Laporan Hasil Penelitian GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN TENTANG 3M (MENGUBUR BARANG BEKAS, MENUTUP DAN MENGURAS TEMPAT PENAMPUNGAN AIR) PADA KELUARGA DI KELURAHAN PADANG BULAN TAHUN 2009
Oleh : MEUTIA WARDHANIE GANIE 060100381
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
LEMBAR PENGESAHAN
Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tentang 3M (Menutup, Mengubur, Menguras Tempat Penampungan Air) Keluarga di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009
Nama
:
MEUTIA WARDHANIE GANIE
Nim
:
060100381
Pembimbing
Penguji
( dr. Liberty Sirait, Sp.B ) ( dr. Alfred C.Satyo,MSc,MHPE Sp.F (K) )
Penguji
( Prof. dr. A.Afif Siregar,Sp. A(K), Sp.JP (K)
Medan, 2 Desember 2009 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(Prof.dr. Gontar Alamsyah Siregar,Sp.PD-KGEH) Nip : 195402201980111001 Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
ABSTRAK
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN TENTANG 3M (MENGUBUR BARANG BEKAS, MENUTUP, DAN MENGURAS TEMPAT PENAMPUNGAN AIR) PADA KELUARGA DI KELURAHAN PADANG BULAN TAHUN 2009
Latar Belakang, Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular di berbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR) DBD meningkat dengan pesat diseluruh belahan dunia. Diperkirakan 50 juta orang terinfeksi DBD setiap tahunnya dan 2,5 miliar (1/5 penduduk dunia) orang tinggal di daerah endemik DBD. Fokus penelitian ini adalah manusia yakni usaha Pencegahan penyakit DBD yang dilakukan keluarga dengan melakukan 3M (Mengubur,Menguras, dan Menutup tempat penampungan air). Untuk dapat melakukan pencegahan penyakit DBD salah satu faktor yang mempengaruhi adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan tentang 3M pada keluarga di Kelurahan Padang Bulan tahun 2009. Metode, Penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan besar sampel sebanyak 99 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Quota sampling. Subjek penelitian adalah kepala keluarga dan pasangannya sebagai wakilnya. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi 6 item pertanyaan pengetahuan, 5 item pertanyaan sikap, dan 5 item pertanyaan tindakan. Hasil, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan respoden adalah sedang (54,5%), sedangkan untuk tingkat pengetahuan baik (36.4%), dan tingkat pengetahuan kurang hanya sebagian kecil saja yaitu (9.1%). Untuk penilaian sikap sebagian besar respoden bersikap Baik (56.6%) terhadap pelaksanaan 3M, Sikap dalam kategori sedang (43.4%), dan sikap yang termasuk dalam kategori kurang tidak ditemukan pada responden. Terhadap pertanyaan tindakan sebagian besar tindakan tentang pelaksanaan 3M respoden termasuk sedang (75.8%), tindakan baik (18.2%), dan tingkat pengetahuan kurang hanya sebagian kecil saja yaitu (6.1%) .
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Kesimpulan, Tingkat pengetahuan keluarga di Kelurahan Padang Bulan mayoritas termasuk dalam kategori Sedang dan sikap responden termasuk dalam kategori Baik dan untuk tindakan responden terhadap pelaksanaan 3M mayoritas termasuk kategori Sedang.
Kata Kunci : 3M, Pencegahan DBD, Pengetahuan 3M, Demam Berdarah Dengue
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
ABSTRACT DESCRIPTIONS OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND PRACTICE REGARDING BY USING 3M METHOD (MENGUBUR BARANG BEKAS, MENGURAS DAN MENUTUP TEMPAT PENAMPUNGAN AIR) AMONG FAMILY AT KELURAHAN PADANG BULAN YEAR 2009
Background, Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is one of the most serious infectious diseases across the world. For a decade the prevalence or the incidence rate (IR) of DHF was increased insidiously. It is approximately 50 million people has been infected by DHF each year and 2.5 Billion people live in endemic areas. The main objective of this study is the prevention of DHF by using 3M method (Mengubur Barang Bekas, Menguras, dan Menutup tempat penampungan air). One of the factors to prevent DHF is acknowledgment, attitude and actions from families. This study has been conducted at Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru and to find the actions of 3M on families at Kelurahan Padang Bulan year 2009. Method, This study is a descriptive study with total sample of 99 respondents. Quota sampling was chosen on this study. The subjects of this study are head of families and their spouses as their representatives. The instrument for this study is questionnaire that consisted of 6 items of questions that are focus on acknowledgment, 5 items for attitude and 5 items for actions. Result, This study showed most of the respondents’ acknowledgment is medium (54.5%), good (36.4%), low (9.1%). Most of the respondents’ attitude is good (56.6%) to 3M method, medium (43.4%) and no low percentage has been found. Most of the respondents’ action is medium (75.8%), good (18.2%) and low (6.1%). Conclusion, The level of acknowledgment of the families at Kelurahan Padang Bulan is majority in medium category, level of attitude is good and majority the level of actions towards 3M is medium.
Keywords: 3M, Preventions of DHF, DHF, Knowledge about 3M Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. Penyusunan karya tulis ilmiah ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu, penulis memilih judul : “Gambaran Pengetahuan, Sikap, Tindakan tentang 3M ( Mengubur barang bekas, Menutup, dan Menguras tempat penampungan air ) pada keluarga di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009”. Penulis selama melakukan penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah ini, memperoleh bantuan moril dan materiil dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus terutama kepada : 1. Bapak Prof. Dr. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak dr. Liberty Sp.B, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam proses membimbing serta memberi arahan dalam pengerjaan karya tulis ilmiah ini. 4. Bapak dr .Alfred C.Satyo, Sp.F, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan petunjukpetunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini. 5. Bapak Prof.dr.A.Afif Siregar, Sp.A (K), Sp.JP (K). , selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan-masukan untuk penyempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini. 6. Seluruh Dosen dan pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang untuk semua jasa - jasanya dalam memberikan bantuan selama perkuliahan. 7. Bapak Drs. Marim Karo Karo, selaku Kepala Kelurahan Padang Bulan yang telah memberikan bantuan dan izin melakukan penelitian di Kelurahan tersebut. 8. Kedua orang tua tercinta, H. Bustamam Ganie S.E dan Dra. Hj. Sri Handriaty terima kasih atas kasih sayang, doa, motivasi dan dukungannya secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik. Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
9. Terima kasih buat adikkku tersayang Muhammad Siddiq dan Mila Lailyana atas do’a dan bantuannya selama ini, semoga pengorbanan kita akan memberikan kesuksesan di kemudian hari nantinya. 10. Teman-temanku : Dina, Derry, Eka, Duma, Deshinta, Amir, Aziela, Afif, Rocky, Wina, Deshinta dan semua teman-teman seangkatan stambuk 2006 serta yang lainnya yang tidak tersebutkan terima kasih atas persahabatan dan dukungannya selama ini kepada penulis.
Penulis menyadari penelitian ini terdapat banyak kekurangan dan penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini akan bermanfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan kemajuan Civitas Akademika.
Medan, 23 November 2009 Penulis
Meutia Wardhanie Ganie 060100381
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan...............................................................................
ii
ABSTRAK ...............................................................................................
iii
ABSTRACT ............................................................................................
iv
Kata Pengantar ........................................................................................ v Daftar Isi………………………………………………………………… viii Daftar Tabel ............................................................................................. x Daftar Gambar ........................................................................................
xii
Daftar Lampiran .....................................................................................
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………
1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………..
1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………….
3
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………..
3
1.4. Manfaat Penelitian………………………………………………
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………………..
5
2.1 Demam Berdarah Dengue……………………………………….
5
2.1.1 Definisi…………………………………………………….
5
2.1.2 Etiologi…………………………………………………….
5
2.1.3 Nyamuk Aedes aegypti....................................................... 5 2.1.4 Cara Penularan......................................................................
7
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
2.1.5 Upaya pengendalian& pencegahan vektor .........................8 2.2 Perilaku………………………………………………………….
14
2.2.1 Pengetahuan……………………………………………….
15
2.2.2 Sikap……………………………………………………….
17
2.2.3 Tindakan…………………………………………………...
18
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…
19
3.1 Kerangka Konsep……………………………………………….. 19 3.2 Definisi Operasional……………………………… ...................... 19 3.3 Aspek Pengukuran ……………………………………………...
20
BAB 4 METODE PENELITIAN………………………………………
22
4.1 Jenis Penelitian………………………………………………….. 22 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………... 22 4.3 Populasi dan Sampel……………………………………………. 22 4.3.1. Populasi ..............................................................................
22
4.3.2. Sampel ................................................................................
22
4.3.3. Besar Sampel .....................................................................
23
4.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………...
23
4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................
23
4.4.2. Data Primer ........................................................................
25
4.4.3. Data Sekunder .....................................................................
25
4.5 Pengolahan dan Analisa Data…………………………………..
25
BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ..........................
26
5.1. Hasil Penelitian ............................................................................
26
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ...............................................
26
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
5.1.2. Distribusi Responden Menurut Karakteristik ......................
28
5.1.3. Pengetahuan Responden ......................................................
29
5.1.4. Sikap Responden ................................................................. 31 5.1.5. Tindakan Responden .......................................................... 32 5.1.6. Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Responden .............
34
5.1.7. Hubungan Pengeatahuan Pengetahuan dan Sikap .............. 34 5.1.8. Hubungan Sikap dan Tindakan Responden ..........................
35
5.2. Pembahasan ..................................................................................
36
5.2.1. Identitas Responden .......................................................... 36 5.2.2. Pengetahuan Responden .....................................................
36
5.2.3. Sikap Responden .................................................................
38
5.2.4. Tindakan Responden ............................................................ 39 5.2.5. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responden ................. 40 5.2.6. Hubungan Sikap dan Tindakan ..........................................
41
5.2.7. Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Responden ........... 41
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 43
6.1. Kesimpulan ................................................................................... 43 6.2. Saran ............................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
45
LAMPIRAN .............................................................................................
49
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
Tabel 3.1.
Definisi Operasional …………………………………….....
19
Tabel 4.1.
Data Hasil Validitas dan Reliabilitas Kuesioner....................
21
Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Persentasi Responden Menurut Tingkat usia di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 ..........
Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Persentasi Responden Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009..................
Tabel 5.3.
27
Distribusi Frekuensi Persentasi Responden Menurut Pendidikan di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009..................
