Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
LAMPIRAN -
Kuisioner
-
Foto Pendukung
-
Laporan In-depth Interview
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nomor responden : awancara : Kuesioner Kuliah Lapangan Tipologi sosial Mahasiswa Jurusan Sosiologi Semester Genap 2011-2012
Kata Pengantar Kami adalah mahasiswa jurusan sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga saat ini sedang melakukan kuliah lapangan dengan cara melakukan penelitian (belajar) tentang tipologi dari masyarakat di Desa Panglungan , Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Propinsi Jawa Timur. Kami berharap Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian ini dan memberikan informasi yang kami butuhkan. Seluruh data dan hasil penelitian ini akan digunakan bahan kajian dan diskusi sebagai media lengkap yang menjadi sarana atau media untuk belajar, dan data yang diberikan oleh Bapak atau Ibu akan Kami Jamin Kerahasiaannya. Atas kesediaan Bapak/Ibu menyediakan waktu luang untuk kegiatan wawancara ini kami sampaikan terima kasih. NO
PERTANYAAN
KODING
A. IDENTITAS RESPONDEN 1.
Nama responden
:………………….
2.
Alamat : RT…. / RW…..Dusun……………………. Desa……………………….
3.
Umur responden:……………..tahun
4.
Jenis kelamin responden:
5.
1.
Laki-laki
2.
Perempuan
1.(
3.
) 2.(
(
)
4. (
)
Status pernikahan responden: 1.
Belum menikah
2.
Sudah menikah
3.
Duda
4.
Janda
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
)
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
6.
jumlah anak kandung responden :………………orang
7.
Berapa jumlah anggota keluarga responden :…………..orang
5.
(termasuk responden)
8.
(
6. (
)
)
Pendidikan terakhir responden: 1.
Tidak sekolah
2.
Tidak tamat SD/
3.
Tamat SD
4.
Tidak tamat SLTP
5.
Tamat SLTP
6.
Tidak tamat SLTA
7.
Tamat SLTA
8.
Tidak tamat PT
9.
Diploma 1
7.(
) 8. (
)
9. (
) 10. ( )
10. Diploma 2 11. Diploma 3 12. Strata 1 13. Strata 2 14. Strata 3
9.
Apa pekerjaan pokok responden saat ini? 1.
Belum bekerja
2.
Buruh tani
3.
Petani
4.
Buruh bangunan
5.
Konstruksi (tukang)
6.
Tukang ojek
7.
Sopir
8.
pedagang
9.
Pengrajin
10. Anggota TNI/POLRI 11. PNS 12. Perangkat desa 13. Wiraswasta 14. Karyawan pegawai 15. Lain – lain (sebutkan………………………)
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
10.
11.
Adakah pekerjaan lain yang responden lakukan selain pekerjaan pokok tersebut? 1.
Tidak
2.
Ya
11. (
)
Jika iya (petanyaan no. 10) pekerjaan sampingan apa? 1.
Buruh tani
12. (
)
2.
Pembantu rumah tangga
13. (
)
3.
Sopir
14. (
)
15. (
)
16. (
)
4.
Penjahit
Keterangan : 1.
Tidak Ya
2.
5.
Home industry
6.
Pedagang
17. (
)
7.
Peternak
18. (
)
8.
Pekebun
19. (
)
9.
lain- lain (sebutkan …………………..)
20. (
)
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
12.
Anggota keluarga responden ?
Status
U Nama
m
J. K.
Aga
dlm
ma
Keluarg
ur
S. Kawin
T.
Pekerjaan
Pend.
a
Keterangan :
Status Kawin
Jenis
Status
kelamin 1. Blm kawin
Tingkat
Pekerjaan
keluarga
pendidikan
pokok
1.Laki-Laki
1. Suami/istri
Rendah
1. Buruh tani
2. Kawin
2.Perempu
2. Orang Tua
1.Tidak Sekolah
2. Petani
3. Duda
an
3. Anak
2. Tak tamat SD
3. Peternak
4. Menantu
3. SD
4. Lainnya
5. Saudara
4.Tak tamat SLTP
(sebutkan …)
4. Janda
dalam
Sedang 5. SLTP 6. Tak tamat SLTA 7. Tamat SLTA 8. Tak tamat PT Tinggi 9. Tamat Diploma 10. Tamat PT 13.
14.
Bagaimana bentuk keluarga responden ? 1.
Somah ( inti )
2.
Batih (keluarga besar )
21. (
)
22. (
)
Bagaimana sebagian besar tingkat pendidikan anggota keluarga responden? 1.
Rendah
2.
Sedang
3.
Tinggi
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
15.
16.
Apakah pekerjaan sebagian besar anggota keluarga respoden? 1.
Pertanian
2.
Non pertanian
Berapa jumlah tanggungan keluarga respoden?=………………………..orang
23 (
)
24. (
)
25. (
)
26. (
)
27 (
)
B. STATUS SOSIAL EKONOMI 17.
Kepemilikan rumah yang dihuni 1. Sewa/kos
2. Milik saudara
3. Milik orang tua
4. Milik sendiri
5. Lain-lain (sebutkan…………………….)
18.
Luas bangunan rumah yang dimiliki :………………………………m 2 Keterangan: 1. Sempit 2. Sedang 3. luas
19.
Luas tanah rumah keseluruhan (m2) :…………………………………..m2 Keterangan: 1. Sempit 2. sedang 3. luas
20.
Jumlah kamar :………………………………..buah
21.
Bahan lantai terluas rumah?
22.
1.
Tanah
2. Plester/semen
5.
Granit/marmer
Bambu / gedheg
2. Kayu/papan
4. Tembok (tanpa plester)
24.
3. Tegel/keramik
4. Kayu
29. ( )
Bahan dinding terluas? 1.
23.
28. ( )
3. Semi permanen
5. Tembok diplaster
30. (
)
31. (
)
32. (
)
6. Keramik
Bahan terluas atap rumah? 1.
Daun kelapa/rumbia
5.
genteng centakan
2. Seng
3. Asbes
4. Genteng biasa
Kepemilikan kamar mandi responden: 1.
Tidak memiliki
2.
Milik bersama tetangga/saudara
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
25.
26.
27.
28.
29.
3.
Milik sendiri di luar
4.
Milik sendiri di dalam
Dimana responden mandi: 1.
Sungai
2.
Kamar mandi umum
3.
Kamar mandi milik tetangga
4.
Kamar mandi milik sendiri
)
34. (
)
35. (
)
36. (
)
37. (
)
38. (
)
39. (
)
40. (
)
41. (
)
Dimana responden buang air besar: 1.
Sungai
2.
Pekarangan
3.
WC umum
4.
WC milik tetangga
5.
WC sendiri
Dimana responden mencuci: 1.
Sungai
2.
Kamar mandi umum
3.
Kamar mandi milik tetangga
4.
Kamar mandi sendiri
Kalau WC sendiri bagaimana bentuknya? 1.
Cemplung langsung ke sungai
2.
Cemplung di peresapan
3.
Leher angsa tanpa septic-tank
4.
Leher angsa berseptic-tank
Kepemilikan lahan responden: 1.
30.
33. (
Persawahan Keterangan :
2.
Ladang
3.
Pekarangan/kebun
4.
Lahan di hutan
5.
Lainnya, sebutkan…………….
1.
Tidak Ya
2.
Jika ya, saat ini tanah milik sendiri yang di miliki responden seluas: 1. 2. 3. 4. 5.
Sawah Ladang Kebun
:……………………….m2 2
:……………………….m
2
:……………………….m 2
Lahan di hutan:……………….m
Keterangan: 1. Sempit 2. Sedang 3. luas
2
Lainnya:………………………….m
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
42.(
)
43.(
)
44. (
)
45. (
)
46. (
)
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
31.
Jika ya, saat ini tanah garapan/sewa yang dimiliki responden seluas: 1. 2. 3.
32.
34.
Ladang Kebun
:……………………….m2 :……………………….m2 2
:……………………….m 2
4.
Lahan di hutan:……………….m
5.
Lainnya:………………………….m2
Keterangan: 1. Sempit 2. Sedang 3. luas
47. (
)
48. (
)
49. (
)
50. (
)
51. (
)
52. (
)
53. (
)
54. (
)
55. (
)
56. (
)
Jika ya, saat ini tanah ganjaran/pemberian yang dimiliki responden seluas: 1.
Sawah
:……………………….m2
2.
Ladang
:……………………….m2
3.
33.
Sawah
Kebun
2
:……………………….m 2
4.
Lahan di hutan:……………….m
5.
Lainnya:………………………….m2
Keterangan: 1. Sempit 2. Sedang 3. luas
Jenis tanaman apa yang ditanam responden? 1.
Padi
57. (
)
2.
Cengkeh
58. (
)
3.
Jagung
59. (
)
4.
Durian
60. (
)
5.
kopi
61. (
)
6.
Ketela /singkong
62. (
)
7.
Coklat
63. (
)
8.
Lainnya :……………………
64. (
)
Keterangan : 1.
Tidak Ya
2.
Penghasilan rata-rata tiap bulan responden: 1.
Pekerjaan pokok
2.
Pekerjaan sampingan :Rp ...............,00
Keterangan: 1. Rendah 2. Sedang
:Rp ..............,00
jumlah
65. (
)
66. (
)
3. tinggi
Rp...............,00
*dalam ribuan NB:
Untuk petani dihitung dari hasil panen 1tahun dibagi 12 35.
Berapa rata-rata pengeluaran responden per bulan? 1. Beras
: Rp..............
2. Sayur/lauk-pauk : Rp............... 3. Listrik
: Rp..............
4. Telepon
: Rp...............
5. Pendidikan
: Rp...............
6. Hajatan
: Rp...............
Keterangan: 1. Rendah 2. Sedang 3. tinggi
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
7. Lainnya
: Rp...............+
8. Jumlah
: Rp...............
*dalam ribuan
36.
Penghasilan rata-rata tiap bulan responden: 1.
Penghasilan
:Rp ..............,00
2.
Pengeluaran
:Rp ...............,00
jumlah
67.( ) Keterangan: 1. Rendah 2. Sedang
3. tinggi
Rp...............,00
*dalam ribuan
37.
38.
39.
Apakah responden saat ini memiliki tabungan? 1.
Tidak
2.
Ya
68. (
)
69. (
)
70. (
)
71. (
)
Jika iya (pertanyaan no. 37), diwujudkan dalam bentuk apakah tabungan tersebut? 1.
Tanah
2.
Terrnak
3.
Perhiasan
4.
Celengan di rumah
72. (
)
5.
Simpanan di bank
73. (
)
74. (
)
Keterangan : 1.
Tidak Ya
2.
Kepemilikan ternak oleh responden: Jenis
Jumlah
ternak
(A)
Indek (X)
AX
Point
PX
(0/1)
Ayam
1
Itik
1
Kambing
12
Kerbau
130
Sapi
150
Jumlah Ket : Dalam ribuan Ket : AX= ................. P= ..................... AX= ................ P= ..................... Tingkat kekayaan Responden : 1. PX = .................. = miskin 2. PX = ................... = sedang 3. PX = ................... = kaya
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
40.
Kepemilikan kendaraan dan barang- barang responden:
Barang
Jumlah
Index (X)
AX
Point (0/1)
PX
(A) Sepeda pancal
2
Sepeda Motor
44
Mobil
300
Radio/Tape
1
TV
3
Kulkas
8
Mesin Jahit
1
Komputer
8
Laptop
12 Jumlah
75. (
)
76.(
)
77. (
)
Ket : Dalam ribuan Ket : AX= ................. P= ..................... AX= ................ P= .....................
Tingkat kekayaan Responden : 1. PX = .................. = miskin 2. PX = ................... = sedang 3. PX = ................... = kaya
C. SOLIDARITAS SOSIAL 41.
42.
Apakah responden mengenal tetangga disebelah rumah anda? 1.
Tidak
2.
Ya
Apakah responden mengenal keluarga tetangga? 1.
Tidak
2.
Ya
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
43.
44.
Apakah responden pernah berkunjung ke rumah tetangga? 1.
Tidak
2.
Pernah
46
Jarang
2. Sering
3. Sangat sering
1.
Silaturahmi
2.
Bergosip
3.
Menjenguk tetangga
4.
Lain-lain (Sebutkan…………………………)
1.
Tidak melakukan apapun
2.
Datang menjenguk
3.
Menjenguk dan membawa oleh-oleh
4.
Menjenguk dan memberi sumbangan uang
81. ( 83. ( 85. ( 87. (
80. (
)
) ) ) )
82. ( 84. ( 86. ( 88 . (
) ) ) )
Apa yang Bapak/Ibu/Saudara lakukan jika ada tetangga/saudara yang meninggal? 1.
Tidak melakukan apapun
2.
Melayat saja
3.
Melayat dan membantu proses pemakaman
4.
Melayat, membantu proses pemakaman dan
Keterangan : 1.
Tidak Ya
menyumbang materi
49.
)
Apa yang responden lakukan jika ada tetangga yang sakit?
Alasan: 1. Takut dicemooh 2. Kesadaran sendiri 3. Diajak tetangga 4. Balas jasa
48.
79. (
Biasanya apa tujuan responden berkunjung kerumah tetangga?
Keterangan: 1. Tidak 2. Ya
47.
)
(jika pernah) Seberapa sering responden berkunjung ke rumah tetangga? 1.
45.
78. (
2.
89. (
)
90. (
)
91. (
)
92. (
)
Jika iya (pertanyaan 47) apa alasannya ? 1.
Takut dicemooh
93. (
)
2.
Kesadaran sendiri
94. (
)
3.
Diajak tetangga
95. (
)
96. (
)
Apa yang responden lakukan jika ada tetangga yang terkena musibah? 1.
Pasti membantu
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
50.
51.
52.
2.
Cuek
3.
Ingin membantu, tapi tidak bisa bantu apa-apa
4.
Tidak pernah bantu
Jika membantu, apa biasanya bentuk bantuannya ? 1.
Materi non uang
2.
Materi/uang/pemberian
3.
Materi/uang/pinjaman
4.
Tenaga
97. (
)
98. (
)
Bagaimana sikap responden jika ada tetangga/saudara yang meminjam uang? 1.
Tidak memberi pinjaman
2.
Memberi pinjaman tanpa bunga
3.
Memberi pinjaman dengan bunga
4.
Memberi pinjaman dengan bunga dan minta agunan
Apakah responden pernah memberi sumbangan ( buwuh ) kepada saudara yang mengadakan hajatan ? 1. 2.
53.
Hajatan manten Hajtan sunatan
3.
Hajatan selamatan kematian
4.
Hajatan selamatan kelahiran
Keterangan : 1.
Tidak Ya
2.
99. (
)
100. (
)
101. (
)
102. (
)
103. (
)
104. (
)
105. (
)
106. (
)
107. (
)
108. (
)
109. (
)
110. (
)
Apakah responden pernah memberi sumbangan ( buwuh ) kepada tetangga yang mengadakan hajatan ?
54.
1.
Hajatan manten
2.
Hajatan sunatan
3.
Hajatan selamatan kematian
4.
Hajatan selamatan kelahiran
Keterangan : 1.
Tidak Ya
2.
Apakah responden pernah memberi sumbangan ( buwuh ) kepada teman yang mengadakan hajatan ? 1.
Hajatan manten
2.
Hajtan sunatan
3.
Hajatan selamatan kematian
4.
Hajatan selamatan kelahiran
Keterangan : 1.
Tidak Ya
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
2.
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
55.
Bentuk sumbangan (buwuh) : Bentuk buwuhan
Saudara
Tetangga
Teman
Uang
111. (
)
112. (
)
113. (
)
Beras
114. (
)
115. (
)
116. (
)
Gula
117. (
)
118. (
)
119. (
)
Mie
120. (
)
121. (
)
122. (
)
Barang(kado)
123. (
)
124. (
)
125. (
)
Lainnya(sebutkan)
126. (
)
127. (
)
128. (
)
Keterangan : 1.
56.
2.
58.
59.
2.
Kegiatan apa saja yang diikuti responden di desa ini ? 1.
57.
Tidak Ya
Arisan Pengajian
Keterangan : 1.
Tidak Ya
2.
129. (
)
130. (
)
131. (
)
3.
Siskamling
4.
Kerja bakti
132. (
)
5.
Melayat
133. (
)
134. (
)
135. (
)
Apa alasan responden menyumbang (buwuh) ke saudara yang punya hajatan ?
5
1.
Sungkan
2.
Takut dirasani
3.
Bila suatu saat punya hajat ada yang menyumbang
136. (
)
4.
Mengembalikan sumbangan yang sedang punya hajat
137. (
)
5.
Kebiasaan/tradisi
138. (
)
139. (
)
140. (
)
141. (
)
Keterangan : 1. Tidak 2. Ya
Apa alasan responden menyumbang (buwuh) ke tetangga yang punya hajatan ? 1.
Sungkan
2.
Takut dirasani
3.
Bila suatu saat punya hajat ada yang menyumbang
4.
Mengembalikan sumbangan yang sedang punya hajat
142. (
)
5.
Kebiasaan/tradisi
143. (
)
144. (
)
145. (
)
Keterangan : 1.Tidak 2. Ya
Apa alasan responden menyumbang (buwuh) ke teman yang punya hajatan ? 1.
Sungkan
2.
Takut dirasani
Keterangan : 1.Tidak 2. Ya
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
3.
Bila suatu saat punya hajat ada yang menyumbang
146. (
)
4.
Mengembalikan sumbangan yang sedang punya hajat
147. (
)
5.
Kebiasaan/tradisi
148. (
)
D. TRADISI DAN KEBUDAYAAN 60.
Apakah responden melakukan kegiatan tradisi berikut ini dan apa alasannya?
Bentuk upacara adat I.
Alasan
Upacara kehamilan 1.
Empat bulanan (ngupati)
2.
Tujuh bulanan (tingkepan)
149. (
)
150. (
)
3.
Sembilan bulanan (procotan)
151. (
)
152. (
)
153. (
)
154. (
)
II. Upacara kelahiran 1.
Sepasaran (hari kelima kelahiran)
2.
Akikah (hari ketujuh kelahiran)
155. (
)
156. (
)
3.
Puputan (copot puser)
157. (
)
158. (
)
4.
Selapan
159. (
)
160. (
)
5.
Mudhun lemah
161. (
)
162. (
)
6.
Disapih (berhenti netek)
163. (
)
164. (
)
165. (
)
166. (
)
III. Upacara pengantin 1.
Temon/ rakitan / lamaran
2.
Siraman
3.
Ruwatan manten
167. (
)
168. (
)
4.
Sepasaran
169. (
)
170. (
)
171. (
)
172. (
)
173. (
)
174. (
)
IV. Upacara kematian
V.
Intensitas
1.
Hari geblak (hari kematian)
2.
Telung dinaan (hari ketiga)
3.
Pitung dinane (hari ketujuh)
175. (
)
176. (
)
4.
