LAPORAN HASIL PEMANTAUAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SERTA MITIGASI BENCANA ALAM BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH
BULAN JANUARI 2016
Website: http://pusfatja.lapan.go.id/simba http://pusfatja.lapan.go.id/sisdal
BIDANG DISEMINASI PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL JAKARTA
Jalan Kalisari No. 8 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur 13710 Tel/Fax: 021-8722733, 021-8722733
0
1. PEMANTAUAN AKUMULASI CURAH HUJAN Curah Hujan > 250 mm/bulan: • • • • •
Provinsi Bengkulu Provinsi Lampung Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Papua
Selengkapnya Akumulasi Curah hujan dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/curahhujan.php
Curah Hujan 150 – 250 mm/bulan: • • • • • • • • • •
Provinsi Sumatera Barat Provinsi Jambi Provinsi Bangka-Belitung Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Banten Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah Provinsi Jawa Timur Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Papua Barat
Curah Hujan <150 mm/bulan: • • • • • • • • • • •
Provinsi NAD Provinsi Sumatera Utara Provinsi Riau Provinsi Kep. Riau Provinsi DKI Jakarta Provinsi Bali Provinsi NTB, NTT Provinsi Kalimantan Timur Pulau Sulawesi Provinsi Maluku Provinsi Maluku Utara
1
2. PEMANTAUAN DAERAH POTENSI BANJIR DI INDONESIA Hasil analisis potensi banjir harian berdasarkan data potensi hujan dari data Satelit Himawari-8, data Landsat-7, DEM-SRTM USGS dan batas Administrasi dari BIG. Berikut hasil analisis daerah potensi banjir pada beberapa Provinsi (selengkapnya pada http://pusfatja.lapan.go.id/simba/data/banjir.php):
Gambar 2.1: Potensi Banjir di Provinsi Sumatra Selatan tanggal 25 Januari 2016
Gambar 2.2: Potensi Banjir di Provinsi Jawa Barat tanggal 24 Januari 2016
Gambar 2.3: Potensi Banjir di Provinsi Kalimantan Barat tanggal 17 Januari 2016
Gambar 2.4: Potensi Banjir di Provinsi Sulawesi Selatan tanggal 25 Januari 2016
2
Gambar 2.5: Potensi Banjir di Provinsi DKI Jakarta tanggal 26 Januari 2016
3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN) 3.1. FFMC = Fine Fuel Moisture Code(Kondisi Potensi Tingkat Kemudahan Penyulutan Api) Peringkat numerik dari kandungan kadar air bahan bakaran halus. FFMC digunakan sebagai indikator kemudahan tersulut dan tersebarnya api (kebakaran). Peringkat FFMC tinggi biasanya terjadi pada rerumputan dan bahan bakaran halus lainnya yang kering/mati dan terdapat pada wilayah terbuka. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php Dasarian-I (1-10 Januari 2016):
Dasarian-II (11-20 Januari 2016):
Dasarian-III (21-31 Januari 2016):
FFMC-ekstrim terdeteksi di Provinsi NAD, sebagian Sumatera Utara, Riau, sebagian Jambi, Lampung, Sumatera Selatan dan P. Bangka.
FFMC-ekstrim terdeteksi luas di Provinsi Riau, sebagian kecil Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, BangkaBelitung dan Lampung.
FFMC-ekstrim terdeteksi di pesisir NAD-Sumatera Utara, Riau, sebagian Jambi-Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Gambar 3.1.a. Kondisi FFMC pada Dasarian-IJanuari 2016
Gambar 3.1.b. Kondisi FFMC pada Dasarian-IIJanuari 2016
3
Gambar 3.1.c. Kondisi FFMC pada Dasarian-IIIJanuari 2016
3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN) 3.2. DC= Drought Code (Potensi Tingkat Kekeringan dan Asap )
Peringkat numerik dari kandungan kadar air di lapisan organik yang berada di bawah permukaan tanah. DC digunakan sebagai indikator kekeringan dan potensi terjadinya kabut asap. Peringkat DC yang tinggi biasanya terjadi pada kebakaran lahan gambut. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php
Dasarian-I (1-10 Januari 2016):
Dasarian-II (11-20 Januari 2016):
Dasarian-III (21-31 Januari 2016):
Tidak terdeteksi lahan dengan DCekstrim di Pulau Sumatera. Sedangkan di Pulau Kalimantan terdeteksi di sebagian Kalimantan Timur.