Tabel 5.4.
27
28
Distribusi Frekuensi Persentasi Responden Menurut Pekerjaan di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 ................
29
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Tabel 5.5.
Distribusi Frekuensi Persentasi jawaban Responden Tiap Pertanyaan Pengetahuan Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009........................................ .................................
Tabel 5.6.
24
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 ................................................
Tabel 5.7.
30
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Tiap Pertanyaan Sikap Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009......................
Tabel 5.8.
31
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Sikap Responden dalam Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 ......................................
Tabel 5.9.
32
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Tiap Pertanyaan Tindakan Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 ........................
Tabel 5.10.
32
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tindakan Responden Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009........................................
Tabel 5.11.
33
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Responden Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 .................
34
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Tabel 5.12.
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Hubingan Pengetahuan dan Sikap Responden Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 ............................................ 35
Tabel 5.13.
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Hubungan Tindakan dan Sikap Responden Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan....................................................
35
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar 2.1.
JUDUL
Halaman
Bagan Cara Pemberantasan Nyamuk Aedes aegypti..........
9
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Daftar Riwayat Hidup
LAMPIRAN II
Kuesioner Penelitian
LAMPIRAN III
Informed Consent
LAMPIRAN IV
Surat Izin Penelitian
LAMPIRAN V
Distribusi Demam Berdarah Dengue di Kota Medan
LAMPIRAN VI
Master Data Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioner
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Hasil Output Data Penelitian
LAMPIRAN VII
Peta Kelurahan Padang Bulan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun kebijakan pembangunan kesehatan baru
yaitu gerakan pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia sehat 2010. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, Bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI,1999). Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular di berbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR) DBD meningkat dengan pesat diseluruh belahan dunia. Diperkirakan 50 juta orang terinfeksi DBD setiap tahunnya dan 2,5 miliar (1/5 penduduk dunia) orang tinggal di daerah endemik DBD. Pada tahun 2007, dalam angka Case Fatality Rate (CFR) untuk kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Indonesia menempati urutaan ke empat di ASEAN dengan CFR 1.01 setelah Bhutan, India, dan Myanmar. Sampai bulan September 2008, didapatkan CFR untuk kasus DBD
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
menurun menjadi 0.73, namun naik menjadi peringkat ke dua di ASEAN setelah Bhutan (WHO,2008). Penyakit DBD pertama kali ditemukan di Indonesia yaitu di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968, akan tetapi informasi virologist baru didapat pada tahun 1972. Sejak ditemukannya penyakit DBD pertama kali, jumlah kasus terus meningkat disemua daerah di Indonesia (Depkes RI,2003). Angka insiden DBD di Kota Medan selama enam tahun terakhir ini menunjukkan adanya peningkatan setiap tahunnya yaitu dari 11,8 per 100.000 penduduk pada tahun 2002 menjadi 31,7 per 100.000 penduduk pada tahun 2003 menjadi 39,1 per 100.000 penduduk pada tahun 2004 dan terus melonjak tajam menjadi 97,6 per 100.000 penduduk pada tahun 2005 kemudian menurun menjadi 62,8 per 100.000 penduduk, pada tahun 2006 kemudian meningkat lagi menjadi 95,8 per 100.000 penduduk pada tahun 2007 (Dinkes Medan,2008). Distribusi DBD pada periode 1 januari 2007 sampai dengan Desember 2007 di lima kecamatan yang tertinggi antara lain: Medan Perjuangan (154 kasus), Medan Tembung (122 kasus), Medan Johor (122 kasus), Medan Selayang (124 kasus), Medan Sunggal (168 kasus), Medan Helvetia (218 kasus). Sedangkan periode 1 januari 2008 sampai dengan mei 2008 kecamatan yang tertinggi kasus DBDnya adalah kecamatan Medan Sunggal (61 kasus) dan kecamatan Medan Helvetia (59 kasus). Distribusi DBD pada periode 1 Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 di lima kecamatan tertinggi antara lain:Medan Helvetia (181 kasus), Medan Johor (173 kasus), Medan Kota (127 kasus),Medan Sunggal (125 kasus ), Medan Baru ( 110 kasus ) data ini bisa terlihat pada lampiran 5 (Dinkes Medan, 2009). Sehubungan dengan belum ditemukannya obat yang mampu membunuh virus dengue ini, serta belum adanya vaksin yang efektif untuk mencegahnya, maka pencegahan penyebaran penyakit ini lebih ditujukan kepada pemberantasan vektornya. (Depkes RI,1995). Cara yang paling tepat untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan memberantas jentik nyamuk ditempat perkembangbiakannya. Pemberantasan sarang nyamuk DBD (PSN-DBD) dapat dilakukan dengan metode 3M serta teknik abatesasi. Adapun program 3M itu terdiri atas: menguras bak mandi seminggu sekali, menutup tempat penampungan air baik didalam maupun diluar rumah serta mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
hujan dan memungkinkan air tergenang didalamnya. Pelaksanaan 3M tersebut minimal dilakukan seminggu sekali (Depkes RI,1995). Pelaksanaan PSN-DBD memerlukan partisipasi masyarakat. Upaya peningkatan partisipasi masyarakat telah dilakukan pemerintah Kota Medan berupa pembentukan Kelompok Kerja Pemberantasan Penyakit DBD (Pokja-DBD) dan kelompok Kerja Operasional Pemberantasan Penyakit DBD (Pokjanal DBD) di setiap Kecamatan sebagai wadah peran serta masyarakat. Pokja dan Pokjanal tersebut mempunyai tugas menyusun rencana, menyiapkan data, menganalisis masalah, serta melakukan pemantauan dan bimbingan teknis. Program pemberantasan DBD semestinya diaktifkan agar dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD (Depkes RI,1995). Pada kenyataan angka insiden DBD di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan tetap tinggi dari tahun ketahun. Dengan demikian, peneliti bertujuan melakukan penelitian terkait dengan gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai 3M (Mengubur barang bekas, Menutup dan Menguras tempat penampungan air) pada keluarga di Kelurahan Padang Bulan.
1.2.
Rumusan Masalah Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai 3M (Menutup Tempat
Penampungan Air, Mengubur barang bekas, Menguras Tempat Penampungan Air) pada keluarga di Kelurahan Padang Bulan tahun 2009.
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan tentang 3M pada keluarga di Kelurahan Padang Bulan tahun 2009. 1.3.2. Tujuan khusus a. Mengetahui pengetahuan masyarakat Kelurahan Padang Bulan tentang pelaksanaan 3M dalam usaha pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue. b.
Mengetahui sikap masyarakat Kelurahan Padang Bulan, tentang pelaksanaan 3M dalam usaha pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
c.
Mengetahui Tindakan masyarakat Kelurahan Padang Bulan tentang pelaksanaan 3M dalam usaha pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Puskesmas Medan Baru dan Dinkes Kota Medan a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui permasalahan dalam usaha pencegahan penyakit Demam Berdarah dengue sehingga dapat menurunkan angka kematian akibat penyakit ini. b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan usaha pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.
1.4.2. Bagi Fakultas Kedokteran a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah kepustakaan Fakultas Kedokteran dalam bidang karya tulis ilmiah. b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai pegangan bagi adik-adik junior yang nantinya akan membuat karya tulis ilmiah.
1.4.3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan bagi masyarakat dalam meningkatkan perilaku sehat terhadap penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue.
1.4.4. Bagi Peneliti a. Penelitian ini bermanfaat sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S1) dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. b. Penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan bagi peneliti di bidang ilmu penyakit
tropis
yakni
Demam
Berdarah
Dengue
khususnya
mengenai
cara
pencegahannya.
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Demam Berdarah Dengue 2.1.1. Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk tersebut hidup dan berkembang biak disekitar rumah dan tempat kerja (Depkes RI,2004). Penyakit ini dapat diderita oleh anak maupun oleh orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.
2.1.2. Etiologi Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah Virus Dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus ( Arboviruses ) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, family Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis streotipe, yaitu ; DEN-1, DEN-2, DENMeutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
3, DEN-4. Infeksi salah satu streotipe akan menimbulkan antibody terhadap serotype yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap streotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotype lain tersebut. Keempat serotype virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Serotype DEN-3 merupakan serotype yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan gejala klinis (Depkes RI, 2004).
2.1.3. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti telah lama dikenal sebagai penyebar virus Dengue penyebab penyakit demam berdarah dengue. Nyamuk ini sekarang ditemukan di Negara-negara yang terletak di antara garis lintang 450 Lintang Utara dan garis 350 Lintang Selatan, kecuali ditempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut. Penyebaran kosmopolit ini berkaitan erat dengan perkembangan sistem transportasi. Suatu studi mengenai kepadatan populasi nyamuk ini di Indonesia menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara musim kemarau dan musim penghujan. Namun peneliti lain mengatakan bahwa kepadatan nyamuk ini meningkat pada musim penghujan dan menurun pada musim kemarau. (Tri Wulandari,2001). Masa pertumbuhan dan perkembangan nyamuk Aedes aegypti dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu telur, larva, pupa, dewasa (imago), sehingga termasuk metamorphosis sempur na (holometabola). a.
Telur Telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk elips atau oval memanjang, warna hitam, ukuran 0.5-0.8 mm, permukaan poligonal, tidak memiliki alat pelampung, dan diletakkan satu per satu pada benda- benda yang terapung atau pada dinding bagian dalam tempat penampungan air (TPA) yang berbatasan langsung dengan permukaan air. Dilaporkan bahwa dari telur yang dilepas, sebanyak 85% melekat di dinding TPA, sedangkan 15% lainnya jatuh ke permukaan air. Telur nyamuk Aedes aegypti di dalam air dengan suhu 20-40
b.
akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari (Soegeng, 2006).
Larva Larva nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu-bulu sederhana yang tersusun secara bilateral simetris. Larva ini dalam pertumbuhan dan
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
perkembangannya mengalami 4 kali pergantian kulit, dan larva yang terbentuk berturutturut disebut larva instar I, II, III, IV. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, Larva ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif, dan waktu istirahat membentuk sudut hampir tegak lurus dengan bidang permukaan air. Pada kondisi optimum, larva berkembang menjadi pupa dalam waktu 4-9 hari (Soegeng, 2006).
c.
