L1 LAMPIRAN 1 TAMPILAN LAYAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT
Gambar Form Login
Gambar Tampilan Menu Utama
L2
Gambar Form Lihat Profil
Gambar Form Register User
L3
Gambar Form Ganti Password
Gambar Form Lihat Master Karyawan
L4
Gambar Form Cari Nasabah
L5
Gambar Form Tambah Nasabah untuk Tab ‘Data Pribadi’
L6
Gambar Form Tambah Nasabah untuk Tab ‘Data Penghasilan’
L7
Gambar Form Tambah Nasabah untuk Tab ‘Data Pekerjaan’
Gambar Form Tambah Nasabah untuk Tab ‘Data Pelengkap’
L8
Gambar Form Cari Data Permohonan Kredit
Gambar Form Tambah Permohonan Kredit
L9
Gambar Form Permohonan BI Checking
Gambar Form Checklist Kelengkapan Dokumen untuk Tab ‘Dokumen Subjek’
L10
Gambar Form Checklist Kelengkapan Dokumen untuk Tab ‘Dokumen Jaminan B1’
Gambar Form Checklist Kelengkapan Dokumen untuk Tab ‘Dokumen Jaminan B2’
L11
Gambar Form Checklist Kelengkapan Dokumen untuk Tab ‘Dokumen Pengikatan’
Gambar Form Checklist Kelengkapan Dokumen untuk Tab ‘Dokumen Lain’
L12
Gambar Form Analisis Kredit untuk Tab ‘Karakter’
Gambar Form Analisis Kredit untuk Tab ‘Kapital’
L13
Gambar Form Analisis Kredit untuk Tab ‘Kapasitas’
Gambar Form Analisis Kredit untuk Tab ‘Kolateral’
L14
Gambar Form Analisis Kredit untuk Tab ‘Kolateral’
Gambar Form Hasil Rekomendasi dan Analisis Kredit
L15
Gambar Form Cari Transaksi Pencairan
L16 Gambar Form Transaksi Pencairan Kredit
Gambar Form Lihat Jurnal Pencairan Kredit
Gambar Form Jurnal Pencairan Kredit
L17 LAMPIRAN 2
PRINTOUT DOKUMEN DAN LAPORAN YANG DIHASILKAN OLEH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT
SURAT PERNYATAAN SURVEY No. 9999/SPS//BPRDPM/XXX/9999
Melalui surat ini, saya selaku Account Officer bermaksud untuk melakukan survey atau peninjauan ke tempat tinggal Bapak / Ibu: Nama
: xxxxxxxx
Kode Nasabah : xxxxxxxx No. Rekening
: 999999
Alamat
: xxxxxxxxxxxxx
Adapun survey atau peninjauan ini merupakan prosedur lanjutan atas permohonan kredit Bapak / Ibu, dengan No. 99.9999.
Dimohon kerjasama dari Bapak / Ibu untuk memberikan informasi sejujur-jujurnya dan sejelasjelasnya guna kelancaran proses permohonan kredit ini. Saya selaku peninjau menjamin bahwa informasi yang didapatkan dari hasil survey ini akan dirahasiakan dan digunakan oleh PT. BPR Duta Pakuan Mandiri sebagaimana mestinya.
Bogor, dd mm yyyy Nasabah,
Pemeriksa / Peninjau
Nama Nasabah
Nama Karyawan Account Officer
. Gambar Surat Pernyataan Survey
L18
CATATAN PEMERIKSAAN DAN PENILAIAN ATAS BARANG BERGERAK / KENDARAAN No. 9999/CPPBB//BPRDPM/XXX/9999 Berikut merupakan catatan pemeriksaan asset / jaminan atas Permohonan Kredit No.99.9999 dari nasabah : Nama Kode Nasabah No. Rekening Alamat
: xxxxxxxx : xxxxxxxx : 999999 : xxxxxxxxxxxxx
A. Identitas Kendaraan : Merk / Jenis Model / Type Tahun Beli / Warna No. Rangka No. Mesin No. BPKB Atas Nama BPKB Nomor STNK Atas Nama STNK No. Polisi
: : : : : : : : : :
B. Identitas Pemilik Kendaraan Saat Ini : Nama : Alamat : C. Kondisi Kendaraan
: Sangat Baik - Baik – Cukup Baik – Buruk – Buruk Sekali
D. Penilaian Menurut Keadaan Sekarang : Perkiraan Harga Jual (Liquidation Harga Pasar saat ini (Market Value)
: Rp : Rp
Catatan Khusus Pemeriksaan / Peninjau :
Bogor, dd mm yyyy Pemeriksa / Peninjau
Nama Karyawan Account Officer
Gambar Catatan Pemeriksaan dan Penilaian atas Tanah dan Bangunan
L19
CATATAN PEMERIKSAAN DAN PENILAIAN ATAS TANAH DAN BANGUNAN No. 9999/CPPTB//BPRDPM/XXX/9999 Berikut merupakan catatan pemeriksaan asset / jaminan atas Permohonan Kredit No.99.9999 dari nasabah : Nama : xxxxxxxx Kode Nasabah : xxxxxxxx No. Rekening : 999999
A. Lokasi & Situasi Objek : 1. Alamat Objek 2. Jalan-Jalan yang Dilalui a. Kondisi Jalan sampai di Objek b. Jarak Lokasi dari Pusat Kota 3. Kondisi Lingkungan
B. Kondisi Tanah dan Bangunan: 1. a. Luas Tanah b. Kondisi Tanah 2. a. Luas Bangunan b. Kondisi Bangunan - Dibangun Tahun - Direnovasi Tahun - Keadaan Bangunan
c.
