ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 Judul
PYLE: APLIKASI E-COMMERCE BERBASIS WEB MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Putu Agus Darma Santosa1, Gede Saindra Santyadiputra2, I Made Ardwi Pradnyana3, Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan hasil rancangan aplikasi E-Commerce menggunakan sistem informasi geografis. Pengembangan aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan pembeli dalam menemukan produk yang diminati dan lokasi alamat penjual. Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research and development), untuk mengembangkan aplikasi E-Commerce menggunakan sistem informasi geografis. Model yang digunakan dalam membangun teknologi ini adalah Model ADDIE. Pada model ini memberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi dan revisi secara terus menerus dalam setiap fase yang dilalui, sehingga produk yang dihasilkan menjadi produk yang valid. Adapun 5 tahapan dalam model ADDIE ini adalah Analysis (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implementation (implementasi), dan Evaluation (evaluasi). Hasil akhir dari projek ini adalah berupa aplikasi aplikasi E-Commerce menggunakan sistem informasi geografis yang dapat diakses melalui web browser yang ada pada smartphone android, ios dan pada perangkat laptop atau pc. Aplikasi ini mampu menampilkan map mulai dari pemetaan lokasi produk, direction, hingga navigasi menuju lokasi alamat penjual. Hasil pengujian dari respon pengguna setelah menggunakan aplikasi menyatakan, aplikasi aplikasi ECommerce menggunakan sistem informasi geografis 89% . Sehingga aplikasi ini layak untuk dikembangkan.
Kata kunci: Web Browser, SIG, E-Commerce,direction, navigasi, Android, IOS.
Abstract— This research aimed at produce a draft and implementing the results of the draft E-Commerce applications using geographic information systems. The development of this application aimed to facilitate buyers to find products in demand and address of the seller. The method used was research and development, to develop E-Commerce applications using geographic information systems. The model used in constructing this technology was ADDIE Model. In this model provided an opportunity to evaluate and revise continuously in every phase passes, so the resulting product becomes a valid product. Five stages in the model were the ADDIE Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. The final outcome of this project was ECommerce applications using geographic information system that can be accessed through web browsers available on smartphones android, ios and to the laptop or pc. This application was able to display map starting from mapping the location of the product, direction, up to the navigation to the location address of the seller. The test results of the user responsed after using the application states, E-Commerce applications using geographic information systems 89%. So this application is deserved to be developed. Keywords: Web Browser, SIG, E-Commerce, direction, navigation, Android, IOS.
I.
PENDAHULUAN
Seiring dengan kebutuhan informasi dan pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia, perkembangan teknologi informasi khususnya di
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 Indonesia berkembang sangat cepat. Teknologi yang semakin canggih memudahkan semua orang untuk memperoleh informasi yang mereka inginkan. Saat ini telah banyak sistem informasi yang digunakan untuk menunjang dan menyelesaikan suatu permasalahan bisnis yang biasanya timbul dalam suatu organisasi, perusahaan, atau instansi pemerintah, yang kini dikenal dengan e-commerce[3]. Dalam e-commerce terdapat berbagai jenis teknik penjualan, salah satunya adalah C2C (Consumer to Consumer). C2C merupakan teknik menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga disebut sebagai pelanggan ke palanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain. Seperti halnya yang kerap kita jumpai pada beberapa situs jejaring sosial yang menawarkan barang ataupun jasa dari pelanggan ke pelangan lainnya. Dalam hal ini bisnis ini disebut juga dengan bisnis jual beli online shopping[3]. Istilah online shopping kini sudah tidak asing didengar oleh masyarakat. Dalam beberapa waktu belakangan ini, online shopping kerap mewarnai perdagangan dunia maya. Online shopping atau belanja online via internet adalah suatu bentuk perdagangan elektronik di mana konsumen langsung membeli barang atau jasa dari penjual melalui internet tanpa layanan perantara. Pada jaman serba canggih seperti sekarang, tidak perlu susah pergi ke toko atau mall untuk membeli barang kebutuhan, karena sudah banyak penjual barang yang diperlukan via online. Online shopping tidak lagi dominan dilakukan oleh para penjual besar tetapi juga para penjual dari kalangan kecil dan menengah juga mulai menerapkan sistem online shopping ini dengan menggunakan fasilitas forum-forum maupun situs jejaring sosial yang ada. Bisnis online shopping ternyata tidak hanya menjadi peluang bagi para pebisnis, tapi menjadi peluang bagi para penjahat yang mencoba memanfaatkan trend ini untuk melakukan penipuan. Berbagai kasus penipuan online shop banyak diberitakan di TV, koran, bahkan para pengguna sosial media sendiri. Biasanya para pengguna akun media sosial yang pernah menjadi korban akan mengunggah upload pengalaman mereka yang ditipu oleh online shop palsu, dengan harapan tidak akan ada yang menjadi korban berikutnya. Beberapa kasus yang terjadi adalah ketika konsumen sudah mengirim transfer uang ke rekening yang bersangkutan, namun barang tak kunjung dikirim. Bahkan ada yang mengirim barang, namun isi paketnya ternyata sampah.
