KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (KPBK) JABATAN KERJA AHLI MUDA PERENCANA IRIGASI
A. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Pelatihan
berdasarkan
kompetensi
perlu
diselenggarakan
karena
adanya
”Kesenjangan Kompetensi” (Competency Gap). Apabila tidak ada kesenjangan kompetensi sebenarnya tidak perlu pelatihan, kecuali apabila terjadi perubahan penerapan metode pelaksanaan tugas baru sesuai tuntutan perkembangan pengalaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi atau untuk penyegaran kembali. Pada dasarnya tugas Manajemen Mutu Diklat Berdasarkan Kompetensi adalah untuk memenuhi tuntutan ”Kompetensi Yang Diinginkan” atau upaya memperkecil, bila perlu menghilangkan ”Kesenjangan Kompetensi” (Competency Gap) yaitu perbedaan kompetensi yang ada dengan kompetensi yang diinginkan dalam hal ini tuntutan yang harus dicapai dinyatakan ”Kompetensi Minimal” seperti digambarkan dalam matrik di bawah ini :
Permasalahan atau persoalannya adalah sudah adakah rincian kompetensi suatu tugas pekerjaan/ jabatan sebagai alat tolok ukur untuk mengukur kesenjangan kompetensi
dan
perangkat
lainnya
untuk
melakukan
Diklat
Berdasarkan
Kompetensi.
1
Untuk mendapatkan tolok ukur yang akan dipergunakan mengukur kesenjangan kompetensi maupun penyusunan Standar Kompetensi Jabatan dapat dilakukan analisis kompetensi jabatan dengan metodologi tertentu. Dalam hal tertentu memang diperlukan pencapaian nilai kompetensi 100% yaitu apabila tugas / pekerjaannya mengandung risiko sangat tinggi, misalnya pilot pesawat terbang atau ahli bedah, perencanaan dan pelaksanaan gelagar jembatan dengan bentang sangat panjang dan sebagainya. Namun karena masih banyaknya hambatan, perbedaan persepsi, kendala dan halhal lain serta mengingat masih dalam tahap transisi, maka pada kondisi tertentu tingkat pencapaian yang dianggap berhasil sementara dapat ditentukan dibawah 100%, misalnya minimal 75% yang makin lama makin dinaikkan. Dengan uraian diatas perlu kiranya segera ada perubahan persepsi bahwa pelatihan tidak sekedar melaksanakan kursus, target sekian, realisasi sekian, tetapi diperlukan suatu pengelolaan melalui suatu proses sebagai ”Benang Merah” yang merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan maupun dilompati. b. Dasar Hukum Penyusunan Kurikulum Pelatihan Salah satu unsur proses yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan Pelatihan adalah tersedianya Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi yang disusun mengacu pada Standar Kompetensi Kerja. Pengertian Kurikulum menurut Permen PU Nomor : 14/PRT/M/2009, Tentang Pedoman Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi pasal 1, butir 3 sebagai berikut: Kurikulum Pelatihan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelatihan tertentu. Penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (KPBK) untuk pemangku jabatan kerja adalah : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/ PRT/M/2009, tentang Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi, lampiran II Pedoman Penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi. c. Penyusunan Kurikulum Mengacu SKK Dalam rangka menerapkan ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tersebut diatas, Standar Kompetensi Kerja harus mengandung kepada 3 (tiga) komponen,
2
yaitu : Aspek Kompetensi, Dimensi Kompetensi, dan Tingkat Kinerja/ Gradasi Kompetensi Kunci. a.
Aspek Kompetensi terdiri dari Pengetahuan (Knowledge), Keterampilan (Skill), dan Sikap Kerja (Attitude)
b.
Dimensi Kompetensi ada 5 (lima), terdiri atas : a)
Kemampuan dalam tugas (task skill).
b)
Kemampuan mengelola tugas (task management skill).
c)
Kemampuan
mengatasi
suatu
masalah
tak
terduga
(contingency
management skill). d)
Kemampuan
menyesuaikan
dengan
ketentuan
lingkungan
kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja (job/ role environment safety/ health skill). e)
Kemampuan mentransfer/ beradaptasi dengan situasi yang berbeda/ tempat kerja baru (transferable management skill).
c.
Tingkat Kinerja Kompetensi Kunci a)
Tingkat kinerja 1 : melaksanakan proses sesuai teori atau prosedur yang telah ditentukan dan menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
b)
Tingkat kinerja 2 : mengelola proses termasuk menganalisis dan menentukan kriteria untuk sintesa dan mengevaluasi proses.
c)
Tingkat kinerja 3 : menentukan prinsip-prinsip proses, mengevaluasi dan mengubah bentuk proses secara kreatif dan inovatif berwawasan masa depan dan menentukan kriteria untuk pengembangan proses.
Penyusunan Kurikulum dan Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi dilakukan dengan mentransformasi unsur-unsur Standar Kompetensi Kerja menjadi unsurunsur Mata Pelatihan, dengan uraian sebagai berikut : a.
Judul Unit Kompetensi merepresentasi Judul Mata Latih.
b.
Judul Elemen Kompetensi merepresentasi Judul Silabus Pelatihan dirumuskan menjadi Bab Materi/ Modul Pelatihan.
c.
Judul Kriteria Unjuk Kerja (KUK) merepresentasi Judul Sub Silabus Materi Pelatihan dirumuskan menjadi Sub Bab Materi/ Modul Pelatihan.
Adapun tahapan utama proses penyusunan kurikulum adalah : a.
Strategi Pencapaian Tujuan Kompetensi
3
Strategi pencapaian tujuan kompetensi dalam pembuatan kerangka silabus dikembangkan berdasarkan identifikasi dan analisis masing-masing Kriteria Unjuk Kerja (KUK) terhadap Tingkat Kompetensi dan Dimensi Kompetensi. b.
Identifikasi dan Analisis Standar Kompetensi Identifikasi dan analisis standar kompetensi mengacu pada judul Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi, Kriteria Unjuk Kerja. Setiap Kriteria Unjuk Kerja dianalisis persyaratan kompetensinya untuk mengungkapkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, kemudian dirangkum dan dirumuskan silabusnya.
c.
Strategi tujuan pembelajaran dikembangkan berdasarkan rumusan silabus, kemudian dikaji dan ditetapkan : a)
Kegiatan pembelajaran Teori (T) dan/ atau Praktek (P)
b)
Metodologi dan media pembelajaran
c)
Waktu Pembelajaran
Waktu pembelajaran dihitung dari masing-masing Kriteria Unjuk Kerja, melalui cara mengukur waktu pembelajaran yang dibutuhkan berdasarkan kajian Indikator Unjuk Kerja / Keberhasilan (IUK) dan fakta peserta pelatihan, dengan mempertimbangkan beberapa variabel seperti pengalaman kerja, latar belakang, tingkat dan mutu pendidikan formal yang disesuaikan dengan sosial budaya tenaga kerja. Secara matriks dapat digambarkan sebagai berikut :
NO. KODE/ JUDUL UNIT KOMPETENSI : .......................................................................... ELEMEN KOMPETENSI No. Unsur Kompetensi/ Kriteria Unjuk Kerja
: ............................................................................. Pembelajaran Silabus T
P
Metoda/ Media Pembelajaran
Waktu Pembelajaran T
P
JML
Dari hasil identifikasi silabus, strategi pencapaian tujuan pelatihan dan pembelajaran dapat dituangkan dalam format Kurikulum Pelatihan Berdasarkan Kompetensi.
