Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
LAPORAN AKHIR KEGIATAN TAHUN 2013
PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN/KOTA (COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT – INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT)
DISUSUN KONSULTAN PIU KOTA KUPANG 1. JAMES D. ADAM 2. WELMA PESULIMA
13 JANUARI 2014
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1 of 1
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
KATA PENGANTAR Segala pujian dan hormat dipersembahkan hanya pada Allah Pencipta langit dan bumi yang memperkenankan kami melakukan berbagai kegiatan melalui program Kementrian Perikanan dan Kelautan , Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil yang bekerjasama dengan Coastal Community Development International Fund for Agricultural Development (CCD-IFAD) dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir sehingga mampu keluar dari stigma masyarakat pesisir identik dengan masyarakat miskin . Untuk maksud dan tujuan tersebut di atas maka PIU kota Kupang telah mengimplementasikan program dalam bentuk 18 kegiatan di 3 Kelurahan untuk tahun 2013 dan 6 Kelurahan merupakan sosialisasi dan kesiapan untuk menerima bantuan program di tahun 2014.Seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik mencapai 100% dengan berbagai dinamika yang terjadi dalam masyarakat sasaran , sehingga masyarakat tidak sebatas menjadi objek tetapi terlibat sebagai subjek dalam penerapan 18 kegiatan yang dilakukan oleh PIU kota Kupang . Terlaksananya kegiatan mencapai 100 % sesuai rencana disebabkan bantuan dan partisipasi berbagai pihak yang mendukung antara lain, 2 konsultan individu ( Pemasaran dan Pemberdayaan dan Pengelolaan Sumberdaya ) , Komisi Pemberdayaan, TPD, VWG dan secara khusus rekan rekan PIU kota Kupang ( Kepala DKP kota Kupang selaku ketua PIU dan staf ) yang dengan sukacita melakukan pekerjaannya sesuai tugas dan tanggungjawab yang diembankan sehingga seluruh kegiatan dapat terlaksana. Menyadari bahwa masih banyak kendala yang harus menjadi perhatian kita untuk kelanjutan kegiatan ini di tahun mendatang, sehingga berbagai saran dan usul yang konstruktif sangat diperlukan untuk perbaikan laporan yang dibuat , diharapkan laporan ini dapat menjadi sebuah model pembelajaran positif untuk implementasi kemandirian masyarakat pesisir dalam hal pengelolaan sumberdaya pesisir yang berkelanjutan. Semoga laporan ini menjadi berguna bagi kita , Tuhan memberkati jerih lelah orang orang yang peduli sesamanya sebagai wujud solidaritas sosial yang bermakna abadi Kupang , 13 Januari 2014
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 2 of 2
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
GLOSSARY / DAFTAR ISTILAH 1. Coastal Community Development International Fund for Agricultural Development ( CCD-IFAD) adalah sebuah proyek pembangunan masyarakat pesisir (PMP) merupakan kerjasama kementrian Kelautan dan Perikanan dengan IFAD 2. Masyarakat pesisir adalah nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar ikan dan masyarakat lain yang hidupnya di wilayah pesisir dan tergantung pada sumberdaya ikan dan bermukim di wilayah pesisir , melakukan usaha di pesisir ataupun usaha lainnya serta kegiatan yang terkait dengan pelestarian lingkungan 3. Oversight Board (DOB) adalah Komite pemberdayaan tim teknis di kota Kupang yang terdiri dari ( perwakilan Perguruan Tinggi, HNSI, BAPPEDA , Lurah, Camat, BKKPN Kupang, DKP Provinsi NTT) yang bertugas memberikan saran , melakukan pengawasan terbatas , dan memastikan keadilan social dalam alokasi input proyek 4. Project Implementation Unit ( PIU) adalah unit pelaksana proyek CCD IFAD di kota Kupang 5. Result and Impact Management System (RIMS) adalah sebuah metode atau sitem pengelolaan proyek untuk melihat hasil dan dampak sebuah proyek 6. Tenaga Pendamping Desa (TPD) adalah orang yang mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman di bidang kelautan dan perikanan , tinggal di tengah masyarakat sasaran, daan mendampingi kelompok masyarakat secara terus menerus selama berlangsungnya proyek PMP 7. Village Working Group (VWG) atau Kelompok Kerja Masyarakat Desa adalah kelompok yang dibentuk melalui pemilihan dari masing masing kelompok sasaran dalam pertemuan desa
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 3 of 3
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
DAFTAR ISI
I 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 2 2.1 2.2 2.3 2.4 3 3.1 3.2 3.3 3.4 4 4.1 4.2 4.3 4.3.1 4.3.2 4.3.3 4.3.4 5
6
7 7.1 7.2
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR GLOSSARY/DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN DAN SASARAN PROYEK STRUKTUR KELEMBAGAAN PROYEK TAHAPAN KEGIATAN,KOMPONEN DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PEMANTAUAN , EVALUASI DAN INDIKATOR KINERJA PROYEK DESKRIPSI SINGKAT CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2013 GAMBARAN UMUM LOKASI CCDP IFAD PROFIL SINGKAT DESA TARGET CCDP IFAD POTENSI EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN DISTRIBUSI DAN PEMASARAN HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN JENIS KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN NELAYAN /.MASYARAKAT PESISIR PERAN KONSULTAN PIU / KOTA KUPANG TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KEGIATAN DAN INTERVENSI YANG DILAKUKAN HASIL YANG DICAPAI DAN INDIKATORNYA STRATEGI YANG DILAKUKAN DALAM MELAKUKAN KONSULTASI IMPLEMENTASI KEGIATAN / PROYEK KOMPONEN 1. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KOMPONEN 2 .PENGEMBANGAN EKONOMI BERBASIS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOMPONEN 3.PENGELOLAAN PROYEK MARKET STUDY ANNUAL OUTCOME SURVEY RESULT AND IMPACT MANAGEMENT SYSTEM (RIMS) VILLAGE PROFILLING DAN GENDER STUDY ANALISIS STRATEGI UNTUK OPTIMASI PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM CCDP IFAD TAHUN 2014 ANALISIS STRATEGI EFEKTIFITAS PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA DALAM CCDP IFAD TAHUN 2014 PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN PEMANTAUAN KEGIATAN DAN KELOMPOK EVALUASI KEGIATAN
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ……….. ……….. ……….. ………..
Halaman 1 2 3 4 5 6 7 11 13 14 14
………..
15
……….. ……….. ……….. ……….. ………..
15 16 16 18 20
………..
21
……….. ……….. ………… ………… ………..
25 25 27 27 29
……….. ………..
29
………..
31
……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….
33 36 40 41 42 42
………..
43
……….. ……….. ………..
43 43 44
Page 4 of 4
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
7.3 8 8.1
8.2 8.3 8.4 9 10 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6 10.7 11 11.1 11.2 12 12.1 12.2 12.3 12.4 12,5 12.6 12.7 13 14 15
PELAPORAN GENDER PERSPEKTIF GAMBARAN SINGKAT POLA KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM BERBAGAI AKTIFITAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA KUPANG KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM BERBAGAI AKTIFITAS CCDP IFAD KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM KELOMPOK MASYARAKAT/ USAHA CCDP HAL YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MENINGKATAKAN PERAN PEREMPUAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PELATIHAN /WORKSHOP PERAN STRATEGIS DAN KOORDINASI KELEMBAGAAN PMO PIU KOTA KUPANG KOMITE PEMBERDAYAAN (DOB) PROVINSI /BPSPL TIM PENDAMPING DESA (TPD)/ PENYULUH KELOMPOK MASYARAKAT PIHAK LAIN YANG TERKAIT (SWASTA,PERGURUAN TINGGI, KONSULTAN, DLL) KENDALA DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI KENDALA TEKNIS KENDALA NON TEKNIS FOKUS RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM TAHUN 2014 RENCANA KEGIATAN PRIORITAS YANG AKAN DILAKUKAN DI TAHUN 2014 (RKAKL DAN AWPB) TAHAP PELAKSANAAN STRATEGI UNTUK MENGEFEKTIFKAN IMPLEMENTASI PROYEK STRATEGI PEMBERDAYAAN DAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA / VALUE CHAIN KOORDINASI DAN KELEMBAGAAN PEMANTAUAN , EVALUASI DAN PELAPORAN KEGIATAN REKOMENDASI PEMBELAJARAN PENUTUP
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
……….. ……….. ………..
44 44 44
………..
45
………..
45
………..
45
………..
45
……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
46 46 46 46 46 47 47 47
……….. ……….. ……….. ………..
47 47 48 48
………..
48
……….. ………..
49 49
………..
49
………..
50
……….. ………..
50 50
………... ……….. ………..
51 51 51
Page 5 of 5
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
DAFTAR TABEL
1 2 3
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Kupang Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang Tahun 2007 - 2011 PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita Kota Kupang Menurut Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2007- 2011 4 Kelompok Usaha Kelurahan Lasiana 5 Kelompok Usaha Kelurahan Alak 6 Kelompok Usaha Kelurahan Namosain 7 Daftar Kelompok Masyarakat ( Infrastruktur) 8 Daftar Kelompok Masyarakat (VWG) 9 Daftar kelompok Masyarakat ( Pengelolaan Sumberdaya ) 10 Informasi Pertemuan /Workshop /Training
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Halaman 13 19 19 21 21 21 22 23 24 34
Page 6 of 6
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
DAFTAR GAMBAR
1 2 3
Peta Kota Kupang Rantai Pemasaran Sederhana Rantai Pasok Pemasaran Komoditi Unggul
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Halaman 12 20 32
Page 7 of 7
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
RINGKASAN EKSEKUTIF Pemerintah Indonesia dan International Fund For Agricultural Development (IFAD) telah bekerja sama mengembangkan proyek pembangunan masyarakat pesisir atau Coastal Community Development Project (CCDP) di Indonesia. Kota Kupang sebagai ibu Kota Propinsi Nusa Tenggara Timur(NTT) mendapatkan kesempatan sebagai salah satu wilayah kerja proyek tersebut. Kota Kupang memiliki 6 Kecamatan dengan 51 Kelurahan. Kota Kupang adalah salah satu dari 13 Kabupaten/Kota yang menjadi sasaran program CCD IFAD dalam upaya pemberdayaan masyarakat pesisir dengan pendekatan: a).Pemberdayaan masyarakat; b).Pengembangan strategi berbasis mekanisme pasar; c).Fokus kepada masyarakat miskin yang marginal namum mempunyai potensi yang aktif untuk mengembangkan dirinya; d). Replikasi keberhasilan dan peningkatan volume kegiatan ke Desa-Desa/Kelurahan lain. Realitas menunjukan bahwa kondisi sosial budaya dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih perlu mendapat perhatian sebab masih banyak masyarakat berpendapatan rendah. Oleh karena itu melalui program CCD IFAD telah ditetapkan 9 Desa/Kelurahan yang akan menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan program ini yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan menurunkan tingkat kemiskinan. Kota Kupang yang berada pada sepanjang wilayah Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dengan sumberdaya perikanan yang cukup tersedia seperti ikan, terumbu karang, lamun maupun mangrove. Sembilan (9) Desa/Kelurahan terpilih dalam program CCD IFAD terdapat dalam tiga (3) Kecamatan antara lain: 1. Kecamatan Alak meliputi: Kelurahan Alak, Nun Baun Sabu, Nun Baun Delha, Namosain, dan Nunhila. 2. Kecamatan Kota Lama meliputi: Kelurahan Fatubesi, dan Airmata. 3. Kecamatan Kelapa Lima meliputi: Kelurahan Lasiana, dan Oesapa Barat. Untuk program CCD IFAD Tahun 2013 hanya difokuskan pada 3 Kelurahan yaitu Kelurahan Alak, Kelurahan Namosain, dan Kelurahan Lasiana, sedangkan untuk 6 Kelurahan tersisa akan dilibatkan mulai Tahun 2014. Program CCD IFAD disetiap lokasi Desa/Kelurahan telah dilaksanakan melalui sosialisasi dan pembentukan kelompok masyarakat yang terdiri dari: Kelompok usaha pengolahan hasil perikanan; Kelompok usaha penangkapan ikan; Kelompok usaha pemasaran ikan; Kelompok Infrastruktur; Kelompok kerja Desa; dan Kelompok Pengelolaan Sumberdaya (Pokwasmas). Tujuan utama proyek ini adalah pengurangan kemiskinan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil, oleh karena itu tujuan proyek akan dicapai melalui peningkatan pendapatan rumah tangga bagi masyarakat pesisir yang terlibat dalam proyek ini. Sedangkan sasaran utama kegiatan proyek ini adalah masyarakat pesisir yang tinggal di sejumlah Kelurahan terpilih yang ada dalam wilayah Kota Kupang. Hasil yang dicapai untuk tahun 2013 adalah anggota masyarakat yang terlibat sebagai anggota kelompok usaha , kelompok infrastruktur , kelompok pengelola sumberdaya maupun VWG di 3 kelurahan telah memahami tujuan daripada program CCD IFAD hal ini LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 8 of 8
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
dapat dilihat pada keterlibatan perempuan maupun laki laki yang terlibat aktif dalam perencanaan kegiatan kelompok, kesediaan mengikuti berbagai kegiatan pertemuan desa, sampai kepada pelatihan yang dilakukan , karena merupakan tahun pertama masih pada tataran kesiapan sarana dan pra sarana fisik untuk menunjang berbagai usaha yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai indicator , sehingga dapat dikatakan bahwa belum 100 % mencapai indicator yang ditetapkan tetapi telah menunjukkan kemajuan yang cukup baik ddalam hal motivasi dan animo yang 100 % mau meningkatkan pendapatan keluarga , sehingga dapat dikatakan bahwa hasil capaian untuk 3 kelurahan ( Lasiana, Namosain dan Alak ) dapat mencapai 50 % , diharapkan untuk berbagai pelaqtihan dan pendampingan kontinu di tahun 2014 dapat mencapai indicator yang menjadi tujuan Secara khusus untuk 6 Kelurahan yang menjadi sasran program tahun 2014 sudah mulai menyiapkan berbagai sarana fisik , dan kesiapan kelompok usaha dengan usaha yang spesifik untuk dievaluasi pada tahun 2014 kelompok yang layak mendapat bantuan sedangkan untuk kelompok pengeloala sumberdaya telah dikukuhkan dengan Surat Keputusan , dan aktifitas kelompok melalui perencanaan kelompok akan dilaksanakan pada tahun 2014 , jika dilihat dari seluruh capaian sesuai indicator maka belum mencapai 100 % , tetapi secara khusus penguatan kapasitas masyarakat sudah mencapai 100 % , tetapi membutuhkan pelatihan lanjutan baik unutk pengolahan dan pemasaran hasil produk yang akan menjadi produk spesifik masing masing Kelurahan yang memiliki nilai tambah dan mamiliki panduan produksi sederhana produk industri rumah tangga yang aman dikonsumsi , maupun panduan pemasaran atau penjualan ikan segar, panduan budidaya bagi kelompok budidaya . Hal yang cukup membanggakan pada tahap awal program CCD IFAD di 9 Kelurahan ini adalah keterlibatan elemen masyarakat baik Lurah, LPM, ketua RT maupun ibu rumah tangga pesisir serta nelayan dalam hal berkoordinasi dan saling memberikan motivasi adalah hal spesifik yang merupakan gambaran motivasi dan keinginan untuk meningkatkan pendapatan terlihat jelas , pada setiap pertemuan untuk memahami program sangat dinamis terjadi diskusi dalam hal pemahaman program sehingga masyarakat berharap program ini tidak mubasir seperti program terdahulu. Kedua konsultan individu juga berperan penuh dalam koordinasi dan komunikasi dengan berbagai komponen seperti TPD, komite, District Oversight Board(DOB), dan PIU serta kelompok masyarakat baik kelompok penangkapan, pengolahan, pemasaran, kelompok infrastruktur maupun kelompok pengelolaan sumberdaya(Pokwasmas). Pertemuan rutin telah dilakukan antara konsultan dengan kelompok masyarakat guna mengidentifikasi kebutuhan mereka seperti menyangkut pengetahuan dan ketrampilan usaha, spesifikasi usaha, strategi pemasaran dan hal lain yang sangat relevan guna mendukung keberhasilan program CCD IFAD. Peranan konsultan melalui pertemuan rutin tersebut telah memberikan dampak positif dan merupakan dasar dalam menyusun program kegiatan yang diperlukan untuk pelaksanaan berbagai kegiatan selanjutnya. Hasil dari pertemuan rutin tersebut dapat membuka wawasan kelompok masyarakat untuk lebih memahami program CCD IFAD sehingga dengan demikian tujuan peningkatan pendapatan keluarga secara bertahap, berkualitas terukur dapat tercapai dengan baik. Khusus kegiatan yang berhubungan dengan konsultan bidang pemasaran dan value chain yang telah dilaksanakan adalah pertemuan awal dalam bentuk FGD dengan kelompok masyarakat untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka tentang soal pemasaran, pelatihan market awareness; pengembangan alternatif income generating. Konsultan juga secara teknis membantu PIU dalam merancang model kegiatan dilapangan,
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 9 of 9
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
memandu kegiatan, mengidentifikasi pemateri/nara sumber yang relevan dengan yang dilaksanakan oleh PIU Kota Kupang, termasuk membantu merancang format metode inventory sumber daya masyarakat pesisir dan penilaian desa berbasis masyarakat. Kendala yang dihadapi pada umnumnya adalah sebatas pemahaman yang perlu terus disosialisasikan sehingga kelompok masyarakat benar benar melaksanakan berbagai kegiatan sesuai kebutuhan dan sumberdaya yang dimilki dengan mengedepankan keberlanjutan sumberdaya perikanan dan kelautan dalam hubungannya dengan pengawasan sumberdaya dan konservasi. Pembelajaran dari program yang baru dilaksanakan pada tahun pertama adalah upaya kerjasama dan koordinasi dari berbagai elemen yang terlibat dalam proyek pengembagan dan pemberdayaan masyarakat pesisir dilaksanakan cukup baik sehingga pemahaman , perencanaan dan implementasinya merupakan upaya sinergitas semua elemen PIU untuk masyarakat dan masyarakat tidak dijadikan objek pembangunan tetapi masyarakat terlibat aktif sebagai subjek dalam pembangunan untuk menuju kepada kemandirian , jika dihubungkan dengan indicator pencapaian maka dengan motivasi dan kinerja yang baik dari kelompok masyarakat dapat dikatakan cukup baik walau harus mendapat perhatian lebih spesifik di Tahun 2014 khususnya tentang berbagai pelatihan pengolahan produk olahan yang berkualitas dan memiliki nilai tambah dan bersaing di pasar sesuai permintaan pasar yang berstandar Nasional , dengan harapan tahun 2014 secara kuantitatif dapat terukur sesuai indicator pencapaian untuk seluruh kelompok masyarakat di 9 kelurahan sasaran .
