ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017
Pengembangan E-Modul Berbantuan Simulasi Berorientasi Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran Komunikasi Data (Studi Kasus: Siswa Kelas XI TKJ SMK Negeri 3 Singaraja) Kadek Aris Priyanthi1, Ketut Agustini2, Gede Saindra Santyadiputra3 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Universitas Pendidikan Ganesha Email :
[email protected],
[email protected] 2,
[email protected] 3 Abstrak—Sampai saat ini bahan ajar dari sumber referensi yang dikemas menjadi satu khususnya pada mata pelajaran Komunikasi Data kelas XI TKJ di SMK Negeri 3 Singaraja belum lengkap. Siswa mengharapkan suatu wadah untuk mengakses materi pembelajaran dimana sudah terangkum keseluruhan materi yang harus mereka pelajari. Faktor ini dikarenakan mata pelajaran Komunikasi Data merupakan mata pelajaran baru untuk Kurikulum 2013. Maka dari itu, pada penelitian ini dikembangkan modul elektronik (e-modul) komunikasi data sebagai solusi untuk permasalahan tersebut.Tujuan penelitian ini (1) Untuk menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan hasil rancangan pengembangan e-modul berbantuan simulasi berorientasi pemecahan masalah pada mata pelajaran Komunikasi Data kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3 Singaraja, (2) Untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap pengembangan e-modul berbantuan simulasi berorientasi pemecahan masalah pada mata pelajaran Komunikasi Data kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3 Singaraja. Model pembelajaran yang diterapkan dalam pengembangan modul elektronik ini adalah model pembelajaran problem based learning. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan model pengembangan Dick and Carey. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3 Singaraja tahun ajaran 2016/2017. Untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap e-modul komunikasi data diperoleh dengan menggunakan metode angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil rancangan dan implementasi e-modul berbantuan berbantuan simulasi berorientasi pemecahan masalah yang telah dikembangkan pada mata pelajaran Komunikasi Data kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3 Singaraja dinyatakan berhasil diterapkan berdasarkan beberapa uji yang dilakukan. (2) Hasil analisis data respon guru menunjukkan bahwa, didapatkan ratarata skor respon sebesar 47, jika dikonversikan ke dalam tabel penggolongan respon maka termasuk pada kategori sangat positif. Sedangkan untuk respon siswa terhadap pengembangan e-modul didapatkan rata-rata skor respon sebesar 67,80, jika
dikonversikan ke dalam tabel penggolongan respon siswa termasuk pada kategori sangat positif. Kata Kunci: E-Modul, Komunikasi Data, Problem Based Learning, Research and Development, Respon.
Abstract—Until now teaching materials from the reference source are packed into one, especially on the subjects of Data Communication in class XI TKJ SMK Negeri 3 Singaraja incomplete. Students expect a container to access learning materials which had summarized the entire material to be learned. This factor because subjects Data Communication is a new subject for Curriculum 2013. Therefore, in this study developed an electronics module (e-module) data communications as a solution to these problems. The aims of this research were (1) to generate the design and implement the program’s result of developing emodule assisted on the problem solving on the subject Data Communication in XI grade students in Teknik Komputer and Jaringan at SMK Negeri 3 Singaraja, (2) to know teacher and students’ respond about the developing of e-module assisted on the problem solving on the subject Data Communication in XI grade students in Teknik Komputer and Jaringan at SMK Negeri 3 Singaraja. The teaching method that is used in developing the electronic e-module was problem based learning. The type of the research that used was Research and Development in which the development applied was Dick and Carey. The subject in this research was XI grade students in Teknik Komputer and Jaringan at SMK Negeri 3 Singaraja in academic year of 2016/2017. To know the teacher and students’ respond about the communication of e-module was by using questionnaire. The results of this research were: (1) The result of the program and the implementation of e-module assisted on the problem solving which is applied on the subject Data Communication in XI class of Teknik Komputer and Jaringan at SMK Negeri 3 Singaraja was successfully applied. (2) The result of analysis data of the teacher’ respond shown that, the average was 47, if it converted into a table is categorized as very positive. Meanwhile the average of students’ respond about the development of e-module was 67,80, if it
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 converted into a table of students’ respond was categorized as very positive. Keywords: E-Module, Data Communication, Problem Based Learning, Research and Development, Response
I.
