Artikel Penelitian
KORELASI KECEMASAN DENGAN TENSION TYPE HEADACHE PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN ANXIETY CORRELATED WITH TENSION TYPE HEADACHE IN MEDICAL STUDENT I Made Mahardika Yasa,* I Putu Eka Widyadharma,* I Made Oka Adnyana*
ABSTRACT Introduction: Known to its high academic load, medical collage tends to put students in a high stress levels. This condition is often reported as the reason for the high prevalence of anxiety and tension type headache (TTH) among medical students. Aims: To determine the correlation between anxiety and TTH in medical students. Methods: A cross sectional design with simple random sampling method in sixthsemester medical student of Udayana University. Anxiety was diagnosed by using the Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS) while TTH was diagnosed using diagnostic criteria according to the 4th National Consensus of headache study group of Indonesian Neurological Association 2013. Lambda test was used to determine the correlation between the Anxiety and TTH among medical students. Results: There were 73 subjects with mean age of 19,36±0.674 years, 52.1% were women. TTH proportion was 57.5% subjects and anxiety was found in 61.6% subjects. TTH occurs more frequently in subjects with anxiety (80%) significantly (p=0.001) with moderate-positive correlation (r=0.516). Discussion: Anxiety was positively correlated with TTH among medical students. Keywords: Anxiety, medical student, tension type headache ABSTRAK Pendahuluan: Pendidikan kedokteran dikenal dengan beban akademik yang berat dengan tingkat stres yang tinggi. Kondisi ini seringkali dilaporkan sebagai alasan cukup tingginya prevalensi kecemasan dan kejadian tension type headache (TTH) di kalangan mahasiswa kedokteran. Tujuan: Mengetahui korelasi antara kecemasan dan TTH pada mahasiswa kedokteran. Metode: Penelitian menggunakan rancangan potong lintang. Pengambilan sampel dengan metode simple random sampling terhadap mahasiswa semester 6 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, pada bulan Mei-Juni 2015. Diagnosis TTH ditegakkan berdasarkan Konsensus Nasional IV Kelompok Studi Nyeri Kepala PERDOSSI tahun 2013, sedangkan kecemasan dinilai menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS). Digunakan uji Lambda untuk menentukan korelasi antara kecemasan dengan TTH. Hasil: Terdapat 73 subyek dengan rerata usia 19,36±0,67 tahun dan mayoritas perempuan 52,1%. Didapatkan proporsi subyek yang mengalami TTH adalah 57,5% dan yang mengalami kecemasan adalah 61,6%. Didapatkan TTH lebih banyak terjadi pada subyek yang mengalami kecemasan (80%) yang bermakna secara statistik (p=0,001) dengan korelasi positif sedang (r=0,516). Diskusi: Kecemasan berkorelasi positif sedang dengan TTH pada mahasiswa kedokteran. Kata Kunci: Kecemasan, mahasiswa kedokteran, tension type headache *Bagian Neurologi FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar. Korespondensi:
[email protected]
PENDAHULUAN Kecemasan dan tension type headache (TTH) dilaporkan memiliki asosiasi yang signifikan.1 Kecemasan menggambarkan kondisi psikis berupa rasa khawatir berlebihan yang sering muncul pada kondisi penuh tekanan sedangkan TTH sering dialami pada kondisi kelelahan dan ketegangan fisik berlebih.1,2 Secara epidemiologi, data prevalensi TTH pada populasi cukup beragam. Hal ini dikarenakan studi serta desain penelitian yang berbeda sesuai dengan demografi tertentu. Secara garis besar, hampir 80% populasi pernah mengalami TTH dan migren.3 Sementara data lain menyebutkan bahwa 15-20% populasi pernah mengalami kejadian TTH. Penelitian Ferrante dkk menunjukkan secara global rata-rata prevalensi TTH adalah 42% populasi dan berkaitan erat dengan disabilitas serta komorbid psikiatrik.4 Kecemasan dan TTH sebagai suatu komorbiditas sering dikaitkan dan ditemukan pada kondisi atau situasi lingkungan yang hampir mirip. Hal ini diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor pencetus dari kecemasan dan TTH hampir sama. Hubungan antara TTH dan kecemasan juga tidak