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1010 of 10
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
1. PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG
Pemerintah Indonesia dan International Fund For Agricultural Development (IFAD) telah bekerja sama mengembangkan proyek pembangunan masyarakat pesisir atau Coastal Community Development Project (CCDP) di Indonesia. Kota Kupang sebagai ibu Kota Propinsi Nusa Tenggara Timur(NTT) mendapatkan kesempatan sebagai salah satu wilayah kerja proyek tersebut. Kota Kupang memiliki 6 Kecamatan dengan 51 Kelurahan. Kota Kupang adalah salah satu dari 13 Kabupaten/Kota yang menjadi sasaran program CCD IFAD dalam upaya pemberdayaan masyarakat pesisir dengan pendekatan: a).Pemberdayaan masyarakat; b).Pengembangan strategi berbasis mekanisme pasar; c).Fokus kepada masyarakat miskin yang marginal namum mempunyai potensi yang aktif untuk mengembangkan dirinya; d). Replikasi keberhasilan dan peningkatan volume kegiatan ke Desa-Desa/Kelurahan lain. Realitas menunjukan bahwa kondisi sosial budaya dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih perlu mendapat perhatian sebab masih banyak masyarakat berpendapatan rendah. Oleh karena itu melalui program CCD IFAD telah ditetapkan 9 Desa/Kelurahan yang akan menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan program ini yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan menurunkan tingkat kemiskinan. Kota Kupang yang berada pada sepanjang wilayah Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dengan sumberdaya perikanan yang cukup tersedia seperti ikan, terumbu karang, lamun maupun mangrove. Sembilan (9) Desa/Kelurahan terpilih dalam program CCD IFAD terdapat dalam tiga (3) Kecamatan antara lain: 4. Kecamatan Alak meliputi: Kelurahan Alak, Nun Baun Sabu, Nun Baun Delha, Namosain, dan Nunhila. 5. Kecamatan Kota Lama meliputi: Kelurahan Fatubesi, dan Airmata. 6. Kecamatan Kelapa Lima meliputi: Kelurahan Lasiana, dan Oesapa Barat. Untuk program CCD IFAD Tahun 2013 hanya difokuskan pada 3 Kelurahan yaitu Kelurahan Alak, Kelurahan Namosain, dan Kelurahan Lasiana, sedangkan untuk 6 Kelurahan tersisa akan dilibatkan mulai Tahun 2014. Program CCD IFAD disetiap lokasi Desa/Kelurahan telah dilaksanakan melalui sosialisasi dan pembentukan kelompok masyarakat yang terdiri dari: Kelompok usaha pengolahan hasil perikanan; Kelompok usaha penangkapan ikan; Kelompok usaha pemasaran ikan; Kelompok Infrastruktur; Kelompok kerja Desa; dan Kelompok Pengelolaan Sumberdaya(Pokwasmas). Agar bisa mengetahui letak geografi lokasi program CCD IFAD di Kota Kupang maka Peta Kota Kupang dibawah ini dapat memberikan sedikit gambaran tentang lokasi kegiatan tersebut. Proyek CCD IFAD di Kota Kupang Tahun 2013 dilaksanakan di 9 Desa/Kelurahan secara bertahap dan terfokus pada kegiatan antara lain : 1. Pembentukan layanan fasilitator (TPD/Penyuluh). 2. Sosialisasi desa. LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1111 of 11
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Penilaian desa berbasis masyarakat. Pertemuan desa(perencanaan, pengawasan, dan evaluasi). Pelatihan dan peningkatan kapasitas pokmas. Inventory sumberdaya pesisir berbasis masyarakat. Pembangunan pondok informasi. Pembentukan dan pelatihan co-management group. Persiapan detailed village coastal marine co-management plans. Workshop coastal marine resource co-management. Fasilitasi P3MP. Penyusunan dan pelatihan sistem monitoring sumberdaya pesisir. Dana Community Enterprise Group and Infrastructure (BLM). Pelatihan Market Awareness. Pengembangan alternatif income generating dan jaringan pemasaran. Sinkronisasi perencanaan dan koordinasi. Pertemuan teknis. Kegiatan penunjang CCD IFAD.
Gambar 1. Peta Kota Kupang
Kota Kupang merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang secara geografis terletak pada 123° 32’ 23” - 123° 37’ 01” Bujur Timur dan 10° 36’ 14” - 10° 39’ 58” Lintang selatan. Secara administratif, Kota Kupang terdiri dari 6 (enam) Kecamatan dan 51 (lima puluh satu) Kelurahan, dengan luas wilayah 260,127 km², terdiri dari matra darat seluas 165,337 Km² dan matra laut 94,790 Km². Kota Kupang memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: - Sebelah Utara : Teluk Kupang. - Sebelah Selatan : Kecamatan Nekamese dan Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang. - Sebelah Timur : Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. - Sebelah Barat : Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang. Adapun luas wilayah menurut kecamatan di Kota Kupang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1212 of 12
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Kupang No.
Kecamatan
(1) (2) 01 Alak 02 Maulafa 03 Oebobo 04 Kota Raja 05 Kelapa Lima 06 KotaLama Kota Kupang
Luas wilayah (km²) (3) 70,40 55,67 14,72 6,19 15,31 3,05 165,34
Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2012.
Persentase terhadap luas KotaKupang (4) 42,58 3367 8,90 3,74 9,26 1,85 100,00
Kota Kupang sebagai Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki fungsi pengembangan wilayah yang luas, tidak saja dalam tataran wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, tetapi juga dalam tataran regional maupun nasional. Hal tersebut tercermin dan telah ditegaskan dalam kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang menetapkan Kota Kupang sebagai salah satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang terletak di wilayah Indonesia Bagian Timur. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Kupang mengemban fungsi pengembangan regional yang luas, dan diarahkan agar memiliki fungsi-fungsi pengembangan sebagai berikut: a. Simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional; b. Pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau melayani beberapa provinsi; c. Simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi. Selain itu dalam kebijakan pengembangan kawasan andalan, Kota Kupang termasuk salah satu kawasan andalan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan kegiatan utama adalah sektor industri, pariwisata, dan perikanan laut. Berdasarkan pengembangan potensi yang dilakukan melalui kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang termasuk dalam Kawasan Strategis Untuk Pertumbuhan Ekonomi, yaitu Tenau sampai Lai Lai Bisi Kopan(LLBK) kawasan strategis Provinsi NTT, selanjutnya dari LLBK sampai Lasiana merupakan kawasan strategis kota dan sebagai kawasan strategis lingkungan hidup terdapat di Kelurahan Naioni, Fatukoa dan Kolhua. 1.2.
TUJUAN DAN SASARAN PROYEK
Tujuan utama proyek ini adalah pengurangan kemiskinan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil, oleh karena itu tujuan proyek akan dicapai melalui peningkatan pendapatan rumah tangga bagi masyarakat pesisir yang terlibat dalam proyek ini. Sedangkan sasaran utama kegiatan proyek ini adalah masyarakat pesisir yang tinggal di sejumlah Kelurahan terpilih yang ada dalam wilayah Kota Kupang.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1313 of 13
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
1.3.
STRUKTUR KELEMBAGAAN PROYEK
Berdasarkan dokumen proyek CCD IFAD maka struktur kelembagaan tingkat pusat disebut Project Management Officer (PMO) yang dipimpin oleh seorang direktur dan sekretaris executif dengan beberapa staf sebagai anggota. Untuk tingkat daerah disebut Project Implemnetation Unit(PIU) yang dipimpin oleh seorang ketua dan sekretaris dan beberapa staf serta didukung oleh Konsultan independen, Tenaga Pendamping Desa(TPD) dan tenaga penyuluh lapangan (TPL). 1.4.
TAHAPAN KEGIATAN, KOMPONEN DAN STRATEGI IMPLEMENTASI PROYEK
Proyek CCD IFAD di Kota Kupang Tahun 2013 dilaksanakan di 9 Desa/Kelurahan secara bertahap dan terfokus pada kegiatan antara lain : 1. Pembentukan layanan fasilitator (TPD/Penyuluh). 2. Sosialisasi desa. 3. Penilaian desa berbasis masyarakat. 4. Pertemuan desa(perencanaan, pengawasan, dan evaluasi). 5. Pelatihan dan peningkatan kapasitas pokmas. 6. Inventory sumberdaya pesisir berbasis masyarakat. 7. Pembangunan pondok informasi. 8. Pembentukan dan pelatihan co-management group. 9. Persiapan detailed village coastal marine co-management plans. 10. Workshop coastal marine resource co-management. 11. Fasilitasi P3MP. 14. Penyusunan dan pelatihan sistem monitoring sumberdaya pesisir. 15. Dana Community Enterprise Group and Infrastructure (BLM). 14. Pelatihan Market Awareness. 15. Pengembangan alternatif income generating dan jaringan pemasaran. 16. Sinkronisasi perencanaan dan koordinasi. 17. Pertemuan teknis. 18. Kegiatan penunjang CCD IFAD. Oleh karena penerapan strategi implementasi yang tepat sesuai kondisi ril dilapangan maka, kegiatan proyek CCD IFAD hingga ahir Desember 2013 telah dilaksanakan seluruh dengan baik atau telah mencapai 100%. Seluruh kegiatan telah dilaksanakan berkat kerjasama Tim PIU, TPD, konsultan maupun semua kelompok masyarakat penerima manfaat yang menjadi prioritas utama program CCD IFAD. Dalam pelaksanaan kegiatan bukan sebatas soal kuantitas kegiatan yang ingin dicapai tetapi kualitas kegiatan yang dicapai adalah merupakan ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan pelaksanaan program CCD IFAD di Tahun 2013, oleh karena hal ini merupakan barometer untuk keberlanjutan program kegiatan berikutnya.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1414 of 14
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
1.5.
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN INDIKATOR KINERJA PROYEK
Pemantauan lapangan serta evaluasi rutin dan reguler telah dilakukan oleh semua komponen tekait secara bersama antara Tim PIU, Konsultan, TPD dan kelompok masyarakat yang tergabung dalam proyek CCD IFAD ini. Pemantauan dilakukan oleh TPD setiap waktu di lokasi proyek dan selanjutnya dilaporkan kepada PIU dan dikoordinasikan dengan konsultan PIU. Jika ada hal yang perlu mendapat perhatian khusus biasanya langsung direspon oleh PIU dan jika perlu keterlibatan konsultan untuk menanganinya selalu direspon langsung dan hasil pemantauan tersebut biasanya didiskusikan dalam pertemuan rutin. Konsultan secara berkala melakukan pemantauan baik secara langsung di lapangan maupun tidak langsung melalui komunikasi dan koordinasi dengan ketua dan sejumlah anggota kelompok masyarakat pada setiap Desa/Kelurahan yang tergabung dalam proyek CCD IFAD. Hasil evaluasi terhadap indikator kinerja proyek dilakukan dalam setiap pertemuan, dan juga dapat terbaca dalam laporan penilaian desa berbasis masyarakat yang disampaikan oleh PIU secara terpisah. Evaluasi tersebut dilakukan untuk menilai sampai seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam kurun waktu sekian bulan sejak proyek ini diimplementasi khususnya 3 Desa/Kelurahan yang telah terintervensi proyek CCD IFAD. Evaluasi/penilaian juga dilakukan terhadap 6 Desa/Kelurahan yang belum terintervensi proyek untuk mengetahui kondisi saat ini dan kebutuhan akan kegiatan fisik dan non fisik apa yang merupakan kebutuhan untuk dilakukan di Tahun 2014 dan hasil apa yang dicapai dari sejumlah kegiatan tersebut nantinya. 1.6.
DESKRIPSI SINGKAT CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2013
Berdasarkan renaca kegiatan Tahun 2013 maka, proyek CCD IFAD di Kota Kupang telah dilaksanakan di 9 Desa/Kelurahan dengan kegiatan antara lain : 1. Pembentukan layanan fasilitator (TPD/Penyuluh). 2. Sosialisasi desa. 3. Penilaian desa berbasis masyarakat. 4. Pertemuan desa(perencanaan, pengawasan, dan evaluasi). 5. Pelatihan dan peningkatan kapasitas pokmas. 6. Inventory sumberdaya pesisir berbasis masyarakat. 7. Pembangunan pondok informasi. 8. Pembentukan dan pelatihan co-management group. 9. Persiapan detailed village coastal marine co-management plans. 10. Workshop coastal marine resource co-management. 11. Fasilitasi P3MP. 16. Penyusunan dan pelatihan sistem monitoring sumberdaya pesisir. 17. Dana Community Enterprise Group and Infrastructure (BLM). 14. Pelatihan Market Awareness. 15. Pengembangan alternatif income generating dan jaringan pemasaran. 16. Sinkronisasi perencanaan dan koordinasi. 17. Pertemuan teknis. 18. Kegiatan penunjang CCD IFAD.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1515 of 15
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Hingga ahir Desember 2013 proyek CCD IFAD telah dilaksanakan seluruh dengan baik atau telah mencapai 100%. Seluruh kegiatan mulai dari pembentukan layanan fasilitator sampai dengan pertemuan teknis telah berhasil dilaksanakan berkat kerjasama semua pihak antara lain Tim PIU, TPD, konsultan maupun semua kelompok masyarakat yang tergabung dalam proyek CCD IFAD. 2. GAMBARAN UMUM LOKASI CCDP-IFAD 2.1.