Pupa Pupa nyamuk Aedes aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala sampai dada lebih besar bila dibandingkan dengan bagian perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca “koma”. Pada bagian punggung dada terdapat alat pernafasan seperti terompet. Pada ruas perut ke-8 terdapat sepasang alat pengunyah yang berguna untuk berenang. Alat pengayuh tersebut berjumbai panjang dan bulu di nomor 7 pada ruas perut ke-8 tidak bercabang. Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih lincah bila dibandingkan dengan larva. Waktu istirahat posisi pupa sejajar dengan bidang permukaan air. Pupa berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam 2-3 hari (Soegeng, 2006).
d.
Dewasa (Imago) Nyamuk dewasa Aedes aegypti keluar dari pupa melalui celah antara kepala dan dada. Nyamuk dewasa betina yang menghisap darah manusia untuk keperluan pematangan telurnya. Nyamuk ini menyerang manusia dari bagian bawah atau belakang tubuh mangsanya. Umur Aedes aegypti di alam bebas sekitar 10 hari. Umur ini telah cukup bagi nyamuk ini mengembangkan Virus Dengue menjadi jumlah yang lebih banyak dalam tubuhnya (Soegeng, 2006).
2.1.4. Cara Penularan Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi Virus Dengue, yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus Dengue yang ditularkan dari orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dari sub genus Stegomyia. Aedes aegypti betina merupakan faktor epidemik yang paling utama. Nyamuk Aedes tersebut dapat menularkan Virus Dengue kepada Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
manusia baik secara langsung yaitu setelah menggigit orang yang mengalami viremia atau tidak secara langsung yaitu setelah mengalami masa inkubasi dalam tubuhnya selama 8-10 hari. Pada manusia diperlukan waktu 4-6 hari (intrinsic incubation period) sebelum menjadi sakit setelah virus masuk ke dalam tubuhnya. Pada nyamuk, sekali virus dapat masuk ke dalam tubuhnya, maka nyamuk tersebut dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif). Penularan dari manusia kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul (Hadinegoro,1999). Seseorang yang didalam darahnya mengandung Virus Dengue merupakan sumber penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Virus Dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila seorang penderita digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk didalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita, virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya (Depkes RI, 1992).
Daerah potensial untuk penularan penyakit DBD (Depkes.RI,1992) adalah : a.
Wilayah yang banyak kasus DBD (rawan/endemis)
b.
Tempat-tempat umum yang merupakan tempat “berkumpulnya” orangdatang dari berbagai wilayah sehingga memungkinkan
orang yang
terjadinya pertukaran beberapa
tipe Virus Dengue. Tempat-tempat umum tersebut, antara lain : 1)
2)
Sekolah : a)
Anak/murid sekolah berasal dari berbagai wilayah
b)
Merupakan kelompok umur yang paling susceptible untuk terserang penyakit DBD. Rumah sakit/Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya: orang datang dari berbagai wilayah dan kemungkinan diantaranya adalah penderita DBD, Demam Berdarah Dengue atau carier Virus Dengue.
3)
Tempat umum lainnya seperti : Hotel, Pertokoan, Pasar, Tempat Ibadah.
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
4)
Pemukiman baru di pinggir kota: karena di lokasi ini penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah, maka kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa tipe Virus Dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi asalnya.
2.1.5. Upaya Pengendalian Vektor dalam Pencegahan Penyakit DBD Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes aegypti) harus diberantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada. Cara tepat untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah memberantas jentik-jentiknya di tempat perkembangbiakannya. Cara ini dikenal dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Oleh karena tempat-tempat perkembangbiakannya terdapat di rumah-rumah dan tempat-tempat umum maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN-DBD secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali (Depkes RI,1995).
PSN-DBD tersebut dapat digambarkan pada bagan berikut : nN NYAMUK Dengan insektisida (fogging)
DEWASA
Kimia
JENTIK NYAMUK
Dengan PSN
Biologi
Fisik Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Gambar 2.1. Bagan cara pemberantasan nyamuk Aedes Sp. Sumber : Depkes.RI (1992).
Bagan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Dengan Insektisida Adapun yang dimaksud dengan pencegahan dengan menggunakan insektisida adalah dengan cara fogging. Sistem ini menghasilkan fog dengan cara memecahkan tetesan larutan racun serangga oleh dorongan atau hantaman gas panas, sehingga menjadi butiran (droplet) larutan serangga yang sangat kecil dan terkumpul merupakan fog kabut. Ukuran droplet tersebut berkisar antara 5-100 mikrometer. Insektisida yang digunakan dalam system thermal fogging biasanya dilarutkan dalam minyak solar atau minyak tanah biasa. Sasaran fogging adalah rumah atau bangunan dan halaman atau pekarangan sekitarnya. Waktu operasi pagi hari atau sore hari untuk pengendalian nyamuk Aedes, karena puncak aktivitas menggigit Aedes pagi hari atau sore hari. Namun pemakaian insektisida tidak mungkin dilakukan terus-menerus, sebab selain mahal, dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan munculnya generasi nyamuk yang resisten terhadap insektisida yang bersangkutan (Agriculture, fisheries and conservation Departement Hongkong,2006).
b.
Tanpa Insektisida Cara yang paling penting dalam pengendalian vektor adalah penatalaksanaan lingkungan dengan suatu pandangan untuk mencegah atau mengurangi perkembangan vektor dan kontak manusia-vektor- patogen. Pemberantasan terhadap jentik (larva) Aedes aegypti yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dilakukan dengan cara :
1.
Kimia Cara memberantas jentik (larva) Aedes aegypti dengan menggunakan insektisida pembasmi jentik (larvasida) ini dikenal dengan istilah abatesasi. Formulasi temephos yang digunakan ialah granules (sand granules). Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10 gr
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
(± 1 sendok makan rata) residu 3 bulan. Selain itu dapat digunakan pula Bacillus thuringlensis var, israeliensis (btl) atau golongan insect growth regulator (Depkes RI,1992). 2.
Biologi Intervensi yang didasarkan pada pengenalan organisme pemangsa, parasit, yang bersaing dengan atau cara penurunan jumlah Aedes aegypti masih menjadi percobaan, dan informasi tentang keampuhannya didasarkan pada hasil
operasi lapangan yang
berskala kecil. Cara yang bisa digunakan adalah dengan memelihara : a) Ikan gambusia affinis dan poicilia reticulate sebagai predator (pemakan larva nyamuk) b) Mesocyclop aspericornis sebagai predator larva stadium 1 c) Larva toxorhynchites sp. Sebagai predator larva stadium instar 1,2,3 larva Aedes d) Endotoksin bacillus thuringienis var. israelensis serotip H-14 sebagai biolarva terhadap Aedes dan Anopheles. e) Hormon yang dapat menghambat perkembangan nyamuk atau insect Growth Regulator (IGR) seperti pyriproxyfen. Pyriproxyfen ini dapat menghambat perkembangan nyamuk Aedes. Kerugian dari tindakan pengendalian biologis mencakup mahalnya pemeliharaan organisme,
kesulitan
dalam
penerapan
dan
produksinya
serta
keterbatasan
penggunaannya pada tempat-tempat yang mengandung air dimana suhu, pH, dan polusi organik dapat melebihi kebutuhan sempit agen, juga fakta bahwa pengendalian biologis ini hanya efektif terhadap tahap imatur dari nyamuk vektor (WHO,1999) 3.
Fisik Manajemen
lingkungan
mencakup
semua
yang
dapat
mencegah
atau
meminimalkan perkembangbiakan vektor sehingga kontak antara manusia dan vektor berkurang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tiga jenis manajemen lingkungan yakni : •
Modifikasi Lingkungan : pengubahan fisik habitat larva yang tahan lama
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
•
Manipulasi lingkungan: pengubahan sementara habitat vektor yang memerlukan pengaturan wadah yang “penting” dan yang “tidak penting” ; serta manajemen atau pemusnahan tempat perkembangbiakan alami nyamuk.
•
Perubahan habitasi atau perilaku manusia : upaya untuk mengurangi kontak antara manusia dan vektor.
Di Indonesia metode ini lebih dikenal sebagai metode Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) atau 3M (Menutup tempat penampungan air, Mengubur Barang-barang bekas,Menguras bak mandi), (WHO, 2004). Adapun titik fokus dalam Manajemen lingkungan adalah: a)
Modifikasi Lingkungan •
Perbaikan persediaan air
•
Tanki atau reservoir diatas atau bawah tanah harus anti nyamuk
b)
Manipulasi Lingkungan •
Drainase instalasi persediaan air Tumpah/bocornya air dalam bangunan pelindung, dari pipa distribusi dan sumber air lainnya menyebabkan air tergenang dan dapat menjadi habitat yang penting untuk larva Aedes aegypti jika tindakan pencegahan tidak dilakukan.
•
Penyimpanan air rumah tangga Sumber utama perkembangbiakan Aedes aegypti adalah wadah penyimpanan air untuk kebutuhan rumah tangga yang mencakup gentong air dari tanah liat, keramik, dan wadah yang berukuran kecil untuk menampung air bersih atau air hujan. Wadah penyimpanan harus ditutup dengan tutup yang pas dan rapat yang harus ditempatkan kembali dengan benar setelah mengambil air.
•
Pot/vas bunga dan jebakan semut Benda-benda tersebut harus dilubangi untuk saluran air keluar. Tindakan lainnya, bunga harus ditempatkan diatas wadah yang berisi pasir dan air. Bunga tersebut harus diganti dan dibuang setiap minggu dan vas digosok serta dibersihkan sebelum pakai kembali.
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Jebakan semut untuk melindungi rak penyimpanan makanan dapat ditambahkan garam dapur atau minyak. •
Pembuangan sampah padat Sampah padat seperti, kaleng, botol, ember atau benda yang tak terpakai lainnya yang berserakan di sekeliling rumah harus dibuang dan dikubur di tempat penimbunan sampah. Barang-barang pabrik dan gudang yang tak terpakai harus disimpan dengan benar sampai saatnya dibuang.peralatan rumah tangga dan kebun harus disimpan dalam kondisi terbalik untuk menghindari tertampungnya air hujan. Sampah tanaman (batok kelapa, pelepah kakao) harus dibuang dengan benar tanpa menunda-nunda.
