ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA KECIL PENGOLAHAN IKAN STUDI KASUS PADA POKLAHSAR (KELOMPOK PENGOLAH DAN PEMASAR) AGUNG SEJAHTERA DI KABUPATEN SLEMAN
Kristiana Sri Utami Fakultas Ekonomi, Universitas Widya Mataram Yogyakarta
[email protected]
ABSTRACT Small and Medium Enterprises (SME) have a huge potential to be developed, it is supported by the resources that is owned by Indonesia. Fishery resources is an asset that can be developed. These assets started its development through establishment of many pioneered groups of fisheries and groups of fishery processors and marketers (Poklahsar) which is also part of the SMEs. The role of SMEs is very strategic to create a welfare society, improve the quality of life and overcome poverty. This study has target to analyzed the Added Value and Break Even Point of Poklahsar. This research uses descriptive analysis with qualitative and quantitative approach. Data collection uses structured interviews, documentation and questioner that subsequently analyzed using Added Value and Break Even Point analysis. Results of the analysis showes the ratio of added value on processing of catfish crispi is 51.53%, and the ratio of shredded catfish processing is 21.21%. BEP analysis results indicate that the BEP on processing of catfish crispi achieved on sales of Rp 891,669.00 or the number of units sold 6.39 kg. In the processing of shredded catfish, BEP point reached in sales of Rp 1,508,991 or 9.43 kg. Keywords: Poklahsar, Fishery Processing, Value Added Analysis.
mampu menyerap tenaga kerja cukup besar
LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan ekonomi
dan berkontribusi meningkatkan pendapatan
di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat.
peranan sektor usaha kecil menengah. Sektor
Di Indonesia sendiri UMKM bahkan
ini memegang peranan penting yang sangat
mencapai 99,99% dari total unit usaha, terdiri
sentral dan strategis dalam pembangunan
dari skala usaha mikro yang memiliki
nasional.Saat ini usaha Mikro, Kecil, dan
persentase 98,85%, usaha kecil 1,07%, dan
Menengah
usaha menengah yang memiliki persentase
menjadi
(UMKM) unsur
yang
telah
berkembang
penting
dalam
sebesar 0,08%, sedangkan sisanya sebesar
pembangunan berbagai negara di dunia karena
0,01% yang termasuk ke dalam skala usaha
47
besar. Selain itu jumlah UMKM di Indonesia
perikanan menjadi wirausaha yang mandiri
terus
dan berdaya saing (Ditjen P2HP, 2011).
bertambah
dari
tahun
ke
tahun
(Kementrian Koperasi dan UMKM Indonesia, 2011).
RUMUSAN MASALAH Pentingnya
mengembangkan
peranan
UKM
perekonomian
dalam
1. Bagaimana
nasional
profil
Poklahsar
Agung
Sejahtera
ditunjukkan dengan ditetapkannya Undang-
2. Bagaimana Nilai Tambah dan Break Even
Undang RI nomor 20 tahun 2008 tentang
Pointpengolahan hasil
usaha kecil dan selanjutnya diikuti dengan
Poklahsar Agung Sejahtera.
perikanan pada
peraturan pemerintah RI nomor 32 tahun 1998 tentang pembinaan dan pengembangan usaha
TUJUAN PENELITIAN
kecil. Inti dari peraturan ini adalah adanya
Secara umum, penelitian ini bertujuan
pengakuan dan upaya untuk memperdayakan
untuk mengkaji perkembangan Poklahsar,
UKM. Dalam PP tersebut disebutkan bahwa
serta menganalisis Nilai Tambah dan Break
usaha kecil merupakan bagian integral dari
Even Point Poklahsar Agung Sejahtera.
perekonomian nasional yang mempunyai kedudukan, potensi, dan peranan yang penting dan
strategis
mewujudkan
Penelitian tentang analisis nilai tambah
pembangunan ekonomi nasional yang kokoh
usaha pengolahan ikan ini memiliki manfaat
sehingga usaha kecil perlu diberdayakan agar
luaran sebagai berikut:
dapat menjadi usaha yang tangguh dan
1. Berguna untuk penyelesaian permasalahan
mandiri serta dapat berkembang dan menjadi
perkembangan usaha kecil menengah
usaha menengah.
terutama Pohlaksar.
