PENGENDALIAN NEMATODA Meloidogtne spp. DAN PEMNGKATAN HASTL TANAM^AI{ TOMAT (Lycoperslcun esculentum lVliller) Dl DESA JATI BALI MELALUI PEMAI\T'AATAN GULMA C h romo I ae na od orata. Oleh: Made Widana Anonat)
ABSTRACT Mulch af Chrwtoluena odorato wus incorporalad inlo a.r,cllou-red soil ol'.loli Roli trt r.r.sscru i/.r possible use as a neans of controlling nematode Meloidogtne spp. and improving lomqto yield in this village. This 78-day long research resulted in the suppression
odoratr.
PEIYDAHT'LUAN
Desa Jati Bali, yang tcrl€tak di Kocamatan t
Solatan,
amqml Kabupatcn
Konawe Tcnggara, scnEal produksi
hovinsi Sulawosl
merupakan salslt satu tanarnan sayur-seyunn unadc pemenuhan kehrtrhan mtspnkrt di kota Kcndsri. Salah satu tanaman sayuran yang dominan dibudidayakan adalatt tomat (Llrcopenia nr esculentxm Mill.). Teknik bbdidaya tanaman tomat yang telah diterapkan oleh paani
laia peningkatan kesubunan tanatr melalui aplikasi pupuk kandang setempat, antara
(kotoran sapi dan ayem)
yang
dikombinasikan dengan aplikasi pupuk kimia (Urea, dan SP36), perbaikan irigasi melalui pembuatan bedengan-bedengan, serta pengendalian hama melalui aplikasi insektisida. Namun demikian, produktivitas tanaman tomat di desa ini hanya sekitar 4 ton har, masih jauh di bawah produktivitas maksimum yang bisa mencapai 16-25 ton hrr (Anonimous, l936). Produktivitas yang rendah ini sebagian besar disebabkan oleh
tingginya persentase
tanaman-tanaman yang layu dan akhirnya mati. tiba-tiba tomat
Selain itu, hal ini juga disebabkan oleh rendahnya hasil per tanaman sebagai akibat
dari
pertumbuhan vegetatif yang tidak
normal dan masa panen yang lebih singkat.
di lapangan dan di tanaman yang sampel terhadap laboratorium Hasil observasi
I
)
Staf Pengajor Patla Jutttsan
mati dini menunjukkan bahwa kematian tanaman tomat dan pertumbuhan vegetatif tidak normal ini discbabkan oleh nematoda Meloidogtne spp. Akar tanaman yang terinfeksi oleh nematoda membentuk benjolan-benjolan (disajikan pada Gambar 3), drn sel-sel akarnya rusak sehingga sistem transpor hara dan air ko dalam tanaman menjadi terhambat (Cercauscas, 2008). Selain itra kerusakan yang disebabkan oleh nematoda menyebabkan akar tanaman lebih rentan terhadap patogen lainnya, misalnya Fworium sp., yang ditandai oleh adanya perubahan warna pada jaringan akar dan batang tanaman (Cercauscas, 2008). Geiala
lainnya adalah perturnbuhan batang terhambat, daun menguning tanaman mengalami kclayuan dan akhirnya mati (Peet,2001).
Upaya yang dilakukan petani untuk mengendalikan nematoda Meloidogtne spp. masih sangat terbatas. Yang telah dilakukan
hanyalah
' berupa pencabutan dan
pemusnahan tanaman yang telah mati agar
penyebaran penyakit lebih lanjut dapat dicegah. Pengaplikasian nematisida sintetik telah karni anjurkan. Narnun mcngingat harganya yang tinggi, perlu dicarikan alternatif lain. yang lebih murah dan .iuga lebih ramah lingkungan. Tahun 1979.L,e Thi Hoan dan f)avide melaporkan bahwa daun C. odorutu mengandung senyawa yang dapat berfungsi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas I luluoleo, Kendari
60
sebagai nernatisida terhadap nematoda Meloidogtne incog;nita (Grainge er dl., 1985). Pada tahun 2007, Thoden et al. melaporkan bahwa senyawa yang bersifat nematisida pada C. odorata adatah alkaloid
l,2dihidropynolizidine,
terkonsentnasi
yang
di altar dibandingkan
lebih
deng;an
di daun. Dalam penelitiannya pada tanaman lettuce, aplikasi mulsa akff C. odorata sebesar 5% (beraVvolumo) telah seponuhnya
menghambat invasi npmatoda Meioidogtne incognita ke dalam akar, dan meningkatiian panjang akar sebesar l45yo dibaniinglcan tansrnan kontrol. Tetapi, pada dosis yang berlebihan (350 ppm yang diaptitasihn :e:ara in vitro), panjang akar dan jumlah bulu akar menurun karena pada dosis yang berlebihan senyawa ini bersifat ntototsiI tcrhadap akar tlllarnan. Populasi C. odorutu di desa Jati Bali sangat {inggi. Culnra ini tumbuh di lahan-lahan yang tidak diolah <jan di selasela tanaman. Jika diaplikasikan ke dalam
tanah, selain akan dapat mengendalikan
nematode Meloidogtne spp.,juga akan dapat meningkatkan sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Kilowasid (2003) metaporkan bahwa
BAIIAN
DANT
METODE
Wektu dan Tempat Penelitian dilsksanakan di Desa Jati ubi (Ipomeo sp.), sejalc bulan ^nrgg,t Oktober sampai tsnggsl Desembcr 200E.
