Topik Utama KRISIS LISTRIK DAN PROGRAM 35 RIBU MW Oktofriawan Hargiardana Biro Perencanaan dan Kerja Sama, Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
[email protected]
SARI Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat populasi penduduk di Indonesia yang semakin tinggi maka permintaan akan energi listrik juga meningkat. Sementara kondisi saat ini, masih terjadi krisis listrik, yang ditunjukkan dengan pemutusan sementara, pembagian secara bergilir, dan seterusnya. Guna memenuhi kebutuhan listrik Indonesia yang diperkirakan mencapai 8,7% per tahun, Pemerintah mencanangkan Program Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik 35 ribu MW diluar program 10 ribu MW tahap 1 dan 2 yang sudah berjalan terlebih dahulu, dengan total kapasitas pembangkit listrik mencapai 42,9 GW, yang terdiri dari 35,5 GW program baru, dan 7,4 GW program lama (FTP 1 dan 2) dan diperkirakan sudah Commercial Operatioan Date (COD) seluruhnya pada tahun 2019. Kata kunci : 1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan dengan energi listrik. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat populasi penduduk di Indonesia yang semakin tinggi maka permintaan akan energi listrik juga meningkat. Oleh karena itu berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah agar dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Saat ini, ketersediaan sumber energi listrik tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan listrik di Indonesia. Terjadinya pemutusan sementara dan pembagian energi listrik secara bergilir merupakan dampak dari terbatasnya energi listrik yang dapat disuplai oleh PLN. Hal ini terjadi karena laju pertambahan sumber energi baru dan pengadaan pembangkit tenaga listrik tidak sebanding dengan peningkatan konsumsi listrik.
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
Pada kurun waktu 2010-2014, kapasitas pembangkit listrik Indonesia telah yang telah terbangun mencapai 53,58 GW. Sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN), pada tahun 2015, kebutuhan pembangkit listrik diperkirakan sebesar 61 GW, dan tahun 2019, adalah sebesar 80,66 GW, yang artinya diperlukan penambahan kapasitas sebesar 27,08 GW dari realisaasi tahun 2014. Sementara pada tahun 2025, kebutuhan kapasitas pembangkit listrik diperkirakan mencapai 115 GW (Gambar 1). Berdasarkan data RUPTL 2015 - 2024, pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik diproyeksikan rata-rata sekitar 8,7% per tahun (Gambar 2) hingga tahun 2024, yang terpusat di di Pulau Jawa dan Sumatera. Pada tahun 2015, kebutuhan tenaga listrik di Pulau Jawa-Bali diprediksikan sebesar 165 TWh atau setara dengan dan Sumatera sebesar 31 TWh. Sedangkan pertumbuhan Indonesia bagian Timur sebesar 23 TWh. Pertumbuhan kebutuhan listrik di Indonesia Timur memang lebih kecil dikarenakan, selain pusat pertumbuhan ekonomi
25
Topik Utama
Gambar Gambar 1. 1. Kebutuhan pembangkit listrik sesuai Kebijakan
Energi Nasional (KEN)
Gambar Gambar 2. 2. Proyeksi kebutuhan listrik 2015-2024 Indonesia Indonesia memang memang masih masih terpusat terpusat di di Pulau Pulau Jawa Jawa dan dan Sumatera, Sumatera, minimnya minimnya pembangunan pembangunan infrastruktur infrastruktur lainnya lainnya seperti seperti manufaktur manufaktur dan dan jalan jalan raya, raya, membuat membuat perkonomian perkonomian di di wilayah wilayah tersebut tersebut berjalan berjalan lebih lebih lambat. lambat. b. b. Tujuan Tujuan Penulisan Penulisan Tulisan Tulisan ini ini merupakan merupakan penjelasan penjelasan ringkas ringkas terhadap terhadap kebijakan kebijakan Pemerintah Pemerintah dalam dalam rangka rangka mengejar mengejar kebutuhan kebutuhan listrik listrik sekaligus sekaligus
26 26
menanggulangi menanggulangi krisis krisis listrik listrik yang yang telah telah melanda melanda Indonesia, Indonesia, serta serta penjabaran penjabaran program program pembapembangunan ngunan pembangkit pembangkit listrik listrik 35 35 ribu ribu MW. MW. 2. 2.