PROFIL SINGKAT 9 DESA TARGET CCDP-IFAD
Di Kota Kupang terdapat 9 Kelurahan yang ditetapkan sebagai lokasi proyek CCD IFAD. Berikut ini akan digambarkan secara singkat profil dari 9 Kelurahan yang terintervensi proyek tersebut ini antara lain: 1. Kelurahan Namosain. Kelurahan Namosain yang berpenduduk sebanyak 13,008 jiwa, merupakan salah satu kelurahan dalam wilayah Kecamatan Alak Pemerintah Kota Kupang, yang terletak di sebelah selatan Kota Kupang, dengan luas wilayah 206.250 ha. Kondisi masyarakat Namosain terdiri dari beragam suku/etnis yakni Rote, Flores, Sulawesi(Bugis), Alor, Timor, Jawa, Bali dan daerah lain di Indonesia. Dari beragam suku dan budaya masyarakat Namosain lebih didominasi oleh empat etnis daerah yakni : Rote dengan sebutan Rumah Tujuh, Buton/Bugis dengan sebutan Namosain Tengah, Solor dan Flores Timur dengan sebutan Kampung Maleset dan Timor Namosain atas dengan sebutan Osmok. Mata pencaharian penduduk sebagai Petani/Nelayan sebanyak 590 orang. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Namosain pada tingkat Belum Sekolah sebanyak 1.201 orang, TK 1.711 orang, SD 2.945 orang, SLTP 3.187 orang, SLTA 3.035 orang dan Perguruan Tinggi 689 orang. Terdapat warga yang Buta Huruf sebanyak 244 orang. Di Kelurahan tersebut telah terbentuk 5 kelompok masyarakat yang setiap kelompok mempunyai 10 orang anggota. Disamping itu, di Kelurahan Namosain telah terbentuk 1 kelompok pengelola Infrastruktur, dan 1 kelompok sumber daya manusia. Kelurahan ini memiliki 24 RT dan 6 RW, dan lokasi tempat tinggal masyarakat tersebar sepanjang pantai dan kearah perbukitan yang ada dalam wilayah ini. 2. Kelurahan Alak. Kelurahan Alak merupakan kelurahan yang terletak terluar paling barat wilayah Kota Kupang yang berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten kupang, dengan luas wilayah 9,31 km2. Masyarakat Kelurahan Alak terdiri dari beberapa suku / kelompok etnis yang masing-masing memiliki pola interaksi yang khas, yakni: suku Timor, suku Rote, suku Bugis, suku Sabu, suku Alor, suku Jawa, dan suku NTB serta daerah lain di Indosnesia. Dari beragam suku dan budaya masyarakat suku / etnis Timor dan Rote merupakan masyarakat asli dari Kelurahan Alak.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1616 of 16
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Data jumlah penduduk keadaan bulan Pebruari 2013 adalah 5.392 Jiwa, terdiri dari Laki-laki 2.625 jiwa dan perempuan 2.767 jiwa. Jumlah KK 1.223 KK. Tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan Alat yaitu Belum Sekolah sebanyak 447 jiwa, PAUD/TK 250 jiwa, SD/MI 1.415 jiwa, SLTP/MTS 1.271 jiwa, SLTA/MA 1.136 jiwa, Perguruan Tinggi 661 jiwa. Terdapat penduduk yang buta huruf sebanyak 212 jiwa. Jumlah penduduk bermata pencaharian sebagai Petani/Nelayan sebanyak 265 jiwa. Di Kelurahan tersebut telah terbentuk 6 kelompok masyarakat yang setiap kelompok mempunyai 10 orang anggota. Disamping itu, di Kelurahan Alak telah terbentuk 1 kelompok pengelola Infrastruktur, dan 1 kelompok sumber daya manusia. 3. Kelurahan Lasiana. Luas wilayah Kelurahan Lasiana 542,45 Ha yang terdiri dari wilayah pesisir, daratan dan berbukit-bukit. Secara administratif Kelurahan Lasiana terletak di wilayah Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang. Jarak Kelurahan Lasiana dengan Pusat Pemerintah Kecamatan adalah 6 km, Jarak dari Kelurahan ke Pusat Pemerintah Kota 6 km dan Jarak dari Kelurahan ke Pusat Pemerintah Propinsi 10 km. Penduduk Kelurahan Lasiana terdiri dari beragam suku / etnis yakni : Timor, Rote, Sabu, Sumba, Alor, Belu, Flores dan Suku – suku lainnya, dengan jumlah penduduk sebanyak 11.667 jiwa yang terdiri dari 6.110 Laki-laki dan 5.557 Perempuan. Penduduk yang bermata pendaharian sebagai Petani/Nelayan sebanyak 105 jiwa. Tingkat Pendidikan Penduduk di Kelurahan Lasiana yaitu 1.263 orang Belum Sekolah, 800 orang TK, 925 orang SD, 1.034 orang SLTP, 1.271 orang SLTA dan 1.206 orang Perguruan Tinggi. Terdapat 106 orang Buta Huruf. Di Kelurahan ini telah terbentuk 5 kelompok masyarakat yang setiap kelompok mempunyai 10 orang anggota. Disamping itu, telah terbentuk 1 kelompok pengelola Infrastruktur, dan 1 kelompok sumber daya manusia. 4. Kelurahan Airmata Luas wilayah 0,31 km2. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke kecamatan 2,6 km. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke ibu kota Kupang 6,2 km. Data jumlah penduduk keadaan bulan Desember 2011 adalah 1.674 Jiwa, terdiri dari Laki-laki 825 jiwa dan perempuan 849 jiwa. Jumlah KK 365 KK. Sex Ratio 97. Kepadatan Penduduk 5400 jiwa/km2. Rata-rata jumlahanggota keluarga 5 jiwa/keluarga.
5. Kelurahan Nunhila Luas wilayah 0,37 km2. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke kecamatan 6,25 km. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke ibu kota Kupang 10,25 km.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1717 of 17
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Masyarakat Kelurahan Nunhila terdiri dari beberapa suku / kelompok etnis yang masingmasing memiliki pola interaksi yang khas, yakni: suku Timor, suku Rote, suku Bugis, suku Sabu, suku Alor, suku Jawa, dan suku NTB serta daerah lain di Indosnesia. Dari beragam suku dan budaya masyarakat suku / etnis Timor dan Rote merupakan masyarakat asli dari Kelurahan Nunhila. Data jumlah penduduk keadaan bulan Desember 2011 adalah 2.532 Jiwa, terdiri dari Laki-laki 1.305 jiwa dan perempuan 1.227 jiwa. Jumlah KK 579 KK. Kepadatan penduduk 6.843 jiwa/km2. 6. Kelurahan Nun Baun Delha Luas wilayah 0,82 km2. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke kecamatan 6,5 km. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke Ibu Kota Kupang 10,5 km. Data jumlah penduduk keadaan bulan Desember 2011 adalah 3.732 Jiwa, terdiri dari Laki-laki 1.872 jiwa dan perempuan 1.890 jiwa. Jumlah KK 745 KK. Sex Ratio 1,01. Kepadatan penduduk 4.551 jiwa/km2. 7. Kelurahan Nun Baun Sabu Luas Wilayah 61,441 Ha. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke kecamatan 7 km. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke Ibu Kota Kupang 10 km. Data jumlah penduduk keadaan Tahun 2012 adalah 3.754 Jiwa, terdiri dari Laki-laki 1.909 jiwa dan perempuan 1.845 jiwa. 8. Kelurahan Fatubesi Luas wilayah 0,4 km2. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke kecamatan 0,6 km. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke ibu kota Kupang 3,3 km. Data jumlah penduduk keadaan bulan Desember 2011 adalah 4.752 Jiwa, terdiri dari Laki-laki 2.494 jiwa dan perempuan 2.258 jiwa. Jumlah KK 1.169 KK. Sex Ratio 110. Kepadatan Pendudukan 11.880 jiwa/km2. Rata-rata anggota keluarga 4 jiwa/keluarga. 9. Kelurahan Oesapa Barat Luas wilayah 2,23 km2. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke kecamatan 1 km. Jarak dari ibu kota pusat pemerintahan kelurahan ke ibu kota Kupang 1,2 km. Data jumlah penduduk keadaan bulan Desember 2011 adalah 9.556 Jiwa, terdiri dari Laki-laki 4.936 jiwa dan perempuan 4.620 jiwa. Jumlah KK 2.062 KK. Sex Ratio 1,07. Kepadatan penduduk 4.285 jiwa/km2. Rata-rata jumlah anggota kelurga 5 jiwa/keluarga. 2.2. POTENSI EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN Pertumbuhan ekonomi disamping dapat berdampak pada peningkatan pendapatan perkapita, juga akan berpengaruh pada pendapatan daerah. Semakin mampu menggali potensi perekonomian daerah yang dimiliki akan semakin besar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sehingga mampu meningkatkan keuangan daerah dalam menunjang pelaksanaan otonomi daerah. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kota Kupang Tahun 2 0 0 7 - 2 0 1 1 dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1818 of 18
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Tabel 2. Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang Tahun 2007 – 2011 No
Tahun
Pertumbuhan Ekonomi Kota Kupang Pertahun (%)
1 2 3 4 5
2007 2008 2009 2010 2011 Rata-Rata Pertumbuhan Sumber: Kota Kupang dalam angka.
9,00 7,45 6,49 7,84 8,26 7,81
Tabel 2 menunjukkan sejak tahun 2007 sampai 2011 laju pertumbuhan ekonomi Kota Kupang cukup menggembirakan pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi sebesar 9,00 %, tahun 2008 melambat menjadi 7,45 % dan pada tahun 2009 juga mengalami perlambatan menjadi 6,13 %, sedangkan pada tahun 2010 mengalami percepatan menjadi 8,23 % dan pada tahun 2011 mencapai 8,26 %. Dengan melihat tren pertumbuhan ekonomi kota kupang selama lima tahun terakhir dengan laju pertumbuhan setiap tahun sebesar 0,59 % maka dapat diprediksikan pada akhir tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Kota Kupang mencapai angka kurang lebih 11,21 %. Pertumbuhan ekonomi ini dapat tercapai jika asumsi kondisi keamanan dan ketertiban dapat terjaga secara kondusif, terjadinya peningkatan jumlah investasi, terkendalinya jumlah inflasi dan peningkatan jumlah ekspor non migas. Berdasarkan realita pertumbuhan ekonomi tersebut maka, dapat diasumsikan bahwa kontribusi hasil produksi perikanan dan kelautan di Kota Kupang memberikan damapk positif terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah ini. Pada Tahun 2008 pendapatan per kapita masyarakat Kota Kupang atas dasar harga konstan sebesar Rp. 5.463.599,- atau mengalami pertumbuhan 5,75 %, dari tahun 2007 sebesar Rp. 5.166.347 ,- pada tahun 2009 sebesar Rp. 5.630.187 ,- meningkat sebesar 3,05 %,dari tahun 2008, Tahun 2010 sebesar Rp. 5.907.672,- meningkat sebesar 4,93 % dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 6.304.420,- atau bertumbuh sebesar 6,72%. Dengan rata-rata pertumbuhan setiap tahun adalah sebesar 5,11%. Selengkapnya rata-rata Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Penduduk Tahun 2007 - 2011 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita Kota Kupang menurut Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2007 – 2011
2007
Harga Berlaku PDRB Pendapatan Perkapita Perkapita 8.642.100 7.549.908
Harga Konstan 2000 PDRB Pendapatan Perkapita Perkapita 5.902.601 5.166.347
2008
11.322.319
9.753.660
6.342.297
5.463.599
2009
12.355.434
10.643.642
6.531.879
5.630.187
2010*
13.296.613
12.052.893
6.831.223
5.907.672
2011**
15.591.940
13.329.102
7.252.310
6.304.420
Tahun
Sumber: PDRB Kota Kupang, BPS Kota Kupang. LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 1919 of 19
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Tabel 3 menunjukkan pendapatan perkapita penduduk Kota Kupang atas harga konstan 2000 sejak tahun 2007-2011 menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan, hal ini menggambarkan bahwa daya beli masyarakat Kota Kupang selama kurun waktu 2007-2011 mengalami peningkatan yang cukup berarti. Berdasarkan data Kota Kupang dalam angka Tahun 2012, pertumbuhan ekonomi mencapai 6.77% dengan PDRB mencapai Rp.1,9 trilyun. Jumlah pendapatan per kapita tercatat sebesar Rp.5.053.118. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi, PDRB dan pendapatan perkapita masyarakat Kota Kupang yang cukup signifikan salah satunya merupakan dampak dari kontribusi sektor perikanan dan kelautan. Tingkat konsumsi ikan masyarakat Kota Kupang mencapai 51,06 kg perkapita per tahun mencapai tertinggi secara nasional yang hanya 33,89 kg perkapita per tahun. Namun konsumsi ikan tersebut lebih banyak untuk jenis ikan berukuran kecil sampai sedang sebab yang berukuran besar terbanyak terjual ke luar dan menjadi komsumsi konsumen luar Kota Kupang atau luar NTT. 2.3.
DISTRIBUSI DAN PEMASARAN HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN
Agar distribusi dan pemasaran hasil produksi kelompok masyarakat dapat berjalan baik dan lancar berdasarkan kebutuhan konsumen yang ada serta kondisi nyata yang terjadi diwilayah pemasaran maka sejumlah langkah strategis telah dilakukan. Sebagai salah satu tanggung jawab konsultan dalam merangcang konsep bisnis maka, konsultan telah merancang mata rantai pemasaran sederhana yang dapat di implementasi oleh setiap kelompok masyarakat yang tergabung dalam program CCD IFAD. Untuk itu rantai pemasaran yang dirumuskan dapat dilihat sesuai Gambar 2 dibawah ini.
Kelompok Penangkapan
Kelompok Pengolah & Kelompok Pemasaran
Kelompok Papalele
Konsumen di Pasar & Warung
Konsumen Rumah Tangga (menjual keliling)
Gamber 2. Rantai Pemasaran Sederhana Komoditas unggulan dari kelompok masyarakat berdasarkan diskusi kelompok yang dilakukan pada saat workshop market awareness adalah ikan sirip kuning (baby tuna), ikan cuwe, ikan kembung, ikan sardin(kering), dan ikan tembang. Segmen pasar yang bisa menjadi target area pemasaran produk-produk tersebut antara lain rumah tangga konsumen, warung makan dan restoran skala kecil serta untuk hasil pengolahan yang telah menjadi abon ikan, dendeng ikan, dan sei ikan dapat dipasarkan di sejumlah swalayan dan toko yang berpotensi sebagai mitra bisnis. Untuk segment pasar memang sementara masih bersifat lokal dan belum dipasarkan keluar Kota Kupang kecuali ikan-ikan jenis besar yang dikelola oleh armada perusahan nelayan yang berkapasitas besar yang tidak tergabung dalam program CCD IFAD.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 2020 of 20
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
2.4.
JENIS KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN NELAYAN/MASYARAKAT PESISIR
Seperti dijelaskan pada bagian tedahulu bahwa implementasi proyek CCD IFAD di Kota Kupang berlokasi di 3 Kecamatan dan 9 Desa/Kelurahan. Agar dapat mengetahui tentang kelompok masyarakat yang tergabung dalam proyek CCD IFAD ini maka, gambaran singkat tentang jenis kegiatan dan kelembagaan kelompok masyarakat tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4- 6 di bawah ini.
No
1. 2. 3. 4. 5.
No
1. 2. 3. 4. 5. 6.
N o
1. 2. 3. 4. 5.
Namakelompok
Kelompok Tunas Kelompok Usaha Baru Kelompok Sumber Hidup Kelompok Sardin Kelompok Mawar Total
Nama kelompok
Kelompok Lumba-Lumba Kelompok Kakap Kelompok Mina Sejahtera Kelompok Ikan Terbang Kelompok Ita Esa Kelompok Sehati Total
Tabel 4 Kelurahan LASIANA Jumla h anggota LakiPerempu Total laki an 10 9 1 10 10 10 10 10 10 10 10 50 19 31
Tabel 5 Kelurahan ALAK Jumla h anggota LakiPerempu an Total laki 10 10 10 8 2 11 5 6 9 2 7 10 10 9 9 25 34 59
Tabel 6 Kelurahan NAMOSAIN Juml anggot Namakelompok ah a LakiPerempu Total laki an Kelompok Ikan Sardin 10 8 2 Kelompok Bintang Laut 10 10 Kelompok Teluk Permai 10 8 2 Kelompok Intan Laut 10 1 9 Kelompok Setia Usaha 10 10 Total 50 27 23
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Jenis Usaha Kelompok Pemasaran Pemasaran Penangkapan Pengolahan Pengolahan
Jenis Usaha Kelompok Penangkapan Pemasaran Pemasaran Pengolahan Pengolahan Pengolahan
Jenis Usaha Kelompok Pemasaran Pemasaran Pemasaran Pemasaran Pengolahan
Page 2121 of 21
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Untuk 6 Kelurahan lain masih dalam proses melengkapi nama dan jenis kelompok usaha namun untuk jenis kelompok lain sudah terbentuk seperti terlihat dalam Tabel 7-9 di bawah ini.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Tabel 7. Daftar Kelompok Masyarakat (INFRASTRUKTUR) Jumlah Anggota NAMA LakiKELOMPOK Total laki Perempuan Jenis infrastruktur Kelurahan Lasiana 10 10 0 Pondok informasi, Jalan setapak, tempat penjualan ikan , para para penjemuran ikan Kelurahan 10 9 1 Pondok informasi , jalan Namosain setapak, fasilitas air bersih, tempat labuh , tempat penjiualan ikan Kelurahan Alak 10 8 2 Pondok informasi, tempat penjualan ikan, oven pengasapan Kelurahan Oesapa 5 4 1 Untuk sementara Barat disiapkan pondok informasi , rencana berikut setelah tahun 2014 setelah terbentuk kelompok usaha Kelurahan Fatubesi 5 5 0 Untuk sementara disiapkan pondok informasi , rencana berikut setelah tahun 2014 setelah terbentuk kelompok usaha Kelurahan Airmata 10 7 3 Untuk sementara disiapkan pondok informasi , rencana berikut setelah tahun 2014 setelah terbentuk kelompok usaha Kelurahan Nunhila 10 10 0 Untuk sementara disiapkan pondok informasi , rencana berikut setelah tahun 2014 setelah terbentuk kelompok usaha Kelurahan Nun 5 5 0 Untuk sementara Baun Delha disiapkan pondok informasi, rencana berikut setelah tahun
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 2222 of 22
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
9
No
1
2
3
4
5.
6.
7.
8.
9.
