KUALIT AS KARKAS KAMBING KACANG DAN DOMBA GARUT DIGEMUKKAN MENGGUNAKAN PAKAN KONSENTRA T MENGANDUNG BULIR SORGUM
REHULINA GINTING
DEP ARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTASPETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMnER INFORMASI SERT A PELIMP AHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kualitas Karkas Kambing Kacang dan Domba Garut Digemukkan Menggunakan Pakan Konsentrat Mengandung Bulir Sorgum ada lah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan beillm diajllkan dalam bentllk apaplln kepada perguruan tinggi mana pun. SlImber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan mauplln tidak diterbitkan .dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut Pertanian Bogor.
~
Bogor, Mei 2015
Rehulina Ginting NIM 014100113
ABSTRAK REHULINA GINTING. Kualitas Karkas Kambing Kacang dan Domba Garut yang Digemukkan Menggunakan Pakan Mengandung Bulir Sorgum. Dibimbing oleh MUHAMAD BAlHAQI dan EDIT LESA ADITIA. Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang memiliki potensi sangat besar untuk dijadikan pakan temak kambing dan do mba. Sebanyak 6 ekor kambing kacang dan 6 ekor domba garut digemukkan dengan diberi pakan konsentrat mengandung bulir sorgum bertujuan untuk mengevaluasi kualitas karkas kambing kacang dan domba gamt. Data dianalisis menggunakan ana lisis peragarn (ANCOV A) dengan bobot awal, bobot potong dan bobot karkas kiri sebaga i covariable. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertarnbahan bobot bad an harian (PBBH) karnbing kacang lebih rendah (P<0.05) dibandingkan domba gamt. Kambing kacang pada bobot potong 17.17 kg menghasilkan persentase karkas 38.65%, komponen persentase otot karkas 62.44%, lemak karkas 10.56% dan tulang karkas 27%. Domba garut pada bobot potong 23.70 kg menghasilkan persentase karkas 40.55%, komponen persentase otot karkas 60.48%, lemak karkas 16.71 %, dan tulang karkas 22.8 1%. Persentase potongan komersial karkas bagian leg sangat nyata lebih rendah (P
ABSTRACT REHULINA GINTING. Carcass Quality of Kacang Goat and Gamt Sheep Fed with Concentrate Contain Sorghum Grain.Supervised by MUHAMAD BAIHAQI dan EDIT LESA ADITIA. Sorghum is one of cereal plant that has big potency as feed for sheep and goat. The objective of the research was to evaluate carcass quaiity of kacang goat and gamt sheep fed with concentrate contain sorghum grain. Total twelve kacang goat and gamt sheep were used for the research. Data of carcass quality were collected and analyzed by Analysis of COvariance (ANCOVA) with initial body weight, slaughter weight and half carcass from left side weight were used as co variable. Result shows that kacang goat had lower average daily gain (ADG) than gamt sheep (P<0.05). Carcass percentage of kacang goat with average slaughter weight 17.17 kg was 38.65% with percentage of lean, fat bone from carcass were 62.44%, 10,56% and 27% respectively. Whcreas carcass percentage of garut sheep with average slaughter weight 23 .70 kg was 40.55% with
percentage of lean, fat bone from carcass were 60.48%, 16.71 % and 22.81 % respectively. In addition, the data for commercial carcass cuts showed that percentage of leg cut from kacang goat was significantly lower than garut sheep (P
- - -- - --
KUALITAS KARKAS KAMBING KACANG DAN DOMBA GARUT DIGEMUKKAN MENGGUNAKAN PAKAN KONSENTRAT MENGANDUNG BULIR SORGUM
REHULINA GINTING
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk mempero leh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen I1mu Produksi da n Tekno logi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTASPETEfu~AKAN
INSTITUT PERT ANJAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi : Kualitas Karkas Kambing Kacang dan Domba Garut yang Digemukkan Menggllnakan Pakan Mengandung Konsentrat BuEr Sorgum Nama Rehulina Ginting NIM D14100I13
Disetujui oleh
i SPt MSc Pembimbing I
-
Prof Dr Ir Muladno, MSA Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
l
e MAY
2015
»
Edit Lesa Aditia, spi MSc Pembimbing II
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil disclesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 ini ialah Kualitas Karkas Kambing Kacang dan Domba Garut Digemukkan Menggunakan Pakan Konsentrat Mengandung Bulir Sorgum. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Mubamad Baihaqi, SPt MSc dan Bapak Edit Lesa Aditia, SPt MSc selaku dosen pembimbing yang telah memberi saran. Ucapan terima kasih penulis juga haturkan kepada kedua orang tua tercinta Bapak Parulian Ginting dan ibu Karti Nurmalina Sakerebau serta kakak tercinta Advcn Yohanes Ginting, Angga Imanuel Ginting, Efri Meliana dan Perlindungan Taileleu serta seluruh keluarga besar Silabu, atas segala dukungan, doa, cinta dan kasih sayangnya serta perhatian yang telah diberikan. Tidak lupa ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai yang telah membiayai kuliah dan kebutuhan selama menempuh pendidikan di lnstitut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Bapak Winarno , kakak Susi Jayanti, Pak Haer dan Pak Amir atas kerja sarna dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada keluarga Mentawai IPB, IPTP 47 dan teman-teman PMK (Persatuan Mahasiswa Kristen) yang telah mendukung dan memberikan masukan serta perhatian. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2015
Rehulina Ginting
DAFTARISI DAITAR TABEL DAIT AR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Bahan Alat Prosedur Persiapan Pemeliharaan Pemeliharaan Pemotongan Temak dan Penguraian Karkas Analisis Data Peubah yang Diamati HASIL DAN PEMBAHASAN Perfonna Produksi Karakteristik Karkas Bobot Potong dan Bobot Tubuh Kosong Bobot dan Persentase Karkas Bobot Karkas Dingin dan Penyusutan Karkas Komposisi Jaringan Bobot dan Persentase Otot Karkas Bobot dan Persentase Lemak Karkas Bobot dan Persentase Tulang Karkas Distribusi Komponen Jaringan Karkas pada Potongan Komersial Distribusi Otot pad a Potongan Komersial Karkas Distribusi Lemak pada Porongan Komersial Karkas Distribusi Tulang pad a Potongan Komersial Karkas SIMPULAN DAN SARAN SIMP ULAN SARAN DAITARPUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
