Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 7 No.1 April 2009
KONTRIBUSI PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN UNTUK MENCEGAH KEMATIAN IBU DI PROVINSI SUMATERA SELATAN Ekowati Retnaningsih1 Abstract In the year 2004, maternal mortality rate (MMR) of South Sumatra Province was 467 per 100,000 live births. Target of Healthy South Sumatra 2008 are 175 each 100.000 live births. Based on Blum concept, health seeking behavior factor has strong influence the community health status, including mortality rate. The research objective is to get information about contribution of health seeking behavior factors, specialty birth attendant to prevent maternal mortality. This is case control study. Locations of research are 4 districts in South Sumatra Province, e.g Musi Banyu Asin, Muara Enim, Ogan Ilir, and Palembang in 2007. Respondents of case group were husbands of dead mother and respondent of control group were mothers who were a live. Total sample were 78 mothers, from case group were 26 mothers and control group were 52 mothers. Results of the research were 1) Attributable Fraction Effect (AFE) was 0.78 and 2) Attributable Fraction Effect of Population (AFP) was 0.35. Conclusion of the researches was health behavior to choose kind of birth attendant influence maternal mortality. The choice of health provider as birth attendant has contribution 78% to prevent maternal mortality at group of mother who were choose non-health providers as birth attendant and has contribution 35% to prevent maternal mortality in population. A recommendation of further research is to do qualitative research to get information about cause of pregnancy women choose non-health provider as birth attendant. Key Words: case control, contribution, birth attendant, maternal mortality.
berkelanjutan, dan 8)Kemitraan global
PENDAHULUAN Pembangunan
milenium
dalam pembangunan(1).
(Millenium
Peningkatan kesehatan ibu telah
MDGs):
menjadi salah satu kometmen negara-
dan
negara di dunia. Salah satu indikator
kelaparan, 2) peningkatan pendidikan
untuk menggambarkan tingkat kesehatan
dasar yang universal, 3)keadilan gender
ibu di suatu wilayah adalah
dan
Kematian
mempunyai
tujuan
Development
Goals,
1)pengurangan
kemiskinan
pemberdayaan
perempuan,
Ibu
(AKI).
Data
Angka SKDI
ibu,
2002/2003 menunjukkan bahwa Angka
anak,
Kematian Ibu (AKI) Indonesia tahun 2003
dan
sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.
HIV/AIDS, 7)Keserasian lingkungan yang
AKI Sumatera Selatan tahun 2003 jauh
4)peningkatan 5)penurunan 6)pemberantasan
kesehatan kematian TB,
malaria
dari angka nasional, yaitu sebesar 472 per 1
100.000
kelahiran
hidup,
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Selatan Jl Demang Lebar Daun No 4868 Palembang, Telp 0711 374456, Fax 0711 350077 Email:
[email protected] atau
[email protected]
turun
Ekowati : Kontribusi Pemilihan Penolong Persalinan Untuk Mencegah Kematian Ibu di Sumatera Selatan
Tujuan
menjadi 467 per 100.000 kelahiran hidup
penelitian
adalah
untuk
(2)
. Keadaan tersebut
mengetahui kontribusi perilaku pemilihan
jauh dibawah target Sumatera Selatan
penolong persalinan terhadap kematian
Sehat
ibu di Sumatera Selatan.
pada tahun 2004
2008,
yang
menargetkan
penurunan AKI menjadi 175 per 100.000 METODE PENELITIAN
kelahiran hidup. Ada
beberapa
faktor
Penelitian
yang
ini
menggunakan
mempengaruhi kematian ibu yaitu 1)
pendekatan
determinan langsung (variabel medis)
kuantitatif, rancangan penelitian kasus
penyebab kematian, 2) determinan antara
kontrol.
(Status
kelemahan yang dimiliki rancangan kasus
kesehatan,
status
reproduksi,
paradigma
Dengan
penelitian
demikian,
segala
perilaku
kontrol menjadi kelemahan penelitian ini.
terhadap pelayanan kesehatan) dan 3)
Populasi penelitian adalah ibu dengan
determinan jauh (status sosial ekonomi)
kelahiran hidup pada 4 kabupaten (Musi
(3)
Banyu Asin, Muara Enim, Ogan Ilir dan
akses
pelayanan
kesehatan,
. Untuk
penurunan
merencanakan kasus
program
kematian
ibu
di
Palembang) Pemilihan
di lokasi
Sumatera
Selatan.
penelitian
dilakukan
Sumatera Selatan, maka harus diketahui
secara purposif berdasar rangking jumlah
penyebab
kematian ibu terbesar yang tercatat di
atau
faktor
yang
mempengaruhi kematian ibu di wilayah
Dinas
Sumatera
Selatan tahun 2007 kelengkapan data
Blum,
Selatan.
faktor
Berdasar
perilaku
konsep
mempunyai
pengaruh sangat besar terhadap derajat kesehatan.
pendukung meninggal
Provinsi
antara
(4)
lain
Sumatera
alamat
ibu
.
