PENGARU UH KOM MUNIKA ASI, MOT TIVASI, KEAHL IAN DAN N KEPEMIIMPINAN TERHAD DAP KEPUA UASAN KER RJA KARY RYAWAN KO OPERASII SOPIR TRANSPO T ORTASI IN NDONESIIA (KO OSTI SOL LO)
NASKA AH PUBLIK KASI Diajukan Untuk U Memeenuhi Tugas dan Syarat – Syarat Gunna Memperooleh Gelar Sarjanaa Ekonomi Juurusan Akunntansi Pada Fakultas F Ekoonomi Dan Bisnis B Unniversitas Muhammadiy M yah Surakartaa
Diisusun Oleh h: I IBNU ADI B 200 040 1855
FAK KULTAS EKONOMI E NIS DAN BISN UNIVERSITAS MUH HAMMADIY YAH SURA AKARTA 2014 i
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui komunikasi dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo), 2) mengetahui pengaruh motivasi dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo), 3) mengetahui pengaruh keahlian dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo), 4) mengetahui pengaruh kepemimpinan dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo), dan 5) mengetaui variabel yang lebih berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo). Penelitian ini dilakukan di Kosti Solo dengan pendekatan empiris. Pengumpulan data melalui kuesioner dengan menyebar kuisioner seluruh karyawan Kosti Solo karyawan berjumlah 60 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi, uji t, uji F, dan uji R2. Kesimpulan penelitian ini bahwa (1) Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel komunikasi terhadap kepuasan kerja karyawan Kosti Solo, 2) Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan Kosti Solo, 3) Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel keahlian terhadap kepuasan kerja karyawan Kosti Solo, 4) Tidak terdapat pengaruh dari variabel kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan Kosti Solo, dan 5) Terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel komunikasi, motivasi, keahlian, dan kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan Kosti Solo. Kata Kunci: Komunikasi, Motivasi, Keahlian, Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Karyawan
iii
sebuah pandangan untuk selalu berpikir,
PENDAHULUAN Keberadaan sumber daya manusia
kerja
keras,
bekerja
sepenuh
waktu,
di dalam perusahaan menempati posisi
disiplin, jujur, loyalitas tinggi, dan penuh
penting di dalam usahanya untuk mencapai
dedikasi
tujuan
pekerjaannya.
yang
telah
direncanakan.
demi
untuk
keberhasilan
Kepuasan kerja (job satisfaction)
Menghadapi kondisi seperti ini usaha yang untuk
adalah keadaan emosional karyawan yang
mempertahankan kelangsungan hidupnya
terjadi maupun tidak terjadi titik temu
atau pertumbuhannya semakin tergantung
antara nilai balas jasa kerja karyawan dan
pada
daya
perusahaan atau organisasi dengan tingkat
manusianya. Perusahaan harus menyadari
nilai balas jasa yang memang diinginkan
bahwa orang adalah aset paling penting
oleh
serta
(Martoyo, 2000: 142)
dilakukan
perusahaan
pengelolaan
harus
sumber
menerapkan
suatu
karyawan
yang
bersangkutan
Menurut Locke (dalam Sule, 2002:
kebijaksanaan dalam usaha mengelola sumber daya manusianya antara lain adalah
211),
perusahaan tidak saja berhenti pada suatu
karyawan
anggapan bahwa orang yang merupakan
antara apa yang diharapkan. Sebaliknya,
aset
juga
apabila yang didapat karyawan lebih
menterjemahkan keyakinan ini ke dalam
rendah daripada yang diharapkan akan
praktek dan prosedur manajemen sumber
menyebabkan
daya manusia sehari-hari.
Menurut Luthans (1998: 21) kepuasan
paling
penting
tetapi
Perusahaan yang siap berkompetisi
kepuasan
kerja
atau
tergantung
adalah
ketidakpuasan pada
karyawan suatu
perbedaan
tidak
keadaan
puas. emosi
harus memiliki manajemen yang efektif.
seseorang yang positif atau menyenangkan
Di sisi lain pembinaan karyawan termasuk
dari suatu pekerjaan.
yang harus diutamakan sebagai asset utama
Penelitian yang dilakukan oleh
perusahaan. Menurut Hamid, et.all., (2003:
Juliandi (2003), bahwa kepuasan kerja
40) bahwa karyawan yang memiliki sikap
yang tercipta di dalam diri masing-masing
perjuangan,
dan
individu mendorong untuk tetap bekerja
kemampuan professional sangat mungkin
dan memberikan kontribusi positif bagi
mempunyai
organisasi. Apabila yang diperoleh oleh
melaksanakan
pengabdian,
disiplin,
prestasi
kerja
dalam
tugas
sehingga
lebih
anggota
berupa
ketidakpuasan
akan
berdaya guna dan berhasil guna. Karyawan
mempercepat untuk segera keluar dari
yang professional dapat diartikan sebagai
organisasi, dan membawa kerugian tidak ‐ 1 ‐
hanya kepada organisasi namun juga bagi
dua arah yang memberikan kesempatan
diri anggota itu sendiri. Sementara itu,
kepada orang yang berkomunikasi untuk
menurut Heidjrachman dan Husnan (2002:
merespon dan juga menyampaikan pesan-
194)
faktor
pesan. Hal ini dilihat dari terjadinya
mengenai kepuasan kerja yaitu: gaji yang
hubungan kerjasama antar karyawan dan
baik, pekerjaan yang aman, rekan sekerja
karyawan dengan pimpinan (Denny, 2007:
yang
165).
mengemukakan
kompak,
beberapa
penghargaan
terhadap
Oleh
pekerjaan, pekerjaan yang berarti, dan
sebagai
motivasi kerja.
