PROFIL KABUPATEN / KOTA
KOTA YOGYAKARTA DI YOGYAKARTA
KOTA YOGYAKARTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan oleh Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono I) pada tahun 1755 hasil dari Perjanjian Giyanti, di kemudian hari tumbuh menjadi kota yang kaya akan budaya dan kesenian Jawa. Yang menjadi titik sentral dari perkembangan kesenian dan budaya adalah kesultanan. Beragam kesenian Jawa klasik, seperti seni tari, tembang, geguritan, gamelan, seni lukis, sastra serta ukir-ukiran, berkembang dari dalam keraton dan kemudian menjadi kesenian rakyat. Kemudian, kesatuan masyarakat dengan nilai-nilai kesenian seakan telah mendarah daging sehingga Yogyakarta dengan 395.604 jiwa penduduknya seperti tidak pernah kehabisan seniman-seniman handal. Selain pesona budaya, khasanah arsitektur kuno juga memiliki daya magis tersendiri bagi para wisatawan. Sebutlah Istana Air Tamansari, Keraton Yogyakarta, Keraton Pakualaman, Candi Prambanan, dan berbagai museum. Karena dinilai sarat akan kebudayaan, maka Yogyakarta menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama di Indonesia (meski masih dibawah Pulau Bali). Salah satu kekayaan lain dari Yogyakarta adalah sekolah. Sejak bedirinya UGM tahun 1949, kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar. Termasuk UGM, masih ada 47 perguruan tinggi lain, mulai dari tingkat akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi, maupun universitas dengan jumlah mahasiwa mencapai 86.000 orang. Subsektor pendidikan ini merupakan salah satu penyumbang dari sektor jasa-jasa yang pada tahun 2000 lalu bernilai Rp 703 milyar. Keberadaan PT dan mahasiswa memberikan keuntungan tersendiri bagi masyarakat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai usaha yang berkaitan dengan kehidupan mahasiswa, seperti pemondokan, kedai makan, fotokopi, hingga usaha hiburan seperti rental VCD, games, persewaan komik, boutique, sampai salon-salon kecantikan.
Orientasi Wilayah
Secara geografis, Kota Yogyakarta terletak antara 110º24’19” - 110º28’53” Bujur Timur dan 07º15’24” - 07º49’26” Lintang Selatan. Wilayah kota Yogyakarta dibatasi oleh daerah-daerah seperti: • Batas wilayah utara : Kab.Sleman • Batas wilayah selatan : Kab.Bantul • Batas wilayah barat : Kab.Bantul dan kab.Sleman • Batas wilayah timur : Kab.Bantul dan kab.Sleman Kota Yogyakarta memiliki kemiringan lahan yang relatif datar antara 0%-3% ke arah selatan serta mengalir 3 buah sungai besar : Sungai Winongo di bagian barat, Sungai Code dibagian tengah dan Sungai Gajahwong dibagian timur. Wilayah Kota Yogayakarta terbagi dalam lima bagian kota dengan pembagian sebagai berikut: Wilayah I : Ketinggian daerah ini ± 91 m - ± 117 m diatas permukaan laut rata-rata. Yang termasuk dalam wilayah ini adalah : • Sebagian Kecamatan Jetis • Kecamatan Gedongtengen • Kecamatan Ngampilan • Kecamatan Keraton • Kecamatan Gondomanan Wilayah II : Ketinggian daerah ini ± 97 m - ± 114 m diatas permukaan laut rata-rata. Yang termasuk ke dalam wilayah ini adalah: • Kecamatan Tegalrejo • Sebagian Kecamatan Wirobrajan Wilayah III : Ketinggian daerah ini ± 102 m - ± 130 m diatas permukaan laut ratarata. Yang termasuk ke dalam wilayah ini adalah: • Kecamatan Gondokusuman • Kecamatan Danurejan • Kecamatan Pakualaman • Sebagian kecil Kecamatan Umbulharjo Wilayah IV : Ketinggian daerah ini ± 75 m - ± 102 m diatas permukaan laut rata-rata. Yang termasuk ke dalam wilayah ini adalah: • Sebagian Kecamatan Mergangsan • Kecamatan Umbulharjo • Kecamatan Kotagedhe • Kecamatan Mergangsan Wilayah V : Ketinggian daerah ini ± 83 m - ± 102 m diatas permukaan laut rata-rata. Yang termasuk ke dalam wilayah ini adalah; • Kecamatan Wirobrajan • Kecamatan Mantrijeron • Sebagian Kecamatan Gondomanan • Sebagian Kecamatan Mergangsang
Tabel 1. LUAS WILAYAH KECAMATAN DAN JUMLAH PENDUDUK No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
KECAMATAN Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagedhe Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Total
LUAS (km²) 2,61 1,40 2,31 8,12 3,07 3,99 1,10 0,63 1,12 0,82 1,76 0,96 1,70 2,91 32,5
Wilayah Kota Yogyakarta terdiri dari 14 kecamatan, 45 kelurahan, 617 RW, dan 2532 RT dengan wilayah seluas 32,5 km² atau kurang lebih 1,02% dari luas Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta termasuk cekungan bagian bawah dari lereng Gunung Merapi, sebagian besar tanahnya berupa tanah regosol atau vulkanis muda. Sedangkan di Kecamatan Umbulharjo dan sekitarnya jenis tanahnya adalah lempung kepasiran (sandy clay ) dengan formasi geologi batuan sedimen andesit tua (old andesit)/kepasiran.
