KORDINASI YANG BERBASIS AL-QUR’AN DAN HADITS ZAINAL ARIFIN ABSTRAK Koordinasi atau integrasi adalah suatu proses untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik di antara kegiatan-kegiatan, baik itu kegiatan-kegiatan fisik maupun kegiatankegiatan rohaniah. Koordinasi adalah penting dalam organisasiorganisasi yang kompleks, karena di situ dapat banyak kegiatan yang berlainan dilakukan oleh banyak orang dalam banyak bagian. Kebutuhan akan koordinasi timbul sewaktu-waktu apabila satu orang atau kelompok bertanggung jawab atas kesempurnaan suatu tugas. Apabila terdapat keadaan saling bergantungan diantara kegiatankegiatan maka hasil yang efektif akan dapat tercapai hanya apabila kegiatan-kegiatan tersebut dikoordinasikan. Dalam Pandangan Al–Quran terdapat dua kata bantu yang untuk mempelajari pengkoordinasian ini. Kata tersebut adalah Shaff dan ummat. kata shaff dengan koordinasi. Jadi kordinasi menurut analisis kata ini adalah suatu perkumpulan atau jamaah yang mempunyai sistem yang teratur dan tertib untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan dalam Hadits disebutkan yang artinya Setiap hamba itu adalah pengembala (pemelihara) atas harta tuannya, dan dia bertanggung jawab atas harta yang dikelolanya. (HR. Imam Muslim). Seorang manajer dalam memberikan koordinasi kepada seluruh individu dan unit lain yang berada di bawah kekuasaanya harus lah mempunyai kebijakan dan keahlian yang belum diketahui oleh individu dan unit-unit tersebut. Kata Kunci: Koordinasi, Basis Al-Qur’an dan Hadits.
A.
Latar Belakang Koordinasi merupakan hal yang sangat penting dan harus ada dalam suatu
manajemen, karena koordinasi merupakan pendukung tercapainya tujuan yang ada dalam suatu manajemen. koordinasi di sini berhubungan dengan kepemimpinan dari suatu manajemen, baik manajemen dalam pendidikan maupun di luar pendidikan. Dengan koordinasi yang baik dalam suatu manajemen, maka akan menghasilkan hasil yang baik pula, serta lebih maksimal dalam mencapai tujuan.
Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemimpin dengan bawahan, ataupun sesama anggota yang ada dalam suatu manajemen. Intinya adalah harus ada kerjasama yang baik antar semua komponen yang ada dalam suatu manajemen. Koordinasi sangat diperlukan dalam setiap manajemen kecil dan besar, baik manajemen sederhana maupun yang kompleks. Dalam mencapai tujuan manajemen selalu ada saja hal-hal yang saling berkaitan dan perludi koordinasikan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang koordinasi, karena merupakan unsur tercapainya keberhasilan dalam suatu manajemen. Semoga materi yang kami sampaikan bisa menambah wawasan para pembaca dan dapat memberikan kontribusi khususnya dalam bidang pendidikan.
B. Koordinasi 1. Pengertian Koordinasi dalam manajemen Pendidikan berbasis Al-qur’an dan Hadits. Dalam Pandangan Al–Quran terdapat dua kata bantu yang untuk mempelajari pengkoordinasian ini. Kata tersebut adalah Shaff dan ummat. Penulis akan membahas dua kata tersebut satu per satu. Penulis mengidentikkan kata shaff dengan koordinasi. Jadi kordinasi menurut analisis kata ini adalah suatu perkumpulan atau jamaah yang mempunyai sistem yang teratur dan tertib untuk mencapai tujuan bersama. Dalam surah alShaff ayat 4 dikemukakan: َّ إِ َّن ٌ َصفًّّا َكأَوٍَُّ ْم بُ ْىي )4( ٌان َمسْ صُُص َ ًِ َِّللاَ يُ ِحبُّ انَّ ِريهَ يُقَاتِهُُنَ فِي َسبِيه Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Maksud dari shaff disitu menurut al-Qurtubi adalah menyuruh masuk dalam sebuah barisan (organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan.1 Dalam sebuah hadits diterangkan: ]71[ ًإن َّللا عز َجم يحب إذا عمم أحدكم عمال أن يتقى Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan "tepat, terarah dan tuntas". Suatu pekerjaan apabila dilakukan dengan teratur dan terarah, maka hasilnya juga akan baik. Maka dalam suatu koordinasi yang baik, proses juga dilakukan secara terarah dan teratur atau itqan. Menurut al-Baghawi maksud dari ayat di atas adalah manusia seyogyanya tetap pada tempatnya dan tidak bergoyah dari tempat tersebut.2 Di samping itu, dalam ayat tersebut banyak mufassir yang menerangkan bahwa ayat tersebut adalah barisan dalam perang.3
Maka ayat tersebut
mengindikasikan adanya tujuan dari barisan perang yaitu berupaya untuk melaksanakan kewajiban yaitu jihad di jalan allah dan memperoleh kemenangan. Dalam penafsiran versi lain, dikemukakan bahwa ayat tersebut menunjukkan barisan dalam shalat yang memiliki keteraturan.4 Dari sini dapat dikemukakan bahwa ciri organisasi adalah mempunyai pemimpin dan terjadi itba’ terhadap kepemimpinan tersebut. Namun ada juga yang memberikan depenisi yaitu: Koordinasi berasal dari bahasa latin, yakni cum yang berarti berbeda-beda, dan ordinare yang berarti penyusunan atau penempatan sesuatu pada keharusannya. Koordinasi terkadang disebut juga kerjasama, akan tetapi sebenarnya lebih dari pada sekedar kerjasama, karena dalam koordinasi juga terkandung sinkronisasi. Sementara kerjasama merupakan suatu kegiatan kolektif dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
