ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Pengembangan E-Modul Pada Mata Pelajaran Sistem Operasi Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Studi Kasus: Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 3 Singaraja) Dewa Ayu Andita Sari Garjita1, I Ketut Resika Arthana2, I Gede Partha Sindu3 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
AbstrakβTujuan penelitian ini (1) Untuk mengimplementasikan hasil Pengembangan E-Modul Pada Mata Pelajaran Sistem Operasi Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Studi Kasus: Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 3 Singaraja), (2) Untuk mengetahui respon siswa terhadap Pengembangan E-Modul Pada Mata Pelajaran Sistem Operasi Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Studi Kasus: Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 3 Singaraja). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan model pengembangan ADDIE. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas X Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 3 Singaraja tahun ajaran 2016/2017. Untuk mengetahui respon siswa terhadap emodul yang dikembangkan, diperoleh dengan menggunakan metode kuisioner dengan alat pengumpulan data berupa angket. Hasil penelitian yang diperoleh terlihat bahwa (1) Hasil implementasi pengembangan e-modul pada mata pelajaran sistem operasi dengan model pembelajaran problem based learning (studi kasus: siswa kelas X TKJ SMK Negeri 3 Singaraja) dinyatakan berhasil diterapkan berdasarkan beberapa uji yang dilakukan. (2) Hasil analisis data respon siswa terhadap pengembangan e-modul didapatkan rata-rata skor respon sebesar 68,44, jika dikonversikan ke dalam tabel penggolongan respon siswa termasuk pada kategori sangat positif. Kata-kata kunci: ADDIE, E-Modul, R&D, Respon, Sistem Operasi. AbstractβThe purposes of this study were (1) to implement the results of E-Module Development in Operating System Subject with Problem Based Learning Model (Study Case: Grade X of TKJ at
SMK Negeri 3 Singaraja), (2) to determine the studentβs response of E-Modules Development in Operating System Subject with Problem Based Learning Model (Study case: Grade X of TKJ at SMK Negeri 3 Singaraja). The type of this study was using Research and Development (R&D) with applied the method ADDIE model. The target of this study is the students in Computer and Network Engineering Grade X at SMK Negeri 3 Singaraja on 2016/2017. The response of the students toward the e-modul development, was obtained by using questionnaire method. Implementation result of E-Modules Development in Operating System Subject with Problem Based Learning Model (Study case: Grade X of TKJ at SMK Negeri 3 Singaraja has proven effective to be applied through some tests. The results of data analysis students' response to the development of e-modules obtained an average score of 68.44 response, if converted into a classification table student responses included in the category of very positive. Keywords : ADDIE, e-modul, Research and Development, , response, operating system
I.
PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah. Pendidikan kejuruan diselenggarakan dengan tujuan mempersiapkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja dengan menguasai satu bidang pekerjaan. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan di SMK Negeri 3 Singaraja yaitu menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
atau dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipilihnya. Salah satu kompetensi keahlian di SMK Negeri 3 Singaraja adalah Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), di mana dalam kompetensi keahlian ini terdapat mata pelajaran peminatan dasar program keahlian salah satunya yaitu Sistem Operasi untuk siswa kelas X. Mata pelajaran Sistem Operasi bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan pengetahuan serta keterampilan siswa tentang konsep dasar sistem operasi closed source dan sistem operasi open source. Berdasarkan hasil observasi awal dengan penyebaran angket pada siswa kelas X TKJ di SMK Negeri 3 Singaraja, 70.97% siswa menyatakan mereka tidak memiliki buku pegangan lain untuk mata pelajaran sistem operasi selain buku elektronik (e-book) yang disediakan pemerintah. Di samping itu 77.42% siswa merasa kesulitan memahami materi jika belajar hanya menggunakan e-book, karena sumber ajar yang digunakan tersebut kurang interaktif, dimana siswa lebih tertarik belajar saat ditampilkan video dibandingkan hanya membaca materi saja. Selain itu dari hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu guru mata pelajaran Sistem Operasi di SMK Negeri 3 Singaraja, terdapat beberapa permasalahan yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu, (1) Terbatasnya media pembelajaran bagi siswa. (2) Sumber ajar yang dimiliki siswa berupa e-book, tidak semua materi yang termuat didalamnya sesuai dengan silabus. (3) Pemanfaatan internet disekolah belum efektif. (4) Motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. (5) Kompetensi Dasar yang harus dicapai siswa cukup padat namun waktu yang tersedia untuk tatap muka dikelas itu terbatas. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, kita dapat mengetahui bahwa ketersediaan buku sebagai salah satu bahan ajar masih dirasa kurang, seharusnya buku yang tersedia mampu mencangkup semua materi pelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran bersangkutan. Keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya bergantung pada bahan ajar yang digunakan melainkan juga bergantung pada keaktifan dan motivasi belajar siswa. Solusi yang ditawarkan oleh peneliti adalah pengimplementasian media pembelajaran berupa emodul atau elektronik modul. E-modul memiliki kelebihan dibandingkan dengan modul cetak yaitu dari sifatnya yang interaktif memudahkan dalam navigasi, memungkinkan menampilkan/memuat gambar, audio, video dan animasi serta dilengkapi tes/kuis formatif yang memungkinkan umpan balik otomatis dengan segera. Selain pengimplementasian e-modul sebagai media pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan guru juga merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan efektif atau tidaknya suatu pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dan
memfasilitasi siswa dalam pemecahan masalah adalah model pembelajaran Problem Based Learning atau model pembelajaran berbasis masalah. Pada model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik dituntut aktif untuk mendapatkan konsep yang dapat diterapkan dengan jalan memecahkan masalah, peserta didik akan mengeksplorasi sendiri konsep-konsep yang harus mereka kuasai, dan peserta didik diaktifkan untuk bertanya dan beragumentasi melalui diskusi, mengasah keterampilan investigasi, dan menjalani prosedur kerja ilmiah lainnya [1]. Sesuai dengan permasalahan yang ditemukan pada siswa kelas X TKJ di SMK Negeri 3 Singaraja maka penggunaan e-modul dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa khususnya pada mata pelajaran Sistem Operasi. II.
