PROFIL KABUPATEN / KOTA
KOTA TEBING TINGGI SUMATERA UTARA
KOTA TEBING TINGGI ADMINISTRASI Profil Wilayah Sebagai sebuah kota yang termasuk kategori sedang, dalam dua dasawarsa terakhir perekonomian Tebing Tinggi tumbuh dengan cepat seiring dengan perkembangan fasilitas yang ada baik fasilitas ekonomi seperti perdagangan, perbankan, industri, fasilitas pendidikan, kesehatan, komunikasi, serta fasilitas pendukung lainnya. Perkembangan ekonomi Tebing Tinggi dipacu karena letak strategis Kota tebing Tinggi yang menjadi jalur lintas Sumatera. Di samping itu karena Tebing Tinggi merupakan daerah hinterland yang berkembang menjadi wilayah kota yang maju, sehingga sebagian besar masyarakat daerah tetangga memanfaatkan Kota Tebing Tinggi sebagai alternatif utama dalam pemenuhan kebutuhan mereka, karena akses ke Kota Tebing Tinggi relatif lebih dekat, terjangkau, efisien dan ekonomis. Kondisi ini mendorong perkembangan Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan, yang tercermin dari aktivitas yang menonjol di sektor perdagangan. Selain itu pola kegiatan ekonomi Kota Tebing Tinggi secara perlahan mengalami pergeseran dan peralihan dimana peran kelompok tersier dalam struktur PDRB lebih besar dari kelompok primer dan sekunder. Letak geografis Kota Tebing Tinggi yang diapit wilayah kaya sumber daya alam seperti Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, dan daerah lain di Sumatera Utara serta Provinsi NAD menjadi peluang potensial dalam menggerakkan roda perekonomian. Lalu lintas antar kota menjadikan wilayah ini daerah transit. Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA TEBING TINGGI NO.
KECAMATAN
LUAS (Km²)
1. Padang Hulu 2. Rambutan 3. Padang Hilir Total
12,069 13,726 12,643 38,438
Kota tebing Tinggi terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Padang Hulu, Rambutan, dan Padang Hilir, seluas 38,438 km2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 126.570 jiwa.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2003
Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Rambutan (13,726 km2) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Padang Hulu (12,069 km2).
Orientasi Wilayah Secara geografis wilayah Kota Tebing Tinggi terletak antara 3’ 19” – 3’ 21” Lintang Utara dan 98’ 11” – 98’ 21” Bujur Timur dengan luas wilayah 38,438 km2 dengan batas-batas sebagai berikut : Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang Kota Tebing Tinggi beriklim tropis dengan ketinggian 26-34 m di atas permukaan laut, maka temperatur udara di kota ini cukup panas yang berkisar antara 25º C- 27º C. Sebagian besar wilayah Kota Tebing Tinggi digunakan sebagai pemukiman yaitu sebesar 41,83%, kemudian untuk lahan pertanian sebesar 40,91%, perhubungan 4,74% dan selebihnya digunakan untuk sarana sosial budaya, industri, dan lain-lainnya. Daerah ini dilintasi oleh aliran sungai besar dan kecil sebanyak 4 (empat) buah, yaitu Sungai Padang, Sungai Bahilang, Sungai kalembah, dan Sungai Sibarau. Sungai yang paling besar melintasi daerah ini adalah Sungai Padang dengan panjang aliran ±2.150 m dan lebar ±65 m, membujur dari arah barat menuju ke arah timur yang terletak sebelah utara dari bagian pusat kota. Selanjutnya Sungai Bahilang yang membujur di tengah kota dari arah selatan menuju ke utara dengan panjang ±1.500 m dan lebar ±15 m.
PENDUDUK Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi, angka perkiraan tahun 2002 adalah sekitar 126.570 jiwa terdiri dari 61.980 laki-laki dan 64.590 perempuan, dengan laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu 10 tahun terakhir adalah sebesar 0,71 % per tahun. Tabel 2. JUMLAH PENDUDUK KOTA TEBING TINGGI WNI WNA Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 1. Padang Hulu 20.110 21.194 18 14 2. Rambutan 25.665 26.921 4 2 3. Padang Hilir 16.179 16.459 4 TOTAL 61.954 64.574 26 16 No.
Jumlah 41.336 52.592 32.642 126.570
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002
Jumlah penduduk terbanyak di Kota Tebing Tinggi terdapat di Kecamatan Rambutan, yaitu sejumlah 52.592 jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Padang Hilir, yaitu sebanyak 32.642 jiwa.
