LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN
A.1. Daftar parameter operasi dan peralatan berikut hendaknya dipertimbangkan dalam menetapkan kondisi-kondisi batas untuk operasi yang aman reaktor riset. Kondisikondisi batas ini untuk operasi yang aman bisa jadi merupakan kendala-kendala operasional dan pembatasan-pembatasan administratif yang ditetapkan pada masingmasing item di dalam daftar. Pengguna hendaknya melihat kepada daftar keseluruhan dan memilih item-item yang tepat sesuai dengan jenis reaktor dan kondisikondisi operasi. Pengelompokan item-item berdasarkan sistem atau aktivitas-aktivitas yang sama sifatnya hanya untuk memudahkan. Namun demikian, presentasi kondisikondisi batas untuk operasi yang aman berdasarkan kelompok-kelompok pada kondisikondisi batas untuk dokumen operasi yang aman memberikan urutan yang logis dan memperjelas dokumen.
A.2. BAHAN BAKAR DAN ELEMEN BAKAR DAN PERANGKAT BAHAN BAKAR (1) Pengkayaan uranium; (2) Bahan-bahan fabrikasi; (3) Geometri; (4) Kadar uranium; (5) Batas fraksi bakar; (6) Kriteria kegagalan bahan bakar (misalnya kondisi-kondisi untuk memindahkan elemen bakar dan perangkat bahan bakar dari teras reaktor); (7) Inspeksi dan pengujian elemen bakar segar dan perangkat bahan bakar.
A.3. PENANGANAN BAHAN BAKAR DAN PENYIMPANAN (1) Penyimpanan bahan bakar segar; (2) Penyimpanan bahan bakar bekas; (3) Penyimpanan bahan bakar gagal;
(4) Kemampuan untuk membongkar dan menyimpan elemen teras; (5) Persyaratan-persyaratan personil untuk memindahkan bahan bakar; (6) Persyaratan-persyaratan untuk pembuatan bahan bakar untuk pengiriman ke luar lokasi (misalnya untuk pengolahan ulang).
A.4. TERAS REAKTOR (1) Rongga internal atau periferal yang diizinkan; (2) Jumlah maksimum dan minimum elemen bakar; (3) Kondisi-kondisi refleksi (misalnya jenis reflektor dan konfigurasi); (4) Jumlah elemen bakar; (5) Campuran teras (misalnya teras yang berisi bahan bakar dengan pengkayaan yang berbeda); (6) Konfigurasi yang diizinkan; (7) Persyaratan-persyaratan untuk menentukan konfigurasi yang baru; (8) Daya reaktor; 20
(9) Daya puncak dan rata-rata elemen bakar; (10) Rasio mulai meninggalkan pendidihan inti atau ketidakstabilan aliran.
A.5. REAKTIVITAS DAN SISTEM KONTROL REAKTIVITAS (1) Reaktivitas lebih maksimum; (2) Marjin pemadaman (shutdown margin) selama operasi dan selama pemindahan bahan bakar; (3) Nilai reaktivitas dari mekanisme kontrol reaktivitas (misalnya batang pengatur, shim rod, keselamatan, pulsa atau blade); (4) Tingkat penambahan reaktivitas dengan mekanisme kontrol reaktivitas, eksperimen dan elemen bakar; (5) Nilai reaktivitas total dari semua eksperimen; (6) Nilai reaktivitas maksimum dari jenis-jenis khusus eksperimen (misalnya eksperimen tetap atau tidak tetap pada struktur reaktor); (7) Nilai reaktivitas dari sistem pemadaman pendukung (backup shutdown
system) (apabila ada); (8) Keseimbangan reaktivitas (misalnya pola tingkat penarikan dari mekanisme kontrol reaktivitas, distribusi fraksi bakar di dalam teras); (9) Jenis dan jumlah batang kendali (termasuk bahan, konfigurasi).
A.6. PIRANTI-PIRANTI EKSPERIMEN (1) Bahan: kecocokan (compatibility) dengan kondisi sekitar, pembungkusan sampel iradiasi, bahan fisil, dll.; (2) Bahan peledak; (3) Kegagalan sumbangan eksperimen pada reaktor dan reaktor pada eksperimen.
A.7. SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM PEMADAMAN REAKTOR (1) Jenis dan jumlah minimum item dari peralatan pengukur netron yang perlu untuk men"scram” reaktor untuk setiap moda operasi; (2) Jenis dan jumlah minimum item lainnya dari peralatan pengukur (suhu, aliran, tingkat radiasi, dll.) yang perlu untuk men"scram” reaktor; (3) Batas-batas scram dan alarm untuk item-item peralatan yang disebutkan di atas; (4) Interlock dan trip; (5) Kanal pemintas (bypassing channel); (6) Instrumentasi keselamatan lainnya; (7) Waktu tunda pemadaman reaktor (misalnya rod drop time).