4
B. TUJUAN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI Perumusan tujuan pelatihan mengacu kepada pencapaian minimal kompetensi yang ditentukan dengan indikator kompetensi yaitu : Mampu melakukan suatu pekerjaan, sesuai volume, dimensi dan estetika yang ditentukan, dengan kualitas sesuai standar mutu/ spesifikasi, dan selesai dalam tempo yang ditentukan. Penetapan waktu dan metodologi Pelatihan dapat disesuaikan dengan variabelvariabel kondisi peserta pelatihan dan tersedianya prasarana dan sarana pelaksanaan Pelatihan, namun yang pasti dan paling penting tetap berpegang teguh kepada tercapainya tujuan pelatihan yang sudah ditentukan.
Tujuan Pelatihan dirumuskan sebagai berikut : a.
Tujuan Umum Pelatihan Setelah mengikuti pelatihan : mampu merencanakan teknis jaringan dan bangunan irigasi berdasarkan kriteria perencanaan yang berlaku.
b.
Tujuan Khusus Pelatihan Setelah selesai mengikuti pelatihan peserta mampu : 1) Menerapkan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait jasa konstruksi, dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan (SMK3L) 2) Menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya air 3) Mengumpulkan data perencanaan irigasi 4) Merencanakan layout daerah irigasi. 5) Merencanakan saluran dan bangunan irigasi 6) Merencanakan bangunan utama (bendung) 7) Menerapkan Parameter Standar Penggambaran Irigasi 8) Menyusun panduan operasi dan pemeliharaaan irigasi berdasarkan kriteria perencanaan 9) Melakukan aplikasi model matematis jaringan irigasi
C. PERSYARATAN PESERTA PELATIHAN a.
Persyaratan Peserta Peserta adalah tenaga kerja konstruksi yang memiliki : 1.
Sikap, perilaku, dan potensi yang meliputi : 1)
Moral yang baik;
2)
Dedikasi dan loyalitas terhadap tugas dan organisasi;
5
2.
3)
Kemampuan menjaga reputasi diri dan perusahaannya;
4)
Jasmani dan rohani yang sehat;
5)
Motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kompetensi;
Berijazah serendah-rendahnya: D3 atau S1/D4 bidang Teknik Sipil atau yang terkait dengan Sumber Daya Air
3.
Pengalaman kerja minimal di Bidang pekerjaan jalan: a.
Telah bekerja dalam subbidang SDA selama minimal 5 tahun, dengan 2 tahun dalam bagian subbidang irigasi, untuk lulusan D3
b.
Telah bekerja dalam subbidang SDA selama minimal 2 tahun, dengan 1 tahun dalam bagian subbidang irigasi, untuk lulusan S1/D4
b.
Seleksi Peserta Seleksi dilakukan untuk menjamin peserta Pelatihan akan ditempatkan pada posisi atau peran sesuai kompetensi yang didapat dari pelatihan.
D. LAMA PELATIHAN Lama pelatihan 86 jam pelajaran (@ = 45 menit) terdiri dari materi Pelatihan :
E.
1. Mata Pelatihan Kompetensi Umum
= 3 jam pelajaran.
2. Mata Pelatihan Kompetensi Inti
= 61 jam pelajaran
3. Mata Pelatihan Kompetensi Pilihan / Khusus
= 6
4. Praktek / Studi Kasus
= 8 jam pelajaran
5. Peninjauan Lapangan
= - jam pelajaran
6. Evaluasi / Ujian
= 8 jam pelajaran
jam pelajaran.
MATA PELATIHAN : AHLI MUDA PERENCANA IRIGASI
NO
Unit/Elemen Kompetensi
Jam Pelatihan (menit)
Mata Pelatihan
Teori Praktek Jumlah
I. 1.
Kompetensi Umum Menerapkan Peraturan dan perundangundangan yang terkait jasa konstruksi, dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta Lingkungan (SMK3L)
Mata Pelatihan Kompetensi Umum Peraturan dan perundang-undangan yang terkait jasa konstruksi, dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta Lingkungan (SMK3L)
3 JPL
-
3 JPL
6
Mengaplikasikan 1.1 Peraturan dan perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi 1.2 Mengaplikasikan 1.2 ketentuan SMK3L 1.3 Mengaplikasikan 1.3 prinsip ekosistem dalam sumber daya air (SDA) 1.1
Penerapan Peraturan dan perundangundangan yang terkait Jasa Konstruksi Penerapan Ketentuan SMK3L Penerapan Prinsip Ekosistem Dalam Sumber Daya Air (SDA)
Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Umum 1
II. 1.
Kompetensi Inti Menerapkan PrinsipPrinsip Pengelolaan Sumber Daya Air 1.1 Menentukan standar, pedoman, dan peraturan perundangundangan yang akan digunakan terkait dengan perencanaan irigasi 1.2 Mengaplikasikan standar, pedoman, dan peraturan perundangundangan dalam perencanaan irigasi 1.3 Mengaplikasikan sistem pengelolaan sumber daya air terpadu
Mata Pelatihan Kompetensi Inti Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air 1.1 Standar, Pedoman dan Peraturan PerundangUndangan dalam Perencanaan Irigasi
1.2 Penerapan standar,
pedoman, dan peraturan perundangundangan dalam perencanaan irigasi 1.3 Penerapan Sistem Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 1 2.
Mengumpulkan Data Perencanaan Irigasi 2.1 Menyiapkan pengumpulan data perencanaan 2.2 Melaksanakan sosialisasi tentang keirigasi-an kepada masyarakat
Data Perencanaan Irigasi 2.1 Persiapan
Pengumpulan Data Perencanaan 2.2 Pelaksanaan Sosialisasi Tentang Ke-Irigasian Kepada Masyarakat
30
-
30
60
-
60
45
-
45
135
-
135
Jam Pelatihan (menit) Teori Praktek Jumlah 2 JPL
-
2 JPL
25
-
25
35
-
35
30
-
30
90
-
90
5 JPL 30
-
5 JPL 30
30
-
30
-
7
60
-
60
30
-
30
75
-
75
225
-
225
6,3 JPL 45
1,7 JPL -
8 JPL 45
105
60
165
105
15
120
30
-
30
Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 3
285
75
360
Merencanakan Saluran Perencanaan Saluran dan Bangunan Irigasi dan Bangunan Irigasi 4.1 Menetapkan bentuk 4.1 Penetapan Bentuk dan dimensi Dan Dimensi Saluran saluran irigasi Irigasi 4.2 Menetapkan bentuk, 4.2 Merancang bahan, dan dimensi Bangunan Irigasi bangunan irigasi (bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan pengatur, dan bangunan ukur) 4.3 Menetapkan bentuk, 4.3 Merancang bahan, dan dimensi Bangunan Pelengkap bangunan pelengkap (goronggorong, talang, sipon, bangunan terjun, dsbnya) 4.4 Menetapkan bentuk 4.4 Merencanakan dan dimensi bentuk dan dimensi saluran pembuang saluran pembuang
5,3 JPL 95
6,7 JPL 135
12 JPL 230
40
45
85
55
60
115
50
60
110
Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 4
240
300
540
2.3 Melaksanakan
2.3 Pelaksanaan
kegiatan pertemuan Kegiatan Pertemuan konsultasi dengan Konsultasi Dengan masyarakat (PKM) Masyarakat (PKM) 2.4 Mengorganisasi data 2.4 Pengorganisasian perencanaan Data Perencanaan 2.5 Menetapkan data 2.5 Penetapan Data perencanaan Perencanaan Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 2 3.
