KORELASI PI RATIO UNTUK MENGEVALUASI SUMUR DENGAN RADIAL DRILLING BERDASARKAN PARAMETER RESERVOIR CORRELATION of PI RATIO TO EVALUATE RADIAL DRILLING WELLS BASED ON RESERVOIR PARAMETERS Oleh Ade Sebastian Sebayang* Ir. Taufan Marhaendrajana** Sari Radial drilling merupakan teknik stimulasi sumur yang baru dan dikenalkan pada awal tahun 1990an. Teknik ini digunakan untuk meningkatkan produksi minyak dengan cara melakukan perforasi yang lebih dalam kearah lateral sepanjang 330 ft dan lubang peforasi berdiameter 50 mm. Sehingga, diharapkan akan meningkatkan produksi minyak jika dibandingkan dengan dilakukan perforasi biasa. Studi ini bertujuan untuk membuat korelasi Productivity Index Ratio (PI Ratio) sehingga dapat menentukan dan mengevaluasi radial drilling berupa peningkatan produksi, jumlah lateral, dan panjang masing-masing lateral. Korelasi ini dibuat berdasarkan data hasil simulasi numerik yang dilakukan dengan sensitivitas dari beberapa parameter reservoir, seperti: permeabilitas (20-100mD), viscositas minyak (0.35-3 cp), panjang lateral (40-320 ft), jumlah sisi lateral (2-4 lateral), dan perbandingan permeabilitas vertikal terhadap permeabilitas horisontal (0.1-1). Pengkorelasian dilakukan pada data-data yang didapat dengan tingkat kesalahan 3%. Jadi, korelasi yang telah dibuat dapat digunakan untuk mengevaluasi dan mendesain sumur radial drilling dengan menerapkannya di lapangan. Kata Kunci : Radial Drilling, Permeabilitas, Jumlah Lateral, Panjang Lateral, Viscositas Minyak
Abstract Radial drilling is new stimulation technique and well-known in the early 1990s. This technique is used to increase the oil rate which perforate laterally deeper to 330 ft and have hole-diameter about 50 mm. Hence, it can increase the oil production if it compare with traditional perforation. This study is purposed to make a correlation of Productivity Index Ratio (PI Ratio), then it can be determined and evaluated radial drilling for production increment, number of lateral section, and length of each lateral section. This correlation is based on several data which produced by numerical simulator to do sensitivity for permeability (20-100 mD), oil viscosity (0.35-3 cp), length of each lateral (40-320 ft), number of lateral section (2-4 laterals), and ratio of vertical permeability and horizontal permeability (0.1-1). Correlation has already been made with 3% error. So, correlation was already made to evaluate and design the radial drilling wells and can be applied to oil field. Keywords: Radial Drilling, Permeability, Number of Lateral Section, Length of Each Lateral, Oil Viscosity *Sarjana Teknik Program Studi Teknik Perminyakan Insitut Teknologi Bandung ** Dosen Program Studi Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung
Pendahuluan Dengan meningkatnya konsumsi minyak dunia dan dengan menurunnya produksi minyak dunia, maka diperlukan suatu teknik yang dapat meningkatkan kembali produksi minyak dari suatu sumur minyak. Radial drilling merupakan teknik stimulasi baru dan dikenal pada awal tahun 1990an. Sehingga teknik IATMI 10-024
stimulasi ini dapat diharapkan untuk meningkatkan produksi minyak suatu sumur (tabel 1). Teknik ini berupa proses stimulasi dengan membuat lubang perforasi horisontal yang kecil dengan menggunakan water jets pada tekanan tinggi. Diameter perforasi lateral ini adalah mendekati 2 inch (50 mm) dan panjang sisi lateral mencapai 330 ft (100m) pada zona 1
produksi yang sama. Masing-masing lateral mempunyai radius kelengekungan sepanjang 30 cm dan dibentuk melalui 2 langkah: pertama, casing dilubangi sebesar 0.75 inch dan kemudian dilakukan perforasi lebih dalam 1 menggunakan high-pressure fluid jetting (Gbr.1 dan 2). Radial drilling dapat meningkatkan produksi karena disebabkan oleh beberapa faktor 1 berupa : • Meningkatkan conductivity area sekitar sumur. (meningkatkan efisiensi pengurasan) • Memperjelas arah perforasi sumur. • Membantu mengalirkan minyak yang kental. • Menghubungkan area-area yang mempunyai petrofisik batuan yang baik. • Membantu pengurasan minyak dengan reservoir yang tipis dan dekat dengan zona air. Namun, yang menjadi permasalahan dalam radial drilling ini adalah pendesainan berdasarkan keterbatasan yang ada di lapangan berupa sisi panjang sebesar 330 ft dan untuk 4 sisi lateral yang ada. Jadi, diperlukan suatu metode yang dapat digunakan sebagai saran pendesainan teknik stimulasi ini.
TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan pendahuluan diatas, maka terdapat permasalahan dalam pendesainan radial drilling. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan suatu metode atau korelasi yang dapat digunakan untuk mengoptimasi desain stimulasi ini. Selain itu, studi ini dapat digunakan untuk mengevaluasi sumur yang telah dilakukan radial drilling. Jadi, jika suatu sumur yang telah dilakukan stimulasi ini dan hasil produksi tidak sesuai dengan hasil korelasi studi ini maka proses stimulasi tidak berhasil. Sehingga diperlukan proses stimulasi lainnya untuk memperbaiki stimulasi radial drilling, berupa: • Swabing2,3 Swabbing merupakan proses pembersihan lubang dari fluida yang digunakan dalam proses radial drilling dan mencegah fluida tersebut bereaksi dengan formasi. Jadi, aktifitas ini dapat mengalirkan kembali fluida reservoir yang ada.
IATMI 10-024
• Acidizing2,3 Pembersihan lubang dengan pengasaman dan ini bergantung atas batuan reservoir. Pengasaman dapat dilakukan dengan menggunakan sistem radial drilling yang sama namun dengan modifikasi nozzlehead. Asam yang digunakan adalah: – HCL pada reservoir karbonat. – HCL pada batupasir dengan selingan batukarbonat. – Campuran HF – HCL pada batupasir dengan sedikit batukarbonat. • Cyclic Steam Injection4 Dengan viscositas oil yang sangat kental maka oil tersebut sulit untuk mengalir. Proses penginjeksian steam terlebih dahulu pada sumur yang sama dengan sumur yang dilakukan stimulasi radial drilling sehingga oil akan menjadi lebih encer dan lebih mudah mengalir menuju ke sumur. Sehingga, studi ini dapat mengoptimasi pendesainan mengenai panjang lateral, jumlah lateral, dan mengevaluasi radial drilling yang telah dilakukan pada suatu sumur.
METODOLOGI Berdasarkan tujuan dari penelitian ini bahwa diperlukan suatu metode atau korelasi yang dapat digunakan untuk mengoptimasi dan mengevaluasi desain radial drilling, maka parameter yang dapat dianalisis adalah Productivity Index (J*) karena parameter tersebut berhubungan langsung dengan rate produksi. Ini dapat dilihat dari persamaan Productivity Index berikut: • Sumur vertikal – reservoir satu fasa cair : 5
…(1) bbl/day/psia • Sumur radial drilling – reservoir satu fasa cair3 (Persamaan Borisove):
..(2) Bbl/day/psia Sehingga dengan membandingkan Productivity Index sumur radial drilling dan 2
sumur vertical maka perbandingan tersebut dapat menentukan pendesainan. Namun, pada penelitian ini, data productivity index didapatkan dari hasil simulasi numerik yang dilakukan atas parameter-parameter reservoir.
Sedangkan radial drilling yang penulis lakukan, dimodelkan sebagai model planar lateral. Model tersebut dapat dilihat pada gbr. 5.
Jadi, metode yang penulis gunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gbr. 3. Gambar tersebut menunjukan bahwa penulis memulai penelitian dengan memodelkan reservoir, kemudian penulis lanjutkan dengan melakukan sensitivitas parameter-parameter reservoir, dan menghasilkan data Productivity Index Ratio yang penulis korelasikan.