KONDISI KONDISI KETENAGALISTRIKAN KETENAGALISTRIKAN TAHUN TAHUN 2014 2014
Sebelum Sebelum dijabarkan dijabarkan lebih lebih lanjut lanjut mengenai mengenai proprogram-program gram-program Pemerintah Pemerintah dalam dalam rangka rangka mengejar mengejar kebutuhan kebutuhan kapasitas kapasitas pembangkit pembangkit listrik listrik
M&E, Vol. Vol. 13, 13, No. No. 2, 2, Juni 2015 Juni 2015 M&E,
Topik Utama yang mencapai 8,7% per tahun, Pemerintah dan PT. PLN (Persero) terus melakukan upayaupaya percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang tercermin dari beberapa indikator sebagai berikut: a. Rasio Elektrifikasi adalah perbandingan antara jumlah rumah tangga yang berlistrik dengan jumlah keseluruhan rumah tangga Indonesia. Pada awal periode Renstra Tahun 2010-2014, rasio elektrifikasi hanya sebesar 67,15% dan meningkat menjadi 84,35% pada akhir 2014, dengan Wilayah Jawa dan Sumatera merupakan 2 wilayah dengan tingkat rasio elektrifikasi terbaik yaitu ratarata di atas 70%. Walaupun nilai rasio elektrifikasi telah meningkat secara signfikan sejak tahun 2010, namun masih terdapat beberapa daerah yang memiliki rasio elektrifikasi di bawah rata-rata yang ditandai dengan warna kuning (rasio elektrifikasi 50%-70%) dan merah (rasio elektrifikasi di bawah 50%), seperti terlihat pada Gambar 3, yaitu: Kalimantan Tengah (67,23%), Kalimantan Utara (69,64%), Sulawesi Tenggara (66,78%), Nusa Tenggara Barat (68,05%) dan Nusa Tenggara Timur (58,91%), serta Papua (43,46%).
Adapun terkait Pencapaian rasio elektrifikasi pada akhir tahun 2014 tersebut lebih tinggi 4,35% dari pada target RPJMN Tahun 20102014 sebesar 80% (Tabel 1), tidak hanya dipengaruhi oleh faktor penambahan kapasitas pembangkit, namun juga beberapa faktor lainnya antara lain seperti: pembangunan transmisi dan distribusi, yang terkait erat dengan kondisi geografis wilayah dan skema tinggal penduduk. Sebagai contoh di Papua, kontur wilayah pegunungan menyebabkan pembangunan transmisi dan distribusi untuk meyalurkan tenaga listrik dari pembangkit listrik ke penduduk menjadi tantangan tersendiri karena biaya investasi yang besar. b. Penjualan Tenaga Listrik merupakan salah satu indikator peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat. Penjualan tenaga listrik yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan rata-rata sekitar 8% (Gambar 4). Penjualan tenaga listrik pada tahun 2009 sebesar 134,58 TWh dan meningkat 8% menjadi 185,53 TWh pada tahun 2013. Untuk Tahun 2014 (APBN-P) penjualan tenaga listrik ditargetkan sebesar 198,52 TWh atau tumbuh sebesar 7%.
Gambar 3. Rasio elektrifikasi tahun 2014
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
27
Utama Topik Utama Topik Tabel 1. 1. Target danrealisasi realisasirasio rasio elektrifikasi Tabel Target realisasi rasio elektrifikasi Target dan elektrifikasi 1. Target dan realisasi rasio elektrifikasi 1. Target dan realisasi rasio elektrifikasi
TargetRPJMN RPJMN RPJMN Target
67,20 70,60 73,60 76,80 80,00 67,20 70,60 73,60 76,80 80,00 67,20 70,60 73,60 76,80 80,00
Realisasi Realisasi Realisasi
67,15 72,95 76,65 80,51 84,35 67,15 72,95 76,65 80,51 84,35 67,15 72,95 76,65 80,51 84,35
250 250 200 200 150 150 100 100 50 50 00 2009 2009
2010 2010
8,6% 8,6%
2011 2011
7,7% 7,7%
2012 2012
10,2% 10,2%
2013 2013
6,9% 6,9%
2014 2014
7% 7%
Gambar4. 4.Pertumbuhan Pertumbuhanpenjualan penjualantenaga tenagalistrik listrik Gambar Kenaikan pertumbuhan pertumbuhan pada pada tahun tahun 2013 2013 Kenaikan sebesar 6,9% memang lebih kecil sebesar 6,9% memang lebih kecil dibandingkan dengan dengan kenaikan kenaikan pada pada tahun tahun dibandingkan 2012 dari dari 2011, 2011, yaitu yaitu sebesar sebesar 10,3%, 10,3%, hal hal 2012 tersebut disebabkan disebabkan oleh oleh lebih lebih rendahnya rendahnya tersebut pertumbuhanekonomi ekonomipada padatahun tahun2013 2013yaitu yaitu pertumbuhan sebesar 5,7%, 5,7%, jika jika dibandingkan dibandingkan dengan dengan sebesar tahun2012 2012yang yangsebesar sebesar6,2%. 6,2%. tahun c. Kapasitas Kapasitas Terpasang Terpasang Pembangkit. Pembangkit. c. Sampai dengan dengan tahun tahun 2014 2014 kapasitas kapasitas Sampai terpasangpembangkit pembangkitlistrik listriksebesar sebesar53.585 53.585 terpasang MW (Gambar (Gambar 5), 5), mengalami mengalami penambahan penambahan MW sebesar 17.405 17.405 MW MW dibandingkan dibandingkan tahun tahun sebesar 2010 sebesar sebesar 36.180 36.180 MW. MW. Kapasitas Kapasitas 2010 terpasang tersebut tersebut terdiri terdiri dari dari pembangkit pembangkit terpasang milikPT PTPLN PLN(Persero) (Persero)sebesar sebesar37.280 37.280MW MW milik (70%), IPP IPP sebesar sebesar 10.995 10.995 MW MW (20%) (20%) dan dan (70%), PPU sebesar sebesar 2.633 2.633 MW MW (5%) (5%) serta serta Izin Izin PPU Operasi (IO) (IO) non-BBM non-BBM sebesar sebesar 2.677 2.677 MW MW Operasi (5%). (5%).