1
2
3
4
Samsyu al-Din al-Qurtubi, Jami' al-Bayan li al-Ahkam al-Qur'an, juz 1, (Mauqi'u al-Tafasir: Dalam Software Maktabah Samilah, 2005), hal. 5594. Abu Muhammad Hasan ibn Mas'ud al-Baghawi, Mu'alim al Tanzil juz 8, (Dar Tayyibah lin Nasr: Dalam Software Maktabah Samilah, 2005), hal.108. Ibn Jarir al-Thabari, Tafsir Jami' al Bayan fi ta'wil al-Qur'an, juz 23, (Mauqiu Majma' al Mulk: dalam Software Maktabah Samilah, 2005), hal.357 Al-Qurtubi, Jami' al-Bayan li al-Ahkam al-Qur'an, juz 1…, 5594
bersama. Dengan demikian kerjasama dapat terjadi tanpa koordinasi, sedangkan dalam koordinasi pasti ada upaya kerjasama.5 Koordinasi adalah pengaturan tata hubungan dari usaha bersama untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam pencapaian tujuan bersama. Koordinasi merupakan proses yang mengatur pembagian kerja antarindividu atau antar kelompok dalam suatu organisasi.6 SP.
Hasibuan
mengarahkan, manajemen
Memberikan
mengintegrasikan
depenisi dan
Koordinasi
adalah
mengkoordinasikan
kegiatan
unsure-unsur
dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan
organisasi.7 Dan Peithzal Rivai, berpendapat: koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, materiil, pikiran-pikiran,tehnik-tehnik dan tujuan kedalam hubungan tang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan.8 Pokok-pokok pikiran intisari koordinasi, yaitu: Kesatuan tindakan atau usaha, penyesuaian antarbagian, keseimbangan antar satuan, keselarasan dan sinkronisasi. Dapat disimpulkan bahwa koordinasi dalam manajemen merupakan pemberian tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dalam hal ini Allah Swt. Berfirman dalam surah An- Nisa’ ayat 58 menyatakan: Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat (QS. An-Nisa’, 58). 5
6
7
8
E. Muliyasa, Manajemen berbasis sekolah, ( Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2002), hal.131. Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Pajar Interpratama, 2009), hal. 64. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi Revisi, (Bandung: Bumi Aksara 2001), hal. 85-86. Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 129.
Dari ayat ini jelas sekali Allah SWT megisyaratkan untuk senantiasa melaksanakan kordinasi, di mana pada ayat tersebut di gambarkan sebagai “penyampaian amanah kepada yang berhak menerima” seorang atasan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan segala tugas dan kewajiban yang harus dikerjakan oleh bawahan dengan jalan mengadakan koordinasi yang tujuannya untuk memudahakan tercapainya tujuan yang akan dicapai. Dapat disimpulkan bahwa Koordinasi adalah suatu Proses pengintegrasian (memadukan), menyingkronisasikan, menyederhanakan pelaksanaan tugas-tugas yang terpisah pisah secara terus menerus untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Tanpa adanya koordinasi, individu-individu dan bagian – bagian tidak dapat melihat peran mereka dalam satu organisasi atau suatu kegiatan manajemen. Mereka akan terbawa untuk mengikuti kepentingan kepentingan sendiri (ego sektoral) dan bahkan dapat mengorbankan sasaran-sasaran manajemen yang lebih luas. Pendekatan yang dilakukan dalam koordinasi adalah pendekatan sistem. Dengan pendekatan sistem memandang koordinasi sebagai pengintegrasian, pengsingkronisasian, dan penyerderhanaan pelaksanaan tugas yang terpisah pisah secara terus menerus oleh sejumlah individu atau unit sehingga semuanya bersatu dalam jumlah yang tepat, mutu yang tepat, tempat yang tepat, dan waktu yang tepat dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dengan koordinasi terjadi keseimbangan sejumlah bagian yang berlainan dengan menyelaraskan interaksinya sehingga keseluruhan organisas dalam manajemen bergerak kepada satu tujuan yang sudah ditentukan secara efektif dan efisien sebagai suatu sistem. Koordinasi adalah bagian penting di antara anggota-anggota atau unit-unit organisasi atau manajemen
yang pekerjaannya saling bergantung. Semakin
banyak pekerjaan individu-individu atau unit-unit yang berlainan tetapi erat hubungannya, semakin besar pula kemungkinan terjadinya masalah-masalah koordinasi. Misalnya pengadaan perlengkapan sekolah oleh kepala sekolah harus