Properti batuan yang penulis modelkan pada studi ini adalah model homegenous. Properti batuan yang dimodelkan adalah: • Tekanan Reservoir Initial: 2000 Psia • Kedalaman Reservoir: 4800 ft • Ketebalan Reservoir: 65 ft • Porositas (homogenous): 0.3 • Permeabilitas: homogenous (sensitivitas) • Compresibilitas Batuan: 9.98E-7 1/psi • Kebasahan Batuan: Water-wet
Setelah dilakukan korelasi, maka penulis lakukan pengujian (quality control) terhadap korelasi tersebut dengan cara membandingkan hasil korelasi dan hasil simulasi. Jika terdapat perbedaan yang besar maka penulis lakukan pengurangan data yang mempunyai perbedaan yang besar antara korelasi dan simulasi. Pada akhirnya akan menghasilkan korelasi dengan tingkat perbedaan atau kesalahan yang tidak terlalu besar dan penulis jadikan sebagai korelasi yang digunakan untuk mendesain dan meng-evaluasi radial drilling. Setelah korelasi Productivity Index Ratio terbentuk, penulis akan memberikan contoh penerapan korelasi itu berupa pengevaluasian peningkatan produksi yang diperoleh serta pengoptimasian jumlah sisi lateral dan panjang masing-masing sisi lateral.
PERMODELAN RESERVOIR Gridding Permodelan yang penulis buat merupakan model kotak. Ini dapat dilihat pada gbr. 4, menunjukan bahwa model reservoir tersebut terdapat zona minyak dan air. • • • •
Grid : 40 x 40 x 8 Sel aktif : 28800 sel Dx, Dy : 40 ft Dz : 1, 2, 5, 10 ft (variasi)
Variasi pada Dz dilakukan untuk menghasilkan perhitungan yang lebih baik pada simulator numerik untuk grid yang dilakukan permodelan radial drilling atau dengan kata lain, dilakukan refining grid pada tempat yang dilakukan permodelan radial drilling.
IATMI 10-024
Properti Batuan
Sehingga, permodelan reservoir ini diharapkan dapat merepresentasikan model reservoir se-sungguhnya yang ada dilapangan.
PVT Fluida Data properti fluida yang penulis modelkan adalah model satu fasa black oil. Sedangkan properti air formasi diasumsikan tidak berubah terhadap penurunan tekanan. Properti tersebut antara lain: • • • • • • • • •
3
Densitas air: 62.43 lb/ft Viscositas air: 0.38 cp FVF air: 1.01 rb/stb Densitas gas: 0.0468 lb/ft3 Viscositas gas: 0.017 cp FVF gas: 1.31 rb/Mscf 3 Densitas minyak: 53.03 lb/ft Viscositas minyak: Sensitivitas FVF minyak: 1.15 rb/stb
Dengan memodelkan fluida reservoir tersebut maka diharapkan dapat merepresentasikan fluida sesuai dengan pada keadaan sesungguhnya di lapangan.
SENSITIVITAS Data-data yang dilakukan sensitivitas pada studi ini dapat dilihat pada tabel 2. Data-data yang dilakukan sensitivitas adalah jumlah sisi lateral (N), panjang lateral (L), permeabilitas (K), perbandingan permeabilitas vertikal dan permeabilitas horizontal (Kv/Kh), dan viscositas minyak (µo). Sensitivitas yang penulis lakukan berdasarkan referensi 2. Referensi ini menyatakan bahwa radial drilling akan sangat efektif pada kondisi berikut: 3
• Reservoir konvesional pada produktivitas tinggi. • Permeabilitas rendah dan berlapis. • Terdapat deposit minyak berat. • Mempunyai viskositas liquid yang ringan.
HASIL DAN ANALISIS Berdasarkan metodologi yang penulis gunakan maka data yang penulis korelasikan adalah data productivity index ratio. Sehingga, simulasi sensitivitas data-data akan menghasilkan data productivity index untuk sumur vertikal dan sumur radial drilling. Jadi, penulis akan mulai dengan menganalisis cara mendapatkan data produktivity index.