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) merupakan sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasiinformasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena karena lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis[2]. Mengingat perkembangan WEBGIS yang semakin pesat, penulis tertarik untuk mengembangkan sebuah aplikasi “Pyle: Aplikasi cara tepat jual cepat berbasis web menggunakan sistem informasi geografis”. SIG pada pyle merupakan pengembangan aplikasi website yang serupa dengan situs iklan baris olx.co.id. Adapun penambahan fitur yang dilakukan adalah penambahan fitur mapping pada aplikasi yang sudah dijalankan. Fitur mapping ini akan diakses oleh pembeli ketika akan melakukan transaksi secara online, pembeli dapat mengakses alamat penjual, dengan cara mengklik alamat yang sudah dicantumkan, secara otomatis web akan mengindentifikasi alamat dan menampilkan secara visual mapping kepada pembeli, seperti halnya aplikasi yang berjalan pada google map. SIG pada pyle, diharapkan akan meningkatkan minat masyarakat yang akan menggunakan layanan jual beli online shopping tanpa ada rasa takut akan kasus penipuan yang kini marak terjadi.
II.
KAJIAN TEORI
A. Pengertian E-Commerce Istilah E-Commerce mulai muncul di tahun 1990-an melalui adanya inisiatif untuk mengubah paradigm transaksi jual beli dan pembayaran dari cara konvensional ke dalam bentuk digital elektronik berbasiskan computer dan jaringan internet. Perkembangan teknologi yang sangat pesat sehingga berkembang di segala sektor, tidak terkecuali di sektor perdagangan. Teknologi informasi berbasis internet dapat menjadi salah satu cara untuk menghadapi persaingan di dunia bisnis seiring dengan semakin dikenal dan berpengaruhnya internet di tengah masyarakat. Internet merupakan media transaksi yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Ini adalah faktor utama berkembangnya ecommerce[4].
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 B. Online Shopping Online memiliki pengertian sebagai jaringan yang terhubung di internet, sedangkan shopping berasal dari bahasa Inggris yang berarti berbelanja. Istilah tempat berbelanja melalui internet disebut juga sebagai online shop. Online shop/ e-shop (toko online) memiliki definisi sebuah tempat untuk menggelar, memamerkan, menampilkan barang dagangan yang terhubung dengan jaringan internet. Toko online sendiri memiliki beberapa persamaan istilah online shop atau belanja online via internet, adalah suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual melalui internet[5]. C. WEBGIS Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masingmasing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman hyperlink. Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Sedangkan webgis adalah sebuah website dinamis yang lebih mengedepankan fitur dari GIS atau lebih dikenal dengan SIG[8]. D. Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Gegografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) merupakan sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasiinformasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena karena lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis[2]. E. Mapserver Mapserver merupakan salah satu aplikasi pemetaan online WebGIS yang dikembangkan atas kerjasama antara Universitas Minnesota, NASA, dan Departemen Sumber Daya Alam Minnesota. Mapserver merupakan aplikasi open source, dimana aplikasi ini dapat di distribusikan secara gratis berserta kode pemrograman apabila ingin
