PERAN PENYULUH TERHADAP PROSES ADOPSIPENGENDALIAN HAMA WERENG BATANG COKLAT (WBC) (Nilaparvata lugens) (Studi Kasus Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi) Diat Sujatman Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Sukabumi Corr :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukmengetahui peran penyuluh terhadap proses adopsi petani dalam penerapan pengendalian hama wereng batang coklat. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 4 Desember 2013 sampai 29 Januari 2014.Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah survey terhadap 30 orang sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis uji korelasi PearsonProduct Moment (r) untuk mengetahui tingkat hubungan antara peranan penyuluh dengan proses adopsi petani dalam penerapan pengendalian hama wereng batang coklat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh memiliki hubungan yang sangat nyata terhadap proses adopsi pengendalian hama WBC.Peran penyuluh sebagai pembaharu memiliki hubungan yang kuat terhadap proses adopsi pada tahap sadar, minat dan mencoba pengendalian hama WBC. Pada tahap evaluasi, peran penyuluh sebagai penasehat memberikan efek nyata, namun memiliki hubungan yang rendah. Kata Kunci :Penyuluh, adopsi, Wereng Batang Coklat ABSTRACT This study aims to determine the role of extension workers to farmers' adoption process in the application of Nilaparvata lugens control. The research was conducted on December 4, 2013 until January 29, 2014. The study performed in Gegerbitung, District of Sukabumi, West Java province. The method used is a survey of 30 respondents. The analysis technique used is Pearson Product Moment Correlation (r) to determine the degree of correlation between the role of the farmer extension with the adoption process in the application of Nilaparvata lugens control. Research showed that the role of extension workers have a very significant effect on the farmersβ adoption process of in the application of Nilaparvata lugens control. Educator role as a reformer has a strong relationship to the conscious stage, interest and trying to apply pest control. In the evaluation phase, the role of extension workers as advisors gave real effect, but it had low correlation. Keywords:Extension, adoption,Nilaparvata lugens
PENDAHULUAN
jangka pendek usaha peningkatan produksi pangan. Salah satu bentuk reaksi ekologis
Implementasi program P2BN secara luas, intensif, dan cenderung seragam akan mengundang reaksi dan umpan balik ekologis yang secara potensial dapat menjadi penghambat pencapaian sasaran
yang sekarang dihadapi oleh petani adalah peningkatan letusan dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) terutama hama Wereng Batang Cokelat (WBC) beserta penyakit virus yang
1
ditularkan (virus kerdil rumput dan virus kerdil hampa). Faktor utama yang berkontribusi terhadap meningkatnya populasi dan meluasnya serangan WBC dalam beberapa tahun terakhir adalah potensi biotis WBC yang tinggi, faktor abiotik, dan kegiatan operasional budidaya padi yang favorable (mendukung) berkembangnya populasiWBC. Insektisida masih banyak digunakan untuk pengendalian WBC maupun hama padi lainnya. Penggunaan insektisida yang tidak tepat menyebabkan berbagai dampak yang tidak diinginkan, diantaranya resistensi dan resurjensi. Penyuluh pertanian merupakan agen perubahan yang langsung berhubungan dengan petani. Fungsi utamanya adalah mengubah perilaku petani melalui pendidikan non-formal sehingga petani memiliki kehidupan yang lebih baik secara berkelanjutan. Penyuluh dapat mempengaruhi sasaran melalui perannya sebagai penasehat, teknisi, organisator, penghubung maupun sebagai pembaharu bagi petani. Kecamatan Gegerbitung merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi, terdiri atas 7 desa yaitu Desa Gegerbitung, Caringin, Cijurey, Karangjaya, Ciengang, Sukamanah dan Buniwangi.Kecamatan tersebut merupakan wilayah yang mayoritas petaninya berusaha tani padi sawah dan dijadikan wilayah sasaran program P2BN sehingga untuk menunjang keberhasilan kegiatan tersebut dilakukan intensifikasi padi sawah yang cenderung tanpa memperhatikan dampak ekologis yang secara potensial dapat menjadi penghambat pencapaian sasaran jangka pendek usaha peningkatan produksi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh terhadap
proses adopsi petani dalam penerapan pengendalian hama wereng batang coklat.