Kebijakan Kelompok
dalam
URGENSI (KEUTAMAAN) PENELITIAN
pengembangan
Pengolah
(POKLAHSAR)
melalui
dan
usaha
2. Berguna untuk pengembangan ipteks.
Pemasar
Pengembangan
TINJAUAN PUSTAKA
Usaha Mina Pedesaan (PUMP) merupakan
Usaha Kecil Menengah
program Kementerian Kelautan dan Perikanan
Badan
Pusat
Statistik
(BPS)
yang dalam hal ini Ditjen P2HP dalam
memberikan klasifikasi industri berdasarkan
menumbuhkan dan mengembangkan usaha
skala penggunaan tenaga kerjanya, yaitu 1)
mikro kecil pengolahan dan pemasaran hasil
industri besar apabila menggunakan tenaga kerja lebih dari 100 orang; 2) industri sedang
48
apabila menggunakan tenaga kerja antara 20
Kelembagaan Perikanan
hingga 99 orang; 3) industri kecil apabila
Sejak tahun 2009 dilaksanakan sebuah
menggunakan tenaga kerja antara 5 hingga 19
program yang berbasis masyarakat dengan
orang; dan 4) industri rumah tangga apabila
tujuan
menggunakan tenaga kerja kurang dari 5
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
orang.
Departemen
(PNPM) Mandiri merupakan suatu wadah
Perdagangan memberikan klasifikasi industry
pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri
berdasarkan aspek permodalan, bahwa suatu
bertujuan
usaha
masyarakat miskin supaya menyadari potensi
Sementara
disebut
itu
usaha
kecil
apabila
permodalannya kurang dari Rp 25 juta.
untuk
pengentasan
meningkatkan
kemiskinan.
pemberdayaan
yang dimiliki dan mengetahui kebutuhan
Menurut Undang-Undang No.9 tahun
untuk mengentaskan diri dari kemiskinan.
1995 disebutkan bahwa kriteria usaha kecil
Cakupan sasaran program dan kegiatan
yaitu jika memiliki kekayaan bersih paling
penanggulangan kemiskinan diperluas dengan
banyak Rp 200.000.000,00 (tidak termasuk
melibatkan seluas-luasnya masyarakat dan
tanah dan bangunan tempat usaha), memiliki
pihak-pihak lain dalam proses pembangunan
omset
1
yang diimplikasikan dengan memperluas
miliar/tahun, dimiliki oleh Warga Negara
program Kluster 4 diantaranya adalah upaya
Indonesia, berdiri sendiri bukan merupakan
Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN) yaitu
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
berada dalam naungan Kementrian Kelautan
dimiliki,
baik
dan Perikanan. Pada Tahun 2012, Kementrian
langsung, maupun tidak langsung dengan
Kelautan dan Perikanan memiliki 3 program
usaha menengah atau besar. Kriteria usaha
yaitu
menengah menengah adalah: memiliki total
Rakyat(PUGAR),
aset paling banyak Rp. 5 miliar (sector
Pesisir Tangguh(PDPT) dan Pengembangan
industri), dan memiliki kekayaan bersih
Usaha Mina Pedesaaan(PUMD).
penjualan
dikuasai
paling
atau
banyak
berafiliasi
Rp
paling banyak Rp.600 juta (sector non
Pengembangan
Usaha
Pengembangan
PUMP-P2HP
Garam Desa
merupakan
kegiatan
dilakukan
melalui
industri) tidak termasuk tanah dan bangunan
pemberdayaan
tempat usaha,
fasilitasi bantuan pengembangan usaha bagi
memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp. 3 miliar.
yang
pengolah dan pemasar hasil perikanan dalam wadah
Kelompok
Pemasar(POKLAHSAR).
49
Pengolah
dan
POKLAHSAR
merupakan kelompok usaha kelautan dan
dan
perikanan bidang pengolahan dan pemasaran.
masyarakat kelautan dan perikanan terus
Perikanan
upaya
pemberdayaan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun
dikembangkan. Direktorat Jenderal lingkup
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
KKP yaitu Direktorat Jenderal Pengolahan
Perikanan,
atas
dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP)
pemerintah,
melalui program pemberdayaan masyarakat
dan
kelembagaan
Kehutanan,
terdiri
penyuluhan
kelembagaan
penyuluhan
kelembagaan
swasta
penyuluhan
dan
dengan kegiataan Pengembangan Usaha Mina
swadaya.