3.
Fasilitas Umum Banunan
: xxxxxxxxxxx : : Aspal – Tanah – Batu : +/- ___ km : Elite – Menengah ke Atas – Menengah – Menengah ke Bawah – Bawah / Kurang
: : : : : : : - Konstruksi : - Lantai : - Dinding : - Kosen : - Langit-Langit: - Atap : : - Listrik : ______ Watt - Telepon : ______ Saluran - Air : PAM / Tanah
a. Status Bangunan
: Milik Sendiri – Milik Keluarga – Sewa/Kontrak – Angsuran – Dinas
b. Penghuni
: Dihuni Sendiri / Dihuni Orang Lain
C. Status Hukum Objek : 1. Tanah : Nomor Akte PBB Surat No Atas Nama 2. Bangunan : Nomor IMB Atas Nama
: : : : :
Tanggal: Tanggal: Tanggal:
1
Gambar Catatan Pemeriksaan dan Penilaian atas Benda Bergerak (Halaman 1)
L20
A. Penilaian Transaksi Menurut Keadaan Sekarang : 1. Tanah : Perkiraan Harga Jual Saat ini (Liquidation) : Harga Pasar saat ini (Market Value) : 2. Bangunan : Perkiraan Harga Jual Saat ini (Liquidation) : Harga Pasar saat ini (Market Value) : 3. Total Perkiraan Harga Jual Saat ini (Liquidation) : Harga Pasar saat ini (Market Value) :
2
_________ m x Rp _____________ Rp 999.999.999 Rp 999.999.999 2 _________ m x Rp _____________ Rp 999.999.999 Rp 999.999.999 Rp 999.999.999 Rp 999.999.999
B. Batas-Batas Objek : Sebelah Depan : Sebelah Belakang : Sebelah Kiri : Sebelah Kanan :
Catatan Khusus Pemeriksaan / Peninjau :
Bogor, dd mm yyyy Pemeriksa / Peninjau
Nama Karyawan Account Officer
2
Gambar Catatan Pemeriksaan dan Penilaian atas Benda Bergerak (Halaman 2)
L21
SURAT PERJANJIAN KREDIT No: 9999/SPK//BPRDPM/XXX/9999 Pada hari ini, dd mm yyyy pihak yang bertanda tangan dibawah ini : 1. 2.
Juliana, SE, Direktur dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama BANK PERKREDITAN RAKYAT PT. BPR DUTA PAKUAN MANDIRI berkedudukan Di BOGOR, berkantor di Jl. Raya Tajur No.45 BOGOR. Selanjutnya disebut “BANK”. (Nama Debitur) , bertempat tinggal di (Alamat Debitur), dengan KTP Nomor 999999999999. Selanjutnya disebut “DEBITUR”
MENYATAKAN -bahwa atas permohonanDEBITUR, maka BANK menyetujui untuk memberikan pinjaman/hutang kepadaDEBITUR; -bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, para pihak telah bersepakat untuk dan dengan ini membuat suatu perjanjian dengan memakai ketentuan-ketentuan dan syarat sebagai berikut: PASAL 1 DEBITUR dengan ini menyatakan bahwa pada tanggal 20 Pebruari 2008 telah meminjam uang dan demikian berhutang kepada BANK, uang tunai sejumlah Rp 999.999.999.999 (xxxxxxx rupiah) dan untuk penerimaan uang tunai dengan sejumlah tersebut diatas, DEBITUR memberikan kwitansinya yang sah berupa akte ini. Pengakuan hutang oleh DEBITUR tersebut dengan ini diterima baik oleh BANK. PASAL 2 Untuk hutang tersebut, DEBITUR dikenakan : a. Biaya provisi sebesar 99,99% ( xxxxxx persen) dari seluruh pinjaman/hutang dan dipungut dimuka pada tanggal ditanda tangani surat perjanjian kredit ini. b. Bunga sebesar 99,99% (xxxxx persen) per bulan dihitung dari seluruh pinjaman/hutang yang harus dibayar pada setiap tanggal 20 (Dua puluh) tiap bulannya dan untuk pertama kalinya pada tanggal dd mm yyyy (sesuai dengan perjanjian kredit di tanda tangani) PASAL 3 Hutang tersebut harus dibayar kembali selambat-lambatnya sesudah 18 (Delapan belas) bulan dihitung dari tanggal dd mm yyyy (tgl perjanjian kredit) dengan ketentuan bahwa apabila pada tanggal dd mm yyyy (tgl jatuh tempo) DEBITUR belum melunasi semuanya itu, maka lewatnya waktu saja telah menjadi bukti tentang pelanggaran atau kelalaian DEBITUR, untuk hal pelanggaran atau kelalaian/wanprestasi mana tidak diperlukan lagi pemberitahuan dengan surat juru-sita atau surat lain semacam itu, dalam manaDEBITUR harus membayar juga denda. PASAL 4 Apabila DEBITUR terlambat melakukan pembayaran terhadap kewajiban angsuran bunga maka di kenakan denda