KAJIAN TEORI
A. Teori Belajar Pengertian belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya [2]. Ciri-ciri belajar adalah (1) Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu, (2) Pengalaman itu harus merupakan buah dari pengalaman, (3) Perubahan itu relatif menetap [3]. Banyak teori tentang belajar yang telah dikembangkan oleh para ahli, diantaranya yaitu teori belajar behaviorisme dan teori belajar konstruktivisme. Banyak teori tentang belajar yang telah dikembangkan oleh para ahli, diantaranya yaitu teori belajar behaviorisme dan teori belajar konstruktivisme. Salah satu tokoh yang menganut teori konstruktivisme ialah Piaget. Belajar menurut pandangan Piaget yaitu proses untuk mendapatkan informasi melalui konstruksi pengetahuan [4]. Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Teori belajar Piaget erat kaitannya dengan teori belajar konstruktivisme, yaitu peserta didik harus menemukan dan mengolah informasi sendiri [5]. Pembelajaran e-modul dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) relevan dengan teori belajar Piaget. Dimana dasar teori dari strategi PBL adalah teori konstruktivistik sesuai dengan teori yang dianut oleh Piaget. PBL berlandaskan teori Piaget yaitu melibatkan siswa secara aktif dalam proses perolehan informasi untuk mengatasi ketidaksesuaian dan membangun pengetahuannya sendiri [6].
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
B. Modul Ajar Modul merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (selfinstructional) [7]. Penulisan modul memiliki tujuan sebagai berikut: (1) memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal. (2) mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun guru/ instruktur. (3) dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya. (4) memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya [8]. Dengan modul siswa dapat mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual. C. E-modul (Modul Elektronik) E-modul merupakan tampilan informasi dalam format buku yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan hard disk, disket, CD, atau flash disk dan dapat dibaca dengan menggunakan komputer atau alat pembaca buku elektronik [9]. E-modul adalah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan waktu tertentu, yang ditampilkan menggunakan piranti elektronik misalnya komputer atau android [10]. Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa e-modul adalah seperangkat media pengajaran digital atau non cetak yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk keperluan belajar mandiri. Sehingga menuntut peserta didik untuk belajar memecahkan masalah dengan caranya sendiri. D. Model Pembelajaran Problem Based Learning Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan. Salah satu model yang dapat digunakan pada pendekatan saintifik adalah model Problem Based Learning (PBL) atau lebih dikenal dengan model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model yang merangsang siswa untuk menganalisis masalah, memperkirakan jawabannya, mencari data, menganalisis data dan menyimpulkan jawaban terhadap masalah [11]. Model ini menyebabkan motivasi dan rasa ingin tahu siswa menjadi meningkat. Dalam PBL, guru dan peserta didik perlu memainkan peran yang berbeda dari pembelajaran tradisional. Problem Based Learning merupakan suatu pembelajaran atau pelatihan yang memiliki karakteristik individu atau seseorang dalam mempelajari keterampilan berpikir kritis dan memecahan masalah hingga memperoleh pengetahuan.
Ada beberapa hal penting yang perlu dicermati dalam pelaksanaan strategi pembelajaran pemecahan masalah agar dapat dilaksanakan secara efektif, yaitu pada awal pembelajaran, siswa agar diberikan masalah sebagai motivator bagi mereka untuk mempelajari materi selanjutnya dan biarkan mereka untuk mencari jawaban sendiri sesuai dengan pengetahuan yang telah dimilik [12]. Sebagai seorang pendidik, dalam hal ini yaitu guru harus mampu nememukan dan menggunakan cara-cara atau model-model pembelajaran yang tepat untuk siswa dalam proses belajar mengajar. Hal itu tentunya bertujuan agar sebuah proses belajar mengajar di kelas menjadi efektif dan siswa sebagai peserta didik lebih mudah memahami materi yang diberikan oleh guru [13]. TABEL I. TAHAP-TAHAP PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH [14] Tahap atau Fase Tahap-1 Orientasi siswa kepada masalah Tahap-2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Tahap-3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Tahap-4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap-5 Menganalisis dan meng evaluasi proses pemecahan masalah
Tingkah Laku Guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang sering disebut dengan Research and Development (R & D). Pengembangan R & D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut [15]. Dalam penelitian ini, produk yang akan dikembangkan adalah modul elektronik. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan e-modul pada mata pelajaran Sistem Operasi kelas X Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE. Model ADDIE dipilih karena model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoritis desain pembelajaran. Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajaryang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar. Model ini terdiri atas lima tahapan yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi (implementation) dan (5) evaluasi (evaluation). Siklus dalam model ADDIE dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Siklus Model ADDIE [16].