PENDAHULUAN
SMKN 3 Singaraja merupakan salah satu sekolah kejuruan yang ada di Bali Utara, dimana memiliki banyak jurusan dibidang teknologi, salah satunya yaitu teknik komputer dan jaringan. Sesungguhnya pembelajaran sudah berjalan dengan baik namun belum optimal, maka dari itu masih diperlukan pembaharuan-pembaharuan seiring dengan kemajuan teknologi. Berdasarkan hasil observasi awal menggunakan angket yang dilakukan dengan guru mata pelajaran komunikasi data di SMK Negeri 3 Singaraja, dapat diketahui bahwa keter-sediaan sarana dan prasarana di laboratorium komputer sudah memadai. Namun kendala yang dialami guru pengajar yaitu 1) tidak ada bahan ajar dari sumber referensi yang dikemas menjadi satu khususnya pada mata pelajaran Komunikasi Data dikarenakan mata pelajaran Komunikasi Data merupakan pembelajaran tematik dan mata pelajaran baru untuk Kurikulum 2013 yang menyebabkan kurangnya media pembelajaran dengan materi yang terstruktur sebagai panduan belajar siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, 2) keterbatasan waktu juga menjadi hambatan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas sehingga guru kekurangan waktu dalam mengontrol pembelajaran. Selain itu berdasarkan angket yang di sebar kepada 30 siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa masalah yang dialami yaitu 1) siswa lebih senang dan lebih sering mencari materi di internet namun siswa kebingungan dalam mencari materi pelajaran yang jelas dan lengkap. Hal ini berdampak terhadap kurangnya tingkat pemahaman peserta didik dan pembelajaran cenderung berpusat pada guru, berbanding terbalik dengan penerapan kurikulum 2013 yang mengutamakan kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student center). Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, saat ini dibutuhkan suatu bahan ajar yang efektif, efisien, dan mengutamakan kemandirian siswa agar mampu membawa peserta didik pada kompetensi dasar yang diharapkan. Salah satu media pembelajaran yang dapat menjadi solusi atas permasalahan yang sedang dialami jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3 Singaraja adalah modul pembelajaran interaktif berupa elektronik modul (e-modul) berbasis web yang dikemas dengan berbagai penyajian materi yang lebih konkret, nyata, dan dilengkapi simulasi pendukung pembelajaran sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Modul elektronik merupakan pengembangan modul cetak dalam bentuk digital yang banyak mengadaptasi dari modul cetak. Pengembangan e-modul dapat dipadukan dengan model
pembelajaran yang dipandang mampu meningkatkan hasil belajar siswa, pada penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah problem based learning. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi atau pendekatan yang dirancang untuk membantu proses belajar sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada pola pemecahan masalah yakni mulai dari analisis, rencana, pemecahan, dan penilaian yang melekat pada setiap tahap. Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, guru hanya sebagai fasilitator. Pembelajaran berbasis masalah ini dipandang cocok dengan karakteristik kurikulum 2013 yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Dengan semakin majunya perkembangan teknologi informasi saat ini memungkinkan bagi pengembang pembelajaran dalam mengubah penyajian ajar, dalam hal ini modul cetak menjadi modul yang dikemas dalam format digital atau dikenal dengan istilah modul elektronik (EModul). E-modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya secara elektronik. Berdasarkan penelitian sebelumnya, beberapa hasil yang relevan dengan penelitian e-modul yaitu menyatakan bahwa hasil penelitian dari sejumlah persentase respon siswa terhadap pengembangan e-modul pada materi “Melakukan Instalasi Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI dan Text” dapat dikategorikan sangat positif [1]. Dengan menggunakan e-modul berorientasi pemecahan masalah, keterampilan berpikir kritis mahasiswa mengalami peningkatan [2]. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa sangat perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan E-Modul Berbantuan Simulasi Berorientasi Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran Komunikasi Data kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3 Singaraja”. II. KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek kognitif siswa dan pembelajarannya berpusat kepada siswa. Dalam model pembelajaran berdasarkan masalah ditekankan bahwa pembelajaran dikendalikan dengan masalah. Peran guru dalam pembelajaran ini terkadang melibatkan presentasi dan penjelasan sesuatu hal kepada siswa, namun pada intinya dalam pembelajaran berdasarkan masalah guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar untuk berpikir dan memecahkan masalah dengan cara mereka sendiri [3]. Oleh karena itu, pembelajaran berdasarkan masalah dimulai dengan memecahkan masalah, dan masalah yang diajukan kepada siswa harus mampu memberikan
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 informasi (pengetahuan) baru sehingga siswa memperoleh pengetahuan baru sebelum mereka dapat memecahkan masalah itu. Dalam pembelajaran yang dilakukan tujuannya bukan hanya mencari jawaban tunggal yang benar, tapi lebih dari itu siswa harus dapat menginterpretasikan masalah yang diberikan, mengumpulkan informasi yang penting, mengidentifikasi kemungkinan pemecahan masalah, mengevaluasi pilihan, dan menarik kesimpulan. TABEL I. TAHAPAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH [4] Tahap atau Fase Tingkah Laku Guru Tahap-1 Guru menjelaskan tujuan Orientasi siswa kepada masalah pembelajaran, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Tahap-2 Guru membantu siswa Mengorganisasi siswa untuk mendefinisikan/ mengorganisasikan belajar tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap-3 Guru mendorong siswa untuk Membimbing penyelidikan mengumpulkan informasi yang sesuai, individual maupun kelompok melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Tahap-4 Guru membantu siswa dalam Mengembangkan dan merencanakan dan menyiapkan karya menyajikan hasil karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Tahap-5 Guru memberikan kuis / soal pada Menganalisis dan meng akhir pembelajaran. evaluasi proses pemecahan masalah