XII XII
1 1
2 2
2 2 2 3 3 3 3
3 4 4
5 5 6 6 7 7
8 8
9 9 9 10 10
12 12 12
12 12 15 17
DAFTAR TABEL 1 2 3 4
5 6
Komposisi bah an ransum penelitian Kandungan nutrisi pakan penelitian Rataan performa produksi kambing kacang dan domba garut Rataan bobot potong dan bobot tubuh kosong serta bobot dan persentase karkas serta karkas ding in kambing kacang dan domba garut Komposisi jaringan karkas pada potongan karkas sebelah kiri kambing kacang dan domba garut Rataan komponen jaringan karkas potongan komersial karkas sebelah kiri domba garut dan kambing kacang
2 2 5 6
8 II
DAFTAR LAMPIRAN 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II 12 13 14 IS
Hasil analisis peragam bobot potong Hasil analisis peragam bobot tubuh kosong Hasil analisis peragam bobot karkas Hasil analisis peragam persentase karkas (% bobot potong) Hasil anali sis peragam bobot karkas kiri Hasil analisis peragam otot pada karkas kiri Hasil ana lisis peragam lemak pada karkas kiri Hasil analisis peragam tulang pada karkas kiri Hasil ana lisis peragam persentase potongan komersial shollider Hasil analisis peragam persentase potongan komersial rack Hasil analisis peragam persentase potongan komersialloin Hasil analis is peragam persentase potongan komersialleg Hasil analisis peragam persentase potongan komersial breast Hasil am:lisis peragam persentase potongan komersialflank Hasil analisis peragam persentase potongan komersial shank
-----------------------
---
15 IS IS IS IS IS
16 16 16 16 16 16 17 17 17
PENDAHULUAN Latar Belakang Kambing kacang dan domba garut merupakan komoditi ternak penghasil daging. Karkas adalah bagian dari tubuh kambing atau domba sehat yang telah disembelih secara halal sesuai dengan CACIGL 24-1997, telah dikuliti, dikeluarkan jeroan, dipisahkan kepala dan kaki mulai dari tarsus/karpus kebawah, organ reproduksi, ambing dan ekor serta lernak yang berlebih (Badan Standardisasi Nasional Indonesia 2008). Kualitas karkas adalah nilai yang diperoleh dari temak meliputi karkas dan jurnlah komponen karkas yang dihasiIkan. Faktor yang mempengaruhi komposisi dan kualitas karkas adalah genetik, fisiologi, nutrisi, umur, berat hidup dan kadar laju pertumbuhan (Soeparno 2005). Persentase karkas merupakan satuan penilaian untuk mengetahui besamya bobot karkas dari bobot hid up yang diperoleh setelah temak dipotong. Besamya persentase karkas dipengaruhi oleh bobot karkas, bobot dan kondisi temak, bangsa, ransum, umur, jenis kelamin, dan bobot proporsi non karkas (Devendra 1983). Baihaqi dan Hennan (2012) menyatakan persentase karkas domba ekor gemuk dan domba garut mempunyai nilai sarna dipotong pada bobot 40 kg dengan nilai persentase karkas mencapai 53%-55%. Sorgum rnerupakan salah satu tanaman serealia yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi seperti kandungan protein dan unsur-unsur nutrisi penting laiunya sehingga dapat digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan temak (Balai Penelitian Serealia 2013). Keunggulan sorgurn yaitu dapat ditanam pad a tanah marginal, tahan kering, waktu panen lebih singkat (Sirappa 2003). Supriyanto (2011b) da/am Wibowo (2012) menyatakan bahwa sorgum dapat digunakan sebagai pakan sapi perah dan pedagirlg serta karnbing dalam bentuk hijauan atau silase. Pemberian pakan sorgum meningkatkan produksi susu 10%15% sedangkan untuk pedaging meningkatkan pertarnbahan bobot badan 0.9-1.6 kg harr'. Pemberian sorgum dalam bentuk bulir masih jarang ditemukan Iiteratumya khususnya untuk temak lokal. Penggunaan pakan konsentrat yang mengandung bulir sorgum sebagai pakan kambing kacang dan domba garut dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan respon yang baik terhadap pertan1bahan bobot badan selama periode penggemukan dan menillgkatkan kualitas karkas kambing kacang dan domba garut. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas karkas kambing kacang dan domba garut yang digemukkan dengan menggunakan pakan konsentrat yang mengandung bulir sorgum.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada domba gamt dan kambing kacang lepas sapih. Pakan yang diberikan yaitu campuran hijauan dan konsentrat yang mengandung bulir sorgum sebanyak 20%.
METODE Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 20 14. Lokasi pemeliharaan kambing kacang dan do mba garut dilakukan di Laboratorium Lapang Ilrnu Produksi Temak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Petemakan Institut Pertanian Bogor.
Bahan
Temak yang digunakan dalarn penelitian ini sebanyak 12 ekor yang terdiri dari 6 ekor kambing kacang dan 6 ekor domba garut berjenis kelamin jantan dan berumur ± 6 bulan, dengan rata-rata bobot badan awal kambing kacang dan domba gamt sebesar 11.33 kg dan 13.83 kg. Komposisi bahan pakan ransum disajikan pad a Tabel 1. Tabel 1 Komposisi bahan ransum penelitian % No. Bahan 1
G~~
2 3 4 5 6 7
Bungkil Kedelai Bungkil Kelapa Tetes Dedak Halus Jagung Sorgum Total
6
11 12 5 6 40 20 100
Kandungan nutrisi konsentrat yang mengandung bulir sorgum dan hij auan disajikan pad a Tabel 2. Tabel 2 Kandungan nutrisi pakan konsentrat penelitian Jeni s Pakan Konsentrat* Hij auan**
BK 87.00 18.22
Abu 3.77 7.65
PK 22.07 8.94
LK 3.41 2.34
SK 4.02 27.28
BETa-N 66.72 53.79
TDN 87.43 43.88
Keteran gan:· Hasil ana lisis proksimatlaboratorium IImu Nutrisi dan Teknologi Pakan (2013) •• Hasil analisis proksimat Harahap (2009)
3
Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Perala tan lain yang digunakan adalah timbangan duduk dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 20 g untuk menimbang pakan dan sisa pakan, timbangan gantung dengan kapasitas 50 kg untuk menimbang bobot badan kambing kacang dan domba garut, obat mata, obat cacing dan vitamin, pisau, chiller, kertas label, plastik, timbangan digital untuk menimbang potongan karkas, bonesaw, alat tulis, dan kamera.