Data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini meliputi informasi sumber belajar, informasi proses pembelajaran sistem operasi kevalidan e-modul serta respon siswa terhadap e-modul yang dikembangkan. TABEL II. TEKNIK PENGUMPULAN DATA N o 1
2
3 4 5
Jenis Data Informasi tentang sumber belajar
Metode Wawancara
Alat Pengumpu lan Data Pertanyaan wawancara
Karakteristik pebelajar
Angket
Angket
Kevalidan Emodul Respon Peserta didik User Experience atau perasaan/ kesan dari siswa dan guru
Angket
Angket
Angket
Angket
Kuisioner dan Wawancara
UXQ (User Experience Questionna ire) dan wawancara (konfirmasi )
Sumber Data Guru Mata Pelajaran Sistem Operasi di SMK Negeri 3 Singaraja Peserta didik kelas X TKJ di SMK Negeri 3 Singaraja Ahli
digunakan untuk mencari informasi tentang ketertarikan siswa terhadap pelajaran Sistem Operasi. Dalam penelitian ini peneliti juga akan menggunakan metode kuisioner untuk memperoleh data yang berkaitan dengan user experience atau perasaan/kesan dari partisipan dalam hal ini adalah siswa dan guru. Angket kevalidan e-modul digunakan pada tahap validasi yang dilakukan oleh para ahli dimana angket ini menggunakan skala dua. Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap e-modul yang dikembangkan. Analisis data kevalidan e-modul bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh e-modul yang telah dibuat memenuhi kriteria penilaian dari validator yang ditunjuk. Penilaian ini menggunakan lembar validasi ahli yang selanjutnya menjadi dasar dalam melakukan revisi. Validator yang ditunjuk sebagai ahli isi adalah guru mata pelajaran Sistem Operasi di SMK Negeri 3 Singaraja dan Dosen di Jurusan Pendidikan Teknik Inormatika. Untuk ahli media dan ahli desain pembelajaran adalah Dosen di Jurusan Pendidikan Teknik Informatika. Hasil penilaian dari para ahli dianalisis secara deskriptif. Sedangkan untuk uji perorangan, kelompok kecil, dan kelompok besar (uji lapangan) dilakukan oleh siswa kelas X yang pernah mendapatkan mata pelajaran Sistem Operasi. Hasil penilaian untuk uji perorangan, uji kelompok kecil, dan kelompok besar (uji lapangan) dihitung dengan menggunakan Persamaan 1 dan Persamaan 2. Persentase =
β(π½ππ€ππππ Γ π΅ππππ‘ ππππ ππππ) π Γ π΅ππππ‘ ππππ‘πππππ
X 100%
(1)
Untuk presentase keseluruhan subyek dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Persentase =
π½π’πππβ ππππ πππ‘ππ π πΎππ πππ’ππ’βππ ππ’ππ¦ππ π΅πππ¦ππ ππ’ππ¦ππ
(2)
Hasil penilaian dari uji perorangan, uji kelompok kecil dan respon siswa dikonversikan dengan menggunakan pedoman seperti yang disajikan pada Tabel III. TABEL III. KONVERSI TINGKAT PENCAPAIAN [17]
Peserta didik kelas X TKJ Peserta didik kelas X TKJ dan Guru Program Keahlian TKJ di SMK Negeri 3 Singaraja
Metode wawancara digunakan untuk mencari informasi tentang sumber belajar yang tersedia di sekolah dan mendapatkan informasi tentang materi yang diajarkan pada mata pelajaran Sistem Operasi. Angket Karakteristik Pebelajar
Tingkat Pencapaian 90% - 100% 75% - 89% 65% - 74% 55% - 64% 0 - 54%
Kualifikasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Keterangan Tidak perlu direvisi Sedikit Direvisi Direvisi Secukupnya Banyak Hal yang Direvisi Diulang Membuat Produk
Analisis data respon siswa dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap e-modul yang dikembangkan. Respon siswa diambil sample sebanyak 25 orang. Hasil penilaian untuk respon siswa dihitung dengan menggunakan Persamaan 3, 4 dan 5.
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
π₯Μ
=
βπ₯
(3)
π
Rumus untuk Mi an SDi adalah: 1 2
ππ = (π πππ ππππ ππππ πππππ + π πππ π‘ππππππβ πππππ) 1 6
ππ·π = (π πππ π‘πππ‘πππππ πππππ + π πππ π‘ππππππβ πππππ)
(4) (5)
Rata β rata (π₯Μ
) dari skor respon peserta didik dan guru kemudian dikategorikan dengan menggunakan pedoman seperti pada Tabel IV. TABEL IV. KRIETERIA PENGGOLONGAN RESPON SISWA No 1 2 3 4 5
Interval Mi + 1,5 SDi β€ π₯Μ
Mi + 0,5 SDi β€ π₯Μ
< Mi + 1,5 SDi Mi - 0,5 SDi β€ π₯Μ
< Mi + 0,5 SDi Mi - 1,5 SDi β€ π₯Μ
< Mi - 1,5 SDi π₯Μ
< Mi - 1,5 SDi
Kategori Sangat Positif Positif Kurang Positif Negatif Sangat Negatif
Penilaian hasil User Experience untuk menghitung rata-rata dari masing-masing subyek di hitung dengan menggunakan Persamaan 6. Mean =
IV.
