KONVERGENSI ORGANISASI DI MEDIA Penulis: Rezaldy Bastharian Pembimbing: Irwansyah Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
ABSTRAKSI
Konvergensi bisa dikatakan sebagai bergabungnya media telekomunikasi tradisional dengan internet sekaligus. Dari sini konvergensi menyebabkan perubahan radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi, dan pemrosesan seluruh bentuk visual, audio, data, dan sebagainya. Kunci dari konvergensi itu sendiri adalah digitalisasi, karena seluruh bentuk informasi maupun data diubah dari format analog ke format digital sehingga dikirim kedalam satuan bit (binary digit). Lalu ketika terjadinya konvergensi dalam sebuah media, maka akan terjadi pula transformasi dalam organisasi tersebut. Jika dulu dalam sebuah organisasi media setidaknya memiliki satu pemimpin redaksi dalam setiap platform media, namun dengan konvergensi organisai hal ini diubah dalam bentuk organisasi yang baru. Dengan menggunakan contoh perusahaan Kompas Gramedia Group yang mempunyai dua perusahaan media besar di Indonesia, yaitu harian Kompas dan Tribun, tulisan ini berusaha melihat sejauh mana dan seperti apa perusahaan-perusahaan media di Indonesia mewujudkan konvergensi organisasi tersebut. Merujuk pada hasil temuan data melalui literatur review dan wawancara, hasil pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan media di Indonesia telah melakukan konvergensi organisasi. Namun tetap ada perbedaan dalam struktur organisasi di tiap-tiap media di Indonesia, tergantung kebijakan masing-masing pemimpin media. (Kata Kunci: Konvergensi, Konvergensi Organisasi, transformasi organisasi)
ABSTRACT
Convergency is a process of conventional telecommunication media merge with internet. Convergency causes radical shifting to handle, supply, distribute, and process all form of visual, audio, data, et cetera. The cause of convergence is digitalisation whom is reasoned by forms of data and information transformed from analog form into digital form, so they are delivered as binary digit. When convergency happens in a media, then transformation will also happen in the organisation. Media organisation has one chief of editor at least, but with organisational convergency changes form of organisation, the organisation change its structure. Using as an example, Kompas Gramedia Group who has two big media organisation in Indonesia, Kompas and Tribun daily, this journal describe how media organisation converge their organisation and how impactful the convergency. Referring to result from findings of data, literature review, and interviews, observations show that media organisation has converge their organisation. There are still difference on structure of each media organisation in Indonesia depending from their policies.
(Key word: Convergence, Organisational Convergence, organisational transform)
v
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................ii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................................................iii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI DOSEN..................................................................iv ABSTRAKSI..............................................................................................................................v DAFTAR ISI..............................................................................................................................vi LATAR BELAKANG............................................................................................................................. 1 TINJAUAN TEORITIS .......................................................................................................................... 2 Dimensi Konvergensi .......................................................................................................................... 2 Framework Kerja Media ..................................................................................................................... 2 Perspektif Konvergensi Organisasi ..................................................................................................... 5 METODE PENELITIAN ........................................................................................................................ 5 HASIL PENELITIAN ............................................................................................................................. 6 Konvergensi Organiasi Media Internasional ....................................................................................... 6 Konvergensi Organisasi Media di Indonesia ....................................................................................... 7 Idientitas Media ................................................................................................................................... 8 PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 11 Konvergensi Organisasi di Media Kompas dan Tribun .................................................................... 11 Konvergensi Organisasi di Harian Tribun......................................................................................... 12 Konvergensi Organisasi di Harian Kompas ...................................................................................... 14 Konvergensi dan Konglomerasi ........................................................................................................ 15 KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 17 SARAN ................................................................................................................................................. 18 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 19
vi
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
LATAR BELAKANG
Hampir dua dekade yang lalu kita melihat orang tua kita duduk di sofa, membaca koran, sambil ditemani biskuit ataupun teh hangat. Lembar demi lembar ‘kertas’ informasi itu dibaca demi mengetahui kabar berita yang sedang terjadi di seluruh kota bahkan dunia ini. Kini budaya itu makin hari makin tereduksi, tidak lagi banyak kita temukan orang-orang bersantai sambil membaca koran ditemani teh hangat. Mobilitas yang tinggi menuntut perusahaan media untuk mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, dari sana mulai muncul devices yang bisa mengakomodir kebutuhan itu, tapi bukan hanya devices melainkan juga perlu ada transformasi dari sebuah bentuk yang analog seperti koran, buku, dsb kedalam bentuk digital agar dapat dimanfaatkan dalam devices tersebut, fenomena itulah yang sekarang terjadi disekitar kita. Berangkat dari hal itu dapat kita tanyakan apa sebetulnya kovergensi itu dan apakah ada masalah di balik manfaat yang sangat banyak dari konvergensi tersebut. Lalu bagaimana jika konvergensi tersebut dilihat dalam aspek organisasi. Konvergensi secara umum memanfaatkan penyatuan dari berbagai layanan yaitu dibidang teknologi komunikasi serta informasi atau yang sekarang dikenal dengan istilah ICTS (Information and communication technology and services). Dalam arti paling umum pula konvergensi mampu menghilangkan penghalang dari berbagai hal, misalnya antara konsumen dan produsen, antara konsumen dan konsumen, bahkan antar negara. Selain itu konvergensi juga didefinisikan sebagai penggabungan teknologi informasi mutakhir dan sifatsifat teknologi telekomunikasi konvensional yang bersifat massif dengan teknologi komputer yang bersifat interaktif, secara singkat konvergensi dapat dikatakan sebagai bergabungnya media telekomunikasi tradisional dengan internet sekaligus. Dari sini juga konvergensi menyebabkan perubahan radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk visual, audio, data dan sebagainya (Preston, 2001). Kunci dari konvergensi adalah digitalisasi, karena seluruh bentuk informasi maupun data diubah dari format analog ke format digital sehingga dikirim kedalam satuan bit (binary digit). Karena informasi yang dikirim berupa dalam bentuk digital, konvergensi mengarah pada penciptaan produk-produk yang aplikatif yang mampu melakukan fungsi audiovisual sekaligus komputasi. Maka dengan begitu banyak alat komputasi yang dapat melakukan beberapa hal misalnya komputer dapat difungsikan sebagai pesawat televisi, atau telepon genggam yang dapat menerima suara, tulisan, data maupun gambar tiga dimensi yang kini dikenal dengan teknologi 3G.
