Laporan Kinerja
Direktur Kepatuhan Performance Report Director of Compliance
Penerapan Manajemen Risiko sesuai standard terbaik (best practice) dalam implementasi Basel II Accord Applying Risk management appropriate with best standard (best practice) in Basel II Accord implementation
Gambaran Umum di tahun General description in the year
2007
Seiring dengan kebijakan Pemerintah terkait dengan Penerapan Arsitek Perbankan Indonesia ( API ), Penerapan BASEL II Accord, dan Arsitek Sistem Keungan Indonesia. Bank Papua terus berupaya mengembangkan pengawasan bank yang berbasis risiko dan lebih berorientasi forward looking, kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku, pengawasan perbankan lebih difokuskan pada identifikasi, penilaian, pemantauan dan pengendalian terhadap risiko-risiko usaha bank. Selain itu, implementasinya diselaraskan dengan penerapan manajemen risiko dan penyempurnaan Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan Bank Papua.
As the strategic issue of banking development related to implementation of Indonesian banking Architect (IAI) ,implementation of BASEL’S II Accord, and Indonesian Financial System Architect, Bank, Papua remains to develop the risk-base control bank and forward looking orientation, bank compliance to valid regulation, banking control focused on identification, evaluation, investigating, and controlling to bank risk. Besides, the implementation must be based on risk management and good corporate government (GCG) in Bank Papua.
Good Coorporate Governance (GCG). Bank Papua telah melakukan penerapan Good Coorporate Governance (GCG) sesuai dengan PBI nomor : 8/4/ PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan PBI nomor : 8/14/PBI/2006 tanggal 05 Oktober 2006 dengan penyajian
Good Coorporate Governance (GCG). Bank Papua had been applying Good Corporate Governance (GCG) according to PBI number: 8 / 4 / PBI / 2006 dates 30th January 2006 as it were changed by PBI numbers: 8 / 14 / PBI / 2006 date 05 October 2006 by representing each Financial report properly based
Laporan Tahunan-Annual Report 2007 Bank Papua
61
setiap Laporan Keuangan secara wajar sesuai standar akuntansi keuangan, dan telah membentuk komite nominasi dan remunerasi, komite audit dan komite pemantau risiko dibawah Dewan Komisaris.
Manajemen Risiko Bank Papua telah menerapkan manajemen risiko dengan strategi dan kebijakan pengelolaan dan pengendalian risiko dengan cara pemantauan risiko pasar secara berkala, melalui cara pengelompokan posisi Banking book dan mengukur kerugian maksimum yang diperkirakan akan muncul dari suatu portofolio akibat perubahan indikator suku bunga pasar dengan metode Value at Risk (VaR). Untuk risiko kredit digunakan metode Standard dan VaR, sedangkan untuk risiko likuiditas dan operasional digunakan internal model dan kondisi standar. Profil risiko Bank Papua tahun 2007 adalah sebagai berikut :
on banking accounting standards, and have formed nomination committee and remunerasi, audit committee and committee that observes the risk under Board of Commissioners.