METODOLOGI Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2013 sampai 29 Januari 2014. Lokasi penelitiandi Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat.Kecamatan Gegerbitung merupakan lokasi pelaksanaan Kursus Tani Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat (WBC). Peserta kursus tani tersebut terdiri atas 30 orang pengurus dan anggota kelompoktani yang ada di Kecamatan Gegerbitung. Peserta kursus tani tersebut yang menjadi sasaran dalam penelitian ini. Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian yang dapat membedakan antara sesuatu dengan yang lainnya (Suryabrata, 2004). Variabel terdiri atas dua jenis yaitu variabel independen tentang peranan penyuluh dan variabel dependen tentang proses adopsi.Variabel peranan penyuluhan meliputi aspek penyuluh sebagai penasehat, teknisi, penghubung, organisator dan pembaru. Skala pengukuran variabel peranan penyuluh adalah rating scale dengan skala 1, 2, 3, 4, dan 5. Variabel adopsi meliputi aspek tahapan sadar, minat, mencoba, menilai dan adopsi (penerimaan) yang diukur dengan Skala Model Likert yaitu skala 1, 2, 3, 4, dan 5. Sampelditentukan secara sengaja (purposive sampling). Menurut Bailey dalam Soehartono (2000), bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30 orang. Berdasarkan hal tersebut, responden pada penelitian ini
adalah seluruh peserta kursus tani sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan observasi dan wawancara terstruktur langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner sebagai acuannya.Untuk mendukung data yang diperoleh langsung dari responden (primer), dilakukan pendalaman data skunder dari laporan dan dokumentasi yang tersedia di Balai Penyuluhan Kecamatan. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Pearson Product Moment (r) untuk mengetahui tingkat hubungan antara peranan penyuluh dengan proses adopsi pengendalian hama wereng batang coklat dengan rumus: π
π= π.
π2 β
ππ β
π .
π 2 . π.
π
π2 β
π
2
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer dengan program SPSS version 19. HASIL DAN PEMBAHASAN Peran seorang penyuluh dapat diartikan bahwa seorang penyuluh berperan
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi penyuluh akan terlaksana dengan baik bila seorang penyuluh mampu memerankan tugas dan fungsinya dengan baik pula. Efektivitas Peran Penyuluh terhadap Proses Adopsi Petani dalam Penerapan Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa peran penyuluh mempunyai hubungan yang kuat dengan nilai r = 0,735 dan sangat signifikan pada alpha 0,01terhadap proses adopsi petani dalam Penerapan Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat. Besarnya Koefisien Determinasi (r)2 0,5404 atau 54,02% yang bermakna bahwa peran penyuluh memberikan kontribusi terhadap proses adopsi petani dalam Penerapan Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat sebesar 54,02% dan sisanya 45,98% yang ditentukan oleh variabel lain.Telihat nilai Ο lebih kecil dari tingkat Ξ± yang digunakan (0,000 < 0,01) sehingga H0 ditolak dan H1 di terima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan peran penyuluh terhadap proses adopsi petani dalam Penerapan Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat.
