RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) TERHADAP PEMBERIAN BOKASHI KOTORAN SAPI DAN PUPUK UREA DENI SYAHPUTRA1 110211918 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman jagung manis atau sweet corn merupakan jenis jagung yang belum lama di kenal dan baru di kembangkan di Indonesia, sweet corn semangkin populer dan banyak di konsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis di bandingkan jagung biasa. Jagung manis banyak di minati masyarakat karena rasa manis sehingga dapat di olah menjadi berbagai jenis makanan bergizi seperti bakwan jagung, puding jagung, kue jagung dan permen.Tiap 100 g jagung manis mengandung energi 360 kj, protein 3,2 g, lemak 1,2 g, karbohidrat 19 g, kalium 270 mg, makmesium 37 mg, besi 0,5 mg, vitamin A equiv 10 g, vitamin B 0,15 mg, vitamin C 12 mg, dan air 72,7% asam polat 46 g, serat (dietary fiber) 2,7 g, (Purwono dan Hartono,2005). Menurut Purnama (2010) bahwa sebahagian masyarakat indonesia mengkomsumsi jagung manis sebagai pengganti nasi, dalam berpartisipasi untuk pelaksanaan diversifikasi pangan yang di canangkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga yang berkait. Oleh sebab itu banyak petani yang menanam jagung sebagai altermatif pengganti makanan pokok berupa nasi. Budidaya jagung manis kini banyak di minati petani, karena harganya di pasaran antara Rp 3.500-5.000/kg serta perawatannya yang mudah, potensi keuntungan yang tinggi. Potensi panen jagung jenis sangat menggiurkan yakni waktu panen yang singkat antara 60 hari – 75 hari, produksi sampai 20 ton/ha. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung manis, maka tanaman tanaman perlu di berikan pupuk. Menurut Sutedjo (2002) pupuk adalah bahan yang di berikan kedalam tanah baik yang organik maupun anorganik dengam maksud untuk meengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanam. Salah satu jenis pupuk organik yang sekarang banyak di gunakan adalah pupuk bokashi, pupuk bokashi di buat dengan memfermentasikan bahanbahan organik seperti kotoran ternak, limbah industri, pupuk hijau dengan menggunakan starter EM (efektive microorganisme). Bokashi adalah suatu cara meggunakan mikroba tanah dalam pembuatan pupuk organik dengan menggunakan
EM4 (Effective Microorganisme 4) (Indriani ,2004). Pupuk bokashi kotoran sapi merupakan salah satu alternatif dalam penerapan tekhnologi pertanian organik yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Kotoran sapi merupakan bahan organik yang mempunyai prospek yang baik untuk di jadikan pupuk organik, karena mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi yaitu C organik 18,76% , N 1,06%, P 0,52%, K 0,95%, Ca 1,06%, Mg 0,86%, Na 0,17%, Fe 5726 ppm, Mn 334 ppm, Zn 122 ppm, Cu 20 ppm, Cr 6 ppm, C/N 16,90, Kadar air 24,21% (Yuliprianto, 2010). Selain pemberian pupuk organik, pemberian pupuk urea sebagai sumber hara nitrogen (N) merupakan usaha yang banyak di lakukan dalam meningkatkan produktifitas tanaman. Pupuk urea [CO(NH2)2] mengandung 42% - 46% N dan sebagai sumber hara N dapat memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman, dimana tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N, berwarna lebih hijau (Triadiati, dkk.2012). B. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) terhadap pemberian pupuk bokashi kotoran sapi dan pupuk urea. C. Hipotesis 1. Pemberian pupuk bokashi kotoran sapi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. 2. Pemberian pupuk urea berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. 3. Interaksi pemberian pupuk bokashi kotoran sapi dan pupuk urea berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas asahan. 2. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang baik di Fakultas Pertanian Universitas Asahan dalam budidaya tanaman jagung manis 3. Sebagai sumbangan informasi dan pengetahuan bagi petani yang menanam jagung manis dan pihak-pihak lain yang membutuhkan tentang budidaya tanaman jagung manis. I.
BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih jagung manis varietas Jambore, bokashi kotoran sapi, pupuk urea, insektisida Spontan 400 SL, fungsida Dithane M-45, air. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, patok, tugal, tali rapia, meteran, sprayer, penggaris, timbangan, alat tulis, ember dan lainnya yamg mendukung selama penelitian. C. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangna Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor perlakuan dan 3 ulangan. 1. Faktor pemberian bokashi kotoran sapi kadar air 40%, terdiri dari 4 taraf : = 0 ton /ha (0 kg/Plot) S0 = 5 ton /ha (1,05 kg/Plot) S1 = 10 ton /ha (2,1 kg/Plot) S2 = 15 ton /ha (3,15 kg/Plot) S3 2. Faktor pemberian urea, terdiri dari 3 taraf : = 0 kg /ha (0 g/Plot) U0 U1 = 100 kg /ha (21 g/Plot) = 20o kg /ha (42 g/Plot) U2 Kombinasi perlakuan adalah 3 x 4 = 12 terdiri dari : S2U0 S3 U 0 S0 U 0 S 1 U 0 S0 U 1 S1 U 1 S2U1 S3 U 1 S0 U 2 S1 U 2 S2U2 S3 U 2 Berdasarkan kombinasi perlakuan, maka jumlah ulangan dapat ditentukan sebagai berikut : ( t -1) (n -1) ≥ 15 (12 - 1) (n – 1) ≥ 15 11 (n – 1) ≥ 15 11 n – 11 ≥ 15 11 n ≥ 15 + 11 11 n ≥ 26 n ≥ 26 / 11 n ≥ 2,4 Unit perlakuan dari uraian di atas dapat disusun sebagai berikut : Jlh ulangan = 3 ulangan Jlh plot penelitian = 36 plot Jlh tanaman per plot = 12 tanaman Jlh tanaman sampel per plot = 3 tanaman Jlh tanaman seluruhnya = 432 tanaman Jlh tanaman sampel seluruhnya = 108 tanaman Jarak Tanam = 70 cm x 25 cm Panjang plot = 100 cm Lebar plot = 210 cm Jarak antar plot = 50 cm Jarak antar ulangan = 100 cm
Model linier Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang dipergunakan diasumsikan sebagai berikut : Yijk = µ + Si + Uj + pk + (SU) ij + ∑ ijk dimana: Yijk
= Hasil pengamatan dari faktor pemberian pupuk bokashi kotoran sapi taraf ke –i dan faktor pemberian pupuk urea ke-j dalam ulangan ke-k µ = Efek dari nilai tengah Si = Efek pemberian bokashi kotoran sapi ke taraf ke-i Uj = Efek pemberian pupuk urea ke taraf ke-j pk = Efek ulangan taraf ke-k (SU)ij = Efek kombinasi antara pemberian bokashi kotoran sapi taraf ke-i dan pemberian pupuk urea taraf ke-j ∑ ijk = Efek galat dari faktor pemberian bokashi kotoran sapi taraf ke-i dan pemberian pupuk urea taraf ke-j pada ulanagn ke-k (Sastrosupadi, 2000) II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 1. Tinggi Tanaman (cm) Data pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman jagung manis umur 2, 4 dan 6 MST (minggu setelah tanam) dapat dilihat pada Lampiran 5, 8 ,11 dan 7, 10, 13 Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian bokashi kotoran sapi menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman jagung manis umur 2 MST, namun berpengaruh sangat nyata pada umur 4 dan 6 MST. Perlakuan pupuk urea menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung manis umur 2 MST, dan berpengaruh sangat nyata pada umur 4 dan 6 MST. Interaksi pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman jagung manis pada semua umur amatan. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea terhadap tinggi tanaman jagung manis umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini. Tabel 1. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Tinggi Tanaman Jagung Manis (cm) Umur 6 MST. Perlakuan Bokashi Kandang Sapi
Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Durian, Kelurahan Kisaran Naga. Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatra Utara dengan topografi datar. Penelitian di laksanakan pada bulan Mei sampai bulan Agustus 2015.
