TESIS
KONTROVERSI BAPTISAN KUDUS DALAM AGAMA KRISTEN DI KOTA DENPASAR
DERMAWAN WARUWU
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012
TESIS
KONTROVERSI BAPTISAN KUDUS DALAM AGAMA KRISTEN DI KOTA DENPASAR
DERMAWAN WARUWU NIM 0990261020
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012
KONTROVERSI BAPTISAN KUDUS DALAM AGAMA KRISTEN DI KOTA DENPASAR
Tesis ini untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana
DERMAWAN WARUWU NIM 0990261020
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 ii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL, FEBRUARI 2012
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Emiliana Mariyah, MS NIP 194305 21198303 2 001
Prof. Dr. I Made Suastika, SU NIP 19570113 198003 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Program Pascasarjana Universitas Udayana
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana
Prof. Dr. Emiliana Mariyah, MS NIP 194305 21198303 2 001
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K) NIP 19590215 198510 2 001
iii
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 14 Februari 2012
Panitia Penguji Tesis, berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana, No.: 0205/UN14.4/HK/2012 Tanggal, 10 Februari 2012
Ketua
: Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S
Anggota
: 1. 2. 3. 4.
Prof. Dr. I Made Suastika, S.U Prof. Dr. I Nengah Duija, M.Si Dr. I Wayan Redig Dr. I Nyoman Dhana, M.A
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NAMA
: DERMAWAN WARUWU
NIM
: 0990261020
PROGRAM STUDI : MAGISTER KAJIAN BUDAYA JUDUL TESIS
: “KONTROVERSI BAPTISAN KUDUS DALAM AGAMA KRISTEN DI KOTA DENPASAR”
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Kemendiknas RI No. 17 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 14 Februari 2012
(Dermawan Waruwu)
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankan penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah Tritunggal: Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus, oleh karena hikmat, anugerah, pemeliharaan, dan pertolongan-Nya dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Maksud dan tujuan penulisan tesis ini yaitu sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kajian Budaya pada Universitas Udayana. Kedua, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Emiliana Mariyah, MS., sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian dan ketulusan telah membimbing, mengarahkan, memberi saran selama mengikuti Program Magister Kajian Budaya serta dalam menyelesaikan tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Prof. Dr. I Made Suastika, SU., sebagai pembimbing kedua yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran selama ini. Ketiga, ucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan serta fasilitas yang diberikan kepada penulis selama mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Kajian Budaya pada Program Pascasarjana di Universitas Udayana. Keempat, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Emiliana Mariyah, MS., sebagai Ketua Program Studi Magister (S2) Kajian vi
Budaya di Universitas Udayana dan kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. Emiliana Mariyah, MS.; Prof. Dr. I Made Suastika, SU.; Prof. Dr. I Nengah Duija, M.Si.; Dr. I Wayan Redig; Dr. I Nyoman Dhana, MA., yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Demikian pula, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh dosen yang telah mengajar penulis selama mengikuti Program Magister (S2) Kajian Budaya di Universitas Udayana. Secara khusus, penulis sampaikan rasa terima kasih kepada Prof. Dr. I Nyoman Kuta Ratna, SU., yang telah memberikan saran dan wawasan berpikir, sehingga penulis menemukan ide tentang topik penelitian ini. Kelima, penulis sampaikan terima kasih kepada seluruh staf administrasi Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya di Universitas Udayana yang namanya tidak disebutkan satu persatu, yang selama ini telah membantu dan memudahkan dalam hal administrasi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya angkatan 2009 yang telah memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Keenam, pada kesempatan ini pula penulis ucapkan terima kasih kepada istri tercinta Ni Luh Swarni, SE dan anak-anakku yang terkasih Agung Harryawan Waruwu dan Made Abdiel Waruwu yang selalu mendoakan, memberi semangat, mendukung, menghibur, dan membantu penulis ketika menghadapi kesulitankesulitan dalam menyelesaikan tesis ini. Ketujuh, penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru dan dosen yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Secara khusus kepada para vii
dosen di Sekolah Tinggi Teologi Johanes Calvin (STT-JC) di Bali yang selalu mendoakan penulis. Ucapkan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orangtua terkasih Fatinaso Waruwu dan Nuriati Sarumaha serta kepada adik-adik tercinta: Yartinus Waruwu, Sadarman Waruwu, Mawardin Waruwu, dan Syukurniat Waruwu, S.PdK atas dukungan dan doa selama ini. Kedelapan, ungkapan terima kasih kepada keluarga besar di: Kabupaten Nias-Sumatera Utara, Desa Tolai-Sulawesi Tengah, dan Bali yang tetap mendoakan dan mendukung penulis selama ini. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada Ir. Nyoman Irawan dan Ni Nyoman Suartini (kakak ipar) dan Putu Terestiani Dadri, SE.,MM. (keponakan) yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan bantuan selama ini. Kepada seluruh jemaat Gereja Persekutuan Kristen Bali penulis ucapkan terima kasih atas perhatian dan doa yang senantiasa dipanjatkan kepada Allah selama ini, sehingga tesis ini bisa selesai dengan baik. Walaupun dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak berupa ide, kritik, dan saran, namun tanggung jawab terakhir tetap berada kepada penulis sendiri. Banyak atau sedikitnya kekurangan dan kesalahan dalam tesis ini tetap menjadi tanggung jawab penulis secara pribadi. Akhirnya, hanya kepada Tuhan Yesus penulis berserah diri dan mohon ampun atas segala kesalahan selama menulis tesis ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Denpasar, 14 Februari 2012
Penulis viii
ABSTRAK
