LAB MANAJEMEN DASAR MODUL METODE RISET PRAKTIKUM I LAB KAMPUS H
Nama
:
NPM/Kelas
:
Fakultas/Jurusan
:
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Kelapa dua E531
1
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA I.
UJI VALIDITAS Sebelum instrument/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari kevalidan dan reliabilitas alat ukur tersebut. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid, valid artinya ketepatan mengukur atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah variable yang akan diukur. Kerlinger (1990) membagi validitas menjadi tiga, yaitu content validity (validitas isi), construct validity (validitas konstruk), dan criterion-related validity (validitas berdasar kriteria). Uji validitas dan realibilitas digunakan untuk menguji data yang berasal dari daftar pertanyaan atau kuesioner responden, validitas dan reliabilitas dapat membuktikan bahwa daftar pertanyaan dalam kuesioner yang diisi oleh responden sudah mewakili populasi atau belum. Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner yaitu keharusan sebuah kuesioner untuk valid dan reliabel. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sedangkan suatu kuisioner dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya dapat dilihat melalui hasil r-hitung yang dibandingkan dengan r-tabel, dimana r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2 (signifikan 5%, n = jumlah sampel). Jika r-tabel < r-hitung maka valid Jika r-tabel > r-hitung maka tidak valid Tipe – tipe umum pengukuran validitas : 1. Validitas Isi Validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah “ sejauh mana item-item dalam suatu alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dari keseluruhan kawasan. Pengertian validitas “ mencakup keseluruhan kawasan isi “, tidak saja menunjukkan bahwa alat ukur tersebut harus komprehensif isinya, tetapi harus pula memuat hanya isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Walaupun isi atau kandungannya komprehensif tetapi bila suatu alat ukur mengikutsertakan pula item-item yang tidak relevan dan berkaitan dengan hal-hal di luar tujuan ukurnya, maka validitas alat ukur tersebut tidak dapat dikatakan memenuhi ciri-ciri validitas yang sesungguhnya. Validitas isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu face validity (validitas muka) dan logical validity (validitas logis). a. Face Validity (Validitas Muka) Validitas muka adalah tipe validitas yang paling rendah signifikasinya karena hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur, maka dapat dikatakan validitas muka telah terpenuhi. Dengan alasan kepraktisan banyak alat ukur yang pemakaiannya terbatas hanya mengandalkan validitas muka. b. Logical Validity (Validitas Logis) Validitas logis disebut juga sebagai validitas sampling. Validitas tipe ini menunjuk pada sejauhmana isi alat ukur merupakan representasi dari aspek yang hendak diukur. Untuk mempeoleh validitas logis yang tinggi suatu alat ukur harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi hanya item yang relevan dan perlu menjadi bagian alat ukur secara keseluruhan. Suatu objek ukur yang hendak diungkap oleh alat ukur hendaknya harus dibatasi lebih dahulu kawasan perilakunya secara seksama dan konkrit. Validitas logis memang sangat penting peranannya dalam penyusunan tes presentasi dan penyusunan skala, yaitu dengan memanfaatkan blue-print atau table spesifikasi.
2
2. Validitas Konstruk Validitas konsturk adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauhmana alat ukur mengungkap suatu konstruk teoritis yang hendak diukurnya. Pengujian validitas konstruk merupakan proses yang terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep mengenai trait yang diukur. Walaupun pengujian validitas konstruk biasanya memerlukan teknik analisis statistic yang lenih kompleks daripada teknik yang dipakai pada pengujian validitas empiris lainnya, tetapi validitas konstruk tidaklah dinyatakan dalam bentuk koefisien validitas tunggal. 3. Validitas Berdasar Kriteria Pendekatan validitas berdasarkan kriteria menghendaki tersedianya criteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian suatu alat ukur. Suatu kriteria adalah variabel perilaku yang akan diprediksikan oleh suatu alat skor. Untuk melihat tingginya validitas berdasar kriteria, maka dilakukan komputasi korelasi antara skor alat ukur dengan skor kriteria. Validitas berdasar criteria menghasilkan dua macam validitas, yaitu validitas prediktif (predictive validity) dan validitas konkruen (concurrent validity). Dalam praktiknya, validitas berdasarkan krteria yang sering dilakukan oleh praktisi peneliti, yaitu dengan melakukan korelasi Pearson Product Moment antar item kuesioner dengan jumlah skor kuesioner. Akan tetapi, jika uji ini tidak dapat menganalisis hubungan antar item dalam instrument secara simultan sebagaimana metode multivariat. Saat ini telah dikembangkan bermacam teknik analisis multivariat, salah satu diantaranya adalah analisis faktor konfirmatori yang sangat berguna untuk pengujian validitas dan reliabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian. a. Validitas Prediktif Validitas prediktif sangat penting artinya bila alat ukur dimaksudkan untuk berfungsi sebagai prediktor bagi kinerja di masa yang akan datang. Contoh validitas prediktif yaitu : - Seleksi penerimaan karyawan baru - Bimbingan karir - Penempatan karyawan - Seleksi penerimaan mahasiswa baru Contohnya adalah pada saat kita melakukan pengujian validitas alat ukur kemampuan yang digunakan dalam penempatan karyawan. Kriteria yang terbaik antara lain adalah kinerjanya setelah karyawan tersebut betul-betul ditempatkan sebagai karyawan dan melaksanakan tugasnya selama beberapa waktu. Skor tersebut dapat diperoleh dengan cara menggunakan indeks produktivitas dan rating yang dilakukan oleh atasan. b. Validitas Konkruen Validitas konkruen tepat digunakan apabila skor alat ukur kriterianya dapat diperoleh dalam waktu yang sama, maka korelasi antara kedua skor tersebut merupakan koefisien validitas konkruen. Untuk menguji validitas skala, maka dapat menggunakan skala kecemasan yang telah lebih dahulu teruji validitasnya, seperti alat ukur TMAS (Tylor Manifest Anxiety Scale). Validitas konkruen merupakan indikasi validitas yang memadai apabila alat ukur tidak digunakan sebagai suatu prediktor dan merupakan validitas yang sangat penting dalam situasi diagnostik. Bila alat ukur dimaksudkan sebagai prediktor, maka validitas konkruen tidak cukup memuaskan dan validitas prediktif merupakan keharusan. Uji Validitas dengan Korelasi Parson Product-Moment Dalam praktiknya penggunaan uji validitas dengan rumus rxy, yaitu Pearson Product Moment merupakan uji beda dari alat ukur tersebut, yaitu uji yang membedakan antara kelompok atas dengan kelompok bawah, dalam arti bahwa jawaban kelompok atas seharusnya mampu menjawab (nilai skor 1) dan kelompok bawah seharusnya tidak mampu menjawab (nilai skor 0). Kelemahan menggunakan uji ini adalah apabila jumlah responden (sampel) yang digunakan cukup besar, maka akan berdampak pada tingginya koefisien korelasi rxy, sehingga berdampak pada tingginya koefisien korelsi rxy dan berdampak pada kecenderungan untuk menjadi valid pada item tersebut. Parameter dari hasil uji rxy adalah besarnya koefien korelasi pearson prduct moment antara 0,0 sampai 1 dikatakan valid bila 3
besarnya rxy hitung lebih besar rxy tabel, koefisien korelasi > dari 0,50. Uji korelasi dilakukan dengan cara mengkorelasikan item alat ukur dengan jumlah keseluruhan item alat ukur yang ada. Rumus umum koefisien korelasi Pearson product Moment adalah sebagai berikut : r = (N ΣX.Y – ΣX. ΣY) / (√ { N ΣX2 - (ΣX)2 } { N ΣY2 - (ΣY)2 }) II.