Bali pada lalran yang habis ditanami
tfbq
Brhan dan
Aht
Bahsn-bahan yang digunakar dalam -
penclitian ini antana bin benih tomat (Lltcopersieon esqtletum Millcr) varictas Intaq pupuk kandang ayam, C. dorata
(kirinyuh), pupuk Urea, dan
Sp36.
Sedangkan alat yang digunakan antara lain pacul, lumpang, pisau, meteran, timbangan dan alat tulis menulis. Rancangen Pcnclitian
Penelitian disusun
berdasarkan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 taraf mulsa C. odorata. v"itu-, 0;7,5; 15;22,5;30 dan 37,5 ton ha-I. Tiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga secara keseluruhan terdapat l8 unit peneliiian. Pengolehan Tanah drn pembuatan petak Penelitian Lahan dipacul dengan kedalaman
bicxrasa tumbulralr tlapat ntr:nilrgkatkan ketersediaan hara N, p dan K. Blberapa peneliti lainnya, scperti 'Iian cl ul. (1999) dan Suntoro et al. (2001), metaporkan bahwa biomasa C. odaralo dapat menekan kadar Al-dd, meningkatkan pFl, kadar N, p dan K pada tanah mineral masam. Selain itu, biomasa tumbuhan juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti mengurangi bulk
masing-masing berukuran 160 cm x 120 cm dengan tinggi pefak *20 cm. Jarak antar petak dalam kelompok adalah 50 cm, sedang jarak petak antar kelompok adalah 75 cm.
mengendalikan suhu tanah
Pembibiten
density tanah. meningkatkan poiositai tanah, dan
meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air (Leomo, 1999). perubahan kondisi fisiko-kimia tanah ini selanjutnya akan berdampak positif terhadap akiivitas organisme tanah baik organisme simbiotik maupun non-simbiotik (lJam, 1994; Kilham, 1995; Rosemeyer et at.,2000). Berdasarkan uraian di atas maka telah dilakukan penelitian .,pengendalian
Nematoda Meloidogync spp.
dan
Peningkatan Hasil Tanaman Tomat melalui
Pemanfaatan Gulma C. odorata.
+20
cm.
Hasil paculan lagi, diratakan, kemudian dibuat l8 petaL percobaan dihancurkan/dihaluskan
Benih tomat varietas Intan
disemaikan pada petak persemaian berukuran 2 m x 2 m. Media penyemaian
benih tomat dicampur dengan 20 kg pupuk kandang ayam. Kadar air media p"ny"rnui*
dipertatrankan dengan -,"lakukpenyiraman pada pagi dan sore hari.
Penyiapan dan Aplikasi Mulsr C, odorota C. odorata yang digunakan masih muda yang sedang tumbuh subur di sela-sela tanaman rambutan muda yang tanahnya ditraktor * 6 bulan sebelumnya. Akar dan batang dikumpulkan, dipotong-protong kecil, kemudian ditumbuk dengan luirpang. Setelah hancur, hasil tumbukan C. doroto ini ditimbang sesuai dengan perlakuan,
AGRrPLas, Yotume 19 Nomor
^r/anruuiz^og,
rssN*gs*.or2g -:
6l kemudian langpung diaplikasikan sebagai mulsa pada kedalaman 1,5 cm sehari sebelum penanaman.