1
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
TINJAUAN TEORITIS
Dimensi Konvergensi Di dalam bukunya, Gordon menulis bahwa ada lima dimensi dalam konvergensi, yaitu dimensi kepemilikan atau ownership, dimensi taktik atau strategi, dimensi struktur, dimensi pengumpulan informasi, dan presentasi. Dari dimensi yang pertama, agar sebuah perusahaan media dapat bertahan di tengah perhelatan konvergensi yang semakin masif ini, pemilik perusahaan dianjurkan agar tidak hanya memiliki satu jenis atau satu format media. Memang, secara hukum tindakan kapitalis ini tidak diperbolehkan, namun dari sisi ekonomi cara ini dapat membantu sebuah perusahaan bertahan ditengah terpaan konvergensi. Sedangkan dari dimensi yang kedua, dimensi taktik atau strategi, dengan adanya monopoli kepemilikan jenis media, perusahaan tersebut dapat memberitakan sebuah pemberitaan dalam semua kanal yang ia punya. Pada dimensi struktur, perusahaan dapat menerapkan apa yang sekarang dikenal dengan News room, dimana semua kanal informasi dijadikan satu sehingga memiliki keakurasian berita yang sama, atau dengan kata lain satu berita akan disiarkan dengan semua kanal informasi yang ada seperti media cetak, radio, ataupun televisi. Untuk dimensi pengumpulan data, para pekerja media seperti wartawan, dapat memperkaya informasi yang ia dapat melalui internet, sehingga informasi yang ia perlukan tidak hanya berasal dari narasumber seperti seorang tokoh atau buku, melainkan juga dengan internet yang lebih mudah dan lebih murah. Dan untuk dimensi presentasi, kini semua media dituntut agar dapat mempresentasikan sebuah beritas semenarik mungkin, tidak hanya menarik, tetapi juga harus ada bentuk digital agar berita tersut dapat dengan mudah disebarluaskan ataupun disimpan sehingga keberlangsungan berita tersebut dapat bertahan lama. Framework Kerja Media Selain itu juga, sebagai pijakan dasar kita dalam melihat perspektif ini, perlu kita pahami dalam buku nya Grand yang menuliskan bahwa untuk dapat melihat teori dan frameworks dari kerja media dapat dibagi dalam dua teori, yaitu The Market theory of news production, dan Pure Journalistic theory of production. Dari namanya sudah dapat kita bedakan bagaimana kedua teori ini memiliki pandangan yang sangat berbeda. The market theory of news production menjelaskan bahwa bagaimana sebuah kejadia itu diberitakan oleh
2
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
media karena memiliki nilai yang dapat dijual. Tidak hanya itu, dalam hal produksinya pun, media harus dapat seminim mungkin menekan cost production nya. lain hal nya dengan Pure journalistic theory of production yang jelas-jelas menekankan bahwa dalam sebuah proses pemberitaan di media, media tersebut harus sesuai dengan koridor-koridor jurnalistik. Tidak hanya itu, media juga harus mampu memperhatikan untuk siapa dan bagaimana target audiens yang menjadi sasarannya. Dalam tahap produksi beritapun media harus melalui tiga tahap, yaitu, discovery, the selection of events for coverage, dan reporting of the story (McManus, 1994). Jika berkaca pada tren perkembangan media jaman sekarang yang telah terkonvergensi, media justru lebih memilih pada teori pertama yaitu The Market theory of news production sehingga media sebagai salah satu institusi sekaligus industri dalam masyarakat memiliki budayanya sendiri yang membedakannya dengan institusi maupun industri lainnya. Isu budaya atau kultural dalam teori media yang pertama kali muncul adalah tentang karakter dari kebudayaan massal baru yang dibawa oleh komunikasi massa. Ada banyak tema-tema dari teori kultural media antara lain efek-efek teknologi komunikasi, globalisasi, komodifikasi budaya, identitas kultural, gender dan subkultur, ideologi dan hegemoni, dan lain sebagainya. Berkaitan dengan komodifikasi budaya, Media massa sebagai industri juga memiliki aspek politik-ekonomi dalam produksi budayanya. Perlu diingat bahwa sebagai sebuah industri tersendiri, media pun juga didorong oleh prinsip-prinsip logika ekonomi. Ada sesuatu yang dijual dan dipertukarkan oleh media dalam pasar yang besar. Dalam media massa, informasi menjadi komoditi yang memiliki nilai tukar. Informasi yang mengalami komodifikasi (contoh: acara televisi, berita, film, database, dsb) akhirnya dapat diperjualbelikan dan memiliki nilai pasar ketimbang nilai intrinsik yang sederhana (Littlejohn, Foss, 2009: 647). Maka jika dikaitkan dengan dimensi yang telah dijelaskan diawal tadi, hal yang seperti ini erat kaitannya dengan dimensi presentasi dimana media jadi cenderung memberitakan hal-hal yang yang hanya memiliki nilai jual di masyarakat, bukan lagi pemberitaan yang mencerdaskan masyarakat. Dengan logika industri, media massa menjual dan mempertukarkan informasi maupun hiburan kepada khalayak. Prinsip utama dari industri itu sendiri adalah produksi massal untuk target khalayak yang besar. Demi memproduksi sesuatu dalam jumlah yang besar kepada target yang besar pula, adalah suatu konsekuensi logis apabila produk media massa akhirnya
3
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