Pedesaan Bidang Pengolahan dan Pemasaran
Mengingat saat ini dimasyarakat telah tumbuh
Hasil
dan
kerangka Program Peningkatan Kehidupan
berkembang
berbagai
kelembagaan
pelaku utama perikanan, tetapi kelembagaan tersebut
masih
didominasi
oleh
Perikanan
(PUMP-P2HP)
dalam
Nelayan.
usaha
PUMP-P2HP
merupakan
kegiatan
perikanan kecil yang dikelola masyarakat
pemberdayaan dimana salah satunya melalui
secara
dengan
fasilitasi bantuan pengembangan usaha bagi
manajemen yang masih lemah serta sulitnya
pengolah dan pemasar hasil perikanan dalam
mengakses
dan
wadah Kelompok Pengolah dan Pemasar
permodalan dan juga belum terintegrasi
(POKLAHSAR). Dengan adanya program
dengan baik. Untuk itu adanya sentuhan dari
PUMP-P2HP,
Pemerintah dan pemerintah daerah dalam
menumbuhkembangkan unit-unit usaha baru
bentuk
bidang pengolahan dan Kelembagaan dalam
tradisional,
dikelola
informasi,
fasilitasi
kelembagaan
teknologi
dan
utama
dapat
perikanan
Pemasaran Komoditi Perikanan. Pola dasar
sebuah
PUMP-P2HP dirancang untuk meningkatkan
organisasi yang kuat dan mandiri serta
kemampuan POKLAHSAR yang terdiri dari
mampu mencapai tujuan yang diharapkan
kelompok
pengolah
anggotanya.
perikanan
untuk
sehingga
pelaku
pemberdayaan
diharapkan
diharapkan
menjadi
produktif
pemasar
mengembangkan
dalam
rangka
hasil usaha
mendukung
peningkatan kemampuan dan pengembangan
Poklahsar Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai
dan
tahun
2009
telah
program
Pengembangan
Kelautan
dan
Perikanan
wirausaha bidang pengolahan dan pemasaran.
melaksanakan
PNPM
Bantuan pengembangan usaha adalah
Mandiri
(PNPM-
dana
BLM
yang
digunakan
oleh
KP).
POKLAHSAR penerima PUMP-P2HP untuk
Dibawah koordinasi PNPM-Mandiri Kelautan
mengembangkan usaha bidang pengolahan
50
dan pemasaran. Untuk pencapaian tujuan
perantara dengan berbagai macam cara untuk
tersebut di atas, komponen utama kegiatan
menyampaikan hasil produksi, yaitu ikan laut
PUMP-P2HP
segar, dari produsen ke konsumen akhir.
POKLAHSAR
adalah: b.
a.
Keberadaan
Keberadaan
tenaga
Pemasaran
(marketing)
pada
prinsipnya
pendamping, Tim Koordinasi, Pokja PUMP
adalah aliran barang dari produsen ke
P2HP, Tim Pembina dan Tim Teknis c.
konsumen. Aliran barang ini dapat terjadi
Sosialisasi dan pelatihan d. Penyaluran dana
karena adanya peranan lembaga pemasaran.
BLM e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan Kelembagaan dalam Pemasaran Komoditi
Penelitian Terdahulu
Perikanan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan
Pemasaran adalah suatau proses yang
nilai tambah hasil perikanan yaitu dengan
dinamis karena merupakan suatu proses
memproduksi olahan ikan abon lele, pepes
integral total dan bukanlah suatu pemilihan
lele, dan lele goreng. Hal ini dilakukan oleh
badan-badan yang terpecah antara fungsi-
kelompok Pohlasar Dwi Tunggal dalam
fungsi
demikian,
penelitian Mahardana IPA, dkk dengan judul
pemasaran bukanlah suatu aktifitas atau
Analisis Nilai Tambah Usaha Olahan Ikan
sejumlah beberapa aktifitas saja, melainkan
(Kasus
merupakan hasil dari hubungan timbal balik
Pemasar
dari beberapa aktifitas (Anwar, 1994 dalam
Penganggahan, Desa Tengkudak, Kecamatan
Pusat Studi Terumbu Karang Universitas
Penebel, Kabupaten Tabanan). Pengolahan
Hasanuddin, 2002). Pemasaran merupakan hal
hasil perikanan terbukti dapat meningkatkan
yang paling penting dalam menjalankan
ekonomi kelompok. Hal ini ditunjukkan
sebuah usaha perikanan karena pemasaran
besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari
merupakan
tindakan
yang
pengolahan setiap kg abon lele adalah Rp
berpengaruh
terhadap
rendahnya
61.583,33/kg, rasio nilai tambah sebesar
dan
produk.