4.
Merencanakan Layout Daerah Irigasi 3.1 Memeriksa lokasi perencanaan daerah irigasi 3.2 Merancang peta petak Irigasi 3.3 Menetapkan tata letak bangunan irigasi dan tata nama (nomenklatur) 3.4 Menetapkan layout definitif daerah irigasi
Layout Daerah Irigasi 3.1 Pemeriksaan Lokasi perencanaan daerah irigasi 3.2 Perancangan Peta Petak Irigasi 3.3 Penetapan Tata Letak Bangunan Irigasi dan Tata Nama (Nomenklatur) 3.4 Penetapan Layout Definitif Daerah Irigasi
8
5.
Merencanakan Bangunan Utama (Bendung) 5.1 Menetapkan Jenis bangunan utama (Bendung) 5.2 Membuat pra desain bangunan utama (Bendung) 5.3 Menetapkan desain bangunan utama (bendung)
Perencanaan Bangunan Utama (Bendung) 5.1 Penetapan Jenis Bangunan Utama (Bendung) 5.2 Merancang PraDisain Bangunan Utama (Bendung) 5.3 Penetapan Desain Bangunan Utama (Bendung)
Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 5 6.
Menerapkan Parameter Standar Penggambaran Irigasi 6.1 Melakukan persiapan pembuatan gambar perencanaan irigasi 6.2 Membuat gambar perencanaan 6.3 Melakukan evaluasi terhadap gambar perencanaan
Parameter Standar Penggambaran Irigasi 6.1 Persiapan
Pembuatan Gambar Perencanaan Irigasi 6.2 Pembuatan Gambar Perencanaan 6.3 Evaluasi Gambar Perencanaan
Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 6 7
Menyusun Panduan Operasi dan Pemeliharaaan Irigasi berdasarkan Kriteria Perencanaan 7.1 Menyiapkan penyusunan panduan operasi dan pemeliharaan (O&P) irigasi 7.2 Melakukan penyusunan panduan operasi dan pemeliharaan (O&P) irigasi 7.3 Melaporkan hasil penyusunan pedoman O & P irigasi
Panduan Operasi dan Pemeliharaaan Irigasi
13 JPL
15 JPL
28 JPL
90
-
90
405
675
1080
90
-
90
585
675
1260
3 JPL
-
3 JPL
50
-
50
60
-
60
25
-
25
135
-
135
2 JPL
3 JPL
3 JPL
7.1 Persiapan Penyusunan Panduan Operasi Dan Pemeliharaan (O&P) Irigasi 7.2 Menyusun Panduan Operasi Dan Pemeliharaan (O&P) Irigasi
30
-
30
30
100
130
7.3 Laporan Penyusunan Pedoman O & P Irigasi
30
35
65
Jumlah Jam Mata Pelatihan Kompetensi Inti 7
90
135
225
9
III. 1.
Kompetensi Khusus Melakukan Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi
Mata Pelatihan Kompetensi Khusus Aplikasi Model Matematis Jaringan Irigasi
1.1 Melakukan persiapan
1.1 Persiapan Proses proses aplikasi model Aplikasi Model matematis jaringan Matematis Jaringan irigasi Irigasi 1.2 Mengaplikasikan 1.2 Penggunaan Aplikasi model matematis Model Matematis yang dibutuhkan Pada Perencanaan untuk perencanaan Jaringan Irigas jaringan irigasi 1.3 Membuat rangkuman 1.3 Rangkuman Data data hasil aplikasi Hasil Aplikasi Model model matematis Matematis Jaringan jaringan irigasi Irigasi
Mata Pelatihan Penunjang
IV. 1. 2.
Studi Kasus Peninjauan Lapangan
Jumlah Jam Pelajaran Mata Pelatihan Penunjang
V. 1.
Evaluasi Evaluasi Akhir Pelatihan
Jumlah Jam Evaluasi
Jam Pelajaran Teori Praktek Jumlah 2,4 3,6 6 JPL JPL JPL
35
-
35
45
115
160
30
45
75
110
160
270
Jam Pelajaran Teori Praktek Jumlah -
8
8
-
-
-
-
8
8
Jam Pelajaran Teori Praktek Jumlah 4 4 8 4
4
8
10
F. HASIL BELAJAR Struktur uraian materi mata pelatihan mengacu analisis dan kajian posisi IUK, dikembang kan sebagai berikut : Unit Kompetensi direpresentasikan sebagai : judul materi mata Pelatihan dan dirumuskan sebagai Tujuan Pembelajaran Umum Elemen Kompetensi sebagai judul : Silabus dirumuskan menjadi : Tujuan Pembelajaran Khusus berfungsi sebagai Kriteria Penilaian, direpresentasikan sebagai Silabus Materi Pelatihan Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dirumuskan sebagai : Indikator hasil pelatihan, dapat direpresentasikan sebagai Sub Silabus Materi Pelatihan. Uraian detail materi pelatihan berupa modul atau audio visual selalu mengacu kepada hasil analisia dan kajian posisi Indikator Unjuk Kerja / Keberhasilan yang relevan. a. Mata Pelatihan Kompetensi Umum 1.
Judul Mata Pelatihan : Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi, dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L). merepresentasikan Unit Kompetensi Menerapkan Peraturan dan Perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi, dan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L). Tujuan Pembelajaran Umum: mampu menerapkan peraturan dan perundang-undangan yang terkait jasa konstruksi, dan sistem manajemen keselamatan & kesehatan kerja dan Lingkungan (SMK3L).
Tujuan Pembelajaran Khusus: 1)
Mampu: Mengaplikasikan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi sebagai sub Silabus: Penerapan Peraturan dan perundang-undangan yang terkait Jasa Konstruksi. Dengan indikator mampu: 1.1
Mengidentifikasi Peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan profesi perencana pada bidang jasa konstruksi dengan cermat
1.2
Menyusun Ketentuan-ketentuan terkait dengan tugas perencanaan yang terdapat di peraturan dan perundang -undangan dalam suatu daftar
11
1.3
Melaksanakan Ketentuan-ketentuan yang terkait dengan tugas perencanaan dengan benar sesuai ketentuan
2)
Mampu:
Mengaplikasikan ketentuan
SMK3L
sebagai
sub
Silabus
Penerapan ketentuan SMK3L Dengan indikator mampu: 2.1. Mengidentifikasi
Ketentuan-ketentuan
tentang
SMK3L
dalam
Perencanaan irigasi secara cermat dan benar 2.2. Menggunakan hasil studi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang ada pada wilayah sungai, sesuai kebutuhan 2.3.
