PENGUKURAN KECERNAAN (2) M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen INTP, Fapet IPB Website: http://intp.fapet. ipb.ac.id Email:
[email protected]
Pakan Air
Bahan Kering Abu
Protein Kasar
B h Bahan O Organik ik
Lemak Kasar
Serat Kasar
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
Densitas Nutrien: Kandungan nutrien tertentu per unit bobot pakan
Nilai Gizi (Nutritive Value)
Densitas Nutrien: Kandungan zat makanan tertentu per unit bobt pakan Digestibility: Kemampuan seekor t ternak k untuk t k mencerna dan d menyerap nutrient
Apparent dietary intake – fecal output = x 100 digestibility (%) dietary intake
Kecernaan (Digestibility) Peubah yang menunjukkan ketersediaan nutrient dalam pakan dan merupakan salah satu indikator kualitas pakan
Apparent = digestibility (%)
dietary intake – fecal output dietary intake
x 100
PENGUKURAN KECERNAAN
Pengukuran Kecernaan
In vivo In vitro In Sacco / In situ Indikator Menke Gas Test
PENGUKURAN KECERNAAN IN VIVO PADA RUMINANSIA Pemberian pakan secara individu Pengumpulan feces terpisah dari urin Jumlah ternak yang mencukupi dan harus seragam
(breed, sex, umur, berat badan, kemampuan kecernaan dan kondisi kesehatan)
Pada ruminansia periode adaptasi (14 hari) pengambilan sampel (7 hari) Konsumsi berkesinambungan
PENGUKURAN KECERNAAN IN VIVO PADA RUMINANSIA Konsumsi pakan diukur setiap 24 jam Pakan yang diberikan ditimbang dan diukur kadar nutriennya Sisa pakan ditimbang, ditimbang diukur kadar nutriennya; Kadar nutrien pakan yang diberikan tidak sama dengan pakan sisa Percobaan dilakukan di kandang metabolis
KANDANG METABOLIS Mengumpulkan g p feces Memisahkan feces dari urin Diperoleh p data individu Dilengkapi tempat pakan dan air Bahan: bambu, kayu, stainless steel
Tujuan Preliminary Period
Mengkondisikan ternak pada lingkungan baru Membiasakan ternak dengan makanan baru Menghilangkan pengaruh makanan sebelumnya
PENGUKURAN KECERNAAN IN VIVO PADA UNGGAS Dipilih dua kelompok ayam yang sehat Ayam dipuasakan 24 jam Kelompok A diberi makan 50 g selama 2 Jam Setelah makan dipuasakan p lagi g 24 jjam Kelompok B tetap berpuasa 24 jam lagi Feces eces d dibersihkan be s a da dari kotoran, oto a , d dikeringkan e g a da dan d digiling g g Pakan dan feces individu ayam dianalisis kadar nutriennya
Pengukuran Kecernaan
In Vitro
Tilley-Terry (2 stages)
RUSITEC (Rumen Simulation Technique)
Tahap I: Pencernaan Rumen
Inkubasi 24 jam incubasi anaerob dalam cairan rumen pada 39OC dan pH 6.6-6.8
Tahap p II: Pencernaan Pasca Rumen ((Gastric digestion)
Inkubasi residu selama 24 jam dalam larutan pepsin pada pH 2
KAJIAN LAJU DEGRADASI PAKAN IN SACCO
Kantong Nylon (Nylon/Cloth bags) Memerlukan M l k hewan h berfistula b fi t l (fistulated (fi t l t d animal) Pengukuran laju pencernaan (disappearance/digestion) pakan dalam kantong nylon dacron (pore size 44 µm) yang dibenamkan dalam rumen hewan berfistula.