Kelurahan Nun Baun Sabu
10
9
1
2014 setelah terbentuk kelompok usaha Untuk sementara disiapkan pondok informasi, rencana berikut setelah tahun 2014 setelah terbentuk kelompok usaha
Tabel 8 Daftar Kelompok Masyarakat (VWG) Jumlah Anggota NAMA Tota LakiPerempua KELOMPOK l laki n Kegiatan Yang dilakukan Kelurahan Alak 5 4 1 Pendampingan kelompok masyarakat , dan ikut dalam perencanaan kelompok masyarakat Kelurahan Namosain 5 3 2 Pendampingan kelompok masyarakat, dan ikut dalam perencanaan kelompok masyarakat Kalurahan Lasiana 5 4 1 Pendampingan kelompok masyarakat, dan ikut dalam perencanaan kelompok masyarakat Kelurahan Oesapa 5 5 0 Memberikan masukkan untuk Barat calon anggota kelompok terpilih Kelurahan Fatubesi 5 4 1 Memberikan masukkan untuk calon anggota kelompok terpilih Kelurahan Airmata 5 4 1 Memberikan masukkan untuk calon anggota kelompok terpilih Kelurahan Nunhila 5 4 1 Memberikan masukkan untuk calon anggota kelompok terpilih Kelurahan Nun Baun 5 4 1 Memberikan masukkan untuk Delha calon anggota kelompok terpilih Kelurahan Nun BAun 5 4 1 Memberikan masukkan untuk Sabu calon anggota kelompok terpilih
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 2323 of 23
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Tabel 9 Daftar Kelompok Masyarakat (PENGELOLA SUMBERDAYA PESISIR) Jumlah Anggot a
No
Total 25
Lakilaki 24
Kelurahan Namosain
33
31
3
Kelurahan Alak
25
23
4
Kelurahan Oesapa Barat
25
19
5
Kelurahan Fatubesi
20
16
6
Desa/Kelurahan Airmata
24
19
7
Kelurahan Nunhila
25
17
8
Kelurahan Nun Baun Delha
23
10
9
Kelurahan Nun Baun Sabu
24
20
1
NAMA KELOMPOK Kelurahan Lasiana
2
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Kegiatan yang Perempua dilakukan n 1 Sosialisasi dan Pelatihan tugas dan tanggung jawab, pengurusan kartu anggota 2 Sosialisasi dan Pelatihan tugas dan tanggung jawab 2 Sosialisasi dan Pelatihan tugas dan tanggung jawab 6 Sosialisasi dan Pelatihan tugas dan tanggung jawab, pengurusan kartu anggota 4 Sosialisasi dan Pelatihan tugas dan tanggung jawab, pengurusan kartu anggota 5 Sosialisasi dan Pelatihan tugas dan tanggung jawab, pengurusan kartu anggota 8 Sosialisasi dan Pelatihan tugas dan tanggung jawab, pengurusan kartu anggota 13 Sosialisasi dan Pelatihan tugas dan tanggung jawab, pengurusan kartu Anggota 4 Sosialisasi dan Pelatihan tugas dan tanggung jawab, pengurusan kartu anggota
Page 2424 of 24
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
3. PERAN KONSULTAN PIU/KABUPATEN 3.1.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Berdasarkan Term of Reference(TOR) atau Kerangka Acuan Kerja(KAK), tugas dan tanggung jawab konsultan individual bidang pemasaran dan value chain telah digariskan dengan rinci untuk mencapai hasil yang diharapkan antara lain: 1). Penilaian peluang pasar; 2). Terpilihnya jaringan harga prioritas dan terlaksananya strategi intervensi; 3). Berfungsinya kemitraan pasar dengan kalangan bisnis/pengolah/pembeli dan kelompok usaha proyek; 4). Terbentuknya kelompok penabung dan bergabungnya anggota dengan kelompok usaha; 5). Terbangun dan terawatnya proyek infrastruktur desa; 6). Berjalannya bisnis usaha jasa dan tersedianya jasa penting bagi masyarakat; 7). Termonitornya sub komponen 1.3 dan 2.2 termasuk laporan monitoring dan evaluasi proyek. Berdasarkan hal diatas, melalui pelaksanakan serangkaian kegiatan oleh Konsultan diharapkan tujuan proyek ini dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan tanggung jawab konsultan pemasaran dalam proyek CCD IFAD maka, sejumlah kegiatan telah dilaksanakan dan berhasil dengan baik atau tuntas dilaksanakan. Pelatihan market awareness disamping dilakukan oleh konsultan pemasaran untuk materi tertentu, juga melibatkan narasumber dari perguruan tinggi untuk memberikan pemahaman dan memperluas wawasan anggota kelompok dalam hal melakukan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan produk yang dihasilkan. Materi disiapkan oleh nara sumber dan konsultan pemasaran. Metode yang dipakai adalah ceramah kreatif diselingi dengan permainan (energizer) yang menarik sehingga membawa peserta pelatihan pada pemahaman yang lebih spesifik tentang model strategi pemasaran (Produk, Price, Promotian, Place) yang tepat dengan cara praktis yang bernilai tambah kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan konsumen. Begitu pula dengan kegiatan workshop pengembangan alternatif income generating(AIG) dilakukan untuk melengkapi pengetahuan dan ketrampilan kelompok masyarakat dalam hal pengembangan alternatif income generating dan jejaring pemasaran agar mereka dapat mengimplementasi dalam usaha mereka kedepan. Materi tertentu dibawakan oleh narasumber dari perguruan tinggi dan konsultan pemasaran telah memberikan wawasan yang luas tentang strategi pengembangan pendapatan alternatif dan membangun jejaring pemasaran. Workshop diakhiri dengan kisah sukses dari pelaku usaha yang diundang sebagai mitra usaha kelompok masyarakat program CCD IFAD kedepan. Mitra usaha menguraikan success story dan bagaimana mengembangkan usaha mereka termasuk membangun kemitraan sebagai motivasi kepada peserta untuk mengembangkan usahanya dan kemitraan kedepan. Kedua mitra usaha (Swalayan FELINS dan Toko SUDI MAMPIR) telah bersedia kerja sama dengan kelompok pengolahan yang ada dan draft kerjasama telah dirancang oleh konsultan pemasaran untuk di tanda tangani bersama kedua pihak. Khusus untuk konsultan individu pemberdayaan dan pengelolaan Sumberdaya , telah melakukan berbagai uapaya dalam kegiatan memfasilitasi masyarakat sesuai komponen 1.1 fasilitasi masyarakat , perencanaan dan monev berdasarkan sub komponen 1.2 untuk 3 Kelurahan pada tahun 2013 dan 6 kelurahan calon penerima program di tahun 2014,
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 2525 of 25
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
melakukan penilaian sumberdaya pesisir, perencanaan dan pengelolaan bersama berdasarkan sub komponen 1.3 dan melakukan koordinasi aktif dengan konsultan pemasaran dalam hal melakukan pembangunan desa berfokus pasar. Bersama dengan PIU dan tim Tenaga Pendampin Desa mendampingi kelompok masyarakat ( kelompok usaha , kelompok infrastruktur, kelompok pengelola sumberdaya) secara khusus untuk kelompok pengelolaan sumberdaya maka POKMASWAS atau kelompok masyarakat pengawas yang telah ada di 9 Kelurahan diberdayakan kembali dengan revisi surat keputusan , s4hingga kelompok masyarakat pengawas binaan CCD IFAD adalah kelanjutan dari POKMASWAS yang telah ada , dilengkapi dengan berbagai pelatihan dan peningkatan kapasitas anggota untuk mampu mengawasi proses pengelolaan sumberdaya sampai kepada pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang dihasilkan oleh kelompok usaha di 9 Kelurahan yang direncanakan, POKMASWAS juga diberikan pemahaman untuk memanfaatkan potensi khas local masyarakat sehingga fungsi pengelolaan terhadap sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia pelaku program juga dapat berkesinambungan Bersama kelompok masyarakat melakukan kajian cepat (PRA dan RRA) untuk menentukan prioritas kegiatan masing masing kelompok , juga melakukan analisis SWOT untuk menentukan kekuatan dan kelemahan peluang dan ancaman yang dimiliki kelompok dalam meghasilkan produk olahan yang tepat sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat dengan memperhatikan social budaya masyarakat di 9 kelurahan sasaran, melakukan annual outcome survey dan baseline survey /RIMS survey pada kelurahan yang dijadikan sampel , sehingga hasil survey dapat menggambarkan perkembangan tingkat capaian kelompok masyarakat sesuai indicator keberhasilan yang ditetapkan . Secara khusus untuk Kelompok pengolahan , kelompok pemasaran dan kelompok penangkapan ikan atau budidaya , dilakukan pendampingan dan penjelasan untuk penguatan kapaitas masyarakat dalam menentukan usaha yang dilakukan sesuai dengan ketersediaan sumberdaya dan kebutuhan kelompok masyarakat yang spesifik , seperti untuk kelurahan Lasiana diarahkan untuk mengembangkan usaha penangkapan yang berhubungan dengan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap bagan tancap, maka usaha pengolahan diarahkan untuk memanfaatkan hasil tangkapan kelompok nelayan dari kelurahan Lasiana , begitu juga dengan 8 Kelurahan lainnya , perencanaan kelompok juga disesuaikan dengan usaha yang sudah ada sebelumnya dan dikembangkan lanjutan , seperti kelompok usaha abon ikan yang telah ada tetapi belum memiliki kemasan yang memadai, juga belum memiliki PIRT diarahkan untuk membuat rencana yang dapat menjawab kebutuhan kelompok secara spesifik sehingga mampu menjawab tujuan dan indicator capaian. Secara khusus untuk pengolahan hasil perikanan , masih sebatas mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana yang akan menunjang proses produksi , sehingga tahun 2014 direncanakan untuk melakukan pelatihan intensif untuk 9 kelurahan sesuai produk olahan yang dirancangkan , sehingga hasil pelatihan diharapkan kelompok memiliki panduan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 2626 of 26
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
produksi sederhana tentang Cara Produksi Makanan yang Baik sesuai Standar Mutu (Panduan CPMB) yang dipersyaratkan oleh badan POM Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat mulai dari VWG sampai kepada anggota kelompok usaha maupun kelompok pengelolaan sumberdaya serta kelompok infrastruktur untuk keseimbangan antara keterlibatan perempuan dan laki laki sehingga tidak terjadi bias gender dalam pelaqksanaan program CCD IFAD , hal ini terbukti dalam sebaran laki laki dan perempuan dalam kelompok masyarakat untuk setiap desa sudah merata antara perempuan dan laki laki , yang menjadi perhatian adalah saling koordinasi antara anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang disepakati bersana sesuai perencanaan kelompok di 9 Kelurahan yang menjadi sasaran program
3.2.
KEGIATAN DAN INTERVENSI YANG DILAKUKAN
Agar supaya kegiatan dan intervensi proyek CCDP-IFAD di Kota Kupang dapat dilakukan dengan baik dan lancar maka, setiap kegiatan yang akan dilaksanakan selalu diawali dengan pertemuan koordinasi untuk mengatur perencanaan dan persiapan kegiatan, pelaksanaan hingga evaluasi yang dilakukan bersama Tim PIU dan TPD. Peranan kedua konsultan individu berjalan sangat optimal sebab didukung dengan tim kerja yang solit termasuk koordinasi dan komunikasi secara rutin dan reguler dengan semua komponen yang terlibat dalam proyek CCD IFAD. Untuk intervensi kegiatan dilokasi proyek selalu dilakukan dengan field visit, diskusi dan observasi langsung terhadap kelompok masyarakat baik kelompok usaha, VWG, dan pengembangan sumber daya. Intervensi dilakukan dengan maksud agar dapat memastikan bahwa semua kegiatan dapat dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan. 3.3.
HASIL YANG DICAPAI DAN INDIKATORNYA
Untuk dapat mencapai hasil sesuai yang diharapkan maka, konsultan individu bidang pemasaran dan value chain secara khusus memiliki peran yang sangat strategis dalam implementasi berbagai kegiatan melalui bekerja sama dengan PIU untuk membangun keterkaitan dan koordinasi antara rencana dan program untuk sub komponen 1.3 dan sub komponen 2.2; memberikan bantuan teknis kepada PIU seperti menyiapkan materi pelatihan, mengkoordinir dan mengikuti kegiatan sosialisasi dan pertemuan desa, mengikuti dan menjadi pemandu dalam kegiatan pelatihan/workshop, mengawal kegiatan infrastruktur dan fisik lainnya, serta menganalisa aspek sosial budaya kelompok masyarakat serta memonitor kinerja kelompok masyarakat yang terintervensi program CCD IFAD. Hasil yang dicapai untuk tahun 2013 adalah anggota masyarakat yang terlibat sebagai anggota kelompok usaha , kelompok infrastruktur , kelompok pengelola sumberdaya maupun VWG di 3 kelurahan telah memahami tujuan daripada program CCD IFAD hal ini dapat dilihat pada keterlibatan perempuan maupun laki laki yang terlibat aktif dalam perencanaan kegiatan kelompok, kesediaan mengikuti berbagai kegiatan pertemuan desa, sampai kepada pelatihan yang dilakukan , karena merupakan tahun pertama masih pada tataran kesiapan sarana dan pra sarana fisik untuk menunjang berbagai usaha yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai indicator , sehingga dapat dikatakan bahwa belum
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 2727 of 27
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
100 % mencapai indicator yang ditetapkan tetapi telah menunjukkan kemajuan yang cukup baik ddalam hal motivasi dan animo yang 100 % mau meningkatkan pendapatan keluarga , sehingga dapat dikatakan bahwa hasil capaian untuk 3 kelurahan ( Lasiana, Namosain dan Alak ) dapat mencapai 50 % , diharapkan untuk berbagai pelaqtihan dan pendampingan kontinu di tahun 2014 dapat mencapai indicator yang menjadi tujuan Secara khusus untuk 6 Kelurahan yang menjadi sasran program tahun 2014 sudah mulai menyiapkan berbagai sarana fisik , dan kesiapan kelompok usaha dengan usaha yang spesifik untuk dievaluasi pada tahun 2014 kelompok yang layak mendapat bantuan sedangkan untuk kelompok pengeloala sumberdaya telah dikukuhkan dengan Surat Keputusan , dan aktifitas kelompok melalui perencanaan kelompok akan dilaksanakan pada tahun 2014 , jika dilihat dari seluruh capaian sesuai indicator maka belum mencapai 100 % , tetapi secara khusus penguatan kapasitas masyarakat sudah mencapai 100 % , tetapi membutuhkan pelatihan lanjutan baik unutk pengolahan dan pemasaran hasil produk yang akan menjadi produk spesifik masing masing Kelurahan yang memiliki nilai tambah dan mamiliki panduan produksi sederhana produk industri rumah tangga yang aman dikonsumsi , maupun panduan pemasaran atau penjualan ikan segar, panduan budidaya bagi kelompok budidaya . Hal yang cukup membanggakan pada tahap awal program CCD IFAD di 9 Kelurahan ini adalah keterlibatan elemen masyarakat baik Lurah, LPM, ketua RT maupun ibu rumah tangga pesisir serta nelayan dalam hal berkoordinasi dan saling memberikan motivasi adalah hal spesifik yang merupakan gambaran motivasi dan keinginan untuk meningkatkan pendapatan terlihat jelas , pada setiap pertemuan untuk memahami program sangat dinamis terjadi diskusi dalam hal pemahaman program sehingga masyarakat berharap program ini tidak mubasir seperti program terdahulu. Kedua konsultan individu juga berperan penuh dalam koordinasi dan komunikasi dengan berbagai komponen seperti TPD, komite, District Oversight Board(DOB), dan PIU serta kelompok masyarakat baik kelompok penangkapan, pengolahan, pemasaran, kelompok infrastruktur maupun kelompok pengelolaan sumberdaya(Pokwasmas). Pertemuan rutin telah dilakukan antara konsultan dengan kelompok masyarakat guna mengidentifikasi kebutuhan mereka seperti menyangkut pengetahuan dan ketrampilan usaha, spesifikasi usaha, strategi pemasaran dan hal lain yang sangat relevan guna mendukung keberhasilan program CCD IFAD. Peranan konsultan melalui pertemuan rutin tersebut telah memberikan dampak positif dan merupakan dasar dalam menyusun program kegiatan yang diperlukan untuk pelaksanaan berbagai kegiatan selanjutnya. Hasil dari pertemuan rutin tersebut dapat membuka wawasan kelompok masyarakat untuk lebih memahami program CCD IFAD sehingga dengan demikian tujuan peningkatan pendapatan keluarga secara bertahap, berkualitas terukur dapat tercapai dengan baik. Khusus kegiatan yang berhubungan dengan konsultan bidang pemasaran dan value chain yang telah dilaksanakan adalah pertemuan awal dalam bentuk FGD dengan kelompok masyarakat untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka tentang soal pemasaran, pelatihan market awareness; pengembangan alternatif income generating. Konsultan juga secara teknis membantu PIU dalam merancang model kegiatan dilapangan, memandu kegiatan, mengidentifikasi pemateri/nara sumber yang relevan dengan yang dilaksanakan oleh PIU Kota Kupang, termasuk membantu merancang format metode inventory sumber daya masyarakat pesisir dan penilaian desa berbasis masyarakat.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 2828 of 28
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Hasil yang dicapai melalui peranan strategis kedua konsultan individu dalam kegiatan CCD IFAD tidak bisa berjalan sendiri tetapi terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan semua komponen terkait. Salah satu peran dari konsultan pemasaran misalnya merancang follow up kegiatan pemasaran terhadap hasil produksi kelompok masyarakat, termasuk mengawal agar hasil produksi kelompok masyarakat harus menarik perhatian konsemen dari aspek kualitas, kemasan, rasa, kesehatan, dan juga harga. Agar pemasaran hasil produksi kelompok masyarakat dapat berjalan baik dan lancar berdasarkan kebutuhan konsumen yang ada serta kondisi nyata yang terjadi diwilayah pemasaran maka sejumlah langkah strategis telah dilakukan dalam kegiatan Tahun 2013. Indikator keberhasilan dapat terlihat dengan jelas bahwa semua kegiatan telah dilaksanakan dengan baik dan kedua konsultan independen sangat berkontribusi positif untuk keberhasilan tersebut. Hal ini dibuktikan seperti sejumlah infrastruktur telah digunakan oleh dan kelompok masyarakat dan khusus kelompok pemasaran dan pengolahan telah mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan dasar dalam mengelola usaha mereka melalui sejumlah kegiatan workshop dan pelatihan yang telah dilaksanakan.
3.4.