mengalami standardisasi. Karena sebuah pabrik tidak akan bisa memproduksi barang yang berbeda-beda dalam skala besar dan waktu yang sama. Proses komunikasi massa melalui media akhirnya menghasilkan konten yang terstandardisasi (McQuail, 1983: 56). Hal ini adalah salah satu karakteristik utama dari apa yang disebut sebagai “mass culture” yang dihasilkan oleh media massa. Kebangkitan dari mass culture ini pun menuai banyak kritik dari berbagai pihak. Kritik sosial terhadap mass culture ini mulai muncul pada pertengahan abad ke-20, dimulai di Inggris seiring dengan berkembangnya teori kritis radikal yang tercermin dalam karya Richard Hoggart, Raymond Williams, dan Stuart Hall (McQuail, 1983: 115). Kritik mereka terhadap mass culture yang utama adalah untuk menyerang akar komersial dari penurunan nilai kultural dan untuk menyuarakan konsumen mass culture kelas pekerja yang menjadi korban. Menjadi korban dari apa? Yaitu menjadi korban dari mass culture yang (dianggap) berselera dan berkualitas rendah. Inggris yang memang terkenal dengan kebudayaan yang tinggi dalam hal ini secara khusus mengkritik budaya media massa dari Amerika yang dianggap terlalu komersial dan tidak menjunjung lagi nilai-nilai budaya, yang ada adalah membodohi masyarakat. Namun, kritik terhadap mass culture maupun pembahasan tentang komunikasi massa dan budaya media secara keseluruhan dalam kerangka internasional lebih berpengaruh dan dikenal secara luas dari lahirnya teori kritis dari Mazhab Frankfurt. Tokoh sentral dalam Mazhab Frankfurt tidak lain dan tidak bukan adalah Max Horkheimer dan Theodor Adorno, namun ada pula orang-orang seperti Herbert Marcuse, Walter Benjamin, dan lain sebagainya. Mazhab Frankfurt menggagas akan adanya proses komodifikasi dalam mass culture, mengacu pada konsep komodifikasi dari teori Marx. Dalam Grundrisse, Marx menyatakan bahwa komodifikasi merupakan proses di mana sebuah objek menjadi sebua komoditi yang diperjualbelikan dengan memperoleh suatu nilai tukar, bukan sekedar nilai intrinsik dari objek tersebut. Bila diterapkan dalam media massa, produk-produk kultural (dalam bentuk gambar, ide, ataupun simbol) diproduksi dan dijual dalam pasar media sebagai komoditas. “Imbalan” dari penjualan produk kultural ini adalah kepuasan dan kesenangan konsumen, hiburan dan ilusi angan-angan tentang realitas, yang seringkali menghasilkan adanya pengaburan akan struktur masyarakat yang sebenarnya – yang disebut sebagai kesadaran palsu.
4
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Perspektif Konvergensi Organisasi Kembali ke lima jenis dimensi diatas, Dari lima dimensi tersebut, dimensi yang paling riskan dalam hal konvergensi dengan perspektif organisasi atau politik adalah dimensi ownership atau kepemilikan atas sebuah media. Dimensi ini dianggap adalah dimensi yang paling mendasar dalam sebuah berdiri nya media. Jika sebuah perusahaan sudah memiliki semua kanal informasi, maka akan terjadinya monopoli atas informasi tersebut. Lalu apa yang menjadi bahaya pada dimensi ini adalah jika informasi tersebut telah disusupi dengan nilainilai dan kepentingan sipemilik media. Bisa saja pemilik media tersebut bekerja demi menguntungkan salah satu pihak. Tidak hanya itu, jika telah terjadi nya monopoli media atas perusahaan-perusahaan besar, maka besar kemungkinan akan terjadinya konglomerasi media, jika hal ini telah terjadi, maka informasi yang disampaikan kepada masyarakat tidak lagi bertujuan untuk mencerdaskan orang banyak, melainkan demi kepentingan profit semata atau dengan kata lain adanya komodifikasi.
METODE PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah studi literatur dan wawancara kepada narasumber terkait. Dalam pengerjaannya, penelitian ini menggunakan buku-buku dan laporan ataupun artikel mengenai konvergensi organisasi di media sekaligus dari hasil wawancara narasumber. Penulis juga melakukan perbandingan antara kasus-kasus konvergensi organisasi media di dunia internasional dengan kasus-kasus konvergensi organisasi media yang ada di Indonesia. Data-data dan teori-teori yang didapat membantu mendukung hasil analisis dari penelitian ini.
5
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
HASIL PENELITIAN
Konvergensi Organiasi Media Internasional Berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui internet, terdapat banyak contoh kasus mengenai konvergensi yang berakibat terhadap ‘adaptasi’ organisasi adalah misalnya saja di Amerika sekarang terdapat 5 perusahaan media yang mendominasi atau yang menguasai pasar Amerika. Kelima perusahaan itu ialah Bertelsmann Inc., News Corp., TimeWarner, Walt Disney, dan Viacom. Misalnya kita lihat dari sejarah Bertelsmann Inc. Perusahaan ini pada awalnya merupakan korporasi yang bekerja di bidang percetakan. Bentuk-bentuk cetakan yang ia terbitkan misalnya buku-buku misionaris yang berbau keagamaan. Kemudian seiring berjalannya waktu dan addanya pergantian tampuk kekuasaan, perusahaan ini mengembangkan sayap menjadi perusahan yang mencetak buku-buku yang lebih umum, musalnya nya penerbitan novel-novel yang berbau nasionalisme-sosialisme. Pada tahun 1980-an perusahaan ini berhasil mengembangkan sayapnya hingga ke level internasional. Tidak hanya bergerak dibidang penerbitan buku saja, perusahaan itu juga membeli Arista, sebuah label musik dan lebel musik tersebut terus berkembang hingga saat ini yang kita kenal dengan nama Sony-BMG. Kurang lebih sama hal nya dengan Bertelsmann Inc. News Corp. Juga merupakan salah satu konglomerasi media terbesar di dunia. Total pendapatan perusahaan ini diperkirakan sekitar US$23,856 billion dimana 70% pendapatan berasal dari jaringan televisi yang dimilikinya. Perusahaan ini didirikan oleh seseorang yang kita kenal karena kasus pemindahan kewarganegaraan yang ia miliki yaitu Rupert Murdoch, pada tahun 1980 yang berbasis di Adelaide, Australia. Perusahaan ini mulai terdaftar sebagai perusahaan Amerika Serikat sejak tahun 2004. Hingga sekarang begitu banyak perusahaan yang telah di akuisisi nya antara lain jaringan televisi Fox, studio film 20th Century Fox, penerbitan buku HerperCollins, Times Newspaper, dan masih banyak lagi. Selain itu adapula Viacom. Awal mula perusahaan ini terbentuk, perusahaan ini bernama CBS Corporation. Kemudian di tahun 2005 perusahaan ini memisahkan diri dengan total aset yang dimiliki mencapai US$9,609 billion. Dan sekarang Viacom mampu mengakuisisi banyak media-media besar dunia seperti Paramount Pictures, DreamWorks,
6