Patang puluh dino (hari ke empat puluh)
177. (
)
178. (
)
5.
Mendhak pisan
189. (
)
180. (
)
6.
Mendhak pindho
181. (
)
182. (
)
7.
Mendhak telu
183. (
)
184. (
)
Upacara lainnya
185. (
)
186. (
)
1.
Mulai tanam
187. (
)
188. (
)
2.
Sebelum hajatan
3.
Sedekah bumi
4.
Selamatan membuat rumah
189. (
)
190. (
)
5.
Grebeg suro
191. (
)
192. (
)
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Keterangan : 1. Tidak pernah (tidak mengerti) 2. Jarang (mengerti) 3. Sering turun-temurun
193. (
)
194. (
)
195. (
)
196. (
)
197. (
)
198. (
)
Keterangan alasan: 1. Ikut-ikutan 2. Ikut-ikutan
3. Kebiasaan/ 4. Terpaksa (tidak
mengerti) 5. Terpaksa (mengerti) 6. Takut
61.
62.
Bagaimana responden menyikapi hal – hal berikut : 1.
Hasil panen
2.
Bencana alam
3.
Kematian
4.
Sakit
5.
Kondisi anak
6.
Kecelakaan
7.
Permasalahan rumah tangga
8.
Lainya…….
Keterangan : 1. Takdir 2. Hukuman dari alam 3. Adanya proses dari alam 4. Hal-hal gaib 5. Kesalahan individu 6. Lainnya............
199. (
)
200. (
)
201. (
)
202. (
)
203. (
)
204. (
)
205. (
)
206. (
)
207. (
)
Apakah responden memiliki barang-barang yang mengandung unsur magis? 1.
Punya banyak/koleksi
2.
Punya hanya beberapa
3.
Punya hanya ada satu
4.
Tidak punya
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
63.
Alasan mengoleksi (pertanyaan 63) ?
64.
66.
Barang magis/membawa berkah/ menghindarkan dari musibah
2.
Tradisi leluhur/warisan
3.
Diberi orang lain/didapat secara tidak sengaja
4.
Sekedar mengkoleksi
208. (
)
209. (
)
210. (
)
211. (
)
212. (
)
Alasan tidak mengoleksi (pertannyaan 63) ?
E. 65.
1.
1.
Hanya mitos, tidak berpengaruh apapun
2.
Syirik
3.
Tidak percaya akan barang magis tersebut
BENTUK KONTROL SOSIAL Apa ada peraturan di desa responden? 1.
Ada
2.
Tidak ada
Apa saja peraturan-peraturan yang ada di desa responden? 1.
Peraturan tertulis Sebutkan…………………………
2.
Keterangan : 1.
Tidak
2.
Ya
Peraturan tidak tertulis Sebutkan…………………………
67.
Yang termasuk pelanggaran di desa ini adalah? 1.
Tidak melayat
213. (
)
2.
Tidak mengikuti kerja bakti
214. (
)
3.
Tidak mengikuti siskamling
215. (
)
4.
Tidak mengikuti pengajian
216. (
)
5.
Tidak mengikuti arisan
217. (
)
6.
Judi/Togel
218. (
)
219. (
)
220. (
)
7.
68.
Mabuk-mabukan
Keterangan : 1.
Tidak
2.
Ya
8.
Selingkuh
9.
Mencuri
221. (
)
10. Kumpul kebo
222. (
)
11. Hamil diluar nikah
223. (
)
12. Incest/menikah dengan saudara sendiri
224. (
)
13. Lainya (sebutkan........................)
225. (
)
Bentuk sanksi terhadap pelanggaran : 1.
Tidak melayat
226. (
)
2.
Tidak mengikuti kerja bakti
227. (
)
3.
Tidak mengikuti siskamling
228. (
)
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
4.
Tidak mengikuti pengajian
5.
Tidak mengikuti arisan
6.
Judi/Togel
7.
Mabuk-mabukan
8.
Selingkuh
9.
Mencuri
10. Kumpul kebo 11. Hamil diluar nikah 12. Incest/menikah dengan saudara sendiri 13. Lainya (sebutkan........................)
69.
70.
Bentuk sanksi : 1. Digunjing/dirasani 2. Di cemooh/disindir 3. Diolok-olok 4. Dikucilkan 5. Diarak keliling desa 6. Denda materi (pasir, semen) 7. Dihakimi massa 8. Di laporkan ke pihak berwajib 9. Dipenjara 10. Lainnya.....
229. (
)
230. (
)
231. (
)
232. (
)
233. (
)
234. (
)
235. (
)
236. (
)
237. (
)
238. (
)
239. (
)
240. (
)
241. (
)
242. (
)
Siapa yang memutuskan adanya pemberian sanksi terhadap pelanggaran tersebut? 1.
Tidak melayat
2.
Tidak mengikuti kerja bakti
3.
Tidak mengikuti siskamling
4.
Tidak mengikuti pengajian
5.
Tidak mengikuti arisan
6.
Judi/Togel
243. (
)
7.
Mabuk-mabukan
244. (
)
8.
Selingkuh
245. (
)
9.
Mencuri
246. (
)
10. Kumpul kebo
247. (
)
11. Hamil diluar nikah
248. (
)
12. Incest/menikah dengan saudara sendiri
249. (
)
13. Lainya (sebutkan........................)
250. (
)
251. (
)
252. (
)
253. (
)
254. (
)
255. (
)
Keterangan: 1. Masyarakat 2. Tokoh agama 3. Perangkat desa 4. Polisi 5. Pengadilan
Apakah di desa responden terdapat TIM keamanan? 1. Hansip 2. Warga yang bergilir ronda
Keterangan : 1.
3. Polisi
Tidak
4.TNI
2.
Ya
F. KEPEMIMPINAN 71.
Siapa yang paling dominan menentukan setiap keputusan rumah tangga? 1.
Pembagian pekerjaan rumah
256. (
)
2.
Jumlah anak
257. (
)
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
72.
73.
3.
Mengikuti program KB
4.
Pendidikan anak
5.
Pemilihan jodoh
6.
Pembagian warisan
Keterangan: 1. Anak 2. Istri 3. Suami 4. Kakek 5. Seluruh keluarga 6. Seluruh anggota keluarga
258. (
)
259. (
)
260. (
)
261. (
)
262. (
)
263. (
)
264. (
)
Apakah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir responden mengikuti pemilihan umum ? 1.
Tidak
2.
Ya
Pemilihan umum apa yang responden ikuti? 1.
Pemilihan RT Keterangan :
74.
2.
Pemilihan RW
3.
Pemilihan kepala desa
265. (
)
4.
Pemilihan presiden
266. (
)
5.
Lain- lain (sebutkan…………..)
267. (
)
1.
2.
Ya
Apa dasar responden bila memilih kepala desa? 1.
Usia
268. (
)
2.
Kharisma
269. (
)
3.
Tingkat pendidikan
270. (
)
Keterangan : 1.
75.
Tidak
Tidak
2.
Ya
4.
Keturunan
271. (
)
5.
Kesopanan
272. (
)
6.
Kekayaan
273. (
)
274. (
)
Apa dasar bapak/ibu bila memilih kepala Dusun? 1.
Usia
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
2.
Kharisma
3.
Tingkat pendidikan
Keterangan : 1.
76.
77.
78.
79.
Tidak
2.
275. (
)
276. (
)
Ya
4.
Keturunan
277. (
)
5.
Kesopanan
278. (
)
6.
Kekayaan
279. (
)
280. (
)
281. (
)
282. (
)
Apa dasar bapak/ibu bila memilih kepala RW? 1.
Usia
2.
Kharisma
3.
Tingkat pendidikan
4.
Keturunan
283. (
)
5.
Kesopanan
284. (
)
6.
Kekayaan
285. (
)
286. (
)
287. (
)
288. (
)
Keterangan : 1.
Tidak
2.
Ya
Apa dasar bapak/ibu bila memilih kepala RT? 1.
Usia
2.
Kharisma
3.
Tingkat pendidikan
4.
Keturunan
289. (
)
5.
Kesopanan
290. (
)
6.
Kekayaan
291. (
)
292. (
)
293. (
)
294. (
)
Keterangan : 1.
Tidak
2.
Ya
Apakah responden pernah mengikuti musyawarah desa? 1.
Tidak
2.
Ya
Siapa yang paling dominan menentuka setiap keputusan musyawarah desa? 1.
Warga desa Keterangan :
80.
2.
Kepala Desa
3.
Tokoh masyarakat (karena usia)
295. (
)
4.
Tokoh agama
296. (
)
297. (
)
1.
Tidak
2.
Ya
Siapa yang diminta izin responden ketika ada kegiatan atau tradisi yang akan dilakukan? 1.
Warga desa
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
2.
Kepala Desa
3.
Tokoh masyarakat (karena usia)
4.
Tokoh agama
298. (
)
299. (
)
300. (
)
301. (
)
302. (
)
Keterangan :
81.
1.
Tidak
2.
Ya
Siapa yang diminta responden untuk memutuskan atau menyelesaikan masalah apabila terjadi perselisihan atau pertengkaran? 1.
Warga desa
2.
Kepala Desa
3.
Tokoh masyarakat (karena usia)
303. (
)
4.
Tokoh agama
304. (
)
Keterangan : 1.
Tidak
2.
Ya
G. RESPON TERHADAP PERUBAHAN 82.
Barang-barang tekhnologi apa saja yang di miliki responden ? 1.
Magic Com
305. (
)
2.
Mesin Cuci
306. (
)
3.
Micro Wive
307. (
)
308. (
)
Keterangan :
83.
84.
4.
Lemari es (Kulkas)
5.
Pembajak sawah (traktor)
309. (
)
6.
Lain – lain …………. (sebutkan)
310. (
)
311. (
)
1.
Tidak
2.
Ya
Manfaat apa yang dirasakan responden akan adanya barang-barang teknologi tersebut? 1.
Tidak ada efek nya sama sekali
2.
Membuat ribet
3.
Mempermudah dalam mengerjakan sesuatu
312. (
)
4.
Lain-lain (sebutkan…………………………)
313. (
)
314. (
)
315. (
)
Keterangan : 1.
Tidak
2.
Ya
Apakah teknologi informasi sudah menjangkau sampai desa ini? 1.
Belum
2.
Sudah
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
85.
86.
87.
Berupa apa saja teknologi informasi yang dimiliki oleh keluarga responden ? 1.
Telepon rumah
316. (
)
2.
Telpon genggam (HP)
317. (
)
3.
Internet
318. (
)
4.
Mesin email
319. (
)
5.
Mesin FAX
320. (
)
6.
Lain-lain (sebutkan…………………………….)
321. (
)
322. (
)
323. (
)
324. (
)
Apakah responden dapat mengaplikasikan internet? 1.
Tidak
2.
Ya
Jika bisa mengaplikasikan, responden gunakan untuk apa teknologi internet tersebut? 1.
Untuk hiburan
2.
Untuk mencari pekerjaan
3.
Untuk mencari informasi pendidikan
Keterangan : 1.
88.
89.
Tidak
2.
Ya
4.
Mengetahui berita terbaru
325. (
)
5.
Mencari Informasi perdagangan
326. (
)
6.
Mencari Informasi pertanian
327. (
)
328. (
)
329. (
)
330. (
)
331. (
)
Darimana responden mengetahui suatu informasi saat ini? 1.
Dari orang lain
2.
Radio
3.
Majalah/koran
4.
Televisi
332. (
)
5.
Internet
333. (
)
334. (
)
Keterangan : 2.
Tidak
2.
Ya
Apa responden mengetahui/mendengar berita berikut ini? 1.
Kasus korupsi oleh nazarudin
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
90.
2.
Kasus pidana angelina sondakh
335. (
)
3.
Gugatan UU perkawinan oleh Machica Muchtar
336. (
)
4.
Rencana kenaikan BBM yang ditunda
337. (
)
5.
Wabah tomcat di surabaya
338. (
)
339. (
)
340. (
)
Keterangan : 1.
Tidak
2.
Ya
Kemana responden berobat ketika sakit? Keterangan :
91.
1.
Dibawa ke dokter
2.
Diberi obat tradisional
3.
Di bawa ke dukun
341. (
)
4.
Tidak dibawa ke mana-mana
342. (
)
5.
Lainnya (sebutkan………………………)
343. (
)
344. (
)
345. (
)
1.
Tidak Ya
2.
Ketika ada anggota keluarga responden yang melahirkan dibantu oleh siapa? 1.
Dokter Keterangan :
92.
93.
2.
Bidan
3.
Dukun beranak
346. (
)
4.
Lainnya(sebutkan……………………….)
347. (
)
348. (
)
349. (
)
1.
Tidak
2.
Ya
Apakah responden sudah melaksanakan program KB? 1.
Belum
2.
Sudah
Apakah seluruh anggota responden sudah mendapatkan immunisasi? 1.
Belum
2.
Sudah
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
94.
Apa responden menggunakan alat rumah tangga berikut? 1.
Kayu menggunakan pawon
350. (
)
2.
Tungku arang
351. (
)
3.
Kompor minyak tanah
352. (
)
4.
Kompor gas
353. (
)
5.
Rice cooker
354. (
)
355. (
)
Keterangan :
6.
Oven
7.
Maigic jarr
356. (
)
8.
Magic com
357. (
)
9.
Mixer
358. (
)
10. Blander
359. (
)
11. Dispenser
360. (
)
12. Kulkas
361. (
)
13. Lainnya............(sebutkan)
362. (
)
363. (
)
364. (
)
365. (
)
1.
Tidak
2.
Ya
H. TINGKAT MOBILITAS SOSIAL 95.
96.
Apakah responden pernah berganti pekerjaan? 1.
Tidak
2.
Ya
Jika ya, perpindahan pekerjaan apa yang responden lakukan ? Pekerjaan sebelum
pekerjaan sesudah
1. Horizontal 2. Vertical turun 3. Vertical naik
97.
Apakah responden mengikuti suatu organisasi di desa ini ?
1. Tidak 2. Ya
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
98.
99.
Organisasi apa yang responden ikuti ? 1.
Keagamaan
2.
PKK
3.
Karang taruna
4.
Lain- lain (sebutkan………….)
Keterangan : 1.
Tidak
2.
Ketua Wakil ketua
Keterangan : 1.
101.
Ya
)
367. (
)
368. (
)
369. (
)
370. (
)
371. (
)
Dalam organisasi yang responden ikuti menjabat sebagai apa ? 1.
100.
2.
366. (
Tidak
2.
Ya
3.
Sekertaris
372. (
)
4.
Wakil sekertaris
373. (
)
5.
Bendahara
374. (
)
6.
Wakil bendahara
375. (
)
7.
Lain-lain (sebutkan………….)
376. (
)
377. (
)
378. (
)
379. (
)
380. (
)
Apakah responden pernah pindah jabatan dalam organisasi yang diikuti? 1.
Tidak
2.
Ya
Apa alasan responden pindah jabatan dalam organisasi yang diikuti ? 1.
Bosan
2.
Mengundurkan diri Keterangan :
102.
3.
Mendapat tawaran
4.
Peningkatan taraf hidup
381. (
)
5.
Meningkatkan kekuasaan
382. (
)
6.
Lain-lain (sebutkan…………….)
383. (
)
384. (
)
1.
Tidak
Apakah responden dalam setahun terakhir pernah berpergian? 1.
Tidak
2.
Ya
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
2.
Ya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
103.
Kemana responden berpergian?
385. (
)
386. (
)
387. (
)
3. Keluar provinsi
388. (
)
4. Keluar pulau
389. (
)
390. (
)
391. (
)
3. Keluar provinsi
392. (
)
4. Keluar pulau
393. (
)
5. Keluar negeri
394. (
)
395. (
)
396. (
)
397. (
)
1. Keluar desa 2. Keluar kota
Keterangan : 1.
Tidak
2.
Ya
5. Keluar negeri 104.
Seberapa sering responden berpergian? Keterangan:
1.
Keluar desa
2. Keluar kota
1. 2. 3.
Jarang Sering Sangat sering
ORIENTASI KE MASA DEPAN 105.
106.
107.
Apa yang responden lakukan untuk mencapai tujuan hidupnya? 1.
Berusaha keras
2.
Berusaha dan berdoa
3.
Berdoa saja
4.
Fatalis atau pasrah (terima apa adanya)
5.
Percaya dengan ilmu ghaib
6.
Tidak melakukan apapun
Apakah responden pernah mengalami kegagalan dalam suatu usaha? 1.
Tidak
2.
Ya
Apa yang responden lakukan jika usahanya mengalami hambatan/kegagalan? 1.
Bertekad memperbaiki
2.
Pasrah karena sudah takdir
3.
Menganggap sebagai teguran/karma/balak dan melakukan ritual
4.
Putus asa
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Hal-hal apa saja yang ingin disampaikan responden atau temuan-temuan lain yang menarik untuk dicatat: Pewawancara Tanggal
:
:
Lokasi
:
Tanda tangan
:
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Foto Pendukung
Gambar 1: peta desa Panglungan
Gambar 2: struktur organisasi pemerintahan desa Panglungan
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Gambar 3: balai desa Panglungan
Gambar 4: yayasan pendidikan di desa Panglungan
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Gambar 5: papan proyek pemeliharaan jalan desa Panglungan
Gambar 6: kondisi jalan di salah satu dusun di desa Panglungan
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Gambar 7: salah satu aktivitas warga di desa Panglungan
Gambar 8: salah satu kegiatan sekolah di desa Panglungan
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Gambar 9: saat anggota kelompok 3 sedang mewawancarai responden Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara
: Rizka Ramadhani Putri
NIM
: 071114011
Nama responden
: Pak Suhadi
Kategori
: Guru
Wawancara mendalam adalah salah satu tugas dari rangkaian kegiatan kuliah lapangan tipologi sosial yang saya lakukan beberapa minggu lalu. Tepatnya di desa Pangklungan Kecamatan Wonosalam , Jombang. Saya tiba di tempat saya mengina sekitar pukul 11 siang, saya menginap di balai pertemuak kantor Desa Pangklungan. Setelah tiba kelompok saya, yaitu kelompok 3 melakukan briefing sebelum berpencar mencari responden masing-masing. Pencarian responden pertama saya lakukan dengan teman saya, Mariam dan Diah Putri. Saya bertanya pada ibu penjaga warung d depan kantor desa dimana tempat tinggal Ibu Endang, dan ibu penjaga warung itu memberi tahu rumanya yang ternyata dekat kantor desa. Bu Endang adalah responden Mariam, setelah saya sampai di depan rumah Ibu Endang saya bertanya kepada Mariam apakah dia butuh di temani, dan dia menjawab “yawes ayo”. Lalu saya memasuki rumah Bu Endang bersama Mariam dan Diah Putri. Setelah beberapa kali mencoba mengetuk dan mengucapkan salam, keluarlah seorang ibu memakai daster dan kerudung. Sebelum kami memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan kami kemari beliau sudah dengan ramah mempersilahkan kami duduk. Beliau adalah Bu Endang.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Setelah kami memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kami, beliau menyambutnya
dengan
sangat
ramah.