Risk Management (RM) Bank Papua has implementing risk management with strategy and policy management and controlling risk with periodic monitoring of market risk, via positioning Banking Book and measures maximum loss emerging of an effect of portfolio because of changing market rate of interest indicated by methodic Value At Risk (VaR). To run the risk credit was utilized by method Standard and VaR, meanwhile for liquidity and operational risk is utilized internal model and standard. Risk Profile of Bank Papua years 2007, as follows:
TAHUN-YEAR 2007 NO. JENIS RISIKO
TYPE RUNS THE RISK NO. TW I
1 2 3 4 5
Risiko Kredit Risiko Pasar Risiko Likuiditas Risiko Operasional Risiko Kepatuhan
Peringkat Risiko Agregat
TW II
MODERATE TO LOW MODERATE MODERATE MODERATE
77,48 64,65 62,45 53,74
MODERATE
70,54 MODERATE TO LOW
MODERATE TO LOW MODERATE TO LOW MODERATE MODERATE TO LOW MODERATE TO LOW
TW III
TW IV
MODERATE TO LOW MODERATE MODERATE MODERATE TO LOW LOW
77,33 59,08 56,19 73,47 81,23
MODERATE TO LOW MODERATE TO LOW LOW MODERATE TO LOW LOW
75,50 MODERATE TO LOW
74,06
ACCEPTABLE TO STRONG
80,32 78,61 56,68 77,09 75,73
Penerapan KYC & Money Laundering Bank Papua berkomitmen dalam Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah (KYC) dan Anti Money Laundering (AML) dengan melakukan perbaikan/update data base nasabah sesuai dengan profilnya, dan memantau transaksitransaksi cash dengan mengembangkan aplikasi Cash Transaction Report (CTR) dan Suspect Transaction Report (STR). Kepatuhan terhadap Regulasi Bank Papua dalam melaksanakan semua kegiatan operasional bank tetap berpedoman pada prinsip prudential banking serta memastikan pelaksanaan usaha bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lainnya.
62
Laporan Tahunan-Annual Report 2007 Bank Papua
74,60 75,90 104,77 78,94 83,71
Credit risk Market risk Liquidity risk Operational risk Compliance risk
1 2 3 4 5
80,65 Rating Runs The Risk Aggregate
Implementation of KYC & Money Laundering Bank Papua has a commitment in Performing Know Your Customer Principle (KYC) and Anti Money Laundering (AML) by conducting repair / update customer data base corresponds to its profile, and monitoring cash’s transactions by develops Cash Transaction Report applications (CTR) and Suspect Transaction Report (STR). Compliance of Regulation In performs bank operational activity, Bank Papua hold on banking prudential principle and ensures that bank effort performing appropriate with Central bank of Indonesia regulation and another legislation regulation.
Strategi Direktur Kepatuhan Compliance director’s strategy
Penerapan Manajemen risiko pada Bank Papua dilaksanakan dengan mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum; serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/ DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, yang ditujukan agar Bank dapat mengimplementasikan Basel II Accord pada tahun 2008. Bank Papua diharapkan dalam penetapannya dilakukan bertahap dimulai dengan pendekatan yang paling sederhana (standar model), kemudian mengarah pada pendekatan yang lebih canggih (Internal model) yang senantiasa dikembangkan sesuai standar terbaik (best practice), yang secara garis besar meliputi indentifikasi risiko, pengukuran risiko, mitigasi risiko dan monitoring risiko.
Management risk implementation of Bank Papua to be performed to Central Bank of Indonesia regulation (PBI) No. 5 / 8 / PBI / 2003 dates May 19 2003 about Management Risk Implementation risk for Commercial Bank, and Central Bank of Indonesia Form Letter No. 5 / 21 / DPNP date of 29th September 2003 about Management Risk Implementation for Public Bank, attributed that Bank can implemented Basel II Accord in 2008. Bank Papua expected in establishment phase start with a simple approach (standard model), sophisticated approaching (Internal model) that been developed with best standard (best practice), that generally consist risk identification, risk measurement, risk mitigation and risk monitoring.
Dalam rangka penerapan dimaksud, Bank Papua telah membentuk infrastruktur pendukung manajemen risiko berupa kebijakan, Satuan Kerja dan Sistem yang mengintegrasikan inisiatif yang terkait dengan praktek manajemen risiko, seperti :
In order to implement the rule, Bank Papua has formed risk management supporting infrastructure is policy, Unit of work and System that integrate initiative which connected with risk management practice, as:
• • •
• Identify and does Gab Analysis to Bank Papua position in Basel’s II rule.
Mengidentifikasi dan melakukan Gab Analisis terhadap posisi Bank Papua terhadap ketentuan Basel II. Menyiapkan strategi dan penerapan Manajemen Risiko yang terintegrasi; Mempersiapkan infrastruktur organisasi termasuk sarana teknologi informasi yang diharapkan dapat mendukung langkah-langkah integrasi Manajemen Risiko.
