munthalib, 2002) hasilnya tidak ada efek agama pada variabel yang diteliti dengan obyek perusahaan di Malaysia. Hamdi dan Zarai (2012) menambahkan praktik manajemen laba di Bank Islam tidak sebaik praktik di Bank Konvensional. Berdasar penelitian-penelitian sebelumnya terkait ragam perbedaan persepsi terhadap praktik manajemen laba dan urgensi peran pendidikan dalam membentuk etika termasuk dikaitkan dengan latar belakang agama, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang menggabungkan wawasan keilmuan dan ke-syariah-an, yaitu praktik manajemen laba bagi mahasiswa akuntansi lembaga keuangan syariah. Penelitian dimaksudkan untuk melihat persepsi mahasiswa akuntansi terkait manajemen laba (earnings management) setelah mendapatkan teori manajemen laba dalam mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah. Peneliti berharap bahwa para mahasiswa mengimplementasikan wawasan syariah dalam menentukan keputusan akuntansi, dalam hal ini praktik manajemen laba. Penelitian juga untuk menilai efektivitas pendidikan akuntansi berbasis syariah dalam menumbuhkan tanggung jawab mahasiswa akuntansi tidak hanya kepada pengguna laporan keuangan tetapi lebih tinggi dari hal tersebut, yaitu kepada agama yang diyakininya. Peneliti mengangkat judul: “Persepsi Mahasiswa Yang Sudah Mengambil Mata Kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah Terhadap Praktik Manajemen Laba”. B. PERUMUSAN MASALAH Rumusan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang sudah mengambil mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah dengan yang belum mengambil mata kuliah tersebut terhadap praktik manajemen laba? C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan persepsi antara mahasiswa yang sudah
3
mengambil mata kuliah Akuntansi Syariah (ALKS) dengan yang belum mengambil mata kuliah ALKS terhadap praktik manajemen laba. D. KONTRIBUSI PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui persepsi mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah ALKS terhadap praktik manajemen laba guna mengukur kefektivan pendidikan akuntansi berbasis syariah. Hal yang sangat diharapkan adalah akuntansi berbasis syariah dapat lebih menumbuhkan kesadaran etika dalam profesi akuntansi.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERSEPSI MAHASISWA Persepsi merupakan proses untuk memahami lingkungannya meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang melibatkan proses kognitif (pengenalan). Proses kognitif adalah proses dimana individu memberikan arti melalui penafsirannya terhadap rangsangan (stimulus) yang muncul dari objek, orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Hal ini terjadi karena persepsi melibatkan penafsiran individu pada objek tertentu, maka masing-masing objek akan memiliki persepsi yang berbeda walaupun melihat objek yang sama (Gibson, 1996: 134) dalam Martadi dan Suranta (2006). Robbins (2008:175) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu menginterpretasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Adanya obyek yang dipersepsikan (fisik) 2. Adanya alat indera/reseptor untuk menerima stimulus (fisiologis) 3. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi (psikologis) Berdasar definisi tersebut disimpulkan bahwa persepsi adalah hasil penafsiran seseorang dimana hasil ini diperoleh dari proses rangsangan alat inderanya yang kemudian menyeleksi dan menafsirkan informasi ataupun pengalaman yang telah didapatnya (Permatasari, 2014). Seluruh bentuk rangsangan alat indera dalam hal ini ilmu syariah dalam pembelajaran akuntansi lembaga keuangan syariah yang didapatkan oleh mahasiswa diharapkan membentuk persepsi dan perilaku terhadap isu-isu akuntansi (termasuk manajemen laba) sesuai dengan syariah.
5
B. MANAJEMEN LABA Manajemen laba adalah istilah dan kegiatan yang tidak asing bagi profesi akuntan yang memiliki penilaian beragam berdasar berbagai perspektif, termasuk perkara kontroversial dan dalam konteks etika menimbulkan dilema etika. Schiper dalam Wolk, dkk (2013: 496) mendefinisikan manajemen laba sebagai intervensi yang disengaja terhadap proses penyusunan laporan keuangan eksternal demi kepentingan pribadi. Davidson, Stickney dan Weil (1987) dikutip Schipper dalam Beneish (2001) mendefinikan manajemen laba sebagai proses mengambil langkah yang disengaja dalam batasan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menjadikan tingkat laba yang dilaporkan sesuai dengan yang diinginkan. Definisi-definisi yang ada terkait dengan tindakan manajemen yang dilakukan dalam konteks pelaporan keuangan -termasuk penataan transaksi sehingga akuntansi sesuai dengan yang diinginkan. Beneish (2001) menambahkan perbedaan-perbedaan terkait definisi manajemen laba menunjukkan kurangnya konsensus yang menyiratkan interpretasi yang berbeda-beda sekaligus menjadi bukti empiris urgensi penelitian mengenai upaya mendeteksi manajemen laba maupun tujuan kegiatan tersebut. Praktik manajemen laba diasumsikan diterapkan oleh semua perusahaan, sehingga muncul penilaian bahwa latar belakang manajemen laba bersifat oportunis. Sejatinya manajemen laba lebih terkait dengan bentuk kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan praktik corporate-governance perusahaan (Sylvia dan Utama, 2008), (Jiraporn, 2008), (Purnawanti, 2012). Hasil penelitian Herawaty (2008) membuktikan corporate governance berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan dengan
variabel komisaris
independen dan kepemilikan
institusional, dan manajemen laba dapat diminimumkan dengan mekanisme monitoring oleh komisaris independen, kualitas audit dan institusional ownership. Bahkan Baccouche (2013) menambahkan bahwa komite audit tidak dapat memberikan pengawasan yang efektif dari manajemen laba ketika anggotanya banyak yang merangkap jabatan tambahan menjadi direktur di luar perusahaan. Tata kelola perusahaan yang memiliki pengaruh secara tidak langsung meminimumkan
praktik
manajemen
laba 6
dengan
mekanisme
monitoring
(pengawasan) menjadi relevan dengan prinsip syariah dengan konsep muraqabah, seorang hamba senantiasa merasa diawasi Tuhannya sehingga selalu berlaku benar/tidak menyeleweng. Sikap muraqabah ini ketika disandingkan dengan penelitian Jiang, dkk (2013) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi pengalaman CEO Perusahaan akan cenderung memberikan informasi lebih tepat dan laporan keuangan yang lebih berkualitas. C. AKUNTANSI SYARIAH Banyak pendapat mengenai definisi akuntansi syariah, salah satunya dalam Buku IV Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Tentang Akuntansi Syariah yang mendefinisikan cakupan akuntansi syariah yang sekaligus dapat memberikan definisi, terdapat pada Pasal 735 (1), yaitu akuntansi syari‘ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadiankejadian yang mempunyai sifat keuangan dalam nilai mata uang untuk dijadikan bahan informasi dan analisis bagi pihak-pihak yang secara proporsional berkepentingan. Pasal 735 (2) Pihak-pihak yang berkepentingan dalam ayat (1) adalah pemilik dana; kreditur; pembayar zakat, infak dan shadaqah (ZIS); pemegang saham; otoritas pengawasan; Bank Indonesia; pemerintah; lembaga penjamin simpanan; dan masyarakat. Pasal 736 Akuntansi syari‘ah mencakup pencatatan seluruh transaksi syariah. Teori dan praktik akuntansi syariah seiring sejalan dengan perkembangan teori dan praktik ekonomi Islam. Akuntansi syariah merupakan ilmu akuntansi atau akuntabilitas segala aset-aset dan aktivitas ekonomis suatu bisnis individu atau kelompok atau perusahaan yang bersumber hukum Al Qur’an dan As Sunnah untuk mencapai kekayaan atau kemakmuran yang sebenarnya atau ‘falah’ (Choudhury, 2005) dalam Himawati dan Subono (tt). Pada dasarnya akuntansi syariah mengakui pendapat logis universal yang sesuai dengan hakekat kebenaran yang bersumber Al Qur’an dan As Sunnah, dimana akuntabilitas proses bisnis (business process) dan hasil bisnis (business result) dari aktivitas ekonomi secara penuh nilai adil (fairness fully) untuk kemakmuran umat manusia.