Tidak terdeteksi lahan dengan DC-esktrim di Pulau Sumatera. Sedangkan di Pulau Kalimantan semakin luas di Kalimantan Timur.
Kondisi serupa hampir tidak berbeda dengan Dasarian-II, tidak terdeteksi lahan dengan DC-ekstrim di P. Sumatera. Lahan dengan kondisi tersebut masih terdeteksi di Kalimantan Timur.
Gambar 3.2.a. Kondisi DC pada Dasarian-IJanuari 2016
Gambar 3.2.b. Kondisi DC pada Dasarian-IIJanuari 2016
4
Gambar 3.2.c. Kondisi DC pada Dasarian-IIIJanuari 2016
3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN) 3.3. ISI = Initial Spread Index(Kesulitan Pengendalian) Peringkat numerik dari penyebaran api/kebakaran untuk bahan bakaran halus (rerumputan). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php
Dasarian-I (1-10 Januari 2016):
Dasarian-II (11-20 Januari 2016):
Dasarian-III (21-31 Januari 2016):
ISI-ekstrim tersebar dari Di P. Sumatera, ISI-ekstrim ISI-ekstrim kembali meningkat, pesisir Provinsi NAD hingga semakin berkurang, terdeteksi terutama di Sumatera Utara, Jambi, dan tersebar dalam sedikit di Riau, tetapi, semakin Sumatera Barat dan Riau. luasan kecil di pesisir luas di Kalimantan Timur dan Sedangkan di Kalimantan, ISIKalimantan Timur dan sebagian kecil di Kalimantan ekstrim terdeteksi luas di Kalimantan Selatan. Selatan dan Kalimantan Kalimantan Tengah dan Tengah. Kalimantan Timur.
Gambar 3.3.a. Kondisi ISI pada Dasarian-IJanuari 2016
Gambar 3.3.b. Kondisi ISI pada Dasarian-IIJanuari 2016
5
Gambar 3.3.c. Kondisi ISI pada Dasarian-IIIJanuari 2016
3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN) 3.4. FWI= Fire Weather Index(Index Cuaca Kebakaran) Peringkat numerik dari intensitas kebakaran. FWI merupakan peringkat bahaya kebakaran secara umum.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php
Dasarian-I (1-10 Januari 2016):
Dasarian-II (11-20 Januari 2016):
Dasarian-III (21-31 Januari 2016):
FWI-ekstrim di P. Sumatera terdeteksi di Provinsi NAD, Sumatera Utara dan Riau, sedangkan di P. Kalimantan terdeteksi di sepanjang pesisir Kalimantan Timur.
FWI-eksrim tidak terdeteksi di P. Sumatera, tetapi terdeteksi mengelompok luas di Provinsi Kalimantan Timur.
Hampir tidak terdeteksi lahan dengan FWI-ekstrim di P. Sumatera. Sedangkan di P. Kalimantan terdeteksi di Kalimantan Timur dan tersebar dalam luasan kecil di Kalimantan Tengah.
Gambar 3.4.a. Kondisi FWI pada Dasarian-IJanuari 2016
Gambar 3.4.b. Kondisi FWI pada Dasarian-IIJanuari 2016
6
Gambar 3.4.c. Kondisi FWI pada Dasarian-IIIJanuari 2016
4. PEMANTAUAN TITIK API (HOT-SPOT) Informasi titikpanas di peroleh dari data Terra/Aqua-MODIS dan SNPP-VIIRS, selengkapnya dapat dilihat pada, http://pusfatja.lapan.go.id/karhutla.php Hasil pengamatan menunjukkan, di P. Sumatera terpantau 14 titik panas, di P. Kalimantan terpantau 115 titik panas, di P. Jawa terpantau 7 titik panas, di P. Sulawesi terpantau 79 titik panas, di Bali, NTB dan NTT tidak terpantau titik panas, di Papua dan Papua Barat terpantau 432 titik panas.