B. Mata Pelajaran Komunikasi Data Komunikasi Data adalah salah satu mata pelajaran wajib paket keahlian Teknik Komputer dan Jaringan yang harus dicapai oleh siswa SMK. Mata pelajaran komunikasi data bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan pengetahuan serta keterampilan tentang ragam aplikasi komunikasi data, proses komunikasi data dalam jaringan, aspek-aspek teknologi komunikasi data dan suara, dan kebutuhan telekomunikasi dalam jaringan. C. Modul Ajar Modul merupakan bahan ajar yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. [5] menyatakan modul sebagai paket belajar mandiri yang dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar selain di sekolah bersama pengajar juga dapat dilakukan di rumah tanpa kehadiran pengajar secara langsung sehingga modul sering disebut sebagai bahan instruksional mandiri. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara
sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. D. E-Modul E-modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya secara elektronik, Sedangkan menurut [6] Modul elektronik atau e-modul merupakan tampilan informasi dalam format buku yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan harddisk, disket, CD, atau flashdisk dan dapat dibaca dengan menggunakan komputer atau alat pembaca buku elektronik. Berdasarkan pemaparan mengenai pengertian modul dan modul elektronik, tidak terlihat adanya perbedaan prinsip pengembangan antara modul konvesional (cetak) dengan modul elektronik. Perbedaan terlihat pada format penyajian secara fisik. Pada umumnya modul elektronik mengadaptasi komponen-komponen yang terdapat pada modul cetak. TABEL
II.
PERBANDINGAN ANTARA MODUL ELEKTRONIK DENGAN MODUL CETAK [7] Modul Elektronik Modul Cetak Format elektronik (dapat berupa Format berbentuk cetak (kertas) file .doc, .exe, .swf, dll) Ditampilkan menggunakan Tampilannya berupa kumpulan kertas perangkat elektronik dan software yang tercetak khusus (laptop, PC, HP, Internet) Lebih praktis untuk dibawa Berbentuk fisik, untuk membawa dibutuhkan ruang untuk meletakan Biaya produksi lebih murah Biaya produksi lebih mahal Tahan lama dan tidak akan lapuk Daya tahan kertas terbatas oleh waktu dimakan waktu Menggunakan sumber daya Tidak perlu sumber daya khusus tenaga listrik untuk menggunakannya Dapat dilengkapi dengan audio Tidak dapat dilengkapi dengan audio atau video dalam penyajiannya atau video dalam penyajiannya.
E. Moodle Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat mengubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Moodle diberikan secara gratis sebagai perangkat lunak open source dibawah lisensi GNU Public License yang artinya meski memiliki hak cipta, Moodle tetap memberikan kebebasan bagi pengguna untuk menduplikat (copy), menggunakannya, dan memodifikasinya [8]. Fasilitas yang terdapat pada Moodle antara lain Assignment, Chat, Forum, Quiz, dan Survey. F. Computer Assisted Instruction (CAI) Computer Assisted Instruction (CAI) yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri. Media pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) ini juga mampu memberikan balikan (feedback) sehingga siswa dapat aktif berinteraksi dengan media yang diproduksi. Selain itu, media juga dapat meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar dan mampu memberikan pengalaman belajar yang lebih langsung untuk menjelaskan materi. Kehadiran aplikasi CAI dapat memfasilitasi proses pembelajaran dan teknologi CAI sangat efektif untuk diterapkan. Salah satu alasannya karena siswa lebih senang belajar pada lingkungan yang ditawarkan sebuah komputer. Berbeda dengan metode pengajaran tradisional, CAI memaksa siswa untuk tetap fokus pada sebuah topik yang sedang dipelajarinya. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah CAI tidak didesain untuk menggantikan guru, tetapi untuk mempertajam metode pengajaran yang ada saat ini [9]. G. Simulasi Simulasi ialah model pengambilan keputusan dengan mencontoh atau mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu system kehidupan dunia nyata tanpa harus mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya [10].
TABEL III. TEKNIK PENGUMPULAN DATA No 1
Metode Angket
3
Jenis Data Informasi tentang sumber belajar Karakteristik pembelajar Kevalidan E-modul
4
Respon e-modul
Angket
2
Angket Angket
Sumber Data Guru Mata Pelajaran Komunikasi Data Siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 3 Singaraja Ahli Isi Pembelajaran, Ahli Desain Pembelajaran, dan Ahli Media Pembelajaran Siswa kelas XI TKJ dan guru mata pelajaran Komunikasi Data
Pada kegiatan observasi guna mendapat informasi sumber belajar dan karakteristik pembelajar, digunakan jenis angket terbuka. Melalui metode angket ini peneliti mengetahui masalah yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung terkait sumber belajar, materi, media, dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran komunikasi data. Uraian singkat tentang teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis data kevalidan e-modul Rumus yang digunakan menghitung masing-masing subyek sebagai berikut [12].