Sumber: Litbang Kompas diolah dari bahan BPS Kota Yogyakarta, 2001
Karakteristik jenis tanah regosol pada umumnya profil tanah belum berkembang, tekstur tanah kepasiran, geluh, struktur tanah remah gumpal lemah, infiltrasi sedang sampai tinggi dengan solum tebal. Jenis tanah ini mudah meresapkan air permukaan, sehingga dalam kondisi tertentu mampu berfungsi sebagai media perkolasi yang baik bagi imbuhan air tanah.
PENDUDUK Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk di Kota Yogyakarta dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dari faktor kelahiran, datang, kamatian dan pergi. Berdasarkan data registrasi penduduk kota Yogyakarta selama 4 tahun terakhir tersebut adalah: No 1 2 3 4 5
Tabel 2. LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK TAHUN 1998-2006 Tahun Jumlah Penduduk Kepadatan (jiwa/km²) Pertumbuhan % 1997 478.752 14.730 0,90 1998 483.760 14.885 1,05 1999 490.433 15.090 1,38 2000 497.699 15.314 1,48 2001 503.954 15.506 1,25
Sumber: Kantor BPS Kota Yogyakarta
EKONOMI Kondisi Perekonomian Daerah Pariwisata bagi Kota Yogyakarta sudah merupakn sebuah industri. Sebagi sebuah industri, sektor ini banyak melibatkan sektor ekonomi lainnya, seperti sektor perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Kontribusi sektor-sektor itu dalam PDRB mencapai 78,6% dari seluruh kegiatan perekonomian masyarakat Yogyakarta.
DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI YOGYAKARTA 2000 Pengangkutan dan Jasa-jasa; 22,05
Komunikasi; 16,07 Keuangan; 15,58
Industri Pengolahan; Perdagangan, Hotel,
12,23
dan Restoran; 24,96
Bangunan; 6,52 Pertambangan dan Penggalian; 0,02
Listrik, Gas dan Air Pertanian; 1,11
Bersih; 1,46
Yogyakarta adalah merupakan kota yang unik. Dilihat secara keseluruhan Propinsi DIY, biasanya transformasi struktural selalu menunjukkan mekanisme dari agrikultur ke manufaktur, baru ke sektor jasa. Sedangkn yang terjadi di Kota Yogyakarta adalah loncatan dari agrikultur ke jasa, dimana jasa menjadi leading sector yang dominan (hotel, bisnis rumah kos, restoran) Keuangan Daerah Dari sisi penerimaan APBD kota Yogyakarta pada tahun 2001, penerimaan daerah yang diterima dari sektor dana perimbangan merupakan yang terbesar yaitu sekitar 74% atau sekitar 153 milyar dari sekitar 205,4 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 16% atau sekitar 33,1 milyar. Sedangkan penerimaan Iain yaitu sebesar 19,1 milyar yang berasal dari sisa anggaran tahun lalu. Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukan bagi belanja rutin yaitu hampir sekitar 90% atau sekitar 186,3 milyar, sedangkan untuk belanja pembangunan, hanya sebesar 19,1 milyar atau sekitar 10%. Dengan alokasi dana pembangunan yang cukup kecil dibandingkan dengan alokasi untuk belanja rutin, salah satu perimbangan yang dipakai dalam menentukan kebijakan pengelolaan anggaran seperti sebagai berikut :
FASILITAS UMUM DAN SOSIAL Fasilitas Pendidikan Terkenal sebagai kota Pelajar, tak heran bila fasilitas pendidikan banyak didapati di kota Yogyakarta. Sebutlah saja total SD ada 244, SMPN 16 buah, SMP Swasta 45 buah, SMU Negeri 18 buah dan SMU Swasta 63 buah.
Untuk detilnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Tabel 3. JUMLAH SEKOLAH KOTA YOGYAKARTA 2000 Kecamatan SD SMPN SMP SMUN SMU Swasta Swasta Mantrijeron 17 1 5 1 6 Kraton 15 1 1 0 2 Mergangsan 21 0 7 0 8 Umbulharjo 31 1 7 44 11 Kotagedhe 19 1 3 1 3 Gondokusuman 31 3 7 3 12 Danurejan 12 2 1 0 1 Pakualaman 6 0 1 0 1 Gondomanan 11 1 1 1 3 Ngampilan 11 0 2 0 1 Wirobrajan 15 0 2 1 4 Gedongtengen 11 1 2 1 2 Jetis 27 3 5 4 5 Tegalrejo 17 2 1 2 4 Jumlah 244 16 45 18 63
Sumber: Team Penyusun NKLD Prop.DIY
Fasilitas Kesehatan Sarana kesehatan yang ada di Kota Yogyakarta berdasarkan sumber data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pada tahun 2000 terdapat : RSU 5 buah RS Khusus 9 buah RS Bersalin 9 buah Puskesmas Rawat Inap 2 buah Puskesmas Pembantu 12 buah Poliklinik Swasta 224 buah Praktek Dokter 221 buah Laboratorium Klinik 5 buah Apotek 61 buah Toko Obat 40 buah Optik 7 buah BKIA 4 buah Praktek Bidan 21 buah Tenaga Dokter 379 orang Dokter Gigi 58 orang Jumlah tenaga kesehatan dipandang sudah mencukupi, namun demikian secara kualitas masih kurang terutama tenaga pelayanan kesehatan di rumah sakit (paramedik), tenaga kesehatan yang profesional di Puskesmas dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan masyaraakt terutama penyuluhan.
PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN Komponen Air Bersih Potensi sumber daya air yang menonjol berasal dari curah hujan dan air tanah. Karena pengaruh kondisi dan struktur geologis yang bervariasi, maka potensi air tanah tidak merata. Daerah-daerah yang mempunyai potensi air tanah meliputi daerah lereng
vulkan Merapi, daerah endapan vulkanik, dan daerah pantai selatan. Sedangkan daerah yang potensi air tanahnya kecil terdapat di daerah perbukitan. Tangkapan hujan (recharge area ) berada di lereng Gunung Merapi. Kondisi air tanah yang ada bersifat tertekan dan tidak tertekan. Pada saat ini penduduk memanfaatkan air tanah yan tertekan dengan cara pembuatan sumur dangkal. Dengan melihat kondisi air tanah yang ada, maka sumber daya air cukup potensial, sehingga masyarakat cukup mudah memperoleh air non-perpipaan. Prasarana air bersih cukup banyak mengalami masalah-masalah kualitas air yang disebabkan oleh prasarana kota lainnya. Dalam hal ini sumber-sumber air bersih baik sumur gali maupun perpipaan tercemar kualitasnya akibat manusia, baik dari perkembangan industrinya maupun oleh kotoran manusia (air buangan). Kualitas air non-perpipaan (sumur dangkal) tidak memenuhi persyaratan sebagai air minum, karena kandungan bakteri coli mencapai 240 MPN/ml, meskipun secara fisik dan kimia memenuhi persyaratan. Tabel. 4 DATA TEKNIS PDAM TIRTAMARTA No Uraian
PDAM Tirtamarta
1 2
Kapasitas Produksi Jumlah Produksi
565 l/det 17800000 m3/thn
3
Jumlah Distribusi
15600000 m3/thn
4 5
Jumlah Air Terjual Kehilangan Air
6
Sumber Air
7
System Produksi
10900000 m3/thn 30% - Mata Air Permukaan - Air Permukaan - Sumur Dalam (28 buah) - Sumur Dangkal (8 buah) - IPA Padasan - Aerasi bawah tanah
8
Transmisi
9 Reservoir 10 Distribusi 11 Cakupan Wilayah Pelayanan
- Pipa transmisi air baku - Pipa transmisi air bersih 7700 m3 Diameter 50-500 mm Kota Yogyakarta
Sumber data : YUDP
Sumber air baku dan Kapasitas produksi : Air baku diperoleh dari air permukaan dan air tanah, air permukaan diperoleh dari sumber air Umbul Wadon, dan Kali Kuning, sedangkan air tanah diperoleh dari sumur dalam dan sumur dangkal. Jumlah mata air sebanyak 2 (dua) buah yaitu Umbul wadon dan Karang Gayam I, Air permukaan sejumlah 1 (atu) buah yaitu Padasan sengan system pengolahan semi lengkap, sedangkan sumur dalam sebanyak 28 (dua puluh delapan) buah yang berlokasi di Kota Gede, Ngaglik, Bedog, sumur dangkal sebanyak 8 (delapan) buah yaitu Karang Wuni, Besi I, Besi II, Gemawang, Bulusan, dan Kentungan, dan Jongkang. Kapasitas produksi masing-masing sumber baik air permukaan adalah sebagai berikut :
Tabel. 5 PRODUKSI MASING-MASING SUMBER AIR PDAM TIRTAMARTA, KOTA YOGYAKARTA No Jenis Sumber air 1 Mata Air Permukaan 2 3
Nama sumber air Umbul Wadon Karang Gayam I Karang Gayam II
1
Kali Kuning
1 Sumur dangkal 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumur Candi Sumur Gemawang Sumur Jongkang Sumur Nandan Sumur Karang Wuni Sumur Winongo Sumur Bedoyo Sumur Kentungan Sumur Besi I Sumur Besi II
Ins Produksi Umbul Wadon Karang Gayam Karang Gayam Jumlah Total Padasan Jumlah Total Sumur Candi Sumur Gemawang Sumur Jongkang Sumur Nandan Sumur Karang Wuni Sumur Winongo Sumur Bedoyo Sumur Kentungan Sumur Besi I Sumur Besi II Jumlah
L/det 90,3 25 0 115,3 33 33 5,2 8,1 8,3 19,8 11,7 7,5 15 15,5 34 34 159,1
Sumur K I Sumur K 3 Sumur K 4 Sumur K 5 Sumur K 6 Sumur B I Sumur B2 Sumur B 3 Sumur B 4 Sumur B 5 Sumur B 6 Sumur B 7 Sumur B 8 Sumur B 9 Sumur B 10 Sumur B 11 Sumur Balambangan Sumur B 13 Sumur Res Bedog Sumur N 3 Sumur N 4 Sumur N 5 Sumur N 6 Sumur N 7 Sumur N 8 Sumur N 9 Sumur N 10 Sumur KG 1 Sumur KG 2 Sumur KG 3
22 22 22,25 14,75 23 10 16,5 17,5 8,5 10 28 10 11 10 15 10 30 24 27,25 14,2 27,25 27,25
Keterangan
Tidak Produksi
Sumur dalam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sumur K I Sumur K 3 Sumur K 4 Sumur K 5 Sumur K 6 Sumur B I Sumur B2 Sumur B 3 Sumur B 4 Sumur B 5 Sumur B 6 Sumur B 7 Sumur B 8 Sumur B 9 Sumur B 10 Sumur B 11 Sumur Balambangan Sumur B 13 Sumur Res Bedog Sumur N 3 Sumur N 4 Sumur N 5 Sumur N 6 Sumur N 7 Sumur N 8 Sumur N 9 Sumur N 10 Sumur KG 1 Sumur KG 2 Sumur KG 3 Jumlah
6,25 8,7 21,9 37,25 14,25 0 0 488,8