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Nickelodeon Movies, selain itu ada pula jaringan televisi yang mereka miliki adalah Comedy Central, Logo, BET, Spike, MTV, dan masih banyak lagi. Tidak mau ketinggalan, selanjut nya ada Walt Disney. Walt Disney merupakan perusahaan animasi, film, dan media terbesar di dunia dengan total pendapatan pertahun diperkirakanmencapai US$30 billion. Sampai saat ini perusahaan yang melahirkan Mickey dan Minie Mouse ini memiliki 5 resort wisat, 11 taman Disney, 39 hotel, 8 studio film, 6 label musik, 11 jaringan televisi kabel dan 1 jaringan televisi terestrial. Beberapa contoh perusahaan itu misalnya, di perusahaan film, label musik, dan hiburan Disney memiliki Walt Disney Motion Pictures Group Inc., Miramax, Pixar, Disney Music Group. Sedangkan dalam tv jaringan Disney menguasi jaringan televisi ABC atau American Broadcasting Company yang menguasai 30 stasiun TV lokal, 2 stasiun radio, selain itu ada pula Disney Channel, ESPN, dan SOAPnet. Dan yang terakhir tidak kalah besar adalah Time Warner Inc. Yang sekarang menjabat sebagai konglomerasi media terbesar di dunia yang berkantor pusat di New York. Bidang industri perusahaan raksasa ini meliputi film, televisi, penerbitan, internet, dan telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam konglomerasi ini antara lain AOL (American On-Line), home box office, New Line Cinema, Time Inc., Time Warner, Turner Broadcasting System, The CW, dan yang paling terkenal adalah Warner Bross. Konvergensi Organisasi Media di Indonesia Setalah memahami dan mengerti bagaimana konvergensi media dalam perspektif organisasi dan politik, serta pendalaman melalui contoh-contoh di negara luar, maka konvergensi media dalam perspektif organisasi dan politik ini akan kita kaji dalam konteks ke Indonesiaa. Di Indonesia sendiri banyak sekali media-media yang sudah terkonvergen, media yang awal nya hanya memproduksi dalam bentuk koran kini mulai merambah online, radio, ataupun TV. Karena banyak nya contoh di Indonesia yang dapat dikaji konvergensi media dalam perspektif organisasi dan politik nya tersebut, maka dianggap perlu nya pengerucutan akar analisi makalah ini lebih dalam. Oleh karena itu media yang akan kami bandingkan dalam hal perspektif organisasi dan politik nya adalah dua media yang cukup besar di Indonesia, yang bisa dikatakan sebagai ayah dan anak namun memiliki kultur yang beda dalam
pelaksanaan
kerja
nya,
media
tersebut
7
adalah
Kompas
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
dan
Tribun.
Data yang kami dapat mengenai iklim organisasi dan politik dalam kedua media tersebut merupakan data primer melalui wawancara mendalam kepada salah seorang petinggi di Tribun News. Informasi yang beliau berikan cukup objektif karena memang ia sempat bekerja di kedua media tersebut. Sehingga informasi atau data-data yang diberikan tidak berat sebelah. Idientitas Media Dimulai dari Kompas, seperti yang kita tahu, harian Kompas berdiri sejak tahun 1965, atau hampir 47 tahun memberikan informasi atau berita bagi negeri ini. Kompas didirikan oleh P.K Ojong dan Jakoeb Oetama. Seiring berkembang nya waktu harian Kompas ini menjadi surat kabar harian nasional dengan segmentasi masyarakat kelas mengah ke atas. Karena semakin pesat nya kebutuhan informasi masyarakat dan semakin maju nya teknologi, Kompas mengembangkan sayap nya dengan melalui ranah online. Kompas online yang kita kenal dengan nama website nya Kompas.com ini berdiri pada tahun 1997. Pada awalnya Kompas Online hanya berperan sebagai edisi internet dari harian Kompas. Pada tahun 1998 Kompas Online merubah namanya menjadi
Kompas.com dengan berfokus
pada
pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran yang baru. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2008, terjadi perubahan yang cukup signifikan pada Kompas.com, yaitu portal online ini membawa logo, tata letak, hingga konsep baru di dalam nya yang dianggap lebih segar, lebih elegan, dan tentunya tetap mengedepankan user-friendly dan advertiser-friendly. Kompas.com semakin bersinergi dan menjadikannya sebagai sumber informasi yang lengkap, tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, live streaming. Perubahan yang dilakukan ini juga berimbas pada bertambahnya jumlah pengunjung yang di klaim mencapai angka 20 juta pembaca aktif perbulan dan total 40 juta page view/impression perbulan pada tahun 2008. Sedangkan saat ini jumlah pembaca telah mencapai angka 120 juta page view perbulan. Inovasi-inovasi yang dilakukan oleh Kompas.com tidak berhenti sampai disitu. Ribuan informasi yang masuk tiap hari nya di portal Kompas.com mulai di sort-ir berdasarkan kebutuhan pembaca yang ditampilkan berdasarkan channel-channel tertentu. Tiap channel pun didesain sesuai dengan tema berita dan membuat setiap pengelompokan berita memiliki karakter. Beberapa channel tersebut misalnya, Kompas Female, Kompas Bola, Kompas Health, Kompas Tekno, Kompas Entertainment, Kompas Otomotif, Kompas Properti, Kompas Images, dan Kompas Karier. Sebagai portal berita yang mengikuti perkembangan teknologi 8
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
terkini, Kompas.com dapat diakses melalui handphone atau dapat diunduh sebagai aplikasi gratis di Smartphone atau Tablet PC. Selain di ranah online, Kompas juga menyentuh ranah penyiaran melalui media televisi yang ia punya, yaitu Kompas TV. Kompas TV merupakan stasiun televisi yang berusaha menampilkan kekayaan alam Indonesia. televisi yang memiliki tagline ‘inspirasi Indonesia’ ini berusaha menampilkan acara-acara yang inspiratif dan mencerdaskan bangsa dengan program-program yang edukatif. Seperti yang kita ketahui, sebelum hadir nya Kompas TV, Kompas sendiri telah memiliki stasiun televisi yang dulu kita kenal dengan TV7, namun pada tahun 2006 saham TV7 dibeli oleh Trans Corp di bawah kepemimpinan Chairul Tanjung dan berganti nama menjadi Trans7. Maka sejak saat itu Kompas tidak lagi memiliki perusahaan televisi. Barulah pada tahun 2011 Kompas meluncurkan kembali stasiun televisi nya yang kita kenal dengan Kompas TV. Kompas TV menjadi salah satu televisi berbayar pertama di Indonesai yang