Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
KUALITAS LAYANAN SATU PINTU DI KOTA SEMARANG Tantri Widiastuti STIE Widya Manggala email :
[email protected] Kata kunci: unsur keadilan, ketepatan pelaksanaan dengan jam kerja pelayanan, kecepatan pelayanan, ketepatan waktu penyelesaian dokumen
Abstrak Upaya untuk memberikan pelayanan yang maksimal dalam menerapkan sistem “satu pintu” ini adalah meningkatkan kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan. Peningkatan kepuasan pemohon perijinan adalah terciptanya proses perijinan yang mudah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui unsur keadilan dalam mendapat pelayanan, ketepatan pelaksanaan dengan jam kerja pelayanan, kecepatan pelayanan dan ketepatan waktu penyelesaian dokumen dengan yang dijanjikan pegawai BPPT Kota Semarang setelah terjadi rotasi jabatan pada pegawai front desk dan pergantian pimpinan dibandingkan dengan sebelum terjadi rotasi jabatan pada pegawai front desk dan pergantian pimpinan dalam melayani perijinan. Penelitian ini menggunakan uji beda. Hasil penelitian menunjukkan kondisi keadilan dalam mendapatkan pelayanan, ketepatan pelaksanaan dengan jam kerja pelayanan, kecepatan pelayanan dan ketepatan waktu penyelesaian dokumen dengan yang dijanjikan setelah terjadi rotasi jabatan pada pegawai front desk dan pergantian pimpinan lebih baik dibandingkan sebelum terjadi rotasi jabatan pada pegawai front desk dan pergantian pimpinan.
Keywords: elements of fairness, accuracy implementation of the working hours of service, speed of service, timeliness of completion of the document
Abstract The effort to provide the maximum services in implementation of the "one door" sistem is to improve the level of people's satisfaction for the provided services. An increase satisfaction of applicants who propose a license is the realization of the easy process of licensing. The purpose of this study is to investigate the elements of fairness in obtaining services, preciseness of the implementation of working hours of service, speed of service and preciseness of documents time completion as the promise of Semarang BPPT employees after the rotation position of the front desk employees and the change of leadership, in comparison with before the rotation position of the front desk employees and the change of leadership. This study used the t- test. The results of research reveal that the condition of fairness in obtaining services, preciseness of the implementation of working hours of service, speed of service and preciseness of documents time completion as promised after the rotation position of front desk employees and the change of leadership are better than before the rotation position at the front desk employees and the change of leadership.
Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
Indonesia, Pemerintah melalui Peraturan
Pendahuluan Seiring
besarnya
akan
Menteri Dalam Negeri nomor 24 tahun
penerapan good governance, tuntutan akan
2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
pelayanan publik yang berkualitas menjadi
Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu,
semakin besar. Perbaikan dalam bidang
berkenaan dengan peraturan tersebut daerah
pelayanan
dengan
diharuskan
Menteri
ketentuan yang ada dalam proses pelayanan
publik
dikeluarkannya
tuntutan
ditandai
Keputusan
menyesuaikan
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 63
perijinan.
tahun 2003 tentang Pedoman Umum
ketentuan tersebut baik dari tugas dan
Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang
fungsi
kemudian
berkepentingan
disusul
dengan
berbagai
Dengan
dengan
dikeluarkannya
masing-masing dalam
pihak
yang
permasalahan
peraturan Undang-undang yang terkait
perijinan diharuskan dapat menyesuaikan
dengan
kualitas
dengan ketentuan tersebut. Untuk itu pada
pelayanan publik di Indonesia. Sedangkan
tanggal 1 Agustus 2007 telah dilakukan
peraturan
launching Pelayanan Terpadu Satu Pintu
kebijakan
terbaru
perbaikan
mengenai
pelayanan
terpadu satu pintu adalah Peraturan Menteri
Kota
Semarang
sehingga
dengan
Dalam Negeri nomor 20 tahun 2008
berlakunya Pelayanan Terpadu Satu Pintu
tentang Pedoman Organisasi dan Tata
maka tercipta kualitas pelayanan publik
Kerja Unit Pelayanan Terpadu di Daerah.
yang cepat, murah, mudah, pasti dan
Peraturan ini berisi tentang pedoman
transparan (Bappeda Semarang).
penyusunan organisasi dan tata kerja unit
Mulatto (2006) menyatakan bahwa
pelayanan perijinan terpadu di provinsi dan
selama ini pelayanan kepada masyarakat
kota beserta tugas, fungsi dan wewenang
dipandang masih belum optimal, hal ini
sebagai perangkat daerah sesuai dengan
ditandai oleh keluhan masyarakat mengenai
Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007
parahnya pelayanan publik. Masyarakat
tentang
Daerah.