Dengan
ekonomi tinggi
pada Dwi
Kelompok Tunggal
Pengolah di
dan
Banjar
pendapatan nelayan. Produksi yang baik akan
73,90%.
sia-sia karena harga pasar yang rendah,
dihasilkan dari pengolahan setiap kg nila
sehingga tingginya produksi tidak mutlak
goreng adalah Rp 11.380,00/kg, rasio nilai
memberikan keuntungan yang tinggi tanpa
tambah sebesar 37,93%. Besarnya nilai
pemasaran yang baik dan efisien. Secara
tambah yang diperoleh dalam mengolah satu
umum, pemasaran dapat diartikan sebagai
kg pepes lele adalah Rp 29.650,00/kg,rasio
segala kegiatan yang dilakukan oleh berbagai
nilai tambah sebesar 58,42%.
51
Besarnya nilai tambah yang
Usaha
pengolahan
ikan
dapat
pengolahan ikan yaitu Rp 1,27 juta per ton
memberikan nilai tambah yang cukup besar.
ikan tangkapan.
Pengolahan ikan salmon beku menjadi salmon asap
mampu
memberikan
nilai
tambah
METODE PENELITIAN
sebesar 38,62 % Sementara untuk salmon
Pendekatan Penelitian
asap ekspor mampu memberikan nilai tambah
Penelitian
47,39%. Perlu diperhatikan harga bahan baku
Primer, antara lain ditempuh dengan cara: (1)
mata uang Amerika Serikat (US$) sangat variabel
cost
Survey, (2) Review Kuesioner, (3) wawancara
pengolahan
mendalam
salmon asap, karena pada dasarnya harga
serta pendapat para ahli yang berkompeten di
Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT
bidang ini.
Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
perikanan
melalui
hasil
pengalengan
ikan,
Lokasi Penelitian Penelitian POKLAHSAR
pembuatan tepung ikan, serta minyak ikan
Nilai Tambah Produk Perikanan Lemuru
deskriptif
lapangan, selama di lapangan, dan setelah
usaha pengolahan hasil perikanan terbukti
penangkapan
ikan.
Keuntungan
mengintegrasikan
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
pembeli hasil tangkapan. Dalam penelitian ini
dibanding
dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data
terhadap industry pengolahan ikan sebagai
menguntungkan
yang
Penelitian ini menggunakan analisis
adalah
rendahnya bargaining power atau posisi tawar
lebih
Sejahtera
Teknik Analisis Data
Pelabuhan Muncar Banyuwangi. Salah satu nelayan
pada
Daerah Istimewa Yogyakarta.
oleh Purwaningsih R dengan judul Analisis
dihadapi
Agung
dilakukan
Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman,
daya saing. Dalam penelitian yang dilakukan
yang
ini
berlokasi di Kaliduren 3, Desa Sumberagung,
menjadi salah satu cara untuk menciptakan
kendala
Data
kelautan Kabupaten Sleman, jurnal, dan buku
dalam penelitiannya yang berjudul Nilai
tambah
interview).
arsip dan dokumen terkait pada Dinas
merupakan hasil penelitian Pramana IPR dkk
nilai
(in-depth
sekunder dikumpulkan melalui penelusuran
salmon beku menggunakan US$ . Hal ini
Penciptaan
menggabungkan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data
karena Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap
mempengaruhi
ini
selesai di lapangan. Dalam hal ini, Nasution
usaha
(1988) menyatakan bahwa analisis telah mulai
industry
52
sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
yang telah dikeluarkan perusahaan. Analisis
sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung
break even menurut Bambang Riyanto
terus
hasil
(2001:359) “Analisis break even adalah
penelitian.”(Sugiyono, 2008: 89). Pendekatan
suatu teknik analisis untuk mempelajari
kualitatif, yaitu suatu bentuk penelitian yang
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,
berdasarkan data yang dikumpulkan selama
keuntungan
dan
penelitian secara sistematis, mengenai fakta-
Sedangkan
menurut
fakta dan sifat-sifat dari objek yang diteliti
(1992:202)
“Analisis
dengan
antar
untuk menentukan tingkat penjualan dan
variabel yang terlibat didalamnya, kemudian
bauran produk yang diperlukan agar semua
diinterprestasikan berdasarkan teori-teori dan
biaya yang terjadi dalam periode tersebut
literature-literature yang berhubungan dengan
tertutupi”. Menurut Hansen dan Mowen
Poklahsar,
upaya
(2006:274) “Titik impas (break even point)
ini
adalah titik dimana total pendapatan sama
menggunakan analisis nilai tambah dan break
dengan total biaya, titik di mana laba sama
even point.
dengan
sampai
penulisan
menggabungkan
nilai
tambah,
pengembangannya.