Pupuk Urea
Rataan
U0
U1
U2
S0
115,67
126,44
128,33
123,48 b
S1
128,44
132,44
134,44
131,78 ab
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
129,22
131,89
136,67
132,59 a
S3
129,22
143,00
138,00
136,74 a
Rataan
125,64 b 133,44 a 134,36 a KK: 5,29%
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian bokashi kotoran sapi dengan perlakuan 3,15 kg/plot (S3) memiliki tinggi tanaman tertinggi yaitu 136,74 cm berbeda tidak nyata dengan perlakuan 2,1 kg/plot (S2) yaitu 132,59 cm dan perlakuan 1,05 kg/plot (S1) yaitu 131,78 cm, namun berbeda nyata dengan perlakuan 0 kg/plot (S0) yaitu 123,48 cm, sedangkan S2 berbeda tidak nyata dengan S1 namun berbeda nyata dengan S0, tetapi perlakuan S1 dan S0 saling berbeda tidak nyata. Perlakuan pupuk urea dengan perlakuan 42 g/plot (U2) memiliki tinggi tanaman tertinggi yaitu 134 cm berbeda tidak nyata dengan perlakuan 21 g/plot (U1) yaitu 133,44 cm namun berbeda nyata dengan perlakuan 0 g/plot (U0) yaitu 125,64 cm, sedangkan U1 dan U0 saling berbeda tidak nyata. Interaksi pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan berbeda tidak nyata pada seluruh kombinasi perlakuan. Pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi terhadap tinggi tanaman jagung manis dapat dilihat pada kurva respon Gambar 1. berikut ini. 138.00
Tinggi Tanaman (cm)
136.00 134.00 132.00 130.00 128.00
Ŷ = 125,0 + 3,866S r = 0,943
126.00 124.00 122.00 120.00
0
1.05 2.1 3.15 Dosis Bokashi Kotoran Sapi (kg/plot)
136.00
Tinggi Tanaman (cm)
S2
134.00 132.00 130.00 128.00 Ŷ = 126,7 + 0,207U r = 0,939
126.00 124.00 122.00
0.00
21.00
42.00
Dosis Pupuk Urea (g/plot)
Gambar 2. Kurva Respon Pemberian Pupuk Urea Terhadap Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 6 MST.
Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk urea terhadap tinggi tanaman jagung manis diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 126,7 + 0,207 U dengan r = 0,939 seperti dapat dilihat pada Gambar 2 di atas. 2. Diameter batang (mm) Data pengamatan dan sidik ragam diameter batang jagung manis umur 2, 4 dan 6 MST (minggu setelah tanam) dapat dilihat pada Lampiran 14, 17 ,20 dan 16, 19, 22. Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian bokashi kotoran sapi menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap diameter batang jagung manis umur 2 dan 4 MST, namun berpengaruh nyata pada umur 6 MST. Perlakuan pupuk urea menunjukkan pengaruh nyata terhadap diameter batang jagung manis umur 2 MST, dan berpengaruh nyata pada umur 4 dan 6 MST. Interaksi pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap diameter batang jagung manis pada semua umur amatan. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea terhadap diameter batang jagung manis umur 6 MST dapat dilihat pada Tabel 2. berikut ini.
Gambar 1. Kurva Respon Pemberian Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 6 MST.
Analisis regresi pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi terhadap tinggi tanaman jagung manis diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 125,0 + 3,866 S dengan r = 0,943 seperti dapat dilihat pada Gambar 1 di atas. Pengaruh pemberian pupuk urea terhadap tinggi tanaman jagung manis dapat dilihat pada kurva respon Gambar 2. berikut ini.
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
Tabel 2. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Diameter Batang Jagung Manis (mm) Umur 6 MST. Pupuk Urea
Rataan
U0
U1
U2
S0
27,33
27,22
27,89
27,48 b
S1
28,00
28,78
27,89
28,22 ab
S2
27,67
29,44
29,78
28,96 ab
S3
27,00
29,89
31,33
29,41 a
27,50 b
28,83 ab
29.50
Rataan
29,22 a KK: 5,03%
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemberian bokashi kotoran sapi dengan perlakuan 3,15 kg/plot (S3) memiliki diameter batang terbaik yaitu 29,41 mm berbeda tidak nyata dengan perlakuan 2,1 kg/plot (S2) yaitu 28,96 mm dan perlakuan 1,05 kg/plot (S1) yaitu 28,22 mm, namun berbeda nyata dengan perlakuan 0 kg/plot (S0) yaitu 27,48 mm, sedangkan S2, S1, dan S0 saling berbeda tidak nyata. Perlakuan pupuk urea dengan perlakuan 42 g/plot (U2) memiliki diameter batang terbaik yaitu 29,22 mm berbeda tidak nyata dengan perlakuan 21 g/plot (U1) yaitu 28,83 mm namun berbeda nyata dengan perlakuan 0 g/plot (U0) yaitu 27,50 mm, sedangkan U1 dan U0 saling berbeda tidak nyata. Interaksi pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan berbeda tidak nyata pada seluruh kombinasi perlakuan. Pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi terhadap diameter batang jagung manis dapat dilihat pada kurva respon Gambar 3. berikut ini.