masih merasa kurang mendapat pelayanan
Peraturan ini mulai berlaku sejak 13 Maret
yang sebaik-baiknya dari aparatur negara,
2008 dan berlaku efektif tanggal 13 Maret
salah satu pelayanan publik yang menjadi
2009.
sorotan adalah pelayanan satu pintu atau
tahun
Organisasi
Perangkat
Sesuai Instruksi Presiden nomor 3
one stop service (OSS). Pelayanan satu
2006
pintu atau one stop service (OSS) adalah
tentang
Paket
Kebijakan
Perbaikan Iklim Investasi sejalan dengan
salah satu
hal tersebut dalam mendukung kebijakan
pemerintah untuk meningkatkan investasi.
dalam meningkatkan iklim investasi di
Dengan adanya pelayanan satu pintu
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
pelayanan
yang dilakukan
Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
diharapkan terjadi pemangkasan birokrasi
menurut penelitian selama Juni-Desember
sehingga proses perijinan yang semula
2010, 77 persennya belum memenuhi
berbelit-belit menjadi lebih pendek dan
syarat (Tempo, 2011). Menurut Doing
penghambat
Business
masuknya
para
investor
dengan proses perijinan dapat teratasi.
di
Indonesia
2012
yang
membandingkan kebijakan usaha 20 kota di
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Indonesia menyatakan bahwa 20 kota
Satu Pintu (BPPT) merupakan badan
tersebut memiliki kinerja baik kecuali
pelayanan
Batam, Semarang, Balikpapan, Denpasar,
perijinan
terpadu
di
Kota
Semarang yang menyusun rencana kerja
Jakarta,
satuan kerja perangkat daerah yang memuat
Yogyakarta,
program-program
yang
Yogyakarta. Hasil penelitian Widiastuti,
menyangkut core busines. Dengan motto
dkk (2012) menyatakan bahwa tingkat
“Mengutamakan
strategis
Palangkaraya,
Surakarta,
Jakarta,
Pontianak,
Kepuasan
Merupakan
kepuasan responden terhadap pelayanan
dalam
Memberikan
perijinan menunjukkan bahwa pelayanan
Pelayanan” maka BPPT Kota Semarang
yang diberikan kepada investor belum
bertekad untuk melakukan restrukturisasi
memenuhi keinginan dari investor. Hal ini
dalam pengelolaan perijinan yang optimal.
dapat terlihat dari nilai rata-rata kinerja
Peningkatan kepuasan pemohon perijinan
yang telah dilaksanakan oleh pegawai
dapat ditempuh dengan mempertimbangkan
BPPT
kualitas pegawai BPPT kota Semarang
sedangkan rata-rata harapan responden
yang dilihat dari tingkat profesionalitas
lebih tinggi yaitu sebesar 6,007. Hasil
yang dimiliki untuk mengevaluasi kinerja
analisis kesenjangan (gap analysis) yang
dan mengukur kepuasan investor atas
dilanjutkan dengan analisis kuadran (matrik
pelayanan yang telah diberikan sehingga
IPA) menunjukkan bahwa ada beberapa
akan berdampak pada perbaikan yang
unsur pelayanan yang memiliki prioritas
signifikan iklim usaha khususnya di Kota
utama
Semarang.
pelayanan perijinan. Selain itu penelitian
Masalah dan Tujuan
yang dilakukan Setyono dan Muktiali
Komitmen
Hasil
Kami
penelitian
Komite
Kota
(2009)
untuk
Semarang
sebesar
ditingkatkan
menyatakan perijinan
5,189
kualitas
bahwa di
BPPT
tingkat
Pemantauan atas 100 kabupaten dan kota di
pelayanan
Indonesia menemukan bahwa Program
Semarang mendapatkan nilai baik (B)
Terpadu Satu Pintu belum memudahkan
namun masih ada beberapa unsur yang
izin usaha. Meski 95 persen daerah telah
masih mendapatkan nilai yang kurang baik,
menerapkan program satu pintu namun
yaitu unsur kedisplinan petugas, kecepatan Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Kota
Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
pelayanan, dan ketepatan jadwal waktu
rinci diberikan Gronroos dalam Ratminto
pelayanan. Indikasi ini yang menjadi latar
& Winarsih (2010) adalah :
belakang mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Hal ini karena Kota Semarang sebagai gerbang dari Provinsi Jawa Tengah yang seharusnya bisa menjadi contoh implementasi pelayanan satu pintu untuk kota-kota
lainnya.
