LAPORAN KEMAJUAN (sd MEI 2012)
PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH AIR NIR AWAK DALAM RANGKA MENUNJANG KEMANDIRIAN BANGSA PADA SEKTOR INDUSTRI PERTAHANAN DAN KEAMANAN
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (F1.118)
Peneliti Utama : Bayu Sumarno Putro, ST Fokus Bidang : Pertahanan Keamanan
Insentif Pemanfaatan Hasil Litbangan : Prototipe Teknologi
BALAI TEKNOLOGI SURVEY KELAUTAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Gedung I BPPTLt.18 Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat 10340 Telp. 021-3168800 Fax. 021-3108149 E-mail
[email protected] Tahun 2012
Daftar Isi Halaman Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pokok Permasalahan 1.3 Metodologi Pelaksanaan 1.3.1 Lokus Kegiatan 1.3.2 Fokus Kegiatan 1.3.3 Bentuk Kegiatan 1.4 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
i 1 1 2 3 3 3 4 4
Bab II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 5 2.1 Pengelolaan Administrasi Manajerial 5 2.1.1 Perencanaan Anggaran 5 2.1.2 Pengelolaan Anggaran 6 2.1.3 Rancangan Pengelolaan Aset 6 2.2 Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja 6 2.2.1 Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja 6 2.2.2 Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja 7 2.2.3 Perkembangan Pencapaian Target Kinerja 7 2.3 Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 7 2.3.1 Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 7 2.3.2 Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 2.3.3 Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program 7 2.4 Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 8 2.4.1 Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 8 2.4.2 Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 8 2.4.3 Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 8 2.4.4 Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 8 Bab III RENCANA TINDAK LANJUT 9 3.1 Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja 9 3.2 Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program 9 3.3 Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 9 3.4 Rencana Pengembangan ke Depan 9 BAB IV PENUTUP
10
i
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan sumber daya bawah laut Indonesia sangat besar, demikian halnya dengan kemungkinan munculnya potensi ancaman. Disisi lain ketersediaan sarana peralatan bantu untuk melakukan misi surveillance dan penindakan terhadap suatu objek bawah air sangat terbatas dan ketergantungan terhadap produk impor masih tinggi, terutama jika terjadi kendala permasalahan teknis pengoperasian peralatan. Kejadian ini akan menghambat kesiapan misi operasi pengamanan. Kemandirian dalam memproduksi wahana dan peralatan bawah air nir awak sangat diperlukan, sehingga dapat dioperasikan dan dirawat sendiri kapan saja tanpa harus tergantung kepada pihak produsen atau operator luar negeri. Keselamatan dan keamanan kerja di dalam air merupakan indikator penting dalam penyelenggaraan pekerjaan di laut, terutama di bidang pertahanan dan keamanan, dalam rangka mewujudkan sistem keselamatan nasional yang efektif dan efisien, yang mampu berperan maksimal dalam menjalankan fungsinya sebagai unsur pendorong (promoting function) dan penunjang (servicing function) dalam pembangunan nasional. Guna menjalankan fungsi tersebut bidang Hankam dan bidang maritime lainnya harus memenuhi standar keselamatan, keamanan dan pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan baik nasional maupun internasional. Dalam industri pertahanan dan keamanan membutuhkan peralatan yang bernilai tinggi dan resiko keselamatan pekerjaan, manusia yang juga tinggi. Maka dari itu pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi maupun peralatan yang berada di bawah air harus mempunyai pola perawatan atau maintenance, dalam hal ini inspeksi pengamatan peralatan dan pekerjaan di bawah air supaya peralatan dan pekerjaan di bawah air akan terekam dan termonitor, sehingga keselamatan peralatan maupun pekerja juga akan lebih terpantau. Keterbatasan-keterbatasan dalam melakukan pengamatan pekerjaan di bawah air selama ini akan terjawab dengan kehadiran wahana pengamatan bawah air dengan kandungan sumber daya lokal tinggi baik dari segi SDM maupun bahan produksi yaitu yang dinamakan Small
Remotely Control Vehicle (SRCV) yang 1
merupakan sebuah penyederhanaan wahana bawah air yang modern agar lebih efisien dari segi pembiayaan maupun lebih sederhana pengoperasiannya. Keuntungan, yang dapat diperoleh dengan keberhasilan program ini adalah dapat memecahkan salah satu permasalahan yang dihadapi industri alutsista dalam negeri dalam melakukan pengkajian dan pengembangan produk serta penguasaan teknologi proses manufaktur produk wahana bawah air nir awak dengan spesifikasi khusus seperti resolusi tinggi, kedap air dan lain lain. Keunggulan, penelitian ini adalah dengan memanfaatkan sumber daya lokal, baik di lembaga litbang pemerintah. Selain itu penelitian ini juga akan memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh lembaga litbang dan industri, sehingga sarana dan prasarana yang ada dapat digunakan secara lebih optimal. Selain itu, keunggulan lainnya adalah dengan memanfaatkan SDM dan prasarana yang ada sehingga diharapkan hasil akhir penelitian ini akan memiliki keunggulan ekonomis dan harga yang bersaing. Manfaat yang dapat diperoleh dengan keberhasilan program ini adalah tersedianya desain, proses manufaktur dan prototipe produk wahana bawah air nir awak, sehingga dapat dimanfaatkan oleh industri alutsista dalam negeri untuk membuat produk yang memiliki nilai tambah tinggi sehingga akan mendorong kemandirian bangsa dalam penguasaan teknologi pertahanan dan keamanan.