β(π πππ’ππ’β πππ‘π) ππππ¦ππ πππ‘π
(6)
PEMBAHASAN
sumber belajar, analisis kompetensis dasar dan implementasi dalam e-modul, menetapkan strategi pencapaian isi pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran. Tahap kedua adalah perancangan (design) yaitu peneliti melakukan perancangan pembelajaran yang terkait dengan perancangan draf modul yang disesuaikan dengan tahapantahapan model pembelajaran problem based learning dan perancangan e-modul. Tahap ketiga adalah pengembangan (development) yang meliputi kegiatan pengembangan e-modul, integrasi modul ke moodle dan melakukan pengujian dengan para ahli. Kegiatan pengembangan e-modul meliputi pengembangan rancangan antarmuka, mengatur hak akses pengguna yaitu administrator, guru dan siswa ketika masuk ke halaman mata pelajaran, menyusun tampilan masing-masing pengguna, mengatur tampilan kegiatan pembelajaran, serta menerapkan modul ke sistem e-modul Sedangkan kegiatan pengembangan integrasi modul ke moodle meliputi penerapan isi dalam modul ke moodle. Adapun hasil dari pengembangan e-modul sesuai dengan rancangan antarmuka pada tahap design (desain) yaitu sebagai berikut. A. Hasil Pengembangan Halaman Login Pada halaman ini, untuk dapat bisa masuk ke e-modul, guru, siswa, dan administrator harus melakukan login terlebih dahulu dengan memasukkan username dan password. Hasil pengembangan halaman login terlihat pada Gambar 2.
Pengembangan e-modul bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa khususnya pada mata pelajaran sistem operasi serta untuk mempermudah siswa dalam proses belajar baik di rumah maupun disekolah. Dari hasil analisis sumber belajar yang dilakukan, siswa belum menggunakan media pembelajaran berupa e-modul dalam proses pembelajaran, siswa hanya menggunakan buku sekolah elektronik (BSE) dan Powerpoint yang diberikan guru. Dengan demikian pengembangan e-modul sistem operasi sangat diperlukan untuk siswa kelas X di SMK Negeri 3 Singaraja. Selain itu, e-modul ini dikembangkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan tujuan agar tahapan-tahapan pembelajaran yang ada didalam e-modul ini dapat terstruktur dan terarah, sehingga proses pembelajaran tidak hanya berpusat kepada guru melainkan kepada siswa dan dapat menjadikan siswa lebih termotivasi untuk belajar serta lebih aktif dan mandiri dalam proses pembelajarannya. Sesuai dengan tahapan pada model pengembangan ADDIE, terdapat lima tahapan yang harus dilakukan. Tahapan pertama yang dilakukan adalah analisis (analysis) meliputi kegiatan analisis modul yaitu analisis terkait dengan kebutuhankebutuhan untuk mengembangkan e-modul sistem operasi yang terkait dengan analisis karakteristik peserta didik, analisis
Gambar 2. Halaman Login E-Modul
B. Hasil Pengembangan Halaman Utama Pengguna Halaman ini merupakan tampilan awal ketika pengguna berhasil melakukan login. Halaman ini berisi informasi pengantar e-modul dan gambar yang berisi alamat SMK Negeri 3 Singaraja sebagai identitas sekolah. Hasil pengembangan halaman pengguna dapat dilihat pada Gambar 3.
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Sebelum siswa menyelesaian tahapan orientasi masalah maka tahapan mengorganisasi siswa untuk belajar tidak akan terlihat, sehingga siswa tidak bisa langsung ke tahapan akhir, sebelum tahap awal diselesaikan terlebih dahulu. Tanda checklist yang terdapat pada kotak persegi menandakan bahwa siswa tersebut sudah menyelesaikan salah satu aktivitas sehingga aktivitas selanjutnya akan dapat dilihat. Hasil pengembangan halaman ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 3. Halaman Utama Pengguna
C. Hasil Pengembangan Halaman Kegiatan Belajar Hasil pengembangan halaman kegiatan belajar merupakan halaman yang berisi materi-materi kegiatan belajar 1 sampai dengan kegiatan belajar 12. Hasil pengembangan halaman kegiatan belajar dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 5. Kegiatan Belajar dengan Pengembangan Activity Completion (Penyelesaian Aktivitas)
Tahap Integrasi fitur Moodle pada e-modul merupakan penerapan hasil pengembangan modul ke dalam fitur-fitur aplikasi Moodle sehingga menjadi e-modul. Pada e-modul yang dikembangkan terdapat konten mata pelajaran yaitu mata pelajaran Sistem Operasi. Penerapan materi kegiatan pembelajaran ke sistem e-modul. Modul yang dikembangkan disesuaikan dengan model pembelajaran problem based learning. Langkah-langkah penerapannya adalah sebagai berikut.
Gambar 4. Halaman Kegiatan Belajar
D. Hasil Pengembangan Activity Completion (Penyelesaian Aktivitas) Pada Kegiatan Pembelajaran Pada setiap tahapan Problem Based Learning (PBL), untuk setiap aktivitas yang terdapat pada setiap kegiatan pembelajaran wajib diikuti oleh siswa. Siswa diwajibkan untuk mengikuti setiap tahapan PBL dari tahapan orientasi masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, hingga tahapan
1. Tahap orientasi masalah yaitu siswa diberikan uraian permasalahan terkait dengan materi kegiatan pembelajaran pada masing-masing kegiatan belajar yang selanjutnya akan dilakukan analisis untuk pemecahan masalahnya bersama dengan anggota kelompok. Implementasi tahap orientasi masalah pada e-modul menggunakan resource label untuk menyampaikan informasi dan fitur page yang digunakan untuk memaparkan permasalahan yang akan dibahas oleh siswa terkait dengan materi pada masing-masing kegiatan belajar. Hasil pengembangan halaman orientasi masalah dapat dilihat seperti pada Gambar 6.