7
Perspektif Islam menunjukkan bahwa pengaturan kehidupan termasuk di dalamnya aktivitas ekonomi dan (tentu) praktik akuntansi (Kamlaa, 2006). Termasuk praktik manajemen laba menjadi perhatian akuntansi perspektif Islam yang tentu dipandang menurut kacamata aqidah Islamiyah Sheikh Obid (2011, 2012). Mahdavikhou (2012) menganggap penting mengenalkan etika berbasis agama dalam hal ini Islam dalam pendidikan akuntansi.
8
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN PENDEKATAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif dirancang untuk menyajikan gambaran secara lengkap sebuah fenomena sesuai konteksnya (Dawson, 2006: 33), sedangkan penelitian kualitatif adalah rangkaian teknik interpretasi yang akan menjelaskan, mentransformasikan, menerjemahkan dan menjelaskan makna, bukan frekuensi dari suatu kejadian dalam dunia sosial yang kurang lebih terjadi secara alami, mencakup sistem mengumpulkan, mengelola, dan menginterpretasikan data tekstual yang didapatkan dari wawancara atau pengamatan (Malterud, 2001), metode ini dipilih karena merupakan pendekatan yang ideal untuk mengungkap persepsi (Cooper&Schindler, 2006: 226). Esensi metode kualitatif adalah descriptive inferensial mengenai karakter yang fokus dalam memahami makna untuk dapat memecahkan permasalahan dan mendapat penjelasan dari apa yang sedang terjadi (Gillham, 2000: 12), menggunakan berbagai metode yang saling berhubungan (memahami dan menafsirkan fenomena di lapangan tersebut) untuk mendapatkan perbaikan dari permasalahan yang diangkat (Denzin&Linclon, 1998:3). Metode kualitatif digunakan untuk menggambarkan fakta kehidupan “from the inside out” dari sudut pandang orang-orang yang berpartisipasi untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai realitas, proses, pola, dan struktur sosial (Flick, Kardoff, Steinke, 2004: 1). Pendekatan studi kasus merupakan penelitian yang fokus studi pada satu kasus atau serangkaian kasus (Choemprayong&Wildemuth, 2009: 51), yang secara intensif memberikan deskripsi menyeluruh dan menganalisis dalam satu kesatuan terhadap fenomena atau unit sosial. Penelitian ini juga particularistic, mengungkap fakta kejadian dengan memaparkan secara deskriptif kebijakan sebuah lembaga yang telah dipilih sebagai obyek penelitian, heuristic, memaknai baik secara harfiah maupun kontekstual secara relevan dan sangat bergantung pada penalaran induktif
9
dalam menangani berbagai sumber data (Meriam dalam Duff, 2008: 22), dengan mengacu pada sumber-sumber referensi yang telah mapan mengenai tema penelitian. B. LOKASI DAN INFORMAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Magelang. Data penelitian secara umum dikelompokkan menjadi: 1) Data primer yaitu data yang secara langsung diperoleh dari obyek penelitian atau sumber utama, dalam hal ini pihak lembaga. 2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan membaca buku-buku, literatur, majalah, internet, makalah-makalah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan lokasi yang telah ditetapkan maka sumber informasi penelitian adalah Obyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi UMM. Fokus masalah yang diangkat adalah menilai persepsi mahasiswa akuntansi yang sudah menerima mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah mengenai praktik manajemen laba. C. TEKNIK PENENTUAN INFORMAN Populasi dalam penelitian ini adalah sekaligus menjadi sampel, yaitu Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Magelang yang ditetapkan sebagai informan penelitian dengan menggunakan pendekatan convenience (Dul, 2008: 250), mendekati sampel dengan pertimbangan kemudahan akses data karena tujuan penelitian adalah untuk mengungkap persepsi terhadap praktik manajemen laba. Pemilihan sampel dengan pertimbangan convenience, kemudahan akses untuk mendapat keakuratan dan kedalaman data (Ritchie dan Lewis, 2003: 81) (Marshall, 1996: 523). Patton (1990) menyatakan bahwa semua jenis sampel dalam penelitian kualitatif adalah 'purposive sampling' termasuk sampel dengan metoda convenience, karena penelitian kualitatif biasanya fokus secara mendalam pada sampel yang sengaja dipilih, yang memiliki logika dan kekuatan pada kemampuan dalam memilih kasus dengan banyak informasi untuk dilakukan studi secara mendalam meski relatif kecil, atau bahkan kasus tunggal (Coyne, 1997: 625,627). 10
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data dilakukan dengan: 1) Wawancara Wawancara adalah bentuk yang sangat umum dari teknik pengumpulan data dalam penelitian studi kasus untuk mengumpulkan informasi yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental. Peneliti mengikuti pedoman sebagai berikut: mengidentifikasi, menggunakan
panduan
wawancara (protokol
wawancara),
mempertimbangkan lokasi untuk meningkatkan kenyamanan dan mencapai informasi berkualitas tinggi, merekam data wawancara, mematuhi persyaratan hukum dan etika penelitian (Hancock dan Algozzine, 2006: 39-40). Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai praktik manajemen laba dalam perusahaan manufaktur. Peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk mendapatkan informasi dari partisipan. 2) Dokumentasi Peneliti studi kasus sering menggunakan dokumen untuk mendukung pengumpulan informasi yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Bentuk dokumen yang banyak dan sering bervariasi dalam kegunaan dipilih yang relevan dikumpulkan sebanyak mungkin. Dokumen diperiksa oleh seorang peneliti studi kasus meliputi materi diambil dari internet, catatan pribadi dan umum, bukti fisik, dan instrumen yang dibuat oleh peneliti (Hancock dan Algozzine, 2006: 66). Konteks penelitian ini adalah mengumpulkan segala dokumen yang relevan mengenai persepsi mahasiswa terhadap manajemen laba. E. KEABSAHAN DATA Kredibilitas dan kualitas penelitian kualitatif tergantung pada teknik dan metoda pengumpulan data, kompetensi yang dimiliki peneliti, dan landasan filosofis penelitian(Patton, 1999:1190). Miles dan Huberman (1994: 278-280) menetapkan kriteria untuk menjamin keabsahan data penelitian kualitatif, yaitu: (1). objektif, (2). investigasi, (3). andal/auditable, (4). validasi internal: kredibel, original/keaslian, (5). validasi eksternal validitas: kewajaran, dan (6). aplikatif; berorientasi pada aksi riil.