dikoordinasikan dengan staf di sekolah sehingga tidak terjadi tumpang tindih. Dalam hal ini Allah SWT, memberikan gambaran tentang seorang manejer : Artinya: Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. AlAn’am, Ayat: 165). Orang-orang yang berkoordinasi dilingkungan sekolah adalah mereka yang termasuk dalam sumber daya pendidikan. Sumberdaya pendidikan merupakan input penting yang diperlukan untuk kelangsungan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di tingkat sekolah. Tanpa sumber daya pendidikan memadai program pendidikan di sekolah pun tidak akan berlangsung secara memadai, yang pada gilirannya tujuan dan sasaran pendidikan yang ingin dicapai tidak akan berhasil. Sumberdaya pendidikan meliputi sumberdaya manusia (kepala sekolah, guru BP, pegawai tatausaha, siswa, komite sekolah, pengawas, aparat dinas pendidikan dll).sementara sumber daya lainnya (peralatan, perlengkapan, uang, dan bahan). Perangkat lunak (struktur organisasi, peraturan, perundang undangan, deskripsi tugas, rencana, program), harapan-harapan, visi misi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pendidikan). Semua sumber daya pendidikan ini harus disiapkan melalui pengkoordinasian. Semakin baik pengkoordinasian semakin siap input untuk berproses, semakin siap input berproses semakin tinggi pula mutu out put sekolah. Proses pendidikan akan bermutu tinggi, apabila pengoordinasian input pendidikan secara harmonis sehingga mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan, mendorong motivasi belajar untuk bekerja, dan memberdayakan sumber daya pendidikan. Agar kepala sekolah mampu menyiapkan input sekolah dengan baik maka kepala sekolah perlu dibekali
kemampuan mengoordinasikan sumberdaya pendidikan yang terbatas untuk mencapai tujuan pendidikan. Apabila diketahui bahwa salah satu tugas kepala sekolah di dalam pelaksanaan desentralisasi pendidikan adalah mengordinasikan dan menyerasikan segala sumber daya pendidikan di sekolah dan di luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan desentralisasi, kewenangan kepala sekolah sebagai manejer pendidikan untuk mengelola pendidikan di sekolah menjadi semakin besar. Kepala sekolah mempunyai otonomi untuk mengatur rumah tangganya sendiri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan daerahnya masing masing. Kepala sekolah yang lebih tahu apa yang dibutuhkan sekolahnya, dan apa yang terbaik untuk sekolahnya. Kewenagan kepala sekolah lebih luas otonominya. Untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal, maka kepala sekolah tidaklah bekerja sendidi-sendiri, tetapi bekerja dengan pihak terkait dalam satu koordinasi yang di koordinatori oleh kepala sekolah. Untuk maksud itu, kepala sekolah harus bekerja sama dengan stakeholders sekolah seperti: Wk. sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, komite sekolah, tokoh masyarakat, pengawas,
aparat dinas
pendidikan, unsur alumni, dan pengusaha, agar kepala sekolah dapat berkoordinas dengan baik maka kepala sekolah perlu dibekali keterampilan berkoordinasi. Dalam hal ini Allah SWT. Memberikan pandangan tentang kewenagan kepala sekolah dan kerjasamanya dengan segala unsur sekolah: Artinya: Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS. Ali-Imran: 26). Kekuasaan dan kewenagan memiliki pengertian yang berbeda, kekuasaan diartikan sebagai kemampuan untuk menggerakkan orang melakukan sesuatu sesuai dengan cara yang diinginkan, sedangkan wewenang memiliki pengertian
yang lebih sempit, wewenang adalah bentuk kekuasaan yang dilegitimasikan karena itu dapat diterima bawahan. Seorang kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen yaitu: kebijakan, rencana kerja yang dirinci secara sistematis, prosedur kerja, rapat, taklimat (brefing), surat keputusan bersama, surat edaran bersama, tim panitia, satuan tugas, kelompok kerja, gugus tugas, komite sekolah, dan tehnik pengendalian mutu. Dari penjelasan ini semakin jelas kelihatan tugas seorang kepala sekolah sebagai koordinator untuk menggerakkan semua personil atau input yang ada agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai, oleh karnanya seorang kepala sekolah sebagai manejer juga sebagai koordinator harus mengerti tentang hakekat pekerjaannya yaitu: mengordinasikan, tugas individu, kelompok, dan organisasi, dengan empat fungsi manajemen yaitu: planning, organizing, leading, and controlling, untuk mencapai tujuan individu, kelompok dan organisasi.9 Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa koordinasi merupakan salah satu kerja seorang manejer (pemimpin), tanpa adanya koordinasi tujuan yang akan dicapai tidak kan dapat diperoleh seefektif dan seefisien mungkin dengan gambaran sebagai berikut: Fungsi Manajemen - Perencanaan -
Pengorganisasian Pengarahan Pengendalian
Mengordinasikan Prilaku: - Individu
-
- Kelompok - Organisasi
9
Mendapatkan: -
-
Keefektipan individu Keefekipan kelompok Kefektipan organisasi
Gibson, J.L.Ivancevich, Organizatis, Behavior, structure processes, diterjamahkan oleh: Husaini Usman (New York: McGraw-Hill Irwin, 2009), hal. 16-17.