28 28
d. Pembangunan Pembangunan Jaringan Jaringan Transmisi, Transmisi, d. Distribusi Tenaga Listrik, Lisdes dan Distribusi Tenaga Listrik, Lisdes dan ListrikGratis. Gratis.Penambahan Penambahanpembangunan pembangunan Listrik transmisi, gardu gardu induk, induk, gardu gardu distribusi distribusi dan dan transmisi, jaringandistribusi distribusiselama selamaperiode periode2010-2014 2010-2014 jaringan dapatterlihat terlihatpada padaTabel Tabel2. 2.Selain Selainitu, itu,sejak sejak dapat tahun 2012, 2012, Pemerintah Pemerintah telah telah meluncurkan meluncurkan tahun pembangunan instalasi instalasi listrik listrik gratis gratis bagi bagi pembangunan masyarakat tidak tidak mampu mampu dan dan nelayan, nelayan, di di masyarakat mana tahun 2012 telah dilaksanakan untuk mana tahun 2012 telah dilaksanakan untuk 60.702 Rumah Rumah Tangga Tangga Sasaran Sasaran (RTS), (RTS), 60.702 tahun 2013 2013 untuk untuk 94.140 94.140 RTS RTS dan dan tahun tahun tahun 2014untuk untuk118.460 118.460RTS. RTS. 2014 e. Capaian Capaian Proyek Proyek 10.000 10.000 MW MW Tahap Tahap II (FTP (FTP e. 1) dan dan Tahap Tahap IIII (FTP (FTP 2) 2) 1) Fast Track Track Program Program 11 (FTP1) (FTP1) dimulai dimulai •• Fast
sejak tahun tahun 2006 2006 terdiri terdiri dari dari 37 37 proyek proyek sejak yangditargetkan ditargetkanselesai selesaiseluruhnya seluruhnyapada pada yang tahun2009. 2009.Namun Namundalam dalampelaksanaanpelaksanaantahun
M&E,Vol. Vol.13, 13,No. No.2, 2, Juni Juni2015 2015 M&E,
Topik Utama 60.000
Mega Watt (MW)
50.000
Dari Redak
40.000
B
akda ashar, 1 April 2015, terdengar suara ramai-ramai, setelah ditelusuri ternyata ada kebakaran di sebelah kantor Badan Litbang ESDM, tepatnya bengkel mobil sebelah 20.000 “blangwir”. Tim LK3 LEMIGAS yang ‘diawaki’ oleh Satpam bergerak cepat. Kepulan asap tebal terlihat dari gedung serba guna. Di ujung kanan asap hitam yang mengepul berjejer 10.000 berturut-turut rumah pompa sumur untuk mensuplai air sistem kebakaran di Gedung Perkantoran LEMIGAS, mesin genset untuk Sekretariat Litbang ESDM dan gedung 2010 suplai 2011gedung2012 2013Badan 2014 serba guna. Hidran pertama di depan gedung serba guna telah menyemprotkan air. Hidran kedua disiapkan, kemudian boks Gambar 5. Kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik tahun selang yang ada di sekitar dipecah dan diambil selangnya. Apa 2010-2014 yang terjadi semua selang tidak bisa digunakan, semuanya pecah dan bocor. Akhirnya diupayakan mencari dari tempat lain. Karena tempat jauh ketika selang itu datang dan bisa digunakan pendanaan) dan masalah konstruksi nya banyak mengalami kendala sehingga api telah dikuasai oleh para awak (material/equipment, Damkar. lack of 30.000
SUSUNAN REDA