11
Adapun Cho dan Trent (2006: 326) memaparkan panduan untuk mendapatkan validasi data penelitian kualitatif, yaitu: (1). ‘truth’ seeking, berusaha mencari apa jawaban yang benar?, (2). thick description, bagaimana pihak yang diteliti menafsirkan fenomena, (3). developmental, mengamati perkembangan organisasi dari waktu ke waktu, (4). personal essay, membandingkan bagaimana penafsiran pribadi peneliti, dan (5). praxis/sosial, mengambil manfaat bagaimana belajar dan memberi perubahan terhadap obyek penelitian. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengikuti kriteria kualitas penelitian kualitatif, sebagai berikut: 1) Validasi komunikatif, sering disebut “member check”; menyajikan data atau peristiwa penelitian dengan mendapat konfirmasi dari subyek penelitian agar mereka memberikan penilaian dalam hal keabsahannya. Konteks penelitian ini, peneliti memberikan hasil olah data untuk mendapat konfirmasi keabsahan. 2) Triangulasi: menggunakan pelengkap metode, teori, data untuk mengkompensasi satu keberpihakan atau distorsi yang mungkin timbul dari metode, teori, atau database yang dimiliki secara individual peneliti. Konteks penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari metode wawancara dan dokumen ditambah mengadakan diskusi dengan rekan sejawat yang memiliki pengalaman mengangkat topik penelitian sejenis guna mendapat pemahaman yang lebih luas dan lebih dalam masalah penelitian. 3) Validasi wawancara-situasi: memberikan “jaminan validasi” wawancara yang telah dilakukan ditandai dengan keterbukaan, kepercayaan, keinginan untuk berkolaborasi dan kemungkinan terdapatnya “perbedaan kekuatan” antara peneliti dan informan, kealamian suasana wawancara. Konteks penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan model sequence, beruntutan dan memastikan jawaban dari hasil wawancara tidak berubah-ubah untuk satu pihak dan tidak konfrontatif untuk antar pihak. Peneliti juga tidak mengondisikan suasana wawancara untuk mendapat keterangan yang nature. 4) Keaslian: menjamin ketepatan sumber data dengan ketepatan penunjukkan informan. Konteks penelitian ini, peneliti memastikan pihak-pihak yang diwawancarai adalah orang yang tepat untuk memberikan keterangan 12
berdasarkan kedudukan yang tertera dalam struktur organisasi lembaga. (Steinke, 2004: 185) 5) Membuat eksposisi yang jelas dalam teknik pengumpulan dan metoda analisis data, memberikan keterangan yang jelas tentang bagaimana awal, sistem klasifikasi data yang memungkinkan pembaca menilai analisis dilakukan didukung oleh data yang memadai (Mays dan Pope, 2000: 51). F. TEKNIK ANALISIS DATA Tahapan penting dalam penelitian adalah analisis data, Miles dan Huberman (1994) menjelaskan tahapan analisis data penelitian kualitatif menggunakan katakata yang disusun ke dalam teks yang diperluas, melalui tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersama-sama, berulang-ulang dan terus menerus, sebagai berikut: 1) Reduksi data terdiri dari kegiatan penajaman, mengolah, memilih dan mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data hasil wawancara sehingga dapat ditarik simpulan final dan dapat diverifikasikan. 2) Penyajian data disusun sedemikian rupa agar informasi tertata dalam bentuk yang mudah dimengerti. 3) Menarik simpulan atau memverifikasi, melakukan pemaknaan terhadap data penelitian, pola-pola, penjelasan dan alur sebab akibat pada penyajian data. Verifikasi dilakukan dengan cara meninjau ulang hasil catatan di lapangan maupun bertukar pikiran dengan teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan inter subyektif. Peneliti menyadari pernyataan Maxwell (1992: 283) bahwa tidak ada kebenaran mutlak dalam hasil analisis penelitian karena sangat dipengaruhi tujuan dan keadaan, hasil analisis mungkin berbeda dengan perspektif yang berbeda. Prinsip analisis data kualitatif adalah sebuah proses yang berkelanjutan dan berkembang karena tujuannya adalah untuk memahami bukan untuk memprediksi, sehingga pengumpulan dan analisis data merupakan kegiatan terintegrasi (Westbrook, 1994: 245) yang akan membentuk siklus perkembangan keilmuan. Berdasarkan hal tersebut peneliti menempuh tahapan yang pada akhirnya menghasilkan simpulan perspektif
13
peneliti sekaligus menjadi awal kajian bagi penelitian berikutnya, tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Peneliti mengumpulkan teori mengenai earnings management dan memberikan keterangan bahwasanya kebijakan tersebut memiliki banyak perspektif ketika diterapkan di perusahaan, kemudian mengingatkan pembelajaran akuntansi syariah yang mengedepankan nilai-nilai etika dan kejujuran termasuk dalam pengungkapan laporan keuangan perusahaan. 2) Peneliti melakukan studi mengenai persepsi mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah terhadap praktik manajemen laba. 3) Peneliti ingin membuktikan bahwa mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah memiliki persepsi yang berbeda terhadap praktik manajemen laba. 4) Peneliti mengambil simpulan persepsi mahasiswa Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah terhadap praktik manajemen laba.
14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN Berdasarkan hasil wawancara dengan jawaban tertulis dari para mahasiswa mengenai simulasi praktik manajemen laba dengan menunda pemeliharaan peralatan untuk meningkatkan laba dalam perusahaan manufaktur dan kemudian diminta memberikan dukungan atau penolakan terhadap kebijakan tersebut, maka didapat jawaban sebagai berikut: 1.
Mahasiswa anonim memberi jawaban menolak dengan tegas kebijakan tersebut tanpa memberi keterangan tambahan.
2.
Mahasiswa anonim memberi jawaban mendukung kuat kebijakan tersebut dan memberi
penjelasan
tambahan
bahwa
hal
tersebut
dilakukan
untuk
meningkatkan laba perusahaan dan menarik investor. 3.
Mahasiswa atas nama M. Khairil Anwar memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan dan memberi penjelasan tambahan bahwa menunda pemeliharaan peralatan perusahaan sama saja akan mengurangi produktivitas/nilai guna peralatan tersebut meskipun di sisi lain akan mengurangi biaya/beban perusahaan selama tahun berjalan.
4.
Mahasiswa atas nama Hendri Yunanda memberi jawaban mendukung kuat penundaan dengan memberi penjelasan tambahan bahwa karena kepentingan utama dari sebuah perusahaan adalah menghasilkan laba sebanyak-banyaknya.
5.
Mahasiswa atas nama Dwi Andi memberi jawaban netral dengan memberi penjelasan tambahan bahwa masih bingung antara biaya pemeliharaan dan penyusutan (depresiasi) karena keduanya mempengaruhi laba perusahaan.
6.
Mahasiswa atas nama Linggar P. Osiana memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan dan memberi penjelasan tambahan bahwa kurang setuju dengan penundaan pemeliharaan mesin dikarenakan akan mempengaruhi kinerja mesin yang mungkin akan menimbulkan biaya perawatan mesin tidak terduga yang secara otomatis berpengaruh pada pendapatan laba.
15
7.
Mahasiswa atas nama Debi P.S. memberi jawaban mendukung tidak terlalu kuat penundaan dengan memberi penjelasan tambahan bahwa jika dilihat dari sisi waktu memang sebaiknya selama tutup buku dimanfaatkan untuk pemeliharaan, namun mengenai target laba yang harus dicapai maka setuju untuk menunda penundaan dengan mensyaratkan kinerja harus benar-benar ditingkatkan lain kali agar waktu tutup buku berikutnya bisa dimanfaatkan untuk pemeliharaan aset.