sebesar 0.5 % atau 5 ‰ (lima per mil) setiap hari keterlambatan dari kewajiban angsuran bunga dan apabila keterlambatan pembayaran hutang pokok pada saat jatuh tempo DEBITUR belum melakukan atas seluruh hutang maka DEBITUR wajib untuk membayar denda keterlambatan dari hutang pokok sebesar 0.3 % atau 3 ‰ (tiga per mil) setiap hari keterlambatan PASAL 5 Jumlah yang dihutang berikut bunga dan dendanya jika ada dapat ditagih dengan seketika dan sekaligus, dengan tidak mengindahkan peraturan pembayaran yang telah ditetapkan : a. bahwa DEBITUR berhak melunasi hutangnya / mengakhiri perjanjian ini sebelum berakhir jangka waktu, dimana DEBITUR dalam 7 (Tujuh) hari sebelumnya terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada pihak BANK. b. Begitu pula pihak BANK dapat memutuskan perjanjian kredit ini secara sepihak dan menagih secara seketika dan sekaligus terhadap hutang pokok, bunga, denda dan biaya-biaya lainnya dengan tidak mengindahkan peraturan pembayaran yang telah ditetapkan; apabila atas harta milik DEBITUR dan/atau pemberi jaminan/pemberi tanggungan, baik sebagian maupun seluruhnya diletakkan sitaan eksekusi (executorial beslag)atau sita jaminan (conservatoir beslag) ataupun sitaan dalam bentuk dan karena alasan apapun juga, baik oleh Pengadilan dan/atau instansi yang berwenang lainnya. apabila harta kekayaan DEBITUR dan/atau pemberi tanggungan/pemberi jaminan atau nilai barang-barang yang dijaminkan tersebut menjadi berkurang sedemikian rupa sehingga tidak lagi merupakan jaminan yang cukup bagi hutang DEBITUR kepada BANK, satu dan lain menurut penetapanBANK; apabila DEBITUR dan/atau pemberi jaminan/pemberi tanggungan jatuh pailit, meminta penundaan pembayaran (surseance van betaling), meninggal dunia, ditaruh dibawah pengampunan (onder curatele), melakukan suatu perbuatan atau terlibat dalam suatu peristiwa yang menurut pertimbangan BANK dapat membahayakan pemberian hutang tersebut, meninggalkan tempat tinggalnya dengan tidak meninggalkan kuasa, dibubarkan/dilikwidasi (sejauh mengenai badan hukum) atau kehilangan hak untuk menguasai harta bendanya; apabila likwiditas BANK dan keadaannya tidak mengijinkan, antara lain force majeure, keadaan krisis, kemacetan likwiditas atau adanya kebijaksanaan yang diambil oleh Pemerintah dibidang ekonomi/moneter.
一 一 一 一
PASAL 6 Semua biaya-biaya yang bersangkutan dengan penagihan tersebut, baik diluar maupun didalam Pengadilan, termasuk juga biaya penagihan (inkaso kosten) sebesar 10% (sepuluh) persen dari jumlah pokok penagihan yang harus dibayar apabila BANK menyerahkan penagihannya kepada seorang pengacara atau kuasa, begitu pula semua ongkos yang bersangkutan dengan realisasi penggunaan dan penjualan jaminan untuk hutang tersebut, termasuk komisi dan biaya-biaya lainnya kepada PIHAK KETIGA, harus dipikul dan dibayar sepenuhnya oleh DEBITUR, biaya-biaya mana dengan segera dan sekaligus dapat ditagih olehBANK. PASAL 7 Apabila BANK mempergunakan hak-haknya berdasarkan perjanjian ini dan perjanjian-perjanjian lainnya yang bersangkutan, maka baik tentang adanya maupun tentang jumlahnya hutang DEBITUR kepada BANK tersebut, tidak perlu terlebih dahulu ditetapkan oleh-atau terbukti bagi kedua belah pihak, akan tetapi BANK berhak untuk dengan leluasa menetapkan sendiri jumlah penagihannya atas DEBITUR, yaitu jumlah hutang, bungabunga, denda-denda, dan biaya-biaya lainnya yang dipunyai oleh DEBITUR pada saat penghentian perjanjian ini atas DEBITUR, satu dan lain dengan tidak mengurangi hak DEBITUR untuk setelah membayar seluruh penagihan tersebut kepada BANK, menuntut kepada BANK agar BANK untuk pembayaran kelebihan mana DEBITUR tidak berhak menuntut/meminta sesuatu penggantian kerugian apapun kepada BANK.