2. Macam macam koordinasi dalam manajemen pendidikan berbasis AlQur’an dan Hadits. Dalam pelaksanaan koordinasi dalam suatu organisasi atau dalam proses pelaksanaan manajemen, terdapat tiga macam keadaan yang saling bergantung (Interdependence) di antara unit-unit organisasi yaitu: a. Keadaan saling bergantung yang disatukan (pooled interdependence). b. Keadaan saling bergantung berurutan (sequential interdependence). c. Keadaan saling bergantungan timbal balik ( reciprocal interdependence).10 Keadaan saling bergantungan yang disatukan ialah apabila individu individu atau unit-unit organisasi tidak tergantung satu sama lainnya untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari, tetapi bergantung kepada pelaksanaan pekerjaan yang memadai dari-masing-masing individu atau unit organisasi untuk kelangsungan hidupnya. Contoh, kepala sekolah berkoordinasi dengan kepla dinas kesehatan, kepala dinas tenaga kerja, kepala dinas pendidikan, dalam rangka meningkatkan sumberdaya siswa di sekolah. Kepala sekolah akan berfungsi dalam keadaan saling bergantung secara penuh kepada kepala dinas kesehatan, dinas tenaga kerja, dinas pendidikan. Meskipun demikian, pelaksanaan pekerjaan yang baik dari masing-masing dinas diperlukan untuk kelangsungan hidup semua lembaga tersebut. Contoh gambar seperti berikut: KEPALA SEKOLAH
1
2
3
4
5
6
7
Keadaan saling bergantungan yang disatukan dan kepala sekolah sebagai koordinator 10
Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, (jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006), hal. 441
KETERANGAN: 1. = WK. Kepala sekolah 2. = Guru 3. = Siswa 4. = Orang tua/ masyarakat/ komite sekolah
6. = Unsur propesi
5. = Unsur Pemerintah
7. = Unsur lain yang terkait
6. = Unsur propesi
---- = Garis koordinasi
Keadaan saliung bergantungan berurutan ialah individu-individu atau suatu unit sekolah harus bertindak sebelum unit sekolah berikutnya atau lainnya dapat bertindak. Contoh: penilaian kinerja menanti pelaksanaan kerja selesai, sedangkan pelaksanaan kerja menanti perencanaan kerja selesai. Digambarkan sebagai berikut: Kepala Sekolah
Perencanaan kerja
Pelaksanaan kerja
Penilaian kerja
Keadaan Saling Bergantungan dan berurutan Keadaan saling bergantungan timbal balik ialah individu- individu atau unit-unit sekolah saling bergantung dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Contohnya: untuk meningkatkan NEM siswa, SMP melaksanakan PBM dengan sebaik-baiknya,
bersamaan
dengan
itu
kepala
sekolah
melalui
bagian
perlengkapan menyediakan sarana dan prasarana KBM nya untuk memenuhi kebutuhan guru-guru dan siswa-siswanya, dan pengurus komite memotivasi orang tua/wali siswa agar mengawasi dan membina anak-anaknya agar rajin belajar. Dapat di gambarkan sebagai berikut:
Kepala Sekolah
Bagian perlengkapan
SMP
Komite
Keadaan Saling Bergantungan dan timbal balik Pandangan Agama Islam terhadap ketiga macam hubungan tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an :
Artinya: Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksaNya (QS. Al-Maidah: 2). Koordinasi bukanlah bagian yang terpisahkan dari integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi. Oleh karena itu, muncul singkatan KISS (Koordinasi, Integrasi, Singkronisasi, dan Simplifikasi). Pengoordinasi perlu dilaksanakan sejak dari proses perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, sampai pada pengawasan dan pengendaliannya. Seberapa jauh kepala sekolah mampu berkoordinasi secara efektif dan efisien dipengaruhi oleh sejumlah bawahan atau stakeholders yang melaksanakan koordinasi. Sejumlah orang yang melaksanakan dan melapor kegiatan masing-masing dikenal dengan sebutan span of management atau span of control. Menurut Usman jumlah orang yang berkoordinasi tidak boleh lebih dari 10 orang untuk setiap kegiatan jika lebih dari 10 orang maka koordinasi akan mengalami kesulitan, koordinasi tidak sama dengan kerja sama (team work).11 Dari penjelasan di atas koordinasi secara garis besarnya dapat dibagi dua yaitu: 11
Ibid, hal.444.
a. Koordinasi Hierarkhis (koordinasi Vertikal) Koordinasi hierarkhis (vertical) adalah koordinasi yang di lakukan oleh seorang pejabat pimpinan dalam suatu instansi pemerintah terhadap pejabat (pegawai) atau instansi bawahannya.Setiap pimpinan berkewajiban untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahannya. b.