Kemudian
Mariam
memulai
wawancaranya... Sebenarnya saya sudah ingin meninggalakan mariam dan mencari responden saya sendiri. Tapi cara Bu Endang menjawab pertanyaan Mariam juga dongeng-dongen tentang sedikit sejarah hidupnya membuat saya tertarik dan enggan untuk pergi. Sewaktu survey lokasi, saya berhenti di sebuah masjiduntuk sholat ashar, masjid tersebut berada di sebelah kanan rumah Bu endang dan tepat di depan sebuah sekolah, sdan saya sempat melihat di belakang masjid tersebut ada sebuah yayasan yakni Yayasan Faser. Setelah mendengar cerita dari Bu Endang, ternyata Beliau dulunya adalah seorang Guru. Awal ceritanya beliau melihat kondisi Desa Pangklungan yang belum ada sekolahan, sehingga beliau bersama saudara-saudaranya mendirikan sebuah sekolah, yaitu MI Faser yang berada tepat di depan majid yang saya singgahi sewaktu survey. Beliau mendirikan sekolah gratis dan membuat asrama bagi siswa dan guru. Setelah beberapa lama, sekolahnya sukses berkembang, beliau mendirikan MTs
dan
Aliyah.
Beliau
dulu
mengajar
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan. Tampaknya beliau sangat peduli dengan pendidikan dan terlihat pula beliau kritis terhadap permasalahan negara kita, terbukti dari kepekaanya terhadap lingkungan Desa Pangklungan yang belum memiliki sekolah, kemudian beliau mendirikan sekola. Selain itu beliau juga mengetahui
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
berita-berita terkini tentang kasus Nazarudin, angelina Sondakh, dan kasus-kasus lainnya. Melihat keramahan beliau dan juga sejarah hidupnya, saya berniat menjadikan beliau sebagai responden saya wawancara mendalam, yaitu seorang guru. Karena akan sangat menarik mengangkat kisah beliau. Lalu ada yang bertanya (saya lupa tepatnya siapa yang mengajukan pertanyyan ini) “ jadi dulunya Ibu seorang guru ?” dan beliau menjawab “iya bisa dibilang begitu, tapi swasta, belum negeri” sambil tersenyum. Dan setelah itu pula teman saya yang mendapat wawancara mendalam dengan pekerja swasta berkata “ jadi Ibu swasta ya? Nanti saya mau wawancara mendalam denagn Ibu”. Dan saat itu pula saya mengalami gejolak aneh, seperti kelilangan sesuatu. Mungkin kehilangan responden wawancara mendalam. Dan saya langsung berpamitan untuk menuju sekolah MI Faser. Mencari responden wawancara mendalam saya sendiri. Sekitar pukui 12.30 saya memasuki area MI Faser, lokasi ini adalah rekomdasi dari Bu Endang. Saya langsung memasuki ruang guru dan bertemu dengan dua oarang guru yang sedang berbincang. Setelah mengucapkan salam dan dipersilahkan duduk saya menyampaikan tujuan saya. Berbeda dengan penyambutan Bu Endang yang sangat ramah, saya disambut dengan mimik muk yang mengisyaratkan kesombongan. Saya langsung berkenalan dengan dengan seorang bapak. Namanya pak suhadi, sebenarnya saat itu ada dua orang orang guru ang ada disana. Namun fokus saya tertuju pada Pak Suhadi. Pak Suhadi berusia 48 tahun. Warga asli desa pangklungan. Riwayat pendidikannya mulai sekolah dasar hingga Aliyah di
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Yayasan Faser. Beliau juga mengenal Bu Endang, beliau bilang Bu Endang sempat menjadi gurunya. Setelah tamat Aliyah beliau melanjutkan pendidikannya di Kota Jombang, beliau mengambil D2 bahasa indonesia. Setelah kembali ke Desa Pangklungan beliau memutuskan untuk mengabdi pada Yayasan Faser yang telah memberinya banyak ilmu. Lalu Pak Suhadi menjadi guru kelas IV di Mi Faser. Wawancara sempat terhenti karena tiba-tiba segerombolan murid masuk ruangan dan bergantian mencium tangan Pak Suhadi. Sewaktu Pak Suhadi menyalami anak-anak Ibu guru yaang juga ada di ruangan itu mengatakan bahwa Pak Suhadi adalah seorang wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Selanjutnya saya bertanya tentang guru-guru yang ada di MI Faser ini. Guru Di Mi Faser ini 95% sudah menempuh perguruan tinggi. Kepala sekolahnya sendiri baru diangkat mendi pegawai negeri dan di tempatkan di sekolah tingkat SMP Faser yang juga seudah di tetapkan sebagai sekolah negeri, Yaitu MTsN Faser. Lokasinya berada tepat di belakang MI Faser. Ibu Kepala sekolah jarang sekali meninggalkan ruangannya di MTsN Faser karena banyaknya urusan, sehingga Pak Suhadilah yang sekrang lebih banyak mengurusi MI Faser. Lalu pertanyya tentang kesadaran pendidikan warga disana. Menurut Pak Suhadi dan Ibu guru yang saya tidak tahu namanya, kesadaran akan pentingnya pendidikan pendidikan sudan mulai meninggakat, banyak warga menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi dari pendidikan terakhir orang tuanya. Namun, tetapadabeberapa yang putus sekolah, hal ini biasanya dikarenakan faktor ekonomi. Meskipun biaya sekolah murah bahkan banyak yang gratis, ada beberapa keluarga yang kesusahan dalam memenuhi keutuhan sehari-hari
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
sehingga mereka memanfaatkan tenaga anak mereka untuk bekerja dan menambah sedikit pemasukan keluarga. Ada juga beberapa yang memang masih minim kesadran akan pentingnya pendidikan. Mereka puas dengan anaknya yang bersekolah hanya sampai ingkat SMP dan hanya bekerja serabutan. Sungguh sangat disayangkan ilmu yang mereka serap selama sekolah tidak dimaksimalkan. Karena kesadaran akan pentingnya pendidikan meningkat, maka terjadi persaingan antar sekolah yang ada di desa pangklungan ini. Saat ini sudah ada beberapa ssekolah negeri. Untuk menarik minat orang tua murid mendaftarkan ke sekolahnya. Sekolah-sekolah berupaya meningkatkan mutu pendidikannya selain itu juga mengembangkan bakat-bakat siswanya melalui akstra kulikuler. Salah satunya MI Faser ini. Di sini ada Ekstar kulikuler baru, yaitu Drumband. Ekskul ini belum dimiliki sekolah lain di Desa Pangklungan ini. Mi Faser juga sering mengikutsertakan siswanya dalam ajang lomba matematika di tingkat jombang. Dan telah memiliki beberapa piala penghargaan atas prestasi memenangkan lomba tersebut. Pak Suhadi dengan semangat dan penuh kebanggaan menceritakan hal tersebut. Tak heran jika setiap tahunnya MI Faser ini mengalami peningkatan jumlah muruid. Selain karena alasan tersebut, MI Faser mendi tujuan orang tua murid mensekolahkannya adalah karena sekolah tingkat SMP yang dekat dengan pusat desa adalah MTsN Faser. Kaitannya dengan ini adalah agar siswa-siswa yang masuk MTsN Faser tidak kesulitan dengan pelajaran agama yang lebih banyak dibanding sekolah negeri lain. Dan pelajaran ini diajarkan di MI Faser, seperti tajwid,Fiqih, dan Bahasa Arab.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Mi Faser juga sering mengadakan kegiatan yang diminati anak-anak seperti karnaval, pelepasan siswa-siswi dengan pentas seni yang melibatkan kreatifitas siswa dalam menyampaikan kreasinya. Setelah saya rasa cukup wawancara mendalam saya dengan Pak Suhadi saya beramitan dan berniat kembali ke posko, yaitu kantor Desa Pangklungan. Namun, saat melewati rumag Bu Endang saya putuskan untuk masuk kembali dan ikut mendengarkan cerita beliau. Walaupun masih terasa ada yang mengganjal saat ingat tidak bisa menjadikan beliau sebagai responden wawancara mendalam saya, saya tetap menikmati dongeng-dongen beliau yang disampaikan dengan senyum yang selalu ramah.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Riska Ramadhani Putri NIM : 071114011 Alamat : Pacar Kembang I, No 20, Surabaya Tempat & Tanggal Lahir : Surabaya, 18 Maret 1993 Motto : Bahagia itu pilihan
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPT INTERVIEW
Nama pewawancara
: Putri Ratna Zunita
NIM
: 071114013
Nama responden
: Ibu Ismini
Kategori
: Petani Miskin
Pada kuliah lapangan tipologi sosial ini, saya mendapat tugas individu untuk lebih memahami kehidupan salah satu keluarga petani yang tergolong dalam kategori keluarga miskin. Sebelum saya berangkat melakukan penelitian di desa Panglungan kecamatan wonosalam. Saya telah membuat beberapa kerangka pertanyaan yang akan saya tanyakan kepada responden indept interview saya. Saya berharap dengan beberapa pertanyaan yang saya buat, bisa membantu saya dalam melakukan wawancara meskipun saya belum tahu siapa yang akan saya wawancara. Sesampainya saya di balai desa panglungan, saya dan teman saya bergegas menuju ke dusun arjosari yang lokasinya lumayan jauh dari balai desa tempat saya menginap. Di pertengahan jalan kita berhenti untuk Tanya-tanya rumah responden satu persatu. kita mencoba bertanya kepada seorang ibu yang sedang berbelanja sayur di depan rumahnya . kami bertanya rumah bapak suwandi ( salah satu responden teman saya )ibu itu berfikir kalau kita adalah tim survey yang akan memberikan bantuan kepada orang – orang yang kurang mampu. Tanpa kita Tanya ibu itu menyuruh kita ke rumah ibu ismini , “ ibu ismini itu kasian mb…, dia janda, ibunya sakit, sudah tua mb..” saya menjawab (mencoba Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
menjelaskan )“ iya ibu, tapi kulo niki mboten ngasih bantuan, kulo niki mahasiswa sakeng suroboyo bade neliti desa kale neliti kehidupan masyarakat mriki ”. ibu itu menjawab “oooo… iya mb,”. Saya berfikir ibu ismini itu bisa saya jadikan sebagai responden yang akan saya indept interview, kemudian saya kembali bertnya “ ibu ismini niku daleme teng pundi bu?” ibu itu menjawab “niku mb.., sampean luruuuuuuusss.. ada perempatan sampean belok kiri, tapi jalanya naik mb..” saya menjawab “ehhhmmm…enggeh. Matur nuwon bu,,.” Saya menruskan perjalanan untuk mencari responden selanjutnya. Hari itu saya tidak sempat mencari rumah ibu ismini, saya masih ragu. Hari kedua..sekitar jam setengah sepuluh pagi saya kembali ke dusun arjosari untuk mencari responden yang ada di sampel saya. Saat itu saya mencari rumah bapak triyono, setelah dengan penuh susah payah karena jalanya makadam dan naik saya memutuskan untuk jalan kaki saja. Sesampainya disana saya bertemu dengan bapak triyono. Setelah saya bertanya banyak pertanyaan dan suasana semakin akrab saya mencoba untuk bertanya Putri R kurang mampu pak triyono
: “pak? Maaf seblumya? Teng mriki wonten warga tani yang ta pak?” : “teng mriki niku mb..lima puluh persen warganya kurang
mampu” putri R
: “ehhhmmm.salah sijine sinten pak?”
pak triyono
: “wonten se mb? Niku loe daleme teng ajeng namine niku bu is
ismini..” putri R
: “owh.. niku nyambut gawine nopo pak?”
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
pak triyono
: “ nggeh buruh tani mb.. ibu ismini niku rondo, mboten ngada
suami : “nggeh pak kulo mangke mriku..”matur nuwon nggeh pak..?
putri R
saya menjawab dan
langsung berpamitan.
Saya fikir – fikir ibu ismini itu cocok sebagai responden interview saya. Saya pun datang ke rumah ibu ismini yang ada di depan rumah bapak triyono. Dengan membawa kuisoner ditangan kanan dan jas alamamater saya menuju rumah ibu ismini tersebut, dengan perasaan yang campur aduk dan berharap agar ibu itu mau saya jadikan responden saya. Dengan perasaan seperti itu saya memcoba memanggil ibu ismini. putri R
: assalamualaikum..? ( sambil mengetuk pintu yang terbuat dari
kayu yang sudah
tua)
sambil menunggu jawaban salam saya melihat – lihat keadaan depan rumah ibu
ismini yang lumayan bersih mesikpun banyak pohon yang ada
di halaman dan jemuran jarik/ sewek yang mebuat rumah itu semakin sederhana . rumah ibu ismini yang tampak dari luar sangat sederhana, rumah itu terbuat dari dari kayu / triplek yang sudah tua dan halaman rumah yang masih tanah dan bangunan rumah yangsudah tua. Ibu ismini
: waalaikumsalam..?
putri R
: maaf ibu..? saya menganggu?
Ibu ismini
: iya mb?(dengan suara pelan) wonten nopo nggeh?
putri R
: “kulo niki mahasiswa PKL teng mriki bu..?kulo badhe tanglet -
tanglet kale ibu? ibu ismini
Saget nopo mboten bu?” : engeh mb, monggoh mlebet..
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
putri R
: engeh bu, matur suwon. Sambil berjalan ke tempat duduk yang ada di tengah ruang tamu , saya
melihat – lihat keadaan dalam rumah ibu ismini. Ruang tamu ibu ismini luasnya sekitar tujuh kali enam meter, di tempat yang lumayan luas tersebut terdapat lemari kayu yang sudah rusak bahkan barang yang ada di dalamnya bisa terlihat karena tidak ada kacanya, televise empat belas inci dan tempat tidur tanpa kasur di pojok depan. setelah duduk, saya mengambil kuisoner dan handphone untuk merekam wawancara yang akan saya lakukan. Ibu ismini adalah seorang janda kelahiran 1957, umur beliau sekarang lima puluh lima tahun, Pendidikan terakhir ibu ismini tidak tamat SD (sekolah dasar). Ibu ismini memilki tiga orang anak, dua anak ibu ismini sudah berkelurga sudah tidak tinggal sama ibu ismini, anka pertama tinggal di bojonegoro dan anak yang satunya tinggal di desa sumberejo ikut suaminya masing - masing. Pendidikan terakhir empat anak ibu ismini adalah MTs (madrash tsanawiyah). Ibu ismini tinggal bersama dua anggota keluarganya yakni orang tua ibu ismini dan anak terakhir ibu ismini. Orang tua ibu ismini sudah tua dan sakit-sakitan. Orang tua ibu ismini sudah tidak bisa bekerja lagi hanya bisa tidur di kasur. Sedangkan anak terakhir ibu ismini bekerja di mojokerto sebagai buruh pabrik. Anak ibu ismini tidak selalu bisa menemani ibi ismini setiap waktu, anak ibu ismini pulang seminggu sekali. ibu ismini seorang buruh tani, dia tidak memiliki lahan sendiri tetapi beliau mendapat pinjaman dari perhutani sebesar seperempat
hektar. Selain
merawat lahan tersebut dan untuk menambah penghasilan ibu ismini menjadi buruh tani di lahan milik orang lain. ibu ismini bekerja mulai jam enam sampai
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
sebelas siang. Dengan penghasilan tujuh belas ribu lima ratus rupiah tiap hari. Dan untuk hasil lahan yang dapat pinjaman setiap kali panen mendapat sekitar lima ratus ribu rupiah . penghasilan itu tidak dapat mencukupi kebutuhan ibu ismini dan keluarga. putri R
: ibu penghasilane pinten bu?
ibu ismini
: nggeh mboten mesti ngeh?lek teng ngada.e tiang ngeh
sedinten.e pitulas
setengah.
putri R
: terus ladang perhutani niku penghasilan pinten bu?
Ibu ismini
: tiap panen niku lima ratus ribu rupiah setahune tigo kali panen
putri R
: ibu, cukup nopo mboten bu? Penghasilan sak wonten niku?
Ibu ismini
: nggeh mboten cekap?
putri R
: trus bu? Lek mboten cekap ibu yeknopo? Sadean nopo ngutang
bu? Ibu ismini
: ngeh sadean nopo? Ngutang teng bakul mb.
putri R
: nyauri yek nopo bu?
Ibu ismini
: ngeh kulo lek wonten kerjo nak tiang ngeh kulo bayar, kadang
dibayar kale ngada ngeh nyauri
anak kulo tapi lek mriki dan ngada nyotro , lek mbotan kiyambak.
Orang tua ( mak ibu ismini ) sudah satu tahun sakit, beliau sakit asam lambung yang sudah parah, sebelum orang tua ibu ismini sakitt, keluarganya mempunyai sedikit tanah dibelakang rumah, tetapi untuk pengobatan orang tuanya, ibu ismini merelahkan tanah tersebut untuk dijual dan digunakan untuk pengobatan orang tuanya dan keperluan sehari – hari.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Mak ibu ismini sudah dibawah ke rumah sakit sebanyak lima kali, dan opname tiga kali opname di rumah sakit, karena ketidak adaan biaya saat dibawa kerumah sakit hanya melakukan obat jalan. Ketika saya sedang melakukan wawancara saya merasa sangat prihatin karena mendengar tangisan kesakitan dari salah satu kamar ibu ismini, ternyata itu orang tua ibu ismini yang tidak bisa menahan sakit . Ibu itu menagis tambah keras munkin waktu itu penyakit yang ada dalam tubuh mak ibu ismini sedang kambuh. ibu ismini
: mb..sekedap ngeh? ( menuju kamar orang tuanya)
putri R
: engeh bu..
setelah masuk kekamar orang tuanya lalu menuju ke dapur dan keluar membawa sesuatu barang kecil dan saya tidak tahu apa yang dibawa.. tidak lama kemudian tangisan itu sedikit mereda.., saya sudah tidak sanggup lagi di dalam rumah tersebut, saya menahan air mata saya tapi tetap tidak bisa. Akhirnya saya memutuskan mengakhiri wawancara saya. dengan mata yang berkaca – kaca saya menuju kamar orang tua ibu ismini dan berpamitan kepada ibu ismini, dan mencoba berpamitan kepada orang tua ibu ismini. putri R
: ibu kulo bade mantuk ngeh? Ibu cepet sembuuh?
Orang tua ibu ismini hanya berkedip dan menatap wajah saya. Ibu ismini
: mb.. emak iku mboten keringih..
putri R
: ehhhmmmm…..enggeh bu..? ( saya hanya mengelus bahu dan
menatap
wajah
orang tua ibu ismini ),,
kulo mantuk riyen ngeh bu…? (mencoba berpamitan lagi)
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Emak ibu ismini : ( tetap menatap wajah saya dan menganggukan kepala) putri R mbotan Ibu ismini
: (menghadap ke ibu ismini )bu.. maaf, kulo badhe foto mak.e ibuk nopo2 ta? : enggeh, mboten nopo2, monggoh..