Kualitas air baku sumber Umbul Wadon dari segi fisik dan kimiawi telah memenuhi persyaratan sebagai air bersih, sebelum dialirkan ke pelanggan dibubuhi kaporit sebagai disenfektan, sedangkan air baku dari Kali Kuning sebelum dialirkan kepelanggan
dilakukan penjernihan melalui saringan pasir, bak sedimentasi, saringan pasir cepat dan disenfeksi. Pengolahan air bawah tanah dari sumur dalam dilakukan dengan aerasi bawah tanah, pelaksanaan aerasi diterapkan pada sumur produksi Bedog, Ngaglik, Karanggayam, sedangkan pengolahan di Kotagede dilakukan dengan kegiatan aerasi, kougulasi, flokulasi, filtrasi dan pembubuhan kaporit sebagai disenfektan. Untuk air baku dari sumur dangkal dilakukan penjernihan dengan menggunakan saringan pasir cepat dan pemberian disenfektan berupa kaporit. Tabel 6. LUAS DAERAH, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN SUMBER AIR MINUM / MASAK / CUCI DI KOTA YOGYAKARTA 2000 Juml. Sumber Air Mandi/Cuci Rumah No Kecamatan Sumur Sumur Sungai/ Tangga Leding pompa /mata air Lainnya* (RT) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagedhe Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Total
10.488 8.574 10.796 16.357 7.004 19.416 8.163 3.981 5.726 6.186 7.862 7.175 10.196 9.916 131.840
1.340 1.452 1.468 1.380 578 2.888 1.911 706 878 1.566 1.352 3.172 5.104 1.767 25.562
45 30 70 605 588 88 431 75 27 97 70 65 506 56 2.723
9.086 7.044 9.202 14.226 5.816 16.296 5.748 3.177 4.769 4.502 6.425 3.908 4.447 8.093 102.739
17 48 56 146 22 144 73 23 52 21 15 30 139 30 816
Keterangan: *)Menggunakan bak penampung air hujan (PAH) Sumber: Team Penyusun NKLD Prop.DIY (diolah dari data Sub Din PKL Dinkes Prop.DIY
Tabel 7. JUMLAH RUMAH TANGGA MENURUT KECAMATAN DAN KUALITAS AIR RUMAH TANGGA KOTA YOGYAKARTA 2000 Kualitas Air Mandi/Cuci Juml. Rumah No Kecamatan Tidak Sangat Tangga Bersih** bersih*** Bersih* (RT) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagedhe Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Total
10.488 8.574 10.796 16.357 7.004 19.416 8.163 3.981 5.726 6.186 7.862 7.175 10.196 9.916 131.840
1.385 1.481 1.538 1.985 1.166 2.976 2.342 781 905 1.663 1.423 3.237 5.610 1.793 28.285
9.086 7.045 9.202 14.226 5.816 16.296 5.478 3.177 4.769 4.502 6.424 3.908 4.447 8.093 102.739
17 48 56 146 22 144 73 23 52 21 15 30 139 30 816
Keterangan: *)Sangat bersih jika bersumber dari leding dan mata air yang terlindung **) Bersih jika bersumber dari sungai atau lainnya ***) Tidak bersih jika bersumber dari sungai atau lainnya Sumber: Team Penyusun NKLD Prop.DIY (diolah dari data Sub Din PKL Dinkes Prop.DIY
Reservoir Air bersih hasil olahan sebelum dialirkan ke pelanggan ditampung pada reservoir guna menyeimbangkan kebutuhan. Tiga reservoir utama mempunyai daya tampung : Karang gayam berkapasitas 1000 m3, Gemawang 4000 m3 dan Bedog 2500 m3, sebuah reservoir dengan daya tampung relatif kecil adalah reservoir di Kota Gede sebesar 200 m3. Jumlah daya tampung seluruh reservoir sebesar 7.700 m3 . Lokasi dan ketinggian letak reservoir dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 8. LOKASI DAN KETINGGIAN LETAK RESERVOIR PDAM TIRTAMARTA YOGYAKARTA No
Lokasi
1
Pokoh
Ketinggian dml 407.09
2
Candi
270,25
3
Ngaglik
216,8
4
Gemawang
150
5
Bedog
134,39
6 7
Kotagede Karanggayam
Sumber air
Keterangan
Umbul Wadon Padasan Padokan Bedoyo Besi I Besi II Candi Penampung candi N 3 - N 10 Jongkang I Nandan Gemawang Kentungan B 1,2,3,4,6 8,9 dan B11 Kotagede
Pipa transmisi Guna mengalirkan air baku ke Unit instalasi Pengolah air bersih, air bersih ke reservoir, dan pipa inflitrasi dari system aerasi bawah tanah, antara lain adalah pipa transmisi dari air baku dari tempat pengambilan Padasan dan sumur dangkal Bedoyo sampai instalasi pengolah air di Padasan dan pipa sumur Kotagede dan instalasi pengolah air Kotagede. Airbaku dari sumur dangkal, kualitas air baku yang cukup baik tidak diperlukan pengolahan hanya dibutuhkan disenfektan,sedangkan air baku dari Karanggayam,Ngaglik dan Bedog digunakan system aerasi bawah tanah. Seluruh pipa transmisi dialirkan ke pipa transmisi air bersih. Ukuran pipa dan jenis pipa transmisi pada umumnya berukuran 100 mm- 500 mm, jenis pia terdiri dari pipa besi cor atau Ductile Cast Iron Pipe (DCIP), pipa asbes atau asebestos Cement pipe (ACP) dan pipa plastik atau Polyvinyl Cloride Pipe, dan pipa baja atau Steel pipe.