Penentuan Productivity Index Data yang dihasilkan dari simulasi adalah laju produksi (Qliq), tekanan reservoir rata-rata (Pres), dan tekanan alir bawah sumur (Pwf). Jadi, data-data itu akan didapatkan nilai productivity index dengan menggunakan persamaan (1). Namun, nilai PI akan berubah tiap waktunya maka perlu ditentukan PI stabil. PI stabil terjadi jika telah mencapai periode waktu pseudosteady-state sehingga dapat ditentukan berdasarkan persamaan berikut: • Dengan liquid rate constraint, maka PI stabil akan dicapai ketika5:
…. (3) • Dengan bottom hole pressure constraint, maka PI stabil akan dicapai ketika:
…. (4) Contoh penentuan PI stabil, dapat dilihat pada gbr. 6. Gambar tersebut menunjukan bahwa ketika liquid rate constraint maka dengan menggunakan persamaan (3) akan didapatkan PI yang stabil. Setelah menentukan PI stabil, maka data yang didapatkan kemudian adalah PI ratio. PI ratio adalah perbandingan PI antara sumur radial drilling dan sumur vertikal. Selanjutnya, akan dibahas pengaruh data-data yang disensitivitas terhadap parameter PI ratio ini.
Pengaruh Jumlah PI Ratio IATMI 10-024
Lateral Terhadap
Hasil simulasi ini dilakukan hanya pada sensitivitas jumlah lateral radial drilling sehingga data-data lain tidak dilakukan sensitivitas atau dibuat konstan. Pengaruh jumlah lateral terhadap PI ratio dapat dilihat pada gbr. 7. Ini menunjukan bahwa semakin banyak jumlah lateral dari radial drilling maka nilai PI ratio akan semakin besar. PI ratio yang semakin besar ketika bertambah-nya jumlah sisi lateral disebabkan oleh daerah pengurasan secara lateral yang semakin besar. Ini diperlihatkan oleh gbr. 8 dan 9. Gambar tersebut merupakan gambar saturasi minyak untuk radial drilling dengan dua lateral (gbr. 8) dan empat lateral (gbr. 9). Gambar tersebut menunjukan bahwa daerah pengurasan gbr. 9 lebih besar daripada daerah pengurasan gbr. 8.
Pengaruh Panjang Lateral Terhadap PI Ratio Hasil simulasi ini dilakukan hanya pada sensitivitas panjang lateral radial drilling sehingga data-data lain tidak dilakukan sensitivitas atau dibuat konstan. Pengaruh panjang lateral terhadap PI ratio dapat dilihat pada gbr. 10. Ini menunjukan bahwa semakin panjang sisi lateral maka nilai PI ratio akan semakin besar. PI ratio yang semakin besar ketika bertambah-nya panjang sisi lateral disebabkan oleh deaerah pengurasan secara lateral juga semakin besar dan mempunyai efisiensi penyapuan vertikal yang semakin besar juga. Ini diperlihatkan oleh gbr. 11, 12, 13, dan 14. Gambar tersebut merupakan gambar saturasi air untuk sumur vertikal (gbr. 11), sumur radial drilling 80 ft (gbr. 12), 160 ft (gbr. 13), dan 320 ft (gbr. 14). Gambar tersebut sangat jelas menunjukan bahwa semakin bertambah panjangnya sisi lateral maka akan meningkatkan efesiensi penyapuan vertikal dan terlihat batas kontak antara minyak dan air yang semakin tinggi jika dibanding-kan dengan sumur vertikal.
Pengaruh (Kv/Kh) Terhadap PI ratio Hasil simulasi ini dilakukan hanya pada sensitivitas perbandingan permeabilitas vertikal terhadap permeabilitas horisontal sehingga
4
data-data lain tidak dilakukan sensitivitas atau dibuat konstan. Pengaruh (Kv/Kh) terhadap PI ratio dapat dilihat pada gbr. 15. Ini menunjukan bahwa semakin besar nilai Kv/Kh maka nilai PI ratio akan semakin besar. PI ratio yang semakin besar ketika nilai Kv/Kh bertambah disebabkan oleh nilai efisiensi penyapu-an secara vertikal yang akan semakin baik. Ini diperlihatkan oleh gbr. 16, 17, 18, dan 19. Gambar tersebut merupakan gambar saturasi minyak untuk Kv/Kh = 0.1 (gbr. 16), 0.3 (gbr. 17), 0.6 (gbr. 18), dan 1.0 (gbr. 19). Gambar tersebut menunjukan bahwa penyapuan secara vertikal akan semakin baik dengan bertambahnya nilai Kv/Kh. Selain itu, Saturasi minyak yang tersisa juga akan semakin sedikit. Ini menunjukan bahwa radial drillng efektif jika reservoir tersebut semakin homogen.