8.
Mahasiswa atas nama Nia Sofiana memberi jawaban menolak dengan tegas kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan maka perusahaan akan mendapat kerugian yang banyak.
9.
Mahasiswa atas nama Siska H. memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat penundaan
dengan
memberi
penjelasan
tambahan
bahwa
sebaiknya
pemeliharaan tidak ditunda secara total karena akan mempengaruhi kualitas peralatan perusahaan. 10. Mahasiswa atas nama Herlina memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa jika menunda jadwal pemeliharaan peralatan akan muncul biaya setelah bulan pelaporan. 11. Mahasiswa atas nama Isma memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa lebih baik tidak menunda perawatan karena akan mengakibatkan kerusakan mesin lebih berat yang justru akan menimbulkan biaya perawatan lebih tinggi. 12. Mahasiswa atas nama Tiara Ramadhani memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa jika peralatan tidak dirawat selama lebih kurang 3 bulan maka peralatan akan rusak yang akan menghambat produksi sehingga hasil tidak optimal dan kemungkinan biaya perawatan akan bertambah ketika ada kerusakan dikemudian hari. 13. Mahasiswa atas nama Yono memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa ketika alat tidak digunakan dalam 3 bulan maka akan mempengaruhi biaya dan biaya tambahan dalam pemeliharaan.
16
14. Mahasiswa atas nama Tria Dewi Ambodo memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa dengan adanya tambahan biaya untuk perawatan barang akan membuat produksi perusahaan semakin baik, sedangkan jika pemeliharaan barang tidak dilakukan maka akan memperbesar biaya perbaikan. 15. Mahasiswa atas nama Sari memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa adanya penundaan perawatan dikhawatirkan akan merusak peralatan pabrik sehingga nantinya akan menambah biaya yang akan dikeluarkan tahun depan untuk biaya perawatan. 16. Mahasiswa atas nama Ida memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan pemeliharaan akan menambah biaya karena kemungkinan peralatan rusak lebih parah. 17. Mahasiswa atas nama Anggra memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa kebijakan menunda
pemeliharaan
peralatan
kurang
tepat
yang
mengakibatkan
bertambahnya kerusakan yang akan menambah biaya pemeliharaan. 18. Mahasiswa akronim memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan pemeliharaan akan menambah kerusakan yang berakibat pada bertambahnya biaya pemeliharaan. 19. Mahasiswa atas nama Ryan Virgi Pradipta memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa dengan menunda jadwal pemeliharaan ekstensif akan meringankan biaya di awal namun akan menimbulkan lebih besar di tahun berikutnya ketika ada kerusakan yang lebih berat. 20. Mahasiswa atas nama Ratna Novita Dwi Saputi memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa menunda pemeliharaan peralatan demi mempengaruhi pendapatan tahun berjalan
17
yang akan meningkat itu bagus, namun pemeliharaan harus tetap dilakukan agar tetap terawat dan menambah masa manfaat. 21. Mahasiswa atas nama Andriyani memberi jawaban netral dengan kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa mungkin karena mengalami kebangkrutan. 22. Mahasiswa atas nama Riza Khusnul Laily memberi jawaban tegas menolak kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa pengeluaran harus diakui pada bulan tersebut. 23. Mahasiswa atas nama Rizki Septamulia memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan pemeliharaan peralatan kurang tepat karena jika hal tersebut dilakukan akan menambah biaya pemeliharaan lebih mahal karena semakin rusak. 24. Mahasiswa atas nama A. Khuswara memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan pemeliharaan peralatan perusahaan akan mengakibatkan pengeluaran biaya yang lebih banyak. 25. Mahasiswa anonim memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan tidak memberi penjelasan tambahan. 26. Mahasiswa anonim memberi jawaban netral dan tidak memberi penjelasan tambahan. 27. Mahasiswa atas nama Suryaningsih Dwi K. memberi jawaban tegas menolak kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa jika semua jadwal pemeliharaan alat ditunda, maka dalam penyusunan laporan keuangan terutama pada pendapatan tahunan tidak akan terselesaikan secara tepat waktu dan biaya yang dikeluarkan akan semakin bertambah mahal. 28. Mahasiswa atas nama Muhammad Syaifudin memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa ketika peralatan tidak dirawat akan menimbulkan biaya lebih besar pada perawatan sesudahnya. 29. Mahasiswa atas nama Latif Fajrin memberi jawaban mendukung tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa sebagai 18
wakil
presiden
eksekutif
yang
berarti
manajemen
puncak
harus
mempertimbangkan masa depan perusahaan. Penundaan dilakukan untuk peralatan yang masih mampu berproduksi secara baik sampai pada bulan maret, karena sebagai pimpinan perusahaan yang lebih utama harus bertanggungjawab pada investor untuk tetap menginvestasikan modalnya demi menjaga masa depan lebih panjang perusahaan. 30. Mahasiswa atas nama Fauziah memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan pemeliharaan alat akan menimbulkan kerusakan pada peralatan yang dapat mempengaruhi aktivitas perusahaan. 31. Mahasiswa atas nama Achmad Heru Saputro memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa pemeliharaan peralatan sangat penting dan perlu dilakukan yang bertujuan untuk menambah masa manfaat dan tidak mengurangi nilai peralatan tersebut. 32. Mahasiswa atas nama Dini WS. memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa kebijakan menunda pemeliharaan tidak tepat karena akan berdampak pada kerusakan alat dan mengganggu kegiatan usaha, untuk pencapaian laba bisa dilakukan pada waktu yang lama diluar waktu pemeliharaan alat, karena watu produksi lebih panjang daripada waktu pemeliharaan alat. 33. Mahasiswa atas nama Naning RM. memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa pemeliharaan peralatan perlu dilakukan untuk memperpanjang masa manfaat suatu peralatan, tetapi jika kondisi perusahaan kurang baik sebaiknya tetap dilakukan perawatan peralatan. 34. Mahasiswa atas nama Finta Febriyanti memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa pemeliharaan ekstensif
pada peralatan pabrik
sangat perlu sekalipun
mengeluarkan biaya yang memang sudah dianggarkan, hal ini akan menambah masa manfaat peralatan perusahaan yang akan berdampak baik untuk hasil produksi ke depan. 19
35. Mahasiswa atas nama Devi Yuliana memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan tidak memberi penjelasan tambahan. 36. Mahasiswa atas nama Noviyani memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan pemeliharaan peralatan perusahaan akan memperlambat kemajuan perusahaan. 37. Mahasiswa atas nama Rangga Eka Saputra memberi jawaban mendukung tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa perusahaan harus menetapkan target laba dan memperhatikan kepercayaan investor terhadap perusahaan. 38. Mahasiswa atas nama Rahmawati Dwi A. memberi jawaban mendukung tidak terlalu kuat terhadap kebijakan tersebut dengan tidak memberi penjelasan tambahan. 39. Mahasiswa atas nama Mumuh Muhtadin memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa dengan menunda pemeliharaan dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah sehingga dapat menambah biaya lebih tinggi pada periode berikutnya, sedangkan pengeluaran saat ini hanya berdampak pada saat ini. 40. Mahasiswa atas nama Wiwid H. memberi jawaban mendukung tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa agar tidak melebihi anggaran yang ditetapkan. 41. Mahasiswa atas nama Titag Wahyu memberi jawaban mendukung tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa agar tidak memberatkan kas dalam pengeluaran perusahaan. 42. Mahasiswa atas nama Ika Yunita Liana P. memberi jawaban netral dan tidak memberikan penjelasan tambahan. 43. Mahasiswa atas nama Anis Kusuma Prabowo memberi jawaban mendukung tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan tidak memberi penjelasan tambahan. 44. Mahasiswa atas nama Ganang memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa dengan menunda akan meningkatkan pajak yang menambah beban tahun ini dan beban pemeliharaan tahun depan. 20
45. Mahasiswa atas nama Siti Masruroh memberi jawaban mendukung tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa dapat meningkatkan pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. 46. Mahasiswa atas nama Trio Putra memberi jawaban mendukung tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa seharusnya perusahaan tetap melakukan pemeliharaan walau laba menurun karena produktivitas berikutnya bisa meningkat. 47. Mahasiswa atas nama Eko Bayu P. memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa pemeliharaan alat pabrik juga merupakan hal penting untuk meningkatkan nilai ekonomis alatalat tersebut, dan belum tentu juga tanpa dilakukan pemeliharaan alat-alat perusahaan dapat meningkatkan pendapatan tahun berjalan yang bisa jadi disebabkan karena tidak ada pemeliharaan akan menghambat teknis produksi dan nantinya mempengaruhi pendapatan perusahaan. 48. Mahasiswa atas nama Nur Alifah H. memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa sebaiknya penjadwalan pemeliharaan alat tetap dilaksanakan untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan kerusakan dan guna memperlancar operasional perusahaan. 49. Mahasiswa atas nama Angga memberi jawaban menolak dengan tegas kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa tidak perlu perusahaan meliburkan aktivitasnya untuk menambah pemasukan dan pemeliharaan tetap dilaksanakan. 50. Mahasiswa anonim memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan jadwal pemeliharaan alat mengakibatkan kerusakan yang lebih berat dan menambah biaya perbaikan. 51. Mahasiswa atas nama Fitria Nuraeni memberi jawaban menolak dengan tegas kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa perusahaan harus tetap berjalan meski dalam masa sulit.