Tabel 4.1: Jumlah TitikPanas per Provinsi di Indonesia Januari 2016
PROVINSI JUMLAHHOTSPOT JATIM KALSEL KALTARA KALTIM KEPRI MALUKU MALUT NAD PAPUA PAPUA BARAT RIAU SULSEL SULTENG SULTRA SULUT SUMUT JUMLAH Gambar 4.1: Sebaran titik panas di Indonesia bulan Januari 2016
7
7 23 1 91 2 3 2 2 432 1 1 50 8 18 3 9 653
5. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. JAWA Kondisi Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di Provinsi Banten dalam kondisi TKV rendah terdapat diKabupaten Serang, Tangerang dan Pandeglang. Sedangkan TKV sedang terdapat di kabupaten Pandeglang, Serang dan Tangerang. Sementara itu kondisi TKV di Provinsi Jawa Barat di dominasi oleh TKV bera dan TKV Sangat Rendah. Pada TKV Bera banyak dijumpai di Kabupaten Karawang, Indramayu dan Subang.Sedangkan pada TKV sangat rendah terdapat di daerah Karawang, Indramayu dan Bekasi.
Kondisi Lahan sawah pada bulan Januari 2016 di Provinsi Jawa Tengah dan DIY di dominasi oleh TKV sedang dan TKV rendah. Kondisi TKV sedang Provinsi Jawa Tengah terpantau dominan di Kabupaten Grobogan, Demak dan Pati. Sementara itu Kondisi TKV rendah di Provinsi Jawa Tengah banyak dijumpai di Kabupaten Brebes, Kebumen dan Cilacap. Sedangkan lahan sawah di D.I. Yogyakarta di dominasi oleh TKV rendah dan sedang. Pada TKV rendah terpantau di Kabupaten Sleman, Kulonprogo dan Gunung kidul. Sedangkan TKV Sedang terdapat di Kabupaten Sleman, Gunung Kidul dan Kulon Progo.
kondisi TKV lahan sawah pada bulan Januari 2016 di Provinsi Jawa Timur dan Bali di dominasi TKV sedang dan TKV rendah. Pada TKV sedang terpantau di Provinsi Jawa Timur, seperti di Kabupaten Lamongan, Bondowoso dan Ngawi. Kondisi TKV rendah juga cukup mendominasi terutama di Kabupaten Lamongan, Bondowoso dan Jember.Sementara itu kondisi TKV lahan sawah di Provinsi Bali juga di dominasi oleh TKV rendah dan sedang. Pada TKV rendah di Provinsi Bali banyak dijumpai di Kabupaten Tabanan, Gianyar dan Badung.Sedangkan pada TKV sedang terdapat di Kabupaten Tabanan, Gianyar dan Buleleng.
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di Pulau Jawa bulan Januari 2016 diamati dalam 4 periode 8-harian, yaitu 01 – 08 Januari 2016, 09 – 16 Januari 2016, 17 – 24 Januari 2016 dan 25 Januari - 01 Februari 2016.