….. (1)
III. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut [11]. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pengembangan Dick and Carey. Model Dick and Carey merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik. Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoritis desain pembelajaran. Model ini disusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar. Dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa angket untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan terkait informasi tentang sumber belajar, karakteristik siswa, uji kevalidan e-modul, serta uji respon guru dan siswa terhadap e-modul yang dikembangkan. Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel III.
persentase
Keterangan : ∑
= jumlah
n
= jumlah seluruh item angket
Selanjutnya, untuk menghitung persentase keseluruhan subjek digunakan rumus: Persentase = (F : N) ..................................................(2) Keterangan : F
= jumlah persentase keseluruhan subjek
N
= banyak subjek
Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan maka digunakan ketetapan terhadap hasil review dan uji coba produk sebagai berikut:
TABEL IV. KONVERSI TINGKAT PENCAPAIAN DENGAN SKALA 5
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 Tingkat Pencapaian (%) 90-100 75-89 65-74 55-64 0-54
Kualifikasi
Keterangan
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Tidak perlu direvisi Tidak perlu direvisi Direvisi Direvisi Direvisi
2. Analisis data respon guru dan siswa Untuk melakukan perhitungan analisis data respon maka didasarkan pada rata-rata kelas ( ) dari respon siswa, Mi, SDi. Rata-rata kelas dari skor respon siswa dihitung dengan rumus [13]. ...................................................................... (3) Keterangan: = Rata – rata kelas untuk skor respon siswa = Jumlah skor respon siswa = Banyaknya siswa Sedangkan untuk mencari mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi) digunakan rumus sebagai berikut: ...................... (4) ..................... (5) Rata-rata kelas ( ) dari skor respon kemudian dikategorikan dengan menggunakan pedoman pada Tabel V. TABEL V. KRITERIA PENGGOLONGAN RESPON No 1 2 3 4 5
Interval Mi + 1,5 SDi ≤ Mi + 0,5 SDi Mi + 1,5 SDi Mi - 0,5 SDi Mi + 0,5 SDi Mi - 1,5 SDi Mi - 1,5 SDi Mi - 1,5 SDi
Kategori Sangat Positif Positif Kurang Positif Negatif Sangat Negatif
3. Analisis data User Experience Untuk penilaian hasil User Experience untuk menghitung ratarata dari masing-masing subyek di hitung dengan rumus: ………………………………..(6)
IV.
PEMBAHASAN
Pengembangan e-modul mata pelajaran Komunikasi Data memiliki tujuan untuk membantu penambah sumber belajar,
media pembelajaran, dan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi pelajaran komunikais data selama proses belajar mengajar di kelas. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa belum memiliki modul yang sesuai dengan kompetensi dasar sehingga dalam proses pembelajaran hanya berpedoman pada penyampaian materi dari guru pengajar dan media pembelajaran yang digunakan selama ini belum membantu mengatasi masalah tidak adanya modul ajar. Hal ini berdampak terhadap kurangnya tingkat pemahaman peserta didik dan pembelajaran cenderung berpusat pada guru, berbanding terbalik dengan penerapan kurikulum 2013 yang mengutamakan kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student center). Akibatnya proses belajar mengajar menjadi kurang efektif dan tidak menarik bagi siswa, sehingga pengembangan e-modul berbasis web dikemas dengan berbagai penyajian materi yang lebih konkret, nyata, dan dilengkapi simulasi pendukung pembelajaran sesuai dengan pengembangan teknologi terkini sangat populer. Dalam pengembangan e-modul komunikasi data menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning agar siswa lebih kreatif dalam memecahkan masalah sehingga pembelajaran dapat berpusat pada siswa serta membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan belajar mandiri. Dalam metode pembelajaran berdasarkan masalah ditekankan bahwa pembelajaran dikendalikan dengan masalah. Sesuai dengan tahapan pada model pengembangan Dick and Carey. Pembahasan difokuskan pada penyajian dan analisis data serta revisi yang dilakukan terhadap produk pengembangan. Tahap pertama menentukan mata pelajaran yang menjadi objek penelitian yaitu mata pelajaran komunikasi data. Tahap kedua yaitu menganalisis kebutuhan dari mata pelajaran komunikasi data. Tahap ketiga adalah proses pengembangan draft, yaitu (a) analisis kondisi pembelajaran, (b) langkah pengembangan, dan (c) langkah pengukuran hasil belajar dimana tahap ini tidak dilakukan oleh peneliti. Tahap Keempat yaitu pengembangan media. Dan tahap kelima adalah tahap terakhir dalam pengembangan e-modul komunikasi data yaitu tinjauan ahli dan uji coba e-modul. Tahap pertama dalam pengembangan e-modul ini adalah menentukan mata pelajaran yang menjadi objek pengembangan, dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Komunikasi Data. Tahap kedua dalam pengembangan bahan ajar komunikasi data dengan model pembelajaran Problem Based Learning ini adalah analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan yang dilakukan adalah menganalisis media pembelajaran yang sesuai dengan pebelajar. Media yang digunakan adalah media berupa e-modul berbasis Moodle. Tahap ketiga adalah proses mengembangkan draft. Pada tahap ini dilakukan pengembangan isi dari pembelajaran yang akan diimplementasikan ke dalam e-modul. Dalam proses pengembangan draft dilakukan beberapa tahapan, diantaranya : (a) analisis tujuan dan karakteristik mata pelajaran, (b) analisis sumber belajar, (c) analisis karakteristik pebelajar, (d)
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 menetapkan kompetensi inti dan kompetensi dasar, (e) menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajran, (f) menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran, (g) menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran. Tahap keempat adalah tahap pengembangan media. Pada tahap ini adalah tahap perancangan hingga pembuatan media berupa e-modul, tahap ini meliputi kegiatan pengembangan modul, pengembangan e-modul, dan integrasi fitur Moodle pada e-modul. Kegiatan penyusunan modul meliputi pengumpulan bahan/ materi pelajaran, pengetikan bahan ajar, dan penyusunan materi sesuai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pengembangan e-modul meliputi pembuatan media pembelajaran berupa tutorial simulasi dan mengatur hak akses pengguna. Sedangkan kegiatan pengembangan integrasi fitur Moodle pada e-modul meliputi penerapan hasil modul ke dalam aplikasi Moodle hingga menjadi produk akhir e-modul. Pengembangan fitur Moodle disesuaikan dengan kerangka modul yang digunakan dan berisikan implementasi tahapan problem based learning pada e-modul.