Pipa distribusi Jaringan pipa distribusi telah mencakup kurang lebih 90 % dari wilayah Kota Yogyakarta dan beberapa di wilayah Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. Daerah pelayanan terbagi menjadi 3 wilayah pelayanan. Sebagian dengan system gravitasi dan sebagian lain dengan pompa khususnya pada wilayah pelayanan Kota gede. Cakupan pelayanan meliputi seluruh Kota Yogyakarta, sebagian wilayah Kabupaten Sleman, dan sebagian wilayah Kabupaten Bantul.
Tabel 9. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA YOGYAKARTA NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk 1. Jumlah penduduk Jiwa 510.914 2. Jumlah pelanggan Jiwa 247.793 3. Penduduk terlayani % 48,50 II. Data Sumber 1. Nama pengelola : PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta 2. Sistem : interkoneksi 3. Sistem sumber : sumber dalam 4. Kapasitas sumber Lt/dt 628 III. Data Produksi 1. Kapasitas produksi Lt/dt 586,98 2. Kapasitas desain Lt/dt 733,725 3. Kapasitas pasang Lt/dt 850,00 4. Produksi aktual m3/th 16.890.876 IV. Data Distribusi 1. Sistem distribusi : 2. Kapasitas distribusi Lt/dt 577,63 3. Asumsi kebutuhan air Lt/hr 51.091.400 Lt/dt 591,34 4. Ratio kebutuhan % 0,46 5. Air terjual m3/th 11.672.804 6. Air terdistribusi m3/th 15.373.029,55 7. Total penjualan air Rp 23.187.581.050 8. Cakupan pelayanan air % 48,50 9. Cakupan penduduk Jiwa 247.793 10. Jumlah mobil tangki Unit 1 V. Data Kebocoran 1. Kebocoran administrasi % 4,58 2. Kebocoran teknis % 35,92 Sumber : data PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta
Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Yogyakarta disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 10. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA YOGYAKARTA Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal Jumlah Penduduk Kebutuhan Selisih Eksisting Kota Sedang (jiwa) Total (lt/hr) (lt/hr) (lt/org/hr) Lt/dt Lt/hr 510.914 586,98 50.715.072 100 51.019.400 304.328 Sumber : analisis
Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Yogyakarta dengan jumlah penduduk 510.914 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 51.019.400 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi kota sedang (100 liter/orang/hari). Namun PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta baru dapat memproduksi sebanyak 50.715.072 liter/hari. Sehingga masih dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi sebanyak 304.328 liter/hari, atau 3,52 liter/detik.
Jumlah keseluruhan pelanggan PDAM Tirta Marta sebanyak 40.000 SR Disamping melayani wilayah Kota Yogyakarta, melayani pula wilayah Kabupaten Sleman dan Bantul . Cakupan wilayah pelayanan PDAM Tirta Marta meliputi wilayah : Tabel 11. CAKUPAN WILAYAH PELAYANAN PDAM TIRTAMARTA DI KABUPATEN SLEMAN, BANTUL DAN KOTA YOGYAKARTA No Kabupaten Sleman Kabupaten Bantul Kota Yogyakarta 1 Sukoharjo Sewon, Mantrijeron 2 Kabulrejo Banguntapan Kraton 3 Besi, UII terpadu Kasihan Mergangsan 4 Ngaglik Bangunharjo Umbulharjo 5 Merapi View Kotagede 6 Dayu, Gondokusuman 7 Banteng, Danurejan 8 Sonosewu, Pakualaman 9 Asrama 403, Gondomanan 10 UPN, Ngampilan 11 Kentungan Wirobrajan 12 Pogung Gedongtengen 13 Karangwuni Jetis 14 Tambak Mas Tegalrejo 15 Green Garden 16 Panca Arga
Kebutuhan air bersih masyarakat Kota Yogyakarta tahun 2000, dari sistem perpipaan (palayanan PDAM Tirta Marta) sebesar 48% dari jumlah penduduk atau sebanyak 239.752 jiwa. Sumber air yang digunakan untuk air bersih sistem perpipaan : mata air : 2 buah (Wadon dan Karanggayam) Air permukaan : 1 buah (Padasan) Sumur dalam : 29 Sumur dangkal : 8 buah Sebagian besar lokasi sumber air ini berada di Kabupaten Sleman. Kapasitas produksi air sebesar 549,82 l/detik dan tingkat kehilangan air (kebocoran) sebesar 33,07%. Pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan oleh PDAM Tirta Marta untuk masyarakat Yogyakarta 4 tahun terakhir mulai tahun 1998-2001 adalah sebagai berikut : No. 1 2 3 4
Tabel 12. PELAYANAN KEBUTUHAN AIR MINUM SISTEM PERPIPAAN TAHUN 1998-2001 Penduduk Terlayani Tahun Juml.Pddk Kapasitas Jumlah Kran Kebocoran (jiwa) (jiwa) Prod.Air Pelanggan Umum % Jumlah % 1998 483.760 581,37 230.896 47,7 31.616 412 39,10 1999 490.433 574,22 234.754 47,8 32.509 397 37,91 2000 497.699 549,82 239.752 48 33.292 400 33,07 2001 503.954 586,98 244.652 48,5 33.942 410 35,92
Sumber Data: PDAM Kota Yogyakarta