Koordinasi Fungsional Koordinasi fungsional adalah koordinasi yang di lakukan oleh seorang pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan azas fungsional. Dalam koordinasi fungsional dapat di bedakan menjadi tiga yaitu :
1). Koordinasi Fungsional Horizontal Koordinasi ini di lakukan oleh seorang pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang setingkat. 2). Koordinasi Fungsional Diagonal Koordinasi ini di lakukan oleh seorang pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi bukan bawahannya. 3). Koordinasi Fungsional Teritorial Koordinasi ini di lakukan oleh seorang pejabat atau pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang berada dalam satu wilayah (territorial) tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah tersebut menjadi wewenang atau tanggung jawabnya selaku penguasa atau penanggung jawab tunggal. Dalam koordinasi terdapat dua pihak yang yang saling tergantung dan merupakan unsur utama dalam suatu organisasi yaitu keberadaan pimpinan sebagai atasan dan bawahan sebagai pegawai. Kedua belah pihak saling membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan keberadaannya. Untuk itu perlu penilaian terhadap kinerja bawahan dan bawahan mempunyai penilaian terhadap atasannya, apakah pemimpinnya merupakan pribadi yang dapat dicontoh sebagai teladan, atau orang yang yang mampu memberikan motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih baik, ataupun mengembangkan
bawahannya sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, pemimpin merupakan orang yang bertanggungjawab dan mampu mengatasi berbagai kesulitan. Dalam hal ini Allah SWT memebrikan pandangan dalam Al-Qur’an: Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat (QS. An-Nisa’ 58). Dalam Hadits disebutkan: ًَانعبد زاع عهي ما ل سيدي ٌَُ مسؤل عى Artinya: Setiap hamba itu adalah pengembala (pemelihara) atas harta tuannya, dan dia bertanggung jawab atas harta yang dikelolanya. (HR. Imam Muslim). Agar dapat membimbing maupun mengerakkan orang lain, seorang pemimpin harus memilki kelebihan dari bawahannya, hal ini berkaitan dengan kualitas yang dimiliki oleh pemimpin tersebut. Dengan kualitas yanng dimiliki memudahkan untuk menggerakkan, mengordinasikan seluruh unit atau individu atau pegawai bawahan untuk melaksanakan tugasnya masing-masing. Kauzas-Posner mengatakan beberapa kebiasaan dan tingkah laku pemimpin yaitu: a) Menentang proses, mencari kesempatan percobaan mengambil resiko. b) Memberi inspirasi vissi bersama, menggambarkan masa depan, membantu orang lain. c) Memungkinkan orang lain untuk bertindak, mempererat kerja sama memperkuat orang lain. d) Membuat model pemecahan, memberi contoh merencanakan keberhasilan.
e) Memberi semangat mengakui konstribusi individu, merayakan prestasi kerja.12 Berkaitan dengan uraian diatas Allah Swt. Berfirman: Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (QS.Ali-Imran;159). Dengan demikian, pada dasarnya perilaku seorang pemimpin dalam berkoordinasi dan memberikan inspirasi kepada bawahan, menyelesaikan tugas, dan mengembangkan bawahan, menjalankan kewajiban dan memperbaiki kemunduran karena kegagalan dalam mencapai tujuan. 3. Tujuan Dan Manfaat Koordinasi dalam manajemen Pendidikan berbasis Al-Quran dan Hadits Adapun tujuan dan manfaat koordinasi antara lain: a. Untuk mewujudkan KISS (Koordinasi, intekrasi, singkronisasi, dan simplikasi) agar tujuan organisasi tercapai efektif dan efisien. Dalam al-Qur’an dijelaskan: Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan 12
Kauzes-Posner dalam Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 128.
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat (QS. Al-Nisa’; 58). b. Memecahkan konplik anatara pihak terkait. Artinya: kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (QS. AliImran; 110). c. Agar memanejer pendidikan mampu mengintegrasikan dan mengsikronisasikan pelaksanaan tugas-tugasnya dengan stakeholders pendidikan yang saling bergfantungan, semakin besar ketergantungan dari unit-unit, semakin besar pula kebutuhan akan penborganisasian. Pandangan al-Qur’an sbb: d. Agar manajer pendidikan dapat mengordinasiskan pembangunan sektor pendidikan dengan pengembangan sektor lain. e.