Berdasarkan
latar
belakang masalah diatas, peneliti tertarik mengadakan
penelitian
dengan
judul
“Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui unsur keadilan dalam mendapat pelayanan, ketepatan pelaksanaan dengan jam kerja pelayanan, kecepatan pelayanan dan ketepatan waktu penyelesaian dokumen dengan yang dijanjikan Kota
Semarang
setelah
“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan” Dari dua definisi tersebut di atas dapat
rotasi
jabatan pada pegawai front desk dan pergantian pimpinan dibandingkan dengan sebelum terjadi rotasi jabatan pada pegawai front desk dan pergantian pimpinan dalam melayani perijinan, sehingga kepuasan pemohon perijinan dapat meningkat.
bahwa
ciri
pokok
pelayanan adalah tidak kasat mata (tidak dapat
diraba)
manusia
dan
atau
melibatkan
peralatan
upaya
lain
yang
disediakan oleh perusahaan penyelenggara pelayanan.
pegawai BPPT terjadi
diketahui
Di Indonesia, pelayanan administrasi pemerintahan pelayanan
sering publik
diartikan (public
sebagai service).
Pelayanan publik seringkali bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat sehingga pelayanan publik menempatkan rakyat
sebagai
subjek
dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Tinjauan Pustaka Manajemen Pelayanan Publik. Definisi pelayanan menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby (1997) dalam Ratminto & Winarsih (2010) adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan. sedangkan definisi yang lebih Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
nomor 81 tahun 1993 yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 63 tahun
2003
mendefinisikan
pelayanan
umum sebagai : Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan.
informasi tentang tingkat kepuasan yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan
Dari definisi diatas maka pelayanan publik dapat diartikan sebagai bentuk jasa pelayanan baik dalam bentuk barang maupun
jasa
publik
betanggungjawab
dimana
maupun
yang yang
melaksanakan adalah Instansi Pemerintah
publik
dimensi yang menjelaskan kinerja pegawai pelayanan publik yaitu : 1.
kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan. 2.
dipublikasikan sebagai jaminan adanya
dibakukan
dalam
pelayanan
penyelenggaraan 3.
4.
publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor
Pembangunan
2000
tentang
Nasional
perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas
pelayanan.
Masyarakat
(IKM)
Indeks adalah
Kepuasan data
dan
kewenangan
dan
Kedisiplinan petugas pelayanan yaitu kesungguhan
petugas
dalam
memberikan
pelayanan
terutama
konsistensi
Program
(PROPENAS),
serta
tanggungjawabnya).
untuk meningkatkan kualitas pelayanan
tahun
jenis
Kejelasan petugas pelayanan yaitu
jabatan
senantiasa
meningkatkan kualitasnya. salah satu upaya
25
dengan
yang memberikan pelayanan (nama,
Pemerintah sebagai penyedia jasa harus
sesuai
keberadaan dan kepastian petugas
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
publik
yaitu
pelayanannya
pemberi dan atau penerima pelayanan.
layanan
pelayanan
yang dibutuhkan untuk mendapatkan
yang
pelayanan publik yang wajib ditaati oleh
Persyaratan
persyaratan teknis dan administratif
kepastian bagi penerima pelayanan. Standar ukuran
Prosedur pelayanan yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
Setiap penyelenggaraan pelayan publik
merupakan
antara
nomor 25 tahun 2004). Ada beberapa
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah.
pelayanan
membandingkan
harapan dan kebutuhannya (Kepmen PAN
Pusat, Daerah ataupun Badan Usaha Milik
harus memiliki standar pelayanan dan
dengan
waktu
kerja
sesuai
ketentuan yang berlaku. 5.
Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu
kejelasan
tanggung
jawab
wewenang petugas
dan dalam
penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan. Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
6.
Kemampuan petugas pelayanan yaitu
teratur sehingga dapat memberikan
tingkat keahlian dan ketrampilan
rasa
yang
pelayanan.
dimiliki
memberikan
7.
8.
petugas
dalam
pelayanan
kepada
kepada
penerima
Keamanan
lingkungan
masyarakat.
terjaminnya
tingkat
Kecepatan pelayanan yaitu target
lingkungan
unit
waktu pelayanan dapat diselesaikan
pelayanan
ataupun
dalam waktu yang telah ditentukan
digunakan
oleh unit penyelenggara pelayanan.
merasa tenang untuk mendapatkan
Keadilan
pelayanan
pelayanan
yaitu
14.
nyaman
yaitu keamanan
penyelenggara sarana
sehingga
terhadap
yang
masyarakat
resiko-resiko
pelaksanaan pelayanan dengan tidak
yang diakibatkan dari pelaksanaannya
membedakan golongan atau status
pelayanan.
masyarakat yang dilayani. 9.