Melaksanakan Rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dalam rencana pengelolaan SDA wilayah sungai, secara konsisten
2.4. Melaksanakan Rencana pemantauan lingkungan (RPL) dalam rencana pengelolaan SDA wilayah sungai, secara konsisten.
3)
Mampu : Mengaplikasikan prinsip ekosistem dalam sumber daya air (SDA) sebagai Sub Silabus Penerapan prinsip ekosistem dalam sumber daya air (SDA). Dengan indikator mampu: 3.1
Menyusun Langkah-langkah ekosistem dalam pengelolaan SDA, sesuai prosedur
3.2
Melaksanakan Ekosistem dalam pengelolaan SDA, sesuai ketentuan.
3.3
Menggunakan prinsip ekosistem dalam pengelolaan SDA, secara konsisten
b. Mata Pelatihan Kompetensi Inti 1. Judul Mata Pelatihan : Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air merepresentasikan Unit Kompetensi Menerapkan Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air. Tujuan Pembelajaran Umum. Mampu: menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya air pada perencanaan irigasi, Tujuan Pembelajaran Khusus 1) Mampu: Menentukan Standard dan pedoman yang digunakan dalam perencanaan sebagai sub Silabus: Standard, Pedoman dan Peraturan Perundang-undangan dalam perencanaan Irigasi.
12
Dengan Indikator mampu: 1.1
Mengidentifikasi standar, pedoman dan peraturan perundangundangan yang terkait dengan perencanaan irigasi dengan cermat.
1.2
Memilah standar, pedoman dan peraturan perundang-undangan yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan perencanaan irigasi.
1.3
Menetapkan
standar,
pedoman
dan
peraturan
perundang-
undangan yang terkait dengan perencanaan irigasi sesuai kebutuhan.
2)
Mampu: Mengaplikasikan standar, pedoman dan peraturan perundangundangan dalam perencanaan irigasi sebagai sub Silabus: Penerapan standar, pedoman dan peraturan perundang-undangan dalam perencanaan irigasi. Dengan Indikator mampu: 2.1. Mengkaji standar, pedoman dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan perencanaan irigasi dengan cermat. 2.2. Menggunakan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan perencanaan irigasi sesuai dengan kebutuhan 2.3. Menggunakan
standar dan pedoman yang terkait
dengan
perencanaan irigasi.
3) Mampu: Mengaplikasikan sistem pengelolaan sumber daya air terpadu sebagai sub Silabus: Penerapan sistem pengelolaan sumber daya air terpadu. Dengan Indikator mampu: 3.1
Menggunakan prinsip konservasi dan penatagunaan SDA sebagai penanggulangan daya rusak air terhadap lingkungan
3.2
Melaksanakan pemberdayaan masyarakat (capacity building) sejak awal perencanaan
3.3
Menyiapkan ketersediaan informasi dan data sumber daya air sesuai dengan kebutuhan
2. Judul
Mata
Pelatihan
Data
Perencanaan
Irigasi
merepresenasikan
Unit
Kompetensi Mengumpulkan Data Perencanaan Irigasi.
13
Tujuan Pembelajaran Umum. Mampu: mengumpulkan data perencanaan irigasi melalui sosialisasi dan pertemuan konsultasi dengan masyarakat. Tujuan Pembelajaran Khusus 1)
Mampu: Menyiapkan pengumpulan data perencanaan sebagai sub Silabus: Persiapan pengumpulan data perencanaan. Dengan Indikator mampu: 1.1
Mengidentifikasi kebutuhan data untuk perencanaan irigasi dengan cermat
1.2
Merangkum kebutuhan data untuk perencanaan irigasi baik teknis maupun non teknis dengan cermat
1.3
Menentukan metode pengumpulan data perencanaan sesuai dengan jenis dan karakteristik data.
2)
Mampu: Melaksanakan sosialisasi tentang ke-irigasi-an kepada masyarakat sebagai sub Silabus Pelaksanaan sosialisasi tentang ke-irigasi-an kepada masyarakat . Dengan Indikator mampu: 2.1 Menyusun materi untuk kegiatan sosialisasi kepada masyarakat tentang ke-irigasi-an dengan cermat 2.2 Menjelaskan informasi tentang keirigasian secara rinci dengan bahasa yang mudah dipahami pada saat sosialisasi 2.3 Mencatat saran dan masukan dari masyarakat terkait dengan keirigasian sebagai data 2.4 Membuat laporan hasil sosialisasi sesuai format dan prosedur yang telah ditetapkan
3)
Mampu: Melaksanakan kegiatan pertemuan konsultasi dengan masyarakat (PKM) sebagai sub Silabus : Pelaksanaan kegiatan pertemuan konsultasi dengan masyarakat (PKM). Dengan Indikator mampu: 3.1
Menyusun bahan yang akan dilaporkan dalam PKM dan angket (daftar pertanyaan) kepada pemilik kepentingan (Stakeholder), dengan cermat sesuai tujuan pertemuan
3.2
Merencanakan tempat, waktu dan panitia penyelenggara PKM serta wakil pemilik kepentingan yang akan diundang dengan cermat
14
3.3
Mencatat semua masukan dari masyarakat dan instansi terkait, termasuk hal-hal yang telah disepakati dengan cermat.
3.4
Membuat laporan hasil kegiatan PKM sesuai format dan prosedur yang telah ditetapkan.
4)
Mampu: Mengorganisasi data perencanaan sebagai sub Silabus : Pengorganisasian data perencanaan. Dengan Indikator mampu: 4.1
Memeriksa data dan informasi baik yang dihasilkan dari survei dan investigasi lapangan maupun hasil pertemuan dengan masyarakat dengan cermat
4.2
Memilah hasil pemeriksaan data dan informasi baik yang dihasilkan dari survei dan investigasi lapangan maupun hasil pertemuan dengan masyarakat sesuai dengan kebutuhan perencanaan irigasi.
4.3
Merangkum semua data hasil pemilahan secara cermat.
5) Mampu: Menetapkan data perencanaan sebagai sub Silabus: Penetapan data perencanaan Dengan Indikator mampu: 5.1
Memeriksa data teknis perencanaan (hidroklimatologi, hidrogeologi, hidrometri, geologi, geoteknik, kapabilitas tanah, peta dan hasil pengukuran, demografi dan sosial ekonomi) hasil analisis dengan teliti
5.2
Memeriksa data hasil analisis hidrologi berupa water balance, kebutuhan air disawah, pola tanam dan tata tanam yang optimum dengan benar dan teliti
5.3
Mengaplikasikan semua data hasil pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan sebagai data perencanaan definitive.