STRATEGI YANG DILAKUKAN DALAM MELAKUKAN KONSULTANSI
Demi menunjang agar semua rencana kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar maka, strategi dalam melakukan konsultasi adalah dengan komunikasi rutin melalui telpon, email dan pertemuan atau rapat. Komunikasi untuk konsultasi bukan saja dengan tim PIU dan komponen terkait di daerah tetapi juga dengan pihak PMO dan stakeholder lain yang terlibat dalam proyek CCD IFAD, termasuk pihak terkait lainnya yang berpotensi menjadi mitra kedepan. Strategi yang dilakukan untuk melakukan konsultasi adalah seluruh kegiatan terfokus di secretariat bersama yang tersedia di kantor DKP kota Kupang , untuk saling berkoordinasi antara PIU dengan konsultan, TPD , VWG maupun Komite Pemberdayaan, sehingga berbagai hal yang terjadi dengan mudah dipantau dan dilakukan diskusi bersama untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Konsultasi dan koordinasi bukan hanya tentang masalah yang dihadapi tetapi persepsi yang sama tentang program dan kegiatan serta kegiatan penunjang yang akan dilakukan untuk dapat mencapai tujuan dari masing masing kelompok masyarakat beserta indikatornya. 4. IMPLEMENTASI KEGIATAN / PROYEK 4.1. KOMPONEN 1. Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir .......................................................................................................................... .S ub-Komponen 1.1. Fasilitasi, Perencanaan dan Pemantauan Masyarakat Untuk kegiatan informasi melalui sosialisasi dan pertemuan desa/ kelurahan telah dilakukan di 9 kelurahan dan hasilnya 100% baik yaitu keterlibatan semua komponan masyarakat baik Lurah, LPM , ketua RT , Ibu rumah tangga nelayan , nelayan penangkap, dan pembudidaya dan penjual ikan sangat antusias untuk program ini . keterlibatan perempuan maupun laki laki dalam hal berediskusi untuk menentukan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 2929 of 29
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
beberapa keputusan di tingkat kelurahan sehingga mendapatkan anggota kelompok yang akan menerima bantuan adalah masyarakat yang benar benar membutuhkan bantuan dan mau meningkatkan usaha yang sudah ada sebelumnya. Setelah pembentukan kelompok terjadi diskusi yang cukup dinamis yang melibatkan TPD dan VWG di masing masing kelurahan sehingga anggota kelompok benar benar memahami tujuan dan indicator capaian program CCD IFAD Dinamika yang terjadi dalam masyarakat adalah muncul ide untuk menerimqa uang tunai atau alat dan bahan , tetapi hasil pendekatan partisipatif dan penguatan masyarakat yang dilakukan sehingga anggota kelompok melakukan kesepakatan untuk menerima bantuan dan ikut bersama membelanjakan perlatan yang diperlukan sehingga terjadi transparansi dalam hal penggunaan anggaran yang diberikan Pembentukan Pokmas dilakukan dengan memberikan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh ketua PIU dilanjutkan dengan berbagai Pelatihan Pokmas , secara khusus pelatihan diberikan kepada kelompok usaha, kelompok pengelolaan sumberdaya sehingga kelompok lebih memahami tugas dan fungsi ( secara khusus untuk kelompok pengelolaan sumberdaya) untuk kelompok penangkap , budidaya, pengolah dan pemasaran memperoleh pelatihan tentang strategi pemasaran , sedangkan pelatihan spesifik tentang pengolahan akan dilaksanakan kontinu pada tahun 2014 Proses pemantauan terus menerus dilakukan oleh VWG dan TPD sehingga berbagai sarana dan prasarana benar benar siap digunakan dan ddapat menghasilkan produksi yang berkualitas untuk dipasarkan untuk peningkatan pendapatan keluarga ........................................................................................................................... S ub-Komponen 1.2. Penilaian, Perencanaan dan Pengelolaan Sumberdaya pesisir Khusus untuk komponen 1.2 telah dilakukan inventarisasi sumberdaya dan hasilnya dapat dijadikan sebagai acuan dalam hal pembuatan program kerja masing masing kelompok pengelolaan sumberdaya di 9 kelurahan sesuai dengan social budaya masyarakat sehingga fungsi monitoring evaluasi, perencanaan dan rencana aksi kelompok mampu menjawab kebutuhan masyarakat pesisir spesifik sesuai kondisi pesisir dan sumberdaya yang dimiliki. Keterlibatan masyarakat dalam penyusunan rencana kegiatan merupakan bagian yang tak terpisahkan sehingga berdasarkan ketersediaan sumberdaya 9 kelurahan dapat menyusun rencana kegiatannya. Secara khusus untuk kelompok Pengelola sumberdaya yang diambil dari kelompok masyarakat pengawas yang telah ada sebelumnya dan dilakukan revisi terhadap anggota disertai surat keputusan ketua PIU , telah dilakukan pelatihan untuk co management , sehingga anggota kelompok pengelolaan sumberdaya telah memahami tugas dan fungsinya , dan untuk 3
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 3030 of 30
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
kelurahan masing masing anggota telah memiliki kartu anggota POKMASWAS dan akan diikuti oleh 6 kelurahan , sarana dan prasarana pengawas telah dirancangkan untuk diadakan pada tahun 2014 . Satu hal yang menjadi perhatian bahwa seluruh anggota kelompok yang terlibat telah memiliki satu persepsi tentang implementasi pemantauan sumberdaya pesisir terpadu , karena pelatihan melibatkan stakeholder seperti Angkatan Laut, Polair serta DKP provinsi Nusa Tenggara Timur. .......................................................................................................................... .S ub-komponen 1.3. Pembangunan Desa yang Berorientasi Pasar Merujuk pada tujuan besar dari proyek CCD IFAD ini adalah untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir yang terlibat dalam kegiatan kelautan dan perikanan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil maka, yang jelas fokus lokasi proyek ini adalah sejumlah desa di wilayah pesisir yang tentu memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan desa lain yang bukan di wikayah pesisir. Oleh karena desa-desa tersebut merupakan desa yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan maka tentu hasil produksi perikanan harus berorientasi pasar oleh karena tidak semua wilayah desa tersebut memiliki pasar sendiri. Pasar merupakan tempat dimana para nelayan dapat memasarkan hasil laut kepada konsumen yang berasal dari berbagai level atau tipe yang berbeda. Dengan adanya proyek CCD IFAD terhadap sejumlah desa di wilayah pesisir maka, diharapkan pemasaran hasil produksi kelompok masyarakat yang tergabung dalam proyek ini dapat dirancang dengan satu konsep dengan tepat sehingga bisa memenuhi permintaan pasar bukan saja dilokasi pasar tertentu tetapi menerapkan konsep untuk melayani sampai ke pintu rumah konsumen. Dengan implementasi konsep ini secara berkelanjutan maka tempat pemasaran hasil produksi perikanan kelompok masyarakat yang tergabiung dalam proyek ini tidak harus berorientasi pada lokasi pasar tertentu tetapi lebih luas dan menjangkau konsumen dimana saja melalui satu model tata niaga yang baik dan benar. Inilah hakikat dari pembangunan desa yang berorientasi pasar yang semestinya. 4.2. KOMPONEN 2. Pengembangan Ekonomi Berbasis Kelautan dan Perikanan Sub-Komponen 2.1. Dukungan Pengembangan Usaha Skala Kecil di Kab/Kota Pengembangan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan tentu perlu dirumuskan atau dirancang dengan baik agar dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan. Kelompok masyarakat yang telah terbentuk melalui intervensi proyek CCD IFAD sejak proyek ini diimplementasi di sejumlah Kelurahan dalam wilayah Kota Kupang telah memberikan dampak yang cukup signifikan terutama menyangkut kesadaran kelompok masyarakat pesisir untuk melakukan perubahan guna meningkatkan pendapatan dan merubah pola kehidupan ekonomi mereka. Agar dapat mendukung pengembangan usaha masyarakat yang sifatnya masih merupakan usaha kecil yaitu melalui kelompok masyarakat(kelompok usaha, pengolah, dan penangkapan) maka, peningkatan pengetahuan mereka melalui kegiatan workshop yang relevan telah dilakukan dan akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan kelompok masyarakat. Pelatihan yang berkaitan dengan pemasaran praktis juga
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 3131 of 31
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
telah dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan mereka. Kedepan akan dilakukan pelatihan peningkatan ketrampilan untuk pengolahan produk dan hal lain yang relevan. Dukungan terhadap pengembangan usaha kelompok masyarakat tidak hanya melalui kegiatan yang disebutkan diatas tetapi kedepan sudah dikonsepkan untuk membentuk kelompok usaha bersama(KUB) masyarakat pesisir yang sebetulnya kelompok ini merupakan starting point atau embrio agar untuk jangka panjang dapat terbentuk satu lembaga ekonomi yang formal seperti koperasi masyarakat pesisir. Dalam jangka pendek telah juga dikonsepkan agar jika dapat kelompok masyarakat yang telah terbentuk dapat bergabung menjadi anggota koperasi masyarakat nelayan yang telah ada di sejumlah lokasi Kelurahan yang tergabung dalam proyek CCD IFAD. Sub-Komponen 2.2. Dukungan Pemasaran, Tata Niaga, dan Rantai Pasok Untuk dapat mengimplementasi dukungan pemasaran terhadap produk yang dihasilkan oleh kelompok masyarakat maka, harus dijamin agar produk tersebut dapat memuaskan semua level konsumen bukan saja level lokal, oleh karena prospek pemasaran kedepan tentu akan menjangkau wilayah pemasaran diluar Kota Kupang. Untuk itu maka total quality control sejak produk diperoleh, diproses hingga terjual ke konsumen harus benar-benar memenuhi standar kualitas yang ada. Dengan model rantai pasok yang digambarkan dibawah ini, secara sederhana perhitungan untuk memperoleh keuntungan dari setiap kegiatan pemasaran harus berdampak berkelanjutan, sehingga disarankan agar ketika menetapkan harga pokok penjualan untuk setiap produk mentah maupun produk olahan perlu ditambahkan sebesar 20% dari harga dasar atau harga diperoleh. Dukungan kegiatan pemasaran berdasarkan tata niaga dan rantai pasok yang ada tentu perlu ada kerjasama dan pemahaman yang sama antar semua pihak terutama peran kelompok masyarakat dalam mengimplementasi setiap kegiatan pemasaran. Untuk dapat memasarkan komoditas unggulan dari kelompok masyarakat yang tergabung dalam program CCD IFAD maka rantai pasok yang disarankan oleh konsultan pemasaran dan value chain dapat digambarkan seperti Gambar 3 dibawah ini.
Kelompok Penangkapan
Kelompok Pengolah & Kelompok Pemasaran
Kelompok Papalele
Konsumen di Pasar, Warung, Swalayan & Toko
Konsumen Rumah Tangga (menjual keliling)
Gambar 3 Rantai Pasok Pemasaran Komoditi Unggulan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 3232 of 32
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Melalui penerapan rantai pasok pemasaran diatas maka, potensi pertumbuhan penjualan untuk setiap periode waktu dapat diketahui melalui melakukan sales diagnoses atau opaname penjualan setiap waktu sesuai rencana pemasaran. Hal lain yang relevan berkaitan dengan aspek pemasaran adalah membangun kemitraan usaha baik secara lokal maupun nasional atau antar sesama daerah yang tergabung dalam program CCD IFAD. Temuan atau isu lain yang perlu diperhatikan dalam mendukung pemasaran kedepan yaitu perlu fokus pada lima strategi pemasaran, yaitu strategi mengenal program pemasaran, strategi produk, strategi harga, dan strategi promosi, dan strategi distribusi (tempat pemasaran), oleh karena keterkaitan antara lima strategi pemasaran tersebut sangat erat. Produk yang hendak dipasarkan sebaiknya mempunyai cukup stok(kuantitas), memiliki kualitas yang memadai, dan tentu kualitas barang perlu disesuaikan dengan segmen pasar yang dituju. Jumlah produk yang dipasarkan menentukan kemudahan konsumen untuk mendapatkan produk tersebut di pasar. Produk yang sulit diperoleh di pasar, dapat menyebabkan konsumen kecewa dan beralih keproduk sejenis dari merk lain. Pembuatan ukuran, kemasan, merek dan lebel yang menarik akan sangat berpengaruh terhadap prilaku pembeli. Masa laku produk khusus produk olahan hasil perikanan harus menjadi perhatian setiap penjual atau pelaku usaha. Harga murah belum menjamin keberhasilan pemasaran, apabila tidak diikuti dengan kualitas yang baik. Harga suatu produk hendaknya disesuaikan dengan segmen yang dituju. Untuk segmen atas biasanya harga tidak menjadi masalah sepanjang kualitasnya tidak mengecewakan. Sebaliknya untuk segmen kelas menengah kebawah, harga murah merupakan patokan utama untuk pemilihan membeli produk. Secara umum harga jual yang ditetapkan harus dapat dijangkau oleh konsumen sesuai kemampuan beli mereka. Promosi bertujuan untuk memperkenalkan produk yang telah dihasilkan kepada konsumen, agar mereka mengenal dan mempunyai pilihan untuk produk-produk sejenis. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik lisan maupun tulisan. Kemasan produk, media cetak, media elektronik merupakan media promosi yang banyak digunakan. Promosi yang bersifat informatik, interaktif, dan komunikatif dapat meningkatkan pemasaran suatu produk, namun bahasa dan budaya lokal harus tetap menjadi aspek yang harus diperhatikan sebab perlu di ingat bahwa tidak semua produk dibutuhkan konsumen. Tempat atau lokasi pemasaran juga berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran. Penentuan tempat pemasaran sebaiknya disesuaikan dengan konsumen yang dituju. Beberapa konsumen lebih menyukai membeli produk di pusat-pusat perbelanjaan, sedangkan konsumen lainnya tidak mempunyai masalah untuk berbelanja, baik di pusat perbelanjaan maupun di pasar tradisional. Kemudahan akses, kedekatan lokasi dan mudah dijangkau oleh sistim transportasi sangat berpengaruh terhadap prilaku membeli konsumen. 4.3. KOMPONEN 3. Pengelolaan Proyek Sehubungan dengan pengelolaan proyek maka, pembentukan kelembagaan PIU, rekruitmen TPD/Fasilitator, dan pembentukan komite pesisir telah dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kupang sebelum kedua konsultan individu terlibat dalam proyek CCD IFAD. Berkaitan dengan tugas dan tanggung kedua konsultan individu dalam bekerjasama dengan tim PIU maka, sejumlah kegiatan berupa pertemuan, pelatihan dan workshop telah diikuti dan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 3333 of 33
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka pengembangan kapasitas dapat dilihat dalam Tabel 10 dibawah ini.
N o
Tabel 10 Informasi Pertemuan/Workshop/Training Lokasi Waktu Target Peserta Judul Pertemuan / Workshop / Training
1 2 4 4
Sosialisasi Desa Sosialisasi Desa Sosialisasi Desa Pertemuan Desa
Lasiana Alak Namosain Lasiana
30 Mei 31 Mei 31 Mei 24 Juni
5
Pertemuan Desa
Alak
25 Juni
6
Pertemuan Desa
Namosain
26 Juni
7
Detailed Village Coastal Marine Co Management Plants Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pokmas
Lasiana, Alak dan Namosain Alak, Lasiana, Namosain Hotel on the Rock 9 Kelurahan
28-30 Agustus
8
9 10 11
12
Pelatihan Sistem Monitoring Pertemuan Inventory Sumberdaya Pesisir Pertemuan RIMS survey
4 Kelurahan
31 Juli-1 Agustus
Kelompok Usaha Kelompok Usaha Kelompok Usaha Kelompok Masyarakat , VWG Kelompok Masyarakat , VWG Kelompok Masyarakat , VWG Kelompok Pengelola sumberdaya (POKMASWAS) Kelompok Masyarakat
Peserta yang hadir L P Total 37 13 50 37 13 50 22 5 27 30 24 54 36
26
62
30
15
45
25
15
40
133
10 0
233
24
16
42
Sampel di Kelurahan Alak, Namosain, Lasiana, dan Nunhila Komite, Lurah , Camat
5
2
7
19
6
25
20
11
31
4 Okt
Pokmaswas
28 Okt1 Nop. 25 Okt
Kelompok Masyarakat
Pertemuan Sosialisasi P3MP Pertemuan Supervisi CCD IFAD oleh DKP Provinsi NTT Pertemuan Rencana Infrastruktur Desa ( 6 Kelurahan ) Sosialisasi Desa
BAPPEDA Kota Hotel On The Rpck
7 Nop. 8 Nop.
Camat, Lurah, Pokmas, Komite
Sekretariat PIU
11 Nop.
VWG, Lurah, PIU
12
3
15
Kel.Fatubesi
14 Nop .
35
18
53
Hotel on the Rock Hotel on the Rock
15 Nop.
23
20
43
15 Nop
Tim survey ,TPD, Penyuluh
6
1
7
18
Workshop Market awareness Pertemuan Quesioner Annual Outcome Survey Sosialisasi Desa