Prosedur Persiapan Pemeliharaan Persiapan pemeliharaan meliputi persiapan kandang dan peralatan, pakan dan obat-obatan. Kambing kacang dan domba garut yang baru datang dimasukkan ke dalam kandang koloni, selanjutnya temak dibiarkan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan penelitian dan pakan hingga domba dan kambing terbiasa terhadap pakan yang diberikan dan lingkungan sekitar. Adaptasi pakan dan lingkungan dilakukan selama 2 minggu. Kambing kacang dan do mba garut sebelum dimasukkan ke dalam kandang penggemukkan terlebih dahulu diberi vitamin dan obat mat a kemudian dikandangkan secara individu. Pemcliharaan Pelaksanaan pemeliharaan diawali dengan penimbangan bobot bad an yang bertujuan untuk memperoleh bobot badan awal kambing kacang dan domba garut. Pemeliharaan dilakukan selama 105 hari secara intensif. Pakan konsentrat diberikan pada pagi hari sebanyak 500 g eko(1 yang dicampur dengan molases sebanyak 250 g ekor- I . Hijauan diberikan siang hari I kg eko(1 dan sore hari I kg ekor- I . Pemberian pakan dihitung berdasarkan bahan kering (70% konsentrat dan 30% hijauan). Air minum diberikan ad libitum. Penimbangan sisa pakan dilakukan setiap pagi hari dan penimbangan bobot badan knmbing dan domba dilakukan 2 minggu sekali. Pcmotongan Ternak dan Pcnguraian Karkas Proses penyembelihan dilakukan secara halal dengan memo tong leher dekat tulang rahang bawah, sampai semua pembuluh darah, esophagus dan trachea terpotong untuk mendapatkan pendarahan yang sempuma. Darah yang keluar ditampung. Setelah itu dilakukan pemotongan kepaJa dan keempat kaki, selanjutnya digantung pada tendo achile kaki bagian belakang, lalu dilakukan pengulitan dan pengeluaran jeroan. Karkas segar ditimbang dan disimpan ke dalam chiller (0-4 0c) selama ±16 jam. Karkas dingin kemudian ditimbang dail dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas kiri dan bnan Juju ditimbang. Karkas bagian kiri sebagai bobot setengah karkas kemudian dipotong menjadi tujuh potongan komersial yang mengacu pada SNI (2008), yang meliputi balm (shoulder) , perut dada (breast), rusuk dada (ra ck) ,
4
pmggang (loin), lipatan paha (flank), paha (leg) dan kaki depan (shank) dan masing-masing potongan ditimbaog. Potongan komersial masing-masing dipisahkan antara otot, lemak dan tulang ditimbang. Analisa Data Data dianilisis menggunakan Analysis of Covariance (ANCOVA). Bobot awal dijadikan sebagai co variable untuk data bobot akhir, PBBH dan bobot potong. Bobot potong dijadikan covariable untuk data bobot tubuh kosong dan bobot dingin, bobot dan persentase karkas serta penY1.lsutan karkas . Bobot karkas kiri dijadikan covariable 1.lntuk data komposisi jaringan karkas (otot, lemak dan tulang) dan data potongan komersial. Model matematika menurut Myers dan Milton (1991) sebagai berikut:
Keterangan:
Y ij
: Nilai peubah respon p.d. perl.kuan ke-i observasi ke-j, (i~
1,2 ...... ;
j~
1,2 .... 11;)
: Nilai tengah : Nilai covariate pada observasi yang bersesuaian dengan Y ~
P
: Pengaruh perlakuan ke-i : Koefisien regresi tinier
n;
: Banyakny. k.tegori pad. perl.kuan : Banyaknya ulangan pad a kategori ke-i
T;
: Random eror
Peubah yang Diamati I. Bobot awal adalah bobot temak sebelnm dilakukan penggemukan. 2. Bobot akhir adalah bobot temak setelah selesai diJakukan penggemukan. 3. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) adalah bobot badan akhir dikurangi dengan bobot badan awal dibagi dengan lama penggemukan. 4. Bobot potong adalah bobot temak sebelum dipotong dan dipuasakan selama 12 jam. S. Bobot t1.lbuh kosong adaiah bobot potong dikurangi dengan isi saluraa pencemaan. 6. Bobot Karkas Dingin dan Persentase Penyusutan Karkas. Bobot karkas dingin adalah bobot karkas ditimbang yang sudah dilak:ukan pclayuan pada suhu 0-4 °c selama ± 16 jam. Perscntase penyusutan diperoleh dengan menghitung bobot karkas panas dikurangi bobot karkas dingin dibagi dengan bobot hrkas panas dikali 100%. 7. Bobot dan Persentase karkas. Bobot karkas adalah bobot yang sudah dipisahkan dari kepala, keempat kaki, kulit, darah, dan jeroan. Persentase bobot karkaslbobot potong dihit1.lng dengan membagi bobot karkas dengan bobot potong kemudian dikali 100%. Persentase bobot karkaslbobot tubuh kosong dihitur.g dengan membagi bobot karkas dengan bobot tubuh kosong kemudian dikali 100%. 8. Bobot dan Persentase Komposisi Jaringan Karkas. Bobot komposisi jaringan karkas terdiri dari daging, lemak dan tulang, diperoleh dengan menjumlahkan masing-masing distrib1.lsi jaringan karkas dari tiap-tiap potongan komersial. Persentase komposisi jaringan karkas diperoleh dengan