pencarian
Kelompok kasus adalah ibu yang
pertolongan kesehatan saat ibu hamil
meninggal dan keluarganya sedangkan
melahirkan amatlah erat hubungannya
kelompok kontrol adalah ibu hamil yang
dengan kematian ibu. Pemerintah telah
selamat.
membuat kebijakan tentang persalinan
kasus adalah keluarga dari ibu yang
yaitu bahwa semua persalinan harus
meninggal
ditolong oleh tenaga kesehatan terampil.
kelompok kontrol adalah ibu hamil yang
Tahun 1998 telah diterbitkan Permenkes
selamat.
nomer
isinya
variabel jarak rumah ke tempat fasilitas
menyebutkan bahwa bidan di desa telah
kesehatan sehingga tempat tinggal kasus
diberi
menangani
dan kontrol berdekatan (bertetangga).
persalinan
Pengambilan sampel untuk kelompok
572/1996
wewenang
komplikasi tertentu.
Perilaku
Kesehatan
yang
untuk
kehamilan
dan
kasus
Responden
pada
sedangkan
Dilakukan
dilaksanakan
kelompok
responden
machting
secara
untuk
random
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 7 No.1 April 2009
data
ibu yang selamat . Penentuan jumlah
kematian ibu yang tercatat di dinas
sampel pada setiap lokasi dilakukan
kesehatan
berdasar probability proporsional to size
menggunakan
kerangka
4
sampel
kabupaten/kota
terpilih.
Pemilihan kelompok kontrol (ibu yang
(PPS).
selamat) dilakukan dengan cara komulatif
1) kabupaten Musi Banyu Asin, jumlah kasus 4 orang, kontrol 8 orang
sampling berpasangan. Jumlah sampel dihitung berdasar (5)
10 orang, kontrol 20 orang
rumus Iwan Ariawan : P1 =
2) kabupaten Muara Enim, jumlah kasus
3) kota
(OR)P2
Palembang,
jumlah
kasus
9
orang, kontrol 18 orang
(OR)P2+(1-P2)
4) kabupaten Ogan Ilir, jumlah kasus 3 orang, kontrol 6 orang.
P = (P1 + P2) 2
n=
(Z1−α 2p(1− p) + Z
P1(1− p1) +P2(1− p2))2
1−β
2
( p1 − p2 )2
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan cara wawancara mengunakan kuesioner
oleh
tim
peneliti
dan
enumerator yang telah dilatih. Analisa Data
OR
perilaku
pelayanan
data dilakukan secara bivariat untuk
kesehatan berdasar beberapa penelitian
menghitung AFE. Penelitian dilaksanakan
terdahulu rata-rata OR 5,25. Proporsi
pada tahun 2008.
subyek terpajan pada kelompok kontrol (P2)
diasumsikan
sehingga
hasil
sebesar
perhitungan
0,5%, proporsi
subyek terpajan pada kelompok kasus (P1)
sebesar
84%,
1. Karakteristik Responden Karakteristik ibu dilihat dari variabel
hasil
umur saat kehamilan terakhir, tingkat
perhitungan proporsi rata-rata terpajan
pendidikan, jumlah kehamilan, dan jumlah
pada kedua kelompok (P) sebesar 67 %.
persalinan. Pada kelompok kasus dan
Didapatkan
minimal
kelompok kontrol, sebagian besar umur
adalah n1=n2= 37 orang, sehingga total
ibu pada saat kehamilan terakhir adalah
sampel minimal 74 orang.
18 – 34 tahun dan pendidikan dibawah
jumlah
didapatkan
HASIL
sampel
Dalam penelitian ini perbandingan
SLTP. Pada kelompok kasus sebagian
sampel kasus dan kontrol digunakan
besar jumlah persalinan > 2 sedangkan
desain kasus kontrol dengan 2 kontrol per
pada kelompok kontrol sebagian besar
kasus,
jumlah persalinan 1-2 seperti terlihat pada
sehingga
didapatkan
jumlah
sampel: 1) Kelompok kasus: 26 orang ibu meninggal, 2) Kelompok kontrol: 52 orang
tabel 1 berikut.
Ekowati : Kontribusi Pemilihan Penolong Persalinan Untuk Mencegah Kematian Ibu di Sumatera Selatan
Tabel 1 Karakteriktik Responden Penelitian di Empat Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 Karakteristik
Kasus
Kontrol
Umur Saat Kehamilan Terakhir: a. < 18 tahun, > 34 tahun b. 18 – 34 tahun
Total
8 orang (30,8%)
8 orang (15,4%)
18 orang (69,2%)
44 orang (84,6%)
26 orang (100%)
52 orang (100%)
Tingkat Pendidikan a. < SLTP
18 orang (69,2%)
27 orang (51,9%)
b. > SLTA
8 orang (30,8%)
25 orang (48,1%)
Total
26 orang (100 %)
52 orang (100%)
Jumlah Persalinan: >2
16 orang (61,5%)
19 orang (36,5%)
1-2
10 orang (38,5%)
33 orang (63,5%)
Total
26 orang (100%)
52 orang (100%)
Untuk mengetahui adanya perbedaan
uji bivariat. Hasilnya dapat dilihat pada
bermakna
tabel 2 berikut.
secara
statistik
tentang
karakteristik responden maka dilakukan Tabel 2 Odd Rasio Karakteristik Responden Terhadap Kematian Ibu di Empat Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 Karakteristik
Odd Rasio (OR)
Attributable Fraction Effect (AFE) dan Attributable Fraction Population (AFP)
Umur Saat Kehamilan OR: Terakhir
CI 95%: 0,795 – 7,514
Tingkat Pendidikan
OR:
-
-
CI 95%: 0,77 – 5,63 Jumlah Persalinan
*Bermakna
OR:2,8
AFE: 0,64
95% CI:1,52– 7,34*
AFP: 0,39
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 7 No.1 April 2009
Pada tabel 2 diatas dapat dilihat
Nilai
Attributable
Fraction
Population
bahwa umur responden saat kehamilan
(AFP) adalah 0,39 artinya 39 % kematian
terakhir dan tingkat pendidikan tidak ada
ibu tidak akan terjadi pada populasi,
perbedaan bermakna secara statistik.
apabila
Terdapat perbedaan bermakna secara
persalinan 1-2.
mereka
mempunyai
jumlah
statistik pada variabel jumlah persalinan. Sebagian
besar
responden
pada
kelompok
kasus
mempunyai
jumlah
2.
kasus
kematian
lebih
mempunyai
resiko
Pemilihan
Penolong
Persalinan Kelompok kasus yang meninggal
persalinan lebih dari 2 persalinan. Artinya, kelompok
Perilaku
saat
melahirkan
atau
masa
nifas
dibandingkan
berjumlah 22 orang karena 4 orang ibu
kelompok kontrol, ditinjau dari aspek
hamil meninggal pada saat hamil atau
jumlah persalinan. Berdasar nilai Odd
janin masih dalam kandungan. Pada table
Rasio, membuktikan bahwa kelompok
6 terlihat bahwa pada kelompok kasus
responden dengan jumlah persalinan > 2
sebagai penolong persalinan terdiri dari
mempunyai odd kematian ibu 2,8 kali
dukun,
dibandingkan
dokter.
besar
kelompok
responden
keluarga,
sendiri,
Penolong
bidan
persalinan
dan pada
dengan jumlah persalinan 1-2. Sementara
kelompok kontrol adalah dukun, perawat,
itu, nilai Attributable Fraction Effect (AFE)
bidan,
adalah
statistik
Tampak bahwa 13,6 % ibu hamil pada
menunjukkan bahwa 64 % kematian ibu
kelompok kasus ditolong persalinannya
tidak
oleh keluarga, bahkan terdapat 4,5 %
0.64.
akan
responden
Artinya
secara
terjadi dengan
pada
kelompok
persalinan
>
2,
dokter
dan
dokter
spesialis.
ditolong diri sendiri.
apabila jumlah persalinan mereka 1-2. Tabel 6 Distribusi Responden Berdasar Penolong Persalinan Pada Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol di Empat Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 Penolong Persalinan Bidan Dokter umum Dokter spesialis Perawat Dukun Keluarga Sendiri Total
Kelompok Responden Kasus Kontrol 9 (40,9%) 37 (71,2%) 3 (13,6%) 2 ( 3,8%) 0 3 (5,8%) 0 2 (3,8%) 6 (27,3%) 8 15,4%) 3 (13,6%) 0 1 (4,5%) 0 22 (100%) 52 (100%)
Ekowati : Kontribusi Pemilihan Penolong Persalinan Untuk Mencegah Kematian Ibu di Sumatera Selatan
Selanjutnya dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu persalinan ditolong oleh tenaga
non-kesehatan
dan
kelompok
ditolong oleh tenaga kesehatan. Pada
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasar Penolong Persalinan Pada Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol di Empat Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008
table 7 terlihat bahwa pada kelompok kasus sebagian besar responden memilih
Penolong
Tenaga Penolong
tenaga
Persalinan
Persalinan
persalinan
adalah
tenaga
kesehatan, yaitu 54,5% sedangkan pada kelompok
control
responden
juga
sebagian memilih
besar
penolong
persalinan tenaga kesehatan yaitu 84,6% seperti
pada
table
demikian,
tampak
responden
yang
Non-Nakes
berikut.
Nakes
Namun
bahwa
proporsi
memilih
Total
penolong
Kasus
Kontrol
10 orang
8 orang
(45,5%)
(15,4%)
12 orang
44 orang
(54,5%)
(84,6%)
22 orang
52 orang
(100%)
(100%)
persalinan tenaga kesehatan lebih besar
OR:4,5 ; 95% CI: 1,4– 14,1
pada
AFE: 0,78
kelompok
control
dibandingkan
kelompok kasus. Untuk
AFP: 0,35
mengetahui
pengaruh
penolong
persalinan
tenaga
mereka
memilih
perilaku pemilihan penolong persalinan
kesehatan,
terhadap kematian ibu maka dilakukan
penolong persalinan tenaga kesehatan.
perhitungan Odd Rasio (OR). Hasilnya
Nilai
menunjukkan
statistic
kematian
terbukti ada pengaruh perilaku pemilihan
populasi,
penolong persalinan terhadap kematian
penolong persalinan tenaga kesehatan.
bahwa
secara
apabila
bukan
AFP adalah 0,35 artinya 35% ibu
tidak
apabila
akan
terjadi
mereka
di
memilih
ibu (OR:4,5 ; OR 95% CI: 1,4– 14,1). Dapat disimpulkan bahwa kelompok ibu
hamil
yang
memilih
penolong
bukan
tenaga
kesehatan
PEMBAHASAN Definisi
Kematian
ibu
digunakan
pada
mempunyai odd kematian ibu 4,5 kali
berdasarkan
revisi
kelompok ibu hamil yang memilih tenaga
internasional untuk penyakit (International
kesehatan sebagai penolong persalinan.
Classification
Sementara
(0.78)
adalah “kematian seorang perempuan
menunjukkan secara statistik, bahwa 78
pada saat hamil atau dalam waktu 42 hari
% kematian ibu tidak akan terjadi pada
setelah berakhirnya kehamilan, tanpa
kelompok
mempertimbangkan
persalinan
itu,
nilai
responden
AFE
yang
memilih
of
penelitian
yang
ke
10
ini
klasifikasi
Diseases/ICD-10),
lama
dan
letak
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 7 No.1 April 2009
kehamilan, dari semua penyebab yang
banyak. Keadaan tersebut merupakan
berhubungan
faktor resiko terjadinya kematian ibu,
kehamilan tetapi
atau dan
bukan
diperberat
oleh
penatalaksanaannya
karena
karena
perempuan belum siap untuk mengalami
penyebab
kecelakaan atau insiden”(1).
kondisi
kehamilan
Hasil penelitian ini menunjukkan
kesehatan
dan
reproduksi
persalinan
pada
ibu
berumur kurang dari 18 tahun, atau
status
kehamilan dan persalinan yang terjadi
reproduksi ibu sebagai determinan antara
pada interval waktu kurang 2 tahun.
penyebab kematian ibu pada kelompok
Demikian sebaliknya, kondisi kesehatan
kasus (almarhumah) adalah: 30,8% kasus
reproduksi
pada kehamilan terakhir berumur < 18
optimal untuk mengalami kehamilan dan
tahun atau > 34 tahun; 69,2 % kasus
persalinan pada ibu yang berumur diatas
mempunyai tingkat pendidikan < SLTP;
34 tahun atau mempunyai paritas lebih
dan
dari 3.
bahwa
distribusi
61,5%
frekuensi
kasus
dengan
jumlah
perempuan
Hasil
persalinan > 2 kali. Ada beberapa status reproduksi
sudah
penelitian
tidak
terdahulu
menunjukkan bahwa ibu hamil yang
yang
berumur kurang dari 18 tahun mempunyai
dikenal sebagai faktor resiko terjadinya
resiko 2 sampai 5 kali resiko kematian
kematian ibu yaitu “ 4 terlalu”:
dibandingkan ibu hamil yang berumur 18
•
Terlalu muda, yaitu kehamilan terjadi
sampai 25 tahun(6). Data SDKI tahun
pada ibu yang berumur kurang dari
2002-2003 menunjukkan bahwa sebesar
18 tahun.
22,4
Terlalu tua, yaitu kehamilan terjadi
disebabkan
pada ibu yang berumur diatas 34
yaitu:1) Terlalu muda 4,1 %, 2) Terlalu tua
tahun.
3,8 % , 3) Terlalu sering 5,2%, dan 4)
Terlalu sering, yaitu persalinan terjadi
Terlalu banyak 9,3%
pada interval waktu kurang dari 2
Kuantitas
(umur,
•
•
•
paritas,
status
marital)
%
kematian faktor
ibu
di
resiko
Indonesia “4
terlalu”
(7)
dan
kualitas
tahun.
terhadap
Terlalu banyak, yaitu ibu hamil yang
berpengaruh terhadap kejadian kematian
mempunyai paritas lebih dari 3.
ibu. Akses dapat digunakan sebagai alat ukur
Hasil penelitian ini menunjukkan
pelayanan
akses
pemerataan
kesehatan
layanan
kesehatan
melalui: 1) akses potensial indikator
bahwa sebagian besar kondisi kelompok
proses
(Potensial
kasus memenuhi kriteria 3 terlalui dari 4
indicators)
terlalui kriteria diatas, yaitu: 1) terlalu
karakteristik populasi beresiko, 2) akses
muda, 2) terlalu tua, dan 3) terlalu
potensial indikator struktural (Potensial
yang
access dapat
process
dilihat
dari
Ekowati : Kontribusi Pemilihan Penolong Persalinan Untuk Mencegah Kematian Ibu di Sumatera Selatan
access structural indicators) yang dapat
(Realized access subjective indicators)
dilihat dari karakteristik sistem layanan
dapat dilihat dari kepuasan konsumen(8).
kesehatan yang ada, 3) akses nyata
Hubungan beberapa komponen
yang
indikator
saling
teori
obyektif
(Realized
access
mempengaruhi,
berdasar
objective indicators) dapat dilihat dari
akses Aday dapat dilihat pada bagan
pemanfaatan/uitilisasi layanan kesehatan,
berikut.
dan 4)akses nyata indikator subyektif BAGAN 1 ACCESS TEORY. HEALTH POLICY • Financing •Organization
POTENTIAL ACCESS STRUCTUTAL INDICATORS • Characteristics of Health delivery System • Availability (Volume, distribution) • Organization (Entry, Structure)
POTENTIAL ACCESS PROCESS INDICATORS • Characteristics of Population-at-risk • Predisposing • Enabling •Need
REALIZED ACCESS OBJECTIVE INDICATORS • Utilization of Health Services (Type, Site, Purpose, Time interval)
REALIZED ACCESS SUBJECTIVE INDICATORS • Consumer satisfaction • Compliance
Sumber: Aday,L.A., Andersen,R., Fleming,G.V., 1980 (Health Care in The US, Equitable for Whom?)
pelayanan
aspek, yaitu aspek ketersediaan dan
merupakan
aspek organisasi. Dua hal tersebut telah
gambaran akses nyata indikator obyektif
disetarakan dalam penelitian ini karena
(realized
pemilihan kontrol dilakukan berpasangan
Perilaku kesehatan
pemanfaatan ibu
hamil
access
objective
indicator).
berdasar
letak
menunjukkan bahwa 45,5% ibu hamil
demikian,
hasil
melakukan
dipengaruhi oleh faktor akses potensial
Pada
kelompok
kasus
penelitian
persalinan
ini
dengan
geografis. penelitian
Dengan ini
lebih
pertolongan bukan tenaga kesehatan.
indikator proses yang
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh akses
karakteristik masyarakat yang dilihat dari
potensial indikator struktural dan akses
tiga aspek yaitu aspek predisposisi, aspek
potensial indikator proses.
pemungkin, dan aspek kebutuhan.
Akses potensial indikator struktural menggambarkan
karakteristik
sistem
layanan kesehatan yang dilihat dari dua
Variabel mempengaruhi
menggambarkan
yang kematian
kemungkinan ibu
pada
penelitian ini: 1) aspek predisposisi antara
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 7 No.1 April 2009
lain; pengetahuan tentang kesehatan,
tidak aman (predisposing factor). Hasil
sikap terhadap kesehatan, dan manfaat
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa
umum yang dirasakan terhadap layanan
kemungkinan lain dikarenakan tempat
kesehatan, 2) aspek pemungkin antara
tinggalnya jauh dari fasilitas pelayanan
lain;
kesehatan
tingkat
pendapatan
keluarga,
(enabling
factor).
3)
Kemungkinan sebab lain ialah karena
persepsi
para tokoh masyarakat belum terlalu
pasien (perceived need) dan kebutuhan
peduli terhadap keselamatan ibu hamil
berdasar kriteria medis (evaluated need).
dan bersalin atau petugas kesehatan
kepesertaan aspek
asuransi
kebutuhan
kesehatan,
berdasar
Green (1991), perilaku
belum maksimal memberikan layanan
terbentuk karena kombinasi dari tiga
kepada masyarakat (reinforcing factor).
Menurut (9)
Dengan demikian akses informasi dan
faktor utama : 1)
faktor
predisposisi
pelayanan
kesehatan
menjadi
penting untuk menurunkan kematian ibu
terwujud
(10)
di
antarannya sikap,
dalam
.
kepercayaan,
Kombinasi keadaan sosial budaya
keyakinan, nilai-nilai, dll.
dan ekonomi masyarakat mempengaruhi
faktor pendukung (enabling factors),
pola
diantaranya
dalam
persalinan.
Kemampuan
lingkungan fisik, tersedia atau tidak
pelayanan
kesehatan
tersedianya
Indonesia masih tergolong rendah bila
kesehatan
3)
akses
factors) yaitu faktor pendahulu, yang
pengetahuan,
2)
(predisposing
terwujud
fasilitas termasuk
pelayanan kemampuan
asuhan
antenatal
dibandingkan
dengan
dan
asuhan
membayar masyarakat
negara
lain.
membayar jasa layanan kesehatan.
Keadaan tersebut berpengaruh terhadap
faktor pendorong (reinforcing factors);
pemilihan
penolong
hal ini terwujud dalam sikap dan
Indonesia.
Dapat
ditarik
kesimpulan
perilaku petugas layanan kesehatan,
bahwa,
walaupun
kondisi
determinan
atau
yang
yang lain dalam kondisi baik, tetapi
merupakan kelompok referensi dari
apabila perilaku pelayanan kesehatan
perilaku masyarakat.
yaitu
petugas
Dengan
yang
teori
lain
tersebut
dapat
dianalisis mengapa masih banyak ibu hamil yang tidak memanfaatkan layanan
perilaku
persalinan
Upaya
diprogramkan
mengetahui
tentang
penolong
maka
penurunan
disebabkan
belum
di
dapat
mempengaruhi terjadinya kematian ibu.
intervensi
masyarakat
pemilihan
buruk
kesehatan yang ada? Hal tersebut dapat oleh
persalinan
determinan oleh
AKI
melalui
antara
telah
pemerintah
sejak
pemeliharaan
beberapa tahun silam melalui model yang
kehamilan dan bahaya persalinan yang
dikenal dengan Upaya Safe Motherhood.
Ekowati : Kontribusi Pemilihan Penolong Persalinan Untuk Mencegah Kematian Ibu di Sumatera Selatan
Upaya
safe
motherhood
bentuk
intervensi
merupakan
terhadap
beberapa
memastikan
agar
setiap
komplikasi
kehamilan dapat dideteksi secara dini dan
determinan kematian ibu yang dikenal
ditangani
dengan
intervensi dapat dilakukan melalui upaya
4
pilar
yaitu
1)
keluarga
secara
benar.
Kegiatan
berencana (KB), 2) asuhan antenatal, 3)
mengurangi
persalinan bersih dan aman, serta 4)
perempuan hamil mengalami komplikasi
pelayanan obstetri esensial. Empat pilar
dalam kehamilan, persalinan atau masa
tersebut
nifas
didukung
oleh
2
kegiatan
kemungkinan
dengan
melakukan
mendasar yaitu 1) pelayanan kesehatn
antenatal yang benar.
primer dan 2) pemberdayaan perempuan,
Pemerintah
seperti dapat dilihat pada bagan 1 Pilar
KB
bertujuan
(11)
.
kebijakan
untuk
bahwa
seorang
telah
pelayanan pelayanan
asuhan
menetapkan
antenatal,
yaitu
antenatal
harus
memastikan agar setiap pasangan usia
diberikan di semua fasilitas kesehatan
subur mendapat informasi dan pelayanan
mulai di posyandu sampai di rumah sakit
tentang
jarak
pemerintah maupun swasta. Pelayanan
sebaik-baiknya.
antenatal harus diberikan sesuai standar
waktu,
kehamilan
jumlah,
yang
dan
Intervensi dilakukan melalui program KB
nasional,
untuk
“4
selama kehamilan yaitu 1 kali dalam
terlalu” sebagai faktor resiko kematian
trimester pertama, 1 kali dalam trimester
ibu. Pengetahuan tentang KB khususnya
ke dua dan 2 kali dalam trimester ke tiga.
metode kontrasepsi, telah cukup tinggi
Secara nasional, persentase ibu hamil
pada perempuan maupun laki-laki di
yang
Indonesia.
2003
minimal 1 kali sebesar 92% sedangkan
menunjukkan bahwa 99% perempuan
persentase ibu hamil yang mengunjungi
kawin
klinik antenatal 4 kali sesuai standar lebih
menanggulangan
dan
mengetahui
Data
SDKI
96% paling
terjadinya
tahun
laki-laki sedikit
1
kawin, metode
rendah
sekurang-kurangnya
mendapat
yaitu
pelayanan
(7)
81%
.
4
kali
antenatal
Data
Riset
kontrasepsi modern. Metode yang paling
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
dikenal adalah komtrasepsi suntik dan pil
2007
(97%)
(6)
. Berdasar data SUSENAS tahun
menunjukkan
pemeriksaan
bahwa
kehamilan
cakupan
(ANC)
di
2007 menunjukkan bahwa prevalensi KB
Indonesia adalah 84,5% sementara di
di Sumatera Selatan pada kelompok
provinsi Sumatera Selatan adalah 69,6%.
wanita umur 15-49 tahun adalah 55,59%
Dibuktikan bahwa cakupan pemeriksaan
pernah ber-KB dan 44,41% tidak pernah
kehamilan berhubungan dengan tingkat
(12)
ber-KB
pendidikan
.
Pilar Asuhan antenatal bertujuan untuk
mencegah
komplikasi
serta
pendapatan
ibu
hamil
keluarga
pengeluaran keluarga
dan melalui
(13)
.
tingkat proksi
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 7 No.1 April 2009
Pilar persalinan bersih dan aman, bertujuan
untuk
memastikan
bahwa
Pelayanan obstetri di semua rumah sakit kabupaten/kota
dan
provinsi
yang
setiap petugas kesehatan yang akan
mempunyai dokter spesialis obstetri dan
menolong
ginekolog
persalinan
pengetahuan, untuk
keterampilan,
melaksanakan
bersih
dan
dilakukan
mempunyai
aman.
melalui
dan
persalinan
mampu
memberikan
alat
pelayanan
obstetri
dan
yang
emergensi
komprehensif
neonatal (PONEK).
dapat
Puskesmas tempat tidur yang mempunyai
mengurangi
dokter umum dan bidan, harus mampu
Intervensi upaya
harus
kemungkinan seorang perempuan hamil
memperikan
mengalami komplikasi dalam kehamilan,
neonatal
persalinan
Yang menjadi pertanyaan kita apakah
atau
masa
nifas
dengan
emergensi
melakukan asuhan antenatal dan asuhan
sumber
persalinan
pelayanan
yang
Pemerintah
bersih
telah
dan
membuat
aman.
kebijakan
pelayanan
daya
obstetri
dasar
manusia
obstetri
terdistribusi
telah
dan
(PONED).
pelaksana cukup
merata?
dan
Tanpa
tentang persalinan yaitu bahwa semua
memperhatikan hal tersebut, maka sulit
persalinan harus ditolong oleh petugas
untuk
kesehatan yang terampil. Berdasar data
PONED berjalan optimal.
SUSENAS
tahun
2007
mengharapkan
Menyempurnakan
menunjukkan
bahwa cakupan penolong persalinan di
Motherhood,
Sumatera ditolong ditolong keluarga
program
Safe
pada
tanggal
Oktober
kesehatan,
25,16%
pencanangan Making Pregnancy Safer
1,11%
ditolong
(MPS) sebagai bagian program Safe
dukun,
Motherhood,
.
Pilar pelayanan obstetri esensial
pembangunan
telah
12
73,48%
(12)
2000
dan
adalah
Selatan tenaga
maka
PONEK
dilakukan
sebagai
strategi
kesehatan
masyarakat
bahwa
menuju Indonesia Sehat 2010. Tujuan
kelompok
Upaya Safe Motherhood dan MPS sama,
resiko tinggi dan berkomplikasi tersedia
yaitu untuk melindungi hak reprodusi dan
untuk setiap perempuan, dimanapun dia
hak asasi manusia serta pemberdayaan
berada.
perempuan.
bertujuan pelayanan
dilakukan
untuk
memastikan
esensial
Kegiatan
untuk
intervensi
melalui
upaya
dapat
Tujuan global MPS sesuai dengan
mengurangi
kemungkinan komplikasi persalinan yang
target
berakhir dengan kematian atau kesakitan
menurunkan kesakitan dan kematian ibu
melalui pelayanan obstetri dan neonatal
dan bayi baru lahir. MPS dilaksanakan
esensial
berasarkan upaya-upaya yang telah ada
dasar
dan
komprehensif.
Pelayanan obstetri esensial dilaksanakan
dengan
oleh
kemitraan
rumah
sakit
dan
puskesmas.
internasional
penekanan antara
yaitu
pada sektor
untuk
pentingnya pemerintah,
Ekowati : Kontribusi Pemilihan Penolong Persalinan Untuk Mencegah Kematian Ibu di Sumatera Selatan
lembaga pembangunan, sektor swasta,
penyediaan dan pemanfaatan pelayanan
keluarga dan anggota masyarakat. MPS
kesehatan ibu dan bayi baru lahir (11).
merupakan yang
strategi
fokus
perencanaan
sektor
kesehatan
pada
pendekatan
sistematis
dan
terpadu
Untuk maksimal,
memperoleh
pendekatan
hasil
yang
Upaya
Safe
Motherhood yang terintegrasi dengan
dalam melaksanakan intervensi klinis dan
MPS
pelayanan
dari
pembentukan desa siaga sebagai upaya
pengalaman pelaksanaan Upaya Safe
penurunan AKI di tingkat masyarakat.
Motherhood, maka pesan kunci MPS
Pembentukan desa siaga mengacu pada
adalah: 1) Setiap persalinan ditolong oleh
Keputusan
tenaga
No.564/Menkes/SK/VIII/2006
kesehatan.
kesehatan
komplikasi
Belajar
terlatih, dan
Setiap
diintegrasikan
Menteri
dengan
Kesehatan tentang
neonatal
pedoman pelaksanaan pengembangan
mendapat pelayanan yang adekuat, dan
desa siaga. Tujuan terbentuknya desa
3)
siaga adalah terwujudnya desa dengan
Setiap
obstetri
2)
dapat
perempuan
usia
subur
mempunyai akses terhadap pencegahan
masyarakat
kehamilan yang tidak diinginkan dan
tanggap terhadap masalah kesehatan
penanganan komplikasi keguguran.
(termasuk kesehatan ibu). Kriteria desa
Telah ditentukan 4 strategi MPS untuk mencapai tujuan dan target yang telah
cakupan
pelayanan
kesehatan
sehat,
peduli
dan
siaga adalah: minimal memiliki 1 Pos Kesehatan desa (Poskesdes).
ditetapkan, yaitu: 1) Meningkatkan akses dan
yang
Poskesdes terwujudnya
merupakan
desa
kerangka
sehat.
Prinsip
berkualitas bagi ibu dan bayi baru lahir
pengorganisasian
yang cost-effective dan berdasarkan bukti
dikelola oleh masyarakat (kader) dengan
data, 2) Membangun kemitraan yang
bimbingan tenaga kesehatan. Salah satu
efektif untuk melakukan advokasi guna
alternatif pembentukan Poskesdes adalah
memaksimalkan
mengembangkan Polindes yang ada di
sumber
daya
yang
Poskesdes
adalah
tersedia serta meningkatkan koordinasi
desa.
perencanaan dan kegiatan MPS melalui
dilaksanakan secara rutin setiap hari
kerja sama lintas program, lintas sektor,
berupa pelayanan :
dan
1.
mitra
lainnya,
3)
Mendorong
Pelayanan
Poskesdes
harus
Promotif, kegiatannya antara lain
pemberdayaan perempuan dan keluarga
penyuluhan kesehatan, pertemuan
untuk
dengan
menjamin
perilaku
sehat
dan
tokoh
masyarakat,
dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu
advokasi kepada penentu kebijakan,
dan bayi baru lahir melalui peningkatan
penyandang dana, dan lain-lain.
pengetahuan,
dan
4)
Mendorong
keterlibatan masyarakat dalam menjamin
2.