Salah satu pemenuhan Bank Papua atas PBI dan SE BI di atas, Bank Papua telah menyusun profil risiko Bank yang di sampaikan setiap triwulan kepada Bank Indonesia sesuai jadual yang ditetapkan Bank Indonesia. Laporan profil risiko
• •
Making strategy and integrated Management risk management. Preparing organization infrastructure for information technology that expected supporting Risk Management integration.
One of Bank Papua’s accomplishment on PBI and Central Bank of Indonesia upon, Bank Papua have arranged Bank’s risk profile that submitted every quarter to Central Bank of Indonesia according to Central Bank of Indonesia schedule Risk Profile report of PT.
Laporan Tahunan-Annual Report 2007 Bank Papua
63
64
PT. Bank Papua menggambarkan risiko yang melekat dalam aktifitas fungsional bisnis bank (inherent risk) dan Sistem Pengendalian Risiko (risk control system) untuk masing-masing jenis risiko. Selain itu, Bank Papua juga secara internal mengupayakan penyusunan profil risiko dengan periode yang lebih pendek (bulanan) terutama terhadap risiko pasar, sehingga diharapkan dapat mendeteksi kinerja risiko lebih awal.
Bank Papua has describing the risk in businesses functional activity bank (inherent risk) and Risk Operation System (risk control system) for each one risk type. Besides, bank Papua also internally arranging risk profile with short time period (monthly) particularly to market risk, so is expected gets to detect earlier risk performance.
Dalam rangka pengelolaan risiko yang semakin komplek dan juga untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan bank yang sehat dan terpadu, Bank Papua juga telah memiliki Kebijakan Manajemen Risiko.
More complex risk management and also to fulfills bank management health and harmony needs, Bank Papua has also Risk management policy.
Memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi bank Umum, Bank Papua telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Divisi Manajemen Risiko yang dapat memastikan berfungsinya pengelolaan risiko yang menyeluruh, terpadu, terukur dan terkendali.
In order to fulfills Bank Indonesia’s rule about risk management implementation for public Bank, Bank Papua has formed Risk Management Committee and Risk Management division that ensure its function of comprehensive, solid, measurable and under control.
Komite Manajemen Risiko di Bank Papua yang dibentuk sejak tanggal 25 Pebrari 2004, bertanggung jawab atas penetapan kebijakan manajemen risiko bank secara menyeluruh seperti penetapan limit internal antara lain limit parameter risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi dan risiko trategis.
Risk Management committee at Bank Papua was build since of 25 February 2004, responsible in decide of bank’s risk management policy comprehensiveness like internal limit establishment consist of market risk parameter limit internal. Limit is market risk parameter, liquidity risk, credit risk, operational risk, liquidity risk, loan risk, operational risk, compliance risk, regulation risk, reputation risk, and strategic risk.
Divisi Manajemen Risiko yang telah terbentuk dan berada dibawah supervisi Direktur Kepatuhan; bertanggung jawab dalam mengelola/mengkoordinasikan seluruh risiko yang dihadapi Bank termasuk dalam menetapkan kebijakan dan pedoman risiko.
Risk Management division that established and under compliance director supervision, has responsibility in managing / coordination to all risk against Bank includes in deciding policy and risk guidance.
Laporan Tahunan-Annual Report 2007 Bank Papua
Disamping itu, sebagai jawaban terhadap peraturan Bank Indonesia No. 7/25/PBI/2005 tentang Sertifikasi Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum, Bank Papua juga telah mempersiapkan langkah-langkah awal diantaranya dengan mengirimkan pegawai dari unit kerja manajemen risiko dan unit kerja operasional serta seluruh pejabat dengan kategori 3 (tiga) level dibawah Direktur Bank untuk mengikuti pelatihan dan mengikuti ujian Sertifikasi Manajemen Risiko yang diselenggarakan oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) yang bekerjasama dengan Global Association of Risk Profesional (GARP). Diharapkan melalui sertifikasi ini serta pelatihan yang intensif, bank diharapkan dapat menyiapkan sumber daya manusia yang yang bersertifikasi manajemen risiko sesuai ketentuan BI.