memiliki kualitas High Definition (HD). Kualitas HD ini menyajikan gambar dengan resolusi tinggi sehingga pemirsa dapat menikmati detail gambar dengan kontur jelas dan warna yang lebih tajam. Kompas TV sebagai pionir televisi berkualitas HD juga telah mengarah pada sistem televisi digital sesuai standar yang lazim digunakan secara internasional. Selain diranah online, cetak, dan televisi, perusahaan Kompas Gramedia Group (KG) ini juga memiliki platform radio. Radio yang mereka miliki yaitu radio Sonora, dan Motion Radio. Radio Sonora dan Motion Radio ini merupakan stasiun radio yang memiliki komitmen untuk mewujudkan visi sebagai radio informasi dan hiburan yang paling diminati oleh pendengan dan pemasang iklan serta untuk mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat. radio Sonora sendiri memiliki cabang di beberapa kota seperti Surabaya, Yogyakarta, Palembang, Pangkal Pinang, Pontianak, Semarang, Solo, Bandung, Purwokerto, Cirebon, Banjarmasin, Malang, dan NAD. Media yang selanjutnya akan kita bahas adalah Tribun. Tribun merupakan surat kabar atau pers daerah yang terbut setiap hari di bawah naungan Kompas Gramedia Group. Harian Tribun News ini sendiri merupakan pemain baru di Indonesia dan mulai diperkenalkan pada tahun 2008. Sebelum memiliki brand Tribun, seperti yang kita kenal sekarang, pers daerah diperkenalkan dengan nama yang berbeda-beda dengan brand yang berbeda pula seperti Serambi Aceh di Aceh, Pos Kupang di Nusa Tenggara Timur, Bernas di Jogjakarta, Bangka
9
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Pos di Pangkal Pinang, Banjarmasin Post di Kalimantan Selatan, Sriwijaya Post di Palembang, dan Surya di Surabaya. Dengan konsep baru, pers daerah buatan Kompas Group ini mulai memproduksi koran dengan brand Tribun. Nama Tribun ini mulai diaplikasikan di Kalimantan Timur dengan nama Tribun Kaltim pada tahun 2008. Nama tersebut makin meluas seiring berjalan nya waktu seperti Tribun Jabar di Jawa Barat, Tribun Timur di Sulawesi Selatan, Tribun Jogja di Jogjakarta, dan yang paling baru pada tahun 2012 adalah Tribun Medan di Sumatra Utara dan Tribun Sumsel di Sumatra Selatan. Harian Tribun ini memiliki segmentasi pasar masyarakat kelas menengah kebawah yang banyak tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Lahir nya harian Tribun di tengah kebutuhan akan informasi dan kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi mau tidak mau ikut mengadopsi pentingnya konvergensi dalam media Tribun itu sendiri. Salah satu bentuk konvergensi yang dimiliki oleh Tribun adalah Tribunnews.com. Situs berita Tribunnews.com dikelola oleh PT. Indopersda Primamedia, divisi koran daerah dari Kompas Gramedia. Selain itu Tribunnews.com juga mengelola forum diskusi, dan komunitas online melalui Facebook, Twitter, dan Google+. Selain didukung oleh reporter yang bertugas di Jakarta, Tribunnews.com didukung oleh jaringan 17 koran daerah atau Tribun Network, selain itu juga didukung oleh hampir 500 wartawan di 18 kota penting di Indonesia. Selain itu, yang menarik dari Tribunnews.com adalah, website ini memiliki domain-domain lagi dari Tribunnews di tiap daerah nya. misal nya Tribunjakarta.com, tribunjabar.co.id, tribunjogja.com dan masih banyak lagi, sehingga jika di hitung secara kuantitas, portal website Tribunnews.com ini memiliki sekitar 26 anak website berita. Sama hal nya dengan kompas, selain di ranah online. Tribun juga merambah dunia broadcasting melalui beberapa radio yang tersebar di seluruh Indonesia. Misalnya saja di Kalimantan selatan, Banjarmasin Post FM, di Aceh, Serambi FM, dan beberapa kota besar lainnya yang juga tergabung di Sonora FM.
10
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
PEMBAHASAN
Konvergensi Organisasi di Media Kompas dan Tribun Dari kedua media besar di Indonesia tersebut, sangat jelas terlihat bahwa adanya konvergensi yang terjadi demi memenuhi kebutuhan pasar. Konvergensi yang terjadi disini menghasilkan banyak platform yang berguna sebagai jalan lain untuk penyebaran informasi. Melalui wawancara mendalam kami dengan Bapak Herman Darmo selaku Regional Newspaper Group Director, Kompas Gramedia Group, beliau mengatakan bahwa asumsi dasar dari konvergensi adalah menekan harga pokok produksi. Dahulu, ranah informasi bagi masyarakat adalah media cetak atau koran. Untuk dapat menghasilkan koran itu sendiri diperlukan biaya produksi yang tidak murah, mulai dari kertas, tinta, pegawai, distribusi, dan sebagai nya. sedangkan disatu sisi banyak tumbuh media-media yang menjadi pesaing dalam memperoleh perhatian pengiklan. Pengiklan yang notabene nya sebagai pemasukan utama bagi media mulai terpecahkan perhatiannya dan mulai tertarik dengan media-media pesaing. Oleh karena itu, tanpa mengurangi kualitas berita yang dibuat, maka penekanan terhadap biaya produksi dilakukan terhadap kanal dari pemberitaan media tersebut. Tidak hanya itu, Bapak Herman Darmo juga mengatakan bahwa konvergensi dalam media itu sendiri bukan berarti sinergitas atau persilangan dari berbagai macam platforrm media melainkan bertemunya antara media dan teknologi. Namun yang menarik dari konvergensi ini adalah, ketika terjadi konvergensi dalam sebuah media, maka akan terjadi transformasi pula dalam organisasi media tersebut, hal ini akan dijelaskan kemudian. Dalam menjalankan konvergensi, Tribunnews menerapkan strategi 3M. 3M disini adalah Multi media, Multi channel, dan Multi Platform. Multi media adalah cara bagaimana kita mempresentasikan sebuah konten atau berita yang kita dapat. Misal nya melalui koran, majalah ataupun radio. Sedangkan multi channel adalah bagaimana proses pendistribusian dari berita yang kita miliki tersebut, misal nya melalui ranah online, tv ataupun broadcast. Sedangkan multi platform adalah bagaimana informasi yang kita sebarkan tersebut mampu mendukung atau mampu digunakan di banyak platform, misalnya mobile, Tablet PC, dan sebagainya.