Sakramen baptisan kudus adalah Amanat Agung dari Tuhan Yesus, yang harus dilaksanakan oleh orang Kristen di seluruh dunia. Pelaksanaan baptisan kudus dalam agama Kristen di Kota Denpasar mengalami kontroversi karena dilakukan dalam berbagai cara. Setiap aliran gereja tidak menerima cara pembaptisan yang berbeda dengan aliran gerejanya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk memberi penjelasan dan pengertian baptisan kudus bagi pemimpin gereja dan orang Kristen, sehingga kontroversi ini tidak terjadi lagi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut: (1) Bagaimana bentuk kontroversi baptisan kudus dalam agama Kristen di Kota Denpasar ? (2) Faktor apakah yang mempengaruhi terjadinya kontroversi baptisan kudus dalam agama Kristen di Kota Denpasar ? (3) Apa dampak dan makna kontroversi baptisan kudus dalam agama Kristen di Kota Denpasar ? Untuk membedah permasalahan di atas penulis menggunakan: teori hegemoni yang berfungsi untuk membedah rumusan masalah pertama dan kedua, teori interaksi simbolik berfungsi untuk membedah rumusan masalah kedua, teori semiotika berfungsi untuk membedah rumusan masalah ketiga. Selain teori di atas, ayat Alkitab juga dipergunakan untuk membedah rumusan masalah tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis data berupa ungkapan kualitatif, sedangkan sumber data adalah informan yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Penentuan informan digunakan teknik purposive sampling yaitu informan dipilih atas dasar memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang topik penelitian. Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, kemudian hasilnya disederhanakan agar mudah dibaca. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan interpretatif, serta disajikan secara naratif sehingga menjadi bentuk tesis. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Pelaksanaan baptisan dalam agama Kristen di Kota Denpasar masih mengalami kontroversi yang dapat dilihat dari bentuk perbedaan aliran gereja, perbedaan penafsiran tentang kata baptisan, dan perbedaan tata cara pelaksanaan baptisan kudus tersebut; (2) Faktor yang mempengaruhi terjadinya kontroversi ini adalah adanya pengaruh kebudayaan dari luar yang dibawa oleh para misionaris ketika menyebarkan agama Kristen di Kota Denpasar, sehingga pemimpin gereja pun memiliki paham dan ideologi untuk menguasai aliran gereja yang lain serta membuat hukum gereja untuk dilaksanakan oleh seluruh anggota gereja yang dipimpinnya; (3) Dampak yang ditimbulkan oleh kontroversi ini adalah relasi antara pemimpin dan anggota gereja tidak harmonis sehingga berusaha memisahkan diri dengan membuat aliran atau denominasi gereja yang baru; (4) sedangkan maknanya yaitu terciptanya suasana kedamaian di antara aliran atau denominasi gereja sehingga dapat mewujudkan persatuan dalam melaksanakan tugas Amanat Agung dari Tuhan Yesus.
Kata Kunci : Kontroversi, Baptisan Kudus, dan Agama Kristen. ix
ABSTRACT Sacrament of holy baptism is the Great Commission of our Lord Jesus, to be used by Christians around the world. Implementation of holy baptism in the Christian religion in the city of Denpasar had controversy because it is done in various ways. Each stream of the church did not accept the baptism of different ways with the flow of his church. Therefore, this study aims to give an explanation and understanding of holy baptism for church leaders and Christians, so the controversy is not the case anymore. Based on the above background, the formulation of the problem as follows: (1) What form of holy baptism controversy within Christianity in Denpasar? (2) Factors that affect whether the holy baptism controversy within Christianity in Denpasar? (3) What is the impact and meaning of holy baptism controversy within Christianity in Denpasar? To dissect the issue, the author uses: the theory of hegemony which is used to dissect the first and second formulation of the problem, the theory of symbolic interaction serves to dissect the problem formulation, theory of semiotics serves to dissect third problem formulation. In addition to the above theory, Bible verses are also used to dissect the problem formulation. This research uses qualitative data in the form of expression, while the data sources are informants consisting of primary data and secondary data. Determination of the informant used purposive sampling technique was chosen on the basis of the informant has knowledge and experience on the topic of research. Data were collected using observation techniques, interviews, and study the documentation, then the result is simplified for easy reading. Data were analyzed using descriptive qualitative and interpretative, and thus be presented in a narrative form of the thesis. The results of this study indicate: (1) The baptism in the Christian religion in the City of London is still experiencing a controversy that can be seen from the form of denominational differences, differences in interpretation of the word baptism, and the differences in procedures for the holy baptism, (2) Factors affecting the occurrence This controversy is the existence of cultural influences from outside which was brought by missionaries when Christianity spread in the city of Denpasar, so that even church leaders have understood and ideological appropriation of the other churches as well as making the law of the church to be implemented by all members of the church he leads, (3 ) The impact caused by this controversy is the relationship between leaders and church members are not in harmony, so trying to separate themselves by creating a stream or denomination of the new church, (4), while its meaning is the creation of an atmosphere of peace in the stream or denomination of the church so as to achieve unity in implementing The Great Commission task of the Lord Jesus. Key words: Controversy, Holy Baptism, and the Christian Religion. x
RINGKASAN
Agama Kristen pada awal sejarah kekristenan disebut sebagai agama Kristen Protestan dan tidak terbagi-bagi dalam aliran gereja. Agama Kristen hanya mengakui dua sakramen, yaitu sakramen baptisan kudus dan sakramen perjamuan kudus. Namun dalam penelitian ini hanya mengkaji dan meneliti tentang sakramen baptisan kudus. Alkitab adalah kitab suci orang Kristen yang menjadi dasar utama dalam pelaksanaan baptisan kudus.
