LAPORAN KASUS UJIAN
Disusun Oleh : Dwi Listiany Corneli 111170023 Penguji : dr. Deni Wirhana S., Sp.OG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD WALED CIREBON 2016
BAB I
LAPORAN KASUS I. Identitas Pasien •
Nama
: Ny. K
•
Umur
: 44 tahun
•
Jenis kelamin
: Perempuan
•
Alamat
: Prapag Kidul
•
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
•
Pendidikan
: SMA
•
Status Perkawinan
: Menikah
•
Agama
: Islam
•
Masuk RS
: 8 Juni 2016
•
Suami
: Tn. N
•
Umur
: 49 tahun
•
Pekerjaan
: Buruh
II. Anamnesis Keluhan Utama : Keluar darah dari jalan lahir Riwayat Penyakit Sekarang Pasien G2P1A0 gravida 11-12 minggu datang ke IGD Kebidanan RSUD Waled pukul 17.00 dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak pagi pukul 08.00, kemudian pada pukul 15.00 keluar gumpalan darah (8-62016) SMRS. Awalnya perdarahan sedikit-sedikit seperti lendir berwarna agak kehitaman. Pasien mengakui dapat mengganti >6x celana dalam. Darah keluar tanpa penyebab dan berwarna merah kehitaman. Keluhan mulas-mulas disangkal, keluhan keluar gumpalan daging disangkal. Keluhan tidak disertai adanya pusing, nyeri kepala dan keputihan. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Keluhan nyeri perut disangkal, keluhan keluar darah seperti telur ikan disangkal.
Pasien mengetahui kehamilan saat terlambat haid satu bulan, kemudian memeriksakan urin dengan testpack hasilnya positif. Keluhan mual muntah saat ini diakui oleh pasien. Selain itu pasien mengatakan perutnya terasa membesar, payudara membesar, menegang dan puting menghitam. Pasien sempat USG pada tanggal 8/6/2016 di dr.Haris dengan hasil G2P1A0 usia kehamilan 11 minggu dengan blighted ovum.
Riwayat Penyakit Dahulu - Keluhan serupa sebelumnya disangkal - Riwayat keguguran disangkal - Riwayat DM (-) - Riwayat HT (-) - Riwayat penyakit paru (-) - Riwayat penyakit ginjal (-) - Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat Keluarga
-
Riwayat yang sama disangkal
-
Riwayat DM (-)
-
Riwayat HT (-)
-
Riwayat Asma (-)
-
Riwayat penyakit ginjal (-)
-
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat Pemeriksaan ANC -
Pemeriksaan ANC (+) di bidan swasta sebanyak 2 kali
-
Suntik TT 1 kali
-
HPHT
: 15-03-2016
-
HTP
: 22-12-2016
-
USG
: di dr.Haris Sp.OG
Hasil
: Gestasi (+), fetal pole (-), DJJ (-), Uk 11 minggu, ketuban
(+)
Riwayat Obstetrik
III.