11
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Dari wawancara dengan Bapak Herman Darmo juga dijelaskan bahwa dalam Tribunnews, konvergensi digunakan sebagai sebuah alat yang diharapkan mampu menutupi kelemahan dari masing-masing media atau bahkan saling memperkuat. Misalnya dalam urusan media cetak, mungkin tidak semua orang sempat untuk membeli media cetak setiap harinya ataupun mungkin pada hari tersebut seorang tersebut sedang tidak memegang uang, atau mungkin ketika seorang tersebut sedang ingin membeli koran, loper koran nya sedang tidak ada di tempat dan kemungkinan-kemungkinan lain yang mungkin terjadi. Maka disinilah letak atau fungsi media online untuk melengkapi dan memperkuat harian Tribun tersebut. Orang yang tadi nya tidak bisa membaca koran karena berbagi macam kemungkinan yang terjadi dapat diatasi dengan membaca secara online. Bukan hanya itu, fungsi radio juga saling mengisi kebutuhan informasi dari setiap individu. Misalnya yang paling terasa manfaat nya adalah laporan yang realtime dari sebuah kondisi atau keadaan jalan. Misalnya kita sedang berada di jalan protokol ataupun di jalan tol, maka ada informasi yang menyatakan bahwa jalan yang akan kita lalui tersebut mengalami kemacetan, maka dengan sigap hal tersebut dapat kita hindari dengan cara memilih jalan alternatif. Konvergensi Organisasi di Harian Tribun Masuk ke dalam ranah organisasi di Tribunnews, pada jaman dulu dalam sebuah organisasi media, setidak nya ada satu pemred di setiap satu jenis media yang ia punya. Misalnya media X memiliki media cetak, online, radio, dan televisi, maka ia seharus nya memiliki 4 pemimpin redaksi. Namun hal ini lah yang sekarang dirubah dalam bentuk organisasi di Tribunnews. Kini struktur organisasi yang ada mulai dipersempit dan semakin ‘langsing’. Berdasarkan pengakuan Bapak Herman Darmo, sekarang setidaknya dalam 4 jenis media hanya memiliki satu pemimpin redaksi atau pemred. Dulu ketika setiap jenis media memiliki pemred masing-masing maka setiap pemred sudah pasti memiliki redpel atau redaktur pelaksana, news editor, manager redaksi, manager produksi, editor beritas dan reporter masing-masing. Jadi dapat dibayangkan betapa ‘gendut’ organisasi hanya untuk satu jenis media, dan itu dikalikan jumlah jenis media yang mereka miliki. Dengan adanya konvergensi tersebut ada beberapa bagian-bagian yang dianggap tidak perlu dihilangkan. Misalnya redaktur pelaksanan sudah ditiadakan, begitu pula manager redaksi dianggap kurang tepat sehingga perlu direduksi dan pemimpin redaksi digabung menjadi satu pemred. Dengan adanya penyatuan atau pengurangan bagian-bagian yang sebelum nya telah ada sejak lama maka sangat berpotensi mempengaruhi iklim politik dalam organisasi tersebut.
12
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Lalu bagaimana dengan iklim politik di Tribunnews? Berdasarkan keterangan yang kami dapat, Tribunnews adalah media dan pemain baru dalam kancah permediaan. Tribunnews sendiri baru hidup selama 13 tahun. Sejak awal kehidupannya, Tribunnews telah mengenal yang namanya konvergensi, maka setidaknya tidak ada atau sedikit Culture shock yang dirasakan jika terjadinya konvergensi dalam organisasi mereka. Itu artinya dengan kata lain hampir tidak ada masalah dalam iklim politik di Tribunnews itu sendiri, baik dari tribun cetak, tribun online, dan radio. Iklim politik yang memang telah sejak awal di bangun oleh harian Tribun memberikan efek yang positif dalam berkembangnya media atau pers daerah ini, hal itu dibuktikan dengan tercapainya paringkat ke 4 oleh Alexa yaitu lembaga yang menilai kinerja sebuah media berdasarkan kinerja di bidang online nya. Tidak hanya itu, efek positif ini juga dirasakan dengan semakin berkembang nya Brand Tribun dengan berdiri nya dua koran Tribun di dua provinsi besar di Indonesia, yaitu Sumatra Utara dan Sumatra Selatan. Kesadaran akan penting nya konvergensi di bidang organisasi tampak nya telah disadari dan di antisipasi oleh para pendiri harian ini. hal ini terlihat dari model yang mereka terapkan dalam struktur organisasi dan strategi media yang mereka gunakan. Ketika kami tanyakan siapakah yang menjadi Role model atau Bussines Model yang mereka gunakan dalam organisasi mereka, maka Bpk Herman Darmo menjelaskan bahwa sebenar nya tidak ada role model ataupun Bussines model khusus yang kami tiru dalam struktur organisasi dan strategi media yang kami gunakan. Beliau menjawab bahwasan nya yang kami lakukan sekarang adalah hasi hibridisasi beberapa model organisasi media-media yang kami anggap cocok diterapkan di Indonesia, maka dengan kata lain, dari hasil riset pribadi itulah maka ditemukan sebuah struktur dan strategi yang tepat untuk diterapkan di Indonesia yang mereka sebuat sebagai 3M (telah dijelaskan sebelum nya). lalu apakah model organisasi yang mereka gunakan ini dipengaruhi oleh latar belakang pekerja dalam harian Tribun itu sendiri? Lalu beliau menjawab, jika dikatakan bahwa bentuk organisasi dan strategi yang kami terapkan karena latar belakang pegawai, itu tidak juga. Strategi yang diterapkan ini lebih karena ‘pergaulan’ dari Tribun itu sendiri yang ikut dalam salah satu organisasi Media internasional. Dalam organisasi tersebut biasanya akan ada presentasi Annual Report dari media-media di seluruh dunia yang tergabung dalam organisasi tersebut. Dari ‘pergaulan’ inilah bagaimana akhirnya kami melakukan riset terhadap kinerja masing-masing media dan strategi mana yang
13
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