Penrnlman Bibit tanaman tomat di taman pada sore hari denganjarak tanam 40 cm x 60 cm (8 tanaman/petak) setelah bibit berumur 2l hari. Bibit yang ditanam adalah bibit yang memiliki perhrmbuhan yang baik dan seragam. Setelah penanam$n, tiap bibit disirami dengan 0,5 liter air, kemudian diberi naungan sementara selama 4 hafi. Pemelihereen Trnlmen
Pemeliharaan yang dilakukan disesuaikan dengan yang biasa dilakukan oleh petani setempat. Pemeliharnan yang dimaksud yaitu pemupukan (100 kg urea ha'r, 50 kg SP36 ha-r. dan 2 ton ha'r pupuk
Pengameten
Pengamatnn dilnkukan terhadap panjang akar (cnr). tinggi tanamatr (cm), luas per daun ("*'), jumlafi buah per tanaman, dan hasil por tanaman (S). Pengamatan
dilakukan pada 2 sampel tanaman yang dipilih s€cara acak pada saat tanaman telah berhenti berproduksi (78 HST). Pengamatan panjang akar dilakukan dengan mengukur 3 akar yang terpanjang
per lfinaman kclnudian
dirata-ratakan.
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan mulai dari nodc kotilcdon sampni u.jung tenninal. Luas per daun diukur dengan mcnggunakan (panjang rumus lebar daun.l x konstanta. Perrglritungan total bualr adalah dengan menjumlahkan buah tomat per panen sampai protluksi hcraklrir. Dcrat basah pcr panen ditimbang. kemudian dijumlahkan untuk mcndapatkan hasil per tanaman.
L=
x
kandang ayam) yang diaplikasikan beberapa
saat sebelum aplikasi mulsa. Khusus untuk urea diaplikasikan dua kali ynitu 50 kg ha-' per aplikasi. Aplikasi kedua dilakukan pada
saat trnaman berumur 2l hst, beramaan dongan pcrnbumbunm ttnaman.. Selain pemupukan, juga dilakukan puryiraman dcngan volumc t litcr/potak/hari, pencabutan dan pocynhmtn tanamm yang mati, dm payiangm gulna png largsung dilalokan bcrsanaan dengnn pembumbunan
Anelisis Data
Data hasil pengamatan dengan sidik ragam (Anova).
dianajiisis Pengaruh
nyata antar perlakuan pada tiap-tiap varinbel diuji dengan Duncan
uji
pengamatan
(DMRT) pada taraf kepercayaan gS%. Analisis regrcsi juga dilakukan untuk mongetahui korelaci antara perlakuan dcngan variabel pongarnat n.
pandcal tanaman.
IIASIL DAN PEMBAHASAI\T Hasil pengamatan terhadap variabel penelitian disajikan pada Tabel l. Tabel l.
Pertumbuhan
vegeatif dan Hasil Tanaman Tomat
pada Berbagai Dosis Mulsa c.
odorata
Hdc'rm
Pb4irgdtr Trgiurnm
(sn)
(crn)
"knHr
| 'nq perdan (on1
Ha{pet
h.drper
falrr
Eranlill
(rd
0 ton/lra 7,5 ton/ha
12,3c
26.4d
14,7d
l5,lc
43,
lc
25,1 c
8,3c 8,3c
432,6c 498.2c
l5 ton/ha
29,0b
15,4b
l00g,3b
4l,l
45,6b 65,2a
29,8b
22,5 kglha 30 kg/ha 37.5 ks/ha
33,4a 19.7a 1376,8ab 43,5a 64,4a 35,1a 2t,7a 1552,9a 38,9a 60,7a 34,7a 19.4a 1358,3ab *-* Keterangan: nilai-nilai pada kolom yang sarna yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan pengaruh a
_
perlakuan yang berbeda nyata hdasarkan DMRT padataraf
Tabel I menunjukkan bahwa aplikasi mulsa C. odorata berprngaruh pada taraf 95% terhadap panjang akar,
nyata tinggi
95o/o
tanarnan, luas daun, jumlah buah, dan hasil per tanaman. Tabel juga menunjukkan
I
bahwa semakin tinggi dosis mulsa
AGRIPLUS, Yolume 19 Nomot Qllanuari
2M\
ISSN 0854-0U8
C.