Diameter Batang (mm)
29.50 29.00 28.50 28.00
Ŷ = 27,54 + 0,620S r = 0,993
Diameter Batang (mm)
Bokashi Kandang Sapi
Perlakuan
Analisis regresi pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi terhadap diameter batang jagung manis diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 27,54 + 0,620 S dengan r = 0,993 seperti dapat dilihat pada Gambar 3 di atas. Pengaruh pemberian pupuk urea terhadap diameter batang jagung manis dapat dilihat pada kurva respon Gambar 4. berikut ini.
29.00 28.50 Ŷ = 27,65 + 0,041U r = 0,952
28.00 27.50 27.00 0.00
21.00
42.00
Dosis Pupuk Urea (g/plot)
Gambar 4. Kurva Respon Pemberian Pupuk Urea Terhadap Diameter Batang Jagung Manis Umur 6 MST.
Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk urea terhadap diameter batang jagung manis diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 27,65 + 0,041 U dengan r = 0,952 seperti dapat dilihat pada Gambar 4 di atas. 3. Luas daun (cm2) Data pengamatan dan sidik ragam luas daun jagung manis dapat dilihat pada Lampiran 23 dan 25. Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian bokashi kotoran sapi menunjukkan pengaruh nyata terhadap luas daun jagung manis. Perlakuan pupuk urea menunjukkan pengaruh nyata terhadap luas daun jagung manis. Interaksi pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap luas daun jagung manis pada semua umur amatan. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea terhadap luas daun jagung manis dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini.
27.50 27.00 0
1.05
2.1
3.15
Dosis Bokashi Kotoran Sapi (kg/plot)
Gambar 3. Kurva Respon Pemberian Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Diameter Batang Jagung Manis Umur 6 MST.
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
Tabel 3. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Luas Daun Jagung Manis (cm2).
620.00
Pupuk Urea
Rataan
U0
U1
U2
S0
492,03
489,10
567,05
516,06 b
S1
515,65
626,50
604,38
582,18 ab
S2
547,60
582,40
648,68
592,89 ab
S3
559,75
642,08
626,53
609,45 a
Rataan
528,76 b 585,02 ab
611,66 a KK: 11,83%
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNT.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian bokashi kotoran sapi dengan perlakuan 3,15 kg/plot (S3) memiliki luas daun terbaik yaitu 609,45 cm2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan 2,1 kg/plot (S2) yaitu 592,89 cm2 dan perlakuan 1,05 kg/plot (S1) yaitu 582,18 cm2, namun berbeda nyata dengan perlakuan 0 kg/plot (S0) yaitu 516,06 cm2, sedangkan S2, S1, dan S0 saling berbeda tidak nyata. Perlakuan pupuk urea dengan perlakuan 42 g/plot (U2) memiliki luas daun terbaik yaitu 608,19 cm2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan 21 g/plot (U1) yaitu 581,09 cm2 namun berbeda nyata dengan perlakuan 0 g/plot (U0) yaitu 525,49 cm2, sedangkan U1 dan U0 saling berbeda tidak nyata. Interaksi pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan berbeda tidak nyata pada seluruh kombinasi perlakuan. Pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi terhadap luas daun jagung manis dapat dilihat pada kurva respon Gambar 5. berikut ini. 620.00 Luas Daun (cm2)
600.00 580.00 560.00
Luas Daun (cm2)
Bokashi Kandang Sapi
Perlakuan
r = 0,916 seperti dapat dilihat pada Gambar 5 di atas. Pengaruh pemberian pupuk urea terhadap luas daun jagung manis dapat dilihat pada kurva respon Gambar 6. berikut ini. 600.00 580.00 560.00 Ŷ = 533,6 + 1,973U r = 0,979
540.00 520.00 500.00
0.00
21.00
42.00
Dosis Pupuk Urea (gplot)
Gambar 6. Kurva Respon Pemberian Pupuk Urea Terhadap Luas Daun Jagung Manis.
Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk urea terhadap luas daun jagung manis diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 530,2 + 1,969 U dengan r = 0,980 seperti dapat dilihat pada Gambar 6 di atas. 4. Berat tongkol berkelobot per tanaman (g) Data pengamatan dan sidik ragam berat tongkol berkelobot per tanaman jagung manis dapat dilihat pada Lampiran 26 dan 28. Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian bokashi kotoran sapi menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol berkelobot per tanaman jagung manis. Perlakuan pupuk urea menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol berkelobot per tanaman jagung manis. Interaksi pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap berat tongkol berkelobot per tanaman jagung manis pada semua umur amatan. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea terhadap berat tongkol berkelobot per tanaman jagung manis dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini.