Gambar 6. Halaman Tahap Orientasi Masalah
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Apabila siswa atau guru mengklik Orientasi Masalah 1 maka akan muncul tampilan dengan resource page. Hasil tampilan dari tahapan orientasi masalah dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 9. Tampilan Forum Diskusi
Gambar 7. Tampilan Dari Tahapan Orientasi Masalah
2. Tahap mengorganisasi siswa untuk belajar yaitu tahapan dimana siswa akan mendiskusikan hasil analisis mereka dari permasalahan yang diberikan pada tahap orientasi masalah. Selanjutnya siswa akan melakukan diskusi bersama dengan anggota kelompoknya. Pada tahap ini terdapat forum diskusi yang dibuat dengan activity forum. Ketika siswa telah menyelesaikan tahap orientasi masalah maka tahapan mengorganisasi siswa untuk belajar akan terlihat. Siswa hanya akan melihat forum diskusi sesuai dengan kelas mereka masing-masing. Seperti yang terlihat pada Gambar forum diskusi yang terlihat adalah diskusi TKJ 4, ini artinya bahwa siswa yang login merupakan siswa dari kelas TKJ 4. Hasil pengembangan halaman mengorganisasi siswa untuk belajar dapat dilihat seperti pada Gambar 8.
3. Tahap penyelidikan individu maupun kelompok yaitu tahapan dimana siswa akan diberikan kesempatan untuk melakukan penyelidikan individu terkait permasalaha yang dibahas pada orientasi masalah dengan cara membaca materi yang telah disajikan. Penyajian materi dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan activity SCORM untuk membaca materi secara langung dan resource file untuk mengunduh materi dengan format .pdf. Setelah siswa selesai membaca materi selanjutnya siswa akan melakukan konfirmasi bersama dengan anggota kelompoknya untuk memastikan kebenaran dari hasil analisis yang telah mereka lakukan pada tahap mengorganisasi siswa untuk belajar. Pada tahap ini terdapat forum diskusi yang dibuat dengan activity forum yang akan terlihat apabila siswa telah menyelesaikan salah satu aktivitas membaca materi. Hasil pengembangan halaman penyelidikan individu maupun kelompok dapat dilihat seperti pada Gambar 10.
Gambar 10. Halaman Tahap Penyelidikan Individu Maupun Kelompok Gambar 8. Halaman Tahap Mengorganisasi Siswa Untuk Belajar
Apabila siswa atau guru mengklik Diskusi TKJ 4 maka akan muncul tampilan dengan activity forum. Pada halaman ini siswa hanya bisa melakukan diskusi dengan anggota kelompok yang telah ditentukan oleh guru, setiap siswa hanya bisa melihat hasil diskusi dari anggota kelompoknya saja. Hasil tampilan dari forum diskusi dapat dilihat pada Gambar 9.
4. Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini siswa akan diberikan kesempatan untuk mengembangkan hasil karya mereka. Untuk itu siswa harus mengunduh petunjuk pembuatan laporan yang disajikan dalam bentuk resource file terlebih dahulu. Jika petunjuk pengerjaan laporan telah dilihat maka selanjutnya fitur untuk pengumpulan laporan yaitu activity assignment akan muncul, ditempat itulah hasil laporan yang sudah dikerjakan akan diunggah ke e-modul oleh siswa. Hasil pengembangan
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
halaman mengembangkan dan menyajikan hasil karya dapat dilihat seperti pada Gambar 11.
6. Terakhir adalah menjawab soal-soal tes formatif. Pemberian tes formatif ini bertujuan untuk mengevaluasi setiap proses kegiatan belajar. Integrasi pada Moodle menggunakan activity quiz dan tes formatif yang disajikan dalam bentuk essay. Tampilan halaman Tes Formatif (KB 1) dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 11. Halaman Tahap Penyelidikan Individu Maupun Kelompok
Apabila siswa mengklik Petunjuk Pembuatan Laporan KB 1 maka siswa akan mengunduh file untuk petunjuk pembuatan laporan yang menggunakan fitur file. Selanjutnya siswa mengumpulkan hasil pengolahan data mereka pada fitur assignment. Fitur pengumpulan tugas ini hanya akan tampil sesuai dengan kelas dari masing-masing pengguna yang melakukan login. Berikut tampilan halaman pengumpulan tugas dalam hal ini (Kumpul Tugas 1 X TKJ 4) dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Hasil Tampilan alaman Pengumpulan Tugas (Kumpul Tugas 1 X TKJ 4)
5. Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yaitu siswa mempresentasikan hasil laporan yang telah dibuat bersama kelompoknya. Tahapan ini akan dilakukan di dalam kelas saat jam tatap muka berlangsung, penerapannya dalam e-modul hanya digunakan untuk menampilkan petunjuk pada tahap menganalisis dan mengevaluasi. Hasil pengembangan halaman menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dapat dilihat seperti pada Gambar 13.
