10 AgroinovasI
Kontribusi Parameter Iklim Untuk Peringatan Dini Serangan Wereng Batang Coklat (WBC) (Studi kasus : Kabupaten Karawang, Subang dan Indramayu) Pemanasan global menyebabkan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim (El-Nino dan La-Nina) dan ketidakteraturan musim. Akhir-akhir ini peningkatan kejadian iklim ekstrim makin kerap muncul yang ditandai dengan fenomena banjir dan kekeringan, perubahan pola curah hujan yang berdampak pada pergeseran musim dan pola tanam, fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang semakin meningkat. Sektor pertanian terutama tanaman pangan sangat rentan dengan kondisi ini. Swasembada beras yang telah tercapai selama 3 tahun terakhir dapat terancam dengan semakin tidak teraturnya musim. Dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian dapat berupa meningkatnya kekeringan, kebanjiran, perubahan pola tanam, serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), yang semuanya dapat berujung pada gagal panen. Organisme penganggu tanaman (OPT) khususnya wereng batang coklat (WBC) merupakan salah satu faktor pembatas produksi tanaman padi tetapi, management/ pengendalian OPT kurang mendapat perhatian jika tidak ada kasus ledakan/ outbreak. Tahun 2010 serangan WBC cukup mengganggu kementrian pertanian, hal ini ditunjukkan dengan luasnnya serangan pada tahun 2010 seperti terlihat pada Luas Serangan Wereng Batang Coklat di Kabupaten Karawang Subang dan Indramayu Periode 1998-2010 20000
18000
16000
Luas Serangan (ha)
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0 12 3 4 5 6 7 8 9101112 12 3 4 5 6 7 8 9101112 12 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 12 3 4 5 6 7 8 9101112 12 3 4 5 6 7 8 9101112 12 3 4 5 6 7 8 9101112 12 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 12 3 4 5 6 7 8 9101112 12 3 4 5 6 7 8 9101112 12 3 4 5 6 7 8 9101112 12 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 12 3 4 5 6 7 8 9101112 1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Gambar1. Luas Serangan WBC di Kab. Karawang, Subang dan Indramayu. gambar di bawah ini. Tahun 2010 pada bulan Maret-April luas serangan WBC di Kabupaten Karawang, Subang dan Indramayu mencapai 6000 ha per bulan. Apabila hal ini dibiarkan tentu akan mengancam ketersediaan beras nasional. Oleh karena itu diperlukan upaya antisipasi dan adaptasi menghadapi perubahan iklim dengan menyusun peringatan dini terhadap serangan WBC Edisi 20-26 Juli 2011 No.3415 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
11
Identifikasi Parameter Iklim Yang Berkontribusi Terhadap Serangan WBC Serangan OPT/WBC dipengaruhi oleh : 1). hamanya itu sendiri, 2). inang atau makanannya, 3). lingkungan fisik yang mendukung (curah hujan, suhu, kelembaban) dan 4). lingkungan biotik (musuh alami, organisme kompetitor). Parameter iklim merupakan salah satu kontributor pemicu serangan jika ketiga faktor yang lain ada. Identifikasi parameter iklim yang mempengaruhi serangan WBC dapat dilakukan diantaranya melalui analisis korelasi dan plotting data. Identifikasi parameter iklim yang mempengaruhi serangan suatu jenis OPT penting dilakukan untuk : dijadikan petunjuk/pedoman peringatan dini terhadap serangan OPT, dan antisipasi tindakan pengendalian. Korelasi Parameter Iklim Dan Luas Serangan WBC Identifikasi parameter iklim melalui analisis korelasi dilakukan dengan mengkorelasikan antara parameter iklim (curah hujan, kelembaban