Tabel 13. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA YOGYAKARTA NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk 1. Jumlah penduduk Jiwa 510.914 2. Jumlah pelanggan Jiwa 247.793 3. Penduduk terlayani % 48,50 II. Data Tarif 1. Rumah tangga Rp 550 2. Niaga Rp 1.450 3. Industri Rp 2.100 4. Instansi Rp 700 5. Sosial Rp 450 Tarif Rp 1.305 III. Data Konsumen 1. Jumlah sambungan rumah Unit 34.536 2. Jumlah sambungan rumah tangga Unit 31.120 3. Jumlah sambungan niaga Unit 1.570 4. Jumlah sambungan industri Unit 11 5. Jumlah sambungan sosial Unit 730 6. Jumlah sambungan instansi Unit 109 7. Terminal air Unit 55 8. Hidran umum Unit 182 9. Kran umum Unit 410 10. Konsumsi rumah tangga m3/th 11. Konsumsi non rumah tangga m3/th 12. Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR 13. Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit 100 14. Tingkat pelayanan umum % 40 IV. Data Administrasi 1. Keuangan : laba bersih Rp 2. Efisiensi penagihan % 89 3. Jumlah pegawai Orang 401 4. SLA Rp 5. RPD Rp 6. Jangka waktu pinjaman SLA Tahun 7. Jangka waktu pinjaman RPD Tahun Sumber : data PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta
Komponen Persampahan Aspek persampahan ini akan sangat berpengaruh terlebih lagi terhadap kualitas lingkungan, apabila dalam pengolahan dan penanganan sampah tidak tepat, proses penguraian sampah akan mencemari kualitas udara, tanah dan air tanah. Yang perlu dikuatirkan adalah kesalahan prediksi bahwa menurunnya kualitas lingkungan yang diakibatkan dari sektor persampahan diduga dari sektor sanitasi atau jaringan riol. Secara langsung pengaruh dari sampah terhadap jaringan riol apabila ada sampah yang masuk dalam jaringan riol maka akan menyebabkan terganggunya aliran air limbah. Pengelolaan persampahan Kota Yogyakarta secara umum telah mampu melayani wilayah kota, dengan menggunakan mekanisme off-site management, sehingga sampah yang dikumpulkan kemudian dibuang di TPA yang terletak di Piyungan-Bantul. Tingkat pelayanan pengelolaan sampah sistem terpusat sebanyak 83%. Jumlah sampah pada tahun 2000 kurang lebih 1.567 m³/hari. Dengan sarana prasarana persampahan
yang ada, maka jumlah sampah yang dapat dibuang ke TPA kurang lebih 87,75% dari volume sampah atau sebesar 1.375 m³/hari. Dengan sempitnya wilayah Kota Yogyakarta, Pemerintah Daerah tidak memiliki TPA dan harus dibuang ke daerah Bantul (Piyungan), bekerjasama dengan ketiga daerah (Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman). Unit Pewadahan Hampir di setiap rumah di Kota Yogyakarta memiliki unit pewadahan sendiri yang berupa, ember, cor beton, tong plastik, bekas drum dan di pusat keramaian terdapat tong sampah umum. Gerobak Sampah dan Tempat Penampungan Sementara Untuk mengangkut sampah dari tong sampah digunakan gerobak sampah untuk dibawa ke Tempat Penampungan Sementara sebelum diangkut ke TPA. TPS tersebut berupa Transfer Depo dan Landasan kontainer. Data gerobak sampah dan TPS disajikan dalam Tabel 11 sebagai berikut: Tabel 14. SARANA KEBERSIHAN KOTA DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 1998-2001 No Tahun Transfer Depo Container Gerobak 1 1998 8 39 479 2 1999 8 39 613 3 2000 11 41 613 4 2001 11 51 656 Sumber: Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pemakaman Kota yogyakarta
Tabel 15. JUMLAH RUMAH TANGGA DAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH DI KOTA YOGYAKARTA 2000 Tempat Pembuangan Sampah Rumah Tangga Ditimbun/dibakar Dibuang Dibuang ke Lainnya sembarangan kali/selokan Sendiri Bersama Diangkut (ribuan RT) (ribuan RT) (ribuan (ribuan petugas RT) RT) (ribuan RT)
Kota
Yogyakarta
38,219
42,329
43,218
4,398
3,676
0,000
Jumlah
131,840
Sumber: Dari beberapa instansi terkait
Dari tabel diatas tampak bahwa kebanyakan sampah rumah tangga masyarakat Kota Yogyakarta diangkut oleh petugas (43.218 RT). Sedangkan yang lain memilih membakar bersama (42.329 RT), membakar sampah sendiri (38.219 RT), sisanya di buang ke selokan (4.398 RT) dan membuang tidak pada tempatnya (3.676 RT). Tabel 16. RANGKUMAN BEBAN LIMBAH PADAT/SAMPAH KOTA DAN TEMPAT PEMBUANGAN KOTA YOGYAKARTA 2000 Kota
Yogyakarta
Juml. Sampah (ton/th)
Rata-rata sampah per RT (kg/th)
Juml.RT
43.507
330.0
134.840
Sumber: Dari beberapa instansi terkait
Tempat pembuangan sampah rumah tangga Ditimbun/dibakar Dibuang Dibuang ke sembara Diangkut Sendiri Bersama kali (ton/th) ngan petugas (ton/th) (ton/th) (ton/th) (ton/th)
1662.80
1841.62
1880.29
191.34
159.93
Juml. (ton/th)
5735.99