Gambar 13. Halaman Tahap Penyelidikan Individu Maupun Kelompok
Gambar 14. Tampilan halaman Tes Formatif (KB 1)
Pada tahap pengembangan ini juga dilakukan uji oleh para ahli yaitu ahli isi, ahli desain pembelajaran dan ahli media. Tujuan dilakukannya pengujian oleh para ahli ini adalah untuk penyempurnaan e- modul pada mata pelajaran sistem operasi. Hasil penilaian ahli isi berdasarkan angket sudah dinyatakan βSESUAIβ, dengan syarat melakukan revisi dari masukan yang diberikan. Dari uji ahli isi, terdapat bagian-bagian modul yang masih perlu direvisi agar menjadi sesuai. Beberapa masukan dari ahli isi yaitu perlu penambahan cover pada setiap materi di kegiatan pembelajaran. Semua masukan dan saran yang diberikan oleh ahli isi sudah diaplikasikan dengan tujuan untuk penyempurnaan e-modul sistem operasi. Hasil penilaian ahli desain pembelajaran berdasarkan angket sudah dinyatakan βSESUAIβ, dengan syarat melakukan revisi dari masukan yang diberikan. Beberapa masukan dari ahli desain pertama yaitu pada tahap βorientasi masalahβ rumusan masalah disesuaikan dengan apa yang dimaksud dengan masalah. Masukan dari ahli desain kedua adalah memperbaiki tata tulis dan alokasi waktu. Semua masukan dan saran yang diberikan oleh ahli desain pembelajaran sudah diaplikasikan dengan tujuan untuk penyempurnaan e-modul sistem operasi. Hasil penilaian ahli media berdasarkan angket sudah dinyatakan βSESUAIβ. Dari evaluasi ahli media, ada beberapa masukan yang diberikan yaitu perlu dilakukannya perbaikan mengenai tata letak gambar dan video dalam e-modul. Semua masukan dan saran yang diberikan oleh ahli media pembelajaran sudah diaplikasikan dengan tujuan untuk penyempurnaan e-modul sistem operasi. Tahap keempat yaitu implementasi. Tahap ini meliputi uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan, uji respon siswa, uji user experience. Uji perorangan dilakukan terhadap
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
3 orang siswa dari kelas X TKJ 1. Berdasarkan rekapitulasi penilaian dari masing-masing responden, memperlihatkan bahwa penilaian yang diberikan oleh siswa adalah sangat baik 33,3%, baik 66,7%, cukup 0%, kurang 0%, dan sangat kurang 0%, dimana masing-masing jumlah responden yang memberikan tanggapan sangat baik adalah satu orang dan tanggapan baik berjumlah dua orang. Rata-rata persentase dari keseluruhan subyek adalah 87,6 %. Jika dikonversikan kedalam tabel konversi termasuk dalam kategori baik. Adapun pemaparan beberapa masukan yang telah dirangkum oleh peneliti sebagai dasar untuk melakukan revisi adalah e-modul yang diterapkan sudah cukup bagus dan mudah dipahami, namun perlu perbaikan pada bagian pengaturan sistem e-modul. Terdapat beberapa kesalahan seperti kesalahan ketik. Peneliti sudah memperbaikinya berdasarkan komentar dari masingmasing responden. Setelah uji perorangan selesai dan direvisi, maka dilanjutkan dengan uji kelompok kecil. Uji kelompok kecil dilakukan oleh 12 orang siswa kelas X TKJ 3. Berdasarkan rekapitulasi penilaian dari masing-masing responden, memperlihatkan bahwa penilaian yang diberikan oleh siswa adalah sangat baik 58,3%, baik 41,7%, cukup 0%, kurang 0%, dan sangat kurang 0%, dimana masing-masing jumlah responden yang memberikan tanggapan sangat baik adalah empat orang dan tanggapan baik berjumlah dua orang. Rata-rata persentase dari keseluruhan subyek adalah 90,7%. Jika dikonversikan kedalam tabel konversi termasuk dalam kategori βsangat baikβ. Tidak ada revisi untuk uji kelompok kecil. Setelah uji coba kelompok kecil selesai dilanjutkan dengan uji coba kelompok besar (lapangan). Pada pengujian ini diimplementasikan kegiatan pembelajaran 1 yaitu materi tentang perkembangan sistem operasi closed source. Uji lapangan ini dilakukan oleh 25 orang siswa dari kelas X TKJ 2. Selama proses pembelajaran siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias, mandiri dan aktif dengan menggunakan emodul sistem operasi. Siswa memperhatikan guru ketika mengajar di kelas dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Terdapat beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan ketika ada hal-hal yang belum dipahami baik itu terkait dengan materi maupun tata cara penggunaan e-modul. Seperti halnya cara melakukan mebalas topik diskusi yang telah dibuat oleh anggota kelompok, meng-upload tugas dan men- download materi pelajaran. Guru mengajar sesuai dengan tahapantahapan model pembelajaran problem based learning. Setelah proses pembelajaran selesai, peneliti menyebarkan angket uji lapangan kepada siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan e-modul sistem operasi. Berdasarkan rekapitulasi penilaian dari masing-masing responden, memperlihatkan bahwa penilaian yang diberikan oleh siswa adalah sangat baik 60%, baik 40%, cukup 0%, kurang 0%, dan sangat kurang 0%, dimana masing-masing jumlah responden yang memberikan tanggapan sangat baik adalah
lima belas orang dan tanggapan baik berjumlah sepuluh orang. Rata-rata persentase dari keseluruhan subyek adalah 90,5%. Jika dikonversikan kedalam tabel konversi termasuk dalam kategori sangat baik dan tidak perlu direvisi. Setelah dilakukannya uji coba lapangan, maka selanjutnya penulis menyebarkan angket respon siswa terhadap e-modul yang dikembangkan. Berdasarkan rekapitulasi penilaian dari masing-masing responden, memperlihatkan bahwa penilaian yang diberikan oleh siswa adalah sangat baik 68%, baik 32%, cukup 0%, kurang 0%, dan sangat kurang 0%, dimana masingmasing jumlah responden yang memberikan tanggapan sangat baik adalah tujuh belas orang dan tanggapan baik berjumlah delapan orang. Hasil angket respon siswa terhadap pengembangan e-modul sistem operasi memperoleh rata-rata skor respon siswa sebesar 68,44, jika dikonversikan ke dalam tabel kriteria penggolongan respon maka hasilnya termasuk dalam kategori sangat positif. Berdasarkan hasil respon siswa dapat dikategorikan bahwa e-modul sistem sistem operasi yang dengan model pembelajaran problem based learning membantu siswa dalam memahami mata pelajaran sistem operasi dan menambah sumber belajar siswa dalam memahami sistem operasi khususnya untuk kelas X program keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi. Hasil rekapitulasi untuk uji lapangan terhadap angket yang disebarkan juga dapat dilihat perbandingannya pada Gambar 15.