Bank regulation number 7 / 25 / PBI / 2005 about Risk Management certificate for Commercial Bank Officials, Bank Papua has also plans such as sending employee from risk management and operational work unit and also all employee with 3 (three) grade under board of director to join training and accepting risk management certificate test that conducted by risk management certificate Management (BSMR) that cooperated with Global Association Of Risk Professional (GARP). Expected via this certification and intensive training, bank can make human resources which have risk management certification according to Central Bank of Indonesia rules.
Selain untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan persiapan Basel II, Bank Papua juga berupaya mengembangkan Manajemen Risiko yang sesuai dengan kebutuhan Strategis dan Operasional Bank; yang dituangkan dalam suatu penyusunan “Road Map “ Manajemen Risiko PT. Bank Papua yang saat ini masih dalam proses pengusulan. Harapan yang dituju dengan melalui ”road map” tersebut maka pengelolaan manajemen risiko di Bank Papua dapat terintegrasi dan menjadi proses yang ”embedded” khususnya untuk menunjang rencana bisnis yang dapat memberikan nilai tambah (value added) bagi Bank Papua dan Stakeholders Bank.
Besides for fulfilling Central Bank of Indonesia regulation and preparation of Basel II, Bank Papua also gets effort to develop Risk Management appropriate to Strategic requirement and Bank Operational; which written in “ Road Map “ Risk Management PT. Bank Papua is still in proposing process. The expectation of” road map ” that risk management at Bank Papua gets integrated and as process which ” embedded ” particularly to support plan business that can give added value for Bank Papua and Stakeholders.
Laporan Tahunan-Annual Report 2007 Bank Papua
65
1. Faktor-Faktor Risiko
66
1. Risk Factors
Beberapa risiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi usaha Bank Papua secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1.1.Risiko Kredit Risiko kredit merupakan risiko yang dihadapi Bank Papua mengingat sebagian besar aktiva perusahaan berupa kredit yang diberikan kepada nasabah. Pengelolan risiko kredit Bank Papua diarahkan untuk meningkatkan ekspansi kredit yang sehat dan mengelola kredit yang diberikan dari penurunan kualitas atau menjadi Non Performing Loan (NPL). Nilai NPL yang terkendali pada akhirnya akan meminimalkan kerugian dan sebaliknya mengoptimalkan penggunaan modal yang dialokasikan untuk risiko kredit. Kebijakan yang telah diambil Bank Papua yaitu mengimplementasikan kebijakan dan pedoman tertulis mengenai pemberian kredit yang mencakup Kebijakan Perkreditan dan Pedoman Pelaksanaannya. Dalam rangka mendukung proses pemberian kredit dengan praktek prudential banking, maka Bank Papua juga melakukan review dan penyempurnaan terhadap kebijakan tersebut secara periodik sesuai perkembangan bisnis terkini. Terkendalinya praktek pemberian kredit yang sehat diharapkan posisi NPL (3%) dapat di kendalikan kearah yang lebih berisiko rendah yang akhirnya lebih meminimalkan potensi kerugian bank. Secara historis Konsentrasi kredit Bank Papua menunjukkan cukup terkonsentrasi pada pembiayaan jenis kredit konsumtif. Untuk memperkecil munculnya risiko terkonsentrasinya kredit pada satu jenis kredit, maka perlu dilakukan mitigasi risiko dengan cara menerapkan diversifikasi terhadap pembiayaan kredit. Sehingga penyebarannya lebih merata. Sejalan dengan perkembangan penerapan alat ukur risiko yang lebih sensitif terhadap alokasi permodalan; Bank Papua terus berupaya untuk meningkatkan alat ukur risiko kredit yang dapat memberikan insentif terhadap alokasi modal risiko yang lebih rendah saat penerapan Basel II Capital Accord di masa mendatang.
Several risks that predicted can influence Bank Papua business generally as follows:
1.2.Risiko Pasar Risiko Pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk rekening yang terjadi akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan suku bunga. Dengan pertimbangan penyaluran dana dalam bentuk Penempatan antar Bank yang memiliki volatilitas bunga
1.2. Market Risk Market risk is the lossing risk on balancesheet and administrative account including account effect change as a whole of condition of market, including rate of interest risk.
Laporan Tahunan-Annual Report 2007 Bank Papua
1.1. Risk of loan Risk of loan is type of risk that faces Bank Papua remembering of mostly company asset is loans which are given to customer. Bank Papua’s loan risk managing focusing for increasing healthy loan expansion and manage loan which given from decreasing quality of Non Performing Loan (NPL). Controlled NPL’s pointing at the will minimalize loss on the other hand optimilaze the capital use that allocating for credit risk.
Policy that has already taken by Bank Papua is implementation policy and written guidance about credit application that range policy about credit and its Performing Guidance. In order to support credit application process with practicing prudential banking, therefore Bank Papua also review and completion to that policy periodically according to current business developing. Its conducted practicing healthy credit application expected positioning NPL (3%) can controlled into a minimum risk eventually pushing to a minimum loss bank. Historically, Bank Papua’s loan concentrated on consumptive loans. To minimize the risk of focusing on one kind loan type, therefore needs to be done by risk mitigation by applies diversification to credit finances. So it’s more broadcast. In line with measuring instrument implementation development runs more sensitive to capital allocation; Bank Papua continually increase risk measuring instrument credit that can give incentive to risks capital allocation which inferior while Basel II capital accord implement in the future.
yang selalu berubah-ubah di pasar maka Bank Papua telah mengimplementasikan metodologi stress test untuk mengkualifikasikan dan mitigasi risiko keuangan yang timbul akibat pergerakan suku bunga pasar yang mengarah kepada abnormal setiap bulannya. Strategi Manajemen terhadap resiko pasar yaitu menambah eksposure jangka waktu yang lebih panjang dalam penempatan antar Bank, sedangkan terkait dengan kemampuan Bank Papua untuk mengcover potensial lost akibat dari fluktuasi suku bunga akan berpengaruh kepada Market Risk Capital Charge, Value at Risk, dan Capital at Risk dibawah limit toleransi. Sedangkan strategi Bank Papua dalam menguasai pangsa pasar dalam upaya meningkatkan pendapatan (Market Share Revenue) yaitu dengan memaksimalkan Net Interest Margin pada Pricing Dana Pihak Ketiga tanpa mengabaikan pertimbangan faktor internal berupa biaya dana dan struktur target pendanaan , sedangkan faktor eksternal berupa likuiditas pasar, suku bunga pasar dan suku bunga pinjaman, serta bank pesaing.
with bank that have dynamic interest loyalty at market therefore Bank Papua have implemented stress test methodology for risk fund qualification and mitigation caused by market fund rate into an abnormal move for each months. Management strategy for risk market which is exposure added with long-term in placement with bank, meanwhile related to Bank Papua ability to cover lost potential caused by interest rate fluctuation will influence to Market Risk Capital Charge, Value at Risk, and Capital At Risk under tolerance limit. Meanwhile Bank Papua’s strategy in control market in the effort to increases income( Market Share Revenue) which is with maximizes Net Interest Margin on Pricing Third Party Fund and still considering internal factor as cost of fund and finance target structure, and external factor as liquidity of market, market rate of interest and loan rate of interest, and competitor bank.
1.3.Risiko Likuiditas. Bank Papua dalam mengelola risiko likuiditas mengeluarkan kebijakan berupa pemeliharaan cadangan likuiditas yang optimal, pengukuran dan penetapan limit risiko likuiditas, penyusunan analisa skenario dan contingency plan, penyusunan strategi pendanaan serta memiliki akses pasar. Strategi dalam meminimalkan risiko likuiditas yaitu dengan menjaga GWM, Secondary reserve dan LDR sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, membangun hubungan kepada deposan inti, serta inovasi produk, penambahan jaringan ATM maupun kantor dan peningkatan pelayanan.