Pengaruh Pemeabilitas Terhadap PI Ratio Hasil simulasi ini dilakukan hanya pada sensitivitas permeabilitas sehingga data-data lain tidak dilakukan sensitivitas atau dibuat konstan. Pengaruh permeabilitas horisontal terhadap PI ratio dapat dilihat pada gbr. 20. Ini menunjukan bahwa semakin besar nilai permeabilitas horisontal maka PI ratio akan semakin kecil. PI ratio yang semakin kecil ketika bertambah-nya nilai permeabilitas disebabkan oleh tidak terlalu berpengaruhnya radial drilling terhadap laju alir fluida pada nilai permeabilitas yang tinggi. Ini sesuai dengan referensi 2 yang menyatakan bahwa radial drilling akan sangat efektif untuk permeabilitas yang kecil. Akan tetapi, dengan bertambahnya nilai permeabilitas maka efesiensi pengurasan akan semakin baik. Ini diperlihatkan oleh gbr. 21, 22, 23, dan 24. Gambar tersebut merupakan gambar saturasi minyak dengan permeabilitas 20 mD (gbr. 21), 40 mD (gbr. 22), 80 mD (gbr. 23), dan 100 mD (gbr. 24). Gambar tersebut menunjukan bahwa saturasi minyak yang tersisa akan semakin sedikit dengan bertambahnya nilai permeabilitas. Ini merupakan hal yang pasti karena semakin tinggi nilai permeabilitas maka kemampuan batuan untuk mengalirkan fluida juga akan semakin besar.
IATMI 10-024
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya nilai permeabilitas maka tidak akan terlalu berpengaruh terhadap laju alir fluida.
Pengaruh (µw/µo) terhadap PI ratio Hasil simulasi ini dilakukan hanya pada sensitivitas viskositas minyak sehingga datadata lain tidak dilakukan sensitivitas atau dibuat konstan. Namun, bukan viskositas minyak yang akan dihubungkan dengan PI ratio melainkan perbandingan antara viskositas air dengan minyak terhadap PI ratio karena setiap lapangan akan memiliki viskositas air yang berbeda-beda. Selain itu juga, yang lebih berpengaruh terhadap PI ratio adalah mobility ratio. Sehingga, perbandingan antara viskositas air terhadap viskositas minyak digunakan sebagai parameter yang mewakili mobility ratio. Sebagai contoh: jika air lebih kental dari minyak maka minyak akan relatif lebih mudah mengalir dibandingkan air dan sebaliknya, jika minyak lebih kental dari air maka air akan relatif lebih mudah mengalir dibandingkan minyak. Pengaruh (µw/µo) terhadap PI ratio dapat dilihat pada gbr. 25. Ini menunjukan bahwa semakin besar nilai (µw/µo) maka nilai PI ratio akan semakin kecil. Perbandingan viskositas air terhadap minyak yang semakin besar menunjukan bahwa minyak yang semakin ringan mengakibatkan radial drilling tidak terlalu mempengaruhi laju alir fluida. Ini sesuai dengan referensi 2 yang menyatakan bahwa radial drilling akan efektif jika terdapat deposit minyak berat. Ini ditunjukan oleh gbr. 26, 27, dan 28. Gambar tersebut merupakan gambar saturasi air dengan viskositas minyak 0.35 cp (gbr. 26), 1.00 cp (gbr. 27), dan 3.00 cp (gbr. 28). Gambar tersebut menunjukan bahwa semakin kental suatu minyak maka efesiensi penyapuan vertikal akan semakin baik dengan menerapkan radial drilling. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya nilai perbandingan viskositas air terhadap viskositas minyak menyebabkan PI ratio yang akan semakin mengecil.
Pengorelasian Data PI ratio Setelah didapatkan data-data PI ratio dari hasil simulasi sensitivitas parameter-paramter reservoir, maka data-data tersebut akan dibentuk persamaan awal berupa: 5
… (5) Persamaan (5) akan dibentuk menjadi persamaan yang linear dengan cara dilogaritmakan kedua sisi, sehingga persamaan diatas menjadi persamaan linear berikut:
Jadi, jika dilakukan radial drilling dan pressure drop yang sama maka peningkatan produksi akan mencapai 24 kali dari produksi sumur dengan perforasi biasa.