Kelompok Masyarakat,Komite PIU Kelompok Usaha
22 Nop.
Kelompok Masyarakat
37
6
43
19
Sosialisasi Desa
22 Nop.
Kelompok Masyarakat
17
9
26
20
Pertemuan Desa
23 Nop
Pokmas,Komite, VWG, PIU
34
10
44
21
Workshop Alternativ
Nunbaun Sabu Oesapa Barat Kel.Nunbau n Delha Nun Baun Delha Hotel on the
28-30
Kelompok Usaha
15
10
25
13
14
15 16 17
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
VWG
Page 3434 of 34
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
22
Income Generating (AIG) Pertemuan Desa
23
Pertemuan Desa
24
Pertemuan Desa
25
Pertemuan Desa
26
Pertemuan Desa
27
Pelatihan dan peningkatan Kapasitas Pelatihan dan peningkatan Kapasitas Pelatihan dan peningkatan Kapasitas Pelatihan dan peningkatan Kapasitas Pelatihan dan peningkatan Kapasitas Pelatihan dan peningkatan Kapasitas Pembentukan dan Pelatihan Co Management Group dan Persiapan Detailed Village Coastal Marine Co Management Plans Pembentukan dan Pelatihan Co Management Group dan Persiapan Detailed Village Coastal Marine Co Management Plans
Nunbaun Delha Oesapa Barat Nunbaun Sabu Nunhila
35
28 29 30 31
Rock
Nop
Kel.Oesapa Barat Kel.Nunbau n Delha Kel.Fatubesi
6 Des.
POKMAS,Komite PIU
23
23
46
16 Nop
Pokmas,Komite, VWG, PIU
34
10
44
23 Nop.
28
19
47
Nunbaun Sabu Nunhila dan Airmata
25Nop
Pokmas,VWG,TPD,Komite, PIU Pokmas, VWG,TPD ,Komite ,PIU Pokmas, VWG, TPD, Komite dan PIU
33
9
42
45
20
65
Pokmas, ,PIU Pokmas, ,PIU Pokmas, ,PIU Pokmas, ,PIU Pokmas, ,PIU Pokmas, ,PIU Pokmas, , PIU
VWG,TPD ,Komite
36
14
50
VWG,TPD ,Komite
35
28
63
VWG,TPD ,Komite
30
25
55
VWG,TPD ,Komite
45
7
52
VWG,TPD ,Komite
21
5
26
VWG,TPD ,Komite
16
7
24
VWG,TPD ,Komite
16
8
23
16 Nop dan 9 Des 7 Des 7 Des 9 Des 10 Des
Airmata
10 Des
Fatubesi
11 Des
Oesapa Barat
11 Des
NunBaun Delha dan NunBaun Sabu
12 Des
Pokmas, VWG,TPD Komite, PIU
,
30
15
45
Pembentukan dan Pelatihan Co Management Group dan Persiapan Detailed Village Coastal Marine Co Management Plans
Airmata dan Nunhila
13 Des
Pokmas, VWG,TPD Komite, PIU
,
22
16
38
36
Pembentukan dan Pelatihan Co Management Group dan Persiapan Detailed Village Coastal Marine Co Management Plans
Fatubesi
14 Des
Pokmas, VWG,TPD , Komite , PIU
16
7
23
37
Workshop Coastal Marine Resources Co
Hotel on the Rock
20-22 Des
Pokmaswas, TPD, Komite Pemberdayaan
30
12
42
32 33
34
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 3535 of 35
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Management 38
Sekretariat 23 Des TPD, Komite, PIU, 20 10 PIU Konsultan 39 Baseline RIMS Lasiana, 28-31 Konsultan & enumerator 5 2 Alak, Okt Namosain dan Nunhila 40 Annual Outcome Alak, 16-18 Tim UGM,Konsultan dan 5 2 Okt TPD Namosain, Survey Fatubesi, Oesapa Barat 41 Market Study Alak, 21-23 UGM, Konsultan, TPD dan 7 3 Namosain, Nop tim PIU Fatubesi, Oesapa Barat 42 Village Profilling Alak, 4 Okt Konsultan Harja Mukti dan 3 3 Namosain, enumerator Fatubesi, Oesapa Barat Note: Kedua konsultan independen mulai terlibat dalam proyek CCD IFAD sejak awal September 2013. Pertemuan Teknis
30 7
7
10
6
4.3.1. Market Study. Survey pasar (Market Survey) yang dilakukan oleh Tim Universitas Gadjah Mada (UGM) di 4 Desa/Kelurahan yaitu di Kelurahan Namosain dan Alak yang sudah terintervensi program CCD IFAD dan Kelurahan Oesapa Barat dan Fatubesi yang belum terintervensi program CCD IFAD, serta termasuk Kelurahan Kelapa Lima dan sejumlah pasar di Kota Kupang yang diambil sampel dari penjual ikan. Berdasarkan hasil analisis data sekunder dan FGD yang dilakukan di 4 kelurahan, subsektor perikanan tangkap di Kota Kupang memiliki dua kelompok usaha potensial yaitu perikanan pelagis besar, dengan komoditas potensial cakalang dan tuna, dan perikanan demersal dengan komoditas kakap dan kerapu. Pengembangan komoditas tersebut dihadapkan pada beberapa tantangan, baik pada aspek ketersediaan dan akses terhadap sumberdaya, sarana dan prasarana perikanan, ketersediaan dan kualitas SDM, akses dan ketersediaan modal dan teknologi, permasalahan pengelolaan sumberdaya ikan dan kelembagaan. Secara rinci hambatan dan intervensi yang dibutuhkan untuk pengembangan komoditas ikan terpilih di Kota Kupang, sebagai berikut: 1. Struktur armada perikanan Kota Kupang sangat timpang dan didominasi oleh perikanan tradisional atau skala kecil (57,7% armada perikanan adalah sampan, jukung, perahu motor tempel dan atau kapal motor dengan kapasitas kurang dari 5 GT. Kapal ikan di atas 30 GT hanya 3,4% dari total armada sejumlah 728 unit). Karena itu diperlukan upaya perbaikan struktur armada perikanan untuk meningkatkan wilayah tangkap dan mengurangi intensitas pemanfaatan sumberdaya ikan, terutama di wilayah pantai. Beberapa upaya terkait perubahan struktur armada perikanan antara lain:
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 3636 of 36
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Fasilitasi dan perbaikan akses terhadap kapal motor untuk perluasan area penangkapan (fishing ground) di zona II, III dan ZEEI. Penguatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan perikanan pelagis dan demersal dengan sistem perikanan modern seperti dengan alat bantu fish finder dan GPS. Kemudahan akses dan ketersediaan kredit untuk mendukung perubahan struktur armada perikanan dan penyediaan alat tangkap dan alat bantu penangkapan ikan. Program pendampingan nelayan dengan bersinergi lembaga penelitian, pendidikan maupun organisasi swadaya masyarakat. Fasilitasi, penguatan dan pengembangan kerjasama seperti melalui kontrak kerjasama antar nelayan bagan untuk pengadaan umpan (hidup/mati) untuk pengembengan perikanan pelagis besar. Peningkatan fasilitas pokok dan fungsional serta penunjang pangkalan pendaratan ikan serta pembinaan SDM pengelola TPI dan Pelabuhan serta revitalisasi dan optimalisasi fungsi TPI dan sarana pelabuhan. 2. Ketersediaan sumberdaya ikan pada beberapa jenis mengalami penurunan yang ditandai oleh lokasi penangkapan ikan yang semakin jauh, tetapi mayoritas nelayan tidak mampu memperluas daerah penangkapan karena keterbatasan armada perikanan. Karena itu selain perbaikan struktur armada perikanan, perlu dilakukan upaya pembatasan kegiatan perikanan pantai dan monitoring secara reguler yang melibatkan kelompok pengawas sumberdaya. Untuk itu diperlukan beberapa program intervensi yang meliputi: Perbaikan sistem informasi dan database sumberdaya ikan. Pengembangan hatchery kerapu baik untuk tujuan pengembangan budidaya maupun restocking kerapu. Peningkatan sistem keamanan dan keselamatan kegiatan perikanan tangkap. Kerjasama pemerintah daerah, masyarakat dengan aparat penegak hukum dalam penegakkan aturan pemanfaatan sumberdaya ikan. 3. Akses pasar produk perikanan demersal (kakap dan kerapu) dan olahan sebagian besar hanya sebatas di Kota Kupang padahal terdapat kelebihan produksi perikanan dan produk olahan yang beragam di Kota Kupang. Karena itu, diperlukan adanya perluasan pasar produk perikanan tersebut hingga pasar nasional dan internasional. Untuk itu diperlukan beberapa program intervensi yang meliputi: Pembuatan kontrak kerjasama antara nelayan dan perusahaan terkait produk perikanan demersal untuk perluasan pasar. Pembuatan kontrak kerjasama antara UPI/IKM pengolah ikan dan supermarket. Peningkatan kapasitas produksi pengolahan (peningkatan sarana prasarana pengolahan). Perbaikan pengemasan dan pelabelan produk olahan ikan. 4. Penanganan pasca panen hasil perikanan yang masih lemah sehingga menurunkan mutu dan nilai jual hasil perikanan. Karena itu, diperlukan upaya pengurangan potensi kehilangan dan penurunan mutu hasil tangkapan dan nilai jual ikan. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui: Pengembangan sistem rantai dingin mulai di atas kapal sampai ke tangan konsumen.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 3737 of 37
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Perbaikan sistem dan metode penanganan hasil penangkapan (segar), mulai dikapal (penggunaan palka khusus atau cool box dan es) hingga di tempat pelelangan ikan (TPI), atau tempat-tempat penjualan ikan lain. Peningkatan dan pengembangan industri-industri pendukung seperti industri pembuatan es, industri pembuatan cool box untuk mempertahankan kesegaran hasil perikanan, dan peningkatan kapasitas dan ketersediaan cold storage. Pengembangan kegiatan produksi filet ikan dan berbagai fish breaded products. Fasilitasi perubahan pengelolaan usaha dari kompetisi ke kerjasama, baik antar nelayan maupun nelayan dengan perusahan. 5. Belum berkembangnya industri pengolahan hasil perikanan karena keterbatasan pengetahuan, teknologi, dan investasi untuk penyimpanan dan transportasi hasil perikanan. Karena itu diperlukan upaya peningkatan nilai tambah hasil perikanan melalui: Peningkatan dan pengembangan industri pengolahan hasil perikanan tradisional yang mempunyai potensi meningkatkan nilai dan jangkauan pasar baik pasar domestik maupun ekspor, seperti produk cakalang fufu, sei cakalang, abon tuna, dendeng tuna, gelly product (breaded products), filet kakap merah, surimi dan berbagai produk turunannya. Diseminasi informasi dan teknologi pengolahan hasil perikanan dari perguruan tinggi, lembaga riset maupun sektor swasta untuk penguatan kapasitas pengolahan hasil perikanan. Penyelenggaraan forum seminar, diskusi, lokakarya, dan pelatihan dengan pelaku usaha perikanan untuk menguatkan jaringan masyarakat dan usaha. Fasilitasi pasar dan pemasaran produk olahan Kota Kupang melalui promosi produk perikanan. 6. Pengetahuan, akses, dan ketersedian modal melalui kredit dari lembaga pembiayaan formal dan pengelolaan yang baik masih terbatas, sehingga perlu upaya peningkatan pengetahuan, akses, ketersediaan dan pengelolaan modal finansial secara lebih baik. Upaya ini dapat dilakukan melalui: Optimalisasi dan pengembangan program kredit nelayan untuk penguatan aset dan modal operasional untuk nelayan, pengolah dan pemasar hasil perikanan (nelayan dan poklahsar). Mendekatkan layanan lembaga keuangan dengan komunitas masyarakat pesisir. Pengembangan program masyarakat pesisir menabung (budaya menabung). 7. Ketatnya persayaratan dari negara pengimpor (traceability) dan kontrol kualitas hasil tangkapan masih lemah. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan seperti melalui perbaikan sistem dokumentasi dan pencatatan hasil penangkapan ikan dan penanganan ikan mulai diatas kapal sampai ke tangan konsumen selanjutnya. Upaya yang dapat dilakukan secara rinci melalui: Penguatan sistem administrasi dan pencatatan kegiatan usaha. Perbaikan sistem rantai dingin dari atas kapal sampai ke tangan konsumen untuk membantu nelayan mempertahankan kualitas hasil tangkapan tahan lama dan memiliki harga yang lebih tinggi.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 3838 of 38
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
8. Sistem pengelolaan lingkungan pusat kegiatan perikanan (PPP dan TPI) masih buruk, sehingga upaya peningkatan sanitasi dan higiene di pelabuhan perikanan. Intervensi yang perlu dilakukan meliputi: Peningkatan sanitasi dan kesehatan lingkungan di sekitar pelabuhan perikanan. Peningkatan ketersediaan air bersih dan listrik. Pada tingkat Desa/Kelurahan, dalam rangka Proyek PMP, beberapa program yang dapat diintroduksi untuk pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat pesisir, diantaranya dapat dilakukan melalui penguatan pada kelompok pelaku usaha dan sarana prasarana pendukung usahanya. Berikut adalah gambaran umum rekomendasi kegiatan untuk semua pelaku usaha perikanan yang terkait dengan komoditas potensial di Kota Kupang antara lain: 1. Nelayan Penangkap Ikan. a. Restrukturisasi armada penangkapan ikan dengan kapal motor (minimal ukuran di atas 10 GT dan utamanya ukuran >30 GT) yang dikelola secara berkelompok oleh nelayan. b. Program pengadaan alat tangkap yang adaptif lokasi dan masyarakat serta alat bantunya (fish finder dan GPS). c. Peningkatan keterampilan dan penguasaan teknologi informasi dan alat bantu penangkapan untuk meningkatkan kecakapan nelayan dalam pengoperasian alat tangkap. d. Kemudahan dalam mengurus izin usaha. e. Peningkatan akses, ketersediaan, dan kemampuan pengelolaan modal usaha melalui penguatan sumber-sumber pembiayaan. f. Perbaikan infrastruktur pelabuhan (dermaga, tambat labuh, pemecah gelombang) dan sanitasi serta hygiene di lingkungan pelabuhan. g. Pelatihan penanganan hasil perikanan untuk menjaga kesegaran ikan (di atas kapal sampai ke tangan konsumen). h. Pengadaan asuransi nelayan dan perangkat keselamatan nelayan. i. Kemudahan akses terhadap teknologi perikanan tangkap yang telah tersedia dan akses terhadap modal usaha melalui kredit bunga rendah. j. Peningkatan kerjasama antara nelayan andon dengan nelayan lokal serta kerjasama antar daerah dalam pengelolaan dan pemanfaatan sarana prasarana perikanan dan SDI. k. Perbaikan infrastruktur jalan. 2. Pelaku Pemasar Ikan. a. Peningkatan akses sarana dan prasarana pemasaran ikan (cool box, wadah pendinginan dan pembekuan). b. Peningkatan akses, ketersediaan, dan pengelolaan permodalan. c. Pelatihan penanganan dan pengolahan hasil perikanan. d. Penguatan kelompok usaha dan pengembangan pasar bersama dalam satu kawasan pengembangan perikanan tangkap. e. Peningkatan akses, ketersediaan dan kemampuan pengelolaan modal usaha. f. Perluasan dan pengembangan jaringan pemasaran melalui kerjasama antara masyarakat, swasta, dan pemerintah daerah. g. Diversifikasi usaha perikanan tangkap melalui pengembangan perikanan terpadu, baik terpadu dalam artian minabisnis yaitu dari praproduksi sampai LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 3939 of 39
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
pemasaran hasil perikanan maupun terpadu dengan sektor lainnya pariwisata dan kegiatan ekonomi lainnya. h. Penguatan kontrak kerjasama antara nelayan dan pedagang serta pelaku usaha swasta. i. Perbaikan infrastruktur jalan. 3. Pengolah Ikan. a. Peningkatan akses sarana dan prasarana pengolahan ikan (oven pengering dendeng, meja penjemuran, vacuum sealer). b. Peningkatan akses modal usaha. c. Kemudahan dalam pengurusan surat ijin usaha. d. Pengembangan produk olahan dari seperti filet kakap dan breaded product serta surimi dengan skala industri. e. Dukungan pemerintah daerah dalam menyediakan pasar bagi produk olahan Kota Kupang. f. Pelatihan tentang pengolahan produk yang baik, pengemasan produk, dan strategi pemasaran yang mumpuni. g. Pembuatan rumah produksi dan outlet penjualan produk olahan ikan. h. Peningkatan akses, ketersediaan dan kemampuan pengelolaan modal usaha. i. Pengelolaan pasar bersama melalui kelompok juga perlu didorong untuk meningkatkan bargaining position pelaku usaha perikanan. j. Pendampingan pengelolaan usaha baik pendampingan teknis, manajerial, dan permodalan usaha. k. Perbaikan infrastruktur jalan. Mendasari hasil survey ini, konsultan pemasaran dan value chain berpendapat bahwa untuk dapat memasarkan komoditas unggulan (ikan segar dan hasil olahan) dari kelompok masyarakat yang tergabung dalam program CCD IFAD maka, rantai pasok yang disarankan dapat diimplemnetasi adalah seperti yang digambarkan sesuai Gambar 3 yang sudah dijelaskan pada bagian terdahulu. 4.3.2. Annual Outcome Survey. Annual outcome survey telah dilakukan oleh konsultan dari UGM yang berlokasi di Kelurahan Namosain dan Alak yaitu Kelurahan yang telah terintervensi program CCD IFAD, dan 2 Kelurahan lain yaitu Kelurahan Fatubesi dan Oesapa Barat yang belum terintervensi program CCD IFAD. Sampel dalam survey ini sebanyak 400, terdiri dari 200 sampel dari kelompok masyarakat yang telah terintervensi program CCD IFAD dan 200 sampel lain dari kelompok masyrakat yang belum terintervensi program CCD IFAD . Mencermati hasil survey tersebut bahwa kelompok penerima manfaat memiliki tingkat partisipasi yang cukup baik dalam proyek CCDP. Keterlibatan tertinggi terutama dalam pelatihan pemasaran (61,1% responden) dan pelatihan pengolahan hasil perikanan sebesar 33,3%, dan diikuti 16,7% yang mengikuti aktivitas perencanaan desa. Interaksi responden dengan pengelola masih perlu ditingkatkan lagi karena 61,1% menyatakan hanya pada tingkat kadang-kadang. Namun demikian, responden memiliki persepsi dan ekpektasi yang baik terhadap proyek CCDP, dan menilai proyek memberikan tingkat kepuasan cukup. Pendapatan utama responden di desa peneriman manfaat 61,12% berasal dari sektor perikanan dengan 16,67% pendapatan berasal dari perikanan tangkap, 16,67% berasal dari pengolahan hasil