karena
proses
itu,
kegiatan
komunikasi penyampaian
tersebut,
warta/berita/informasi yang mengandung
berdasarkan modal perilaku organisasi
arti dari satu pihak kepada pihak lain
faktof-faktor yang lazim dicakup dalam
dalam usaha untuk mendapatkan saling
kepuasan
pengertian. Oleh karena itu komunikasi
Berkaitan
dengan
kerja
individual
dilihat
adalah
hal
dari
tingkat
karakteristik-
yang
mudah
karakteristik biografi, kepribadian dan
meningkatkan
emosi-emosi, nilai-nilai dan sikap-sikap,
karyawan.
kemampuan,
persepsi,
dimengerti kepuasan
Motivasi
motivasi,
dan
merupakan
pemberian
daya
keputusan individual. Dilihat dari tingkat
kegairahan kerja seseorang, agar mereka
kelompok adalah komunikasi, pembuatan
mau bekerja sama, bekerja efektif, dan
keputusan kelompok, kepemimpinan dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya
kepercayaan, struktur kelompok, konflik,
untuk mencapai kepuasan (Wexley dan
kekuatan dan politik, dan tim-tim kerja.
Yukl, 2006: 132). Tanpa adanya motivasi
Dilihat
organisasi
dari para karyawan untuk bekerja sama
adalah kultur organisasi atau budaya
bagi kepentingan perusahaan, maka tujuan
organsasi,
praktik
yang telah ditetapkan tidak akan tercapai.
sumber daya manusia, serta struktur dan
Sebaliknya, apabila terdapat motivasi yang
desain organisasi (Robbins, 2009: 45).
tinggi dari karyawan, maka hal ini
system-sistem
kebijaksanaan
Komunikasi
dan
sebagai salah satu
faktor kepuasan kerja merupakan aktivitas
yang
kinerja
pembelajaran individual, dan pembuatan
dari
penggerak
akan
menciptakan
merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
yang mengintegrasikan karyawan secara
Kualitas manusia sebagai tenaga
preilaku dalam meningkatkan kepuasan
kerja merupakan modal dasar dalam masa
kerja karyawan. Komunikasi adalah proses
pembangunan.
Tenaga
kerja
yang ‐ 2 ‐
berkualitas akan menghasilkan suatu hasil
maksimal.
kerja yang optimal sesuai dengan target
seseorang dapat diperoleh dari pendidikan
kerjanya. Manusia sebagai tenaga kerja
formal maupun non formal yang nantinya
atau karyawan merupakan sumber daya
harus terus menerus ditingkatkan. Salah
yang penting bagi perusahaan, karena
satu sumber peningkatan keahlian dapat
mereka mempunyai bakat, tenaga dan
berasal
dari
kreativitas yang sangat dan dibutuhkan
dalam
bidang
oleh
tersebut dapat diperoleh melalui proses
perusahaan
untuk
mencapai
Keahlian
yang
dimiliki
pengalaman-pengalaman tertentu.
Pengalaman
Daya
yang bertahap, seperti pelaksanaan tugas-
Manusia juga mempunyai berbagai macam
tugas, pelatihan ataupun kegiatan lainnya
kebutuhan
yang berkaitan dengan pengembangan
tujuannya.
Sebaliknya yang
Sumber
ingin
dipenuhinya.
Keinginan para karyawan untuk memenuhi
keahlian seseorang. Kepemimpinan adalah kemampuan
kebutuhan inilah yang dapat memotivasi sesuatu
untuk mempengaruhi perilaku seseorang
termasuk untuk melakukan pekerjaan atau
atau sekelompok orang untuk mencapai
bekerja.
tujuan
seseorang
untuk
Hasibuan
melakukan
(2003)
menyatakan
tertentu
pada
situasi
tertentu
(Hasibuan, 2009: 163). Kepemimpinan
bahwa keahlian harus mendapat perhatian
merupakan
utama kualifikasi seleksi. Hal ini yang
didalamnya terjadi interaksi antara pihak
akan
yang
menentukan
mampu
tidaknya
masalah
memimpin
sosial
dengan
pihak
yang yang
seseorang menyelesaikan pekerjaan yang
dipimpin untuk mencapai tujuan bersama,
ditugaskan
baik
kepadanya.
Keahlian
ini
mencakup technical skill, human skill, conceptual
kecakapan
skill,
memanfaatkan
kesempatan
untuk
dengan
membujuk,
cara
mempengaruhi,
memotivasi
dan
mengkoordinasi. Kepemimpinan seorang pemimpin
serta
kecermatan penggunaan peralatan yang
suatu
dimiliki organisasi dalam mencapai tujuan.
berhasil tidaknya tujuan perusahaan secara
Keahlian merupakan sesuatu minat
keseluruhan. Oleh karena itu dalam upaya
atau bakat yang harus dimiliki oleh
meningkatkan kepuasan kerja karyawan,
seseorang,
maka
dengan
keahlian
yang
perusahaan
dapat
pelaksanaan
menentukan
prinsip-prinsip
dimilikinya memungkinkan untuk dapat
komunikasi perlu lebih ditingkatkan dan
menjalankan dan menyelesaikan tugas-
kepemimpinan
tugas secara baik dengan hasil yang
Hubungan yang harmonis antara karyawan
perlu
diperhatikan.