Alkitab (versi Indonesia) maupun Bible (versi
Inggris) tidak mencatat tentang cara pelaksanaan baptisan. Alkitab dibagi dalam 2 (dua) bagian besar berdasarkan urutan penulisan dan sejarahnya, yaitu Perjanjian Lama (PL) dalam bahasa Ibrani dan Perjanjian Baru (PB) dalam bahasa Yunani. Dalam kedua bentuk bahasa inilah dapat ditemukan makna dan cara pelaksanaan baptisan yang sesungguhnya. Secara khusus Perjanjian Baru (PB) yang ditulis dalam bahasa Yunani memuat tentang tugas dan kewajiban setiap orang Kristen untuk melaksanakan dan menerima baptisan kudus. Sakramen baptisan kudus adalah Amanat Agung dari Tuhan Yesus bagi setiap orang Kristen di seluruh dunia dan segala zaman. Amanat Agung Tuhan Yesus ini terdapat dalam Injil Matius 28:19 yang berkata: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Dari perintah Tuhan Yesus inilah menunjukkan bahwa baptisan kudus sangat penting dan bersifat sakral sehingga hanya diperkenankan sekali seumur hidup bagi setiap pribadi orang Kristen.
xi
Baptisan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus harus dilaksanakan dengan menggunakan media air yang didasarkan dalam nama Allah Tritunggal, yaitu: Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Pada kenyataannya, sakramen baptisan kudus di Kota Denpasar mengalami kontroversi karena dilakukan dalam berbagai cara.
Ada aliran gereja yang melaksanakan baptisan secara percik,
baptisan secara selam, baptisan secara selam tetapi harus diulang, dan baptisan Roh Kudus. Cara pelaksanaan baptisan yang berbeda-beda inilah yang sering diperdebatkan, dipertentangkan, dan disengketakan sampai saat ini sehingga menganggap baptisan yang dilakukan oleh aliran gereja lain yang berbeda dengan gerejanya tidak benar. Perbedaan pelaksanaan baptisan ini disebabkan oleh munculnya berbagai aliran dalam agama Kristen dan cara penafsiran Alkitab tentang baptisan kudus yang berbeda-beda dari setiap pemimpin aliran gereja. Munculnya berbagai aliran dalam agama Kristen diawali karena ada beberapa orang Kristen yang tidak setuju terhadap pelaksanaan baptisan sebelumnya, kemudian memisahkan diri dan menjadi pemimpin pada aliran gereja yang dibentuknya. Setiap pemimpin aliran gereja
berusaha
untuk
membenarkan
cara
pelaksanaan
baptisan yang
dilakukannya. Setiap pemimpin aliran gereja berusaha untuk menguasai aliran gereja yang lain. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalahnya sebagai berikut: (1) Bagaimana bentuk kontroversi baptisan kudus dalam agama Kristen di Kota Denpasar ? (2) Faktor apakah yang mempengaruhi terjadinya kontroversi baptisan kudus dalam agama Kristen di Kota Denpasar ? (3) Apakah
xii
dampak dan makan kontroversi baptisan kudus dalam agama Kristen di Kota Denpasar ? Untuk membedah permasalahan di atas digunakan beberapa teori, antara lain: teori hegemoni yang berfungsi untuk membedah rumusan masalah pertama dan kedua, teori interaksi simbolik berfungsi untuk membedah rumusan masalah kedua, teori semiotika berfungsi untuk membedah rumusan masalah ketiga. Selain teori di atas beberapa konsep dan ayat-ayat Alkitab juga dipergunakan untuk membedah rumusan masalah tersebut. Dalam menyelesaikan penelitian ini digunakan jenis data berupa ungkapan kualitatif, sedangkan sumber data adalah informan yang terdiri dari data primer dan data sekunder. purposive sampling
Dalam menentukan informan digunakan teknik
yaitu informan dipilih atas dasar pengetahuan dan
pengalaman tentang topik penelitian. Informannya adalah para pemimpin gereja di Kota Denpasar dengan mengajukan beberapa pertanyataan secara tertutup. Cara mengumpulkan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian ini disederhanakan agar mudah dibaca dan
diinterpretasikan, kemudian data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan interpretatif. Setelah itu hasil penelitian disajikan secara naratif sehingga menjadi bentuk tesis. Ada beberapa bentuk yang menjadi kontroversi pada baptisan kudus dalam agama Kristen di Kota Denpasar yang selama ini dipertentangkan dan disengketakan, yaitu: (1) Setiap pemimpin gereja membuat aliran gereja baru yang berbeda dari aliran gereja sebelumnya;
(2)
Setiap pemimpin gereja
memiliki pemahaman dan ideologi yang dipaksakan dalam menafsirkan Alkitab xiii
tentang baptisan;
(3)
Setiap pemimpin gereja mewajibkan seluruh anggota
gerejanya untuk melaksanakan sesuai dengan paham atau ideologi yang dianutnya.