8
6. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. JAWA Informasi Fase tanaman padi selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/fasepadi.php Kondisi fase tanaman padi pada bulan Januari 2016 diProvinsi Bantendidominasi oleh vegetatif-2 dan fase bera. Pada fase vegetatif-2 yang terpantau dominan di Kabupaten Pandeglang, Serang dan Tangerang. Pada fase bera banyak terdapat di daerah Serang, Tangerang dan Lebak. Sedangkan pada lahan sawah di Provinsi Jawa Barat di dominasi fasebera dan fase vegetatif-1. Fase bera terpantau dominan di Kabupaten Indramayu, Karawang dan Subang. Sementara itu fase vegetatif -1 terlihat di Kabupaten Karawang, Indramayu, dan Bekasi. Kondisi fase tanaman padi di Provinsi Jawa Tengah didominasi oleh fase vegetatif-2 dan vegetatif-1. Pada Fase vegetatif-2 terpantau cukup dominan di Kabupaten Grobogan, Pati dan Demak. Sedangkan fase vegetatif-1 terlihat di Kabupaten Brebes, Cilacap dan Kebumen. Sementara fase yang mendominasi di Provinsi D.I. Yogyakartahingga periode terakhir bulan Januari 2016 adalah fasevegetatif-2 dan generatif-1 yang terpantau di dominasi di Kabupaten Sleman, Gunung Kidul dan Kulonprogo,. Kondisi fase tanaman padi di Provinsi Jawa Timur selama Januari 2016 di dominasi olehfase generatif-1 dan vegetative2. Pada fase vegetatif-2 terdapat di Kabupaten Lamongan, Bondowoso dan Jember. Sementara itu, Fase generatif-1 dominan di kabupaten Lamongan, Bojonegoro dan Bondowoso. Sedangkan di Provinsi Bali terpantau dominan fase generatif-1 Pemantauan Fase Tanaman Padi di Pulau Jawa bulan Januari 2016 diamati dalam 4 periode 8dan vegetatif-2 terlihat dominan di Kabupaten Tabanan, harian, yaitu 01 – 08 Januari 2016, 09 – 16 Januari 2016, 17 – 24 Januari 2016 dan 25 Januari 01 Februari 2016. Gianyar, dan Buleleng.
9
7. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. JAWA Informasi Banjir/Keringlahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/sawah.php Prov.Bantenmengalami kondisi lahan sawah banjir ringan/sedang di Kab. Tangerang, Serang dan Lebak. Sedangkan pada Prov. Jawa Barat terdapat di daerah Karawang, Indramayu dan Subang. Banjir berat/puso terdapat juga di Indramayu, Bogor dan Bekasi. Kondisi lahan sawah banjir ringan/sedang di Prov. Jawa Tengah terdapat di Kab. Brebes, Cilacap dan Demak. Sedangkan kondisi rawan banjir di Jawa Tengah berat/puso terlihat di Daerah Purworejo, Semarang dan Kendal. Sementara itu di Prov.D.I Yogyakarta pada bulan Januari 2016daerah yang terpantau mengalami kondisi rawan kering ringan/sedang terdapat di Kab. Kulonprogo, Bantul dan Gunungkidul. Tingkat rawan banjir pada lahan sawah di Prov. Jawa Timur dan Bali pada bulan Januari 2016 di dominasi rawan kering ringan/sedang. Di Prov. Jawa Timur kondisi rawan kering ringan/sedang terpantau dominan di Kab. Lamongan, Bojonegoro dan Tuban. Sedangkan kondisi rawan kering berat/puso terdapat di daerah Lamongan, Bojonegoro dan Sidoarjo. Sementara itu Provinsi Bali mengalami tingkat rawan kering ringan/sedang terpantau dominan di Kab. Gianyar, Badung dan Gianyar. Kondisi lahan sawah Prov. Jawa Timur dan Bali mengalami kondisi banjir ringan/sedang yang terdapat di Kab. Jember, Banyuwangi dan Lamongan. Sedangkan kondisi rawan kering berat/puso di Prov. Jawa Timur terdapat di daerah Probolinggo, situbondo dan Bondowoso. Di Prov. Bali mengalami tingkat rawan kering ringan/sedang terpantau dominan di Kab. Badung Tabanan dan Gianyar.
Pemantauan Potensi Banjir/Kering di lahan sawah di Pulau Jawa bulan Januari 2016 diamati dalam 4 periode 8-harian, yaitu; 01 – 08 Januari 2016, 09 – 16 Januari 2016, 17 – 24 Januari 2016 dan 25 Januari - 01 Februari 2016.