‐ 3 ‐
dan pimpinan merupakan suatu masalah
1. Untuk
mengetahui
pengaruh
yang perlu diperhatikan jika dihubungkan
komunikasi terhadap kepuasan kerja
dengan tingkat kepuasan kerja.
karyawan Koperasi Sopir Transportasi
Tingkat
efektifitas
suatu
Indonesia (Kosti Solo).
perusahaan dapat diketahui dari kepuasan
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi
kerja karyawan dengan melihat hubungan
dalam usaha meningkatkan kepuasan
serasi antar bagian dalam organisasi yang
kerja
memberikan hasil yang positif, artinya
Transportasi Indonesia (Kosti Solo).
paling terbuka, percaya dan partisipatif
3. Untuk mengetahui pengaruh keahlian
serta metode kepemimpinan yang akan
dalam usaha meningkatkan kepuasan
menyebabkan
kerja
bawahan
merasa
puas
terhaap atasan dan rekan sekerja. Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas,
karyawan
Koperasi
karyawan
Koperasi
Sopir
Sopir
Transportasi Indonesia (Kosti Solo). 4. Untuk
mengetahui
pengaruh
penulis memberikan perumusan masalah
kepemimpinan
dalam
usaha
yaitu sebagai berikut:
meningkatkan
kepuasan
kerja
1. Apakah
komunikasi
berpengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo)?
karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo). 5. Untuk mengetaui variabel yang lebih berpengaruh
terhadap
peningkatan
2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan Koperasi
kepuasan kerja karyawan Koperasi
Sopir Transportasi Indonesia (Kosti
Sopir Transportasi Indonesia (Kosti
Solo).
Solo)? 3. Apakah keahlian berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo)? 4. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo)? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
TINJAUAN PUSATAKA KOMUNIKASI Komunikasi dalam hampir semua organisasi secara jelas merupakan proses dinamik
penyampaian
informasi
yang
akurat dan pemahaman atas informasi dari satu unit (pengirim) ke unit yang lain (penerima)
tidak
hanya
vital
dalam
perumusan dan implementasi tujuan-tujuan organisasional
tetapi
juga
merupakan
peralatan dan sarana penting melalui ‐ 4 ‐
kegiatan-kegiatan organisasional lainnya
untuk
dilaksanakan.
mempengaruhi perilaku.
Dengan
komunikasi
diharapkan diperoleh titik kesamaan saling
mengajak,
meyakinkan
4. Komunikasi
dan
membantu
pengertian. Kemungkinan salah pengertian
memperkenalkan pegawai-pegawainya
dengan demikian dapat dihindari, karena
dengan lingkungan fisik dan sosial
tidak adanya atau kurang sempurnanya
mereka. Tanpa perkenalan demikian,
penerimaan mereka yang dihubungi dapat
orang-orang (pegawai dan pemimpin)
dicegah.
akan menjadi bingung atau merasa
Menurut Beach, suatu organisasi
putus asa. Mereka akan merasa tidak
tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa
mampu
mencapai
harapan
atau
adanya komunikasi. Komunikasi dapat
menempatkan
mereka
sendiri
mengikat bersama bagian-bagian dari suatu
sebagaimana
mestinya
dalam
organisasi dan mendorong orang-orang
lingkungan mereka.
bertindak agar terjadi kegiatan kelompok
Pada intinya seluruh proses komunikasi
atau
menyangkut
organisasi,
maka
harus
ada
hal-hal
sebagai
berikut:
komunikasi di antara para anggotanya.
(Siagian, 1997: 25)
Dalam suatu organisasi kerja komunikasi
1. Adanya dua pihak yang terlibat, yaitu
menjalankan beberapa fungsi: (Moekijat,
subyek dan obyek komunikasi, subyek
1993)
merupakan sumber dan obyek sebagai
1. Komunikasi menyampaikan informasi
sarana komunikasi.
dan
pengetahuan
dari
2. Adanya
pesan
orang yang satu kepada orang lain
disampaikan
sehingga
obyek.
dapat
terjadi
tindakan
hendak
subyek
kepada
3. Pemilihan cara atau metode yang
kerjasama. 2. Komunikasi membantu mendorong dan mengarahkan
oleh
yang
orang-orang
untuk
melakukan sesuatu, seperti apabila seorang pengawas mendorong orang-
digunakan
oleh
menyampaikan
subyek
pesan,
untuk
lisan
atau
tertulis, dengan alat penyampaiannya. 4. Pemahaman pesan
proyek.
diterima dalam bentuk yang diinginkan membantu
membentuk
sikap dan menanamkan kepercayaan
obyek
penyampaian
orang bawahan mengerjakan suatu 3. Komunikasi
oleh
metode
sebagai
pesan
subyek. 5. Umpan balik dari obyek ke subyek.
‐ 5 ‐
Dengan
komunikasi
diharapkan
Sedangkan Siagan (2004: 88), motivasi
agar orang lain melakukan seperti apa yang
adalah
kita
mengakibatkan seseorang atau organisasi
kehendaki.
Dengan
komunikasi
daya
mau
menjadi
kemampuannya dalam bentuk keahlian
dan
orang
melakukan
rela
untuk
yang
diharapkan pula agar segala ketidakpastian pasti
dan
pendorong
keterampilan,
tenaga
mengerahkan
kegiatan tanpa keragu-raguan. Oleh karena
atau
itu di sini perlu adanya pengertian serta
waktunya
konsep informasi balik dari orang yang
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung
diajak berkomunikasi. Dengan demikian
jawabnya dan menunaikan kewajibannya
kegiatan mencapai tujuan dapat lebih
dalm
efisien dan efektif.
berbagai sasaran organisasi yang telah
MOTIVASI
ditentukan sebelumnya.
untuk
rangka
dan
juga
menyelenggarakan
pencapaian
tujuan
dan
Menurut I Gusti Ngurah Gorda
Motivasi dipengaruhi oleh beberapa
(2004: 15), motivasi adalah serangkaian
faktor yang dapat dibedakan atas faktor
dorongan yang dirumuskan secara sengaja
intern dan faktor ekstern dari seseorang.
oleh pimpinan perusahaan yang ditujukkan
Menurut Edy Sutrisno (2009: 26) antara
kepada karyawan agar mereka bersedia
lain:
secara ikhlas melakukan perilaku tertentu
1. Faktor internal, meliputi keinginan
yang
berdampak
kepada
peningkatan
untuk dapat hidup, keinginan untuk
kinerja dalam rangkaian pencapaian tujuan
dapat
perusahaan
ditetapkan
memperoleh penghargaan, keinginan
sebelumnya. Motivasi kerja menurut J.