Ŷ = 531,5 + 27,70S r = 0,916
540.00 520.00 500.00 0
1.05 2.1 3.15 Dosis Bokashi Kotoran Sapi (kg/plot)
Gambar 5. Kurva Respon Pemberian Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Luas Daun Jagung Manis.
Analisis regresi pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi terhadap luas daun jagung manis diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 531,5 + 27,70 S dengan
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
Pupuk Urea
Bokashi Kandang Sapi
Perlakuan
Rataan
U0
U1
U2
S0
656,67
660,00
680,00
665,56 c
S1
683,33
696,67
710,00
696,67 b
S2
713,33
760,00
740,00
737,78 a
S3
713,33
760,00
766,67
746,67 a
Rataan
691,67 b 719,17 a
724,17a KK: 3,02%
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.
Analisis regresi pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi terhadap berat tongkol berkelobot per tanaman jagung manis diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 669 + 18,96 S dengan r = 0,975 seperti dapat dilihat pada Gambar 7 di atas. Pengaruh pemberian pupuk urea terhadap berat tongkol berkelobot per tanaman jagung manis dapat dilihat pada kurva respon Gambar 8. berikut ini. 730.00 Prod. Tongkol Berkelobot per Tan. Sampel (g)
Tabel 4. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Berat Tongkol Berkelobot Per Tanaman Jagung Manis (g).
725.00 720.00 715.00 710.00 Ŷ = 695,4 + 0,773U r = 0,928
705.00 700.00 695.00 690.00 685.00
Prod. Tongkol Berkelobot Per Tan. Sampel (g)
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian bokashi kotoran sapi dengan perlakuan 3,15 kg/plot (S3) memiliki berat tongkol berkelobot per tanaman terbaik yaitu 746,67 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan 2,1 kg/plot (S2) yaitu 737,78 g, namun berbeda nyata dengan perlakuan perlakuan 1,05 kg/plot (S1) yaitu 696,67 g dan 0 kg/plot (S0) yaitu 665,56 g, sedangkan S2, S1, dan S0 juga menunjukkan saling berbeda nyata. Perlakuan pupuk urea dengan perlakuan 42 g/plot (U2) memiliki berat tongkol berkelobot per tanaman terbaik yaitu 724,17 g berbeda tidak nyata dengan perlakuan 21 g/plot (U1) yaitu 719,17 g namun berbeda nyata dengan perlakuan 0 g/plot (U0) yaitu 691,67 g, sedangkan U1 dan U0 juga menunjukkan saling berbeda nyata. Interaksi pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan berbeda tidak nyata pada seluruh kombinasi perlakuan. Pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi terhadap berat tongkol berkelobot per tanaman jagung manis dapat dilihat pada kurva respon Gambar 7. berikut ini. 750.00 740.00 730.00 720.00 710.00 700.00 690.00 680.00 670.00 660.00 650.00
Ŷ = 669 + 18,96S r = 0,975
0
0.00
21.00
42.00
Dosis Pupuk Urea (g/plot)
Gambar 8. Kurva Respon Pemberian Pupuk Urea Terhadap Berat Tongkol Berkelobot Per Tanama Jagung Manis.
Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk urea terhadap berat tongkol berkelobot per tanaman jagung manis diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 695,4 + 0,773 U dengan r = 0,928 seperti dapat dilihat pada Gambar 8 di atas. 5. Produksi tongkol berkelobot per plot (kg) Data pengamatan dan sidik ragam berat tongkol berkelobot per plot jagung manis dapat dilihat pada Lampiran 29 dan 31. Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian bokashi kotoran sapi menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol berkelobot per plot jagung manis. Perlakuan pupuk urea menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol berkelobot per plot jagung manis. Interaksi pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap berat tongkol berkelobot per plot jagung manis pada semua umur amatan. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea terhadap berat tongkol berkelobot per plot jagung manis dapat dilihat pada Tabel 5. berikut ini.
1.5 3 4.5 Dosis Bokashi Kotoran Sapi (kg/plot)
Gambar 7. Kurva Respon Pemberian Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Berat Tongkol Berkelobot Per Tanaman Jagung Manis.