21
52. Mahasiswa atas nama Sabrina PW. memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan pemeliharaan peralatan akan mengakibatkan kerusakan yang lebih berat dan kemungkinan harus menggantinya dengan yang baru dan secara otomatis menambah biaya dan mengurangi laba perusahaan sehingga tidak mencapai target. 53. Mahasiswa atas nama Ulfiana memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan pemeliharaan alat maka presentase/konsekuensi kerusakan lebih besar sehingga apabila alat rusak dan harus ganti tahun depan maka biaya yang harus dikeluarkan semakin banyak. 54. Mahasiswa atas nama Siska Marliana menolak dengan tegas kebijakan tersebut dan memberi penjelasan tambahan bahwa dengan menunda perusahaan tetap akan menjaga kualitas produktivitas peralatan publik, jika dilakukan penundaan maka jelas resiko ke depan akan lebih parah karena adanya kerugian perbaikan kerusakan peralatan yang mungkin akan membengkak. 55. Mahasiswa atas nama Murti Novitasari memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan pemeliharaan dapat menambah biaya dan mengurangi laba perusahaan selama bulan Desember. 56. Mahasiswa atas nama Uswatun Khasanah memberi jawaban menolak tidak terlalu kuat kebijakan tersebut dengan memberi penjelasan tambahan bahwa penundaan pemeliharaan justru akan menjadi beban tersendiri bagi perusahaan jika terjadi kerusakan lebih berat yang juga akan mengurangi tingkat laba. B. PEMBAHASAN Berdasarkan data dari para partisipan diperoleh gambaran persepsi mahasiswa mengenai praktik manajemen laba, sebagai berikut: 1.
Terdapat mahasiswa 4 anonim (tidak menyebutkan nama) berpendapat berbedabeda, masing-masing ada yang mendukung kuat, netral, menolak tegas, menolak
22
tidak terlalu kuat terhadap kebijakan penundaan pemeliharaan alat guna mencapai target laba, secara persentase masing-masing sebesar 1,78% 2.
Terdapat 2 mahasiswa berpendapat mendukung kuat kebijakan penundaan pemeliharaan alat guna mencapai target laba, secara persentase sebesar 3,57%.
3.
Terdapat 7 mahasiswa berpendapat mendukung tidak terlalu kuat kebijakan penundaan pemeliharaan alat guna mencapai target laba, secara persentase sebesar 12,5%.
4.
Terdapat 3 mahasiswa berpendapat netral kebijakan penundaan pemeliharaan alat guna mencapai target laba, secara persentase sebesar 5,36%.
5.
Terdapat 34 mahasiswa berpendapat menolak tidak terlalu kuat kebijakan penundaan pemeliharaan alat guna mencapai target laba, secara persentase sebesar 60,71%.
6.
Terdapat 6 mahasiswa berpendapat menolak dengan tegas kebijakan penundaan pemeliharaan alat guna mencapai target laba, secara persentase sebesar 10,71%. Urutan jawaban berdasarkan persentase adalah pendapat menolak tidak
terlalu kuat sebanyak 34 mahasiwa (60,71%), mendukung tidak terlalu kuat 7 mahasiswa (12,5%),
menolak dengan tegas 6 mahasiswa (10,71%), netral 3
mahasiswa (5,36%), mendukung kuat 2 mahasiswa (3,57%), anonim masing-masing 1 mahasiswa (1,78%) mendukung kuat, netral, menolak tegas, menolak tidak terlalu kuat. Adapun argumen pertama mahasiswa yang berpendapat menolak tidak terlalu kuat terhadap kebijakan penundaan pemeliharaan peralatan adalah besarnya biaya yang akan ditanggung pada periode keuangan selanjutnya karena kemungkinan terjadinya kerusakan yang terjadi pada peralatan, kedua mahasiswa yang berpendapat mendukung tidak terlalu kuat berargumen bahwa menjaga kepercayaan investor dengan mencapai laba yang ditargetkan adalah hal yang penting demi keberlangsungan perusahaan meskipun pemeliharaan peralatan tetap harus diperhatikan, ketiga mahasiswa yang dengan tegas menolak beragumen penundaan pemeliharaan peralatan besar kemungkinan akan timbul kerusakan yang berakibat tidak optimalnya proses produksi sehingga target laba juga tidak tercapai, keempat mahasiswa berpendapat netral berargumen pemeliharaan peralatan dan pencapaian 23
target laba adalah sama pentingnya untuk diperhatikan dan sangat tergantung dengan kondisi perusahaan, kelima mahasiswa berpendapat mendukung kuat kebijakan tersebut berargumen bahwa pencapaian target laba adalah tujuan utama pendirian perusahaan sehingga harus didahulukan dan juga kepentingan menjaga kepercayaan investor untuk keberlangsungan perusahaan harus menjadi prioritas eksekutif perusahaan. Berbagai argumen yang dikemukakan mahasiswa untuk mendukung jawaban atas pendapat yang dipilih mengenai kebijakan menunda pemeliharaan peralatan untuk mencapai target laba perusahaan merupakan jawaban profesional seorang akuntan dan tidak merepresentasikan aspek spiritualitas maupun religiusitas, seperti nilai-nilai kejujuran dan menyajikan laporan keuangan apa adanya tidak ditemukan sebagai argumen, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba beragam, profesional, dan tidak merefleksikan nilai agama meskipun mahasiswa sudah menempuh mata kuliah akuntansi lembaga keuangan syariah.