1.2 Pokok Permasalahan Ketersediaan sarana peralatan bantu untuk melakukan misi surveillance dan penindakan terhadap suatu objek bawah air sangat terbatas dan ketergantungan terhadap produk impor masih tinggi, terutama jika terjadi kendala permasalahan teknis pengoperasian peralatan. Kejadian ini akan menghambat kesiapan misi operasi pengamanan. Efisiensi sebuah misi surveillance dan penindakan terhadap suatu objek di bawah air sangat dipengaruhi oleh metode dan peralatan yang dipergunakan. Hal ini merupakan alasan rasional bagi sebuah pemikiran untuk perancangan wahana bawah air ini. Disisi lain secara ilmiah, dengan mengacu pada prinsip dasar dari metode manta tow dan prinsip kerja dari wahana bawah laut yang modern seperti Remotely Operated Vehicle (ROV), Autonomous Underwater Vehicle (AUV), dan versi lainya, maka di dalam penelitian ini akan dilakukan pembuatan 2
Small Remotely Control Vehicle (SRCV) yang merupakan sebuah penyederhanaan wahana bawah air yang modern agar lebih efisien dari segi pembiayaan maupun lebih sederhana pengoperasiannya.
1.3 Metodologi Pelaksanaan Efisiensi sebuah misi surveillance dan penindakan terhadap suatu objek di bawah air sangat dipengaruhi oleh metode dan peralatan yang dipergunakan. Hal ini merupakan alasan rasional bagi sebuah pemikiran untuk perancangan wahana bawah air ini. Untuk mengevaluasi kinerja dari system yang diusulkan, beberapa indikator kinerja untuk uji kelayakan telah ditetapkan. Kerangka uji kelayakan tersebut akan dievaluasi berdasarkan indikator – indikator. Indikator ini meliputi stabilitas, ketahanan, sistem kendali wahana, kualitas gambar yang dihasilkan dan integrasi menyeluruh dari sistem. Keseluruhan penelitian ini adalah 8 bulan untuk membuat prototipe Small Remotely Control Vehicle (SRCV). Dengan fokus pada bentuk wahana, kualitas gambar yang dihasilkan dan sistem kendali wahana. Keberhasilan dari proyek ini berarti keberhasilan untuk melakukan misi surveillance dan penindakan terhadap suatu objek bawah air dan dapat memecahkan salah satu permasalahan yang dihadapi industri alutsista dalam negeri dalam melakukan pengkajian dan pengembangan produk serta penguasaan teknologi proses manufaktur produk wahana bawah air nir awak 1.3.1 Lokus Kegiatan Lokus Penelitian : Jl. Industri II No. 3 Tanjung Priok, Jakarta Utara dan workshop Balai Teknologi Survey Kelautan BPPT (Jakarta) Dermaga Banten Java Persada, Bojanegara, Banten ( Banten) 1.3.2 Fokus Kegiatan Fokus kegiatan ini adalah pertahanan keamanan. Meningkatkan misi pertahanan dan keamanan dengan pembangunan wahana Small
Remotely
3
Control Vehicle (SRCV) yang dapat difungsikan untuk melakukan pengamatan objek bawah air.