(material/equipment, lack of target penyelesaiannya mengalami Pelindung Ada dua pelajaran yang sangat berharga dari peristiwa di atas.Sampai dengan management, eskalasi). keterlambatan. Berbagai kendala yang Kepala Badan Litban Pertama, perawatan dan peremajaan akhir bahan 2014, atau FTPperalatan 1 yang telah berhasil dihadapi antara lain: permasalahan sangat penting, agar ketika pada saat diperlukan semuanya dapat Pembina diselesaikan sebesar 7.401 MW dan engineering (desain/ drawing, Sekretaris Badan Litba bekerja dengan baik. Yang kedua adalah delivery time atau time selebihnya 2.526 MW diperkirakan commissioning), non-engineering to market, karena sebagus apapun yang kita miliki atau kita punya, Pengarah selesai tahun 2015-2016 (Gambar 6). (perizinan/rekomendasi, pengadaan/ kalau delivery timenya tidak tepat atau istilah yang selalu Kepala Puslitbang Geolo pembebasan lahan, diungkapkan impor barang, Kepala Puslitbangtek Miga oleh teman-teman di lingkungan Badan Litbang ESDM ‘wes telat’, maka keberadaannya tidak lagi bermanfaat.
Tahun 2009-2014:
7.401 MW 74,6%
Mega Watt - MW
2009 Banten Labuan#1
300
1. Jatim-Tj. Awar-awar#2 350 MW Awar-awar#2 2. Jateng-Adipala MW Alkisah di suatu unit organisasi, ada seorang pimpinan 1x660 tertinggi Jateng-Adipala 3. Sumut-Pangkalan Susu 2x220MW yang ketika masih menjabat sangat asyik denganBaru#1 kesibukan yang 4. Babel-Bangka 30 MW Baru#1 5. Babel-Belitung 2x16,5 MW Babel-Belitung luar biasa, waktunya dihabiskan dengan rapat sana rapat 6. Riau-Tenayan 2x110 MWsini. Riau-Tenayan 7. Lampung-Tarahan Baru#2 100 MW Baru#2 Mulai dari rapat tingkat tinggi sampai 8.rapat-rapat biasa.2x50Akibat Kalbar-Parit Baru MW Baru 2011 9. Kalbar-Bengkayang#2 27,5 MW Kalbar-Bengkayang#2 kesibukannya tersebut, banyak hal terlewati. ApaBalikpapan yang dihasilkan 10. Kaltim-Teluk 2x110 MW Balikpapan Jabar-Indramayu 3x330 MW Jabar-Indramayu Kalteng-Pulau Pisau 2x60 MW Pisau Banten-Suralaya 625 MW dan apa yang terjadi 11.sudah Banten-Suralaya di dalam 1xrapat 12. NTB-Lombok 2x25 MW NTB-Lomboktidak terkendali. Banten-Lontar#1 315 MW 2013 Banten-Lontar#1 13. NTT-Ende 2x7 MW NTT-Ende Akhirnya 2x315 tibalah saatnya ‘sang 50pimpinan’ tersebut memasuki Jateng-Rembang MW Jateng-Rembang 14. Malut-Tidore 2x7 MW Malut-Tidore Sulsel- Barru#2 MW Barru#2 15 Papua-Jayapura#2 10 MW Papua-Jayapura#2 Kalsel-Asam-asam 2x 65 MWpikirannya masih dibutuhkan Kalsel-Asam-asam masa pensiun. Karena tenaga 2x315 dan Jatim-Pacitan MW 2015 Jatim-Pacitan Ratu 3x350 MW suatu hari ketika melihat Ratu pada dalam2.300 organisasiJabar-Pelabuhan tersebut, 2.426 Kepri-Tj. Balai Karimun#2 7 MW Karimun#2
suasana dan keadaan unit organisasi tersebut. Sang pimpinan tersebut mempertanyakan sesuatu, kok ini begini, kok itu 1.867 begitu…, dengan cepat dan tangkas salah seorang staf yang mendampingi beliau, secara spontan melontarkan kata-kata 1.350 2012 ‘wes telat’ Pak. Dalam hatinya staf tersebut mengatakan bahwa 1.024 Banten-Lontar#2 630 MW 2014 seharusnya kemarin-kemarin sekarang, kok baru1.2. ngomong Jatim-Paiton 1x660 MW Jatim-Paiton 1. Jatim-Tj. Awar-awar#1 350 MW saat memimpin Awar-awar#1 3. Sulut-Amurang 2x25 Sehingga MW ketika masih menjabat. kalau pada Sulut-Amurang 2. NAD-Nagan 2x110 MW NAd-Nagan Raya Raya 4. Sultra-Kendari#2 10 MW Sultra-Kendari#2 300 dia mengatakan 3. Babel-Bangka Baru#2 30 MW kalau sekarang Baru#2 hal tersebut ceritanya akan lain, 4. Kepri-Tj. Balai Karimun#1 100 Karimun#1 7 MW Sumbar-Teluk Sirih 2x112 MW 2016 Sirih pengaruhnya, mau ngomong apapun sudah5. tidak ada namanya Banten 6. Lampung-Tarahan Baru#1 Baru#1 100 MW Labuan#2 juga ‘wes telat’. 2x10 MW 7. Sulsel-Barru#1 50 MW 1. NTB-Bima NTB-Bima Sulsel-Barru#1 2010