UJI RELIABILITAS Reliabilitas adalah keandalan/konsistensi alat ukur (keajegan alat ukur), sehingga reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Setelah dilakukan uji validitas, maka harus dilanjutkan dengan menggunakan uji reliabilitas data. Alat ukur yang reliabel pasti terdiri dari item-item alat ukur yang valid. Sehingga, setiap reliabel pasti valid, namun setiap yang valid belum tentu reliabel. Rumus yang sering digunakan untuk uji reliabilitas adalah Alpha Cronbach, Spearman Brown, Kristoff, Angoff, dan Rullon . Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka reliabel Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka tidak reliabel Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah angket, apakah isi dari butir pertanyaan tersebut sudah valid dan reliabel. Analisis dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu, baru diikuti oleh uji reliabilitas. Jadi jika sebuah butir tidak valid, baru otomatis ia dibuang. Butir-butir yang sudah valid baru kemudian secara bersama diukur reliabilitasnya. Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan cara : 1. Repeated Measure atau ukur ulang. Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu berbeda, dan kemudian dilihat apakah dia tetap konsisten dengan jawabannya. 2. One short atau sekali saja. Di sini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pertanyaan lain. III. CONTOH KASUS Seorang mahasiswa bernama Andi melakukan penelitian dengan menggunakan skala untuk mengetahui atau mengungkap kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Andi membuat 10 butir pertanyaan dengan menggunakan skala likert, yaitu : Angka 1 = sangat tidak setuju Angka 2 = tidak setuju Angka 4 = setuju Angka 5 = sangat setuju Setelah membagikan skala kepada 12 responden didapatlah tabulasi data-data sebagai berikut : Subjek Skor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 3 1 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 5 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 6 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 7 2 3 3 4 4 4 3 4 2 3 8 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 9 2 2 3 3 4 2 1 1 4 4 10 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 11 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 12 3 1 1 2 3 1 2 2 1 3 Langkah-langkah pada program R-Commander :
4
Untuk mencari nilai-nilai Validitas data tersebut dengan menggunakan program R, ikutilah langkah-langkah berikut : 1. Tekan icon R Commander pada desktop kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 1. Tampilan menu awal R commander 2. Pilih menu Data, New data set. Masukkan nama dari data set adalah validitas kemudian tekan tombol OK
Gambar 2. Tampilan menu New data set
5
Gambar 3. Tampilan New Data Set
Kemudian akan muncul Data Editor
Gambar 4. Tampilan Data Editor 3. Masukkan data dengan var1 untuk skor 1, var2 untuk skor 2 … var 10 untuk skor10. Jika Data Editor tidak aktif maka dapat diaktifkan dengan menekan RGui di Taskbar windows pada bagian bawah layar monitor. Jika sudah selesai dalam pengisian data tekan tombol Close. Untuk mengubah nama dan tipe variabel, dapat dilakukan dengan cara double click pada variable yang ingin di setting. Pemilihan type, dipilih numeric pada semua variabel.
Gambar 5. Tampilan Variabel editor skor1 Untuk type data pilih sesuai dengan data soal a. numeric, jika data yang dimasukkan berupa angka b. character, jika data yang dimasukkan berupa huruf Kemudian Isi masing-masing variabel sesuai dengan data soal setelah selesai isi data kemudian tekan tombol X (close)
6
Gambar 6. Tampilan isi Data Editor
Selanjutnya, pilih window R-commander akan muncul tampilan :
Gambar 7. Tampilan Sript Window 4. Untuk mengecek kebenaran data yang sudah dimasukkan, tekan tombol View data set maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini. Jika ada data yang salah, tekan tombol edit data set, lalu perbaiki data yang salah. 7
Gambar 8. Tampilan View Data Set validitas 5. Jika data sudah benar, pilih menu Statistics, Dimensional analysis, Scale reliability, maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini
Gambar 9. Tampilan menu olah data Kemudian akan muncul window scale reliability Pada window scale reliability, terdapat kumpulan variabel yang telah diinput sebelumnya. Block seluruh variabel, kemudian tekan tombol OK
8
Gambar 10. Tampilan Scale Reliability 6. Maka pada window R-commander akan tampil :
Gambar 11. Tampilan Output Tahap-tahap Analisis : 1. Dari out window, terdapat tampilan r(item,total) 2. Untuk menganalisis uji validitas hanya dibutuhkan nilai dari r(item,total) atau “corrected item total correlation” yang dinyatakan sebagai r-hitung 3. Analisis Validitas : a. Untuk mendapatkan nilai r-tabel diperoleh melalui df (degree of freedom) df = n – 2, dimana n adalah jumlah sampel b. df = 12-2 = 10, dengan tingkat signifikansi 0,05 dan uji 2 sisi maka diperoleh r-tabel = 0,576 c. analisis butir pertanyaan (setiap nilai r-hitung) pada skor 1, (r-hitung = 0,5953) < (r-tabel = 0,576), maka valid 9
pada skor 2, pada skor 3, pada skor 4, pada skor 5, pada skor 6, pada skor 7, pada skor 8, pada skor 9, pada skor 10,
(r-hitung = (r-hitung = (r-hitung = (r-hitung = (r-hitung = (r-hitung = (r-hitung = (r-hitung = (r-hitung =
0,7143) > (r-tabel = 0,576), maka valid 0,7650) > (r-tabel = 0,576), maka valid 0,7821) > (r-tabel = 0,576), maka valid 0,5612) < (r-tabel = 0,576), maka tidak valid 0,7696) > (r-tabel = 0,576), maka valid 0,7092) > (r-tabel = 0,576), maka valid 0,5739) < (r-tabel = 0,576), maka tidak valid 0,6228) < (r-tabel = 0,576), maka valid 0,4681) < (r-tabel = 0,576), maka tidak valid
c. Dari hasil analisis di atas, didapat bahwa : 1) skor 1, skor 2, skor 3, skor 4, skor 6, skor 7 serta skor 9 valid, karena nilai r hitung > r tabel. 2) Sedangkan skor 5, skor 8 dan skor 10 tidak valid, sehingga diperlukan perbaikan pada item-item skor tersebut. Analisis Reliabilitas : a. Untuk uji reliabilitas, pada output window Perlu diingat bahwa skor yang valid hanya skor 1, skor 2, skor 3, skor 4, skor 6, skor 7 serta skor 9 saja, maka skor yang akan diuji hanya skor tesebut saja, sedangkan untuk skor yang tidak valid, maka diabaikan saja dan sampelnya menjadi 7 saja. b. Jika nilai Alpha reliability > dari 0,6 maka keseluruhan butir pertanyaan dinyatakan reliabel c. Contoh : Alpha reliability = 0,9021 > 0,6 maka dinyatakan reliabel d. Kesimpulan : Setelah dilakukan uji Reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach, maka ke-7 skor pertanyaan tersebut adalah reliabel, sehingga dapat digunakan untuk alat ukur pengujian selanjutnya.