•
Manajemen Ban Ban bekas kendaraan meruapakan lokasi utama perkembangbiakan nyamuk Aedes sehingga menimbulkan satu masalah kesehatan masyarakat yang penting. Depot ban bekas harus tertutup untuk mencegah tergenangnya air hujan dalam ban. Ban bekas juga bisa kita daur ulang untuk menghindari ban menjadi sarang nyamuk.
c)
Perubahan habitasi manusia untuk mengurangi kontak dengan vektor •
Pakaian pelindung Pakaian mengurangi resiko tergigit nyamuk jika pakaian itu cukup tebal atau longgar. Baju lengan panjang dan celana panjang dengan kaus kaki dapat melindungi tangan dan kaki, yang merupakan tempat yang paling sering terkena gigitan nyamuk. Menambahkan zat kimia pada pakaian, misalnya dengan permentrin, merupakan tindakan yang sangat efektif untuk mencegah gigitan nyamuk.
•
Tikar, Obat nyamuk bakar, dan Aerosol
•
Penolak serangga
•
Insektisida untuk Kelambu dan korden Kelambu yang diberi insektisida (insecticide-treated mosquito nets,ITMN). Kegunaannya sangat terbatas dalam program pengendalian penyakit dengue karena spesies vektor menggigit pada siang hari.
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Dari semua cara pengendalian tersebut diatas tidak ada satupun yang paling unggul. Untuk menghasilkan cara yang efektif maka dilakukan kombinasi dari beberapa cara tersebut diatas. Tapi yang paling penting diatas semua cara tersebut adalah menggugah dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau memperhatikan kebersihan lingkungannya
dan memahami
tentang mekanisme terjadinya penularan penyakit DBD, sehingga dapat berperan secara aktif menanggulangi penyakit DBD (WHO, 2004). Penyuluhan kesehatan sangat penting dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Sementara itu perubahan perilaku manusia memerlukan proses yang panjang berkelanjutan. Penyuluhan perorangan maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat harus diprioritaskan, terutama didaerah endemis dan wilayah resiko tinggi terjangkit DBD. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan melalui saluran komunikasi personal, kegiatan kelompok, dan berbagai media massa (Depkes RI, 2004).
2.2. Perilaku Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas daripada manusia itu sendiri. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Menurut Robert Kwick (1974) dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia. Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related behavior) sebagai berikut: a)
Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya. b)
Perilaku sakit (illness behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Termasuk disini juga kemampuan atau pengetahuan individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha-usaha mencegah penyakit tersebut.
c)
Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping berpengaruh terhadap kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap orang lain, terutama kepada anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatannya. Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari:
a.
Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).
b.
Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude).
c.
Praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan (practice). Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya.
2.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Manusia memiliki rasa ingin tahu, lalu ia mencari, hasilnya ia tahu sesuatu. Sesuatu itulah yang dinamakan pengetahuan. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seeorang terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni: a.
Tahu (Know) Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah.
b.
Memahami (Comprehension) Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c.
Aplikasi (Application) Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
d.
Analisis (Analysis) Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.
e.
Sintesis (Synthesis) Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f.
Evaluasi (Evaluation) Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2005).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas. Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
2.2.2. Sikap Sikap (attitude) menurut Sarwono (2003) adalah kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku atau merespons sesuatu baik terhadap rangsangan positif maupun rangsangan negatif dari suatu objek rangsangan. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan faktor predisposisi bagi seseorang untuk berperilaku. Merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang tertutup. Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), sikap mempunyai pokok, yakni: a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek b. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu konsep c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Sikap terdiri dari berabagai tingakatan, antara lain : a. Menerima (Receiving) Mau dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan. b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah. d. Bertanggung jawab (responsible) Mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga tidak. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan respon terhadap suatu objek. Orang lain berperilaku bertentangan dengan sikapnya, dan bisa juga merubah sikapnya sesudah yang bersangkutan merubah tindakannya. Namun secara tidak mutlak dapat dikatakan bahwa perubahan sikap merupakan loncatan untuk terjadinya perubahan perilaku. Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
2.2.3. Tindakan Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan : a. Persepsi (Perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. b. Respon terpimpin (guided response) Dapat melakukan sesuatau sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indicator raktek tingkat dua. c. Mekanisme (mechanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. d. Adopsi (adoption) Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
3.1.
Kerangka Konsep
PENGETAHUAN 3M SIKAP (Mengubur,Menutup, Menguras)
TINDAKAN
3.2.
Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional N
Variabel
Definisi operasional
o. 1.
3M
Mengubur
barang
Cara
Hasil
Skala
Ukur
Ukur
Ukur
bekas, kuesio
Menutup tempat penampungan ner air,
Menguras
tempat
penampungan air). 2.
Keluarga
Pada penelitian ini suami sebagai kuesio kepala rumah tangga atau istri ner sebagai
perwakilannya
jika
suami tidak ada dirumah
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
3
Pengetah
Segala sesuatu yang diketahui Kuesi
1:Baik
Ordi
uan
responden
2:
nal
tentang
(Mengubur,
3M oner
Menutup,
Menguras)
Sedang 3: Kurang
4
Sikap
Tanggapan
atau
reaksi Kuesi
responden
tentang
3M oner
(Mengubur,Menutup, Menguras)
1: Baik
Ordi
2:
nal
Sedang 3: Kurang
5
Tindakan
Segala
sesuatu
yang
1:Baik
Ordi
dilakukan responden sehubungan oner
2:
nal
dengan pengetahuan dan sikap
Sedang
tentang
3:
3M
telah Kuesi
(Menguras,
Menutup, Mengubur)
3.3.
Aspek Pengukuran
3.3.1.
Pengetahuan
Kurang
Pengetahuan responden diukur melalui 6 pertanyaan. Responden yang menjawab Benar diberi skor 1 sedangkan yang menjawab Salah diberi skor 0. Jadi, skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 6. Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang, kurang, dengan definisi sebagai berikut: (Pratomo,1986) a.
Baik, apabila responden mengetahui sebagian besar atau seluruhnya tentang 3M (skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4).
b.
Sedang, apabila responden mengetahui sebagian tentang 3M (Skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 2-4).
c.
Kurang, apabila responden mengetahui sebagian kecil tentang 3M (Skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu <2).
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
3.3.2.
Sikap Sikap diukur melalui 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman, Responden
yang menjawab benar akan diberi skor 1, sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0, sehingga skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 5 (Riduwan, 2005). Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang, dengan definisi sebagai berikut : (Pratomo, 1986) a.
Baik, apabila responden memiliki sikap yang baik terhadap sebagian besar atau seluruhnya tentang 3M (skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4).
b.
Sedang, apabila responden memiliki sikap yang baik terhadap sebagian tentang 3M (Skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 2-4).
c.
Kurang, apabila responden memiliki sikap yang baik terhadap sebagian kecil tentang 3M(skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu<2).
3.3.3.
Tindakan Tindakan diukur melalui 5 pertanyaan, responden yang menjawab benar akan diberi skor
1 sedangkan jika menjawab salah diberi skor 0. Sehingga total skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 5. Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut: a.
Baik, apabila skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu >4.
b.
Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 2-4.
c.
Kurang, apabila skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu <2.
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yakni menggambarkan pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai 3M (Mengubur barang-barang bekas, Menutup, dan Menguras Tempat Penampungan air) pada keluarga di Kelurahan Padang Bulan. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.
4.2. Waktu & Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Medan Baru, Kelurahan Padang Bulan, Medan. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada laporan Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2008 yang menyatakan bahwa Incidence Rate (IR) tertinggi untuk penyakit Demam Berdarah Dengue adalah Kecamatan Medan Baru khususnya Kelurahan Padang Bulan. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret-Desember 2009, sedangkan pengambilan data telah dilakukan selama bulan Juli- November 2009.
4.3. Populasi & Sampel 4.3.1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Kepala keluarga di Kelurahan Padang Bulan. Jumlah populasi kepala keluarga di Kelurahan Padang Bulan adalah sebanyak 2575 Kepala Keluarga (Kelurahan Padang Bulan,2007)
4.3.2. Sampel
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Pengambilan Sampel menggunakan cara Quota Sampling, semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian hingga jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi (Sastroasmoro,2008). Kriteria inklusi yang digunakan adalah : a.
Sampel yang akan diwawancarai adalah kepala keluarga atau pasangannya.
b.
Sudah tinggal di kelurahan Padang Bulan selama minimal 6 bulan. Sedangkan kriteria eksklusi adalah:
a.
Tidak bersedia diikutsertakan dalam penelitian
b.
Data tidak lengkap.
4.3.3. Besar Sampel Dari jumlah populasi kepala keluarga yang diketahui, maka menurut (Notoatmodjo,2005) rumus yang digunakan untuk perhitungan sampel adalah :
n= keterangan : N = Besar populasi n = Besar sampel d = Tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan yakni 0,1
Setelah dilakukan perhitungan dengan diketahui jumlah populasi pada Kelurahan Padang Bulan adalah berjumlah 2575 kepala keluarga maka didapati besar sampel sebanyak 99 orang.
4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji coba kuesioner telah dilakukan sebelum digunakan pada subjek penelitian, untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo,2005). Uji coba Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
dilakukan terhadap kuesioner pengetahuan, dan sikap. Uji tersebut dilakukan terhadap 20 orang responden yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Responden yang dijadikan sampel untuk uji validitas ini terdiri dari beragam tingkat pendidikan dimulai dari guru, pedagang, ibu rumah tangga, dan petugas kesehatan yang berada di Kelurahan Sei.Sikambing CII Medan Kecamatan Medan Helvetia. Hasil uji validitas dan reliabilitas akan di sajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Data Hasil Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Total Variabel
Nomor Pertanyaan
Pearson Correlation
Status
Alpha
Status
0.622
Reliabel
Pengetahuan 1
0.464
Valid
2
0.446
Valid
Reliabel
3
0.510
Valid
Reliabel
4
0.676
Valid
Reliabel
5
0.451
Valid
Reliabel
6
0.477
Valid
Reliabel
7
0.518
Valid
8
0.652
Valid
Reliabel
9
0.486
Valid
Reliabel
10
0.579
Valid
Reliabel
11
0.518
Valid
Reliabel
Sikap
0.728
Reliabel
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan 23 item yang diuji validitas dan reliabilitasnya, dimana pertanyaan tersebut bersumber dari penelitian-penelitian sebelumnya dan hasil rancangan dari peneliti sendiri didapatkan jumlah item pertanyaan yang valid dan reliabel sebanyak 11 item, dengan 6 item untuk pertanyaan pengetahuan dan 5 item untuk pertanyaa sikap. Selanjutnya peneliti menambahkan 5 pertanyaan yang merupakan pertanyaan untuk mengukur tindakan. Sehingga total jumlah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut adalah 16 pertanyaan.