Ada gereja yang melaksanakan baptisan percik, baptisan selam,
baptisan selam yang diulang, dan baptisan Roh Kudus. Bentuk kontroversi pada baptisan kudus yang terjadi selama ini diawali dengan sebuah konsep pemikiran bahwa baptisan tidak boleh dilakukan pada saat masih bayi (anak-anak), tetapi baptisan yang benar harus dilakukan pada orang Kristen yang sudah dewasa (umur 15-17 tahun ke atas) secara selam. Baptisan percik dilaksanakan di dalam gedung gereja pada saat kegiatan ibadah dengan menggunakan air yang sedikit, sedangkan baptisan selam dilaksanakan dengan menggunakan air di danau, laut, sungai, atau air kolam yang sengaja dibuat untuk sarana pembaptisan. Dari bentuk kontoversi di atas maka muncullah berbagai aliran dalam agama Kristen sampai saat ini.
Berdasarkan data yang sudah terhimpun
ditemukan bahwa agama Kristen di Kota Denpasar telah terbagi dalam 10 aliran gereja yang berbeda-beda serta menjadi 66 gedung gereja. Aliran-aliran gereja ini antara lain aliran Lutheran, aliran Calvinis, aliran Menonit, aliran Pentakosta, aliran Kharismatik, aliran Baptis, aliran Adventis, aliran Bala Keselamatan, aliran Injili, dan aliran Saksi Yehova. Setiap aliran gereja di atas tidak menerima cara pelaksanaan baptisan dari aliran gereja lain yang berbeda dengan gerejanya. Bentuk kontroversi pada baptisan kudus juga terjadi pada perbedaan penafsiran terhadap etimologi kata baptisan.
Dalam kata Yunani “baptizein”
terutama berarti menenggelamkan. Dalam hal ini, memang tidak seorang pun ahli yang menolak bahwa arti utama dari kata “baptizein” adalah “menenggelamkan”. xiv
Kata ini juga memiliki persamaan dengan kata: berarti membaptis, mencuci; berarti pembaptisan; berarti pembersihan, suci, wudu, pembaptisan, pencucian (tangan); berarti mencelupkan. Jadi, arti kata baptisan tidak selalu menunjuk pada pelaksanaan baptisan selam, melainkan kata baptisan dalam bahasa Indonesia merupakan kata yang sering dipergunakan oleh masyarakat Yahudi dalam aktivitas mereka sehari-hari seperti mencuci tangan, membersihkan peralatan di Bait Allah, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi terjadinya kontroversi pada baptisan kudus dalam agama Kristen di Kota Denpasar, antara lain:
Pertama, pengaruh
kebudayaan yang datang dari luar Kota Denpasar seperti kebudayaan Yahudi, Eropa, dan Amerika yang dipaksakan pada masyarakat Kristen. Agama Kristen di Kota Denpasar merupakan hasil perpaduan dari berbagai kebudayaan secara khusus kebudayaan orang Yahudi.
Berkembangnya agama Kristen di Kota
Denpasar secara langsung maupun tidak langsung berada dalam hegemoni kekuasaan dan bercampur dengan nuansa kebudayaan orang Yahudi, Eropa, Amerika, Belanda, dan lain-lain. Faktor kedua adalah pengaruh para misionaris yang membawa berbagai aliran gereja dalam agama Kristen di Kota Denpasar. Agama Kristen yang ada di Kota Denpasar bukan agama yang dimunculkan atau dihasilkan oleh masyarakat Kota Denpasar, tetapi hasil penginjilan yang dilakukan oleh para misionaris yang berasal dari berbagai negara di dunia. Para misionaris ini diutus oleh beberapa lembaga penginjilan dari setiap aliran gereja dan lembaga sosial lainnya. Para misionaris ini pada umumnya tidak berpendidikan teologi namun mereka dibekali dengan kursus penginjilan, sehingga hasil penginjilan mereka juga tidak maksimal xv
bahkan para misionaris sering mengalami penganiayaan. Kedua faktor di atas merupakan faktor eksternal yang terjadi di luar agama Kristen yang ada di Kota Denpasar. Faktor internal yang mempengaruhi terjadinya kontroversi pada sakramen baptisan kudus.
Faktor internalnya, yaitu: (1) pengaruh setiap
pemimpin gereja, dan (2) hukum gereja yang berlaku dan dipegang oleh pemimpin gereja tersebut.
Setiap pemimpin gereja berusaha mempertahankan
eksistensinya di lingkungan masyarakat Kristen dan berusaha untuk menguasai (menghegemoni) aliran atau denominasi gereja lain terutama didasarkan pada perbedaan aliran, penafsiran, dan pelaksanaan baptisan kudus. Tujuan dari sikap pemimpin gereja ini adalah untuk menambah jumlah anggota gereja yang dipimpinnya. Hukum gereja yang berlaku pada setiap
aliran gereja sangat
mempengaruhi terjadinya kontroversi pada baptisan kudus ini.