10
UJI NORMALITAS I. PENDAHULUAN Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah data yang diambil adalah data yang terdistribusi normal. Maksud dari data terdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dimana datanya memusat pada nilai rata-rata dan median. Uji ini sering dilakukan untuk analisis statistik parametrik. Uji dapat dilakukan setelah menentukan tipe data dari data penelitian yang diambil. II. ANALISIS YANG DIPERLUKAN Yang perlu dilihat dari output R programming adalah nilai signifikan dari Shapiro-Wilk Test of Normality. Dalam hal ini nilai signifikan Shapiro-Wilk Test of Normality harus lebih besar dari (>) 0,05. Namun, sebenarnya dalam menguji kenormalam suatu data ada banyak hal yang perlu diketahui, seperti nilai perbandingan antara nilai skewness dengan standar error skewness yang menghasilkan rasio skewness dan perbandingan antara nilai kurtosis dengan nilai standar error kurtosis yang akan mengahasilkan rasio kurtosis. Dari kedua rasio perbandingan tersebut dapat dikatakan normal bila mempunyai nilai antara -2 sampai dengan 2. Selain hal tersebut masih ada satu lagi alat uji untuk melihat kenormalan data yaitu dengan nilai K-S dengan syarat bila nilai probabilitas lebih besar dari (>) 0,05 maka data tersebut dikatakan normal. III. CONTOH KASUS Berikut ini disajikan data mengenai harga saham perbankan di BEI. Berdasarkan data di bawah ini, ujilah apakah data tersebut terdistribusi normal ! Hari BBRI BBNI BBCA 1 250 280 150 2 190 275 180 3 311 299 188 4 340 300 175 5 322 314 199 IV. LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN Untuk mencari nilai-nilai normalitas data tersebut dengan menggunakan program R, ikutilah langkah-langkah berikut : 1. Tekan icon R Commander pada desktop kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 1. Tampilan menu awal R commander 11
2. Pilih menu Data, New data set. Masukkan nama dari data set adalah normalitas1 (tanpa spasi) kemudian tekan tombol OK
Gambar 2. Tampilan menu New data set
Gambar 3. Tampilan New Data Set
Kemudian akan muncul Data Editor
Gambar 4. Tampilan Data Editor
12
3. Masukkan data bus dengan var1 untuk BBRI, var2 untuk BBNI dan var3 untuk BBCA. Jika Data Editor tidak aktif maka dapat diaktifkan dengan menekan RGui di Taskbar windows pada bagian bawah layar monitor. Jika sudah selesai dalam pengisian data tekan tombol Close. Untuk mengubah nama dan tipe variabel, dapat dilakukan dengan cara double click pada variable yang ingin di setting. Pemilihan type, dipilih numeric pada semua variabel.
Gambar 5. Tampilan Variabel editor BBRI Kemudian Isi masing-masing variabel sesuai dengan data soal setelah selesai isi data kemudian tekan tombol X (close)
Gambar 6. Tampilan isi Data Editor Selanjutnya, pilih window R-commander akan muncul tampilan :
Gambar 7. Tampilan Sript Window 13
4. Untuk mengecek kebenaran data yang sudah dimasukkan, tekan tombol View data set maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini. Jika ada data yang salah, tekan tombol edit data set, lalu perbaiki data yang salah.
Gambar 8. Tampilan View normalitas1 5. Jika data sudah benar, pilih menu Statistic, Summaries, Shapiro-Wilk test of normality. Pilih BBCA kemudian tekan tombol OK. Begitu juga dengan BBNI jati dan BBCA. Karena data yang keluar hanya satu persatu tidak dapat langsung keluar dalam satu kali pengolahan.
Gambar 9. Tampilan menu olah data Kemudian akan muncul a. Tampilan Scale Reliabity BBCA
Gambar 10. Tampilan Scale Reliability BBCA 14
b. Tampilan Scale Reliabity BBNI
Gambar 11. Tampilan Scale Reliabity BBNI
c. Tampilan Scale Reliability BBRI
Gambar 12. Tampilan Scale Reliabity BBRI 6. Kemudian tekan tampilan R Commander akan muncul output :
Gambar 13. Tampilan Output BBCA *Nilai probabilitas Shapiro-Wilk sebesar 0,4152 berarti probabilitas lebih dari 0,05; maka data untuk harga saham Bank BCA (BBCA) tersebut terdistribusi normal.
15
Gambar 14. Tampilan Output BBNI *Nilai probabilitas Shapiro-Wilk sebesar 0,1145 berarti probabilitas lebih dari 0,05; maka data untuk harga saham Bank BNI (BBNI) tersebut terdistribusi normal.
16
Gambar 15. Tampilan Output BBRI *Nilai probabilitas Shapiro-Wilk sebesar 0,0832 berarti probabilitas lebih dari 0,05; maka data untuk harga saham Bank BRI (BBRI) tersebut terdistribusi normal. Untuk membersihkan Script Window pada R Commander, lakukan langkah berikut : 1. Letakkan kursor pada Script window 2. Kilik Kanan 3. Klik kiri pada Clear window Untuk membersihkan Output Window pada R Commander, lakukan langkah berikut : 1. Letakkan kursor pada Output window 2. Kilik Kanan 3. Klik kiri pada Clear window
17
UJI T SAMPEL BEBAS (INDEPENDENT SAMPLE T-TEST) I.