8. Sultra-Kendari#1 Sultra-Kendari#1 9. NTT-Kupang
10 MW 2x16,5 MW
2. Gorontalo-Anggrek Gorontalo-Anggrek 2x25 MW 3. Maluku-Ambon 2x15 MW
NTT-Kupang MW 3. Maluku-Ambon 2x15 MW Pelajaran berikutnya adalah 9.bahwa ketika2x16,5 kita atau seseorang sedang dalam posisi memegang kendali pada unit organisasi. Supaya jangan menyia-nyiakan waktu. Tidak ada gunanya kita berkeluh ketika sudah MW tidakTahap menjabat Gambarkesah 6. Proyek 10.000 I lagi, yang seharusnya bisa kita lakukan ketika kita masih menjabat. Lakukan yang terbaik, kendalikanlah organisasi atau unit tersebut untuk mewujudkan apa yang diamanahkan dan juga yang dicita-citakan, agar tidak terjadi penyesalan dan orang lain tidak mengatakan M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015 ‘wes telat’.
7 Mei 2015 Menteri ESDM melantik Pejabat Eselon II di lingkungan Kementerian ESDM, dua di antaranya adalah pembina dan pengarah M&E, selamat datang dan selamat bergabung
Kepala Puslitbangtek Mineral dan Kepala Puslitbangtek Ketenagalis Terbarukan, dan Konser
Pemimpin Reda Drs. Hermansyah,
Wakil Pemimpin R Dr. Ir. Verina J Wargad
Penyunting/Ed Dr. Ir. Binarko San Dra. Sri Handayani Umar Dani, S. Dr. Ir. Usman, M Dr. Imam Budiarto Sos Agustini, ST Himawan Sutanto, S Ir. Noor Cahyo Dwi Atm Mira Yosi, S.Si, Arfie Iksan Firmansy Rudianto, S.E
Redaktur Pelaks FX Harkins H. Prabowo Sumartono Ir. Herru Lastiadi Setia Tri Anggono, ST, Mufdi Firdaus, S.S Ir. Richard Butar-But
Desain Grafis Suratmin Djoko Suranto Sekretariat
29 Sriwulani Herdiana Prasetyan
Alamat Redaksi/Sir Jl. Ciledug Raya Ka Cipulir, Kebayoran Lama, J Telp. 021-72797968 / 7
Topik Utama •
•
FTP 2 dicanangkan oleh Pemerintah sebagai upaya untuk mempercepat diversifikasi energi untuk pembangkit tenaga listrik ke non-BBM, mengoptimalkan pemanfaatan potensi panas bumi dan tenaga air serta sekaligus memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang terus meningkat. FTP 2 terdiri atas pembangkit yang menggunakan energi terbarukan (38%) yakni panas bumi dan tenaga air. Selain itu, pembangkit yang menggunakan batubara dengan teknologi yang lebih efisien dan gas (62%). Pelaksana proyek didominasi oleh swasta (68%) dan PLN (32%). FTP 2 terdiri dari 76 proyek dengan total kapasitas 17.918 MW, dengan rincian Proyek PLN sebanyak 17 proyek (5.749 MW) dan proyek swasta sebanyak 59 proyek (12.169 MW). Sampai dengan tahun 2014, FTP 2 telah berhasil diselesaikan sebesar 55 MW yaitu dari PLTP Patuha di Pengalengan, Jawa Barat (Gambar 7). Penyelesaian FTP 2 naik secara bertahap, mulai tahun 2015 sebesar 100 MW, dan puncaknya terjadi pada tahun 2020 sebesar 4.523 MW, serta selesai seluruhnya pada tahun 2024.
