Kurang Dari 10 Jam Polsek Banyuurip Ungkap Pencurian Kayu PURWOREJO,FP – Hanya membutuhkan waktu lebih kurang 10 jam Unit Reskrim Polsek Banyuurip berhasil mengungkap kasus pencurian kayu yang terjadi di rumah milik Tugino, warga Desa Popongan, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo belum lama ini. Aparat juga berhasil mengamankan dua terduga pelaku pencurian, yakni Angga Galuh Asmoro warga Desa Popongan dan Irwan Vidianto warga Keruhaan Borokulon. Sementara terduga lainnya, Agus warga Kelurahaan Doplang berhasil melarikan diri. Bermula dari Tugeno menyewa rumah milik Angga untuk usaha kayu. Saat itu Tugeno meminta Angga untuk membeli gembok. Gembok dan dua kuncinya kemudian diserahkan kepada Tugeno dan kunci satunya disimpan oleh Angga. Pada saat Tugeno pergi Angga yang dibantu oleh Irwan dan Agus kemudian mencuri kayu milik Tugeno. Kapolsek Banyuurip AKP Rahmad Efendi menjelaskan, setelah mendapat laporan dari korban Senin (7/3/2016) sekitar pukul 16.00 WIB Kanit Reskrim Polsek Banyuurip langsung melakukan penyelidikan. Dari informasi masyarakat diketahui tidak jauh dari lokasi kejadian ada beberapa mobil pick up dengan ciri-ciri tertentu. “Setelah melalui pengamatan akhirnya sekitar pukul 02.00 WIB Kanit Reskrim AIPTU Triono dan anggotanya berhasil menangkap Angga dan Irwan, sedang Agus berhasil kabur dan kini masih dalam pengejaran aparat,” kata AKP Rahmad Efendi. Disebutkan, kedua terduga pencurian kayu saat ini menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Keduanya diduga telah melakukan tindak pidana pencurian dan melanggar pasal 363 KUHP dengan
ancaman hukuman 7 tahun penjara.
Polres Purworejo Tambahan Personil
Dapat
PURWOREJO,FP – Terhitung sejak Senin (14/3/2016) Polres Purworejo mendapat tambahan 17 personil. 17 personil yang terdiri dari 13 polisi dan 4 polisi wanita (polwan) sudah mulai bertugas di Polres Purworejo. Sambil menunggu penempatan untuk sementara 17 Brigadir remaja itu ditempatkan di bagian sumber daya manusia (sumda). “Sambil menunggu penempatan 17 Brigadir diperbantukan di bagian sumda,” kata Kabag Sumda Polres Purworejo, Kompol Sri Wigoyanti. Dijelaskan, sebelumnya melakukan pendaftaran menjadi Brigadir melalui Polres Purworejo. Selanjutnya mereka menempun pendidikan selama tujuh bulan di SPN Purwokerto, SPN Banyubiru dan Sepolwan (Sekolah Polisi Wanita). “Setelah selesai pendidikan penempatan pertama mereka di Polres Purworejo. Sementara menunggu penempatan di bagian apa dan satuan apa mereka setiap pagi melaksanakan latihan baris berbaris dan melakukan pengaturan lalulintas,” pungkas Kabag Sumda. Kabag Sumda berharap dengan adanya tambahan 17 personil itu akan memperlancar tugas-tugas dan meningkatkan kinerja Polres Purworejo.