maksimum, kelembaban minimum, suhu udara maksimum, suhu udara minimum) dengan luas serangan OPT dalam hal ini WBC menggunakan metode korelasi pearson. Data parameter iklim yang digunakan terutama adalah data sebelum kejadian serangan, karena iklim berpengaruh terhadap metabolisme tubuh sebelum serangan terjadi. Siklus hidup WBC berkisar antara 28-33 hari dan data pengamatan serangan 2 mingguan jadi untuk parameter iklim yang digunakan adalah data 2 mingguan yaitu: 2 minggu, 1 bulan dan 1.5 bulan sebelum serangan. Hasil analisis korelasi ditunjukkan pada Tabel 1. Hasilnya menunjukkan bahwa parameter iklim menjadi pemicu serangan hanya pada tahun 1998 dimana kondisi pada saat itu adalah La-Nina hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi yang nyata pada tahun 1998 dibandingkan dengan data keseluruhan tahun. Nilai korelasinya negative artinya adalah : luas serangan bertambah luas jika suhu dan kelembaban semakin rendah pada range suhu dan kelembaban tahun tersebut. Tetapi berdasarkan data pengamatan suhu dan kelembaban pada tahun 1998 adalah lebih tinggi dari kondisi rata-ratanya. Jadi artinya serangan WBC meningkat jika suhu dan kelembaban lebih tinggi dari kondisi iklim rata-ratanya (tahun La-Nina) tetapi serangannya makin tinggi dengan berkurangnya suhu dan kelembaban pada tahun la-nina. Tabel 1. Nilai korelasi antara Logaritma nilai luas serangan WBC dengan iklim. PARAMETER
LOG LUAS SERANGAN 1996-2006 r-Pearson
CH
LOG LUAS SERANGAN
LOG LUAS SERANGAN
1998-1999
P-value
r-Pearson
1998
P-value
r-Pearson
P-value
-0.135*
0.015
-0.223*
0.001
-0.379*
0.000
CH-1
-0.094
0.089
-0.195*
0.005
-0.293*
0.003
CH-2
-0.113*
0.041
-0.155*
0.025
-0.266*
0.007
Badan Litbang Pertanian
Edisi 20-26 Juli 2011 No.3415 Tahun XLI
12
AgroinovasI
CH-3
-0.111*
Tmax
0.046
-0.107
0.124
-0.269*
0.006
0.136*
0.014
0.267*
0.000
0.469*
0.000
Tmax-1
0.100
0.072
0.174*
0.012
0.359*
0.000
Tmax-2
0.079
0.156
0.096
0.169
0.101
0.311
Tmax-3
0.092
0.098
0.018
0.799
-0.131
0.189
Tmin
0.010
0.854
0.007
0.920
-0.407*
0.000
Tmin-1
0.065
0.240
-0.011
0.875
-0.396*
0.000
Tmin-2
0.105
0.058
-0.042
0.547
-0.502*
0.000
Tmin-3
0.145*
0.009
0.004
0.955
-0.398
0.189
Tmean
0.104
0.060
0.200*
0.004
0.239*
0.015
Tmean-1
0.109
0.049
0.113
0.106
0.065
0.515
Tmean-2
0.122
-0.211
0.030
0.667
-0.242*
0.014
Tmean-3
0.147*
0.008
0.001
0.992
-0.308*
0.002
RHmax
-0.030
0.592
-0.162*
0.019
-0.463*
0.000
RHmax-1
0.035
0.531
0.007
0.924
-0.273*
0.005
RHmax-2
0.063
0.258
0.109
0.118
-0.150
0.133
RHmax-3
0.084
0.130
0.224*
0.000
0.245*
0.013
RHmin
-0.064
0.251
-0.229*
0.001
-0.526*
0.000
RHmin-1
-0.001
0.988
-0.146*
0.036
-0.432*
0.000
RHmin-2
0.049
0.049
-0.084
0.231
-0.277*
0.005
RHmin-3
0.038
0.497
-0.031
0.656
-0.196
0.049
RHmean
0.071
0.202
-0.188*
0.007
-0.505*
0.000
RHmean-1
0.004
0.940
-0.100
0.508
-0.400*
0.000
RHmean-2
0.049
0.170
-0.018
0.524
-0.274*
0.005
0.399
0.069
0.320
0.128
0.200
RHmean-3 0.047 * nyata pada tingkat kepercayaan 95%
PLOTTING DATA Identifikasi parameter iklim dengan plotting dapat dilakukan dengan membuat grafik dari data yang terkumpul. Berikut adalah hasil plotting antara luas serangan dengan periode pengamatan. Dari gambar diketahui bahwa pada kondisi normal serangan WBC umumnya terjadi pada Pebruari-Maret (musim hujan) dan serangannya tidak seluas tahun la-nina sedangkan pada tahun la-nina serangan terjadi pada Agustus-September dan kejadiannya sangat ekstrim (meledak).