4.4.2. Data Primer Data primer diperoleh melalui kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian yang akan disebarkan pada responden yang memenuhi kriteria inklusi.
4.4.3. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, Dinkes Kota Medan, Puskesmas Padang Bulan, Kantor Camat Medan Baru, kantor kelurahan Padang Bulan dan kepala lingkungan pada daerah penelitian.
4.5. Pengolahan & Analisa Data Akan dikumpulkan data primer yakni data diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah disiapkan dan kemudian diberikan kepada responden yang terpilih. Terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji validitas untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut (valid). Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Adapun teknik korelasi yang biasa dipakai adalah teknik korelasi product moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka dapat menggunakan SPSS untuk mengujinya. Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS versi 12.0, tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Hasil penelitian akan di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi.
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Kelurahan Padang Bulan merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Medan Baru, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara dimana jarak antara kelurahan dengan kelurahan lain hanya dibatasi oleh jalan. Adapun batas-batas sebagai berikut : a.
Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Merdeka/Darat
b.
Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Titi Rantai
c.
Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Padang Bulan Selayang I
d.
Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Polonia Luas areal kelurahan secara keseluruhan 168 ha, sebagian besar tanah dipergunakan untuk
pemukiman dan sebagian lagi untuk perdagangan. Penghasilan utama dari kelurahan Padang Bulan Medan adalah berdagang dan sebagian penduduk lainnya bekerja sebagai pegawai negeri/swasta (Wiraswasta) dan para istri tidak bekerja.
5.1.2. Distribusi Responden Menurut Karakteristik
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Hasil pengumpulan data dari bapak-bapak dan ibu-ibu yang digunakan sebagai responden melakukan wawancara dalam bentuk kuesioner di Kelurahan Padang Bulan Medan dapat disajikan dalam bentuk kuesioner di Kelurahan Padang Bulan Medan dapat disajikan dalam bentuk sebagai berikut :
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Responden Menurut Tingkat Usia Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 Responden RENTANG USIA
Frekuensi
%
1
20 Tahun – 30 Tahun
19
19.2
2
31 Tahun – 40 Tahun
30
30.3
3
41 Tahun – 50 Tahun
23
23.2
4
51 Tahun – 60 Tahun
12
12.1
5
61 Tahun – 70 Tahun
9
9.1
6
71 Tahun – 80 Tahun
6
6.1
Jumlah
99
100
Dari tabel 5.1 terlihat bahwa sebagian besar responden adalah berusia antara 31 tahun s/d 40 tahun (30.3%) yang kemudian berusia antara 41 tahun s/d 50 tahun (23.3%), Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
usia 20 tahun s/d 30 tahun (19.2%), usia 51 tahun s/d 60 tahun (12.1%), usia 61 tahun s/d 70 tahun (9.1%), usia 71 tahun s/d 80 tahun (6.1%).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Responden Menurut Jenis Kelamin Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 No
Responden JENIS KELAMIN
Frekuensi
%
1
Wanita
68
68.7
2
Pria
31
31.3
99
100
JUMLAH
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Dari tabel 5.2 terlihat bahwa sebagian besar responden adalah Wanita ( 68.7%) dan selebihnya adalah Pria (31.3%).
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Distribusi Responden Menurut Pendidikan Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 No
Responden PENDIDIKAN
Frekuensi
1
Tidak tamat SD
4
4.0
2
SD/Sederajat
10
10.1
3
SMP/Sederajat
24
24.2
4
SMA/Sederajat
37
37.4
%
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
5
Akademi
6
3
3.0
Perguruan Tinggi
21
21.2
Jumlah
99
100
Dari tabel 5.3 terlihat bahwa sebagian besar besar responden adalah berpendidikan SMA (37%) yang kemudian berpendidikan SMP (24.2%), SD (10.1%), Perguruan Tinggi (21.2%), dan responden yang berpendidikan Akademi (3.0%) serta yang tidak tamat SD (4.0%).
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 No
Responden JENIS PEKERJAAN
Frekuensi
%
1
Tidak Bekerja
52
52.5
2
Wiraswasta
21
21.2
3
Bidang jasa
3
3.0
4
Bidang kesehatan
2
2.0
5
B.pend & pemerintahan
9
9.1
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
6
Pedagang Jumlah
12
12.1
99
100
Dari tabel 5.4 terlihat bahwa sebagian besar responden Tidak bekerja (52.5%), Wiraswasta (21.2%), Pedagang (12.1%), Bidang Jasa (3%), Bidang Pendidikan & Pemerintahan ( 9.1%). 5.1.3. Pengetahuan Responden Dari tabel 5.5 terlihat bahwa pada pertanyaan pertama responden lebih banyak menjawab dengan Benar (67.7%), Menjawab Salah (32.3%). Untuk pertanyaan kedua yang Menjawab Benar (28.3%), yang menjawab Salah (71.1%). Pada pertanyaan ketiga yang menjawab Benar (56.6%), Yang menjawab Salah 43.3%). Pada pertanyaan keempat yang menjawab dengan Benar (97.0%), yang menjawab Salah (3.0%), pada pertanyaan kelima yang menjawab dengan Benar (68.7%), Yang menjawab Salah (31.3%). Dan untuk pertanyaan Keenam Benar (61.6%), Yang menjawab Salah (38.4%).
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Tiap Pertanyaan Pengetahuan Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 No
Responden Pertanyaan Pengetahuan
BENAR Frekuensi
SALAH %
Frekuensi
%
1
Pertanyaan 1
67
67.7
32
32.3
2
Pertanyaan 2
28
28.3
71
71.1
3
Pertanyaan 3
56
56.6
43
43.3
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
4
Pertanyaan 4
96
97.0
3
3.0
5
Pertanyaan 5
68
68.7
31
31.3
6
Pertanyaan 6
61
61.6
38
38.4
Tabel 5.6 Distribusi
Frekuensi
dan
Persentasi
Tingkat
Pengetahuan
Responden
Tentang
Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 No
Responden Pengetahuan
Frekuensi
%
1
Baik
36
36.4
2
Sedang
54
54.5
3
Kurang
9
9.1
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Jumlah
99
100
Dari tabel 5.6 terlihat bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan respoden adalah Sedang (54,5%), Tingkat Pengetahuan Baik (36.4%), dan tingkat pengetahuan Kurang hanya sebagian kecil saja yaitu (9.1%).
5.1.4. Sikap Responden Dari tabel 5.7 terlihat bahwa pada pertanyaan pertama responden lebih banyak menjawab dengan Benar (84.8%), Menjawab Salah (15.2%). Untuk pertanyaan kedua yang Menjawab Benar (84.8%), yang menjawab Salah (15.2%). Pada pertanyaan ketiga yang menjawab Benar (74.7%), Yang menjawab Salah 25.3%). Pada pertanyaan keempat yang menjawab dengan Benar (96.0%), yang menjawab Salah (4.0%), pada pertanyaan kelima yang menjawab dengan Benar (97.0%), Yang menjawab Salah (3.0%).
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Tiap Pertanyaan Sikap Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 Responden No
1
Pertanyaan Sikap
Pertanyaan 1
BENAR
SALAH
Frekuensi
%
Frekuensi
%
84
84.8
15
15.2
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
2
Pertanyaan 2
84
84.8
15
15.2
3
Pertanyaan 3
74
74.7
25
25.3
4
Pertanyaan 4
95
96.0
4
4.0
5
Pertanyaan 5
96
97.0
3
3.0
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tingkat Sikap Responden Tentang
Pelaksanaan
3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 Responden No
Sikap
1
Baik
56
56.6
2
Sedang
43
43.4
Jumlah
Frekuensi
99
%
100
Dari tabel 5.8 terlihat bahwa sebagian besar sikap respoden adalah Baik (56.6%), Sikap dalam skala Sedang (43.4%), dan sikap yang termasuk dalam skala kurang tidak ditemukan pada responden.
5.1.5. Tindakan Responden
Tabel 5.9
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Jawaban Responden Tiap Pertanyaan Tindakan Tentang Pelaksanaan 3M di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 No
Responden Pertanyaan
BENAR
SALAH
Tindakan Frekuensi
%
Frekuensi
%
1
Pertanyaan 1
50
50.5
49
49.5
2
Pertanyaan 2
44
44.4
55
55.6
3
Pertanyaan 3
78
78.8
21
21.2
4
Pertanyaan 4
73
73.7
26
26.3
5
Pertanyaan 5
85
85.9
14
14.1
Dari tabel 5.9 terlihat bahwa pada pertanyaan pertama responden lebih banyak menjawab dengan Benar (50.5%), Menjawab Salah (49.5%). Untuk pertanyaan kedua yang Menjawab Benar (44.4%), yang menjawab Salah (55.6%). Pada pertanyaan ketiga yang menjawab Benar (78.8%), Yang menjawab Salah (21.2%). Pada pertanyaan keempat yang menjawab dengan Benar (73.7%), yang menjawab Salah (26.3%), pada pertanyaan kelima yang menjawab dengan Benar (85.9%), Yang menjawab Salah (14.1%).
Tabel 5.10
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Tindakan Responden Tentang Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 No
Responden Tindakan
Frekuensi
%
1
Baik
18
18.2
2
Sedang
75
75.8
3
Kurang
6
6.1
99
100
Jumlah
Dari tabel 5.10 terlihat bahwa sebagian besar tindakan respoden adalah Sedang (75.8%), Tindakan Baik (18.2%), dan tingkat pengetahuan Kurang hanya sebagian kecil saja yaitu (6.1%) .
5.1.6. Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Responden
Tabel 5.11
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Responden Tentang Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 N o
Tindakan Baik Pengetah uan Frekuensi
Tindakan Sedang
Tindakan Kurang
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
1
Baik
5
13.9
28
77.8
3
8.3
2
Sedang
11
20.4
41
75.9
2
3.7
3
Kurang
2
22.2
6
66.7
1
11.1
Dari tabel 5.11 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik menunjukkan tindakan baik (13.9%) dan Sedang (77.8%) serta responden yang Tindakannya Kurang (8.3%). Responden dengan tingkat pengetahuan Sedang dengan Tindakan baik (20.4%), dengan tindakan sedang (75.9%), dan dengan tindakan yang kurang (3.7%). Responden dengan tingkat Pengetahuan Kurang dengan Tindakan baik (22.2%), tindakan sedang (66.7%), tindakan kurang (11.1%).
