PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN KEPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM BUGIS KOTA PONTIANAK Oleh: HAMIDAH NIM: E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrispsikan dan menganalisis Kualitas Pelayanan Kesehatan Kepada Ibu Hamil di Puskesmas Kampung Dalam Bugis Kota Pontianak dan mengetahui kendala-kendala yang dialami dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Permasalahan dalam penelitian ini masih rendahnya pelayanan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil di Puskesmas Kampung Dalam Bugis Kota Pontianak. Dengan menggunakan konsep kualitas pelayanan yaitu kesederhanaan, kepastian, professional petugas, pengelolaan administrasi, dan sarana prasarana. Penelitian ini menggunakan metode penlitian kualitatif bersifat deskriptif. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa kualitas pelayanan tenaga medis di Puskesmas Kampung Dalam Bugis masih rendah dikarenakan pelayanan terhadap ibu hamil yang tidak sesuai standar, ketepatan waktu pelayanan, dan fasilitas yang kurang. Rekomendasi dari peneliti adalah puskesmas Kampung Dalam Bugis Kota Pontianak perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk menambah petugas kesehatan yang ahli kandungan, ahli gizi dalam memberikan pelayanan, dan meningkatkan fasilitas dalam melakukan pelayanan kepada ibu hamil di Puskesmas Kampung Dalam Bugis Kota Pontianak. Kata-kata Kunci : Kualitas, Pelayanan Kesehatan, dan Ibu Hamil.
Abstract This research aims to describe and analyze the quality of health services to pregnant women at the Community Health Center in Kampung Dalam Bugis Pontianak city and to find out about the constraints in providing health care to pregnant women. The problem in this research is low attention among health workers in providing care to pregnant women at the health center in Kampung Dalam Bugis Pontianak. This research used the concept of service quality, i,e, simplicity, certainty, professional officers, administrative management, and infrastructure. This is qualitative research with a descriptive method. The research findings showed that the quality of service of medical personnel at the health center in Kampung Dalam Bugis is still low because the service does not meet the standard, timeliness of the service, and limited facilities. Recommendations from this research is that the community health center in Kampung Dalam Bugis Pontianak City together obstetricians, nutritionists should provide good services and improve facilities for the care of pregnant. Keyword: Quality, Health Care and Pregnant Women
1 Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan
A. PENDAHULUAN
ibu, puskesmas dan jaringannya beserta rumah Pelayanan
dasarnya
sakit rujukan wajib melakukan bermacam upaya
menyangkut aspek kehidupan. Dalam kehidupan
kesehatan berupa pelayanan kesehatan ibu hamil.
bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi
Kematian ibu umumnya terjadi pada kelompok
memberikan berbagai pelayanan publik yang
ibu hamil beresiko tinggi, namun klasifikasi ibu
diperlukan
dari
hamil dengan resiko rendah, dan sedang tidak
pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun
dapat menjadi patokan karena semua ibu hamil
pelayanan-pelayanan
rangka
memiliki resiko yang sangat tinggi jika tidak
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang
diberikan pelayanan yang maksimal. Tingginya
kesehatan.
angka kematian ibu di Indonesia banyak terjadi
oleh
publik
pada
masyarakat,
lain
mulai
dalam
Tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
dikarenakan
Publik. Tujuan pembangunan kesehatan adalah
hamil yang beresiko. Menurut Kementrian
meningkatkan
dan
Kesehatan RI (2010) Faktor yang berkontribusi
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terhadap kematian ibu secara garis besar dapat
terwujud derajat kesehatan orang masyarakat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan
yang optimal melalui terciptanya masyarakat
penyebab tidak langsung. Penyebab langsung
bangsa dan negara yang ditandai dengan
kematian ibu adalah faktor yang berhubungan
penduduk yang hidup dalam lingkungan sehat
dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan
dan perilaku hidup yang sehat, serta memiliki
nifas
kemampuan
eklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet
kesadaran,
untuk
kemauan
menjangkau
pelayanan
kesehatan yang bermutu dan berkualitas secara
seperti
perdarahan,
pre
dan abortus.
adil dan merata sesuai kebijaksanaan umum dan strategi pembangunan kesehatan.
tidak terdeteksi secara dini ibu
Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan
Dunia kesehatan saat ini memerlukan
ibu hamil. Adapun faktor pertama seperti terlalu
pengawasan dalam pelaksanaanya. Salah satu
muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan dan
pengawasan
bertujuan
terlalu dekat jarak kelahiran. Faktor kedua
(Millenium
adalah terlambat mengenali tanda bahaya dan
membangunan Development
kesehatan
dengan
Milenium Goals),
pada
tahun
2015
mengambil
keputusan,
kesehatan
terlambat
dan
mencapai
(Kementrian Kesehatan RI, 2010). Prioritas
fasilitas
utama Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka
penanganan
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014
berpengaruh lainnya adalah ibu hamil yang
di bidang kesehatan salah satunya adalah upaya
menderita penyakit menular seperti Malaria,
menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita.
HIV/AIDS, Tuberkulosis, Sifilis, Hipertensi,
kegawat
terlambat daruratan)
dalam Faktor
2 Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Diabetes Mellitus, gangguan jiwa maupun yang
out, pembuatan kantong persalinan, pelatihan
mengalami kekurangan gizi. Kegiatan deteksi
KIP/komseling, pencatatan dan pelapuran, serta
dini terhadap ibu hamil resiko tinggi merupakan
supervisi, monitoring dan evaluasi. Berdasarkan
salah satu upaya untuk menurunkan angka
sumber daya manusia (SDM) minimal terdapat
kematian ibu dan bayi. Ibu hamil dengan resiko
dokter, bidan dan perawat. Pelaksana pelayanan
tinggi memiliki berbagai macam faktor, salah
kesehatan masyarakat yang dimiliki Pemerintah
satunya yaitu faktor dari ibu hamil tersebut,
salah satunya adalah Puskesmas. Terkait kinerja
kelengkapan fasilitas pelayanan yang ada dan
dan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas,
faktor keterampilan petugas kesehatan dalam
Pemerintah Kota Pontianak meningkatkan mutu
melayani ibu hamil sesuai standar yang telah
pelayanan dengan melakukan berbagai macam
ditetapkan. Pelaksanaan pelayaan kesehatan
upaya
terhadap ibu hamil di Puskesmas dilakukan oleh
Berdasarkan
bidan dalam rangka menurunkan angka kematian
Pontianak (2014), Pemerintah Kota Pontianak
ibu dan angka kematian bayi, yaitu berupa
melakukan upaya pengembangan pelayanan
pelayanan
kesehatan khususnya terhadap pelayanan dan
Antenatal
Care,
pertolongan
pengembangan data
Dinas
persalinan, deteksi dini resiko kehamilan dan
perawatan
peningkatan
Kampung Dalam Bugis.
pelayanan
pada
Neonatal.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI
persalinan
Puskesmas
pelayanan
di
kesehatan.