1
Gambar Surat Perjanjian Kredit (Halaman 1)
L22
Jl. Raya Tajur No.45 BOGOR Telp.(0251) 838-3111, 838-4111 Fax.(0251) 837-9979
PASAL 8 DEBITUR tunduk kepada semua peraturan dan kebiasaan mengenai perjanjian hutang serta perjanjian-perjanjian pemberian tanggungan/jaminan yang ada pada BANK dan yang akan ditetapkan oleh BANK INDONESIA baik yang sekarang sudah maupun yang akan ditetapkan kelak, meskipun disini tidak ditetapkan secara tersendiri. Segala akibat dari perjanjian ini maupun perjanjian-perjanjian lainnya yang bersangkutan bagi pihak-pihak yang bersangkutan dengan DEBITUR adalah berlaku secara tanggung renteng (hoofdelijk) berdasarkan ketentuan pasal 1280 dan pasal-pasal lainnya yang bersangkutan didalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. PASAL 9 Dalam hal BANK -atas permintaan dari DEBITUR -memberikan persetujuan untuk perpanjangan waktu hutang, maka DEBITUR dengan ini -untuk nanti dipergunakan pada waktunya -memberi kuasa kepada BANK untuk menyelesaikan semua surat-surat dan membayar semua biaya sehubungan dengan perpanjangan waktu hutang tersebut. PASAL 10 Sebagai jaminan/tanggungan untuk terbayarnya kembali dengan seksama semua hutang DEBITUR kepada BANK, demikian berikut bunga-bunga, denda-denda dan biaya-biaya lainnya yang mungkin ada, DEBITUR dengan ini menjaminkan semua harta kekayaan yang dimilikinya dan dimanapun juga harta kekayaan itu berada, tetapi terutama kepada BANK diberikan tanggungan/jaminan sesuai dengan lampiran pertama : dengan data sebagai berikut :
-akta mana merupakan lampiran dan bagian penting yang tidak terpisahkan dari perjanjian hutang ini, yang tidak akan dibuat tanpa dibuatnya akta tersebut diatas. Bilamana setelah hutang tersebut habis masa berlakunya, dihentikan atau tidak diperpanjang lagi dan ternyata DEBITUR belum atau tidak melunasi pokok hutang, bunga-bunga, denda-denda dan biaya-biaya lainnya yang mungkin ada, maka BANK berhak untuk mempergunakan hak-hak dan kekuasaan-kekuasaan yang tersebut dalam akta yang terlampir itu. Hak-hak dan kekuasaan-kekuasaan tersebut tidak dapat ditarik kembali, tidak akan berakhir dikarenakan sebab-sebab yang tercantum dalam pasal 1812 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau dikarenakan apaun juga. Semua akibat-akibat dari perjanjian ini serta perjanjian-perjanjian lainnya yang bersangkutan bagi pihak-pihak yang menjadi penanggung/penjamin hutang ini, adalah berlaku secara tanggung renteng (hoofdelijk) berdasarkan ketentuan-ketentuan dari pasal 1280 dan pasalpasal lainnya bersangkutan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
PASAL 11 Apabila DEBITUR dan/atau pihak penjamin/pemberi tanggungan tidak dapat atau lalai memenuhi kewajibannya (mereka) sesuai ketentuan dan perjanjian-perjanjian yang ada, maka BANK berhak -tanpa perantaran Pengadilan dan dengan mengenyampingkan ketentuan-kententuan dalam pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, -untuk langsung menjual barang-barang jaminan termaksud diatas, baik dibawah tangan maupun dimuka umum (secara lelang) dengan harga dan dengan syarat-syrarat yang ditetapkan oleh BANK, dengan ketentuan bahwa pendapatan bersih dari penjualan diperuntukkan pembayaran kembali hutang yang dijamin tadi. PASAL 12 Apabila DEBITUR tidak juga melunasi hutangnya, demikian berikut bunga-bunga, denda-denda dan biaya-biaya lainnya yang mungkin ada sebagaimana mestinya dalam waktu yang ditentukan dalam perjanjian hutang dan/atau perjanjian perpanjangannya, maka BANK berhak untuk menjual baik dibawah tangan ataupun secara lelang barang-barang DEBITUR dan mempehitungkan hasil penjualan tersebut, dengan hutang DEBITUR dan bunga-bunga, denda-denda dan biaya-biaya lainnya yang mungkin ada sebagaimana mestinya. Bilamana hasil penjualan tersebut ternyata lebih dari pada apa yang harus dibayar oleh DEBITUR kepada BANK, maka kelebihan itu akan dibayar oleh BANK kepada DEBITUR tanpa bunga; sedangkan jika hasilnya ternyata kurang daripada apa yang harus dibayar oleh DEBITUR kepada BANK, maka kekurangan itu tetap menjadi hutang yang harus dibayar oleh DEBITUR kepada BANK, dan untuk memenuhi kekurang-kekurangan itu,BANK dapat mengambil barang-barang lain milik DEBITUR. PASAL 13 BANK yang diberikan hak untuk mengasuransikan barang-barang jaminan tersebut dalam asuransi sejumlah uang yang ditetapkan oleh BANK, dengan dilengkapi oleh “BANKER’S CLAUSE” dan pada suatu maskapai asuransi yang ditetapkan oleh BANK juga, dengan perjanjian bahwa apabila tentang barang-barang jaminan tersebut dibayarkan uang asuransi (assurantie penningen) karena bahaya yang dipertanggungkan terjadi, BANK berhak menerima uang asuransi tersebut serta memberi/menandatangani kwitansi atas penerimaan itu, selanjutnya dari uang asuransi tersebut membayar kepada dirinya sendiri jumlah yang dihutang oleh DEBITUR demikian berikut bunga-bunga, denda-denda, dan biaya-biaya lainnya yang mungkin ada, dan jika masih ada sisa, menyerahkan sisa itu kepadaDEBITUR. Dalam hal uang asuransi tersebut tidak cukup untuk melunasi hutang DEBITUR kepada BANK tersebut, sisa hutang tersebut tetap menjadi hutang DEBITUR kepada BANK. PASAL 14 BANK berhak sepenuhnya untuk mempertanggungkan/mengalihkan (lagi) semua hak dan kewajibannya sebagai Kreditur terhadap DEBITUR maupun (para) penjamin kepada pihak berwenang lainnya. PASAL 15 Biaya-biaya akta (akte) sehubungan dengan pemberian/perpanjangan kredit dan/atau pemberian tanggungan/pemberian jaminan dibebankan kepada dan akan ditarik langsung dariDEBITUR. PASAL 16 Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan ditetapkan kemudian dalam suatu Perjanjian Tambahan yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. PASAL 17 Tentang perjanjian ini dan semua hubungan dan akibat-akibatnya, pihak-pihak memilih tempat tinggal yang tetap dan semuanya, di kantor Panitia Pengadilan Negeri di BOGOR. Pemilihan tempat tinggal ini juga berlaku bagi (para) ahliwaris dan/atau (para) pengganti hak dari para pihak.
Demikian perjanjian ini dibuat di BOGOR, pada hari dan tanggal tersebut pada awal perjanjian ini, dan setelah dibaca dan dimengerti isinya, lalu ditanda tangani oleh para pihak sebagai tanda persetujuannya.
2
Gambar Surat Perjanjian Kredit (Halaman 2)
L23
Gambar Surat Perjanjian Kredit (Halaman 3)
L24
SURAT KEPUTUSAN KREDIT No. 9999/SKK//BPRDPM/XXX/9999 Ditujukan kepada Pimpinan Kantor Pusat PT. BPR Duta Pakuan Mandiri, Berdasarkan Permohonan Kredit No. 99.9999, atas pengajuan dari nasabah : Nama
: xxxxxxxx
Kode Nasabah : xxxxxxxx No. Rekening
: 999999
Alamat
: xxxxxxxxxxxxx
Hasil Rekomendasi Analisis Kredit : LAYAK, (Keterangan Golongan)
Penjelasan Pinjaman : Platfond Pinjaman Bunga Pinjaman Jangka Waktu / Lama Pinjaman Angsuran Per Bulan
: Rp 99.999.999.999 : 99 % / 12 Bulan : 99 tahun : Rp 9.999.999
Penjelasan Biaya : Provisi : Rp 99.999.999 Asuransi : [TLO / ARK] sebesar 99.99 % : Rp 99.999.999 Jangka Waktu : 99 Bulan Asuransi Jiwa : Rp 99.999.999 Fiducia : Rp 99.999.999 Cek Fisik : Rp 99.999.999 Notaris : Rp 99.999.999 Jaminan : dengan data sebagai berikut : Jenis Jaminan : Total Nilai Jaminan : Rp 999.999.999
Bogor, dd mm yyyy
Buyung Zaharudin,S.E. Supervisor Kredit/Marketing
Eka Kheresna,S.E. General Manager
Gambar Surat Keputusan Kredit
L25
SURAT PERINTAH PENCAIRAN KREDIT No. 9999/SPPK//BPRDPM/XXX/9999
Diminta kepada Head Teller untuk menyiapkan uang tunai sebesar : Rp. 999.999.999.999 (Pembilang nominal kredit Rupiah)
Untuk Pencairan Kredit Nasabah : Nama
: xxxxxxxx
Kode Nasabah : xxxxxxxx No. Rekening
: 999999
Alamat
: xxxxxxxxxxxxx
Sesuai dengan Surat Keputusan Kredit No. 9999/SKK//BPRDPM/XXX/9999
Bogor, dd mm yyyy Pemberi Perintah,
T. Wisnu Wardhana Legal Officer
Disetujui Oleh:
Peter Arianto Kuntjoro
Eka Kheresna, S.E.
Operation Manager
General Manager
Gambar Surat Perintah Pencairan Kredit
L26
BUKTI TANDA TERIMA UANG No. 9999/BTTU//BPRDPM/XXX/9999
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: xxxxxxxx
Kode Nasabah : xxxxxxxx No. Rekening
: 999999
Alamat
: xxxxxxxxxxxxx
Dengan ini mengakui bahwa telah menerima uang tunai dari PT. BPR DUTA PAKUAN MANDIRI. Sejumlah Rp. 999.999.999.999 (xxxxxxxxxxxxx rupiah) Sebagai pinjaman berdasarkan Surat Perjanjian Kredit Nomor : 9999/SPH//BPRDPM/XXX/9999.
Bogor, dd mm yyyy Teller,
Yang Menerima,
Nama Teller
Nama Nasabah
Gambar Bukti Tanda Terima Uang
L27
Gambar Tampilan Jurnal Transaksi Pencairan Kredit untuk Produk FIX
Gambar Tampilan Jurnal Transaksi Pencairan Kredit untuk Produk FIM
L28
Gambar Tampilan Jurnal Transaksi Pencairan Kredit untuk Produk PTAB
Gambar Tampilan Laporan Permohonan Kredit
L29
Gambar Tampilan Laporan Pencairan Kredit
Gambar Tampilan Laporan Jurnal Pencairan Kredit
L30
Gambar Tampilan Laporan Status Pembayaran Kredit
Gambar Tampilan Laporan Penolakan Permohonan Kredit
L31 LAMPIRAN 3 BEBERAPA DOKUMEN YANG DIGUNAKAN SISTEM BERJALAN SAAT INI
ANALISA KREDIT DATA CALON DEBITUR Nama Debitur
:
Alamat / Domisili
:
No Telp / HP
Nama Panggilan : Alamat Tagih
:
:
Tanggal Lahir Debitur : Nama Pasangan Deb
: _____________________________________________________________
Jenis Usaha
Perdagangan
Industri
Pegawai
Sektor Ekonomi
:
Perdagangan
Pertanian
Jasa
Status Perkawinan
:
Menikah
Belum Menikah
Cerai
:
Tanggal Pernikahan / Perceraian : Penduduk
:
Debitur
:
Jenis Pinjaman
Asli
:
Pendatang
BARU
RO
RESTRUK
FIX
FIM
PTAB
PENGAJUAN PINJAMAN CALON DEBITUR Pokok Hutang
:
Administrasi :
Bunga
:
Provisi
%/Thn
Angsuran
: :
:
Asuransi
Coverage Asuransi:
:
Jangka Waktu
:
TLO
ALL RISK
BANKERS CLAUSE
Bulan
TUJUAN PINJAMAN Tujuan Pinjaman
:
KARAKTER CALON DEBITUR Latar Belakang Debitur :
Survey Dan Track Checking Tempat Tinggal STATUS
ALAT BUKTI
LUAS TANAH
Milik Sendiri
Sertifikat Tanah/Bangunan
Rek. Tel/Listrik
Orang Tua
Surat Sewa/Kontrak
Kwitansi
PBB
LUAS BANGUNAN
< 100 M2
< 100 M2
100 - 300 M2
100 - 300 M2
Sewa/Kontrak
300 - 1000 M2
300 - 1000 M2
Keluarga
> 1000 M2
> 1000 M2
LEBAR JALAN
KONDISI LINGKUNGAN
STATUS LINGKUNGAN
<5M
Mewah
Komplek Real Estate
5 - 10 M
Menengah
Non Komplek Real Estate
> 10 M
Kumuh
Komplek Instansi
Gang TRACK CHECKING Lama Tinggal Dialamat Tersebut
SUMBER INFORMASI DARI: Tahun
NAMA SUMBER :
Pak RT
Tetangga
Anggota Hansip
Calon Debitur Tidak Bermasalah Dengan Hutang?