lepas dari karakteristik individu yang mengalaminya. Usia, jenis kelamin, domain pekerjaan atau pendidikan adalah beberapa dari sekian banyak faktor yang turut memengaruhi kejadian kecemasan dan TTH.5,6,7 Salah satu domain pekerjaan atau pendidikan dengan tingkat kecemasan sekaligus prevalensi nyeri kepala termasuk TTH yang cukup tinggi adalah pendidikan kedokteran. Pendidikan kedokteran dikenal dengan beban akademik yang berat dengan tingkat stres yang tinggi. Kondisi ini seringkali dilaporkan sebagai alasan cukup tingginya prevalensi TTH dan kecemasan di kalangan mahasiswa kedokteran. Keadaan ini secara konsisten ditemukan di sebagian besar sentra pendidikan dokter di dunia.8,9,10 Di Indonesia, belum banyak penelitian yang sudah terpublikasi secara luas yang menitikberatkan pada tingkat kecemasan dan TTH, khususnya pada mahasiswa kedokteran. Oleh karena itu, penelitian akan dilakukan untuk mengetahui korelasi antara kecemasan dan TTH pada mahasiswa fakultas kedokteran. TUJUAN Untuk mengetahui proporsi TTH dan kecemasan pada TTH, serta korelasi antara kecemasan dengan TTH pada mahasiswa kedokteran. METODE Penelitian potong lintang terhadap mahasiswa semester 6 Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana, Denpasar. Subyek penelitian ini diambil secara simple random sampling dalam periode waktu bulan Mei-Juni 2015. Subyek diminta menandatangani surat persetujuan (informed consent). Kriteria eksklusi meliputi nyeri kepala tipe lain, seperti migren, klaster, dan nyeri kepala sekunder. Diagnosis TTH menggunakan kriteria diagnosis menurut Konsensus Nasional IV kelompok studi nyeri kepala PERDOSSI meliputi: 1) paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rerata <1 hari/bulan (<12 hari/tahun), 2) nyeri kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari, 3) nyeri kepala paling tidak terdapat 2 dari 4 gejala khas, yaitu lokasi bilateral, menekan/mengikat (kualitas tidak berdenyut), intensitas ringan atau sedang, dan tidak diperberat oleh aktivitas fisik. 4) tidak didapatkan mual atau muntah, atau fotobia atau fonofobia. 5) tidak berkaitan dengan kelainan yang lain.12 Penilaian kecemasan menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety dengan rentang nilai 0 hingga 56. Nilai <18 dikategorikan kecemasan ringan, 18-24 dikategorikan kecemasan sedang, dan nilai >24 dikategorikan kecemasan berat.11 Analisis statistik dengan bantuan program komputer SPSS 16.0 for Windows. Analisis deskriptif dilakukan untuk menentukan proporsi dan karakteristik kecemasan
dan TTH pada subyek. Untuk menentukan korelasi antara karakteristik kecemasan TTH digunakan uji korelasi Lambda dengan variabel kecemasan berskala nominal dan TTH berskala nominal. HASIL Didapatkan 73 subyek dengan rerata usia 19,36±0,674 dan mayoritas perempuan (52,1%). Kecemasan didapatkan pada sebagian besar (61,6%) subyek, terutama kecemasan ringan (48,9%). Proporsi TTH didapatkan (57,5%) dengan karakteristik pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Subyek Penelitian (n=73) Variabel n % Usia (rerata±SD) 19,36±0,674 Jenis Kelamin • Lelaki 35 47,9 • Perempuan 38 52,1 Kecemasan • Ya 45 61,6 • Tidak 28 38,4 TTH • Ya 42 57,5 • Tidak 31 42,5
Sebagian besar subyek yang mengalami kecemasan juga mengalami TTH yaitu sebanyak 36 (80%) subyek. Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji korelasi Lambda, didapatkan nilai kemaknaan p=0,001 dan nilai r=0,516. Nilai ini menunjukkan hubungan searah, makin tinggi kecemasan maka makin tinggi pula TTH, serta korelasi ini berkekuatan sedang (Tabel 2). Tabel 2. Korelasi Kecemasan dengan TTH (n=73) TTH Variabel r Ya Tidak n (%) n (%) Cemas 36 (80,0) 9 (20,0) 0,516 Tidak Cemas 6 (21,4) 22 (78,6)
p* 0,001
* bermakna (p<0,05)