Kesehatan
UPK
Kampung
Kota
Puskesmas
Dalam
Bugis
tahun 2008 Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008
Pontianak merupakan salah satu Puskesmas yang
tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
berada
minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota,
Puskesmas Kampung Dalam Bugis memiliki
Berdasarkan ibu hamil, ibu hamil tersebut harus
standar Pelayanan pemeriksaan ibu hamil yaitu:
mendapatkan Ibu hamil K-4 adalah ibu hamil
Telah mendaftar diloket (memenuhi standar
yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
administrasi), Ibu hamil atau diduga hamil
standar paling sedikit empat kali, dengan
(terhambat menstruasi), Membawa buku KIA
distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan
untuk kunjungan Ulang, Petugas loket menerima
adalah minimal satu kali pada triwulan pertama,
pendaftran pasien, mencatat nama,umur alamat,
satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada
dan indentitas penting lainnya., Melaksanakan
triwulan ketiga umur kehamilan.
anamnesis, Status kesehatan reproduksi (khusus
Berdasarkan langkah kegiatan, bidang kesehatan
Kabutanten/Kota
diharuskan
di
Kecamatan
Pontianak
Timur.
kunjungan pertama), Status kesehatan secara umum (khusus kunjungan pertama), Keluhan
melakukan langkah kegiatan berupa pengadaan
selama
hamil,
Status
imunisasi
(khusus
buku KIA, pendataan bumil, pelayanan atenatal
kunjungan pertama), Pemeriksaan fisik : Umum
sesuai standar, kunjungan rumah bagi yang drop
: Tinggi badan, berat badan, lingkaran lengan 3
Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
atas ( dilakukan oleh petugas gizi atau
demikian. Hal ini terlihat dari adanya keluhan
bidan),tekanan darah, nadi dan pernafasan,
ibu hamil terkait tentang pelayanan yang
konjungtiva, oedem (bengkak), reflek lutu.,
diberikan oleh pihak Puskesmas Kampung
Pemeriksaan
perut,
Dalam Bugis. terdapat Standar pelayanan untuk
mengukur tinggi fundus uteri (tinggi puncak
ibu hamil yang dimiliki tidak sesuai dengan
Rahim), denyut jantung janin (DJJ), payudara,
standar pelayanan yang ada masih banyaknya
vulva, (alat kelamin luar bila ada indikasi),
ibu hamil tidak mendapatkan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium (uriene, HB, Sifilis,
seperti perabaan perut, denyut jantung janin, dan
HIV, Hepatitis B, Malaria, Golongan Darah,
konsultasi gizi, tidak diberikan kepada ibu hamil
Pemeriksaan IMS, gula Darah, sputum (dahak)
yang seharusnya diberikan kepada ibu hamil di
apabila ada indikasi TB. Pemeriksaan gigi :
Puskesmas Kampung Dalam Bugis. Selain itu
(wajib dilakukan apabila kunjungan pertama,
rendahnya partisipasi ibu hamil juga ikut
dan
dengan
menjadi salah satu faktor akibat rendahnya
indikasi), Konsultasi gizi, Konseling sesuai
kualitas pelayanan terhadap ibu hamil yang
dengan umur kehamilan dan kebutuhan ,
diberikan. Hal ini terlihat dari tingkat partisipasi
Penanganan gangguan yang ditemukan (jika
ibu hamil di bidang kesehatan Puskesmas
mampu ditangani (Y) dan jika tidak mampu
Kampung Dalam Bugis mengenai kunjungan ibu
ditangani (T) pasien dirujuk. Penyerahan obat
hamil pada bulan januari sampai bulan desember
dan
(asuhan
2015. tingkat Partisipasi ibu hamil terhadap
kebidanan), Jangka waktu penyelesaian 50menit,
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kampung
Informasikan Biaya atau tarif sesuai dengan
Dalam masih rendah. Terlihat bahwa peneurunan
perda tarif retribusi, Dan melakukan pelayanan
partisipasi ibu hamil dari bulan januari sampai
ANC K1-K4.
desember
kehamilan
kunjungan
penjelasan.
:
perabaan
selanjutnya
sesuai
Pendokumentasian
Puskesmas sebagai BLUD atau disingkat dengan UPTD (Unit Pelaksanan Teknis Daerah) memiliki
fungsi
tugas
oprasional
dalam
hanya
40
sangat menurun dibulan desember orang
yang
berkunjung
untuk
pemeriksaannya Rendahnya
partisipasi
masyarakat
pembangunan kesehatan diwilayah kecamatan.
mengenai pelayanan ibu hamil di Puskesmas
Tugas rutin puskesmas yaitu promosi kesehatan
Kampung Dalam Bugis di karenakan ketidak
khususnya tentang menjaga janin terhadap ibu
pastian pelayanan dimana informasi mengenai
hamil. Oleh karena itu, puskesmas harus mampu
waktu pelayanan dan tarif/biaya pelayanan
menciptakan suasana pelayanan yang kondusif
persalinan tidak diinformasikan secara jelas. Dan
dan menyenangkan bagi masyarakat, namun
sikap dan perilaku petugas yang tidak di sukai
sepertinya Puskesmas Kampung Dalam Bugis
ibu hamil seperti ketika pemeriksaan ibu hamil
belum
petugas tidak memberikan sikap keramahan
mampu
menciptakan
kondisi
yang
4 Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dalam pelayanan. Selain itu ketika jam kerja
tertolong di karenakan kurangnya kontrol saat
pagi petugas sering menunda waktu pelayanan
kehamilan dari awal sampai akhir kehamilan ini
karena harus merapikan ruangan padahal sudah
tidak diberikan catatan dan saran mengenai janin
masuk
Dan
yang diperiksakan setiap bulannya kepada ibu
lamanya pelayanan ibu hamil di Puskesmas
hamil, maka dari itu ibu hamil tidak bisa
Kampung Dalam Bugis mengakibatkan ibu
menjaga atau mengontrol janinnya selama
hamil merasa malas untuk berkunjung di
kehamilan. Dan kurangnya sarana dan prsarana
Puskesmas Kampung Dalam Bugis. Kematian
yang dimilki oleh Puskesmas Kampung Dalam
ibu hamil di Puskesmas Kampung Dalam Bugis
Bugis
saat persalinan dari tahun ke tahun. Hal ini
pemeriksaan mengenai perlengkapan persalinan
terlihat dari Angka kematian ibu di Kecamatan
seperti gunting dan benang. Hal ini sangat
Pontianak Timur hanya terjadi di Puskesmas
menghambat
Kampung Dalam Bugis dari 6 puskesmas yang
pelayanan secara cepat.
ada di kecamatan ini hanya yang terjadi
belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
kematian di Puskesmas Kampung Dalam dengan
melakukan penelitian dengan judul “Kualitas
jumlah kunjungan persalinan setiap tahunnya
Pelayanan Kesehatan Kepada Ibu Hamil di
mencapai 329 orang pada tahun 2013-2015
Puskesmas
masih terdapat angka kematian ibu di Puskesmas
Pontianak”
waktu
melakukan
pelayanan.
dalam
persalinan
ibu
hamil
Kampung
ibu
hamil
untuk
dan
mendapat
Berdasarkan latar
Dalam
Bugis
Kota
Kampung Dalam Bugis angka kematianibu pada tahun 2013 sebanyak 2 ibu hamil, 2014 1 ibu hamil, dan 2015 terjadi lagi 2 orang ibu hamil
B.