Setiap aliran
gereja memiliki peraturan untuk mengatur tata cara pelaksanaan baptisan kudus. Berdasarkan hukum gereja inilah diwajibkan agar setiap pemimpin gereja serta anggota jemaat harus taat dan mengikutinya.
Pada umumnya, hukum gereja
dirumuskan oleh pemimpin aliran gereja dan dijabarkan oleh seluruh pemimpin gereja pada setiap denominasi gereja di Kota Denpasar. Dampak yang ditimbulkan oleh kontroversi ini, yaitu: (1) hubungan (relasi) antara setiap pemimpin gereja dan sesama orang Kristen menjadi kurang harmonis, rasa curiga yang mendalam, dan berakhir dengan rasa saling membenci; dan (2) dengan adanya sikap saling membenci dan rasa ketidakpuasan maka timbul sikap tidak menerima dan mengakui pelaksanaan baptisan dari aliran xvi
gereja lain.
Pada akhirnya, setiap pemimpin gereja ataupun orang Kristen
memisahkan diri dan membentuk aliran gereja yang baru dan mendirikan gedung gereja yang baru. Setiap kontroversi apabila disingkapi dengan bijaksana maka akan menghasilkan makna, yaitu: (1) setiap aliran gereja kembali menanamkan suasana kedamaian di antara pemimpin dan anggota gereja, sehingga perbedaan-perbedaan yang ada selama ini tidak akan diperdebatkan dan disengketakan lagi; (2) setiap pemimpin dan anggota gereja harus mampu mewujudkan persatuan sebagaimana Tuhan Yesus mengharapkannya dalam setiap aspek hidup orang Kristen, walaupun berbeda suku, bahasa, ras, dan bangsa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agama Kristen di Kota Denpasar masih mengalami perpecahan sampai saat ini yang disebabkan oleh perbedaan aliran, penafsiran, dan pelaksanaan baptisan kudus. Kontroversi ini akan terus berlangsung apabila setiap aliran gereja tetap menganggap bahwa pelaksanaan baptisan di gerejanya adalah yang paling benar, sedangkan di aliran gereja lain salah. Oleh sebab itu, kontroversi ini dapat diselesaikan apabila setiap pemimpin gereja berkeinginan untuk menafsirkan dan memahami Alkitab secara benar. Pelaksanaan baptisan kudus merupakan perintah dari Tuhan Yesus untuk dilaksanakan oleh setiap orang Kristen di segala waktu, suku, bahasa, ras, dan bangsa. Amanat Agung Tuhan Yesus ini tidak bertujuan untuk diperdebatkan atau dipertentangkan, apalagi mengalami perpecahan, melainkan baptisan kudus menjadi tanda dan meterai bagi orang Kristen sebagai pribadi yang telah menjadi terang, garam, pembawa berita kedamaian, ketentraman, dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia di dalam dunia ini, secara khusus di Kota Denpasar. xvii
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ……………………..………..………….………..
i
PRASYARAT GELAR ...……………….…….……….……………...
ii
LEMBAR PENGESAHAN ..........................…..………..…………....
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ………………………….……….
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ....................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH ……………………………...…………....
vi
ABSTRAK
…………........................................................................
ix
ABSTRACT …………………………………...……………................
x
RINGKASAN ......................................................................................
xi
DAFTAR ISI ……………………………………………………….......
xviii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….... xxiii DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM ..........................................
xxiv
GLOSARIUM ........................................................................................
xxvii
DAFTAR LAMPIRAN
…………………………………………....
xxxiii
BAB I. PENDAHULUAN
.................................................................
1
1.1 Latar Belakang ………………………………….……….................
1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………….................
13
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................
13
1.3.1 Tujuan Umum ..............................................................................
13
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................
13
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................
14
1.4.1 Manfaat Akademis ........................................................................
14
xviii
1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................................
14
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN ..........................................................
15
2.1 Kajian Pustaka ...............................................................................
15
2.2 Konsep ...........................................................................................
21
2.2.1 Kontroversi Baptisan Kudus ......................................................
22
2.2.2 Agama Kristen .............................................................................
27
2.2.3 Kota Denpasar ............................................................................
28
2.2.4 Kontroversi Baptisan Kudus Dalam Agama Kristen di Kota Denpasar ....................................................................................
29
2.3 Landasan Teori .............................................................................
31
2.3.1 Teori Hegemoni ...........................................................................
32
2.3.2 Teori Interaksi Simbolik ..............................................................
37
2.3.3 Teori Semiotika ...........................................................................
40
2.4 Model Penelitian .............................................................................
44
BAB III. METODE PENELITIAN .......................................................
46
3.1 Rancangan Penelitian .....................................................................
46
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................
47
3.3 Jenis Data Dan Sumber Data ..........................................................
47
3.4 Teknik Penentuan Informan ............................................................
49
3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................