SBY Dan Ny. Ani Nyekar Di Makam Sarwo Edie PURWOREJO,FP – Dalam safari politik berjudul Tour de Jawa, Jumat (11/3/2016) Susilo Bambang Yudhoyo (SBY) dan Ny, Ani Yudhoyono menyempatkan diri nyekar di makam Jenderal Sarwo Edie Wibowo. Sekitar pukul 15.30 WIB Mantan Presiden RI ke 6 yang juga Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu tiba di makam Jenderal Sarwo Edie Wibowo. Ikut dalam rombongan, Sekjen DPP Partai Demokrat Edi Baskoro Yudhoyono, mantan Kasad Jenderal Pramono Edi Wibowo, dan mantan Menpora Roy Suryo. Rombongan diterima Bupati Purworejo Agus Bastian, Wakil Bupati Yuli Hastuti, Wakil Ketua DPRD Yophi Prabowo, Muspida serta keluarga besar Sarwo Edi Wibowo. Di makam Jenderal Sarwo Edie Wibowo SBY dan Ny. Ani melakukan tahlil. Bacaan tahlil dipimpin oleh KH Gus Hakim, pengasuh Pondok Pesantren Loano. Dalam kesempatan itu SBY memberikan pernyataan mengenai riwayat perjuangan Sarwo Edi Wibowo yang disebutnya banyak ditulis secara salah dalam buku-buku sejarah. “Tulislah riwayat perjuangan tokoh-tokoh sejarah dengan benar dan apa adanya agar almarhum tenang di alam baka,” kata SBY. Dijelaskan, pada periode tahun 1965-1966, Sarwo Edi telah mengingatkan agar TNI dan rakyat bersatu untuk mencegah terjadinya konflik horisontal. Namun ternyata dalam sejarah, cerita tentang Sarwo Edi pada masa itu ditulis secara salah.
Danramil Kaligesing Ajak Masyarakat Buka Lahan Tidur PURWOREJO,FP – Sedikitnya tujuh ribu meter persegi lahan tidur di desa Sudorogo Kecamatan Kaligesing Purworejo diolah menjadi lahan produktif dengan ditanami tanaman jagung, Kamis (10/3/2016). Pengolahan lahan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Purworejo. Secara simbolis, penanaman jagung di lahan tidur tersebut dilakukan oleh Dandim 0708 Purworejo Letnan Kolonel Czi Tommy Arief Susanto S.I.P yang diwakili Kasdim 0708 Purworejo Mayor Inf Restito, Danramil 03 Kaligesing, Camat, Petugas Penyuluh Lapangan serta perangkat desa serta Gapoktan desa setempat. Penanaman jagung perdana tersebut juga dimeriahkan dengan kesenian jaran kepang desa Sudorogo. “Pengolahan lahan tidur di Desa Sudorogo ini kami realisasikan guna memberikan contoh kepada desa-desa lain khususnya di Kecamatan Kaligesing agar tidak menyia-nyiakan lahan yang ada. Lahan yang selama ini kurang bermanfaat karena berisi tanamantanaman yang tidak produktif harus segera diolah,” terang Danramil 03, Kapten Inf Sutopo. Lebih lanjut dikatakannya, dengan adanya kegiatan pengolahan lahan ini diharapkan semakin memperkuat ketahanan pangan di wilayah Kaligesing. Pasalnya, lahan-lahan potensial untuk menananam tanaman pangan masih banyak yang belum digarap. “Setidaknya ada tiga hal yang kami inginkan dalam program ini diantaranya, terwujudnya ketahanan pangan, peningkatan ekonomi warga masyarakat setempat serta optimalisasi lahan-lahan tidur yang selama ini tidak diolah agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” tandasnya. Sutopo menambahkan, jenis jagung yang ditanam di area lahan
itu adalah Hibrida BC-18 sebanyak 10 kilogram. “Dari mulai persiapan lahan hingga panennya nanti akan terus kami dampingi. Kelemahannya adalah sulitnya sumber air. Maka waktu penghujan yang tinggal sedikit ini kami manfaatkan betul untuk melakukan penanaman,” tandasnya. Sementara itu, Camat Kaligesing Bambang Budi Prasetyo menyambut baik inisiatif dari tentara yang dapat direalisasikan bersama jajaran Muspika dan masyarakat setempat. Menurunnya, lahan tidur seperti di Desa Sudorogo tersebut adalah sample dari kondisi alam di wilayah Kaligesing. “Bahkan prosentasi tanah yang tidur dengan yang tergarap untuk saat ini jauh lebih banyak yang belum tergarap dengan baik. Ini tentu menjadi tantangan sekaligus motifasi bagi kita bersama untuk terus mengerjakan hal serupa dan meluas hingga 21 Desa di Kaligesing,” katanya. Camat Kaligesing berpesan agar Gapoktan yang bersama tentara yang akan mengelola tanaman-tanaman pada lahan tidur itu untuk tidak patah semangat. Pasalnya, untuk menghasilkan hasil yang bagus tentu tidak hanya sekali proses penanaman selesai. “Jika tanaman pertama atau kedua pada lahan ini belum berhasil, jangan kemudian selesai. Harus terus dilanjutkan karena seluruhnya butuh proses agar betul-betul menjadi lahan produktif yang dapat menyangga ketahanan pangan di Kaligesing ini,” katanya.