Pak RT
Tetangga
Anggota Hansip
Calon Debitur Tidak Bermasalah Dilingkungan?
Pak RT
Tetangga
Anggota Hansip
Pastikan kebenaran data-data diatas.
Gambar Tampilan Form Analisis Kredit Sementara (Halaman 1)
L32 Denah Lokasi Tempat Tinggal :
Hasil BI Checking Debitur Tidak Ditemukan Ditemukan Sebagai Berikut : No. Nama Bank
Baki Debet
KOL
Keterangan
Baki Debet
KOL
Keterangan
TOTAL Hasil BI Checking Pasangan Tidak Ditemukan Ditemukan Sebagai Berikut : No. Nama Bank
TOTAL
Kesimpulan Karakter Calon Debitur
:
KAPITAL CALON DEBITUR Karyawan Skala Perusahaan Calon Debitur Bekerja : Jenis Pekerjaan
:
Asset Yang Dimiliki Calon Debitur
:
Besar Pegawai Negri
Menengah Pegawai Swasta
Kecil
Jumlah Karyawan
Tahun Berdirinya Perusahaan
: :
Wiraswasta Asset Yang Dimiliki Calon Debitur
:
Nilai - Nilai Usaha Saat Ini
:
Gambar Tampilan Form Analisis Kredit Sementara (Halaman 2)
Orang
L33 KAPASITAS CALON DEBITUR
Karyawan Sumber Pengembalian Pinjaman
:
Nama Perusahaan Alamat Kantor No. Telp Kantor
: : :
Lama Bekerja
:
Status Karyawan :
Gaji Calon Nasabah
: Rp.
Posisi Bekerja
:
Gaji Suami/Istri
: Rp.
Posisi Bekerja
:
Pendapatan Lain-Lain
: Rp.
Total Pendapatan
: Rp.
Pengeluaran R/Tangga
: Rp.
Pengeluaran Lain-Lain
: Rp.
Pengeluaran Pinjaman Tempat Lain
: Rp.
Pengeluaran Estimasi Pinjaman di BPR
: Rp.
Besar Angsuran
: Rp.
Pendapatan Bersih
: Rp.
Besar Pendapatan Bersih
: Rp.
Note / Catatan
:
Kontrak
Karyawan Tetap
Cash Flow
Lampirkan Rekening Koran/Tabungan
Wiraswasta Sumber Pengembalian Pinjaman
:
Jenis Usaha
:
Tempat Usaha
:
Milik Sendiri
Mengontrak
Biaya Mengontrak
Rp.
Lokasi Usaha
:
lapak
Pasar / Kios
Rumah
Kaki lima / Emperan
Jumlah Karyawan Lama Usaha Badan Usaha Alamat Usaha
:
__________Orang
:
__________Tahun
Tahun Berdiri
:
: :
Cash Flow Omzet Per Bulan
: Rp.
Omzet Perhari : Rp.
Profit Margin
: Rp.
Profit Perhari
Pendapatan Lain-lain
: Rp.
Biaya Pegawai
: Rp.
Biaya Lain-lain
: Rp.
Pengeluaran R/Tangga*
: Rp.
Keterangan * : Biaya Hidup, Rek telp, Rek listrik, rek Air dll
Pengeluaran Pinjaman Tempat Lain Pengeluaran Estimasi Pinjaman di BPR
: Rp. : Rp. : Rp.
Besar Angsuran
Pendapatan Bersih
: Rp.
Besar Pendapatan Bersih
: Rp. : Rp.
Catatan : Notes
: 1. Apabila Isian diatas tidak mencukupi dibuat tersendiri. 2. Lampirkan rekening koran/tabungan
Kesimpulan Kapasitas :
Gambar Tampilan Form Analisis Kredit Sementara (Halaman 3)
L34 COLATERAL/JAMINAN CALON DEBITUR :
Jenis
Mobil
Motor
Nilai Jaminan (tabel/njop) :
:
Spesifikasi
Bukti Kepemilikan
:
:
Taksasi Berdasarkan Pasar
:
Kondisi Jaminan
Verifikasi Kepemilikan Jaminan :
Nama :
(Bukan a.n. Sendiri)
Hasil :
No. Telp. :
KONDISI CALON DEBITUR Pribadi
:
Usaha
:
Ekonomi :
REKOMENDASI KREDIT CALON DEBITUR , diusulkan diberikan kredit sebagai berikut :
Calon Debitur atas nama :
Pokok Hutang
:
Asuransi
:
Bunga______%/Thn
:
Administrasi
:
Angsuran
:
Provisi
:
Jangka Waktu
:
Fidusia
:
Usulan Bunga
:
:
Bogor,
DIBUAT OLEH,
DIPERIKSA OLEH,
(
)
(
)
(
TL/Senior / Senior Account Officer
) Supervisor
DISETUJUI OLEH,
(
) Manager / Pimcab
(
) General Manager
(
) COO
(
) Direksi
Catatan : (Komite Kredit)
Gambar Tampilan Form Analisis Kredit Sementara (Halaman 4)
L35
Gambar Tampilan Form Kelengkapan Data Nasabah
L36
Gambar Tampilan Form Permohonan Kredit (Halaman 1)
L37
Gambar Tampilan Form Permohonan Kredit (Halaman 2)
L38 LAMPIRAN 4 HASIL WAWANCARA
Wawancara I Responden : Bpk. Berry Sundara Jabatan: IT Supervisor
1. Bagaimana Anda menilai sistem pemberian kredit yang diimplementasikan saat ini? Peranan sistem informasi yang ada saat ini lebih ke penyimpanan data saja. Dahulu semua proses manual, sekarang sudah lebih tersistemasi dengan adanya penyimpanan database nasabah serta debitur. Database ini juga sering kita maintan, backup. 2. Apa saja kekurangan sistem yang ada? Saat ini masih belum terintegrasi dengan prosedur kredit, jadi untuk pemberian kredit kebanyakan pemrosesannya masih manual menggunakan dokumen-dokumen. Untuk cetak dokumen sudah ada template nya sih, tapi masih di Ms.Word belum ada sistem yang mengcover pencetakan dokumen otomatis. Untuk checklist dokumen saja masih pake form manual. 3. Harapan Bapak ke depannya ingin mengimplementasikan sistem informasi yang seperti apa, karena menurut saya dari yang Bapak sampaikan sistem saat ini di BPR ini masih sangat sederhana? Harapannya adalah adanya rancangan sistem yang memenuhi kebutuhan user lebih maksimal. Manajemen saat ini kesulitan dalam merancang dan memetakan kebutuhan sistem, jadi cenderung terima saja dengan keadaan saat ini. Kalau bisa ada sistem yang lebih kompleks mengacu ke pemberian kredit, sehingga manajemen dapat lebih mengelola data kredit secara maksimal dan mengurangi resiko kredit macet. Bisa saja dibuatkan sistem yang memunculkan notifikasi status nasabah saat ini apakah sudah bayar angsuran atau belum, dan juga menampilkan simulasi pembayaran angsurannya juga. Seperti itu contohnya.
L39 Wawancara II Responden: Bpk. Adhy M. Jabatan: Internal Audit 1. Bagaimana Bapak meninjau prosedur pemberian kredit yang berjalan saat ini? Apakah menurut Bapak sudah ada pengendalian internal terkait proses pemberian kredit ini? Sejauh ini sebetulnya prosedur pemberian kredit yang berjalan masih belum efektif, karena kami kesulitan dalam memantau proses yang ada khususnya yang berkaitan dengan para AO. AO disini diberikan pekerjaan ganda. Di satu sisi mereka dikejar target oleh Supervisor nya untuk mencapai omset kredit, jadi mereka harus gencar mencari calon nasabah. Sementara hal itu beresiko, karena AO juga merangkap sebagai orang yang mensurvey calon nasabah itu termasuk si penilai kelayakan kreditnya. Jadi dengan mudahnya AO itu melayakanan calon debitur, supaya target kredit mereka itu terpenuhi. Jadi data hasil survey nya itu direkayasa agar seolah-oleh baik.
2. Bagaimana Bapak mengetahui hal tersebut? Apa dampak yang ditimbulkan dari peristiwa semacam itu? Kami mengetahuinya karena banyaknya kredit macet yang terjadi. Dampaknya kredit macet itu. Bila kredit sudah dicairkan, jujur saja manajemen sudah sulit untuk mengatasi masalah ini. Bila terjadi kredit macet seperti itu, biasanya kami menugaskan HR atau AO yang lain untuk mengecek ke tempat si nasabah. Biasanya begitu dicek ke tempat nasabah ternyata foto lokasi yang dahulu dilampirkan dalam Form Analisis Kredit itu rekayasa atau bukan lokasi sebenarnya. Barulah kita tahu ternyata si AO yang membuat analisis itu merekayasa informasi. Biasanya AO tersebut kami beri Surat Peringatan, bila sudah 3 kali diberi SP kami langsung pecat. Untuk nasabahnya, kami berikan Surat Pemberitahuan Terlambat Bayar.
Diharapkan dalam waktu 7x24 jam setelah
menerima surat tersebut, nasabah itu bisa langsung melunasinya. Bila tidak juga dilunasi, hal yang dapat dilakukan oleh manajemen adalah penggadaian jaminan atau pencairan jaminan.
3. Apakah pihak manajemen atas (GM, Direksi, COO) sudah mengetahui masalah seperti ini? Karena menurut saya, bila terus dibiarkan hal ini beresiko sekali
L40 bagi perusahaan ke depannya. Bila sudah tahu, apakah mereka memberikan solusi dan tanggapan atas masalah ini? Kami sudah berusaha memberitahukan hal ini pada mereka. Mereka jujur saja kesulitan mengendalikan hal ini, karena memang prosedur sistem sekarang masih kurang terorganisir, pembagian tugasnya pun masih belum maksimal. Ibu Juliana sudah menugaskan saya untuk memperbaiki prosedur yang berjalan, kekurangannya seperti apa, namun saya pun kesulitan karena tugas saya pun terkadang harus ke cabang memantau kredit mereka apakah sudah mencapai omset, dan sebagainya. Mereka pun cenderung lepas tangan begitu tidak memberikan harapan kepada saya untuk ke depannya harus seperti apa, prosedur yang baik dan benar yang mereka harapkan seperti apa. Saya merasa masih kurang capable untuk menangani masalah ini. Tapi saya sudah berusaha untuk memperbaiki prosedur yang sudah ada. Untuk sementara, saya sudah menghimbau pada Supervisor Kredit Marketing, untuk membagi tugas secara benar serta memonitor kinerja para staf nya. Kan itu sebenarnya tugas dia untuk mengecek perkreditan, kalau seperti ini terus Supervisornya yang akan kami tindak lanjuti.
4. Harapan Bapak selaku staf disini guna menyelesaikan masalah ini ke depannya seperti apa? Saya berharap manajemen lebih peduli terhadap masalah pengendalian internal, seperti monitoring, pembagian tugas, dan pengarahan tugas secara maksimal. Sistem pemberian kredit yang ada juga harusnya diperbaiki agar lebih optimal dalam melakukan pemberian kredit.
Wawancara III Responden: Bpk. Buyung Z Jabatan: Supervisor Marketing dan Kredit 1. Bagaimana Bapak meninjau prosedur pemberian kredit yang berjalan saat ini? Apakah sudah baik menurut Bapak? Jujur saja sebetulnya prosedur pemberian kredit di BPR ini masih sulit untuk dimonitoring. Karena sebagai supervisor kan tugas saya sebetulnya melakukan pengawasan, tapi prosedur ini tidak membantu saya dalam melakukan pengawasan. Misalnya saja sekarang ini AO itu banyak yang memanipulasi data, sudah berusaha saya monitoring ke lapangan. Beberapa yang saya monitoring tidak manipulasi,
L41 namun kan AO kita ada banyak ada 5, kalau saya ikutin terus saya juga tidak bisa bekerja maksimal kan. Harapannya, saya ingin ada sistem atau prosedur yang mengontrol pekerjaan AO sehingga resiko manipulasi data ini bisa berkurang. Karena bila data survey saja dimanipulasi, hasilnya ke pemberian kredit juga melenceng dan tidak objektif, akan bahaya bagi perusahaan.
2. Apakah Bapak sudah memberi usulan ke pihak manajemen, direksi, GM terkait masalah ini? Solusi seperti apa yang mereka tawarkan? Solusi yang mereka tawarkan adalah otorisasi, verifikasi setiap dokumen permohonan kredit yang dibuat oleh AO, dan pengecekan kelengkapan berulang-ulang. Mungkin saja cara ini bisa mengurangi sedikit resikonya, namun bila melakukan hal ini sangat tidak efisien. Apalagi sekarang kan marketing juga diberi target per minggu harus deal dengan berapa calon debitur, bila 1 proses persetujuan kredit saja memakan waktu berhari-hari karena pengecekan ulang-ulang ini, kapasitas kita bisa turun dan target bisa tidak tercapai.
3. Menurut Bapak ke depannya, hal apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini? Mungkin dengan adanya sistem ya, kan harusnya bisa lebih efisien dan cepat. Karena proses pencatatan kredit, pengecekan dokumen, analisis ini kan semuanya masih by human. Resiko nya besar kalau salah, saya berharap ada sistematisasi dalam pemberian kredit ini untuk mencapai efektifitas dan efisiensi.
Wawancara IV Responden: Bpk. Eka Kheresna Jabatan: General Manager
1. Secara overview, apakah Bapak merasa prosedur pemberian kredit yang dijalankan BPR Duta Pakuan Mandiri saat ini sudah maksimal dan optimal? Saya rasa belum. Akhir-akhir ini tingkat NPL kita itu meningkat, seiring dengan pertambahan jumlah debitur dan jumlah kredit, tapi resikonya jg meningkat. Ini mengkhawatirkan sejujurnya. Kalau sudah seperti ini bila tidak ditindaklanjuti serius, BI akan memberikan tinjauan buruk bagi BPR ini. Hal ini terjadi karena memang kami
L42 kesulitan dalam mengontrol kinerja marketing dalam memprospek calon debitur. Memang dari sisi manajemen menginginkan mereka mencapai target dan memprospek banyak debitur, namun bila hasil prospekannya tidak sesuai juga kan masalah.
2. Untuk ke depannya, apa yang Bapak akan lakukan guna mengatasi hal ini? Dan apa harapan Bapak? Ke depannya saya akan lebih sering mengawasi AO, dan memberikan training sekitar cara prospecting orang. Untuk menilai kelayakan kreditnya pun rasanya AO harus diberi informasi kembali mengenai 5C dan pentingnya pengukuran secara akurat. Saya juga mengusulkan kepada Direksi untuk mengimplementasikan sistem yang baru yang lebih kompleks, namun rasanya beliau masih kesulitan dalam memetakan kebutuhan sistem baru ini akan seperti apa, karena memang beliau jarang punya waktu banyak disini. Mudah-mudahan bila ada sistem yang baik khususnya yang mendukung perkreditan di BPR ini, resiko dapat kita minimalisir dan efisiensi operasi juga dapat ditingkatkan.