3. Judul Mata Pelatihan Layout Daerah Irigasi merepresentasikan Unit Kompetensi Merencanakan Layout Daerah Irigasi Tujuan Pembelajaran Umum. Mampu: Membuat Rancangan Layout Daerah Irigasi Tujuan Pembelajaran Khusus 1)
Mampu: Memeriksa lokasi perencanaan daerah irigasi sebagai sub Silabus: Pemeriksaan lokasi perencanaan daerah irigasi.
15
Dengan Indikator mampu: 1.1 Mengidentifikasi lokasi daerah irigasi dengan teliti berdasarkan peta topografi 1.2 Memberi tanda (warna) daerah-daerah yang teridentifikasi tidak dapat diairi sesuai persyaratan 1.3 Mengidentifikasi bangunan-bangunan atau lokasi existing (batas kampung, jalan, sungai, dsb) secara teliti
2)
Mampu: Merancang peta petak Irigasi sebagai Sub Silabus Perancangan peta petak Irigasi. Dengan Indikator mampu: 2.1. Membuat trace saluran (primer, sekunder dan tersier) dan saluran pembuang berdasarkan kriteria perencanaan yang telah ditetapkan 2.2. Membuat bentuk petak tersier sesuai dengan kondisi daerah yang akan diairi berdasarkan peta topografi 2.3. Membuat
luas
petak
tersier
yang
terbentuk
sesuai
dengan
persyaratan dalam kriteria perencanaan 2.4. Membuat petak kwarter dan pencetakan sawah secara proporsional sesuai kriteria
3)
Mampu: Menetapkan tata letak bangunan irigasi dan tata nama (nomenklatur) sebagai sub Silabus penetapan tata letak bangunan irigasi dan tata nama (nomenklatur). Dengan Indikator mampu: 3.1 Menentukan letak bangunan bagi dan sadap berdasarkan kondisi daerah yang diairi.dan sesuai persyaratan dalam kriteria Perencanaan 3.2 Mengidentifikasi jenis dan tipe bangunan pelengkap pada jaringan irigasi (gorong-gorong, talang, sipon, terjunan, dsb) sesuai kebutuhan dan kondisi topografi 3.3 Menentukan jenis dan tipe bangunan ukur secara cermat sesuai dengan debit yang dialirkan. 3.4 Menentukan bangunan boks tersier dan kwarter sesuai dengan kondisi topografi 3.5 Menentukan tata nama (nomenklatur) sesuai dengan kriteria pada pra-layout daerah irigasi
16
4)
Mampu: Menetapkan layout definitif daerah irigasi sebagai sub Silabus: Penetapan layout definitif daerah irigasi. Dengan Indikator mampu: 4.1
Mengonsultasikan hasil rancangan layout
jaringan irigasi kepada
pihak terkait 4.2
Memeriksa rancangan layout ke lapangan bersama petugas dan pemanfaat air irigasi secara cermat
4.3
Menyempurnakan rancangan layout berdasarkan hasil pengecekan lapangan untuk dijadikan bahan penetapan layout definitif
4. Judul
Mata
Pelatihan:
merepresenasikan Unit
Perencanaan Kompetensi
Saluran
dan
Bangunan
Irigasi
Merencanakan Saluran dan Bangunan
Irigasi. Tujuan Pembelajaran Umum. Mampu: merencanakan saluran dan bangunan irigasi Tujuan Pembelajaran Khusus 1)
Mampu: Menetapkan bentuk dan
dimensi saluran irigasi sebagai sub
Silabus Penetapan bentuk dan dimensi saluran irigasi. Dengan Indikator mampu: 1.1
Merancang bentuk penampang, bahan, dan struktur saluran irigasi dengan cermat berdasarkan kondisi tanah dan kriteria perencanaan
1.2
Menghitung kapasitas setiap saluran dengan teliti berdasarkan luasan daerah yang akan diairi
1.3
Menghitung dimensi saluran dengan cermat berdasarkan kriteria perencanaan yang telah ditetapkan
1.4
Menghitung elevasi muka air di setiap saluran dan bangunan dengan cermat
1.5
Mengonsultasikan hasil penetapan dan perhitungan dimensi saluran kepada pihak terkait.
2)
Mampu: Menetapkan bentuk, bahan, dan dimensi bangunan irigasi (bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan pengatur, dan bangunan ukur) sebagai sub Silabus : Merancang Bangunan Irigasi. Dengan Indikator mampu: 2.1. Merancang bentuk , bahan, dan struktur bangunan dengan cermat sesuai dengan fungsinya dan memenuhi criteria perencanaan
17
2.2. Menghitung dimensi bangunan irigasi dengan cermat berdasarkan kondisi tanah serta mengacu pada criteria perencanaan 2.3. Mengonsultasikan hasil penetapan bentuk dan perhitungan dimensi bangunan irigasi kepada pihak terkait
3) Mampu: Menetapkan bentuk, bahan, dan dimensi bangunan pelengkap (gorong-gorong, talang, sipon, bangunan terjun, dsbnya)sebagai sub Silabus Merancang Bangunan Pelengkap. Dengan Indikator mampu: 3.1 Memeriksa rencana letak, jenis, dan tipe bangunan pelengkap pada layout jaringan irigasi kembali dengan teliti 3.2 Merancang bentuk, bahan, dan struktur bangunan pelengkap dengan cermat sesuai dengan fungsi, dan kriteria perencanaan 3.3 Menghitung dimensi bangunan pelengkap dengan cermat berdasarkan kondisi tanah serta mengacu pada kriteria perencanaan. 3.4 Mengonsultasikan hasil penetapan bentuk dan perhitungan dimensi bangunan pelengkap kepada pihak terkait agar diperoleh persetujuan 4)
Mampu Menetapkan bentuk dan dimensi saluran pembuang sebagai sub Silabus Merencanakan bentuk dan dimensi saluran pembuang. Dengan Indikator mampu 4.1 Merancang bentuk penampang, bahan dan struktur saluran irigasi dengan cermat berdasarkan kondisi tanah 4.2 Menghitung kapasitas setiap saluran pembuang dengan teliti sesuai dengan kriteria perencanaan 4.3 Menghitung dimensi saluran pembuang dengan cermat berdasarkan kriteria perencanaan yang telah ditetapkan 4.4 Mengonsultasikan hasil penetapan dan perhitungan dimensi saluran pembuang kepada pihak terkait agar diperoleh persetujuan
5. Judul
Mata
Pelatihan
:
Perencanaan
Bangunan
Utama
(Bendung)
merepresentasikan Unit Kompetensi Merencanakan Bangunan Utama (Bendung)
Tujuan Pembelajaran Umum. Mampu:
merancang
bangunan
utama
(Bendung)
berdasarkan
Kriteria
Perencanaan.