Uji Respon Siswa Sangat Baik
0% 32%
Baik
68%
Cukup Kurang Sangat Kurang
Gambar 15. Grafik Rekapitulasi Uji Respon Siswa Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul βPengembangan E-modul Berorientasi Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswaβ menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian penggunaan e-modul berorientasi pemecahan masalah, keterampilan berpikir kritis mahasiswa mengalami peningkatan dari rata-rata 27,6 (sedang) pada siklus I menjadi 31,4 (tinggi) pada siklus II. Tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan perkuliahan
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
menggunakan e-modul berorientasi pemecahan masalah adalah sangat positif [18]
(studi kasus: siswa kelas X TKJ SMK Negeri 3 Singaraja), maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.
Kendala yang dihadapi peneliti ketika melakukan uji lapangan yaitu terkait masalah teknis, dimana pada saat melakukan implementasi terdapat beberapa laptop yang tidak dapat dioperasikan karena tidak bisa terkoneksi dengan internet. Selain itu kondisi jaringan internet saat melakukan implementasi cukup lambat. Dengan demikian siswa secara berkelompok menggunakan laptop agar dapat mengakses emodul sistem operasi selama proses pembelajaran berlangsung. Secara umum proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.
1. E-modul ini dikembangkan dengan model pengembangan ADDIE, dimana dalam model pengembangan ini, terdapat lima tahapan yang harus dilakukan. Tahap pertama yaitu analisis yang meliputi analisis karakteristik peserta didik, analisis sumber belajar, analisis kompetensis dasar dan implementasi dalam e-modul, menetapkan strategi pencapaian isi pembelajaran, dan menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran. Tahap kedua yaitu perancangan yaitu meliputi perancangan draf modul dan perancangan emodul. Tahap ketiga yaitu pengembangan yang meliputi kegiatan pengembangan e-modul, integrasi modul ke Moodle dan melakukan pengujian dengan para ahli. Tahap keempat yaitu implementasi yang meliputi uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan, uji respon siswa, uji user experience. Tahap kelima yaitu evaluasi dimana pada tahapan ini dilakukan evaluasi proses pengembangan produk sesuai dengan model ADDIE yang digunakan. Hasil untuk evaluasi pada pengembangan e-modul sudah dilakukan pada pembahasan revisi masing-masing tahap pengujian, karena tahap evaluasi bukan bagian yang terpisah tetapi include dimasing-masing proses/bagian pada model ADDIE.
Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian user experience yang bertujuan untuk mengetahui kepuasan pengguna terhadap sistem saat menggunakan e-modul sistem operasi. Berdasarkan rekapitulasi penilaian dari masing-masing responden memperlihatkan bahwa penilaian yang diberikan oleh siswa dari lima kriteria yang diberikan yaitu adalah excellent (sangat baik dengan rata-rata kriteria sebagai berikut: a) Daya tarik 1.95, b) Kejelasan 1.92, c) Eisiensi 2.25, d) Stimulasi 2.1, e) Kebaruan 1.58. Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-modul mata pelajaran sistem operasi menunjukkan keberhasilan yang dapat dilihat dari segi user experience sudah sangat baik dan layak untuk digunakan. Berdasarkan pembahasan di atas, secara garis besar pengembangan e-modul sistem operasi layak untuk digunakan. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil penilaian dari para ahli berdasarkan angket sudah dinyatakan βSESUAIβ. Disamping itu kelayakan e-modul juga dibuktikan dengan beberapa pernyataan siswa yaitu pembelajaran menggunakan e-modul sangat bagus, tampilannya menarik dan mudah dimengerti dan dapat membantu siswa untuk dapat mengerti tentang materi pelajaran yang diberikan, memudahkan siswa untuk mencari informasi terkait materi pelajaran, dan e-modul ini memotivasi siswa untuk belajar. Berdasarkan penilaian-penilaian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa e-modul sistem operasi berbasis problem based learning layak digunakan sebagai sumber belajar untuk siswa kelas X SMK Negeri 3 Singaraja. Melalui penerapan e-modul sistem operasi ini diharapkan mampu membantu guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran dan diharapkan siswa dapat belajar secara aktif dan mandiri secara individu maupun kelompok baik di sekolah maupun di rumah. Disamping itu, dengan pemanfaatan e-modul ini diharapkan intensitas belajar siswa pada mata pelajaran sistem operasi akan mengalami peningkatan. V.