untuk memperoleh pengakuan dan
Winardi (2004: 56), motivasi adalah suatu
keinginan untuk berkuasa.
yang
telah
kekuatan potensial yang ada didalam diri seseorang
manusia,
dikembangkannya
yang sendiri
2. Faktor
memiliki,
eksternal,
keinginan
meliputi
untuk
kondisi
dapat
lingkungan kerja, kompensasi yang
atau
memadai, supervisi yang baik, adanya
dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar
jaminan
yang pada intinya berkisar sekitar imbalan
penghargaan atas prestasi, peraturan
moneter dan imbalan non moneter, yang
yang fleksibel, status dan tanggung
dapat
jawab.
mempengaruhi
hasil
kinerjanya
secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi
orang
yang
bersangkutan.
pekerjaan,
adanya
KEAHLIAN Keahlian merupakan sesuatu minat atau bakat yang harus dimiliki oleh ‐ 6 ‐
yang
pengembangan didasarkan pada tujuan
dimilikinya memungkinkan untuk dapat
yang ingin dicapai. Lebih lanjut Hasibuan
menjalankan dan menyelesaikan tugas-
(2003:
tugas secara baik dengan hasil yang
pertimbangan promosi adalah kecakapan,
maksimal.
orang yang cakap atau ahli mendapat
seseorang,
dengan
keahlian
Keahlian
yang
dimiliki
27)
menyatakan
seseorang dapat diperoleh dari pendidikan
prioritas
formal maupun non formal yang nantinya
Kecakapan
harus terus menerus ditingkatkan. Salah
keahlian yang diperlukan untuk mencapai
satu sumber peningkatan keahlian dapat
hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.
berasal
dari
KEPEMIMPINAN
dalam
bidang
pengalaman-pengalaman
pertama
bahwa
dalam
adalah
total
promosi.
dari
semua
Pengalaman
Kepemimpinan dapat didefinisikan
tersebut dapat diperoleh melalui proses
sebagai pola tingkah laku yang dirancang
yang bertahap, seperti pelaksanaan tugas-
untuk mengintegrasikan tujuan organisasi,
tugas, pelatihan ataupun kegiatan lainnya
dengan tujuan individu untuk mencapai
yang berkaitan dengan pengembangan
suatu tujuan tertentu.
tertentu.
Juga dapat didefinisikan sebagai
keahlian seseorang. Hasibuan (2003: 25) menyatakan
suatu pola perilaku manajemen yang
bahwa keahlian harus mendapat perhatian
dirancang untuk memadukan minat dan
utama kualifikasi seleksi. Hal ini yang
usaha
akan
mencapai tujuan. Setiap pemimpin dapat
menentukan
mampu
tidaknya
pribadi
dan
mewakili
ditugaskan
ini
berbeda antara satu dengan yang lain, dan
mencakup technical skill, human skill,
tidak pasti suatu gaya kepemimpinan lebih
conceptual
skill,
Keahlian
kecakapan
untuk
baik
atau
lebih
kepemimpinan
untuk
seseorang menyelesaikan pekerjaan yang kepadanya.
gaya
organisasi
buruk
dari
yang
gaya
serta
kepemimpinan lainnya. Dasar yang sering
kecermatan penggunaan peralatan yang
dipergunakan adalah tugas yang dirasakan
dimiliki organisasi dalam mencapai tujuan.
harus dilaksanakan oleh pimpinan untuk
Masih menurut Hasibuan (2003:
pengembangan dan pemenuhan harapan
memanfaatkan
kesempatan
26), dalam suatu program pengembangan
para karyawannya.
ditetapkan suatu sasaran, proses, waktu dan
1. The Autocratic Leader
metode pelaksanaannya. Supaya lebih baik
Seorang
pemimpin
yang
program itu harus dibuat perencanaan
otokratik menganggap bahwa semua
terlebih
kewajiban
dahulu,
karena
metode
untuk
mengambil ‐ 7 ‐
keputusan, untuk menjalankan tindakan
menyenangkan atau tidak menyenangkan
dan mengarahkan memberi motivasi
dengan mana para karyawan memandang
dan
pekerjaan
mengawasi
karyawan,
mencerminkan
karyawannya terpusat ditangannya. Seorang
pemimpin gaya
partisipatif,
ia
menjalankan kepemimpinannya dengan
perasaan
kerja
seseorang
sikap-sikap karyawan terhadap pekerjaan dan
segala
untuk
membuat
sesuatu
yang
dihadapi
lingkungan kerjanya. Menurut As’ad (1987: 29) yaitu
konsultasi, ia tidak mendelegasikan wewenangnya
kepuasan
terhadap pekerjaannya, ini nampak dalam
2. The Participative Leader menggunakan
mereka,
bahwa kepuasan kerja merupakan suatu
keputusan akhir dan untuk memberikan
silang
pengarahan
kepada
penyesuaian diri yang sehat dari para
mencari
karyawan terhadap kondisi kerja dan
berbagai pendapat dan pemikiran dari
situasi kerja termasuk di dalamnya masalah
para karyawannya tentang keputusan
finansial, kondisi sosial dan kondisi fisik
yang diambil.
serta kondisi psikologi.
tertentu
karyawannya,
tetapi
ia
yang
positif
Menurut
3. The Free Rain Leader
dan
Sutrisno
menyangkut
Hadi
yang
mendelegasikan
dimaksud kepuasan kerja adalah perasaan
wewenang untuk mengambil keputusan
dalam security feeling yang mana perasaan
kepada karyawan dengan agak lengkap,
ini dapat dibagi menjadi 2 segi (As’ad,
pada
1987: 29).