1.3.3 Bentuk Kegiatan Bentuk kegiatan ini adalah perekayasaan prototipe Small
Remotely
Control Vehicle (SRCV) yang diawali dengan kegiatan persiapan, koordinasi, studi literatur, perancangan wahana (sistem mekanik dan kendali remote control), pembangunan wahana, uji coba wahana, kemudian ditindak lanjuti dengan analisa uji wahana , evaluasi dan pelaporan.
1.4 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Tahapan pelaksanaan kegiatan tertera pada Tabel -1 berikut Tabel -1 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ALOKASI WAKTU (MINGGU)
No
TAHAPAN KEGIATAN
DESKRIPSI SINGKAT TAHAPAN KEGIATAN
1.
Persiapan kegiatan dan koordinasi
Kordinasi antara Peneliti Utama dan pembantu peneliti dalam membuat konsep kegiatan 8 bulan ke depan
8
2.
Studi literatur
Mempelajari literature terkait dengan metodologi
8
3.
Perancangan wahana /vehicle, system mekanik dan kendali remote control
Membuat gambar disain wahana dengan menggunakan software. Merancang pengkodean untuk system kendali.
16
4.
Pembangunan wahana, Sistem mekanik dan kendali remote control
Membuat prototype wahana dengan system pengendalinya.
16
5.
Uji coba dan analisa data
Melakukan uji coba prototype wahana, baik tes kering dan basah.
12
6.
Pembuatan laporan
Membuat laporan kegiatan.
4
4
II. II.1.
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Pengelolaan Administrasi Manajerial 2.1.1 Perencanaan Anggaran : Perencanaan anggaran sudah disusun berdasarkan panduan insentif PKPP 2012 yang meliputi tiga tahapan pencairan (termin) yaitu Termin 1 ( 30%), termin ke dua (50%), dan termin ketiga (20%). Rencana pencairan dana untuk tahap 1 ( 30%) yaitu Rp 75.000.000,00. Tabel 1. Rancangan penggunaan dana awal untuk tahap 1 NO
URAIAN
JUMLAH
PERSENTASE (%)
1
Belanja Gaji/upah
Rp
18,800,000.00
25.07
2
Belanja Bahan
Rp
42,650,000.00
56.87
3
Belanja Perjalanan Dinas
Rp
12,360,000.00
16.48
4
Belanja lainnya
Rp
1,190,000.000
1.59
Jumlah Keseluruhan
Rp
75,000,000.00
100
2.1.2 Pengelolaan Anggaran : Memasuki akhir termin I dan sampai laporan kemajuan ini dibuat, realisasi pencairan dana awal untuk kegiatan penelitian sebesar Rp 60.470.000,00 atau sekitar 80 % dari rancangan penggunaan dana awal untuk tahap I sebesar Rp 75.000.000,00. Rincian realisasi pencairan dana, seperti terlihat pada table dibawah ini : Tabel 2. Realisasi pencairan dana awal untuk tahap 1 NO
URAIAN
JUMLAH
PERSENTASE (%)
1
Belanja Honor
Rp
18,800,000.00
25.07
2
Belanja Bahan
Rp
32,750,000.00
43.67
3
Belanja Perjalanan Dinas
Rp
8,920,000.00
11.89
4
Belanja lain - lain
Rp
-
0.00
Jumlah Keseluruhan
Rp
60,470,000.00
80.63
5
2.1.3 Rancangan pengelolaan Aset : Penelitian ini akan menghasilkan design dan prototype peralatan, dimana prototype peralatan tersebut akan dihibahkan kepada Balai Teknologi Survei Kelautan
yang
nantinya
diharapkan
dapat
dimanfaatkan
untuk
pengembangan penelitian dan sektor industri kelautan (oil & gas, perkapalan, dll) Indonesia. Dimana untuk desain prototype akan dilakukan pembahasan dengan pihak mitra industri yaitu PT Bayu Bahari Santosa mengenai potensi untuk memanfaatkan, pengembangan dan memproduksi hasil riset tersebut. II.2.