24
BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Hasil penelitian mengenai persepsi mahasiswa akuntansi yang sudah menempuh mata kuliah akuntansi lembaga keuangan syariah adalah mahasiswa berpendapat menolak tidak terlalu kuat sebanyak 34 mahasiwa (60,71%), mendukung tidak terlalu kuat 7 mahasiswa (12,5%),
menolak dengan tegas 6
mahasiswa (10,71%), netral 3 mahasiswa (5,36%), mendukung kuat 2 mahasiswa (3,57%), anonim masing-masing 1 mahasiswa (1,78%) mendukung kuat, netral, menolak tegas, menolak tidak terlalu kuat. Berbagai argumen yang dikemukakan mahasiswa untuk mendukung jawaban atas pendapat yang dipilih mengenai kebijakan menunda pemeliharaan peralatan untuk mencapai target laba perusahaan merupakan jawaban profesional seorang akuntan dan tidak merepresentasikan aspek spiritualitas maupun religiusitas, seperti nilai-nilai kejujuran dan menyajikan laporan keuangan apa adanya tidak ditemukan sebagai argumen, sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba beragam, profesional, dan tidak merefleksikan nilai agama meskipun mahasiswa sudah menempuh mata kuliah akuntansi lembaga keuangan syariah. B. SARAN Simpulan penelitian bahwa persepsi mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba beragam, profesional, dan tidak merefleksikan nilai agama meskipun mahasiswa sudah menempuh mata kuliah akuntansi lembaga keuangan syariah kemungkinan disebabkan faktor pembelajaran dan faktor desain penelitian, berdasarkan kedua hal tersebut maka peneliti menyarankan: 1.
Proses pembelajaran akuntansi berbasis syariah seperti akuntansi lembaga keuangan syariah hendaknya lebih diperkaya internalisasi nilai-nilai religiusitas dan spriritualitas mendukung kemampuan sisi teknis akuntansi. Mengingat
25
akuntansi adalah ilmu alat yang sarat dan sangat dipengaruhi oleh dengan nilai pelakunya. 2.
Desain penelitian ini dilaksanakan dengan model penelitian lapangan untuk mendapatkan jawaban lugas dan spontan dari partisipan dengan tidak memberikan threatment apapun bagi mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah akuntansi lembaga keuangan syariah demi mendapat internal validitas data yang tinggi. Hal ini dimungkinkan mempengaruhi jawaban yang diberikan partisipan karena bersifat komplek, sehingga untuk penelitian ke depan dapat digunakan model eksperimen dengan memberikan threatment bagi partisipan untuk kemungkinan mendapatkan hasil yang berbeda.
26
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Muhammad Wahyudin. 2003. Persepsi Akuntan Publik dan Mahasiswa Tentang Penerimaan Etika Terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi Empiris di Wilayah Pulau Jawa). Tesis Universitas Diponegoro. Semarang. Aerts, Walter; Zhang, Shuyu. 2014. Management’s Causal Reasoning on Performance and Earnings Management. European Management Journal Vol. xx, No. xx, Pp. xx. Agarwal, Sumit, et.all. 2007. Earnings Management Behaviors under Different Economic Environments: Evidence from Japanese Banks. International Review of Economics and Finance 16, 429–443. Anwar, Yulianti, Amarullah, Fitriany. 2006. Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia Januari-Juni 2006, Vol. 3, No. I, Pp. L07-126. Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi Penelitian. Bina Aksara. Yogyakarta Arti, Setia Budi. 2012. Analisis Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Skripsi Universitas Muria Kudus. Kudus. Astuti, Winda; Tiswiyanti, Wiwik; Mayarni, Reka. 2011. Perbedaan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Yang Sudah Bekerja dan Yang Belum Bekerja Terhadap Praktik Earnings Management. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora Volume 13, Nomor 2, Hal. 07-12 Juli – Desember 2011. Baccouche, Samir; Hadriche, Manel; Omri, Abdelwehed. 2013. The Impact of Audit Committee Multiple-Directorships on Earnings Management: Evidence from France. The Journal of Applied Business Research September/October 2013 Volume 29, Number 5. Baharudin, Ishar; Satyanugraha, Heru. 2008. Praktik Earnings Management Perusahaan Publik Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 10 No. 2, Agustus 2008, Hal. 69-80. 27
Ben Othman, Hakim; Zeghal, Daniel. 2006. A Study Of Earnings-Management Motives in the Anglo-American and Euro-Continental Accounting Models: The Canadian and French Cases. The International Journal of Accounting 41, 406–435. Beneish, Messod D. 2001. Earnings Management: a Perspective. Managerial Finance Vol. 27 No. 12, 2001. Bin Abdul Munthalib, Unvar Rahman. 2002. The Effect of Religion on Earnings Management and Capital Structure: Evidence from Muslim and NonMuslim Managed Firms in Malaysia. Disertasi Massey University. Chen A, Qiu; Kelly B, Khim; E. Salterio, Steven. 2012. Do changes in audit actions and attitudes consistent with increased auditor scepticism deter aggressive earnings management? an experimental investigation. Accounting, Organizations and Society 37, 95–115. Cho, Jeasik; Trent, Allen, 2006, “Validity in qualitative research revisited”, Qualitative Research Journal SAGE Publications (London, Thousand Oaks and New Delhi) vol. 6(3) 319–340, page 326 Cooper, Donald R.; Schindler, Pamela S., 2006, “Business Research Methods 9th Ed”, McGraw-Hill Companies, pg. 226 Coyne, Imelda T., 1997, “Sampling in qualitative research. Purposeful and theoretical sampling; merging or clear boundaries?”, Journal of Advanced Nursing, 1997, 26, 623–630, page 625&627 Dechow, Patricia M., Sloan, Richard G., Sweeney, Amy P. 1995. Detecting Earnings Management, The Accounting Review Vol. 70, No. 2 April 1995. Denzin, Norman K.; Lincoln, Yvonna S., 1998, “The Landscape of Qualitative Research: Theories and Issues”, Sage Publications, Inc., page 3 Duff, Patricia A., 2008, “Case Study Research in Applied Linguistics”, Lawrence Erlbaum Associates Taylor & Francis Group, New York and London, page 22 Dul, Jan; Hak, Tony, 2008, “Case Study Methodology in Business Research”, Elsevier Ltd., London, page 250 28
Fitriani, Bayu Hardhianti. 2009. Persepsi Akuntansi Publik dan Mahasiswa Tentang Penerimaan Etika Terhadap Praktik Manajemen Laba. Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Jakarta. Flick, Uwe; von Kardorff, Ernst; Steinke, Ines, 2004, “a Companion to Qualitative Research”, SAGE Publications Ltd, 1 Oliver’s Yard 55 City Road London, page 1 Geiger, Marshall A., et.all. 2006. Perceptions of Earnings Management: The Effects of National Culture. Advances in International Accounting, Volume 19, 175–199. Gillham, Bill, 2000, “Case Study Research Methods”, Continuum Wellington House, London and Lexington Avenue New York, page 12. Hamdi, Faouzi Mohamed; Zarai, Mohamed Ali. 2012. Earnings Management to Avoid Earnings Decreases and Losses: Empirical Evidence From Islamic Banking Industry. Research Journal of Finance and Accounting. Vol. 3, No. 3, 2012. Hancock, Dawson R.; Algozzine, Bob, 2006, “Doing Case Study Research: a Practical Guide for Beginning Researchers”, Teachers College, Columbia University, page 33 Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable Dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 2, November 2008: 97-108. Hermawan, Asep. 2005. Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT. Grasindo. Himawati, Susana dan Subono, Agung. tt. Praktik Akuntansi dan Akuntansi Syariah di Indonesia. eprints.umk.ac.id ISSN : 1979-6889 Hussain Alkdai, Hussain Khalifa; Hanefah, Mustafa Mohd. 2012. Audit Committee Characteristics and Earnings Management in Malaysian ShariahCompliant Companies. Business and Management Review Vol. 2 (2) Pp. 52 – 61 April 2012 29