5.1.7. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responden Dari tabel 5.12 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik menunjukkan sikap baik (75.0%), dan dengan sikap sedang (25.0%). Responden dengan tingkat pengetahuan sedang menunjukkan sikap baik (48.1%) dan yang menunjukkan sikap sedang (51.9%). Responden dengan tingkat pengetahuan kurang menunjukkan sikap baik ( 33.3%) dan yang menunjukkan sikap kurang (66.7%).
Tabel 5.12
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Distribusi Frekuensi dan Persentasi Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responden Tentang Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 No
Sikap Baik Pengetahuan
Frekuensi
Sikap Sedang %
Frekuensi
Jumlah
%
1
Baik
27
75.0
9
25.0
36
2
Sedang
26
48.1
28
51.9
54
3
Kurang
3
33.3
6
66.7
9
Jumlah
56
43
99
5.1.8. Hubungan Sikap dan Tindakan Responden
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Hubungan Tindakan dan Sikap Responden Tentang Pelaksanaan 3M Di Kelurahan Padang Bulan Medan Tahun 2009 No
Sikap Baik
Sikap Sedang
Jumlah
Tindakan Frekuensi
%
Frekuensi
%
1
Baik
10
17.9
8
18.6
18
2
Sedang
42
75.0
33
76.7
75
3
Kurang
4
7.1
2
4.7
6
Jumlah
56
43
99
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Dari tabel 5.13 dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat tindakan baik menunjukkan sikap baik (17.9%), dan dengan sikap sedang (18.6%). Responden dengan tindakan sedang menunjukkan sikap baik (75.0%) dan yang menunjukkan sikap sedang (4.7%). Responden dengan tingkat pengetahuan kurang menunjukkan sikap baik ( 7.1%) dan yang menunjukkan sikap kurang (4.7%).
5.2. Pembahasan 5.2.1. Identitas Responden Dalam penelitian ini pada tabel 5.2 terlihat bahwa kelompok responden yang terbesar adalah kaum wanita yang rata-rata berstatus sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja). Responden pada penelitian ini pendidikan terakhirnya yang paling banyak adalah SMA yaitu sebesar 37.4%, kemudian yang berpendidikan SMP sebanyak 24 orang (24.2%), yang berpendidikan SD sebanyak 10 orang (10.1%), selanjutnya yang berpendidikan Akademi terdapat 3 orang (3.0%), dan yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 21 orang (21.2%), serta yang tidak tamat SD sebanyak 4 orang (4.0%) dapat dilihat pada tabel 5.3. Sedangkan pekerjaan responden pada tabel 5.4 secara keseluruhan yang paling besar adalah tidak bekerja sebanyak 52 orang (52.5%). Hal ini sesuai dengan jumlah responden wanita yang lebih banyak merupakan ibu-ibu rumah tangga yang berstatus tidak bekerja. Responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 21 orang (21.2%). Para responden ada yang bekerja dengan membuka usaha sendiri dan ada juga yang tidak ingin menjelaskan secara spesifik tentang pekerjaan mereka sehingga selalu mengkategorikan pekerjaan mereka ke golongan wiraswasta. Responden yang bekerja di bidang jasa ada 3 orang (3.0%) yang bekerja dibidang pendidikan dan pemerintahan ada 9 orang (9.1%) dan responden yang bekerja dibidang kesehatan ada 2 orang (2.0%).
5.2.2. Pengetahuan Responden Pengetahuan responden terhadap upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) khususnya pelaksanaan 3M (Menutup, Mengubur, dan Menguras Tempat Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Penampungan air) adalah untuk mengetahui sejauh mana responden mengetahui tentang adanya penyakit DBD tersebut disekitarnya dan sampai sejauh mana ia mengetahui cara-cara untuk memberantasnya sehingga penyakit tersebut dapat dihindari. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner di Kelurahan Padang Bulan Medan sebagaimana terlihat pada tabel 5.6 yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap pelaksanaan 3M sebagian besar adalah sedang (54.5%), tingkat pengetahuan Baik (36.4%) dan tingkat pengetahuan kurang (9.1%). Hal ini juga didukung dengan
penelitian yang dilakukan Laksmono di Kelurahan Grondol Wetan, Semarang
menyatakan bahwa sebagian besar responden yakni sekitar 72.3% dari total responden memiliki pengetahuan yang cukup baik. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni tahun 1999 di Kelurahan Padang Bulan yang menyatakan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat mengenai 3M masih belum dikatakan cukup baik khususnya bagi masyarakat yang berada di luar daerah perkotaan (Kelurahan) karena akses informasi mengenai 3M belum diterima oleh masyarakat tersebut. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh veronika tahun 2001 di Kelurahan Padang Bulan Medan yang menyatakan bahwa sebanyak 57.3% tingkat pengetahuan masyarakat termasuk dalam kategori baik. Keadaan ini muncul karena adanya perbedaan pembahasan. Penelitian yang dilakukan oleh veronika membahas mengenai PSN-DBD (Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue) secara umum, sementara penelitian yang saya lakukan membahas mengenai 3M secara khusus sebagai salah satu dari bagian PSN-DBD. Pada tabel 5.5 terlihat bahwa sebanyak 67.7% responden menjawab benar tentang pengertian 3M dan kegunaannya (pertanyaan 1), pada pertanyaan 2 tentang sasaran utama 3M 71.1% responden menjawab salah, mereka menyatakan bahwa nyamuk dewasa adalah sasaran utama pelaksanaannya. Hal ini mungkin dikarenakan dalam kesalahan penyerapan informasi yang disampaikan oleh media. Untuk pertanyaan ketiga mengenai tindakan penyemprotan obat anti nyamuk pada tempat penampungan air sebanyak 56.6% yang menyatakan hal tersebut tidak benar untuk dilakukan. Untuk pertanyaan mengenai penguburan dan pembuangan barang bekas (pertanyaan 4) hampir 97% responden menjawab dengan benar. Untuk pertanyaan kelima tentang tindakan pengasapan (fogging) sebanyak 68.7% responden menyatakan bahwa Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
pengasapan merupakan hal yang paling efektif dalam pencegahan DBD. Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan persepsi pada masyarakat yang hanya memikirkan keefektifan suatu tindakan dari satu sisi saja. Pertanyaan mengenai tanggung jawab pelaksanaan 3M (pertanyaan 6) sebanyak 61.6% responden menyatakan bahwa hal ini merupakan tanggung jawab khususnya tanggung jawab per-individu. Pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan informasi sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak pula informasi yang didapatkan. Dilihat dari distribusi jenjang pendidikan terakhir, responden terbanyak adalah lulusan SMA (37.4%).
5.2.3. Sikap Responden Pada tabel 5.8 menunjukkan secara keseluruhan sikap responden terhadap upaya pelaksanaan 3M (Mengubur Barang Bekas, Menutup, dan menguras tempat penampungan air ) sebagian besar baik (56.6%), sikap sedang (43.4%), dan sikap kurang tidak ada ditemukan pada seluruh responden. Kategori sikap yang baik pada penelitian ini bila responden menjawab dengan benar minimal 4 pertanyaan dari 5 pertanyaan yang diajukan kepada mereka, yaitu; mengenai tanggung jawab pelaksanaan PSN-DBD, kapan mereka melaksanakan tindakan 3M tersebut, Siapa yang sebaiknya harus melaksanakan tindakan 3M tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 . Hasil ini didukung juga oleh Veronika dengan penelitian yang dilakukan di Kelurahan Padang Bulan pada tahun 2001 yang menyatakan bahwa sikap masyarakat paling banyak tergolong pada kategori baik yakni sebanyak 64%. Menurut Sri wahyuni tahun 1999 dengan penelitiannya di Kelurahan Padang Bulan menyatakan bahwa sebanyak 71% responden memiliki sikap yang baik. Perbedaan persentasi ketiganya kemungkinan dikarenakan oleh adanya perbedaan jumlah responden dan disebabkan juga pada penelitian yang dilakukan oleh veronika pada tahun 2001 masih terdapat responden yang termasuk dalam kategori sikap yang kurang. Menurut laksmono 2008 dengan penelitian yang dilakukannya di Kelurahan Srondol Wetan menyatakan bahwa sebanyak 71.8% dari total respoden menunjukkan sikap yang masih terbilang cukup mendukung, keadaan ini berbeda disebabkan kemungkinan karena terdapatnya perbedaan distribusi responden berdasarkan karakteristik, keadaan sosial yang ada pada daerah penelitiannya. Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Terkadang lingkungan sekitar mempengaruhi seseorang dalam memperoleh pengetahuan misalnya yang terjadi pada responden yang tidak bekerja, pada umumnya mereka akan berada dirumah saja dan lebih banyak waktu untuk saling bertukar informasi dengan warga lain sehingga kesempatan untuk mendapat informasi baru. Hal ini sesuai dengan teori WHO yang menyatakan bahwa salah satu alasan pokok seseorang menunjukkan sikap dalam hal memperoleh kesehatan adalah sosio budaya (culture) yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya sikap dan perilaku seseorang.
5.2.4. Tindakan Responden Tindakan responden terhadap upaya pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup dan Menguras tempat penampungan air) adalah sudah atau belum dilaksanakannya perilaku kesehatan berupa tindakan tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD yakni dengan cara 3M dalam kehidupan sehari – hari. Dari tabel 5.10 terlihat bahwa sebagian besar tindakan respoden adalah Sedang (75.8%), Tindakan Baik (18.2%), dan tingkat pengetahuan Kurang hanya sebagian kecil saja yaitu (6.1%) . responden termasuk dalam kategori baik jika menjawab dengan benar minimal 4 item pertanyaan dari 5 item pertanyaan yang diberikan. Untuk pertanyaan tindakan mengenai ada atau tidaknya pelaksanaan dan bimbingan 3M pada keluarga dalam kurun waktu 3 bulan terakhir sebanyak 50.5% responden menjawab ada (Pertanyaan 1). Pada pertanyaan kedua tentang pelaksanaan 3M dengan warga setempat tanpa adanya keharusan dari pejabat setempat sebanyak 55.6% menjawab tidak ada. Keadaan ini menunjukkan bahwa belum tingginya tingkat kesadaran dari masyarakat dan kurang aktifnya pejabat dan pemerintah setempat untuk melaksanakan program tersebut. Pada pertanyaan ketiga tentang tindakan yang dilakukan pada barang-barang bekas sebanyak 78.8% responden melakukan tindakan yang benar yakni menguburkan barangbarang tersebut. Hampir 73.7% responden menyatakan tidak membuang sampah sembarangan (Pertanyaan 4) dan sebanyak 85.9% responden menyatakan bahwa mereka menguras tempat penampungan air minimal seminggu sekali (Pertanyaan 5) hal ini dapat dilihat pada tabel 5.9 . Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Veronika tahun 2001 dan Sri Wahyuni tahun 1999 di Kelurahan Padang Bulan serta Laksmono 2008 di Kelurahan Srondol
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Wetan Semarang, yang menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki tindakan yang cukup.