PEMBAHASAN Penelitian tentang nyeri kepala di lingkup pendidikan kedokteran telah banyak dilakukan walaupun secara spesifik tidak selalu mengacu pada salah satu jenis nyeri kepala tertentu seperti TTH. Pendidikan kedokteran dianggap berkontribusi terhadap cukup tingginya prevalensi nyeri kepala yang dialami mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan. Prevalensi kecemasan juga ditemukan tinggi pada kalangan mahasiswa ini. Keadaan ini hampir selalu ditemukan di sebagian besar sentra pendidikan dokter di dunia. Lamanya masa studi, kurikulum, kompetisi, dan transisi dari lingkungan pendidikan sebelumnya serta penyesuaian setelah menjalani pendidikan kedokteran diduga berperan dalam meningkatkan kemungkinan hal-hal tersebut diatas terjadi.4,13 Nyeri kepala termasuk TTH, berkaitan dengan terangsangnya susunan peka nyeri. Nyeri kemudian timbul setelah melewati proses modulasi sebelum akhirnya dipersepsi sebagai nyeri baik melalui mekanisme perifer atau sensitisasi sentral.5,6 Proses tersebut tidak lepas dari peran neurotransmiter yang berperan di dalamnya. Pada kondisi cemas, kadar salah satu neurotransmitter yaitu serotonin diduga mengalami penurunan. Serotonin
yang berkurang ini dikaitkan sebagai salah satu mekanisme dalam proses timbulnya nyeri pada TTH disamping beberapa mekanisme lainnya yang melibatkan mediator-mediator inflamasi.7 Di sisi lain, dari data penelitian didapatkan TTH justru memicu atau memperburuk kondisi cemas yang sebelumnya sudah ada. Hubungan sebab akibat antara keduanya memang tidak selalu konsisten bisa dibuktikan sebagai hubungan satu arah pada beberapa penelitian. Secara sederhana dihipotesiskan bahwa kecemasan dapat menimbulkan TTH atau sebaliknya. Pada satu penelitian berbasis populasi skala besar hanya mendapati bahwa prevalensi dari kecemasan ditemukan lebih tinggi pada penderita TTH atau nyeri kepala secara umum. Penelitian lainnya juga menghasilkan kesimpulan serupa bahwa jika dibandingkan dengan kelompok kontrol orang sehat, penderita nyeri kepala khususnya TTH secara konsisten dan signifikan menunjukkan skor penilaian kecemasan yang lebih tinggi.8,9 Penelitian sebelumnya pada mahasiswa kedokteran di Turki pada tahun 2012 menemukan bahwa 12,6% mahasiswa kedokteran di Turki mengalami episode nyeri kepala primer seperti migrain dan TTH. Disebutkan bahwa selain dikaitkan dengan kejadian depresi, nyeri kepala, terutama migren, juga memiliki hubungan dengan klinis psikiatrik lainnya seperti kecemasan, post-traumatic stress disorders, dan alexithymia.13 Hasil yang senada dengan hasil penelitian-penelitian tersebut juga didapatkan pada penelitian ini. Pada penelitian ini didapatkan 57,5% subyek mengalami TTH dan 61,6% subyek juga mengalami kondisi kecemasan. Prevalensi kecemasan dan TTH yang cukup tinggi ini mendukung dan sesuai dengan hasil-hasil penelitian serupa sebelumnya. Sebuah meta-analisis yang menelaah 41 penelitian dengan keterlibatan 5.908 orang tentang hubungan antara tingkat kecemasan dan nyeri menyimpulkan bahwa tingkat kecemasan memiliki korelasi yang kuat dengan gangguan toleransi terhadap nyeri dan disabilitas yang berkaitan dengan nyeri.14 Penelitian lain yang meneliti hubungan stres dan intensitas TTH kronis menduga hal ini berkaitan dengan sensitivitas terhadap nyeri serta, secara lebih spesifik, berkaitan dengan proses perifer dan sentral.13 Pada penelitian ini didapatkan adanya korelasi positif antara kecemasan dan TTH. Didapatkan 80% mahasiswa yang memiliki kecemasan juga mengalami TTH (r=0,516, p=0,001). Pada kondisi cemas dan dalam tekanan tertentu (stres) terjadi ketegangan yang memicu proses mekanik dari otot-otot dan susunan peka nyeri dan aktifnya mediator-mediator inflamasi yang berakibat munculnya nyeri. Hal ini didukung oleh penjabaran tentang peran otot dalam proses perifer dan sensitisasi sentral. Proses sensitisasi sentral mempengaruhi sensitifitas nyeri sentral yang meningkat, terutama pada TTH kronik.5,6,7 Keterbatasan penelitian ini meliputi rancang penelitian yang tidak bisa menyimpulkan adanya hubungan sebab akibat antara kecemasan dan TTH. Perlu penelitian dengan rancang prospektif untuk menyempurnakan penelitian ini. KESIMPULAN Kecemasan berkorelasi positif dengan TTH pada mahasiswa kedokteran, bahwa semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin tinggi pula tingkat kejadian TTH. DAFTAR PUSTAKA 1. 2.