TINJAUAN PUSTAKA
jumlah kematian ibu terbanyak di Puskesmas Kampung Dalam Bugis dan kematian tersebut
Konsep Pelayanan Publik
terjadi pada klasifikasi ibu usia 20-34 tahun yang memiliki
resiko
kehamilan
lebih
Menurut
A.S
Moenir
(
1995:17),
rendah
Pelayanan publik pada dasarnya manusia dalam
dibandingkan ibu hamil berusia <20 tahun dan
memenuhi kebutuhan hidupnya membutuhkan
>35 tahun. Kematian ibu hamil di rentan usia 20-
orang lain proses pemenuhan kebutuhan melalui
34 tahun yang tidak tergolong klasifikasi ibu
aktifitas orang lain secara langsung ini yang
hamil resiko tinggi di Puskesmas Kampung
disebut sebagai palayanan. Pelayanan adalah
Dalam Bugis tersebut justru mengalami resiko
kegiatan yang bertujuan membantu menyiapkan
kehamilan paling tinggi yaitu kematian ibu.
atau megurus apa yang diperlukan orang lain.
Angka kematian yang sering terjadi
Layanann yang mempunyai kepentingan publik
setiap tahunnya di Puskesmas Kampung Dalam
atau umum, masih menurut Moenir kepentingan
Bugis
umum
menyebabkan ibu hamil tidak bisa
merupakan
kepentingan
yang 5
Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
menyangkut masyarakat, tidak bertentangan
dengan produk, jasa manusia, proses dan
dengan norma-norma dan aturan yang bersumber
lingkungan
dari kebutuhan hidup masyarakat. Kepentingan
harapan.
yang
memenuhi
dan
melebihi
ini bersifat kolektif dan dapat pula bersifat
Kualitas Pelayanan memiliki banyak
individu. Kemudian Davidow (dalam Waluyo,
definisi yang berbeda dan bervariasi, sehingga
2007:127)
pelayanan
tidak ada definisi yang diterima secara universal.
adalah hal-hal yang jika diterapkan terhadap
Namun dari definisi-definisi yang ada tentang
sesuatu produk akan meningkatkan daya atau
kualitas terdapat beberapa yaitu dalam hal-hal :
nilai terhadap pelanggan (service is those thing
Kuliatas
meliputi
usaha-usaha
which when added to a product, increase its
melebihi
harapan
pelanggannya.
utility of value to the customer). Lebih lanjut
mencakup produk, jasa, manusia, proses dan
Lovelock
lingkungan. Kualitas merupakan kondisi yang
menyebutkan
(dalam
bahwa
Waluyo,
menyebutkan bahwa
2007:127)
pelayanan yang baik
selalu
berubah
(misalnya
memenuhi,
yang
Kualitas
dianggap
membutuhkan instruktur pelayanan yang sangat
merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap
baik pula. Hal yang paling penting adalah
kurang berkualitas dimasa mendatang). Kualitas
membuat
berdasarkan tuntutan, harapan, dan budaya
setiap
orang
dalam
organisasi
berorientasi pada kualitas.
masyarakat. Sehingga definisi kualitas berbedabeda
Konsep Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan itu sendiri sering
satu
dengan
yang
lainnya.
mendefinisikan jasa
yang
berkualitas,
beberapa
karakteristik
yang
Dalam ada patut
dianggap sebagai ukuran relative suatu produk
diperhitungkan. Menurut Kotler (2006 : 31)
atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan
merincikan
kriteria
kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan
pelayanan
menjadi
fungsi
Kehandalan
speksifikasi
ditetapkan.
Pada
kualitas kenyataannya
yang aspek
telah ini
penentu lima
kualitas kriteria
(reability)kemampuan
jasa yaitu: untuk
melaksanakan jasa yag dijanjikan dengan tepat
bukanlah satu-satunya aspek kualitas dalam
dan terpercaya, Responsivenes :
persepktif TQM (Total Quality Management).
untuk membantu pelanggan dan memebrikan
Kualitas Pelayanan dipandang secara luas,
jasa dengan cepat atau ketanggapan, Keyakinan
dimana tidak hanya aspek hasil saja yang
(confidence) : pengetahuan dan kesopanan
ditekankan, melainkan juga meliputi proses,
karyawan
lingkungan
Sebagaimana
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau
dikemukakan oleh Gotesh dan Davis (Fandy
assurance, Empati (empaty) : syarat untuk
Tjiptono, 2004 : 51) bahwa kualitas merupakan
peduli, untuk memberikan perhatian pribadi,
suatu kondisi dinamis yang berhubunngan
bagi
dan
manusia.
kemampuan
pelanggan,
Berwujud
kemampuan
mereka
untuk
(tangible)
: 6
Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
penampilan
fisik,
peralatan,
personil
dan
pencapaian sasaran pelayanan, Ekonomis yaitu
mediakomunikasi. Dalam mendifinisikan yang
bahwa
pengenaan biaya pelayanan harus
telah disebutkan diatas dapat diambil sebuah
ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan
garis besar arti kualitas yaitu kondisi yang
nilai barang/jasa pelayanan masyarakat tidak
menunjukan kesesuaian antara yang diharapakan
menuntut terlalu tinggi diluar kewajaran, kondisi
dengan kenyataan baik secara individu ataupun
dan kemapuan masyarakat untuk membayar dan
kelompok.
dengan memperhatikan peraturan perundnag-
Menurut Lembaga Administrasi Negara
undangan yang berlaku, Keadilan yang merata
(LAN) tahun 1998 (dalam Hardiansyah 2011:48-
yaitu mencakup jangkauan pelayanan harus
49) terdapat kualitas pelayanan yang digunakan
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi
dalam penelitian kualitas pelayanan publik
yang merata dan diberlakukan secara adil bagi
adalah sebagai berikut: Kesederhanaan yaitu
seluruh lapisan masyarakat, Ketepan waktu ini
bahwa
pelayanan
berarti pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat
diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat,
diselesaikan dalam kurunwaktu yang telah
tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
ditetapkan.