Gambar 1. Halaman Utama Pengguna
Gambar 2. Halaman Kegiatan Belajar
Tahap kelima yaitu pengujian yang dilakukan dengan menguji coba e-modul sesuai dengan peran dan fungsinya dalam proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana manfaat produk yang dikembangkan. Tahapan uji coba dimulai dari review para ahli, kemudian dilanjutkan dengan uji coba perorangan, kelompok kecil, dan uji lapangan. Uji
ahli yang pertama dilakukan adalah uji ahli isi pembelajaran. Setelah selesai melakukan uji ahli isi, kemudian dilanjutkan dengan uji ahli desain dan ahli media pembelajaran. Hasil penilaian ahli isi berdasarkan angket menunjukkan bahwa tingkat pencapaian dari e-modul adalah “SESUAI” dan layak untuk dilanjutkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa materi pelajaran yang diimplementasikan dalam e-modul sudah relevan untuk digunakan dalam pembelajaran komunikasi data. Materi pelajaran yang memadukan sajian materi dari beberapa sumber buku sebagai referensi pembelajaran dinyatakan valid dan sudah sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran pada silabus komunikasi data. Karakteristik materi pelajaran komunikasi data yang cenderung mengarah pada pemecahan masalah, pada e-modul sudah dipaparkan dengan bantuan visualisasi melalui gambar dan video sehingga memudahkan pemahaman materi oleh siswa. Hasil penilaian ahli desain pembelajaran terhadap produk pengembangan e-modul yang terdiri dari kelayakan isi, penyajian, tahap pembelajaran model problem based learning, dan model pembelajaran sudah dinyatakan “SESUAI” dan layak untuk dilanjutkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning dalam e-modul layak untuk digunakan dalam pembelajaran komunikasi data. Melalui penerapan langkah-langkah model problem based learning dalam pembelajaran membuat siswa lebih aktif melalui permasalahan yang diberikan pada masingmasing kegiatan belajar. Selain itu problem based learning memberikan pengalaman kepada peserta didik melalui pembelajaran, dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Masukan ahli desain seperti menyesuaikan permasalahan pada tahap orientasi masalah dengan materi, melakukan analisis kebutuhan tentang kesesuaian model pembelajran dalam setiap kompetensi dasar telah dilakukan revisi melalui pemeriksaan kembali isi e-modul agar e-modul valid dari segi desain pembelajaran. Hasil penilaian ahli media pembelajaran yang terdiri dari penggunaan bahasa dan keterbacaan, grafis, desain tampilan emodul, efektivitas, dan media yang dikembangkan dalam emodul komunikasi data telah dinyatakan “SESUAI” dan layak untuk dilanjutkan. Media pembelajaran dalam e-modul yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, ataupun video disajikan dengan tepat dan jelas, sehingga siswa dengan mudah dapat belajar dan memahami komunikasi data. Hasil penilaian ahli media mengindikasikan bahwa produk e-modul yang sudah dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran komunikasi data. Dari evaluasi ahli media, terdapat saran yang diberikan seperti : pengaturan spasi pada tampilan e-modul, tampilan video yang terlalu kecil. Dari beberapa saran yang sudah di perbaiki, peneliti konsultasikan lagi dengan ahli media dan diterima sehingga e-modul telah valid dari segi
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 media pembelajaran. Langkah selanjutnya yaitu melakukan implementasi yang meliputi uji perorangan, uji kelompok kecil, uji lapangan, uji respon guru, dan uji respon siswa. Subjek uji perorangan adalah tiga orang siswa kelas XI TKJ1. Dari hasil angket uji coba yang diisi oleh masing-masing siswa, terdapat satu orang siswa memberikan tanggapan sangat baik (33,33%), dua orang siswa yang memberikan tanggapan baik (66,67%), dan tidak ada siswa yang memberikan tanggapan cukup, kurang, maupun sangat kurang. Rata-rata penilaian siswa adalah 89,00%. Jika dikonversikan ke dalam tabel konversi termasuk dalam kategori baik. Penilaian uji coba perorangan memperoleh hasil baik dari kategori tertinggi yaitu sangat baik. Pada kegiatan uji coba perorangan ini dilakukan peneliti dengan mengarahkan siswa untuk membaca tutorial pengguna yang sudah terdapat pada e-modul dan mengajarkan cara penggunaannya. TABEL
VI.