menghitung masing-masing bobot jaringan karkas dibagi dengan bobot total jaringan karkas dikalikan 100%. 9. Bobot dan Persentase Komposisi Potongan Komersial Karkas. Bobot potongan komersial diperoleh dengan cara memo tong karkas kambing dan domba yang terbagi menjadi tujuh bagian yaitu shoulder, rack, loin, leg, flank. breast dan shank depan kemudian masing-masing bagian ditimbang. Bobot komposisi jaringan karkas pada penelitian ini adalah bobot otot, lemak dan tulang yang sudah dipisahkan dari masing-masing potongan komersial karkas. Persentase jaringan karkas komersial diperoleh dari bobot setiap jaringan karkas dibagi dengan bobot total potongan komersia l kemudian dikalikan 100%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Performa Produksi Rataan perfonna produksi seperti bobot awal, bobot akhir, PBBH pad a kambing kacang dan domba gamt selama pemeliharaan disajikan pad a Tabel 3. Pertambahan bobot bad an temak merupakan indikator untuk mengetahui terjadinya perubahan bobot bad an, bentuk dan komposisi tubuh (Soepamo 2005). Tabel 3 Rataan perfonna produksi kambing kaeang dan domba gamt Spesies Parameter Bobot Badan Awal (kg) Bobot Badan Akhir (kg) PBBH(g ekor -I harr')
Kambing Kacang 11.33±1.03 17.20±2.62 55.87±20.13b
Domba Garut 13.~G± I.72
23.67±2.25 93.65±15 .84a
Kelerangan: angka-angka pada baris yang sarna dan diikuti oleh huruf keci l berbeda nyala (P
Hasil analisis peragam menunjukkan bahwa kambing kaeang memiliki pertambahan bobot badan harian (PBBH) lebih rendah (P<0.05) dibandingkan dengan domba garut. Rataan pertambahan bobot badan harian (PBBH) kambing kacang pada penelitian ini adalah 55.87 g eko(1 hari· l , sedangkan pada domba garut sebesar 93.65 g ekOJ·- 1 harr l , hasil ini didukung oleh penelitian Khidir et al. (i 998) bahwa rataan pertumbuhan hobot badan harian kambing padang pasir sudan lebih rendah dibandingkan domba padang pasir sudan. Hasil berbeda diperoleh Rahayu et al. (2011) PBBH do mba garut lebih tinggi yaitu 132 g eko(1 hari-I dibandingkan dengan domba gamt penelitian ini (Tabel 3). Perbedaan hasil yang diperoleh pad a penelitian ini karena domba gamt masih berusia muda atau belum dewasa kelamin. Faktor yang mempengaruhi tingginya PBBH domba garut pad a penelitian ini adalah bangsa dan konsumsi pakan selama penggemukan. Domba garut merupakan bangsa ternak yang memiliki kcrangka tubuh besar sehingga memiliki pertambahan bobot badan yang tinggi dibandingkan bangsa ternak keeil, selai n itu tingginya konsumsi pakan konsentrat dapat meningkatbn pertambahan bobot
6
badan do mba garut. Konsentrat memililci beberapa keunggulan yaitu kandungan protein kasar yang tinggi sehingga akan meningkatkan pertambahan bobot badan harian (Tabel 2). Penelitian ini didukung oleh pemyataan Soeparno (2005) bahwa bangsa ternak yang besar akan lahir lebih berat, tumbuh lebih cepat dan lebih berat pada saat mencapai kedewasaan dari pada bangsa temak yang kecil, selain itu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seekor ternak adalah konsumsi protein dan energi yang lebih tinggi.
Karakteristik Karkas
Karkas adalah bag ian tubuh ternak yang sudah dipisahkan dari kepala, darah, keempat kaki bag ian bawah, kulit, ekor dan jeroan (Lawrie 2003). Karakteristik karkas yang diamati pad a penelitian ini adalah bobot potong, bobot tubuh kosong, bobot dan persentase karkas serta bobot karkas dingin dapat dilihat pada Tabel4. Tabel 4 Rataan bobot potong, bobot tubuh kosong, bobot dan persentase karkas, bobot karkas dingin dan persentase penyusutan karkas kambing kacang dan domba garut Spesies Parameter Kambing Kacang Domba Garut 17.17±2.75 23.70± 2.41 Bobot Potong (kg)* 13.25±2.64 Bobot Tubuh Kosong (kg)** IS.56±1.83 Bobot Karkas (kg) H 6.70±1.54 9.58±0.70 Bobot Karkas Dingin (kg) ** 6.39±1 .52 9.29±0.73 Persentase Penyusutan Karkas (%)** 4.82±1.35 2.75±9.12 40.55±2.33 Persentase karkaslBobot Potong (%)** 38.65±3.61 Persentase karkas/Bobot Tubuh Kosong (%)** 50.28±2.47 S1.73±1.9S Keterangan: ' Data dikoreksi berdasarkan rata-rata babot awal 12.58 kg. "Data dikoreksi berdasarkan rata-rata bobot potong 20.14 kg.
Bobot Po tong dan Bobot Tubuh Kosong Hasil analisis peragam menunjukkan bahwa bobot potong kambing kacang dan domba garut adalah sam3. Rataan bobot potong kambing kacang dan domba garut yang diperoleh adalah 17.17 kg dan 23.70 kg. Hasil penelitian didukung oleh pernyataan Musahidin (2006) bahwa kambing kacang dan domba lokal pada umur yang sama memiliki bobot potong yang sama. Persamaan bobot potong kambing kacang dan domba garut pad a penelitian ini dipengaruhi oleh adanya persamaan umur. Umur berpengaruh terhadap bobol po tong karena semakin bertambah umur ternak maka semakin besar bobol potong yang diperoleh (Yurmiati 1991). Hasil analisis peragam menunjukkan bahwa bobot lubuh kosong kambing kacang dan domba garul adalah sama, hal ini disebabkan karena bobol potong yang diperoleh sama (Tabel 4). Hasil ini didukung oleh pendapal Meiaro (200S) bahwa lingginya bobol po long berkorelasi posilif dengan bobol lubuh kosong, demikian juga sebaliknya. Rataan bobol lubuh kosong kambing kacang dan domba garul berturut-lurut adalah 13.25 kg dan 18.56 kg. Has il ini berbeda dengan hasil dari penelilian Pulra
7