Sebaran dan Kepadatan Penduduk Tingkat kepadatan penduduk mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan jika dibandingkan pada tahun 2000, yaitu 3.293 jiwa/km² pada tahun 2002, atau hanya bertambah sebesar 1,18%. Tabel 3. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA TEBING TINGGI PENDUDUK NO. KECAMATAN JUMLAH (jiwa) KEPADATAN (jiwa/km²) 1. Padang Hulu 41.336 3.425 2. Rambutan 52.592 3.832 3. Padang Hilir 32.642 2.582 Total 126.570 3.293 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002
Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Rambutan (3.832 jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Padang Hilir (2.582 jiwa/km2). Hasil pendataan tahun 2003 jumlah rumah tangga di Kota tebing Tinggi sebanyak 29.065 KK atau rata-rata anggota rumah tangga 4,56 jiwa tersebar di Kecamatan Padang Hulu 9.179 rumah tangga, Kecamatan Rambutan 12.272 rumah tangga dan Kecamatan Padang Hilir 7.614 rumah tangga. Tenaga Kerja Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kantor Penghubung Departemen Tenaga Kerja Kota Tebing Tinggi selama tahun 2002 sebanyak 161 laki-laki dan 218 perempuan, dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 3 orang, SLTP 1 orang, SLTA 243 orang, Sarjana Muda (D3) 45 orang, Sarjana (S1) 87 orang. Tabel 4. JUMLAH TENAGA KERJA MENURUT UMUR, DAN TINGKAT PENDIDIKAN DI TEBING TINGGI 2002 Pencari Kerja Yang Belum Ditempatkan Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan 1. Orang yang bekerja profesional, ahli teknis, 20 6 dan ahli sejenisnya. 2. Orang yang bekerja di bidang administrasi 10 16 tata usaha 3. Orang yang bekerja di bidang 88 129 kepemimpinan dan ketatausahaan 4. Orang yang bekerja di bidang jasa 5. Orang yang bekerja di bidang penjualan 26 60 dan pembelian 6. Orang yang bekerja di bidang pertanian, 7 5 peternakan, dan perkebunan 7. Tenaga produksi 2 2 JUMLAH 161 218
Jumlah 34 26 217 86 12 4 379
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002
Penduduk Kota Tebing Tinggi terdiri dari berbagai macam etnis seperti Cina, Melayu, Tapanuli, Jawa, Mandailing, Simalungun, Karo, dan Minangkabau. Dengan keragaman etnis tersebut maka memberikan kemungkinan pengayaan budaya dan pendidikan di kemudian hari. Sehingga Walikota Tebing Tinggi ingin mengedepankan sektor pendidikan
dan kebudayaan sebagai salah satu prioritas pembangunan. Dari total rencana APBD tahun 2003 Rp 143,8 miliar, Rp 6,28 miliar dialokasikan untuk sektor pendidikan dan kebudayaan dan sekitar Rp 5 miliar untuk sektor kesejahteraan sosial dan kesehatan wanita, anak-anak, dan remaja. Pertimbangan Pemda Kota Tebing Tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan didasarkan pada data-data yang telah ada. Pada tahun 1999, IPM Tebing Tinggi tercatat 66,0. Tingginya indeks tersebut disebabkan angka harapan hidup 69,5 tahun, di atas ratarata nasional 66,2 tahun. Selain itu, partisipasi sekolah dari segala kalangan umur relatif lebih baik dari rata-rata angka partisipasi sekolah Provinsi Sumut.
EKONOMI Kondisi Perekonomian Daerah Kota Tebing Tinggi ini dikenal sebagai wilayah yang mengandalkan industri dan perdagangan. Sebagai penyumbang kegiatan ekonomi terbesar, sektor industri tidak bisa mengenyampingkan keberadaan industri-industri kecil dan rumahan yang tersebar di tiga kecamatan. Kedua jenis industri ini yang digolongkan sebagai UKM dan hingga tahun 2001 mencapai 263 unit dari total 289 perusahaan, mendukung sektor industri pada umumnya. Besarnya ketergantungan pada industri dan perdagangan terlihat dari nilai kegiatan ekonomi daerah setiap tahunnya. Pada tahun 2001, dari total Rp 836,3 miliar kegiatan ekonomi yang dihasilkan, 23%nya berasal dari industri pengolahan. Dari nilai industri tersebut industri besar dan sedang mendominasi dengan pangsa pasar 20%. Dari 20% tersebut, 19%nya disumbang oleh industri karet, sisanya adalah berupa makanan, tekstil, kertas, dll. Setelah sector industri di tempat pertama, perdagangan besar dan eceran di tempat berikutnya menyumbang sekitar 18%. DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2001 Industri
Pertambangan
; Pengolahan
; dan Penggalian
23,09%
0,07%
, Perdagangan Hotel, dan
Pertanian; 8,28%
; Restoran 21,10% ; Bangunan 7,28%
; Jasa – jasa 15,61%
Pengangkutan ; Keuangan 5,02%
; dan Komunikasi 15,13%
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002
Listrik Gas, dan Air Bersih; 4,42%
Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Tebing Tinggi yaitu sektor industri pengolahan (23,09%), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (21,10%), sektor jasa-jasa (15,61%), pengangkutan dan komunikasi (15,13%). Sedangkan sektor lainnya (25,07%) meliputi sektor pertambangan, pertanian, bangunan, listrik, gas, air bersih, dan keuangan ratarata 5,01%.