3.
Keterlambatan yang terjadi pada pembangunan FTP 1 dan FTP 2 dikarenakan beberapa hambatan sebagai berikut: 1) Pembebasan dan Penyediaan Lahan, 2) Proses Negosiasi Harga antara PLN dan IPP, 3) Proses Penunjukan dan Pemilihan IPP, 4) Pengurusan Izin di Tingkat Nasional dan Daerah, 5) Kinerja (sebagian) Developer dan Kontraktor tidak sesuai target, 6) Kapasitas Manajemen Proyek, 7) Koordinasi Lintas Sektor (Ego Sektoral), dan 8) Permasalahan Hukum KRISIS LISTRIK
Secara definisi, kondisi krisis listrik dijabarkan pada Pasal 6 UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi, yang menyebutkan: a. Krisis energi merupakan kondisi kekurangan energi. b. Darurat energi merupakan kondisi terganggunya pasokan energi akibat terputusnya sarana dan prasarana energi. c. Dalam hal krisis energi dan darurat energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) mengakibatkan terganggunya fungsi pemerintahan, kehidupan sosial masyarakat,
Gambar 7. Proyek 10.000 MW Tahap II
30
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
Topik Utama dan/atau kegiatan perekonomian, Pemerintah wajib melaksanakan tindakan penanggulangan yang diperlukan. Melihat penjelasan di atas, maka Indonesia sudah dapat dikategorikan mengalami krisis listrik karena terdapat beberapa daerah yang hingga kini mengalami kekurangan pasokan energi, dan melihat capaian pembangunan kelistrikan hingga tahun 2014 yang tidak bisa mengejar tingginya pertumbuhan kebutuhan listrik dan dengan adanya hambatan-hambatan yang utamanya terjadi pada proyek pembangunan FTP 1 dan 2, menyebabkan kondisi kelistrikan nasional belum pada kondisi yang baik. Pada Gambar 8 diperlihatkan kondisi kelistrikan Indonesia, dimana mayoritas wilayah mengalami kekurangan pasokan listrik (kotak warna merah), adapun wilayah yang pasokan listriknya melebihi kebutuhan (surplus listrik) hanya 4 wilayah, yaitu: Jawa-Bali (31%), Sulawesi Selatan dan Barat/Sulselbar (21,6%), Kalimantan Timur dan Utara/Kaltimra (0,9%), dan Papua (5,8%). 4.
PROGRAM 35.000 MW
Untuk menanggulangi kekurangan pasokan listrik tersebut (krisis listrik) dan menjaga
kestabilan perekonomian dan penyaluran tenaga listrik hingga 20 tahun mendatang, maka Pemerintah Indonesia membutuhkan penambahan pembangkit sekitar 7.000 MW per tahun. Untuk itu, Pemerintah mencanangkan penambahan kapasitas pembangkit listrik melalui "Program 35 ribu MW", yang diperlihatkan pada Gambar 9. Untuk memenuhi target Program 35 Ribu MW, maka dipetakan pembangunan pembangkit di seluruh wilayah Indonesia (Gambar 9). Pembangunan pembangkit terbesar terdapat di Pulau Jawa dan Sumatera, dengan total masingmasing sebesar 20,9 GW dan 8,7 GW, karena pusat pertumbuhan ekonomi masih terletak di kedua pulau tersebut. Sebagaimana tercermin pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa pada tahun 2014, struktur perekonomian tertinggi terhadap PDB yaitu Jawa yang mencapai 57,3%, diikuti Sumatera 23,16% dan pulau-pulau lainnya kurang dari 10 persen. Berdasarkan data tersebut, maka kebutuhan listrik pulau Jawa dan Sumatera lebih besar dibandingkan dengan pulau lainnya. Karena itu fokus program listrik masih di kedua pulau tersebut. Sementara itu, pembangunan pembangkit di wilayah lainnya hanya berkisar antara 0,28 GW sampai dengan 2,7 GW.