Kesopanan petugas pelayanan yaitu
Hipotesis Penelitian
sikap dan perilaku petugas dalam
Ho : Tidak ada perbedaan unsur keadilan
memberikan
10.
11.
pelayanan
pelaksanaan
serta
pelayanan, kecepatan pelayanan dan
saling
menghargai
dan
dengan
kerja
ketepatan
Kewajaran biaya pelayanan yaitu
dokumen dengan yang dijanjikan
keterjangkauan masyarakat terhadap
pegawai
besarnya biaya yang ditetapkan oleh
sebelum terjadi rotasi jabatan pada
unit pelayanan.
pegawai front desk dan pergantian
Kepastian
biaya
pelayanan
waktu
jam
menghormati.
BPPT
Kota
penyelesaian
Semarang
yaitu
pimpinan dan setelah terjadi rotasi
yang
jabatan pada pegawai front desk dan
dibayarkan dengan biaya yang telah
pergantian pimpinan dalam melayani
ditetapkan.
perijinan.
antara
biaya
Kepastian jadwal pelayanan yaitu
Ha : Terdapat perbedaan unsur keadilan
pelaksanaan waktu pelayanan sesuai
dalam mendapat pelayanan, ketepatan
dengan
pelaksanaan
ketentuan
yang
telah
ditetapkan. 13.
dalam mendapat pelayanan, ketepatan
masyarakat secara sopan dan ramah
kesesuaian
12.
kepada
jam
kerja
pelayanan, kecepatan pelayanan dan
Kenyamanan kondisi
dengan
sarana
lingkungan dan
yaitu
prasarana
pelayanan yang bersih, rapi dan Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
ketepatan
waktu
penyelesaian
dokumen dengan yang dijanjikan pegawai
BPPT
Kota
Semarang
Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
sebelum terjadi rotasi jabatan pada
adalah 5 % (0,05) jadi besarnya sampel
pegawai front desk dan pergantian
yang digunakan adalah sebagai berikut :
pimpinan dan setelah terjadi rotasi jabatan pada pegawai front desk dan
1,96 n= .................................2) 0,1
pergantian pimpinan dalam melayani
n = 96 dibulatkan menjadi 100
perijinan.
2
Jadi
responden
yang
diambil
dalam
penelitian ini adalah 100 dimana responden Metode Penelitian
yang dipilih adalah responden yang telah
Populasi dan Sampel
selesai melakukan proses perijinan.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Metode Pengumpulan Data
semua pemohon perijinan yang dalam hal
Jenis data yang digunakan adalah
ini adalah investor yang telah selesai
data primer. Data diperoleh melalui survei
melakukan
terhadap
proses
perijinan
sehingga
responden
yang
sedang
investor telah merasakan pelayanan yang
melakukan proses perijinan di lokasi
diberikan
Kota
penelitian. Survei terhadap responden di
(2001)
lokasi penelitian dilakukan dengan cara
mengemukakan sampel adalah sebagian
wawancara menggunakan instrumen berupa
dari populasi yang karakteristiknya hendak
kuesioner.
diselidiki, dan di anggap bisa mewaklili
mengadopsi pertanyaan-pertanyaan yang
seluruh populasi (jumlah lebih sedikit dari
terdapat
pada jumlah populasinya). Karena populasi
Menteri PAN nomor 25 tahun 2004 tentang
tidak
sampel
penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat
dilakukan dengan menggunakan rumus
(IKM). Kuesioner yang diberikan kepada
sebagai berikut (Djarwanto, 2001) :
responden
oleh
pegawai
Semarang.
Djarwanto
diketahui
n=
BPPT
z
1
2
E
maka
jumlah
Kuesioner
dalam
disusun
lampiran
berisi
dengan
Keputusan
tentang
penilaian
responden yang dalam hal ini adalah
2
.......................... 1)
investor yang telah selesai mengurus
Keterangan :
perijinan terhadap kinerja pegawai Badan
n : banyaknya sampel yang diperlukan
Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota
E : besar nya kesalahan yang diharapkan
Semarang dalam memberikan pelayanan
a : tingkat konfidensi yang digunakan
dan
dalam penelitian ini besarnya kesalahan
harapan
mengurus
investor
perijinan Badan
yang
sedang
terhadap
kinerja
yang di gunakan (E) sebesar 10 % dan
pegawai
Pelayanan
tingkat kepercayaan (α) yang digunakan
Terpadu (BPPT) Kota Semarang.
Perijinan
Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
2.