Saya langsung mengambil gambar orang tua ibu ismini sebagai dokumentasi saya. Dan mengambil tas saya dan member souvenir kepada ibu ismini. Terima kasih
DOKUMENTASI
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Putri Ratna Zunita NIM : 071114013 Alamat : Ds.sumengkong RT 07 RW 03 duduksampeyan Kab. Gresik Tempat & Tanggal Lahir : Gresik, 06 maret 1993 Motto : Kemaren adalah sejarah, hari ini adalah anugerah, besok adalah perjuangan.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPTH INTERVIEW Nama pewawancara
: Nellyana Dewi Larasati
NIM
: 071114014
Nama responden
: Bu Warsito
Kategori
: Tokoh Wanita (PKK)
Pada hari Sabtu, 26 Mei 2012 merupakan hari ketiga kami dari kelompok 3 melakukan kuliah lapangan Tipologi Sosial di Desa Panglungan, Wonosalam, Jombang. Pada hari itu saya mempunyai kewajiban untuk melaksanakan satu tugas lagi sebelum esok hari kembali ke Surabaya, yaitu melakukan indepth interview dengan seorang tokoh wanita di desa tersebut. Sekitar jam 18.30 kirakira setelah magrib saya meminta teman saya yaitu Abdul untuk mengatarkan saya melakukan indepth interview. Sebelumnya pada siang hari, saya sudah janjian dengan yang bersangkutan bahwa akan mewawancarainya setelah magrib dan beliau menyetujuinya. Kemudian saya beserta teman saya menuju rumah seorang tokoh wanita di desa tersebut yang bernama Bu Warsito. Beliau memang bukan isteri Lurah Desa Panglungan yang biasa menjabat sebagai Ketua PKK, namun beliau merupakan isteri dari kepala Dusun Panglungan yang sangat berperan aktif dalam berbagai kegiatan desa yang melibatkan ibu-ibu PKK. Sesampainya di kediaman Bu Warsito, “Assalamu’alaikum” (sambil mengetok pintu yang kebetulan sudah terbuka), (terdengar suara dari dalam menjawab) “Wa’alaikumsalam, sinten?”, “Kulo bu, Nelly bade wawancara”. “O..enggeh mbak, sekedap nggeh”. Kemudian muncullah Bu Warsito serta Pak
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Warsito lalu mempersilahkan kami masuk dan duduk di kursi rumahnya. “Bade wawancara nopo to mbak?” (tanya Bu Warsito). “Niki lho bu, kulo wonten tugas saking dosen kulo dikengken wawancara mendalam, lha kulo kebagian tokoh wanita teng deso mriki” (jawab saya). “Wah nek tokoh wanita iku ya bu polo (bu lurah) mbak sing dadi ketua PKK” (ujar Bu Warsito). “Kulo sampun teng griyane bu polo (bu lurah) tapi bu polo nipun mboten enten teng griyo, dados kulo pilih Bu Warsito selaku Bu Kasun Panglungan sing kulo dadosaken narasumber, meniko bu kasun enten waktu damel wawancara?” (ujar saya). “O..mboten noponopo mbak, arep takon opo mbak?”(tanya bu kasun). “Niki bu, bagaimana peranan atau partisipasi ibu-ibu di Desa Panglungan dalam kegiatan untuk memajukan desa?”. “Enggeh PKK niku mbak, ibu-ibu dikumpulkan untuk ikut serta kegiatan-kegiatan PKK” (ujar bu kasun). “Kegiatan PKK teng mriki niku nopo mawon bu?” (tanya saya). “Nggeh posyandu niku nggeh termasuk kegiatan ibu-ibu PKK, koperasi simpan pinjam, arisan, pelatihan ketrampilan, kegiatan penyuluhan-penyuluhan, pengajian, lan lain-lainne mbak” (jawab bu kasun). “Dalam kegiatan posyandu niku kegiatanne ibu-ibu PKK nopo mawon nggeh bu?” (tanya saya kepada bu kasun). “Nggeh kegiatan ibu dan anak mbak, kados penimbangan bayi sing berjalan tiap bulan sekali, imunisasi bayi sing direwangi bidan” (ujar bu kasun). “Lha nek enten ibu sing mboten ngikuti niku pripun bu?” (tanya saya). “Nggeh diparani neng omahe mbak, tapi biasane poro ibu iku pun sukarela ngikuti kegiatan posyandu mbak” (tegas Bu Warsito). “Oalah ngonten nggeh bu, lha kegiatan koperasi simpan pinjam niku pripun bu?” (tanya saya lagi). “Ngene mbak, kalau koperasi niku ketuane bukan ketua PKK jadi beda lagi, lalu ketentuanne anggotane niku harus
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
pinjam di koperasi sedangkan SHUne niku di bagikan setiap 3 tahun diberikan lagi kepada anggota koperasi” (ujar bu kasun). “Lalu kegiatan rutin yang dilakukan ibu-ibu PKK selain itu ada apalagi bu?” (tanya saya kepada bu kasun), “kalau yang rutin tiap minggu pengajian mbak, itu ketempatannya sukarela mbak jadi siapa saja yang mau ketempatan ya boleh”, “Ibu-ibu PKK nggeh mboten nentukaken harus enten hidangane opo mboten, niku terserah wong sing berketempatan dados mboten enten paksaan mbak” (tambah bu kasun). “Menawi arisanne niku pripun bu?” (tanya saya). “Nek arisan niku perbulan mbak, dados seumpami angsal arisan bulan niki berarti bulan ngajeng kanggenan arisan ngonten seteruse” (jelas Bu Warsito). “Trus ibu tadi sempat berbicara mengenai pelatihan ketrampilan, itu bagaimana maksudnya bu? Bagaimana bentuk kegiatannya?” (tanya saya), “Jadi begini mbak, PKK memanggil guru ketrampilan dari Mojokerto untuk mengajari ibu-ibu di Desa Panglungan kursus menjahit rutin hampir tiap bulan pada tanggal 10” (ujar bu kasun) . “O..niku sing nderek ibu-ibu sing purun mawon nopo....” (tiba-tiba pertanyaan saya langsung dijawab oleh bu kasun) “nggeh sedoyo mbak mulai Dusun Panglungan, Mendiro, Dampak, Sranten, lan Arjosari ibu-ibune diundang kabeh, prihal saget hadir utowo mboten nggeh niku tergantung masingmasing tiyange mbak” (tegas Bu Warsito). “Ngonten tho..terus niku hasile ketrampilane nopo mawon bu?” (tanya saya lagi). “Nggeh tas, krudung, mukena, lan lain-lain” (jawab Bu Warsito). “Niku disade nopo didamel kiambak hasile ketrampilane niku?” (tanya saya). “Nggeh enten sing didamel kiambak lan enten sing disade teng koprasi mbak” . “Enten malih kegiatan ndamel kue, gurune niku
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
sami kalihan guru sing ngelatih kursus menjahit. Niku malah katah ibu-ibu sing minat kursus masak kue niku” (tambah Bu Warsito). “Terus tirose enten penyuluhan bu, niku penyuluhan semacam nopo nggeh?” (tanya saya kembali). (Lalu Pak Warsito ikut menyambung jawaban) “Niku biasane ibu-ibu PKK bekerjasama kalihan dinas kesehatan kabupaten kota ngadakaken penyuluhan tentang Program Keluarga Berencana, bahaya HIV/AIDS nggeh kados niku-niku, panggon penyuluhane yo jelas neng balai Desa Pangglungan” (tegas Pak Warsito). “Dados peran ibu-ibu teng Desa Panglungan niki katah nggeh, ibu-ibu teng mriki sak niki aktif nderek mbangun desa supaya lebih maju” (tambah saya). “Lha nggeh mbak, mosok pekerjaan ibu-ibu cuma mandek dadi ibu rumah tangga ora maju-maju desane engko” (kata Bu Warsito sambil sedikit tertawa). “Nggeh pun, cekap semanten wawancarane bu pak, menawi enten kata-kata kulo sing luput kulo nyuwun ngapuro nggeh” (kata saya). “Oalah podo-podo mbak mas, wong tuwo nggeh akeh lupute” (jawab
Pak Warsito). “Nggeh pun
Assalamu’alaikum” (pamit saya dan Abdul). “Wa’alaikumsalam” (jawab Pak Warsito dan Bu Warsito). Dan kemudian kami kembali pulang menuju Balai Desa Panglungan tempat saya dan teman-teman menginap.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Nellyana Dewi Larasati NIM : 071114014 Alamat : JL. Gubeng Klingsingan 5/26C Surabaya Tempat & Tanggal Lahir : Surabaya, 9 Agustus 1993 Motto : “ Do The Best, Be The Best! “
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara
: Rafelita Nian Sari
NIM
: 071114019
Nama responden
: Bu Rumiati
Kategori
: Pedagang
Lokasi yang mejadi sasaran penelitian adalah Desa Panglungan tepatnya di Dusun Arjosari. Desa tersebut memeliki daya tarik tersendiri yang mendorong kami untuk melakukan kegiatan penelitian pada tanggal 24 – 27 Mei 2012 dikarenakan penduduk yang tinggal di Desa tersebut memiliki tipe yang berbeda dengan tipe-tipe penduduk yang terdapat di tempat tinggal peneliti, selain itu peneliti juga menemukan lokasi yang tepat untuk melakukan indepth interview kepada salah satu pedagang yang tinggal di Desa Panglungan. Letak tidak jauh dari Balai Desa tempat peneliti menginap. Di Desa Tersebut keadaan Desanya masih sangat asri dan tidak tercemar polusi. Di kanan kiri nya masih banyak terdapat pepohonan dan rerumputan yang hijau. Rumah-rumah penduduk masih sedikit dan jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain masih tidak begitu dekat. Proses penelitian yang dilakukan peneliti terhadap salah satu penduduk yang berprofesi sebagai pedagang telah dilakukan pada tanggal 26 Mei 2012 pukul 16.00 WIB di Dusun Arjosari, Desa Panglungan bertujuan untuk menggali informasi tentang kehidupan bermasyarakat seorang pedagang Desa Panglungan
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
yang akan dilaporkan pada laporan penelitian tipologi social guna melaksanakan tugas dari Dosen. Proses wawancara terhadap informan yang bernama Rumiati ningsih yang telah di lakukan di Dusun Arjosari, Desa Panglungan, kec Wonosalam, Jombang. Informan yang berprofesi sebagai pedagang ini tinggal disebuah rumah milik pribadi yang didepannya terdapat sebuah toko kecil-kecilan.Di rumah tersebut ia tinggal bersama suami dan 2 orang anak nya yang berumur 12 dan 15 tahun. Toko kelontong yang merupakan sumber penghasilan Bu Rumiati tersebut menyediakan berbagai macam kebutuhan sehari-hari, misalnya : nasi bungkus, sabun, odol, minyak, , makanan ringan, susu kedelai, teh anget , kopi, dll untuk dijual. Pekerjaan dagang yang ditekuninya telah berlangsung kurang lebih sejak 6 bulan yang lalu. Bersama beberapa saudaranya usaha dagang tersebut dijalankan. Pada saat peneliti melakukan wawancara terhadap responden, sebuah truk yang berisi cengkeh dalan jumlah yang banyak berhenti di depan toko tersebut dan turunlah 2 orang pria yang hendak membeli kopi di toko tersebut. Informan pun hendak melayani 2 orang pembeli tersebut dengan membuatkan kopi pesanan. Setelah selesai melayani 2 orang pembeli itu , wawancara pun dilakukan kembali. Peneliti pun menanyakan kepada informan , “Sinten bu tiyang niku? Nopo sering tiyang- tiyang kados wau ngopi teng warung njenengan? ” . Informan menjawab “Iku loh wong ate nyalurno cengkeh seng wis dipanen, yo sering nduk wong iku mrene. Opo maneh saiki kan wayahe cengkeh di panen. Malah enak lek wong” ngono iku mrene , akeh sing nukoni daganganku. Hehehe”. Warung bu Rumiati tidak pernah sepi karena letaknya pun strategis dekat dengan rumah penduduk. Tapi pembeli bukan hanya berasal dari penduduk sekitar
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
, melainkan banyak juga dari sopir-sopir bus maupun truk yang biasanya hendak mampir untuk melepas lelah dan ngopi di warung tersebut. Barang dagangannya pun lumayan banyak dan bervariasi. Modal yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Penghasilan yang didapat Bu Rumiati dari kegiatan dagang pun tidak begitu besar, maka dari itu ia dan suaminya pun melakukan pekerjaan sampingan sebagai buruh tani. Dulu informan sempat berjualan di sebelah barat Dusun Arjosari, namun karena dirasa usaha dagangnya sepi kemudian berpindah rumah di rumah yang ditempati sekarang. Peneliti bertanya , “ Ngoten niku nopo wonten bu sing ngutang teng mriki?” . Informan menjawab, “ yo pasti onok mbak. Wong biasane ngono iku ngutang yo ga mbalekno. Onok sampek sing ngutang nganti rong atus ewu loh mbak. Tapi yo’opo maneh, wong jeneng’e tangga yo sungkan aku ate nagih iku, mbok masi suwe ngono wes babah. Bedha karo wong kutha paling mbak, lek misale onok sing ngutang ngono paling yo ditagih. Lek wong kene sek onok sungkan mbak lek atene nagih iku.” Tidak sedikit pembeli yang berhutang kepada informan. Bahkan ada yang sampai sekarang hutangnya belum di lunasi, namun informan pun sungkan untuk menagihnya karena tetangga yang berhutang sudah dianggap sebagai saudara sendiri. “Ngono iku mbak lek wong’e eling opo lek wong’e duwe duwit yo sak sak e ae di wenehi. Aku gak nate nagih kok mbak.Gak wani mbak”, Ujar informan.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Informan tidak pernah menagih hutang tetangga yang biasa membeli di warungnya karena sungkan dan sudah menganggap tetanganya itu bagaikan saudaranya sendiri. Letak warungnya tidak seberapa jauh dengan warung lainnya. Akan tetapi persaingan dagang tidak begitu nampak. Sering juga Informan rugi karena dagangannya hanya sedikit yang laku. Tapi nasi bungkusan yang tidak laku dijual oleh informan biasanya dikonsumsi sendiri oleh keluarga informan.Hal yang seperti ini sering dialami oleh informan. “ Lek rugi yo tau mbak .Tapi lek panganan koyo sego bungkus kan yo iso di pangan dewe kanggo wong sak omah. Dadi yo mangan e melok warung mbak.” Ketika peneliti menanyakan kemungkinan informan memberikan sedikit dagangannya kepada tetangga yang membutuhkan uluran tangannya, informan pun menjawab “ Yo lek onok yo tak wenehi mbak, mesakke. Sering kok mbak bocah – bocah dolan mrene, anake wong ra nduwe ngono yo tak wenehi jajan. Lek aku dewe yo tetep nduwe rasa mesakke mbak dadi yo pastine tak wenehi mbuh jajan opo ta opo” Ketika proses wawancara berlangsung suaminya pun datang dengan membawa sebuah karung berisi rumput yang digunakan untuk memberi makan ternak orang. Peneliti pun bertanya, “ lho bu ngoten niku damel ternak e sinten bu rumpute niku?”
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Informan menjawab, “ iku ngono gawe makani wedus sin nang mburi omah, iku sakjane wedus e tangga, tapine bapak sing ngrumat, lha sak wis e onok wedus seng manak, yo anak e iku di bagi loro aku karo seng nduwe wedus iku” Selain berdagang dan bertani, Informan dan keluarganya pun memelihara 5ekor kambing milik orang lain yang nanti ketika kambing tersebut beranak, anaknya di bagi 2 untuk pemilik kambing dan untuk informan. “ Bu ngoten niku nate mboten misal e mbagi kaleh kalian sing nggadah wedus terus sing nggadah wedus wonten selisih paham kalian ibu? “ Tanya peneliti. “ Yo nate mbak. Koyo toh wingenane nate salah paham mehgegeran mbak tapi yo aku ngalah ae mbak, isin lek geger iku” ungkap informan. Perselisihan antara pemilik kambing dan informan pun pernah terjadi, akan tetapi dengan penuh pengertian dan lapang dada, informan pun akhirnya memutuskan untuk mengalah. Dari keterangan yang telah peneliti dapatkan dari Bu Rumiati (informan) sebagai pedagang di desa setempat, masyarakat di desa Panglungan, kecamatan Wonosalam, kab. Jombang ini dapat disimpulkan bahwa penduduk setempat memiliki solidaritas sosial yang tinggi,hal tersebut dapat kita lihat dari cara bu Rumiati memberikan hutang berupa barang yang meski telah jatuh tempo waktu pembayarannya Bu Rumiati pun tidak menagihnya. Informan merasa bahwa tetangganya sudah dianggap sebagai saudara sendiri sehingga informan merasa sungkan untuk menagih hutangnya. Informan juga sering memberikan sesuatu kepada tetangga-tetangganya ketika informan memiliki rejeki lebih.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Tidak hanya itu, dari wawancara yang dilakukan dapat diperoleh juga informasi tentang konflik antara informan dengan pemilik hewan ternak yang diternak oleh informan. Meski konflik itu terjadi, tapi antara informan dengan pemilik asli hewan tetap saling mengkontrol dan mencoba untuk mengalah dikarenakan malu dilihat tetangga ketika mereka sedang berkonflik. Hubungan informan dengan tetangga-tetangga sekitar tentu lah terjalin dengan baik, saling tolong menolong untuk dapat terciptanya kerukunan.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Rafelita Nian Sari NIM : 071114019 Alamat : Jl. Kedung Baruk 3 No. 17 Surabaya Tempat & Tanggal Lahir : Surabaya, 26 Maret 1993 Motto : Do everything to be rich!