Penerimaan PAD Kota Tebing Tinggi perlu ditingkatkan seiring dengan berlakunya UU tentang Otonomi Daerah melalui optimalisasi sumber-sumber pendanaan yang selama ini ada, selain berusaha menciptakan sumber-sumber pendanaan baru, baik dari penerimaan sektor pajak maupun perusahaan daerah. Keuangan Daerah Tabel 5. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2003 PENDAPATAN JUMLAH (Rp) 1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 14.729.590.000 2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 4.445.460.000 3. Bagian Dana Perimbangan 124.679.561.000 4. Bagian Pinjaman Daerah 0 5. Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah 0 TOTAL 143.854.611.000 PENGELUARAN 1. Belanja rutin 97.761.781.000 Pos DPRD 7.742.850.000 2. Belanja Pembangunan 46.092.830.000 TOTAL 143.854.611.000 Sumber : Pemerintah Kota Tebing Tinggi, 2003
Dari sisi penerimaan APBD Kota Tebing Tinggi pada tahun 2003, penerimaan daerah yang berasal dari Dana Pendapatan yang berasal dari dana perimbangani merupakan yang terbesar yaitu sekitar 86,6% atau sekitar 124,6 milyar dari sekitar 143,8 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 3% atau sekitar 4,4 milyar. Sedangkan penerimaan lain cukup besar yaitu sebesar 14,7 milyar yaitu yang berasal dari perhitungan sisa anggaran tahun lalu.
FASILITAS UMUM DAN SOSIAL Fasilitas Pendidikan Peningkatan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang mamadai. Di tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak (TK), jumlah sekolah pada tahun 2002 ada sebanyak 100 buah dengan jumlah murid sebanyak 1.712 orang. Jumlah Sekolah Dasar ada sebanyak 955 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 19.468 orang. Sementara jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) ada sebanyak 567 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 9.854 orang. Pada tahun yang sama jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) ada sebanyak 408 sekolah dengan jumlah murid 7.674 orang. No. 1. 2. 3.
Tabel 6. JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2002 Fasilitas Pendidikan Kecamatan SD SLTP SMU Jml Guru Murid Jml Guru Murid Jml Guru Murid Jml Padang Hulu 31 330 6.019 5 136 2.294 1 45 1.141 1 Rambutan 29 310 6.968 5 121 1.887 7 223 3.238 9 Padang Hilir 29 315 6.481 12 310 5.673 6 140 3.295 3 89 955 19.468 22 567 9.854 14 408 7.674 13
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002
SMK Guru 23 207 125 355
Murid 316 4.459 2.240 7.015
Fasilitas Kesehatan Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan di Kota Tebing Tinggi ditujukan agar semua lapisan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mudah, merata, murah, dan terjangkau sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Melalui peningkatan mutu pelayanan kesehatan, peningkatan mutu lingkungan permukiman dan perbaikan status gizi masyarakat diharapkan dapat tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang semakin membaik. Tabel 7. JUMLAH FASILITAS KESEHATAN DI KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2002 No. Jenis Pelayanan Kesehatan Jumlah 1. Rumah Sakit Umum Daerah 1 2. Rumah Sakit Umum Swasta 3 3. Puskesmas 5 4. Puskesmas Pembantu 15 5. Rumah Bersalin 2 6. Posyandu 108 7. Laboratorium Klinik 2 8. Dokter Umum 35 9. Dokter Spesialis 13 10. Dokter Gigi 14 11. Apotik 9 TOTAL 207 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002
PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN Komponen Air Bersih Penyediaan air bersih untuk keperluan masyarakat Kota Tebing Tinggi dikelola oleh PDAM Tirta Bulian. Pada tahun 2001 dengan kapasitas terpasang 100 l/dt, air bersih yang disalurkan kepada konsumen sebanyak 1.843.304 m³ untuk melayani 7.312 pelanggan. Pada tahun 2003 kapasitas terpasang bertambah begitu pula dengan jumlah pelanggan.
Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 2003
Tabel 8. PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KOTA TEBING TINGGI TAHUN 1998-2003 Jumlah Pelanggan Jaringan Terpasang (m) Kapasitas Terpasang (l/dt) 5.017 116.057 80 5.390 118.675 100 5.876 149.425 100 6.481 160.011 100 7.312 161.913 100 7.408 174.078 120
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi, 2002
Sumber daya air untuk keperluan air bersih/minum di Kota Tebing Tinggi bersumber dari air permukaan (sungai) yang dikelola oleh PDAM Tirta Bulian.Kecilnya presentase penduduk yang dapat dilayani disebabkan keterbatasan kemampuan PDAM Tirta Bulian dalam melayani daerah-daerah permukiman sebagai akibat terbatasnya jangkauan pipa distribusi, di samping kondisi air belum seperti yang diharapkan.
Tabel 9. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA TEBING TINGGI NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk 1. Jumlah penduduk Jiwa 126.570 2. Jumlah pelanggan Jiwa 32.263 3. Penduduk terlayani % 25,49 II. Data Sumber 1. Nama pengelola : PDAM Tirta Bulian 2. Sistem : BNA 3. Sistem sumber : sumur dalam, sumber air permukaan, dan Pengambilan air permukaan 4. Kapasitas sumber Lt/dt 5. Kondisi fasilitas sumber : baik III. Data Produksi 1. Kapasitas produksi Lt/dt 100 2. Kapasitas desain Lt/dt 125 3. Kapasitas pasang Lt/dt 120 4. Produksi aktual m3/th 3.176.000 5. Kondisi fasilitas produksi : baik IV. Data Distribusi 1. Sistem distribusi : 2. Kapasitas distribusi Lt/dt 80 3. Asumsi kebutuhan air Lt/hr 12.657.000 4. Ratio kebutuhan % 5. Air terjual m3/th 6. Air terdistribusi m3/th 1.966.778 7. Total penjualan air Rp 1.848.921 8. Cakupan pelayanan air % 25,49 9. Cakupan penduduk Jiwa 32.263 10. Jumlah mobil tangki Unit V. Data Kebocoran 1. Kebocoran administrasi % 2. Kebocoran teknis % 15 Sumber : data PDAm Tirta Bulian
Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tebing Tinggi disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 10. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA TEBING TINGGI Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal Jumlah Penduduk Kebutuhan Selisih Eksisting Kota Sedang (jiwa) Total (lt/hr) (lt/hr) (lt/org/hr) Lt/dt Lt/hr 126.570 100 8.640.000 100 12.657.000 4.017.000 Sumber : analisis
Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Tebing Tinggi dengan jumlah penduduk 126.570 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 12.657.000 liter/hari. Jumlah ini diperhitungkan dari jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi kota sedang (100 lt/org/hr). Namun PDAM Tirta Bulian baru dapat memproduksi sebanyak 8.640.000 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi sebanyak 4.017.000 liter/hari, atau 46,49 liter/detik.