Teknik Analisis Data
Sebaliknya, jika hasil t hitung sig > t
Penelitian ini menggunakan uji
tabel (0.05) maka dapat dinyatakan
Pengujian
untuk
bahwa tidak terdapat perbedaan yang
melihat perbedaan rata-rata dua sampel
signifikan antara kondisi sebelum dan
yang
sesudah terjadi rotasi jabatan dan
beda.
tidak
ini
dilakukan
berhubungan/independen.
Persyaratan yang harus dipenuhi ialah
pergantian pimpinan
kedua sampel mempunyai varians yang
Setelah
melewati
tahap
pengujian
sudah
dapat
dilakukan
sama. Kegunaan dari uji t ini untuk melihat
diatas
perbedaan rata-rata dua sampel yang tidak
interpretasi
berhubungan/independen, dengan
syarat
pengujian hipotesis untuk menentukan
data
harus
apakah H0 diterima dan H1 ditolak dan
kedua
sebaliknya H0 ditolak dan H1 diterima.
sama.
Hasil dan Pembahasan
berskala
berdistribusi kelompok
interval; normal;
yang
data varian
dibandingkan
Asumsi dalam prosedur ini ialah kedua
maka
dan
kesimpulan
Berdasarkan
hasil
terhadap
dari
100
kelompok yang dibandingkan sebaiknya
responden yang diteliti dapat diketahui
mempunyai
bahwa
varian
yang
sama
agar
pengguna
layanan
perijinan
menghasilkan perbedaan yang signifikan.
sebanyak 24% adalah perempuan dan 66%
Sebelum
adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan
melakukan
interpretasi
dan
kesimpulan terhadap pengujian hipotesis
bahwa
tesebut,
dilakukan
menggunakan layanan perijinan di BPPT
pengujian menggunakan uji t sampel bebas.
kota Semarang. Dari segi usia diketahui
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
bahwa sebanyak 27% responden yang
ada perbedaan rata-rata antara sampel
berusia 21-30 tahun, sebesar 24% berusia
sebelum dan sesudah terjadi rotasi jabatan
31-40, sebesar 15% berusia 41-50, sebesar
dan pergantian pimpinan.
13% berusia 51-60, sebesar 6% berusia 61-
terlebih
dahulu
Tujuan dari hasil uji t adalah untuk menentukan
menerima
atau
menolak
70
lebih
dan
15%
memberikan
banyak
laki-laki
responden keterangan.
yang
tidak
mau
Tingkat
hipotesis yang telah dibuat sebelumnya
pendidikan responden juga bervariasi, 2%
dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
responden
1.
Jika hasil t hitung < t tabel (0.05) ,
responden berpendidikan SMA, ada 12%
maka dapat dinyatakan bahwa terdapat
responden berpendidikan D-3, responden
perbedaan
antara
yang berpendidikan S-1 sebesar 29%, ada
kondisi sebelum dan sesudah terjadi
3% berpendidikan S-2 dan responden yang
rotasi jabatan dan pergantian pimpinan
tidak mau memberikan keterangan tentang
yang
signifikan
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
berpendidikan
SMP,
28%
Tantri Widiastuti
pendidikan
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
sebesar
26%.
Dari
100
terhadap pelayanan yang diberikan sudah
responden maka 28% mengurus Surat Ijin
memenuhi
Usaha Perdagangan (SIUP); 26% mengurus
meskipun belum maksimal.
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); 10%
1.
mengurus
Tanda
Daftar
Perusahaan
(TDP);
responden
dari
responden
Keadilan Dalam Mendapat Pelayanan
responden mengurus ijin reklame; 9% responden
keinginan
Maksud mendapatkan
keadilan pelayanan
untuk
adalah
bahwa
yang
responden tidak mendapat perlakuan yang
mengurus ijin gangguan (HO) dan Ijin
berbeda atas pelayanan yang diberikan
Usaha Apotik (SIPA) masing-masing 7%;
pegawai
responden yang mengurus Ijin Usaha Jasa
Terpadu (BPPT) kota Semarang. Saat
Konstruksi sebesar 5%; 4% responden
pertama peneliti datang ke BPPT kota
sedang mengurus Ijin Usaha Industri dan
Semarang beberapa pemohon perijinan
2% sisanya sedang mengurus Surat Ijin
merasa kurang puas karena beberapa
Klinik Kecantikan Estetika. Ada 33 jenis
pemohon perijinan menyatakan bahwa
perijinan yang diberikan Badan Pelayanan
pegawai akan melayani pemohon perijinan
Perijinan Terpadu (BPPT) kota Semarang.