10
8. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) DI P. SUMATERA Lahan sawah di Prov.Nangroe Aceh Darussalam pada periode pertama hinggaperiode keempatdi bulan Desember 2015 didominasi oleh kondisi TKV rendah dan TKV sedang, untuk TKV rendah terlihat mendominasi di Kab. Aceh Utara, Pidie dan Aceh Timur. Sedangkan untuk TKV sedang terdapat di Kab. Pidie, Aceh Besar dan Aceh Tenggara. Di Prov. Sumatera Utara didominasi oleh TKV rendah danTKV sedang yang mendominasi di Kab. Tapanuli Selatan, Serdang Bedagai dan Simalungun. Kondisi TKV di Prov. Sumatera Barat, TKV rendah terdapatdi di Kab. Limapuluhkoto, Pasaman Barat dan Pesisir Selatan. Sedangkan TKV sedang mendominasi di Kab. Pesisir Selatan, Pasaman Barat dan Padang Pariaman. Di Prov. Riau, kondisi TKV rendah terdapat di Kab. Indragiri Hili, Rokan Hilir dan Kuantan Singin. Sedangkan TKV sedang terdapat di Kab. Rokan Hilir, Indragiri Hili dan Bengkalis. Kondisi TKV di Prov. Jambi selama bulan Januari 2016 didominasi oleh TKV rendah dan TKV sedang, yaitu terdapat di Kab. Tanjungjabung Barat, Tanjungjabung Timur dan Kerinci. Kondisi TKV di Prov. Bengkulu yang didominasi oleh TKV rendah dan TKV sedang. TKV rendah yaitu terdapat di Kab.Bengkulu Utara, Lebong danRejanglebong. Sedangkan TKV sedangmendominasi di Kab. Seluma, Bengkulu utara dan Bengkulu Selatan. Lahan sawah dengan kondisi TKV rendah dan TKV sedangmendominasi Prov.Sumatera Selatan,yaituterdapat di Kab. Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu. Sementara itu Kondisi TKV rendah mendominasi Prov. Bangka-Belitung, yaitu di Kab. Bangka Selatan,Belitung Timur dan Bangka. Sedangkan TKV sedang terdapat di kab. Bangka Selatan, Bangka dan Bangka Barat. Di Prov. Lampung yang didominasi oleh TKVrendah dan TKV sedang. Kondisi TKV rendah mendominasi di Kab. Lampung Tengah, Lampung Timur dan Lampung Selatan. Sedangkan TKV sedangterdapat di Kab.Lampung Tengah,Tulangbawang danLampung Selatan.
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Sumatera bulan Januari 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu; 1 – 8 Januari 2016, 9 – 16 Januari 2016, 17 – 24 Januari 2016 dan 25 Januari – 1 Februari 2016.
11
9. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. SUMATERA Informasi Fase tanaman padi selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/fasepadi.php
Lahan sawah di Prov.Nangroe Aceh Darussalamselama bulan Januari 2016 didominasi oleh fase vegetatif-2 dan generatif-1. Fase vegetatif-2yaitu terdapat di Kab.Pidie, Aceh Utara dan Aceh Besar. Sedangkan fase generatif-1 terdapat di Kab.Pidie, Aceh Besar dan Aceh Tenggara. Fase lahan sawah di Prov. Sumatera Utara yang didominasi oleh fase vegetatif-2 dan generatif-1. Fase vegetatif-2 di Kab. Tapanuli Selatan, Seradang Bedagai dan Simalungun. Sedangkan fase generatif-1terdapat di Kab. Tapanuli Selatan, Langkat dan Serdang Bedagai. Lahan sawah di Prov. Sumatera Barat didominasifasevegetatif-2 terdapat di Kab.Pasaman Barat, Padang Pariaman dan Pesisir Selatan. Sedangkan fase generatif-1terdapat di Kab. Pesisir Selatan, Pasaman Barat dan Padang Pariaman. Fase vegetatif-2 dan