Analisis
hubungan
break
Penelitian
even
nol”.
volume
kegiatan”.
Adolph impas
Perusahaan
Matz
digunakan
mendapatkan
merupakan
pendapatan yang sama besarnya dengan
salah satu bentuk analisis biaya, volume
biaya produksi yang dikeluarkan.Break
dan laba yang analisisnya menggunakan
even
biaya variabel dan biaya tetap. Analisis
menggunakan
breakeven digunakan untuk menentukan
metode marjin kontribusi.
point
tingkat penjualan untuk menutup biaya
ܲܧܤሺܴሻ ൌ
݆ܲ݁݊ ݈݊ܽܽݑെ ݈ܾ݁ܽ݅ݎܸܽܽݕܽ݅ܤ
ܲܧܤሺܷ݊݅ݐሻ ൌ
ܾ݁ܽ݅ݎܽݒܽݕܽ݅ܤሾ ͳെ ݈ܽݑ݆ܽ݃ݎܽܪ
53
(BEP)
dapat
dihitung
metode
persamaan
dan
c. Data Pendidikan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Profil Pohlasar Agung Sejahtera
Tabel 3. Jenis Kelamin POKLAHSAR Agung Sejahtera
Kecamatan Moyudan merupakan salah satu wilayah budidaya perikanan air tawar di kabupaten Sleman.
Selama ini hasil
No. 1. 2. 3. 4.
perikanan dibeli oleh pembeli dari daerah sekitar dan luar daerah. Di wiayah sekitar hasil perikanan ini biasanya hanya dikonsumsi
Pendidikan SD SMP SMA Sarjana Jumlah
Jumlah 2 4 14 20
dengan cara di goreng atau dibakar. Guna mengantisipasi
kebosanan
masyarakat,
Analisis Nilai Tambah Produk Olahan
meningkatkan penjualan dan meningkatkan
Ikan
nilai ekonomi, Pohlasar Agung Sejahtera Harga jual crispi lele sebesar Rp
berusaha meningkatkan pemanfaatan hasil
140.000,00/kg.
perikanan ini dengan memproduksi crispi lele
satu
kali
proses
produksi memerlukan 6 kg bahan baku dan
dan abon lele. a.
Dalam
jumlah produk yang dihasilkan sebanyak 2,5
Jenis Kelamin
kg output berupa crispi lele. Tabel 1. Jenis Kelamin POKLAHSAR Agung Sejahtera No. 1. 2.
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Jumlah
a. Analisis nilai tambah pada crispi lele. Tabel 4. Analisis Nilai Tambah pada Crispi LelePOKLAHSAR Agung SejahteraSatu kali Proses Produksi Tahun2014
Jumlah 18 2 20
b. Data Usia Anggota No
Tabel 2. Data Usia Anggota POKLAHSAR Agung Sejahtera No. 1. 2. 3. 4. 5.