Tabel 1. Analisis korelasi peran penyuluh terhadap proses adopsi petani dalam penerapan pengenalian hama wereng batang coklat Peran Penyuluh Proses Adopsi Peran Penyuluh Pearson Correlation 1 ,735** Sig. (2-tailed) ,000 N 30 30 ** Proses Adopsi Pearson Correlation ,735 1 Sig. (2-tailed) ,000 N 30 30 **.Korelasi signifikan pada level 0.01 (uji 2 arah). Kartasapoetra, (1988) menyebutkan pertanian dengan kepentingan para petani bahwa penyuluh pertanian menjembatani yang memerlukan pembaharuan. Peranan kepentingan para peneliti di bidang penyuluh demikian besar. Kepada satu
pihak mereka harus tanggap danmenunjukkan kualitasnya agar dapat menampung dan memberikan informasiinformasi baru yang terjadi di lapangan, sedangkan kepada pihak yang lain yang menjadi sasaran penyuluhannya mereka harus menunjukkan pula kualitas dan kemampuannya sebagai penyuluh yang baik (sabar, tangguh, ulet, tekun, penuh kegairahan, harmonis dan toleran) sehingga tugas-tugasnya dapat berhasil dengan baik sebagaimana yang telah digariskan.Berdasarkan Rekapitulasi Tabel Korelasi Product Moment dapat
dikemukakan beberapa hal berkaitan hubungan antara Peranan Penyuluh dengan Proses Adopsi sebagai berikut; Efektivitas Hubungan Peran Penyuluh dengan Tahap Sadar petani Variabel peran penyuluh memiliki hubungan secara signifikan terhadap tahap sadar petani. Hal ini berarti terdapat efek Signifikan sangat nyata (highly significant) terlihat pada variabel Penasehat (0.657), Teknisi (0.661), Penghubung (0.605) dan Pembaharu (0.731). Sedangkan signifikan nyata (significant) terlihat pada variabel Organisator (0.442).
Tabel 2. Nilai Korelasi Product Moment (r) antara Peranan Penyuluh dengan Proses Adopsi pada uji dua arah (two tailes) dan (n=30). No Peranan Proses Adopsi Penyuluh Sadar Minat Mencoba Mencoba Adopsi ** Penasehat 0,657 0,427* 0,386* 0,695** 0,492** 1 Sig 0,000 Sig 0,19 Sig 0,035 Sig 0,000 Sig 0,006 ** Teknisi 0,661 0,553** 0,252 0,440* 0,452* 2 Sig 0,000 Sig 0,002 Sig 0,179 Sig 0,015 Sig 0,012 ** Penghubung 0,731 0,454* 0,344 0,407* 0,453* 3 Sig 0,000 Sig 0,012 Sig 0,063 Sig 0,026 Sig 0,012 * Organisator 0,442 0,413* 0,134 0,420* 0,343 4 Sig 0,015 Sig 0,023 Sig 0,480 Sig 0,021 Sig 0,063 ** Pembaharu 0,605 0,743** 0,350 0,733** 0,583** 5 Sig 0,000 Sig 0,000 Sig 0,058 Sig 0,000 Sig 0,001 Peran Penyuluh sebagai penasehat memiliki tingkat hubungan yang Kuat terhadap tahap sadar petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat. Besarnya Koefisien Determinasi 0,4316 atau 43,16%. Artinya peran penyuluh sebagai penasehat memberikan kontribusi terhadap tahap sadar petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat sebesar 43,16%. Peran penyuluh sebagai penasehat membantu menyadarkan petani bahwa wereng batang coklat merupakan hama
laten yang sulit dideteksi, tetapi keberadaannya selalu mengancam kestabilan produksi padi. Peran penyuluh sebagai teknisi memiliki tingkat hubungan yang Kuat terhadap tahap sadar petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat. Besarnya Koefisien Determinasi adalah (0,661)2 = 0,4369 atau 43,69%. Artinya peran penyuluh sebagai teknisi memberikan kontribusi terhadap tahap sadar petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat sebesar 43.69%.
