Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT LAPORAN KEUANGAN Pada dan Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 30 JUNI 2015 dan
Public Disclosure Authorized
Public Disclosure Authorized
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT
DAFTAR ISI
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Halaman i
LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN
1-2
LAPORAN AKTIVITAS
3-4
LAPORAN PERUBAHAN ASET NETO
5
LAPORAN ARUS KAS
6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
7 - 40
IKATAN AKUNTAN INDONESIA - PENGURUS PUSAT LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 Juni 2015
30 Juni 2014
3b,3c,4,36 3b,3d,5,36 3b,3d,6,36 3b,7,35 3f,8 3l,14a
6.290.406.936 1.594.083.400 64.656.872 2.992.250.000 1.011.614.178 88.865.194 12.041.876.580
2.290.438.725 1.962.569.563 34.513.657 4.768.968.182 1.144.937.502 91.294.112 10.292.721.741
3b,9,36 3g,10
2.500.000.000 5.937.241.618
1.500.000.000 5.934.228.176
3l,14d 3h,11
584.524.376 453.140.000 9.474.905.994
423.429.564 7.857.657.740
21.516.782.574
18.150.379.481
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain – lain Pendapatan yang masih harus diterima Uang muka dan Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka
ASET TIDAK LANCAR Investasi - dimiliki hingga jatuh tempo Aset tetap, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan untuk periode 30 Juni 2015 dan 2014 masing- masing sebesar Rp4.200.303.339 dan Rp3.970.461.281 Aset pajak tangguhan Aset tak berwujud
JUMLAH ASET
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan.
-1-
IKATAN AKUNTAN INDONESIA - PENGURUS PUSAT LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 Juni 2015
30 Juni 2014
3b,12,36 3b,13,36 3l,14b 15
256.144.264 77.347.950 515.142.736 2.241.917.516 3.090.552.466
350.009.530 167.314.797 102.039.457 264.323.854 883.687.638
3j,16a
2.103.465.720 2.103.465.720
1.406.815.492 1.406.815.492
JUMLAH LIABILITAS
5.194.018.186
2.290.503.130
ASET NETO Tidak terikat Terikat temporer JUMLAH ASET NETO
15.243.356.725 1.079.407.663 16.322.764.388
14.061.586.610 1.798.289.741 15.859.876.351
JUMLAH LIABILITAS DAN ASET NETO
21.516.782.574
18.150.379.481
LIABILITAS DAN ASET NETO LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang pajak Pendapatan diterima di muka
LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas imbalan pasca kerja
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan.
-2-
IKATAN AKUNTAN INDONESIA - PENGURUS PUSAT LAPORAN AKTIVITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 Juni 2015
30 Juni 2014
PENDAPATAN TIDAK TERIKAT Kegiatan keanggotaan Kegiatan PPL Kegiatan PPA Kegiatan acara (special event) Kegiatan ujian sertifikasi Kegiatan implementasi SAK Kegiatan publikasi Kegiatan afiliasi kampus Umum dan administratif
3k,17 3k,18 3k 3k,19 3k,20 3k 3k,21 3k 3k,22
5.873.457.124 20.315.245.311 30.000.000 5.380.431.200 1.814.930.600 2.075.001.655 2.133.588.731 525.000.000 618.778.960 38.766.433.581
3.224.599.316 14.311.791.414 197.000.000 4.682.504.539 575.800.001 2.547.100.099 989.539.500 350.000.000 267.191.782 27.145.526.651
ASET NETO YANG DIBEBASKAN DARI PEMBATASANNYA Kegiatan pengembangan standar akuntansi Hibah Project World Bank
3k,23a 3k,23b
1.500.000.000 1.137.797.078 2.637.797.078
1.500.000.000 1.500.000.000
41.404.230.659
28.645.526.651
JUMLAH PENDAPATAN TIDAK TERIKAT BEBAN YANG DIKELUARKAN UNTUK Beban kegiatan keanggotaan Beban kegiatan PPL Beban kegiatan PPA Beban kegiatan acara (special event) Beban kegiatan ujian sertifikasi Beban kegiatan implementasi SAK Beban publikasi Beban umum dan administratif Beban hubungan masyarakat Beban hubungan internasional Beban pengembangan standar akuntansi keuangan
3k,24 3k,25 3k 3k,26 3k,27 3k,28 3k,29 3k,30 3k,31 3k,32 3k,33
4.071.095.553 13.339.024.040 15.717.075 4.526.987.869 1.607.841.846 2.031.751.970 847.058.443 7.837.618.475 753.297.954 880.788.040 1.621.139.571 37.532.320.836
1.844.309.156 11.609.900.786 107.263.062 2.981.651.623 701.056.849 2.129.966.038 790.892.854 7.411.276.233 780.150.809 635.318.800 1.042.048.047 30.033.834.257
BEBAN ASET NETO YANG BERAKHIR PEMBATASANNYA Kegiatan pengembangan standar akuntansi Hibah Project World Bank
3k,34a 3k,34b
1.500.000.000 718.882.078 2.218.882.078
1.827.870.458 1.827.870.458
39.751.202.914
31.861.704.715
JUMLAH BEBAN TIDAK TERIKAT KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO TIDAK TERIKAT
1.234.112.745 (2.888.307.606)
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan.
-3-
IKATAN AKUNTAN INDONESIA - PENGURUS PUSAT LAPORAN AKTIVITAS (lanjutan) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET NETO TERIKAT TEMPORER Kegiatan pengembangan standar akuntansi Penerimaan Hibah Project World Bank
Catatan
30 Juni 2015
30 Juni 2014
3k,23a 3k,35
1.500.000.000 1.500.000.000
1.500.000.000 4.189.150.000 5.689.150.000
(2.218.882.078) (1.827.870.458)
ASET NETO YANG DIBEBASKAN DARI PEMBATASANNYA KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO TERIKAT TEMPORER KENAIKAN ASET NETO SEBELUM PAJAK TAKSIRAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN TIDAK TERIKAT Pajak kini Pajak tangguhan
3l,14c 3l,14d
KENAIKAN ASET NETO
(718.882.078)
3.861.279.542
515.230.667
972.971.936
(213.437.442) 161.094.812 (52.342.630)
(88.197.011) 215.309.926 127.112.915
462.888.037
1.100.084.851
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan.
-4-
IKATAN AKUNTAN INDONESIA - PENGURUS PUSAT LAPORAN PERUBAHAN ASET NETO UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Aset neto tidak terikat
Aset neto Terikat Temporer
Saldo akhir, 30 Juni 2013
16.822.781.301
(2.062.989.801)
14.759.791.500
Kenaikan (penurunan) aset neto
(2.761.194.691)
3.861.279.542
1.100.084.851
Saldo akhir, 30 Juni 2014
14.061.586.610
1.798.289.741
15.859.876.351
1.181.770.115
(718.882.078)
462.888.037
15.243.356.725
1.079.407.663
16.322.764.388
Catatan
Kenaikan (penurunan) aset neto Saldo akhir, 30 Juni 2015
Jumlah
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan.
-5-
IKATAN AKUNTAN INDONESIA - PENGURUS PUSAT LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 Juni 2015
30 Juni 2014
42.270.452.628 1.500.000.000 489.611.360 (36.981.453.382) (100.674.924) (1.621.139.571) 5.556.796.111
27.574.798.385 1.599.377.173 198.228.086 (29.573.346.344) (255.770.247) (1.827.870.458) (2.284.583.405)
129.167.600 (1.000.000.000) (291.355.500) 58.500.000 (453.140.000)
127.153.139 (1.500.000.000) 3.020.000.000 (341.892.284) 63.000.000 -
(1.556.827.900)
1.368.260.855
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN SETARA KAS
3.999.968.211
(916.322.550)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE
2.290.438.725
3.206.761.275
6.290.406.936
2.290.438.725
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan (pembayaran) kas dari (untuk): Pendapatan jasa Penyumbang/donatur dan sponsor Penerimaan lain-lain Beban karyawan dan kegiatan Pembayaran pajak Beban operasional lainnya Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan (pembayaran) kas dari (untuk): Pendapatan bunga investasi Perolehan investasi – dimiliki hingga jatuh tempo Penjualan investasi – dimiliki hingga jatuh tempo Perolehan aset tetap Penjualan aset tetap Perolehan aset takberwujud Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE
3b, 3c, 4
Catatan atas Laporan Keuangan terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan.
-6-
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM a.
Pendirian Ikatan Akuntan Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan di Indonesia yang didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1957. Anggaran Dasar Ikatan Akuntan Indonesia pertama kali mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A.5/13/16 tanggal 11 Februari 1959, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 24 tanggal 24 Maret 1959. Susunan pendiri IAI adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo Drs. Mr. Go Tie Siem Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta) Dr. Tan Tong Djoe Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan) Prof. Dr. Abutari Tio Po Tjiang Tan Eng Oen Tang Siu Tjhan Liem Kwie Liang The Tik Him
Ketika itu, tujuan IAI adalah: 1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan; dan 2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan. Saat ini IAI merupakan satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan Indonesia secara keseluruhan. IAI merupakan anggota International Federation of Accountants, serta anggota sekaligus pendiri ASEAN Federation of Accountants. IAI bermaksud menghimpun potensi Akuntan Indonesia untuk menjadi penggerak pembangunan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. IAI bertujuan mengembangkan dan mendayagunaakan potensi Akuntan Indonesia sehingga terbentuk suatu cipta dan karya Akuntan Indonesia untuk didarmabaktikan bagi kepentingan bangsa dan Negara. IAI berfungsi sebagai wadah komunikasi yang menjebatani berbagai latar belakang tugas dan bidang pengabdiannya untuk menjalin kerjasama yang bersifat sinergi secara serasi, seimbang dan selaras. Untuk mencapai maksud, tujuan, dan fungsinya, IAI melaksanakan beragam kegiatan diantaranya pendaftaran dan pelayanan keanggotaan; pengembangan dan penyusunan standar akuntansi keuangan; pengembangan dan penegakkan kode etik akuntan; pemberian konsultasi untuk pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi; publikasi; hubungan internasional; menjadi pusat pengetahuan dan pengembangan akuntansi; menjaga dan meningkatkan kompetensi akuntan melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan; melaksanakan sertifikasi di bidang akuntansi sebagai tolak ukur standar kualitas keprofesian; serta menjaga kepercayaan pemakai jasa dan masyarakat luas atas hasil kerja profesi akuntan yang tergabung dalam IAI.