Agar manajer pendidikan mampu mengintegrasikan kegitan fungsional dinas pendidikan dan tujuan-tujuan dari unit organisasi yang terpisah pisah – pisah untuk mencapai tujuan bersama dengan sumber daya yang terbatas secara efektif dan efisien. Pandangan al-qur an pada poin c.d, e sbb: Artinya: Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS.Al-An am;165).
f. Adanya pembagian kerja dimana semakin besar pembagian kerja, semakin diperlukan pengordinasian/ penyerasian sehingga tidak terjadi duplikasiatau tumpang tindih pekerjaan yang mengakibatkan pemborosan. g. Untuk mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik dan harmonis diantara
kegiatan-kegiatan,
baik
fisik
maupun
non
fisik
dengan
stakeholders. h. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dengan sumber daya yang terbatas. Pandangan Al-qur an pada poin, f, g, h sebagai berikut: Artinya: dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar[1195]. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami (QS. AlSajadah; 24). i. Mencegah terjadinya konplik internal dan eksternal sekolah yang kontra produktif. j. Mencegah terjadinya kekosongan ruang dan waktu k. Mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat. Demikian pandangan AlQur’an pada poin, I, j dan K sebagai berikut: Artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS. Al-Baqarah; 148). Dalam Al-Hadits dijelaskan sebagai berikut: ما حسد األ اثىيه زجم اتاي َّللا مال فصهطً عهي ٌهكتً في حق َزجم اتاي َّللا انحكمً فٍُ يقضي بٍا َيعهمٍا Artinya: Tidak boleh iri, kecuali kedua orang, yaitu laki-laki yang diberi harta oleh Allah, lantas ia menguasainya sampai habis dalam kebenaran,
dan orang laki-laki yang diberi hikmah (kebijaksanaan) oleh Allah lantas mempraktekkan dan mengajarkannya. (HR. Bukhori dan Muslim). 4. Pendekatan koordinasi dalam manajemen pendidikan Islam berbasis AlQur’an dan Hadits. Terdapat tiga pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif dan efisien, yaitu sebagai berikut: a. Menggunakan tehnik manajemen yang asasi Masalah-masalah koordinasi yang sederhana sering dipecahkan melalui penggunaan
mekanisme
manajerial
yang
asasi
untuk
mencapai
pengordinasian. Mekanisme koordinasi secara singkat dapat diuraikan: 1). Hiraki Manajerial, Yaitu rangakaian komando organisasi menguraikan hubungan-hubungan di antara individu-individu dan unit-unit yang diawasi. Dengan cara demikian akan membantu arus imformasi dan pekerjaan di antara unit-unit. 2). Peraturan dan Prosedur, yaitu suatu organisasi dibuat untuk menangani kejadian-kejadian sehari-hari sebelum hal-hal tersebut terjadi. Jika peraturan dan prosedur itu diikuti secara teratur maka bawahan akan dapat mengambil tindakan secara tepat dan bebas, memberikan lebih banyak waktu kepada atasan untuk mencurahkan perhatiannya kepada kejadian-kejadian baru dan unik. 3). Rencana dan Tujuan, yaitu untuk mencapai koordinasi harus menjamin bahwa semua individu atau unit-unit mengarahkan dan menggerakkan upaya-upaya kearah sasaran yang luas dan sama. Dalam hal ini Allah SWT. Memberikan pandangan sebagai berikut: Artinya: Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang
sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan (QS. Shad; 26). b. Meningkatkan kesanggupan Koordinasi. Jika unit lebih banyak dan saling bergantung, maka diperlukan lebih banyak imformasi bagi organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, kesanggupan berkoordinasi juga harus ditingkatkan. Apabila teknik-teknik manjamen asasi belum cukup untuk meningkatkan koordinasi, maka diperlukan keahlian berkoordinasi baik kordinasi verikal maupun horizontal. dalam hal ini Allah SWT. Memberi pandangan sebagai berikut: Artinya: (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri[621], dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui (QS. Al-Anfal; 8)
c. Mengurangi kebutuhan berkoordinasi Cara mengurangi kebutuhan akan koordinasi antar lain: 1). Menciptakan sumber-sumber tambahan, yaitu memberikan pasilitaspasilitas kepada individu-individu atau unit-unit untuk memenuhi kebutuhannya. 2). Menciptakan unit-unit bebas, yaitu memberikan kebebasan kepada individu-individu atau unit-unit untuk berkreasi sehingga tidak perlu lagi berkoordinasi. Dari penjelasan di atas dapat digambarkan tiga pendekatan koordinasi yang efektif yaitu: Teknik-teknik manajemen yang asasi Hirarki manajerial
Peraturan dan prosedur
Rencana dan tujuan
Meningkatkan kesanggupan untuk Pengoordinasian
Mengurangi kebutuhan pengoordinasian
Sistem Vertikal Sitem Horizontal
Menciptakan sumber tambahan Menciptakan unit-unit bebas
5. Perinsip koordinasi manajemen pendidikan berbasis Al-Qur’an dan Hadits. Perinsip-perinsip koordinasi disingkat dengan koordinasi yaitu: a. Kesamaan, sama dalam visi, missi, dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan bersama. b. Orientasikan, titik pusatnya pada sekolah (stakeholders). c. Organisasikan, orang-orang yang berkoordinasi untuk membina satu sekolah yaitu harus berada dalam satu payung (terorganisir) sehingga egosektoral dapat terhindar. d. Rumuskan, menyatakan dengan benar tentang tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, agar jangan terjadi tumpang tindih. e. Diskusikan, mencari cara yang efektif, efisien, dan komunokatif, dalam berkoordinasi. f. Imformasikan, semua hasil diskusi secepat mungkin disampaikan kesemua unsur melalui jalur koordinasi. g. Negosiasikan, dalam perundingan mencari kesepakatan harus saling menghormati jangan sampai pihak sekolah merasa dirugikan. h. Atur jadwal, rencana koordinasi harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak. i. Solusikan, semua masalah yang muncul harus segera diselesaikan dan dipecahkan bersama oleh stakeholders.
j. Insafkan, setiap stakeholders harus membuat laporan tertulis dan siap mengimformasikannya sesuai kebutuhan koordinasi. Bagaimana pandangan Al-Qur’an dan hadits tentang perinsip-perinsip koordinasi ini, dapat ditinjau dari berbagai ayat dan hadits sebagai berikut: Artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. "mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui (QS. AlBaqarah; 30).