fase generatif-1 mendominasi lahan sawah di Prov. Riau. Kedua fase tersebut terdapat di Kab. Rokan Hilir, Indragiri Hili dan Bengkalis. Fase lahan sawah di Prov. Jambi didominasi oleh fase vegetatif-2 dan fase generatif-1terdapat di Kab.Kerinci, Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur.Lahan sawah di Prov. Bengkulu didominasi oleh fase vegetatif-2 dan fase generatif-1, yaitu terdapat di Kab.Bengkulu Utara, Seluma dan Bengkulu Selatan. Fase lahan sawah di Prov.Sumatera Selatan didominasi adalah fase vegetatif-1 dan fase vegetatif-2, di Kab. Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu T. Sementara itu di Prov. Bangka-Belitung didominasi olehfase vegetative-1 terdapat di Kab. Bangka Selatan,Belitung Timur dan Bangka. Sedangkan fase vegetatif2terdapat di Kab. Belitung Timur, Bangka Selatan. Lahan sawah di Prov. Lampung didominasi oleh fase vegetatif-1terdapat di kab. Lampung Tengah, Lampung Timur dan Tulangbawang. Sedangkan
Pemantauan Fase tanaman padi di Pulau Sumatera bulan Januari 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu: 1 – 8 Januari 2016, 9 – 16 Januari 2016, 17 – 24 Januari 2016 dan 25 Januari – 1 Februari 2016.
fase Vegetatif-2 terdapatdi Kab. Lampung Tengah, LampungTimur dan LampungSelatan.
12
10.PEMANTAUAN RAWAN BANJIR/KERING LAHAN SAWAH DI P. SUMATERA Informasi Banjir/Kering lahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/sawah.php Hasil analisis menunjukkan, sawah di Prov. NAD rawan kekeringan ringan/sedang yaitu di kab. Aceh Timur, Aceh Utara dan Aceh Barat Daya dan rawan banjir ringan/sedang yaitu terdapat di kab. Naganraya, Aceh Barat dan Simeulue. Di Prov. Sumatera Utara kondisi rawan kekeringanringan/sedang yang terdapat di kabupaten Simalungun, Serdang Begadai dan Humbang Hasundu. Sedangkan rawan banjir ringan/sedang terdapat di Kab. Nias, Nias Selatan dan Samosir. Sementara itu di Prov. Sumatera Barat, lahan sawah mengalami rawan kekeringan ringan/sedang yaitu terdapat di kab. Tanah Datar, Limapuluhkoto dan Pasaman Barat. Sedangkan sawah rawan banjir ringan/sedang terdapat di Kab. Limapuluhkoto, Pesisir Selatan dan Tanah Datar. Lahan sawah di Prov. Riau mengalami rawan kekeringan ringan/sedang di Kab. Siak, Bengkalis dan Rokan Hilir. Sedangkan rawan banjir ringan/sedang terdapat di Kab. Kuantan Singin, Rokan Hulu dan Indragiri Hilir. Sementara di Prov. Jambi terlihat rawan kekeringan ringan/sedang yang terdapat di Kab. Tanjung Jabung Barat, Muarojambi dan Tanjung Jabung Timur. Sedangkan sawah rawan banjir ringan/sedang yaitu terdapat di Kab. Kerinci, Tanjungjabung Timur dan Merangin. Prov. Bengkulu mengalami rawan kekeringan ringan/sedang di Kab. Lebong, Rejanglebong dan Muko-muko. Sementara rawan banjir ringan/sedang yaitu terdapat di Kab. Bengkulu Utara, Rejanglebong dan Bengkulu Selatan, serta Banjir berat/puso terdapat di Kabupaten Lebong, Bengkulu Utara dan RejangLebong.
Pemantauan Potensi Banjir/Kering di lahan sawah di Pulau Sumaterabulan Januari 2016 diamati dalam 4 periode 8-harian, yaitu; 01 – 08 Januari 2016, 09 – 16 Januari 2016, 17 – 24 Januari 2016 dan 25 Januari - 01 Februari 2016.