prosedur/tata
cara
mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang
Lebih lanjut lagi menurut Mahmudi
menerima pelayanan, Kejelasan dan kepastian,
(2005 : 34), yang menegemukakan Keputusan
yaitu mencakup prosedur/tata cara pelayanan,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
persyaratan pelayanan, unit kerja dan atau
58 Tahun 2002 telah memuat tujuah dimensi
pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
yang dapat dijadikan dasar mengukur kinerja
dalam
pelayanan publik pemerintahan yaitu:
memeberikan
palayanan,
rincian
biaya/tarif pelayanan dan cara pembayaran, dan
1. Kesederhanaan prosedur pelayanan yaitu
jadwal waktu pelaksanaanya, Keamanan yaitu
mencakup
bahwa proses hasil pelayanan dapat memberikan
oprasional pelayanan(SOP)
keamanan,kenyamanan dan kepastian hukum bagi
masyarakat,
prosedur/tata kerja/pejabat
cara,
Keterbukaan
yaitu
persyaratan
satuan
2. Keterbukaan
penyelesaian,
rincian
mencakup
biaya/tarif serta hal-hal yang berkaitan dengan
pelayanan
proses pelayanan wajib ditanformasikan secara
pelayanan.
terbuka agar mudah diketahui oleh masyarakat. Efisiensi yaitu persyaratan pelayanan hanya dibatsi
hal-hal
yang
berkaitan
pelayanan,
yaitu
pelayanan.
pemberi
waktu
tetap/standar
mencakup informasi mengenai prosedur
jawab
pelayanan,
penanggung
prosedur
3. Kepastian pelaksanaan pelayanan, yaitu waktu dan
biaya
pelaksanaaan mengenai
4. Mutu produk pelayanan, yaitu mencakup cara kerja pelayanan
dengan 7
Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
5. Tigkat
profesional
mencakup
petugas,
kemampuan
yaitu
keteampilan
aparatur pemerintahan berpegang pada sikap, tindakan seperti perilaku sebagai berikut:
kerja petugas mengenai sikap, perilaku
1. Dasar hubungan jelas.
dan kedisplinan dalam memberikan
2. Hak dan kewajiban warga negara yang
pelayanan.
dilayani.
6. Tertib pengelolaan administrasi dan
3. Bentuk akhir pelayanan diketahui dan
manajemen yaitu mencakup pencatatan administrasi pelayanan dan pengelolaan
disepakati bersama. 4. Pelayanan
berkas
secara
cermat,
akurat, dan ramah.
7. Sarana dan prasara pelayanan yaitu
5. Interaksi berlangsung secara rasional
mencakup sarana dan prasarana dalam menunjang kelancaran proses pelayanan. Tergantung ekonomi,
diberikan
pada
pendidikan,
tingkat dan
sosial,
dan objektif. Pelayanan pengguna
jasa
kesehatan,
pasien
mengharapkan
sebagai
mendapatkan
pengetahuan,
pelayanan yang memuaskan, yaitu pelayanan
pengalaman hidup maupun harapan yang ingin
yang ramah, cepat tanggap dan handal, sesuai
dicapainya. Menurut Fandy Tjiptono (2004 : 6)
dengan harapanya. Begitu pula sebaliknya, bila
jasa atau layanan merupakan aktivitas, manfaat
pasien tidak mendapatkan pelayanan baik, maka
atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual.
ia akan merasa harapannya terpenuhi. Dari
Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan,
uraian diatas dapat diketahui kepuasan pasien
kursus keterampilan, hotel, rumah sakit, dan
merupakan hasil (out come) dari apa yang telah
sebagainya. Menurut Moenir (Harbani Pasolong
diharapkannya.
2010 : 128) mendefinisikan jasa pelayanan sebagai pekerjaan diluar bidang pertanian dan
Konsep Pelayanan Kesehatan
pablik seperti pekerjaan dibidang hotel, restoran
Konsep pelayanan yang dimaksud disini
dan reparasi; hiburan seperti bioskop, teater,
adalah, kualitas pelayanan kesehatan yang
taman hiburan; fasilitas perawatan kesehatan
berhubungan erat dengan kepuasan pengguna
seperti rumah sakit dan jasa dokter; jasa
palayanan atau pasien dalam suatu pelayanan
profesional seperti hukum, akutan, pendidikan,
dikatakan baik dan buruk tergantung pada
keuangan ; asuransi dan real estate ; pedagang
tingkat
besar dan pedagang eceran ; jasa tarnsportasi dan
didasarkan pada kualitas pelayanan itu sendiri.
lain sebaginya.
Kesehatan adalah suatu konsep yang telah sering
Menurut Siagian (1992 : 134) dalam memberikan
pelayanan kepada
masyarakat,
kepuasan
pengguna
layanan
yang
digunakan tetapi sulit untuk dijelaskan artinya faktor yang berbeda menyebabkan sulitnya mendefinisikan
kesehatan,
penyakit,
dan 8
Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kesakitan (Gocham, 1988; Endar Sugiarto 1999 :
berhubungan
47)
Puskesmas
meskipun demikian, kebanyakan sumber
dengan
masalah
merupakan
pelayanan.
organisasi
yang
ilmiah setuju bahwa definisi kesehatan apapun
memberikan pelayanan di bidang jasa maka yang
harus mencakup komponen bomedis, personal,
dimaksud kualitas disini adalah kualitas jasa,
dan sosiokultural.
kualitas
Dalam buku Muninjaya (2004:49) yang
jasa
diartikan
sebagai
tingkat
keunggulan yang diharapkan dan pengendalian
berjudul manajemen kesehatan pemerintahan
atas
(Depkes)
memenuhi keinginan pelanggan (Fandy Tjiptono
telah
keberhasilan
menetapkan
pelayanan
sektor
indikator pelayanan,
tingkat
keunggulan
tersebut
untuk
1996 : 59).
Indikator pelayanan kesehatan tersebut meliputi:
Pengertian layanan kesehatan bermutu
Derajat kesehatan (lama hidup, kematian, cacat,
adalah suatu layanan kesehatan yang dibutuhkan
kesakitan,
pendidikan
dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi
kesehatan, tersedianya air bersih, kebersihan
layanan kesehatan, dan sekaligus diinginkan baik
lingkungan, jamban dan kepenuh sesakan),
oleh pasien atau konsumen ataupun masyarakat
Upaya kesehatan (tenaga, peralatan, fasilitas,
serta terjangkau oleh daya beli masyarakat (
biaya, kebijakan, informasi kesehatan, organisasi
Imbalo S. Pohan, 2006 : 17). Kegiatan menjaga
dan kegiatan), Demografi; Perilaku penduduk
mutu dapat menyangkut satu atau beberapa
terhadap kesehatan, Pengadaan sumber daya
dimensi.
Pemanfaatan
kesehatan ini antara lain :
status
gizi,
sumber
tingkat
daya,
Kesepakatan
kebijakan, Potensi organisasi kemasyarakatan
Adapun
dimensi
mutu
layanan
1. Kompetensi teknik
(peran sektor lain seperti sektor pendidikan,
Dimensi kompetensi teknis menyangkut
perekonomian dan sebagainya), Lingkungan.
keterampilan,
Hal yang penting dalam pelayanan kesehatan adalah interaksi antara pasien dan tenaga kesehatan sifat hubungan ini sangat
penampilan
kemampuan atau
kinerja
dan pemberi
layanan kesehatan. 2. Keterjangkauan
penting karena merupakan faktor utama yang
Dimensi keterjangkauan artinya layanan
menentukan kondisi konsultasi medis, yang
kesehatan harus dapat dicapai oleh
akhirnya menentukan kesehatan pasien dalam
masyarakat,
pelayanan kesehatan ini lebih fokus pada tenaga
keadaan geografis, sosial, ekonomi,
medis, dokter, perawat, dan petugas tata usaha
organisasi dan bahasa.
atau administrasi puskesmas (Endar Sugiarto
tidak
terhalang
oleh
3. Efektifitas
1999 : 50). Puskesmas tidak akan beroprasional
Layanan kesehatan harus efektif, artinya
dengan baik dan profesional bila tidak ditunjang
harus
dengan
mengurangi keluhan
unsur
tersebut,
terutama
yang
mampu
mengobati
atau
dan mencegah 9
Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Ibu Hamil Di Puskesmas Kampung Dalam Bugis Kota Pontianak
Identifikasi Maslah 1. Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil tidak sesuai dengan standar pelayanan yang ada di Puskesmas Kampung Dalam Bugis Kota Pontianak. 2. Rendahnya partisipasi masyrakat dikarenakan ketidak pastian pelayanan dan tariff/biaya persalinan, dan sikap keramahan petugas dalam melayani ibu hamil di Puskesmas Kampung Dalam Bugis Kota Pontianak. 3. Kurangnya control dan pengawasan kepada ibu hamil, dan tidakmemberikan catatan saat pemeriksaan. 4. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki puskesmas Kampung Dalam Bugis.
Kualitas pelayanan menurut mahmudi (2005:34) 1. Kesederhanaan 2. Kepastian 3. Tingkat professional Petugas. 4. Pengelolaan admnistrasi 5. Sarana dan prasarana
Pelayanan kepada ibu hamil semakin baik
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Nawawi (1991:94), maka peneliti mengambil sebagian dari teknik pengambilan data tersebut
C. METODE PENELITIAN
yang dianggap relevan dengan jenis data Penelitian
ini
mengambarkan
penelitian jenis deskriptif kualitatif yang
merupakan
data-data data
penelitian ini. Teknik Analisis Data
Penelitaian ini
hasil
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
wawancara dan gambar, dan catatan sebagai
Dalam pendekatan kualitatif bermaksud untuk
bentuk observasi. Dengan metode Kualitatif
memahami fenomena-fenomena apa saja yang
yang menggambarkan jenis penelitian deskriptif
terjadi dilapangan dengan cara mendeskrpsikan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
metode purposive dalam Sugiyono (2012 : 219)
konteks khusus yang alamiah dan dengan
purposive
data
memanfaatkan metode ilmiah. Dalam penelitian
dengan pertimbangan yang mana orang tersebut
kualitatif, pengumpulan data yang bermacam-
dianggap paling tahu tentang yang diharapkan.
macam dan dilakukan terus menerus sampai
Adapun informasi yang didapat oleh peneliti
datanya jenuh.
dalam pelayanan Puskesmas Kampung Dalam
2009:246), membagi analisis data di lapangan
Bugis Kota Pontianak
dalam beberapa tahapan yaitu:
berikut
dikumpulkan
tipe
yaitu pengambilan sumber
yang dituju
sebagai
Kepala UPK Puskesmas Kampung
Supadly (dalam Sugiyono,
1. Reduksi Data
Dalam Bugis, Petugas Kesehatan Puskesmas
Dalam setiap pengumpulan data
Kampung Dalam Bugis berjumlah 2 orang,
yang dilakukan peneliti, baik melalui
Pasien puskesmas Kampung Dalam Bugis yang
observasi,
berjumlah 5 orang.
dokumentasi tentu akan menghasilkan
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data dalam
penelitian kualitatif ini yang
wawancara
ataupun
bagitu banyak data yang masih bersifat umum,
oleh
karenanya
reduksi
menjadi instrument penelitian ialah human atau
diperlukan untuk merangkum, memilih
manusia itu sendiri, maksudnya ialah sebagai
hal-hal
instrument kunci atau pengempulan data utama.
masalah penting kemudian ditentukan
Instrument kunci yaitu saya sendiri sebagai
polanya. Tentu tidak semua data tersebut
peneliti sedangkan yang menjadi instrument
dipakai dalam penelitian. Sampah data
bantu yaitu pedoman wawancara, dan pedoman
yang tidak terpakai tersebut tidak serta
observasi. Teknik pengumpulan data sehingga
merta dibuang, tetapi tetap disimpan
data
karena mungkin saja sampah data
yang
diperoleh
relevan
dengan
permasalahan yang diteliti. Dari beberapa teknik pengumpulan
data
yang
dipaparkan
oleh
pokok,
memfokuskan
pada
tersebut dibutuhkan nantinya. 2. Penyajian Data 11
Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Data peneliti
yang
telah
dapat
direduksi,
menyajikannya
data yang derajat kebenarannya lebih tinggi kemudian diolah.
berdasarkan pola atau kelompok temuan di
lapangan
dinarasikan
yang
tentunya
untuk
telah
menggunakan teknik triangulasi sumber, dengan
memudahkan
melakukan pengecekan derajat kepercayaan
pemahaman terhadap temuan tersebut. 3. Verifikasi
yang
memadukan
hasil
dari
wawancara,
observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.
Langkah selanjutnya dalam analisa data
Adapun dalam penelitian ini, peneliti
kualitatif
adalah
Sejumlah data yang tekumpul kemudian saling
penarikan
dikaitkan satu sama lainnya dalam suatu bahasan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
umum. Hal ini juga dilakukan dengan subjek
awal yang dilakukan masih bersifat
penelitian , Kepala UPK Puskesmas Kampung
sementara dan akan berubah bila tidak
Dalam Bugis Kota Pontianak, dengan demikian
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
peneliti dapat menilai derajat kepercayaan data-
mendukung pada tahap pengumpula data
data tersebut dan mengambil keputusan secara
berikut.
utuh.