Pemimpin
prinsipnya
pimpinan
akan
mengatakan inilah pekerjaan yang
a. Segi sosial ekonomi, yaitu terrmasuk di
harus saudara lakukan, saya tak peduli
dalam hal ini adalah hal-hal yang
bagaimana
mengerjakannya,
bersangkut paut dengan soal gaji dan
tersebut
jaminan sosial.
asalkan
kamu
pekerjaan
dapat
diselesaikan dengan baik. Disinilah pemimpin jawab
menyerahkan
tanggung
berhubungan erat dengan kesempatan
pelaksanaan
pekerjaan
untuk
atas
masalah
mendapatkan pengawasan,
pergaulan antar karyawan atau antara
Kepuasan Kerja Handoko
(1997:
18)
bahwa kepuasan kerja (job satisfaction) adalah
maju,
penghargaan,
tersebut kepada para karyawan. Menurut
b. Segi sosial psikologi, yaitu yang
keadaan
emosional
yang
karyawan dengan pimpinan. Gibson
dkk
(2008:
22)
mengemukakan bahwa kepuasan kerja ‐ 8 ‐
adalah cara pegawai merasakan dirinya atau
pekerjaannya.
Sedangkan
Davis
a) berdasarkan
laporan
bagian/mandor
yang
dari
kepala
berhubungan
(1985: 12) menyatakan hahwa kepuasan
dengan sikap, perasaan dan keluhan
kerja adalah perasaan menyokong atau
para karyawan yang berbeda di daerah
tidak menyokong yang dialami pegawai
wewenangnya
dalam bekerja. Sedangkan Hasibuan dkk
b) dengan menggunakan rating scate.
(2001: 68) kepuasan kerja muncul bila
c) Dengan
menggunakan
teknik
dari
wawancara dimana pemimpin berusaha
pekerjaannya melampaui biaya minimal
menjadi pendengar yang baik, dengan
yang dikeluarkan yang dianggap cukup
penuh
memadai. Namun demikian rasa puas itu
karyawan karena laporan karyawan
bukan keadaan yang tetap, karena dapat
tersebut berhubungan dengan keadaan
dipengaruhi
diri
keuntungan
yang
dirasakan
dan
dapat
kekuatan-kekuatan
baik
diubah dari
oleh dalam
Locke, E.A, (1976: 26) menyatakan kepuasan
kerja
memiliki
terhadap
karyawan
pada
laporan
lingkungan
kerjanya. d) Dengan memberikan kuesioner yaitu
maupun dari luar lingkungan kerja. bahwa
perhatian
dua
dengan
memberikan
pertanyaan-
pertanyaan tertulis kepada karyawan.
dimensi utama, yaitu berkaitan dengan isi pekerjaan (hakikat tugas yang dilakukan) dan konteks kerja (perasaan terhadap lingkungan tugasnya, rekan kerja, dan sebagainya).
Sebagai
sekumpulan
perasaan, kepuasan kerja bersifat dinamik dan berpengamh pada kepuasan hidup.Sifat lingkungan
seseorang
mempengaruhi
di
perasaan
pekerjaan di
dalam
kehidupan, demikian juga karena pekerjaan merupakan maka
bagian
kepuasan
penting kerja
kehidupan
mempengaruhi
kepuasan hidupnya. Untuk mengukur kepuasan kerja adalah sebagai berikut:
Kerangka Pemikiran Komunikasi peralatan
utama
berfungsi dengan
sebagai
mana
suatu
organisasi secara sukses atau tidak sukses berhubungan dengan lingkungan, tugasnya terlepas
dari
besar
kecilnya
suatu
organisasi, menyelenggarakan komunikasi secara terus-menerus merupakan suatu keharusan. Dikatakan demikian karena melalui komunikasi berbagai hal yang menyangkut
kehidupan
organisasi
disampaikan oleh satu pihak ke pihak lainnya. Ada pendapat yang mengatakan kepemimpinan
merupakan
inti
dari
manajemen dan inti kepemimpinan adalah hubungan
antar
manajemen.
Dengan ‐ 9 ‐
demikian berarti dapat diambil kesimpulan
satu sumber peningkatan keahlian dapat
bahwa berhasil tidaknya kepemimpinan
berasal
dari
sangat tergantung pada berhasil tidaknya
dalam
bidang
hubungan antar manajemen. Hubungan
tersebut dapat diperoleh melalui proses
antar manajemen memerlukan komunikasi
yang bertahap, seperti pelaksanaan tugas-
yang baik dan tepat karena tanpa saling
tugas, pelatihan ataupun kegiatan lainnya
mempengaruhi
yang berkaitan dengan pengembangan
dan
mengadakan
komunikasi dengan orang lain, pemimpin
Pengalaman
Dengan
gaya
dari
pola
kepemimpinan yang baik yaitu dengan
secara efektif. Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai pendorong
perilaku
seseorang.
Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang pasti
tertentu.
keahlian seseorang
tidak akan dapat melaksanakan fungsinya
faktor
pengalaman-pengalaman
memiliki
sesuatu
faktor
yang
mendorong aktivitas tersebut. Oleh karena itu, faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya
adalah
keinginan
orang
kebutuhan tersebut.
serta
selalu memberikan perhatian terhadap karyawan
dibawahnya,
kemampuan
menerima tanggung jawab, kemampuan untuk bisa bersikap dengan obyektif serta kemampuan bawahan
berkomunikasi sehingga
dengan
tercipta
kondisi
lingkungan kerja yang efektif antar bagian dalam organisasi. Kepuasan
kerja
merupakan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Gaya kepemimpinan yang baik dalam arti mampu
mengorganisasikan
bawahan
Kinerja
dengan mengakui keberadaannya sebagai
perusahaan dapat dinilai dari motivasi
bagian dalam organisasi dan menghargai
kerja karyawannya.