Lahan sawahdi Prov. Sumatera Selatan rawan kekeringanringan/sedangterdapat di Kab. Banyuasin, Ogan Komering Ulu T dan Ogan Komering. Di Prov. Bangka Belitungrawan kekeringan ringan/sedangterdapat di Kab. Bangka Selatan, Belitung Timur.
Sementara lahan sawah rawan banjir ringan/sedang di Prov. Sumatera Selatan terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ulu T, Musirawasdan Ogan Komering Ulu. Sedangkan banjir berat/puso terdapat di Kabupaten Lahat, Ogan Komering Ulu S dan Muaraenim. Sementara di Provinsi Bangka Belitung rawan banjir ringan/sedang terdapat di Kabupaten Bangka Selatan, Bangka dan Bangka Barat.
13
11. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) DI P. SULAWESI Lahan sawah di Provinsi Sulawesi Utara pada periode pertama hinggaperiode keempat di bulanJanuari2016didominasi oleh kondisi TKV rendah dan sedang terdapat di Kabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa, dan Minahasa Selatan. Kondisi TKV pada bulan Januari 2016 di Provinsi Gorontalo yang didominasi oleh TKV rendah dan sedang yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, Boalemo, dan Pohuwato. Pada bulan Januari 2016 di Provinsi Sulawesi Tengah, kondisi TKV rendah terdapat diKabupaten Donggala, Porigomoutong, dan Banggai. Sedangkan TKV sedang terdapat di Kabupaten Donggala, Porigomoutong, dan Poso. Kondisi TKV rendah di lahan sawah pada bulan Januari 2016 juga terdapat di Provinsi Sulawesi Barat.Kondisi TKV rendah dan sedang terdapat di Kabupaten Polewaliwamasa, Mamuju, dan Mamasa. Tidak berbeda dengan provinsi lainnya, kondisi TKV lahan sawah pada bulan Januari 2016 di Provinsi Sulawesi Selatan juga didominasi TKV rendah dan sedang. Kondisi TKV sangatrendah dan sedangterdapat di Kabupaten Bone, Wajo, dan Pinrang. TKV lahan sawah pada bulan Januari 2016 di Provinsi Sulawesi Tenggara.Kondisi TKV rendah dan TKV sedang terdapat di Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di Pulau Sulawesi bulan Januari Kabupaten Kendari, Kolaka, dan Konewa Selatan. selama 4periode 8 harian, yaitu;01 - 08 Januari 2016, 09 - 16 Januari 2016, 17 - 24 Januari 2016, dan 25 Januari – 01 Februari 2016
14
12.PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI DI P. SULAWESI Informasi Fase tanaman padi selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/fasepadi.php Kondisi fase tanaman padi di Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Januari2016yang didominasi oleh fase vegetatif-2 dan generatif-1 yaitu di Kabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa, Minahasa Selatan. Tidak berbeda dengan Prov. Sulawesi Utara, kondisi fase tanaman padi di Gorontalo selama bulan Januari 2016 jugadidominasi oleh fasevegetatif-2 dan generatif-1 yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, Boalemo, dan Pohuwato. Demikian juga di Sulawesi Tengah, tanaman padi yang diamati memiliki fase yang dominan yaitu fase vegetatif-2 dan generatif-1terdapat di Kabupaten Donggala, ToliToli, dan Poso. Kondisi fase tanaman padi di Provinsi Sulawesi Barat bulan Januari 2016 didominasi oleh fasevegetatif-2 dan generatif-1 yang terdapat di Kabupaten Polewaliwamasa, Mamuju, dan Mamasa. Kondisi fase di Provinsi Sulawesi Selatan berada dalam fase vegetatif-2 yang terdapat di Kabupaten Bone, Wajo, dan Sidenrengrappan. Sedangkan, fase generative-1 yaitu Kabupaten Bone, Wajo, dan Pinrang.Kondisi fase lahan sawah di Provinsi Sulawesi Tenggara di dominasi fase vegetatif-2 dan generatif-1 di Kabupaten Kendari, Kolaka, dan Konawe Selatan. Pemantauan Fase tanaman padi di Pulau Sulawesi bulan Januari 2016 selama 4 periode 8 harian, yaitu 1 – 8 Januari 2016, 9 – 16 Januari 2016, 17 – 24 Januari 2016 dan 25 Januari – 1 Februari 2016