Gelar Operasi Simpatik Candi
2016 Polres Purworejo Bagi – Bagi Dawet Ireng PURWOREJO,FP – Pelaksanaan Operasi Simpatik Candi 2016 yang digelar oleh Polres Purworejo, Kamis (10/3/2016) benar-benar membuat simpatik masyarakat pengguna jalan. Operasi dilaksanakan di Jl Tentara Pelajar yang masuk zona KTL (Kawasan Tertib Lalulntas). Operasi Simpatik Candi 2016 dimulai sekitar pukul 09.30 WIB. Diitempat itu sejumlah petugas menghentikan kendaraan dari arah barat dan timur. Dengan sigap para petugas kemudian memeriksa kelengkapan surat-surat berkendaraan.
Kanit Laka Polres Purworejo, IPDA Beni Murtopo serahkan dawet ireng kepada salah satu pengguna jalan raya Namun pada saat pemeriksaan kelengkapan surat-surat tidak terlihat wajah tegang baik dari petugas maupun pengguna jalan seperti yang biasa terjadi. Justru sebaliknya, meski serius namun suasana terlihat mencair dan penuh keakraban. Sebab pengguna jalan yang sudah selesai diperksa kelengakapan suratnya, mereka diajak untuk singgah di Pospol Munumen untuk menikmati segelas dawet ireng, minuman khas Kabupaten Purworejo.
Tentu saja cara yang ditempuh oleh anggota Satlantas Polres Purworejo itu mengundang simpatik masyarakat dan pengguna jalan raya yang melintas. “Ini merupakan terobosan baru bagi Satlantas Polres Purworejo. Kita membagikan dawet ireng sebagai bukti kepedulian polisi kepada pengguna jalan yang membawa kelengkapan surat dalam berkendara di jalan raya,” kata Kasat Lantas Polres Purworejo, AKP Muhammad Syuhada disela-sela operasi.
Menikmati
dawet
disela-sela simpatik
ireng
operasi
Menurut Kanit LakaPolres Purworejo, IPDA Beni Murtopo SH, karena programnya adalah operasi simpatik maka dalam menjalankan tugas petugas juga harus membuat simpatik masyarakat. “Pembagian dawet ireng kepada pengguna jalan raya adalah salah satu cara kami agar masyarakat simpatik,” jelas AKP Beni sambil memberikan segelas dawet ireng kepada salah satu pengguna jalan raya. Sementara itu, Andini, warga Gombong, Kebumen, salah satu pengguna jalan saat dimintai komentar mengaku sangat mengapresiasi cara yang dilakukan polisi dalam menggelar operasi simpatik candi 2016. “Bagus banget, razia dengan memberi dawet ireng,” katanya.