49
3.6 Teknik Pengumpulan Data .............................................................
50
3.6.1 Teknik Observasi .........................................................................
50
3.6.2 Teknik Wawancara ......................................................................
51
xix
3.6.3 Studi Dokumen ............................................................................
53
3.7 Teknik Analisis Data ......................................................................
53
3.8 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ............................................
55
BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ....................
56
4.1 Lokasi dan Geografi ......................................................................
56
4.2 Demografi .....................................................................................
57
4.2.1 Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Jenis Kelamin ...............
57
4.2.2 Mata Pencaharian ........................................................................
58
4.2.3 Seni Budaya .................................................................................
59
4.2.4 Tempat Ibadah ...............................................................................
60
BAB V. BENTUK KONTROVERSI BAPTISAN KUDUS DALAM AGAMA KRISTEN DI KOTA DENPASAR .........................
65
5.1 Perbedaan Aliran ...........................................................................
65
5.1.1 Aliran Lutheran ............................................................................
67
5.1.2 Aliran Calvinis ............................................................................
71
5.1.3 Aliran Menonit ............................................................................
73
5.1.4 Aliran Pentakosta ........................................................................
76
5.1.5 Aliran Kharismatik .....................................................................
78
5.1.6 Aliran Baptis ...............................................................................
80
5.1.7 Aliran Advent ..............................................................................
82
5.1.8 Aliran Bala Keselamatan .............................................................
83
5.1.9 Aliran Injili ..................................................................................
85
5.1.10 Aliran Saksi Yehova .................................................................
86
5.2 Perbedaan Pernafsiran ....................................................................
88
xx
5.2.1 Gereja Yang Memiliki Persamaan Pernafsiran .............................
89
5.2.2 Gereja Yang Memiliki Perbedaan Pernafsiran .............................
96
5.3 Perbedaan Pelaksanaan ..................................................................
97
5.3.1 Baptisan Percik ...........................................................................
99
5.3.2 Baptisan Selam ...........................................................................
117
5.3.3 Baptisan Ulang ...........................................................................
121
5.3.4 Baptisan Roh Kudus ...................................................................
123
BAB VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTROVERSI BAPTISAN KUDUS DALAM AGAMA KRISTEN DI KOTA DENPASAR ........................................................
128
6.1 Faktor Eksternal .............................................................................
128
6.1.1 Pengaruh Kebudayaan ................................................................
128
6.1.2 Pengaruh Misionaris ...................................................................
145
6.2 Faktor Internal ...............................................................................
149
6.2.1 Pemimpin Gereja .........................................................................
149
6.2.2 Peraturan Gereja ..........................................................................
158
BAB VII. DAMPAK DAN MAKNA KONTROVERSI BAPTISAN KUDUS DALAM AGAMA KRISTEN DI KOTA DENPASAR ........................................................
163
7.1 Dampak Kontroversi Baptisan Kudus ............................................
165
7.1.1 Relasi Sosial Tidak Harmonis ......................................................
165
7.1.2 Bertambah Aliran Gereja ...........................................................
174
7.2 Makna Kontroversi Baptisan Kudus .............................................
177
7.2.1 Terciptanya Kedamaian ..............................................................
177
xxi
7.2.2 Terwujudnya Persatuan ................................................................
181
7.3 Refleksi .........................................................................................
183
BAB VIII. SIMPULAN DAN SARAN ................................................
187
8.1 Simpulan .......................................................................................
187
8.2 Saran .............................................................................................
189
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
190
LAMPIRAN .........................................................................................
196
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Penelitian ..............................................................
44
Gambar 5.1 Foto Suasana Ibadah di GKPB ........................................
107
Gambar 5.2 Foto Suasana Ibadah di GPIB ...........................................
108
Gambar 5.3 Foto Pendeta Memimpin Ibadah Baptisan ........................
108
Gambar 5.4 Foto Tata Cara Pelaksanaan Baptisan Percik ..................
110
Gambar 5.5 Foto Penyerahan Surat Baptisan .....................................
111
Gambar 5.6 Foto Cara Baptisan Percik Dewasa dan Peneguhan Sidi ..
116
Gambar 5.7 Foto Pelaksanaan Baptisan Selam Posisi Berdiri ............
120
Gambar 5.8 Foto Pelaksanaan Baptisan Selam Posisi Telentang .........
120
Gambar 5.9 Foto Contoh Petugas Memegang Bendera .........................
124
Gambar 5.10Foto Warna Bendera Pentahbisan di GBK .......................
125
Gambar 6.1 Foto Jemaat GKPB Memakai Busana Bali ......................