Blaauw BA, Dyb G, Hagen K, Holmen TL, Linde M, Wentzel-Larsen T, dkk. Anxiety, depression and behavioral problems among adolescents with recurrent headache: The youngHUNT study. J Headiche Pain. 2015;1:1-9. Waldie KE, Buckley J, Bull PN, Poulton R. Tension-type headache: a life-course review. J Headache Pain. 2015 [diunduh 5 Agustus 2016];1:2. Tersedia dari: J Headache Pain.
3. 4.
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Schramm SH, Obermann M, Katsarava Z, Diener HC, Moebus S, Yoon MS. Epidemiological profiles of patients with chronic migraine and chronic tension-type headache. J Headache Pain [serial online]. 2013 [diunduh 5 Agustus 2014];14:40. Tersedia dari: J Headache Pain. Ferrante T, Manzoni GC, Russo M, Camarda C, Taga A, Veronesi L, dkk. Prevalence of tension-type headache in adult general population: the PACE study and review of the literature. Neurol Sci. [serial online]. 2013 [diunduh 5 Agustus 2014];34:137-8. Tersedia dari: Springer. Bendtsen L, Fernandez-de-la-Penas C. The role of muscle in tension type headache. Curr Pain Headache Rep. 2011 [diunduh 6 Agustus 2014];15:451-8. Tersedia dari: Springer. Millea PJ, Brodie JJ. Tension-type headache. Am Fam Physician. [serial online]. 2002 [diunduh 8 agustus 2014];66:797-804. Tersedia dari: AAFP. Lucchetti G, Peres MF, Lucchetti AL, Mercante JP, Guendler VZ, Zukerman E. Generalized anxiety disorder, subthreshold anxiety and anxiety symptoms in primary headache. Psychiatry Clin Neurosci. 2013;67:41-9. Mullin K, Buse DC, Sollars CM, Lipton RB. Epidemiology of the psychiatric comorbidities of headache. Dalam: Green WM, Muskin RP, editor. The neuropsychiatry of headache. Nw York: Cambridge University Press; 2013. hlm. 1-8. Pooja M, Meha J. Personality and psychiatric co-morbidities associated with tension type headache (TTH) and migraine: A review. Indian Journal of Health and Wellbeing. 2015;6:1135-7. Niemi PM, Vainiomäki PT. Medical students’ distress–quality, continuity and gender differences during a six-year medical programme. Med Teach. 2006;28:136-41. Kummer A, Cardoso F, Teixeira AL. Generalized anxiety disorder and the hamilton anxiety rating scale in parkinson’s disease. Arq Neuropsiquiatr. 2010;68:495-501. Kelompok Studi Nyeri Kepala PERDOSSI, Sjahrir H. Konsensus nasional IV diagnostik dan penatalaksanaan nyeri kepala. Surabaya: Airlangga University Press; 2013. Balaban H, Semiz M, Ahmet SI, Kavakci O, Cinar Z, Dikici A, dkk. Migraine prevalence, alexithymia, and post-traumatic stress disorder among medical students in Turkey. J Headache Pain. 2012;13:459–67. Ocanez KL, McHugh K, Otto MW. A meta-analytic review of the association between anxiety sensitivity and pain. Depress Anxiety. 2010;27:760-7.