18
Tujuan Pembelajaran Khusus 1)
Mampu: Menetapkan jenis bangunan utama (Bendung)sebagai sub Silabus Penetapan jenis bangunan utama (Bendung). Dengan Indikator mampu: 1.1 Mengevaluasi lokasi penempatan bendung berdasarkan kondisi tanah dan fungsinya dengan teliti 1.2 Memeriksa data hasil analisis (hidrologi, geologi, geoteknik, dan sebagainya)
kelengkapannya
untuk
menghindari
kesalahan
perancangan 1.3 Menentukan bentuk, jenis, dan material bendung berdasarkan kriteria perencanaan 02 ((KP-02)) dan SNI tentang pelaksanaan konstruksi. 2)
Mampu: Membuat pra desain bangunan utama (Bendung) sebagai sub Silabus Membuat pra desain bangunan utama (Bendung). Dengan Indikator mampu: 2.1. Merancang desain bendung dengan memperhatikan kondisi tanah dan hasil analisis debit banjir rencana dengan mengacu pada standar kriteria perencanaan 2.2. Menganalisis kontrol stabilitas tubuh bendung terhadap gaya-gaya yang timbul dengan berpedoman pada standar kriteria perencanaan 2.3. Merancang bangunan pelengkap bendung sesuai kebutuhan dan fungsi dengan berpijak pada pedoman kriteria perencanaan
3)
Mampu: Menetapkan desain bangunan utama (bendung) sebagai sub Silabus : Penetapan desain bangunan utama (bendung). Dengan Indikator mampu: 3.1
Melakukan uji model terhadap pradesain untuk memperoleh desain yang optimal, baik secara teknis maupun operasional
3.2
Melakukan penyempurnaan pradesain bangunan utama dengan memperhatikan hasil uji model.
3.3
Mengonsultasikan hasil penyempurnaan pradesain bangunan utama kepada pihak terkait untuk dijadikan bahan penetapan desain definitif.
19
6. Judul
Mata
Pelatihan
merepresenasikan
Unit
Parameter Kompetensi
Standar Menerapkan
Penggambaran Parameter
Irigasi Standar
Penggambaran Irigasi. Tujuan Pembelajaran Umum. Mampu: menerapkan Parameter Standar Penggambaran Irigasi Tujuan Pembelajaran Khusus 1)
Mampu: Melakukan persiapan pembuatan gambar perencanaan irigasi sebagai sub Silabus Persiapan pembuatan gambar perencanaan irigasi. Dengan Indikator mampu: 1.1
Menginventarisasi semua hasil perencanaan dan perhitungan dimensi bangunan irigasi dengan teliti
1.2
Memeriksa sket gambar hasil perhitungan kembali agar tidak terjadi kesalahan penggambaran
1.3
Menjelaskan kajian terhadap standar gambar perencanaan irigasi dengan terperinci kepada juru gambar
1.4
Menjelaskan jenis gambar yang dibuat (site plan, denah, potongan, dan detail) kepada juru gambar (drafter) dengan terperinci.
2)
Mampu: Membuat gambar perencanaan sebagai sub Silabus: Pembuatan gambar perencanaan Dengan Indikator mampu: 2.1. Mengawasi standar gambar dalam perencanaan irigasi penerapannya 2.2. Mengawasi ukuran, skala, dan kelengkapan lainnya pada setiap penggambaran dengan cermat 2.3. Mengawasi produktivitas dan kinerja juru gambar dalam proses pembuatan gambar dengan baik
3)
Mampu: Melakukan evaluasi terhadap gambar perencanaan sebagai sub Silabus : Evaluasi gambar perencanaan. Dengan Indikator mampu: 3.1
Memeriksa Jumlah, jenis dan kesesuaian gambar rencana dengan hasil perhitungan atau sket gambar dengan teliti
3.2
Melakukan perbaikan, Jika ditemukan ketidakcocokan atau kesalahan dalam penggambaran
3.3
Merekomendasikan gambar perencanaan yang sudah memenuhi standar kepada pihak terkait sebagai gambar perencanaan definitive.
20
7. Judul
Mata
Pelatihan
merepresenasikan
Unit
Panduan Kompetensi
Operasi
dan
Menyusun
Pemeliharaaan Panduan
Irigasi
Operasi
dan
Pemeliharaaan Irigasi berdasarkan Kriteria Perencanaan. Tujuan Pembelajaran Umum. Mampu:
menyusun panduan operasi dan pemeliharaaan (O&P)
irigasi
berdasarkan kriteria perencanaan. Tujuan Pembelajaran Khusus 1)
Mampu: Menyiapkan penyusunan panduan
operasi dan pemeliharaan
(O&P) irigasi sebagai sub Silabus Persiapan penyusunan panduan operasi dan pemeliharaan (O&P) irigasi. Dengan Indikator mampu: 1.1
Menginvetarisasi jenis bangunan irigasi (bangunan utama, bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan pengatur, bangunan ukur dan bangunan pelengkap), dan saluran irigasi (pembawa dan pembuang) dengan cermat.
1.2
Merumuskan metode penyusunan panduan O & P berdasarkan kriteria O&P irigasi dengan teliti.
1.3
Memeriksa kembali format dan perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam penyusunan pedoman O&P
2)
Mampu: Melakukan penyusunan panduan operasi dan pemeliharaan (O&P) irigasi sebagai sub Silabus Menyusun panduan operasi dan pemeliharaan (O&P) irigasi. Dengan Indikator mampu: 2.1
Menginvetarisasi jenis dan jumlah bangunan irigasi (bangunan utama, bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan pengatur, bangunan ukur dan bangunan pelengkap), dan saluran irigasi (pembawa dan pembuang) dengan cermat
2.2
Membuat draf panduan operasi dan pemeliharaan (O&P) setiap jenis saluran dengan terperinci dan jelas berdasarkan kriteria O&P saluran
2.3
Memeriksa kembali subtansi draf panduan O&P dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan dan memenuhi standar kriteria
3)
Mampu: Membuat laporan hasil penyusunan panduan O & P irigasi sebagai sub Silabus: Laporan penyusunan pedoman O & P irigasi.
21
Dengan Indikator mampu: 3.1
Memeriksa kembali Hasil penyusunan O&P kesesuaiannya terhadap tata cara penyusunan kriteria O & P irigasi.
3.2
Menyusun laporan hasil penyusunan panduan O&P sesuai prosedur
3.3
Mengonsultasikan laporan kepada pihak terkait dilengkapi dengan draf panduan O&P untuk ditetapkan sebagai panduan O&P irigasi definitive.
c.
Mata Pelatihan Kompetensi Khusus 1. Judul
Mata
Pelatihan
:
Aplikasi
merepresentasikan Unit Kompetensi
Model
Matematis
Jaringan
Irigasi
Melakukan Aplikasi Model Matematis
Jaringan Irigasi. Tujuan Pembelajaran Umum. Mampu: melakukan aplikasi model matematis jaringan irigasi perencanaan irigasi, Tujuan Pembelajaran Khusus 1) Mampu: Melakukan persiapan proses aplikasi model matematis jaringan irigasi sebagai sub Silabus Persiapan proses aplikasi model matematis jaringan irigasi . Dengan Indikator mampu: 1.1
Memilih perangkat lunak (software) untuk pembuatan aplikasi model dengan teliti sesuai dengan kebutuhan
1.2
Menyiapkan gambar layout jaringan irigasi definitif sesuai dengan kebutuhan
1.3
Mengelompokkan data-data yang terkait dengan aplikasi model matematis sesuai dengan kebutuhan.