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPT INTERVIEW
Nama pewawancara
: Ahmad Taufik
NIM
: 071114049
Nama responden
: Gufron
Kategori
: Tokoh Agama
Pada tanggal 24 mei 2012 sampai tanggal 27 2012, saya bersama teman sekelompok saya yang berjumlah 13 orang termasuk saya melakukan praktik kuliah lapangan mata kuliah Tipologi Sosial di wonosalam, tepatnya di desa pangklungan. Kami melakukan kuliah lapangan guna mendapatkan informasi atau data yang valid, kami melakukannya dengan cara wawancara door to door ke masyarakat setempat yaitu wawancara dengan panduan kuisioner (kuantitatif) dan indept interview (kualitatif). Pada hari sabtu tanggal 26 Juni 2012, Setelah selesai sholat magrib, saya bersama teman saya yang bernama Abdul Bukhori Muslim datang ke rumah bapak Gufron untuk melakukan wawancara indept interview. Kebetulan beliau baru saja pulang dari masjid. Beliau dengan senang hati mau menerima kami dan membantu menyelesaikan tugas wawancara mendalam terhadap beliau. Pak Gufron adalah seorang takmir masjid sekaligus seorang guru agama di desa pangklungan. Beliau lahir di kota Jombang pada tanggal 13-07-1956. Kegiatan sehari-hari Pak Gufron adalah menjadi seorang guru sekaligus sebagai kepala sekolah serta pemilik yayasan MTs tersebut serta menjadi imam di masjid tempat tinggal Beliau. Beliau juga mengajar mengaji di rumahnnya, pak Gufron Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
berkata “ini semua saya lakukan sebagai bentuk pengabdian saya kepada Yang Maha Kuasa dan kepada masyarakat sini”. Lalu saya bertanya “apakah dalam mengajar mengaji dan menjadi imam di masjid, Bapak mendapatkan gaji?” (sambil tertawa) Beliau menjawab “ya jelas enggak to mas, lha wong saya melakukan ini semua ikhlas karena Allah to mas, Allah-lah yang akan memberi upah kelak jika apa yang saya lakukan ikhlas mas”. Kemudian istri pak Gufron datang membawa jajan dan minuman sambil berkata “monggo diunjuk”. Kamipun menjawab “ njeh bu...”(sambil tersenyum dan menganggukkan kepala). Sebelum pak Gufron datang ke desa pangklungan kecamatan wonosalam kabupaten jombang, masyarakat pangklungan banyak yang tidak mengaji dan para perempuannya banyak yang tidak berjilbab. Kemudian pada tahun 1979 pak Gufron datang ke desa pangklungan untuk mengajar ilmu agama. Saat itu beliau juga mengadakan pengajian rutinan untuk masyarakat pangklungan. Dari kebiasaan itu, akhirnya pak Gufron dipercaya untuk menjadi imam di masjid dan juga dipercaya untuk menjadi takmir masjid di desa itu. Selang beberapa waktu setelah pak Gufron menjadi takmir dan imam di masjid, beliau bersama masyarakat kemudian mengadakan acara-acara islami seperti: 1. Mengadakan tahlilan setiap minggu. 2. Rutinitas yasinan setiap minggu. 3. Mengadakan pengajian setiap bulan. 4. Mengajar mengaji. Pak Gufron mengadakan kegiatan-kegiatan tersebut mempunyai tujuan agar masyarakat sekitar bisa menjadi lebih baik dari segi agama, solidaritas, dan
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
kemasyarakatan masyarakat desa pangklungan. Serta mengajar mengaji dengan tujuan agar masyarakat lebih menghargai Al-qur’an sebagai kitab suci umat Islan dengan cara mulai dari berpakain dan sikap masyarakat pada saat belajar atau mengkaji Al-qur’an tersebut. Pak Gufron dalam mendidik anak-anak dalam belajar juga menyertakan orang tua untuk diajak bekerja sama dalam mendidik anak, hal ini juga sangat penting bagi orang tua para murid, agar para orang tua juga mau ikut serta dalam proses pembelajaran/pengkajian Al-Qur’an di rumah dengan cara sering menanyakan apa saja yang di ajarkan pada saat proses belajar mengajar. Dan jika ada salah satu murid yang tidak begitu paham atau bermasalah, di wajibkan orang tua melaporkannya kepada Pak Gufron, karena akan menjadi evaluasi buat para pengajar dan orang tua. Sesuai dengan impian beliau, beliau ingin mencetak generasi-generasi muda yang berkompeten bagi masyarakat. Jadi jika ada salah satu murid yang ada problem di wajibkan untuk di evaluasi. Selain itu juga Pak Gufron juga mengadakan pertemuan setiap 1 bulan sekali untuk orang tua bertemu dengan para pengajar dan Pak Gufron. Hal ini dilakukan agar kita sebagai orang tua lebih paham tentang pengetahuan agama dan pengembangan anak-anaknya. Penaruh globalisasi sangat dirasakan oleh masyarakat desa pangklungan. Selain membawa perubahan kearah yang positif, globalisasi juga berdampak negatif bagi masyarakat desa pngklungan. “Pada saat ini masyarakat desa pangklungan sudah tidak seperti dulu lagi, pasalnya masyarakat yang sudah mulai mengenal islam lebih dalam luntur dengan adanya pemikiran-pemikiran barat yang tidak sesuai dengan budaya kita masuk disini, dan yang paling banyak perubahan adalah pada generasi muda disini, karena banyak generasi muda
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
disini larut serta ikut-ikutan dengan budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya kita”. ujar pak Gufron. Menurut pak Gufron, cara untuk mengatasi krisis keagamaan adalah dengan kembali kepada Allah untuk kembali ke jalan yang lurus dan hal itu harus dimulai dari diri sendiri. Memang kita tidak dapat menghindari globalisasi karena kita memang membutuhkan hal itu, tetapi kita harus menyaring terlebih dahulu apa yang akan kita pakai atau kita tiru. Jadi, perjuangan dijalan Allah itu tidak boleh berhenti karena jaman. Salah satunya adalah menjadi masyarakat yang cerdas dalam menentukan sesuatu yang akan diterapkan dalam hidupnya. Kemudian pak Gufron memberi pesan “dalam mencari ilmu kita harus berjuang untuk mendapatkannya walau apapun menghadang, karena ilmu adalah harta yang paling berharga serta orang yang berilmu pasti akan dihormati, hadist rosul-pun meriwayatkan bahwa „carilah ilmu walau ke negeri china‟ karena ilmu itu sangat mulia”. Setelah informasi-informasi telah saya peroleh dalam wawancara yang telah saya lakukan kepada bapak Gufron terasa cukup, walau masih banyak informasi yang perlu digali. Saya mengakhiri wawancara saya dengan pak Gufron. Saya sangat berterima kasih kepada pak Gufron karena telah meluangkan waktunya untuk saya wawancarai begitu juga dengan suguhan makanan dan minumannya. Saya pun langsung pamitan dan mengucapkan salam.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Achmad Taufik NIM : 071114049 Alamat : Jl. Pasar Sapi, Rt 08, Rw 02, Klotok, Banjarjo Padangan, Bojonegoro Tempat & Tanggal Lahir : Bojonegoro, 30 Agustus 1992 Motto : Tak ada kekalahan dalam perjuangan mencari ilmu, tetapi akan menjadi sebuah kekalahan jika kita berhenti mencari ilmu
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara
: Mariam Ulfa
NIM
: 071114026
Nama responden
: Pak Kamari
Kategori
: Peternak
Assalamualaikum wr. wb Pada tanggal 24-27 mei 2012 kami di tugaskan melakukan kuliah lapangan Tipologi Sosial di kecamatan wonosalam, kabupaten Jombang. Saya dan temanteman yang berjumlah 13 orang kebetulan mendapatkan tugas di desa pangklungan. Kami ditugaskan melakukan indeph interview untuk menggalih data informasi yang lebih dalam untuk menemukan fakta yang menarik. Pada hari ke-2 saya melakukan indeh interview, saya dan teman saya mendatangi rumah Pak Kamari,saat saya dan teman saya mengetuk pintu dan menuggu ada yang membuka pintu saya melihat-lihat keadaan pekarangan rumah pak kamari, dismping rumah beliau terdapat kandang sapi. Pada saat saya melihatlihat tiba-tiba ada yang membuka pintu yaitu menantu pak kamari, saya kemudian menanyakan apa pak kamari di rumah apa tidak, menantu pak kamari memberitahukan bahwa pak kamari sedang keluar mencari rumput dan memberitahukan untuk kembali kerumah beliau setelah jum’atan, memang saat itu bertepatan dengan hari jum’at. Akhirnya saya dan teman saya berpamitan serta berterimakasih.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Saat saya dan teman saya sampai depan gang rumah pak kamari saya dan teman saya bertemu dengan bapak-bapak yang sedang membonjeng rumput dengan sepsda motornya, kemudian saya berhenti dan menayakan apakah beliau pak kamari dan beliau menjawab iya. Setelah itu saya menjelaskan maksud kedatangan saya untuk meminta waktu sebentar dan melakukan wawancara, beliau memahami dan menyilahkan kami untuk duduk di tempat penjualan hasil susu perah sapi beliau dan beliau mengantarkan kerumah beliau rumput yang telah beliau dapatkan dapat. Kemudian pak kamari kembali menghampiri saya, setelah itu saya meminta izin untuk mewawancarai beliau dan beliau mengiyakannya. Pak kamari merupakan peternak sapi perah yang merupakan pekerjaan pokok beliau, serta baliau memiliki pekerjaan sampingan sebagai petani. Pak kamari saat ini berusia lima puluh tahun dan memiliki tiga orang anak, pak kamari memulai usaha sapi perah pada tahun seribu sembilan ratus delapan puluh dua, beliau pada saat itu berusia dua puluh dua tahun dan masih bujangan. Awal mula beliau usaha sapi perah adalah mendapat dukungan dari orang lain yaitu guru beliau yang saat itu menjabat sebagai pengurus KUD, pak kamari diberi biaya untuk membeli lembu, istilah masyarakat desa tersebut menyebut sapi. Pak kamari kemudian membeli dua ekor sapi dan beliau membayar utang untuk membeli sapi dengan mencicilnya, saat itu beliau memberi uang muka sebanyak tigaratus lima puluh ribu rupiah. pak kamari pada saat itu membeli dua sapi seharga tiga juta. Pak kamari ingin merubah nasib sehingga beliu usaha sapi perah agar tidak bergantung pada orangtua dan meringankan beban orangtua beliau. Sebelum beternak sapi perah pak kamari bekerja sebagai buruh tani untuk membantu orang tua beliau.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Pada waktu itu ada yang tidak setuju pak kamari beternak karena dianggap tidak akan berhasil. Namun keluarga beliau selalu mendukung usaha pak kamari. Setelah ada hasil dan beberapa lama pak kamari sukses dengan hasil ternaknya oarang-orang mengikuti jejak pak kamari untuk beternak sapi perah padahal pada saat itu hanya sedikit yang beternak sapi perah. Dalam menjalankan usahanya, pak kamari tidak pernah mengalami kesulitan maupun kesedihan karena beliu selalu mendapat dukungan dari keluarga serta istri beliau, beliau menikah setelah ternak beliau sukses. Pak kamari selalau merasa senang dalam usaha ternak sapi perah beliau karena beliu menganggap ternak beliu akan berhasil apabila beliau benar-benar serta serius dalam menjalankan ternaknya. Pada saat itu usaha yang mampu menaikan perekonomian adalah ternak sapi perah sehingga beliau bersyukur usaha ternak belaiu berhasil. Saat ini sebanyak delapan puluh enam orang yang telah usaha ternak sapi perah padahal dulu hanya ada empat orang yang usaha ternak sapi perah termasuk pak kamari. Saudara-saudara pak kamari pun telah merasa pak kamari sukses dalam usaha ternak sapi perah sehingga saudara pak kamari ada yang mengikuti jejak pak kamari untuk usaha ternak sapi perah. Tiap hari pak kamari memberi pakan pada sapinnya berupa rumput, KBA, mineral, obat agar kondisi sapi ternak beliau tetap sehat serta diberi garam pada minuman sapi perahnya agar mau memakan pakannya dan cepat besar. Pak kamari setiap hari selalu mencari rumput untuk memberi pakan pada sapinya. Beliau tak merasa capek karena beliau telah menganggap beternak sebagai hobi belaiu sehingga tidak merasa jenuh dan bosan. Salah satu anak pak kamari ada yang tidak mau bekerja diluar atau mencari pekerjaan lain selain mengikuti orang
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
tuannya beternak sapi perah karena anak beliau seakan merasa seperti pak kamari, yang dianggapnya beternak sebagai hobi. Anak pak kamari tersebut bernama Agung. Bagi beliau hasil ternak sapi perah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pak kamari memiliki tempat penjualan susu sapi perahnya di depan gang rumah beliau. Setiap hari susu sapi beliau menghasilkan susu sebanyak dua puluh liter. Tiap hari hasil susu perah sapi belaiu dijual di tempat penampungan susu sapi yang akan dikirim ke pabrik. Susu tersebut ditampung di dusun Dampak desa pangklungan. Menurut pengalaman pak kamari tips sukses dalam usaha ternak sapi perah adalah tekun dalam melakukan usaha untuk berhasil, memiliki kemampuan dalam merawat serta mengurus sapi. Dalam penglaman beliau untuk berhasil dalam ternak sapi perah dibutuhkan tiga hingga kali belajar dalam beternak yang baik. Pak kamari sering memberikan ilmu pada anak-anak muda maupun temannya tentang bagaimana beternak yang baik saat beliau berkunjung kerumah tentangga maupun teman beliau. Pak kamari ingin memberikan informasi kepada anak-anak muda tentang bagaimana kesenangan dalam beternak agar mereka tau begaimana berusaha dan tidak hanya diam tidak melakukan apapun serta tidak bekerja. Setelah pak kamari selesai menceritakan kisah perjalanan hidupnya dalam usaha ternak sapi perah saya dan teman saya berpamitan pada pak kamari karena informasi terlah saya peroleh dan saya mengucapkan terima kasih saya pada pak kamari kemudian saya memberikan souvenir.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Mariam Ulfa NIM : 071114026 Alamat : Desa Bedingin kec.sugio kab.Lamongan Tempat & Tanggal Lahir : Lamongan, 1 September 1992 Motto : Berfikir hidup bukan untuk diri sendiri
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara
: Nugroho Rinadi Pamungkas
NIM
: 071114027
Nama responden
: pak Buaji
Kategori
: Tokoh Politik
Di sebelah tempat pemakaman umum desa Panglungan, terdapat kediaman seorang warga yang adalah tokoh politik di daerah itu. Pak Warno, seorang warga Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Jombang, beliaulah salah satu anggota kader Partai Golkar. Menjelang sore sekitar pukul 15.00 WIB pada hari Sabtu, 26 Mei 2012, kesempatan untuk menggali beberapa informasi mengenai peran beliau dalam hal politis serta persepsi beliau mengenai kondisi seputar politik di desa tersebut gayung bersambut ketika beliau dapat ditemui di rumahnya. Sebelumnya, bapak yang telah bercucu tersebut tengah keluar rumah untuk memomong cucunya yang kebetulan saat itu ada acara "Bantengan" atau arak-arakan manten yang sangat ramai di rumah tetangganya. Pak Warno merupakan tokoh di Desa Panglungan yang berperan sebagai pelaksana dasar dalam kepartaian Partai Golkar atau sebagai kader partai tersebut. Beliau menyampaikan bahwa dalam berpartisipasi pada segala kegiatan kepartaiannya selalu hanya menunggu komando dari pihak yang menjabat tingkatan yang tinggi dari struktur partai tersebut. Hal ini membuat peran beliau baru berjalan ketika ada kegiatan-kegiatan tertentu dan keluarnya perintah dari
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
atasan, sehingga pada hari-hari biasa seperti ketika wawancara ini berlangsung, beliau seolah-olah tidak menjalankan fungsi sama sekali. Namun demikian, tetap saja beliau dikenal sebagai tokoh politik yang senior oleh warga sekitar. Biasanya kegiatan kepartaian baru ramai dilaksanakan apabila mendekati saat-saat pemilu. Kegiatan tersebut seringkali berupa kampanye-kampanye dan perkumpulan musyawarah di kecamatan. Kampanye yang biasanya dilakukan dikemas dalam bentuk kegiatan yang melibatkan banyak warga masyarakat, seperti pengajian, kegiatan PKK, dan lain-lain yang kemudian baru di akhir kegiatan itu diperkenalkan kepada masyarakat tentang partai tersebut, termasuk tokoh-tokoh yang diusung dan diharapkan untuk dipilih masyarakat itu. Selain
dalam
bentuk-bentuk
di
atas,
tujuan
promosi
dan
pengkonstruksian kepercayaan masyarakat sekitar kepada Partai Golkar juga diimplementasikan melalui bantuan-bantuan dari partai kepada masyarakat. Bantuan tersebut diberikan kepada Desa Panglungan berupa pembenahan jalan dengan pemavingan di daerah Dusun Panglungan, serta perenovasian masjid di daerah Dusun Sranten. Pak Warno juga sempat menyebutkan bahwa ada warga yang juga menerima bantuan berupa renovasi rumah yang kurang layak huni atau disebut "bedah rumah", namun beliau kurang paham apakah bantuan itu datang dari partai atau dari pemerintah. Dalam pengkonstruksian kepercayaan masyarakat kepada pihak partai tersebut jarang sekali dilakukan kegiatan kunjungan dari orang-orang yang menjabat dan telah menjadi tokoh partai di daerah Panglungan. Beliau berpendapat, hanya waktu dekat-dekat pemilu saja kunjungan untuk mencari
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
dukungan itu mulai marak, namun biasanya dilakukan di kecamatan, jarang sekali di desa-desa. Pak Warno menyampaikan bahwa dalam keberlangsungan kaderisasi dan segala kegiatan partai tersebut tidak ada sama sekali iuran yang diberikan dari anggota partai. Dana yang semestinya menjadi penyokong dalam setiap kegiatan kepartaian disuplai dari para pimpinan dalam struktur Partai Golkar. Oleh karena itu menurut beliau, orang-orang yang menjabat sebagai pimpinan dalam struktur partai harus memiliki kekayaan materi yang tinggi. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penting terpilihnya tokoh yang mencalonkan diri, terutama karena pengadaan kampanye yang mengeluarkan banyak biaya. Pembentukan struktur partai di tingkat daerah kecamatan dilakukan melalui proses musyawarah. Pemilihan ketua, wakil ketua, dan bendahara diselenggarakan di kecamatan dengan mengumpulkan beberapa orang kader dari tiap desa ke kecamatan untuk melakukan pemilihan tersebut sehingga struktur partai itu terbentuk secara formal. Pembentukan struktur yang kemudian mengusung beberapa orang tokoh untuk mewakili partai dalam pemilu di tingkat daerah itu dilalui dengan proses musyawarah karena para pemilih yang berasal dari kader di desa-desa hanya sejumlah kecil saja dan akan malah tidak efisien apabila dengan cara pencoblosan seperti pada pemilu. Namun sayangnya, menurut beliau, realitas yang terjadi seringkali bila ada seorang kader yang diusung dan terpilih menjadi pemimpin di daerah itu akan sulit untuk ditemui dibandingkan sebelum menjabat dahulu. Di kecamatan Wonosalam hanya ada tiga partai yang memiliki suara terbesar menurut keterangan beliau. Partai-partai itu antara lain Partai Golkar,
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
PDI-P, dan PKB. Menurut Pak Warno, sejak dulu daerah Panglungan dan sekitarnya selalu didominasi oleh suara pendukung Partai Golkar, yang kedua PDI-P, dan kemudian PKB. Selain ketiga partai tersebut, ada beberapa partai yang memiliki porsi suara yang sangat kecil. Namun baru-baru ini, PDI-P adalah partai yang paling dominan. Hal ini sejalan dengan terpilihnya Pak Lurah atau Kepala Desa yang berasal dari PDI-P.