Usia Kurang dari 30 th 31 – 40 th 41 – 50 th 51 – 60 th Lebih dari 61 th Jumlah
I
Jumlah 1 8 6 4 1 20
Crispi Lele Output, Input, Harga 1. Output (kg)
2.5
2. Ikan (kg)
6
3. Tenaga Kerja (orang/proses)
2
4. Faktor Konversi (1/2)
0,42
5. Koefisien Tenaga Kerja (3/2)
0,33
6. Harga Output (Rp/kg)
140.000,00
7. Upah Tenaga Kerja Langsung
15.000,00
(R / ) dan Keuntungan II Pendapatan
54
8. Harga Bahan Baku (Rp/kg)
17.000,00
9. Sumbangan Input Lain (Rp/kg)
11.500,00
10. Nilai Output (Rp/kg) (4x6)
58.800,00
11 a. Nilai Tambah (Rp/kg) (10-8-9)
30.300,00
11. a. Nilai Tambah (Rp/kg) (10-8-9)
b. Rasio Nilai Tambah (%) (11a/10) 51,53
b. Rasio Nilai Tambah (%) (11a/10)
21.21
12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung
3.000
( /k Tenaga )( ) Kerja (%)(12a/11a) b. Pangsa
12 a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung 4.950,00
44.18
13 a. Keuntungan (Rp)(11a-12a)
b. Pangsa Tenaga Kerja (%)(12a/11a) 16,34 13 a. Keuntungan (Rp)(11a-12a)
6.790
3.790
b. Tingkat Keuntungan (%)(13a/11a)
25.350,00
b. Tingkat Keuntungan (%)(13a/11a) 83,66
III
55,81
Balas Jasa Pemilik Faktor-FaktorProduksi
14. Marjin (Rp)(10-8)
II Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi
15.000
a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung
20.00
a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung 11.84
( )( / Input ) b. Sumbangan Lain (%)(12a/11a)
44.18
b. Sumbangan Input Lain
c. Keuntungan Pemilik Perusahaan
25.27
14. Marjin (Rp/kg)(10-8)
41.800,00
16,33
(%)(12 /11 )
Keuntungan yang diperoleh dari pengolahan
Besarnya nilai tambah yang dihasilkan
ikan lele menjadi abon lele dalam satu kg
dari pengolahan setiap kg crispi lele adalah
bahan baku sebesar Rp 25.350,00/kg ikan lele
Rp 30.300,00/kg ikan lele. Dengan nilai
dengan
tambah sebesar Rp 30 .300,00/kg ikan lele
persentase
keuntungan
sebesar
83,66%.
dihasilkan rasio nilai tambah sebesar 51,53%
Harga jual abon lele sebesar Rp
artinya 51,53% nilai produk merupakan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ikan
160.000,00/kg.
Dalam
satu
kali
proses
lele.
produksi membutuhkan 9 kg bahan baku dan produk yang dihasilkan sebanyak 2 kg output
b. Analisis nilai tambah pada abon lele.
berupa abon lele. Besarnya nilai tambah yang
Tabel 5. Analisis Nilai Tambah Abon Lele POKLAHSAR Agung Sejahtera Satu kali proses Produksi Tahun 2014 I
dihasilkan dari pengolahan setiap kg abon lele adalah Rp 6.790,00/kg ikan lele. Dengan nilai tambah sebesar Rp 6.790,00/kg dihasilkan rasio nilai tambah sebesar 21,21% artinya
Output, Input, Harga 1. Output (kg)
2
2. Ikan (kg)
9
3. Tenaga Kerja (orang/proses)
2
yang diperoleh dari pengolahan ikan lele.
4. Faktor Konversi (1/2)
0,2
Keuntungan yang diperoleh dari pengolahan
5. Koefisien Tenaga Kerja (3/2)
0,2
ikan lele menjadi abon lele dalam satu kg
6. Harga Output (Rp/kg) 7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/orang)
21,21% nilai produk merupakan nilai tambah
160.000
bahan baku sebesar Rp 3.790,00/kg ikan lele
15.000
dengan
II Pendapatan danKeuntungan 8. Harga Bahan Baku (Rp/kg) 9. Sumbangan Input Lain (Rp/kg) 10. Nilai Output (Rp/kg) (4x6)
17.000
sebesar55,81%.
8.210 32.000
55
persentase
keuntungan
Break
Event
Point
(BEP)
Olahan
Ikan
Rp 1.508.591,00 sedangkan analisis BEP
Poklahsar AGUNG SEJAHTERA
a. Biaya
produksi
kuantitas produk menunjukan angka sebanyak
olahan
ikan
9,43 kg.
POKLAHSAR Agung Sejahtera
Tabel 7. Nilai BEP Usaha Pengolahan Ikan POKLAHSAR Agung Sejahtera Tahun 2014
Biaya dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
Crispi Lele
Abon lele
pada produksi pengolahan ikan menjadi
Unit yang terjual
60
36
produk olahan ikan ( crispi lele dan abon lele)
Harga jual
Rp.140.000
Rp.160.000
Penjualan
Rp.8.400.000
Rp.5.760.000
Rp 68.400
Rp.113.445
Bi aya variable total
Rp.4.104.000
Rp.4.084.020
CM
Rp.4.296.000
Rp.1.676.080
adalah
biaya
penyusutan
alat.