mengembangkan lebih lanjut dan memahami lebih jauh tentang proses penyajian peta[8]. F. Quantum GIS Quantum GIS (QGIS) adalah aplikasi SIG gratis yang mencakup pemetaan, analisis spasial dan beberapa fitur desktopGIS lainnya. Aplikasi ini sama dengan paket aplikasi GIS komersial namun aplikasi ini didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GNU, Quantum GIS mendukung format data vektor, raster dan database (PostGIS dan Oracle). Quantum GIS juga dapat diprogram ulang untuk mengerjakan tugas yang berbeda atau lebih spesifik. Aplikasi ini juga merupakan suatu aplikasi multi-platform yang dapat dijalankan pada sistem operasi yang berbeda-beda termasuk MacOS X, Linux, Unix dan Windows XP[1]. G. Google Maps Google Maps adalah layanan gratis Google yang cukup popular. Kita dapat menambahkan fitur Google Maps dalam web kita sendiri dengan Google Maps API. Google Maps API merupakan library JavaScript. Untuk melakukan pemrograman Google Maps API dapat dibilang mudah. Yang kita butuhkan adalah pengetahuan tentang HTML dan JavaScript, serta koneksi Internet. Dengan menggunakan Google Maps API, kita dapat menghemat waktu dan biaya untuk membangun aplikasi peta digital yang handal, sehingga kita dapat fokus hanya pada data-data yang diperlukan. Data peta-peta dunia menjadi urusan Google[9].
H. Android Android adalah sebuah sistem operasi perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka. Android merupakan generasi baru platform mobile yang memberikan kesempatan kepada pengembang untuk melakukan pengembangan sesuai dengan yang diharapkan.
I.
IOS
IOS (sebelumnya iPhone OS) adalah sistem operasi perangkat bergerak yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Apple Inc. Sistem operasi ini pertama diluncurkan tahun 2007
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 untuk iPhone dan iPod Touch, dan telah dikembangkan untuk mendukung perangkat Apple lainnya seperti iPad dan Apple TV. Tidak seperti Windows Phone (Windows CE) Microsoft dan Android Google, Apple tidak melisensikan iOS untuk diinstal di perangkat keras non-Apple. iOS diturunkan dari OS X, yang memiliki fondasi Darwin dan karena itu iOS merupakan sistem operasi Unix. iOS adalah versi bergerak dari sistem operasi OS X yang dipakai di komputerkomputer Apple. Salah satu fitur yang diusung oleh system operasi ini adalah tingkat keaman yang sangat baik hingga ke tampilan antar muka yang sangat mudah untuk digunakan[7].
sudah ada. Dari hasil pengamatan tersebut maka akan diperoleh kebutuhan fungsional dan nonfungsional sistem informasi penelitian ini. 1. Analisis pengguna sistem Analisis pengguna sistem adalah analisis tahap awal kegiatan dari pengguna sistem,
2.
Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional dari sistem ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kebutuhan fungsional
III. IV.
METODOLOGI
A. Metode Penelitian Penelitian ini mengadopsi model ADDIE. Model ADDIE merupakan model desain pembelajaran/pelatihan yang bersifat generic menjadi pedoman, dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ADDIE ini menggunakan 5 tahap pengembangan yaitu Analyze (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implement (implementasi), dan Evaluate (evaluasi) . Tahap analisis (Analyze) pada metode ADDIE merupakan analisis kebutuhan. Tahap desain (Design) dikenal dengan istilah membuat rancangan (blue print). Tahap Pengembangan (Development) merupakan proses mewujudkan blue print atau desain menjadi kenyataan. Tahap Implementasi (Implement) merupakan langkah nyata untuk menerapkan aplikasi atau produk yang telah didesain sedemikian rupa pada tahap design. Tahap Evaluasi (Evaluate) dilakukan disetiap tahap. Evaluasi digunakan pada penelitian untuk mengetahui apakah produk pengembangan sudah valid diaplikasikan.
B. Analyze Analisis perangkat lunak bertujuan untuk menggali daftar kebutuhan sistem dengan menggunakan angket yang diisi oleh masyarakat pengguna online shopping dalam hal ini adalah pengguna website cara tepat jual cepat serta mengamati website cara tepat jual cepat yang
3.