Inggarwati, Komala, Kaudin, Arnold. 2010. Persepsi Etis Pelaku Akuntansi Terhadap Praktik Manajemen Laba Berdasarkan Profesi Akuntansi dan Jender. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun 3, No. 3, Desember 2010. Jiang, Fuxiu; Zhu, Bing; Huang, Jicheng. 2013. CEO’s Financial Experience and Earnings Management. Journal of Multinational Financial Management 23, 134– 145. Jiraporn, Pornsit, et.all. 2008. Is Earnings Management Opportunistic Or Beneficial? an Agency Theory Perspective. International Review of Financial Analysis 17, 622–634. Kamlaa, Rania, Gallhofer B., Sonja, Haslam, Jim. 2006. Islam, Nature and Accounting: Islamic Principles and the Notion of Accounting for the Environment. Accounting Forum 30, 245–265. Kawedar, Warsito. 2005. Sikap Etis Akuntan dan Pengguna Jasa Akuntan Terhadap Praktik Manajemen Laba. Jurnal Akuntanai & Auditing Volume 01/No. 02/Mei 2005: 198-214. Kombinasi Hukum Ekonomi Syariah at badilag.net/data/khes/BUKU%20IV.pdf Kuoa, Jing-Ming, Ning, Lutao, Song, Xiaoqi. 2014. The Real and Accrual-Based Earnings Management Behaviors: Evidence from the Split Share Structure Reform in China. The International Journal of Accounting 49, 101–136. Mahdavikhou, Mahdi, Khotanlou, Mohsen. 2012. New Approach to Teaching of Ethics in Accounting "Introducing Islamic Ethics into Accounting Education". Procedia-Social and Behavioral Sciences 46, 1318 – 1322. Malterud, Kirsti, 2001, “Qualitative Research: Standards, Challenges, and Guidelines”, The Lancet, Vol. 358, August 11. Marshall, Martin N., 1996, “Sampling for Qualitative Research”, Family Practice@Oxford University Press, Vol. 13 No. 6, pg. 523 Martadi, Indiana Farid; Suranta, Sri. 2006. Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akutansi, dan Karyawan Bagian Akutansi Dipandang dari Segi Gender 30
Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi (Studi di Wilayah Surakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Matsuura, Souichi. 2008. On The Relation Between Real Earnings Management And Accounting Earnings Management: Income Smoothing Perspective. Journal of International Business Research Vol 7 Special Issue 3, 2008. Maxwell, Joseph A., 1992, “Understanding and Validity in Qualitative Research”, Harvard Educational Review; Fall 1992; Vol. 62, No. 3; Research Library Core pg. 279-300 Mays, Nicholas; Pope, Catherine, 2000, “Assessing Quality in Qualitative Research”, British Medical Journal Volume 320, 1 january 2000, 50-52 untuk kriteria no 5 McEnroe, John E. 2007. Perceptions of the Effect of Sarbanes-Oxley on Earnings Management Practices. Research in Accounting Regulation, Volume 19, 137–157. McPhail, Ken; Walters, Diane. 2009. Accounting and Business Ethics: an Introduction. Routledge Taylor and Francis Group e-Library. London and New York. Miles, Matthew B.; Huberman, A. Michael, 1994, “Qualitative Data Analysis 2nd edition”, SAGE Publication, Inc. Thousand Oaks London, page 278280 Ningsaptiti, Restie. 2010. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006-2008). Skripsi Universitas Diponegoro. Semarang. Patton, Michael Quinn, 1999, “Enhancing the Quality and Credibility of Qualitative Analysis”, Health Services Research 34:5 Part II (December 1999), page 1190 Permatasari, Yuli. 2014. Persepsi Mahasiswa Terhadap Praktik Manajemen Laba. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Makasar.
31
Purnawanti, Noor Dzulhijjah. 2012. Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010). Skripsi Universitas Diponegoro. Semarang. Purnomo, Budi S., Pratiwi, Puji. 2009. Pengaruh Earnings Power Terhadap Praktik Manajemen Laba (Earnings Management) (Studi Kasus Pada Perusahaan Go Public Sektor Manufaktur). Jurnal Media Ekonomi Vol 14 No 1 April 2009. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Rachmawati, Yulia; Fuad. 2013. Pengaruh Kualitas Auditor Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011). Diponegoro Journal of Accounting Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1-9. Ritchie, Jane; Lewis, Jane, et all., 2003, “Qualitative Research A Guide for Social Science Students and Researchers”, SAGE Publication, Ltd London, pg. 81. Sheikh Obid, Siti Normala, Demikha, Lotfi. 2011. Earnings Management: Islamic Perspective. Asia Pacific Journal Of Accounting And Finance Volume 2 (1), December 2011, Pp. 77-89. Sheikh Obid, Siti Normala, Demikha, Lotfi. 2012. Structural Framework of Islamic Aqidah on the Practice of Earning Management. Journal of Middle Eastern and Islamic Studies (In Asia) Vol. 6, No. 4. Siregar, Sylvia Veronica, Utama, Sidharta. 2008. Type of Earnings Management and the Effect of Ownership Structure, Firm Size, and CorporateGovernance Practices: Evidence from Indonesia. The International Journal of Accounting 43, 1–27. Utami, Wiwik; Indriawati, Fitri. 2006. Muatan Etika Dalam Pengajaran Akuntansi Keuangan dan Dampaknya Terhadap Persepsi Etika Mahasiswa: Studi Eksperimen Semu. Simposium Nasional Akuntansi 9, Agustus 2006, Padang.
32
Westbrook, Lynn, 1994, “Qualitative Research Methods: A Review of Mayor Stages, Data Analysis Techniques, and Quality Controls”, LISR Volume 16, 241-254, page 245 Widyaningdyah, Agnes Utari. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 3 No. 2 November 2001. Universitas Kristen Petra. Surabaya. Wildemuth, Barbara M., 2009, “Applications of social research methods to questions in information and library science”, Libraries Unlimited, Westport, London, page. 51 Wolk, Harry I.; Dodd, James L.; Rozycki, John J. 2013. Accounting Theory: Conceptual Issues in a Political and Economic Environment 8th ed. SAGE Publications, Inc. Xu, Weihong. 2010. Do Management Earnings Forecasts Incorporate Information In Accruals? Journal of Accounting and Economics 49, 227–246 Yustisia, Satia; Prihatiningtias, Widya Yeney. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Emosional, Spiritual dan Sosial Terhadap Persepsi Mahasiswa Mengenai Laba Akuntansi. Zainuldin, Mohd Haniff. 2012. Earnings Quality in Financial Institutions: A Comparative Study of Islamic Banks and Conventional Banks. International Journal of Integrated Engineering.
33
LAMPIRAN A. PERSONALIA PENELITIAN 1.