62
odor(ua yang diaplikasiken, diikuti olch meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan hasil tanaman tomat. Namun, pada kisaran
30 tor/ha
pengaruh mulsa
Hal ini terlihat dengan lebih jelas pada grafik korelasi mcnunjuklcan levelling-off. berikut.
mulai
Gambar l. Korelasi antara Mulsa C
Gambar 2. Korelasi
Odorata dengan Pertumbuhan Vegetatif
utara Mulsr C
Odorata dengan Hasil Tomat
Tomat 1ffi
70 60 60
.lo
20
" Pa4iaryatar
r Tingitanamm rLnre perdaun
1t'
O' Q75
,
*--'-'r
15?2.8Ss5
Ilogb Muln (ton/bs)
O
o7.6'',?2530
D6b Mubr (todhr)
g5
Grafik di atas mengikuti persamaan regresi : o Tinggi tanaman (cm) = -0.037x2 +2,343x+25,829;R2 = 0.93r o Luas daun cm2 = -0.021x2 + I .295x + 15.329; R2 = 0.99* o Panjang akar (cm) = -0.0263x2+ 1.8654x + 8.593; R2 = 0.91* o Jumlah buah = -0.010x2 + 0.761x + 6,425; R2 = 0.90t o l-lasil = -0.837x2 + 62,483x + 297.95: R2 = 0.91 t
Pertum buhan Vegetatif Tanaman Tomat
Panjang akar tanaman kontrol adalah terpendek dibandingkan dengan panjang akar tanaman yang diaplikasikan
mulsa C.
odoralu.
Terhambatnya
pertumbuhan akar pada tanaman kontrol disebabkan oleh adanya invasi nematoda
Meloidogtne spp. Hal
ini
ditandai oleh
terbentuknya berrjolan-benjolan pada akar (puru akar), seperti tampak pada Gambar 3.
diairi tanaman kontrol ini paling lambat menjadi segar kembali. Hal ini menunjukkan
bahwa kerusakan akar dan batang ini berpengaruh negatif terhadap translokasi air, dan juga hara, dari dalam tanah ke dalam akar dan ke bagian pucuk tanaman (Peet, 2001). Selain itu, hal ini juga karena akar yang lebih pendek memiliki daya jangkau yang lebih pendek dalam mendapatkan air dan hara dari dalam tanah. Fenomena layu sanget berpengaruh terhadap laju
ini
fotosinrcsis tanaman. Pada saat tanaman layu, stomata menutup sehingga laju difusi COz ke dalam daun terhambat. Fotosintesis dan metabolisme-metabolisme tanaman yang lain akhirnya tertrambat (Salisbury dan
Rosso 1992). Oleh karena itulah, pertumbuhan tinggi tanaman dan
Gambar
3. Puru akar oleh
nematoda
Melodiclogtne
ini paling cepat menunjukkan gejala layu ketika kadar air tanah berkurang dan, scbaliknya" ketika Tanaman-tanaman kontrol
pertumbuhan daun tomat juga terhambat. Sebalikny4 ketika panjang akar tomat meningkat seiring dengan meningkatnya dosis mulsa C. odorato, tinggi tanaman dan luas per daun juga meningkaf sebagai akibat
AGRIPLAS, Volume 19 Nomor QlJtauni 2d)9, ISSN 0S*0128
63
dari meningkatnya laju fotosirrtesis dan metabolisme tanilnan. Peningkaan pertumbuhan vegetatif
tanaman, selain karena pengaruh alkaloid pyrrolizidine dalam menghambat invasi nematoda Meloidogne, juga karena mulsa C. odoratajuga dapat berperan seperti bahan organik lainnya yang dapat: I ) meningkatkan kadar hara makro dan mikro sebagai akibat dari net mineralisasi mulsa C. odorata,2) meningkaktan pll tanah, dan 3) mempertahankan kelembaban tanah sebagai akibat dari kapasitas memegang air bahan organik.
Meningkatkan dosis mulsa C. odorata tidak selalu menyebabkan peningkatan pertumbuhan vegetatif tnnaman
tomat. Tabel
I
menunjukkan bahwa pada
kisaran 30 wilha, aplikasi mulsa C
dorata
telalr mencapai titik maksirnum, yang kemudian diikuti oleh penurunan
pertumbuhan tanaman ketika dosis mulsa ditingkatkan lagi. Hal ini diduga karena pada dosis berlebihan, alkaloid pyrrolizidine bersifat terhadap akar toma! seperti yang juga dilaporkan oleh Thoden et al. (2007; 2008) pada tanaman lettuce. Toksisitas dari senyawa ini menyebabkan akar lettuce menjadi lebih pendek dan jumlah bulu-bulu akar berkurang, dan mempengaruhi absorbsi air dan hara dari dalam tanah.