No 1
SKPL-ID SRS-F01
2
SRS-F02
3
SRS-F03
4
SRS-F04
5
SRS-F05
6
SRS-F06
7
SRS-F07
8
SRS-F08
9
SRS-F09
10
SRS-F10
11
SRS-F11
12
SRS-F12
Keterangan Dapat menampilkan produk berdasarkan kategori yang ada. Dapat menampilkan informasi produk secara detail. Dapat menampilkan rute lokasi alamat penjual. Dapat menandai lokasi alamat dari produk yang akan dijual. Dapat mengelola produk yang akan dijual. Dapat memberikan informasi mengenai identitas penjual. Dapat melakukan verifikasi akun, yaitu akun penjual dan administrator. Dapat merekapitulasi data penjual, dengan cara mencetak laporan penggunaan system Dapat menampilkan grafik pengunjung dalam hal ini penjual dan pembeli Dapat menampilkan total pengguna dan koleksi Dapat melakukan moderasi iklan Dapat menampilkan pesan dari pengguna dalam hal ini penjual dan pembeli
Kebutuhan Non-Fungsional Adapun kriteria kebutuhan nonfungsional dari sistem ini dapat dilihat pada Tabel 2. Kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang dimana fungsinya untuk menunjang kebutuhan fungsinal pada umumnya. Tabel 2. Kriteria Kebutuhan non-fungsional
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 C. Design Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem. Pada tahap ini peneliti melakukan perancangan system dengan menggunakan use case diagram, dilanjutkan dengan pembuatan activity diagram dan yang terakhir adalah tampilan antarmuka dari sistem yang dibuat, serta dilengkapi dengan instrument evaluasi. 1.
Arsitektur Sistem
Arsitektur sistem menggambarkan system secara lebih spesifik dan terstruktur. 2.
Use Case Diagram Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Menggambarkan kebutuhan sistem dari sudut pandang pengguna (user), memfokuskan pada proses komputerisasi (automated process). 3.
Activity diagram Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Rancangan Antarmuka Rancangan antarmuka pada tahap ini adalah rancangan antarmuka tahap awal, sebelum diproses pada tahap development, rancangan ini dibuat berdasarkan use case diagram dan activity diagram yang sudah dibuat.
E. Implement Pada tahap ini, SIG yang sudah dikembangkan pada tahap Development akan diimplementasikan ke web server dan application server. Kemudian aplikasi ini akan diuji cobakan ke seluruh lapisan masyarakat yang gemar bertransaksi secara online. Proses pengujian pyle ini dilakukan dengan mempergunakan pengujian black box testing dan white box testing. Pada tahap ini merupakan tahap pengujian sistem, pada tahap ini memiliki instrument evaluasi yang berbeda, karena pada tahap ini pengujian akan dilakukan dengan dua cara yaitu black box testing dan white box testing. Adapun tujuan pengujian fungsional pyle yaitu: 1. Menguji kebenaran proses aplikasi pyle menggunakan SIG. 2. Menguji penggunaan aplikasi pyle menggunakan SIG pada tiga orang dengan menggunakan komputer/ laptop ataupun mobile yang berbeda. F. Evaluate Tahapan evaluasi dilakukan dalam setiap akhir tahapan di atas. Jika terjadi kegagalan dalam satu tahapan, maka akan dievaluasi ke tahapan sebelumnya. Hasil revisi dari tahapan sebelumnya akan diimplementasikan ke tahapan selanjutnya.
4.
D. Development Pada tahap ini, model sistem informasi yang telah didapatkan pada tahapan design akan diimplementasikan dengan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk membangun sistem informasi geografis. Selain itu akan implementasikan Google Maps API (Application Programming Interface) untuk membangun peta lokasi penyebaran produk dan pemetaan lokasi alamat penjual, yang digunakan untuk mencari rute lokasi alamat dari penjual. Pada tahap implementasi ini terdapat instrument evaluasi, guna mengetahui proses pengembangan sistem.
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL Model ADDIE ini menggunakan 5 tahap pengembangan, yaitu terdiri dari : Analyze, Design, Development, Implement dan Evaluate. Pada tahap ini akan dijelaskan setiap hasil yang diperoleh pada masing-masing tahapan. Setiap tahapan memiliki instrument evaluasi masingmasing, instrument evaluasi pada tiap tahapan akan dipaparkan secara lebih detil. 1.