Sumber pembiayaan pengelolaan sampah dari Pemda (APBD), dan penerimaan retribusi sampah pada tahun 2001 mencapai Rp 372.107.425,- baru mampu memenuhi kurang lebih 20% dari kebutuhan. Tabel 17. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA YOGYAKARTA NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Pengumpulan Sampah 1. Nama pengelola : DKP Kota Yogyakarta 2. Sistem : integrated system 3. Jumlah penduduk Jiwa 510.914 4. Asumsi produksi sampah Lt/hr 1.532.742 m3/hr 1.532,74 5. Jumlah sampah m3/hr 1.517 6. Jumlah pelayanan m3/hr 1.517 7. Cakupan layanan geografis Ha 2.762,5 8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 434.277 9. Ilegal dumping : sedang II. Data TPA 1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr 1.650 2. Nama TPA : TPA Piyungan 3. Status TPA : milik Pemda 4. Luas TPA Ha 12,5 5. Kapasitas m3 6. Umur Tahun 12 7. Sistem : sanitary landfill 8. Jarak ke permukiman Km 0,2 9. Incenerator Unit 10. Nama pengelola : III. Data Peralatan TPA 1. Bulldozer Unit 2 2. Back hoe Unit 1 3. Loader Unit 1 4. Shovel Unit 5. Water tank Unit 1 Sumber : kompilasi data
Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Yogyakarta disajikan dalam tabel berikut. Tabel 18. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA YOGYAKARTA Jumlah Penduduk (jiwa) 510.914
Timbulan Sampah Kota Sedang
Sampah yang Terangkut (m3/hr)
Selisih
(lt/org/hr)
Perkiraan Timbulan Sampah Total (m3//hr)
3
1.532,74
1.517
15,17
(m3/hr)
Sumber: Analisis
Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3 liter/orang/hari, Kota Yogyakarta dengan jumlah penduduk 510.914 jiwa, menghasilkan 1.532,74 m3/hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan 3/1000 (m3/hr). Namun Kota Yogyakarta baru dapat mengelola sebanyak 1.517 m3/hr. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 15,17 m3/hr.
Tabel 19. DATA PENGANGKUTAN DAN PEMBIAYAAN SAMPAH DI KOTA YOGYAKARTA NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Transportasi Persampahan 1. Jumlah pelayanan terangkut m3/hr 1.650 2. Jumlah kendaraan Truk Unit 34 Arm roll Unit 11 Compactor Unit Pick up Unit 2 3. Jumlah peralatan Gerobak Unit 472 Container Unit 45 4. Transfer depo Unit 8 5. Jumlah TPS Unit 187 II. Data Pembiayaan 1. Retribusi Rp 1.278 2. Biaya pembuangan Rp 1.200.000.000 3. Biaya pengangkutan Rp 555.000.000 4. Biaya pengumpulan Rp 2.200.000.000 5. Biaya satuan Rp 1.600.000 6. Biaya operasional dan pemeliharaan Rp Sumber : kompilasi data
Komponen Sanitasi dan Limbah Cair Wilayah Kotamadya Dati II Yogyakarta secara riil cakupan pelayanan prasarana sanitasi sudah cukup merata, namun prasarana yang digunakan dengan fasilitas sanitasi setempat (on site sanitation) yaitu dengan menggunakan jamban keluarga dengan unit pengolah yang dilengkapi dengan fasilitas sumur peresapan. Sistem ini sebenarnya cukup optimal untuk menanggulangi permasalahan sanitasi, namun demikian mengingat lokasi di Kotamadya Yogyakarta sudah cukup padat sehingga muncul suatu permasalahan dimana letak sumur peresapan akan mencemari sumur gali yang digunakan sebagai sumber air bersih di tempat tetangga, sehingga fasilitas ini menjadi tidak efektif untuk dikembangkan kecuali untuk daerah yang tidak terjangkau pelayanan jaringan riol dan wilayah aliran sungai (DAS). Untuk pelayanan sanitasi dengan menggunakan system off site sanitation maka diterangkan pada kondisi eksisting jaringan riol. TABEL 20. PANJANG JARINGAN RIOOL DAN PENGGELONTOR Jenis Saluran (meter) Tahun Total Penggelontor Induk Lateral Manhole Panjang 4.639 29.436 124.093. 172.962 19.433 1998 4.751 31.433 125.891 176.767 19.433 1999 4.840 31.443 127.547 178.704 19.714 2000 4.860 34.443 128.027 179.184 19.714 2001
Penanganan limbah domestik di Kota Yogyakarta dengan sistem terpusat, sistem komunal dan setempat. Sistem terpusat dialirkan melalui jaringan riol menuju IPAL Sewon dan mencakup pelayanan kurang lebih 25% penduduk kota, sedangkan lainnya menggunakan sistem setempat yaitu menggunakan septic tank dan sumur resapan untuk pembuangan limbah dari tiap persil rumah tangga dan sedikit sekali yang menggunakan sistem komunal. Sistem penanganan limbah setempat mempunyai andil
yang besar dalam pencenaran air tanah. Saluran air kotor (riol) sebagian besar lama dan sebagian besar baru. Saluran air kotor dari tahun 1998 sampai tahun 2001 disajikan sebagai berikut: Tabel 21. JUMLAH RUMAH TANGGA DAN TEMPAT BUANG AIR BESAR DI KOTA YOGYAKARTA 2000 Juml. Tempat Buang Air Besar No Kecamatan Rumah Kakus Kakus Kakus Tangga (RT) Sendiri Bersama Umum 1 Mantrijeron 10.488 10.324 9 0 2 Kraton 8.574 8.190 0 0 3 Mergangsan 10.796 10.348 0 0 4 Umbulharjo 16.357 16.284 15 0 5 Kotagedhe 7.004 6.741 0 0 6 Gondokusuman 19.416 18.815 61 0 7 Danurejan 8.163 7.356 0 0 8 Pakualaman 3.981 3.766 17 0 9 Gondomanan 5.726 5.368 0 0 10 Ngampilan 6.186 5.458 0 0 11 Wirobrajan 7.862 7.755 0 0 12 Gedongtengen 7.175 4.809 0 0 13 Jetis 10.196 9.571 0 0 14 Tegalrejo 9.916 9.209 0 0 Total 131.840 123.994 102 0 Sumber: Team Penyusun NKLD Prop.DIY (diolah kembali dari data Dinas Kesehatan)
Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Yogyakarta ini sejumlah 102.813 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Yogyakarta Komponen Drainase Jaringan drainase di Kota Yogyakarta merupakan satu kesatuan sistem jaringan drainase perkotaan Yogyakarta, karena dinamika perubahan penggunaan lahan yang terjadi maka dimensi dan sistem drainase yang ada saat ini juga perlu penyesuaian lewat penyempurnaan sistem jaringan drainase perkotaan Yogyakarta yang mencakup batas administrasi Kota Yogyakarta, sebagian wilayah Sleman dan Bantul. Sarana drainase atau pematusan pada tahun 2000 meliputi drainase utama berupa Sungai Winongo, Code, dan Gajahwong. Saluran drainase sekunder (pembawa) tertutup sepanjang 38 km dengan kondisi baik 58,19%, sedang 41,63% dan rusak 5,32%. Kemudian, saluran tertier (pengumpul) tertutup sepanjang 10,8 km, dengan kondisi baik 32,34% , sedang 52,24% dan rusak 15,53%. Sedangkan saluran tertier (pengumpul) terbuka sepanjang 30,110 km, dengan kondisi baik 50,89%, sedang 42,06% dan rusak 7,05% .(Sumber: Dinas Prasarana Kota) Dan adanya proses urbanisasi berakibat meningkatnya koefisien peresapan khususnya pada wilayah-wilayah hunian, terutama adanya pembangunan perkerasan jalan. Hal ini menyebabkan tingkat kehilangan air makin besar dengan berkurangnya daya infiltrasi tanah maka akan timbul luapan air dan genangan air hujan.
Secara umum kondisi saluran drainase sudah mencakup sebagian besar Kota Yogyakarta namun demikian masih terdapat beberapa lokasi genangan. Tabel 22. DATA DRAINASE DI KOTA YOGYAKARTA NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Pengelolaan Drainase 1. Nama Pengelola : Dinas Prasarana Kota Yogyakarta 2. Anggaran Rp 3. Cakupan pelayanan % 4. Cakupan penduduk Jiwa 5. Peresapan air hujan : 6. Stasiun pompa air Unit 7. Kolam retensi Unit II. Data Saluran Drainase 1. Curah hujan mm/th 3.892 2. Total panjang saluran Km 112,14 3. Panjang saluran primer Km 31,40 4. Panjang saluran sekunder Km 69,94 5. Panjang saluran tersier Km 10,80 6. Kondisi saluran baik % 7. Kondisi saluran sedang % 1 8. Kondisi saluran rusak % 1 III. Data Genangan 1. Luas genangan Ha 2. Tinggi genangan m 3. Lama genangan Jam 4. Frekuensi genangan /tahun Sumber : kompilasi data
Komponen Jalan dan Transportasi Pembangunan jaringan riol tidak bisa terlepas dengan fasilitas jalan, baik itu jalan kelas propinsi maupun jalan lokal karena pada dasamya pembangunan jaringan riol ditempatkan pada fasilitas jalan untuk mempermudah pemeliharaan dan perbaikanperbaikan apabila terjadi kerusakan-kerusakan saluran riol. Kapasitas jalan atau kemampuan jalan dalam menampung jumlah lalulintas di beberapa ruas jalan sudah melebihi kapasitas, hal ini nampak terjadinya panjang antrian, kondisi ini masih diperberat dengan adanya parkir pada badan jalan, serta sulitnya memperlebar jalan karena keterbatasan lahan. Tabel 23. JENIS PERKERASAN JALAN DI KOTA YOGYAKARTA Status Jalan Jenis Permukaan Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan Negara Propinsi Lokal Linkungan 2002 2003 2002 2003 2002 2003 2002 2003 Diaspal 18.132 18.132 3.733 3.733 219.588 220.210 66.398 82.387 Perkerasan (conblok, 2.836 2.836 142.091 143.784 kerikil, cor beton) Tanah 9.895 9.895 Tidak dirinci Jumlah 18.132 18.132 3.733 3.733 222.424 223.046 218.384 234.373
Kondisi Jalan Baik Sedang Rusak Rusak berat Jumlah
Kondisi Jalan Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IIIA Kelas IIIB Kelas IIIC Kelas Tidak dirinci Jumlah
Tabel 24. KONDISI JALAN DI KOT YOGYAKARTA Status Jalan Jalan Jalan Jalan Negara Propinsi Lokal 2002 2003 2002 2003 2002 2003 18.132 7.349 3.733 219.588 52.382 9.414 3.733 2.836 153.959 1.369 16.705
Jalan Lingkungan 2002 2003 53.118 53.661 155.371 172.588 9.895 8.124
18.132
218.384
18.132
3.733
3.733
222.424
223.046
234.373
Tabel 25. PANJANG JALAN BERDASARKAN KELAS JALAN Status Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan Negara Propinsi Lokal Lingkungan 2002 2003 2002 2003 2002 2003 2002 2003 18132 18132 3.733 3.733 13.071 13.071
18.132
18.132
3.733
3.733
2.769 26.220 166 14.391 165.807 222.424
2.769 26.220 166 14.391 166.429 223.046
1.018
1.018
454 216.912 218.384
454 232.373 234.373