Ini juga berarti penyuluh sebagai teknisi menguasai atau berkompeten secara teknis atas bahan/ materi inovasi yang akan disampaikan kepada petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat. Peran penyuluh sebagai penghubungmemiliki tingkat hubungan yang Kuat terhadap tahap sadar petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat. Besarnya Koefisien Determinasi adalah (0,605)2 = 0,3660 atau 36,60%. Artinya peran penyuluh sebagai penghubung memberikan kontribusi terhadap tahap sadar petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat sebesar 36,60%. Penyuluh memiliki hubungan kerja dengan lembaga yang berkaitan dengan pembinaan kelompoktani. Penyuluh membantu menjalin hubungan antara petani dengan lembaga terkait untuk menyampaikan informasi tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat kepada petani di wilayah binaannya. Peran penyuluh sebagai organisator memiliki tingkat hubungan Sedang terhadap tahap sadar petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat. Besarnya Koefisien Determinasi adalah (0,442)2 = 0,1954 atau 19,54%. Artinya peran penyuluh sebagai penasehat memberikan kontribusi terhadap tahap sadar petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat sebesar 19,54%. Peran penyuluh sebagai pembaharu memiliki tingkat hubungan yang Kuat terhadap tahap sadar petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat. Besarnya Koefisien Determinasi (r)2 peran penyuluh sebagai pembaharu
terhadap tahap sadar petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat adalah (0,731)2 = 0,5344 atau 53,44%. Artinya peran penyuluh sebagai penasehat memberikan kontribusi terhadap tahap sadar petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat sebesar 53.44%. Sebagai pembaharu penyuluh mungkin sering memperkenalkan atau mempromosikan cara Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat sehingga menimbulkan kesadaran petani dalam melakukan Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat. Penyuluh di Kecamatan Gegerbitung secara berkala dan berkesinambungan memberikan penyuluhan tentang pengendalian hama WBC kepada petani. Hal tersebut dapat membantu petani dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. Timbul dan tumbuhnya persoalan-persoalan tersebut sesungguhnya karena adanya keinginan dan kebutuhan petani. Keinginan, bahwa petani ingin melakukan pengendalian hama WBC untuk mendapatkan pendapatan yang maksimal. Kebutuhan, mereka sadar bahwa peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan hanya akan tercapai apabila mereka mengubah cara-cara usaha taninya. Mereka membutuhkan cara-cara atau teknologi dalam pengendalian hama WBC. Adanya kesadaran petani tentang pentingnya memperhatikan lingkungan dalam pengendalian hama WBC. Perlunya mengintegrasikan lingkungan dalam pengendalian hama WBC mulai pengelolaan lahan, air, tanaman, dan iklim secara terpadu dalam upaya peningkatan
produktivitas, pendapatan kelestarian lingkungan.
petani
dan
Efektivitas Hubungan Peran Penyuluh dengan Tahap Minat Petani Variabel peran penyuluh memiliki efek secara sangat signifikan terhadap tahap minat petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat. Signifikan sangat nyata (highly significant) terlihat pada variabel Teknisi (0.553), dan Pembaharu (0.743), sedangkan signifikan nyata (significant) pada variabel Penasehat (0.427), Penghubung (0.454) dan Organisator (0.413). Peran penyuluh sebagai penasehat memiliki tingkat hubungan Sedang terhadap tahap minat petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat. Besarnya koefisien determinasi adalah (0,427)2 = 0,1823 atau 18,23%. Artinya peran penyuluh sebagai penasehat memberikan kontribusi terhadap tahap minat petani tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat sebesar 