Biaya
penyusutan alat
pada produksi abon lele
adalah
Rp
sebesar
439.000,00.
Biaya variable per kg
Pada
CM ratio
pengolahan crispi lele biaya penyusutan menunjukan angka sebesar Rp 456.000,00. Biaya variabel (biaya tidak tetap) untuk
51,14%
29,10%
Biaya tetap
Rp.456.000
Rp.439.000
BEP (Rp)
Rp.891.669
Rp.1.508.591
BEP (kg)
6,39
9,43
ࡱࡼ࢙࢘ࢋࢋሺࢁ࢚ሻ
tahun 2014 adalah sebesar Rp 4.104.000,00 sedangkan untuk produk
ͶͷǤͲͲͲ ͳͶͲǤͲͲͲ െ ͺǤͶͲͲ = 6,39 kg ࡱࡼ࢙࢘ࢋࢋሺࡾሻ ൌ ݈ܾ݁ܽ݅ݎܸܽܽݕܽ݅ܤ ͳെ ݈ܽݑܬܽ݃ݎܽܪ ͶͷǤͲͲͲ ൌ ͺǤͶͲͲ ͳെ ͳͶͲǤͲͲͲ ൌ
olahan abon lele
menghabiskan biaya tidak tetap sebesar Rp 4.084.020,00. Tabel 6. Biaya Tidak Tetap Olahan Ikan Tahun 2014 Jenis Biaya Bahan Baku Sumbangan Input Lain Jumlah
Hasil
ͶͷǤͲͲͲ ͷͳǡͳͶΨ ൌ ͺͻͳǤͻ ࡱࡼ࢈ࡸࢋࢋሺࢁ࢚ሻ ൌ ݆ܲ݁݊ ݈݊ܽܽݑെ ݈ܾ݁ܽ݅ݎܸܽܽݕܽ݅ܤ
Nilai (Rp) Crispi Lele Abon Lele 2.448.000 2.754.000 1.656.000 1.330.020 4.104.000
analisis
ൌ
4.084.020
BEP
crispi
݈ܽݑ݆ܽ݃ݎܽܪെ ݈ܾ݁ܽ݅ݎܸܽܽݕܽ݅ܤ
ൌ
pengolahan ikan lele menjadi crispi lele pada
ൌ
Ͷ͵ͻǤͲͲͲ ͳͲǤͲͲͲ െ ͳͳ͵ǤͶͶͷ
ൌ ͻǡͶ͵݇݃
lele
ࡱࡼ࢈ࢋࢋሺࡾሻ ൌ ݈ܾ݁ܽ݅ݎܸܽܽݕܽ݅ܤ ͳെ ݈ܽݑܬܽ݃ݎܽܪ
menunjukan titik impas untuk penerimaan usaha pengolahan crispi lele pada tahun 2014
Ͷ͵ͻǤͲͲͲ ͳͳ͵ǤͶͶͷ ͳെ ͳͲǤͲͲͲ Ͷ͵ͻǤͲͲͲ ൌ ʹͻǡͳͲΨ
ൌ
adalah Rp 891.669,00 dan 6,39 kg untuk titik impas kuantitas produk pada tahun 2014. Titik impas untuk penerimaan usaha pengolahan
ൌ Rp 1.508.591,00
abon lele pada tahun 2014 berada pada titik 56
Kendala-Kendala
yang
menunjukkan
Dihadapi
titik
impas
untuk
penerimaan usaha pengolahan crispi lele
POKLAHSAR Agung Sejahtera Berdasarkan hasil wawancara dengan
pada tahun 2014 adalah Rp 891.669,00
ketua POKLAHSAR, kurangnya sumber daya
atau
manusia (SDM) dalam pengolahan dan
penerimaan usaha pengolahan abon lele
pemasaran
pada tahun 2014 berada pada titik Rp
merupakan salah satu kendala
yang dihadapi POKLAHSAR. Hal tersebut disebabkan
kurangnya
Poklahsar
untuk
motivasi
menggeluti
6,39
kg.
Titik
impas
untuk
1.508.591,00 atau sebanyak 9,43 kg.
anggota kegiatan
Saran
pengolahan dan memasarkan crispi lele dan
Berdasarkan
pada
kendala
yang
abon lele. Anggota Poklahsar berpikiran
dihadapi maka perlunya pemberian motivasi
bahwa pengolahan hasil perikanan ini susah
bagi Poklahsar Agung Sejahtera dalam bentuk
dalam pemasarannya karena tidak akan laku
pelatihan ataupun pendampingan sehingga
di pasaran sehingga tidak menguntungkan.
anggota
Poklahsar
motivasinya
dalam
bangkit
minat
menjalahkan
serta usaha.