*****
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Nugroho Rinaldi Pamungkas NIM : 071114027 Alamat : Buncitan RT 16 RW 08 Kec. Sedati Kab. Sidoarjo Tempat & Tanggal Lahir : Sidoarjo, 19 November 1992. Motto : Untuk meraih cita-cita, mimpi kerja keras tidak dapat menggantikan kerja keras.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPT INTERVIEW
Nama pewawancara
: Abdul Bukhori Muslim
NIM
: 071114046
Nama responden
: Pak Sodiq
Kategori
: PNS
Umur
: 54 tahun
Keluarga
: 1 istri dan 3 anak
Sabtu tanggal dua puluh enam bulan Mei tahun dua ribu dua belas, tepat di malam terakhir kami melakukan Praktek Kuliah Lapangan di Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam. Pada waktu itu saya masih belum melkukan salah satu hal yang penting dalam praktek kuliah lapangan ini yaitu indept interview ( wawancara mendalam). Setelah sholat magrib saya dan teman saya bernama Taufik berencana mencari Pak Sodiq Setelah bertanya kepada salah satu warga desa Panglungan. Ternyata tempat tinggal beliau dekat dengan balai desa tempat kami beristirahat. Setelah mengetahui tempat beliau saya dan taufik langsung menuju ke tempat beliau. Setelah sampai kami berhenti sejenak untuk beristirahat dan melakukan sholat isya di masjid tempat dekat rumah Pak Sodiq. Setelah selesai sholat isya saya langsung ke rumah Pak Sodiq. Kami bertemu dengan istri beliau. Kami berdua dipersilahkan masuk. Setelah kami tunggu beberapa menit, akhirnya kami bertemu dengan Pak Sodiq. Ternyata kami berdua sudah bertemu beliau tadi pada waktu sholat isya. Kemudian Pak Sodiq menyuruh istrinya untuk membuat Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
minuman. Sambil menunggu istri beliau membuat minuman, kami pun saling bercakap. Abdul
: “Jenengan namine Pak Sodiq nggeh?”
Pak Sodiq
: “Injih mas, namine mas sinten?”
Abdul
: “Kulo Abdul pak, kulo saking unair. Kulo badhe kuliah
lapangan wonten mriki.” Pak Sodiq
: “Oh unair, pinten dinten wonten mriki?”
Abdul
: “Kulo tigang dinten pak, mantuk e dinten sabtu injing”
Pak Sodiq
: “Oh telung dino, tilemme wonten pundi mas?”
Abdul
: “Niku pak tileme wonten balai desa” Setelah bercakap-cakap, istri Pak Sodiq datang sambil membawa kopi
hangat. Saya dipersilahkan Pak Sodiq untuk minum kopi hangat tersebut. Kemudiaan saya tidak sungkan lagi untuk minum kopi tersebut. Setelah minum kopi, beliau pun akhirnya melanjutkan cerita. Beliau berkata bahwa beliau lahir sekitar tahun 1958. Beliau merupakan anak terakhir dari tujuh bersaudara. Beliau berkata bahwa sebenarnya beliau adalah warga pendatang. Beliau tinggal di desa Panglungan pada umur 22 tahun. Awal mulanya beliau bekerja sebagai guru di SD dan belum diangkat menjadi PNS. Setelah mengabdi 10 tahun beliau pun akhrinya diangkat menjadi PNS. Beliau mengkatan bahwa pemerintah cukup banyak memberikan bantuan biaya pendidikan. Awalnya di desa Panglungan hanya terdapat satu SD, yaitu SDN Panglungan . Setelah adanya bantuan dari pemerintah dan juga karena semakin banyaknya anak yang ingin sekolah maka dibangun lagi sekolah dengan nama SD Negeri Panglungan II.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Setelah mengabdi bertahun-tahun menjadi guru, belia pun akhirnya diangkat menjadi seorang kepala sekolah di tempat beliau bekerja. Beliau mengkatan bahwa birokrasi dan sistem pendidikan yang sekarang dengan yang dulu jauh lebih rumit dan harus mengikuti prosedur-prosedur tertentu. Misal dalam meminta dana bantuan perbaikan sekolah, pihak sekolah harus menunjukkan biaya secara rinci dan menyerahkan laporan keuangan sekolah. Setelah mendapat persetujuan dari pemerintah maka dana bantuan perbaikan sekolah pun sudah bisa digunakan. Menurut beliau pemerintah sekarang lebih peduli akan pendidikan. Pemerintah banyak memberikan dana bantuan pendidikan. Seperti dana BOS ( Bantuan Operasional Sekolah). Membebaskan dana pendidikan sehingga siswa yang tidak mampu bisa sekolah. Dengan banyaknya bantuan dari pemerintah banyak menumbuhkan semangat anak-anak desa Panglungan untuk bersekolah. Sebenarnya masih banyak perangkat sekolah yang belum diangkat menjadi PNS. Kebanyakan dari perangkat sekolah tersebut adalah guru. Untuk menjadi seorang guru diperlukan pengabdian lebih dari 10 tahun. Beliau sendiri telah mendirikan sekolah madrasah ibtidaiyah guna menunjang pendidikan yang ada di desa Panglungan. Dengan mendirikan sekolah tersebut banyak membatu anak-anak desa Panglungan untuk menumbuhkan minat bersekolah. Setelah beliau bercerita cukup lama dan waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, saya dan teman saya merasa sudah harus pergi dan kembali ke balai desa. Kami pun minta pamit ke Pak Sodiq untuk pulang. Beliau pun akhirnya mempersilahkan kami untuk pulang, namun beliau menyuruh kami
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
untuk menghabiskan kopi yang sudah disuguhkan. Dengan rasa sungkan kami pun menghabiskan kopi tersebut. Kemudian kami pun langsung pulang ke balai desa.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Abdul Bukhori Muslim NIM : 071114046 Alamat : Mojokerto Tempat & Tanggal Lahir : Mojokerto, 21 Juni 1993 Motto : Kosong adalah isi, isi adalah kosong
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara
: Lifa Hestina
NIM
: 071114033
Nama responden
: Ibu Endang Tri K.
Kategori
: Petani (kaya) di desa Panglungan
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Sosiologi, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan akademik untuk melakukan analisis dan memetakan situasi problematik terhadap berbagai fenomena sosial yang ada dan berkembang di masyarakat. Oleh sebab itu, metode pembelajaran pun tidak hanya diselenggarakan secara tatap muka yang formal dan terjadwal di dalam kelas akan tetapi ada juga kegiatan-kegiatan di luar kelas yang salah satunya adalah kuliah lapangan. Kuliah lapangan ini sebagai bentuk realisasi kegiatan intrakurikuler mata kuliah Tipologi Sosial dari jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga yang akan memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa mengenai proses analisis dan identifikasi tipe, karakteristik, struktur sosial dan budaya pada masyarakat pedesaan di daerah Kecamatan Wonosalam, Jombang, sekaligus sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mendapatkan informasi data secara benar tentang kondisi masyarakat pedesaan yang sesungguhnya.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Saya adalah mahasiswa semester dua program studi Sosiologi FISIP UNAIR. Dalam mata kuliah Tipologi Sosial diadakan kuliah lapangan yang pada kesempatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 sampai 27 Mei 2012. Kebetulan kelompok saya mendapat tempat kuliah lapangan tepatnya di desa Panglungan, kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Di desa Panglungan ini keadaan geografisnya cukup bagus karena berada di wilayah pegunungan. Dan mayoritas pekerjaan masyarakat sebagai petani. Masyarakatnya pun cukup ramah terhadap pendatang seperti saya. Dalam mata kuliah Tipologi Sosial ini, saya juga mendapat tugas untuk melakukan wawancara mendalam atau biasa disebut sebagai Indepth Interview. Dalam melaksanakan Indept Interview diharapkan mahasiswa bisa menggali informasi sedalam-dalamnya atau mungkin malah menemukan fakta yang menarik yang bisa kita jadikan acuan untuk menelaah teori yang dipakai dalam melakukan penelitian. Saya tergabung di kelompok 3 dan mendapatkan bagian setting social desa Panglungan. Indepth interview ini saya lakukan pada hari ketiga kuliah lapangan tepatnya pada tanggal 26 Mei 2012. Kebetulan saya mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai lebih mendalam salah seorang petani kaya di desa Panglungan. Pada pukul 15.00 WIB saya menuju rumah responden yang akan saya interview mendalam. Rumah responden, Bu Endang, tidak jauh dari tempat kami menginap, balai desa, sekitar 40 meter. Saya mengetahui kediaman Bu Endang sebelumnya dari istri Pak Kasun, Pak Warsito. Bu Endang mempunyai 3 orang anak, 2 laki-laki dan satu perempuan. Sesampainya di depan pintu rumah Beliau, saya mengucapkan salam. Keluarlah seorang wanita paruh baya mengenakan jilbab membukakan pintu dan menjawab salam saya. Beliau
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
menyambut
saya
dengan
senyuman
penuh
kehangatan
dan
langsung
mempersilahkan masuk ke dalam rumahnya yang nyaman dan terlihat penuh dengan kasih sayang. Kemudian dipersilahkan saya duduk di sofanya yang empuk. Pada awalnya saya gugup karena ini pengalaman pertama saya melakukan wawancara mendalam. Tetapi setelah mendapatkan keramahan dari Beliau akhirnya saya merasa releks melakukan wawancara ini. Setelah saya memperkenalkan diri saya dan menjelaskan tujuan saya, Beliau semakin ramah dan komunikatif. Saya menjadi lebih bersemangat melakukan wawancara ini. Beliau tidak sekalipun terganggu dengan kehadiran saya, padahal jam saya datang adalah jam tidur siang, waktu orang beristirahat. Beliau menganggap hal ini sudah menjadi kewajibannya untuk memberikan informasi yang saya butuhkan. Beliau juga menanyakan tempat tinggal kami berada, bagaimana keadaannya, apakah kita tinggal di sana tidak merasa kedinginan. Sungguh saya senang ternyata Beliau peduli pada kita. Saya pun memulai perbincangan dengan beliau. Perbincangan santai tetapi penuh makna yang mendalam. Awalnya saya menanyakan sejarah bagaimana beliau menjadi petani di desa Panglungan ini. Beliau menjawab memakai Bahasa Indonesia dengan lancar karena disamping menjadi petani Bu Endang menjabat sebagai seorang guru di yayasan yang didirikannya sendiri. Beliau menjelaskan bahwa sebagian besar lahan perkebunan yang beliau miliki saat ini adalah peninggalan dari ayah beliau, Pak Kusnan, yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa Panglungan. Beliau saat ini hanya meneruskan dan mengelolahnya lebih maju dan berkembang lagi. Dan beliau juga memperluas
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
lahan yang telah ada dengan membeli lahan-lahan baru untuk dijadikan perkebunan. Beliau menjelaskan dengan detail bagaimana ayah beliau mendapatkan tanah/lahan tersebut. Pada awalnya seluruh tanah di Wonosalam ini adalah lahan Belanda dan semua perkebunan juga milik Belanda. Belanda tau bahwa Wonosalam adalah tempat yang subur dan banyak menghasilkan hasil kebun. Maka dari itu Belanda mengusai tempat tersebut. Ayah beliau adalah seorang Tentara Militer Republik Indonesia. Perkebunan dan lahan di Wonosalam ini adalah salah satu tempat persembunyian para Tentara Militer RI tersebut dalam menghadapi perang melawan Belanda. Ayah beliau ditugaskan di Wonosalam. Ayah beliau ditugasi untuk merebut kembali lahan yang ada di Wonosalam. Setelah berperang melawan Belanda, akhirnya Tentara Militer RI menang dan dapat merebut kembali tempat yang seharusnya menjadi milik warga pribumi. Setelah Belanda dapat diusir dari bumi Wonosalam, semua lahan Belanda dijadikan milik warga pribumi. Lahan-lahan tersebut yang sudah direbut dari tangan Belanda lalu diberi nama Tanah Bumi Angus. Dan para Tentara Militer RI mendapatkan hadiah masing-masing 1 bidang tanah, sekitar 5 hektar. Dan pemerintah daerah juga sudah meregistrasikan 1 bidang tanah tersebut bagi Tentara Militer RI. Selanjutnya saya menanyakan berapa luas lahan yang beliau miliki saat ini. Beliau lalu menjelaskan bahwa lahan yang diwariskan oleh ayah beliau seluas 5 hektar selebihnya beliau membeli sendiri tanah/lahan tersebut. Beliau membeli lahan seluas 8 hektar, jadi luas tanah/lahan yang dimiliki beliau sekarang 13 hektar. Dulu harga tanah/lahan lebih murah daripada harga sapi, maka dari itu banyak masyarakat yang berinvestasi dengan membeli sapi, tetapi Bu Endang
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
tidak, Beliau lebih memilih membeli tanah/lahan. Pilihan Beliau tetap, sekarang harga tanah/lahan jauh di atas harga sapi. Menurut pemaparan Beliau lahan yang dimiliki beliau tidak berkumpul menjadi satu melainkan berpencar. 7 hektar ada di dekat rumah beliau, sekitar 10 km dan 6 hektar lainnya berada di tempat yang agak jauh dari rumah beliau. Selanjutnya saya menanyakan tanaman apa sajakah yang ditanam Beliau di lahan perkebunannya tersebut. Beliau menjelaskan bahwa lahan yang berada di dekat rumahnya, 2 hektar Beliau tanami jabon , tanaman keras seperti sengon laut, jati, dan lain-lain. Dan 5 hektar yang lain Beliau tanami kopi, coklat, cengkeh, dan lain-lain. Sedangkan lahan 6 hektar yang berada agak jauh dari rumah Beliau, 4 hektar Beliau tanami jabon, 2 hektar Beliau tanami pete, durian, dan lain-lain. Beliau menambahkan bahwa lahan yang berada agak jauh dari rumahnya ini, seluas 6 hektar, adalah usaha kerjasama dengan koperasi setempat. Saya awalnya agak tidak begitu paham tetapi Beliau menjelaskan lagi apa yang dimaksudkan kerjasama ini. Tanaman jabon yang ditanam di lahan ini akan panen atau bisa ditebang 6 tahun setelah ditanamnya. Lalu apabila sudah panen, hasilnya akan dibagi dengan koperasi. Beliau mendapat 40% sedangkan koperasi mendapatkan 60% dari hasil tersebut. Dengan kata lain Beliau berinvestasi uang melalui lahan koperasi tersebut. Saat saya sedang asyik wawancara seorang anak kecil, cucu Beliau, menghampiri Beliau sambil menangis mencari ibunya. Lalu dengan ramahnya Beliau izin kepada saya untuk menemani cucunya menemui ibunya. Dan saya mempersilahkan Beliau dengan penuh kesopanan. Tidak lama berselang Beliau datang dan duduk di sebelah saya lagi untuk melanjutkan wawancara.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Selanjutnya saya bertanya tentang pegawai atau buruh tani yang Beliau miliki. Beliau menjelaskan bahwa Beliau hanya mempunyai 3 pegawai/buruh tani yang rutin setiap harinya mengurusi perkebunan Beliau. Para pegawai tersebut tidak lain adalah tetangga-tetangga sekitar kediaman Bu Endang. Tetapi, lanjut Beliau, ketika panen datang Beliau membutuhkan banyak orang sebagai pegawainya, bisa membutuhkan tambahan 6-8 orang dalam sekali panen, biasanya warga sekitar bekerja untuk Beliau pada saat panen datang, tidak lain mereka adalah tetangga Beliau sendiri. Dan upah yang diberikan Beliau untuk mereka Rp25.000,- sampai Rp30.000,- per hari. Saat saya wawancara, terlihat anak Bu Endang dan cucunya yang kirakira masih berumur 3 tahun keluar rumah dan sempat menegur saya untuk berpamitan. Saya merasa keluarga Bu Endang sangat ramah dan hangat terhadap tamu sekalipun orang asing seperti saya. Dan saya melanjutkan pertanyaan mengenai berapa penghasilan Beliau saat panen tiba. Beliau menjelaskan dengan bermacam-macam karena harga jual hasil panen satu dengan yang lain berbeda. Tanaman keras (yang akan dijadikan kayu) milik Beliau sekali panen/tebang menghasilkan 2000-3000 batang, yang satu batangnya berharga jual Rp150.000,-. Tetapi tanaman keras tersebut panen 6 tahun sekali. Sedangkan tanaman kopi panen setahun sekali dan kurang lebih hasil panennya mencapai 3 kwintal, harga jualnya Rp6.000.000,-. Dan hasil panen dari tanaman coklat, durian, dan pete milik Beliau tidak diambil, tetapi Beliau memberikannya kepada pegawainya sebagai upah kerja mereka. Sedangkan tanaman cengkeh Beliau menghasilkan Rp50.000.000,- per tahun, Beliau menjualnya berbentuk cengkeh basah.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Berbicara mengenai cengkeh, Bu Endang teringat sesuatu dan berbagi cerita dengan saya. Wonosalam khususnya desa Panglungan sangat terkenal sekali dengan hasil panen cengkehnya. Ternyata pencetus budidaya tanaman cengkeh di Wonosalam adalah Alm. Pak Kusnan yaitu ayah dari Bu Endang. Dulu tanaman cengkeh di wonosalam kurang begitu ada dan bahkan belum ada petani cengkeh. Alm. Pak Kusnan mencoba bereksperimen menanam dan membudidayakan tanaman cengkeh di Wonosalam. Alm. Pak Kusnan memperoleh bibit dan memperoleh pengetahuan dari rekannya di Maluku. Dulu Alm. Pak Kusnan pernah ditugaskan di Maluku. Tidak gampang memang membudidayakan cengkeh. Alm. Pak Kusnan berkali-kali mengalami kegagalan. Dan yang paling menyesakkan masyarakat sekitar tidak mendukung budidaya tanaman cengkeh karena menurut mereka tidak ada gunanya. Mereka belum mengetahui manfaat dari cengkeh tersebut. Mereka lebih memilih menanam tanaman yang jelas dikonsumsinya seperti jagung, kopi, dan lain-lain. Alm. Pak Kusnan dengan gigih mencoba menanam cengkeh, saat Alm. Pak Kusnan menanam cengkeh di air dengan keadaan geografis Wonosalam, akhirnya percobaan Alm. Pak Kusnan berhasil. Setelah berhasil panen ternyata harga jual cengkeh tinggi, sejak saat itu masyarakat Wonosalam mengikuti Alm. Pak Kusnan untuk bertani cengkeh. Selain pencetus menanan cengkeh di Wonosalam, Alm. Pak Kusnan juga pencetus menanam buah durian di Wonosalam. Dan sampai sekarang durian menjadi ikon Wonosalam karena buah durian dari Wonosalam berbeda dengan durian-durian yang ada di daerah lain. Saya melupakan sesuatu, saya lupa menanyakan pendapatan dari hasil panen perkebunan yang bekerja sama dengan koperasi. Beliau menjawab bahwa
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
belum ada pendapatan dari hasil panen kerja sama dengan koperasi karena Beliau bergabung dengan koperasi baru-baru ini. Hasil panen terasa 6 tahun kedepan, lanjutnya. Setelah saya menuntaskan wawancara yang mendalam ini dan saya menjadi paham tentang kehidupan Beliau, saya pamit untuk kembali ke balai desa tempat
kita
menginap
untuk
melanjutkan
mengerjakan
tugas.