18,23%. Penyuluh sebagai penasehat membantu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh petani dalam usahatani mengendalikan hama wereng batang coklat, mendorong semangat petani untuk ikut serta secara partisipatif dalam melakukan pengamatan secara berkala, melakukan penanaman serempak dan menanam varietas padi pilihan yang tahan terhadap serangan hama WBC. Menurut Baehaki (2011), harmonisasi petugas di lapangan, yaitu tripartit pengamat organisme pengganggu tanaman (POPT), penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan petugas kantor cabang dinas pertanian (KCD/UPTD) sangat diperlukan untuk kelancaran
operasional di lapangan. Di tingkat pusat, dalam pencapaian produksi 70,6 juta ton GKG, Ditjen Tanaman Pangan didukung oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Badan Litbang Pertanian, dan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Oleh karena itu, untuk menyamakan persepsi, tugas kenegaraan dan kemasyarakatan perlu dilakukan penyegaran dalam perlindungan tanaman dengan melibatkan petugas lapangan (POPT, PPL, dan KCD/UPTD). Keharmonisan tripartit sangat penting untuk membawa petani melakukan tanam serempak dalam satu kawasanyang luas dengan jadwal waktu tanam antara tanam pertama dan tanam terakhir 15 hari. Peran penyuluh sebagai teknisi memiliki tingkat hubungan Sedang terhadap tahap minat petani tentang Pengendalian Hama WBC. Besarnya koefisien determinasi adalah (0,553)2 = 0,3058 atau 30,58%. Artinya peran penyuluh sebagai teknisi memberikan kontribusi terhadap tahap minat petani dalam menerapkan Pengendalian Hama WBC secara terpadu sebesar 30,58%. Sebagai teknisi penyuluh memberikan penjelasan tentang Pengendalian Hama WBC lebih rinci dan menarik serta berhubungan langsung dengan kegiatan tersebut, sehingga menimbulkan minat petani untuk mengetahui lebih dalam pengendalian hama WBC. Peran penyuluh sebagai penghubung memiliki tingkat hubungan Sedang terhadap tahap minat petani melakukan pengendalian hama WBC secara terpadu. Besarnya koefisien determinasi adalah (0,454)2 = 0,2061 atau 20,61%. Artinya peran penyuluh sebagai penghubung memberikan kontribusi
terhadap tahap minat petani tentang Pengendalian Hama WBC sebesar 20,61%. Timbulnya minat petani dalam upaya Pengendalian Hama WBC dapat mendorong petani untuk mencari dan mengumpulkan informasi tentang Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat dari sumber informasi, misalnya lembaga dan individual. Dalam hal ini penyuluh berperan untuk menghubungkan petani dengan petugas terkait (POPT) untuk memperoleh informasi tentang carapengendalian hama WBC dan melakukan gerakan bersama. Peran penyuluh sebagai organisatormemiliki tingkat hubungan Sedang terhadap tahap minat petani tentang pengendalian hama WBC. Besarnya koefisien determinasi adalah (0,413)2 = 0,1706 atau 17,06%. Artinya peran penyuluh sebagai organisator memberikan kontribusi terhadap tahap minat petani dalam menerapkan Pengendalian hama WBC sebesar 17,06%. Peran penyuluh sebagai pembaharumemiliki tingkat hubungan Kuat terhadap tahap minat petani tentang pengendalian hama WBC. Besarnya koefisien determinasi adalah (0,743)2 = 0,5521 atau 55,21%. Artinya peran penyuluh sebagai pembaharu memberikan kontribusi terhadap tahap minat petani dalam menerapkan pengendalian hama WBC sebesar 55,21% Timbulnya minat petani di Kecamatan Gegerbitung untuk melakukan pengendalian hama WBC secara terpadu merupakan hasil peran penyuluh dalam memberikan penjelasan tentang pengendalian hama WBC kepada petani secara rinci dan menarik. Hal tersebut sesuai dengan Kartasapoetra, (1988), yang
menyatakan bahwa materi penyuluhan hendaknya bersifat menarik, yang berhubungan langsung dengan kegiatan usahatani dan menarik minat agar dapat dimanfaatkan oleh para petani.