serta
Keahlian merupakan sesuatu minat
menghormati
didukung
atau bakat yang harus dimiliki oleh
berkomunikasi
seseorang,
diharapkan
dengan
keahlian
yang
bawahan
dengan dengan
yang
kemampuan baik
karyawan
sehingga mampu
dimilikinya memungkinkan untuk dapat
melaksanakan kegiatan seperti yang kita
menjalankan dan menyelesaikan tugas-
kehendaki. Dengan demikian maka akan
tugas secara baik dengan hasil yang
tercipta suatu rasa puas yang tercermin
maksimal.
dimiliki
dalam sikap moral berorganisasi yang baik.
seseorang dapat diperoleh dari pendidikan
Adapun kerangka dari masalah yang telah
formal maupun non formal yang nantinya
penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
Keahlian
yang
harus terus menerus ditingkatkan. Salah ‐ 10 ‐
Komunikasi (X1)
Motivasi (X2) Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
Keahlian (X3)
Kepemimpinan (X4) H3. Keahlian mempunyai pengaruh yang
Keterangan: -
signifikan dan positif terhadap kerja
Variabel independen yaitu variabel
karyawan Koperasi Sopir Transportasi
yang
Indonesia (Kosti Solo).
merupakan
mempengaruhi
rangsangan
variabel
yang
yang lain.
H4. Kepemimpinan mempunyai pengaruh
Dalam hal ini merupakan variabel
yang signifikan dan positif terhadap
independen adalah komunikasi (X1),
kerja
motivasi (X2), keahlian (X3) dan
Transportasi Indonesia (Kosti Solo).
karyawan
Koperasi
Sopir
kepemimpinan (X4). -
Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi
variabel adalah
kepuasaan
kerja
dilakukan
menggunakan teknik survei yaitu suatu penelitian
dengan
menggunakan
Hipotesis H1. Komunikasi mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap karyawan
yang cara
pengambilan
sampel dari suatu populasi tertentu dan
karyawan (Y).
kerja
Penelitian
independen.
Dalam hal ini yang merupakan variabel dependen
METODE PENELITIAN
Koperasi
Sopir
Transportasi Indonesia (Kosti Solo). H2. Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo).
kuisioner
sebagai
alat
pengumpul data pokok. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner pada
karyawan
Transportasi
Koperasi
Indonesia
(Kosti
Sopir Solo).
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo) berjumlah 84 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan
‐ 11 ‐
convenience sampling yaitu pengambilan
secara bersama-sama terhadap variabel
sampel dengan cara acak sebanyak 60.
dependen,
dengan
hipotesis
untuk
yang
menunujukkan apakah semua variabel
dengan
bebas yang dimaksudkan dalam model
menggunakan kuesioner untuk masing-
mempunyai pengaruh secara bersama-sama
masing variabel. Skala pengukuran yang
terhadap variabel tak bebas. Tingkat
digunakan adalah Skala Likert, yaitu:
signifikan yang digunakan sebesar 5%
1. Sangat Setuju diberi skor 4
dengan derajat kebebasan df = (n – k – 1)
2. Setuju diberi skor 3
dimana (n) adalah jumlah responden dan
3. Tidak Setuju diberi skor 2
(k) adalah jumlah variabel.
Instrumen digunakan
oleh
penelitian penulis
Koefisien
4. Sangat tidak setuju diberi skor 1
determinasi
bertujuan
Analisa yang digunakan adalah regresi,
untuk menentukan berapa persen fluktuasi
dengan persamaan:
atau variasi dari suatu variabel dependen
KKj = a + b1Km+ b2M+ b3Kh+ b4Kp+ e
(Y)
Keterangan:
independen. Nilai R- square berkisar
KKj Km M Kh Kp a e
= Kepuasan kerja karyawan = Komunikasi = Motivasi = Keahlian = Kepemimpinan = Konstanta = Error
Uji t digunakan menguji pengaruh
dapat
dijelaskan
oleh
variabel
antara 0 < R2< 1 dan kecocokan model dikatakan baik jika nilai R2 mendekati 1. Jika R2 = 1, berarti presentasi sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen adalah 100%. Tetapi jika R2 = 0, berarti variabel tidak dapat digunakan membuat ramalan.
variabel bebas (independent) terhadap variabel tidak bebas (dependent). Secara
ANALISIS DATA DAN
terpisah atau sendiri – sendiri. Berdasarkan
PEMBAHASAN
hasil perhitungan, dapat diketahui apakah variabel yang dimasukkan dalam model tersebut. Dalam analisa ini digunakan α = 5%. Jika nilai sig. < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 dan H2 diterima. Uji F pada dasarnya dimaksudkan untuk membuktikan secara statistik bahwa seluruh variabel independen berpengaruh
Semua karyawan Koperasi Sopir Transportasi
Indonesia
(Kosti
Solo)
berjenis kelamin laki-laki, berumur 31 – 40 tahun dan sebagian kecil berumur 51 – 60 tahun, dan telah bekerja selama 11 – 20 tahun dan sebagian kecil telah bekerja selama lebih dari 25 tahun.
Metode
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier ‐ 12 ‐
berganda. Analisis ini digunakan untuk
sedangkan variabel independen yang
mengetahui
lain dalam keadaan tetap maka variabel
pengaruh
antara
variabel
independen terhadap variabel dependen.
kepemimpinan
berpengaruh
positif
Persamaan regresi: KKj = 15,650 +
terhadap kepuasan kerja karyawan
0,257Km+ 0,190M+ 0,312Kh+ 0,044Kp+
sebesar 0,044. Uji t digunakan untuk menguji
e Interpretasi.
signifikansi
1. Konstanta (a): 15,650 berarti apabila
independen secara individual terhadap
tidak
ada
variabel
independen
(komunikasi, motivasi, keahlian, dan
dari
variabel
variabel dependen. 1. Pengaruh variabel komunikasi terhadap
kepemimpinan), maka nilai kepuasan
kepuasan kerja
kerja karyawan mencapai 15,650.