2)
Mampu: Menggunakan
aplikasi model matematis yang dibutuhkan
untuk perencanaan jaringan irigasi sebagai sub Silabus Penggunaan aplikasi model matematis yang dibutuhkan untuk perencanaan jaringan irigasi. Dengan Indikator mampu: 2.1. Menyiapkan program aplikasi model matematis jaringan irigasi sesuai dengan prosedur 2.2. Melakukan input data yang dibutuhkan dalam proses aplikasi model matematis dengan cermat sesuai dengan prosedur
22
2.3. Menjalankan proses aplikasi model matematis sesuai dengan prosedur. 2.4. Memeriksa hasil analisis perencanaan jaringan irigasi berdasarkan aplikasi model matematis dengan teliti
3) Mampu: Membuat rangkuman data hasil aplikasi model matematis jaringan irigasi sebagai sub Silabus Rangkuman data hasil aplikasi model matematis jaringan irigasi . Dengan Indikator mampu: 3.1
Menyusun hasil aplikasi model matematis sesuai dengan format
3.2
Membuat penyajian data hasil aplikasi model matematis sesuai dengan format standar sehingga mudah dibaca dan dipahami
3.3
Melaporkan hasil aplikasi model matematis yang telah tersusun kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur.
G. STRATEGI PEMBELAJARAN a. Metodologi Pencapaian Tujuan Pelatihan Sejalan
dengan
kemajuan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
khususnya
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka metodologi pencapaian tujuan pelatihan perlu disesuaikan sehingga lebih efektif, antara lain : Participatory Training, E Training, Multimedia Based Training, Distance Training atau metodologi lainnya yang tepat. Untuk mengembangkan metodologi pelatihan tersebut diatas perlu didukung dengan materi pelatihan berupa modul atau media audio visual dengan pola pembelajaran mandiri (self instructional). b. Metodologi Pencapaian Tujuan Pembelajaran Metodologi pembelajaran untuk mencapai tujuan Diklat disesuaikan dengan teknik pembelajaran teori maupun praktek. 1.
Strategi Pembelajaran teori: Proses pembelajaran teori disesuaikan dengan urutan materi Diklat : 1)
Metodologi (a) Ceramah/Diskusi (b) Loka Karya Terstruktur/Terencana atau seminar. (c) Peragaan/ Demontrasi/ Visualisasi (d) Widya karya dan lain-lain
23
2)
Media/bahan (a) OHT + OHP atau LCD + Lap top. (b) Papan tulis lengkap flipchart dan alat tulis. (c) Materi pembelajaran. (d) Ruang kelas lengkap dengan perlengkapannya
2.
Strategi Pelaksanaan Praktek Strategi pelaksanaan praktek terdiri dari : 1)
Strategi pelaksanaan praktek dilakukan dengan memberikan gambaran nyata apa yang dijelaskan dalam pembelajaran teori dengan menunjukan secara visual antara lain : (a) Wall diagram. (b) Gambar-gambar visualisasi. (c) Alat peraga. (d) Alat demonstrasi.
2)
Strategi pelaksanaan prektek dilakukan dengan praktek langsung di lapangan atau tempat kerja (OJT/OJE = On The Job Training / On The Job Experience), baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan, mengacu pedoman OJE, termasuk melakukan penilaian hasilnya. Pelaksanaan praktek ini didukung prasarana dan sarana yang disediakan oleh Lembaga Pelatihan antara lain: (a) Peralatan dan perlengkapan (b) Bahan / material praktek (c) Areal praktek : Pada lokasi proyek atau Lembaga Diklat (d) Waktu: Sesuai kebutuhan / dalam hari / minggu / bulan
c. Widyaiswara / Instruktur / Fasilitator 1.
Harus mengacu SKJF dan KDBK yang relevan.
2.
Harus menguasai teknis substansi yang diajarkan.
3.
Harus mempunyai sertifikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya.
4.
Dalam memberikan materi Diklat, Widyaiswara / instruktur / fasilitator dapat berinovasi dan berimprovisasi dengan metodologi yang tepat.
d. Penyelenggaraan Penyelenggara harus konsisten dan disiplin dalam mencapai tujuan Diklat yang telah ditentukan.
24
e. Referensi
H.
1.
SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia),.
2.
Kurikulum Pelatihan Berdasarkan Kompetensi (KPBK).
3.
Standard Operating Procedure (SOP) terkait dan sesuai.
4.
Materi pelatihan.
PENILAIAN HASIL Evaluasi terhadap program Pelatihan jasa konstruksi dilakukan melalui penilaian terhadap peserta, kinerja penyelenggara, widyaiswara, dan pasca diklat. a. Evaluasi Peserta Penilaian terhadap peserta meliputi 2 (dua) aspek yaitu : 1.
Aspek sikap dan perilaku dengan bobot 30%;
2.
Aspek akademis/penguasaan materi dengan bobot 70%.
Nilai terendah adalah 0 (nol) sedangkan nilai tetinggi adalah 100 (seratus) . 1.
Aspek Sikap dan Perilaku a.
Unsur yang dinilai mengenai aspek dan perilaku serta bobotnya adalah sebagai berikut; 1)
Disiplin ………………………………………10%
2)
Kerjasama …………………………………..10%
3)
Prakarsa ……………………………………..10%
Indikator yang dinilai dari masing-masing unsur aspek sikap dan perilaku kepemimpinan adalah sebagai berikut : 1)
Disiplin Disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan peserta terhadap seluruh ketentuan yang ditetapkan oleh penyelenggara. Indikator disiplin adalah :
2)
a)
Kerapihan ;
b)
Ketepatan hadir dalam setiap kegiatan diklat;
c)
Kesungguhan mengikuti setiap kegiatan;
d)
Kejujuran dan kesungguhan dalam melaksanakan tugas.
Kerjasama Kerjasama
adalah
kemampuan
untuk
berkoordinasi
dalam
menyelesaikan tugas secara tim, serta mampu meyakinkan dan mempertemukan gagasan.
25
Indikator kerjasama adalah :
3)
a)
Kontribusi dalam penyelesaian tugas bersama;
b)
Membina keutuhan dan kekompakan kelompok;
c)
Tidak mendikte atau mendominasi kelompok;
d)
Mau menerima pendapat orang lain.
Prakarsa. Prakarsa adalah kemampuan untuk mengajukan gagasan yang bermanfaat bagi kepentingan kelompok atau kepentingan yang lebih luas.
b.
a)
Membantu membuat iklim diklat yang mengarahkan;
b)
Mampu membuat saran demi kelancaran diklat;
c)
Aktif mengajukan pertanyaan yang relevan;
d)
Mampu mengendalikan diri, waktu, situasi, dan lingkungan.
Penilaian Penilaian terhadap sikap dan perilaku peserta dilakukan berdasarkan pengamatan yang cermat oleh widyaiswara, penyelenggara, pembimbing, pendamping, pengamat dan lain-lain pihak yang secara fungsional bertanggungjawab
dalam
proses
belajar
mengajar
selama
diklat
berlangsung baik kegiatan di dalam maupun di luar kelas, meliputi:
2.