Efektivitas Hubungan Peran Penyuluh dan Tahap Evaluasi Petani Peran penyuluh sebagai penasehat memiliki efek signifikan nyata (significant) dengan nilai 0,386 pada taraf 0.05 dan tingkat hubungannya rendah. Peran penyuluh sebagai penasehatmemiliki tingkat hubungan rendah terhadap tahap evaluasi petani dalam pengendalian hama WBC. Besarnya koefisien determinasi adalah (0,386)2 = 0,1490 atau 14,90%. Artinya peran penyuluh sebagai penasehat memberikan kontribusi terhadap tahap evaluasi petani dalam pengendalian hama WBC sebesar 14.90%. Peran penyuluh sebagai penasehat adalah melakukan kegiatan pembinaan kelompoktani, memberikan dorongan dan semangat petani. Penyuluh mangarahkan petani untuk mempertimbangkan, menilai/mengevaluasi secara sungguhsungguh dan mencocokkan dengan situasi yang mereka miliki. Pada tahap ini petani melakukan penilaian untuk menerapkan pengendalian hama WBC secara terpadu. Para petani membandingkan cara, keuntungan dan kemudahan pengendalian hama WBC dengan cara yang biasa mereka gunakan. Petani juga mengukur kemampuan mereka untuk menerapkan pengendalian hama WBC serta mengatasi persoalan-persoalan
yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan pengendalian hama WBC. Menurut Soekartawi (1988), pekerjaan melakukan evaluasi memang tidak semudah seperti yang dibayangkan. Didalam kenyataan sehari-hari, pekerjaan evaluasi ini berjalan dalam suatu dimensi waktu, mungkin dapat satu minggu atau bahkan setahun atau mungkin lebih. Bila keputusan dalam tahapan evaluasi ini selesai dan ia menyatakan βyaβ (menerima) maka tahapan selanjutnya adalah menginjak pada tahap mencoba. Tingkat Pengetahuan dan keterampilan petani dalam melakukan penilaian pengendalian hama WBC menentukan sikap petani untuk mengambil keputusan. Rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan petani berpotensi mengabaikan pelaksanaan penilaian pengendalian hama WBC dan timbul rasa keraguan pada mereka untuk menerapkan pengendalian hama WBC. Sehingga mereka melewati tahap penilaian dan melanjutkan pada tahap adopsi berikutnya. Oleh karena itu pada tahap ini diharapkan penyuluh berperan memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang pengendalian hama WBC sehingga dapat menghilangkan keraguan petani. Kartasapoetra (1988) menyatakan bahwa peranan penyuluhan dalam memberikan penjelasan yang gamblang dan terinci adalah sangat penting. Penyuluh harus dapat menghilangkan segala keraguan sehingga timbul keinginan pada petani untuk mulai mencoba teknologi baru tersebut.
Efektivitas Peran Penyuluh terhadap Tahap Mencoba dalam Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat Variabel peran penyuluh memiliki efek secara signifikan terhadap tahap mencoba (petani mencoba menerapkan Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat. Signifikan sangat nyata (highly significant) terlihat pada variabel Penasehat (0,695) dan Pembaharu (0,733) dan signifikan nyata (significant) terlihat pada variabel Teknisi (0,440), Penghubung (0,407) dan Organisator (0,420) dan hubungannya Kuat. Peran penyuluh sebagai penasehat memiliki tingkat hubungan Kuat terhadap tahap mencoba (petani mencoba menerapkan pengendalian hama WBC). Besarnya koefisien determinasi adalah (0,695)2 = 0,4830 atau 48,30%. Artinya peran penyuluh sebagai penasehat memberikan kontribusi terhadap tahap mencoba (petani mencoba menerapkan pengendalian hama WBC) sebesar 48,30%. Penyuluh sebagai penasehat melakukan pembinaan