Diperoleh
2. b1 = 0,257: berarti apabila variabel
pengaruh
hasil
thitung
variabel
komunikasi terhadap kepuasan kerja
poin
karyawan sebesar 2,829 sehingga nilai
sedangkan variabel independen yang
thitung (2,829) > ttabel (2,001), maka ada
lain dalam keadaan tetap maka variabel
pengaruh yang signifikan.
komunikasi
komunikasi
meningkat
1
berpengaruh
positif
2. Pengaruh variabel motivasi terhadap
terhadap kepuasan kerja karyawan
kepuasan kerja
sebesar 0,257.
Uji t untuk variabel motivasi terhadap
3. b2 = 0,190: berarti apabila variabel
kepuasan kerja karyawan sebesar 2,493
motivasi meningkat 1 poin sedangkan
sehingga nilai thitung (2,493) > ttabel
variabel independen yang lain dalam
(2,001), maka ada pengaruh yang
keadaan tetap maka variabel motivasi
signifikan.
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan sebesar 0,190.
3. Pengaruh variabel keahlian terhadap kepuasan kerja
4. b3 = 0,312: berarti apabila variabel
Uji t untuk variabel keahlian terhadap
keahlian meningkat 1 poin sedangkan
kepuasan kerja karyawan sebesar 2,622
variabel independen yang lain dalam
sehingga nilai thitung (2,622) > ttabel
keadaan tetap maka variabel keahlian
(2,001), maka ada pengaruh yang
berpengaruh positif terhadap kepuasan
signifikan.
kerja karyawan sebesar 0,312.
4. Pengaruh
5. b4 = 0,044: berarti apabila variabel kepemimpinan
meningkat
1
variabel
kepemimpinan
terhadap kepuasan kerja
poin ‐ 13 ‐
Uji t untuk variabel kepemimpinan
mempunyai kepuasan kerja yang tinggi,
terhadap kepuasan kerja karyawan
setiap perusahaan harus memperhatikan
sebesar 0,733 sehingga nilai thitung
setiap hal yang mempengaruhi kepuasan
(0,733) < ttabel (2,001), maka tidak ada
kerja. Kepemimpinan, komunikasi, dan
pengaruh yang signifikan.
lingkungan kerja adalah beberapa faktor
Berdasarkan hasil ini maka ketiga
yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja
variabel independen yaitu komunikasi,
karyawan dalam organisasi. Penelitian ini
motivasi
bertujuan untuk mengetahui kontribusi
dan
signifikan
keahlian
terhadap
karyawan
berpengaruh kerja
yang signifikan dari komunikasi, motivasi,
variabel
keahlian, dan kepemimpinan terhadap
kepuasan
sedangkan
kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan Kosti Solo. Berdasarkan
kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan hasil output SPSS 17
diperoleh
hasil
penelitian,
persamaan regresi berganda
diperoleh Fhitung sebesar 16,054 dengan
yaitu: KKj = 15,650 + 0,257Km+ 0,190M+
angka signifikan 0,000, sehingga nilai
0,312Kh+ 0,044Kp+ e. Nilai koefisien
Fhitung (16,054) > Ftabel (2,76) maka ada
regresi variabel komunikasi (X1) sebesar
pengaruh
antara
0,257, dari data tersebut diperoleh nilai
dan
thitung sebesar (2,829) > ttabel (2,001), berarti
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja
menunjukkan bahwa pada saat komunikasi
karyawan.
nilai
meningkat maka kepuasan kerja karyawan
koefisien determinasi dapat diketahui pada
Kosti Solo akan naik sebesar 0,257, artinya
perhitungan uji regresi linier berganda
komunikasi memberikan kontribusi positif
pada tabel R Square sebesar 0,539 atau
terhadap kepuasan kerja karyawan Kosti
53,9%. Hal ini berarti bahwa pengaruh
Solo.
yang
komunikasi,
signifikan
motivasi, Sedangkan
kompensasi,
motivasi,
keahlian, besarnya
dan
keahlian
Komunikasi yang terjadi di dalam
terhadap kinerja karyawan adalah sebesar
karyawan
53,9% sedangkan sisanya sebesar 46,1%
fundamental
(100%-53,9%) dipengaruhi oleh variabel
kekecewaan ataupun rasa puas mereka.
lain di luar penelitian ini.
Komunikasi
PEMBAHASAN
emosional dari perasaan dan pemenuhan
merupakan dalam menyatakan
mekanisme menunjukkan ungkapan
Kepuasan kerja mengarah kepada
kebutuhan sosial. Fungsi terakhir yang
sikap sesorang secara umum mengenai
dilakukan oleh komunikasi berhubungan
pekerjaannya.
dengan perannya mempermudah dalam
Agar
setiap
individu
‐ 14 ‐
pengambilan keputusan. Mainstream studi
segera nampak dalam jangka pendek.
komunikasi dalam organisasi terutama
Tetapi penggunaan motivasi positif akan
dikaitkan dengan dampaknya terhadap
lebih berhasil dalam jangka panjang.
outcome bagi individu dan organisasi.
Karyawan dengan semangat yang lebih
Studi
baik akan meningkatkan produktivitas
empiris
efektivitas
menemukan
komunikasi
bahwa
merupakan
dalam
jangka
panjang.