Metode – Proses Pencapaian Target Kinerja 2.2.1 Kerangka Metode – Proses Pencapaian Target Kinerja Proses pencapaian target kinerja dibagi menjadi enam tahapan dengan jenis kegiatan yang berbeda. Setiap kegiatan mempunyai bobot (yang terukur) dan menghasilkan output yang berbeda. Kerangka proses pencapaian target kinerja pada penelitian ini dapat dilihat pada table dibawah ini Tabel 3 Kerangka proses pencapaian target kinerja Bobot (%)
Output
Persiapan
5
Konsep
Koordinasi dgn Mitra
5
Rencana kerja
Pengadaan Bahan
10
Bahan kebutuhan wahana dan sistem kendali
Perancangan wahana /vehicle, system mekanik dan kendali remote control
20
Design prototype
Pembangunan wahana, Sistem mekanik dan kendali remote control
30
Prototype
Uji Coba & Analisa Data
20
Dokumen
Pembuatan Laporan
10
Dokumen
URAIAN
6
2.2.2 Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja Indikator keberhasilan pencapaian target kinerja pada akhir penelitian pada tahun 2012 ini adalah dihasilkanya prorotype wahana bawah air nir awak.. Dimana untuk tahap I ini indicator tercapainya target kinerja yaitu desain wahana bawah air nir awak. 2.2.3 Perkembangan Pencapaian Target Kinerja Realisasi pencapaian target kinerja sampai saat ini mencapai 51% dari pencapaian target kinerja keseluruhan sesuai dengan jenis dan bobot kegiatan yang sudah direncanakan di dalam kerangka proses pencapaian target kinerja. Pencapaian target kinerja sampai saat ini meliputi persiapan dan koordinasi, pengadaan bahan dan desain wahana. Sedangkan untuk pembangunan protope masih dalam proses pembangunan wahana bawah air nir awak.
II.3.
Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program 3.3.1 Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Kerangka kerjasama adalah langsung antara peneliti dengan lembaga atau mitra industri dalam hal ini PT Bayu Bahari Santosa yang bergerak di bidang ship building dan docking yang mempunyai sarana dan prasarana kolam atau graving dock yang digunakan untuk lokasi ujicoba prototype. Disamping itu diharapkan dari hasil ujicoba tersebut akan ada kolaborasi riset mengenai pemanfaatan dan pengembangan produk prototipe tersebut. 3.3.2 Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Indikator
keberhasilan
sinergi
koordinasi
kelembagaan
–
program
terbentuknya kolaborasi riset mengenai pembangunan dan uji coba prototype wahana nawah air nir awak. 3.3.3 Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program koordinasi
dengan
mitra
dilaksanakan
secara
berkala
mengenai
perkembangan kegiatan dan penjadwalan pemakaian sarana dan prasarana untuk uji coba.
7
II.4.
Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 2.4.1 Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hasil riset diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan penelitian dan sektor industri kelautan (oil & gas, perkapalan, dll) Indonesia. Dengan adanya peralatan ini nantinya akan memudahkan pengamatan objek dibawah air sehingga tingkat pengamanan untuk melakukan operasi kerja semakin tinggi yang akhirnya akan meningkatkan hasil produksi dan daya saing. 2.4.2 Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Melakukan kerjasama penelitian dengan pihak terkait. 2.4.3 Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Adanya kerjasama mengenai pemanfaatan dan pengembangan hasil litbangyasa dengan mitra industri maupun lembaga pemerintah 2.4.4 Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Pemanfaatan hasil litbangyasa belum bisa dilaksanakan karena masih dalam proses pembangunan.
8
III.
RENCANA TINDAK LANJUT
III.1. Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja o Melakukan pembangunan wahana, Sistem mekanik dan kendali remote control o Melakukan uji coba di darat (dry test) o Melakukan evaluasi dan uji coba di air (wet test) o Melakukan optimasi
III.2. Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal baik perguruan tinggi, industry, dan lembaga pemerintah (PINDAD) dalam mengoptimalkan alat yang telah selesai direkayasa.
III.3. Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Untuk mengetahui fenomena kondisi fisik di dalam air. Hasil riset diharapkan juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan penelitian dan sektor industri kelautan Indonesia.
III.4. Rencana Pengembangan ke Depan Menjadikan alat hasil rekayasa sebagai wahana penelitian di bidang bahari yang multi fungsi.
9
IV.
PENUTUP
Demikian laporan kemajuan ini dibuat sebagai bahan monitoring atas pelaksanaan kegiatan “Pengembangan dan Penerapan Teknologi Proses Manufaktur Produk Wahana Bawah Air Nir Awak Dalam Rangka Menunjang Kemandirian Bangsa Pada Sektor Industri Pertahanan dan Keamanan” yang berisi perkembangan selama 4 bulan pertama pelaksanaan kegiatan PKPP 2012.
10