dan memberikan semangat kepada petani dalam rangka melakukan praktek percobaan dan gerakan bersama pengendalian hama WBC di lahan mereka. Peran penyuluh sebagai teknisi memiliki tingkat hubungan Sedang terhadap tahap mencoba (petani mencoba menerapkan pengendalian hama WBC). Besarnya koefisien determinasi adalah (0,440)2 = 0,1936 atau 19,36%. Artinya peran penyuluh sebagai teknisi memberikan kontribusi terhadap tahap mencoba sebesar 19,36%. Penyuluh sebagai teknisi senantiasa mengajarkan dan melatih petani untuk melakukan
percobaan dalam pengendalian hama WBC. Peran penyuluh sebagai penghubung memiliki tingkat hubungan Sedang terhadap tahap mencoba (petani mencoba menerapkan pengendalian hama WBC). Besarnya koefisien determinasi adalah (0,407)2 = 0,1657 atau 16,57%. Artinya peran penyuluh sebagai penghubung memberikan kontribusi terhadap tahap mencoba sebesar 16,57%. Petani memerlukan sarana berupa peralatan dan bahan dalam pelaksanaan percobaan pengendalian hama WBC. Oleh karena itu penyuluh berperan untuk menghubungkan petani dengan lembaga penyedia sarana produksi yang dapat memudahkan petani dalam melakukan percobaan Penerapan pengendalian hama WBC. Peran penyuluh sebagai organisator memiliki tingkat hubungan Sedang terhadap tahap mencoba (petani mencoba menerapkan pengendalian hama WBC). Besarnya koefisien determinasi adalah (0,420)2 = 0,1764 atau 17,64%. Artinya peran penyuluh sebagai organisator memberikan kontribusi terhadap tahap mencoba sebesar 17.64%. Dalam pelaksanaan gerakan bersama pengendalian hama WBC di lahan petani, penyuluh senantiasa dapat memfungsikan diri sebagai tempat belajar bagi petani. Dalam hal ini penyuluh membimbing, memperagakan dan menuntun petani untuk melakukan percobaan dan gerakan bersama pengendalian hama WBC. dan sekaligus memberikan contoh-contoh cara atau aplikasi yang benar. Hal tersebut harus dilakukan karena jika pelaksanaan percobaan pengendalian hama WBC tidak berhasil, maka kepecayaan petani akan
hilang dan sulit untuk ditumbuhkan. Sebaliknya jika percobaan pengendalian hama WBC berhasil, maka petani akan mengikuti dan menerapkan pengendalian hama WBC secara berkala dan terpadu. Peran penyuluh sebagai pembaharu memiliki tingkat hubungan Kuat terhadap tahap mencoba (petani mencoba menerapkan pengendalian hama WBC). Besarnya koefisien determinasi adalah (0,733)2 = 0,5373 atau 53,73%. Artinya peran penyuluh sebagai pembaharu memberikan kontribusi terhadap tahap mencoba sebesar 53,73%. Penyuluh dapat memberikan perubahanperubahan teknik pengendalian hama WBC yang sering dilakukan oleh petani dengan pendekatan pengendalian hama WBC secara terpadu dan benar.Pada tahap mencoba, petani langsung menuangkan pikiran mereka dalam pengendalian hama WBC di lapangan. Artinya petani mengambil keputusan untuk menerima strategi pengendalian hama WBC sesuai anjuran atau tidak. Hal tersebut bergantung pada hasil uji coba yang dilakukan pada lahan mereka. Jika hasil gerakan bersama memberikan hasil yang sesuai dengan harapan mereka, maka petani akan mengambil keputusan untuk menerapkan pengendalian hama WBC secara terpadu dan berkesinambungan. Menurut Soekartawi (1988), petani dihadapkan dengan suatu problema yang nyata. Ia harus menuangkan pikirannya tentang minat dan evaluasi tentang ide baru dalam suatu kenyataan yang sebenarnya. Pemikiran itu harus dituangkan dalam praktek, sesuai dengan apa yang disebut dengan tahapan βmencobaβ dari ide baru.
Efektivitas Hubungan Peran Penyuluh dan Tahap Adopsi Petani Berdasarkan Tabel rekapitulasi terdapat empat variabel peran penyuluh yang memiliki efek signifikan terhadap tahap adopsi petani. Signifikan sangat nyata terlihat pada variabel Penasehat (0,492) dan Pembaharu (0,583). sedangkan taraf nyata (significant) pada variabel Teknisi (0,452) dan Penghubung (0,453). Peran penyuluh sebagai penasehat memiliki tingkat hubungan sedang terhadap tahap adopsi petani dalam menerapkan pengendalian hama WBC. Besarnya koefisien determinasi adalah (0,492)2 = 0,2421 atau 24,21%. Artinya peran penyuluh sebagai penasehat memberikan kontribusi terhadap tahap adopsi petani dalam pengendalian hama WBC sebesar 24,21%. Pada tahap adopsi petani kemungkinan penyuluh secara rutin melakukan pembinaan tehadap petani dalam penerapan pengendalian hama WBC. Penyuluh membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh petani yang berhubungan dengan pengendalian hama WBC Peran penyuluh sebagai teknisi memiliki tingkat hubungan Sedang terhadap tahap adopsi petani untuk menerapkan pengendalian hama WBC. Besarnya koefisien determinasi adalah (0,452)2 = 0,2043 atau 20,43%. Artinya peran penyuluh sebagai teknisi memberikan kontribusi terhadap tahap adopsi petani untuk menerapkan pengendalian hama WBC sebesar 20,43%. Meskipun petani dapat melakukan pengendalian hama WBC secara mandiri, namun petani masih membutuhkan pendampingan seorang penyuluh dalam
rangka mengajarkan dan melatih petani dalam penerapan pengendalian hama WBC. Peran penyuluh sebagai penghubung memiliki tingkat hubungan Sedang terhadap tahap adopsi petani dalam pengendalian hama WBC. Besarnya koefisien determinasi adalah (0,453)2 = 0,2053 atau 20,53%. Artinya peran penyuluh sebagai penghubung memberikan kontribusi terhadap tahap adopsi petani dalam menerapkan pengendalian hama WBC sebesar 20,53%. Peran penyuluh sebagai pembaharu memiliki tingkat hubungan Sedang terhadap tahap adopsi petani untuk menerapkan pengendalian hama WBC. Besarnya koefisien determinasi adalah (0,583)2 = 0,3399 atau 33,99%. Artinya peran penyuluh sebagai pembaharu memberikan kontribusi terhadap tahap adopsi petani dalam menerapkan pengendalian hama WBC sebesar 33,99%. Dalam konteks peran penyuluh sebagai pembaharu, penyuluh harus secara berkala menciptakan pembaharuan dan menanamkan disiplin pada petani untuk melakukan penanaman secara serempak. Hal tersebut sesuai dengan Baehaki (2011) yang mengemukakan bahwa secara teknis, tanam padi serempak sangat penting untuk menghindari penumpukan hama pada satu daerah atau pada titik serangan yang selanjutnya akan menyebar menjadi hama pada areal yang luas. Tanam padi secara serentak dalam areal yang luas tidak dibatasi oleh batas administrasi pemerintahan. Hal ini karena wereng batang coklat terbang bermigrasi tanpa terhalang oleh sungai atau lautan. Bila suatu daerah mengalami panen atau
puso maka wereng makroptera (bersayap panjang) dalam jumlah banyak akan terbang bermigrasi mencari pertanaman padi muda untuk berkembang biak. Jika areal tempat migrasi sempit maka populasi wereng imigran akan semakin padat. Hal ini perlu disadari oleh petugas maupun petani bahwa wereng batang coklat dapat bermigrasi sampai 200 km dari daerah/titik serangan ke daerah yang pertanaman padinya berada pada fase vegetatif.
hamaWBC perlu dipertahankan karena memiliki hubungan dengan proses adopsi petani dan dapat memberikan implikasi dan dampak luas terhadap keberdayaan petani dalam mengamankan produksi padi nasional. Pembinaan yang berkesinambungan sebagai tindak lanjut kegiatan kursus tani pengendalian hamaWBC harus terus dilakukan oleh para petugas pertanian, penyuluh, POPT dan instansi terkait. DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa peran penyuluh memiliki hububungan yang sangat kuat dengan proses adopsi petani dalam menerapkan pengendalian hama WBC. Peran penyuluh sebagai pembaharu memiliki hubungan yang kuat dengan tahap sadar, minat dan mencoba menerapkan pengendalian hama WBC. Pada tahap evaluasi, peran penyuluh sebagai penasehat memiliki hubungan yang rendah. Saran Penyelenggaraan penyuluhan tentang
kegiatan pengendalian
Abdurahman, M dan Muhidin, SA. 2007. Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian.Bandung: Pustaka Setia. Baehaki,
S.E. 2011. Strategi Pundamental Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat Dalam Pengamanan Produksi Padi Nasional. Sukamandi: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian.Jakarta: Bina Aksara. Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi PertanianJakarta: Universitas Indonesia (UIPress).