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
Bokashi Kandang Sapi
Perlakuan
Pupuk Urea
Rataan
U0
U1
U2
S0
7,40
7,90
8,03
7,78 b
S1
7,70
8,10
8,13
7,98 b
S2
8,47
8,62
8,97
8,68 a
S3
8,03
9,33
8,93
8,77 a
7,90 b
8,49 a
8,52 a
KK: 6,03%
Rataan
Keterangan : Angka – angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian bokashi kotoran sapi dengan perlakuan 3,15 kg/plot (S3) memiliki berat tongkol berkelobot per plot terbaik yaitu 8,77 kg berbeda tidak nyata dengan perlakuan 2,1 kg/plot (S2) yaitu 8,68 kg, namun berbeda nyata dengan perlakuan perlakuan 1,05 kg/plot (S1) yaitu 7,98 kg dan 0 kg/plot (S0) yaitu 7,78 kg, sedangkan S2, juga menunjukkan berbeda nyata dengan S1 dan S0, tetapi perlakuan S1 dan S0 saling berbeda tidak nyata. Perlakuan pupuk urea dengan perlakuan 42 g/plot (U2) memiliki berat tongkol berkelobot per plot terbaik yaitu 8,52 kg berbeda tidak nyata dengan perlakuan 21 g/plot (U1) yaitu 8,49 kg namun berbeda nyata dengan perlakuan 0 g/plot (U0) yaitu 7,90 kg, sedangkan U1 dan U0 juga menunjukkan saling berbeda nyata. Interaksi pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan berbeda tidak nyata pada seluruh kombinasi perlakuan. Pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi terhadap berat tongkol berkelobot per plot jagung manis dapat dilihat pada kurva respon Gambar 9. berikut ini. Prod. Tongkol Berkelobot Per Plot (kg)
9.00 8.80 Ŷ = 7,750 + 0,244S r = 0,943
8.60 8.40 8.20 8.00 7.80 7.60 0
1.5 3 4.5 Dosis Bokashi Kotoran Sapi (kg/plot)
Gambar 9. Kurva Respon Pemberian Bokashi Kotoran Sapi Terhadap Berat Tongkol Berkelobot Per Plot Jagung Manis.
Analisis regresi pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi terhadap berat tongkol berkelobot per plot jagung manis diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 7,750 + 0,244 S dengan r = 0,943 seperti dapat dilihat pada Gambar 9 di atas. Pengaruh pemberian pupuk urea terhadap berat tongkol berkelobot per plot jagung manis dapat dilihat pada kurva respon Gambar 10. berikut ini. Prod. Tongkol Berkelobot per Plot (kg)
Tabel 5. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Bokashi Kotoran Sapi dan Pupuk Urea Terhadap Berat Tongkol Berkelobot Per Plot Jagung Manis (kg).
8.60 8.50 8.40 8.30 8.20 Ŷ = 7,993 + 0,014U r = 0,885
8.10 8.00 7.90 7.80 0.00
21.00
42.00
Dosis Pupuk Urea (g/plot)
Gambar 10. Kurva Respon Pemberian Pupuk Urea Terhadap Berat Tongkol Berkelobot Per Plot Jagung Manis.
Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk urea terhadap berat tongkol berkelobot per plot jagung manis diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 7,993 + 0,014 U dengan r = 0,885 seperti dapat dilihat pada Gambar 10 di atas. B. Pembahasan 1. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis terhadap pemberian pupuk bokashi kotoran sapi Hasil penelitian diketahuai bahwa pemberian pupuk bokashi kotoran sapi menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 MST, dan diameter batang umur 2 dan 4 MST, namun berpengaruh nyata terhadap diameter batang umur 6 MST dan luas daun serta berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 dan 6 MST, berat tongkol berkelobot per tanaman sampel, dan produksi tongkol berkelobot per plot. Adanya pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 MST, dan diameter batang umur 2 dan 4 MST disebabkan bokashi kotoran sapi yang digunakan belum terdekomposisi secara sempurna sehingga kandungan hara dalam bokashi kotoran sapi belum tersedia hal ini menyebabkan tanaman menyerap unsur hara dari media tanam sehingga perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi pertumbuhan jagung manis diawal fase vegetatif. Lingga dan Marsono (2013) menyatakan bahwa pupuk kandang sapi Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