Teknik Keabsaan Data (Uji Validitas) Untuk menguji data diperoleh dalam penelitian itu sah dan benar maka diperlukan uji validitas dan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
kredibilitas. Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun dalam
Kesederhanaan Hasil
penelitian
menunjukkan
penlitian ini peneliti menggunakan triangulasi
Berdasarkan hasil di lapangan ibu hamil di
untuk
Dalam
Puskesmas Kampung Dalam Bugis, menyatakan
Sugiyono (2011 : 241), mengatakan bahwa
bahwa pelayanan kepada ibu hamil masih lambat
“triangulasi
dan kurang cepat Kecepatan dalam pelayanan
menguji
keabsaan
diartikan
datanya.
sebagai
teknik
pengumpulan data.
tentunya sangat dibutuhkan setiap
ibu hamil
Peneliti melakukan triangulasi dengan
yang datang. Hal ini juga dapat meningkatkan
meng-cross cek data-data yang didapat dari para
kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan di
sumber, baik melalui observasi, wawancara,
puskesmas, sehingga puskesmas tidak kalah
maupun
memeriksa
dengan dokter-dokter praktek yang ada di
kebenaran data yang peneliti dapat. Juga untuk
lingkungan sekitar. Berdasarkan penelitian di
membandingkan data-data tersebut, bila ada
lapangan terdapat 4 dari 5 orang ibu hamil yang
perbedaan, maka peneliti akan kembali ke
megeluh terhadap lambatnya di puskesmas
lapangan untuk memeriksa dengan teliti mana
Pelaksanaan pelayanan sesuai Standar pelayanan
dokumentasi
untuk
12 Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
yang telah ditentukan tentunya sangat lah di
seperti yg diungkapakn ibu Si beliau telah
perlukan. Hasil penelitian di lapangan, terlihat
datang pada hari senin masih belum dilayani
petugas tidak melaksanakan tugasnya sesuai
pada hal waktu telah meunjukan pukul 8.00.
dengan standar pelayanan yang ada, terlihat
megingat jam mulai pelayanan telah ditetapkan
bahwa ibu hamil merasa belum puas dengan
seharusnya petugas datang lebih awal untuk
pelayanan ibu hamil yang tidak sesuai dengan
melakukan pekerjaannya persiapan pelayanan
standar pelayanan pemeriksaan ibu hamil, yang
sehingga pada waktu yang di tentukan petugas
tidak dilakukan oleh petugas puskesmas untuk
dalam kondisi siap melayani baik itu terdapat
melakukan pemeriksaan fisik, seperti perabaan
pasien atau pun tidak.
perut, mengukur tinggi fundus uteri(tinggi
Puskesmas kampung dalam salah satu
puncak rahim), denyut jantung janin(DJJ),
puskesmas yang membuka 24 jam persalinan,
payudara vulva.(alat kelamin luar bila ada
banyaknya ibu hamil di kampung dalam tidak
indikasi), standar pelayanan ini tidak dilakukan
menginginkan melahirkan di puskesmas tersebut
oleh petugas puskesmas dikarenakan bidan yang
dikarenakan banyaknya bidan magang yang
ada pada ruang KIA ini hanya 2 orang petugas
berperan dalam persalinan. Waktu khusus seperti
saja, satunya petugas magang dan satunya
USG pada setiap ibu hamil yang memeriksa
petugas tetap, petugas magang yang tidak
kehamilan di puskesmas ini, tetapi nyatanya
mengerti
USG
pemeriksaan
yang
seharusnya
dari
pendapat
ibu
kehamilannya
hamil belum
yang
dilakukan oleh puskemas ini agar ibu hamil bisa
memeriksakan
pernah
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
mendapatkan pemeriksaan khusus tersebut, dan
standar pelayanan pemeriksaan yang ada.
ada yang diinformasikan tetapi tidak sesuai dengan yang diinformasikan masih menunda bulan bulan berikutnya lagi, membuat ibu hamil
Kepastian Pelayanan
di
puksesmas
ditetapkan
merasa
di
berikan
informasi
kepastian
dalam
yang
tidak
waktu pelayanan dimulai pada pukul 08.00 –
menjanjikan
membrikan
15.00 wib. Kecuali pada hari jumat dan sabtu
pelayanan dan informasi mengenai pemeriksaan
jam 08.00 – 11.00 wib dan buka 24 jam kerja
ibu hamil. Selain kepastian dan
persalinan dipuskesmas kampung dalam bugis
waktu, kepastian akan biaya pelayanan yang
yang akan di laksanakan pada tiap harinya pada
menjadi beban ibu hamil juga tentu harus di
hari senin sampai hari jumat,kecuali hari sabtu
ketahui selaku pasien. Biaya administrasi saat
jam kerjanya lebih awal, pada persalinan buka
persalinan maupun saat pemeriksaan masyarakat
24 jam kami melayani pasien persalinan ibu
maupun warga kampung dalam menginginkan
hamil di Puskesmas Kampung Dalam Bugis
agar terbantu untuk persalinan normal dan
Kota Pontianak. Hasil penelitian dilapangan
beresiko. Berdasarkaan hasil wawancara dengan
ketepatan
13 Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
beberapa pasien ibu hamil didapat beberapa hasil yang relative.
Sarana dan Prasarana Hasil penelitia bahwa sarana ialah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
Profesional Petugas Hal
ini
mencakup
kemampuan
pelayanan yang diinginkan atau tujuan dalam
keterampilan kerja petugas mengenai sikap,
pelayanan, dan prasarana merupakan penunjang
perilaku dan kedisplinan dalam memberikan
utama dalam suatu proses pelayanan, terlihat
pelayanan kepada ibu hamil, hasil penelitian
dari observasi peneliti dipuskesmas masih
dilapangan terdapat dari keluhan ibu hamil yang
kurangnya petugas keshatan terutama bidan yang
tidak mendapatkan keramhan petugas dalam
terdapat 3 bidan tetap dan yang lain hanya
melayani ibu hamil dari 5 ibu hamil ini
magang dan honor, dalam persediaan obat dan
mengatakan bahwa petugas ketika ditanya
alat-alat seperti gunting dan benang untuk
marah, dan sering membuang muka ketika
persalinan masih kurang, kurangnya
pasien ingin bertanya, terlihat dari penampilan
tunggu yang hanya dimiliki 5 baris, tempat tidur
petugas dipuskesmas kurang rapi masih ada yang
hanya 5 ada 2 yang tidak layak pakai, kipas
memakai pakaian olahrga dan ada yang memakai
angin 10 tetapi yang bisa dipakai hanya 6,
pakaian dinas, ada juga yang memakai sepatu
sedangkan prsarana yang dimiliki puskesmas
dan ada juga yang memakai sendal, trelihat
masih kurang bagus yaitu keadaan wc yang
bahwa petugas tidak memiliki profesional dalam
kotor dengan air yang keruh dan bau yang tidak
melayani ibu hamil dipuskesmas kampung
sedap, ruang dokter dan ruangan lainnya yang
dalam bugis kota pontianak.
berukuran kecil sehingga tampak sempit.
kursi
Pengelolaan Administrasi Pengelolaan
administrasi
mencakup
E.