Bahwa seorang manajer dalam memberikan koordinasi kepada seluruh individu dan unit lain yang berada di bawah kekuasaanya harus lah mempunyai kebijakan dan keahlian yang belum diketahui oleh individu dan unit-unit tersebut. Pada ayat lain dijelaskan bagaiman untuk mempermudah kegiatan koordinasi itu: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya (QS. Ali-Imran; 118). Pada ayat lain Allah menjelaskan bagaiman gaya koordinasi dalam pandangan Al-qur an, sebagai berikut:
Artinya: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orangorang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Fath; 29). Bahwa Allah telah menggambarkan gaya kepemimpinan dalam diri Rasulullah SAW. Mempunyai ketegasan, kebijakan, dan kekeluargaan dengan penuh kasih sayang. Dalam mengambil suatu keputusan selalu dengan jalan musyawarah, sebagaimana dijelaskan dalam Al-qur an sebagai berikut: Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka (QS. Asy-Syu’ra; 38) 6. Karakteristik Koordinasi yang efektif dalam manajemen Pendidikan berbasis Al-Qur’an dan Hadits. Menurut Usman ada sepuluh karakteristik yang efektif dalam koordinasi yaitu: 1. Tujuan berkoordinasi tercapai dengan memuaskan semua pihak terkait. 2. Koordinasi sangat proaktif dan Stakeholders kooperatif
3. Tidak ada yang mementingkan diri sendiri atau kelompok (egosektoral) 4. Tidak terjadi tumpang tindih tugas 5. Komitmen semua pihak tinggi 6. Impormasi keputusan mengalir cepat kesemua pihak 7. Tidak merugikan pihak-pihak yang berkoordinasi 8. Pelaksanaannya tepat waktu 9. Semua masalah dapat dipecahkan 10. Tersedianya laporan tertulis oleh masing-masing stakeholders.13 C. Koordinasi
Sumber
Daya
Pendidikan
Dalam
Mencapai
Tujuan
Pendidikan 1. Koordinasi proses belajar mengajar. a. Kepala sekolah, pengawas sekolah, dan wakil kepala sekolah urusan kurikulum bersama-sama membuat program kegiatan supervisi kegitatan belajar mengajar lengkap denga administrasi yang rinci dan pembagian tugas yang jelas. b. Usahakan adanya koordinasi dengan kepala sekolah misalnya kebenaran, kesulitan dalam penerimaan dan kelulusan siswa. c. Kepala sekolah memprogramkan untuk mengadakan pertemuan dengan stokeholders minimal satu kali satu bulan contoh: rapat staf, rapat dengan orang tua siswa/komite, dll. Kepala sekolah senantiasa membuat laporan tertulis tentang keberadaan siswa sebagai bahan untuk koordinasi dengan pihak terkait. 2. Koordinasi kesiswaan a. Untuk memperlancar kegiatan penerimaan siswa baru (PSB) kepala sekolah harus membentuk kepanitiaan, dengan tugas-tugas yang jelas dan terperinci. Kepala sekolah mengarahkan tugas-tugas kepanitiaan, dan panitia melaporkan kegiatan setelah selesai PSB dengan cara tertulis.
13
Op Cit, Usman, hal. 449.
b. Kepala sekolah selalu mengadan koordinasi dengan Kepala dinas pendidikan terhadap pungutan-pungutan yang akan dilakukan sehingga pemecahan masalah sekolah dapat diselesaikan secara dini. c. Pertemuan kepala sekolah, guru, komite dibuat secara berkala guna membahas permasalahan kesiswaan. 3. Koordinasi ketenagaan Dalam rangka kegiatan administrasi ketenagaan seperti kebutuhan tenaga, kekurangan tenaga, kenaikan pangkat, maka kepala sekolah menugaskan kepala seksi kepegawaian di sekolah untuk menyelesaikan tugas tersebut. Kepala seksi kepegawaian berkoordinasi dan melaporkan hasilnya kepada kepala dinas pendidikan/ staf yang membidangi, untuk berkoordinasi dengan kepal kepegawaian daerah (BKD). 4. Koordinasi keuangan Pembuatan daftar usulan kegiatan (DUK ), daftar isisan proyek (DIP), dan membuat proposal Block grant memerlukan koordinasi dengan seluruh staf sekolah yang terkait. Pelaporan keuangan juga memerlukan koordinasi kepala sekolah dengan kepala seksi keuangan di sekolah. 5. Koordinasi Sarana dan prasarana. a. Kepala sekolah selalu berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasaran untuk pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian sarana dan prasarana sekolah untuk kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. b. Wakil kepala sekolah badan sarana dan prasarana koordinasi dengan kepala bagian perlengkapan dinas pendidikan dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah. c. Untuk memperlancar proses pengadaan semua kebutuhan sarana dan prasarana sekolah maka kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana serta kepala bagian perlengkapan, kepala seksi keuangan/bendahara sekolah dan kepala bagian keuangan dinas pendidikan senantiasa mengadakan koordinasi.