A.8. SISTEM PENGUNGKUNG TERMASUK VENTILASI (1) Suhu, kelembaban dan aliran udara di tempat-tempat yang berbeda di dalam reaktor; (2) Turun tekanan melewati filter; (3) Tekanan relatif pengungkung terhadap atmosfer (normal, pada kondisikondisi kedaruratan); (4) Isolasi pengungkung dan dimulainya ventilasi kedaruratan;
(5) Operasi yang mensyaratkan pengungkung; 21
(6) Konfigurasi dan peralatan minimum untuk ventilasi; (7) Laju kebocoran pengungkung; (8) Bahan-bahan berbahaya di dalam pengungkung; (9) Efisiensi perangkat yodium dan filter.
A.9. SISTEM PENDINGIN DAN SISTEM TERHUBUNG (1) Kimia pendingin (kadar zat padat dan gas terlarut, pH dan konduktivitas); (2) Suhu, tekanan (pada jalur, melintasi filter, dll.) dan aliran; (3) Konfigurasi sistem untuk mode-mode operasi yang berbeda (misalnya seberapa banyak dan pompa-pompa yang mana yang seharusnya dioperasikan, katup-katup mana yang seharusnya dalam kondisi terbuka atau tertutup, dll.); (4) Kondisi-kondisi pertukaran untuk dan dari mode pendinginan konveksi alam, apabila mungkin; (5) Tingkat pendingin atau moderator; (6) Pendinginan teras darurat; (7) Batas-batas alarm kehilangan pendingin dan deteksi kebocoran; (8) Kadar radionuklida di dalam pendingin; (9) Kadar produk fisi di dalam pendingin; (10) Ada tidaknya pendingin; (11) Buangan panas akhir; (12) Kimia moderator (misalnya karakteristik-karakteristik dan sifat-sifat yang disyaratkan).
A.10. SISTEM CATU DAYA LISTRIK (1) Catu daya listrik darurat untuk semua keadaan operasi (misalnya konfigurasi bus dan daftar peralatan yang terhubung ke sebuah bus, startup dan operasi diesel generator, batere, dll.); (2) Pengujian catu daya darurat.
A.11. KESELAMATAN RADIOLOGIS OPERASIONAL (1) Jenis (gas, partikulat, gamma, netron, dll.) dan lokasi instrumen pemantauan radiasi; (2) Setting alarm untuk instrumen pemantauan radiasi (termasuk untuk scram, apabila ada); (3) Batas-batas pada konsentrasi radionuklida atau batas-batas lainnya pada buangan cair atau gas yang boleh jadi dilepaskan dalam waktu tertentu seperti pelepasan tahunan maksimum (batas-batas tapak bisa jadi berlaku apabila terdapat lebih dari satu fasilitas di lokasi yang sama); (4) Nilai-nilai kontrol dosis pengoperasian seperti batas-batas dosis tahunan; (5) Batas-batas pengoperasian untuk kontaminasi permukaan; (6) Target dosis kolektif untuk operasi; (7) Kriteria untuk proteksi pernafasan dan pakaian pelindung khusus; (8) Kriteria untuk bioassay atau pencacahan seluruh tubuh; (9) Kemampuan penyimpanan untuk limbah cair dan padat. 22
A.12. SISTEM INSTRUMENTASI DAN KONTROL (1) Jenis dan jumlah peralatan pengukur yang berkaitan dengan sistem keselamatan; (2) Instrumentasi startup; (3) Monitor; (4) Sistem akuisisi data; (5) Persyaratan-persyaratan untuk kalibrasi instrumentasi dan kontrol berkalanya, termasuk pemutakhiran dokumentasi yang berkaitan.
A.13. SISTEM BANTU DAN PERALATAN (1) Proteksi kebakaran; (2) Sistem komunikasi; (3) Peralatan pengaman;
(4) Cranes (misalnya pembatasan pengoperasian dan beban); (5) Sistem penerangan darurat.
A.14. STARTUP DAN OPERASI REAKTOR (1) Pengisian dan pemeriksaan checklist; (2) Pemeriksaan visual teras reaktor, beam tube shutter dan perisai (shielding); (3) Tambahan kondisi untuk startup setelah terjadi trip.
A.15. PEMBATASAN LAINNYA (1) Fasilitas-fasilitas disain lainnya; (2) Fasilitas tapak; (3) Kondisi-kondisi administratif.