Gambar 8. Kondisi kelistrikan nasional
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
31
Topik Utama Utama Topik Sumatera: PLN : 1,1 GW IPP : 7,6 GW Total : 8,7 GW
Kalimantan: PLN : 0,92 GW IPP : 0,95 GW Total : 1,87 GW
Jawa-Bali: PLN : 5,0 GW IPP : 15,9 GW Total : 20,9 GW
Nusa Tenggara: PLN : 0,67 GW IPP : 0,03 GW Total : 0,70 GW
Sulawesi: PLN : 2,0 GW IPP : 0,7 GW Total : 2,7 GW
Maluku: PLN : 0,26 GW IPP : 0,02 GW Total : 0,28 GW
Papua: PLN : 0,22 GW IPP : 0,12 GW Total : 0,34 GW
Indonesia: PLN : 10,2 GW IPP : 25,3 GW Total : 35,5 GW
Gambar Gambar 9. 9. Program Program 35 35 ribu ribu MW MW per per Pulau Pulau Di Di luar luar program program 35 35 ribu ribu MW MW tersebut, tersebut, saat saat ini ini juga masih terdapat pembangunan pembangkit juga masih terdapat pembangunan pembangkit yang sudah sudah dalam dalam proses proses konstruksi konstruksi berjumlah berjumlah yang 7,4 GW, GW, yang yang apabila apabila di di total total dengan dengan kapasitas kapasitas 7,4 pembangkit pembangkit program program 35 35 ribu ribu MW MW maka maka total total keseluruhannya keseluruhannya menjadi menjadi 42,9 42,9 GW. GW. Adapun Adapun stastatus pembangunan pembangunan pembangkit pembangkit tersebut tersebut tus ditunjukkan pada pada Gambar Gambar 10, 10, yang yang terlihat terlihat ditunjukkan bahwa bahwa Pembangkit Pembangkit Listrik Listrik Tenaga Tenaga Uap Uap (PLTU) (PLTU)
masih mendominasi mendominasi (blok (blok hitam) hitam) dengan dengan total total masih sebesar sebesar 25,8 25,8 GW, GW, adapun adapun Pembangkit Pembangkit Listrik Listrik Tenaga Gas dan/atau Uap (PLTG/U) dan juga memiliki porsi porsi yang yang cukup cukup besar besar (blok (blok abu-abu) abu-abu) memiliki yaitu 13,3 13,3 GW. GW.Adapun Adapun pembangkit pembangkit yang yang berasal berasal yaitu dari dari energi energi baru baru terbarukan terbarukan seperti seperti panas panas bumi, bumi, air dan surya, masih memiliki porsi yang cukup kecil yaitu yaitu sebesar sebesar 3,7 3,7 GW. GW. kecil
Status pembangunan pembangunan pembangkit pembangkit 35,5 35,5 GW GW ++ 7,4 7,4 GW GW Gambar 10. 10. Status Gambar
32 32
M&E, Vol. Vol. 13, 13, No. No. 2, 2, Juni Juni 2015 2015 M&E,
Topik Topik Utama Utama Apabila Apabila dilihat dilihat rencana rencana Commercial Commercial Operation Operation Date Date (COD) (COD) hingga hingga tahun tahun 2019 2019 (Gambar (Gambar 11), 11), pada pada tahun tahun 2019 2019 total total kebutuhan kebutuhan tambahan tambahan kapasitas kapasitas pembangkit pembangkit sebesar sebesar 42,9 42,9 GW GW akan akan terwujud dengan rincian 7,4 GW tahap terwujud dengan rincian 7,4 GW tahap konstruksi konstruksi (FTP (FTP 1, 1, sebagian sebagian FTP FTP 22 dan dan proyek proyek reguler) reguler) dan dan 35,5 35,5 GW GW rencana. rencana. 5. 5.
c. c.
d. d.
LANGKAH-LANGKAH LANGKAH-LANGKAH UNTUK UNTUK MEWUMEWUJUDKAN JUDKAN PROGRAM PROGRAM 35.000 35.000 MW MW
Program Program 35 35 ribu ribu MW MW merupakan merupakan salah salah satu satu mega mega proyek proyek tebesar tebesar pada pada Pemerintahan Pemerintahan saat saat ini, ini, untuk untuk itu itu dalam dalam rangka rangka menjamin menjamin terselesaikannya terselesaikannya proyek proyek tersebut, tersebut, perlu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. a. Sinergi Sinergi antar antar Kementeriaan/Lembaga Kementeriaan/Lembaga untuk untuk perizinan, perizinan, mengingat mengingat tantangan tantangan utama utama program program pembangunan pembangunan pembangkit pembangkit listrik listrik ini ini adalah adalah perizinan perizinan lintas lintas sektoral sektoral (Perlayanan (Perlayanan Terpadu Terpadu Satu Satu Pintu/PTSP). Pintu/PTSP). Gambar Gambar 12 12 menunjukkan menunjukkan Kementerian/ Kementerian/ Lembaga Lembaga terkait terkait yang yang terlibat terlibat dalam dalam PTSP PTSP yang yang melibatkan melibatkan 22 Kementerian Kementerian Koordinasi Koordinasi (Perekonomian (Perekonomian dan dan Maritim). Maritim).