4000 Pelajar Ikuti POPDA PURWOREJO,FP – Sekitar 4000 an pelajar siswa siswi bertanding pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) tingkat Kabupaten Purworejo yang digelar mulai Kamis (10 – 24/3). Pembukaan POPDA dilakukan Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH, didampingi Kepala Dindikbudpora Drs.Muh Wuryanto MM, Sekdin Drs.Sukusyanto MM, Kabid Dikbudpora Drs.Basuki Budi Raharjo, dan sejumlah pejabat di jajaran Dikbudpora. Pembukaan yang ditandai dengan pemukulan gong tersebut, juga diramaikan dengan defile pelajar dari berbagai sekolah. Dalam sambutannya Wakil Bupati Yuli Hastuti mengatakan, pelajar merupakan bagian yang potensial di bidang pembangunan olahraga, sehingga penyelenggaraan POPDA merupakan wahana yang sangat sesuai dalam rangka rekrutmen pelajar yang berprestasi di bidang olahraga, untuk mempersiapkan dan mengikuti kejuaraan tingkat eks karesidenan, propinsi, nasional maupun internasional. Meski demikian lanjut Wabup, POPDA diharapkan tidak lagi menjadi agenda rutin tahunan semata. Event ini harus menjadi titik lanjut pembibitan dan pembinaan olahraga yang harus dilaksanakan dengan konsistens. Melalui POPDA ini, kita berharap akan terjaring bibit-bibit potensial atlet pelajar berbakat yang akan dibina lebih lanjut sehingga dapat berprestasi lebih baik lagi di tingkat yang lebih tinggi. Event ini sekaligus merupakan media atau sarana evaluasi untuk mengukur potensi dalam berprestasi dan berkompetisi secara sehat dengan mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan, menjunjung tinggi sportifitas, disamping mengukur hasil pembinaan olahraga di Kabupaten Purworejo satu tahun.
selama kurun waktu
Hal ini penting karena kemajuan suatu daerah tidak semata-mata bertumpu pada sumber daya alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia, yaitu manusia terdidik, manusia trampil,
manusia cerdas, manusia sehat bugar dan manusia berkualitas. “Maka (POPDA) diharapkan dapat meningkatkan kepribadian pelajar yang berkarakter pada semua jenjang Satuan Pendidikan melalui penanaman budaya belajar, bekerja, pengembangan potensi, sehingga dengan demikian dapat menunjang peningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Purworejo,” tandas Wabup. “Saya menghimbau kepada satuan pendidikan serta institusi pemerintah yang menangani keolahragaan, kiranya dapat mengapresiasi segala daya upaya yang telah dilakukan oleh atlet-atlet pelajar, sehingga meraih prestasi membanggakan,” harapnya. Seperti penghargaan di tingkat pelajar hendaklah memiliki sifat mendidik seperti pemberian beasiswa, keringanan biaya pendidikan, dispensasi maupun pemberian nilai akademik yang wajar. Penghargaan merupakan salah satu upaya memotivasi dan membangkitkan semangat para pelajar dalam meraih prestasi terbaik di bidang olahraga dan akademiknya.
Pembukaan POPDA 2016 Sementara itu Ketua penyelenggara Drs.Basuki Budi Raharjo menjelaskan, peserta yang mengikuti POPDA sekitar 4000 siswa siswi terdiri SD,MI,SMP,MTs,SMA,SMK, dan MA. Cabang olahraga yang dilombakan meliputi 14 macam antara lain, atletik, renang, bulutangkis, bola voley, sepak bola, sepak takraw, tenis lapangan, tenis meja, basket, panahan, pencak silat, tae kwon do, dan karate. Sedangkan tujuannya untuk membentuk rasa tanggungjawab, disiplin, jujur, bersikap sportif, dan setia kawan dalam berolahraga. Juga untuk mencari bibit atlet berprestasi. “
Nantinya masing-masing cabor diambil juara I,II,III. “ Untuk yang juara I perorangan akan diikutkan lomba ditingkat Provinsi Jawa Tengah, dan yang juara I beregu akan maju ketingkat Eks Karesidenan kedu terlebih dulu. Harapannya nanti dapat meraih prestasi ditingkat Provinsi Jateng maupun ditingkat eks karesidenan kedu,” harapnya. Bersamaan dengan pembukaan POPDA tersebut sekaligus penampilan devile antar UPT Dikbudpora yang juga dilombakan dan dinilai. Salah satu Dewan Yuri, Serma Eko Hariyadi mengumumkan sebagai juara I dimenangkan UPT Purworejo disusul Banyuurip dan Kutoarjo. Sedangkan juara harapan I,II,III diraih UPT Butuh, Ngombol dan UPT Bener.