Hasil tahap Analyze Pada tahap Analyze ini terdapat instrument evaluasi, guna mengetahui proses pengembangan sistem. 1.1 Hasil Analisis Pengguna Sistem Analisis pengguna sistem adalah analisis tahap awal kegiatan dari pengguna sistem,
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 sebelum dijelaskan lebih detail pada tahap berikutnya. Adapun analisis pengguna sistem dapat dilihat pada table
No 1
ID aktor P-01
Pembeli
1. 2.
2
P-02
Penjual
1. 2.
3
P-03
Aktor
Definisi awal
Administr ator
1.
2. 3. 4.
Melihat Produk Mengecek lokasi alamat penjual Menawarkan Produk Menandai lokasi alamat Merekapitulasi data penjualMelihat Grafik Pengunjung Melihat total pengguna dan koleksi Moderasi Iklan Melihat Pesan dari pengguna
1.3 Kebutuhan Non-Fungsional Adapun kriteria kebutuhan nonfungsional dari sistem ini dapat dilihat pada tabel Tabel 5. Kriteria Kebutuhan nonfungsional. Kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang dimana fungsinya untuk menunjang kebutuhan fungsinal pada umumnya. Tabel 5. Kriteria Kebutuhan non-fungsional
1.2 Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional dari sistem ini dapat dilihat pada tabel Tabel 4. Kebutuhan fungsional Tabel 4. Kebutuhan fungsional No 1
SKPL-ID SRS-F01
2
SRS-F02
3
SRS-F03
4
SRS-F04
5
SRS-F05
6
SRS-F06
7
SRS-F07
8
SRS-F08
9
SRS-F09
10
SRS-F10
11
SRS-F11
12
SRS-F12
Keterangan Dapat menampilkan produk berdasarkan kategori yang ada. Dapat menampilkan informasi produk secara detail. Dapat menampilkan rute lokasi alamat penjual. Dapat menandai lokasi alamat dari produk yang akan dijual. Dapat mengelola produk yang akan dijual. Dapat memberikan informasi mengenai identitas penjual. Dapat melakukan verifikasi akun, yaitu akun penjual dan administrator. Dapat merekapitulasi data penjual, dengan cara mencetak laporan penggunaan system Dapat menampilkan grafik pengunjung dalam hal ini penjual dan pembeli Dapat menampilkan total pengguna dan koleksi Dapat melakukan moderasi iklan Dapat menampilkan pesan dari pengguna dalam hal ini penjual dan pembeli
No 1
SKPL-ID SRS-NF01
2
SRS-NF02
3
SRS-NF03
Keterangan Avaibility – Ketersediaan aplikasi pyle telah dikatakan layak, dikarenakan aplikasi ini telah tersedia selama 24 jam penuh. Security – Keamanan aplikasi pyle telah dikatakan layak, dikarenakan aplikasi ini dapat digunakan untuk berjualan hanya pada penjual yang telah terdaftar Usability – pengujian pyle guna untuk mengetahui respon langsung dari pengguna. Usability aplikasi pyle telah dikatakan layak, dikarenakan telah melewati tahap uji usability.
2.
Hasil tahap Design Pada tahap Design ini terdapat instrument evaluasi, guna mengetahui proses pengembangan sistem. 2.1 Arsitektur sistem
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 Gambar 1. Arsitektur Sistem Mengacu pada Gambar 1. Arsitektur Sistem, interaksi yang dilakukan antar client dan server dilakukan berdasarkan permintaan (request). Dimana web browser pada sisi client yaitu pada sisi pembeli dan penjual mengirim request pada server web. Disisi lain server web memiliki kelemahan dimana server web tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pemrosesan peta. Oleh karena itu, request yang berkenaan dengan pemrosesan peta akan diteruskan dari server web ke server aplikasi dan mapserver. Output yang dihasilkan akan dikembalikan ke server web dalam bentuk html. Sedangkan berbeda dengan pada sisi administrator mengirim request ke server web, untuk mengetahui statistik pengguna web khususnya untuk mengetahui grafik kunjungan yang dilakukan oleh penjual, dan melakukan rekapitulasi data penjual, maka response akan langsung diberikan oleh server web, dengan memberikan hasil rekapitulasi dalam bentuk .pdf, atau dalam hal ini dapat disebut sebagai document siap cetak.