PENDAHULUAN Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai uji statistik. Tabel pengujian disebut tabel t-student. Distribusi t pertama kali diterbitkan pada tahun 1908 dalam suatu makalah oleh W.S Gosset. Pada waktu itu Gosset bekerja pada perusahaan bir Irlandia yang melarang penerbitan penelitian oleh karyawannya. Untuk mengelakkan larangan ini dia menerbitkan karyanya secara rahasia dibawah nama ‘student’. Karena itulah distribusi t biasanya disebut Distribusi Student. Hasil uji statistiknya kemudian dibandingkan dengan nilai yang ada pada tabel untuk kemudian menerima atau menolak hipotesis observasi (HO) yang dikemukakan. Ciri-ciri Uji t 1. Penentuan nilai tabel dilihat dari besarnya tingkat signifikan (α) dan besarnya drajat bebas (db). 2. Kasus yang diuji bersifat acak. Fungsi Pengujian Uji t 1. Untuk memperkirakan interval rata-rata. 2. Untuk menguji hipotesis tentang rata-rata suatu sampel. 3. Menunjukkan batas penerimaan suatu hipotesis. 4. Untuk menguji suatu pernyataan apakah sudah layak untuk dipercaya. II. ANALISIS YANG DIPERLUKAN Menentukan rata-ratanya : Xi = (∑x) / n Menentukan standar deviasi : S2 = ∑ (X1-X)2 / n – 1 dan S = √S2 Rumus umum Uji T Sampel Bebas : To = (X1-X2) – do / √(S12 / n1) + (S22 / n2) III. CONTOH KASUS Menjelang Hari Raya Idul Fitri toko baju “Murah Meriah” menjual berbagai macam baju anak. Dari berbagai motif baju anak yang ada, ada 2 motif baju anak yang sangat laris, yaitu motif Upin-Ipin dan Si Unyil. Pemilik toko ingin menguji apakah antara kedua motif tersebut sama larisnya atau salah satu lebih laris dari yang lain. Dari catatan penjualan yang ada selama sebulan diperoleh data jumlah buku yang terjual sebagai berikut : Hari ke 1 2 3 4 5 6 7
Upin Ipin 250 250 300 275 320 350 325
Si Unyil 225 250 290 270 260 290 320
IV. LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN Untuk mencari nilai-nilai uji 2 sample bebas data tersebut dengan menggunakan program R, ikutilah langkah-langkah berikut : 1. Tekan icon R Commander pada desktop kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.
18
Gambar 1. Tampilan menu awal R commander 2. Pilih menu Data, New data set. Masukkan nama dari data set adalah normalitas1 (tanpa spasi) kemudian tekan tombol OK
Gambar 2. Tampilan menu New data set
Gambar 3. Tampilan New Data Set
19
Kemudian akan muncul Data Editor
Gambar 4. Tampilan Data Editor 3. Masukkan data bus dengan var1 untuk skor, var2 untuk motif baju. Jika Data Editor tidak aktif maka dapat diaktifkan dengan menekan RGui di Taskbar windows pada bagian bawah layar monitor. Jika sudah selesai dalam pengisian data tekan tombol Close. Untuk mengubah nama dan tipe variabel, dapat dilakukan dengan cara double click pada variable yang ingin di setting. Pemilihan type, dipilih numeric pada semua variabel.
Gambar 5. Tampilan Variabel editor skor
Gambar 6. Tampilan Variabel editor motif baju Kemudian Isi masing-masing variabel sesuai dengan data soal setelah selesai isi data kemudian tekan tombol X (close)
20
Gambar 7. Tampilan isi Data Editor
Selanjutnya, pilih window R-commander akan muncul tampilan :
Gambar 8. Tampilan Sript Window
21
4. Untuk mengecek kebenaran data yang sudah dimasukkan, tekan tombol View data set maka akan muncul tampilan. Jika ada data yang salah, tekan tombol edit data set, lalu perbaiki data yang salah.
Gambar 9. Tampilan View bebas Untuk merubah variabel numerik buku pada tampilan R commander pilih : Manage variables in active data set kemudian pilih Bin numeric variable.
Gambar 10. Tampilan Manage variables
22
Kemudian akan muncul tampilan :
Gambar 11. Tampilan Bin a Numeric Variable Kemudian akan muncul tampilan rubah nama Bin :
Gambar 12. Tampilan Bin Names 5. Jika data sudah benar, pilih menu Statistics, Means, Independent samples t-test.
Gambar 13. Tampilan menu olah data
23
6. Pada Response Variable pilih skor kemudian tekan tombol OK .
Gambar 14. Tampilan Independent Samples t-Test 7. Maka akan muncul hasil pada output window sebagai berikut :
Gambar 15. Tampilan output bagian 1 Analisis : Uji Selisih rata-rata 1. Hipotesis : H0 = rata-rata penjualan baju anak-anak motif upin-ipin dan si unyil adalah identik (sama). H0 = rata-rata penjualan baju anak-anak motif upin-ipin dan si unyil adalah tidak identik (tidak sama). 2. Statistik uji : uji t 3. α = 0.05 4. Daerah Kritis : Ho ditolak jika sig. < α 5. Dari hasil pengolahan R-Programing, diperoleh sign t = 0.2333 6. Keputusan : Karena Sign t. > α (0.2333 > 0.05) maka Ho diterima. 7. Kesimpulan: rata-rata penjualan baju anak-anak motif upin-ipin dan si unyil adalah identik (sama). Pada output di atas didapat rata-rata baju motif upin-ipin yang terjual sebesar 296 (dibulatkan) dan rata-rata baju motif si unyil yang terjual sebesar 272. 24
UJI 2 SAMPLE BERPASANGAN (PAIRED SAMPLE t-TEST) I.
PENDAHULUAN Paired sample t-Test adalah uji t dimana sample saling berhubungan antara satu sample dengan sample yang lain. Pengujian ini biasanya dilakukan pada penelitian dengan menggunakan teknik eksperimen dimana satu sample diberi perlakuan tertentu kemudian dibandingkan dengan kondisi sample sebelum adanya perlakuan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji perbedaan rata-rata antara sample-sampel yang berpasangan. II. ANALISIS YANG DIPERLUKAN Hipotesis : Ho : tidak ada perbedaan antara sebelum dan sesudah adanya perlakuan Ha : ada perbedaan antara sebelum dan sesudah adanya perlakuan Kriteria pengambilan keputusan : 4. Menggunakan nilai signifikan / P-Value Jika nilai signifikan / P-Value > 0,05 ; maka Ho diterima Jika nilai signifikan / P-Value < 0,05 ; maka Ho ditolak. 5. Menggunakan perbandingan antara t hitung dengan t tabel Nilai t tabel didapat dari α (taraf nyata / tingkat signifikan) dengan derjat bebas / degree of freedom (df). Jika t hitung > t tabel ; maka Ho ditolak Jika t hitung < t tabel ; maka Ho diterima. III. CONTOH KASUS Seorang pemilik Distro Pakaian Remaja ingin mengtahui apakah ada perbedaan volume penjualan pakaian remaja sebelum dan sesudah distro adakan program Discout 20%. Data disajikan sebagai berikut : No. Sebelum Sesudah 1. 250 275 2. 255 255 3. 280 290 4. 270 260 5. 290 310 6. 330 350 7. 400 460 IV. LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN Untuk mencari nilai-nilai uji 2 sampel berpasangan data tersebut dengan menggunakan program R, ikutilah langkah-langkah berikut : 1. Tekan icon R Commander pada desktop kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.
25
Gambar 1. Tampilan menu awal R commander 2. Pilih menu Data, New data set. Masukkan nama dari data set adalah datapenjualan (tanpa spasi) kemudian tekan tombol OK
Gambar 2. Tampilan menu New data set
26
Gambar 3. Tampilan New Data Set Kemudian akan muncul Data Editor
Gambar 4. Tampilan Data Editor 3. Masukkan data dengan var1 untuk sebelum, var2 untuk sesudah. Jika Data Editor tidak aktif maka dapat diaktifkan dengan menekan RGui di Taskbar windows pada bagian bawah layar monitor. Jika sudah selesai dalam pengisian data tekan tombol Close. Untuk mengubah nama dan tipe variabel, dapat dilakukan dengan cara double click pada variable yang ingin di setting. Pemilihan type, dipilih numeric pada semua variabel. Tekan icon R Commander pada desktop kemudian akan muncul window data editor Data Set : data penjualan .
Gambar 5. Tampilan Variabel editor sebelum
Gambar 6. Tampilan Variabel editor sesudah
27
4. Kemudian masukan data skor sesuai dengan soal
Gambar 7. Tampilan isi Data Editor Selanjutnya, pilih window R-commander akan muncul tampilan :
Gambar 8. Tampilan Sript Window
28
5. Untuk mengecek kebenaran data yang sudah dimasukkan, tekan tombol View data set maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini. Jika ada data yang salah, tekan tombol edit data set, lalu perbaiki data yang salah.
Gambar 9. Tampilan View data penjualan 6. Jika data sudah benar, pilih menu statistika,means, paired t-test maka akan muncul menu seperti gambar di bawah ini
Gambar 10. Tampilan menu olah data
Kemudian akan muncul tampilan seperti di bawah ini :
Gambar 11. Tampilan Paired t-Test Untuk kolom pertama pilih sebelum dan yang kedua pilih sesudah kemudian tekan tombol OK 29
7. Maka akan muncul hasil pada output window sebagai berikut :
Gambar 12. Tampilan Output Analysis : 1. Hipotesis : Ho = tidak ada perbedaan rata-rata penjualan pakaian antara sebelum dan sesudah adanya diskon 20%. promosi. Ha : ada perbedaan rata-rata penjualan mie antara sebelum dan sesudah adanya program diskon 20%. 2. Dasar Pengambilan Keputusan : Dengan menggunakan nilai p-value : Jika nilai p-value > 0.05, maka Ho diterima Jika nilai p-value < 0.05, maka Ho ditolak Bisa juga dengan cara membandingkan nilai hitung dan nilai tabel : Jika nilai hitung < nilai t tabel maka, Ho diterima Jika nilai hitung > nilai t tabel maka, Ho ditolak 3. Keputusan : Dari hasil output software didapat nilai p-value sebesar 0,07878. Karena nilai p-value lebih besar dari 0.05 maka Ho diterima. Atau bisa menggunakan t table yang didapat dari nilai df dan nilai taraf nyata. Nilai df sebesar 6 dengan taraf nyata sebesar 5% maka didapat nilai t table sebesar 3,707. Nilai tersebut lebih besar daripada nilai t hitung yang hanya sebesar -2,11254. Oleh karena nilai t hitung < t table maka Ho diterima. Kesimpulan : tidak ada perbedaan rata-rata penjualan pakaian antara sebelum dan sesudah adanya diskon 20%. Atau dengan kata lain promosi yang dilakukan manajer untuk melakukan promosi ternyata tidak efektif untuk meningkatkan volume penjualan.
30
UJI NONPARAMETRIK (CHI SQUARE / X2) I.
PENDAHULUAN Dalam uji statistika dikenal uji parametrik dan uji nonparametrik. Uji statistika parametrik hanya dapat digunakan jika data menyebar normal atau tidak ditemukannya petunjuk pelanggaran kenormalan dan keragaman atau variasi antara perlakuan-perlakuan/peubah bebas yang dibandingkan dengan homogen. Untuk data yang tidak memenuhi syarat tersebut dan data dengan satuan pengukuran nominal dan ordinal digunakan uji lain yaitu uji statistika nonparametrika. Pada modul ini uji statistika nonparametrik yang akan dibahas adalah Chi Square (X2). Chi square merupakan salah satu alat analisis yang banyak digunakan dalam pengujian hipotesis. Chi square terutama digunakan untuk Uji Homogenitas, uji Independensi, dan Uji Keselarasan (Goodness of Fit Test). II. ANALISIS YANG DIPERLUKAN Rumus untuk uji Chi Square yaitu sebagai berikut : X2 = (∑ ( obk – ebk) 2) / ebk Keterangan : obk : hasil observasi pada baris b kolom k ebk : nilai harapan (expected value) pada baris b kolom k Degree of Fredom (df)/derajat bebas (db) Chi square yaitu Df = (k – 1) * (b – 1) Keterangan : k : jumlah kolom observasi b : jumlah baris observasi III. UJI INDEPENDENSI Uji ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya interdependensi antara variabel kuantitatif yang satu dengan yang lainnya berdasarkan observasi yang ada. IV. CONTOH KASUS Dalam suatu masyarakat akan diteliti apakah terdapat hubungan antara pendapatan terhadap pola belanja bahan makanan yang dikonsumsi. Hasil observasi adalah sebagai berikut. Perilaku Belanja Pendapatan Supermarket Pasar Tradisional Tinggi 3 0 Sedang 3 3 Rendah 0 6 Ujilah data di atas dengan menggunakan R-Commander serta analisislah! V. LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN Untuk mencari nilai-nilai data tersebut dengan menggunakan program R, ikutilah langkahlangkah berikut : 1. Tekan icon R Commander pada desktop kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.
31
Gambar 1. Tampilan menu awal R commander 2. Pada R Commander pilih menu bar Statistics, Contingency tables, dan Enter and analyze two-way table seperti tampilan di bawah ini.
Gambar 2. Tampilan menu olah data Kemudian akan tampil seperti di bawah ini. 32
Gambar 3. Tampilan Enter- Two Way Table 6. Kemudian isi kotak tersebut sesuai contoh kasus, Number of Rows digeser ke kanan sehingga berubah dari 2 menjadi 3. Kemudian isi Enter counts. Tampilan data yang sudah diisi sebagai berikut. Kemudian pilih OK.
Gambar 4. Tampilan isi data 33
7. Kemudian akan tampil output di bawah ini
Gambar 5. Tampilan Output Analisa : Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan perilaku belanja Ha : Ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan perilaku belanja Chi square hitung : X-squared = 8,75 Derajat bebas : df = 2 p-value : 0,01259 Probabilitas: Jika probabilitas (p-value) > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas (p-value) < 0,05 maka Ho ditolak Keputusan: Hasil perhitungan menyatakan bahwa besarnya probabilitas (p-value) adalah 0,01259 → 0,013 karena probabilitas lebih kecil daripada taraf uji yang digunakan dalam penelitian atau p-value < α atau 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan seseorang akan mempengaruhi perilaku belanjanya. 34
8. UJI KESELARASAN (GOODNESS OF FIT) Uji keselarasan adalah perbandingan antara frekuensi observasi dengan frekuensi harapan. Uji keselarasan pada prinsipnya bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah distribusi data dari sampel mengikuti sebuah distribusi teoritis tertentu ataukah tidak.
9. CONTOH KASUS Seorang Manajer Pemasaran sabun mandi HARUM selama ini menganggap bahwa konsumen sama-sama menyukai tiga warna sabun mandi yang diproduksi, yaitu Putih, Merah, dan Kuning. Untuk mengetahui apakah pendapat Manajer tersebut benar, maka kepada dua belas responden ditanya warna sabun mandi yang paling disukainya. Berikut adalah data kuesioner tersebut. Responden Warna Pilihan Nia Putih Vira Merah Jame Kuning Ricky Kuning Kaila Merah Kezia Kuning Rossy Kuning Maia Kuning Nabila Putih Fahri Putih Faisal Merah Guptha Merah Ujilah data di atas dengan menggunakan R Commander serta analisislah ! 10. LANGKAH PENGERJAAN Untuk mencari nilai-nilai data tersebut dengan menggunakan program R, ikutilah langkahlangkah berikut : 1. Tekan icon R Commander pada desktop kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 6. Tampilan menu awal R commander 35
2. Pilih menu Data, New data set. Masukkan nama dari data set adalah responden kemudian tekan tombol OK.
Gambar 7. Tampilan menu New data set
Gambar 8. Tampilan New Data Set responden Kemudian akan muncul Data Editor
Gambar 9. Tampilan Data Editor 36
3. Masukkan data dengan var1 untuk responden, var2 untuk kode warna var 3 untuk warna pilihan. Jika Data Editor tidak aktif maka dapat diaktifkan dengan menekan RGui di Taskbar windows pada bagian bawah layar monitor. Jika sudah selesai dalam pengisian data tekan tombol Close. Untuk mengubah nama dan tipe variabel, dapat dilakukan dengan cara double click pada variable yang ingin di setting. Pemilihan type, dipilih numeric pada variable kode warna dan character untuk responden Tekan icon R Commander pada desktop kemudian akan muncul window data editor Data Set : responden.
Gambar 10. Tampilan Variable editor responden
Gambar 11. Tampilan Variable editor kode warna
Gambar 12. Tampilan Variable editor warna pilihan Kemudian Isi masing-masing variabel sesuai dengan data soal setelah selesai isi data kemudian tekan tombol X (close)
Gambar 13. Tampilan isi Data Editor 37
Selanjutnya, pilih window R-commander akan muncul tampilan : 4. Pada R Commander, pilih menu bar data, pilih Manage variables in active data set, pilih Bin numeric variable
5. Akan tampil sebagai berikut. Kemudian klik OK
6. Akan tampil sebagai berikut dengan mengubah terlebih dahulu 1 : putih 2 : merah 3 : kuning Kemudian klik OK
38
7. Pada R Commander pilih menu bar pilih Edit data set. Maka akan tampil sebagai berikut. Sebelumnya kolom warna pilihan tidak terisi data. Close Data Editor
8. Pada menu bar pilih Statistics, pilih Frequency distribution
39
9. Maka akan tampil sebagai berikut, beri tanda check list pada Chi-square goodness of fit test. Kemudian klik OK
10. Maka akan tampil sebagai berikut, kemudian klik OK
11. Maka akan tampil pada R Commander sebagai berikut.
12. Lihat pada Output Window, maka dapat dianalisis. 40
Hipotesis: Ho : Tidak ada perbedaan kesukaan terhadap warna sabun Ha : Ada perbedaan kesukaan terhadap warna sabun Chi square hitung: X-square = 0,5 Derajat bebas: df = 2 p-value: 0,7788 Probabilitas: Jika probabilitas (p-value) > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas (p-value) < 0,05 maka Ho ditolak Keputusan: Hasil perhitungan menyatakan bahwa besarnya probabilitas (p-value) adalah 0,7788 → 0,779 karena probabilitas lebih besar daripada taraf uji yang digunakan dalam penelitian atau p-value > α atau 0,7788 > 0,05 maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kesukaan terhadap warna sabun yang dikonsumsi.
41
UJI PERBEDAAN LEBIH DARI DUA SAMPEL (ANOVA) I.
PENDAHULUAN Uji perbedaan lebih dari dua sampel disebut juga analisis varians, dipopulerkan oleh Sir Donald Fisher, seorang pendiri modern. Analisis ini digunakan untuk : 1. Menguji hipotesis kesamaan rata-rata antara dua grup atau lebih (tidak berbeda secara signifikan). 2. Menguji apakah varians populasinya sama ataukah tidak. Asumsi : 1. Populasi-populasi yang akan diuji terdistribusi normal 2. Varians dari populasi-populasi tersebut adalah sama 3. Sampel tidak berhubungan satu dengan yang lain II. ANALISIS YANG DIPERLUKAN Uji Kesamaan Varians Lihat output levene’s test of homogeneity of varians 1. Hipotesis : Ho : Varians ketiga sampel identik Ha : Varians ketiga sampel tidak identik 2. Pengambilan keputusan Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho di terima Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho di tolak Uji Anova Lihat output analysis of varians 1. Hipotesis : Ho : ke-3 Rata-rata populasi adalah identik Ha : ke-3 Rata-rata populasi adalah tidak identik 2. Pengambilan keputusan Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho di terima Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho di tolak III. CONTOH KASUS Seorang pemilik toko elektronik ingin mengetahui apakah penjualan ke tiga merek laptop di toko miliknya berbeda atau tidak. Berikut Data penjualan laptop merek ACER, Laptop merek DELL, dan laptop merek TOSHIBA dalam lima hari . Sampel 1 2 3 4 5
ACER 20 25 21 23 25
DELL 20 26 28 23 27
TOSHIBA 28 25 21 24 28
IV. LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN Untuk mencari nilai-nilai anova data tersebut dengan menggunakan program R, ikutilah langkah-langkah berikut : 1. Tekan icon R Commander pada desktop kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.
42
Gambar 1. Tampilan menu awal R commander 2. Pilih menu Data, New data set. Masukkan nama dari data set adalah anova kemudian tekan tombol OK
Gambar 2. Tampilan menu New data set
Gambar 3. Tampilan New Data Set 43
Kemudian akan muncul Data Editor
Gambar 4. Tampilan Data Editor 3. Masukkan data dengan var1 merk laptop dan var2 penjualan. Jika Data Editor tidak aktif maka dapat diaktifkan dengan menekan RGui di Taskbar windows pada bagian bawah layar monitor. Jika sudah selesai dalam pengisian data tekan tombol Close. Untuk mengubah nama dan tipe variabel, dapat dilakukan dengan cara double click pada variable yang ingin di setting.
Gambar 5. Tampilan Variabel editor merk.laptop
Gambar 6. Tampilan Variabel editor penjualan Kemudian Isi masing-masing variabel sesuai dengan data soal setelah selesai isi data kemudian tekan tombol X (close)
44
Gambar 7. Tampilan isi Data Editor Selanjutnya, pilih window R-commander akan muncul tampilan :
Gambar 8. Tampilan Sript Window 4. Untuk mengecek kebenaran data yang sudah dimasukkan, tekan tombol View data set maka akan muncul tampilan. Jika ada data yang salah, tekan tombol edit data set, lalu perbaiki data yang salah.
45
Gambar 9. Tampilan View anova Untuk merubah variabel numerik ban pada tampilan R commander pilih : Manage variables in active data set kemudian pilih Bin numeric variable.
Gambar 10. Tampilan Manage variables Kemudian akan muncul tampilan :
Gambar 11. Tampilan Bin a Numeric Variable 46
Kemudian akan muncul tampilan rubah nama Bin :
Gambar 12. Tampilan Bin Names 5. Jika data sudah benar, pilih menu Statistics, Varians, Levene’s test.
Gambar 13. Tampilan menu olah data 6. Pada Response Variable pilih variabel penjualan (numerik) kemudian tekan tombol OK .
Gambar 14. Tampilan Levene’s Test 7. Pilih menu R commander untuk mencari nilai Anova. Pilih menu Statistics, Means, Oneway ANOVA
47
Gambar 15. Tampilan menu olah data 2 Kemudian akan muncul tampilan :
Gambar 16. Tampilan One-Way Analysis of Variance Untuk Response Variable pilih penjualan, aktifkan pairwise comparison of means 8. Maka akan muncul hasil pada output window sebagai berikut : Output bagian 1
48
Gambar 17. Tampilan output bagian 1 Analisa output 1 : Uji Leven’s test of Homogenity : 1. Hipotesis : Ho : Varians ketiga sampel identik Ha : Varians ketiga sampel tidak identik 2. Pengambilan keputusan Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho di terima Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho di tolak 3. Keputusan : Output di atas menunjukan nilai F probabilitas 0,8605 > 0,05 maka Ho diterima atau ketiga varians sampel identik. Catatan : Karena Ho diterima, atau varians ketiga sampel sama,. Maka, penelitian dapat dilanjutkan ke uji ANOVA. Namun Jika varians sample berbeda, maka analisis ANOVA tidak dapat diteruskan karena pengambilan keputusan akan bias. Untuk itu, harus dilakukan transformasi pada data, atau jumlah sample diperbanyak, kemudian proses pengujian tersebut diulang kembali.
49
Output bagian 2
Gambar 18 Tampilan output bagian 2 Analisa : Uji analysis of varians 1. Hipotesis : Ho : ke-3 Rata-rata populasi adalah identik Ha : ke-3 Rata-rata populasi adalah tidak identik 2. Pengambilan keputusan Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho di terima Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho di tolak 3. Keputusan : Output di atas menunjukan F probabilitas 0,3938 > 0,05, maka Ho diterima atau penjualan ke tiga merek laptop adalah identik (sama). Dimana rata-rata penjualan untuk laptop merek ACER adalah 22.8, laptop merek DELL 24.8, dan laptop TOSHIBA 25.2
50
Output bagian 3 :
Gambar 19 Tampilan output bagian 3 Analisa : Standar deviasi laptop merek ACER adalah 2.28, laptop merek DELL 3.27, dan laptop TOSHIBA 2.94 Jumlah sampel masing-masing merk ban adalah 5 dan tidak ada data yang hilang Output bagian 4 :
Gambar 20. Tampilan output bagian 4 Analisa : 95% family-wise confidence level Lihat nilai estimate paling besar adalah laptop TOSHIBA – laptop ACER = 2.40. maka ini menunjukan rata-rata penjualan antara ketiga merk laptop berbeda, dengan selang kepercayaan 95 %.
51
REGRESI LINIER BERGANDA V. PENDAHULUAN Program R menu regresi merupakan alat yang digunakan untuk menentukan persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antara variabel terikat yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel bebas. Tujuan utama analisis regresi adalah untuk perkiraan nilai suatu variabel (terikat) jika nilai variabel lain yang berhubungan dengannya (variabel bebas) sudah ditentukan. Regresi linier (liniear regression) digunakan untuk melakukan pengujian hubungan antara sebuah variabel dependent (tergantung) dengan satu variabel atau beberapa variabel independent (bebas) yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Jika variabel dependent yang dihubungkan hanya dengan satu variabel independent saja, maka persamaan regresi yang dihasilkan adalah regresi linier sederhana (liniear regresssion). Jika variabel dependent yang dihubungkan dengan lebih dari satu variabel independent, maka persamaan regresinya adalah regresi linier berganda (multiple liniear regression). VI. ANALISIS YANG DIPERLUKAN Persamaan Umum :
Keterangan : Y α X1 ...Xn b1….bn
= variabel dependent = konstanta = variabel independent = koefisien regresi
Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu 1) Tidak boleh ada autokorelasi, Untuk menguji variabel-variabel yang diteliti, apakah terjadi autokorelasi atau tidak, bila uji nilai Durbin Watson mendekati angka dua, maka dapat dinyatakan tidak ada korelasi. 2) Tidak boleh ada multikolinieritas Cara yang paling mudah untuk menguji ada atau tidaknya gejala multikolinieritas adalah melihat korelasi (hubungan) antar variabel bebas. Jika nilai korelasi dibawah angka 1, maka tidak terjadi multikolinieritas. 3) Tidak boleh ada heterokeditas. Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat (SRESID) dengan residual (ZPRED). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokeditas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokeditas. Koefisien Korelasi (r/R) Adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan Y, syaratnya adalah : r = (n (ΣXY) – (ΣX) (ΣY)) / [n(ΣX2) – ((ΣX)2)½ [n(ΣY2) – (ΣY)2 ] ½ Jika r = 0 atau mendekati 0, maka hubunganya sangat lemah atau bahkan tidak ada hubungan sama sekali. Jika r = +1 atau mendekati +1, maka hubunganya kuat dan searah. Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubunganya kuat dan tidak searah. Koefisien Determinasi (r2 / R2) Adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y). Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Kesalahan Standar Estimasi (SE) Digunakan untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi. Dapat digunakan dengan mengukur besar kecilnya kesalahan standar estimasi (semakin kecil nilai kesalahannya, maka semakin tinggi ketepatannya).
52
I.
CONTOH KASUS Seorang mahasiswa sedang melakukan penelitian. Ia ingin mengetahui bagaimana hubungan antara Index NIKKEI dan KOSPI terhadap IHSG. Berikut data penelitian : IHSG 3300 3000 3500 3700 4000
NIKKEI 2000 1500 1700 2000 2500
KOSPI 1300 1400 1800 2000 2000
Analisalah data di atas !!! 1V. LANGKAH-LANGKAH PENGERJAAN Untuk mencari nilai-nilai regresi data tersebut dengan menggunakan program R, ikutilah langkah-langkah berikut : 1. Tekan icon R Commander pada desktop kemudian akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 1. Tampilan menu awal R commander 2. Pilih menu Data, New data set. Masukkan nama dari data set adalah regresi kemudian tekan tombol OK
53
Gambar 2. Tampilan menu New data set
Gambar 3. Tampilan New Data Set Kemudian akan muncul Data Editor
Gambar 4. Tampilan Data Editor
54
3. Masukkan data dengan var1 untuk ipk, var2 untuk frek.belajar dan var3 untuk lama.belajar. Jika Data Editor tidak aktif maka dapat diaktifkan dengan menekan RGui di Taskbar windows pada bagian bawah layar monitor. Jika sudah selesai dalam pengisian data tekan tombol Close. Untuk mengubah nama dan tipe variabel, dapat dilakukan dengan cara double click pada variable yang ingin di setting. Pemilihan type, dipilih numeric pada semua variabel.
Gambar 5. Tampilan Variabel editor IHSG
Gambar 6. Tampilan Variabel editor NIKKEI
Gambar 7. Tampilan Variabel editor KOSPI Kemudian Isi masing-masing variabel sesuai dengan data soal setelah selesai isi data kemudian tekan tombol X (close)
Gambar 8. Tampilan isi Data Editor
55
Selanjutnya, pilih window R-commander akan muncul tampilan :
Gambar 9. Tampilan Sript Window 4. Untuk mengecek kebenaran data yang sudah dimasukkan, tekan tombol View data set maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini. Jika ada data yang salah, tekan tombol edit data set, lalu perbaiki data yang salah.
Gambar 10. Tampilan View regresi 5. Jika data sudah benar, pilih menu Statistics, Fit models, Linear regression, maka akan muncul menu seperti gambar di bawah ini
56
Gambar 11. Tampilan menu olah data 6. Pada Response Variable pilih variabel yang termasuk variabel terikat misalnya IHSG dan pada Explanatory Variable pilih yang termasuk variabel bebas misalnya variabel NIKKEI dan KOSPI, untuk memilih 2 variabel sekaligus tekan ctrl lalu NIKKEI dan KOSPI kemudian tekan tombol OK
Gambar 12. Tampilan Response variable 7. Maka akan muncul hasil pada output window sebagai berikut : Output bagian 1:
57
Gambar 13. Tampilan Output 1 Analisa output bagian 1 : Pada bagian ini dikemukakan nilai koefisien a dan b serta harga t hitung dan tingkat signifikan. Persamaan regresi :
Y= 1292.34 + 0.6526 X1 + 0.5661X2 a. Nilai 1.11819 merupakan nilai konstanta (a) yang menunjukkan bahwa jika tidak ada index NIKKEI dan KOSPI maka IHSG akan mencapai nilai 1292.34 b. sedang harga 0.6526 merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 basis poin index KOSPI maka IHSG akan naik sebesar 0.6526 basis poin. c. serta untuk harga 0.5661 merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 basis poin index NIKKEI maka IHSG akan naik sebesar 0.5661 basis poin. Uji t : Dilakukan untuk mengetahui masing-masing variabel bebas mempengaruhi atau tidak variabel terikat. Langkah – langkah : a. Hipotesis uji t (ada atau tidaknya pengaruh variable index KOSPI terhadap IHSG) Ho : index KOSPI tidak berpengaruh terhadap IHSG Ha : index KOSPI berpengaruh terhadap IHSG Syarat : p-value > 0.05 Ho diterima p-value < 0.05 Ho ditolak Keputusan : Frekuensi belajar = 0.0349< 0.05, Ho ditolak Kesimpulan : index KOSPI berpengaruh terhadap IHSG 58
b. Hipotesis uji t (ada atau tidaknya pengatuh variable index NIKKEI terhadap IHSG) Ho : index NIKKEI tidak berpengaruh terhadap IHSG Ha : index NIKKEI berpengaruh terhadap IHSG Syarat :p-value > 0.05 Ho diterima p-value < 0.05 Ho ditolak Keputusan : Lama belajar = 0.0357 < 0.05, Ho ditolak. Kesimpulan : index NIKKEI berpengaruh terhadap IHSG Dapat dilihat di atas terdapat tanda dua bintang pada baris KOSPI dan NIKKEI itu berarti kedua variabel mempengaruhi IHSG. Output bagian 2 :
Gambar 14. Tampilan Output 2 Analisa output bagian 2 Pada bagian ini ditampilkan R2 adalah sebesar 0.8897, yang artinya Frekuensi belajar dan Lama belajar sebesar 88.97%, sedangkan sisanya 11.03% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji F : Dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama. Hipotesis : Ho : Index KOSPI dan NIKKEI tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap IHSG Ha : Index KOSPI dan NIKKEI berpengaruh secara bersama-sama terhadap IHSG. . Syarat : p-value > 0.05 Ho diterima p-value < 0.05 Ho ditolak Didapat p-value = 0.0004458 < 0.05, Ho ditolak Kesimpulan : Index KOSPI dan NIKKEI berpengaruh secara bersama-sama terhadap IHSG. 59