D.
Koordinasi Sektor Pendidikan Dengan Pengembangan Sektor-Sektor Lain Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kebijakan pembangunan sektor pendidikan di tingkat sekolah. Dalam menjalankan kebijakannya, tentu saja berhubungan dengan sektor-sektor lain yang menjadi tanggung jawab sekolah dinas atau badan lainnya. Pembangunan sekolah sangat erat kaitannya dengan sektor kesehatan olehkarnanya kepala sekolah perlu berkoordinasi dngan kepala dinas kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan skolah seperti: vaksinasi, pengobatan, geratis, makanan tambahan, pencegahan penyakit menular, dll. Pembangunan sektor pendidikan erat kaitannya dengan ketenagakerjaan, kebudayaan, perusahaan, dll maka kepala sekolah berkoordinasi dengan seluruh instasi terkait
tersebut baik yang berhubungan dengan ketenaga
kerjaan, kebudayaan, perusahaan dll. Untuk meningkatkan sumberdaya lulusan yang terampil dan mempunyai kecakapan hidup/ keterampilah, maka kepala sekolah berkoordinasi dengan balai latihan tenga kerja, bagaimana cara agar program latihan dimasukkan proyeknya kepada kegiatan ekstrakurikuler, contoh: latihan komputer, jahit menjahit, perbengkelan, servis hp dan elekrinik lainnya, ketatariasan, dan sebagainya yang berhubungan dengan skill. Deengan adanya koordinasi kepala sekolah dengan instansi lain maka segala kesulitan yang dialamai oleh sekolah akan dapat diatasi bersama sehingga tujuan pendidikan yang epektif dan efisen akan dapat tercapai. E. Kesimpulan Melalui penjabaran diatas kita dapat mengetahui, apakah koordinasi itu dan peranannya dalam organisasi. Koordinasi mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Jika koordinasi antar kelompok atau individu baik maka yang akan didapat akan baik pula. Jika kurang koordinasinya maka hasilnya kurang memuaskan.Kesimpulan dari para pakar mengenai koordinasi adalah proses mengintegrasikan (memadukan),
mentinkronisasikan, dan menyederhanakan pelaksanakan tugas yang terpisah pisah secara terus menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Tujuan dan manfaat koordinasi antara lain sebagai berikut: a) Untuk mewujudkan KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi), b) Memecahkan konflik kepentingan berbagai pihak yang terkait, c) Agar menejer pendidikan mampu mengintegrasikan dan mensinkronkan pelaksanaan tugas-tugasnya, d) Agar manajer pendidikan mampu mengoordinasikan pembangunan sektor pendidikan, e) Agar menejer pendidikan mampu mengintregrasikan kegiatanfungsional dinas pendidikan dan tujuan-tujuan dari unit organisasi, f) dAanya pembagian kerja dimana semakin besar pembagian kerja,semakin diperlukan pengoordinasian/penyerasian, g)
Untuk mengem-
bangkan dan memelihara hubungan yang baik dan harmonis, h) Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, i) Mencegah terjadinya konflik interal dan eksternal sekolah yang kontra produktif, j) Mencegah terjadinya kekosongan ruang dan waktu.k) Mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat.
DAFTAR PUSTAKA Abu Muhammad Hasan ibn Mas'ud al-Baghawi, Mu'alim al Tanzil juz 8, Dar Tayyibah lin Nasr: Dalam Software Maktabah Samilah, 2005. Al-Qurtubi, Jami' al-Bayan li al-Ahkam al-Qur'an. E. Muliyasa, Manajemen berbasis sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2002. Gibson, J.L.Ivancevich, Organizatis, Behavior, structure processes, diterjamahkan oleh: Husaini Usman , New York: McGraw-Hill Irwin, 2009. Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, jakarta: PT.Bumi Aksara, 2006. Ibn Jarir al-Thabari, Tafsir Jami' al Bayan fi ta'wil al-Qur'an, Mauqiu Majma' al Mulk: dalam Software Maktabah Samilah, 2005. Kauzes-Posner dalam Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2009. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi Revisi, Bandung: Bumi Aksara 2001, hal. 85-86. Syahrizal Abbas, Manajemen Perguruan Tinggi, Jakarta: PT. Pajar Interpratama, 2009. Samsyu al-Din al-Qurtubi, Jami' al-Bayan li al-Ahkam al-Qur'an, Mauqi'u alTafasir: Dalam Software Maktabah Samilah, 2005. Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2009.