Penentuan Jumlah Sisi Lateral Setelah dibentuk persamaan yang linear maka dapat ditentukan konstanta masingmasing para-mater, yaitu: C, a1, a2, a3, a4, dan a5. Sehingga dengan menggunakan multivariate regression maka konstanta tersebut ditunjukan pada tabel 3 dan persamaan PI ratio akan menjadi:
Persamaan diatas jika digunakan untuk menghitung PI ratio dan dibandingkan dengan PI ratio simulasi maka dapat dilihat pada gbr. 29. Gambar tersebut menunjukan bahwa jika ditarik regresi akan didapatkan kemiringan garis sebesar 0.96 dan mendekati nilai satu atau sudut 45O, serta mempunyai kesalahan sebesar 3%. Jadi, persamaan PI ratio ini dapat digunakan untuk mengevaluasi dan mendesain radial drilling.
PI ratio = 600 % K = 40 mD Kv/Kh = 0.5 LR = 320 ft µo = 2.10 cp µw = 0.72 cp Dengan menggunakan persamaan PI ratio, maka:
Jadi, jika diinginan peningkatan produksi sebanyak enam kali dari produksi sumur vertikal dengan perforasi biasa maka dengan menggunakan teknik radial drilling diperlukan dua sisi lateral dengan panjang 320 ft.
CONTOH PENGGUNAAN KORELASI
Penentuan Panjang Sisi Lateral
Penentuan Peningkatan Produksi
PI ratio = 800 % K = 25 mD Kv/Kh = 0.3 N = 4 Lateral µo = 1.80 cp µw = 0.50 cp
K = 55 mD LR = 320 ft µo = 1.40 cp
Kv/Kh = 0.4 N=4 µw = 0.48 cp
Dengan menggunakan persamaan PI ratio, maka:
Dengan menggunakan persamaan PI ratio, maka:
IATMI 10-024
6
Jadi, jika diinginan peningkatan produksi sebanyak delapan kali dari produksi sumur vertikal dengan perforasi biasa maka dengan menggunakan teknik radial drilling diperlukan empat sisi lateral dengan panjang 294.06 ft.
KESIMPULAN • Persamaan PI ratio telah dengan baik dibentuk untuk mengevaluasi dan mendesain teknik stimulasi radial drilling dengan kesalahan persamaan mencapai 3%. • Persamaan ini dapat digunakan untuk menentukan peningkatan produksi, optimasi panjang lateral, dan optimasi jumlah sisi lateral radial drilling.
SARAN • Korelasi ini diharapkan dapat digunakan pada contoh kasus dilapangan. • Diperlukan studi yang lebih lanjut dengan membandingkan korelasi yang dibuat dengan menggunakan simulasi dengan persamaan Borisove. • Diperlukan refining grid terhadap sumbu x dan y dalam permodelan radial driling. • Diperlukan studi yang lebih lanjut dengan membandingkan data Productivity Index dari sumur horisontal dan juga sumur multilateral.
TERIMAKASIH Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang tua, dan keluarga atas doa, bantuan, dan dukungan selama ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Taufan Mahaendrajana selaku pembimbing atas bimbingan serta bantuan secara materil dan non-materil sehingga tugas akhir ini selesai dengan baik. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Nenny Miryani selaku wali penulis atas bimbingan dan perhatiannya terhadap penulisan tugas akhir ini. Temanteman penulis, Ekasih Pardomuan, Yenny Delvia, dan Lusy Maryanti Pasaribu atas bantuan laptopnya dalam simulasi tugas akhir ini. Teman-teman TM Trisakti yang membantu mencarikan referensi tugas akhit ini. Seluruh teman-teman teknik perminyakan angkatan 2006, teman-teman HMTM PATRA ITB, dan semua orang yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya. Semoga Tuhan Memberkati Selamanya.