REKAPITULASI PERORANGAN
PENILAIAN
PADA
UJI
awal menggunakan pembelajaran berbasis komputer, sehingga membutuhkan penyesuaian dan penjelasan lebih lengkap tentang e-modul. Namun beberapa temuan tersebut sudah dicoba diatasi oleh peneliti dengan mendampingi siswa secara langsung dalam pengoperasian e-modul. TABEL
VII.
REKAPITULASI PENILAIAN KELOMPOK KECIL
PADA
UJI
COBA
Konversi tingkat pencapaian
Persentase (%)
Jumlah Responden (orang)
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
66,67% 33,33% 0% 0% 0%
8 4 0 0 0
COBA
Konversi tingkat pencapaian
Persentase (%)
Jumlah Responden (orang)
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
33,33% 66,67% 0% 0% 0%
1 2 0 0 0
Gambar 3. Grafik Hasil Rekapitulasi Uji Perorangan
Setelah uji perorangan selesai dan direvisi, maka dilanjutkan dengan uji kelompok kecil. Uji kelompok kecil dilakukan oleh dua belas orang siswa kelas XI TKJ3. Dari hasil angket uji coba kelompok kecil yang diisi oleh masingmasing siswa, terdapat empat orang siswa memberikan tanggapan sangat baik (66,67%), delapan orang siswa memberikan tanggapan baik (33,33%), dan tidak ada siswa yang memberikan tanggapan cukup, kurang, maupun sangat kurang. Rata-rata penilaian dua belas orang siswa adalah 90,50%. Jika dikonversikan ke dalam tabel konversi termasuk dalam kategori sangat baik dan tidak perlu direvisi. Selama ini metode pembelajaran yang dilakukan siswa adalah penggunaan modul cetak sehingga ini merupakan pengalaman
Gambar 4. Grafik Rekapitulasi Uji Kelompok Kecil
Setelah uji coba kelompok kecil selesai dilanjutkan dengan uji lapangan yang dilakukan oleh sembilan belas orang siswa kelas XI TKJ2 di SMK Negeri 3 Singaraja. Dari hasil angket uji coba diperoleh dua belas orang siswa memberikan tanggapan sangat baik (66,67%), tujuh orang siswa memberikan tanggapan baik (33,33%), dan tidak ada siswa yang memberikan tanggapan cukup, kurang, maupun sangat kurang. Rata-rata penilaian keseluruhan responden uji lapangan adalah 90,17%. Jika dikonversikan ke dalam tabel konversi tingkat pencapaian termasuk dalam kategori sangat baik dan tidak perlu revisi pada e-modul. Berdasarkan temuan di lapangan, penggunaan e-modul dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas dapat membantu siswa memahami materi lebih cepat dan meningkatkan interaksi antar guru dan siswa. Melalui isi materi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, dan video dalam e-modul siswa lebih mudah memahami materi dan sangat membantu dalam pengerjaan proyek. Keberhasilan model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa disebabkan oleh penerapan model problem based learning yang membantu siswa terlibat secara aktif mengikuti pembelajaran. Model problem based learning memberikan kesempatan siswa untuk belajar menyenangkan, sehingga menumbuhkan minat siswa untuk belajar dan pembelajaran berdasarkan masalah dimulai dengan memecahkan masalah, yang mana masalah yang diajukan kepada siswa mampu
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 memberikan informasi (pengetahuan) baru sehingga siswa memperoleh pengetahuan baru sebelum mereka dapat memecahkan masalah itu.
pelajaran komunikasi data menunjukkan keberhasilan yang dapat dilihat dari segi user experience sudah sangat baik dan layak untuk digunakan.
TABEL
TABEL IX. REKAPITULASI KRITERIA SKOR DARI KESELURUHAN RESPONDEN
VIII.