5.2.5. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responden Hubungan pengetahuan dengan sikap responden terhadap pelaksanaan 3M sebagai upaya pencegahan terjadinya penyakit DBD dapat dilihat pada tabel 5.12 bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik menunjukkan sikap baik (75.0%), dan dengan sikap sedang (25.0%). Responden dengan tingkat pengetahuan sedang menunjukkan sikap baik (48.1%) dan yang menunjukkan sikap sedang (51.9%). Responden dengan tingkat pengetahuan kurang menunjukkan sikap baik ( 33.3%) dan yang menunjukkan sikap kurang (66.7%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni 1999 di Kelurahan Padang Bulan dan Veronika Panggabean 2001 di kelurahan Padang Bulan yang menyatakan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik diikuti juga dengan sikap yang baik pula. Hasil ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin baik sikapnya terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup , dan Menguras tempat penampungan air). Sebaliknya semakin rendah tingkat pengetahuan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan menguras tempat penampungan air) semakin berkurang pula.
5.2.6. Hubungan Sikap dan Tindakan Responden Hubungan sikap dan tindakan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan Menguras tempat penampungan air) dapat dilihat pada tabel 5.13 bahwa responden dengan tingkat Tindakan baik menunjukkan Sikap baik (17.9%), dan dengan Sikap sedang (18.6%). Responden dengan tindakan sedang menunjukkan sikap baik (75.0%) dan yang menunjukkan sikap sedang (76.7%). Responden dengan tingkat pengetahuan kurang menunjukkan sikap baik ( 7.1%) dan yang menunjukkan sikap sedang (4.7%). Dari hasil ini secara keseluruhan dapat menggambarkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap baik akan diikuti oleh tindakan yang cukup. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni tahun 1999 di Kelurahan Padang Bulan bahwa Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
responden yang memiliki sikap yang baik diikuti dengan perwujudan sikapnya dalam tindakan yang cukup. Keadaan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sikap merupakan salah satu predisposisi seseorang untuk bertindak. Sikap bukan dibawa sejak lahir namun sikap dapat dibentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh responden. Dalam interaksi sosial tersebut terjadi hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi diantara individu yang dapat mempengaruhi pola tindakan dan perilaku dalam berinteraksi dalam lingkungannya(Azwar, 2005).
5.2.7. Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Responden Dari tabel 5.11 dapat dilihat hubungan antara pengetahuan dan tindakan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan Menguras tempat penampungan air) terlihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik menunjukkan tindakan baik (13.9%) dan Sedang (77.8%) serta responden yang Tindakannya Kurang (8.3%). Responden dengan tingkat pengetahuan Sedang dengan Tindakan baik (20.4%), dengan tindakan sedang (75.9%), dan dengan tindakan yang kurang (3.7%). Responden dengan tingkat Pengetahuan Kurang dengan Tindakan baik (22.2%), tindakan sedang (66.7%), tindakan kurang (11.1%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan sedang akan diikuti dengan tindakan yang cukup sebaliknya responden dengan tingkat pengetahuan kurang maka akan diikuti dengan tindakan yang kurang pula. Disini terlihat kecenderungan bahwa pengetahuan yang baik memberikan kontribusi untuk lebih berpartisipasi terhadap pelaksanaan 3M dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Hasil serupa juga didapatkan oleh Sri Wahyuni tahun 1999 yang menyatakan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan baik akan melakukan tindakan yang cukup. Teori Health Belief Models (HBM) menyebutkan bahwa perbedaan demografis (umur, jenis kelamin, etnis), psikososial (kelas sosial, pengalaman sebelumnya) dan variabel struktural (pengetahuan tentang penyakit, kontak pertama dengan penyakit, akses ke pelayanan kesehatan) memberikan pengaruh dalam persepsi individu (persepsi kepercayaan kesehatan) dan secara langsung mempengaruhi tindakan atau perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Ada Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
kemungkinan hasil penelitian ini sebagian tidak sesuai dengan teori HBM karena variabel pengetahuan lebih menekankan kepada aspek persepsi keseriusan yang dirasakan terhadap penyakit DBD menurut pengetahuan responden akan tetapi karena responden berpengetahuan tinggi, pendapatan tinggi, maka aspek persepsi kerentanan yang dirasakan terhadap penyakit DBD rendah, sehingga tidak berpengaruh terhadap kepercayaan kesehatan responden. Misalnya dapat digambarkan bahwa responden menganggap penyakit DBD berbahaya, tetapi mereka berkeyakinan tidak mungkin terkena penyakit DBD sehingga mereka tidak akan melaksanakan tindakan pencegahan tersebut.
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Pengetahuan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan menguras tempat penampungan air) di Kelurahan Padang Bulan Medan adalah sedang (54.5%). Hal ini terjadi karena adanya pengaruh lingkungan disamping faktor perilaku 2) Sikap responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan menguras tempat penampungan air) di Kelurahan Padang Bulan Medan sebagian besar bersikap baik (56.6%) dan yang bersikap sedang (43.4%). 3) Tindakan responden terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan menguras tempat penampungan air) di Kelurahan Padang Bulan Medan adalah sedang 75.8%, tindakan baik sebesar 18.2% dan tindakan kurang hanya sebagian kecil yakni 6.1%. 4) Semakin tinggi pengetahuan responden semakin baik pula sikapnya terhadap pelaksanaan 3M (Mengubur barang bekas, Menutup, dan Menguras tempat penampungan air) sebaliknya, semakin rendah pengetahuan responden maka semakin cenderung bersikap kurang/buruk. 5) Semakin baik sikap responden maka semakin senderung untuk mempunyai tindakan yang baik dan semakin cukup sikap responden akan cenderung pula untuk mempunyai tindakan yang kurang. 6) Pada penelitian ini didapati juga beberapa responden yang memiliki sikap yang tidak sesuai dengan Tingkat pengetahuannya responden, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor pekerjaan,sosial,
mengahambat responden untuk bertindak disamping itu motivasi
didalam diri responden sendiri tidak ada. Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
6.2. Saran
1) Diharapkan petugas kesehatan setempat meningkatkan penyuluhan pada bulan-bulan rawan Demam Berdarah Dengue yaitu pada bulan april sampai Mei dan agustus sampai september yang dititikberatkan pada masalah 3M. 2) Seluruh masyarakat perlu diikutsertakan dalam pelaksanaan 3M dengan memanfaatkan organisasi sosial LKMD, PKK, Pengajian, dan sebagainya yang ada dikelurahan sehingga mereka akan merasa lebih bertanggung jawab atas kesehatan diri sendiri dan keluarga. 3) Perlu diadakan dana sehat untuk pelaksanaan 3M di masyarakat dengan bimbingan Lurah. 4) Penyuluhan yang ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga, pengelola tempat-tempat umum dan penjaga sekolah lebih ditingkatkan. 5) Pemberdayaan tokoh agama dan tokoh masyarakat dengan cara memberikan fatwa/anjuran/khotbah kepada masyarakat misalnya pada shalat jumat atau kebaktian di gereja, mengenai pentingnya upaya pencegahan penyakit DBD. Anjuran ini hendaknya dilakukan secara terus menerus dengan waktu tidak terlalu lama, sehingga dapat dicerna dan diamalkan oleh para jemaahnya. 6) Diharapkan petugas kesehatan yang berkerjasama dengan pejabat pemerintah setempat untuk menggalakkan kembali gerakan “Jumat Bersih” di tiap-tiap lokasi baik yang rawan DBD maupun yang tidak DBD sebagai upaya untuk pencegahan penularan penyakit DBD.
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Agriculture, Fisheries, and Conservation Departement, 2006.Pesticides Used for Outdoor Mosquito Control for Pest Control Operator’s Reference.Revision,second edition .Hongkong: Available from : http://www.afcd.gov.hk/english/quarantine/qua_pesticide/qua_pes_lea. {Accesed 27 february 2008}
Azwar, S. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1992, Petunjuk Teknis Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue,ditjen PPM dan PL, Jakarta.
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Pokok-pokok Kegiatan dan Pengelolaan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue, Ditjen PPM dan PL, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003, Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) di Kabupaten/Kota, Dirjen P2M dan PL Depkes RI. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dirjen P2M dan PL Depkes RI. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kota Medan, 2004. Raker Kesehatan Kota Medan, Dinas Kesehatan Kota Medan, Pemerintah Kota Medan. Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Dinas Kesehatan Kota Medan, 2008. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2007, Pemerintah Kota Medan.
Dinas Kesehatan Kota Medan, 2009. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2008, Pemerintah Kota Medan.
Ghazali, Muhammad vinci, et al. 2008. Studi cross-sectional. In: Sastroasmoro, sudigdo & Ismael, sofyan. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 112123.
Glanz, et all, Health Behaviour and Health Education; Theory, Research and Practice, JosseyBass Publishers, San Fransisco Oxford,1990. P;39 .
Hadinegoro, S.R.H.,Soegijanto, S., Suroso, T., (1999), Tata Laksana Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue. Departemen Kesehatan RI,Jakarta.
Kelurahan Padang Bulan,2007. Daftar Isian Potensi Kelurahan. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Laksmono, Widagdo. Bhinuri. 2008. Kepadatan Jentik Aedes aegypti Sebagai Indikator Keberhasilan Pemberantasan Sarang Nyamuk (3M PLUS) Di Kelurahan Grondol Wetan Semarang. Makara, 12 (1) : 13-19.
Madiyono, Bambang et al., 2008.Perkiraan Besar Sampel. In: Sastroasmoro, sudigdo & Ismael, sofyan. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 310-313.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 4364.
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.118-132.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 88-92.
Pratomo, H., dan Sudarti.1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana. Jakarta: Depdikbud.