merupakan pupuk dingin sehingga penguraiannya berjalan sangat lambat dan tidak terbentuk panas. Adanya pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 dan 6 MST, diameter bantang umur 6 MST dan luas daun di sebabkan tercukupinya kebutuhan unsur hara N, P dan K dari pupuk bokashi kotoran sapi. Menurut Suwahyono (2011) pupuk kandang sapi dapat meningkatkan kandungan hara tanah, menyediakan unsur hara makro dan memperbaiki struktur tanah. Hal yang sama dinyatakan oleh (Sutedjo, 2002) bahwa pupuk kandang sapi mengandung unsur hara Nitrogen 0,40%, Posfor 0,20% dan Kalium 0,10%, sedangkan menurut Habisaran dan Yasir (2012) pupuk kandang sapi yang telah diolah menjadi pupuk bokashi mengandung unsur hara Nitrogen 1,90%, Posfor 1,905%, dan Kalium 0,072%. Ketersediaan unsur hara dalam tanah secara seimbang memungkinkan pertumbuhan tanaman berlangsung lebih baik. Kasno et al (2000) menyatakan pertumbuhan tanaman ditentukan oleh laju fotosintesis yang dikendalikan oleh ketersediaan unsur hara dan air. Hal lain yang menyebabkan adanya pengaruh nyata terhadap parameter amatan disebabkan karena bokashi yang berasal dari pupuk kandang mengandung sejumlah bahan organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Ketersediaan hara dalam tanah, truktur tanah dan tata udara tanah yang baik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar tanaman dalam menyerap unsur hara. Tejasuwarno (1999) penambahan bahan organik pada tanah akan meningkatkan kadar air tanah akibat dari maningkatnya pori yang berukuran menengah dan menurunnya pori mikro sehinngga daya mengikat air meningkat. Perkembangan sistem perakaran yang baik sangat menentukan pertumbuhan vegetatif tanaman yang pada akhirnya menentukan pula fase reproduktif dan hasil tanaman. Pertumbuhan vegetatif yang baik akan menunjang fase generatif yang baik pula. Hal ini lah yang menyebabkan adanya pengaruh nyata terhadap berat tongkol berkelobot per tanaman sampel, dan produksi tongkol berkelobot per plot. 2. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis terhadap pemberian pupuk urea Hasil penelitian diketahuai bahwa pemberian pupuk urea menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap diameter batang umur 2 MST, namun berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman umur 2 MST, diameter batang umur 4 dan 6 MST dan luas daun serta berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 dan 6 MST, berat tongkol berkelobot per tanaman sampel, dan produksi tongkol berkelobot per plot. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa pemberian pupuk urea berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter amatan kecuali diameter batang umur 2 MST, namun cenderung memberikan hasil meningkat sesuai dengan peningkatan dosis yang diberikan. Hal ini disebabkan pupuk urea mampu memenuhi kebutuhan hara nitrogen bagi tanaman karena berada dalam keadaan tersedia sehingga memudahkan penyerapannya oleh tanaman. Pupuk urea adalah salah satu jenis pupuk sumber N (45 - 46 %), bersifat mudah larut dalam air, mudah tercuci, mudah menarik air dari udara, dan mempunyai pengaruh yang cepat terhadap pertumbuhan tanaman. Menurut Sutedjo (2002) unsur nitrogen (N) merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan bagianbagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar, sehingga pemberian pupuk urea mampu memberikan pengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman, diameter batang dan luas daun jagung manis. Jonshon (1978), dalam Iswati (1993), mengemukakan bertambahnya luas daun akan memperbesar kegiatan dan hasil fotosistesis, sedangkan menurut Gardner at. al. (1991), efisiensi fotosintesis terjadi bila luas daun lebih lebar, sehingga produk fotosintat menjadi lebih optimal. Syarief (1986), mengatakan bahwa daun merupakan suatu organ tanaman yang terbentuk dari unsur nitrogen, maka bila hara nitrogen yang tersedia cukup, pertumbuhan daun juga cukup, sehingga berpengaruh terhadap fotosintesis. Pertumbuhan tanaman berkaitan dengan tiga proses penting, yaitu pembelahan sel, perpanjangan sel dan tahap pertama dari diferensiasi sel. Ketiga proses tersebut memerlukan sejumlah karbohidrat untuk perkembangannya, karena karbohidrat yang terbentuk akan bersenyawa dengan persenyawaan - persenyawaan nitrogen untuk membentuk protoplasma yang dibentuk dititiktitik tumbuh. Semakin banyak persediaan karbohidrat yang ada, maka laju ketiga proses tersebut akan semakin cepat, sehingga pertumbuhan tanaman akan semakin cepat, demikian sebaliknya. Ketersediaan karbohidrat yang dibentuk dalam tanaman dipengaruhi oleh kesediaan hara bagi tanaman tersebut. Rinsema (1983), menjelaskan bahwa N merupakan unsur pembentuk protein daun dan berbagai Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