REKAPITULASI LAPANGAN
PENILAIAN
PADA
UJI
COBA
Konversi tingkat pencapaian
Persentase (%)
Jumlah Responden (orang)
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
66,67 33,33 0% 0% 0%
20 10 0 0 0
Kriteria
Rata-Rata
Keterangan
Daya tarik Kejelasan Efisiensi Ketepatan Stimulasi Kebaruan
2.101 2.15 2.175 2.1 2.175 1.825
Excellent Excellent Excellent Excellent Excellent Excellent
Gambar 5. Grafik Hasil Rekapitulasi Uji Lapangan Gambar 6. Grafik Hasil Rekapitulasi Uji UX Terhadap Aplikasi
Setelah hasil uji lapangan selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan pengambilan respon guru terhadap pengembangan e-modul pada mata pelajaran komunikasi data. Uji respon guru dilakukan oleh satu orang responden yaitu ibu Liablena.G.N.Ndoen,S.Pd dan memperoleh rata-rata sebesar 47, jika dikonversikan ke dalam tabel kriteria penggolongan respon maka hasilnya termasuk dalam kategori sangat positif. Proses uji selanjutnya dilakukan dengan pengambilan respon siswa. Subjek uji coba respon siswa adalah terdiri dari 30 orang siswa kelas XI Teknik Komputer Jaringan yang telah belajar menggunakan e-modul. Hasil angket respon siswa terhadap pengembangan e-modul komunikasi data memperoleh rata-rata sebesar 67,80, jika dikonversikan ke dalam tabel kriteria penggolongan respon maka hasilnya termasuk dalam kategori sangat positif. Berdasarkan hasil respon guru dan siswa dapat dikategorikan membantu siswa dalam memahami mata pelajaran komunikasi data dan berhasil mengatasi permasalahan tidak adanya modul ajar. Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian user experience yang bertujuan untuk mengetahui kepuasan pengguna terhadap sistem saat menggunakan e-modul komunikasi data. Berdasarkan rekapitulasi penilaian dari masing-masing responden memperlihatkan bahwa penilaian yang diberikan oleh siswa dan guru dari berikan yaitu excellent (sangat baik dengan rata-rata kriteria sebagai berikut: a) Daya tarik 2.101, b) Kejelasan 2.15, c) Eisiensi 2.175, d) Ketepatan 2.1, e) Stimulasi 2.175, f) Kebaruan 1.825. Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-modul mata
Hasil penelitian e-modul berbantuan simulasi berorientasi pemecahan masalah pada mata pelajaran komunikasi data ini sejalan dengan penelitian Mahayukti (2013) tentang Pengembangan E-modul Berorientasi Pemecahan Masalah yaitu sama-sama memperoleh penilaian layak dan mendapat respon sangat positif. E-modul berorientasi pemecahan masalah dan e-modul komunikasi data yang dikembangkan, melewati serangkaian validasi ahli dan uji coba produk untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Pada pengembangan e-modul komunikasi data ini bersifat offline menggunakan jaringan Local Area Network (LAN). Hasil penelitian ini juga terkait dengan penelitian Adiputra (2014) tentang pengembangan e-modul pada Materi “Melakukan Instalasi Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI dan Text” yang dilengkapi berbagai navigasi untuk memudahkan pengguna dalam menelusuri e-modul dengan cepat. Berdasarkan hasil penelitian Adiputra (2014), mirip dengan struktur modul yang diterapkan pada e-modul komunikasi data, namun terdapat berbagai fitur pembelajaran yang dikembangkan pada e-modul komunikasi data seperti sistem CAI dengan pembelajaran tuntas dan pengembangan beberapa media pembelajaran. Dari segi desain pengembangan Moodle, keterbacaan, dan keefektifan produk, e-learning dengan Moodle yang dikembangkan oleh Kurniawan (2013) mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam e-learning berbasis Moodle, kegiatan pembelajaran disusun secara sistematis dilengkapi
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 dengan forum diskusi, materi beserta contoh-contoh berupa gambar yang menarik, dan penugasan/quis agar siswa lebih termotivasi untuk belajar. Hal ini juga diterapkan pada emodul komunikasi data yang dikembangkan dengan Moodle, desain pembelajaran disajikan semenarik mungkin, fitur pembelajaran disajikan dengan jelas dan lengkap, penggunaan huruf dan media disajikan dengan rapi dan mudah dipahami. Berdasarkan pembahasan di atas, penilaian-penilaian yang dilakukan oleh ahli isi, ahli desain pembelajaran, ahli media, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, uji lapangan, maupun hasil respon guru dan siswa termasuk dalam kategori baik dan mendapat respon positif. Secara garis besar para siswa memandang bahwa pengembangan e-modul mata pelajaran komunikasi data yang telah dibuat menunjukan adanya keberhasilan dan layak digunakan untuk sumber belajar untuk SMK Negeri 3 Singaraja kompetensi keahlian teknik komputer dan jaringan kelas XI. Hal ini terbukti dengan beberapa pernyataan siswa yaitu keberadaan e-modul komunikasi data sangat membantu dalam proses pembelajaran, e-modul membuat siswa lebih antusias dalam belajar komunikasi data, maupun memudahkan siswa memahami materi lebih cepat dan sangat efektif dalam pelajaran. Melalui penerapan e-modul komunikasi data ini diharapkan dapat membantu guru selama proses pembelajaran dan masalah selama proses pembelajaran terkait sumber belajar mampu teratasi, intensitas belajar siswa meningkat, dan membantu siswa menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar secara mandiri di sekolah maupun di rumah. E-modul komunikasi data yang diterapkan di SMK Negeri 3 Singaraja dengan subjek uji coba yaitu siswa kelas XI jurusan teknik komputer dan jaringan dan guru pengajar komunikasi data di jurusan teknik komputer dan jaringan ini memiliki beberapa kelebihan dan kendala yang ditemukan, adapun kelebihan dari e-modul komunikasi data yang ditemukan yaitu. 