DAFTAR PUSTAKA 1)
2) 3)
SIMBOL
4)
Bo J* JR JR/Jv Jv K Kv Kv/Kh
5)
LR N Pres Pwf Qliq re rw µo µw
: Formation volume factor (rb/stb) : Productivity Index (stb/day/psia) : PI radial drilling (stb/day/psia) : PI ratio (fraksi) : PI sumur vertikal (stb/day/psia) : Permeabilitas horisontal (mD) : Permeabilitas vertikal (mD) : Perbandingan permeabilitas horisontal terhadap vertikal (fraksi) : Panjang sisi lateral (ft) : Jumlah sisi lateral (lateral) : Tekanan reservoir (psia) : Tekanan alir dasar sumur (psia) : Laju alir liquid (stb) : Jari-jari pengurasan (ft) : Jari-jari sumur (ft) : Viskositas minyak (cp) : Viskositas air (cp)
IATMI 10-024
Bruni, M. et. al. : “Radial Drilling in Argentina”, SPE Paper Number 107382-MS-P. Bouchard, M. : “Radial Drilling Technical Persentation”, Radjet. (2009) Sadikin, Indrajan. : “Guest Lecture Technical Presentation”, KSAM. (2010) Ursegov, Stanislov. Et. al. : “First Result of Cyclic Steam Stimulations of Vertical Wells with Radial Horizontal Bores in Heavy Oil Carbonates”, SPE Paper Number 115125-MS-P. Ghalambor, Guo. : ”Petroleum Production Engineering – A Computer Assisted Approach”, Elsevier Science & Technology Books. (2007)
7
Tabel 1 Contoh Penerapan Radial Drilling2
Gbr. 1 Diagram Perforasi Radial Drilling
2
Tabel 2 Sensitivitas Parameter Batuan Parameter Sensitivitas N (lateral) 2-4 LR (ft) 40 - 320 Kv/Kh (Fraksi) 0.1 - 1 K (mD) 20 - 100 0.35 - 3 µo (cp)
Tabel 3 Konstanta Persamaan PI Ratio Konstanta Nilai C 0.063 a1 0.787 a2 0.789 a3 0.294 a4 0.015 a5 0.257
IATMI 10-024
Gbr. 2 Susunan Alat Pelubang Casing1 Keterangan Gbr. 2: • • • • •
Motor de fondo = Downholemotor Nipple con guias = Nipple with guide Union articulada = Articulated Joint Fresa = Mill Ancla = Anchor
8
Gbr. 3 Metodologi Penelitian Gbr. 6 Penentuan PI Stabil
Gbr. 4 Model Reservoir
Gbr. 7 Pengaruh Jumlah Lateral Terhadap PI Ratio
2
Gbr. 5 Model Planar Lateral
Gbr. 8 Saturasi Minyak untuk Dua Lateral Terlihat secara Horisontal
IATMI 10-024
9
Gbr. 9 Saturasi Minyak untuk Empat Lateral Terlihat secara Horisontal
Gbr. 15 Pengaruh (Kv/Kh) Terhadap PI Ratio
Gbr. 16 Saturasi Minyak saat Kv/Kh = 0.1
Gbr. 10 Pengaruh Panjang Lateral Terhadap PI Ratio
Gbr. 17 Saturasi Minyak saat Kv/Kh = 0.3
Gbr. 11 Saturasi Air untuk Sumur Vertikal
Gbr. 18 Saturasi Minyak saat Kv/Kh = 0.6
Gbr. 12 Saturasi Air untuk Sumur Radial Drilling dengan Panjang Lateral 80 ft
Gbr. 19 Saturasi Minyak saat Kv/Kh = 1.0
Gbr. 13 Saturasi Air untuk Sumur Radial Drilling dengan Panjang Lateral 160 ft
Gbr. 20 Pengaruh Permeabilitas Horisontal Terhadap PI Ratio Gbr. 14 Saturasi Air untuk Sumur Radial Drilling dengan Panjang Lateral 320 ft IATMI 10-024
10
Gbr. 21 Saturasi Minyak saat K = 20 mD
Gbr. 28 Saturasi Air saat viskositas minyak = 3.00 cp
Gbr. 22 Saturasi Minyak saat K = 40 mD
Gbr. 23 Saturasi Minyak saat K = 80 mD Gbr. 29 Perbandingan PI Simulasi Terhadap Korelasi
Gbr. 24 Saturasi Minyak saat K = 100 mD
Gbr. 25 Pengaruh Perbandingan viskositas airminyak Terhadap PI Ratio
Gbr. 26 Saturasi Air saat viskositas minyak = 0.35 cp
Gbr. 27 Saturasi Air saat viskositas minyak = 1.00 cp IATMI 10-024
11