15
13.PEMANTAUAN RAWAN BANJIR/KERING LAHAN SAWAH DI P. SULAWESI Informasi Banjir/Kering lahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/sawah.php Bulan Januari2016, di P. Sulawesi mengalami musim pancaroba sehingga kondisi lahan sawah untuk 2 periode pertama (periode tanggal 01 - 08 Januari 2016 dan 09 - 16 Januari 2016) mengalami rawan kering, sedangkan pada periode ketiga dan ke empat (periode tanggal 17 - 24 Januari 2016 dan 25 Januari – 01 Februari 2016) mengalami rawan banjir. Lahan sawah Prov. Sulawesi Utara yang mengalami kondisi rawan kering ringan/sedang terdapat di Kab. Minahasa, Minahasa Utara, dan Kota Manado. Sedangkan kondisi lahan berat/puso terdapat di Kab. Minahasa. Lahan sawah di Provinsi Sulawesi Utara tidak mengalami kondisi rawan banjir. Lahan sawah di Prov. Gorontalo mengalami kondisi lahan kering ringan/sedang dan terdapat di Kab. Gorontalo, Kota gorontalo, dan Boalemo. Lahan sawah di Prov. Gorontalo juga tidak mengalami kondisi sawah rawan banjir. Lahan sawah di Prov. Sulawesi Tengah yang mengalami rawan kering ringan/sedang terdapat di Kab. Banggai, Morowali, dan Porigomoutong. Sedangkan lahan sawah rawan banjir ringan/sedang terdapat di Kab. Porigomautong. Lahan sawah di Prov. Sulawesi Barat mengalami kondisi rawan kering ringan/sedang yang terdapat di Kab. Polewaliwamasa dan Mamuju, sedangkan yang mengalami rawan banjir ringan/sedang di Kab.Mamuju. Lahan sawah di Provinsi Sulawesi Selatan yang mengalami rawan kering ringan/sedang terdapat di Kab. Bone, Bulukumba, dan Jeneponto. Sedangkan lahan sawah rawan banjir ringan/sedang terdapat Kab. Tanatoraja, luwu, dan Takalar. Lahan sawah di Provinsi Sulawesi Tenggara yang rawan kering ringan/sedang terdapat di Kab. Bombana, Kendari, dan Kolaka. Sedangkan yang rawan sawah kering ringan/sedang terdapat di Kab. Bombana.
Pemantauan Potensi Banjir/Kering di lahan sawah di Pulau Sulawesi bulan Januari 2016 diamati dalam 4 periode 8-harian, yaitu; 01 – 08 Januari 2016, 09 – 16 Januari 2016, 17 – 24 Januari 2016 dan 25 Januari - 01 Februari 2016
16
14.PEMANTAUAN ZPPI (ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN) Informasi Banjir/Kering lahan sawah selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/zppi.php
Berdasarkan analisis data suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil permukaan dari satelit NOAA-AVHRR dan Terra/Aqua MODIS, pada bulan JANUARI 2016 dihasilkan informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI) yaitu project area PA01, PA03, PA05, PA06, PA07, PA10, PA11, PA12, PA13, PA14, PA15, PA16, PA19, PA20, PA21dan PA24 sebanyak 108buah. Jumlah lembar informasi ZPPI harian tiap projek area yang dihasilkan pada bulan JANUARI 2016 dan daerahdaerah tujuan pengiriman ditampilkan pada Tabel 14.1.
Gambar 14.1. Projek Area ZPPI
17
Tabel 14.1. Jumlah Lembar Informasi ZPPI dan daerah tujuan
Projek Area PA07, PA15, PA16 dan PA24
Projek Area PA05,PA06, PA12, PA13, PA14, PA20 dan PA21
Projek Area PA01, PA02, PA03, PA10, PA11 dan PA19
18