1) E-modul komunikasi data memudahkan siswa dalam mencari sumber belajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum sekarang ini, 2) E-modul komunikasi data meningkatkan kemandirian dan kerjasama antar siswa dalam belajar, 3) Dengan adanya e-modul komuniaksi data menambah semangat siswa dan siswa lebih termotivasi dalam belajar komunikasi data, karena materi yang dijelaskan sangat bervariasi dalam bentuk teks, gambar, atau video pembelajaran dan dalam penggunaan e-modul membawa siswa pada suasana pembelajaran baru yang belum pernah siswa dapatkan sebelumnya sehingga rasa ingin tahu siswa dalam belajar dengan menggunakan e-modul membuat mereka menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Sedangkan kendala yang ditemukan selama melakukan uji coba e-modul komunikasi data yaitu siswa masih mengalami kebingungan dengan pembelajaran e-modul yang menggunakan model pembelajaran problem based learning dan sistem pembelajaran tuntas yang terdapat pada e-modul, untuk
mengatasi kendala tersebut, solusi yang dilakukan yaitu dengan menjelaskan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan siswa dan melakukan demo pengaksesan e-modul komunikasi data untuk pengguna sebagai siswa. V. PENUTUP
Berdasakan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian e-modul berbantuan simulasi berorientasi pemecahan masalah pada mata pelajaran komunikasi data, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : (1) Hasil rancangan dan implementasi pengembangan e-modul berbantuan simulasi berorientasi pemecahan masalah pada mata pelajaran komunikasi data kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3 Singaraja menggunakan tahapan model problem based learning sudah dinyatakan berhasil diterapkan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan. Secara umum siswa terlihat antusias dan lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. (2) Respon guru terhadap pengembangan e-modul berbantuan simulasi berorientasi pemecahan masalah pada mata pelajaran komunikasi data kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3 Singaraja didapatkan rata-rata sebesar 47. Jika dikonversikan ke dalam tabel kriteria penggolongan respon maka hasilnya termasuk dalam kategori sangat positif. Sedangkan untuk respon siswa terhadap pengembangan e-modul komunikasi data memperoleh rata-rata sebesar 67,80. Jika dikonversikan ke dalam tabel kriteria penggolongan respon maka hasilnya termasuk dalam kategori sangat positif. Berdasarkan pengamatan penulis, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk ditindak lanjuti. (1) Produk e-modul berbantuan simulasi berorientasi pemecahan masalah pada mata pelajaran komunikasi data kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3 Singaraja yang dikembangkan belum sampai pada tahap pengukuran hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu diadakan pengkajian lebih lanjut mengenai efektivitas penggunaan e-modul berkaitan dengan pengukuran hasil belajar siswa menggunakan e-modul ini melalui penelitian eksperimen.
REFERENCES [1] Adiputra, I. N. (2014). Pengembangan E-modul pada Materi “Melakukan Instalasi Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI dan Text”. JANAPATI . [2] Mahayukti, G. A. (2013). Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah Untuk
ISSN 2252-9063 Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 6, Nomor 1, 2017 Meningkatkan Keterampilan Berpikir Mahasiswa. JANAPATI , 193-200.
Kritis
[3] Sulaiman, F. (2011). Students’ perceptions on the suitability of implementing an online problembased-learning in a physics course. Malaysian Journal of Education Technology . [4] Ibrahim, M. d. (2003). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa-University Press. [5] Mulyasa, E. (2005), Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya [6] Wijayanto, S. M. (2014). Pengembangan E-Modul Berbasis Flip Book Maker dengan Model Project Based Learning untuk Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Prosiding Mathematics and Sciences Forum , 1- 4. [7] Syaiful, R. B. (2014). Pengembangan Modul Elektronik Perakitan dan Instalasi Komputer sebagai Sumber Belajar untuk Kelas X SMK Piri 1 . Yogyakarta [8] Suartama, I. K. (2014). E-Learning Berbasis Moodle. GRAHA ILMU. [9] Agustini, K. (2013). Pengaruh Penggunaan Simulasi Binary Tree Berbasis CAI Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Diskrit Mahasiswa Jurusan PTI Undiksha. Jurnal Pendidikan Indonesia Vol.2, 165-167. [10] Hasan, I. M. (2002). Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia. [11] Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. [12] Tegeh, I M., & Kirna, I M. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Metode Penelitian Pendidikan Dengan ADDIE Model. 12-26. [13] Nurkancana, W., & Sunartana, P. (1992). Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.