-
Anak I : Jenis Kelamin laki-laki, hidup, Usia 17 tahun, BBL 2600
-
gram, lahir ditolong bidan, lahir spontan Riwayat abortus (-) Riwayat kuretase (-) Riwayat infeksi nifas (-)
Riwayat Menstruasi - menarche - siklus - durasi - banyak - dismenore - HPHT - TP
: usia 10 tahun : 28 hari : 7 hari : 2-3x ganti pembalut dalam sehari : disangkal : 09-11-2013 : 16-08-2014
Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Penggunaan KB (+) suntik 3 bulan selama 5 tahun
Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan umum Kesadaran Tanda Vital
-
: Baik : Composmentis : TD : 110/70 mmHg Nadi : 88 x/ menit RR : 20 x/ menit Suhu : 36.8 C Kepala : normocephal, rambut hitam tidak mudah dicabut Mata : konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-) reflek cahaya (+/+) Wajah : cloasma gravidarum (-) THT : tidak ada keluhan Leher : pembesaran limfonodi (-) pembesaran tiroid (-) Thorax : simetris saat statis dan dinamis Mammae : payudara menegang areola mammae hiperpigmentasi Cor : S1-S2 regular gallop (-) murmur (-) Pulmo : vesikular (+/+), rhonki (-/-) wheezing (-/-) Abdomen : supel, peristaltik (+) normal, nyeri tekan (-),
-
timpani (+), tidak ada sikatrik Extremitas : akral hangat, edema (-/-), CRT< 2 detik
-
Status Obstetrik - Pemeriksaan luar
Inspeksi : Besar sesuai kehamilan, striae gravidarum (-), bercak perdarahan (+) Palpasi : -
Leopold I
: TFU tidak teraba
-
Leopold II
: -
-
Leopold III : -
-
Leopold IV : -
- HIS : (-) DJJ : (-) Pemeriksaan dalam: v/v tidak ada kelainan, portio kuncup, tidak teraba -
sisa jaringan Pemeriksaan In spekulo : Tampak darah kehitaman keluar dari ostium uteri eksternum
IV.Resume Pasien G2P1A0 gravida 11-12 minggu datang ke IGD Kebidanan RSUD Waled pukul 17.00 dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak pagi pukul 08.00, kemudian pada pukul 15.00 keluar gumpalan darah (8-62016) SMRS. Awalnya perdarahan sedikit-sedikit seperti lendir berwarna agak kehitaman. Pasien mengakui dapat mengganti >6x celana dalam. Darah keluar tanpa penyebab dan berwarna merah kehitaman. Keluhan mulas-mulas disangkal, keluhan keluar gumpalan daging disangkal, keluhan nyeri perut disangkal, keluhan keluar darah seperti telur ikan disangkal. Pasien mengetahui kehamilan saat terlambat haid satu bulan, kemudian memeriksakan urin dengan testpack hasilnya positif. Keluhan mual muntah saat ini diakui oleh pasien. Selain itu pasien mengatakan perutnya terasa membesar, payudara membesar, menegang dan puting menghitam. Pasien sempat USG pada tanggal 8/6/2016 di dr.Haris dengan hasil G2P1A0 usia kehamilan 11 minggu dengan blighted ovum. Menikah I kali lamanya 18 tahun. Pemeriksaan ANC (+) di bidan swasta sebanyak 2 kali. Suntik TT 1 kali. HPHT: 15-03-2016 , HTP: 31-12-2016. Anak I: Jenis Kelamin laki-laki, hidup, usia 1 tahun, BBL 2600 gram, lahir ditolong bidan. Menarche pada usia 10 tahun, siklus haid teratur, lamanya ± 5-7 hari. Jumlah darah yang keluar 2-3 kali pembalut perhari, nyeri haid (-).
Penggunaan KB (+) suntik 3 bulan selama 5 tahun. TFU tidak teraba. Pemeriksaan dalam: v/v tidak ada kelainan, Ø kuncup, porsio tebal lunak, tidak teraba sisa jaringan. Pemeriksaan In spekulo: Tampak darah kehitaman keluar dari ostium uteri eksternum. PP test: (+) V. Diagnosis Diferensial G3P2A0 gravida 11 minggu, perdarahan trimester pertama e.c Blighted Ovum G3P2A0 gravida 11 minggu, perdarahan trimester pertama e.c Abortus imminens
VI.
Pemeriksaan Penunjang PP test : (+) USG : fetal pole (-), DJJ (-), UK 11 minggu, ketuban (+), kantung gestasi (+) Laboratorium : (darah rutin) - Hemoglobin - Leukosit - Hematokrit - Trombosit - GDS - Tes kehamilan - Urin lengkap
VII.
Diagnosis Kerja G3P2A0 gravida 11 minggu, perdarahan trimester pertama e.c Blighted Ovum
VIII.