Wakil Bupati Purworejo Canangkan PIN Di Kelurahan Baledono PURWOREJO,FP – Wakl Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH mencanangkan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio 2016 Kabupaten Purworejo. Pelaksanaan PIN secara serentak di Kabupaten Purworejo dimulai 8 sampai 15 Maret 2016 dengan sasaran balita yang burumur 0 – 59 bulan. Pencanangan PIN di Kabupaten Purworejo dipusatkan di Kelurahaan Baledono, Kecamatan/Kabupaten Purworejo, Selasa (8/3/2016). Pencanangan ditandai dengan pemberian imunisasi polio oleh Wakil Bupati, Yuli Hastuti kepada seorang balita. Dalam sambutannya Yuli Hastuti mengatakan, program PIN polio yang telah dilaksanakan secara masal beberapa kurun waktu terkhir ini terbukti efektif untuk menghentikan penyebaran
penyakit tersebut. Namun demikian hendaknya masyarakat tidak lalai dan tidak berhenti memberikan imunisasi kepada anaknya sesuai dengan tahapan usia yang dianjurkan. Tidak dipungkiri bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat yang merasa khawatir jika anaknya diberi imunisasi. Masyarakat takut anaknya akan sakit setelah diberi imunisasi. “Pemahaman dan pengenalan seperti inilah yang harus disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak takut dan dengan senang hati membawa anaknya untuk diimunisasi,” ucap Yuli Hastuti. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, dr Kuwantoro M,Kes menjelaskan, jumlah anak balita yang akan divaksin polio selama 7 hari sebanyak 48.590 anak yang tersebar di 16 kecamatan. Pelaksananya terdiri atas 459 tenaga kesehatan, dibantu oleh 3.105 kader kesehatan yang tersebar di 1.215 Pos PIN. Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo menargetkan 95% anak-anak balita tersasar imunisasi polio dalam Pekan Imunisasi Nasional “Itu merupakan target minimal,”tegas dr. Kuswantoro, M.Kes. Hadir dalam kesempatan itu, Staf
Ahli Bupati, drg. Nancy
Megawati, M.M; Kabag Kesra Drs. Bambang Sadyo Hastono, M.H; Camat Purworejo, Drs. Edy Novianto; Ketua TP PKK Ny. Fatimah Agus Bastian; dan Kepala Kelurahan dan Kades se-Kecamatan Purworejo.
Penderita Meningkat
Demam
Berdarah
PURWOREJO,FP – Pada tahun 2016 penderita demam berdarah di Kabupaten Purworejo mengalami peningkatan. Di bulan Januari
tercatat 61 kasus, bulan Februari 54 kasus. Sementara pada bulan yang sama pada tahun 2015 tercatat 25 kasus dan 14 kasus. “Dibandingkan tahun lalu memang terjadi peningkatan penderita demam berdarah. Namun demikian sampai saat in belum ada korban akibat demam berdarah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, dr Kuswantoro M.Kes di ruang Begelen, komplek Kantor Bupati Senin (7/3/2016). Dijelaskan, dalam penanganan demam berdarah pihaknya sudah melakukan pengasapan atau foging. Setidaknya sampai saat ini sudah dilakukan 10 kali pengasapan. Diakui, cara seperti itu sebenarnya kurang efektif karena hasilnya hanya akan membunuh nyamuk dewasa saja. “Cara yang paling efektif adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara serentak dan bersama-sama. Karena itu dibutuhkan peran serta masyarakat untuk mengatasi jentikjentik yang ada,” jelas Kuswantoro.