SIMPULAN
Berdasakan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian pengembangan e-modul pada mata pelajaran sistem operasi dengan model pembelajaran problem based learning
2. E-modul pada mata pelajaran sistem operasi dengan model pembelajaran Problem Based Learning diimplementasikan dengan menggunakan Moodle sebagai LMS (Learning Management System). Terdapat beberapa fitur moodle yang digunakan untuk mengembangkan e-modul sistem operasi, salah satunya yaitu seperti activity glossary untuk membuat glosarium, resource label untuk menampilkan deskripsi atau petunjuk pada setiap langkah pembelajaran, resource page digunakan untuk menampilkan tahapan orientasi, activity forum digunakan untuk melakukan diskusi, activity SCORM dan resource file digunakan untuk menampilkan materi, activity assignment digunakan sebagai wadah bagi siswa untuk mengunggah tugas yang diberikan guru ke sistem e-modul, dan activity quiz digunakan untuk melakukan tes formatif. 3. Berdasarkan pengembangan e-modul pada mata pelajaran sistem operasi dengan model pembelajaran Problem Based Learning (studi kasus: siswa kelas X TKJ SMK Negeri 3 Singaraja) didapatkan hasil sebuah e-modul yang valid setelah dilakukan pengujian oleh ahli isi, ahli desain, dan ahli media. Selain itu didapatkan bahwa rata-rata persentase dari keseluruhan subyek uji coba perorangan adalah 87,6 %. Jika dikonversikan kedalam tabel konversi termasuk dalam kategori baik. Rata-rata persentase dari keseluruhan subyek uji kelompok kecil adalah 90,7%. Jika dikonversikan kedalam tabel konversi termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata persentase dari keseluruhan subyek uji
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
lapangan adalah 90,5%. Jika dikonversikan kedalam tabel konversi termasuk dalam kategori sangat baik dan tidak perlu direvisi. Hasil angket respon siswa terhadap pengembangan e-modul sistem operasi memperoleh ratarata skor respon siswa sebesar 68,44, jika dikonversikan ke dalam tabel kriteria penggolongan respon maka hasilnya termasuk dalam kategori sangat positif. Berdasarkan rekapitulasi penilaian rata-rata uji user experience dari keseluruhan responden memperlihatkan bahwa penilaian yang diberikan dari lima kriteria yang diberikan adalah excellent (sangat baik) dengan rata-rata kriteria sebagai berikut: a) Daya tarik 1.95; b) Kejelasan 1.92; c) Eisiensi 2.25; d) Stimulasi 2.1; e) Kebaruan 1.58. Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-modul mata pelajaran sistem operasi menunjukkan keberhasilan yang dapat dilihat dari segi user experience sudah sangat baik dan layak untuk digunakan. Dari hasil implementasi tersebut, e-modul juga digunakan sebagai panduan belajar siswa sehingga dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang sistem operasi serta dapat membatu proses belajar siswa baik dirumah maupun disekolah. Secara umum siswa terlihat antusias dan terlibat aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pembahasan di atas, secara garis besar pengembangan e-modul sistem operasi layak untuk digunakan. Beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut yaitu:
[3] P. D. Januartini, K. Agustini and I. G. P. Sindu, "Studi Komparatif Model Pembelajaran Think Pair Square Dan Think Pair Share Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Mapel Tik Kelas X Sma N 1 Sukasada," Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, pp. 148160, 2016. [4] A. Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, .Jakarta: Prenadamedia Group, 2013. [5] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. [6] S. Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, Yogyakarta: DIVA Press, 2013. [7] W. Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2005. [8] Depdiknas, "Penulisan Modul," Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan, Jakarta, 2008. [9] Wijayanto, "Pengembangan E-Modul Berbasis Flip Book Maker Dengan Model Project Based Learning Untuk Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika," Pendidikan Matematika, pp. 625-628, 2014. [10] M. Fausih and D. Tandyonomanu, "Pengembangan Media E-Modul Mata Pelajaran Produktif Pokok Bahasan βInstalasi Jaringan Lan (Local Area Network)β Untuk Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Komputer Jaringan di SMK Nengeri 1 Labang Bangkalan Madura," Teknologi Pendidikan Volume 01 Nomor 01, pp. 1-9, 2015. [11] K. Wardhani, "Pembelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning Menggunakan Multimedia dan Modul Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Abstrak dan Kemampuan Verbal Siswa," Jurnal Inquiry, vol.1 No.2, p. 164, 2012.
1. Produk e-modul pada mata pelajaran sistem operasi dengan model pembelajaran problem based learning (studi kasus: siswa kelas X TKJ SMK Negeri 3 Singaraja), yang dikembangkan belum sampai pada tahap pengukuran hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu diadakan pengkajian lebih lanjut mengenai efektivitas penggunaan e-modul berkaitan dengan pengukuran hasil belajar siswa menggunakan e-modul ini melalui penelitian eksperimen.
[12] N. Parwati, "Pengembangan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Berorientasi Kearifan Lokal Pada Siswa Smp Di Kota Singaraja," Jurnal Pendidikan Indonesia, pp. 612-624, 2015.
2. Bagi pengembang e-modul selanjutnya agar dapat membuat penilaian essay secara otomatis, sehingga guru tidak perlu melakukan input nilai secara manual untuk dapat memudahkan guru melakukan penilain, serta pengembang selanjutnya juga dapat mengatur tampilan halaman nilai agar terlihat lebih menarik dan lengkap, mencakup penilaian masing-masing tahapan problem based learning.
[14] M. d. N. M. Ibrahim, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya: UNESA University Press, 2004.
REFERENCES [1] R. L. P. Sari, "Pembelajaran Kimia Tematik Pada Mata Kuliah Kimia Dasar Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Masalah," Cakrawala Pendidikan, p. 392, 2010. 2]
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
[13] N. A. D. Putra, I. K. R. Arthana, G. S. Santyadiputra and N. Sugihartini, "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Siswa Kelas XI SMAK Santo Paulus Singaraja Tahun 2014/2015," Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (Karmapati), 2015.
[15] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatam Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013. [16] A. Kovalchick and K. Dawson, Education and Technology An Encyclopedia, Santa Barbara, California: ABC-CLIO,Inc., 2004. [17] I. M. Tegeh, I. N. Jampel and K. Pudjawan, Model Penelitian Pengembangan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014. [18] I. M. Suarsana and G. Mahayukti, "Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa," JANAPATI , Vols. Volume 2, , no. Nomor 3, p. 199, 2013.