KESIMPULAN
pencatatan saat pelayananan dan pengelolaan berkas. Dari hasil penelitian bahwa 5 ibu hamil
Pada bab penutup ini, peneliti megambil
yang di wawancarai tidak mendaptkan catatan
beberapa kesimpulan yang didasarkan atas
saat pemeriksaan ibu hamil didalam buku KIA
analisis dari hasil wawancara dan observasi yang
yang telah diberikan puskesmas, dan tidak
dilaksanakan dilapangan mengenai “Kualitas
memberikan
Pelayanan Kesehatan Kepada Ibu Hamil Di
saran
dalam
konsultasi
atau
pemeriksaan, ibu hamil selalu membrikan
Puskesmas
keluhan
saat
Pontianak” maka pada bagian akhir ini penulis
pemeriksaannya ternyata tidak diberikan petugas
menyimpulkan hasil temuan di lapangan sesuai
untuk
mendapkan
saran
Kampung
Dalam
Bugis
Kota
kepada ibu hamil. 14 Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dengan
aspek-aspek
penelitiannya
sebagai
berikut :
banyak yang belum rapi ada yang masih pakai baju olahraga, memakai sandal jepit, memakai sepatu, dalam hal ini petugas kesehatan masih
1.
tidak professional dalam memberikan pelayanan
Kesederhanaan Dalam hal ini kesederhanaan pelayanan
kepada ibu hamil.
ibu hamil di Puskesmas Kampung Dalam Bugis ini sangat lambat dalam memberikan pelayanan
4.
Pengelolan Administrasi
kepada ibu hamil menyebabkan tidak efektifnya
Pengelolan
adamnistrasi
sangat
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas
dibutuhkan dalam pemeriksaan ibu hamil di
Kampung Dalam Bugis dan tidak melakukan
Puskesmas Kampung Dalam Bugis menyediakan
pelayanan kepada ibu hamil yang sesuai dengan
buku KIA yang harus di pergunakan setiap
satandar yang ada di Puskesmas Kampung
kunjungan pasien yang ingin pemeriksaan, setiap
Dalam Bugis.
ibu hamil mendapatkan buku KIA ini, petugas mencatat lengkap indentitas ibu hamil di dalam
2.
buku KIA ini, ibu hamil yang memeriksakan
Kepastian Kepastian
dalam
yang
kehamilannya di puskesmas Kampung Dalam
diberikan kepada ibu hamil dalam waktu
Bugis terkadang tidak mencatat lengkap di buku
pelaksnaan pelayanan petugas kesehatan sering
KIA apa yang di periksakan oleh ibu hamil
menunda waktu pelaksanaan pelayanan, dan
seperti yang diungkapakn oleh beberapa ibu
informasi
pemeriksaan
hamil tidak mengetahui berapa berat badan ibu
kandungan selanjutnya tidak diinformasikan
dan berapa tensi darah ibu hamil. Terlihat bahwa
secara
petugas kesahatan tidak teliti dalam melakukan
mengenai
jelas
dan
pelayanan
biaya,
pasti
saat
ibu
hamil
memeriksakan kandungannya di Puskesmas
admnistrasi
Kampug Dalam Bugis Kota Pontianak.
kunjungan pemeriksaan kehamilan.
3.
5.
Profesional Petugas
pencatatan
ibu
hamil
waktu
Sarana dan Prasarana
Kemampuan petugas kesahatan dapat
Sarana dan prasrana yang dimilki oleh
dinilai dari sikap, perilaku, penampilan dan
Puskesmas Kampung Dalam Bugis kurang
kedisplinan petugas sangat dibutuhkan oleh
lengkap
puskesmas, tetapi putugas terlihat tidak memiliki
lengkapnya seperti kipas angin, kursi tunggu,
sikap yang seharusnya diberikan kepada setiap
ruang yang sempit saat persalinan,wc yang
petugas 3s, senyum, sapa, dan salam petugas
kotor, obat-obatan yang terbatas dan gunting,
tidak melaksanakan kriteria tersebut dalam
benang untuk persalinan ibu yang masih kurang,
pelayanan
tempat tidur persalinan yang banyak tidak bisa
dalam penampilan petugas masih
dan
kurang
memadai,
kurang
15 Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
digunakan lagi, bangunan yang tidak terpakai
2. Kepastian
dikarenakan kerusakan yang dimiliki seperti
Waktu pelayanan sebaiknya di perbaiki
pintu maupun jendela yang tidak dirawat dengan
agar warga Kampung Dalam Bugis tidak
baik oleh petugas. Dari hasil observasi yang saya
berpindah kepuskesmas lainnya. Dan petugas
lihat bahwa nampak petugas kesehatan tidak
datang lebih awal dari jam kerja agar bisa
menjaga
membereskan
kebersihan
wc
maupun
ruangan
ruanagn
dan
brekas-berkas
puskesmas dan barang-barang yang dimilki oleh
sebelum waktu jam kerja tiba. Waktu yang telah
Puskesmas Kampung Dalam Bugis. Kurang
diinformasikan atau dijanjikan harus sesuaikn
lengkap menyebabkan pasien atau ibu hamil
dengan informasi yang diberitahukan kepada ibu
banyak
Puskesams
hamil agar ibu hamil tidak kecewa kepada
Kampung Dalam Bugis untuk pemerikasaan
pealayanan puskesmas, masalah pemabiayaan
kehamilannya karena tidak lengkapnya fasilitas
diinformasikan secara jelas dan pasti di loket
yang diinginkan ibu hamil maupun warga
pendaftaran.
tidak
berkunjung
di
Kampung Dalam Bugis. 3. Profesional Dalam hal sikap, penampilan, dan kedisplinan petugas sangatlah penting dalam
F. SARAN
pelayanan ibu hamil di Puskesmas Kampung Dalam bagian ini peneliti mengajukan beberapa
saran
dalam
perbaikan
sikap, perilaku dan penampilan yang baik,ramah,
berkaitan dengan pelayanan ibu hamil di
dan tamah sesuai dengan apa yang telah di
Puskesmas
janjikan puskesmas untuk memiliki sikap yang
Kampung
rangka
Dalam Bugis ini petugas harus memberikan
Dalam
Bugis
Kota
Pontianak. Adapun Saran yang dapat peneliti
ramah
dalam memberikan
berikan yaitu :
berpakaian
seragam
sesuai
pelayanan, dan dengan
yang
diberikan oleh dinas kesehatan rapid an bersih agar warga Kampung Dalam Bugis merasa
1. Kesederhanaan Kecepatan
dalam
memberikan
pelayanan harus ditingkatkan, agar pelayanan
nyaman dengan pelayanan yang diberikan petugas Puskesmas Kampung Dalam Bugis.