KDRT, Oknum Guru SD Negeri Tepansari Dilaporkan Polisi PURWOREJO,FP – Habib Sholeh, guru SD Negeri Tepansari, dilaporkan ke Polsek Loano oleh istrinya, Soimah. Guru yang mengajar pendidikan agama dan sudah berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dilaporkan istrinya dengan tuduhan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Menurut penuturan Soimah, dirinya sering sekali dibentakbentak dengan ucapan kasar dan tidak senonoh. Dia juga pernah dibilang lonte (pelacur) dan kerap diancam akan dicerai. “Saya
sudah tidak tahan dengan sikap suami saya yang kasar dan mau menang sendiri,”kata Soimah saat dikunjungi dirumahnya, Senin (29/2/2016). Kapolsek Loano AKP Markotib melalui Kanit Serse Komari yang dikonfirmasi, Jumat (26/2/2016) membenarkan adanya pengaduan dari Soimah terkait KDRT yang dilakukan oleh suaminya. “Memang benar ada laporan kasus KDRT,” kata Komari.
Soimah, korban KDRT Namun demikian pihak Polsek Loano belum bisa memproses kasus tersebut karena berdasarkan keterangan suaminya dan bebrapa warga datanya masih simpang siur. Terpisah, Habib Soleh yang ditemui di SD Negeri Tepansari membantah dirinya sudah melakukan KDRT kepada istrinya. “Jangan dipercaya omongan istri saya yang tidak karuan itu,” ucap Habib Soleh
Koes Bersaudara Dan Budi Cilok Hibur Pesta Rakyat Purworejo PURWOREJO,FP
–
Pesta
Rakyat
yang
digelar
di
alun-alun
Purworejo Sabtu (5/3/2016) mampu menyedot ribuan warga Kabupaten Purworejo dan sekitarnya. Pesta Rakyat digelar oleh Bupati Purworejo Agus Bastian SE.MM sebagai bentuk rasa syukur. Panitia menyediakan sedikitnya ada 50 angkringan di halaman pendopo kabupaten, 2500 pac kuliner untuk tamu undangan di dalam pendopo dan 60 gerobag kuliner di alun-alun. Semua sajian kuliner tersebut gratis bagi para pengunjung pesta rakyat. Pesta Rakyat dimulai sekitar pukul 15.30 WIB hingga sekitar pukul 22.30 WIB. Sejak sore pengunjung sudah mulai menyerbu stand kuliner sehingga sebelum acara usai makanan yang disediakan sudah ludes.
Bupati Purworejo, Agus Bastian di panggung Pesta Rakyat Gelaran pesta rakyat semakin meriah ketika di panggung utama Nomo Koeswoyo dan group legendaris Koes Bersaudara mulai
melantunkan lagu-lagu nostalgia. Semakin malam suasana tambah meriah ketika usai penampilan Koes Bersaudara dilanjutkan dengan tampilan Budi Cilok yang membawakan lagu-lagu balada milik Iwan Fals. Hajatan pesta rakyat ditutup dengan lagu Bento oleh Budi Cilok dan disusul pelepasan 200 balon serta pesta kembang api. Menurut ketua panitia, Cahyadi, anggaran pesta rakyat menggunakan dana pribadi Bupati Purworejo, Agus Bastian. “Semua anggaran dari pak Agus Bastian. Soal besarnya saya tidak tahu,” kata Cahyadi. Djelaskan, pesta rakyat digelas sebagai wujud syukur dan semangat baru Purworejo dengan kepimpinannya yang baru, Agus Bastian SE.MM dan Yulihastuti SH.