LAJU DEGRADASI PAKAN DALAM KANTONG NYLON Kantong yang digunakan: NYLON 325-Nytal Ukuran p pori 44 mikron Jumlah pori 126 per cm2 Ukuran Kantong 9 x 20 cm Bahan (2 g) telah digiling dengan saringan 2 mm Inkubasi dalam rumen 0, 6, 12, 24, 48, 96 jam Sapi Hereford berpistula (4 ekor) Rancangan bujur sangkar latin (BSL) Setelah inkubasi kantong g dicuci dengan g air mengalir g
Sapi Hereford Fistula
Sapi FH Fistula
Sapi Fistula
PERSAMAAN NONLINEAR St = A + B (1 – e-Ct) St = Bagian yang terdegradasi setelah inkubasi selama “t” t jam A = Komponen pakan yang terlarut B = Bagian pakan yang dapat didegradasi C = Laju degradasi komponen ”B”
Laju Degradasi Bahan Kering Pakan yang Dinkubasikan dalam Rumen Sapi p y yang g Mendapat p Ransum Sama
BK TERDEGRADASII (g/kg)
1000 900 800
BARLEY
700
DEDAK
600
NENAS
500
A-BIR
400
R-RAY
300
CLOVER
200 100 0 0
12
24
36
48
60
72
LAMA INKUBASI (Jam)
84
96
Pengukuran Kecernaan Metode Indikator PPenggunakan indikator sebagai TRACER SSyarat Indikator: Tidak dicerna Tidak ada efek sampingan Tidak ada efek farmakologis Mencamp r dengan baik Mencampur Mudah diukur CContoh Indikator: chomic oxid, ferric polyethtilene powder, lignin, silica, chromogen
oxids,
Pengukuran Kecernaan Metode Indikator Kecernaan = 100 – 100 x % Indicator Pakan % Indikator Feces X % Nutrien Feces % Nutrien Pakan
Menke Gast Test Method
Hampir sama dengan metode in vitro
Gas yang terukur selama proses fermentasi (CO2 dan CH4) mencerminkan nilai kecernaan bahan makanan tsb.
Faktor yang Mempengaruhi Kecernaan Hijauan Pakan Umur Tanaman (Maturity or growth stage) Rasio Daun: Batang (Leaf:stem ratio) Spesies atau Kultivar P Pengolahan l h (Processing P i )
Diagram g Sel Tanaman
Isi Sel Protein Gula Lemak Pati Pectins
Dinding Sel
Dinding primer Dinding Sekunder
Hemicellulose Lignin Cellulose
NDF ADF
PENINGKATAN KECERNAAN
B l ayam asli Bulu li
Bulu ayam olah
Permukaan Partikel Pakan Kaya Serat
Permukaan Partikel Feces Dari Pakan Kaya Serat
Kecernaan Rumput Kering pada Sapi Perah Peubah
BK
PK
LK
10.2 2.5 7.7
Karbohidrat SK Pati 8.3 20.8 2.2 4.0 6.1 16.8
Konsumsi, kg Feces, kg Tercerna, kg
44.7 11.6 33.1
Kecernaan, %
73.8
75.5
73.5
52.9
80.8
1.7 0.8 0.9
HASIL PENGAMATAN Bahan
Perlakuan
A
(SE)
B
(g/kg) Lucerne
(SE) (g/kg)
C
(SE)
(fraksi/jam)
Barley
287
18
421
20
0 099 0.099
0 011 0.011
Dedak
287
18
429
21
0.099
0.011
Nenas
287
14
435
17
0.097
0.008
A Bi Bir
288
23
422
26
0 129 0.129
0 019 0.019
Barley
Standar
389
13
510
14
0.270
0.023
Dedak
Standar
463
9
429
10
0 105 0.105
0 006 0.006
Nenas
Standar
249
15
603
19
0.055
0.004
A Bir
Standar
74
15
559
19
0.056
0.047
R Ray
Standar
382
11
519
14
0.063
0.004
Clover
Standar
396
9
543
15
0.106
0.007
PENYERAPAN NUTRIENT
PASSIVE TRANSPORT
Difusi akibat perbedaan konsensi
ACTIVE TRANSPORT
villi engulf g molecules
Ke aliran darah atau sistem lymph