Beliau
mengantarkan saya sampai depan pintu. Saya mengucapkan salam dan Beliau menjawab. Kemudian saya tidak langsung kembali ke balai desa tetapi saya memutuskan untuk ke masjid sebelah rumah Bu Endang untuk sholat ashar. Lalu Bu Endang menghampiri saya di masjid, ternyata jaket almamater saya tertinggal di rumah Beliau. Saya malu. Saya sampai lupa membawa jaket tersebut karena saking asiknya mewawancarai Bu Endang yang penuh keramahan. Dari wawancara mendalam saya ini, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa keluarga Bu Endang tidak hanya memikirkan keluarganya sendiri tetapi juga dengan warga sekitar. Terlihat dengan keluarga Bu Endang membangun yayasan pendidikan untuk warga sekitar dan memperkerjakan warga sekitar di perkebunannya dengan upah yang sewajarnya. Dan terlihat upaya-upaya keluarga Bu Endang dalam membenahi desa tersebut menuju keadaan yang lebih baik. Alm. Pak Kusnan juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa Panglungan selama berperiode-periode. Warga merasa Warga serasa bahagia, sejahtera, dan senang atas kepemimpinan Alm. Pak Kusnan. Keluarga Bu Endang mengubah menjadi lebih baik desa Panglungan dengan upaya-upaya yang bisa mereka lakukan. Keluarga Bu Endang ini dapat mencerminkan bagaimana kearifan masyarakat desa. Masyarakat yang selalu hidup berdampingan dan saling membantu satu
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
sama lain. Meskipun keluarga Bu Endang kaya, warga di sekitarnya juga ikut merasakan kekayaan Beliau. Dan seharusnya kita sebagai mahasiswa Sosiologi FISIP UNAIR harus biasa mencontoh keluarga Bu Endang, hidup selain bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan juga harus bermanfaat bagi orang lain.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Lifa Hestina NIM : 071114033 Alamat : Jl. Sidodadi Baru No. 2C Surabaya Tempat & Tanggal Lahir : Surabaya, 29 April 1992 Motto : Esek-esek godong jati, masio pesek dadi ati!
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara
: M. Alhada F. H.
NIM
: 071114030
Nama responden
: Pak Buaji
Kategori
: Sesepuh Desa
Untuk mengetahui tipe dari masyarakat di desa Panglungan, kecamatan Wonosalam, kabupaten Jombang, salah satunya diukur dengan kategori tindakan sosial yang mereka lakukan. Menurut teori dari Max Weber, secara garis besar tipe masyarakat dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tindakan sosial yang mereka lakukan yaitu tindakan rasional dan tindakan tradisional.Adapun yang dimaksud dengan tindakan sosial tipe rasional adalah suatu tindakan sosial yang melandaskan diri kepada pertimbangan-pertimbangan manusia yang rasional ketika menangani lingkungan eksternalnya (juga ketika menangani orang-orang lain di luar dirinya dalam rangka usahanya memenuhi kebutuhan hidup). Dengan perkataan lain, rasional adalah suatu tindakan social yang ditujukan auntuk mencapai tujuan semaksimal mungkin dengan menggunakan dana serta daya seminimal mungkin. Sementara itu, yang dimaiksud dengan tindakan tradisional adalah suatu tipe tindakan social yang didorong dan berorientasi kepada tradisi masa lampau. Dalam hal ini secara teoritik masyarakat yang menganut tindakan sosial yang rasional, merupakan salah satu ciri tipe dari masyarakat kota, dan sebaliknya masyarakat yang menganut tindakan sosial yang tradisional merupakan salah satu ciri masyarakat desa. Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Untuk mengetahui tipe tindakan sosial yang mereka anut, dalam hal ini saya akan melihat dari kepercayaan mereka terhadap kekuatan-kekuatan magis terutama yang berhubungan dengan sesepuh desa, yaitu apakah mereka masih mengandalkan dan percaya terhadap sesepuh desa yang biasanya dianggap memiliki kemampuan khusus baik dalam hal pemilihan hari baik, mengobati penyakit,
memimpin
acara
selamatan
untuk
mendapatkan
keselamatan
masyarakat, memberikan tumbal, pemberian nama, dan sebagainya. Untuk mengetahui siapakah orang di desa ini yang dianggap sebagai sesepuh desa, saya bertanya kepada pak Kasun (kepala dusun) desa Panglungan yang bernama pak Warsito, kemudian beliau menunjukkan kepada saya bahwa pak Buaji yang tinggal di desa Panglungan Rt 04, Rw 06 itulah salah satu sesepuh desa di desa ini. Pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2012 pukul 14.00, saya berangkat ke rumah pak Buaji untuk melakukan wawancara mendalam terhadap beliau. Setibanya di sana, saya bertemu dengan istri dan anak beliau dan mereka mengatakan bahwa pak Buaji sedang tidak berada di rumah karena sedang mendapat undangan untuk memimpin upacara pernikahan salah satu warga desa yang tidak jauh dari tempat itu. Karena penasaran dengan bentuk upacara di desa ini, akhirnya saya menyusul dan melihat secara langsung upacara pernikahan di desa yang berada di daerah pegunungan ini. Akhirnya setelah sekitar 1 Jam, upacara perkawinan tersebut selesai dan saya langsung menuju ke rumah pak Buaji, karena menurut keterangan istri beliau setelah solat magrib orang yang dianggap sebagai sesepuh desa tersebut akan memimpin upacara pernikahan di tempat lain. Sesampainya di sana saya menunggu kedatangan sesepuh desa
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
tersebut sekitar setengah jam, dan akhirnya sekitar pukul 15.30 saya bertemu dengan beliau. Pria yang berusia 60 tahun tersebut menyambut saya dengan cukup ramah dengan suara yang pelan. Tanpa membuang-buang waktu lagi saya langsung mewawancarai pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani pemilik lahan sawah ini, untuk menjawab beberapa pertanyaan yang telah saya persiapkan sebelumnya. Menurut beliau, orang-orang yang akan melakukan hajatan berupa manten (pernikahan) sebagian besar akan meminta nasihat kepada beliau tentang hari dan tanggal terbaik untuk melangsungkan akad nikah tersebut. Hari dan tanggal terbaik tersebut dihitung berdasarkan neton masing-masing pasangan yang berpedoman pada kitab primbon yang tidak semua orang bisa malakukannya. Selain itu, dalam hal pemberian nama pada anak yang baru lahir, pria berambut botak tersebut juga masih sering dimintai saran/nasihat tentang nama terbaik yang akan
diberikan
kapada
putra/putri
warga
desa
setempat.
Dalam
hal
melangsungkan pernikahan, beliau juga sering kali diundang untuk memimpin upacara adat pernikahan yang istilahnya memimpin acara banca’an dengan memberikan do’a-do’a dan ritual-ritual dengan maksut untuk menjaga keselamatan pada waktu prosesi pernikahan dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti hujan, dan malapetaka. Menurut keterangan pria berperawakan kurus tinggi ini, dalam upacara pernikahan, warga desa biasanyamenyuguhkan hiburan berupa acara “Bantengan”, yaitu sebuah acara berupa orang yang diberi kostum hewan banteng, setiap karakter banteng dimainkan oleh dua orang yang satu sebagai kepala dan yang satu sebagai ekor. Uniknya dalam acara ini, orang yang berkostum banteng tersebut sebelumnya diberikan ritual-ritual khusus dengan
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
bakaran kemenyan dan bunga-bunga. Lalu orang tersebut dirasuki makhuk halus dan akhirnya bertingkah polah seperti layaknya orang yang kemasukan siluman banteng. Setelah beberapa lama banteng jadi-jadian yang berjumlah empat ekor tersebut diambil salah satu oleh pawangnya dan disadarkan, kemudian pengantin pihak laki-laki memagang banteng yang sudah sadar tersebut dan menarik lehernya kemudian dibawa berjalan menuju rumah mempelai wanita seakan mempelai laki-laki telah menaklukkannya. Makna dari upacara ini yaitu melambangkan kekuatan dan kejantanan mempelai pria dalam melindungi keluarganya kelak. Beruntunglah dalam upacara pernikahan seperti ini selain mendapat keterangan dari pak Buaji, penulis juga menyaksikan prosesi adat istiadat pernikahannya secara langsung dan juga menyaksikan ketika pria berbahasa halus ini diminta untuk memberikan do’a-do’a khusus dalam ritual pernikahan salah satu penduduk desa.Selain acara hiburan diatas, acara-acara hiburan lain yang sering juga dilakukan oleh warga setempat yaitu acara “Jaranan”, “Wayang Kulit”, “Karawitan”, dan sebagainya yang masih berbau kesenian tradisional yang masing-masing mempunyai makna tersendiri. Selain dalam hal adat istiadat pernikahan, pria bergigi ompong ini kerap pula dimintai pertolongan oleh warga desa sekitar untuk mengobati penyakitpenyakit yang diyakini sebagai penyakit akibat hal-hal ghaib seperti kesurupan, santet, guna-guna, dan sebagainya. Menurut keterangan beliau, cara beliau menyembuhkan biasanya dengan menggunakan air minum yang sebelumnya telah diberikan do’a-do’a tertentu. Namun sayang sekali beliau tidak bersedia untuk memberikan keterangan do’a apakah yang dibaca ketika menyembuhkan penyakit tersebut. Dalam hal pembangunan rumah dan keselamatan tanah pekarangan,pria
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
berkulit sawo mentah ini sering kali dimintai untukmemilihkan hari terbaik dalam pembangunan rumah, dan beliau juga sering dimintai warga desa untuk melakukan ritual-ritual khusus (istilahnya pemberian tumbal rumah/pekarangan) dengan maksut agar tanah/rumah tersebut terhindar dari balak (mala petaka).Kemudian, pria yang kerap disapa pak Buaji ini sering juga diundang oleh masyarakat untuk memimpiun acara-acara selamatan seperti netonan, selapanan, sepasaran, dan sebagainya. Selain itu, beliau juga beberapa kali dimintai do’a (istilahnya syarat) untuk kelancaran anak dari warga desa yang hendak melakukan ujian. Beliau memberikan kertas yang telah diberi do’a dan tulisan-tulisan tertentu (istilahnya rajah) yang kemudian dicelupkan ke air minup siswa/siswi yang bersangkutan, dengan harapan lancar dan otaknya encer dalam menjalankan ujian. Menurut keterangan pria yang memiliki 3 orang anak ini, upah yang diberikan warga desa kepadanya relatif beragam dan beliau tidak mematok harga tertentu, namun seiklas orang yang memberikan. Menurutnya, ia merasa ikhas membantu masyarakat tanpa mementingkan upah kerena untuk kerukukan sesama dalam menjalin kehidupan bertetangga yang tentram. Hal tersebut dikarenakan suatu saat beliau / keluarga beliau pasti akan membutuhkan orang lain untuk membantunya. Menurut pria yang memiliki satu orang istri ini, di desa Panglungan ini setiap malam satu Syuro pasti diadakan selamatan (ritual-ritual khusus) di makan mbah Betur yang diyakini sebagai “Danyang” atau yang babat alas desa panglungan ini. Mereka melakukan ritual tersebut kerena sudah merupakan kebudayaan yang turun-temurun dilakukan dari nenek moyang mereka. Hal tersebut dilakukan dengan harapan mendapatkan berkah dan keselamatan di desa
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
mereka.Sebagian dari masyarakat juga masih menganggap makam tersebut sebagai tempat yang keramat dan masih banyak masyarakat yang melakukan “Nazhar” di makam ini. Contohnya yaitu ketika ada seorang warga yang sakit kemudian mereka berjanji akan malakukan selamatan di makam tersebut jika penyakitnya sembuh, dan setelah banar-benar sembuh mereka akan melakukan selamatan di makam tersebut. Beruntung sekali, ketika penulis hendak menuju ke rumah pak Buaji ini, tanpa disengaja penulis melihat tiga orang lelaki sedang melakukan ritual khusus di makam mbah Betur ini, dan mereka terlihat merunduk-runduk di hadapan makam tersebut. Selanjutnya yang saya kagetkan menurut keterangan dari pak Buaji biasanya banyak diantara siswa baik SMP maupun SMA yang melakukan ritual khusus di makam tersebut untuk mendapatkan kelulusan dalam ujiannya. Dari keterangan yang telah saya dapatkan dari pak Buaji sebagai sesepuh desa setempat,masyarakat di desa Panglungan, kecamatan Wonosalam, kabupaten Jombang ini, dapat saya simpulkanbahwa mereka masih menggunakan tindakan sosial yang bersifat tradisional hal tersebut dapat kita lihat dari tindakan sosial yang mereka lakukan yang masih menganut tradisi nenek moyang yang tidak rasional, sehingga dalam hal tindakan sosial yang mereka lakukan, masyarakat tersebutdapat saya katakan masih masuk dalam tipe masyarakat pedesaan.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Muhammad Alhada Fuadillah Habib NIM : 071114030 Alamat : Desa Ringinanyar, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Rt 03, Rw 02, No 30 Tempat & Tanggal Lahir : Blitar, 26 April 1993 Motto : Saat Allah menjawab do’amu Ia menambah imanmu, saat Allah belum menjawab do’amu Ia menambah kesabaranmu, dan saat Allah menjawab tapi bukan do’amu Ia memilihkan yang terbaik untukmu.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara
: Galang Legowo Dwi Putranto
NIM
: 071114039
Nama responden
: Pak Ruslan
Kategori
: Tukang Bangunan
Pada saat awal saya mewancarai dan menanyakan tentang pekerjaan pak ruslan, beliau mengatakan bahwa dia masih baru dalam pekerjaan tukang bangunan, mungkin beliau istilahnya merendah atau sungkan, mengingat beliau sudah 3 tahun menjalani pekerjaan sebagai tukang bagunan. Dan beliau mengatakan bahwa beliau dulunya bukan berasal, asli dari panglungan, beliau bersal dari Mojo Agung. Awal karir beliau sebagai tukang bangungan dimulai dari bekerja sebagai buruh tebang sawah (mreman) yang mbontot (membawa bekal makanan ke tempat kerja, sawah, supaya lebih irit) yang mana penghasilan beliau tidak sepadan dan tidak mencukupi dalam kebutuhan sehari hari. Bahkan sampai hasil tebangannya tidak dimuat sehingga pak ruslan tak mendapatkan bayar, dan dari pada harus bertengkar dengan mandornya karena tak mendapatkan pemuat . Dan hal tesebut membuat pak ruslan untuk bangkit dan berpindah pekerjaan menjadi tukang bangunan. Beliau memulai bekerja sebagi tukang bangunan yakni saat beliau mandapatkan tugas dari pak RT tempat beliau bersal yakni di daerah Mojo Agung untuk membuat sebuah got aliran air dan semacam kerja bakti dalam pengerjaannya. Dan berawal dari sebuah kenekatan, beliau belajar menukang secara otodidak, dari aktifitas pengamatan beliau kepada tukang tukang yang Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
lainnya. Beliau tak semerta merta langsung bisa menjadi tukang, bahkan sejak beliu pindah dan berdomisili di panglungan karena menikah dan istrinya yang merupakan asli dari Desa Panglungan juga belum seberapa menguasai teknik menukang. Beliau mengatakan keahlian beliau dapatkan dari pengalamannya mengamati setiap rumah, dari pengukurannya, cara nya selalu beliau amati secara teliti. Dan setelah saya tanya mengenai racikan semen ( luluh ) beliau langsung menjelaskan bahwa pas setiap orang yang akan mengadakan kerja bakti racikannya selau berkurang, namun sekarang ini kebanyakan racikannya tidak ditakar tergantung intuisi saja, yang penting bagus hasilnya, tapi dulu masih ditakar dalam meracik semen dalam membangun rumah. Beliau juga menjelaskan bahwa racikan yang bagus yakni perbandingan semen dan pasir yakni 1 banding 5 dan pokonya diberi gamping (kapur) supaya lebih bagus tandasnya. Selelah itu saya juga bertanya yakni apakah ada pembedaan dalam membangun rumah yang tanahnya datar dengan yang memiliki kemiringan seperti gunung, dan beliau menjelaskan perbedaanya hanyalah dalam pemakaian kerangka besi pada bangunannya, kalau di daerah datar tak perlu memakai kerangka besi dan hanya menggunakan bata rolak saja sudah cukup namun jika di daerah miring seperti gunung harus menggunakan kerangka besi, dan pokoknya semennya harus ditambah sedikit kata beliau. Sekarang ini pak Ruslan juga mengatakan bahwa orang yang sedang dan ingin membagun rumahnya sangat banyak sekali dan secara tidak langsung beliau juga kebanjiran order. Dan ditanya soal sebabnya beliau menjelaskan karena saat ini juga merupakan musim ketigo rendeng yang saatnya panen cengkeh yang lumayan mahal tak heran banyak orang berbondong-bondong untuk membangun
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
rumah. Ditanya soal kebanyakan penduduk yang membangun rumah baru atau rehab, beliau langsung mengatakan bahwa rata-rata kebanyakan penduduk membangun rumah baru dan kebanyakan orang yang membangun rumah baru adalah orang asli panglungan juga, dan jarang dari orang luar ataupun pendatang. Karena menurut beliau untuk membangun rumah didaerah sekitar situ memang mahal istilahnya kalau membangun rumah dua di daerah datar dan jika untuk sartu rumah pun di daerah miring (gunung) belum tentu baik hasilnya (2:1). Juga untuk bahan materialnya juga lumayan mahal seperti pasir semen dikarekan pengangkutan yang lumayan sulit dan terjal dan tak heran jika mempengaruhi biaya yang semakin mahal dan beliau juga mengatakan material yang murah hanya batu bata dikarenakan didapat hanya dari Trowulan saja.