yang sudah mereka kenal. Meskipun saat
Hasil kuesioner
Badan
Pelayanan
Perijinan
yang diberikan
itu nomor antrian telah disediakan namun
kepada para pemohon perijinan yang sudah
belum efektif. Beberapa waktu kemudian
melaksanakan perijinan (pemohon yang
sesuai dengan sistem kerja yang berlaku
mengambil hasil perijinan yang sudah jadi
maka pegawai front desk dilakukan rotasi
yang dalam beberapa waktu sebelumnya
jabatan dan dengan adanya pergantian
sudah
pimpinan
melaksanakan
sehingga
pemohon
proses
perijinan)
perijinan
bisa
termasuk mengefektifkan nomor antrian.
mengetahui bagaimana pelayanan yang
Setelah
diberikan
pergantian
pegawai
kepada
pemohon
maka beberapa hal dibenahi
adanya
rotasi
pimpinan
jabatan
maka
dan
pemohon
perijinan. Hasilnya menunjukkan bahwa
perijinan diberikan kuesioner dan hasilnya
tingkat
adalah sebagai berikut :
kepuasan
pemohon
perijinan
Tabel Tabel12 DescriptiveStatistics Statistics Descriptive NN
Minimum Minimum
Maximum Maximum
Mean Mean
Std.Deviation Deviation Std.
bt4 bt3
100 100
1.00 2.00
6.00 7.00
4.8700 4.9300
1.31545 1.39447
at3 at4
100 100 100 100
1.00 1.00
7.00 7.00
5.2200 5.0100
1.15102 1.29096
Valid N (listwise) Valid N (listwise)
Sumber Datasekunder sekunderdiolah diolah Sumber::Data Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
Tabel diatas menunjukkan bahwa kepuasan
pemohon
perijinan
2.
terhadap
Ketepatan Pelaksanaan Dengan Jam Kerja Pelayanan
keadilan dalam mendapatkan pelayanan
Maksud
ketepatan
mempunyai rata-rata sebesar 4.93 lebih
dengan
kecil dibandingkan setelah terjadi rotasi
ketepatan pemohon perijinan untuk dilayani
jabatan pada pegawai front desk dan
pegawai front desk. Seperti diketahui
pergantian pimpinan sebesar 5.22. Hal ini
seringkali
berarti
dalam melayani masyarakat kurang sesuai
kondisi
keadilan
dalam
jam
kerja
pelaksanaan
pelayanan
pelaksanaan
adalah
petugas
publik
mendapatkan pelayanan setelah terjadi
dengan waktu
rotasi jabatan pada pegawai front desk dan
dimana seringkali kantor pelayanan telah
pergantian
baik
dibuka namun petugas belum beroperasi
dibandingkan sebelum terjadi rotasi jabatan
sesuai jam pelayanan yang tertera. Jika hal
pada pegawai front desk dan pergantian
tersebut terjadi maka pelayanan tidak
pimpinan. Dengan efektifnya nomor antrian
efektif karena dengan kurangnya petugas
setelah
atau
pimpinan
pergantian
lebih
pimpinan
maka
tidak
yang telah ditentukan,
komplitnya
petugas
yang
pemohon perijinan merasakan bahwa hal
melayani maka akan membuat urutan
tersebut menjadikan adanya keadilan dalam
pelayanan menjadi tidak seimbang. Dalam
mendapat pelayanan, namun demikian ada
penelitian ini jam kerja BPPT dalam
beberapa pemohon perijinan yang masih
melayani pemohon perijinan pada hari
merasakan bahwa ada beberapa pegawai
Senin hingga Kamis dimulai pukul 08.00 –
yang
14.00 WIB sedangkan hari Jumat dimulai
mengistimewakan
orang
yang
dikenalnya meskipun menurut beberapa
pukul 08.00 – 11.00 WIB.
pemohon perijinan merasakan hal tersebut adalah wajar karena jika kita bertemu
Tabel diatas menunjukkan bahwa
dengan teman, tetangga ataupun kerabat
kepuasan
maka pastinya juga akan memberikan
ketepatan pelaksanaan dengan jam kerja
pelayanan yang lebih. Standar deviasi
pelayanan mempunyai rata-rata sebesar
keadilan dalam mendapatkan pelayanan
4.87 lebih kecil dibandingkan setelah
sebelum terjadi rotasi jabatan pada pegawai
terjadi rotasi jabatan pada pegawai front
front desk dan pergantian pimpinan sebesar
desk dan pergantian pimpinan sebesar 5.01.
1.39447 sedangkan standar deviasi setelah
Hal ini berarti ketepatan pelaksanaan
terjadi rotasi jabatan pada pegawai front
dengan jam kerja pelayanan setelah terjadi
desk dan pergantian pimpinan sebesar
rotasi jabatan pada pegawai front desk dan
1.15102.
pergantian
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
pemohon
perijinan
pimpinan
lebih
terhadap
baik
Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
dibandingkan sebelum terjadi rotasi jabatan
3. Kecepatan pelayanan
pada pegawai front desk dan pergantian pimpinan.