2.2 Use case Diagram Adapun use case diagram hasil analisa kebutuhan sistem dituangkan pada Gambar 2. Use Case Diagram.
Gambar 3. Register Penjual Baru
Gambar 4. Mengelola Produk baru
Gambar 5. Login Penjual Lama
Gambar 2. Use Case Diagram
2.3 Activity diagram Berdasarkan hasil use case diagram yang diperoleh, maka activity diagram yang ada pada aplikasi ini dapat dilihat pada Gambar 3. Register Penjual Baru sampai dengan Gambar 5. Pesan pengguna. 2.3.1
activity diagram penjual
Gambar 6. Mengelola Produk
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Gambar 10. Rute
Gambar 7. Menandai lokasi alamat dan menampilkan produk yang dijual 2.3.2
activity diagram pembeli
Gambar 11. Navigasi 2.3.3
activity diagram administrator
Gambar 8. Menampilkan produk yang ditawarkan, Kategori dan Search
Gambar 9. Detail info produk
Gambar 1. Merekapitulasi data penjual
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Gambar 5. Pesan pengguna Gambar 2. grafik pengunjung
2.4 Rancangan Antarmuka 2.4.1 Rancangan Antarmuka pada sisi pembeli
Gambar 3. Moderasi iklan Gambar 6. Tampilan Awal Aplikasi
Gambar 4. Total pengguna dan koleksi Gambar 7. Tampilan Produk yang Ditawarkan
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Gambar 8. Tampilan Detail Info
Gambar 11. Tampilan Awal Aplikasi
Gambar 12. Tampilan Awal Menu Penjual Gambar 9. Tampilan Kategori
Gambar 13. Tampilan Register
Gambar 10. Tampilan Search 2.4.2 Rancangan Antarmuka pada sisi penjual
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Gambar 14. Tampilan Login
Gambar 17. Tampilan Menampilkan Detail Produk yang Dijual
2.4.3
Rancangan Antarmuka pada sisi Administrator
Gambar 15. Tampilan Pasang Iklan
Gambar 18. Tampilan Awal Aplikasi
Gambar 16. Tampilan Mengelola dan Menampilkan Produk yang Dijual Gambar 19. Tampilan Login
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Gambar 24. tampilan pesan dari pengguna
Gambar 20. Tampilan Rekapitulasi data Penjual 3.
Hasil tahap Development Pada tahap Development ini terdapat instrument evaluasi, guna mengetahui proses pengembangan sistem.
Gambar 21. Tampilan iklan yang belum termoderasi
3.1 Spesifikasi minimum aplikasi Adapun spesifikasi minumum yang dapat menjalankan aplikasi E-Commerce menggunakan sistem informasi geografis dapat dipaparkan sebagai berikut. 1. Aplikasi hanya mampu berjalan pada mobile dengan spesifikasi minimal, sebagai berikut : a. versi android : ginger bread b. versi IOS : 2. Aplikasi juga mampu dijalankan pada laptop ataupun PC dengan spesifikasi minimal, sebagai berikut : a. Windows : win 7 4.
Gambar 22. Tampilan iklan yang sudah termoderasi
Hasil tahap Implement Pada tahap ini merupakan tahap pengujian sistem, proses pengujian pyle ini dilakukan dengan berbagai proses pengujian, disetiap tahapan memiliki instrument evaluasi yang berbeda, yaitu dengan melakukan pengujian black box dan white box testing, pengujian ahli design, usabilility testing, dan melakukan pengujian pada pengguna serta pengujian respon pengguna. 5.
Gambar 23. Tampilan total pengguna dan koleksi
Hasil tahap Evaluate Tahap evaluasi (evaluate) merupakan hal yang sangat penting dalam proses pengembangan menggunakan metode ADDIE karena setiap tahapan akan selalu diikuti dengan tahap evaluasi, guna mencapai hasil yang maksimal pada setiap tahapan.
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 B. PEMBAHASAN Pada tahap ini akan dibahas secara lebih rinci dari hasil yang diperoleh pada masingmasing tahapan. Berdasarkan evaluasi pada tahap analyze, yang dibagi menjadi 3 tahap analisis, yaitu : analisis pengguna sistem, kebutuhan fungsional, dan non-fungsional, maka hasil evaluasi pada tahap ini dapat dikatakan berhasil 100% , dikarenakan evaluasi pada tahap ini dilakukan oleh pengembang sistem. Berdasarkan evaluasi pada tahap design, dengan menggunakan 4 tahapan yaitu : arsitektur sistem, use case diagram, activity diagram, dan rancangan antarmuka, yang telah diperiksa oleh pembimbing 2, maka hasil evaluasi pada tahap ini dapat dikatakan berhasil 100% dikarenakan evaluasi pada tahap ini dilakukan oleh dosen pembimbing 2 dari pengembang sistem. Hasil serupa pada tahap development dapat dikatakan berhasil 100%, dikarenakan evaluasi pada tahap ini dilakukan oleh pengembang sistem. Pengujian pada tahap implement merupakan pengujian yang dilakukan guna melihat hasil dari pengimplementasian aplikasi Pyle ke seluruh kalangan masyarakat. Hasil pengujian pada tahap black box dan white box dapat dikatakan berhasil 100%, dikarenakan evaluasi pada tahap ini dilakukan oleh pengembang sistem. Berikut merupakan hasil uji pada tahap usability, yang dibagi menjadi 2 tahap pengujian, yaitu pengujian pada tahap pertama atau tahap revisi dan pada tahap kedua. Hasil yang diperoleh dari pengujian usability adalah sebagai berikut, terjadi peningkatan pengujian yang dilakukan pada tahap pertama dan pengujian yang dilakukan pada tahap revisi, yaitu yang paling tinggi pada bagian kejelasan adapun point yang termasuk didalamnya adalah aplikasi webgis pyle tergolong kreatif, mudah untuk dipelajari, sederhana, jelas dan dapat dipahami oleh pengguna, sedangkan yang paling rendah yaitu pada bagian kebaruan, adapun point yang termasuk di dalamnya adalah aplikasi webgis pyle tergolong berdaya cipta, terdepan, dan inovatif, alasan dari pengguna tentang mengapa pada point ini justru mengalami penurunan? hal ini dikarenakan aplikasi pyle adalah aplikasi pengembangan dari aplikasi yang sudah ada sebelumnya yaitu adalah aplikasi OLX, oleh karena itu aplikasi pyle bukanlah tergolong aplikasi yang baru, hanya saja aplikasi pyle merupakan pengembangan dari aplikasi yang sudah ada, dengan fitur yang belum pernah digunakan pada OLX.
Tanggapan baik masyarakat dengan adanya pyle, ditunjukkan pada angket respon pengguna, yang disebar dengan 2 tahap yang berbeda yaitu, dengan media online dan media cetak. Adapun hasil yang diperoleh dengan menggunakan media cetak adalah 98%, 80% menyatakan dengan adanya fitur rute dan navigasi lokasi alamat penjual, dapat mempermudah pencarian lokasi, 18% menyatakan dengan adanya PYLE dapat menambah mitra bisnis, sedangkan 2% lainnya menyatakan penggunaan PYLE dapat menyita waktu. Persentase rata-rata dari pengujian ini adalah 89% jika ditinjau dari kedua tahap pengujian. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari semua tahapan dengan menggunakan SIG dan menerapkan metode ADDIE, jika dibandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, maka dengan menerapkan GIS pada pyle aplikasi e-commerce berbasis web, ternyata terbukti dapat meningkatkan animo masyarakat dalam melakukan jual beli dan menambah mitra bisnis dan terbukti dengan menggunakan pyle aplikasi e-commerce berbasis web, pembeli tidak kebingungan lagi mencari lokasi alamat penjual produk, bukan hanya direction namun pembeli dapat langsung melakukan navigasi menuju lokasi alamat penjual, maka dengan pembuktian teori yang telah dilakukan, didapat kelebihan dan kekurangan dari pyle aplikasi e-commerce berbasis web menggunakan sistem informasi geografis. Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut, Kelebihan : 1. Aplikasi pyle dapat diakses pada mobile browser dan PC browser 2. Aplikasi pyle mencakup seluruh wilayah di Indonesia 3. Aplikasi pyle tidak terfokus hanya pada satu kategori 4. Aplikasi pyle dapat menggunakan navigasi pada mobile browser Kendala yang dihadapi ketika melakukan proses penelitian dan pengembangan sistem adalah, waktu pengembangan yang lumayan sempit, hal ini dikarenakan proses pembuatan intens program hanya dilakukan dalam waktu 2 bulan, sedangkan proses pembuatan program web rata-rata untuk membuat sebuah website bisnis dengan fungsi responsif dan majemen konten umum, membutuhkan waktu sekitar 10 sampai 16 minggu. Sementara itu untuk membuat website ecommerce atau aplikasi website besar akan
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 membutuhkan waktu pembuatan yang lebih lama dari itu[6]. Berdasarkan kendala yang diperoleh, adapun kekurangan sistem adalah pada sisi kreatif, pada poin kreatif, hal ini tentu terlihat tidak asing lagi dimata masyarakat, karena hal ini termasuk pengembangan dari sistem yang telah ada sebelumnya.