Ketua Peneliti a. Nama lengkap dan gelar
: Andi Triyanto, SEI.
b. Pendidikan
: S-1 Akuntansi Syariah STAIN Surakarta S-2 Magister Studi Islam UII Yogyakarta
c. Golongan/Pangkat/NIS
: III A/ 058106017
d. Jabatan fungsional
: Asisten Ahli
e. Jabatan struktural
:-
f. Fakultas/program studi
: Agama Islam/Muamalat
g. Bidang Keahlian
: Akuntansi Syariah
h. Penelitian dan Pengabdian
:
1) Pembimbing LKTI Mahasiswa Juara I Jateng-DIY 2006 Pengentasan Kemiskinan dengan Zakat dan Peningkatan Etos Kerja Dalam Pemberdayaan Ekonomi Kaum Dhu’afa (Studi Kasus Bank Mu’amalat dan Rumah Zakat DKD Magelang). 2) Ketua Peneliti (LP3M UMM) Tahun 2007 Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Produk Pembiayaan di BMT Kota dan Kabupaten Magelang. 3) Ketua Peneliti (Dosen Muda DIKTI) Tahun 2008 Penerapan Celestial Management Pada Bank Muamalat Indonesia Wilayah Jawa Tengah 4) Ketua Peneliti (LP3M UMM) Tahun 2009 Studi Komparasi Penerapan Akad Murabahah Pada Baitul Maal Wa Tamwil (Studi Kasus BMT LeSyariah Magelang dengan BMT Arafah Surakarta). 5) Anggota Penelitian (LP3M UMM) Tahun 2011 Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Pada Besaran Zakat Profesi di Lembaga Amil Zakat Kota dan Kabupaten Magelang. 6) Ketua Peneliti (LP3M UMM) Tahun 2013 Penerapan Good Governance Pada Lembaga Amil Zakat (Studi Kasus Wisma Zakat DKD Magelang). Magelang, Maret 2015 Andi Triyanto, SEI.
34
2.
Anggota Peneliti a. Nama lengkap dan gelar
: Siti Noor Khikmah, M.Si.
b. Pendidikan
: S-1 Akuntansi FE Unmuh. Malang S-2 Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang
c. Golongan/Pangkat/NIS
: III C / 997308155
d. Jabatan fungsional
: Lektor Kepala
e. Jabatan struktural
: Kepala BAK
f. Fakultas/program studi
: Ekonomi/Akuntansi
g. Bidang Keahlian
: Akuntansi
h. Penelitian dan Pengabdian
:
1) Ketua Peneliti (LP3M UMM) Tahun 2006 Keberadaan Komite Audit, Dewan Komisaris, dan Corporate Governance terhadap Kinerja perusahaan 2) Ketua Peneliti (LP3M UMM) Tahun 2007 Kontribusi Pedagang Kaki Lima terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi kasus Di Kota Magelang) 3) Ketua Peneliti (Dosen Muda DIKTI) Tahun 2010 Kualitas jasa Audit Internal terhadap Efektivitas Pengendalian Internal pada Hotel di Magelang 4) Ketua Peneliti (LP3M UMM) Tahun 2011 Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Perkembangan Usaha Koperasi di Kota Magelang 5) Ketua Peneliti (Dosen Muda DIKTI) Tahun 2012 Persepsi UKM terhadap SAK ETAP Guna Peningkatan Kinerja perusahaan di UKM Kota Magelang 6) Ketua Peneliti (LP3M UMM) Tahun 2013 Gaya Kepemimpinan, Kualitas SDM, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Magelang, Maret 2015
Siti Noor Khikmah, M.Si.
35
B. INSTRUMEN PENELITIAN SIMULASI KASUS MANAJEMEN LABA Nama
: …………………………………..
Kelas
: Reguler/Paralel
Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan
Anda adalah wakil presiden eksekutif sebuah perusahaan manufaktur. Perusahaan anda tutup selama dua minggu terakhir di bulan Desember setiap tahunnya. Selama dua minggu liburan tersebut dilakukan pemeliharaan ekstensif pada peralatan pabrik, yang menjadikan biaya pemeliharaan menjadi mahal. CEO perusahaan khawatir gagal dalam mencapai target laba tahun ini yang akan berdampak pada harga saham maupun obligasi sehingga menurunkan peringkat perusahaan. Tahun ini, dalam rangka mencapai laba yang direncanakan, perusahaan mempertimbangkan untuk menunda semua jadwal pemeliharaan alat selama dua minggu terakhir bulan Desember sampai bulan Maret tahun depan. Kebijakan tersebut mempengaruhi pendapatan tahun berjalan yang akan meningkat karena tidak ada biaya akan dikeluarkan selama bulan Desember. Apakah anda menunjukkan dukungan atau penentangan terhadap kebijakan menunda pemeliharaan peralatan perusahaan tersebut. Menolak tegas penundaan 1
Netral
2
3
Mendukung kuat penundaan 4
5
6
7
(silakan beri tanda silang (x) pada angka yang mewakili pendapat anda) Tolong jelaskan secara singkat jawaban anda:_______________________________ ____________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ 36
Pertanyaan Pelaporan Keuangan: Silakan gunakan skala berikut untuk menunjukkan persetujuan atau ketidaksetujuan dengan masing-masing pernyataan berikut. Sangat Tidak Setuju 1
Netral
2
3
Sangat Setuju 4
5
6
7
(silakan beri tanda silang (x) pada angka yang mewakili pendapat anda) Tulis angka yang paling tepat menggambarkan kesepakatan atau ketidaksepakatan dalam ruang di sebelah kanan setiap pertanyaan. 1.
Resiko utama yang dihadapi perusahaan tetap harus diungkapkan dalam laporan keuangan meskipun konsekuensinya sulit bagi perusahaan untuk bertahan hidup ______ 2. Para petinggi perusahaan memiliki tanggung jawab yang lebih tinggi kepada para pemegang saham dibanding karyawan perusahaan ______ 3. Perusahaan-perusahaan terlalu terbebani kewajiban untuk mengikuti aturan akuntansi yang kompleks dan menerbitkan laporan keuangan secara luas ______ 4. Pengungkapan laporan keuangan yang lebih luas oleh perusahaan-perusahaan diperlukan untuk mencapai “keadilan” dalam pasar saham dan obligasi ______ 5. Saya akan menghilangkan informasi yang diperlukan dari laporan keuangan jika saya pikir informasi tersebut justru akan digunakan oleh perusahaan lain untuk bersaing dengan perusahaan saya ______ 6. Aturan akuntansi saat ini memaksa banyak perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih banyak daripada yang benar-benar dibutuhkan oleh investor ______ 7. Gaji manajemen dan penghasilan tambahan adalah informasi pribadi dan tidak (perlu/boleh) dilaporkan kepada publik ______ 8. Anggaran operasional dan estimasi pendapatan untuk tahun mendatang harus diungkapkan dalam laporan keuangan ______ 9. Saya tidak segan sengaja salah menyajikan laporan keuangan jika hal itu diperlukan untuk mencegah kebangkrutan perusahaan dan (untuk tetap) memberi pekerjaan bagi karyawan saya ______ 10. Auditor Independen (KAP) itu bukan bagian manajemen, mereka bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan investor luar ______ 11. Pengurangan akhir tahun dalam pengeluaran diskresioner (seperti biaya pemeliharaan dan periklanan) harus dilaporkan dalam laporan keuangan ______ 37