tepat di gunakan di Indonesia, tutur pria yang juga merupakan dosen S1 Komunikasi Universitas Indonesia tersebut. Konvergensi Organisasi di Harian Kompas Kompas merupakan media yang sudah cukup berpengalaman di negeri ini, mulai dari masa pemerintahan Presiden Soekarno sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kompas juga telah melewati tiga masa dalam negeri ini, mulai dari Orde lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Informasi yang kami dapatkan dari pria yang juga bagian dari executif board Kompas tersebut menyatakan bahwa jika dulu pada zaman orde baru, media bergerak dengan sangat tidak bebas. Banyak orang-orang ‘titipan’ yang terpaksa harus dimasukan dalam jajaran pimpinan Kompas. Mulai dari orang kementrian hingga keluarga cendana. Hal ini sengaja mereka lakukan dengan dalih menjaga stabilitas ekonomi dan politik di Indonesia. Setelah reformasi terjadi di Indonesia, maka keran aspirasi masyarakat dibuka seluasluas nya. Pertumbuhan media menjadi membabi buta dan mulai adanya perombakan struktur dalam tubuh Kompas itu sendiri. Selain karena terbukanya keran demokrasi tersebut, tuntutan konvergensi juga menjadi pendorong perombakan struktur di tubuh Kompas. Namun, dari informasi yang kami dapatkan, ternyata adanya culture shock yang dialami oleh lembaga media senior ini. masih ada sifat-sifat feodalisme yang dibawa hingga saat ini. sifat-sifat feodal ini akhirnya berpengaruh pada tumbuh kembang konvergensi organisasi media ini. jika dalam Tribun strutur organisasi telah diperkecil dan ada kolaborasi kinerja tiap platform, maka beda hal nya dengan Kompas. Kompas memiliki Pemred di masing-masing jenis media yang ia miliki sehingga walaupun dikatakan konten yang disebarkan terkonvergen, namun dari sisi organisasi, lembaga media senior ini belum terkonvergen. Adanya rasa eksklusifitas yang dibawa oleh Kompas cetak terhadap platform yang lain membuat iklim politik di lembaga ini kurang serasi. Newsroom yang diterapkan juga belum mengadopsi newsroom yang terkonvergen seperti newsroom1.0, newsroom2.0, dan newsroom3.0. Jika kita bandingkan kedua jenis organisasi dan iklim politik di kedua media tersebut dapat disimpulkan bahwa organisasi dan politik di Tribunnews lebih modern dan lebih maju. Namun, jika dikaitkan dengan laba perusahaan, maka kedua perusahaan ini tidak dapat dibandingkan dan tidak dapat dipungkiri bahwa Kompas jauh mengungguli Tribunnews. Hal ini dikarenakan kepercayaan masyarakat yang besar terhadap lembaga media yang telah senior ini dan banyak nya ranah bisnis yang telah didirikan oleh Kompas oleh karena itu yang terpenting dalam konvergensi dalam sebuah organisasi dan iklim politik yang mereka alami 14
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
adalah bagaimana perusahaan tersebut mampu membangun kredibilitas dan kepercayaan kepada masyarakat sehingga mampu menarik banyak pengiklan. Konvergensi dan Konglomerasi Dengan begitu, kembali lagi pada asumsi dasar kita bahwa konvergensi yang dilakukan dalam sebuah media mampu menimbulkan konglomerasi media. Jika yang terjadi di Tribunnews murni adalah konvergensi di bidang organisasi dan strategi bisnis mereka, lain hal nya dengan Kompas Group. Selain banyak mendirikan kanal informasi, Kompas juga banyak melakukan pengembangan sayap bisnis yang terkesan mengkonglomerasikan media. Banyak media yang mereka dirikan sehingga membuat semakin banyak nya pesaing dalam ranah penyebaran informasi. Hal ini berimbas pada semakin menyusut nya media-media komunitas yang membutuhkan pengiklan malah ter-distract dengan muncul nya Kompas di ranah tersebut, otomatis pengiklan lebih memilih untuk berinvestasi di Kompas yang memang telah memiliki kepercayaan yang besar di Masyarakat. maka jika hal ini di biarkan terus menerus maka semakin berkurang nya keberagaman informasi, dan keberagaman sudut pandang dan opini dalam media di Indonesia. Oleh karena itu, dengan konvergensi yang juga berdampak pada banyak terjadinya konglomerasi media di seluruh penjuru dunia maka akan mengingatkan kita pada wacana globalisasi. Globalisasi menjadi sebuah gejala kontemporer yang mampu merevolusi dunia dengan sangat cepat. Gejala globalisasi ini pula sangat dekat dengan kegiatan yang berbau kapitalis. Gejala ini akhirnya membuat banyak kaum pemilik modal bersorak, sementara negera-negara dunia ketiga beserta komunitas-komunitas sipil melakukan gerakan protes untuk mengubah itu. karena hal itulah yang ditakutkan akan mengubah cara bagaimana dunia dilihat. Dan yang juga sangat penting untuk diketahui addalah korporasi yang seperti ini juga telah mengubah wajah dunia, baik dalam hal hubungan-hubungan produksi, pola interaksi sosial, politik, hubungan antara negara kaya dan negara miskin hingga kebudayaan dan praktika hidup sehari-hari di masyarakat. Kini konglomerasi perusahaan-perusahaan yang seperti itu telah menjadi fenomena global yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan akselerasi ekonomi dan jaringan kultural yang beroprasi diseluruh dunia, menembus batas ruang dan waktu. Konglomerasi ini berakar dari konvergensi dan pembangunan pasar multinasional (transnasional), yang akhirnya berimbas pada tumbuhnya entitas baru ekonomi dan politik. Perkembangan teknologi dan media semakin terintegrasi sistem produksi dan konsumsinya diseluruh dunia. 15
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
Dengan begitu, yang ditakutkan dalam hal ini ialah dalam proses nya, korporasi sebagai kekuatan baru transnasional memiliki peran dalam mengontrol apa yang boleh dipertukarkan dan apa yang tidak, jenis komoditi seperti apa yang boleh dipertukarkan dan bagaimana komoditi itu dipertukarkan. Musik, film, informasi merupakan bidang-bidang yang secara khusus dikelola oleh kelima perusahaan diatas. Dikarenakan terpusatnya kekuatan pada korporasi-korporasi ini, maka bukan tidak mungkin masyarakat akan menjadi sangat mudah untuk dikonstruksikan pikiran dan dibentuk oleh ideologi perusahaan-perusahaan raksasa ini. Efek lebih jauhnya lagi, karena jaringan perusahaan-perusahaan ini yang kuat, maka ditakutkan bisa mengkontrol atau mendikte kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah khusus nya kebijakanyang tekait dengan permasalahan media, dengan begitu maka bukan hal yang sulit bagi salah satu perusahaan media tersebut untuk melakukan blokade ekonomi misalnya saja dengan dalih pelanggaran hak cipta bagi negara yang membajak produk media tersebut.
