LAPORAN PENDAHULUAN (NUTRISI) 1. Konsep Kebutuhan Nutrisi a. Definisi / deskripsi kebutuhan nutrisi. Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Gizi adalah substansi organik dan nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004 : 1116). Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008:27). Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral mempunyai tiga fungsi utama yaitu : 1) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh 2) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot 3) Mengatur proses tubuh. b. Anatomi dan fisiologi system pencernaan 1) Rongga oral a) Bibir : berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara. b) Lidah : berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam produksi wicara. c) Kelenjar
saliva
:
melarutkan
makanan
secara
kimia,
melembabkan dan melumasi makanan, sekresi amilase untuk mengurang zat tepung menjadi polisakarida dan maltosa, sebagai zat buang, membersihkan rongga oral dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.
d) Gigi : menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan. 2) Faring : berperan dalam proses menelan. 3) Esofagus : menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalis. 4) Lambung : penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi mukus, produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vit. B12), absorpsi. 5) Usus halus (duodenum, yeyunum, ileum) : mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati, secara selektif mengabsorpsi produk digesti. 6) Usus besar : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolitdari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system pencernaan. Diet Diet yang sembaranga dapat mempengaruhi kerja sistem pencernaan sehingga terjadi gengguan dalam mencerna nutrisi dan akhirnya proses pencernaan tida optimal dalam melakukan fungsinya. Diet yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan antara lain adalah makanan pedas, asam dan bersantan pekat. Penyakit Sistem pencrnaan adalah organ yang paling sering di lalui oleh benda-benda dari luar tubuh misal makanan, sehingga sangat rentan sekali terkena gangguan apabila sistem pertahanan tubuh tidak adekuat. Tidak heran jika banyak terjadi gangguan pada sistem pencernaan karena hal tersebut yang kita tidak tahu dan menyadari berapa banyak kuman yang masuk kedalam sistem pencernaan kita. Bahan kimia Sering kita memasukan bahan kimia kedalam mulut kita baik
disengaja maupun tidak disengaja, dan melukai salah satu organ di rongga mulut dan bahkan masuk sampai organ pencernaan bagian dalam sehingga mengakibatkan fungsi organ tersebut mengalami gangguan. d. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system pencernaan. •
Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja bakteri pada karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut, yang pada waktunya menghasilkan asam-asam yang melarutkan email gigi.
•
Kanker rongga mulut
•
Akalasia adalah tidak adanya atau tidak efektifnya peristaltik esofagus distal disertai dengan kegagalan sfingter esofagus untuk rileks dalam respon terhadap menelan.
•
Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono.
•
Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
•
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi (feses cair)
•
Peritonitis adalah inflamasi peritonium-lapisan membran serisa rongga abdomen dan meliputi visera.
2. Rencana Asuhan Keperawatan Kliean dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi a. Pengkajian 1) Riwayat keperawatan a) Keluhan utama Klien mengatakan merasa mual, muntah, BAB lebih dari
5x/hari
dengan
konsistensi
cair,
nafsu
makan
menurun/meningkat, mengalami penurunan/peningkatan BB. b) Keluhan sekarang Klien merasa lemas dan tidak nafsu makan, mual, muntah. Nafsu makan meningkat dan mudah merasa lapar.
c) Keluhan masa lalu Klien pernah menderita gangguan sistem pencernaan. 2) Pemeriksaan fisik : data fokus -
Penampilan umum dan vitalitas : Apatis, lesu, tampak lelah
-
Berat badan : Berat badan kurang atau berlebih
-
Rambut : Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh
-
Kulit : Kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen, ada petekia atau memar, lemak subkutan sedikit
-
Kuku : Rapuh, pucat, bentuk seperti sendok
-
Mata : Kering, konjungtiva pucat atau merah, kornea lembut
-
Lidah : Berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak, ukuran lidah bertambah atau berkurang
-
Bibir : Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir
-
Gusi : Bengkak, meradang, mudah berdarah, berbentuk seperti spon
-
Otot : Tonus buruk, lembek dan tidak berkembang
-
Sistem kardiovaskular : Frekuensi nadi meningkat, TD meningkat, trama jantung abnormal (ireguler)
-
Sistem pencernaan : Anoreksia, indigesti, diare, konstipasi
-
Sistem persarafan : Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian, bingung
3) Pemeriksaan penunjang Ó Pemeriksaan Hb Laki-laki dewasa (14-18 gr/dl) Wanita dewasa (12-16 gr/dl) Ó Pemeriksaan Albumin (3,5-4,5 gr/dl) Ó Rontgen Ó TG (<150 mg/dl) Ó Kolesterol (<200 mg/dl) Ó HDL (>50 mg/dl)
Ó LDL (<130 mg/dl) b. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan 1) Definisi Intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik 2) Batasan karakteristik Berat badan dibawah ideal lebih dari 20% Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan yang dianjurkan Konjungtiva dan membran mukus pucat Lemah otot untuk menelan atau mengunyah Luka, inflamasi pada rongga mulut Mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan Melaporkan kurang makan Melaporkan perubahan sensasi rasa Tidak mampu mengunyah makanan Miskonsepsi Penurunan berat badan dengan intake makanan adekuat Enggan makan Kram abdominal Tonus otot buruk Nyeri abdomen patologi atau bukan Kerusakan minat terhadap makan Pembuluh kapiler rapuh Diare atau steatorea Kehilangan rambut banyak Suara usus hiperaktif Kurang informasi, misinformasi 3) Faktor yang berhubungan