Riduwan.2005. Skala pengukuran Variabel-variabel Penelitian.Bandung: Alfabeta.
Riyanto, Agus . 2009, Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Nuha Medika: Yogjakarta.
Sarwono, S., 2003. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep dan Aplikasinya, Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Sastroasmoro, sudigdo. 2008. Pemilihan Subjek Penelitian. In: Sastroasmoro, sudigdo & Ismael, sofyan. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 78-90.
Sastroasmoro, sudigdo. 2008.Variabel dan hubungan antar variabel. In: Sastroasmoro, sudigdo & Ismael, sofyan. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto, 255259.
Soegijanto, Soegeng.2006. Demam Berdarah Dengue Edisi Kedua. Surabaya.Airlangga University Press.
Sri Rezeki, H.H., Satari, Hindra Irawan. Demam Berdarah Dengue Naskah Lengkap. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Tri Wulandari, 2001. Vektor Demam Berdarah dan Penanggulangannya. In: Mutiara Medika, Vol. I, no. 1, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 27-30. Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Veronika, 2001. Hubungan Perilaku IRT dengan pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2001. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara . Medan
Wahyuni, Sri . 1999. Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.
WHO, 1999. Demam Berdarah
Dengue:
Diagnosis, Pengobatan,
Pencegahan dan
pengendalian.Jakarta: EGC.72-91.
WHO, 2004. Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: EGC. 64-69 .
WHO, 2008. Dengue/DHF Situation of Dengue/Dengue Haemorrhagic Fever in the South-East Asia Region Variable endemicity for DF/DHF in countries of SEA Region . Available from: http://www.searo.who.int/en/Section10/Section332_1100.htm. [Accesed 10 Maret 2009]
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Lampiran -1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Meutia Wardhanie Ganie
Tempat/Tanggal Lahir
: Medan/13 Agustus 1989
Agama
: Islam
Alamat
: Jl.Asrama/Ampera 2 Komp.BI No.6 Medan
Riwayat Pendidikan
:
1. Tahun 1994 lulus dari Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Sei.Mangkei 2. Tahun 2000 lulus dari Sekolah Dasar Negeri 0901680 Bosar Maligas
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
3. Tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bosar Maligas 4. Tahun 2006 lulus dari Sekolah Menengah Atas Swasta Harapan 1 Medan Riwayat Organisasi
:
1. Anggota/Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi Universitas Sumatera Utara ( UKM – FOTOGRAFI USU ) Periode 2006-2007 2. Anggota/ Pengurus Standing Comittee on Public Health Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( SCOPH-FK USU ) Tahun 2006 3. Anggota/Pengurus Standing Comitee On Research Exchange Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( SCORE-FK USU ) Periode tahun 2006-2007 4. Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru Tahun 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 5. Panitia Pekan Olahraga dan Seni 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Lampiran-2
IDENTITAS RESPONDEN
KOTA
: MEDAN
KECAMATAN
: MEDAN BARU
KELURAHAN/LINGK
: PADANG BULAN/ …….
ALAMAT
: …………………………………………………….
TGL.SURVEY
: ………………………
A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama
: …………………………………………
2. Tanggal lahir/umur
: ……………................/……tahun
3. Jenis Kelamin
: ……………...
4. Pendidikan Terakhir
:
a. Tidak tamat SD
d. SLTA/Sederajat
b. SD/Sederajat
e. Akademi
c. SLTP/Sederajat
f. Perguruan Tinggi
5. Status Pekerjaan
:
a. Bekerja Sebutkan jenis pekerjaan ……………. b. Tidak Bekerja Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
6. Jumlah Pendapatan perbulan : ………….
PERTANYAAN PENELITIAN
A. ALAT UKUR PENGETAHUAN Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang menurut anda PALING BENAR. 1. Tahukah anda definisi dari 3M ? a. Mengubur barang bekas, Membakar sampah, Menanam pohon b. Mengubur barang bekas, Menutup Tempat Penampungan Air, Menguras Tempat Penampungan Air c. Menguras bak mandi, Membakar sampah, Memandikan hewan peliharaan d. Menguras bak mandi, Membersihkan parit, Membiarkan sampah berserakan Anda mengetahuinya darimana :................................................................................... 2. Menurut anda apa manfaat dilakukannya 3M itu? a. Agar menjadi contoh yang baik bagi anggota keluarga lain b. Untuk mendapat pujian dari masyarakat sekitar dan pejabat daerah c. Untuk membasmi jentik-jentik nyamuk sumber penularan DBD d. Agar lingkungan bersih Darimana anda mengetahuinya : ................................................................................... 3. Menurut anda apa berapa kali sebaiknya 3M itu dilaksanakan? a. Sebulan sekali b. 2 mingggu sekali c. 1 minggu sekali d. Kapan ada waktu saja Darimana anda mengetahuinya : ................................................................................... 4. Tahukah anda apa sasaran utama pelaksanaan 3M ? Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
a. Jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti b. Nyamuk dewasa Aedes aegypti c. Kuman-kuman penyebab penyakit infeksi d. Lalat rumah yang berkembang ditempat kotor. Darimana anda mengetahuinya : ..................................................................................... 5. Apakah anda tahu temapat perkembangbiakan nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue? a. Sungai c. Wadah tempat penampungan air bersih b. Selokan/parit d. Tempat sampah Darimana anda mengetahuinya :......................................................................................
6. Yang harus dilakukan untuk pencegahan Demam Berdarah Dengue pada Tempat Penampungan Air (TPA), adalah: a. Menutup Temapat Penampungan Air b. Membiarkan tempat-tempat penampungan air terbuka c. Menyemprotkan obat anti nyamuk pada tempat penampungan air d. Mengosongkan tempat penampungan air Darimana anda mengetahuinya : ..................................................................................... 7. Yang harus dilakukan untuk pencegahan Demam Berdarah Dengue pada Bak mandi adalah : a. Mengosongkan air pada bak mandi b. Menguras & menaburkan bubuk Abate pada bak mandi c. Membiarkan jentik nyamuk berkembang d. Menguras air pada bak mandi saja Darimana anda mengetahuinya :...................................................................................... 8. Yang harus dilakukan untuk pencegahan Demam Berdarah Dengue pada barangbarang bekas adalah : a. Menyimpan barang-barang bekas b. Membiarkan barang-barang bekas berserakan c. Menggunakan kembali barang-barang bekas tersebut d. Mengubur dan membuang barang-barang bekas tersebut Darimana anda mengetahuinya: ...................................................................................... 9. Menurut anda siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan 3M tersebut ? a. Petugas kesehatan dan pejabat pemerintahan Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
b. Petugas kesehatan, pejabat pemerintahan, dan semua lapisan masyarakat c. Petugas kesehatan dan ibu rumah tangga. d. Pejabat daerah beserta lembaga pembasmi jentik nyamuk Darimana anda mengetahuinya : ..................................................................................... 10. Menurut anda apa keuntungan pencegahan dengan 3M dibandingkan tindakan pencegahan Demam Berdarah Dengue lainnya? a. Karena Murah, mudah dan tepat sasaran b. Karena anjuran petugas kesehatan c. Hanya ikut-ikutan saja d. Karena cepat dan melelahkan Darimana anda mengetahuinya: ...................................................................................... B. ALAT UKUR SIKAP Petunjuk : Dibawah ini ada beberapa pernyataan tentang sikap. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. (S) menyatakan Setuju terhadap pernyataan tersebut sedangkan (TS) menyatakan Tidak Setuju. No Pernyataan-pernyataan S 1. Saya akan mengubur barang-barang dan kaleng bekas jika keberadaannya sudah sangat mengganggu keindahan lingkungan saya. 2. Menutup tempat-tempat penampungan air, dan menguras tempat penampungan air merupakan salah satu cara mencegah penyebaran penyakit DBD. 3. Saya sebaiknya memberikan contoh tentang cara melakukan 3M kepada anak-anak saya dan anggota keluarga lainnya,karena 3M merupakan tanggung jawab bersama. 4. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) hanya tanggung jawab pemerintah . 5. Saya hanya akan rutin melaksanakan 3M setiap minggunya jika salah satu dari anggota keluarga saya menderita penyakit DBD.
TS
SCORE
C. ALAT UKUR TINDAKAN 1. Apakah dalam tiga bulan terakhir ini, anda pernah melakukan bimbingan kepada keluarga tentang cara membersihkan rumah dan pekarangan dengan cara 3M? Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah dalam tiga bulan terkahir ini, anda dan keluarga melakukan kerja bakti bersama warga lain untuk membersihkan lingkungan dari air yang tergenang walaupun tidak mendapat anjuran dari petugas kelurahan? a. Ya b. Tidak 3. Jika anda melihat kaleng bekas, pecahan botol, dan barang bekas lain yang dapat menampung air hujan berserakan di lingkungan rumah anda, maka anda akan mengubur barang-barang tersebut tanpa menunggu petugas kebersihan? a. Ya b. Tidak 4. Saya & Keluarga tidak membuang sampah plastik dan kaleng bekas sembarangan a. Ya b. Tidak 5. Saya menguras bak penampungan air minimal satu kali dalam seminggu a. Ya b. Tidak
Lampiran 3 Assalamualaikum Wr.Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua Kepada bapak/ibu, sebelumnya saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan dan kuesioner ini. Pertama-tama, ijinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Meutia Wardhanie Ganie. Saya berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU), stambuk tahun 2006. Saat ini saya sedang mengerjakan penelitian guna melengkapi Karya Tulis Ilmiah yang menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran. Adapun judul penelitian saya adalah Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mengenai 3M (Menutup,Mengubur,Menguras) pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan tahun 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mengenai 3M pada keluarga Dikelurahan Padang Bulan, karena dari data terakhir 2008 diperoleh bahwa Kelurahan Padang Bulan merupakan daerah dengan angka kejadian Demam Berdarah tertinggi. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu sebagai responden. Saya akan menanyakan beberapa hal seputar identitas Bapak/Ibu, Pengetahuan Bapak/Ibu tentang 3M, bagaimana tindakan dan sikap Bapak/Ibu Mengenai 3M. Demikian saya beritahukan. Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini membawa manfaat besar bagi kita semua. Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.
Wassalammualaikum Wr.Wb. Meutia Wardhanie Ganie SURAT PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jujur dan apa adanya.
Medan,
2009
Meutia Wardhanie Ganie : Gambaran Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Tentang 3m (Mengubur Barang Bekas, Menutup Dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009, 2009.