Tabel 11. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA TEBING TINGGI NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk 1. Jumlah penduduk Jiwa 126.570 2. Jumlah pelanggan Jiwa 32.263 3. Penduduk terlayani % 25,49 II. Data Tarif 1. Rumah tangga Rp 679 2. Niaga Rp 2.885 3. Industri Rp 2.905 4. Instansi Rp 880 5. Sosial Rp 335 Tarif Rp 1.537 III. Data Konsumen 1. Jumlah sambungan rumah Unit 7.188 2. Jumlah sambungan rumah tangga Unit 6.230 3. Jumlah sambungan niaga Unit 695 4. Jumlah sambungan industri Unit 26 5. Jumlah sambungan sosial Unit 102 6. Jumlah sambungan instansi Unit 385 7. Terminal air Unit 53 8. Hidran umum Unit 19 9. Kran umum Unit 449 10. Konsumsi rumah tangga m3/th 1.544.063 11. Konsumsi non rumah tangga m3/th 422.715 12. Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR 13. Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit 14. Tingkat pelayanan umum % IV. Data Administrasi 1. Keuangan Rp 2. Efisiensi penagihan % 3. Jumlah pegawai Orang 75 4. SLA Rp 5. RPD Rp 6. Jangka waktu pinjaman SLA Tahun 7. Jangka waktu pinjaman RPD Tahun Sumber : data PDAM Tirta Bulian
GRAFIK PERKEMBANGAN BIAYA & PENDAPATAN PDAM TIRTA BULIAN TEBING TINGGI
2.561.492.656 3.116.168.905
3.761.932.759 2.627.694.487
4000000000
1
2
3
4
Tahun
2000
2001
2002
2003
Biay a
2.255.234.840
2.732.792.678
2.561.492.656
3.761.932.759
Pendapatan
1.652.492.884
1.870.511.610
3.116.168.905
2.627.694.487
3500000000
2000000000 1500000000 1000000000 500000000 0
1.652.492.884
2.255.234.840
2500000000
2.732.792.678 1.870.511.610
3000000000
Dari data tersebut di atas diketahui bahwa jumlah sambungan rumah sebanyak Komponen Persampahan Tabel 12. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA TEBING TINGGI NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Pengumpulan Sampah 1. Nama pengelola : DKP Kota Tebing Tinggi 2. Sistem : integrated system 3. Jumlah penduduk Jiwa 126.570 4. Asumsi produksi sampah Lt/org/hr 379.710 m3/hr 379,71 5. Jumlah sampah m3/hr 6. Jumlah pelayanan m3/hr 7. Cakupan layanan geografis Ha 8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 9. Ilegal dumping : sedang II. Data TPA 1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr 2. Nama TPA : TPA Tebing Tinggi 3. Status TPA : 4. Luas TPA Ha 5. Kapasitas m3 6. Umur Tahun 7. Sistem :open dumping
8. Jarak ke permukiman 9. Incenerator 10. Nama pengelola : III. Data Peralatan TPA 1. Bulldozer 2. Back hoe 3. Loader 4. Shovel 5. Water tank
Km Unit
-
Unit Unit Unit Unit Unit
-
Sumber : kompilasi data
Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Tebing Tinggi disajikan dalam tabel berikut. Tabel 13. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA TEBING TINGGI Perkiraan Sampah Timbulan Sampah Timbulan Jumlah yang Selisih Kota Sedang Sampah Penduduk (jiwa) Terangkut (m3/hr) (lt/org/hr) 3/ 3 Total (m /hr) (m /hr) 126.570
3
379,71
-
-
Sumber: Analisis
Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3 liter/orang/hari, Kota Tebing Tinggi dengan jumlah penduduk 126.570 jiwa, menghasilkan 379,71 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan 3/1000 (m3/hr). Namun data persampahan Kota Tebing Tinggi yang didapatkan belum lengkap sehingga belum dapat diketahui pula jumlah sampah yang terangkut dan jumlah sampah yang belum terlayani. Komponen Sanitasi / Limbah Cair Data sanitasi/limbah cair yang didapat kurang lengkap sehingga yang dapat dianalisis hanya perkiraan produksi limbah cair, yaitu dengan mengasumsikannya dari perkalian jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi dengan kebutuhan ideal produksi limbah cair untuk klasifikasi kota sedang. Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Tebing Tinggi ini sejumlah 25.314 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi. Komponen Jalan Sebagian besar kondisi jalan-jalan di kota ini tergolong baik, tidak mengalami kerusakan yang cukup berarti. Hanya 12,32 km saja yang memiliki kondisi jalan rusak atau sekitar 6,48% dari keseluruhan jumlah total jalan di Kota Tebing Tinggi. Tabel 14. DATA JALAN DI KOTA TEBING TINGGI NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Jenis Permukaan 1. Nama Pengelola : Sub Dinas Bina Marga Kota Tebing Tinggi 2. Panjang total Km 3. Panjang jalan aspal Km 190,2 4. Panjang jalan kerikil Km 5. Panjang jalan tanah Km -
II. Data Fungsi 1. Panjang jalan arteri Km 2. Panjang jalan kolektor Km 3. Panjang jalan lokal Km III. Data Kewenangan 1. Panjang jalan nasional Km 18,84 Kondisi jalan : baik 10,84 km; sedang 2,5 km; buruk 4 km 2. Panjang jalan propinsi Km 5 Kondisi jalan : baik 4 km ;sedang 1 km 3. Panjang jalan kabupaten Km 166,36 Kondisi jalan : baik 124,77 km; sedang 33,27 km; buruk 8,32 km Sumber : kompilasi data