1.3. Liquidity risk. Bank Papuas’s managing liquidity has its own policy which is optimally liquidity reserve maintain, establishment of liquidity risk limit, managing analyze scenario and contingency plan, managing fund strategy and also have market access. Strategy in minimalizing liquidity risk with keeping GWM, secondary reserve and LDR appropriate Central Bank of Indonesia regulation, builds a good relationship with importance depositor, product innovation, adding ATM and offices network oriented.
1.4.Risiko Operasional Mengingat pengelolaan risiko operasional secara sistematis merupakan suatu disiplin yang baru maka tata kelola Manajemen Risiko Operasional di Bank Papua di awali dengan membentuk Sumber Daya yang memahami manajemen risiko operasional melalui komponen-komponen sebagai berikut :
1.4. Operational risk Remembering operational risk management is systematically and it ‘s brand new system discipline so that operational risk management in Bank Papua start with formed human resource who understood operational risk management through components, as follows:
DD Pemahaman tujuan Manajemen Risiko Operasional secara penuh, khususnya budaya peduli risiko dan keterbukaan, disamping implementasi sistem informasi Manejemen Risiko Operasional, serta pelatihan sumber daya manusia agar memiliki kompetensi dalam disiplin Manajemen Risiko Operasional.
DD Comprehensive knowledge of the purpose of risk management, especially openness and risk care culture, also human resource training in order to having competency in operational risk management discipline.
Laporan Tahunan-Annual Report 2007 Bank Papua
67
DD Bank has policy and guidance about risk management operational which already been adjusted by Central Bank of Indonesia and Basel II Accord rule. DD Accurately Operational risk profile in identify significant risk supported by system and equipment information operational risk management. For this moment Bank Papua’s operational risk measurement using of data/information cases which occurs can loss profit of bank. The information comes from auditor investigation and violation that happened in the internal and external policy of Bank Papua.
DD Bank memiliki kebijakan dan pedoman tertulis mengenai manajemen risiko operasional yang telah disesuaikan dengan ketentuan Bank Indonesia dan Basel II Accord. DD Profil Risiko Operasional yang akurat dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang signifikan akan didukung oleh penerapan perangkat dan sistem informasi Manajemen Risiko Operasional. Sementara ini yang dipakai Bank Papua untuk pengukuran risiko operasional yaitu dengan memanfaatkan data/ informasi kejadian-kejadian yang diperkirakan dapat menimbulkan kerugian pada Bank. Informasi dimaksud bersumber dari pencatatan hasil audit dan pelanggaran yang terjadi terhadap ketentuan internal maupn external Bank Papua. Untuk meningkatkan kemampuan mengelola risiko operasional kearah yang mendekati kesetaraan dengan tuntutan Best Practice, Bank Papua saat ini mengembangkan Prosedur Operasional Risk Management (ORM) yang up to date, sehingga dapat menginventarisir kebutuhan modal risiko operasional yang lebih efisien.
To increases operational risk ability into equal with and demanding Best Practice. Now Bank Papua develops Operational Risk Management Procedure (ORM) that up to date, so gets inventory risk operational capital requirement efficiently.
2. Proses Manajemen Risiko
2. Management Process Risk
Bank Papua’s management processes risk based complexity which is loan risk, market risk, liquidity risk, operational risk and compliance risk. The purpose of the management is convinced that all the risk which is taken by Bank Papua is under risk toleration limit which has establishment by management.
In line with asset developing and complexity effort, Bank Papua have already infrastructure as supporting for risk management 8 (eight) and wish Bank Papua becomes bank with complex category which improving Risk Management Department status being Compliance Division and Risk Management. With this new status the this risk management and compliance implementation in Bank Papua is going better and creates strong and comprehensive risk management system.