e. e. f.f. g. g.
b. b. Penyediaan Penyediaan lahan, lahan, dengan dengan memastikan memastikan pelaksanaanya pelaksanaanya sesuai sesuai dengan dengan UU UU No. No. 2/ 2/
2012 2012 tentang tentang Pengadaan Pengadaan Tanah Tanah untuk untuk Kepentingan Kepentingan Umum; Umum; Penetapan Penetapan Harga Harga Listrik Listrik yang yang sesuai sesuai keekonomian keekonomian dan dan saling saling menguntungkan menguntungkan dengan dengan menetapkan menetapkan Harga Harga Patokan Patokan Tertinggi Tertinggi untuk untuk IPP IPP dan dan Excess Excess Power Power melalui melalui Permen Permen ESDM; ESDM; Memastikan Memastikan proses proses Penunjukan Penunjukan dan dan Pemilihan Pemilihan IPP IPP berjalan berjalan dengan dengan baik, baik, melalui melalui pelaksanaan pelaksanaan penunjukan penunjukan langsung langsung dan dan pemilihan pemilihan langsung langsung untuk untuk pembangkit pembangkit Energi Energi Baru Baru Terbarukan Terbarukan (EBT), (EBT), Mulut Mulut Tambang, Tambang, Gas Gas Marginal, Marginal, Ekspansi Ekspansi dan dan Excess Excess Power Power yang yang diatur diatur dengan dengan Permen Permen ESDM; ESDM; Melakukan Melakukan evaluasi evaluasi kinerja kinerja Developer Developer dan dan Kontraktor Kontraktor yang yang diatur diatur dengan dengan Permen Permen ESDM; ESDM; Menunjuk Menunjuk Independent Independent Procurement Procurement Agent; dan Agent; dan Perlunya Perlunya menerbitkan menerbitkan peraturan peraturan perundangperundangundangan undangan seperti seperti Peraturan Peraturan Presiden Presiden yang yang bersifat bersifat khusus/Lex khusus/Lex Specialist, Specialist, untuk untuk melakukan melakukan percepatan percepatan pembangunan, pembangunan, dan dan memberikan memberikan kepastian kepastian hukum hukum kepada kepada para para pelaksana pelaksana proyek proyek pembangunan. pembangunan.
Gambar Gambar 11. 11. Rencana Rencana COD COD dan dan rencana rencana tambahan tambahan kapasitas kapasitas
per per jenis jenis pembangkit pembangkit
M&E, M&E, Vol. Vol. 13, 13, No. No. 2, 2, Juni Juni 2015 2015
33 33
Topik Utama
Gambar 12. Kementerian/Lembaga yang terlibat dalam PTSP
6.
PENUTUP
Program 35 ribu MW merupakan program utama Pemerintah yang menjadi tulang punggung perekonomian. Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di sekitar angka 5-6% dan menjaga ketahan ekonomi dan energi jangka panjang, maka program tersebut harus diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Disisi yang lain, apabila program tersebut dapat direalisasikan dengan baik, maka kebutuhan pembangkit listrik sebagaimana dokumen Kebijakan Energi Nasional (KEN) yaitu sebesar 80,66 GW dapat tercapai, dengan capaian diperkirakan mencapai 96,48 GW pada akhir 2019, sehingga diharapkan Indonesia dapat terbebas dari krisis listrik. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2015, Statistik Indonesia 2014, Jakarta: Badan Pusat Statistik.
34
Kementerian ESDM, Maret 2015, Paparan Menteri ESDM pada Sidang Kabinet Paripurna, Maret 2015, Jakarta: Kementerian ESDM. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional. Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2006 tentang Penugasan Kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara sebagaimana telah 3 kali diubah dengan Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2009, Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2014. Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2010 tentang Penugasan Kepada PT PLN (Persero) untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No. 48 Tahun 2011.
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
Topik Utama Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 02 Tahun 2010 Tentang Penugasan Pemerintah Kepada PT Perusahaan listrik Negara (Persero) Untuk Mengembangkan Pembangkit Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas yang selanjutnya telah dicabut dengan Peraturan Menteri ESDM No. 15 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri ESDM No. 01 Tahun 2012, Peraturan Menteri ESDM No. 21 Tahun 2013 dan Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2014.
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
Kemenko Bidang Perekonomian, 2011, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 - 2025, Jakarta: Kemenko Bidang Perekonomian. PT PLN (Persero), 2015, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2015 - 2024, Jakarta: PT PLN (Persero). Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan.
35