(2012) bahwa domba gamt dengan bobot potong 37.65 kg menghasilkan bobot tubuh kosong sebesar 29.14 kg, hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan do mba gamt hasil penelitian ini (Tabel 4). Hasil ini juga berbeda dengan hasil penelitian Septiani (2014) bahwa kambing kacang dengan bobot potong 9.23 kg memperoleh bobot tubuh kosong sebesar 6.92 kg, hal tersebut lebih rendah dibandingkan kambing kacang pad a penelitian ini. Perbedaan tinggi rendahnya bobot tubuh kosong dipengamhi oleh bobot potong, dengan demikian semakin tinggi bobot tubuh kosong maka bobot potong juga semakin tinggi begitu juga seba liknya. Bobot dan Persentase Karkas Hasil analisis peragam menunjukkan bahwa bobot dan persentase karkas kambing kacang dan domba garut adalah' sarna. Rataan bobot karkas kambing kacang dan domba gamt adalah 6.70 kg dan 9.58 kg. Persentase karkas berdasarkan bobot potong dan bobot tubuh kosong sebesar 38.65% dan 50.28% pada karnbing kacang dan 40.55% dan 51.73% pad a domba gam!. Hasil ini didukung oleh penelitian Septiani (2014) bahwa bangsa yang berbeda yaitu karnbing kacang dan karnbing PE pada umur lepas sapih memiliki bobot dan persentase karkas yang sarna. Sumardianto (2013) juga menyatakan bahwa kambing kacang dan kambing PE yang dipotong pada umur I tahun tidak memiliki perbedaan persentase karkas. Pendapat yang sarna menyatakan bahwa domba gamt dan domba ekor gemuk yang dipotong pada bobot potong yang sarna yaitu 25 kg tidak menunjukkan adanya perbedaan persentase karkas (Herman 2005). Faktor yang mempengaruhi persamaan bobot dan persentase karkas kambing kacang dan domba pada penelitian ini adalah umur dan bobot potong yang sarna. Hal ini sesuai dengan pendapat Speedy (1980) bahwa bertambahnya umur dan bobot hidup ternak maka bobot karkas juga akan semakin bertambah. Soeparno (1994) juga menyatakan bahwa bobot potong yang tinggi menghasilkan karkas yang semakin tinggi. Herman (1993) menyatakan bahwa dengan meningkatnya bobot potong pada do mba priangan dan ekor gemuk maka persentase karkas juga akan meningkat. Persentase karkas dipengamhi oleh bobot karkas, bobot temak, kondisi, bangsa temak, proporsi bagian non karkas, ransum yang diberikan, dan cara pemotongan (Berg dan Butterfield 1976). Bobot Karkas Dingin dan Persentase Penyusutan Karkas Hasil analisis peragam menunjukkan bahwa Dobot karkas dingin dan persentase penyusutan karkas kambing kacang dan domba garut ada lah sarna. Rataan bobot karkas dingin kambing kacang dan domba gamt adalah 6.39 kg dan 9.29 kg. Rataan persentase penyusutan karkas kambing kacang dan do mba garut adalah 4.82% dan 2.75%. Faktor yang mempengamhi bobot karkas dingin kambing kacang dan domba garut dalam penelitian ini adalah bobot potong dan bobot karkas yang sarna. Hasil pada penelitian ini berbeda dengan penelitian Khidir e/ al. (1998) ya itu karnbing dan domba padang pasir sudan pad a bobot potong 35 kg menghasilkan bobo! karkas dingin sebesar 16 kg - 17 kg. Bobot karkas dingin tersebut menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan bobot karkas dingin
8
pada penelitian ini, hal ini disebabkan karena bobot potong yang diperoleh pad a penelitian ini lebih kecil dibandingkan penelitian Khidir et at. (1998). Penelitian Sunarlim (2001) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu domba lokal dengan bobot potong 24 kg - 28 kg menghasilkan persentase penyusutan karkas sebesar 3.60%. Persentase penyusutan karkas tersebut menunjukkan hasil lebih tinggi dibandingkan persentase penyusutan domba garut pada penelitian ini. Penyusutan karkas disebabkan oleh pemotongan kurang dari 2% menunjukkan ketelitian yang tinggi (Herman 2004) Komposisi Jaringan Karkas Komposisi jaringan karkas terdiri dan otot, lemak dan tulang. Hasil anal isis peragam menunjukkan bahwa bobot komponen dan persentase otot, lemak dan tulang kambing kacang dan domba garut sarna. Rataan bobot dan persentase komposisi karkas pada potongan sebelah kiri kambing kacang dan domba garut disajikan pada TabelS. Tabel S Komposisi jaringan karkas pada potongan karkas sebelah kiri kambing kacang dan domba garut Spesies Parameter Kambing Kacang Domba Garut (kg) 2.77± 0.29 1.99± 0.S4 Otot 0.34±0.12 0.77± 0.23 Lemak 1.04±0.09 0.84± O.IS Tulang
(%) Otot Lemak Tulang
62.44±3.44 10.S6±2.24 27.00±3.82
60.48±3 .IS 16.71±3.81 22.81±2.40
Keterangan: Data dikoreksi berdasarkan rata-rata babot karkss kiri 3.87 kg.
Bobot dan Persen tase Otot Karkas Hasil analisis peragam menunjukkan bahwa bobot dm persentase otot kambing kacang dan domba garut adalah sarna. Rataan bobot otot karkas kambing kacang dan do mba gamt adalah 1.99 kg dan 2.77 kg. Rataan persentase otot karkas kambing kacang dan domba garut adalah 62.44% dan 60.48%. Khidir et al. (1998) berpendapat bahwa kambing dan domba padang pasir sudan yang dipotcng pada umur 6 bulan memiliki bobot otot yang sarna. Septiani (2014) melaporkan bahwa kambing kacang dan kambing PE yang dipotong pad a umur lepas sapih juga tidak menunjukkan perbedaan bobot dan pt:rsentase karkas. Sumardianto (2013) ll1enyatakan bahwa kambing kacang dan kambing PE yang dipotong pada umur 1 tahun menunjukkan persentase otot yang tidak berbeda nyata. Persamaan bobot dan persentase otot karkas kambing kacang dan domba garut pad a penelitian disebabkan karena bobot karkas yang diperoleh tidak berbeda atau sarna (Tabel 4). Hal ini didukung oleh pernyataan Kempster et al. (1987) bahwa komponen karkas mempunyai korelasi positif terhadap bobot karkas domba .
.