-7-
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) a.
Pendirian Ikatan Akuntan Indonesia (lanjutan) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) IAI telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah AD ART yang ditetapkan pada Kongres IAI XII tanggal 19 Desember 2014 sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Kongres IAI Tahun 2015 tanggal 18 Februari 2015, dan telah terdaftar di Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-21.AH.01.08. Tahun 2015 pada tanggal 9 April 2015.
b.
Keanggotaan Pada awalnya keanggotaan IAI adalah perseorangan yang diarahkan untuk memilih Kompartemen sesuai bidang kerja anggota. Anggota IAI bergabung dalam 4 (empat) Kompartemen yang dibentuk IAI kala itu, yaitu IAI Kompartemen Akuntan Publik (IAI KAP), IAI Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI KAPd), IAI Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI KAM), dan IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI KASP). Pada tanggal 23 Mei 2007 IAI melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) yang memutuskan IAI adalah organisasi profesi yang beranggotakan Perseorangan dan Asosiasi. IAI KAP merubah formatnya menjadi asosiasi akuntan publik independen dengan nama Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tanggal 24 Mei 2007. IAI KAP dibubarkan sesuai surat keputusan DPN IAI tanggal 4 Juni 2007 Nomor Kep-22/SK/DPN/IAI/V/2007. Selanjutnya IAPI pada saat yang sama ditetapkan menjadi Anggota Asosiasi IAI sesuai surat keputusan DPN IAI tanggal 4 Juni 2007 nomor Kep-23/SK/DPN/IAI/V/2007. IAI KAM juga merubah formatnya menjadi asosiasi independen dengan nama Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI). Pada tanggal 1 September 2009 IAI KAM dibubarkan, dan IAMI ditetapkan menjadi Anggota Asosiasi IAI sesuai surat keputusan DPN IAI nomor Kep-72/SK/DPN/IAI/IX/2009. Pada saat Kongres XI IAI dilaksanakan 10 Desember 2012, DPN IAI Periode 2010-2014 diberi amanah untuk mengkaji usulan perubahan keanggotaan IAI serta berwenang menentukan tindakan berikutnya. Kongres Luar Biasa IAI dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2012 dengan keputusan IAI adalah organisasi profesi yang beranggotakan perseorangan, terdiri dari Anggota Utama, Anggota Madya dan Anggota Muda. IAPI dan IAMI yang sebelumnya menjadi anggota asosiasi IAI selanjutnya berubah menjadi asosiasi mitra IAI. Kongres IAI XII dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2014 dengan keputusan IAI adalah organisasi profesi yang beranggotakan perseorangan, terdiri dari Anggota Utama, Anggota Madya dan Anggota Muda.
-8-
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) c.
Susunan Organisasi Anggaran Dasar (AD) IAI tahun 2014, BAB VIII Susunan Organisasi, Pasal 12 menyatakan bahwa Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI adalah struktur kepengurusan di tingkat Nasional. Sesuai Anggaran Rumah Tangga (ART) IAI tahun 2014, BAB III Status, Wewenang, dan Tanggung Jawab Pengurus, Pasal 9 tahun 2014, DPN merupakan lembaga eksekutif tertinggi IAI yang bersifat kolektif dan kolegial dengan anggota yang terdiri dari 16 (enam belas) orang yang dipilih oleh Kongres dan ex officio Pimpinan Kompartemen serta 2 (dua) perwakilan wilayah Indonesia Barat dan wilayah Indonesia Timur. Berdasarkan keputusan Sidang Pleno Tetap No. 14/KONGRES-XII/IAI/2014 tentang susunan Dewan Pengurus Nasional pada tanggal 19 Desember 2014, susunan Ketua dan Anggota DPN IAI Periode 2014-2018 pada tanggal 30 Juni 2015 sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nama Prof. Mardiasmo Ito Warsito Rosita Uli Sinaga Prof. Sidharta Utama Cris Kuntadi Tia Adityasih Ardan Adiperdana Khomsiyah Dwi Setiawan Susanto Prof. Lindawati Gani Dwi Martani Gatot Trihargo Prof. Ainun Na’im Maliki Heru S Ahyanizzaman Ferdinand D Purba Dadang Kurnia
Jabatan - Ketua - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota (ex officio Ketua IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik) Nunuy Nur Afiah - Anggota (ex officio Ketua IAI Kompartemen Akuntan Pendidik) Prof. P.M. John L. - Anggota (ex officio Ketua IAI Kompartemen Akuntan Hutagaol Pajak) Perwakilan Wilayah Indonesia Barat* Perwakilan Wilayah Indonesia Timur*
*Belum ditunjuk oleh DPN IAI
-9-
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) c.
Susunan Organisasi (lanjutan) Susunan Ketua dan Anggota DPN IAI Periode 2014-2018 pada tanggal 30 Juni 2014 sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nama Prof. Mardiasmo Ardan Adiperdana Cris Kuntadi Dwi Setiawan Susanto Eko Sunarko Erick Heliantono Ito Warsito Jusuf Halim Khomsiyah Kusmanadji Maliki Heru S Sudirman Said Prof. Sidharta Utama Wahyu Tumakaka Djadja Sukirman Dadang Kurnia* Supriyadi
Jabatan
- Ketua - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota - Anggota (ex officio Ketua IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik) - Anggota (ex officio Ketua IAI Kompartemen Akuntan Pendidik) Tarko Sunaryo - Anggota (ex officio Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia) M. Afdal Bahaudin - Anggota (ex officio Ketua Institut Akuntan Manajemen Indonesia) Prof. P.M. John L. - Anggota (ex officio Ketua IAI Kompartemen Akuntan Hutagaol Pajak)
*Dadang Kurnia menggantikan Djadja Sukirman sesuai dengan rapat anggota IAI KASP tanggal 12 Juni 2014 dan sesuai dengan SK DPN Nomor : KEP-18-C/SK/DPN/IAI/VI/2014 tanggal 30 Juni 2014. AD IAI Tahun 2014, Bab VIII Susunan Organisasi, Pasal 12 menyatakan DPN dapat membentuk badan atau lembaga yang bertugas membantu DPN. Badan-badan IAI sebagaimana tercantum pada AD IAI Tahun 2014, Bab X Badan-badan dan Alat Kelengkapan Kepengurusan, Pasal 17 sebagai berikut:
- 10 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (lanjutan) c.
Susunan Organisasi (lanjutan) Badan-badan terdiri dari: 1. Dewan Standar Profesi, yang terdiri dari; a. Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK); b. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (DSAS); dan c. Dewan Standar Profesi atau Standar Kompetensi lainnya yang dibentuk oleh DPN. 2. Dewan Konsultatif Standar; 3. Dewan Sertifikasi Akuntan Profesional; 4. Dewan Penegakan Disiplin Anggota; 5. Komite Etika; dan 6. Badan Khusus. Alat kelengkapan kepengurusan adalah manajemen eksekutif IAI. AD IAI Tahun 2014, Bab VIII Susunan Organisasi, Pasal 12 juga menyatakan DPN IAI mengorganisasi dan membawahi Badan dan Alat Kelengkapan Kepengurusan, Kompartemen dan Pengurus Wilayah. ART IAI Tahun 2014, Pasal 12, menyatakan bahwa Kompartemen adalah bagian organisasi IAI yang dibentuk berdasarkan bidang kerja anggota IAI untuk meningkatkan profesionalisme, menjalankan kegiatan profesional, dan fungsi ilmiah di dalam suatu bidang kerja. Saat ini IAI memiliki 3 (tiga) kompartemen yaitu Kompartemen Akuntan Pendidik, Kompartemen Akuntan Sektor Publik dan Kompartemen Akuntan Pajak. Kompartemen Akuntan Pajak dibentuk IAI pada tanggal 22 Januari 2014 sesuai dengan SK DPN No: KEP-1-C/SK/DPN/IAI/I/2014. ART IAI Tahun 2014, pasal 13, menyatakan bahwa IAI Wilayah adalah kelengkapan organisasi yang merupakan perpanjangan tangan DPN dalam menjalankan kegiatan dan fungsi organisasi IAI di daerah-daerah. Saat ini IAI memiliki 33 Wilayah, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Wilayah Nanggroe Aceh Darusalam Wilayah Sumatera Utara Wilayah Sumatera Barat Wilayah Riau Wilayah Sumatera Selatan Wilayah Jambi Wilayah Lampung Wilayah DKI Jakarta Wilayah Jawa Barat Wilayah Jawa Tengah Wilayah Yogyakarta Wilayah Jawa Timur Wilayah Bali Wilayah Kalimantan Barat
- 11 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) c.