SIMPULAN DAN SARAN
Disamping itu penting juga adanya pelatihan
Simpulan
dalam proses pengolahan serta pemasaran
1. Anggota Poklahsar sebagian besar adalah
hasil produksi.
perempuan ibu-ibu rumah tangga sebesar 90% dan laki-laki sebesar 10%. Dengan
DAFTAR PUSTAKA
rata-rata usia anggota Poklahsar adalah 31-40 th sebesar 40%, usia 41-
Abdul
Halim. (1996). Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
51
sebesar 30%.
Abdul Halim dan Bambang Supomo. (2005). Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
2. Besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan setiap kg crispi lele adalah Rp 30.300,00/kg ikan lele, dengan
Bambang Riyanto. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
rasio nilai tambah sebesar 51,53%. 3. Besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan setiap kg abon lele
Garrison, Ray. H dan Eric W. Noreen. (2006). Akuntansi Manajerial. Edisi Kesebelas. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
adalah Rp 6.790,00/kg ikan lele, dengan rasio nilai tambah sebesar 21,21% 4. Hasil
analisis
BEP
crispi
lele
57
Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen. (2006). Akuntansi Biaya. Edisi Ketujuh. Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.
Muslich, Mohamad. 2000. Manajemen Keuangan Modern, Analisis, Perencanaan, dan kebijakan , PT Bumi Aksara : Jakarta
Ditjen P2HP-KKP. 2009. Rancangan Rencanan Strategi Ditjen P2HP 20102014.
Pramana IPR., Sudarma IM., Artini NWP., 2015. Nilai Tambah Produk Olahan IkaS almon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata Vol. 4, No. 1, Januari 2015, ISSN: 23016523
Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Jakarta. Effendi T dan Oktariza, 2006. Analisis Finansial dan Nilai Tambah Agribisnis Nilam. Laporan Penelitian. Lemabaga Penelitian, Unpad : Bandung.
Purwaningsih R.,2015. Analisis Nilai Tambah Produk Perikanan Lemuru Pelabuhan Muncar Banyuwangi. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol.14,No.1, Juni 2015, ISSN : 1412-6869
Kementrian Koperasi dan UMKM. 2011. Data Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM dan Usaha Besar UB. Retrieved 10 Desember, 2012 from http://www.depkop.go.id
Sykriah A., Hamdani I.,2014. Peningkatan Eksistensi UMKM Melalui Comparative Advantage Dalam Rangka menghadapi MEA 2015 di Temanggung,Economic Development Analisys Journal, ISSN 2522-6889, hal:110-119
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta: Penerbit Prehallindo. Muslich, M. 2000. Manajemen Keuangan Modern, Analisis, Perencanaan, dan kebijakan. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Utami K.S., Retnaningdiah D. 2014. Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif Melalui Usaha Kecil Tenun Lurik ATBM,Jurnal Kompetensi, Vol.12,No.2 Juli-Desember 2014.
Mahardana, Ambarawati, Ustriyana,2015. Analisis Nilai Tambah Usaha Olahan Ikan (Kasus pada Kelompok Pengolah dan Pemasar Dwi Tunggaldi Banjar Penganggahan, Desa Tengkudak, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan), E-Journal Agribisnis dan Agrowisata, ISSN:2301-6523, Vol.4, No.2, April 2015
Utami K.S., Kurniyati N.N., 2013.Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kreatif Pedesaan di Kabupaten Sleman, studikasus subsektor insustri kerajinan anyaman mendong, Prosiding Seminar Nasional UII, Menuju Masyarakat Madani Dan Lestari, 18 Desember 2013
Hamidi, 2005. Metode Penelitian Kualitatif. UMM Press. Mulyadi, S.1993. Analisis Laporan Keuangan. Liberty : Yogyakarta.
Tambunan, T. 2001. Peranan UKM bagi Perekonomian Indonesia dan
58
Prospeknya.Makalah Presentasi pada Seminar “Strategi Bisnis dan Peluang Usaha bagi Pengusaha Kecil dan Menengah” IFMS dan Lab. Ilmu Administrasi FISIP UI. Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
59