----
9
Bobot dan Persentase Lemak Karkas Hasil analisis peragam menunjukkan bahwa bobot dan persentase lemak kambing kacang dan do mba garut adalah sarna, hal ini disebabkan karena bobot potong dan karkas yang diperoleh juga sarna (Tabel 4). Zubir et al. (20 II), menyatakan bahwa depot lemak tubuh meningkat seiring dengan peningkatan bobot karkas dan bobot potong. Rataan bobot lemak kambing kacang dan domba garut adalah 0.34 kg dan 0.77 kg, dengan persentase lemak kambing kacang diperoleh sebesar 10.56% dan domba garut sebesar 16 .7 1%. Baihaqi dan Herman (2012) menyatakan bahwa domba garut dan do mba eko r tipis yang dipotong pada bobot yang sarna yaitu 32.5 kg juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pad a bobot lemak. Sunarlim (2005) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata pad a persentase lemak kambing kacang dan do mba lokal. Penelitian Hem13n (2004) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu do mba garut dengan bobot potong 32.75 kg - 40.25 kg menghasiikan persentase lemak 26.83%. Persentase lemak tersebut menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan persentase lema..1c domba garut hasil penelitian. Hasil berbeda juga diperoleh pada penelitian Sumardianto (2013) menggunakan kambing kacang umur I tahun menghasilkan persentase karkas sebesar 9.70%, hasil tersebut lebih rendah dibandingkan persentase lemak kambing kacang hasi l penelitian. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perlemakan karkas adalah komposisi pakan yang diberikan dan genetik (Soeparno 1994). Bobot dan Perscntase Tulang Karkas Hasil analisis peragam menunjukkan bahwa bobot dan persentase tulang kambing kacang dan domba garut adalah sarna. Rataan bobot tulang kambing kacang domba garut sebesar 0.84 kg dan 1.04 kg . Rataan persentase kambing kacang dan domba garut adalah sarna sebesar 27.00% dan 22.81 % . Hasi! penelitian ini menunjukkan nilai bobot rulang yang berbeda dengan penelitian Usmiati (2008) bahwa kambing dan do mba lokal dengan umur kurang dari 2 tahun memperoleh bobot tulang sebesar 1.20 kg dan i.38 kg, niiai tersebut menunjukkan bobot tulang lebih tinggi dibandingkan bobot tulang pada penelitian ini. Perbedaan hasil yang diperoleh Usmiati (2008) disebabkan temak yang digunakan berumur kurang dari 2 tahun sedangkan temak yang digunakan pad a penelitian bemmur ± 6 bulan. Perbedaan umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bobot dan persentase tulang. Hal tersebut didukung oleh Soepamo (2005) bahwa perbed aan bobot tulang dipengamhi o leh umur, jenis kelamin dan pakan.
Distl'ibusi Komponen Jaringan Karkas Pada Potongan Komersial Data hasil penelitian bobot potongan komersial bagian karkas sebelah kiri yang dipotong menjadi 7 bagian yaitu shoulder, rack, lain, leg, flank, breast dan shank depan (BSNI 2008) disajikan pada Tabel 6. Hasil analisis peragam menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bobot karkas sebelah kiri kambing kacang dan domba garu!. Rataan bobot karkils sebelah kiri kambing kacang dan domba garut sebesar 3.22 kg dan 4.65 kg.
:
10
Hasil analisis peragam menunjukkan bahwa kambing kacang memiliki bobot potongan komersial karkas bagian leg yang sangat nyata lebih rendah (P
II
potongan komersial bagian leg, disebabkan karena leg lebih besar dibandingkan potongan lainnya dan juga leg merupakan bagian yang berkembang paling cepat sehingga penimbunan lemak lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian Rachman (2010) yang menyatakan rataan bobot lemak tertinggi pada domba lokal bersal dari paha (leg) sebesar 36.S g. Tabel 6 Rataan komponen jaringan karkas potongan komersial karkas sebelah kiri domba garut dan kambing kacang Spesies ambing Domba Garut Kambing Domba Garut Peubah acang Kacang (kg) (%) Karkas Kiri 3.22±0.77 4.65±OA5 Shoulder 0.S7±0.27 1.29±0.2l 26.69±2.80b 27.55±2.15a Otot 0.78±0.12 16.77±5.52B 0.54±0.IS 16.79±2.63A Lemak 0.19±0.08 2.87±1.2 1 0.09±0.04 4.04± 1.64 Tulang 0.24±0.09 0.32±0.06 7.54±2.73A 6.81±1.l9B Rack O.24±0.07 OAO±O.07 7.50±0.58 S.51±0.83 Otot 0.22± 0.03 4.65±0.64A 0.13±0.05 3.99±1.43B Lemak 0.07±0.03 1.54±0.66 0.79±0.32 0.03±0.01 Tulang 0.11±0.03 0.08±0.02 2.62±0.54A 2.31±0.56B Loin 8.66±0.65 7.95±1.09 0.37±0.06 0.2S±0.08 Otot 4.80±0.60 4.92±2.20 0.22±0.03 0.16±0.07 Lemak 0.03±0.02 1.60±0.87 1.07±0.53 0.07 ±O.04 Tulang 2.1 4±0.38A 1.52±0.14B 0.07 ±0.01 0.07±0.01 Leg 31.88±1.2B 34.02±2.22A 1.57±0.07A 1.02±0.2IB Otot 0.71±0.19 2 1.97±5.8A 21.95± 1. 78B 1.02±0.08 Lemak 4A4±1.07 2.1 1±0.86 0.21±0.05a 0.07±0.03b Tulang 0.26± 0.03 7. 18± 1.10 7.97±0.83 0.33±0.05 Flank 3.68±OA9 3.28±0.53 0.17±0.03 0.10±0.03 Otot 0.07±0.02 2.00±0.38b 2.11±0.74a 0.09±0.02 Lemak 0.03±0.01 1.08±0.27 1.1 8±0.76 0.05 ±0.04 Tulang Breast 0.33±0.09 10.23±OA5 10.51±0.5 1 0.49±0.05 Otot 5.03±0.73 O.l6±O.06 5.1 4±1.9l 0.23±0.03 Lemak 3.00±0.62 0.06±0.02b 1.75±0.60 0.14±0.03a Tulang 0.08±O.02 2.3 1±0.20B 2.53±0.55A 0.11±0.01 Shank 7.70±2.52 0.36±0.06 11.58±2.11 0.36±0.12 Otot 0.23±0.05 4A6±1.69B 7. 17±1.33A 0.21 ±0.08 Lemak 0.03±0.03 0.04±0.02 1.02±0.79 0.83±OAI Tulang 0.11±0.02 0.11±0.01 3.32±0.37a 2.28±OA4b Keterangan: angka-angka pad a baris yang sarna dan diikuti oleh hurufkeci l menunjukkan berbeda nyata (P
Casey (2005) menyatakan bahwa kambing umumnya memiliki karkas yang lebih rendah dengan lemak yang sedikit dibandingkan dengan domba pada umur
:
dan jerus kelamin yang sarna. Perkembangan lemak pad a karnbing sangat lambat dan akan naik apabila sudah mencapai bobot tubuh dewasa. Distribusi Tulang pada Potongan Komersial Karkas Hasil analisis peragarn menunjukkan bahwa persentase distribusi tulang potongan komersial bagian shoulder, rack dan breast sangat nyata lebih tinggi (P
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Pemberian pakan konsentrat mengandung bulir sorgum dengan komposisi yang sarna tidak mennnjulclcan perbedaan karkas dan komponen karkas antara kambing kacang dan domba garut. Bobot dan persentase potongan komersial karkas antara kedua jenis ternak tersebut juga iidak menunjukkan perbedaan, kecuali pada potongan komersial bagian leg domba gamt mempunyai bobot dan persentase yang sangat tinggi dibandingkan kambing kacang.