persenyawaan organik lainnya. Pemberian N yang cukup pada tanaman disamping menjamin pertumbuhan yang baik juga meningkatkan hasil panen (Syarief, 1986). 3. Interaksi respon pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis terhadap pemberian bokashi kotoran sapi dan pupuk urea. Dari hasil penelitian dan analisis statistik bahwa pengaruh interaksi antara bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter amatan. Tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap seluruh parameter yang diamati tersebut, hal ini menunjukkan bahwa interaksi antara bokashi kotoran sapi dan pupuk urea belum mampu mempengaruhi pola aktivasi fisiologi tanaman secara interval, walaupun antara perlakuan yang diuji telah mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara fisiologi. Kemungkinan lain yang menyebabkan tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap seluruh parameter yang diamati diduga interaksi kedua perlakuan kurang saling mendukung satu sama lainnya, sehingga efeknya akar tanaman tidak respon dan ini sesuai dengan pendapat Nurhayati (2005), yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman yang baik dapat tercapai bila faktor yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan meguntungkan. III.
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, Pearce dan Mitchell. 1991. Fisiologi Tumbuhan Budidaya Universitas Indonesia. Jakarta. Habinsaran dan Yasir 2012. Dampak bokashi kotoran ternak dalam pengurangan pemakaian pupuk anorganik pada budidaya tanaman tomat. Jurnal Agronomi Indonesia. Hal 207 Indriani, Y.H. 2004. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta. Iswati. 1993. Penggunaan Pupuk Organik Terhadap Sayuran Hortikultura. Skripsi. Unibraw. Malang. Kasno, A., A. Rachim, Iskandar dan J. S. Adiningsih. 2000. Hubungan nisbah K/Ca dalam larutan tanah dengan dinamika hara K pada Ultisol dan Vertisol lahan kering. J. Tanah dan Lingkungan. 6 (1): 7-13. Lingga, P dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Nurhayati 2005. Pemanfaatan Lahan Pertanian Untuk Tanaman Pangan. Penebar Swadaya. Jakarta. Purnama, A. 2010. Diversifikasi Pangan Untuk Mangatasi Krisis Pangan Di Indonesia. IPB. Bogor.
A. Kesimpulan 1. Perlakuan bokashi kotoran sapi terbaik terdapat pada perlakuan 3,15 kg/plot (S3) yang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman yaitu 137,74 cm, diameter batang yaitu 29,41 mm, luas daun yaitu 609,45 cm2, berat tongkol berkelobot per tanaman sampel yaitu 746,67 g dan produksi tongkol berkelobot per plot yaitu 8,77 kg. 2. Perlakuan pupuk urea terbaik terdapat pada perlakuan 42 g/plot (U2) yang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman yaitu 134,36 cm, diameter batang yaitu 29,22 mm, luas daun yaitu 611,66 cm2, berat tongkol berkelobot per tanaman sampel yaitu 724,17 g dan produksi tongkol berkelobot per plot yaitu 8,52 kg. 3. Interaksi antara perlakuan bokashi kotoran sapi dan pupuk urea menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati. B. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan meningkatkan dosis bokashi kotoran sapi yang di aplikasikan pada jenis tanah gambut, guna mengetahui pengaruhnya lebih jauh lagi.
Purwono dan Hartono, R. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Rinsema. W.J, 1983. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bharata. Jakarta. Sastrosupandi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Untuk Bidang Pertanian. Kanisius Yogyakarta. Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta Suwahyono, U. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif dan Efisien. Penebar Swadaya. Jakarta. Syarief, E.S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Hal 62 Tejasuwarno, 1999. Pengaruh Pupuk Kandang Terhadap Hasil Wortel dan Sifat Fisik Tanah. Konggres Nasional VII. HITI. Bandung Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan
Triadiati,
A. Pratama., Abdulrachman. 2012. Pertumbuhan dan Efisiensi Penggunaan Nitrogen pada Padi (Oryza Sativa L.) Dengan Pemberian Pupuk Urea yang berbeda. FMIPA, IPB. Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XX, Nomor 2.
Yulipriyanto, H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Graha ilmu. Yogyakarta.
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan