Kontroversi Agama dan Pancasila Tugas Akhir Pancasila
STMIK Amikom Yogyakarta
Disusun Oleh :
Dosen: Nama Nim
: : :
M Khalis Purwanto, Drs, MM HANANDA RISZKY PRATAMA 11.02.7959
ABSTRAK
Agama mampu
membangun solidaritas para penganutnya melampaui
batas-batas Negara. Bagi kalangan radikal membunuh orang yang tidak seagama dipandang suatu keharusan, karena memerangi kekuatan-kekuatan jahat yang sesat. Sebaliknya jika gugur akan disambut oleh para bidadari, yang mengantarkan mereka menuju surga. Namun dalam upaya mewujudkan Negara Agama pasti akan terbentur oleh apa yang disebut Nasionalisme. Gejala politik agama dalam Negara Indonesia merupakan masalah yang menarik dicermati. Banyak perisitiwa yang terjadi tentang kasus kudeta ataupun terrorisme, yang berlandaskan pada asas agama untuk menentang sistem ideologi Pancasila dan mendirikan sebuah Negara Agama. Jika dicermati hal tersebut terjadi karena ketidakpuasan atau penolakan terhadap ideologi nasionalisme Pancasila, atau ketidaksesuaian ideologi mereka dengan ideologi nasionalisme Pancasila. Masalah tersebut telah dimulai dari history kemerdekaan Indonesia dan perjalanan sejarah Pancasila .
1
1. Latar Belakang Masalah
Pancasila adalah ideologi nasional Indonesia yang dipelopori oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 dan dipidatokan pada sidang rapat BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan). Sejarah ideologi Pancasila merupakan inti dari sejarah negara Indonesia sehingga diwajibkan mematuhi apa yang terkandung di dalamnya. Namun ada juga orang-orang yang tidak sepihak atau menolak akan adanya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Mungkin kita masih ingat dengan kasus kudeta DI/TII yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan sebuah negara Agama. Atau kasus yang masih hangat di telinga kita masalah pemberontakan tentara GAM. Kejadian-kejadian tersebut bersumber pada ketidakcocokan ideologi Pancasila sebagai ideologi nasionalisme Pancasila Indonesia dengan ideologi yang mereka anut. Dengan kata lain kudeta tersebut terjadi atas dasar keyakinan prinsip yang mereka anut adalah yang paling baik.
2. Rumusan Masalah 1. Apakah Pancasila mampu menjadi ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia yang terdapat beragam agama/kepercayaan? 2. Apakah agama dan pancasila dapat berjalan secara bersamaan?
2
3. Pendekatan Historis Dari sejarah terbentuknya Pancasila, yang menjadi permasalahan adalah bunyi dan butir pada sila pertama yang pada awalnya berbunyi “… dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” yang kemudian berganti menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa” yang dikenal sebagai Piagam Jakarta. Akibat maraknya parpol dan ormas Islam yang tidak mengakui Piagama Jakarta dan Pancasila dengan menjual nama Syariat islam dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa. Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia yang cinta atas keutuhan NKRI maka banyak dari mereka yang mengatasnamakan diri mereka Islam Pancasilais, atau Islam Nasionalis. Gerakan Islam telah populer pada tahun 1911 dengan terbentuknya Serikat Islam dan munculnya Muhammadiyah, namun ternyata keduanya tidak sejalan. Apabila SI terlibat dalam berbagai upaya pembelaan pada penindasan dan perlakuan tidak adil, Muhammadiyah bergerak pada bidang pendidikan dan keagamaan, misalnya memberantas bid’ah dan berbagai bentuk sinkritisme Islam dengan kepercayaan lainnya. Muhammadiyah mendapat reaksi dengan berdirinya Sarekat Hijau yang pada tahun 1926 berubah menjadi Nahdatul Ulama (NU). Pada tahun 1921 SI berubah menjadi Partai Serikat Islam karena kecewa dengan Muhammadiyah yang bersikap kooperatif dengan pemerintah Belanda. Sesudah tahun 1930an PSI memisahkan diri dibawah pimpinan Kartosuwiryo yang bercita-cita mendirikan Negara Islam Indonesia. Namun ketika ia memproklamasikan Darul Islam pada 14 Agustus 1945 tidak mendapat tanggapan masyarakat luas. Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dipandang syah adalah pada 17 Agustus 1945 yang dinyatakan Sukarno dan Hatta. Darul Islam
yang diproklamasikan Kartosuwiryo akhirnya dinyatakan sebagai
pemberontak dan ditumpas oleh Tentara Nasional Indonesia. Hasilnya Indonesia bukanlah Negara berbasis Islam, tetapi Negara nasionalis karena pergerakan nasional mencari
dukungan pada seluruh golongan dan tingkatan dalam
masyarakat.
3
4. Pembahasan Semua pemeluk agama harus menyadari bahwa mereka hidup dalam sebuah masyarakat dengan keyakinan agama yang beragam, dengan demikian seharusnya tak ada satu kelompok pemeluk agama yang mau menang sendiri. Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa, adat istiadat hingga berbagai macam agama dan aliran kepercayaan. Dengan kondisi sosiokultur yang begitu heterogen dibutuhkan sebuah ideologi yang netral namun dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia. Karena itu dipilihlah Pancasila sebagai dasar negara. Konsep negara Pancasila adalah konsep yang menjamin setiap pemeluk agama untuk menjalankan ibadah menurut kepercayaannya secara utuh. Negara Pancasila bukanlah negara agama. Semangat pluralisme yang dikandung Pancasila telah siap mengadopsi kemungkinan itu. Tak perlu ada ketakutan ataupun kecemburuan apapun, karena hukum-hukum agama hanya berlaku pada pemeluknya. Penerapan konsep negara agama-agama akan menghapus superioritas satu agama atas agama lainnya. Tak ada lagi asumsi mayoritas – minoritas. Bahkan pemeluk agama dapat hidup berdampingan secara damai dan sederajat. Adopsi hukum-hukum agama dalam negara Pancasila akan menjamin kelestarian dasar negara Pancasila, prinsip Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
4
KESIMPULAN DAN SARAN
· KESIMPULAN Nasionalisme adalah produk yang tercipta karena adanya perasaan diperlakukan tidak adil untuk membebaskan diri dari diskriminasi oleh golongan atau bangsa lain. Dalam nasionalisme terdapat tuntutan demokrasi, liberalisasi, sekularisasi. Namun agama dan nasionalisme dapat muncul sebagai kekuatan yang saling bertentangan, semisalnya pada prokalamasi Darul Islam yang berakhir dengan penumpasan militer karena Nasionalisme mendapat dukungan dari seluruh golongan dan tingkatan dalam masyarakat.
· SARAN Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya dengan agama kita harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dengan menyadari bahwa kita hidup dalam sebuah masyarakat dengan keyakinan agama yang beragam sehingga pemeluk umat bragama dapat hidup berdampingan secara harmonis dan damai.
5
DAFTAR PUSTAKA
Van Dijk, C. 1987. Darul Islam sebuah Pemberontakan. Jakarta: Percetakan P.T Temprint. Notonagoro.1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila dengan Kelangsungan Agama, Cet. 9. Jakarta: Pantjoran Tujuh.
6