Dengan
disiplinnya
pelayanan ini adalah kecepatan pegawai
pimpinan yang baru membuat pegawai
dalam melayani pemohon perijinan. Kita
BPPT Kota Semarang khususnya pegawai
tahu bahwa pegawai pelayanan publik
front
dalam
desk
yang
lebih
Yang dimaksud dengan kecepatan
melayani
pemohon
melayani
masyarakat
seringkali
perijinan dituntut lebih maksimal dalam
kurang sepenuh hati, hal ini berbeda
jam kerja. Meskipun ada sebagian kecil
dengan
pemohon
masih
memberikan
karena
konsumennya. Kurangnya kecepatan yang
perijinan
mengeluhkan
soal
yang
waktu
ini
pelaksanaan yang seharusnya dimulai pukul
perusahaan
diberikan
swasta
pelayanan
pegawai
yang
jasa
kepada
pelayanan
publik
Tabel 3 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
bt5
100
1.00
7.00
4.9800
1.45630
at5
100
1.00
7.00
5.0700
1.47199
Valid N (listwise)
100
08.00 dimana pegawai seharusnya sudah
dikarenakan
banyaknya
siap melayani namun oleh pegawai waktu
sudah berusia lanjut dan kurang tanggap
tersebut masih harus dimundurkan untuk
dalam teknologi yang dalam hal ini adalah
menghidupkan komputer sehingga butuh
kurang mahirnya dalam mengoperasikan
beberapa saat pemohon perijinan untuk
komputer. Dengan kecepatan pelayanan
menunggu.
besar
yang kurang maksimal tentunya akan
hal
membuat waktu penyelesaian pekerjaan
Sumber: Data sekunder diolah
pemohon
Namun perijinan
sebagian menganggap
tersebut adalah wajar. Standar deviasi
pegawai
yang
yang cukup
ketepatan pelaksanaan dengan jam kerja
panjang. perijinan
pada pegawai front desk dan pergantian
pengusaha banyak yang memiliki prinsip
pimpinan
bahwa waktu adalah uang. Fenomena ini
1.31545
sedangkan
membuat
yang
pemohon
pelayanan sebelum terjadi rotasi jabatan
sebesar
ini
Padahal notabene
banyaknya
adalah
standar deviasi setelah terjadi rotasi jabatan
yang
pemohon
pada pegawai front desk dan pergantian
perijinan yang menggunakan jasa calo saat
pimpinan sebesar 1.29096.
melakukan proses perijinan.
Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
Tabel 4 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
bt6
100
1.00
7.00
4.6400
1.64851
at6
100
1.00
7.00
4.6200
1.60668
Valid N (listwise)
100
Sumber: Data sekunder diolah Tabel diatas menunjukkan bahwa kepuasan
pemohon
perijinan
4.
terhadap
Ketepatan waktu penyelesaian dokumen dengan yang dijanjikan
kecepatan pelayanan mempunyai rata-rata
Maksud
dari
ketepatan
sebesar 4.98 lebih kecil dibandingkan
penyelesaian
setelah terjadi rotasi jabatan pada pegawai
dijanjikan adalah kesesuaian waktu yang
front desk dan pergantian pimpinan sebesar
diperlukan dalam melaksanakan proses
5.07. Hal ini berarti kecepatan pelayanan
perijinan
setelah terjadi rotasi jabatan pada pegawai
dijanjikan.
front desk dan pergantian pimpinan lebih
mengurus ijin Tanda Daftar Perusahaan
baik dibandingkan sebelum terjadi rotasi
(TDP)
jabatan pada pegawai front desk dan
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak
pergantian pimpinan. Pemohon perijinan
pendaftaran permohonan, untuk ijin Tanda
merasakan bahwa kecepatan petugas dalam
Daftar
bekerja sedikit meningkat, hal ini karena
penyelesaian selambat-lambatnya 5 (lima)
beberapa petugas yang mengoperasikan
hari kerja sejak pendaftaran permohonan,
komputer diganti dengan petugas yang
dan lain sebagainya.
usianya lebih muda dimana pegawai yang
dokumen
waktu
dengan
target
Seperti
jangka
Gudang
dengan
yang
misalnya
waktu
(TDG)
yang
telah untuk
penyelesaian
jangka
waktu
Tabel diatas menunjukkan bahwa
usianya lebih muda biasanya lebih canggih
kepuasan
dalam mengoperasikan komputer sehingga
ketepatan waktu penyelesaian dokumen
dalam melayani pemohon perijinan mereka
dengan yang dijanjikan mempunyai rata-
bisa lebih cepat. Standar deviasi kecepatan
rata sebesar 4.64 lebih kecil dibandingkan
pelayanan sebelum terjadi rotasi jabatan
setelah terjadi rotasi jabatan pada pegawai
pada pegawai front desk dan pergantian
front desk dan pergantian pimpinan sebesar
pimpinan
4.62. Hal ini berarti ketepatan waktu
sebesar
1.45630
sedangkan
pemohon
perijinan
dokumen
terhadap
standar deviasi setelah terjadi rotasi jabatan
penyelesaian
pada pegawai front desk dan pergantian
dijanjikan setelah terjadi rotasi jabatan pada
pimpinan sebesar 1.47199.
pegawai
front
desk
dengan
dan
yang
pergantian
pimpinan lebih baik dibandingkan sebelum Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
Tantri Widiastuti
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
terjadi rotasi jabatan pada pegawai front
2.
Ketepatan pelaksanaan dengan jam
desk dan pergantian pimpinan. Meskipun
kerja pelayanan setelah terjadi rotasi
dalam mengentri data pegawai lebih cepat
jabatan pada pegawai front desk dan
namun
pemohon
perijinan
pergantian
bahwa
ketepatan
waktu
dokumen
selalu
merasakan penyelesaian
mundur-tidak
lebih
baik
dibandingkan sebelum terjadi rotasi
sesuai
jabatan pada pegawai front desk dan
dengan yang dijanjikan dalam brosur. Banyak alasan yang diberikan petugas
pimpinan
pergantian pimpinan. 3.
Kecepatan pelayanan setelah terjadi
ketika dokumen perijinan belum jadi
rotasi jabatan pada pegawai front desk
seperti misalnya sistem komputer yang
dan pergantian pimpinan lebih baik
ngadat, pimpinan yang harus tandatangan
dibandingkan sebelum terjadi rotasi
tidak ditempat dan lain sebagainya. Jika
jabatan pada pegawai front desk dan
diamati dapat dikatakan bahwa hal ini
pergantian pimpinan.
berkaitan dengan sistem sehingga sebaik
4.
Ketepatan
waktu
apapun sumberdaya manusia yang ada
dokumen
namun tidak akan bisa berbuat banyak jika
setelah terjadi rotasi jabatan pada
sistem yang ada denikian adanya. Standar
pegawai front desk dan pergantian
deviasi
perijinan
pimpinan lebih baik dibandingkan
terhadap ketepatan waktu penyelesaian
sebelum terjadi rotasi jabatan pada
dokumen sebelum terjadi rotasi jabatan
pegawai front desk dan pergantian
pada pegawai front desk dan pergantian
pimpinan.
pimpinan
kepuasan
sebesar
pemohon
1.64851
dengan
penyelesaian yang
dijanjikan
sedangkan
standar deviasi setelah terjadi rotasi jabatan
Daftar Pustaka
pada pegawai front desk dan pergantian
Bappeda Semarang http://www.bappeda.semarang.go.id
pimpinan sebesar 1.60668. Kesimpulan 1.
Keadilan
dalam
mendapatkan
pelayanan setelah terjadi rotasi jabatan pada
pegawai
pergantian
front
pimpinan
desk
dan
lebih
baik
dibandingkan sebelum terjadi rotasi jabatan pada pegawai front desk dan
Djarwanto. 2000. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Parasuraman,A, Berry,L, Zeithaml, A. 1992. Perceived of service Quality As a Custumer based performance Measure: An examination of organizational barriers using an extended service quality model. Human resources management journal.
pergantian pimpinan.
Vol. 12 No. 1 Maret 2015
Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang
Ratminto & Winarsih, Septi, 2010. Manajemen Pelayanan. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta Simon Fan, C, Wei, Xiangdong, Zhang Junsen, 2005. Soft Skill, Hard Skill and the Black/White Earning Gap, Discussion Paper No. 1804, IZA, Hongkong Widiastuti, dkk. 2012. Implementasi Hard Skill dan Soft Skill Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang. Laporan Akhir. Tidak dipublikasikan. Widiastuti, dkk. 2014. Soft Skill Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Satu Pintu di Kota Semarang. Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 12 No.1 Maret 2014. Tempo, Senin 31 Januari 2011. Setyono, Jawoto Sih and Muktiali, Mohammad (2009) Analisis Pengembangan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sesuai dengan Karakteristik Perkembangan Kota Semarang. Jurnal RIPTEK, 3 (1). pp. 13-23. ISSN 1978-8320 Ratminto dan Winarsih, Atik Septi. 2010. Manejemen Pelayanan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis
Tantri Widiastuti