1)
Kegiatan belajar di kelas;
2)
Kegiatan harian di asrama;
3)
Diskusi, penyusunan kertas kerja/ tugas-tugas, dan seminar;
Aspek Akademis/ Penguasaan Materi. a.
Unsur yang dinilai mengenai aspek penguasaan materi dan bobotnya adalah sebagai berikut: 1)
Hasil ujian akhir
= 40%;
2)
Kertas Kerja Kelompok (KKK)
= 20%;
3)
Seminar
= 10% Jumlah
= 70%.
Nilai aspek akademis/ penguasaan materi merupakan penjumlahan nilai bobot hasil ujian akhir, kertas kerja perorangan (KKK), dan nilai seminar (presentasi) dengan ketentuan : 1)
Ujian akhir
26
Ujian akhir terutama difokuskan pada aspek kemampuan kognitif dan bersifat komprehensif, dilakukan setelah seluruh mata pelatihan dalam kurikulum Pelatihan diberikan. Penyiapan soal ujian akhir, penyelenggaraan ujian, koreksi, dan penilaiannya dilakukan oleh Tim Penilai. 2)
Penilaian terhadap kualitas dan penguasaan materi KKK. KKK adalah karya tulis yang ditulis oleh setiap kelompok berupa kertas ilmiah dari bidang Teknik Pengairan sesuai tugas yang akan diembannya sebagai pejabat fungsional Teknik Pengairan Terampil. Nilai KKK diberikan oleh widyaiswara dan atau pembimbing pada saat pendalaman dan penyajian dalam seminar yang meliputi indikator sebagai berikut: (1) Identifikasi masalah; (2) Analisis masalah; (3) Sistimatika penulisan.
3)
Penilaian terhadap seminar (presentasi) yang meliputi indikator sebagai berikut : (1) Efektifitas teknik presentasi; (2) Penguasaan materi
3.
Evaluasi Akhir a.
Evaluasi akhir dilakukan untuk menentukan kualifikasi kelulusan peserta, oleh suatu Tim Evaluasi terdiri dari: 1)
Kepala Lembaga Pelatihan
2)
Penanggung jawab harian program diklat yang berjalan;
3)
Seorang penjabat fungsional instansi penyelenggara;
4)
Penanggung jawab evaluasi program diklat.
Kepala lembaga pelatihan bertindak selaku ketua tim evaluasi akhir. b.
Evaluasi akhir dilakukan dengan memperhatikan hasil evaluasi terhadap aspek sikap dan perilaku serta aspek akademis/ penguasaan materi.
c.
Nilai sikap dan perilaku serta nilai akademis/ penguasaan materi direkapitulasi
dengan
pembobotan
masing-masing
sehingga
menghasilkan nilai akhir. 4.
Kualifikasi kelulusan Kualifikasi kelulusan peserta ditetapkan sebagai berikut: a.
Sangat memuaskan
(skor : 92,5 – 100);
27
b.
Memuaskan
(skor : 85,0 – 92,4);
c.
Baik sekali
(skor : 77,5 – 84,9);
d.
Baik
(skor : 70,0 – 77,4);
e.
Tidak lulus
(skor : di bawah 70,0).
Apabila nilai rata-rata akhir yang dicapai peserta kurang dari 70 dinyatakan tidak lulus. Ketidakhadiran peserta melebihi 5% dari keseluruhan jumlah jampel (dari sejak pembukaan sampai dengan penutupan) dinyatakan gugur. b. Evaluasi Terhadap Materi Pelatihan Penilaian terhadap materi pelatihan meliputi unsur-unsur sebagai berikut : 1. Keterkaitan materi dengan tugas 2. Tingkat manfaat materi 3. Kualitas materi 4. Tingkat kesulitan materi 5. Media pendukung (ilustrasi, transparansi, gambar dsb) 6. Waktu/durasi penyajian materi Penilaian terhadap materi pelatihan dilakukan oleh peserta pelatihan, terhadap materi diklat/modul pelatihan. Hasil penilaian diolah oleh penyelenggara dan disampaikan ke PUSBIN-KPK sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas Kurikulum Pelatihan yang akan datang. c. Evaluasi Widyaiswara/ Instruktur/ Fasilitator Aspek yang dinilai dari widyaiswara adalah sebagai berikut 1.
Pencapaian tujuan instruksional;
2.
Sistematika penyajian;
3.
Kemampuan menyajikan/memfasilitasi sesuai program diklat;
4.
Ketepatan waktu dan kehadiran;
5.
Penguasaan metode dan sarana diklat;
6.
Sikap dan perilaku;
7.
Cara menjawab pertanyaan dari peserta;
8.
Penguasaan bahasa;
9.
Pemberian motivasi kepada peserta;
10. Penguasaan materi; 11. Kerapihan berpakaian; 12. Kerjasama antar widyaiswara (dalam tim).
28
Penilaian terhadap widyaiswara/ instruktur/ fasilitator dilakukan oleh peserta dan penyelenggaran pelatihan. Hasil diolah dan disampaikan oleh penyelenggaran kepada setiap widyaiswara sebagai masukan bagi yang bersangkutan untuk peningkatan kualitas masingmasing widyaiswara pada masa yang akan datang. d. Evaluasi Kinerja Penyelenggara Aspek yang dinilai terhadap kinerja penyelenggara antara lain sebagai berikut: 1.
Efektivitas penyelenggara;
2.
Kesiapan dan ketersediaan sarana diklat;
3.
Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana;
4.
Kebersihan kelas, asrama, kafetaria, toilet;
5.
Ketersediaan dan kelengkapan bahan diklat;
6.
Ketersediaan fasilitas olah raga, kesehatan dan ibadah;
7.
Pelayanan terhadap peserta dan widyaiswara;
8.
Administrasi diklat yang meliputi: a.
Sejauhmana penatausahaan diklat telah dilaksanakan dengan baik
b.
Tersusunnya seluruh dokumen dan bahan-bahan diklat dalam satu file.
Penilaian terhadap kinerja penyelenggara dilakukan oleh widyaiswara dan peserta. Hasil penilaian diolah dan disimpulkan oleh penyelenggara sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan program pelatihan yang akan datang dan bahan akreditasi lembaga pelatihan. e. Sertifikat 1.
Kepada peserta Pelatihan yang telah menyelesaikan seluruh program dengan baik sesuai dengan kriteria penilaian pada Bab Evaluasi, diberikan Sertifikat Pelatihan.
2.
Kepada Pengajar yang telah menyelesaikan tugasnya dengan meraih prestasi tinggi berdasarkan hasil penilaian peserta pelatihan, diberikan Piagam.
3.
Kepada Unit Pelaksana Diklat (UPD) yang menunjukkan prestasi tinggi berdasarkan penilaian peserta dan Tim dari PUSBIN-KPK, diberikan Piagam.
I. LEMBAGA PELATIHAN Diklat Berdasarkan Kompetensi dilaksanakan oleh Lembaga Diklat yang terakreditasi.
29