Jadi
dapat
antesenden kepuasan kerja menyeluruh,
disimpulkan bahwa penggunaan motivasi
komitmen
organisasi,
negatif akan meningkatkan produktivitas
absensi dan turnover, dan produktivitas
dan penurunan semangat dalam jangka
kerja serta pereduksi ambiguitas informasi
pendek
bagi bawahan.
meningkatkan semangat dan produktivitas
pegawai
Nilai
koefisien
pada
regresi
variabel
dan
motivasi
positif
akan
kerja dalam jangka panjang. Tanpa adanya motivasi dari para
motivasi (X2) sebesar 0,190, dari data tersebut diperoleh nilai thitung sebesar
karyawan
(2,493)
kepentingan perusahaan, maka tujuan yang
>
ttabel
menunjukkan
bahwa
(2,001),
berarti
ada
pengaruh
telah
untuk
ditetapkan
bekerja tidak
sama
akan
bagi
tercapai.
kerja
Sebaliknya, apabila terdapat motivasi yang
karyawan, artinya motivasi memberikan
tinggi dari para karyawan, maka hal ini
kontribusi positif terhadap kepuasan kerja
merupakan suatu jaminan atas keberhasilan
karyawan Kosti Solo.
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
motivasi
terhadap
kepuasan
terhadap
Oleh karena itu, atasan harus selalu
keberhasilan suatu bentuk motivasi adalah
menimbulkan motivasi yang tinggi kepada
hasil yang diperoleh dari pelaksanaan suatu
karyawannya guna melaksanakan tugas-
pekerjaan.
tugasnya.
Bukti
paling
Pada
dasar
umumnya
kita
bisa
mengatakan bahwa pemberian motivasi
Nilai
koefisien
regresi
variabel
peningkatan
keahlian (X3) sebesar 0,312, dari data
semangat, mengurangi keluhan dan secara
tersebut diperoleh nilai thitung sebesar
umum
(2,622)
positif
akan
memberikan
mengurangi
kesulitan.
Tetapi
>
ttabel
(2,001),
berarti
peningkatan semangat kerja tidak cukup
menunjukkan bahwa pada saat keahlian
penggunaan ancaman motivasi negatif,
meningkat maka kepuasan kerja karyawan
sering kali memberikan hasil yang lebih
akan naik sebesar 0,312, artinya keahlian
banyak, berupa peningkatan produktivitas
memberikan kontribusi positif terhadap
dalam jangka pendek. Hasilnya akan
kepuasan kerja karyawan Kosti Solo. ‐ 15 ‐
Keahlian yang dimiliki seseorang
melaksanakan kegiatan seperti yang kita
dapat diperoleh dari pendidikan formal
kehendaki. Dengan demikian maka akan
maupun non formal yang nantinya harus
tercipta suatu rasa puas yang tercermin
terus menerus ditingkatkan. Salah satu
dalam sikap moral berorganisasi yang baik.
sumber peningkatan keahlian dapat berasal dari
pengalaman-pengalaman
dalam
bidang tertentu. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui proses yang bertahap, seperti pelaksanaan tugas-tugas, pelatihan ataupun kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan keahlian seseorang. Nilai
koefisien
regresi
variabel
kepemimpinan (X4) sebesar 0,044, dari data tersebut diperoleh nilai thitung sebesar (0,733)
<
ttabel
(2,001),
berarti
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan, apabila tidak ada kegiatan motivasi maka karyawan tidak termotivasi dalam memenuhi kepuasan kerjanya. Seorang pemimpin apabila tidak menjalankan
kepemimpinannya
secara
baik dan benar maka karyawan merasa tidak mempunyai panutan lagi dalam berorganisasi
sehingga
mengakibatkan
kepuasan kerja karyawan menurun. Gaya kepemimpinan mampu
yang
baik
dalam
mengorganisasikan
arti
bawahan
dengan mengakui keberadaannya sebagai bagian dalam organisasi dan menghargai serta
menghormati
didukung berkomunikasi diharapkan
bawahan
dengan dengan
yang
kemampuan baik
karyawan
sehingga mampu
KESIMPULAN 1. H1 diterima sehingga terdapat pengaruh yang
signifikan
dari
variabel
komunikasi terhadap kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo). Hasil uji t hitung > t tabel. 2. H2 diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo). Hasil uji t hitung > t tabel. 3. H3 diterima sehingga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel keahlian terhadap kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo). Hasil uji t hitung > t tabel. 4. H4 tidak terdapat
diterima sehingga tidak pengaruh
dari
variabel
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo). Hasil uji t hitung < t tabel. KETERBATASAN 1. Variabel independen dibatasi pada empat
variabel
yaitu:
komunikasi, ‐ 16 ‐
motivasi, keahlian, dan kepemimpinan sehingga tidak dapat mewakili semua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. 2. Metode utama dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, maka bisa terjadi
bias,
responden
dalam
ada
yang
arti
jawaban
tidak
sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya. 3. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu perusahaan yaitu Koperasi Sopir Transportasi Indonesia (Kosti Solo) sehingga penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan.
berikutnya
Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kadir. 2003. Pengaruh Sistem Kompensasi Finansial dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal Ilmiah dan Ilmu Ekonomi. Vol 41. Universitas Jambi. Kartono, Kartini, 2004. Pemimpin dan Kepimimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Siagan, Sondang, P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
SARAN 1. Peneliti
Handoko, Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE.
diharapkan
menambah variabel independen lain yang mempengaruhi kepuasan kerja 2. Peneliti berikutnya diharapkan juga menggunakan metode survey sehingga menghilangkan bias penelitian. DAFTARPUSTAKA As’ad, M. 2002. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberti Yogyakarta. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Suharsimi Arikunto, 2005. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Umar, Husein, 2002. Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wexley, K.N dan Yulk, 2005. Perilaku Organisasi dan Psikologi. Winardi, J. 2004. Motivasi dan Pemotivasian Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Yaoying Xu, 2004. Teacher Portfolios: An Effective Way To Assess Teacher Performance. Childhood Education; Summer 2004; 80, 4; Academic Research Library. pg. 198.
‐ 17 ‐