Susunan Organisasi (lanjutan) 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Wilayah Kalimantan Selatan Wilayah Kalimantan Timur Wilayah Sulawesi Selatan Wilayah Sulawesi Tengah Wilayah Sulawesi Utara Wilayah Papua Wilayah Kepulauan Riau Wilayah Nusa Tenggara Timur Wilayah Sulawesi Tenggara Wilayah Bengkulu Wilayah Nusa Tenggara Barat Wilayah Maluku Utara Wilayah Gorontalo Wilayah Kalimantan Tengah Wilayah Banten Wilayah Bangka Belitung Wilayah Sulawesi Barat Wilayah Papua Barat Wilayah Maluku
AD IAI Tahun 2014, Bab X Badan-badan dan Alat Kelengkapan Kepengurusan, Pasal 12 ayat (2) menyatakan bahwa Manajemen Eksekutif adalah alat kelengkapan kepengurusan. ART IAI Tahun 2014, Pasal 21 Manajemen Eksekutif ayat (1) menyatakan Manajemen Eksekutif adalah kelengkapan organisasi IAI yang secara permanen melaksanakan fungsi administratif dan operasional IAI secara keseluruhan dalam rangka mengemban amanat anggota IAI untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen Eksekutif berwenang untuk membentuk kelengkapan internal organisasinya dalam melaksanakan tugas pokok yang telah ditentukan; dan melaksanakan kegiatan administratif dan operasional secara keseluruhan untuk kepentingan DPN. Susunan Manajemen Eksekutif IAI per 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut: Direktur Eksekutif Direktur Pengembangan Kompetensi dan Implementasi Standar Direktur Teknis Direktur Umum, HRD, Akuntansi dan Keuangan
: Elly Zarni Husin : Yakub : Aucky Pratama Setya Dharma : Ahmad Ishomuddin
Susunan Manajemen Eksekutif IAI per 30 Juni 2014 adalah sebagai berikut: Direktur Eksekutif Direktur Komunikasi, Pemasaran dan Pengembangan Bisnis Direktur Pengembangan Kompetensi dan Implementasi Standar Direktur Teknis Plt. Direktur Umum, HRD, Akuntansi dan Keuangan
- 12 -
: Elly Zarni Husin : Deny Poerhadiyanto : Yakub : Aucky Pratama Setya Dharma : Ahmad Ishomuddin
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI a.
Standar yang Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan (pada atau setelah 1 Januari 2014) Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan standar akuntansi keuangan (“SAK”) dan intrepretasi standar akuntansi keuangan (“ISAK”) baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang dianggap relevan dengan kegiatan operasinya dan mempengaruhi laporan keuangan berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2014. SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif dalam tahun berjalan (1 Januari 2014) adalah sebagai berikut: - ISAK No. 27, “Pengalihan Aset dari Pelanggan”, mengatur perjanjian untuk pengalihan aset dari pelanggan yang akan digunakan untuk menghubungkan pelanggan atau menyediakan pelanggan dengan pasokan yang berkelanjutan barang atau jasa. - ISAK No. 28, “Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas”, mengatur akuntansi oleh entitas yang bernegosiasi kembali tentang ketentuan dari instrumen ekuitas kewajiban keuangan dan menerbitkan instrumen ekuitas kepada kreditur untuk mengakhiri seluruh atau sebagian dari kewajiban keuangan. - ISAK No.29, “Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka”, berlaku hanya untuk pengakuan dan pengukuran awal dan kemudian atas biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pertambangan permukaan selama tahap pengupasan lapisan tanah tahap produksi pada pertambangan.
b.
Berikut SAK dan ISAK yang dicabut efektif 1 Januari 2014: - PPSAK No. 12, “Pencabutan PSAK 33 (Revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum”. - PPSAK No. 10, “Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi Reorganisasi”.
c.
Standar yang telah diterbitkan namun belum berlaku efektif dalam tahun berjalan Berikut ini adalah SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015: - PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”. Judul yang digunakan oleh PSAK 1 revisi ini untuk “Laporan Laba Rugi Komprehensif” telah berubah menjadi “Laporan Laba Rugi dan Pendapatan Komprehensif Lain”. Namun, PSAK 1 masih memungkinkan entitas untuk menggunakan judul lainnya. Perubahan tersebut mengharuskan entitas untuk memisahkan item yang disajikan dalam pendapatan komprehensif lain menjadi dua kelompok, berdasarkan pada apakah dapat atau tidaknya dilakukan penyesuaian reklasifikasi ke laporan laba rugi di masa depan. Item yang tidak akan dilakukan penyesuian reklasifikasi harus disajikan secara terpisah dari item yang dapat dilakukan penyesuaian reklasifikasi di masa depan. Entitas yang menyajikan item pendapatan komprehensif lain sebelum pajak diharuskan untuk menunjukkan jumlah pajak yang terkait dengan dua kelompok secara terpisah.
- 13 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI (lanjutan) c.
Standar yang telah diterbitkan namun belum berlaku efektif dalam tahun berjalan (lanjutan) - PSAK No. 4 (Revisi 2013), “Laporan Keuangan Tersendiri”. PSAK 4 revisi telah diubah namanya menjadi “Laporan Keuangan Tersendiri”; PSAK ini berlanjut menjadi standar yang mengatur hanya untuk laporan keuangan tersendiri. - PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”. Perubahan utama adalah pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial (pengukuran kembali), pengakuan biaya jasa lalu/kurtailmen, penyajian dalam laporan laba rugi, persyaratan pengungkapan, perbedaan antara imbalan “jangka pendek” dan “jangka panjang lain”, perlakuan biaya dan pajak yang berkaitan program imbalan kerja, pesangon pemutusan kontrak kerja, fitur berbagi risiko atau biaya. - PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”. Dua revisi utama telah dilakukan untuk PSAK 46 (Revisi 2010). Revisi ini menekankan bahwa konsep “laba fiskal” menyiratkan bersih daripada laba kena pajak kotor. Pajak yang didasarkan pada penerimaan penjualan kotor (disebut pajak final) berada di luar lingkup PSAK 46 (Revisi 2014) dan akan dicatat dengan menggunakan PSAK 57 "Provisi, Kewajiban Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” sebagai gantinya serta perubahan pajak tangguhan pada properti investasi. - PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”. Perubahan ini menjelaskan beberapa persyaratan untuk saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan pada posisi keuangan. - PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.Sejumlah perubahan telah dibuat untuk PSAK No. 55 (Revisi 2011) sebagai akibat penerbitan PSAK No. 68 "Pengukuran Nilai Wajar". Dua perubahan penting lainnya yang telah dibuat (1) opsi beli, opsi jual dan opsi prabayar (2) akuntansi lindung nilai dari pembaruan (novasi) derivatif dan kelanjutan. - PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK No. 60 juga telah diubah untuk meningkatkan pengungkapan saling hapus saat ini seperti yang dipersyaratkan oleh PSAK No. 50 (Revisi 2014) dan untuk mengakomodasi pengungkapan nilai wajar baru seperti yang dipersyaratkan oleh PSAK No. 68. - PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”.PSAK No. 68 menjelaskan bagaimana mengukur nilai wajar dan bertujuan untuk meningkatkan pengungkapan nilai wajar; PSAK ini memberikan definisi nilai wajar, pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan, asumsi pelaku pasar, penggunaan tertinggi dan terbaik, harga bid dan ask, premis penilaian, hirarki nilai wajar, termasuk persyaratan pengungkapan yang ditingkatkan. - ISAK No. 26 (Revised 2013), “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”. Ini mengantikan ISAK No. 26 (2009). Revisi ISAK No. 26 menegaskan kembali pelakuan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2014) bahwa entitas harus menilai apakah derivatif yang melekat diperlukan untuk dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif ketika entitas menjadi salah satu pihak kontrak pertama kali.
- 14 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“PSAK”) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (“ISAK”) BARU DAN REVISI (lanjutan) c.
Standar yang telah diterbitkan namun belum berlaku efektif dalam tahun berjalan (lanjutan) Beberapa dari SAK dan ISAK yang berlaku dalam tahun berjalan dan relevan dengan kegiatan Perusahaan telah diterapkan sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi. Beberapa SAK dan ISAK lainnya yang tidak relevan dengan kegiatan Perusahaan atau mungkin akan mempengaruhi kebijakan akuntansinya dimasa depan sedang dievaluasi oleh manajemen potensi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan .
3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Berikut adalah ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang diterapkan oleh IAI dalam menyusun laporan keuangan ini. a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan IAI disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia yang mana penyajian laporan keuangan mengacu pada “PSAK No. 45 (Juni 2012) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba”. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi dalam masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. IAI menyajikan Kegiatan Keanggotaan, Kegiatan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL), Kegiatan Pendidikan Profesi Akuntan (PPA), Kegiatan Acara (special event), Kegiatan Ujian Sertifikasi, Kegiatan Implementasi SAK, Publikasi, Afiliasi Kampus, dan Umum dan Administratif sebagai Aktivitas Tidak Terikat, karena penggunaan sumber daya yang berasal dari aktivitas tersebut tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. IAI menyajikan Kegiatan Pengembangan Standar Akuntansi Keuangan dan Penerimaan Hibah Project World Bank, sebagai Aktivitas Terikat Temporer, karena adanya batasan penggunaan sumber daya sampai dengan periode tertentu atau terpenuhinya keadaan tertentu (misalnya, untuk Kegiatan Pengembangan Standar Akuntansi adalah hingga selesainya proyek perumusan standar akuntansi).