android dengan multiplatform.
[1]
SIMPULAN [3]
Berdasarkan hasil dengan menggunakan metode ADDIE yang telah diperoleh hasil analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi pada PYLE aplikasi e-commerce berbasis web menggunakan sistem informasi geografis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Implementasi PYLE aplikasi e-commerce berbasis web menggunakan sistem informasi geografis, berupa sebuah aplikasi e-commerce berbasis web yang berjenis C2C, aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang mewadahi pemasaran produk secara online dan melakukan transaksi secara konvensional, yang mampu menampilkan direction dan navigasi menuju lokasi alamat penjual diseluruh wilayah di Indonesia, dan tidak terfokus hanya pada satu kategori, melainkan terdapat 12 kategori yang berbeda. 2. Respon yang diperoleh dari ahli desain menyatakan design PYLE tidak mengganggu aktifitas dan telah serasi dengan persentase 68%. Kemudian hasil dari responden pada pengujian respon pengguna adalah bahwa PYLE aplikasi e-commerce berbasis web menggunakan sistem informasi geografis, sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam hal ini adalah fitur rute dan navigasi pada PYLE, dapat mempermudah pencarian lokasi alamat penjual dengan persentase 88% yaitu sangat setuju, melihat respon tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi ini layak untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian pengembangan dan kesimpulan, dapat disarankan bagi pembaca yang ingin mengembangkan sistem ini sebagai berikut. 1. Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis web, oleh karena itu untuk pengembangan aplikasi selanjutnya yang akan mengembangkan aplikasi PYLE hendaknya menggunakan
berbasis
REFERENSI
[2]
VI.
aplikasi
[4]
[5] [6]
[7] [8]
[9]
Dharmaputeri, E. (2009). Aplikasi Sistem Informasi Geografis Pelayanan Kesehatan Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum Gis. Jurnal Informatika, 1-9. Harta, P. F. (2014). Sistem Informasi Geografis Pariwisata Kabupaten Buleleng Berbasis Android. Singaraja, Bali. Irmawati, D. (2011). Pemanfaatan E-Commerce dalam dunia bisnis. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-IV, 95-112. Pratama, I. A. (2015). S.T., M.T. In E-Commerce, E-Business dan Mobile Commerce (pp. 2-20). Bandung: Informatika Bandung. Pratiwi, H. D. (2013). Online Shop sebagai cara belanja di kalangan mahasiswa UNNES. Semarang. Rebecca. (2016, September 17). Berapa Lama Waktu Pembuatan Website. Retrieved Januari 4, 2017, from PROGRESS TECH: http://www.progresstech.co.id/blog/berapa-lamamembuat-website/ Safaat, N. (2015). Rancang Bangun APLIKASI MULTI PLATFORM. Jurnal Sistem Informasi. Tanaamah, A. R., & Wardoyo, R. (2008). Perancangan dan Implementasi Webgis Pariwisata Kabupaten Sumba Timur. Jurnal Informatika, Vol.9 No.2, 150-158. Yuhana, U. L., Cahyadi P, I. O., & Fabroyir, H. (2010). PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA. SISFO-Jurnal Sistem Informasi, 1-26.