Edisi 20-26 Juli 2011 No.3415 Tahun XLI
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI 13
Wereng
Luas serangan WBC pada tahun normal maksimal dibawah 4000 ha/2 minggu sedangkan pada tahun La-Nina bisa mencapai 9000 ha/2 minggu. Plotting data : dapat dilakukan dengan membandingkan data iklim pada saat kejadian outbreak dengan kondisi iklim rata-rata. Berikut adalah plotting dari suhu udara, kelembaban dan curah hujan pada saat outbreak dibandingkan dengan kondisi rata-rata di wilayah Karawang, Subang, dan Indramayu. Plotting data curah hujan menunjukkan bahwa curah hujan pada tahun 1998 lebih tinggi dibandingkan curah hujan pada kondisi rata-rata. Terdapat curah
Gambar 2. Luas Serangan WBC di Kabupaten Karawang, Subang dan Indramayu Badan Litbang Pertanian
Edisi 20-26 Mei 2011 No.3415 Tahun XLI
14 AgroinovasI Curah Hujan dan Luas Serangan WBC 12000
200 180 Curah hujan (mm)
140
8000
120 6000
100 80
4000
60 40
Luas Serangan WBC (Ha)
10000
160
2000
20 0
0 J1 J2 P1 P2 M1 M2 A1 A2 Me1 Me1 Jn1 Jn2 Jl1 Jl2 Ag1 Ag2 S1 S2 O1 O2 N1 N2 D1 D2
Tengah Bulanan RATA2
1998
Luas_WBC_98
12000
25
10000
24
8000
23
6000
22
4000
21
2000
20
Luas Serangan WBC (Ha)
Tmin (oC)
Tmin dan Luas Serangan WBC Tahun 1998 26
0 J1 J2 P1 P2 M1 M2 A1 A2Me1Me2Jn1Jn2 Jl1 Jl2Ag1Ag2S1 S2 O1 O2 N1 N2 D1 D2 Tengah Bulanan Tmin_rata2
Tmin_98
Luas_WBC_98
RHmean dan Luas Serangan WBC 12000
95.0
RHmean (%)
8000 85.0 6000 80.0 4000 75.0
2000
70.0
Luas Serangan WBC (Ha)
10000
90.0
0 J1 J2 P1 P2 M1 M2 A1 A2 Me1 Me2 Jn1 Jn2 Jl1 Jl2 Ag1 Ag2 S1 S2 O1 O2 N1 N2 D1 D2
Tengah Bulanan 1998
Edisi 20-26 Juli 2011 No.3415 Tahun XLI
Rata2
Luas Serangan WBC
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
15
12000
80.0
10000
RHmin (%)
75.0
8000
70.0 6000 65.0 4000
60.0
2000
55.0 50.0
Luas Serangan Wereng (Ha)
RHmin dan Luas Serangan WBC 85.0
0 J1 J2 P1 P2 M1 M2 A1 A2 Me1 Me2 Jn1 Jn2 Jl1 Jl2 Ag1 Ag2 S1 S2 O1 O2 N1 N2 D1 D2
Tengah Bulanan 1998
Rata2
Luas Serangan WBC
Gambar 3. Plotting beberapa parameter iklim dengan luas serangan WBC.
Padi terserang hama wereng
Badan Litbang Pertanian
Edisi 20-26 Juli 2011 No.3415 Tahun XLI
16
AgroinovasI
hujan yang cukup tinggi pada bulan Juni, Juli dan Agustus (musim kemarau). Dari Gambar diatas menunjukkan bahwa suhu minimum, kelembaban minimum dan kelembaban rata-rata pada tahun 1998 lebih tinggi dibandingkan kondisi rataratanya kondisi ini memicu serangan WBC pada 1-2 bulan berikutnya. Kenaikan suhu minimum 1-2oC lebih tinggi dari rata-ratanya atau RH min dan RH mean 6-10% dari rata-ratanya dapat dijadikan petunjuk/peringatan dini untuk waspada terhadap serangan WBC. Parameter iklim Parameter iklim menjadi pemicu ledakan serangan WBC nyata hanya pada tahun La-Nina. Pada tahun La-Nina ada hujan dimusim kemarau, berarti ada pertanaman di sawah yang merupakan inang WBC. Serangan WBC pada tahun normal umumnya terjadi pada bulan Pebruari-Maret (musim hujan) sedangkan pada tahun La-Nina terjadi pada bulan Agustus-September (musim kemarau) dan serangannya sangat ekstrim. Petunjuk bahwa La-Nina menjadi pemicu ledakan WBC terbukti pada tahun 2010. Tahun 2010 adalah tahun La-Nina karena tidak ada musim kemarau, serangan WBC tahun 2010 di ketiga kabupaten cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (Gambar 1). Selanjutnya agar informasi ini bermanfaat, jika diprediksi oleh BMKG atau lembaga lain yang berwenang akan terjadi La-Nina pada musim kedepan dan adanya kenaikan suhu minimum 1-2oC serta kelembaban 6-10% maka lembaga terkait harus waspada. Antisipasi pengendalian OPT harus dilakukan dengan cepat sehingga tidak terjadi serangan yang mengakibatkan gagal panen. Ir. Erni Susanti, MSc (
[email protected]) Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Jl. Tentara Pelajar 1A, Bogor 16111
Petunjuk Cara Melipat:
Cover
r ve
Co
Cover
1. Ambil dua Lembar halaman tengah tabloid
2. Lipat sehingga cover buku (halaman warna) ada di depan.
Edisi 20-26 Juli 2011 No.3415 Tahun XLI
3. Lipat lagi sehingga dua melintang ke dalam kembali
Cover
Cover
4. Lipat dua membujur ke dalam sehingga cover buku ada di depan
5. Potong bagian bawah buku sehingga menjadi sebuah buku
Badan Litbang Pertanian