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 4040 of 40
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
perikanan dan 27,78% berasal dari pemasaran hasil perikanan. Sumber pendapatan tersebut jika di bandingkan dengan satu tahun sebelumnya masih dianggap sama (88,9% responden) dan hanya 11,1% yang menyatakan mengalami peningkatan 5-20% pendapatan. Perubahan pendapatan pada kelompok penerima manfaat dilaporkan bukan atau belum berasal dari CCDP. Dari aspek ketahanan pangan, yang diukur dengan ada atau tidaknya waktu dalam satu bulan tidak memenuhi kebutuhan pangan, responden pada dua kelompok memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Namun demikian, terdapat 27,78% responden yang melaporkan belum mampu menyediakan makanan 2-3 kali sehari untuk kelompok beneficiaris. Kondisi tersebut menggambarkan desa penerima manfaat masih memiliki masyarakat yang termasuk kelompok miskin. Namun kondisi tersebut dilaporkan masih lebih baik jika di bandingkan dengan satu tahun sebelumnya atau sekurang-kurangnya sama. Kegiatan produksi yang dilakukan oleh responden umumnya berasal dari kegiatan penangkapan dan pengolahan hasil perikanan. Responden sejumlah 33% di desa penerima manfaat menghasilkan produk untuk dikonsumsi sendiri dan dijual dan persentase yang lebih tinggi untuk desa bukan penerima manfaat. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, responden desa penerima manfaat menyatakan tidak ada perubahan (77,78%). Responden penerima manfaat yang menyatakan terdapat perubahan, 21,47% diantaranya menjelaskan terkait kegiatan projek CCDP (78,53 menyatakan tidak terkait CCDP). Disisi lain, untuk desa bukan penerima manfaat, jumlah responden yang melaporkan terdapat perubahan produktivitas mencapai 77,78%, diantaranya 54,55% responden produksinya meningkat 525% dan 18,18% mengalami peningkatan produksi 25-50%. Responden penerima manfaat dan bukan penerima manfaat memiliki akses yang mudah terdapat pasar kota (pasar tradisional) untuk penjualan produk perikanan. Responden juga memiliki akses terhadap berbagai sumber pembiayaan baik dari lembaga keuangan informal maupun formal. Namun demikian baik desa penerima manfaat maupun desa bukan penerima memiliki proporsi responden yang kecil jumlahnya terkait dengan menggunakan kesempatan untuk meminjam, yaitu 27,78% responden pernah meminjam di desa penerima manfaat, dan hanya 5,56% responden untuk desa bukan penerima. Sumber pinjaman yang diakses oleh masyarakat masing-masing 60% dari lembaga keuangan formal untuk desa penerima manfaat dan seluruh responden di desa bukan penerima manfaat. Pinjaman digunakan untuk kegiatan yang menghasilkan pendapatan oleh responden di desa penerima manfaat (80%) dan seluruh responden di desa non penerima manfaat. Dari total responden, 16,67% perempuan di desa penerima manfaat menyatakan mereka pernah meminjam kredit atau pinjaman sedangkan di desa bukan penerima manfaat tidak pernah. Sumber pinjaman berasal dari berbagai sumber baik lembaga pembiayaan formal maupun informal. Kelompok perempuan di desa penerima manfaat proyek CCDP umumnya terlibat pada kegiatan kelompok usaha, dan sangat kecil proporsinya pada kelompok kerja desa, kelompok sarana prasarana, dan kelompok pengelola sumberdaya. Dalam pengambilan keputusan penting baik rumah tangga maupun kegiatan usaha, kelompok perempuan selalu mendiskusikan dengan suami (kepala rumah tangga). Berdasarkan persepsi, partisipasi dan ekpektasi atas proyek, responden memiliki pandangan yang positif atau tingkat kepuasaan yang cukup, sehingga managemen proyek perlu dioptimalkan untuk meningkat hasil dan kemanfaatan. Dua aspek yang perlu diperkuatadalah: (1) kelembagaan dan manajemen usaha pada kelompok penerima manfaat dan (2) pendampingan yang lebih intensif. Usaha produktif yang dikembangkan juga telah memiliki potensi pasar, sehinggapeningkatan skala usaha
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 4141 of 41
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
melalui penguatan sarana prasarana produksi, manajemen usaha, kelembagaan dan jaringan, serta permodalan perlu dilakukan untuk meningkatkan dampak positif proyek. 4.3.3. Result and Impact Management System(RIMS). Salah satu sistim monotoring yang dilakukan dalam program CCD IFAD untuk melakukan pemantauan kemajuan dan dampak/hasil implementasi program ini dilapangan yaitu dengan melakukan RIMS survey. Untuk PIU Kota Kupang telah dilakukan di 3 Kelurahan yang telah terintervensi program CCD IFAD yaitu Kelurahan Alak, Namosain dan Lasiana. Agar dapat membandingkan dampak dari program CCD IFAD dilapangan maka, Kelurahan Nunhila ditetapkan sebagai salah satu Kelurahan sampel yang belum terintervensi program CCD IFAD Tahun 2013. RIMS survey dilakukan dengan mengambil 30 sampel secara acak dari 4 Kelurahan tersebut untuk di wawancarai sesuai pedoman wawancara yang telah disiapkan oleh tim penyusun dari PMO. RIMS survey telah dilaksanakan pada tanggal 28-31 Oktober 2013, dan hasilnya telah dikirim ke PMO di Jakarta.
4.3.4. Village Profilling dan Gender Study. Kegiatan village profiling telah dilakukan oleh konsultan Harja Mukti Jakarta dibantu TPD, tim PIU dan konsultan PIU, dan hasilnya telah disampaikan kepada PMO. Sedangkan gender study belum dilaksanakan oleh konsultan yang ditunjuk pihak PMO, namun sejumlah data dan informasi telah diberikan oleh konsultan PIU untuk dipakai sebaia laporan oleh konsultan gender. 5. ANALISIS/STRATEGI UNTUK OPTIMASI PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM CCDP TAHUN 2014 Strategi untuk optimasi pendampingan pemberdayaan masyarakat dalam tahun 2014 meliputi beberapa hal antara lain : 1. Kelompok pengelolaan sumberdaya perlu membuat rencana kerja tahunan sampai pada rencan lima tahun ke depan dalam hubungannya dengan menghasilkan output berupa Peraturan Kelurahan tentang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir di masing masing kelurahan yang dapat dijadikan Peraturan walikota ddalam hal Pengelolaan sumberdaya berkelanjutan berbasis masyarakat 2. Secara khusus untuk kelompok pengelolaan sumberdaya harus memiliki rencana aksi pemantauan yang disusun bersama VWG TPD dan Konsultan sehingga memudahkan implementasinya 3. Kelompok pengelolaan sumberdaya melakukan berbagai kegiatan penyadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan khusus lingkungan pesisir dan laut dengan bekerjasama dengan stakeholder
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 4242 of 42
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
4. Rencana kerja kelompok usaha baik usaha pengolahan, budidaya maupun penangkapan per bulan perlu dibuat untuk memudahkan monitoring dan evaluasi sesuai indicator capaian 5. Pelatihan kepada kelompok pengolahan sampai pada pembuatan panduan produksi yang baik sesuai standar badan POM , sehingga kelompok memiliki no PIRT dan sertifikat halal 6. Peningkatan teknik pengemasan yang lebih berkualitas untuk kelompok usaha yang telah memiliki usaha produk olahan hasil perikanan 7. Mengusahakan PIRT dan sertifikat halal untuk produk olahan yang telah ada 8. Membuat rencana aksi menunjang kegiatan P3MP dengan bekerjaswama dengan stakeholder ( Tlkom, PLN, BKKBN Balai Konservasi , Badan Konservasi Daerah dll) 9. Pertemuan per minggu yang intensif dengan TPD untuk memantau berbagai kemajuan kegiatan sesuai rencana aksi yang dibuat oleh kelompok usaha
6. ANALISIS/STRATEGI UNTUK EFEKTIFITAS PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA DALAM CCDP TAHUN 2014 Beberapa hal startegis yang perlu dipersiapkan dan difokuskan kedepan berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab konsultan pemasaran dan value chain antara lain: 1. Agar dapat meningkatkan pendapatan melalui penjualan produk dan mengembangkan usaha kelompok masyarakat maka, kemitraan dengan pihak lain perlu terus ditingkatkan. Strategi yang sederhana yang dapat dilakukan adalah menghadirkan calon mitra dalam setiap kesempatan atau kegiatan proyek yang memungkinkan calon mitra merasa menjadi bagian dari kegiatan tersebut. Dengan strategi ini diharapkan hasil produksi kelompok masyarakat dapat terdistribusi atau dipasarkan dengan lancar sebab sudah jelas siapa pembeli atau konsumennya. 2. Perlu anda jaminan agar pemerintah dalam hal ini semua instansi terkait di daerah selalu berkoordinasi untuk kegiatan yang berkaitan dengan tupoksi instansinya dan perlu mengawal proses seluruh kegiatan hingga selesai dan menjamin agar keberlanjutannya tetap menjadi prioritas. 3. Agar dapat mengeliminir kompetisi pemasaran yang akan terjadi kedepan maka, konsultan perlu melakukan study banding ke daerah lain yang lebih maju dengan membawa beberapa kelompok usaha yang berpotensi menjadi kelompok unggulan. 4. Pelaku ekonomi yang relevan perlu dilibatkan dalam kegiatan proyek kedepan sehingga kehadiran mereka dapat menjadi motivator bagi kelompok masyarakat yang tergbaung dalam proyek CCD IFAD. 5. Kedepan dibutuhkan lebih banyak pelatihan atau hal-hal praktis lainnya dalam bidang pemasaran dan pemberdayaan untuk kelompok masyarakat yang tergabung dalam proyek CCD IFAD. 6. Hasil Market study ketika akan di implementasi perlu disesuaikan dengan perubahan atau menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi dilapangan, oleh karena proses pemasaran selalu terus berubah dan berkembang sehingga perlu terus melakukan penyesuaian. Dengan mengimplementasi sesuai kondisi yang ada maka kegiatan proyek CCD IFAD selanjutnya dapat terus dikembangkan.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 4343 of 43
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
7. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 7.1.
PEMANTAUAN KEGIATAN DAN KELOMPOK
Pemantauan lapangan serta evaluasi rutin dan reguler telah dilakukan oleh semua komponen tekait secara bersama antara Tim PIU, Konsultan, TPD dan kelompok masyarakat yang tergabung dalam proyek CCD IFAD ini. Pemantauan dilakukan oleh TPD setiap waktu di lokasi proyek dan selanjutnya dilaporkan kepada PIU dan dikoordinasikan dengan konsultan PIU. Jika ada hal yang perlu mendapat perhatian khusus biasanya langsung direspon oleh PIU dan jika perlu keterlibatan konsultan untuk menanganinya selalu direspon langsung dan hasil pemantauan tersebut biasanya didiskusikan dalam pertemuan rutin. Konsultan secara berkala melakukan pemantauan baik secara langsung dilapangan maupun tidak langsung melalui komunikasi dan koordinasi dengan ketua dan sejumlah anggota kelompok masyarakat pada setiap Desa/Kelurahan yang tergabung dalam proyek CCD IFAD. 7.2. EVALUASI KEGIATAN Evaluasi terhadap kegiatan proyek dilakukan secara rutin oleh semua komponen pengelola proyek mulai dari PIU, konsultan, TPD dan penyuluh. Evaluasi dibahas secara khusus juga dalam setiap pertemuan berdasarkan follow up yang dilakukan berdasarkan pemantaun lapangan. Evaluasi kegiatan secara spesifik juga dapat terbaca dalam laporan penilaian desa berbasis masyarakat yang telah dilakukan dan tersimpan dalam dokumen PIU. Evaluasi kegiatan tersebut dilakukan untuk menilai sampai seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam kurun waktu sekian bulan sejak proyek ini diimplementasi khususnya 3 Desa/Kelurahan yang telah terintervensi proyek CCD IFAD. 7.3.
PELAPORAN
Pelaporan yang dilakukan oleh kedua konsultan PIU meliputi laporan bulanan, laporan perkembangan kegiatan, dan laporan akhir tahun. Setiap laporan disampaikan dengan menggunakan format atau sistimatika yang telah ditetapkan oleh PMO. 8. GENDER PERSPEKTIF 8.1.
GAMBARAN SINGKAT POLA KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM BERBAGAI AKTIFITAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB/KOTA Pola keterlibatan perempuan dalam berbagai aktifitas kelautan dan perikanan pada umumnya perempuan sebagai penjual atau pemasar ikan hasil tangkapan nelayan maupun pembudidaya ikan, hal ini terjadi karena perempuan secara khusus harus melaksanakan berbagai kegiatan domestic (dalam rumah tangga) sehingga keterlibatan untuk penangkapan ikan tidak dominan, kalaupun terlibat hanya secara pasif yaitu perempuan pesisir membantu suaminya atau ayahnya dalam hal penyiapan berbagai kebutuhan operasional penagkapan ikan. Keterlibatan perempuan juga selain pada kelompok pemasar atau penjual ikan segar, juga dalam hal
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 4444 of 44
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
pengolahan hasil perikanan, secara khusus peran perempuan di 9 kelurahan yang menjadi sasaran CCD IFAD sangat aktif melakukan usaha produktif seperti menjual ikan segar, menjual ikan bakar, maupun ada yang telah menghasilkan produk olahan tetapi belum memiliki kemasan berkualitas serta ada yang belum memiliki PIRT dan ijin halal . Aktifitas perempuan dalam berbagai kegiatan perikanan dan kelautan di kota Kupang sangat berpotensi untuk ditingkatkan kapasitas dan kapabilitasnya menjadi perempuan mandiri dalam hal peningkatan pendapatan dengan terlibat dalam kelompok usaha yang didanai oleh program CCD IFAD 8.2.
KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM BERBAGAI AKTIFITAS CCDPIFAD Keterlibatan perempuan pada struktur manajemen PIU dan konsultan positif signifikan walaupun tidak berimbang dalam jumlah. Misalnya pada struktur PIU terdapat 6 orang wanita/perempuan yang bekerja mengelola manajemen kegiatan PIU termasuk terlibat dalam kegiatan workshop maupun pelatihan dan kegiatan lapangan lainnya. Untuk konsultan independen hanya 1 orang wanita/perempuan sebab hanya 1 orang saja yang dibutuhkan. Secara spesifik untuk PIU kota Kupang keterlibatan perempuan dalam hal penyiapan materi sosialisasi desa, pertemuan desa, dan berbagai kegiatan pelatihan sangat signifikan, beberapa lurah di lokasi sasaran juga adalah perempuan seperti Lurah Oesapa Barat, Lurah Nunhila dan Lurah Nun Baun Sabu , terlihat dinamika ketiga Lurah dalam hal mendorong masyarakatnya untuk meningkatkan kapasitas untuk menjadi perempuan mandiri dan mampu memainkan perannya dalam hal peningkatan pendapatan keluarga dengan melibatkan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang dibentuk
8.3.
KETERLIBATAN PEREMPUAN DALAM KELOMPOK MASYARAKAT/USAHA CCDP Keterlibatan perempuan di tingkat kelompok masyarakat adalah positif signifikan walaupun tidak berimbang dalam jumlah. Peranan perempuan dalam semua kegiatan program CCD IFAD sangat tinggi dan selalu antusias dan aktif dalam setiap kegiatan. Aspek gender hanya tidak tercermin dalam keberadaan kelompok masyarakat atau nelayan penangkapan ikan sebab memang kelompok ini ciri pekerjaannya sangat berbeda dengan kelompok lain, kalaupun perempuan membantu dalam hal kesiapan operasional pengangkapan ikan saja .
8.4.