SARAN
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh perbedaan umur (umur mud a dan dewasa kelamin) terhadap kualitas karkas yang meliputi bobot dan komponen karkas.
DAFTAR PUS TAKA [BSNI] Badan Standarisasi Nasional Indonesia. 2008. Muttl karkas dan daging kambingldomba . Standar Nasional Indonesia. Indonesia (lD). 3925 : 2008. Baihaqi M, Herman R. 2012. Carcass and non-carcass components of priangan and javanese fat-tailed rams slaughtered at mature live weight. Media Petern 35 (3) : 196-200.
13
Baihaqi M, Rahayu S, Duldjaman M, Nurmalasari. 2013. Komposisi jaringan karkas domba ekor tipis yang diberi pakan hijauan pada periode akhir penggemukan. Jurnaillmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 1:814. Berg RT, Butterfield RM. 1976. New Concepts of Cattle GrowthSydney (AU): Sydney Univ Pr. Casey NH, Simela L, Webb NH. 2005. Goat meat quality. Small Ruminant Research 60 :154-155 . Devendra C. 1983. Goats; husbandry and potential ill Malaysia. Kuala Lumpur (MY): Manistery of Agricultural Malaysia. Devendra C, Burns M. 1994. Produksi Kambing di Daerah tropis. Harya Putra IDK, penerjemah. Bandung (ID): ITB. Terjemahan dari: Goat Production in the Tropics. Ensminger ME. 2002. Sheep and Goat Science. New York (US): Interstate Publisher Inc. Harahap AlS. 2009. Sifat fisik daging domba ekor tipis jantan yang diberi ransum dengan berbagai level penambahan kulit singkong. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Herman R. 1993. Perbandingan pert12mbuhan, komposisi tubuh dan karkas antara domba priangan dan ekor gemuk. [discrtasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hennan R. 2004. Komposisi dan distribusi otot karkas domba priangan jantan dewasa. J Indon Trop Anim. Agric. 29(2). Herman R. 2005. Produksi karkas dan non karkas domba priangan dan ekor gemuk pad a bobot potong 17.5 dan 25.0 kg. Media Petern. 28: 10-11. Kempster AJ, Croston D, Jones DW. 1987. Tisue growth and development in cross bred lambs sired by ten breeds. Livest. Prod. Sci. 16: 145-162 Khidir IAEL, Babiker SA, Shafie SA. 1998. Comparative feedlC't performance and carcass characteristics of sudanese desert sheep and goats. Small Ruminant Research 30 (1998): 147-151 Lawrie RA. 2003. Ilmu Daging. Parakkasi A, penerjemah. Jakarta (ID): UI Pr. Terjemahan dari: Meat Science. Limea L, Bocage: B, Arquest R, Mahieu M, Alexandre. 2010. Carcass conformation and cut composition of creole goat from guadeloupe. Trop Anim Health Prod. 42:507-514 Meiaro A. 2008. Bobot potong, bobot karkas, dan non karkas domba lokal yang digemukkan dengan pemberian ransum komplit dan hijauan. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Musahidin. 2006. Nilai mutu daging dan perdagingan kambing kacang dan damba lokal dengan jenis kelamin yang berbeda yang dipelihara secara intensi f (dikandangkan). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Myers RH, Milton JS. 1991. A first course in the theory of linear statistical models. Boston (US): United States of Americs. Nurmalasari. 2008. Komposisi fisik potongan komersial karkas domba lokal jantan dengan rasio pemberian pakan yang berbeda selama dua bulan penggemukan. [skripsi]. Bogor (ID): 1nstitut Pertanian Bogor.
:
Putra IA. 2012. Produksi karkas dan non karkas domba priangan pad a fase penggemukan dengan penambahan ekstrak pasak bumi (ewycoma longifolia, jack) dalam ransum. [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Rachman R. 2010. Komposisi fisik dan potongan komersial karkas domba lokal jantan pada kecepatan pertumbuhan berbeda dengan pemeliharaan semi intensif. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sen AR, Santra A, Karim SA. 2004. Carcass yield, composition and meat quality attributes of sheep and goat under semiarid conditions. Meat Sci. 66: 757763. Septiani R. 2014. Karakteristik karkas dan non karkas kambing kacang dan dan kambing peranakan etawah (PE) pad a bobot lepas sapih. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sirappa MP. 2003. Prospek pengembangan sorgum di Indonesia sebagai komoditas alternatif untuk pangan, pakan dan industri. Jurna/ Litbang Pertanian 22 (4):133-140. Soeparno. 1994. Ilmu dan tekn%gi daging. Edisi ke-2. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada Univ Pr. Soeparno. 2005. Ilmu dan Tekn%gi Daging. Edisi ke-4.Yogyakarta (ID) : Gadjah Mada Univ Pr. Speedy AW. 1980. Sheep production. London (ENG): Longmann. Sunarlim R, Setiyanto H. 2005. Potongan komersial karkas kambing kacang jantan dan domba lokal jantan terhadap komposisi fisik karkas, sifat fisik clan nilai gizi daging. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. 666-673. Sunarlim R, Setiyanto H. 2001. Pelayuan pada suhu kamar dan suhu dingin terhadap mutu daging dan susut bobot karkas domba. Jurna/ ilmu ternak dan veteriner. 6(1 ):51-58. Usmiati S, Setiyanto H. 2008. Penampilan karkas dan komponen karkas ternak ruminansia kecil. Seminar nasiona/ tekn%gi peternakan dan veteriller. 371-380. Wibowo ARP. 2012. Agroforestri sentang (Azadirachta excelsa Jack) dan sorgum (Sorghum bic%r L. Moench). [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Yosi Re. 20 14. Karakteristik karkas dan non karkas kambing kacang dan peranakan etawah pada bobot potong 17 kg. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Yurmiarti, H. 1991. Pengaruh pakan, umur po tong dan jenis kelamin terhaclap bobot hidup, karkas dan sifat dasar kulit kelinci rex. [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Zubir, Prianto R, Gurnadi E, Manalu W, Winugroho HM. 2011. Produksi dan komposisi fisik karkas domba jantan priangan yang disuplementasi peptida pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack). JITV. 16:184-193.
LAMPIRAN Lampiran I Hasil uji anal isis peragam bobot potong SK DB JK KT Spesies I 1274 1 155.660 12741 155.660 BobotAwal I 20008333.333 20008333 .333 Galat 8 41 125000.000 5 140625.000 Total 10 177 545 454.545
Fhitung 2.479 3.892
Lampiran 2 Hasil uji anal isis peragam bobot tubuh kosong SK DB JK KT Spesies I 0.107 0.107 Bobot Potong I 45.663 45.663 Galat 8 2.659 0.332 Total 10 125.181
Fhitung 0.322 137.398
Lampiran 3 Hasil uji anal isis peragam bobot karkas SK DB JK KT Spesies I 0.007 0.007 Bobot Potong I 11.177 11.l77 Galat 8 2.693 0.337 Total 10 36.535
Fhitung 0.022 33 .207
Pr>F 0.154 0.084
Pr>F 0.586 0.000
Pr>F 0.885 0.000
Lampiran 4 Hasil uji ana lisis peragam persentase karkas (% bobot potong) SK DB JK KT Fhitung Pr>F Spesies I 0.228 0.228 0.023 0.883 Bobot Po tong I 8.209 8.209 0.835 0.388 Galat 8 78.653 9.832 Total 10 96.724 Lampiran 5 HasiI uji analisis peragam bobot karkas kiri SK DB JK KT Spesies 0.005 0.005 Bobot Potong 1 2.640 2.640 Galat 8 1.144 0.143 Total 10 9.346
Fhitung 0.033 18.459
Pr>F 0.861 0.003
Lampiran 6 Hasil uji analisis peragam persentase otot pad a karkas kiri SK Spesies Bobot Karkas Kiri Galat Total
DB 1 1 8 10
JK 19.801 9.552 89.058 109.144
KT 19.801 9.552 11.132
Fhitung 1.779 0.858
Pr>F 0.219 0.381
:
16
Lampiran 7 Hasil uji anal isis peragam persentase lemak pada karkas kiri SK DB JK KT Fhitung Spesies 1 11.119 11.119 1.337 Bobot Karkas Kiri 1 16.539 16.539 1.989 Galat 8 66.507 8.313 Total 10 186.255
Pr>F 0.281 0. 196
Lampiran 8 Hasil uji analisis peragam persentase tulang pada karkas kiri SK DB JK KT Fhitung Spesies 1 1.242 1.242 0.223 Bobot Karkas Kiri 1 51.284 51.284 9.205 Galat 8 44.569 5.571 10 143.737 Total
Pr>F 0.649 0.016
Lampiran 9 Hasil uji anal isis peragam persentase potongan komersial shoulder SK DB JK KT Fhitung Pr>F Spesies 1 15.026 15.026 6.268 0.037 Bobot Karkas Kiri 1 38.403 38.403 16.019 0.004 Galat 8 19.179 2.397 Total 10 59.585 Lampiran 10 Hasil uji anal isis peragam persentase potongan komersial rack SK DB JK KT Fhitung Pr>F Spesies 1 0.000 0.000 0.002 0.969 Bo bo! karkas kiri 1 2.002 2.002 6.671 0.033 Galat 8 2.400 0.300 Tota! 10 7.219 Lampiran 11 Hasil uji anal isis peragam persentase potongan komersialloin SK DB JK KT Fhitung Pr>F Spesies 0.947 0.947 1.119 0.321 Bobotkarkaskiri 1 0.088 0.088 0.1040.755 Galat 8 6.775 0.847 Total 10 8.229 Lampi1'an 12 Hasil uji anal isis peragam persentase potongan komersialleg SK DB JK KT Fhitung Pr>F 0.001 Spesies 29.737 29.737 23.027 Bobotkarkas kiri 1 17.336 17.336 13.424 0.006 Galat 8 10.331 1.291 .' Total "' . 10 40.072 ,"
.
. "i-••
Lampiran 13 Hasil uji anal isis peragam persentase potongan komersial breast SK Spesies Bobot karkas kiri Galat Total
DB I I 8 10
JK 0.019 0.044 2.007 2.271
KT 0.019 0.044 0.251
Fhitung 0.075 0.175
Pr>F 0.792 O. 686
Lampiran 14 Hasil uji analisis peragam persentase potongan komersialflank SK Spesies Bobot karkas kiri Galat Total
DB 1 1 8 10
JK 0.168 0.000 2.392 2.831
KT 0.168 0.000 0.299
Fhitung 0.563 0.001
Pr>F 0.475 0.980
Lampiran 15 Hasil uji analisis peragam persentase potongan komersial shank SK Spesies Bobot karkas kiri Galat Total
DB I
8 10
JK 1.251 14.714 32.964 88.594
KT 1.251 14.714 4.120
Fhitung 0.304 3.571
Pr>F O. 597 0.095
RIWAYAT mDUP Penulis dilahirkan di Silabu, Kecamatan Pagai Ut3ra Kabupaten Kepulauan Mentawai pad a tanggal 23 Desember 1992. Penulis merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Parulian Ginting dan lbu Karti Nurmalina Sakerebau. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 05 Silabu Mentawai pada tahun 2004. Pendidikan lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri I Pagai Utara Selatan Mentawai yang dimulai dari tahun 2004 dan diselesaikan pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri I Pagai Utara Selatan Mentawai pada tahun 2007 dan diselesaikan tahun 20 10. Penulis diterima eli lnstitut Pertanian Bogor pada tahun 2010 melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dan diterima di Departemen llmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan. Selama menempuh penclidikan, penulis aktif dalam Persekutuan Mahasiswa Kri sten (PMK) dan Komisi Pelayanan Anak (KP A). Penulis pernah menjacli pen gurus natal Persekutuan Oikumene Protestan Katolik (POPK). Penulis juga pernah melaksanakan magang kerja di Balai Emhrio Ternak Cipelang-Bogor.