- 15 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Instrumen Keuangan Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 aset keuangan IAI terutama terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan investasi – dimiliki hingga jatuh tempo. Sedangkan liabilitas keuangan IAI terutama terdiri dari utang usaha dan biaya yang masih harus dibayar. i.
Klasifikasi IAI mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori berikut pada pengakuan awal: - Nilai wajar melalui laporan laba rugi (fair value through profit or loss / FVTPL), yang memiliki dua sub-klasifikasi, yaitu: 1. Aset keuangan yang ditunjuk sebagai demikian pada saat pengakuan awal. 2. Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan. Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014, IAI tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. - Tersedia untuk dijual (available for sale) Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014, IAI tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. - Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014, investasi – dimiliki hingga jatuh tempo IAI termasuk dalam kategori ini. - Pinjaman yang diberikan dan piutang (loans and receivables) Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014, kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lainlain IAI termasuk dalam kategori ini.
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar kecuali aset keuangan tersebut ditujukan untuk dilepaskan dalam waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori berikut pada pengakuan awal: - IAI menyajikan aset dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dalam situasi berikut: 1. Liabilitas keuangan yang ditunjuk sebagai demikian pada saat pengakuan awal. 2. Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan. Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014, IAI tidak memiliki liabilitas keuangan dalam kategori ini.
- 16 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Instrumen Keuangan (lanjutan) i.
Klasifikasi (lanjutan) - Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014, utang usaha, biaya yang masih harus dibayar, IAI termasuk dalam kategori ini.
Dimiliki untuk diperdagangan adalah aset dan liabilitas yang diperoleh oleh IAI atau yang timbul terutama untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat, atau menahan sebagai bagian dari portofolio yang dikelola bersama-sama untuk keuntungan jangka pendek atau dalam posisi siap menjual atau membeli. IAI menyajikan aset dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dalam situasi berikut: - Aset atau liabilitas yang dikelola, dievaluasi, dan dilaporkan secara internal pada nilai wajar. - Penyajian tersebut menghilangkan atau secara signifikan mengurangi ketidakcocokan yang timbul dalam pembukuan. - Aset atau liabilitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen derivatif sesuai dengan kontraknya secara signifikan mengubah arus kas yang lain akan diperlukan. Investasi - tersedia untuk dijual (available for sale) adalah aset keuangan non-derivatif yang telah ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan pada kategori aset keuangan yang lain. Investasi - dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau ditentukan dan jatuh tempo tetap dimana IAI mempunyai maksud positif dan kemampuan untuk memiliki hingga jatuh tempo, dan yang tidak ditentukan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau tersedia untuk dijual. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau yang telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi dalam pasar yang aktif dan bahwa IAI tidak berniat untuk menjual segera atau dalam waktu dekat. ii.
Pengakuan IAI awalnya mengakui aset dan liabilitas keuangan yang diterbitkan pada tanggal pengakuan awalnya. Pembelian dan penjualan cara biasa aset keuangan diakui pada tanggal transaksi dimana IAI berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Semua aset dan liabilitas keuangan lainnya (termasuk aset dan liabilitas yang disajikan pada FVTPL) pada awalnya diakui pada tanggal transaksi dimana IAI menjadi pihak dengan ketentuan kontrak dari instrumen.
- 17 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Instrumen Keuangan (lanjutan) ii.
Pengakuan (lanjutan) Aset atau liabilitas keuangan pada awalnya diukur dengan nilai wajar ditambah (dalam hal aset dan liabilitas keuangan yang tidak disajikan pada FVTPL) dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung kepada nilai perolehannya. Pengukuran selanjutnya atas aset dan liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya. Biaya transaksi hanya mencakup biaya-biaya tambahan yang secara langsung diatribusikan pada perolehan aset liabilitas keuangan. Dalam hal aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan ke jumlah yang diakui awalnya (kecuali untuk FVTPL dibebankan), sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi yang dikurangkan dari jumlah utang yang diakui awalnya. Biaya transaksi diamortisasi selama umur instrumen didasarkan pada metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi yang berkaitan dengan aset keuangan atau sebagai beban bunga untuk biaya transaksi yang berkaitan dengan liabilitas keuangan.
iii. Penghapusan IAI menghapus aset keuangan ketika hak kontraktual untuk arus kas dari aset keuangan berakhir, atau ketika transfer hak untuk menerima uang tunai kontrak mengalir di aset keuangan dalam transaksi di mana secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan sudah dialihkan. Jika semua atau secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang dipertahankan, maka aset yang ditransfer tidak dihentikan pengakuannya dari laporan posisi keuangan. Pengalihan aset dengan retensi dari semua atau secara substansial, seluruh risiko dan manfaat yang mencakup, misalnya, pinjaman sekuritas dan transaksi pembelian kembali. Dalam transaksi di mana IAI tidak tetap atau mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan, aset IAI dihapus jika tidak mempertahankan kontrol atas aset. Hak dan liabilitas tetap di transfer diakui secara terpisah sebagai aset dan liabilitas yang sesuai. Dalam transfer di mana kontrol atas aset dipertahankan, IAI terus melanjutkan untuk memperhatikan aset yang tingkat keterlibatannya, ditentukan oleh sejauh mana itu terkena perubahan nilai aset yang ditransfer. IAI mencatat aset keuangan dan setiap penyisihan kerugian terkait untuk penurunan nilai, saat IAI menentukan bahwa aset keuangan tidak tertagih. Penentuan ini dicapai setelah mempertimbangkan informasi seperti terjadinya perubahan signifikan dalam posisi keuangan peminjam / aset keuangan emiten sehingga peminjam / penerbit tidak bisa lagi membayar liabilitasnya, atau bahwa hasil dari jaminan tidak akan cukup untuk membayar kembali seluruh eksposurnya.
- 18 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Instrumen Keuangan (lanjutan) iv.
Saling hapus (off-setting) Aset dan liabilitas keuangan dihapuskan dan jumlah neto disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, IAI memiliki hak hukum untuk menghapuskan jumlah dan berniat baik untuk menyelesaikan secara neto atau menyadari aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Pendapatan dan beban disajikan secara neto hanya bila diijinkan oleh standar akuntansi.
v.
Penilaian biaya amortisasi Biaya amortisasi dari aset atau liabilitas keuangan adalah jumlah di mana aset keuangan atau liabilitas diukur pada pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, plus atau minus amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode bunga efektif untuk perbedaan antara jumlah awal yang diakui dan jumlah jatuh tempo, dikurangi penurunan nilai.
vi. Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah jumlah aset yang dapat dipertukarkan, atau liabilitas yang diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk transaksi dengan nilai wajar pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, IAI mengukur nilai wajar suatu instrumen menggunakan harga yang ada dalam pasar aktif untuk instrumen tersebut. Sebuah pasar dianggap sebagai aktif jika harga yang digunakan mudah dan secara teratur tersedia, serta merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi secara wajar. c. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo kurang dari tiga bulan dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. d. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain Piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan penelaahan kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak tertagih. e. Penyisihan Piutang Ragu-ragu IAI menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing pelanggan pada akhir tahun. f.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka dibebankan pada usaha sesuai masa manfaat.
- 19 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Aset Tetap Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasian sebagai kebijakan atas aset tetap dan harus diterapkan secara konsisten terhadap semua aset tetap dalam kelompok yang sama. Jika entitas telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2011) dan memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2011) diterbitkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2011) harus direklasifikasi ke saldo laba. IAI menggunakan metode biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk aset tetap. Biaya perolehan aset tetap meliputi: i.
Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan pemotongan dan potongan-potongan lain;
ii.
Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen;
iii. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Liabilitas atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Sebagai tambahan, dalam PSAK No. 16 (Revisi 2011), biaya perolehan aset tetap juga meliputi estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi Aset dimana liabilitas atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena penggunaan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Liabilitas atas biaya ini diakui dan diukur sesuai dengan PSAK No. 57, “Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aset Kontijensi”. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) selama taksiran masa manfaatnya, sebagai berikut: Jenis aset tetap Bangunan Kendaraan Inventaris
Masa manfaat (tahun) 10 – 20 5 5
Tanah dan hak atas tanah dinyatakan sebesar nilai perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya khusus sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomi, mana yang lebih pendek.
- 20 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) g. Aset Tetap (lanjutan) Biaya perbaikan dibebankan langsung pada perhitungan laba rugi pada saat terjadinya beban tersebut. Sedangkan biaya-biaya yang berjumlah besar dan sifatnya meningkatkan kualitas dan manfaat aset secara signifikan dikapitalisasi. Pembelian aset diatas Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dikategorikan sebagai aset tetap. Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan, atau dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan keuntungan/kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam Laporan Aktivitas pada periode yang bersangkutan. Nilai yang diperoleh kembali atas aset diestimasi, apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang memberikan indikasi bahwa nilai perolehan mungkin tidak sepenuhnya dapat diperoleh kembali. Apabila terjadi penurunan nilai aset diakui pada Laporan Aktivitas periode berjalan. h.
Aset Takberwujud Aset takberwujud merupakan sistem keanggotaan, PPL dan pembayaran online yang sedang dikembangkan IAI. Aset takberwujud diakui jika kemungkinan besar IAI akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset takberwujud tersebut dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. Aset takberwujud dicatat berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai. Aset takberwujud diamortisasi selama estimasi masa manfaatnya. IAI belum memulai amortisasi aset takberwujud dikarenakan sistem masih dalam tahap pengembangan dan belum selesai agar bisa digunakan untuk kepentingan IAI. Aset takberwujud dihentikan pengakuannya ketika aset tersebut dilepaskan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasan aset tersebut. Selisih dalam laporan antara nilai tercatat aset dengan hasil neto yang diterima dari pelepasannya diakui dalam laporan aktivitas.
i.