ErsilTrnrmrn Tonrt
Hasil tanaman ditcntukan oleh pcrtumbuhan vogptatif tanaman. Pertumbuhan vegc0rtif yang baik pada umumnya jugs akan diikuti olch hasil
png baik ptrla Pada pcnelitian ini, mcningkatqra pcrtmbuhan v€g€totif tanarnan tomat (panjang akar, tinggi
tanaman
tanaman, dan luas per daun) juge diikuti oleh meningkahya hasil (Lihat Tabel I dan Gambar 2). Salah satu metabolisme penting pada tanaman yang dapat menjelaskan peningkatan hasil ini adalah fotosintesis. Semakin tinggi laju fotosintesisn akan
semakin banyak fotosintat yang dapat
digunakan
untuk
metabolismo
dan
tinggi. dan 3) laju absorbsi energi nratahari olelr pigmen-pigmen di dalam kloroplas lebih tinggi (Salisbury dan Ross, tqSD. Rendahnya hasil tomat pada tanaman kontrol disebahkan olch lebih rendahnya suplai air ke daun karena kerusakan jaringan
akar oleh nematoda (dan batang tanaman
sebagai efbk lanjut dari terjangkit
Fusarium), dan karena sistem perakaran
yang lebih pendek. Sedangkan luas per daun
dan tinggi tanaman yang lebih
rendah
berdampak pada lebih rendahnya difusi COz
dan absorbsi energi matahari (dengan asumsi: daun yang lebih lebar akan memiliki
jumlah stomata dan kloroplas yang lebih tinggi, dan tananran yang lcbih tinggi akan lebih efisien mengabsorbsi energi matlhari
karena daun-daun lctrih tidak saling menaungi). Sebaliknya terjadi pada aplikasi mrrlsa ('. <xktntttr yang lchih tinggi sarnpai terjadinya levcll ing ofl. KESIMPULAN Pengaplikasian mulsa C. odorata dapat nreningkatkan hasil tanaman tomat. Beberapa mekanisme yang terlibat dalam peningkatan hasil tomat ini, meliputi l) pencegahan invasi nematoda, dan juga Fusarium, ke dalam akar, serta 2) perbaikan sifat kimia, fisik dan biologi tanah vang berdampak positif terhadap pertumbuhan vegetati f tanaman tomat.
DAIITAIT PUSTAKA Cefcauscas, R-, 2007. Tomato Disease: RootKnot Nematode. AVRDC, The World Vegetable Center, Canada.
Killham,
K. 1995. Soil Ecology.
Cambridge
University Press. Cambridge.
Kilowasid, L.g.H. 2003. Perbaikan retensi
dan
hara di Kecamatan Kusambi Kebupaten Muna mcnggunakan biomasa vegetasi
ketersediaan
sekundcr. l.aporan Penelitian flosen Muda. l.ernbaga Penelitian Universitas llaluolco. Kcndari.
pertumbuhan vegetatif serta untuk di simpan
dalam bentuk hasil tnnaman. laju fotosintesis akan lebih tinggi jika l) laju suplai air ke daun lebih tinggi, 2) laju difusi COz ke dalam daun lewal. stomata lebih
AGRIPLUS, Volunte 19 Nomor Ollanuari 2009, ISSN 0854-0U8
64
Peet,
M. 2001. Nematode ManogemenL Sustainable Practices for Yegetable Produclion in the South.
Sutanto, R., 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Jakarta.
Thoden T., Boppr6, M., Burzlaff, T., Hallmann, J., 2008. Plants containing pyrrolizidine
alkaloids:
a
potential sourc€ for
nematode control?
Thoden
T.C.,
Bopprd
M,
Hallmann
J., 2007.
Pynolizidine alkaloids of Chromolaena odorata act as nematicidal agents and reduce infestation of letnrce roots by
Melotdagne incognita, Nematology: 343-349.
AGRIPLAS, Volume 19 lVomor hlJaauad20O9, ISS.N0&S*0129