HAL YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MENINGKATKAN PERAN PEREMPUAN Hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peran perempuan adalah:
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 4545 of 45
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
1. Melibatkan perempuan dalam pelatihan penguatan kapsitasnya dalam hal pengolahan maupun pemasaran hasil perikanan, sehingga perempuan mampu mandiri dan berperan dalam peningkatan pendapatan keluarga 2. Melibatkan perempuan dalam setiap pertemuan kelompok masyarakat , dan memberikan ruang untuk perempuan dalam proses pengambilan keputusan
9. PENGEMBANGAN KAPASITAS / PELATIHAN / WORKSHOP Berkaitan dengan pengembangan kapasitas melalui kegiatan pertemuan, survey lapangan, workshop, dan pelatihan yang telah diikuti dan dilakukan oleh kedua konsultan individu pada tingkat PIU telah dijelaskan sesuai informasi yang terbaca dalam Tabel 10 diatas. Untuk kegiatan pada tingkat PMO (nasional) konsultan telah ikut terlibat dalam sejumlah kegiatan antara lain: 1). Baseline RIMS; 2). Annual Outcome Survey; 3). Market Study; 4). Bimtek IFAD bulan September; 5). Bimtek Proyek bulan Oktober: 6). Workshop Annual Outcome dan Market Survey bulan Desember. Semua kegiatan yang diikuti dan dilaksanakan pada tingkat PIU merupakan implementasi dari tugas dan tanggung jawab kedua konsultan individu. Sedangkan kegiatan pada level PMO adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tugas konsultan dan merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan konsultan dalam keseharian tugas termasuk meningkatkan pemahaman lebih mendalam dan penguasaan lebih mendasar terhadap filosofi proyek CCD IFAD.
10. PERAN STRATEGIS DAN KOORDINASI KELEMBAGAAN 10.1. PMO Sesuai tanggung jawab PMO terhadap keseluruhan operasionalisasi pelaksanaan proyek maka peran strategis PMO sangat menentukan keberhasilan proyek ini mulai dari perencanaan hingga pengawasan dan evaluasi implementasi proyek CCD IFAD di semua wilayah kerja. Peran PMO selama tahun 2013 cukup mengakomodir berbagai masukan dalam rangka perbaikan dan penyamaan persepsi terhadap implementasi program 10.2. PIU KABUPATEN/KOTA Sesuai dengan tugas dan fungsinya maka PIU bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek di daerah maka, peran PIU sangat strategis dan sebagai lembaga titik kunci yang dapat mengawal mulai dari perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi serta strategi keberlanjutan program dan seluruh kegiatan proyek CCD IFAD.Hal tersebut di atas didukung dengan tersedianya secretariat PIU yang dimanfaatkan sebagai tempat koordinasi dan konsolidasi berbagai kegiatan yang telah dan akan dilakukan untuk masyarakat pesisir yang menjadi sasaran program. 10.3. KOMITE PEMBERDAYAAN (DOB)
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 4646 of 46
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Sesuai tanggung jawab komite pemberdayaan masyarakat pesisir maka peranan komite ini dalam memberikan saran dan pendapat kepada kepala daerah dan dinas terkait serta kelompok sasaran adalah merupakan acuan dasar atau landasan bagi pemerintah dan kelompok sasaran untuk menentukan arah perjalanan proyek CCD IFAD kedepan. Komite pemberdayaan telah menunjukkan kinerjanya dengan selalu melibatkan diri pada kegiatan mulai dari kesiapan, perencanaan implementasi dan pemantauan serta evaluasi yang dilakukan oleh PIU . 10.4. PROVINSI / BPSPL Pihak pemerintah tingkat Propinsi harus berperan dalam memonitor dan mengevaluasi semua kegiatan proyek CCD IFAD untuk menjamin bahwa pelaksanaan proyek ini harus tetap berada sesuai koridor prosedur dan mekanisme yang ada dan menjamin bahwa semua hasil kegiatan memiliki nilai keberlanjutan. Provinsi khususnya DKP Provinsi NTT terlibat sebagai pembicara dalam beberapa pelatihan , juga selalu hadir dalam pertemuan konsultasi tingkat PIU Kota Kupang sehingga provinsi mengetahui perkembangan program dengan jelas. 10.5. TIM PENDAMPING DESA (TPD) / PENYULUH Sesuai terminologi maka peran TPD dan penyuluh sebagai wakil manajemen proyek yang berada di tengah-tengah kelompok masyarakat harus dapat mengawal agar implementasi kegiatan proyek CCD IFAD ini benar-benar tepat sasaran dan sesuai kebutuhan kelompok masyarakat yang terlibat dalam proyek ini. 3 orang TPD pada PIU kota Kupang sangat kompetensi dalam bidangnya sehingga koordinasi untuk berbagai kegiatan sangat baik , TPD sangat menguasai area pendampingan mereka dan mereka saling bekerjasama untuk 3 kelurahan bahkan membantu kesiapan 6 kelurahan yang disiapkan untuk program tahun 2014 10.6. KELOMPOK MASYARAKAT Masyarakat yang tergabung dalam kelompok yang ada mempunyai peranan yang sangat penting sebab apa yang mereka lakukan harus sesuai dengan kebutuhan bukan sesuai keinginan mereka dan segala yang dilakukan harus menimbulkan manfaat bagi masa depan mereka.Anggota masyarakat yang terlibat dalam kelompok masyarakat benar benar sangat faham terhadap program CCD IFAD , hal ini dibuktikan dengan kesediaan masyarakat menyediakan lahannya untuk dijadikan lokasi pondok informasi ataupun sarana penunjang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, sehingga masyarakat bukan hanya objek dari kegiatan tetapi benar benar merupakan subjek dari program CCD IFAD , demi keberlanjutan sumberdaya dan peningkatan kapasitas ddan pendapatan keluarga dalam kemandiriannya. 10.7. PIHAK LAIN YANG TERLIBAT (SWASTA, PERGURUAN TINGGI, KONSULTAN, DLL) Pihak swasta, perguruan tinggi berperan dalam membagi ilmu dan ketrampilan kepada kelompok masyarakat melalui kegiatan proyek seperti workshop dan pelatihan. Konsultan berperan untuk mengawal semua proses mulai dari tingkat perencanaan hingga implementasi termasuk melakukan mentoring bagi kelompok masyarakat yang tergabung dalam proyek ini.Seluruh pihak yang terlibat dalam program ini sangat terkoordinasi oleh PIU , sehingga
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 4747 of 47
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
semua informai perkembangan program CCD IFAD diketrahui oleh pihak yang terlibat (HNSI, BAPPEDA, Perguruan Tinggi,Balai Konservasi, maupun konsultan dll) 11. KENDALA DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI 11.1. KENDALA TEKNIS Beberapa kendala teknis antara lain dalam hal: 1. Menghadirkan calon mitra dalam setiap kesempatan atau kegiatan proyek yang memungkinkan calon mitra merasa menjadi bagian dari kegiatan tersebut. 2. Menjamin agar instansi terkait di Kota Kupang harus selalu berkoordinasi berkaitan dengan tupoksi instansinya, dan mereka perlu mengawal program CCD IFAD hingga selesai dan juga menjamin agar keberlanjutannya setelah program ini selesai tetap menjadi prioritas.
11.2. KENDALA NON-TEKNIS Beberapa kendala non teknis antara lain dalam hal: 1. Terdapat kegiatan Tahun 2013 belum memberikan banyak dampak signifikan positif seperti misalnya pembangunan pondok informasi tetapi bisa di lanjutkan di Tahun 2014 hingga selesai. 2. Masih mencari pola yang tepat untuk memperkuat jaringan kerjasama baik antar kelompok masyarakat dan semua stakeholder yang tergabung dalam proyek CCD IFAD sehingga semua komponen terkait akan mempunyai satu strategi yang sama sebagai satu keluarga besar IFAD.
12. FOKUS DAN RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM TAHUN 2014 12.1. RENCANA KEGIATAN/KEGIATAN PRIORITAS YANG AKAN DILAKUKAN TAHUN 2014 (RKAKL DAN AWPB) Semua kegiatan Tahun 2013 telah selesai dilaksanakan. Dengan demikian untuk kegiatan proyek CCD IFAD yang akan dilaksanakan di Tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut: 1. PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SERTA PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUTAN. Pembentukan Layanan Fasilitator Sosialisasi Desa Review Kegiatan Desa Berbasis Masyarakat Pertemuan Desa (Perencanaan, Pengawasan, dan Evaluasi) Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pokmas Pertemuan Pokmas antar Desa untuk Sharing Pembelajaran Inventori Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat Pondok Informasi Penyadaran Masyarakat BimbinganTeknis Bagi Kelompok Tabungan (Grameen Bank)
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 4848 of 48
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Fasilitasi Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP) Pelatihan dan Dukungan Teknis Bagi Pokmas Dana Community Enterprise Group and Infrastructure Market Awareness. 2. PEMBANGUNAN EKONOMI BERBASIS KELAUTAN DAN PERIKANAN.
BimbinganTeknis dan Knowledge Sharing Pemasaran Dokumentasi dan Publikasi tentang Success Story Dukungan Infrastruktur dan Pengembangan Usaha Bagi Kab./Kota (District Marine Development Fund/ Development Of Mariculture) Pertemuan dalam Rangka Pengembangan Pasar (Market and Value Chain) Validasi Peluang Pasar TOT bagi Staf Pengelola tentang Teknis dan Isu-isu Pemasaran Pengembangan Pasar bagi Produsen Skala Kecil dan Perwakilan Pokmas Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa) Temu Usaha Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran Demplot Teknologi Produksi dan Pasca Panen. 3. MANAJEMEN PROYEK. Sinkronisasi Perencanaan dan Koordinasi Pertemuan Tim Teknis. 4. KEGIATAN PENUNJANG CCD-IFAD. 12.2. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahapan pelaksanaan kegiatan Tahun 2014 dapat terlihat dalam Tabel terlampir. 12.3. STRATEGI UNTUK MENGEFEKTIFIKAN IMPLEMENTASI PROYEK Strategi yang dilakukan untuk mengefektifkan implementasi proyek adalah : 1. Melakukan konsultasi antar PIU , Konsultan, Komite Pemberdayaan dan TPD untuk memiliki gambaaran jelas tentang kelanjutan program dan kegiatan untuk 3 yang telah menerima bantuan di tahun 2013 dan kesiapan untuk bantuan bagi 6 kelurahan baru 2. Melakukan pertemuan dan konsolidasi antar PIU , konsultan, Komite Pemberdayaan dan TPD untuk merancang rencana implementasi sesuai prioritas bagi kelompok masyarakat 3. Melihat dan memantau rencana kerja masing masing kelompok masyarakat agar tidak terjadi tumpang tindih dalam implementasi kegiatan 4. Menentukan skala prioritas untuk masing masing kegiatan sesuai dengan kebutuhan kelompok masyarakat yang telah direncanakan 12.4. STRATEGI PEMBERDAYAAN DAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT Strategi pemberdayaan dan pendampingan masyarakat antara lain :
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 4949 of 49
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
1. Melakukan pendampingan dan pelatihan yang intensif khusus untuk kelompok pengolahan hasil perikanan dan pemasaran karena berhubungan dengan kualitas makanan atau bahan pangan yang akan dikonsumsi masyarakat (berhubungsn erat dengan sosialisasi dan implementasi keamanan pangan ) 2. Pelatihan dan pendampingan untuk kelompok pengelolaan sumberdaya untuk merancang pembuatan peraturan kelurahan yang berhubungan dengan pengawasan sumberdaya dan konservasi 3. Mealakukan konsultasi dengan kelompok masyarakat tentang kegiatan penunjang seperti kegaitan social kemasyarakatan ( kegiatan bersih pantai, bakti social untuk pengobatan missal dll ) untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat satu dengan yang lain sekaligus media sosialisasi tentang program CCD IFAD dan bekerjasama dengan stakeholder lainnya 4. Melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan TPD dalam hal monitoring , evaluasi berbagai kegiatan sesuai rencana yang disepakati , pertemuan seminggu sekali dengan TPD dan kelompok masyarakat 12.5. STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA/VALUE CHAIN Dalam perjalanan waktu pelaksanaan kegiatan Tahun 2013 ada beberapa temuan atau informasi menarik yang mungkin dapat dikembangkan kedepan untuk kepentingan kemajuan usaha kelompok masyarakat yang tergabung dalam proyek ini. Selain kemitraan usaha yang sudah ada dengan swalayan FELIN dan toko SUDI MAMPIR, salah satu startegi pemasaran yang berpeluang dikembangkan adalah membangun kemitraan dengan hotel dan travel agen perjalanan yang ada di Kota Kupang misalnya dalam hal menawarkan program wisata bahari yaitu “Bagan Tour” dengan menggunakan perahu-perahu nelayan yang diparkir sebelum mereka melaut bagi pelancong domestik maupun manca negara yang datang di wilayah ini. Produk lain yang bisa diproduksi oleh kelompok masyarakat adalah membuat ayaman bambu atau daun sebagai kemasan ikan dan atau menghasilkan produk dari kerang dan keong laut yang tidak terpakai. Tawaran program diatas merupakan salah satu bentuk penciptaan mata pencaharian alternatif(MPA) yang bisa dikerjakan kelompok pada saat musim paceklik atau musim penghujan dimana mereka tidak bisa melaut atau mendapatkan hasil laut. Untuk memperlancar aktifitas pemasaran maka, rantai pemasaran khusus untuk produk unggulan yang dapat diimplementasi adalah sesuai model yang dijelaskan dibagian terdahulu sebagai salah satu strategi pemasaran hasil kelomopk masyarakat. Sedangkan kegiatan MPA diatas dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan dan tidak mengganggu kegiatan utama mereka. Kedepan terdapat cukup banyak peluang untuk mencari dan melakukan kegiatan MPA lainnya guna mendukung peningkatan pendapatan kelompok masyarakat tentu harus sesuai kemampuan dan kondisi nyata dilapangan. Strategi lain yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan hasil produksi untuk dipasarkan ke lokal dan pasar kota yang ada di wilayah kerja program CCD IFAD Kota Kupang yaitu di setiap 9 lokasi Kelurahan/Desa dan sejumlah pasar sekitar Kota Kupang yang masih realistis untuk pemasaran tersebut.
12.6. KOORDINASI DAN KELEMBAGAAN
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 5050 of 50
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Demi kelancaran kegiatan proyek Tahun 2014 maka, koordinasi dan komunikasi intens dan reguler perlu terus ditingkatkan oleh semua pihak mulai dari level PMO hingga level TPD dan kelompok masyarakat. Koordinasi juga perlu dibuka dan kembangkan dengan mitra usaha yang sudah dan mitra usaha potensial yang akan bergabung dalam kegiatan proyek CCD IFAD kedepan. 12.7. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN KEGIATAN Untuk memantau perkembangan kegiatan proyek CCD IFAD Tahun 2013 maka, laporan perkembangan kegiatan yang telah disampaikan oleh konsultan pemasaran dan value chain dan konsultan pemberdayaan dapat dipakai sebagai alat pemantauan kegiatan. Model atau pendekatan pemantauan dan evaluasi telah dijelaskan dibagian terdahulu.Laporan diberikan oleh 2 konsultan setiap bulan sebagai bukti pelaksanaan berbagai kegiatan yang dilakukan. 13. REKOMENDASI STRATEGIS Beberapa rekomendasi yang diusulkan konsultan untuk implementasi Tahun 2014 antara lain: 1. Perlu adanya semacam Standar Operasional Prosedur (SOP) atau manual manajemen proyek sehingga menjadi acuan bagi semua pihak dalam pelaksanaan program CCD IFAD kedepan. 2. Koordinasi antar semua komponen di tingkat PIU perlu diterus dijaga dan lebih dikembangkan agar dengan bertambahnya jumlah Desa/Kelurahan yang terintervensi program CCD IFAD semua kegiatan tetap berjalan baik dan lancar seperti saat ini. 3. Koordinasi dan komunikasi intens dan reguler tetap diperlukan oleh semua pihak mulai dari level PMO hingga level TPD dan kelompok masyarakat. 4. Kedepan dibutuhkan lebih banyak pelatihan atau hal-hal praktis lainnya dalam bidang pemasaran dan pemberdayaan untuk kelompok masyarakat yang tergabung dalam program CCD IFAD. 5. Perlu ada evaluasi yang dibuat manajemen proyek agar hasil evaluasi Tahun 2013 dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan kegiatan Tahun 2014. Hasil evaluasi nanti dapat dipakai oleh PMO maupun PIU untuk lebih fokus dalam pelaksaan kegiatan proyek CCD IFAD selanjutnya. 6. Dibutuhkan format khusus untuk evaluasi kegiatan yang dihubungkan dengan capaian indicator bagi masing masing kelompok masyarakat ( kelompok usaha , kelompok infrastruktur, kelompok pengelolaan sumberdaya ) disesuaikan dengan PIU masing masing 14. PEMBELAJARAN Dalam perjalanan kegiatan proyek CCD IFAD di Tahun 2013, proses learning by doing merupakan pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi pengelola dan semua komponen manajemen proyek untuk bekerja lebih efektif dan efesien dalam mendukung kegiatan proyek CCD IFAD di Tahun 2014. 15. PENUTUP Demikian laporan akhir ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana perlu.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 5151 of 51
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
TTD
James D. Adam KONSULTAN PIU
Welma Pesulima KONSULTAN PIU
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 5252 of 52
Coastal Community Development Project – IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
LAMPIRAN Lampiran 1.Matrix laporan Bulanan Lampiran 2.Timesheet Lampiran 3.Dokumentasi Lampiran 4. Matriks Kelompok Masyarakat yang aktif per akhir Desember 2013 Lampiran 5. Matriks Proposal POKMAS (Usaha, Infrastruktur dan Pengelolaan) yang disetujui Lampiran 6. Struktur Organisasi PMO Lampiran 7. Struktur Organisasi PIU Lampiran 8. Daftar Kontak PIU dan pihak terkait Lampiran 9. Daftar SK, Kebijakan, dan Dokumen terkait yang dihasilkan selama 2013 Lampiran 10. Daftar Kegiatan Training, Workshop
LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD TAHUN 2013
Page 5353 of 53