Penurunan Nilai Aset Sesuai dengan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aset”, IAI menelaah aset untuk menentukan kemungkinan penurunan nilai aset apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi yang mengindikasikan nilai tercatat aset tersebut mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, kerugian penurunan nilai diakui pada Laporan Aktivitas berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto dengan nilai pakai aset. Harga jual neto adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan aset dalam transaksi antar pihak-pihak yang bebas, setelah dikurangi biaya yang terkait. Nilai pakai adalah nilai kini dari taksiran aliran kas masa depan yang diharapkan akan diterima atas penggunaan aset dan dari penghentian penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan untuk aset secara individual atau, jika tidak memungkinkan, untuk unit penghasil kas.
- 21 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) j.
Imbalan Pasca Kerja IAI mengestimasi utang manfaat karyawan untuk seluruh karyawan tetapnya sebagaimana diatur dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-150/Men/2000 tanggal 20 Juni 2000 dan UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, yang mewajibkan IAI mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2013), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan pada program pensiun. Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset program maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata pada karyawan yang bersangkutan. Asumsi-asumsi dasar yang dipergunakan didalam menentukan penyisihan imbalan pasca kerja karyawan adalah sebagai berikut: 2015 8,49% per tahun 10% per tahun 55 tahun 19,77 per tahun
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Usia pensiun normal Rata-rata masa kerja
2014 8,42% per tahun 10% per tahun 55 tahun 17,98 per tahun
Pada tanggal laporan posisi keuangan per 30 Juni 2015, IAI telah melakukan perhitungan atas biaya atau utang imbalan pasca kerja karyawan dengan menggunakan jasa aktuaris independen PT Sigma Prima Solusindo dengan laporan No. 011/SPS/R-I/VII/2015 laporan per 30 Juni 2015. Seluruh biaya dan utang imbalan pasca kerja telah diungkapkan dalam laporan keuangan. k.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui sesuai dengan jenis pendapatan yang diperoleh, sebagai berikut: i. Pendapatan jasa, merupakan pendapatan sehubungan atas transaksi jasa termasuk yang berasal dari pendapatan Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL), Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA), Kegiatan Acara (Special Event), Ujian Sertifikasi dan Pengembangan Standar Akuntansi harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal Laporan Posisi Keuangan; ii. Iuran anggota merupakan pendapatan sehubungan dengan iuran anggota utama, madya dan muda. Iuran anggota madya, muda dan mitra perusahaan diakui pada saat kas diterima sedangkan iuran anggota utama menggunakan basis akrual;
- 22 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k.
Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) iii. Penjualan buku, merupakan pendapatan sehubungan transaksi tersebut diakui pada saat IAI memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual). Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal Laporan Posisi Keuangan, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada Laporan Aktivitas periode berjalan.
l.
Pajak Penghasilan Beban pajak tahun berjalan dihitung berdasarkan estimasi pendapatan kena pajak tahun bersangkutan. Penghasilan atau beban pajak tangguhan dihitung sesuai dengan PSAK No. 46 “Akuntansi Pajak Penghasilan’’. Metode pajak penghasilan tangguhan diterapkan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak serta akumulasi kompensasi rugi fiskal yang diestimasi dapat dipulihkan. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika IAI mengajukan keberatan. i.
Maslahat berhenti bekerja Apabila tertanggung mengundurkan diri atau diakhiri status kekaryawanannya dari IAI, dengan tertulis sebelumnya dari IAI, Allianz Life akan membayar kepada tertanggung atau IAI nilai polis untuk diri tertanggung (sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku), sebagai maslahat berhenti bekerja setelah dikurangi pajak.
ii.
Maslahat jatuh tempo Apabila kepesertaan tertanggung telah jatuh tempo sesuai dengan ketentuan IAI, maka dengan pemberitahuan tertulis sebelumnya dari IAI, Allianz Life akan membayar kepada tertanggung atau IAI maslahat sejumlah nilai polis atas diri tertanggung (sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku) sebagai maslahat jatuh tempo setelah dikurangi pajak.
- 23 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
KAS DAN SETARA KAS Akun ini merupakan saldo uang tunai, giro dan deposito berjangka pada beberapa bank per 30 Juni 2015 dan 2014, dengan rincian sebagai berikut:
Kas Bank: - Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT BPD Bank Jatim Tbk - US Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Deposito: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
5.
30 Juni 2015 118.084.797
30 Juni 2014 111.300.200
783.517.995 375.343.409 305.393.015 298.886.998 183.852.900 38.024.753 -
714.582.669 11.672.948 868.496.140 19.666.004 15.420.257 36.185.405 1.278.000
77.303.069 2.062.322.139
11.837.102 1.679.138.525
4.110.000.000 6.290.406.936
500.000.000 2.290.438.725
30 Juni 2015 604.950.000 276.400.000 210.715.200 200.000.000 178.000.000 124.018.200 1.594.083.400
30 Juni 2014 259.500.000 741.087.500 857.236.363 104.745.700 1.962.569.563
30 Juni 2015 64.656.872 64.656.872
30 Juni 2014 34.513.657 66.765.326 (66.765.326) 34.513.657
PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari:
Keanggotaan Peserta PPL Pendampingan pedoman akuntansi Sponsor dan peserta In house training Wilayah dan lainnya
6.
PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari:
Karyawan Kontribusi Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia Cadangan penurunan nilai piutang
- 24 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA Akun ini terdiri dari:
Hibah Project World Bank (lihat catatan 35) Implementasi SAK
8.
30 Juni 2015 2.992.250.000 2.992.250.000
30 Juni 2014 4.189.150.000 579.818.182 4.768.968.182
30 Juni 2015 928.541.678 83.072.500 1.011.614.178
30 Juni 2014 918.750.003 221.537.499 4.650.000 1.144.937.502
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA Akun ini terdiri dari:
Sewa dibayar dimuka Uang muka vendor Uang muka karyawan
Berdasarkan akta perjanjian kepada vendor, pihak ketiga, IAI telah menyewa ruko dan rukan dibeberapa daerah di Jabodetabek. Dimana saldo biaya sewa dibayar dimuka pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp928.541.678 dan Rp918.750.003. Perjanjian-perjanjian tersebut antara lain: a. Akta No. 01 tanggal 1 Oktober 2014 oleh Notaris Christi Dewi, S.H. di Bogor tentang sewa menyewa Ruko di Pertokoan ITC Depok No. 36. b. Akta No. 02 tanggal 1 Oktober 2014 oleh Notaris Christi Dewi, S.H. di Bogor tentang sewa menyewa Ruko di Pertokoan ITC Depok No. 37. c. Akta No. 30 tanggal 12 Pebruari 2014 oleh Notaris Sri Intansih, S.H. di Jakarta tentang sewa menyewa Rukan di Kelapa Gading No. F06. d. Akta No. 21 tanggal 10 Pebruari 2014 oleh Notaris Sri Intansih, S.H. di Jakarta tentang sewa menyewa Rukan di Kelapa Gading No. F55. e. Akta No. 01 tanggal 5 Pebruari 2014 oleh Notaris Vivi Safitri, S.H. di Tangerang tentang sewa menyewa Ruko di Serpong, Tangerang Selatan. f. Akta No. 9 tanggal 13 Nopember 2013 oleh Notaris Yanti Budiharsono, S.H. di Jakarta tentang sewa menyewa di Daan Mogot.
9.
INVESTASI Akun ini terdiri dari: 30 Juni 2015 1.500.000.000 1.000.000.000 2.500.000.000
Sukuk Negara Ritel Seri SR-006 Sukuk Negara Ritel Seri SR-007
30 Juni 2014 1.500.000.000 1.500.000.000
Sukuk Negara Ritel Seri SR-007 dan SR-006 dengan tingkat bagi hasil tetap masing – masing 8,25% dan 8,75% per tahun, diperoleh pada harga par pada tanggal 11 Maret 2015 dan 5 Maret 2014, dan jatuh tempo tanggal 11 Maret 2018 dan 5 Maret 2017.
- 25 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. ASET TETAP Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
Biaya perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Inventaris kantor Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Inventaris kantor Nilai buku
Biaya perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Inventaris kantor Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Inventaris kantor Nilai buku
30 Juni 2015 Pengurangan Reklasifikasi
Saldo Awal
Penambahan
4.800.236.223 2.417.751.175 755.945.311 1.930.756.748 9.904.689.457
291.355.500 291.355.500
58.500.000 58.500.000
-
4.800.236.223 2.417.751.175 755.945.311 2.163.612.248 10.137.544.957
1.833.145.692 442.809.132 1.694.506.457 3.970.461.281 5.934.228.176
70.090.860 90.629.064 118.847.134 279.567.058
49.725.000 49.725.000
-
1.903.236.552 533.438.196 1.763.628.591 4.200.303.339 5.937.241.618
Saldo Awal
Penambahan
4.800.236.223 2.417.751.175 549.781.327 1.900.017.048 9.667.785.773
311.152.584 30.739.700 341.892.284
104.988.600 104.988.600
-
4.800.236.223 2.417.751.175 755.945.311 1.930.756.748 9.904.689.457
1.669.157.537 462.744.193 1.585.004.093
163.988.155 81.553.919 109.502.364
101.488.980 -
-
1.833.145.692 442.809.132 1.694.506.457
3.716.905.823
355.044.438
101.488.980
-
3.970.461.281
5.950.879.950
30 Juni 2014 Pengurangan Reklasifikasi
Saldo Akhir
Saldo Akhir
5.934.228.176
Aset tetap yaitu bangunan dan inventaris kantor telah diasuransikan di PT Asuransi Allianz Utama Indonesia dengan nilai pertanggungan sebesar Rp5.500.000.000 sampai dengan 22 Mei 2016. Berdasarkan analisa manajemen diyakini memadai dan tidak terdapat hal-hal yang dapat menimbulkan penurunan nilai atas aset tetap.
- 26 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. ASET TAK BERWUJUD Akun ini terdiri dari: 30 Juni 2015 453.140.000 453.140.000
Sistem IT
30 Juni 2014 -
Aset takberwujud sistem IT merupakan sistem keanggotaan, PPL dan pembayaran online yang sedang dikembangkan IAI untuk mempermudah pelayanan terhadap anggota dan seluruh stakeholder IAI. Pengembangan sistem IT yang menggunakan dana hibah project world bank pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp418.915.000 (lihat catatan 34.b)
12. UTANG USAHA Akun ini terdiri dari: Percetakan PT Mandiri Tunas Finance Kartu Keanggotaan Lain-lain
30 Juni 2015 195.375.000 47.717.584 13.051.680 256.144.264
30 Juni 2014 48.949.060 162.257.584 14.387.190 124.415.696 350.009.530
30 Juni 2015 31.000.000 46.347.950 77.347.950
30 Juni 2014 26.000.000 141.314.797 167.314.797
30 Juni 2015 88.865.194 88.865.194
30 Juni 2014 91.294.112 91.294.112
30 Juni 2015 381.513.362 4.437.980 129.191.394 515.142.736
30 Juni 2014 72.722.330 12.888.252 16.428.875 102.039.457
13. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: Jasa profesional Lain-lain
14. PERPAJAKAN Akun ini terdiri dari: a.
Pajak dibayar dimuka Pajak Pertambahan Nilai – Masukan
b.
Utang pajak Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak Penghasilan Pasal 23 Pajak Penghasilan Pasal 29
- 27 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. PERPAJAKAN (lanjutan) c.
Perhitungan beban pajak penghasilan
Kenaikan aset neto sebelum pajak Beda waktu: Penyusutan aset tetap Imbalan pasca kerja – neto Penghapusan piutang tak tertagih
Beda tetap: Penghasilan bukan objek pajak Penghasilan dikenakan pajak final Beban atas penghasilan bukan objek pajak Penghasilan kena pajak Penghasilan kena pajak (dibulatkan) Pajak penghasilan terutang Tahun pajak 2015 (tahun komersial 2015) 12,5% x Rp108.222.468 25% x Rp799.638.532 Tahun pajak 2014 (tahun komersial 2014) 12,5% x Rp55.639.908 25% x Rp324.968.092 Pajak penghasilan badan Dikurangi: Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 25 Utang PPh pasal 29 yang masih harus dibayar d.
30 Juni 2015 515.230.667
30 Juni 2014 972.971.936
105.964.313 538.414.934 644.379.247
198.973.137 662.266.566 733.018.769 1.594.258.472
(2.690.298.312) (285.555.672) 2.724.104.226 (251.749.758) 907.860.156 907.861.000
(5.689.150.000) (164.262.682) 3.666.790.274 (2.186.622.408) 380.608.000 380.608.000
13.527.808 199.909.634
-
213.437.442
6.954.988 81.242.023 88.197.011
84.246.048 129.191.394
69.208.113 2.560.023 16.428.875
30 Juni 2015 423.429.564
30 Juni 2014 208.119.638
26.491.078 134.603.734 161.094.812
49.743.284 165.566.642 215.309.926
584.524.376
423.429.564
Aset pajak tangguhan
Saldo awal, aset pajak tangguhan Manfaat pajak tangguhan: Aset tetap Imbalan pasca kerja
Saldo akhir, aset pajak tangguhan
- 28 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Akun ini terdiri dari: 30 Juni 2015 2.241.917.516 2.241.917.516
Pendaftaran Peserta
30 Juni 2014 264.323.854 264.323.854
16. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA Imbalan pasca kerja diberikan kepada karyawan merupakan imbalan pasti sesuai dengan UndangUndang Tenaga Kerja No. 13/2003 dan Peraturan IAI dengan komponen liabilitas dan beban imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut: a.
Liabilitas imbalan pasca kerja 30 Juni 2015 1.406.815.492 696.650.228 (158.235.294) 158.235.294 2.103.465.720
Saldo awal tahun Beban di tahun berjalan Realisasi pembayaran manfaat Penarikan dana dari aktiva program Saldo akhir tahun b.
30 Juni 2014 744.548.926 662.266.566 (78.412.500) 78.412.500 1.406.815.492
Perjanjian atas imbalan pasca kerja Pada tanggal 6 Juli 2011, IAI dengan PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) telah mengadakan perjanjian tentang Program Asuransi Jiwa Kumpulan Jangka Waktu Sejahtera sebagai Program Asuransi untuk Penghargaan atas Pengabdian Karyawan Sesuai Dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 172/AZLI-LGL/AG/VII/2011 yang berlaku efektif tanggal 30 Juni 2011. IAI telah merealisasikan pembayaran alokasi dana program asuransi tersebut terakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dengan saldo akhir sebesar Rp1.290.260.389 untuk memenuhi kewajiban IAI sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dengan karyawannya. Maslahat program asuransi adalah sebagai berikut: i.
Maslahat meninggal dunia Apabila tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi sebelum jatuh tempo, maka berdasarkan pemberitahuan tertulis dari IAI, Allianz Life akan membayarkan maslahat meninggal dunia kepada ahli waris dari tertanggung atau IAI sejumlah nilai polis untuk diri tertanggung (sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku), ditambah uang pertanggungan meninggal dunia sebesar Rp5.000.000 (lima juta rupiah).
ii.
Maslahat berhenti bekerja Apabila tertanggung mengundurkan diri atau diakhiri status kekaryawanannya dari IAI, dengan tertulis sebelumnya dari IAI, Allianz Life akan membayar kepada tertanggung atau IAI nilai polis untuk diri tertanggung (sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku), sebagai maslahat berhenti bekerja setelah dikurangi pajak.
- 29 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (lanjutan) b.
Perjanjian atas imbalan pasca kerja (lanjutan) iii.
Maslahat jatuh tempo Apabila kepesertaan tertanggung telah jatuh tempo sesuai dengan ketentuan IAI, maka dengan pemberitahuan tertulis sebelumnya dari IAI, Allianz Life akan membayar kepada tertanggung atau IAI maslahat sejumlah nilai polis atas diri tertanggung (sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku) sebagai maslahat jatuh tempo setelah dikurangi pajak.
c.
Beban (manfaat) imbalan pasca kerja
Biaya jasa kini Biaya bunga Hasil yang diharapkan dari aktiva program Amortisasi dari biaya jasa lalu yang belum diakui nonVested Amortisasi kerugian aktuaria
30 Juni 2015 413.666.159 290.139.152 (61.596.586) 7.210.761
30 Juni 2014 380.455.540 244.836.900 (31.262.164) 7.210.761
47.230.742 696.650.228
61.025.519 662.266.556
Penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”, belum efektif diberlakukan untuk tahun buku IAI yang dimulai 1 Juli 2014, sesuai dengan paragraf 172, “ketentuan transaksi dan tanggal efektif”. 17. PENDAPATAN KEGIATAN KEANGGOTAAN Akun ini terdiri dari:
Uang pangkal dan iuran anggota utama dan madya Iuran anggota muda Iuran mitra perusahaan
30 Juni 2015 5.676.582.124 196.875.000 5.873.457.124
30 Juni 2014 3.017.899.316 193.100.000 13.600.000 3.224.599.316
18. PENDAPATAN KEGIATAN PENDIDIKAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN (PPL) Akun ini terdiri dari: 30 Juni 2015 10.067.552.212 6.394.845.061 2.579.508.163 221.032.500 984.807.375 67.500.000 20.315.245.311
Penerimaan kursus brevet pajak Pendaftaran peserta In house training dan lainnya Pendaftaran pelatihan aplikasi akuntansi Penjualan modul Pendaftaran peserta diploma IFRS
- 30 -
30 Juni 2014 8.392.201.500 2.712.069.707 2.142.443.776 445.255.000 391.012.500 228.808.931 14.311.791.414
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PENDAPATAN KEGIATAN ACARA (SPECIAL EVENT) Akun ini terdiri dari:
Rangkaian Kongres dan Seminar XII IAI SNA XVII Lombok Indonesian Tax Conference IFRS, Dialog dan AFA 11-14 Juni 2014 Hari Ulang Tahun IAI SNA XVI Manado
30 Juni 2015 3.619.403.929 1.554.027.271 207.000.000 5.380.431.200
30 Juni 2014
30 Juni 2015 547.450.000 482.780.600 411.500.000 294.000.000 79.200.000 1.814.930.600
30 Juni 2014 105.000.000 55.750.000 220.800.000 129.000.000 65.250.001 575.800.001
1.737.122.726 1.603.954.542 1.341.427.271 4.682.504.539
20. PENDAPATAN KEGIATAN UJIAN SERTIFIKASI Akun ini terdiri dari: Kegiatan US CA Kegiatan US KAD Kegiatan US PSAK Kegiatan US AAP Kegiatan US AS
IAI menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (US PSAK), Ujian Sertifikasi Ahli Akuntansi Pemerintahan (US AAP), Ujian Sertifikasi Chartered Accountant (US CA) dan Ujian Sertifikasi Akuntansi Syariah (US AS) dengan 3 (tiga) tingkatan, yaitu: elementary, intermediate dan advance, serta Ujian Sertifikasi Keahlian Akuntansi Dasar (US KAD) yang dilaksanakan bagi afiliasi kampus IAI.
21. PENDAPATAN PUBLIKASI Akun ini terdiri dari: Buku PSAK Buku dan materi Majalah
30 Juni 2015 1.787.999.591 301.876.140 43.713.000 2.133.588.731
30 Juni 2014 764.079.000 194.539.500 30.921.000 989.539.500
30 Juni 2015 129.167.600 125.264.128 31.123.944 333.223.288 618.778.960
30 Juni 2014 127.153.139 10.626.759 26.482.783 102.929.101 267.191.782
22. PENDAPATAN UMUM DAN ADMINISTRATIF Akun ini terdiri dari: Hasil investasi – net Bunga deposito – net Jasa giro – net Lainnya
- 31 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23. ASET NETO YANG DIBEBASKAN DARI PEMBATASANNYA a.
Konvergensi IFRS Akun ini merupakan reklasifikasi aset neto yang dibebaskan dari pembatasannya pada pendapatan aset neto terikat temporer menjadi tidak terikat atas kegiatan pengembangan standar akuntansi pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp1.500.000.000 dan Rp1.500.000.000. Berdasarkan perjanjian kerjasama konvergensi standar akuntansi internasional PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia dengan IAI No. SP/00221/BEI.HKM/04-2013; KPEI PJ-007.1/KPEI/0413; SP - 0023/11/DIR/KSEI/0413; 002/MOU/DPN/IAI/V/2013 tanggal 25 April 2013 jangka waktu perjanjian 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp4.500.000.000.
Kegiatan pengembangan standar akuntansi
30 Juni 2015 1.500.000.000
30 Juni 2014 1.500.000.000
1.500.000.000
1.500.000.000
b. Hibah Project World Bank Akun ini merupakan reklasifikasi aset neto yang dibebaskan dari pembatasannya pada pendapatan aset neto terikat temporer menjadi tidak terikat atas kegiatan hibah project world bank (lihat catatan 35) pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp1.137.797.078 dan nihil. 24. BEBAN KEGIATAN KEANGGOTAAN Akun ini terdiri dari: 30 Juni 2015 2.829.638.205 509.865.601 497.257.464 78.396.093 72.743.750 42.312.435 40.882.005 4.071.095.553
Majalah dan pelayanan anggota Gaji pegawai Distribusi dan cetak Transportasi dan komunikasi Alat tulis kantor Asuransi Lain-lain
30 Juni 2014 673.046.426 303.940.842 701.355.353 76.589.138 49.680.946 23.890.000 15.806.451 1.844.309.156
25. BEBAN KEGIATAN PENDIDIKAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN (PPL) Akun ini terdiri dari: 30 Juni 2015 3.996.452.542 3.237.323.187 3.191.819.025 1.106.240.221
Honor Gaji pegawai Penyelenggaraan kursus brevet pajak Akomodasi dan konsumsi
- 32 -
30 Juni 2014 3.039.394.884 2.918.787.506 2.954.501.281 484.744.714
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. BEBAN KEGIATAN (lanjutan)
PENDIDIKAN
PROFESIONAL
Transportasi dan komunikasi Asuransi Alat tulis kantor Promosi Penggandaan materi dan soal Seminar kit Distribusi Lain-lain
BERKELANJUTAN
(PPL)
30 Juni 2015 840.662.882 334.237.466 156.414.680 147.664.075 89.708.046 81.532.440 75.179.067 81.790.409 13.339.024.040
30 Juni 2014 753.999.518 218.770.000 208.614.768 393.413.591 178.423.055 158.468.500 104.630.789 196.152.180 11.609.900.786
30 Juni 2015 2.648.723.815 730.934.818 287.275.000 255.375.000 203.313.800 146.948.900 97.866.092 70.735.320 38.617.200 38.525.700 8.672.224 4.526.987.869
30 Juni 2014 1.873.467.773 80.880.600 24.664.050 291.037.148 364.241.200 113.161.550 57.390.000 93.957.600 69.788.748 13.062.954 2.981.651.623
26. BEBAN KEGIATAN ACARA (SPECIAL EVENT) Akun ini terdiri dari: Akomodasi dan konsumsi Kesekretariatan Honor pembicara Seminar kit Promosi Transportasi dan komunikasi Distribusi Penggandaan materi dan referensi Biaya perjalanan dinas Alat tulis kantor Lain-lain
27. BEBAN UJIAN SERTIFIKASI Akun ini merupakan biaya - biaya yang dikeluarkan dalam rangka persiapan penyelenggaraan Ujian Sertifikasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (US PSAK), Ujian Sertifikasi Ahli Akuntansi Pemerintahan (US AAP), Ujian Sertifikasi Chartered Accountant (US CA), Ujian Sertifikasi Akuntansi Syariah (US AS), serta Ujian Sertifikasi Keahlian Akuntansi Dasar (US KAD) dengan rincian sebagai berikut: 30 Juni 2015 756.228.951 413.180.000 208.380.014 114.638.188 69.684.870 16.094.220 7.741.700 7.500.000 14.393.903 1.607.841.846
Honor Gaji pegawai Distribusi dan cetak Transportasi dan komunikasi Akomodasi dan konsumsi Alat tulis kantor Penggandaan materi dan referensi Promosi Lain-lain
- 33 -
30 Juni 2014 510.504.952 7.030.239 76.884.807 64.403.513 4.457.000 36.984.210 792.128 701.056.849
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. BEBAN KEGIATAN IMPLEMENTASI SAK Akun ini terdiri dari: Gaji pegawai Asuransi Honor Transportasi dan komunikasi Akomodasi dan konsumsi Alat tulis kantor Biaya penggandaan materi dan referensi Lain-lain
30 Juni 2015 1.438.771.284 277.661.331 106.632.500 105.134.287 57.913.661 13.852.500 13.743.903 18.042.504 2.031.751.970
30 Juni 2014 1.585.590.150 46.531.600 121.915.000 159.544.044 86.581.974 64.634.667 44.912.148 20.256.455 2.129.966.038
30 Juni 2015 840.044.222 7.014.221 847.058.443
30 Juni 2014 788.901.774 1.991.080 790.892.854
30 Juni 2015 4.049.642.409 1.000.951.111 696.650.228 365.121.405 279.567.058 263.728.675 262.319.560 216.221.724 126.784.136 123.613.242 99.248.714 79.013.700 71.500.000 70.051.900 46.767.475 86.437.138 7.837.618.475
30 Juni 2014 3.157.472.066 621.890.808 662.266.566 231.151.270 355.044.438 213.083.047 158.971.598 82.951.874 195.952.865 466.908.252 51.915.696 187.403.282 60.126.540 19.853.700 42.942.810 733.018.769 170.322.652 7.411.276.233
29. BEBAN PUBLIKASI Akun ini terdiri dari:
Cetak Lain-lain
30. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRATIF Akun ini terdiri dari: Gaji pegawai Asuransi Imbalan pasca kerja (lihat catatan No. 16c) Transportasi dan komunikasi Penyusutan (lihat catatan No. 10) Akomodasi dan konsumsi Listrik dan air Pemeliharaan dan perbaikan Alat tulis kantor materi dan referensi Telepon dan fax Beban pajak Percetakan Jasa profesional Perjalanan dinas Administrasi bank Beban piutang tak tertagih Lain-lain
- 34 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. BEBAN HUBUNGAN MASYARAKAT Akun ini terdiri dari: 30 Juni 2015 584.289.977 65.445.362 45.085.701 41.290.574 1.207.000 210.000 15.769.340 753.297.954
Gaji pegawai Asuransi Akomodasi dan konsumsi Transportasi dan komunikasi Alat tulis kantor Distribusi dan cetak Lain-lain
30 Juni 2014 580.223.410 19.280.000 56.268.873 59.419.630 11.129.500 50.347.260 3.482.136 780.150.809
32. BEBAN HUBUNGAN INTERNASIONAL Akun ini merupakan beban kegiatan hubungan internasional dengan rincian sebagai berikut: 30 Juni 2015 340.624.985 321.229.185 186.136.155 32.132.160 665.555 880.788.040
Iuran keanggotaan internasional Transportasi dan komunikasi Akomodasi dan konsumsi Distribusi dan penggandaan Lain-lain
30 Juni 2014 235.603.948 94.608.569 333.775.375 8.930.808 153.724 635.318.800
33. BEBAN PENGEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Akun ini merupakan beban dari pengembangan standar dengan rincian sebagai berikut: 30 Juni 2015 1.099.136.765 276.364.528 95.996.739 90.968.684 49.775.955 4.210.000 4.686.900 1.621.139.571
Gaji Asuransi Hubungan internasional Transportasi dan komunikasi Akomodasi dan konsumsi Alat tulis kantor Lain-lain
30 Juni 2014 633.929.645 24.770.000 271.357.973 50.276.610 43.168.214 14.703.705 3.841.900 1.042.048.047
34. BEBAN ASET NETO YANG DIBEBASKAN DARI PEMBATASANNYA a.
Beban Pengembangan Standar Akuntansi Akun ini merupakan beban kegiatan pengembangan standar akuntansi dengan rincian sebagai berikut: 30 Juni 2015 30 Juni 2014 Gaji 872.828.648 746.820.296 Royalti kepada IFRS Foundation 197.500.000 172.433.800 Transportasi dan komunikasi 187.108.729 130.057.460 Hubungan internasional 122.682.614 132.183.534 Akomodasi dan konsumsi 103.926.006 291.140.428
- 35 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. BEBAN ASET NETO YANG DIBEBASKAN DARI PEMBATASANNYA (lanjutan) a.
Beban Pengembangan Standar Akuntansi (lanjutan)
Alat tulis kantor Biaya penggandaan materi dan referensi Distribusi Asuransi Lain-lain
30 Juni 2015 10.540.000 3.956.700 249.500 1.207.803 1.500.000.000
30 Juni 2014 6.408.100 150.064.445 3.964.795 183.921.600 10.876.000 1.827.870.458
Beban Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan adalah merupakan beban yang timbul dari periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015 yang merupakan aktivitas konvergensi IFRS, dan aktivitas internasional yang terkait dengan konvergensi IFRS. b. Beban Project World Bank Akun ini merupakan beban kegiatan dari hibah project world bank dengan rincian sebagai berikut:
Pembuatan Silabus dan Modul Ujian CA Pembuatan SOP Ujian CA Review SOP Ujian CA Biaya Bank
30 Juni 2015 628.372.500 59.845.000 29.922.500 742.078 718.882.078
30 Juni 2014 -
35. PENERIMAAN HIBAH PROJECT WORLD BANK Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengadakan kerjasama dengan International Bank for Reconstruction and Development (World Bank) melaui surat perjanijan Letter No. CD-112/IDF/V/2014 tanggal 28 Mei 2014 tentang hibah “IDF Grant for Strenghtening the Accounting Profession in Indonesia Project” (Proyek). Berdasarkan surat perjanjian tersebut IAI memperoleh dana hibah sebesar US $350,000 (ekuivalen Rp4.189.150.000), dengan jangka pencairan dana hibah Proyek maksimum sampai dengan 5 Oktober 2017 (lihat catatan 7). Tujuan dari kerja sama antara World Bank dan IAI adalah untuk memperkuat profesi akuntansi dengan mendukung IAI dalam memenuhi standar internasional bagi akuntan profesional. Proyek tersebut meliputi: Pengembangan Ujian Akuntan Profesional (CA Indonesia) 1. Pengembangan silabus, standar operasional prosedur, modul belajar mandiri dan ujian berbasis komputer, semuanya disesuaikan dengan standar International Federation of Accountants. 2. Mengadakan workshop untuk mensosialisasikan ujian CA Indonesia kepada pemangku kepentingan yang relevan.
- 36 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PENERIMAAN HIBAH PROJECT WORLD BANK (lanjutan) Pengembangan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) untuk Akuntan Profesional 1. Merancang dan mengembangkan program PPL untuk akuntan profesional, termasuk sistem elearning dan materi on-line. 2. Pengembangan sistem administrasi keanggotaan dan monitoring kepatuhan anggota terhadap persyaratan PPL. Reviu Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) 1. Mereviu dan menilai kepatuhan dan ketidakpatuhan entitas tanpa akuntabilitas publik apakah telah sesuai dengan SAK ETAP. 36. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan liabilitas keuangan IAI Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 30 Juni 2015 Nilai tercatat Nilai wajar Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Investasi - dimiliki hingga jatuh tempo
Liabilitas keuangan Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar
6.290.406.936 1.594.083.400 64.656.872 2.500.000.000 10.449.147.208
6.290.406.936 1.594.083.400 64.656.872 2.524.783.500 10.473.930.708
256.144.264 77.347.950 333.492.214
256.144.264 77.347.950 333.492.214
30 Juni 2014 Nilai tercatat Nilai wajar Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Investasi - dimiliki hingga jatuh tempo
Liabilitas keuangan Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar
- 37 -
2.290.438.725 1.962.569.563 34.513.657 1.500.000.000 5.787.521.945
2.290.438.725 1.962.569.563 34.513.657 1.500.000.000 5.787.521.945
350.009.530 167.314.797 517.324.327
350.009.530 167.314.797 517.324.327
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. REVISI DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Berikut ini adalah Revisi dan interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku efektif mulai 1 Januari 2015. Efektif 1 Januari 2015 a. PSAK No. 1 (Revisi 2013) tentang Penyajian Laporan Keuangan b. PSAK No. 4 (Revisi 2013) tentang Laporan Keuangan Tersendiri c. PSAK No. 15 (Revisi 2013) tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama d. PSAK No. 24 (Revisi 2013) tentang Imbalan Kerja e. PSAK No. 46 (Revisi 2014) tentang Akuntansi Pajak Penghasilan f. PSAK No. 48 (Revisi 2014) tentang Penurunan Nilai Aset g. PSAK No. 50 (Revisi 2014) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian h. PSAK No. 55 (Revisi 2014) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran i. PSAK No. 55 (Revisi 2014) tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan j. PSAK No. 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian k. PSAK No. 66 tentang Pengaturan Bersama l. PSAK No. 67 tentang Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain m. PSAK No. 68 tentang Pengukuran Nilai Wajar n. PSAK No. 68 tentang Penilaian Ulang Derivatif Melekat Implementasi PSAK dan ISAK tersebut tidak memiliki dampak signifikan dalam penyajian laporan keuangan periode berjalan. Manajemen sedang melakukan evaluasi atas dampak penerapan PSAK dan ISAK tersebut terhadap laporan keuangan IAI untuk periode yang akan datang. 38. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Eksekutif IAI No. KEP-30/SK/DE/IAI/VII/2010 tanggal 1 Juli 2010 tentang Kebijakan Manajemen Risiko IAI, yang menetapkan sebagai berikut: Aktivitas IAI mencakup aktivitas pengambilan risiko dengan sasaran tertentu melalui pengelolaan yang profesional. Fungsi utama dari manajemen risiko IAI adalah untuk mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini dan mengelola posisi risiko. IAI secara rutin menelaah kebijakan dan sistem manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan perubahan di lingkungan, produk jasa dan praktek terbaik di lingkungan. IAI mendefinisikan risiko keuangan sebagai kemungkinan penurunan aset neto atau kehilangan kenaikan aset neto, yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal yang berpotensi negatif terhadap pencapaian tujuan IAI. Tujuan IAI dalam mengelola risiko keuangan adalah untuk mencapai keseimbangan yang sesuai antara risiko dan tingkat pengembalian serta meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja keuangan IAI. Risiko keuangan utama yang dihadapi IAI adalah risiko kredit, risiko suku bunga, risiko likuiditas, dan risiko perubahan kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi dan sosial politik. Perhatian atas pengelolaan risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangan perubahan dan volatilitas pasar keuangan di Indonesia dan internasional.
- 38 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a.
Risiko kredit Risiko kredit adalah kerugian yang timbul dari anggota atau peserta yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Instrumen keuangan IAI yang mempunyai potensi atas risiko kredit terdiri dari kas dan setara kas serta piutang. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akun-akun tersebut. Pada tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 kas dan setara kas serta piutang yang dimiliki IAI tidak terkonsentrasi pada pihak tertentu (lihat catatan No. 3 dan No. 5). IAI mengelola risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk masing-masing anggota/peserta dan lebih selektif dalam pemilihan bank dan institusi keuangan, yaitu hanya bank-bank dan institusi keuangan ternama dan yang berpredikat baik yang dipilih.
b.
Risiko suku bunga Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Risiko suku bunga yang dihadapi adalah kemungkinan turunnya suku bunga investasi yang terjadi secara tiba-tiba yang dapat berpengaruh terhadap menurunnya imbal hasil investasi IAI. Selama periode tahun berjalan, dampak dari pergerakan suku bunga di pasar tidak signifikan. IAI tidak memiliki pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dengan bunga tetap atau mengambang. Tingkat suku bunga yang cukup tinggi dan terjadi secara tiba-tiba tidak berpengaruh langsung terhadap menurunnya laba IAI.
c.
Risiko likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko di mana posisi arus kas menunjukkan aset lancar yang dimiliki oleh tidak cukup untuk menutupi liabilitas lancar IAI. Eksposur risiko likuiditas berupa kesulitan IAI dalam memenuhi kewajiban keuangan yang harus dibayar dengan kas atau aset keuangan lainnya. IAIdiharapkan dapat membayar seluruh kewajibannya sesuai dengan jatuh tempo kontraktual. Dalam memenuhi kewajiban tersebut, maka IAI harus menghasilkan arus kas masuk atau memiliki aset lancar yang cukup. IAI mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan setara kas yang mencukupi untuk memenuhi komitmen IAI untuk kegiatan operasional normal dan secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, serta jadwal tanggal jatuh tempo aset, dan liabilitas keuangan.
- 39 -
IKATAN AKUNTAN INDONESIA – PENGURUS PUSAT CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 38. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) d.
Risiko perubahan kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, dan sosial politik Kebijakan pemerintah baik yang menyangkut ekonomi dan moneter, serta kondisi sosial dan politik yang kurang kondusif akan berakibat menurunnya daya beli masyarakat dan mungkin juga mengurangi peran IAI dalam keprofesian. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan IAI dalam menjaring anggota atau peserta kegiatan sehingga berpengaruh terhadap pendanaan aktivitas IAI.
39. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Pengurus Pusat IAI bertanggung jawab atas penyiapan laporan keuangan yang diselesaikan tanggal 14 Agustus 2015.
- 40 -