Puskesmas Kampung Dalam Bugis mendapatkan pelayanan yang baik. petugas kesehatan harus diberikan
pengarahan
dalam
memberikan
4. Pengelolaan Administrasi Dalam
hal
admnistrasi
petugas
pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah
kesehatan yang ahli kandungan dan bidan yang
ditetapkan.
mengerti tentang kehamilan agar ibu hamil bisa mendapatkan catatan yang seharsunya dicatat 16
Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
oleh petugas kesehatan untuk ibu hamil setiap bulannya ibu hamil mengetahui perubahan janin yang dikandungnya dari dini hingga melahirkan. Selalu berikan saran kepada ibu hamil saat
Pelaksanaan Otonomi Daerah. Bandung : Mandar Maju Fandly Tjiptono dan Anastasia Diana. 1996 , Total Quality Management, Yogyakarta: Andi Ofsse
pemeriksaan agar ibu hamil bisa mengindari apa yang
seharusnya
tidak
dimakan
atau
dilakukannya untuk menjaga kahamilannya biar persalinannya lancar dan tidak beresiko.
Kotler, Philip & Keller. Kavia Lane, (2006). Manajemen Pemasaran. Tanpa Kota: PT. Indeks
5. Sarana dan Prasarana Sarana menunjang
dan
prasarana
kelancaran
proses
ialah
Hardiansyah, 2011. Kualitass Pelayanan Publik : Konsep dimensi indikator dan implementasi, Yogyakarta: Gava Media
untuk
pelayanan
Puksesmas Kampung Dalam Bugis ini sangat dibutuhkan dengan fasilitas yang dimilki lebih di lengkapi agar proses pelayanan puskesmas bisa mencapai yang diinginkan pemerintah atau yang diinginkan puskesmas. Dengan kelangkapan kursi, kipas angin, wc yang bersih membuat Puskesmas Kampung Dalam Bugis menjadi diminati semua warga Kampung Dalam, dan petugas kebersihan yang harus ada, agar Puskesmas Kampung Dalam Bugis memilki
Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Masri Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Moleong, J. Lexy. 2011. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjahmada University Press Pasolong, Harbani. 2010. Teori administrasi Publik. Bandung: Cv. Alfabeta S. Pohan Imbalo. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan (dasar-dasar pengertian dan penerapan)
kebersihan yang baik, alat-alat yang kurang segera dilengkapi agar proses pelayanan ibu
Sugiyono. 2009. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta
hamil bisa berjalan dengan baik dan lancar. ............. 2012. Metode penelitian kualitatif kuantitatif dan R&B.Bandung: Alfabeta G. DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Sugiarto, Endar. 1999.psikologi pelayanan.Jakarta: Gramedia Pustaka Siagian, Sondang P. 1992. Organisasi, kepemimpinan dan perilaku administrasi cetakan kedelapan. Jakarta: Cv. Haji Masagung
A.S Moenir. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Andrianto, Waluyo. 2007. Manajemen Publik, Konsep, Aplikasi & Implementasinya dalam 17 Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Peraturan Pemerintah : Undang-Undang Dasar Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Depkes RI. 2008. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
Skripsi : Ndam, Teresia. 2013. Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat Kabupaten Sekadau. (Skripsi). Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura Dengan Kabupaten Sekadau Harlina Amina. S. 2013. Pelayanan Prima di Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak. (Skripsi). Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura Dengan Pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat
18 Hamidah, NIM.E01112060 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
KEMf,NTEf,IAN MSET TIfiNOII}GIDAN PEITTDIDINA}I TINGIGI T'NIVERIilTAS TANJUITGPUNA TAI(UI;TAS ILMU S(XIAL I'AN II,I}!U FOLITIK
Jrh
PENGEI.,OLA JI}ANAL MAEASISWA Prd, Dr. tr
E dr{Nfirrq
tm&d foirlpo! Ttl2/
TEMBAR PERNYATAAN PERSETUruAN UNGGAH / PT.TBLIKASI KARYA ILMLAH LJNTTIK JtJRlilAL EI,EICTRONIK II,IAHASISWA scbogd
sivi8*rdFnikatlnivcrsitrsTmjungpura yugbstodarrng@ dibscrah iol sqre
Nmal.cagb NIM /Pcriodo lutur TqSsl l.ulus
Faldtu/Jrrusm Progre Stdi E mdlad&Eg/ HP
dmi ruembmgm
@
neomUaa
fu pmhaa
EEd admhisrcif tduhsu -rdesiffa ($l),
ptqffi
i**asi{r*t
mcnrbcrnun kcpada Flngdots JrEn t .........} poda stuci """--.[ftt].'...---..-.-.....-.-. F*ula rltgu smid dm Ihu PditiL Lhivcesias fujrqrya, Hst r[bas Rotndti Noo'dr*lusif (Notr-ucrusne Raralty-Ftl trya itni* sctro-iilg fr}1o6of*l .
H*joi.THS ..
Wrfitmo
Hffit}f,lffi
kurrx*s :::Hdses f
:Hfts,iEl:
lll:":ll*)f v lL : _
yug dipslukan &ila ada). Doogm H*. Bcbos Rq'alri Noo.c&sldruif ini, pongoloh !csc*-p6e8* bdak meogetu*noaiai rsae*q mcngclote;ra &tm bGilffi plk *t4 (Adaso), mmdisufus*eEq {6 rna'r"qrfrilrm/ ffintr5tifidh-i" A rugfet u*, mafra d dd" kin):
EI lvl
Seale.pllar
gsn@nlstitd
scstrsi
dargi,
Mrpaulie
juilral
yugkl*u. bd
rmo* topcmiryn *adcryis @a tqa palu mcadnn iiin dui sa5a sdma e@ mcncun saya s*agai ecoolis/ pcocipta dm mr pcaortft yry bcilimgkeS85Ir bcrsodia
tlntrts
ffi lryggrog rycueprtrAi, @a mdib6t3a pih* pqdo[r rimbul ms pdqgrm Hal( rtmiarr
hulom
5ry
pGrq/afinn ini yary sqn
citrB ddam t ayir
rnk
nma
Jumrl, sqda bentr*
rii," ioi.
bu* dargrr s€b€oulrtr&
6"ffi ?o,,
i[);
tvt.ns
N'.*,IIffi. Crtrtan: Bceuf,i Fodi masing-@dng lrE fitrciunsl fulcwmawlAspirwitfu
efi
tdetettotogi$e)
S€tchh mcmdapd p€rscqitm dri pcngdda Jural bcrtas ini hrrc di sce dolam fuBd pDF dam aihryi*an poda sncp4 rryIotd spet@cdry soslti proceE urgg& pcqytrahe bc*B (sftmission
ilsh)