At year 2007, Bank Papuas’s risk profile covers for 4 (four) types of risk which is loan risk, market risk, liquidity risk, operational risk and compliance risk. Meanwhile 4 (four) another risk types still had a judjgement but its result as a holistic from evaluating and reporting aggregate operational risk profile. Evaluation of Bank Papua risk profile performed gradually appropriate with Central Bank of Indonesia reporting policy.
68
Bank Papua dalam proses pengelolaan manajemen risiko didasarkan atas komplesitas yang ada saat ini meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional. Tujuan dari pengelolaan tersebut adalah untuk memastikan bahwa seluruh risiko yang diambil oleh Bank Papua berada dibawah limit toleransi risiko yang telah ditetapkan oleh manajemen. Sejalan dengan perkembangan asset dan kompleksitas usaha, Bank Papua telah mempersiapkan infrastruktur yang diharapkan dapat menunjang pengelolaan 8 (delapan) risiko dengan harapan Bank Papua menjadi bank dengan kategori komplek yaitu dengan meningkatkan status Departemen Manajemen Risiko menjadi Divisi Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Dengan perubahan status pada organiasi Bank Papua ini, maka penerapan manajemen risiko dan kepatuhan di Bank Papua semakin baik dan menciptakan sistem pengelolaan risiko yang kuat dan menyeluruh. Di tahun 2007,Profil Risiko Bank Papua masih mencakup pada penilaian terhadap 4 (empat) jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional. Sedangkan 4 (empat) jenis risiko lainnya tetap dilakukan penilaian namun hasil penilaiannya merupakan satu kesatuan dari penilaian dan pelaporan agregat profil risiko operasional. Penilaian profil risiko Bank Papua telah dilaksanakan secara bertahap sesuai ketentuan pelaporan Bank Indonesia.
Laporan Tahunan-Annual Report 2007 Bank Papua
1 Januari Kejadian Penting tahun
2
Februari
=
11-12 Januari 2007
21 Februari 2007
Forum Strategi Bank Papua tahun 2007
Kerjasama payment point dengan PT. INDOSAT
Bank Papua’s Strategy forum 2007
payment point’s agreement with PT. INDOSAT
=
29 Januari 2007
Peningkatan Kantor Kas Babo menjadi
Kantor Cabang Pembantu.
Upgrading Babo’s Cash Office in to
Sub Branch Office.
Important events in
2007
3
4
Maret
Maret 2007
=
Rapat Koordinasi dalam rangka evaluasi
TW I- 2007. Coordination meeting in order to evaluates First Quaterly in 2007.
=
=
5
7
Mei
30 Mei 2007
=
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Stockholder public meeting (RUPS).
=
11
April 02 April 2007 Peningkatan Kantor Kas Aimas menjadi Kantor Cabang Pembantu. Upgrading Aimas’s Cash Office into Sub Branch Office. 13 April 2007 HUT Bank Papua ke 41 41th Anniversary of Bank Papua 20 April 2007 Pembukaan Kantor Kas Pasar Baru Krooy distrik Kaimana di Kabupaten Kaimana. Launching of New Pasar Baru Krooy’s Cash Office Kaimana’s district at Regency of Kaimana.
Juli 24-25 Juli 2007 Rapat Koordinasi Bank Papua. Bank Papua’s Coordination meeting. 27 Juli 2007 Kerjasama dengan Jaringan Prima BCA dalam peluncuran Bank Papua Debit Card. Agreement with BCA’s Prima Network for Bank Papua’s Debit Card launching.
12
November
26-28 November 2007
=
Rapat Koordinasi Bank Papua. Bank Papua’s Coordination meeting.
=
Desember
10 Desember 2007 Relokasi Kantor Cabang Fak-Fak. Relocation of Fak-Fak’s Branch Office. 28 Desember 2007 Peningkatan status Kantor Kas Arso menjadi Kantor Cabang Pembantu, Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Oksibil Peg. Bintang, Pembukaan ATM di Multi Grosir dan Saga Mall. Upgrading Arso’s Cash Office into sub Branch Office, Launching of sub Branch Office Oksibil-Peg. Bintang, Launching of ATM at Multi Grosir and Mall Saga.