: 12,9 g/dL : 7.310 /ʮL : 38,5 % : 333.000 /ʮL : 120 mg/dL : (+) : dalam batas normal
Penatalaksanaan a. Medikamentosa -
Lidocaine 1x2 amp
-
Kaltrofen supp 1x1
b. Non-medikamentosa: -
Dilatasi dan Kuretase Pukul 18.30:
Dilakukan dilatasi dengan menggunakan busi ukuran disesuaikan: Telah dilakukan kuretase a/i blighted ovum Sondase ± 8 cm, anteflexsi, jaringan ± 50 ml, perdarahan 35 ml. Dx: post kuretase a/I blighted ovum Th/
cefadroxil 3x500 mg Asam mefenamat 3x500 mg
IX.
Diagnosis Akhir P2A1 Post Kuretase e.c Blighted Ovum Follow up:
Tanggal 09/06/2016 06.00
S Tak keluhan
ada
O A P T.110/70 N.88x.menit, S.36 Post kuretase Observasi °C, P.18x/menit St. Generalis:
a/i
ovum
KU: Tampak sakit ringan/ CM Mata
Thoraks : Cor dan pulmo
perdarahan Cefadoxil
mefenamat 3x500 mg BLPL
dbn supel,
bising
usus (+) 2x/menit Extremitas:Akral hangat+/+, oedem +/+ St. Obstetri: Hasil Lab post kuretase Hb: 11,8 g/dl Leukosit : 14.000 X. Prognosis Quo ad Vitam : Ad Bonam Quo ad Functionam : Ad Bonam Qua ad Sanationam : Ad Bonam
TTV,
3x500 mg Asam
: CA -/- SI-/-
Abdomen:
blighted
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Blighted Ovum Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan hamil tetapi tidak ada janin di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.6
Blighted Ovum Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum yang telah dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak
membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita tahu tentang kehamilannya.6
2.2.1 Etiologi Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang buruk.6,7 Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.7 2.2.2 Patofisiologi Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim.
Plasenta
menghasilkan
hormon
HCG
(human
chorionic
gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan
menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.
2.2.3 Gejala dan Tanda Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan tanda-tanda mungkin termasuk :
Periode menstruasi terlambat
Kram perut
Minor vagina atau bercak perdarahan
Tes kehamilan positif pada saat gejala
Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan
Hampir sama dengan kehamilan normal
2.2.4 Diagnosis 1.
Anamnesis
2.
Pemeriksaan Fisik
3.
Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan bila pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong kuning telur.
Gambar : Blighted Ovum
Gambar : Kehamilan Normal
2.2.5 Pencegahan Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita.6,8 Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa
tindakan
pencegahan
seperti
pemeriksaan
TORCH,
imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
2.2.6 Penatalaksanaan Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka maka dapat diobati agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan. Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang ditemukan, namun masih dapat diupayakan jika kemungkinan penyebabnya diketahui. Sebagai contoh, tingkat hormon yang rendah mungkin jarang menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus ini, pil hormon seperti progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari pemakaian hormon adalah sakit kepala, perubahan suasana hati, dan lain-lain. Jika terjadi kematian telur di awal kehamilan secara berulang,
maka
pembuahan
buatan
mungkin
efektif
dalam
memproduksi kehamilan. Dalam hal ini perlu donor sperma atau ovum untuk memiliki anak. Akan tetapi, pembuahan buatan itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko kelahiran kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi adalah pilihan lain bagi banyak pasangan. Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol, setelah terjadi dilatasi serviks kemudian dilakukan kuretase.
DAFTAR PUSTAKA
1. Winkjosastro, H : Ilmu Kebidanan edisi ketiga cetakan keempat. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. 1999; 302-312. 2. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ. In: William’s Obstetrics. Ed 21. The Mc Graw-Hill Companies. New York, 2001 3. Saifuddin AB, dkk. Dalam : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama cetakan kedua. JNPKKR-POGI -Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2002 4. Mansjoer A, dkk. Kelainan Dalam Kehamilan. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2001; 260-265. 5. Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic Pregnancy.
http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted %20ovum.pdf