143
xxiii
DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM
CCC
: Christian City Church
CMA/CAMA
: Christian and Missionary Alliance
DGD
: Dewan Gereja-gereja se-Dunia
DGN
: Dewan Gereja Nasional
FKUB
: Forum Komunikasi Umat Beragama
GBI
: Gereja Bethel Indonesia
GBIA
: Gereja Baptis Indonesia Anugerah
GBIK
: Gereja Baptis Indonesia Kalvari
GBIR
: Gereja Bethany Indonesia Rock
GBIS
: Gereja Baptis Injil Sepenuh
GBK
: Gereja Bala Keselamatan
GBKP
: Gereja Batak Karo Protestan
GBT
: Gereja Bethel Tabernakel
GEI
: Gereja Eleos Indonesia
GEPEKRIS
: Gereja Persekutuan Kristen
GEPEMBRI
: Gereja Pemberita Injil
GET
: Gereja Elim Tabernakel
GGP
: Gereja Gerakan Pantekosta
GIA
: Gereja Isa Almasih
GISI
: Gereja Injil Seutuh Indonesia
GKAZ
: Gereja Kristen Abdiel Zion
GKI
: Gereja Kristen Indonesia xxiv
GKI
: Gereja Kristus di Indonesia
GKII
: Gereja Kemah Injil Indonesia
GKIN
: Gereja Kristen Injili Nusantara
GKJW
: Gereja Kristen Jawi Wetan
GKKI
: Gereja Kristen Kudus Indonesia
GKKITP
: Gereja Kristen Kudus Indonesia Tanah Perjanjian
GKKK
: Gereja Kristen Kalam Kudus
GKMI
: Gereja Kristen Muria Indonesia
GKPB
: Gereja Kristen Protestan di Bali
GKPB
: Gereja Kristen Perjanjian Baru
GKPPI
: Gereja Kristen Protestan Presbitery Indonesia
GKPS
: Gereja Kristen Protestan Simalungun
GKT
: Gereja Kristus Tuhan
GMAHK
: Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
GMS
: Gereja Mawar Saron
GMSI
: Gereja Morning Star Indonesia
GP
: Gereja Pentakosta
GPdI
: Gereja Pentakosta di Indonesia
GPIA
: Gereja Pentakosta Isa Almasih
GPIB
: Gereja Protestan Indonesia bagian Barat
GPIBI
: Gereja Perhimpunan Injil Baptis Indonesia
GPIJS
: Gereja Pekabaran Injil Jalan Suci
GPSI
: Gereja Pentakosta Serikat di Indonesia
GPT
: Gereja Pentakosta Tabernakel xxv
GRDSB
: Gereja Rumah Doa Segala Bangsa
GSJA
: Gereja Sidang Jemaat Allah
GSRI
: Gereja Santapan Rohani Indonesia
GSY
: Gereja Saksi Yehova
GYKT
: Gereja Yesus Kristus Tuhan
HKBP
: Huria Kristen Batak Protestan
KKR
: Kebaktian Kebangunan Rohani
LAI
: Lembaga Alkitab Indonesia
MPAG
: Musyawarah Pelayanan Antar Gereja
PGI
: Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia
Pdt
: Pendeta
Pnt
: Penatua
RMG
: Rheinische Missions-Gesselschaft
xxvi
GLOSARIUM
Agama Kristen
: agama orang-orang yang percaya dan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru selamatnya, kemudian dipersatukan di dalam gereja-Nya. Sebuah keyakinan yang didasarkan kepada Yesus Kristus.
Agama
: kepercayaan kepada adanya kekuatan supernatural sehingga Ia perlu disembah dalam bentuk ritual yang merupakan kegiatan untuk mendapatkan kepuasan spiritual. Agama juga mengajarkan adanya benda yang sakral. Ritual dan penghormatan kepada yang sakral dilakukan oleh umat beragama.
Aliran
: haluan pendapat, ideologi, atau pandangan hidup seseorang. Aliran dalam agama Kristen merupakan paham yang berusaha memisahkan diri dari agama Kristen yang terdiri dari beberapa denominasi, namun sekarang tetap disebut agama Kristen.
Allah Tritunggal
: Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.
Amanat Agung
: perintah Tuhan Yesus kepada seluruh orang Kristen untuk pergi memberitakan Injil dan membaptis setiap orang yang percaya kepada-Nya dalam nama Allah Tritunggal, yaitu: Allah Bapa, Putra (Yesus Kristus), dan Roh Kudus. Amanat Agung ini dicatat dalam Injil Matius 28:18-20. xxvii
Bahasa Roh
: bahasa yang berbeda dengan bahasa manusia. Bahasa Roh sebagai bukti bahwa seseorang telah menerima baptisan Roh Kudus.
Balai Pertemuan
: berupa rumah atau tempat khusus yang disiapkan untuk seluruh kegiatan aliran saksi Jehova. Balai pertemuan ini hampir sama dengan gereja tetapi tidak disebut sebagai gereja menurut paham saksi Jehova.
Bali Partnership
: sebuah wadah dalam membangun komunikasi, informasi, dan pelayanan antar gereja di Provinsi Bali.
Baptisan kudus
: salah satu sakramen yang diwajibkan bagi orang Kristen. Baptisan kudus adalah tanda dn meterai perjanjian Allah bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Baptisan merupakan pelayanan gereja yang hanya dilaksanakan oleh pelayan-pelayannya dan hanya sekali seumur hidup. Baptisan dari bahasa Latin dan Yunani. “Baptizo” bahasa Gerika berarti mencelupkan, membasuh tangan, sedangkan baptisan dari “baptismoi” (jamak) diterjemahkan “pembasuhan-pembasuhan atau penyucian perkakas rumah, dll.
Common sense
: nalar awam menjadi arena krusial bagi konflik ideologis. Nalar awam merupakan arena paling penting dalam perjuangan ideologis.