Preventif, kegiatannya antara lain surveilan penyakit secara sederhana,
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 7 No.1 April 2009
surveilan
gizi,
menghadapi
3.
kesiapsiagaan kegawatdaruratan
kematian ibu pada populasi ibu dengan kelahiran hidup.
kesehatan
dan
bencana,
Disarankan ada penelitian lanjutan
pemeriksanaan
berkala/penjaringan
berupa penelitian kualitatif untuk menggali
kesehatan termasuk pemeliharaan
fenomena mengapa masih banyak ibu
kesehatan
nifas,
hamil yang memilih penolong persalinan
immuniasi, penyehatan lingkungan,
bukan tenaga kesehatan. Saran bagi
dan pemberantasan nyamuk dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, agar
tempat perindukannya.
menempatkan bidan pada seluruh desa
Kuratif dan rehabilitatif, kegiatannya
atau
antara lain pengobatan, pertolongan
mendekatkan
persalinan,
masyarakat.
ibu
hamil
dan
penanganan
masalah
kesehatan
kelurahan
di
wilayahnya
pelayanan
ibu
untuk kepada
akibat
bencana/kedaruratan
kesehatan,
UCAPAN TERIMA KASIH
rujukan kasus ke puskesmas, dan asuhan
keperawatan
kunjungan rumah untuk perawatan
demikian,
motherhood
Upaya
safe
MPS
dapat
terintegrasi
dilaksanakan
kepada Ketua Himpunan Dokter Obgen Sosial Sumatera Selatan yaitu Prof. dr
tindak lanjut (14). Dengan
Penulis mengucapkan terima kasih
melalui
menggunakan
kerangka
desa siaga sehingga hasilnya diharapkan
Syakroni Daud Rusydi, SpOG(K) yang telah
banyak
masukan
berharga. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada pemerintah Provinsi Sumatera
lebih optimal.
memberikan
Selatan
melalui
Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang telah
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan penelitian ini adalah pemilihan
penolong
persalinan
mempengaruhi kematian ibu. Pemilihan tenaga
kesehatan
sebagai
penolong
membiayai penelitian ini dan memberikan kesempatan
kepada
penulis
untuk
menggunakan datanya pada publikasi Jurnal Pembangunan Manusia.
persalinan mempunyai kontribusi 78 % untuk
mencegah
kematian
pada
kelompok ibu yang memilih bukan tenaga kesehatan. Pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan mempunyai kontribusi
35
%
untuk
mencegah
DAFTAR PUSTAKA 1. UNFPA. Ringkasan Program Aksi Konperensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan, UNFPA: Jakarta. 2. UNFPA dan BPS. Laporan Indikator Data Base 2004, BPS dan UNFPA; Jakarta, 2005.
Ekowati : Kontribusi Pemilihan Penolong Persalinan Untuk Mencegah Kematian Ibu di Sumatera Selatan
3. Martaadisoebrata D, et.al., Martaadisoebrata D. Et.al. (editor). Strategi Pendekatan Resiko; Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta, 2005. 4. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan , Laporan Kematian Ibu dan Anak di Peskesmas dan Rumah Sakit Tahun 2007, Palembang, 2008. 5. Ariawan, Iwan. Perhitungan Besar Sampel Pada Penelitian Kesehatan, Jurusan Biostatistik FKM Universitas Indonesia, Depok. 6. Sujaningrat A, Martaadisoebrata D, et.al. (editor). Keluarga Berencana dalam kesehatan Reproduksi manusia; Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta, 2005. 7. Departemen Kesekatan. et.al. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia, Dep.Kes; Jakarta, 2005. 8. Aday, L.A., Andersen,R., Fleming,G.V., 1980. Health Care in the US, Equitable for Whom? London: Sage Publications, Beverly Hills.
9. Green, L.W. & Kreuter, M.W.,1991. Health Promoting Planning: An Educational and Environmental Approach. Second Edition, Mayfield Publishing Company, Mountain View Toronto London. 10. Retnaningsih, Ekowati.,Pengembangan Sistem Informasi Kematian Ibu di Sumatera Selatan. Makalah Bebas Kongres Nasional Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (KONAS IAKMI) Tahun 2007 di Palembang 11. Saifuddin B, Martaadisoebrata D, et.al. (editor). Upaya Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer; Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta, 2005. 12. Badan Pusat Statistik. Statistik Kesejahteraan Rakyat Sumatera Selatan. Palembang, 2008. 13. Departemen Kesehatan RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Indonesia Tahun 2007. Jakarta, 2008. 14. Departemen Kesehatan. Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa, Departemen Kesehatan; Jakarta, 2006.