Laporan Tahunan-Annual Report 2007 Bank Papua
69
Mitra Usaha Partner Business
PT.
AVIASTAR MANDIRI PT. AVIASTAR MANDIRI merupakan Perusahaan yang bergerak dibidang Jasa transportasi Udara yang telah memperluas usahanya di Batam, Kalimantan dan saat ini masuk ke Papua. PT. AVIASTAR MANDIRI is transportation Service which already expand its effort at Batam, Kalimantan and now goes to Papua.
70
Di Papua PT. AVIASTAR MANDIRI mengoperasikan 1 (satu) unit Pesawat terbang Twin Otter DHC-6 buatan Canada tahun 1977, dengan tanda pendaftaran PK-BRA dengan melayani rute penerbangan yaitu : 1. Nabire Nabire - Sinak, Nabire - Ilaga, Nabire - Ilu, Nabire - Fawi, Nabire - Sugapa. 2. Merauke Merauke - Okaba, Merauke Kemaam, Merauke - Bomakia, Merauke - Kumur dan Merauke Mindiptana. 3. Timika Timika - Beoga, Timika - Kokonau, Timika - Akimuga, Timika - Jila, Timika - Potowai, Timika - Kaimana dan Timika - Bilogai.
At Papua, PT. AVIASTAR MANDIRI flies 1 (one) Twin Otter DHC 6 Aircraft unit made in Canada 1977, with registration PK-BRA by services flight route which is:
PT. AVIASTAR MANDIRI menjalin kerjasama dengan DOLOG Provinsi Papua guna pengangkutan beras. PT. AVIASTAR MANDIRI mengangkut beras dari gudang DOLOG Jayapura/ Sentani ke Kabupaten Wamena dengan menggunakan pesawat BAE 146. Pesawat tersebut dibiayai oleh Bank FINCONESIA Jakarta (Kontrak tersendiri antara PT. AVIASTAR MANDIRI dengan pihak DOLOG Provinsi Papua). Selanjutnya dari Kabupaten Wamena sebagai Pusat didistribusikan dengan pesawat Twin Otter DHC-6-300 hasil kerjasama pembiayaan dengan PT. BPD Papua ke 4 (empat) kabupaten yaitu Tolikara, Yahukimo, Puncak Jaya dan Pegunungan Bintang.
PT. AVIASTAR MANDIRI having cooperation with DOLOG of Papua Province for rice transportation. PT. AVIASTAR MANDIRI transports rice of DOLOG Jayapura / Sentani’s barn goes to Wamena’s Regency useing of plane BAE 146. That plane funded by FINCONESIA Bank Jakarta( individual contract among PT. AVIASTAR MANDIRI with DOLOG Papua Province). Hereafter of Regency Wamena as Center of distribution by Twin Otter DHC- 6 -300 cooperation with PT. BPD Papua 4th (four) regency which is Tolikara, Yahukimo, puncak jaya and pegunungan bintang.
PT. AVIASTAR MANDIRI sangat bangga menjadi mitra usaha dalam mewujudkan visi Bank Papua “ membangun Papua maju bersama”, karena dengan kerjasama yang terjalin daerah-daerah pedalaman yang selama ini terisolir dapat dijangkau .
PT. AVIASTAR MANDIRI’s pride becomes a partner in order Bank Papua vision “ builds Papua forward with ”, since with interlaced cooperation the isolated places can be reached.
Laporan Tahunan-Annual Report 2007 Bank Papua
1. Nabire Nabire-Sinak, Nabire-Ilaga, NabireIlu, Nabire-Fawi, Nabire-Sugapa. 2. Merauke Merauke-Okaba, Merauke-kemaam, Merauke-Bomakia, Merauke-kumur and Merauke-Mindiptana. 3. Timika Timika- Beoga, Timika-Kokonau, Timika-Akimuga, Timika-Jila, Timika- Potowai, Timika-Kaimana and Timika-Bilogai.