16
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
KESIMPULAN
Konvergensi organisasi yang terjadi di media berawal dari konvegensi yang terjadi di platform media itu sendiri. Konvergensi platform itu terjadi karena untuk menekan biaya pokok produksi. Itu artinya ketika terjadinya konvergensi dalam sebuah media, maka akan terjadi pula transformasi dalam organisasi media tersebut. Misalnya pada jaman dulu dalam sebuah organisasi media setidaknya ada satu Pemimpin redaksi (Pemred) di setiap media yang ia punya. Itu artinya jika suatu media memiliki bentuk cetak, online, radio, dan televisi, maka seharusnya media tersebut memiliki 4 pemimpin redaksi. Namun, dengan konvergensi organisasi, hal tersebut dapat diubah dalam bentuk organisasi yang baru. Kini struktur organisasi yang ada mulai di persempit dan semakin ‘langsing’, sekarang setidaknya dalam 4 jenis media hanya memiliki satu pemimpin redaksi atau Pemred. Tidak hanya itu, konvergensi yang dilakukan dalam sebuah media mampu menimbulkan konglomerasi media. Oleh karena itu, dengan konvergensi yang juga berdampak pada banyak terjadinya konglomerasi media di seluruh penjuru dunia maka akan mengingatkan kita pada wacana globalisasi. Globalisasi menjadi sebuah gejala kontemporer yang mampu merevolusi dunia dengan sangat cepat. Gejala globalisasi ini pula sangat dekat dengan kegiatan yang berbau kapitalis. Gejala ini akhirnya membuat banyak kaum pemilik modal bersorak, sementara negera-negara dunia ketiga beserta komunitas-komunitas sipil melakukan gerakan protes untuk mengubah itu. karena hal itulah yang ditakutkan akan mengubah cara bagaimana dunia dilihat. Dan yang juga sangat penting untuk diketahui addalah korporasi yang seperti ini juga telah mengubah wajah dunia, baik dalam hal hubungan-hubungan produksi, pola interaksi sosial, politik, hubungan antara negara kaya dan negara miskin hingga kebudayaan dan praktika hidup sehari-hari di masyarakat. Kini konglomerasi perusahaan-perusahaan yang seperti itu telah menjadi fenomena global yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan akselerasi ekonomi dan jaringan kultural yang beroprasi diseluruh dunia, menembus batas ruang dan waktu. Konglomerasi ini berakar dari konvergensi dan pembangunan pasar multinasional (transnasional), yang akhirnya berimbas pada tumbuhnya entitas baru ekonomi dan politik. Perkembangan teknologi dan media semakin terintegrasi sistem produksi dan konsumsinya diseluruh dunia.
17
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
SARAN
Melihat dari permasalahan tersebut, kepada pemerintah ataupun pemilik media. Sebagai sebuah lembaga yang memiliki otoritas untuk membuat kebijakan seharusnya jeli untuk melihat fenomena ini. pemerintah dapat membuat kebijakan yang membatasai monopoli kepemilikan media sebagai imbas dari Konvergensi tersebut agar tidak terjadinya konglomerasi media. Selain itu pemerintah juga dapat menerapkan sebuah sistem dimana ada satu hari perusahaan-perusahaan media besar tidak diperkenankan mencetak dan menyebarkan produknya, melainkan kesempatan ini diberikan bagi media-media publik yang otonom, baru dan aset yang tidak begitu banyak sehingga mampu menstimulus para pelaku usaha media yang masih baru. Sedangkan bagi pemilik media yang telah ‘dewasa’, sistem ekonomi yang gotong royong tampak nya dapat menjadi pilihan, perusahaan-perusahaan besar tidak harus serakah dalam memonopoli informasi, selain itu perlu adanya dana CSR yang dikeluarkan sebagai bantuan moral bagi perusahaan yang baru berkembang. Walaupun solusi yang ditawarkan ini tampak tekesan utopis, namun jika hal ini berhasil dilakukan maka bukan tidak mungkin akan adanya kerukunan dalam masyarakat dan pencerdasan masyarakat akan informasi yang ia terima.
18
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Dwyer, T. (2010). Media Convergence: Issues in Cultural and Media Studies. London: McGraw Hill & Open University Press. Grant A. E. & Wilkinson, J. S. (2009). Understanding Media Convergence: The State of the Field. New York: Oxford University Press. Kompas. (2012, Desember 25). Kompas.com. Retrieved from Kompas.com: http://www.kompas.com/aboutus Tim, O. S. (2001). Key Concept in Communication and Cultural Studies. london : Routledge. Tribunnews. (2012, Desember 25). Tribunnews.com. Retrieved from Tribunnews.com: http://www.tribunnews.com/about TV, K. (2012, Desember 25). Kompas TV Inspirasi Indonesia. Retrieved from Kompas.tv: http://www.kompas.tv/index.php/front/profil Veronique. (2012, oktober 31). Situs veronique's. Retrieved from Situs veronique's: http://pravdakino.multiply.com/journal/item/26/Lima-Perusahaan-Media-Terbesar-diAmerika-Serikat
19
Konvergensi organisasi ..., Rezaldy Bastharian, FISIP UI, 2014