Tidak mampu dalam memasukkan,mencerna, mengabsorpsi makanan karena faktor biologi, psikologi, atau ekonomi. Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan 1) Definisi Intake nutrisi melebihi kebutuhan 2) Batasan karakteristik Tebal kulit trisep >25 mm pada wanita dan >15 mm pada lakilaki Berat badan 20% diatas ideal Respon makan karena eksternal (situasi sosial, waktu) Melaporkan disfungsi pola makan (misal memasang makan dengan aktivitas lain) Tingkat aktivitas menetap Konsentrasi intake makanan pada menjelang malam 3) Faktor yang berhubungan Intake berlebih dalam hubungan dengan metabolisme tubuh Diagnosa 3 : Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan 1) Definisi 2) Batasan karakteristik 3) Faktor yang berhubungan Diagnosa 4 : Risiko ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan 1) Definisi Risiko terhadap intake nutrisi melebihi kebutuhan tubuh 2) Faktor risiko
Melaporkan memulai makanan padat sebagai sumber makanan utama sebelum usia 5 bulan Intake makanan berkonsentrasi/makanan berat di malam hari Melaporkan atau menunjukan obesitas pada satu atau kedua orang tua Melaporkan atau menunjukan berat badan diatas normal pada awal kehamilan Transisi cepat dalam pertumbuhan persentil pada anak atau bayi Makanan dengan aktifitas lain Menunjukan penggunaan makanan sebagai alat kepuasan atau hadiah Respon makan sebagai isyarat interna dibanding dengan rasa lapar (misal cemas) Respon makan sebagai isyarat ekstrna (misal., situasi sosial, waktu makan) Disfungsi pola makan c. Perencanaan Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan 1) Tujuan dan kriteria hasil Tujuan -
: Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik.
Kriteria hasil : -
Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
-
Peningkatan BB
-
Prtambahan LLA
-
Menghabiskan porsi makanan yang diberikan
2) Intervensi keperawatan dan rasional Intervensi 1. Kaji faktor penyebab
Rasional 1. Penyebab dapat memudahkan untuk menentukan intervensi yang tepat
2. Monitor TTV 3. Jelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan cairan. 4. Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan. 5. Timbang BB 6. Lakukan oral hygiene 7. Inspeksi bibir
konjungtiva,
mukosa
8. Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering. 9. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai bagi klien. 10. Kolaborasi untuk pemberian nutrisi melalui NGT. 11. Kolaborasi untuk nutrisi intravena.
pemberian
2. Nadi dan TD meningkat dapat menendakan hipoglikemi. 3. Asupan utrisi kompeks yang adekuat berperan dalam memenuhi kebutuhan energi dan menjaga keseimbangan tubuh. 4. Rasa mual dapat menurunkan nafsu makan. 5. Peningkatan BB menunjukan kebutuhan nutrisi terpenuhi. 6. Mulut yang bersih dan sehat dapat meningkatkan selera makan. 7. Nutrisi yang adekuat dapat ditandakan dengan konjungtiva dan mukosa bibir lembab dan berwarna merah muda. 8. Makan yang berlebih akan menimbulkan rasa mual dan muntah. 9. Mencegah komplikasi jika ada penyakit penyerta. 10. Klien dengan gangguan rongga oral an esofagus tidak dapat mengunyah dan menelan makanan. 11. Pada pasien gangguan usus halus terjadi hambatan dalam absorpsi nutrisi.
Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan 1) Tujuan dan kriteria hasil Tujuan -
: Menurunkan BB dalam batas normal/ideal
Kriteria hasil : -
Menjelaskan alasan peningkataan asupan nutrisi
-
Penurunan BB
-
LLA berkurang
2) Intervensi keperawatan dan rasional Intervensi 1. Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan.
Rasional 1. Penyebab dapat memudahkan untuk menentukan intervensi yang tepat.
2. Timbang BB 3. Ajarkan teknik-teknik modifikasi prilaku untuk mengurangi asupan kalori, seperti : - Jangan makan pada saat melakukan kegiatan lain
-
Minum satu gelas air sesaat sebelum makan
-
Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis dan alkohol
-
Siapkan makanan dalam porsi kecil yang hanya cukup untuk satu kali makan dan buang sisanya 4. Instruksikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna membekar kalori. 5. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai bagi klien.
2. Mengukur setiap perubahan BB secara berkala. 3. -
Makanan selingan menambah kalori secara tidak disadarai dan akan terjadi penumpukan lemak secara berlebih. - Mnstimulus reseptor kenyanga agar tidak mekan secara berlebihan. - Makanan berlebih mengakibatkan penyimpanan energi berupa lemak yang berlebih. - Kebutuhan energi sesuai kebutuhan mencegah penyimpanan kalori berlebih. 4. Kalori yang menumpuk berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular. 5. Diet tinggi protein dan tinggi serat dapat membantu dalam program penurunan berat badan.
Diagnosa 3 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan 1) Tujuan dan kriteria hasil Tujuan
:
Kriteria hasil : 2) Intervensi keperawatan dan rasional Diagnosa 4 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan 1) Tujuan dan kriteria hasil Tujuan
:
Kriteria hasil : 2) Intervensi keperawatan dan rasional
DAFTAR PUSTAKA Mubarak, W Iqbal, Chayatin N,. (2005) Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa keperawatan Sloane, Ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC. Bare, Brenda G.,(2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC