' l,l
i:'l
I
ji,l:; :r'
:
t,..
,g .i
l ,il
:
t-.1
PENGARUH KOMPOSISI PADATAN DAN WAKTU TINGGAL TERHADAP PRODUKSI BIOGAS PADA DIGESTER Lelawati SISTEM KEAMANAN AUTHENTIKASI DENGAN ENKRIPSI DAN TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN ALGORITHMA RIJNDAEL DAN RSA Slamet Widodo
IMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH.MORRIS.PRATT DIGUNAKAN PADA DATA PENELUSURAN ALUMNI (TRACER STUDY) Erwin Dwika Putra IMPLEMENTASI NAIVE BAYES DALAM MENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGUKUR KELULUSAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULI.] (UMB) Mukammad Husni Rifqo
SISTEM AUTENTIFIKASI DAN PENGAMANAN PADA JAMNGAN HOTSPOT DI ANIWRSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH BENGKALU BERBASIS CAPTIW PORTAL Elviza Diana
EKSPERIMEN PENGARUH SUHU AIR LAUT TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA KARBoN sEDANG YANG nM Rasyidi, Anton FA Silile Bcrrgt$*e,'fB ...'...............; T
fJo-
Fakrrltas Tekil*
UNIHAZ
Dekan
;,:.,,
L.-Vor,_0__l*,_-[e.a__I_Llq1qgir.lla5.ff tq-
.,,i.,
'.1,, , . I
.
tt: I
:. l'r
't
:
.. :,
,
DAFTAR ISI
1.
PENGARUH KOMPOSISI PADATAN DAN WAKTU TINGGAL TERFIADAP PRODUKSI BIOGAS PADA DTGESTER
13.26-1332
Lelawati SISTEM KEAMANAN AUTHENTIKASI DENGA}.I ENKRIPSI DAN TANDA TANGAN DIGITAL MENGGUNAKAN ALGORITHMA RIJNDAEL DAN RSA Slmet Widodo
IMPLEMENTASI ALGORITMA KNUTH-MORRISPRATT DIGUNAKAN PADA DATA PENELUSURAN ALLTMM (TRACER STUDy) Erwin Dwika Pulra 4.
5.
IMPLEMENTASI NATVE BAYES DALAM MENDUKTING KEPUTUSAN TINTUK MENGUKUR KELULUSAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU (uruB) Iiluhammail Husni Rifqo SISTEM AUTENTIFIKASI DAN PENGA]V{ANAN PADA JARINGAN I{OTSPOT DI LINIVERSruAS PROF"DR. }IAZAIRIN,SH BENGKULU BERBASIS CAPTTVE PORTAL Elviza Diana
1333
-
1343
1344
-
1354
1355
-'1364
1365
-
1374
1375
-
1380
EKSPERIMEN PENGARUH STIHU AIR LAI.]-T
TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON SEDANG YANG DILAS SMAW Rrcyidi, Anton FA Silrcn .
,
i.'
.,..
. ,
.t
..r.j
t ,l'
-.', , lll
:.
1375
Telematik: Yol 6, No2, April 2014
EKSPERIMEN PENGART]H SUI{U AIR LAUT TERIIADAP LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON SEDANG YANG DILAS SMAW Oleh : fiasyidi, Anton FA Silaen ABSTRAK
Korosi merupakan masolah serius yang terjadi pada logam karena bisa mengurangi nilai efunomis dari logam tersebut. Koro.si pada baja karbon dipengeruhi oleh kondisi lingkungan seperti kadar salinitas dan suhu air laut. Tulisan ini membahas hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengoruh salinitas don suhu air laut terhadap laju korosi baja karbon dengan pengelasan SMAW mengganakan pengujian tiga yang berbeda elektroda. Elebrodo yang adatah AWS A5. tE60I3. Suhu yang digunokan adalah fC, lfC, zfC. Satinitasyangdigwaknn adaloh 32 %o, 35% dan 38%- Hasil pengujian menunjukkan jika semakin besar suhu dan saliiiitai, makri Semakii bAiror Wh lajn kblbSirrya. Koiitsi telbbsii terjadi pada salinitas 38 o% dengan suhu 2f C yaitu sebesar 0,5616 mmpy.Penambchan laiu korosi setiap kenoikan suha l00C sebesar 0,2052 mmry. Sedangkan penombahan laju korosi setiap ht'noikon salinitas 3 o% sebesar 0,0415 mmpy. Kala Kunci---laju korosi, Baja harbon, SMAW, suhu
PEIYDAHULUAII Korosi adalah serangan yang bersifat merusat pada suatu logam oleh reaksi kimia atau elektrokimia dengan lingkungannya . Pada konstruksi yang terbuat dari logam maupun non logam, korosi dapat menimbulkan kerugian biaya yang sangat besar. Pada b4i4 kerugian teknis yang akan dialami akibat terjadinya korosi adalah bbrkurangnya kecepatan , menunrnnya fatique li"Q, terxile strength dan sifat mekanis material lainnya.Ada dua aspek penting yang mempengaruhi proses korosi yaitu loga*n dan lingkungannya. Dari sisi logam yang mempengaruhi adalah komposisi kimia dan elekhoda las yang digunakan. Sedangkan dari segi lingkungan, beberapa aspek yang berpengaruh adalah kadar garam (salinitas) dan temperatur. Air laut memiliki kandungan garam sebesar 34Yo yang setara dengan salinitas 30 - 40 [a]. Sedangkan suhu permukannya berkisar antara 0 - 300C. Baja karbon sedang merupakalr baja yang sering digunakan dalan* proses konstruksi. Sedangkan pengelasan SMAW (ShieldMetol Arc Welding\ merupakan salah satu metode pengelasan yang sering digunakan dalam proses petry'anbungan logam. perrgrrjian menggunakan tiga elektroda y'ang berbecia untuk mengetatrui pengaruh salinitas dan suhu air laut terhadap laju Lq,"+t_.u,ga peq pr+epJesel .QMAY, .,. _ _
Eksperimen Pengaruh Sahu Air Lout Terhodap Laiu Korosi Pado Bcja Karbon SedangYangDilas Smaw Rasyidi, Anton Fa Silaen
r\ I
Telematik: Yol
6, No2,
r316
April 2al4
1
x
i
METODE bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan diantaranya: Baja Karbon sedang yang dilas menggunakan elektroda AWS A5.l E6013, Iarutan NaCI dan seperangkat alat tiga elektroda yang digunakan untuk
Pada penelitian
ini
pengujian korosi.Pengelasan dilakukan dengan mengikuti
WPS
(WeldingProcedure Specification) yang telah dibuat menggunakan proses pengelasan SMAW. Material uji dipotong pada daerah lasJasan untuk kemudian diuji dan dihitung sesuai ASTM Gl02.Pengujian menggunakan tiga elektroda dengan bantuan alat autolab potensiostat .Variasi salinitas yang digunakan adalah 32 Yo, 35%o dan 38 %.Sedangkan variasi suhu yang digunakair adalah TC, l70C,2fC. Pembuatan larutan dengan salinitas yang berbeda-beda dilakukan dengan mencampurkan NaCI dalam air. Misalnya,untuk membuat iarutan dengan salinitas 35Yo bisa dilakukandengan mencampur 35 gram NaCI dalam I kg air.Dari hasil pengujian diperoleh grafik dibawatr ini yang menunjukkan nilai rapat arus korosi (ikor). Nilaj inilah yang nantinya dimasukkan untuk menghitung laju korosi sesuai ketentuaa ASTM Gl-90 yang didasarkar pada rumus sbb : lc-a-i
ry : a:
..rnT,
Dimana: Laju korosi dengan satrmn mnlyear atau mmpy a: Berat atom logam yang terkorosi (gram / mol) i - Ikor : Kerapatan axus (FA I cror0) k:Konstanta (anl untuk satuanmpy dan 0.00327 untuk satuan mmpy) n: Jumlah elektron yang dilepas pada logam terkorosi fi = Malsa jenis logam terkorosi (gram / cm3
IIASIL PEXGUJIAN
Hasil yang didapat dmi pengujian tiga elekhoda adalah grafik . Grafik inilah yang nantinya digunakan sebagai acuan untuk mengitung laju lorosi.
.,..:,-..:::
,
-
-
Eksprimen Pengar uh Siltu Air Lout Terhadap Laia Korosi Pada Baja Karbon kdang Yang Dilas Smmv
Roslid, AaonFaSilaen
1377
Telematik: Yol 6, No2, April 2al4
or, l
:
04 l.
I ot 2l o2
0l
+lhu
17
:
; :
o
4
,-gdrs3a
*ital' atu&u
srrftuB
Grafik l. Grafik
grafik yang terbentuk setelah dilakukan pengujian korosi . Dari grcfik tersebut didapatkan nilai rapat arus korosi (ikor) yang kemudian dimasukkan ke dalam persamium I untuk mengetahui nilai'laju Grafik
1 menunjukkan
korosinya. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut;
Salinitas (0/0) 32
35
38
Suhu Kerapatan
fq 7 t2 27 7 12 27 7 t2 27
Laiu
Arus Korosi (pA/cm) (mm/year) 5,1713 0.0600 16,8113 38,0283
6,6564
19.5423
0.1953
0.4418 A.0773
0.2270
19,542'3
0.A16-al
24,6116 48,3426
0.0988 0.2859 0.5616
8,5043
Tabel I. Laju Korosi
Tabel 1. menyajikan data perhitungan laju kopsi menggdnakan perhitungan dari rumus diatas. Dari tabel krsebut dapat diketahui laju korosi semakin bertambah seiring pertambahan
kadt
salinitas dan suhu larutan.
Analisa sauilitas dan suhu air laut LIn$k B€rS€l*ska* penganfi kariar salisitas das suhu airlaut terhadap laju korosi maka dilakukan analisa lebih lanjut dari tabel niiai laju korosi yang telah
Eksprimen Pengaruh Suha Air Laut Terhadap Laiu Korosi Pada Baja Karbon Sedang Yang Dilos Smaw Rasyidf, Anton Fa Silaen
d
\i ri d
{
I i I
Telematik: Yol 6, No2, April 2014
1378
{ I
l
i
didapat. Gambar 2 menyajikan grafik laju korosi berdasarkan kadar salinitas air Iaut.
t
;;
I I
,
otl
__/
I I l
li
i1 I I I I I
-t
,n ,
o,
:
+Srh!1,
c?
-*,gqhu
.
3
7
or
I I
i
0
Uinils32
srlanr!
I
I I
$h!
li
35
5rr,il$ lE
rrD
Grafik 2.Laju Korosi Berdasarkan Salinitas
Dari grafik 2 dapat diketahui jika kadar salinitas air laut berpengaruh terhadap laju korosi baja sedang. Semakin tinggi salinitasnya, maka semakin tinggi laju korosinya. Korosi merupakan proses oksidasi sebuah logam dengan udara ataa elektrolit lainny4 dimana udara atau elektrolit akan mengami reduksi. Sclyawa di alam ini yang te.rmasuk larutan elektrolit adalah air hujan yang bersifat asarn atau air laut yang mengandung gararrl. Gararn sendiri merupakan senyawa kimia yang bersifat pengoksida ataupun bersifat peredu-ksi, sehingga otomatis tingkatan kadar garamnya jika semakin besar akan memp€rcepat laju korosi. Narnun demikian, berdasarkan teori pasivitas, pada kadar garam tertentu yaitu dengan kadar garam yang tinggi laju korosi akan menurun. Pasivitas adalah proses pengurangan daya reaktivitas suatu elemen korosi atau dapatjuga disebut sebagai eontoh logarn terhadap kondisi lingkungan tertentu.Kondisi dimana laju korosi menunln pada kadar garAm tertentu dinamakan kondisi pasif sehingga larutan garam selain bisa bersifat sebagai k-atalisator (pemicu/pemercepat) juga bias bersifat sebagai inhibitor . Namun, untuk ukuran perairan di duni4 secara umum dgp$ disimpulkan . jika semakin besar kadar salinitas air laut semakin besar pula laju korosinya. Hal ini karena kadar salinitas.diperairan di dunia, yang umumnya dilalui kapalmemiliki kadar garirm sekitar 3% - 4%. Jika dikonversikan dalam kondisi sebenarnyq maka peraiftrn yang memiliki kadar salinitas lebih tinggr bias menyebabkan korosi yang lebih besar bajal berbahan dasar bajakarbon sedang. Untuk ihr, ada baiknya mernperhitungkan . Dalam penelitian ini dapat diketahui untuk setiap penambahan salinitas sebesar 3Yo mak:a laju korcsi rata-rata bertambah sel'esar 0,0415 mmpy.
Eksperimen Pengaruh SuhuAirLaut Terhadap Laju Korosi Pada Baja Kafion Sedang Yang Dilas Snaw Rasyid, Anton Fa Silaen
sry .-t l,r1
1
I l
Telematik: Yol 6, No2, April 2014
1319
_-
,A
Lt
I t
"r o2
o.r
+tuhu
1,
*-5('h!
l,
i
o
$hnil)s
ll
5rl6trrl
15
Sitrfthr3s
Grafik 3. Laju Korosi Berdasarkan Suhu
Grafik 3 menyajikan grafik laju korosi berdasarkan suhuair laut. Dari grafik tersebut dapat diketahui jika suhu berpengaruh terhadip laju korosi. Semakin tinggi suhu maka semakin tinggi laju korosinya.
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elekho kimia yaitu proses (perubahan/reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Logam besi tidaklah mumi melainkan m€ngandung campufirn kmbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom logam besi (Fe) bertindak sebagai anode danatom C sebagai katode. Oksigen dari, udaru yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Elektron mengalir dari anoda ke katodq sehingga terjadilah peristiwa koros. Proses terjadinya korosi ini dipengaruhi oleh suhu eleknolit. Hal ini discbabkan dcngan meningkahya ternperatur maka rneni,rgkat pula energi kinetik partikel sehingga kenungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks sernakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat Efek korosi yang disebabkau oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atap mesin-m€sin yang dalarn pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting tools) ataudikenai parlas secara langsung (seperti mesin kendaraan bermotor). Jika dikonversikan dalam kondisi sebenarny4 maka daerah tropis yang memiliki suhu air laut lebih panas yang menyebabkan korosi yang lebih besar . Untuk rtq ada baiknya memperhitungkan ketebalan plat yang akan digunakan dengan melihat suhu air Iaut di berbagai daerah yang nantinya sebagai acuan dalam penelitian. Dalam penelitian ini diketahui untuk setiap penambahan suhu sebesar 100C maka laju korosi rata-ratabertambah sebesar O,ZOiZmmpy.
Eksprimen Pengaruh Suhu Air Lout Terhadap Laju Korosi Pado Bqja Korbon Sedang Iang Dllas Smow
Rasyid, Anton Fa Silaen
*c it 0
,[
I
'felematik: Yol
6, No2,
I
April 2014
380
KESIMPULA}{ Dalam hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kadar salinitas dan suhu air laut terhadap laju korosi semangkin tinggi. Semakin tinggi salinitas maupun suhu, semakin tinggi juga laju korosinya. Korosi tertinggi terjadi pada salinitas 38% dengan suhu 270C sebesar 0,5616 mmpy.Untuk setiap penambahan salinitas sebesar 3Yomaka laju korosi tata-tata bertambah sebesar 0,0415 mmpy. Sedangkan untuk penambahan suhu sebesar l00C maka laju korosi rata-rata bertambah sebesar 0,2052 mmpy.
1.
2. J.
4.
5.
6. 7. 8.
DAF"TAR PUSTAKA Trethwey, K.R dan Chamberlain, J. "Korosi untuk Mahasiswa dan Rekayasawan". Jakarta: PT. Gramedia Pustak4 (1991). whidarto, sri. "Petunjuk Kerja Las". Jakarta: Pradnya Paramita, (1987). Fontan4 M.G. "Corrosion Engineering". New York: McGraw-Hikll Book Company, (1994). laroa wi3ayanto dan Moehamad Noer,(2008)" Studi Korosi dan Sipat Mekanis Las Busur Rendarn Untuk Korosi Baja Melalui Flame Stress R.elieuing'_" Plos.eding Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi -IST AKPRIND Yokjakarta. Htrp://id.wikipedia.orglwikilsalinitas (diakses tanggal 12 Maret 2012) guLUarat, Erunr, "Kunci Identifikasi Plankion". Iakarta: Universitas Indonesia, (1986). ASTM (American standast for Testing and Material). "ASTM Glo? - 89 Corrosion Rate Calculation". A{nerika: ASTM International (2002): ASiM (American Standart for festing and Material). "ASTM G1-90 voi 3.2 Faruday Law" Amerika: ASTM International, (2002)-
I
I I I I
\-1 Eksperimen Pengaruh Suha Air Lout Terhadap Laiu Korosi Pada Baja Kobon Sedang Yeng Dilas 'Smaw
Rasyidi, Anton Fa Silaen
rS