Mengenai libur ataupun istirahat kerja Pak Ruslan tidak pernah libur tandasnya hanya kalu capek saja beliau libur dan itupun tidak pasti, dan pokoknya penghasilannya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Ditanya soal tarif, ongkos tukang di daerah Panglungan beliau mengatakan bahwa tukang yakni lima puluh ribu (50.000) dan untuk kuli yakni empat puluh ribu (40.000). Ditanya mengenai intensitas kerja beliau mengatakan bahwa pekerjaannya tak pernah sepi dan selalu ramai, bahkan sampai bulan depan saja beliau sudah ada yang memesan, adapun sampai orang dari Mojo Agung yang memesan beliau, soalnya banyak tukang disana yang belum bisa memasang batu dan besi, tapi beliau tidak bisa mengingat beliau juga memliki tanggunagan peliharaan ternak dirumah. Ditengah perbincangan kami beliau menceritakan bahwa dengan mahalnya cehkeh mengakibatkan adanya pencurian cengkeh bahkan adapun yang tidak
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
mencuri namun bertindak iseng yaitu memotong pohon cengkeh dikarenakan oknum
yang tidak suka. Beliau juga menandaskan bahwa oknum tersebut
istilahnya tunduk tapi tidak tuntuk (tidak senang) dan beliau mengatakan bahwa oknum tersebut sebenarnya adalah orang dan anak asli daerah tersebut (panglungan). Beliau juga mengatakan barusan di dekat Gua Golo-Golo juga ada dua pemotongan pohon cengkeh yang terjadi, dan ada banyak polisi disana, milik pemda pun juga ada yang memotong sebanyak tiga, beliau juga menandaskan kejadiannya dilakukan pada malam hari, jika tidak malam hari pasti ketahuan kata, dan sapai saat ini belum sempat dan ada pelaku yang sampai ketapakap ungkap beliau, maka dari itu upaya penjagaan tanamana cengkeh rutin dilakukan mengingat harga cengkeh yang lumayan mahal, yang paling dominan ialah cengkeh basah yang kerap kali dijual oleh warga dan menembus harga sampai 50 ribu per kilonya dan 200 ribu perkilo untuk yang kering. Saat penelusuran tentang tingkat mobilitas sosial yang dilakukan kepada pelaku, yakni ketika saya bertanya beliua apakah pernah kerja sebagai tukang sampai keluar kota beliau menjawab belum sampai keluar kota ataupun keluar daerah dengan alasan selain memunyai tanggungan ternak dirumah bahkan juga untuk melayani pekerjaan didaerah tersebut sudah kuwalahan padahal sudah ada banyak tukang, namun juga masih kuwalahan. Soal banyaknya tukang lain mengenai saingan yang terjadi beliau mengungkapkan bahwa untuk memesan beliau saja sudah antri bahkan untuk bulan ketujuh saja sudah ada yang memesan sejak bulan keempat yang lalu, kalau tida begitu kata beliau ya tidak kebagian. Walaupun banyak tukang tapi tidak ada yang menganggur tandas beliau. Ditanya soal ada tukang lain yang bekerja di luar kota seperti surabaya beliau menjawab
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
bahwa belum ada tukang di daerah tersebut yang sampai keluar kota bahkan smapai ke Surabaya soalnya kata beliau upah ataupun pendapatannya pasti habis untuk makan dan minum saja diluar kota belum rokok, kalaupun di daerah sendiri bisa mendapatkan upah bersih. Beliau juga mempunyai pekerjaan sampingan yakni memelihara ternak dirumah, di tengah kesibukannya beliau mensiasatinya dengan merumput ( mencari rumput ) setelah pulang menukang, dan mulai beternak sore sampai malam hari, setelah magrib dan isya’ pun masih beternak. Kalaupun siang hari ternkanya pun dapat ditinggal karena menurut beliau pada siang hari masih banyak orang dan aman. Ditanya soal kemanana ternak beliau mengatakan bahwa belum ada maling ternak dan masih dikatakan aman, mengingat ternak ayam pun selalu berkeliaaran dimana pun tapi tetap aman, lain halnya dengan di kota seperti di Mojo Agung, sarang lebah pun diambil orang lain dengan di daerah panglungan buah kopi saja didepan rumah masih aman tandas beliau. Ditanya soal kondisi lingkungan beliau menceritakan bahwa terkadang ada anak nakal yang suka memajaki (memalak) biasanya hasilnya untuk minum minum kata beliau, dikala ada yang memalak bahkan saya disuruh untuk melapor kepada beliau karena menurut beliau, beliau sangat disegani masyarakat. Kebanyakan anak tersebut berasal dari daerah Bagongan, kalau ada tontonan bisanya sering membuat ulah dan berkelahi biasanya juga smapai mambawa senjata bahkan ada yang sampai meninggal sehingga menimbulkan keresahan pada masyarakat, biasanya beliau juga mempunyai peran kontrol terhadap anak yang sering membuat ulah tersebut dengan ditempatkan diatas panggung untuk mengamankan acara orkes.Pernah ada kata beliau anak yang sampai beliau pukuli
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
karena sampai merusak konter milik teman beliau, yang akhirnya anak tersebut ketakutan dan pergi Ditanya mengenai pengaruh Kepala desa ( lurah ) beliau mengatakan bahwa kepala desanya tidak terlalu disegani karena masih muda umurnya dan tidak begitu berpengaruh, dan masih dianggap biasa saja, tapi jikalau ada masalah yang ada dalam masyarakat, kepala desa masih mengurusi penyelesaiannya. Dan mengenai keguyupan masyarakat beliau mengatakan bahwa masyarakat didaerah pangklungan masih sangat guyup dan rukun, bahkan jika ada yang punya hajat tidak hanya saudara maupun teman saja namun masyrakat berbodong bondong untuk rewang ( membantu ) dan yang buwuh (datang) sampai antri tandas beliau. Dan mengenai kerja bakti ( gotong royong ) untuk membangun rumah beliau menjelaskan bahwa kerja bakti dilakukan hanya pada pembangunan pondasi rumah saja, bahkan belum disuruh saja masyarakat sekitar sudah berbondongbondong
untuk
membantu
bahkan
kalapun
tidak
bisa
pasti
menyempatkan diri untuk membantu.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
besonya
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Galang Legowo NIM : 071114039 Alamat : Jl. Sultan Aji 88 Blabak Kec. Pesantren Kota Kediri Tempat & Tanggal Lahir : Kediri, 16 Desember 1991 Motto : Bayangkan, bisakah tukang gali kubur mengggali kuburannya sendiri ? mungkinkah psikolog untuk menjadi gila ? kesempurnaan akan tak berlaku abadi pada suatu saat.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara
: M. Andika Fery Pradana
NIM
: 071014093
Nama responden
: Iswayudi
Kategori
: Ketua Karang Taruna
Banyaknya aktivitas pekerjaan dan aktivitas perkumpulan di Indonesia sangatlah banyak organisasi organisasi intra masyarakat desa sampai ke kota, beragam warna dan nama sekelas desa/kampung karang taruna organisasi kepemudaan sampai di partai partai
pada saat ini saya di desa Panglungan,
wonosalam Jombang Jawa timur. Indonesia. Melakukan kuliah lapangan tipologi social fakultas ilmu social dan politik prodi sociologi universitas airlangga Surabaya. Pada tanggal 24 sampai 27 mei 2012. Disini saya melakukan wawancara mendalam pada tanggal 26 mei 2012 pada jam 8.00 pagi waktu jam tangan digitec army saya. Didesa panglungan wonosalam jombang ini sangat dingin diwaktu pagi hari karena saya berada di ketinggian 800mdpl sampai 1000mdpl (meters dari permukaan laut) berjarak sekitar 2jam dari kota Surabaya mungkin kalau dari jombang sekitar 1jam setegahan kalau tidak nyasar, di desa panglungan ini saya bertanya kepada seorang yang lewat naik motor dengan membawa tebon, pak maaf disini rumah ketua karang tarunanya mana? Owh iswayudi ta iku mas rumahnya sampean iki belok kiri terus ada jembata kecil nah sebelahnya omahe ngarep e bengkel, owh njeh pak terimakasih. Bergegas saya mencari rumah itu, bertanya lagi ke bengkel Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
mas itu rumahnya mas iswayudi ya..? oh iya, mas iku wong e enek mas!! Suwun mas yo.. Saya langsung mengucap salam “Assalamualaikum” walaikum salam masnya dari mana owh saya dari sosiologi unair mas enten kuliah lapangan tipologi social. Owh ada apa saya ada tugas wawancara sama ketua karang tarunanya panglungan mas. Owh iya saya mas “sebentar saya mau jemur cengkeh dulu ya mumpung panas. Iya mas gak apa2 kok silahkan. Setelah menunggu sekian menit saya dipersilahkan masuk kedalam dan saya berkenalan dengan dia yang mempunyai nama iswayudi, Mas iswayudi menjabat sebagai ketua karang taruna setengah tahun ini dan akan berahkir diakhir tahun depan mas iswayudi menambahkan bahwa dia dulu berawal dari anggota saja tetapi dia aktiv didalam organisasi selama ada acara maupun tidak. Dia banyak memberi inspirasi kegiatan kepada perangkat desa setempat karena itu dia dikandidatkan sebagai tokoh kepemudaan atau karang taruna berbagai acara pernah dia pimpin baik gotong royong pembagunan jalan desa maupun kegiatan yang bersifat agamis,. Mas iswayudi diumurnya yang ke 25tahun dia sudah memiliki istri yang bernama alliya 22tahun dibawahnya berkenalan pada saat bimbingan pondok pesantren ditebu ireng jombang disatuhkan dibulan februari 2008 dikaruniai seorang anak bernama suyono bakri yang sekarang bersekolah di taman kanak – kanakdidesa panglungan wonosalam jombang. Mas iswayudi bekerja sebagai pemetik cengkeh dan penjaga kandang aya yang berpenghasilan seharinya 30 ribu rupiah dan sebulan sekitar 900 ribu rupiah dia merasa berat ketika harus membagi penghasilanya tersebut kepada keluarga
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
karena dia tinggal bersama orang tuanya dirumah bekerja sambil mengurus rumah tangga dan kadang 2 harus membagi waktu antara organisasi bukanlah rintangan namun itu diangapnya sebagai anugrah yang diberikan kepada tuhan atas dirinya. Pada saat wawancara saya dirumahnya disuguhi banyak sekali makan dan minum diantaranya kopi dan itu saya diajak makan rawon buatan istrinya enak, wawancara saya diseling waktu istirahat dulu karena mas iswayudi harus mengantarkan anaknya belajar al-quran di masjid disebelah kantor desa yang kami tempati untuk posko sementara di kuliah lapngan tipologi sosial ini. Setiap harinya mas iswahyudi haru meningalkan istri dan anaknya untuk bekerja di ladang untuk menjaga cengkeh milik bosnya dan kalo malam dia menjaga kandang ayam yang juga milik bosnya hanya diwaktu sabtu minggu saja waktunya lebih banyak dihabiskan kekeluarganya kadang juga dia bersama keluarga berlibur ke malang itupun sangat jarang sekali karena harus menunggu masa panen dan liburan anaknya saja mereka berlibur. Kembali ke pokok pertanyaan saya mas yudi akrab pangilnya didesa, saat tujuh belasan dikampungnya dia menerangkan bahwa susunan acaranya itu mulai dari bersih desa lalu tasyakuran dan ada lomba-lomba desa yaitu motor cross yang disebut gastrack disitu yang ditujukan kepada anak – anak muda desa yang hobi ngetrack diladang lucu memang tapi itu lah acaranya, ada juga acara yang bersifat agamis yaitu membaca al quran dan adzan untuk anak – anak kecil didesa,.. Mas iswayudi menambahkan bahwa dia juga pernah ikut pelatihan yang diadakan oleh pemerintahan kota jombang waktu itu dia di latih dan diberi komputer untuk kegiatan desa tetapi dijualnya untuk membayar proses kelahiran bayinya dan untuk acara selametan, apa daya mungkin karena kurangnya gaji dari
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
pekerjaan yang serabutan atau non kepegawaian dia harus bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhan, mas iswayudi lulusan SMA sederajat pondok pesantren pun tau bahwa sangat perlu komputer itu untuk menunjang kualitas hidupnya tetapi lebih penting adalah keluarganya. Kemudian setelah wawancara saya berpamitan untuk pulang dan tidak lupa berterima kasih telah memberikan waktunya kepada saya. Itulah hasil indepth interview saya terhadap seorang ketuan karang taruna. Semoga bermanfaat, terima kasih
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : M. Andhika Ferry Pradana NIM : 071014093 Alamat : Distrik Jetis, Lamongan Km 45 Tempat & Tanggal Lahir : Bali, 1 Februari 1991 Motto: Seumur hidup saya tidak akan pernah mandi!!!
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
INDEPTH INTERVIEW
Nama pewawancara
: Diah Putri Lusianti
NIM
: 071114015
Nama responden
: Ibu Endang
Kategori
: Pegawai Swasta
Wawancara mendalam dilakukan pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2012. Pagi hari saya menghampiri kediaman seorang wanita yang merupakan pegawai swasta terpandang di desa panglungan sekitar pukul 9.00. Kediaman beliau sangat sederhana, namun dijadikan satu dengan bengkel milik suaminya. Sekitar 2 meter dari rumah beliau merupakan masjid desa panglungan yang berdekatan juga dengan MI Faser dan Madrasah Aliyah. Seorang pegawai swasta yang bernama Endang Triarini begitu ramah ketika saya datang ke kediamannya. Beliau menyambut dengan hangat dan mempersilahkan saya untuk masuk ke dalam rumahnya sebelum saya mengutarakan maksud kedatangan saya pagi itu. Beliau merupakan wanita muslim yang sangat ramah dan berpendidikan,berperawakan cukup tinggi dan cantik. Ibu Endang telah memulai usahanya sebagai guru swasta sejak tahun 1972. Beliau lahir di Kabupaten Jombang pada tanggal 11 September 1957. Alamat tempat tingalnya secara lengkap terletak pada RT 1 RW 1 Dusun Panglungan. Jarak tempat tinggalnya dari balai desa panglungan hanya sekitar 100 meter. Beliau memiliki 4 orang anak kandung yang semuanya sudah bekerja. Beliau memiliki 3 orang cucu yang salah satunya ikut tinggal dirumah sederhananya. Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Pada tahun 1973 beliau mulai mendirikan sebuah Taman Kanak-kanak (TK) di dusun panglungan tersebut, kemudian usahanya diteruskan dengan mendirikan sebuah Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada tahun 1977. Tahun 1980 mendirikan Tsanawiyah IbtidaiyahBeliau juga merangkap sebagai guru pada MTs tersebut. Namun usahanya mendirikan beberapa sekolah belum mendapatkan respon yang baik dari para penduduk sekitar. Akhirnya beliau memutuskan untuk mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 1984 di kabupaten Jombang tepatnya mengingat tidak meningkatnya ketertarikan penduduk sekitar dusun untuk bersekolah pada jenjang itu. Tahun 1989 Ibu Endang mendirikan Madrasah Aliyah Negeri dan sekaligus ikut mengajar. Mengutamakan pendidikan di wilayah Wonosalam merupakan keinginan yang sangat ingin dicapai, ungkap Ibu Endang. Di kecamatan wonosalam merupakan tempat peninggalan jajahan belanda. Jadi pada waktu itu pendidikan belum mendapat respon yang tinggi dari para pendududk. Diutamakan sekolah dasar, dapat dikatakan suasana di wonosalam pada saat itu guru yang mencari muridnya, bukan murid yang berlomba-lomba mendaftarkan diri di sekolah seperti layaknya di kota. Di kecamatan wonosalam juga, agama mulai perkembang beriringan bersamaan dengan perkembangan pendidikan. Pada awal bu endang mengajar, murid yang dimiliki atau di ajar hanya berjumlah 8 orang saja. Kemudian beliaudipertemukan dengan suaminya yang bekerja pada departemen agama, lalu keduanya saling mendukung untuk membangun sekolah yang berlandas pendidikan beragama islam.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Dahulunya beliau sekolah pada sekolah rakyat yang bercampur dengan sekian banyak murid yang ingin bersekolah. Kemudian melanjutkan SMP pada sekolah kristen di mojowarno karena sekolah tersebut yang paling dekat jaraknya dengan kediaman orangtua ibu endang. Kemudian meneruskan sekolah pada SMPP di Jombang. Ayahanda dari ibu endang merupakan anggota dari partai golkar yang pada saat itu sangat memperjuangkan keinginan ibu endang untuk membangun sekolah. Hambatan untuk membangun sekolah sangat banyak dirasakan oleh ibu endang karena pada saat itu juga masih banyak beredar kabar mengenai teroris. Jadi membangun sekolah yang berlandasan agama islam, sempat dibicarakan sebagai salah satu dari komunitas teroris. 4 sampai 5 tahun kemudian baru masyarakat mulai menghargai adanya sekolah di kecamatan wonosalam ini. Kemudian sampai saat ini semua SD sudah di Negeri-kan dan lainnya masih tetap berstatus swasta. Suka duka dalam memperjuangkan pendidikan di kecamatan wonosalam tentu saja ada, bahkan hingga sampai saat ini masih dirasakan. Jumlah murid yang dimiliki naik dan turun, ada kalanya sangat banyak namun juga ada kalanya hanya 8 orang. Beliau juga memiliki lahan pertanian di belakang kediamannya dan sebagian tanah di desa panglungan. Dibelakang rumah ditanami dengan sayursayuran, sedangkan tanahnya yang terdapat pada lokasi lain rata-rata dipergunakan sebagai perkebunan. Terdapat tanaman cengkeh, durian, kopi, dan masih banyak lagi. Beliau mempergunakan sistem bagi hasil dengan petani penggarap. Hanya sesekali saja memeriksa keadaan di perkebunannya tersebut karena sebagian besar waktunya dipergunakan untuk memantau perkembangan
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
pendidikan pada sekolah-sekolah di desa panglungan. Pendapatan dari perkebunan yang dimiliki beliau dari tanaman cengkeh saja per tahunnya bisa mencapai 50 juta karena lahan yang ditanami tanaman cengkeh saja terdapat 4 hektar. Saat ini beliau hanya pegawai pensiunan dan hanya menggantikan guru pengajar pada sekolah tersebut yang tidak dapat hadir untuk mengajar. Beliau juga mengatakan bahwa sampai saat ini, dana yang diperoleh beliau dari hasilnya mengajar sekolah itu tidak pernah masuk ke dalam kas pribadinya. Keseluruhan dikembalikan untuk proses belajar mengajar pada sekolah-sekolah tersebut. Kemudian setelah wawancara saya berpamitan untuk pulang dan tidak lupa berterima kasih telah memberikan waktunya kepada saya. Itulah hasil indepth interview saya terhadap seorang pegawai swasta. Semoga bermanfaat, terima kasih.
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam
Kelompok 3, Sosiologi FISIP UNAIR 2012
Nama : Diah Putri Lusianti NIM : 071114015 Alamat : Perumahan Mager Sari AR 6 Sidoarjo Tempat & Tanggal Lahir : Surabaya, 22 Juni 1993 Motto : Bersyukur =D
Laporan Tipologi Sosial Desa Panglungan Kecamatan Wonosalam