Denominasi
: pembagian kelompok-kelompok dalam agama Kristen
xxviii
yang memiliki nama-nama organisasi gereja yang berbeda-beda. Denominasi adalah pembagian dari aliran gereja. Eisegese
: memasukan pikiran dan kehendak sendiri dalam menafsirkan Alkitab untuk mewujudkan keinginan dan kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Eksegese
: membaca,menggali, dan menafsirkan arti tulisan-tulisan dalam Alkitab secara tepat dan benar berdasarkan metode penafsiran.
Ekumenisme
: suatu paham untuk penyatuan antara berbagai macam aliran dan denominasi gereja demi terwujudnya persekutuan yang indah di hadapan Tuhan.
Hakaristenon
: perayaan pembaptisan pertama dan sekaligus merupakan cikal bakal lahirnya HKBP di Sumatera Utara.
Hegemoni
: teori dominasi kelas terhadap kelas lain atas dasar kepemimpinan sehingga dominasi dianggap sebagai suatu kebenaran alamiah. Hegemoni berbentuk fisik dan nonfisik (wacana). Teori hegemoni dikembangkan oleh Antonio Gramsci.
Ineransi
: suatu paham yang mengakui bahwa seluruh isi Alkitab baik dalam tulisan dan maknanya tidak ada kesalahan.
Infalibilitas
: isi Alkitab dalam arti pengajarannya dapat dan layak diterima dan dijadikan pegangan hidup orang Kristen.
Injil
: sebutan pada kitab-kitab yang menjelaskan sejarah xxix
kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus Kristus ke sorga. Kitab-kitab Injil terdiri atas Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Injil juga berarti ‘kabar baik’. Kajian Budaya
: kajian multidisiplin dengan memanfaatkan teori-teori postrukturalisme. Kajian ini pertama sekali lahir di Inggris pada tahun 1960-an melalui Centre for Comtemporary Cultural Studies (CCCS). Di Indonesia ditandai dengan Kajian Budaya Universitas Udayana, Denpasar (1995/1996).
Kharismatik
: berasal dari sebuah kata Yunani charis yang berarti kasih karunia. Kata charis digunakan dalam Alkitab untuk menjelaskan mengenai berbagaibagai pengalaman supranatural yang dialami oleh seseorang di hadapan Tuhan yang dianut oleh aliran gereja Kharismatik.
Label sosial
: jika ditinjau dari sudut pandang teori semiotika adalah semacam “cap sosial” yang diberikan suatu lembaga atau kelompok masyarakat pada realitas budaya yang dapat memberikan citra positif tetapi juga citra negatif, terjadi secara tidak sengaja, tetapi dapat juga merupakan bagian strategi politik.
Meterai
: sebuah tanda yang sah dan melekat pada pribadi orang
xxx
Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus melalui pembaptisan. Penatua
: salah satu jabatan yang ada di dalam gereja Kristen pada umumnya, namun ada juga gereja yang tidak menganut pemerintahan gereja seperti ini. Penatua bertugas untuk memimpin dan mengorganisasi sebuah aliran atau denominasi gereja tertentu.
Pentahbisan
: pengganti sakramen baptisan kudus yang diterapkan oleh Gereja Bala Keselamatan dan disertai janji yang sungguh-sungguh di hadapan Tuhan.
Pentakosta
: berasal dari kata sifat bahasa Yunani, artinya “hari ke lima puluh”. Istilah Pentakosta dijadikan dalam nama organisasi gereja yang bermakna gereja yang menekankan manivestasi Roh kudus dalam pelayanannya.
Percik
: titik-titik air yang berhamburan atau menyemburkan air. Baptisan percik adalah baptisan yang menggunakan beberapa titik air dalam meneguhkan seseorang menjadi Kristen.
Restrukturasi
: proses penafsiran kembali simbolisme sesuai dengan kondisi dan tuntutan masyarakat pada saat itu.
Roh Kudus
: salah satu Pribadi dari Allah Tritunggal.
Sabat
: hari perhentian menurut adat orang Yahudi yang jatuh pada hari Sabtu pada kalender jaman sekarang. xxxi
Sakramen
: berasal dari bahasa Latin sacramentum yang secara harfiah berarti “menjadikan suci”. Ritual dalam agama Kristen yang bersifat sakral. Suci berarti kudus. Jadi sakramen tidak boleh dilakukan dengan cara sembarangan.
Sidi
: satu paket dengan baptisan yang bertujuan untuk meneguhkan seseorang yang telah dibaptis sehingga dapat mempertanggung jawabkan keyakinan imannya di hadapan manusia (jemaat) dan terlebih-lebih di hadapan Tuhan Yesus.
Sumpah baptisan
: sumpah yang diucapkan oleh seseorang yang dibaptis di hadapan jemaat dan di hadapan Tuhan.
TULIP
: lima Pokok Calvinisme. Total depravity (kerusakan total); Unconditional election (Pemilihan tanpa syarat); Limited atonement (Penebusan terbatas); Irresistible grace (Anugerah yang tidak dapat ditolak); Perseverance of the saints (Ketekunan orang-orang kudus).
xxxii
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Pedoman Wawancara .....................................................................
196
2.
Daftar Informan .............................................................................
198
3.
Peta Lokasi Penelitian ....................................................................
200
4.
Surat Pernyataan Pembimbing dan Penguji ...................................
201
xxxiii